Upload
nadia-friza
View
660
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul Ergonomic Assesment (Objek: Kantin Biru ITB)
Citation preview
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 1
LAPORAN PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI (TI-2111)
ERGONOMIC ASSESMENT
Kantin Labtek Biru Kebab
Institut Teknologi Bandung
Oleh
KELOMPOK 3
Yanuar Prima 13406003
Nadia Fadhilah Riza 13406069
Dimas Panji F. 13406131
Reza Donadoni 13406176
Ilma Jayanti 13406182
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2007
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 2
Kesimpulan
Perbaikan
Evaluasi sistem kerja
Analisis
Pengolahan data
Pengumpulan data
Pengamatan sistem kerja
Penyetujuan dari asisten
Pemilihan objek penelitian
Penetapan tujuan praktikum
Pemilihan permasalahan
antropometri, biomekanika
kerja, dan visual display
Tidak cukup
Cukup
FLOWCHART
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Sistem Kerja
Sistem kerja yang dipilih pada pengamatan kali ini sebagai objek pengamatan tugas
Evaluasi Ergonomi adalah sistem kerja pada sebuah kantin di Laboratorium Teknik X
Institut Teknologi Bandung (Labtek X ITB) yaitu Kantin Labtek Biru.
Kantin Labtek Biru terletak di tengah-tengah Labtek X dan beroperasi dari pukul
08.00 hingga 15.00. Kantin ini menyuplai kebutuhan makanan dan minuman warga
ITB dengan menu yang disajikan beef kebab, chicken kebab, vegetarian kebab, beef
babaluba, chicken babaluba, sandwich, beef burger, nasi goreng kornet, nasi
langgi, yoghurt, dan lain-lain. Rentang harga menu antara Rp 2000,00 sampai
dengan Rp 6500,00.
Layout kantin labtek kebab
pintu
Tong
sampah
westafelEmber 1 Ember 3Ember 2
Ember 4
Kulkas 1 Kulkas 2
Meja pelayanan
Meja
kompor
Rak
makanan 1
Rak
makanan 2
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 4
1.2. Latar Belakang Pemilihan Objek
Kantin Labtek Biru dipilih karena Kantin Labtek Biru merupakan tempat makan yang
relatif banyak dikunjungi (memenuhi kebutuhan warga ITB terutama di sekitar
Labtek X) dan juga mempunyai aspek-aspek ergonomi yang cocok untuk dijadikan
objek penelitian dan analisis dalam tugas PSKE kali ini. Objek antropometri yang
dipilih pada Kantin Labtek Biru ada dua, yaitu meja pelayanan dan meja kompor.
Meja pelayanan dipilih karena meja pelayanan merupakan objek yang selalu
berhubungan langsung dengan gerakan-gerakan pekerjanya. Jika tingkat
keergonomisan meja pelayanan kurang, maka pekerja akan kesulitan melayani
pengunjung dan dampaknya, pekerja menjadi kurang nyaman dengan situasi
kerjanya. Produktifitasnya pun menjadi menurun. Untuk lebih jelasnya, akan
dibahas pada bab selanjutnya. Meja kompor dipilih karena pekerjaan utama pekerja
(memasak) berhubungan dengan kompor. Jika tingkat keergonomisan meja kompor
kurang baik, maka pekerja akan merasa kurang nyaman dalam melaksanakan
aktivitas kerjanya, hal ini tentu juga dapat mengurangi produktivitas pekerja.
Objek biomekanika yang dipilih adalah pengambilan air dari ember ke westafel di
dalam Kantin Labtek Biru. Westafel ini dianggap penting karena pada westafel
inilah pekerja melakukan semua pekerjaan mencuci, termasuk mencuci sayur. Pada
saat pekerja melakukan gerakan mengambil air dari bawah ke atas, terdapat beban
yang diangkat oleh pekerja. Mengacu pada prinsip ergonomi, terdapat batas
maksimum beban yang diperbolehkan untuk meminimalisasi kemungkinan cedera
atau kelebihan beban kerja. Hal itulah yang melatarbelakangi penelitian tentang
biomekanika ini.
Objek visual display yang dipilih adalah plang menu pada Kantin Labtek Biru. Plang
menu ini dianggap penting karena melalui plang menu ini pengunjung mendapatkan
informasi mengenai menu-menu yang tersedia di Kantin Labtek Biru beserta
harganya. Jika plang menu tersebut tingkat keergonomisannya kurang, pengunjung
akan merasa kurang nyaman dan dapat mengurangi jumlah pengunjung yang
mengunjungi Kantin Labtek Biru meskipun tidak begitu signifikan. Keadaan display
yang kurang baik juga dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakjelasan. Hal ini
dapat menimbulkan antrian pada pembeli, karena mengalami kesulitan dalam
membaca dan menentukan menu.
1.3. Tujuan
Tujuan pelaksanaan tugas Evaluasi Ergonomi adalah:
1) Mampu memahami dan mengaplikasikan keilmuan ergonomi dalam
kehidupan sehari-hari
2) Dapat menganalisis suatu objek (tempat, produk, metode kerja) dari sudut
pandang ergonomi
3) Mengetahui aspek-aspek yang menyebabkan munculnya permasalahan desain
ergonomis
4) Dapat merancang perbaikan objek menjadi lebih ergonomis
1.4. Sistematika Penulisan
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 5
Laporan tugas Evaluasi Ergonomi dibagi ke dalam 5 bab. Bab I adalah pendahuluan
yang berisi deskripsi sistem kerja, latar belakang pemilihan objek, tujuan dan
sistematika penulisan.
Bab II berisi deskripsi objek pada saat penelitian dilakukan beserta foto-fotonya.
Deskripsi objek yang diteliti adalah objek antropometri (meja pelayanan dan meje
kompor), objek biomekanika (westfel), dan objek visual display (plang menu) pada
Kantin Labtek Biru.
Bab III merupakan analisis terhadap objek penelitian yang telah diamati. Dari setiap
objek yang diteliti, dilakukan analisis tentang faktor-faktor ergonomi yang dimiliki
objek pada saat ini (pada analisis kondisi existing) dan rancangan perbaikan objek
berupa deskirpsi dan gambar rancangan (untuk objek antropometri dan objek visual
display) serta perhitungan RWL (Recommended Weight Limit) perbaikan pada objek
biomekanika.
Bab IV berisi tentang analisis perbandingan kondisi existing dengan usulan perbaikan
untuk masing-masing objek yang diteliti.
Bab V merupakan kesimpulan dari penelitian Evaluasi Ergonomi yang telah
dilakukan. Laporan ini ditutup dengan daftar pustaka.
Secara umum sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut:
Flowchart
BAB I Pendahuluan
1.1 Deskripsi Sistem Kerja
1.2 Latar Belakang Pemilihan Objek
1.2 Tujuan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB II Evaluasi Kondisi Existing
2.1 Antropometri
2.1.1. Deskripsi kondisi saat ini
2.1.2. Foto objek
2.2 BIomekanika
2.2.1. Deskripsi kondisi saat ini
2.1.2. Foto objek
2.3 Visual Display
2.3.1. Deskripsi kondisi saat ini
2.3.2. Foto objek
BAB III Perancangan
3.1. Antropometri
3.1.1. Analisis Kondisi Existing
3.1.2. Rancangan perbaikan (berupa deskripsi disertai gambar
rancangan)
3.2. Biomekanika
3.2.1. Analisis Kondisi Existing
3.2.2. Perhitungan Perbaikan RWL
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 6
3.3. Visual Display
3.3.1. Analisis Kondisi Existing
3.3.2. Rancangan perbaikan (berupa deskrispsi disertai gambar
rancangan)
BAB IV Analisis perbandingan kondisi existing dengan usulan perbaikan
4.1. Antropometri
4.2. Biomekanika
4.3. Visual Display
BAB V Kesimpulan
Daftar Pustaka
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 7
BAB II
EVALUASI KONDISI EXISITING
2.1. Antropometri
2.1.1. Deskripsi kondisi saat ini
A. Meja pelayanan
Meja pelayanan pada Kantin Labtek Biru terbagi atas 4 susunan bagian, yaitu
meja kayu, rak minuman, laci, dan stand besi. Meja kayu pada meja
pelayanan berfungsi sebagai tempat peletakan makanan dan minuman
pesanan dari pekerja kepada pengunjung, rak minuman berfungsi sebagai
tempat untuk memajang minuman botol yang tersedia di Kantin Labtek Biru
juga, laci berfungsi sebagai tempat penyimpanan uang, dan stand besi
berfungsi sebagai meja pengunjung (tempat pengunjung meletakkan tangan
saat kelelahan menunggu makanan).
Meja pelayanan secara keseluruhan memiliki tinggi 170 cm lebar 50 cm, dan
panjang 250 cm. Tinggi meja pelayanan tersebut terdiri atas tinggi meja
kayu 100 cm ditambah tinggi rak minuman 70 cm. Lebar meja pelayanan
tersebut terdiri atas 50 cm lebar meja kayu. Sedangkan untuk panjang meja
pelayanan terdiri atas 250 cm panjang meja kayu dan 100 cm panjang rak
minuman yang terletak di atasnya.
Lay-out Meja Pelayanan
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 8
Permasalahannya, untuk menempatkan makanan pesanan pada bagian luar
meja, operator kedua harus melakukan jangkauan yang dirasa terlalu jauh,
sehingga pekerja harus jinjit untuk dapat melakukannya. Lebih jelasnya,
dapat terlihat pada gambar. Jangkauan tangan operator kedua adalah 68
cm. Sedangkan operator pertama memiliki jangkauan tangan 83 cm.
2.1.2. Foto objek
Kondisi meja pelayanan dilihat dari dalam
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 9
Kondisi meja pelayanan dilihat dari luar
Kondisi pekerja yang melakukan gerakan menjangkau sambl jinjit
B. Meja kompor
Meja kompor pada Kantin Labtek Biru adalah meja sebagai tempat untuk
dudukan kompor. Meja kompor berbahan dasar kayu, memiliki tinggi 70 cm,
lebar 50 cm, dan panjang 90 cm. Meja kompor terdiri atas 2 buah kompor,
dengan masing-masing kompor berdiameter 20 cm. Meja kompor yang
memiliki ketinggian 70cm dirasa terlalu tinggi untuk pekerja yang bertinggi
badan 150cm ke bawah, sehingga dalam proses memasak, gerakan tangan
dirasa kurang nyaman. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
Kondisi yang
kurang nyaman
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 10
Lay-out Meja Kompor
Gambar meja kompor yang digunakan untuk memasak
2.1.3. Foto objek
Foto operator sedang memasak
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 11
Permasalahannya terdapat perbedaan tinggi kedua operator dalam satu stasiun
kerja. Operator pertama (laki – laki) memiliki tinggi siku berdiri 104 cm,
sedangkan operator kedua (perempuan) memiliki tinggi siku berdiri 93 cm.
2.2. Biomekanika
Aspek biomekanika kerja yang kita amati pada stasitun kerja Labtek Kebab ini
terdapat pada saat operator memindahkan air yang semula berada pada ember di
ketinggian 0m dari lantai, ke westafel dengan ketinggian
Pada proses kerja yang mengandung aspek biomekanika, diasumsikan operator
menggunakan dua tangan saat bekerja.
Data yang dapat diambil dari stasiun kerja untuk perhitungan RWL :
1. Vertical distance : jarak dari telapak tangan ke lantai
Keadaan Awal = Tinggi awal ember = 0cm
Keadaan Akhir = Tinggi perpindahan air ke westafel = 100cm
2. Horizontal distance : jarak titik tengah mata kaki-beban
Keadaan Awal = saat beban di tempat awal = 40cm
Keadaan Akhir = saat beban di tempat akhir (westafel) = 50cm
3. Sudut Asimetrik : sudut antara bidang sagital dengan garis horizontal
Keadaan Awal = 83o
Keadaan Akhir = 0o
4. Coupling Type : kondisi pegangan pada beban
good, v>75cm = 1
5. Frekuensi : berapa frekuensi operator melakukan gerakan tersebut.
6x per 1 menit, FM = 0,75
6. Distance : Jarak vertikal perpindahan benda dari titik awal – ke titik akhir
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 12
2.2.1. Foto objek
2.3. Visual Display
2.3.1. Deskripsi kondisi saat ini
Pada Kantin Labtek Biru tidak terdapat Plang Nama yang khusus untuk
menginformasikan nama kantin. Plang yang terdapat di Kantin Labtek Biru
hanya Plang Menu yang memuat informasi berupa menu makanan dan minuman
yang tersedia di Kantin Labtek Biru beserta keterangan harganya.
Plang Menu pada Kantin Labtek Biru terdiri atas 3 kolom dan 7 baris menu
makanan dan minuman yang tersedia di Kantin Labtek Biru. Plang menu ini
berdimensi tinggi 60 cm dan panjang 250 cm, serta berada di ketinggian 226 cm
di atas tanah. Plang menu memiliki warna dasar orange dan warna tulisan
hitam, dengan ketinggian masing-masing huruf sebesar 8 cm dan lebar 3 cm,
dengan jarak antar huruf 0.5 cm, dan jarak antar baris 1.5 cm. Jarak pandang
horisontal pelanggan 120 cm. Jenis huruf yang dipakai secara umum adalah jenis
huruf bold.
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 13
2.3.2. Foto objek
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 14
BAB III
EVALUASI KONDISI EXISITING
3.1 Antropometri
3.1.1 Analisis kondisi existing
Untuk meja pelayanan
Kondisi meja pelayanan saat ini masih kurang baik terutama untuk operator
kedua, karena dia harus melakukan gerakan menjinjit sambil menjangkau saat
memberikan makanan pesanan kepada pelanggan. Dengan tinggi meja
pelayanan sebesar 100 cm dan total lebar meja pelayanan keseluruhan sebesar
100 cm tentu akan sangat menyulitkan bagi operator kedua yang jangkauan
tangannya hanya 68 cm dan tinggi sikunya sebesar 95 cm.
Untuk meja kompor
Permasalahan utama dari meja kompor adalah mengena ketinggiannya, hal ini
diakibatkan oleh perbedaan ketinggian dari kedua operator yang cukup jauh.
Operator pertama dengan tinggi 168 cm dan tinggi siku berdirinya sebesar 103
cm, sedangkan operator kedua memiliki tinggi 153 cm dengan tinggi siku
sebesar 95 cm. Dari perbedaan ketinggian itu, tentu akan sangat emnyuitkan
bagi operator kedua saat memasak, sedangkan untuk operator pertama tinggi
kompor sudah cukup baik.
3.1.2 Rancangan perbaikan
Untuk meja pelayanan.
Perbaikan yang akan dilakukan untuk meja pelayanan adalah dengan
mengurangi tinggi meja pelayanan sehingga sesuai dengan tinggi siku berdiri
dari operator kedua. Selain itu untuk memudahkan operator kedua dalam
memberikan pesanan maka lebar stand besi akan diperkecil sehingga sesuai
dengan panjang lengan ke depan operator kedua.
Untuk meja kompor.
Karena terdapat perbedaan ketinggian yang cukup signifikan antara kedua
operator maka terjadi perbedaan tingkat kenyamanan dalam melakukan kerja
yang dirasakan oleh kedua operator. Operator yang memiliki tinggi badan lebih
tinggi tidak mendapatkan masalah saat memasak karena tinggi siku berdirinya
sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada buku Human Factor Engineering
yaitu minimal memiliki beda ketinggian 10 cm antara siku dan meja kompor.
Akan tetapi untuk operator yang tinggi badannya lebih rendah mengalami
ketidaknyamanan saat bekerja karena tinggi siku sama dengan tinggi meja
kompor.Tentunya kondisi ini kurang sesuai untuknya. Untuk mengurangi
ketidaknyamanan ini kami menyarankan agar operator 2 menggunakan papan
dengan tinggi kurang lebih 10 cm agar memiliki tinggi siku berdiri sesuai
dengan ketentuan yang terdapat pada buku Human Factor Engineering.
3.2 Biomekanika
3.2.1 Analisis kondisi existing
Dari data-data di atas, dapat dilakukan perhitungan RWL (Recomended Weight
Limit) sebagai berikut :
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 15
Keadaan Awal
LC = konstanta pembebanan = 23 Kg
HM = Horizontal Multiply = 25/H = 25/40 = 0.625
DM = Distance Multiply = 0.82 + 4.5/89 = 0.87
VM = 1- 0.0145 (69-11)= 0.159
AM = 1- (0.005 x 0) = 1
FM = Frequence multiply = 0.75
CM = Coupling Type = 1.00
RWL = 23 x 0.625 x 0.87 x 0.159 x 1 x 0.75 x 1
= 1.491
Lifting Index = 81824.0491.1
220.1
RWL
beratbeban
Keadaan Akhir
LC = konstanta pembebanan = 23 Kg
HM = Horizontal Multiply = 25/H = 25/50 = 0.5
DM = Distance Multiply = 0.82 + 4.5/89 = 0.87
VM = 1- 0.0132 (100-69)= 0.590
AM = 1- (0.0025 x 83) = 0.7925
FM = Frequence multiply = 0.75
CM = Coupling Type = 1.00
RWL = 23 x 0.5 x 0.87 x 0.590 x 0.7925 x 0.75 x 1
= 3.50
Lifting Index = 34857.050.3
220.1
RWL
beratbeban
3.2.2 Perhitungan RWL perbaikan
Karena lifting index yang didapat kurang dari 1, maka tidak perlu dilakukan adanya
RWL perbaikan.
3.3 VISUAL DISPLAY
3.3.1 Analisis kondisi existing
Display yang sudah ada masih kurang ergononis karena bagi pengunjung yang
tinggi tubuhnya relatif kurang akan kesulitan untuk membaca display tersebut.
Untuk dapat membaca display secara keseluruhan, pengunjung tersebut harus
menengadah dahulu. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan pada display ini.
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 16
a = 36,47o dan b = 51,09o
Untuk komposisi huruf display menu yang telah ada saat ini sudah mendekati
baik, karena dengan komposisi ketinggian masing-masing huruf sebesar 8 cm
dan lebar 3 cm, tebal 1 cm, dengan jarak antar huruf 0.5 cm, dan jarak antar
baris 1.5 cm, huruf –huruf tersebut dapat dibaca dengan mudah oleh
pengunjung. Namun, keadaan ini tidak cukup baik karena warna huruf adalah
hitam dengan latar belakang orange. Menurut Heglin (1973) jika kekontrasan
tulisan dengan latar belakang rendah maka huruf yang sebaiknya digunakan
memiliki perbandingan tinggi:tebal yang rendah misal 1:5.
Display menu memiliki warna dasar orange dan warna tulisan hitam, dengan
komposisi warna seperti ini display menu agak sulit untuk dibaca dari jarak
yang melebihi dari 5 meter.Warna orange memang cukup mencolok tetapi
memiliki efek tidak nyaman bagi pembacanya, apalagi untuk pembacaan dalam
jangka waktu lama.
3.3.2 Rancangan perbaikan
Untuk perbaikan dalam hal penempatan display menu agar pelanggan dapat
dengan mudah melihat daftar menu, kami menyarankan agar display menu
dipasang di bagian tembok kiri yang kosong dan daftar menu dibuat dalam
bentuk 2 kolom saja. Kolom pertama memuat jenis–jenis makanan atau
minuman dan kolom kedua memuat daftar harga. Sedangkan untuk display di
bagian atas hanya menunjukkan nama kantin saja.
DAFTAR MENU
makanan harga
120 cm
88,7cm c
60 cm
286 cm
137,3 cm
a
c
m
b
c
m
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 17
Untuk perbaikan dalam hal komposisi huruf yang diubah adalahperbandingan
tinggi dan tebal huruf. Sumber yang dijadikan acuan adalah Heglin (1973) yang
menyatakan kekontrasan huruf yang baik salah satunya bergantung pada
kondisi pencahayaannya.
Untuk perbaikan dalam hal komposisi warna agar dapat dilihat dengan jelas
sekaligus dapat menarik perhatian pengunjung kami menyarankan untuk
mengganti warna background menjadi warna putih dan warna huruf menjadi
warna biru. Hal ini akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
minuman harga
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 18
BAB IV
ANALISIS PERBANDINGAN KONDISI EXISTING
dengan USULAN PERBAIKAN
4.1 Antropometri
a. Meja pelayanan
Untuk tinggi meja pelayanan kami menggunakan persentil 5 dari data
antropometri tinggi siku berdiri yang sudah ada. Hal ini didasarkan oleh untuk
operator yang lebih tinggi dari persentil 5 akan lebih mudah untuk dapat melayani
pelanggan, karena semakin tinggi pelanggan jangkauannya akan semakin jauh.
Sedangkan untuk labar meja pelayanan digunakan persentil 5 dari data
antropometri jangkauan tangan ke depan sehingga untuk operator yang lebih
panjang dari persentil 5 tidak akan bermasalah. Berdasarkan perhitungan, tinggi
siku berdiri persentil 5 adalah 92.68 cm, sedangkan untuk jangkauan tangan ke
depan adalah sebesar 73.105 cm.
Bentuk perbaikan yang kami lakukan untuk meja pelayanan adalah
mengurangi tinggi dan lebar meja pelayanan. Untuk tinggi meja pelayanan dapat
dikurangi dengan cara mebuat lubang di lantai tepat dibawah meja sehingga tinggi
meja akan sesuai dengan tinggi siku berdiri persentil 5, yaitu sebesar 92.68 cm.
Karena tinggi meja pelayanan adalah sebesar 100 cm sehingga kedalaman lubang di
lantai adalah sebesar 8 cm.
Untuk lebar meja pelayanan dapat dikurangi dengan cara memotong stand
besi tempat pelanggan menunggu pesanan. Hal ini didasarkan oleh stans besi yang
kurang berfungsi sebagaimanan mestinya, pada dasarnya stand besi digunakan
untuk tempat meletakkan baki tatakan piring saat mengambil makanan dan ini
biasa digunakan untuk pelayanan makanan prasmanan, sedangkan pada Kantin
Labtek Kebab tidak menyediakan pelayanan makanan prasmanan. Karena lebar
meja pelayanan total adalah sebesar 100 cm sedangkan jangkauan tangan ke depan
untuk persentil 5 adalah sebesar 73.105 cm maka lebar stand besi akan dipotong
dari 50 cm menjadi hanya 23 cm saja.
b. Meja kompor
Perbaikan yang disarankan mengacu pada buku Human Factor Engineering yaitu
mengenai beda ketinggian minimal antara meja kompor dan siku operator, ±10 cm.
Pada operator satu, operator pria dengan tinggi siku 93 cm, ketinggian meja
kompor tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi untuk operator wanita yang tinggi
badannya lebih rendah, terdapat kecenderungan timbulnya ketidaknyamanan saat
bekerja karena tinggi siku sama dengan tinggi meja kompor. Untuk mengurangi
ketidaknyamanan ini kami menyarankan agar operator 2 menggunakan suatu alat
bantu berupa papan penumpu (bangku) dengan tinggi kurang lebih 10 cm agar
operator tersebut memiliki tinggi siku berdiri sesuai dengan ketentuan yang ada.
Perbaikan yang dilakukan tidak menggunakan metode persentil karena pada stasiun
kerja tersebut hanya terdapat dua operator, dengan operator yang bermasalah
hanya satu orang.
4.2 Biomekanika
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 19
4.3 Visual display
Untuk tinggi mata pelanggan kami mengambil persentil 5.Hal ini didasarkan
karena untuk pelanggan yang lebih tinggi dari persentil 5 akan lebih mudah
untuk melihat display yang ada (karena semakin tinggi pelanggan tersebut
akan membentuk sudut pandang yang lebih kecil). Tinggi mata dengan
persentil 5 adalah 137,3 cm.
Dari sketsa di atas didapat :
a = 36,47o dan b = 51,09o
dari data di atas dapat dilihat bahwa range sudut pandang adalah 36,47o –
51,09o. Kondisi ini mengakibatkan pelanggan harus melakukan usaha yang lebih
untuk melihat menu yang berada pada display. Jika display diletakan lebih
rendah, sudut pandang tidak akan melebihi sudut yang ditentukan (45o)
sehingga dapat mengurangi ketidaknyamanan saat melihat menu dalam waktu
yang lama.
Dengan begitu, dapat disimpulkan perbaikan yang disarankan untuk perbaikan
dalam hal penempatan display,sebagaimana pada bab sebelumnya, dapat
mengurangi besar sudut pandang sehingga sudut pandang menjadi lebih baik
Pada display huruf,yang diperbaiki adalah perbandingan tinggi dengan tebal
huruf. Sesuai dengan acuan Heglin (1973) yaitu jika kekontrasan tulisan dengan
latar belakang rendah maka huruf yang sebaiknya digunakan memiliki
perbandingan tinggi:tebal yang rendah misal 1:5.
Display menu memiliki warna dasar orange dan warna tulisan hitam, dengan
komposisi warna seperti ini display menu agak sulit untuk dibaca dari jarak
yang melebihi dari 5 meter.
Untuk perbaikan dalam hal komposisi huruf tidak dilakukan karena komposisi
huruf yang sekarang sudah cukup baik.
Untuk perbaikan dalam hal komposisi warna agar dapat dilihat dengan jelas
sekaligus dapat menarik perhatian pengunjung kami menyarankan untuk
120 cm
88,7cm c
60 cm
286 cm
137,3 cm
a
c
m
b
c
m
TI2111-Perencanaan Sistem Kerja & Ergonomi : Evaluasi Ergonomi
Kelompok 3 [Asisten: Octary Afianty; Yudithia Dzaryati] 20
mengganti warna background menjadi warna putih dan warna huruf menjadi
warna biru. Hal ini kami lakukan karena meskipun warna orange dapat menarik
orang untuk melihat, menurut Carin Perron and John Hooker, warna orange
yang notabene merupakan warna yang kuat dapat menimbulkan kelelahan
pada mata pengamat sehingga dalam jangka waktu lama dapat merusak mata.
Sedangkan huruf biru dengan latar belakang putih sangat mudah dibaca daam
keadaan pencahayaan apapun bahkan saat sedang berjalan sekalipun.