Upload
aya-kinugasa
View
27
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
DASAR TEORI
Kelelahan akibat kerja adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh yang dirasakan
secara subjektif yang terjadi akibat kerja fisik atau mental secara berulang sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan, hilangnya efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh yang ditandai oleh adanya pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi dan
kelelahan fisik. Kelelahan otot dapat timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan lama. Pada
keadaan ini, kontraksi otot yang terjadi semakin lama semakin lemah, karena dalam serabut
otot kekurangan energi.
Tenaga mekanik yang timbul pada kontraksi otot merupakan hasil proses kimiawi
cadangan tenaga dalam otot. Sumber tenaga yang paling penting bagi kerja otot adalah
glukosa. Proses kimiawi ini akan mengubah glukosa menjadi tenaga dan asam laktat.
Penumpukan asam laktat ini yang akan menyebabkan terjadinya rasa nyeri pada otot. Proses
metabolisme glukosa menjadi ATP dan asam laktat berdasarkan kebutuhan oksigennya ada 2
macam yaitu aerobik (butuh oksigen) dan anaerobik (tidak butuh oksigen).
Gangguan sirkulasi darah mengakibatkan metabolisme glukosa dalam otot
terganggu sehingga terjadi penurunan kekuatan konttraksi. Pemijatan yang mengalami
kelelahan akan memperbaiki sirkulasi darah sehingga proses pemulihan berjalan lebih cepat.
Kelelahan dapat diklasifikasikan menjadi kelelahan yang berlokasi di sistem saraf
pusat yang dikenal dengan kelelahan pusat dan kelelahan yang berlokasi di luar sistem saraf
pusat yang dikenal dengan kelelahan perifer.
a. Kelelahan Pusat
Kelelahan pusat disebabkan karena kegagalan sistem saraf pusat merekrut jumlah
dan mengaktifkan motor unit yang dilibatkan dalam kontraksi otot. Padahal kedua hal
tersebut berperan dalam besarnya potensial yang dihasilkan selama kontraksi otot. Dengan
demikian, berkurangnya jumlah motor unit dan frekuensi pengaktifan motor unit
menyebabkan berkurangkan kemampuan kontraksi otot.
b. Kelelahan Perifer
Kelelahan perifer merupakan kelelahan yang disebabkan karena faktor di luar
sistem saraf pusat. Kelelahan perifer tersebut disebabkan ketidakmampuan otot untuk
melakukan kontraksi dengan maksimal yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
adalah gangguan pada kemampuan saraf, kemampuan mekanik kontraksi otot, dan kesediaan
1
energi untuk kontraksi. Kelelahan pada gangguan saraf merupakan gangguan
neuromuscularjunction, ketidakmampuan sarcolemma mempertahankan konsentrasi Na+ dan
K+ sehingga menurunkan depolarisasi sel dan amplitudo potensial aksi. Gangguan pada saraf
tersebut akan berdampak pada berkurangnya kemampuan perambatan impuls dan
ketidakmampuan membran otot untuk mengkonduksi potensial aksi. Gangguan perambatan
impuls sehingga menuntut frekuensi stimulus yang tinggi.
Faktor- Faktor Penyebab Kelelahan Otot :
1. Penumpukan asam laktat
Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat telah
lama dicurigai. Penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan menurunnya puncak
tegangan (ukuran darikelelahan pabila rasio asam laktat pada otot merah dan otot putih
meningkat, puncak tegangan otot menurun. Jadi bisa diartikan bahwa besarnya kelelahan
pada serabut-serabut otot putih berhubungan dengan besarnya kemampuan mereka untuk
membentuk asam laktat. Pendapat bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses
kelelahan selanjutnya diperkuat oleh fakta dimana dua mekanismesecara fisiologi yang
karenanya asam laktat menghalang-halangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut
tergantung kepada efek asam laktat pada pH intra selular atau konsentrasi ion hydrogen (H).
Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di pihak lain,
peningkatan konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi, oleh menurunnya
sejumlah Ca yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas mengikat
troponin. Peningkatan konsentrasi ion H juga menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim
kunci yang terlibat di dalamanaerobic glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis,
mengurangi penyediaan ATP untuk energi.
2. Pengosongan penyimpanan ATP dan PC
Karena ATP merupakan sumber energi secara langsung untuk kontraksi otot, dan
PC dipergunakan untuk Resintesa ATP secepatnya, pengosongan Fosfagen intraseluler
mengakibatkan kelelahan. Bahwa kelelahan tidak berasal dari rendahnya fosfagen didalam
otot . Penelitian terhadap otot katak yang dipotong pada otrot sartoriusnya. Sebagai contoh,
telah diingatkan bahwa selama kegiatan kontraksi, konsentrasi ATP didaerah miofibril
mungkin lebih berkurang daripadadalam otot keseluruhan. Oleh karena itu, ATP menjadi
terbatas didalam mekanisme kontraktil, walaupun hanya terjadi penurunan yang moderat dari
jumlah total ATP didalam otot. Kemungkinan yang lain adalah bahwa hasil energi didalam
pemecahan ATP lebih sedikit dari jumlah ATP yang tersedia didalam batas-batas untuk
kontreaksi otot. Alasan dari penurunan ini mungkin dihubungkan dengan peningkatan
2
konsentrasi ion H dalam jumlah kecil sampai besar didalamintraseluler, dan merupakan
penyebab utama dari penumpukan asam laktat.
3. Pengosongan Simpanan Glikogen Otot
Seperti halnya dengan asam laktat dan kelelahan , hubungan sebab akibat antara
pengosongan glikogen ototdan kelelahan otot tidak dapat ditentukan dengan tegas . Faktor-
faktor lain yang berhubungan dengan kelelahan selama periode latihan yang lama .
Rendahnya tingkatan/level glukosa darah, menyebabkan pengosongan cadangan glikogen
hati. Kelelahan otot lokal disebabkan karena pengosongan cadangan glikogen otot.
3
BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
Jenis Kelamin
Kanan/Kiri Waktu sampai terjadi lelah
Perubahan yang terjadi Waktu sampai lelah hilang
P Kanan 00:02:59 Nyeri, hangat, merah, tidak berkeringat
00:02:19
P Kiri 00:01:28 Nyeri, hangat, merah, tidak berkeringat
00:01:59
2.2 Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan pada Kelelahan
Jenis Kelamin
Kanan/Kiri Waktu sampai terjadi lelah
Perubahan yang terjadi Waktu sampai lelah hilang
P Kanan 00:02:37 Nyeri, panas, merah 00:01:02P Kiri 00:02:23 Nyeri, panas, merah 00:01:13
2.3 Pengaruh Suhu Dingin dan Panas Pada Kelelahan
a. Pengaruh Panas (menggunakan inframerah)
Jenis Kelamin
Kanan/Kiri Waktu sampai terjadi lelah
Perubahan yang terjadi Waktu sampai lelah hilang
P Kanan 00:01:29 Nyeri, panas, merah 00:03:57
b. Pengaruh Dingin (menggunakan air dingin)
Jenis Kelamin
Kanan/Kiri Waktu sampai terjadi lelah
Perubahan yang terjadi Waktu sampai lelah hilang
P Kanan 00:01:39 Nyeri, panas, merah 00:00:47
2.4 Pengaruh Kerja dan Kekuatan Pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan
Jenis Kelamin Waktu LelahP 00:06:23
2.5 Pengaruh Kelelahan Pada Ketelitian Kerja
Jenis Kelamin Waktu Jumlah Manik Yang DirasakanP (1) 00:10:00 30 Lelah, mengantukP (2) 00:10:00 30 Lelah, mengantuk
4
2.6 Pemulihan Kelelahan Otot pada Beberapa Posisi Tubuh
Lokasi Waktu PerasaanKepala, leher anterior fleksi 00:05:08 Nyeri, panasKepala, leher eksistensi 00:05:18 Sulit menelan ludah, nyeri,
berkeringat, panasKepala, leher lateral fleksi 00:04:32 Muka memerah, berkeringatKepala, leher rotasi 00:04:25 Nyeri, muka memerah, berkeringatBahu 00:10:08 Nyeri, berkeringatLengan 00:04:30 Nyeri, lengan terasa berat, panasPunggung 00:05:15 Lelah di pinggang dan kaki di
belakang lutut
2.7 Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana pengaruh kelelahan pada ketelitian? Jelaskan mekanismenya!
Ketelitian sangat dipengaruhi oleh kelelahan. Semakin lelah seseorang, semakin
menurun tingkat ketelitian. Pada saat seseorang lelah suplai darah dan oksigen
menurun di otak, yang menyebabkan kelelahan. Kelelahan merupakan suatu dampak
dari otot yang berkontraksi secara terus menerus. Peningkatan kelelahan berbanding
lurus dengan kecepatan penurunan glikogen otot, sebab glikogen akan terus menerus
digunakan dalam pembentukan energi jika otot terus menerus berkontraksi.
Penurunan glikogen ini menyebabkan penyebaran sinyal saraf melalui hubungan
neuromuskular menurun sehingga ketelitian kerja berkurang.
2. Bagaimana pengaruh kelelahan pada kecepatan dan keterampilan kerja?
Jelaskan mekanismenya!
Kecepatan dan keterampilan orang coba mengalami penurunan saat terjadi kelelahan,
sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaanya.
Kelelahan terjadi disebabkan adanya penumpukan asam laktat dalam otot yang
menyebabkan penurunan pembentukan energi. Jika energi menurun, secara otomatis
kecepatan kerja akan menurun dan memerlukan waktu lebih lama untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
3. Bagaimana pengaruh istirahat pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
Istirahat dapat mengurangi kelelahan. Aktivitas dan kerja yang menimbulkan
akumulasi asam laktat, dapat dipecah kembali bila terdapat cukup oksigen me l a lu i
s i s t em g l i kogen -a sam l ak t a t . Oksigen tersebut diperoleh saat orang coba
5
beristirahat, sehingga pemecahan asam laktat tersebut dapat dipakai kembali oleh
tubuh menjadi sumber energi baru. Perolehan energi baru tersebut dapat melalui dua
cara, yaitu:
Satu bagian kecil dari asam laktat diubah kembali menjadi asam piruvat
dan kemudian di metabolisme secara oksidatif oleh seluruh jaringan tubuh.
Sisa asam laktat diubah kembali menjadi glukosa terutama di dalam hati
dan glukosa selanjutnya digunakan untuk melengkapi penyimpanan glukosa dalam
otot.
4. Bagaimana pengaruh infrared pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
Kelelahan lebih cepat menghilang saat tangan orang coba dihadapkan pada infra red.
Sebab sinar infrared menghasilkan panas yang dapat menyebabkan pembuluh darah
kapiler membesar, dan meningkatkan temperature kulit serta memperbaiki sirkulasi
darah yang memperlancar suplai oksigen dalam otot dan nutrisi sehingga kelelahan
dapat segera pulih.
5. Bagaimana pengaruh pemijatan pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
Pemijatan berpengaruh untuk menghilangkan kelelahan orang coba setelah melakukan
aktivitas. Pemijatan atau message pada otot yang mengalami kelelahan akan membuat
otot yang sebelumnya menegang akan menjadi lemas dan pembuluh darah halus
didalamnya melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk
jaringan otot, sehingga proses pemulihan dari kelelahan berjalan lebih cepat.
6. Bagaimana pengaruh dingin pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
Pengaruh peletakan tangan dalam air yang dingin menyebabkan vasokonstriksi
(penyempitan pembuluh darah). Sedangkan vasokonstriksi oleh suhu dingin dapat
menyebabkan suplai oksigen tidak lancar atau berkurang sehingga otot pun menjadi
semakin lemah.
7. Bagaimana pengaruh panas pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
Pengaruh panas pada kelelahan adalah dapat mengurangi kelelahan. Hal ini
dikarenakan panas dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah)
6
sehingga suplai oksigen dan nutrisi dalam darah dapat mengalir lebih lancar sehingga
dapat mengurangi kelelahan.
8. Apakah posisi tubuh berpengaruh terhadap kecepatan timbulnya lelah?
Mengapa jelaskan dan uraikan apa yang dapat dilakukan agar dokter gigi dapat
mengurangi keletihan kerja!
Berpengaruh. Dari posisi tangan diperoleh bahwa tangan kiri lebih cepat merasakan
lelah daripada tangan kanan. Dari posisi tangan, tangan yang paling cepat lelah pada
gerakan yang dilakukan dari samping ke bawah (vertikal). Pada posisi ekstensi,
anterior fleksi terdapat ketidakseimbangan kebutuhan energi oleh karena posisi tubuh
yang melawan gravitasi bumi, menyebakan cepat merasa lelah. Pada posisi lateral
fleksi dan rotasi, kontraksi terjadi pada satu sisi terus menerus sehingga menyebabkan
penumpukan asam laktat berlebih, kelelahan dan akhirnya menimbulkan nyeri. Pada
posisi mengangkat bahu dan lengan atas sebidang, lebih banyak otot yang
berkontraksi sehingga semakin cepat terjadi pembendungan aliran darah di satu sisi
yang menyebabkan beberapa bagian tubuh yang tidak teraliri darah terasa seperti
kesemutan.
Keletihan kerja yang dialami dokter gigi dapat diatasi dengan cara istirahat, pemijatan
dan pemberian panas (contohnya dengan pemberian sinar infrared). Selain itu juga
dengan cara menyediakan kalori yang cukup sebagai input tubuh, menggunakan
metode yang baik saat bekerja, memperhatikan kemampuan tubuh dan waktu kerja
yang teratur serta berusaha mengurangi ketegangan akibat kerja.
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
Pada percobaan ini, jari tangan mengalami kelelahan dan terasa nyeri dikarenakan
adanya penumpukan asam laktat di otot jari akibat aktivitas yang dilakukan terus
menerus, sehingga mengiritasi saraf dan menyebabkan nyeri. Dengan beristirahat,
dapat menambah suplai oksigen sehingga dapat memecah asam laktat menghasilkan
sumber energi baru sehingga dapat dipakai lagi oleh tubuh.
Selain itu pada percobaan dapat dilihat bila tangan kiri menjadi mudah lelah
dibandingkan tangan kanan. Hal ini dikarenakan meskipun orang coba merasa
lelahnya telah hilang, namun proses pemulihannya tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas kedua. Selain itu dilihat dari posisi,
tangan kiri lebih mudah lelah dibandingkan tangan kanan.
3.2 Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan Pada Kelelahan
Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa pemijatan berpengaruh terhadap
pemulihan kelelahan. Hal itu dapat ditunjukkan dengan kelelahan yang berkurang
setelah dilakukannya pemijatan. Adanya pemijatan yang dilakukan menyebabkan otot
menjadi lemas dan pembuluh darah halus didalamnya melebar sehingga lebih banyak
oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot. Toksin yg menyebabkan pegalpun
dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang dan dinetralkan. Hal ini menyebabkan
orang coba dapat melakukan aktivitas pada jari kirinya lebih baik dan lebih lama
dibandingkan pada percobaan pertama yang hanya melakukan istirahat.
3.3 Pengaruh Suhu Dingin dan Panas pada Kelelahan
Pada dasarnya jika seseorang meletakkan kakinya dibawah sinar lampu yang panas
dan diam untuk beberapa saat, maka akan terjadi vasodilatasi & berkeringat.
Sebaliknya jika seseorang itu meletakkan kakinya dalam air yang dingin maka akan
menyebabkan vasokonstriksi & hilangnya berkeringat (Guyton and Hall.1997;1151).
Vasodilatasi pembuluh darah oleh suhu panas menyebabkan suplai oksigen dalam
darah mengalir lancar. Sedangkan vasokonstriksi oleh suhu dingin menyebabkan
suplai oksigen tidak lancar atau berkurang sehingga otot menjadi cepat lelah.
Percobaan ini menunjukkan bahwa penggunaan infra red dapat mengurangi kelelahan
8
otot. Namun pada percobaan ini percobaan dengan mencelupkan tangan pada air
dingin juga dapat menghilangkan lelah. Hal ini mungkin diakibatkan suhu dari air es
kurang dingin ataupun lama perendaman yang kurang maksimal sehingga
menyebabkan kelelahan berkurang.
3.4 Pengaruh Kerja dan Kekuatan Pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan
Percobaan diatas menunjukkan bahwa beban (dumbell) yang diberikan menyebabkan
kontraksi otot terjadi secara terus menerus sehingga kelelahan semakin cepat terjadi.
Hal ini disebabkan adanya penumpukan asam laktat dalam otot dan menyebabkan
kelelahan sehingga membatasi kerja otot.
3.5 Pengaruh Kelelahan pada Ketelitian Kerja
Semakin lelah seseorang, semakin menurun tingkat ketelitian. Hal ini disebabkan
peningkatan kelelahan berbanding lurus dengan kecepatan penurunan glikogen otot,
sebab glikogen akan terus menerus digunakan dalam pembentukan energi jika otot
terus menerus berkontraksi. Penurunan glikogen ini menyebabkan penyebaran sinyal
saraf melalui hubungan neuromuskular menurun sehingga ketelitian kerja berkurang.
Pada percobaan ini, orang coba menyusun manik-manik dengan urutan yang sama dan
dalam waktu yang sama, yaitu 10 menit. Saat itu orang coba berhasil menyusun
manik dengan jumlah yang sama dan dalam urutan yang sama. Hal ini mungkin
disebabkan, adanya jeda waktu istirahat sehingga orang coba diberi kesempatan untuk
memulihkan diri dan kondisi fisik orang coba yang sedang baik.
3.6 Pemulihan Kelelahan Otot pada Beberapa Posisi Tubuh
Kepala dan Leher
Pada percobaan diatas, gerakan yang paling cepat mengalami kelelahan adalah pada
gerakan rotasi. Hal itu terjadi karena pada posisi rotasi terdapat ketidakseimbangan
kebutuhan energi oleh karena posisi tubuh yang miring di satu sisi dan kontraksi
terjadi pada satu sisi terus menerus sehingga menyebabkan penumpukan asam laktat
berlebih, kelelahan dan akhirnya menimbulkan nyeri. Hal lain yang menyebabkan
orang coba cepat lelah pada posisi ini adalah karena saat itu orang coba telah
sebelumnya melakukan percobaan pada bagian kepala dan leher pada posisi ekstensi,
9
anterior fleksi dan lateral fleksi sehingga pada posisi terakhir, sehingga terjadi
ketegangan pada bagian otot leher dan kepala.
Bahu
Pada percobaan diatas menunjukkan bahwa posisi mengangkat bahu dengan lengan
atas sebidang bahu lebih cepat menimbulkan kelelahan. Hal ini terjadi karena pada
posisi mengangkat bahu dan lengan atas sebidang, lebih banyak otot yang
berkontraksi sehingga terjadi penimbunan asam laktat serta semakin cepat terjadi
pembendungan aliran darah di satu sisi yang menyebabkan beberapa bagian tubuh
tidak teraliri darah.
Punggung
Pada percobaan diatas menunjukkan bahwa posisi cepat menimbulkan kelelahan. Hal
ini terjadi karena pada posisi badan dan kepala kedepan membentuk sudut 135˚
dengan tangan terjuntai kebaawah serta lengan atas sebidang, lebih banyak otot yang
berkontraksi sehingga semakin cepat terjadi pembendungan aliran darah di satu sisi
yang menyebabkan beberapa bagian tubuh tidak teraliri darah. Selain itu posisi ini
akan menyebabkan penimbunan asam laktat pada beberapa bagian (seperti pinggang,
kaki dibelakang lutut yang terasa lelah) sehingga menjadi lelah.
10
BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Istirahat dan pemijatan dapat membantu memulihkan kelelahan pada saat atau setelah
bekerja.
2. Lama kerja sampai mencapai kelelahan pada tangan kiri lebih cepat daripada tangan
kanan.
3. Suhu panas dapat mengurangi kelelahan karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah.
Sedangkan pengaruh suhu dingin dapat memperlama durasi kelelahan karena terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah.
4. Aktivitas yang berulang ditambah adanya beban dapat menyebabkan kelelahan otot
meningkat.
5. Kelelahan dapat mengurangi kecepatan dan ketelitian kerja.
6. Berbagai posisi tubuh menimbulkan kelelahan otot.
11
Daftar Pustaka
1. C. Guyton. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7, bagian 1 & 2. Alih bahasa:
Ken Ariata Tengadi, dkk. Jakarta: EGC
2. Guyton & Hall.1997.Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
12