13
I. JUDUL Mengukur volume, kapasitas paru – paru, dan saturasi oksigen. II. TUJUAN 1. Mampu mengukur volume dan kapasitas paru menggunakan spirometer dan peak flow meter. 2. Memahami spirometer statis. 3. Mampu mengukur saturasi oksigen mempergunakan pulse oksimetri dan dapat menginterpretasi hasilnya. III.HASIL PERCOBAAN Data Probandus Nama : Ni Putu Selly O.W. Umur : 19 th Jenis Kelamin : Perempuan Tinggi Badan : 155 cm Berat Badan : 44 kg Posisi Tubuh : Duduk Bangsa (Ras) : Indonesia (Asia) Keadaan Lingkungan Suhu Kamar : 25 o C Kelembaban Udara: 63 % Hasil Percobaan Spirometer (pada wanita nilai menurun 20-30%) Hasil Percobaan Nilai Normal Volume tidal 750 ml 500 ml

Laporan Fisiologi paru-paru ukdw

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ukdwparu-parulaporan fisiologi

Citation preview

Page 1: Laporan Fisiologi paru-paru ukdw

I. JUDUL

Mengukur volume, kapasitas paru – paru, dan saturasi oksigen.

II. TUJUAN

1. Mampu mengukur volume dan kapasitas paru menggunakan spirometer dan peak flow

meter.

2. Memahami spirometer statis.

3. Mampu mengukur saturasi oksigen mempergunakan pulse oksimetri dan dapat

menginterpretasi hasilnya.

III. HASIL PERCOBAAN

Data Probandus

Nama : Ni Putu Selly O.W.

Umur : 19 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan : 44 kg

Posisi Tubuh : Duduk

Bangsa (Ras) : Indonesia (Asia)

Keadaan Lingkungan

Suhu Kamar : 25oC

Kelembaban Udara : 63 %

Hasil Percobaan

Spirometer (pada wanita nilai menurun 20-30%)

Hasil Percobaan Nilai Normal

Volume tidal 750 ml 500 ml

Volume cadangan inspirasi 750 ml 3000 ml

Volume cadangan ekspirasi 625 ml 1000 ml

Kapasitas Inspirasi 2125 ml 3500 ml

Kapasitas Vital 1500 ml 4500 ml

Page 2: Laporan Fisiologi paru-paru ukdw

Kapasitas Vital Prediksi 3078,455 ml

*nilai normal diambil dari buku ajar Fisiologi Manusia oleh Lauralee Sherwood.

Peak Flow Meter

Hasil 1 : 380 ml

Hasil 2 : 400 ml

Hasil 3 : 410 ml

Pulse Oksimetri

Detik 0 10 20 30 40 50 60 70

SO2 % 97 98 99 99 99 98 98 98

HR (x/ min) 86 79 72 72 84 92 97 95

IV. PEMBAHASAN

A. Spirometer

Pada percobaan dengan menggunakan alat spirometer, didapatkan data volume

tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, dan

kapasitas inspirasi. Ada beberapa data yang didapatkan cenderung mendekati nilai

normal, namun ada beberapa yang dibawah nilai normalnya. Hasil pengukuran

spirometer pada setiap individu bisa berbeda – beda, hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor seperti jenis kelamin, usia, dan posisi tubuh selama pengukuran.

Volume tidal dari probandus didapatkan hasil yang diatas normal yaitu 750 ml

dari nilai normal 350-400 ml. Kondisi patologisnya bisa mempengaruhi nilai volume

tidal dibawah normal pada penderita atelektasis, dimana pada kasus ini terjadi

collapsnya alveolus dan ukuran alveolus mengecil yang secara langsung mengurangi

daya penampungan volume paru yang menyebabkan udara yang masuk ke paru – paru

di bawah nilai normal. Tetapi pada probandus didapati hasil yang lebih tinggi bisa

diakibatkan adaptasi yang bersifat jangka panjang yang dilatih seperti pada penyelam.

Volume cadangan inspirasi (VCI) dari probandus didapatkan hasil dibawah nilai

normal, yaitu sebesar 750 ml (menurut Laurale Sherwood, nilai normalnya adalah 3000

ml). Keadaan patologis yang bisa terjadi, contohnya pada penyakit asma yang

menyebabkan penyempitan saluran udara sehingga membuat penampungan maksimal

Page 3: Laporan Fisiologi paru-paru ukdw

paru – paru terbatas, sehingga volume cadangan yang bisa ditampung saat inspirasi jadi

semakin rendah, serta kemampuan paru untuk mengembang mempengaruhi nilai

tersebut.

Volume cadangan ekspirasi (VCE) dari probandus didapatkan hasil dibawah

normal yaitu 625 ml. Keadaan patologisnya bisa terjadi pada penyakit asma atau

riwayat penderita asma, dan penyakit paru obstruksi yang dapat mengakibatkan

penyempitan saluran napas atau jalan udara sehingga cenderung menutup jalan untuk

keluarnya udara ekspirasi yang berusaha dikeluarkan oleh penderita.

Kapasitas inspirasi dari probandus didapatkan hasil dibawah normal yaitu sebesar

2125 ml, nilai normal dari kapasitas inspirasi yaitu sebesar 2450-2700 ml pada

perempuan. Pada kondisi patologis, biasanya ditemukan pada penyakit pneumonia,

tuberkulosis, atau emfisema paru dimana pada keadaan ini terjadi penyempitan

kapasitas dari paru – paru karena cairan atau fibrosis sehingga membuat kapasitas

inspirasi paru – paru menurun.

Kapasitas vital dari probandus didapatkan hasil dibawah normal yaitu 2875 ml,

nilai normal kapasitas vital paru adalah 3150-3600 ml. dimana nilai ini dipengaruhi

oleh body mass index seseorang dimana body mass index berhubungan dengan daya

elastisitas seseorang terutama dimana orang yang body mass index yang rendah

mempengaruhi daya elastisitas paru yang menurun

Kapasitas vital prediksi dari probandus yaitu 3078,455 ml. Dari hasil tersebut

dapat terlihat bahwa perbandingan kapasitas vital dengan kapasitas vital prediksi tidak

terlalu jauh. Hasil ini tidak begitu akurat karena perhitungan yang digunakan ialah

perhitungan untuk orang-orang Eropa, sedangkan probandus merupakan orang Asia.

Menurut sumber buku fisiologi Sherwood, beberapa kesalahan pada pengukuran

dengan spirometer bisa terjadi karena grafik spirogram tidak layak baca karena waktu

ekspirasi minimal 6 detik, awal uji yang tidak baik (posisi probandus yang tidak tepat,

posisi duduk probandus dapat menekan pengembangan paru dan kontraksi otot

diafragma serta dinding dada sehingga volume yang masuk ke paru berkurang),

ekspirasi yang ragu – ragu karena saat inspirasi probandus mendadak tertawa, dan bibir

probandus tidak melingkupi seluruh mouth piece, atau akibat probandus melihat grafik

spirometri sehingga udara yang terukur tidak seperti yang diharapkan.

Page 4: Laporan Fisiologi paru-paru ukdw

B. Peak Flow Meter

Peak flow meter dapat digunakan untuk mengetahui fungsi pernapasan. Hasil yang

didapatkan pada pengukuran peak flow meter menunjukkan hasil FeV1 dimana

menggambarkan aliran udara maksimum selama ekspirasi yang kuat kuat (volume

ekspirasi paksa), dimana nilai normalnya adalah 380 L/min. Pada pengukuran yang

dilakukan selama 3 kali, didapatkan hasil tertinggi yaitu 410 L/min. Dari hasil tersebut

dapat digolongkan normal. Hasil yang rendah bisa ditemukan pada penyakit saluran

napas obstruktif seperti pneumonia. Peak flow meter ini, dapat juga digunakan untuk

mengukur keberhasilan terapi pada penderita penyakit asma dan obstruksi paru. Adapun

beberapa factor yang dapat mempengaruhi perbedaan nilai FeV1 pada tiap orang bisa

karena ukuran tubuh dan jenis kelamin.

C. Pulse Oksimetri

Pulse oksimetri merupakan alat yang biasa digunakan untuk mengukur saturasi

atau kadar oksigen yang mampu diikat oleh Hb yang dibawa ke jaringan tubuh. Terkait

dengan pulse oksimetri, terdapat Kurva disosiasi oksi-hemoglobin. Kurva tersebut

menggambarkan hubungan antara

saturasi hemoglobin dengan PO2 dalam

darah. Dimana semakin tinggi tekanan

parsial O2 dalam darah, semakin tinggi

pula saturasi hemoglobin yang

digambarkan pada grafik disamping.

Pada pengukuran kali ini,

dilakukan dengan perlakuan menahan

napas yang berarti tidak ada oksigen

yang masuk ke dalam tubuh. Hasil yang didapatkan tergambar dalam grafik dibawah ini

:

Page 5: Laporan Fisiologi paru-paru ukdw

0 10 20 30 40 50 60 7096

96.597

97.598

98.599

99.5

97

98

99 99 99

98 98 98

Grafik Saturasi O2

Saturasi O2

Detik

SiO

2 (%

)

0 10 20 30 40 50 60 700

20

40

60

80

100

120

8679

72 72

8492

97 95

Grafik Perubahan Heart Rate

Time

Hear

t Rat

e

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa probandus pada detik ke 0 - 10 SiO2nya

tetap konstan sekitar 99% kemudian mulai mengalami penurunan hingga ke 97% pada

detik ke 40 dan meningkat lagi pada detik ke 50. Ketika probandus menahan napas,

SiO2 tidak terus menerus mengalami penurunan, padahal kadar oksigen yang masuk

mulai berkurang karena probandus menahan napasnya. Hal tersebut disebabkan karena

paru – paru masih memiliki cadangan volume oksigen yang disebut volume residu

fungsional (volume cadangan yang masih berada di paru – paru setelah ekspirasi)

sehingga terkompensasi dengan baik dan tidak membuat saturasi oksigen terus

menurun. Frekuensi denyut jantung juga mengalami penurunan pada 30 detik pertama

dan kemudian meningkat pada detik ke 40 hingga akhirnya detik ke-70 probandus

menarik nafas lagi. penurunan terjadi karena respon awal tubuh yang mengalami

Page 6: Laporan Fisiologi paru-paru ukdw

perubahan PaO2 pada paru yang terus menerus turun dan sehingga mempengaruhi

kemampuan pengingkatan oksigen oleh hemoglobin akibat perbedaan tekanan yang

turun, pada fase awal sebelum terjadi respon akibat perubahan kadar O2 dan H dalam

darah dan otak, otot jantung akan melambat untuk beradaptasi dengan perubahan

jumlah oksigen dalam paru. Setelah menit ke-40 terjadi perubahan kadar O2, CO2, dan

H dalam pembuluh darah yang kemudian ditangkap kemoreseptor dan memberikan

impuls kepada jantung untuk meningkatkan frekuensi denyut jantung dan juga tekanan

darah (akan tetapi tekanan darah tidak diukur) untuk memenuhi perfusi terutama ke

otak dan juga menstimulasi otot-otot pernafasan untuk menarik nafas. Kemampuan

adaptasi ini terjadi pada orang-orang yang sudah sering mengalami hipoxemia seperti

pada penyelam ataupun pemadam kebakaran untuk menyesuaikan respon tubuh akan

kondisi kekurangan oksigen.

V. KESIMPULAN

Paru – paru merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Paru – paru

memiliki kapasitas dan volume tersendiri seperti volume tidal, cadangan ekspirasi,

cadangan inspirasi, kapasitas inspirasi, dan kapasitas vital yang dapat diukur dengan

alat spirometer.

Hal lain yang penting untuk dilakukan pengukuran antara lain volume ekspirasi

paksa atau kuat dalam satu detik yang dapat diukur dengan peak flow meter untuk

mengetahui keadaan penyakit obtruksi paru dan keberhasilan terapi penyakit

tertentu.

Saturasi oksigen merupakan hal penting yang harus selalu dipantau karena

menggambarkan oksigen yang terikat oleh hemoglobin yang berhubungan dengan

tingkat saturasi oksigen di dalam tubuh yang dapat terukur dengan alat pulse

oksimetri.

Hasil pengukuran yang didapat pada pengukuran spirometer tidak sesuai dengan

teori yang mengacu pada nilai normal yang ada, karena beberapa kesalahan yang

terjadi saat pengukuran.

Tingkat saturasi oksigen berhubungan dengan respon tubuh terhadap kondisi

cadangan oksigen yang berubah pada keadaan-keadaan tertentu.

Page 7: Laporan Fisiologi paru-paru ukdw
Page 8: Laporan Fisiologi paru-paru ukdw

VI. DAFTAR PUSTAKA

Epstein, Owen (2003). Clinical Examination 3rd Edition. New York : Mosby.

Fishman, Alfred P (1988). Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders Vol. 2. New

York : Mc Graw Hill.

John, B West (2003). Pulmonary Pathophisialogy 6thEdition. Philadelphia : Lipincott

Williams & Walkins.

Lee, Mary (2009). Basic Skills in Interpreting Laboratory Data 4th Edition. New York :

American Society of Health – System Pharmatics.

Sherwood, Lauralee (2011). Fisiologi Manusia 6th Edition. Jakarta : EGC. Guyton, A.C and

Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi: Respiratory Medicine. Jakarta : EGC

Jeremy P.T. Ward. 2007. At a Glance Sistem Respirasi. Edisi 2. Jakarta : Erlangga

Page 9: Laporan Fisiologi paru-paru ukdw

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

MENGUKUR VOLUME, KAPASITAS PARU, DAN

SATURASI OKSIGEN

Disusun oleh :

Nama : I Nyoman Eluzai Goldy Dirga Yusa

NIM : 41130082

Kelompok : 1 (satu)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2014