20
LAPORAN FIELD LAB KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) KESEHATAN REPRODUKSI DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI Disusun oleh : Kelompok 6 Achmad Nurul H. (G0011003) Adya Sitaresmi (G0011005) Atika Sugiarto (G0011043) Dzulfiar N. U. (G0011079) Ery Radiyanti (G0011085) 1

Laporan Field Lab

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan FL FK UNS

Citation preview

Page 1: Laporan Field Lab

LAPORAN FIELD LAB

KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE)

KESEHATAN REPRODUKSI

DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI

Disusun oleh :

Kelompok 6

Achmad Nurul H. (G0011003)

Adya Sitaresmi (G0011005)

Atika Sugiarto (G0011043)

Dzulfiar N. U. (G0011079)

Ery Radiyanti (G0011085)

Fery Ardi K. (G0011091)

Ratna Sariyatun (G0011165)

Rezza Dwi Haryanto (G0011169)

Rifqi Hadyan (G0011171)

RizqaFebriliany P. (G0011183)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

1

Page 2: Laporan Field Lab

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Field lab mengenai Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Kesehatan Reproduksi telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing/instruktur

lapangan di Puskesmas Teras, Kabupaten Boyolali pada:

Hari : Senin

Tanggal/Bulan/Tahun : 20 Mei 2013

Surakarta, 20 Mei 2013

Pembimbing/Instruktur Lapangan

Sri Winarni, SKM

NIP. 19700130 200501 2 012

Mengetahui,

Kepala Puskesmas

Dwi Astuti Dian Andawati, dr.

NIP. 19790130 200512 2 012

2

Page 3: Laporan Field Lab

DAFTAR ISI

Halaman Cover…..……………………………………………………………..1

Lembar Pengesahan…………………………………………………………….2

Daftar isi………………………………………………………………………..3

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………...4

Bab II Kegiatan yang Dilakukan……………………………………………….6

Bab III Pembahasan.......................................................................................... 8

Bab IV Penutup................................................................................................ 10

Daftar Pustaka.................................................................................................. 12

Lampiran........................................................................................................... 13

3

Page 4: Laporan Field Lab

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan social secara

utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek

yang berhubungan dengan system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.

Dengan adanya definisi tersebut maka setiap orang berhak dalam mengatur

jumlah keluarganya, termasuk memperoleh penjelasan yang lengkap. Selain

itu, hak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya seperti

pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan pelayanan bagi anak, kesehatan

remaja dan lain-lain perlu dijamin.

Rendahnya pemenuhan hak-hak reproduksi dapat diketahui dengan masih

tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan

Angka Kematian Bawah Lima Tahun (AKBalita). Masalah kesehatan

reproduksi perempuan, termasuk perencanaan kehamilan dan persalinan yang

aman secara medis juga harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya kaum

perempuan saja karena hal ini akan berdampak luas dan menyangkut berbagai

aspek kehidupan yang menjadi tolak ukur dalam pelayanan kesehatan.

Penyuluhan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi

mengenai Kesehatan Reproduksi kepada sasaran. Adapun penyuluhan ini

merupakan bagian dari Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Kesehatan

Reproduksi yang bertujuan memberikan informasi kepada sasaran dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup manusia melalui upaya kesehatan

reproduksi.Oleh karena itu, pada kesempatan field lab kali ini mengenai

kesehatan reproduksi akan dibahas bagaimana cara memberikan penyuluhan

kesehatan reproduksi pada remaja usia produktif tingkat SMA/sederajat.

4

Page 5: Laporan Field Lab

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diharapkan mahasiswa

dapat memiliki kemampuan untuk:

a. Melakukan penyuluhan KIE Kesehatan Reproduksi di tingkat

Puskesmas khususnya tentang ANC – 5T

b. Melakukan penyuluhan KIE Kesehatan Reproduksi di kalangan

anak remaja pada institusi sekolah (SMP – SMA)

c. Melakukan penyuluhan KB secara terpadu dengan pelaksanaan

upaya kesehatan reproduksi di tingkat Puskesmas

5

Page 6: Laporan Field Lab

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan pertama meliputi survey lokasi yang berada di Teras,

Boyolali. Pada hari Senin, 29 April 2013 perwakilan dari kami datang untuk

survey ke lokasi field lab. Kegiatan yang dilakukan pada saat survey antara lain

mengukur waktu yang dibutuhkan untuk berangkat dari kampus Kentingan UNS

ke Puskesmas Teras, Boyolali. Selain itu, yang kami lakukan adalah memberikan

surat pengantar yang diberikan pihak field lab Fakultas Kedokteran UNS,

pengumpulan Buku Rencana Kerja (BRK), dan penentuan perihal pakaian yang

akan dipakai pada saat pelaksanaan nanti.

B. Tahap Pelaksanaan

Pada kegiatan field lab pertama dilaksanakan pada hari Senin, 6 Mei 2013.

Kami berkumpul di kampus UNS kemudian dilanjutkan perjalanan. Sesampainya

di Puskesmas Teras Boyolali, kami menunggu pengarahan dari Instruktur

Lapangan dan Kepala Puskesmas. Pada hari pertama, kami melakukan

pengumpulan materi yang telah disiapkan sebelumnya. Materi-materi yang

dikumpulkan tersebut dikoreksi oleh Kepala Puskesmas agar materi yang

disampaikan, saat penyampaian ke target penyuluhan yaitu siswa SMA, benar-

benar baik dan bermutu. Beberapa materi harus direvisi. Kami memutuskan untuk

merevisi materi tersebut di kampus. Setelah selesai diberikan pengarahan, kami

dipersilakan pulang.

Kegiatan field lab kedua dilaksanakan pada hari Senin, 13 Mei 2013.

Kami berkumpul di kampus UNS kemudian dilanjutkan perjalanan. Sesampainya

di Puskesmas Teras Boyolali, kami berkumpul di aula puskesmas untuk diberi

pengarahan oleh Kepala Puskesmas dan Instruktur Lapangan serta untuk

mengecek materi penyuluhan yang kami buat sebelum kami melakukan

penyuluhan ke siswa-siswi SMA Bhineka Karya III, disepakati juga bahwa

6

Page 7: Laporan Field Lab

kegiatan field lab ketiga pada hari Senin, 20 Mei 2013 adalah presentasi dan

pengumpulan laporan kelompok dilakukan pada hari Sabtu, 18 Mei 2013. Setelah

dirasa siap, mahasiswa dan pihak Puskesmas berangkat menuju SMA. Di SMA

mahasiswa memperkenalkan diri dengan pihak sekolah. Selain itu, bersama

Kepala Puskesmas dan instruktur lapangan, mahasiswa menjelaskan secara

singkat teknis penyuluhan yang akan dilakukan.

Penyuluhan dilakukan di ruangan kelas yang dihadiri oleh 20 orang siswa

dan beberapa guru. Acara pertama yaitu pembukaan dan sambutan yang

disampaikan oleh perwakilan guru. Acara selanjutnya adalah pengarahan singkat

tentang maksud dan tujuan penyuluhan yang disampaikan oleh Kepala Puskesmas

Teras dan instruktur lapangan. Setelah itu penyuluhan dimulai dengan materi

“Kesehatan Reproduksi Laki-Laki”. Setelah itu pada sesi kedua, penyuluhan

dilanjutkan dengan materi “Kesehatan Reproduksi Perempuan”. Penyampaian

materi diakhiri pada sesi ketiga dengan materi “Risiko Seks Bebas dan Penyakit

Menular Seksual”. Setelah penyampaian materi, dilakukan sesi tanya jawab.

Akan tetapi, peserta penyuluhan sangat pasif dalam bertanya, sehingga pada

akhirnya pihak mahasiswa yang memberikan pertanyaan yang selanjutnya

dijawab oleh para siswa peserta penyuluhan. Penyuluhan berlangsung sekitar 2

jam. Setelah penyuluhan berakhir tak lupa kami berfoto bersama dengan kepala

SMA Muhammadiyah dan instruktur kami. Kemudian kami dipersilahkan pulang

kembali ke Solo.

7

Page 8: Laporan Field Lab

BAB III

PEMBAHASAN

Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia menetapkan

bahwa Kesehatan Reproduksi mencakup lima komponen program terkait, yaitu:

Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga Berencana, Program

Kesehatan Reproduksi Remaja, Program Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, dan Program Reproduksi

pada Usia Lanjut (Tim Field Lab FK UNS, 2010).

Pada kegiatan Field Lab blok reproduksi ini kami melakukan penyuluhan

dengan tema Kesehatan Reproduksi Laki-Laki dan Perempuan, serta Risiko Seks

Bebas dan Penyakit Menular Seksual pada siswa-siswi SMA Bhineka Karya III,

Boyolali.

Dalam penyampaiannya, materi yang disampaikan pada peserta juga harus

diperhatikan. Istilah-istilah medis tidak boleh dilemparkan kepada peserta tanpa

disertai penjelasan dalam istilah lain yang dapat dimengerti oleh pihak non-medis.

Hal ini bertujuan agar peserta dapat mengerti dengan baik mengenai materi yang

disampaikan, jangan sampai peserta bingung dan tidak mengerti materi yang

disampaikan karena kata-kata yang digunakan banyak yang tidak dimengerti.

Untuk cara penyampaian kami menggunakan media berupa media visual yaitu

dalam bentuk presentasi slide yang dibuat secara mandiri oleh kelompok kami

dengan sumber materi berasal dari beberapa sumber (internet dan buku).

Pada pelaksanaan penyuluhan, tampak respon para peserta penyuluhan

cukup baik namun masih kurang aktif menanggapi materi penyuluhan yang sudah

diberikan. Mereka tampak cukup serius mendengarkan dan mengikuti materi

penyuluhan yang disampaikan. Antusiasme dan rasa ingin tahu peserta

penyuluhan mungkin masih kurang.

Perkembangan terakhir dunia komunikasi menunjukkan bahwa kegiatan

KIE paling berhasil jika dilaksanakan dengan cara penyampaian yang kreatif dan

inovatif sehingga membuat kelompok sasaran merasa senang atau terhibur.

8

Page 9: Laporan Field Lab

Penyampaian yang kreatif dan inovatif ini dilakukan melalui pendekatan

“pendidikan yang menghibur” (edu-tainment), yang merupakan kombinasi dari

education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Selain memberikan materi

penyuluhan, kami juga memberikan beberapa doorprize di akhir materi. Hal ini

bertujuan agar pemberian materi bersifat menyenangkan dan tidak membosankan.

Secara umum, pelaksanaan penyuluhan kesehatan reproduksi berjalan

dengan cukup lancar. Adapun kendala yang kami hadapi dalam kegiatan Field

Lab kali ini adalah keadaan yang kurang kondusif. Dikarenakan siswa-siswi

peserta penyuluhan beberapa ada yang kurang memperhatikan materi. Hal ini

dapat diselesaikan dengan pemberian doorprize serta presentasi yang menarik dari

penyuluh.

Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, kami berharap peserta

penyuluhan memiliki pengetahuan seputar Kesehatan Reproduksi Laki-Laki dan

Perempuan, serta Risiko Seks Bebas dan Penyakit Menular Seksual. Selanjutnya,

diperlukan kesadaran dan kemauan agar mereka mau melakukan tindakan

preventif dan kuratif berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi Laki-Laki dan

Perempuan, serta Risiko Seks Bebas dan Penyakit Menular Seksual. Akan lebih

baik lagi, jika peserta penyuluhan yang telah dibekali pengetahuan seputar materi

– materi ini, kemudian membagikan wawasan yang telah mereka peroleh kepada

orang lain. Dengan demikian, akan semakin banyak orang yang mengerti

persoalan reproduksi sehingga dapat menjaga kesehatan reproduksi dan terhindar

dari hal hal yang dapat mengganggu kesehatan organ reproduksi mereka.

9

Page 10: Laporan Field Lab

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

1. Respon para siswa-siswi di SMA Bhineka Karya III Boyolali cukup

baik, namun masih kurang aktif untuk menanggapi atau memberikan

pertanyaan terhadap materi yang telah disampaikan.

2. Masyarakat terutama kalangan remaja masih cukup banyak yang

menganggap pembicaraan mengenai Kesehatan Reproduksi.

3. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai Kesehatan Reproduksi

masih kurang..

4. Kesehatan Reproduksi merupakan hal yang penting untuk diketahui

masyarakat agar terhindar dari hal-hal yang mengganggu kesehatan

reproduksi.

B. Saran

1. Penyuluhan Kesehatan kepada remaja harus lebih sering dilakukan

mengingat pentingnya pendidikan seksual sejak dini untuk

meningkatkan kesadaran para remaja untuk menjaga kesehatan

reproduksinya.

2. Untuk pihak Puskesmas, sebaiknya berkoordinasi dengan kepala

sekolah maupun ketua RT atau ketua RW setempat untuk

mengadakan penyuluhan secara rutin dan berkala sehingga

masyarakat di semua kalangan dapat terjangkau dan mengetahui

masalah Kesehatan Reproduksi.

3. Penyuluhan mengenai Kesehatan Reproduksi sangat penting,

sehingga perlu penyuluhan tentang masalah tersebut perlu

ditingkatkan dan dilakukan secara lebih terprogram, terencana,

efektif, dan efisien .

4. Penyuluhan sebaiknya diadakan dengan cara mendidik dan

menghibur sehingga peserta penyuluhan paham dan tidak bosan.

10

Page 11: Laporan Field Lab

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson & Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi:

Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Sherwood, Laurelle. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi 2.

Jakarta: EGC

Tim Field lab FK UNS. 2013.Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Kesehatan Reproduksi. Surakarta: Tim Field lab FK UNS.

11

Page 12: Laporan Field Lab

LAMPIRAN

12

Page 13: Laporan Field Lab

13

Page 14: Laporan Field Lab

14