Upload
vuongcong
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FITRA RIAU 2012| 1Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
LAPORAN
MONITORINGTRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN DAN PENERIMAAN DAERAHDARI MINYAK DAN GAS (DANA BAGI HASIL MIGAS)
DI PROVINSI RIAU
Oleh : FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN RIAU
INDONESIA FORUM FOR BUDGET TRANSPARANCY OF RIAU (FITRA RIAU)
Bekerjasama :
INDONESIA CORRUPTION WACTH (ICW)
Di Dukung :
FITRA RIAU 2012| 2Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DAN PENERIMAAN DAERAH
DARI MINYAK DAN GAS (DANA BAGI HASIL MIGAS)DI PROVINSI RIAU
Oleh : FITRA RIAU –ICW
1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang
Bahwa minyak dan gas bumi merupakan sumberdaya alam
strategis tidak terbarukan (Unrenewable ) yang dikuasai oleh Negara
dan merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang
banyak serta mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional.
Untuk itu pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin dengan
menggunakan teknologi yang terus dikembangkan dan lebih efisiensi
serta ramah lingkungan agar dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Akhir-akhir ini, kecenderungan penggunaan minyak bumi
sebagai bahan baku semakin meningkat, sementara produksi semakin
menurun seiring dengan semakin menipisnya cadangan minyak.
Kecenderungan penurunan produksi dan lifting migas saat ini, akan
sangat berpengaruh terhadap penerimaan negara yang berakibat
langsung terhadap penerimaan Dana Bagi Hasil dari SDA migas dan ini
sangat menentukan dalam perolehan pendapatan asli daerah (anggaran
pembangunan).
Provinsi Riau adalah salah satu provinsi di indonesia yang kaya
akan sumber daya alam (SDA). Salah satu kekayaan daerahnya adalah
pertambangan minyak dan gas bumi. Potensi kekayaan alam Riau yang
bersumber dari pertambangan Migas telah menjadi cerita sejak lama.
Bahkan pada mulai operasional pada tahun 80 an produksi minyak
mentah Riau mencapi 1,2 juta barel per hari.
Saat ini di Provinsi Riau terdapat 8 (Delapan) kabupaten dari 12
Kabupaten/Kota yang dijadikan wilayah penghasil Migas. Kurang lebih
FITRA RIAU 2012| 3Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
61.218, 06 km2 wilayah dengan 146 lapangan yang sedang dalam
kondisi aktif baik berstatus produksi maupun ekplorasi dengan jumlah
11883 sumur dengan kondisi aktif pula. Terdapat 18 (tujuh belas)
perusahaan KKKS, 11 (Sebelas) diantaranya berstatus produksi dan 7
(tujuh) perusahaan lainnya masih berstatus ekplorasi. Namun kekayaan
Riau tersebut faktanya belum bisa dinikmati secara merata oleh
masyarakat Riau terutama masyarakat di sekitar wilayah pertambangan,
pemandangan berupa rumah gubuk dan reyot yang hampir rubuh tak
jarang kita jumpai di sekitar areal pertambangan yang tersebar di
Propinsi Riau. sampai pada akhirnya produksi Migas Riau terus
mengalami penurunan.
Berkurangnya cadangan Migas pada lapisan bumi, berdampak
menurunnya produksi (lifting) Migas di Riau. Dengan demikian
pendapatan/penerimaan daerah dari sektor Dana Bagi Hasil (DBH)
yang merupakan salah satu komponen dana perimbangan pusat daerah
pasti akan mengalami penurunan. Sehingga, ketika pemerintah daerah
penghasil Migas hari ini tidak memanfaatkan hasil kekayaan alam
dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat serta tidak siap menerima
kenyataan alam yang tidak lagi memproduksi hasil kekayaan alam,
maka kemungkinan kebangkrutan pemerintah akan terjadi.
1.2 Landasan Hukum
Beberapa landasan hukum yang digunakan sebagai kekuatan
mengikat bagi pengelolaan industry Migas di Indonesia:
- Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33. Ayat 2 mengatakan bahwa
cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan Bangsa
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
Ayat 3 bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.
FITRA RIAU 2012| 4Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
- Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001, tentang
Minyak dan Gas Bumi (proses amandemen). Pasal 31, Ayat 6
mengatakan bahwa penerimaan Negara bukan pajak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) merupakan penerimaan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah, yang pembagiannya ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Undang-undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004, Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Pasal 19 Ayat 1 mengatakan bahwa penerimaan
pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi yang dibagikan ke
daerah adalah penerimaan negara dari sumber daya alam
Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi dari wilayah yang
bersangkutan setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan
lainnya. Ayat 2 mengatakan bahwa Dana Bagi Hasil dari
Pertambangan Minyak Bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 huruf e angka 2 sebesar 15,5 persen dibagi dengan rincian
sebagi berikut :
a. 3,1% dibagikan untuk propinsi yang bersangkutan;
b. 6,2% dibagikan untuk kabupaten/kota penghasil; dan
c. 6,2% dibagikan untuk kabupaten/kota lainnya dalam propinsi
yang bersangkutan.
Pasal 20 ayat 1 menyatakan bahwa Dana Bagi Hasil dari
Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 huruf e angka 2 dan huruf f angka 2 sebesar 0,5%
(setengah persen) dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan
dasar. Ayat (2) berpendapat bahwa Dana Bagi Hasil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibagi masing-masing dengan rincian sebagai
berikut:
a. .0,1% (satu persepuluh persen) dibagikan untuk provinsi yang
bersangkutan;
FITRA RIAU 2012| 5Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
b. 0,2% (dua persepuluh persen) dibagikan untuk kabupaten/ kota
penghasil; dan
c. 0,2% (dua persepuluh persen) dibagikan untuk kabupaten/ kota
lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. Ayat (3) Bagian
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk semua
kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan.
d. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana
Perimbangan. Pasal 28 mengatakan bahwa perhitungan
realisasi DBH Sumber Daya alam dilakukan secara triwulan
melalui mekanisme rekonsiliasi data antara Pemerintah Pusat
dan daerah penghasil kecuali untuk DBH perikanan. Pasal 29
menyatakan bahwa penyaluran DBH SDA dilaksanakan
berdasarkan realisasi penerimaan Negara pada tahun anggaran
berjalan. Penyaluran tersebut di atas dilaksanakan secara
triwulanan (periode April- Juli- Oktober- Desember)
e. Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi (proses amandemen). Pasal 11
Ayat 3.p mengatakan bahwa Kontrak kerjasama sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 wajib memuat paling sedikit ketentuan-
ketentuan pokok. Pengembangan masyarakat sekitarnya dan
jaminan hak- hak masyarakat adat. Pasal 40 butir 5
mengatakan bahwa Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap
yang melaksanakan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ikut bertanggung jawab
dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat.
f. Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 2004, tentang Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Pasal 76 mengatakan
bahwa Kegiatan pengembangan lingkungan dan masyarakat
setempat oleh kontraktor dilakukan dengan berkoordinasi
FITRA RIAU 2012| 6Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
dengan Pemerintah daerah. Kegiatan Pengembangan
lingkungan dan masyarakat setempat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) di utamakan untuk masyarakat di sekitar
daerah dimana ‘Eksploitasi’ dilaksanakan. Pasal 77
mengatakan bahwa pelaksanaan keikutsertaan kontraktor
dalam pengembangan lingkungan dan masyarakat setempat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) diberikan
dalam bentuk natura berupa sarana dan prasarana fisik, atau
pemberdayaan usaha dan tenaga kerja setempat.
1.3 Tujuan
Tujuan kegiatan monitoring tata kelola industri ektraktif dan
penerimaan daerah dari sektor Migas ini adalah sebagai berikut :
a. Membangun basis data potensi, produksi, dan penerimaan daerah
dari sektor Migas.
b. Untuk melihat manfaat tata kelola idustri ektraktif pertambangan
Migas terhadap ekonomi sosial.
c. Mendorong tranparansi dan Akuntabilitas tata kelola Industri
Ektraktif di provinsi Riau
1.4 Metodologi
Riset ini menggunakan metodologi deskriptif kualitatif, yaitu
dengan menggambarkan data-data yang diperoleh dari penelitian
dengan menggukana kata-kata. Adapun teknik pengumpulan data
penelitian lokal ini adalah wawancara mendalam, analisis dokumen dan
data, dan fogus group diskusi (FGD). Oleh karena itu langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Study Dokumen dan Data
Study dokumen dilakukan terkait dengan pengumpulan data
dan analisis dokumen yang relevan dengan bagi hasil daerah dari
minyak dan gas bumi serta data-data yang berkaitan dengan
FITRA RIAU 2012| 7Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
pengelolaan minyak dan gas bumi, misalnya profil kontraktor,
sejarah pengelolaan blok Migas.
1.4.2 Wawancara/interview
Wawancara mendalam untuk mendapatkan data primer
secara langsung di lapangan, informan dalam wawancara ini adalah
pihak-pihak yang terkait yang memahami persoalan Migas
(Perusahaan, Pemerintah daerah (eksekutif dan legislative) serta
LSM local yang konsen dengan isu-isu Migas.
1.4.3 Focus Group Discution (FGD)
FGD atau kelompok diskusi terfokus untuk mengklarifikasi
hasil temuan sementara ataupun sebagai proses triangulasi dari
studi dokumen dan wawancara mendalam yang telah dilakukan.
FGD juga dipergunakan sebagai alat untuk meminta masukan
terhadap transparansi pengelolaan dana bagi hasil dari Minyak dan
Gas bumi.
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
2. DATA Dan ANALISA
2.1. Mekanisme Penerimaan SDA Minyak Bumi
2.2. Potensi Pertambangan Migas Riau
Pro
Tengah yang kaya akan sumber daya mineral seperti Minyak dan Gas
Bumi, Batubara, Gambut, serta Bahan Galian Mineral lainnya. Semua
bahan galian tersebut diatas sebagian sudah dimanfaatkan sejak zaman
penjajahan Belanda seperti Minyak dan
produksinya pada tahun 80
barel/hari namun sampai saat ini produksinya terus menurun.
Dalam Peta Wilayah Kerja Perusahaan (WKP) potensi
pertambangan minyak di Riau terdapat di 8 (Delapan) Kabupa
dari 12 (Dua belas) kabupaten / kota di Riau. Seluruh wilayah yang
dijadikan pusat pertambangan minyak dan gas bumi secara keseluruhan
telah terekplorasi dan sebagian besar berada pada tahap produksi.
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
DATA Dan ANALISA
Mekanisme Penerimaan SDA Minyak Bumi
Potensi Pertambangan Migas Riau
Provinsi Riau secara geologis terletak pada cekungan Sumatera
Tengah yang kaya akan sumber daya mineral seperti Minyak dan Gas
Bumi, Batubara, Gambut, serta Bahan Galian Mineral lainnya. Semua
bahan galian tersebut diatas sebagian sudah dimanfaatkan sejak zaman
penjajahan Belanda seperti Minyak dan Gas Bumi, dimana puncak
produksinya pada tahun 80-an minyak bumi mencapai ± 1,2
barel/hari namun sampai saat ini produksinya terus menurun.
Dalam Peta Wilayah Kerja Perusahaan (WKP) potensi
pertambangan minyak di Riau terdapat di 8 (Delapan) Kabupa
dari 12 (Dua belas) kabupaten / kota di Riau. Seluruh wilayah yang
dijadikan pusat pertambangan minyak dan gas bumi secara keseluruhan
telah terekplorasi dan sebagian besar berada pada tahap produksi.
FITRA RIAU 2012| 8
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
ekungan Sumatera
Tengah yang kaya akan sumber daya mineral seperti Minyak dan Gas
Bumi, Batubara, Gambut, serta Bahan Galian Mineral lainnya. Semua
bahan galian tersebut diatas sebagian sudah dimanfaatkan sejak zaman
Gas Bumi, dimana puncak
an minyak bumi mencapai ± 1,2 Juta
barel/hari namun sampai saat ini produksinya terus menurun.
Dalam Peta Wilayah Kerja Perusahaan (WKP) potensi
pertambangan minyak di Riau terdapat di 8 (Delapan) Kabupaten/kota
dari 12 (Dua belas) kabupaten / kota di Riau. Seluruh wilayah yang
dijadikan pusat pertambangan minyak dan gas bumi secara keseluruhan
telah terekplorasi dan sebagian besar berada pada tahap produksi.
FITRA RIAU 2012| 9Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Peta WKP Pertambangan Minyak Bumi di Provinsi Riau
Sumber: BP Migas Pusat 2012
FITRA RIAU 2012| 10Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Tabel .1. Wilayah Pertambangan Migas di Provinsi Riau
NO Kabupaten/Kota Lokasi Eksplorasi
1 Kabupaten Bengkalis Bekasap, Kota Batak, dan Duri
2 Kabupaten Siak Minas, Libo dan Zamrud, Sungai Apit,
Sabak Auh.
3 Kabupaten Rokan Hilir Rantau Bais dan Ujung Tanjung
4 Kabupaten Kampar Petapahan dan tapung
5 Kabupaten Rokan Hulu Tandun
6 Kabupaten Pelalawan Kerumutan
7 Kabupaten Indragiri Hulu Lirik
8 Kabupaten Kepulauan Meranti Selat Panjang
Produksi Minyak Bumi rata-rata = 375,00 BOPD
Sumber: Dinas Pertambangan Provinsi Riau 2009
Wilayah pertambangan Migas di provinsi Riau, tersebar di 8
(delapan) kabupaten. Sebagian besar wilayah kabupaten yang menjadi
daerah penghasil Migas di Riau adalah kabupaten – kabupaten yang
berada di wilayah Riau bagian pesisir, yaitu Bengkalis, Siak, Kepulauan
Meranti, Rokan Hilir.
2.3. Perusahaan (KKKS) Migas Di Riau
Menurut data BP Migas, (data tahun 2011) terdapat 18 (delapan
Belas) perusahaan ektraktif yang melakukan kegiatan hulu Migas di
Provinsi Riau. Dari delapan belas perusahaan tersebut terdapat 11
Perusahaan (KKKS) yang melakukan kegiatan pertambangan Migas di
Riau seluruh Perusahaan sudah bersetatus Produksi. Sedangkan 7
(tujuh) lainnya masih berstatus ekplorasi atau Seismik 2D.
KKKS yang melakukan ekploitasi dan ekplorasi di Riau, terdapat
dua perusahaan yang merupakan Perusahaan Daerah (BUMD) yaitu
BOB. PT.BSP yang bekerjasama dengan PT. Pertamina Hulu Energi
FITRA RIAU 2012| 11Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
yang mengelola blok Coastal Plan Prkanbaru (CPP). Kemudian PT.
Sarana Pembangunan Riau (SPR) yang mengelola blok langgak yang
merupakan perusahaan milik Provinsi Riau.
PT.Chevron Pasific Indonesia adalah perusahaan tertua dan
terluas wilayah ekplorasinya. Karena hampir di setiap kabupaten /
daerah yang memiliki wilayah produksi pertambangan minyak bumi,
terdapat blok yang dikerjakan oleh PT. CPI.
Tabel.2. Nama-nama KKKS Migas di Riau (Ekplorasi dan Produksi)
No KKKS Status Kontrak1 BOB PT. BSP – Pertamina Hulu (BUMD) Produksi PSC2 PT. Chevron Pasific Indonesia (Rokan) Produksi PSC3 PT. Medco Indonesia - S&C Sumatera Produksi PSC4 UBEB. Lirik Produksi PSC5 Chevron Tecaxo/ Produksi PSC6 PT. SPE West Kampar Produksi PSC7 PT. Sarana Pembangunan Riau Langgak
(BUMD)Produksi PSC
8 Kondur Petrolium SA/ EMP Mallaca Straits SA Produksi PSC9 Petroselat. Ltd Produksi PSC10 Kalila (Bentu) LTD Produksi PSC11 Kalila (Korinci Baru) Ltd Produksi PSC12 PT. Karya Inti Petrolium eksplorasi13 Ranhill Pamai taluk Energy PTE.LTD SEISMIK
2D14 PT. Northern Yamano Teknologi eksplorasi15 Indo CBM Ltd eksplorasi16 Hexindo Gemilang Jaya eksplorasi17 Puri Petrolium Resources Eksplorasi18 Pan Orient East Jabung SIESMIK
2DSumber: BP.Migas 2012(Dokumen 2011)
Profil seluruh perusahaan (KKKS) yang berstatus produksi dan
yang berstatus ekplorasi, lihat tabel dibawah ini:
FITRA RIAU 2012| 12Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Tabel.3. KKKS Produksi / Ekplorasi
No Nama KKKS Wilayah Kerja Profil
Produksi
1
EMP Mallacca Strait / Kondur Petroleum SA
Mallaca Strait Luas wilayah kerja 9.492 Km2
Wilayah kerja meliputi : Kabupaten Siak, Bengkalis, Kepulauan Meranti
Awal Kontrak : tahun 1997 Efektif Kontrak tahun 2000 Akhir kontrak : 4 Agustus 2020 Jumlah Sumur : 273 sumur Lapangan Penghasil : 5 lapangan Produksi Utama : Minyak Bumi
2
Petroselat LTD Onshore Blok Selat Panjang
Luas wilayah kerja : 1.311 Km2
Wilayah kerja meliputi : Kabupaten Siak
Awal Kontrak : tahun 1991 Efektif Kontrak tahun 1991 Akhir kontrak : 4 Agustus 2021 Jumlah Sumur : 3sumur Lapangan Penghasil : 2 lapangan Produksi Utama : Minyak Bumi
3
BOB PT. BSP – Pertamina Hulu
Onshore Coastal Plain Pekanbaru Blok
Luas wilayah kerja 9.135,06 Km2
Wilayah kerja meliputi : Kabupaten Siak, Bengkalis, Kampar, Pelalawan, Kota Pekanbaru
Awal Kontrak : tahun 2002 Efektif Kontrak : Akhir kontrak : 8 Agustus 2022 Jumlah Sumur : 592 sumur Lapangan Penghasil : 26 lapangan
Produksi Utama : Minyak Bumi
4
PT. Chevron Pasific Indonesia
Blok Siak, Blok Rokan Luas wilayah kerja 18.728 Km2
Wilayah kerja meliputi : Kabupaten Siak, Bengkalis, Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Pekanbaru, Kota Dumai
Awal Kontrak : 9 Juni 1975 (Rokan) 25 September 1963 (Siak)
Efektif Kontrak tahun 2000 Akhir kontrak : 2021 Jumlah Sumur : 10.800 Sumur Lapangan Penghasil : 86 lapangan Produksi Utama : Minyak Bumi
5
Kalila Buntu Ltd Bentu Segat Blok Luas wilayah kerja 1.043 Km2
Wilayah kerja meliputi : Kabupaten Pelalawan dan Kampar
Awal Kontrak : 2004, melanjutkan kontrak santos
Efektif Kontrak tahun 2000
FITRA RIAU 2012| 13Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Akhir kontrak : 2021 Jumlah Sumur : 6 Sumur Lapangan Penghasil : 5 lapangan, 4
lapangan belum aktif Produksi Utama : Gas Bumi
6
Kalila (Korinci Baru) Ltd Korinci Baru Blok Luas wilayah kerja :253 Km2
Wilayah kerja meliputi : Pelalawan dan Kota Pekanbaru
Awal Kontrak : 2004 Efektif Kontrak tahun 2000 Akhir kontrak : 2027 Jumlah Sumur : 7 Sumur Lapangan Penghasil : 5 lapangan Produksi Utama : Gas Bumi
7
PT. Medco E&P Indonesia (Lirik)
Onshore Blok Kampar Luas wilayah kerja : 469 Km2
Wilayah kerja meliputi : Kabupaten Indragiri Hilu dan Kabupaten Pelalawan
Awal Kontrak : 1995 (Membeli PT. StanvacIndonesia dari Exion Mobil)
Akhir kontrak : 2013 Jumlah Sumur : 122 Sumur Lapangan Penghasil : 11 lapangan Produksi Utama : Minyak Bumi
8
Unit Bisnis Pertamina (UBEP) Lirik
Pertamina EP (Onshore Blok Japura, Lapangan Lirik
Luas wilayah kerja : 40 Km2
Wilayah kerja meliputi : Pelalawan dan Indragiri Hulu
Awal Kontrak : 2003 Efektif Kontrak tahun Akhir kontrak : 2023 Jumlah Sumur : 53 Sumur Lapangan Penghasil : 1 lapangan Produksi Utama : Minyak Bumi
9
PT. Sarana Pembangunan Riau (SPR)
Blok Langgak Luas wilayah kerja : 79,65 Km2
Wilayah kerja meliputi : Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu
Awal Kontrak : 2010 Efektif Kontrak tahun : Akhir kontrak : 2030 Jumlah Sumur : 24 Sumur (Aktif 21
Sumur) Lapangan Penghasil : 1 lapangan Produksi Utama : Minyak Bumi
10
PT. Sumatera Persada Energi (SPE)
West Kampar Luas wilayah kerja : 4.471, 31 Km2
Wilayah kerja meliputi : Rokan Hulu, Kampar, Padang Lawas
Awal Kontrak : 7 Oktober 2005 Efektif Kontrak tahun Akhir kontrak : 6 Oktober 2035 Jumlah Sumur : 3 Sumur Lapangan Penghasil : 1 lapangan
FITRA RIAU 2012| 14Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Produksi Utama : Minyak Bumi Ekplorasi
1
PT. Karya Inti Petroleum Lirik II Blok Wilayah Kerja : Indragiri Hulu, Pelalawan.
Awal Kontrak : 16 Janiari 2006 Akhir Kontrak : 16 Januari 2013 Status Kegiatan : EKPLORASI
2
Ranhil Pamai Taluk Energy. PTE.LTD
South CPP Luas Wilayah : 4.473,32 KM2
Wilayah Kerja : Kampar, Kuantan dan Kabupaten Pranat
Awal Kontrak : 13 November 2009 Akhir Kontrak : 2038
Status Kegiatan : EKPLORASI
3
PT. Northem Yamano Teknologi
East Pamai Blok Wilayah Kerja : Siak dan Pekanbaru Awal Kontrak : 5 Mei 2009 Akhir Kontrak : 2015
Status Kegiatan : EKPLORASI
4
Indo CMB Ltd CMB Rengat Luas Wilayah : 2995 KM2
Wilayah Kerja : Indragiri Hulu, Pelalawan
Awal Kontrak : 30 November 2009 Akhir Kontrak : 2039 Status Kegiatan : Belum Mendapat
Persetujuan dari Pemagang HGU PT. Inti Indosawit di Kabupaten Pelalawan PTPN V di Daerah Indragiri Hulu (Tumpang Tindih Lahan)
5
Hexindo Gemilang Jaya Lemang Blok Luas Wilayah : 2500 KM2
Wilayah Kerja : Indragiri Hilir Awal Kontrak : 18 Januari 2007 Akhir Kontrak : 17 Januari 2013
Status Kegiatan : EKPLORASI
6
Puri Petroleum Reources Puri Blok Wilayah Kerja : Indragiri Hulu Awal Kontrak : 18 Mei 2010 Akhir Kontrak : 2016 (Masa
Ekplorasi) Status Kegiatan : EKPLORASI
7
Pan Orient East Jabung East Jabung Luas Wilayah : 6227, 72 KM2
Wilayah Kerja : Indragiri Hilir, Tanjung Jabung Timur, TanjungJabung Bara, Muara Jambi
Awal Kontrak : 21 November 2011 Akhir Kontrak : 2041 Status Kegiatan : SEISMIK 2D,
Pemboran 1 Sumur Ekplorasi
Sumber: BP Migas Pusat 2012
FITRA RIAU 2012| 15Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Saat ini di Provinsi Riau terdapat 8 (Delapan) kabupaten dari
12 Kabupaten/Kota yang dijadikan wilayah penghasil Migas. Kurang
lebih 61.218, 06 km2 wilayah ekploitasi baik berstatus produksi
maupun ekplorasi dengan 146 lapangan yang sedang dalam kondisi
aktif baik berstatus produksi maupun ekplorasi dengan jumlah 11883
sumur dengan kondisi aktif pula. Terdapat 18 (tujuh belas) perusahaan
KKKS, 11 (Sebelas) diantaranya berstatus produksi dan 7 (tujuh)
perusahaan lainnya masih berstatus ekplorasi.
Secara rinci wilayah ekploitasi perusahaan (KKKS) di 8
(delapan) Kabupaten di Riau adalah sebagai berikut :
Tabel.4. KKKS dan Wilayah Kerja (WK) Di Riau (Produksi)
No Kabupaten/Kota Kontraktor / KKKS Jenis Minyak
1 Kab. Bengkalis BOB. PT. BSP – Pertamina Hulu SLCChevron Pasifict Indonesia (Rokan) Duri
2 Kab. Indragiri Hulu Medco E&P Indonesia – S&C Sumatera
Lirik
EBEP-Lirik Lirik 3 Kab. Kampar BOB PT.BSP – Pertamina Hulu SLC
Chevron Pasific Indonesia SLCChevron Texaco Siak SLCSPE West Kampar West
KamparSPR Langgak SLC
4 Kab. Meranti Kondor Petrolium SA Lalang 5 Kab.Pelalawan Medco E&P Indonesia- S&C
SumateraLirik
UBEP. Lirik Lirik 6 Kab. Rokan Hilir Chevron Pasifik Indonesia Duri &
SLCChevron texaco Siak SLC
7 Kab. Rokan Hulu Chevron Pasifict Indonesia SLCSPE West Kampar West
Kampar SPR Langgak SLC
8 Kab. Siak BOB PT. BSP- Pertamina Hulu SLCChevron Pasifik Indonesia SLCKondur Petrolium SA LalangPetroselat. Ltd Selat
FITRA RIAU 2012| 16Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
panjang Sumber: BP Migas 2012
2.4. Penguasaan Migas di Provinsi Riau
2.4.1. KKKS P.T. CPI di Riau
Kegiatan ekplorasi dan ekploitasi minyak dan gas bumi
di Indonesia dilakukan oleh para Kontraktor berdasarkan suatu
Kontrak Kerja Sama dengan pemerintah. Kontrak Kerja Sama
(KKS) adalah Kontrak Bagi Hasil atau bentuk kontrak kerja
sama lain dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang lebih
menguntungkan negara dan hasilnya dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
KKS ditandatangani oleh Badan Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) dengan
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan disetujui oleh
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas nama Pemerintah
Republik Indonesia. Setiap KKKS diberikan hak untuk
melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pada satu
Wilayah Kerja.
Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (BPMIGAS) adalah suatu badan hukum yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 42 tahun 2002
tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi sebagai pelaksanaan amanat Undang-undang nomor 22
tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Sesuai dengan pasal
10 PP nomor 42 tahun 2002, BPMIGAS mempunyai fungsi
melakukan pengawasan terhadap Kegiatan Usaha Hulu agar
pengambilan sumber daya alam Minyak dan Gas Bumi milik
negara dapat memberikan manfaatdan penerimaan yang
maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
FITRA RIAU 2012| 17Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Salah satu bentuk KKS adalah Kontrak Bagi Hasil atau
Production Sharing Contract (PSC). Prinsip-prinsip PSC adalah
sebagai berikut:
- Manajemen ditangan Pertamina (sekarang beralih kepada
BPMIGAS).
- Kontraktor menyediakan semua dana, tehnologi, dan
keahlian.
- Kontraktor menanggung semua resiko finansial.
- Besarnya Bagi Hasil ditentukan atas dasar tingkat produksi
minyak dan atau gas bumi.
2.4.2. PSC Wilayah Kerja Rokan
Sejarah perkembangan PT CPI berawal pada Tim
Geologi dari Standard Oil of California (Socal) melakukan
penelitian di 1924 yang kemudian di tahun 1936 Socal bersama
Texaco mendirikan Caltex. Pada tahun 1963 Caltex resmi
menjadi PT Caltex Pasific Indonesia. Perkembangannnya nama
Socal berubah menjadi Chevron dan di tahun 2001 Chevron &
Texaco bergabung menjadi ChevronTexaco. Pada awal 2005
gabungan perusahaan Chevron Texaco berganti nama menjadi
Chevron Corporation. Dan saat ini, PT CPI bertindak sebagai
kontraktor dari tiga PSC di Sumatera, yaitu PSC Rokan, PSC
C&T Siak dan PSC C&T Mountain Front & Kuantan (MFK).
2.4.3. PSC Rokan
Penandatanganan PSC Rokan antara Pertamina dengan
PT CPI dilakukan pada tanggal 9 Agustus 1971, dan telah
mengalami amandemen dengan persetujuan Menteri
Pertambangan pada tanggal 24 Desember 1983, untuk jangka
waktu (akhir masa) PSC sampai tanggal 8 Agustus 2002.
Setelah dilakukan amandemen PSC pada tanggal 15 Oktober
1992, PT CPI masih berhak meneruskan usaha pertambangan
FITRA RIAU 2012| 18Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
migas di daerah Sumatera Bagian Tengah (Rokan Block)
±seluas 9.898 km2 untuk masa 30 tahun sampai dengan Agustus
2021.
PSC Rokan dioperasikan PT CPI di 3 (tiga) lapangan
minyak utama, yaitu: Duri, Minas dan Bekasap. Lapangan Duri
memproduksi minyak bumi yang terkenal dengan nama Duri
Crude yang ditemukan tahun 1941 dan mulai berproduksi tahun
1958. Lapangan Minas ditemukan pada tahun 1941 dan mulai
berproduksi tahun 1952 dengan jenis minyak yang dihasilkan
yaitu Sumatran Light Crude (SLC). Sedangkan Lapangan
Bekasap hanya memiliki sejumlah lapangan minyak kecil
produktif yang memproduksi light crude.
2.4.4. PSC C&T Siak
Penandatanganan PSC C&T Siak antara Pertamina,
Chevron Siak Inc. dan Texaco Inc. dilakukan pada tanggal 28
Maret 1991 dengan wilayah kuasa pertambangan migas (area
eksplorasi) di daerah Siak Block seluas 8,314 km2. PSC C&T
Siak mengoperasikan Lapangan Siak yang menghasilkan jenis
minyak SLC.
2.4.5. PSC C&T MFK
Penandatanganan PSC C&T MFK antara Pertamina
dengan California Asiatic Oil Company (Calasiatic) dan Texaco
Overseas Petroleum Company (Topco) (C&T) dilakukan pada
tanggal 20 Januari 1975, dengan amandemen pada tanggal 21
Desember 1978 dan 28 Januari 1980. PSC C&T MFK
mengoperasikan ladang migas (area eksplorasi) di daerah Blok
MFK di Kabupaten Rokan Hulu seluas 6.865 km2, yaitu di
Mountain Front Block seluas 805 km2 dan Kuantan Block
seluas 6.060 km2.
FITRA RIAU 2012| 19Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
2.4.6. Caostal Plan and Pekanbaru (CPP) Blok
Caostal Plan and Pekanbaru blok (CPP Blok), memiliki
wilayah kerja yang berlokasi di Kabupaten Siak, Bengkalis,
Rokan Hilir, Rokan hulu, dan kota Dumai. Wilayah CPP Blok
memiliki luas area 9.135,06 km2. Dengan jumlah lapangan
minyak yang tersebar di Blok CPP adalah 32 lapangan yang
dikelompokan menjadi tiga area yaitu Pedada, Zambrut dan
West Area.
Blok CPP merupakan blok yang tergolong matang yang telah
memproduksi ratusan juta barel minyak mentah sejak awal
tahun 1970-an. Sampai hari ini produksi minyak mentah di blok
CPP mencapai 17000 barel oil per day.
CPP Blok ini dikelola oleh perusahaan Daerah yaitu PT. Bumi
Siak Pusako yang berkerjasama dengan pertamina hulu energi.
CPP blok ini dikelola oleh perusahaan daerah pada tahun 2002
setelah habis kontrak dengan PT. Caltex pasifix indonesia.
FITRA RIAU 2012| 20Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
2.5. Realisasi Lifting Migas Riau
2.5.1. Realisasi Lifting Minyak Mentah Tahun 2009-2011
Perkembangan realiasi lifting minyak mentah Provinsi
Riau sejak pada tahun 2009 sebesar 132. 484.600 (barel),
kemudian pada tahun 2011 sebesar 133.590.600 (barel).
Sedangkan pada tahun 2011 total realisasi lifting sebesar
140.049.480 ( barel).
Sejak tahun 2009 – 2011 perolehan realisasi lifting
terbesar adalah kebupaten Bengkalis dengan perolehan sebesar
64.358.720 barel (tahun 2009), 69.271.290 barel (tahun 2010)
dan 76.774.980 barel (tahun 2011). Kemudian disusul
kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Siak. Sedangkan kabuten
meranti tahun 2009 belum mendapat alokasi lifting. Secara rinci
perkembangan realiasasi lifting Minyak Mentah Riautahun 2009
– 2011 sebagai berikut:
Tabel.5. Perkembangan Realiasasi Lifting Minyak Mentah Hasil Rekonsiliasi tahun 2009-2011 Provinsi Riau
No Prov/Kab/Kota SatuanTAHUN
2009 2010 2011
1 Total Riau ribu barel 132.484,60 133.590,60 140.049,48 2 Bengkalis ribu barel 64.358,72 69.271,29 76.774,98 3 Rokan Hilir ribu barel 23.876,61 21.620,69 76.774,98 4 Siak ribu barel 28.121,91 25.844,48 24.939,97 5 Kampar ribu barel 14.343,59 13.076,89 13.791,09 6 Indragiri Hulu ribu barel 674,73 604,15 647,60 7 Rokan Hulu ribu barel 525,94 406,04 689,41 8 Kep. Meranti ribu barel - 2.210,48 2.217,83
Gross Revenue
(Rp. Juta) 79.289.022,61 93.333.144,60 133.174.181,60
Sumber: Distamben Provinsi Riau
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
Provinsi Riau sejak dari tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami
peningkatan. Namun peningkatan produksi dalam setiap total
produksi dari tahun 2009
yang signifikan. Seperti produksi tahun 2009 sebesar
meningkatat pada tahun 2010 menjadi
peningkatan produksi antara tahun 2009 dan tahun 2010 hanya
meningkat
Begitu juga pada tahun 2011, produksi minyak mentah mengalami
peningkatan,
enam persen
2011 digambarkan sebagai berikut:
Riau
Kab. Bengkalis
Kab. Rohil
Kab. Siak
Kab. Kampar
Kab. Inhu
Kab. Rokan Hulu
Kab. Meranti
0,0020.000,0040.000,0060.000,0080.000,00
100.000,00120.000,00140.000,00160.000,00
Ribu
Bar
el
Diagram Perkembangan Realisasi Lifting Minyak Mentah Riau
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Secara umum, perkembangan lifting minyak mentah
Provinsi Riau sejak dari tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami
peningkatan. Namun peningkatan produksi dalam setiap total
produksi dari tahun 2009 – 2011 tidak mengalami peningkatan
yang signifikan. Seperti produksi tahun 2009 sebesar
meningkatat pada tahun 2010 menjadi 133.590,60.
peningkatan produksi antara tahun 2009 dan tahun 2010 hanya
meningkat 1106 barel atau 0,82% (nol koma delapan persen
Begitu juga pada tahun 2011, produksi minyak mentah mengalami
peningkatan, mencapai 5648,88 barel atau 4,6 %(
enam persen) dibadingkan tahun 2010.
Perbandingan produksi pertahun dari tahun 2009 sampai
2011 digambarkan sebagai berikut:
2009 2010
132.484,60 133.590,60
64.358,72 69.271,29
23.876,61 21.620,69
28.121,91 25.844,48
14.343,59 13.076,89
674,73 604,15
525,94 406,04
0 2.210,48
Diagram Perkembangan Realisasi Lifting Minyak Mentah Riau 2009-2011
FITRA RIAU 2012| 21
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
minyak mentah
Provinsi Riau sejak dari tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami
peningkatan. Namun peningkatan produksi dalam setiap total
2011 tidak mengalami peningkatan
yang signifikan. Seperti produksi tahun 2009 sebesar 132.484,60
133.590,60. Artinya
peningkatan produksi antara tahun 2009 dan tahun 2010 hanya
nol koma delapan persen).
Begitu juga pada tahun 2011, produksi minyak mentah mengalami
atau 4,6 %(empat koma
Perbandingan produksi pertahun dari tahun 2009 sampai
2011
140.049,48
76.774,98
76.774,98
24.939,97
13.791,09
647,6
689,41
2.217,83
Diagram Perkembangan Realisasi Lifting Minyak Mentah Riau
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
Provinsi Riau untuk tren tiga
umum terlihat mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya. Namun di tahun 2011 hasil alokasi lifting minyak
bumi diprovinsi Riau mulai kembali mengalamai kenaikan.
Dengan total produksi Provinsi Riau alokasi li
140.049,48 ribu barel
produksi minyak bumi di Provinsi Riau dibandingakan dengan
produksi tahun 2001
berikut ini:
2.6.
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Perkembangan produksi (lifting) minyak mentah di
Provinsi Riau untuk tren tiga tahun terakhir (2009
umum terlihat mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya. Namun di tahun 2011 hasil alokasi lifting minyak
bumi diprovinsi Riau mulai kembali mengalamai kenaikan.
Dengan total produksi Provinsi Riau alokasi liftingnya sebesar
140.049,48 ribu barel.
Perbandingan antara trend tiga tahun terakhir alokasi lifting
produksi minyak bumi di Provinsi Riau dibandingakan dengan
produksi tahun 2001-semester 1 2009 dapat dilihat pada diagram
berikut ini:
FITRA RIAU 2012| 22
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
minyak mentah di
tahun terakhir (2009-2011) secara
umum terlihat mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Namun di tahun 2011 hasil alokasi lifting minyak
bumi diprovinsi Riau mulai kembali mengalamai kenaikan.
ftingnya sebesar
Perbandingan antara trend tiga tahun terakhir alokasi lifting
produksi minyak bumi di Provinsi Riau dibandingakan dengan
semester 1 2009 dapat dilihat pada diagram
FITRA RIAU 2012| 23Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Diagram diatas menunjukkan produksi lifting minyak bumi provinsi Riau tahun 2001 sampai triwulan III 2009. Seluruh total produksi provinsi Riau mengalmi penurunan yang signifikan. Tahun 2001 produksi total provinsi Riau sebesar 222.113.00 ribu barel, sedangkan tahun tahun 2008 produksi sebesar 143.793,35 ribu barel. Artinya antara tahun 2001 sampai tahun 2008 produksi minyak mentah di Riau mengalami penurunan sebesar 78319, 65 ribu barel selama kurun waktu tujuh tahu, atau mengalami penurunan 35,2 % (tiga puluh lima koma dua persen) ditahun 2008 dibandingkan produksi minyak mentah tahun 2001. Begitu juga ditahun selanjutnya trend tahun 2009-2011 juga mengalami penurunan, namun ditahun 2011 mulai mengalami peningkatan produksi dibandingkan produksi tahun 2009.
FITRA RIAU 2012| 24Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Tabel.6. Hasil Rekonsiliasi
Alokasi Lifting Minyak Mentah Provinsi Riau
Sampai Dengan Triwulan I 2012
Daerah Penghasil Jenis Minyak Prognosa 2012
Kumulatf 3 bulan Pencapaian
Des 2011-Feb 2012 Sasaran
Ribu Barel MBPD Lifting (barel) %
Kab. Bengkalis
BOB Pertamina Hulu - PT. Bumi Siak Pusako SLC 1.195,72 3,27 302,08 25,2
Chevron pasific Indonesia (Rokan) Duri 63.973,81 174,79 15.287,24 23,9
SLC 11.333,14 30,96 2.898,17 25,57
total 18.487,49
Kab. Indragiri Hulu
Medco E&P Indonesia - S&C Sumatera Lirik 96,34 0,26 32,85 34,11
UBEP- Lirik Lirik 612,17 1,67 128,58 21
Total 161,43
Kab. Kampar
BOB Pertamina Hulu - PT. Bumi Siak Pusako SLC 390,16 1,07 83,91 21,51
Chevron pasific Indonesia (Rokan) SLC 14.663,64 40,06 3.749,86 25,57
Chevron texaco Siak SLC 329,31 0,9 72,2 21,93
SPE West Kampar west kampar 41,32 0,11 0 0
SPR Langgak SLC 117,46 0,32 21,35 18,18
total 3927,32
Kab. Kepulauan Meranti
Kondour Petrolium lalang 2.363,17 6,64 544,59 23,05
Total 544,59
FITRA RIAU 2012| 25Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Kab. Pelalawan
Medco E&P Indonesia - S&C Sumatera lirik 328,78 0,9 82,46 25,08
UBEB Lirik Lirik 215,05 0,59 44,47 20,68
Total 126,93
Kab. Rokan Hilir
Chevron pasific Indoensia duri 100,51 0,27 23,99 23,87
SLC 19.188,70 52,43 4.907,04 25,57
Chevron Texaco SLC 458,14 1,25 135,79 29,64
Total 5066,82
Kab. Rokan Hulu
Chevron Pasific Indonesia - Rokan SLC 297,73 0,81 76,13 25,57
SPE West kampar wes kampar 324,68 0,89 50,03 15,41
SPR Langgak SLC 176,19 0,48 30,84 17,51
Total 157
Kab. Siak
BOB Pertamina Hulu - PT. Bumi Siak Pusako SLC 4.453,12 12,17 996,1 22,37
Chevron pasific Indonesia (Rokan) SLC 19.585,01 53,51 5.008,38 25,57
Kondur Petroleum SA lalang 418,43 1,14 103,83 24,81
Petroselat LTd selat panjang 183,00 0,5 20,8 11,37
Total 6129,11
Gros Total 140.845,58 384,99 34.600,79 24,57
Sumber: website BP. Migas 2012
FITRA RIAU 2012| 26Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Tabel.7. Hasil Rekonsiliasi
Alokasi Lifting Minyak Mentah Provinsi Riau
Sampai Dengan Triwulan II 2012
Daerah Penghasil Jenis Minyak Prognosa 2012
Kumulatf 6 bulan Pencapaian
Des 2011-Mei 2012
Sasaran
Ribu Barel MBPD Lifting (barel) %
Kab. Bengkalis
BOB Pertamina Hulu - PT. Bumi Siak Pusako SLC 1.195,72 3,27 620,1 51,86
Chevron pasific Indonesia (Rokan) Duri 63.973,81 174,79 30.653,85 47,92
SLC 11.333,14 30,96 5.604,47 49,45
Sub Total 36.878,42
Kab. Indragiri Hulu
Medco E&P Indonesia - S&C Sumatera Lirik 96,34 0,26 72,37 75,12
UBEP- Lirik Lirik 612,17 1,67 281,59 46
Sub Total 353,96
Kab. Kampar
BOB Pertamina Hulu - PT. Bumi Siak Pusako SLC 390,16 1,07 167,56 42,95
Chevron pasific Indonesia (Rokan) SLC 14.663,64 40,06 7.250,12 49,44
Chevron texaco Siak SLC 329,31 0,9 145,55 44,2
SPE West Kampar west kampar 41,32 0,11 0 0
SPR Langgak SLC 117,46 0,32 44,87 38,2
Sub Total 7.608,10
Kab. Kepulauan Meranti
Kondour Petrolium lalang 2.363,17 6,64 1.005,97 42,57
Sub Total 1.005,97
FITRA RIAU 2012| 27Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Kab. Pelalawan
Medco E&P Indonesia - S&C Sumatera lirik 328,78 0,9 189,79 57,73
UBEB Lirik Lirik 215,05 0,59 90,92 42,28
Sub Total 280,71
Kab. Rokan Hilir
Chevron pasific Indoensia duri 100,51 0,27 44,79 44,56
SLC 19.188,70 52,43 9.692,59 50,51
Chevron Texaco SLC 458,14 1,25 269,44 58,81
Sub Total 10.006,82
Kab. Rokan Hulu
Chevron Pasific Indonesia - Rokan SLC 297,73 0,81 152,52 51,23
SPE West kampar wes kampar 324,68 0,89 102,94 31,71
SPR Langgak SLC 176,19 0,48 65,33 37,08
Sub Total 320,79
Kab. Siak
BOB Pertamina Hulu - PT. Bumi Siak Pusako SLC 4.453,12 12,17 2.096,33 47,08
Chevron pasific Indonesia (Rokan) SLC 19.585,01 53,51 9.755,98 49,81
Kondur Petroleum SA lalang 418,43 1,14 202,45 48,38
Petroselat LTd selat panjang 183,00 0,5 42,74 23,36
Sub Total 12.097,50
Gros Total 140.845,58 384,99 68.552,27 48,67
Sumber: website BP. Migas 2012
FITRA RIAU 2012| 28Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Sedangkan produksi minyak bumi Provinsi Riau per Perusahaan trend 2010 sampai triwulan II 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel.8. Produksi Minyak Bumi
Per Perusahaan tahun 2010 sampai triwulan II 2012
No Kontraktor (KKKS)Wilayah Jenis Produksi (Lifting)
Penghasil Minyak 2010 2011 Triwulan II 2012
1BOB Pertamina Hulu -
Kab. Bengkalis SLC 1.554.103,00 1.357.126,00 620.108,00
PT. Bumi Siak Pusako Kab. Kampar SLC 342.202,00 348.111,00 167.568,00
Kab. Siak SLC 4.430.292,00 4.269.922,00 2.096.339,00
6.326.597,00 5.975.159,00 2.884.015,00
2Chevron Pasific Indonesia – Rokan
Kab. Bengkalis Duri 55.001.011,00 63.884.250,00 30.653.859,00
SLC 12.716.179,00 11.533.605,00 5.604.473,00
Kab. Kampar SLC 12.396.039,00 13.018.229,00 7.250.121,00
Kab. Rohil Duri 133.277,00 95.011,84 44.791,00
SLC 21.004.547,00 19.851.675,34 9.692.597,00
Kab. Rohul SLC 303.823,00 516.485,26 152.526,00
Kab. Siak SLC 20.764.658,00 20.051.687,16 9.755.980,00
122.319.534,00 128.950.943,60 63.154.347,00
3 Medco E&P Indonesia - Kab. Inhu Lirik 94.862,00 123.436,52 72.370,98
S&C SumateraKab. Pelalawan lirik 354.052,00 343.906,88 189.799,00
448.914,00 467.343,40 262.169,98
4 Kondur Petroleum SAKab. Bengkalis lalang 0,00 0 0
kab. Meranti lalang 2.210.476,00 2.217.832,00 1.005.791,00
Kab. Siak lalang 544.084,00 524.250,00 202.453,00
2.754.560,00 2.742.082,00 1.208.244,00
5 Petroselat. LTD Kab. Siakselat panjang 105.450,00 94.108,57 42.748,09
105.450,00 94.108,57 42.748,09
6PT. Pertamina EP Area lirik & Jambi kab. Inhu
lirik (exstanvac 0,00 0 0
Kab. Pelalawan
lirik (exstanvac 202.572,37 46.664,00 0
202.572,37 46.664,00 0
7 Chevron Texaco Siak kab. Kampar slc 276.134,00 340.217,55 145.554,00
Kab. Rohil slc 442.866,00 507.782,45 269.446,00
719.000,00 848.000,00 415.000,00
8 SPR Langgak Kab. Kampar slc 62.511,00 84.536,00 44.874,00
FITRA RIAU 2012| 29Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Kab. Rohul slc 102.212,00 133.520,00 65.334,00
164.723,00 218.056,00 110.208,00
9 UBEP Lirik Kab. Inhu lirik 509.283,00 524.166,00 281.596,00Kab. Pelalawan lirik 0,00 143.559,00 90.928,00
509.283,00 667.725,00 372.524,00
10 SPE West Kampar Kab. Kamparwest kampar 0 0
Kab. Rohulwest kampar 39.403,00 102.940,00
39.403,00 102.940,00Sumber : BP Migas Pusat 2012
Dari data diatas, pada dasarnya produksi (lifting) minyak mentah yang berasal dari provinsi Riau trend tahun 2010- sampai triwulan II 2012, menunjukkan PT. Chevron pasifik Indonesia merupakan KKKS yang terbesar menghasilkan produksi minyak mentah. Kemudian disusul perusahaan daerah PT. Bumis Siak Pusako (BSP), dan kemudian PT. Koundur Petroleum di kepulauan Meranti.
FITRA RIAU 2012| 30Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Sumber: BP migas di olah Fitra Riau
0
20.000.000
40.000.000
60.000.000
80.000.000
100.000.000
120.000.000
140.000.000
Produksi Minyak Mentah per KKKSProvinsi Riau
2010
2011
TRI. II 2012
FITRA RIAU 2012| 31Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Perkiraan Produksi (Lifting) KKKS per Sumur tahun 2010-2011
No KKKS Luas AreaLapangan
Sumur
Jumlah Produksi /Sumur Pertahun Per Day
(Jumlah Produksi (Produksi per
Sumur
Penghasil Dibagi Jumlah Sumur) di bagi 365 hari)
2010 2011 2010 20111 BOB. PT. BSP - Pertamina Hulu 9135,06 km2 32 592 10.687,00 10.093,00 29,30 27,002 PT. CPI 18,728 km2 86 10.800 11.326,00 11.940,00 31,00 32,003 MEDCO E&P Indonesia 469 km2 11 122 3.679,00 3.830,00 10,00 10,004 Koundur Petrolium 9,492 km2 5 273 10.090,00 10.044,00 27,00 27,005 petroselat ltd 1,311 km2 2 3 35.105,00 31.369,00 96 866 PT Pertamina EP Area 7 Chevron taxaco 8 SPR langgak 79,65 km2 1 24 6.863,00 9.085,00 19 259 UBEP LIRIK 40 km2 1 53 9.609,00 12.598,00 26,00 34,00
10 SPE West Kampar 4,471,31 km2 1 3 13.134,00 36
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
PT. CPI merupakan salah satu KKKS yang memproduksi minyak mentah paling banyak di Riau. ditahun 2010 mencapai produksi kuproduksi minyak terbesar kedua setelah PT. CPI adalah BOB PT. BSP –2010 6.326.597 BOselanjutnya produksi sampai triwulanBO.
jumlah lapangan serta jumlah sumur maka hasilnya juberbanding terbalik. Pproduksi persumurnya lebih besartahun 2010 mencapai 35.105 BObarel.
Sumber: BP migas di olah Fitra Riau
PT. CPI (10.800 Sumur)
BOB. PT. BSP (592 Sumur)
2010 10.687 11.326
2011 10.093 11.940
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Produksi Minyak Mentah KKKS Per
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Data diatas menunjukkan bahwa secara kumulatif memang PT. CPI merupakan salah satu KKKS yang memproduksi minyak mentah paling banyak di Riau. ditahun 2010 produksi PT. CPI mencapai 122.319.534, BO (Barel Oil). Sedangkan tahun 2011 produksi kumulatif PT. CPI 128.950.943 BO. Begitu juga dengan produksi minyak terbesar kedua setelah PT. CPI adalah BOB PT.
– Pertamina Hulu, dengan penghasilan kumul2010 6.326.597 BO, kemudian tahun 2011 produksi 5.975.159, selanjutnya produksi sampai triwulan II 2012 mencapai 2.884.015
Jika hitung lebih rinci total produksi dengan luas area, jumlah lapangan serta jumlah sumur maka hasilnya juberbanding terbalik. Perusahaan kecil seperti petroselat LTD produksi persumurnya lebih besar, produksi dalam tahun 2010 mencapai 35.105 BO dan tahun 2011 mencapai 31.369 barel. Lihat perbandingan jumlah produksi per sumur dibawah ini :
Sumber: BP migas di olah Fitra Riau
BOB. PT. BSP (592 Sumur)
PT. Medco
(122 Sumur)
Kondur petroleum (237 sumur)
Petroselat Ltd (3 Sumur)
PT. SPR (24
Sumur)
UBEP Lirik (53 Sumur)
11.326 3.679 10.090 35.105 6.863 9.609
11.940 3.830 10.044 31.369 9.085 12.598
Produksi Minyak Mentah KKKS Per Sumur tahun 2010-2011
FITRA RIAU 2012| 32
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
Data diatas menunjukkan bahwa secara kumulatif memang PT. CPI merupakan salah satu KKKS yang memproduksi minyak
produksi PT. CPI Sedangkan tahun 2011
. Begitu juga dengan produksi minyak terbesar kedua setelah PT. CPI adalah BOB PT.
Pertamina Hulu, dengan penghasilan kumulatif ditahun , kemudian tahun 2011 produksi 5.975.159,
II 2012 mencapai 2.884.015
Jika hitung lebih rinci total produksi dengan luas area, jumlah lapangan serta jumlah sumur maka hasilnya justru
erusahaan kecil seperti petroselat LTD , produksi dalam satu sumur
dan tahun 2011 mencapai 31.369 Lihat perbandingan jumlah produksi per sumur dibawah ini :
UBEP Lirik (53 Sumur)
SPE Kampar
(3 sumur)
9.609 0
12.598 13.134
Produksi Minyak Mentah KKKS Per
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
Sumber: BP migas di olah Fitra Riau
Produksi persumur baik pertahun maupun perhari, PT. Ptroselat ltd mengungguli dari pada perusahaan LTD dengan 3 sumur, setiap sumur di tahun 2010 mampu menghasilkan mengahasilkan perhari, PT. Petroselat tahun 201086 barel persumur perharinya. kedua yaitu PT. SPE, ditahun 2012 mampu mengahasilkan persumur, dan 36 barel per sumur per hari.
Perusahaan besar seperti PT. CPI Pertamina Medco (122 Sumur)32 barel per sumur perhari. perawatan setiap masing produksi per sumur sangatlah rendah.
PT. CPI (10.800 Sumur)
BOB. PT.
2010 29
2011 27
020406080
100120
Axis
Titl
eProduksi Minyak Mentah Per Hari Setiap
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Sumber: BP migas di olah Fitra Riau
Produksi persumur baik pertahun maupun perhari, PT. Ptroselat ltd mengungguli dari pada perusahaan – perusahaan lainnya. Petroselat LTD dengan 3 sumur, setiap sumur di tahun 2010 mampu menghasilkan 35.105 barel. Sedangkan tahun 2011 mampu mengahasilkan 31.369 barel per sumurnya. Sedangkan jika dihitung perhari, PT. Petroselat tahun 2010-2011 mampu menghasilkan 96 dan 86 barel persumur perharinya. Kemudian produksi per sumur terbesar kedua yaitu PT. SPE, ditahun 2012 mampu mengahasilkan
r, dan 36 barel per sumur per hari.
Perusahaan besar seperti PT. CPI (10.800 sumurPertamina (592 Sumur), PT. Kondur petroleum (237 Sumur
122 Sumur) hanya mampu mengahasilkan antara barel per sumur perhari. Hal itu mengasumsikan bahwa kurangnya
perawatan setiap masing – masing sumur. Sehingga mengakibatkan produksi per sumur sangatlah rendah.
BOB. PT. BSP (592
Sumur)
PT. Medco
(122 Sumur)
Kondur petroleum (237 sumur)
Petroselat Ltd (3 Sumur)
PT. SPR (24
Sumur)
UBEP Lirik (53 Sumur)
31 10 27 96 19
32 10 27 86 25
Produksi Minyak Mentah Per Hari Setiap Sumur (2010-2011)
FITRA RIAU 2012| 33
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
Produksi persumur baik pertahun maupun perhari, PT. Ptroselat perusahaan lainnya. Petroselat
LTD dengan 3 sumur, setiap sumur di tahun 2010 mampu barel. Sedangkan tahun 2011 mampu
Sedangkan jika dihitung 2011 mampu menghasilkan 96 dan
Kemudian produksi per sumur terbesar kedua yaitu PT. SPE, ditahun 2012 mampu mengahasilkan 13.134 barel
(10.800 sumur), PT. BSP-(237 Sumur) dan PT.
hanya mampu mengahasilkan antara 10 sampai Hal itu mengasumsikan bahwa kurangnya masing sumur. Sehingga mengakibatkan
UBEP Lirik (53 Sumur)
SPE Kampar
(3 sumur)
26 0
34 36
Produksi Minyak Mentah Per Hari Setiap
FITRA RIAU 2012| 34Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
2.5.2 Realisasi Produksi Gas Bumi Provinsi Riau
Tebel.10. Produksi Gas Bumi KKKS Provinsi RiauTahun 2009 - 2011
No KKKS Produksi Produksi Gas Bumi (MMSCFD)
2009 2010 20111 EMP Malacca Strait SA 18 8.2 7.22 Petroslat. LTD 0.1 0.1 0.13 PT. CPI 48.9 46.4 47.44 Kalila (Bentu) LTD - - 13.85 KALILA (Korinci) Ltd 15.9 8.9 3.76 PT. MEDCo E&P Indonesia 0.5 0.5 0.5Sumber: Sumber BP Migas 2012
Selain minyak mentah, Riau juga sebagai wilayah penghasil gas bumi. Namun produksi gas bumi tidak sebanding dengan produksi minyak mentah. Terdapat 6 perusahaan yang menghasilkan gas bumi. Yang paling besar produksi gas bumi adalah PT. Chevron pasific Indonesia di tahun 2009 produksi mencapai 48,9 MMSCFD. Sedangkan tahun 2011 menurun mencapai 47,4 MMSCFD.
2.5.3 Keuntungan Hasil Penjualan Migas Riau (Rupiah)
Selama kurun waktu tiga tahun (2009-2011), sesuai
data total produksi (lifting) minyak mentah yang berasal dari
provinsi Riau adalah sebagai berikut :
Tabel.11. Keuntungan hasil penjualan minyak mentah Riau 2009-2011Minyak Mentah Gross Lifting dan Gross Revenue
2009 2010 2011Lifting (Ribu barel) 132.484,60 133.590,60 140.049,48
Rupiah (Juta) 79.289.022,61 93.333.144,60 133.174.181,60Sumber : Distamben Hasil olahan Fitra Riau
Total keuntungan penjualan minyak mentah (lifting)
tahun 2009-2011, pada dasarnya terus mengalami kenaikan dari
Rp. 79,2 Triliun meningkat menjadi 133,1 triliun di tahun 2011.
(ini keuntungan hasil penjualan belum bagi hasil).
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
hitung dengan harga ditetapkan adalah sebagai berikut :
No
1 SLC 2 Duri3 Lalang5 Selat panjang6 Lirik
Sumber : website ESDM 2012 (
2.5.4. Catatan
sebagai pepemerintah daerah tidak memiliki data valid mengenai jumlah actual produksi minyak. Sehingga mengakibatkan keraguan mengenai jumlah produksi dan jumlah penerimaan negara dari sektor Migas di provinsi Riau.
Hasil Penjualan Minyak Mentah
20.000.000,00
40.000.000,00
60.000.000,00
80.000.000,00
100.000.000,00
120.000.000,00
140.000.000,00
Trili
un R
upia
h
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Jumlah total keuntungan penjualan minyak mentah di hitung dengan harga rata – rata Indonesia Crude Price ditetapkan adalah sebagai berikut :
Tabel.12. Rata-rata ICP Ditetapkan
Jenis MinyakRata- Rata harga ICP (U$/barel)
2009 2010SLC 64,14 81,44Duri 55,12 75,07Lalang 64,19 81,49Selat panjang 64,14 81,33Lirik 64,03 81,44
Sumber : website ESDM 2012 (http://www.migas.esdm.go.id/
Catatan
Ketidak terbukanya KKKS dan lembaga BP Migas sebagai pengelola usaha hulu migas, sehingga mengakibatkan pemerintah daerah tidak memiliki data valid mengenai jumlah actual produksi minyak. Sehingga mengakibatkan keraguan mengenai jumlah produksi dan jumlah penerimaan negara dari sektor Migas di provinsi Riau.
2009 2010
Hasil Penjualan Minyak Mentah 79.289.022,61 93.333.144,60 133.174.181,6
79.289.022,61
93.333.144,60
0,00
20.000.000,00
40.000.000,00
60.000.000,00
80.000.000,00
100.000.000,00
120.000.000,00
140.000.000,00
Hasil Penjualan Minyak Mentah
FITRA RIAU 2012| 35
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
Jumlah total keuntungan penjualan minyak mentah di Indonesia Crude Price (ICP)
rata ICP Ditetapkan
Rata harga ICP (U$/barel)2010 201181,44 113,6375,07 107,6781,49 113,6881,33 113,5281,44 113,52
http://www.migas.esdm.go.id/)
Ketidak terbukanya KKKS dan lembaga BP Migas ngelola usaha hulu migas, sehingga mengakibatkan
pemerintah daerah tidak memiliki data valid mengenai jumlah actual produksi minyak. Sehingga mengakibatkan keraguan mengenai jumlah produksi dan jumlah penerimaan negara dari
2011
133.174.181,6
93.333.144,60
133.174.181,60
Hasil Penjualan Minyak Mentah
FITRA RIAU 2012| 36Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Data produksi diatas, merupakan hasil rekonsiliasi sesuai perundang-undangan yang berlaku. Distamben Riau hanya menerima data hasil rekonsiliasi, dan tidak ada pembanding saat menghadiri rapat rekonsilias tersebut. (wawancara dengan staf Distamben Riau, Rudi). Pemprov Riau/Distamben Riau menurut UU No. 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi tidak punya kewenangan mengawasi perusahaan pertambangan migas diriau. Tetapi Distamben Riau selalu dilibatkan oleh pemerintah pusat/ditjen migas dalam hal monitoring perusahaan migas bersama ditjen migas, kerena kewenangan pembiaan dan pengawasan ada pada ditjen mmigas dan pengendalian operasional perusahaan pertambangan migas dan BPMIGAS.
Memang, pada dasarnya UU Migas nomor 22 tahun 2001 telah memberikan batasan kepada KKKS dalam hal keterbukaan informasi. KKKS tidak ada memberikan dokumen – dokumen yang terkait dengan Cost recovery, Cost revenue, Kontrak penguasaan wilayah Blok, jumlah minyak yang dilifting, kapan dilakukan lifting, investment credit, First Tranche Petroleum FTP, Domestic Market Obligation (DMO), Pembagian Keuntungan Gas (Profit gas split), Indonesian Crude Price (ICP) serta data lainnya, baik kepada pemerintah daerah maupun masyarakat sipil (sifil society).
Tertutupnya akses informasi tentang pengelolaan Migas Riau mengakibatkan nilai tawar pemerintah daerah rendah. Padahal daerah yang mendapatkan dampak buruk dari ekploitasi Migas. Perhatian KKKS terhadap masyarakat sekitar tambang sangatlah kurang. Seperti di salah satu wilayah pertambangan perusahaan perminyakan di Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, akses jalan yang merupakan akses mobilitas perusahaan dan akses mayarakat justru terbiarkan. Akibat dari itu maka berpotensi untuk terjadinya berbagai dampak yang akan timbul.
FITRA RIAU 2012| 37Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
2.6. Penerimaan (DBH) Daerah dari Sektor Migas
2.6.1. Aturan Dan Mekanisme Dana Bagi Hasil
Berdasarkan UU 33/2004, definisi Dana Bagi Hasil di
jelaskan pada pasal 1 ayat 20 : “Dana Bagi Hasil adalah dana yang
bersumber dari pendapatAn APBN yang dialokasikan kepada
Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan
Daerah dalam rangka pelaksanaan Desebtralisasi”.
Pendapatan pemerintah pusat yang akan dibagi hasilkan
kepada daerah yang berasal dari pajak yaitu berasal dari pajak
bumi dan bangunan, bea atas tanah, dan pajak penghasilan. Bagi
hasil non pajak di antaranya berasal dari sumber daya alam (SDA)
minyak dan gas.
Alur Mekanisme Pembagian DBH Migas
Penerimaan Pemerintahdari Kontrak Migas
Retensi BP Migas
Pemda kabupaten/Kota lain di Propinsi
Pemda kabupaten /Kota yang Terkait
Jumlah yang Dibagi
PemerintahPropinsi
Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Non Pajak (SDA)
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
Mekanisme Penetapan Bagian Daerah Penerima DBH Migas
2.6.2. Pendapatan Daerah Prov. Riau
empat tahun (2009
Dimana pada tahun 2009 total realisasi pendapatan daerah
dalam Aanggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Rp.
3,2 triliun, pada tahun 2010 meningkat
triliun. Kemudian pada tahun 2011 realisasi pendapatan
daerah Riau mencapai Rp. 5,4 triliun,
realiasi APBD murni tahun 2012 kembali meningkat Rp.
triliun,
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Mekanisme Penetapan Bagian Daerah Penerima DBH Migas Tahun 2005 )
Pendapatan Daerah Prov. Riau
Pendapatan daerah provinsi Riau dalam kurun waktu
empat tahun (2009 – 2012), terus mengalami peningkatan.
Dimana pada tahun 2009 total realisasi pendapatan daerah
dalam Aanggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Rp.
3,2 triliun, pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp. 4,2
triliun. Kemudian pada tahun 2011 realisasi pendapatan
daerah Riau mencapai Rp. 5,4 triliun,-. Sedangkan pada
realiasi APBD murni tahun 2012 kembali meningkat Rp.
triliun,-.
FITRA RIAU 2012| 38
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
Mekanisme Penetapan Bagian Daerah Penerima DBH Migas (PP No.55
Pendapatan daerah provinsi Riau dalam kurun waktu
2012), terus mengalami peningkatan.
Dimana pada tahun 2009 total realisasi pendapatan daerah
dalam Aanggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Rp.
menjadi Rp. 4,2
triliun. Kemudian pada tahun 2011 realisasi pendapatan
. Sedangkan pada
realiasi APBD murni tahun 2012 kembali meningkat Rp. 6.3
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
Tabel.7. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
2009 %
3.227.175.704.758Naik
33,05%4.293.933.709.137
Komponen yang menjadi penopang pendapatan daerah Provinsi
Riau terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbanga Pusat,
lain-lain Pendapatan yang sah, Dana Alokasi Umum dan kemudian juga
dana alokasi khusus. Seluruh komponen tersebut sangat mempen
besarnya Alokasi APBD Provinsi Riau setiap tahunnya. Secara rinci dapat
dijelaskan besarnya pendapatan APBD Riau sebagai berikut :
Realisasi 2009
2009 3.227.175.704
2010
2011
2012
01.0002.0003.0004.0005.0006.0007.000
Axis
Titl
e Billi
ons
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Tabel.7. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja DaerahProvinsi Riau 2009-2012 APBD Murni
Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
2010 % 2011
4.293.933.709.137Naik
27,04%5.455.207.915.797
16,70%
Komponen yang menjadi penopang pendapatan daerah Provinsi
Riau terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbanga Pusat,
lain Pendapatan yang sah, Dana Alokasi Umum dan kemudian juga
dana alokasi khusus. Seluruh komponen tersebut sangat mempen
besarnya Alokasi APBD Provinsi Riau setiap tahunnya. Secara rinci dapat
dijelaskan besarnya pendapatan APBD Riau sebagai berikut :
Realisasi 2009 Realisasi 2010 Realisasi 2011
3.227.175.704
4.293.933.709
5.455.207.915
APBD Riau 2009-2012
FITRA RIAU 2012| 39
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
Tabel.7. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
% APBD Murni 2012
Naik
16,70%6.366.656.082.429,-.
Komponen yang menjadi penopang pendapatan daerah Provinsi
Riau terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbanga Pusat,
lain Pendapatan yang sah, Dana Alokasi Umum dan kemudian juga
dana alokasi khusus. Seluruh komponen tersebut sangat mempengaruhi
besarnya Alokasi APBD Provinsi Riau setiap tahunnya. Secara rinci dapat
dijelaskan besarnya pendapatan APBD Riau sebagai berikut :
APBD Murni 2012
6.366.656.082
FITRA RIAU 2012| 40Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Dalam APBD 2009-2012
Pendapatan Realisasi
2009 % 2010 % 2011 % APBD Murni 2012
%
Total Pendapatan Rp 3.227.175.704.758 Rp 4.293.933.709.137 Rp 5.455.207.915.797 Rp 5.487.776.082.428 Pendapatan Asli Daerah Rp 1.347.676.358.856 41% Rp 1.689.419.351.554
39,3 % Rp 2.224.898.213.373 40,78% Rp 1.824.503.720.782 33,25%
Dana Perimbangan Rp 1.879.148.795.902 58% Rp 2.595.007.357.583
60,4% Rp 3.226.836.380.424 59,15% Rp 2.998.998.652.646 54,65%
Lain-lain Pendapatan yang Sah Rp 350.550.000 1,00% Rp 9.507.000.000 0,3% Rp 3.473.322.000 0,6% Rp 664.273.709.000 12,10%
Sumber : LKPJ Provinsi Riau dan Buku APBD 2012 Murni
Dari komponen Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau, yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan Pusat, dan Lain-lain Pendapatn yang sah, tabel tersebut menunjukkan bahwa penyumbang terbesar untuk pendapatan
daerah adalah dari dana perimbangan. Dari kurun waktu 4 tahun sejak 2009 Realisasi – 2012 APBD Murni, provinsi Riau masih
bergantung pada besarnya dana perimbangan pusat.
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
daerah yang terdiri dari pendap
alokasi umum, dana alokasi khusus, dari tahun 2009
menyumbang antara 58
daerah. Kemudian diperingkat kedua yaitu keuangan yang
bersumber dari Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari
daerah, retribusi daerah, hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan, lain
menyumbang antara 35 sampai 40 % dari total pendapatan tahun
2009-2012. Kemudian menjadi sumber pendapatan daerah Riau
juga bera
menyumbang antara 0
Sebagaimana tabel dibawah ini:
41%
58%
1%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Realisasi 2009
Pendapatan Asli Daerah
Lain-Lain Pendapatan yang Sah
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Sektor dana perimbangan yang menjadi sumber pendapatan
daerah yang terdiri dari pendapatan pajak dan bukan pajak, dana
alokasi umum, dana alokasi khusus, dari tahun 2009
menyumbang antara 58 – 65% dari seluruh total pendapatan
daerah. Kemudian diperingkat kedua yaitu keuangan yang
bersumber dari Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari
daerah, retribusi daerah, hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan, lain-lain pendapatan asli daerah yangs saha ,
menyumbang antara 35 sampai 40 % dari total pendapatan tahun
2012. Kemudian menjadi sumber pendapatan daerah Riau
juga berasal dari lain-lain pendapatan yang sah, tahun 2009
menyumbang antara 0 – 12%, dari total pendapatan daerah.
Sebagaimana tabel dibawah ini:
41% 39% 40,78%
58% 60% 59,15%
1% 1% 0,60%
Realisasi 2009 Realisasi 2010 Realisasi 2011
Pendapatan Asli Daerah Dana perimbangan
Lain Pendapatan yang Sah
FITRA RIAU 2012| 41
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
Sektor dana perimbangan yang menjadi sumber pendapatan
atan pajak dan bukan pajak, dana
alokasi umum, dana alokasi khusus, dari tahun 2009-2012
65% dari seluruh total pendapatan
daerah. Kemudian diperingkat kedua yaitu keuangan yang
bersumber dari Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari Pajak
daerah, retribusi daerah, hasil penjualan kekayaan daerah yang
lain pendapatan asli daerah yangs saha ,
menyumbang antara 35 sampai 40 % dari total pendapatan tahun
2012. Kemudian menjadi sumber pendapatan daerah Riau
lain pendapatan yang sah, tahun 2009-2012
12%, dari total pendapatan daerah.
33,25%
54,65%
12,10%
Murni 2012
FITRA RIAU 2012| 42Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
2.6.3. DBH Minyak dan Gas Bumi Riau
Penerimaan daerah yang bersumber dari dana bagi
hasil Minyak dan gas bumi merupakan sumber anggaran
yang berpengaruh besar terhadap keuangan seluruh
pemerintahan daerah provinsi Riau. Sehingga dapat dikatakan
keuangan daerah provinsi Riau sangat bergantung pada
besarnya pendapatan dari dan Bagi Hasil Migas. Berikut data
DBH Migas Riau kurun waktu 3 tahun terakhir :
Tabel. DBH Migas Riau
Minyak BumiNo Tahun 15 % 0,5% Total 1 2009 Rp 7.106.546.341.000 Rp 236.882.874.000 Rp 7.343.429.215.0002 2010 Rp 6.215.763.379.620 Rp 207.192.112.644 Rp 6.422.955.492.2643 2011 Rp 8.425.479.934.776 Rp 280.848.997.817 Rp 8.706.328.932.593 4 2012
Perkiraan Rp 9.360.739.214.000 Rp 312.024.634.000 Rp 9.672.763.848.000
Gas Bumi Tahun 30% 0,5% Total
1 2009 Rp 7.602.663.000 Rp 126.696.000 Rp 7.729.3592 2010 Rp 2.063.300.800 Rp 34.391.600 Rp 2.097.692.4003 2011 Rp 555.826.952 Rp 9.263.773 Rp 565.090.7254 2012
Perkiraan Rp 2.589.705.000 Rp 43.155.000 Rp 2.632.860.000
Sumber : Website menteri keuangan 2012
Dana Bagi Hasil (DBH) Migas Riau kurun waktu
empat tahun terakhir cenderung fulkuatif (naik turun).
Artinya tidak ada kepastian alokasi DBH Migas dari
pemerintah pusat kedaerah. Sehingga dikahawatirkan ketika
produksi terus mengalami penurunan akibat salah kelola atau
karena faktor menipisnya cadangan minyak, maka tidak ada
lagi tempat bergantung dalam proses penyelenggaraan
pemerintah.
Alokasi DBH untuk minyak bumi sesuai dengan
Peraturan menteri keuangan, setiap tahunnya mengalami
Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan MarpoyanPekanbaruEmail: [email protected]
perubahan. Ditahun 2009 DBH Migas untuk seluruh provinsi
Riau sampai
tahun 2010 mengalami pen
6.422.955.492.264
kembali
ta
9.
tabel diatas menunjukkan bahwa total tahun 2009 sampai
perkiraan tahun 2012, DBH dari gas bumi mendapat alokasi
sebesar Rp. 5,3 Miliyar.
Rp-
Rp1
Rp1
Rp2
Rp2
Rp3
Rp3
Billi
ons
Dana Alokasi DBH Migas Provinsi Riau
FITRA RIAU 2012Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
[email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
perubahan. Ditahun 2009 DBH Migas untuk seluruh provinsi
Riau sampai Rp. Rp 7.343.429.215.000. Kemudian pada
tahun 2010 mengalami penurunan sampai Rp.
6.422.955.492.264. Kemudian di tahun 2011 meningkat
kembali menjadi Rp 8.706.328.932.593 diperkirakan pada
tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi
9.672.763.848.000.
Sedangkan untuk DBH gas bumi sangat sedikit sekali,
tabel diatas menunjukkan bahwa total tahun 2009 sampai
perkiraan tahun 2012, DBH dari gas bumi mendapat alokasi
sebesar Rp. 5,3 Miliyar.
Rp7.343
Rp6.423
Rp8.706
Rp9.673
Rp0
Rp2
Rp1
Rp3
Rp
Rp2.000
Rp4.000
Rp6.000
Rp8.000
Rp10.000
Rp12.000
Minyak Gas
Dana Alokasi DBH Migas Provinsi Riau Secara Umum
FITRA RIAU 2012| 43
Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
perubahan. Ditahun 2009 DBH Migas untuk seluruh provinsi
. Kemudian pada
urunan sampai Rp. Rp
. Kemudian di tahun 2011 meningkat
diperkirakan pada
hun 2012 mengalami peningkatan menjadi Rp
DBH gas bumi sangat sedikit sekali,
tabel diatas menunjukkan bahwa total tahun 2009 sampai
perkiraan tahun 2012, DBH dari gas bumi mendapat alokasi
Rp9.673
Rp-
Rp2.000
Rp4.000
Rp6.000
Rp8.000
Rp10.000
Rp12.000
Billi
ons
FITRA RIAU 2012| 44Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia
No. 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pasal 19 Ayat 1
mengatakan bahwa penerimaan pertambangan Minyak Bumi
dan Gas Bumi yang dibagikan ke daerah adalah penerimaan
negara dari sumber daya alam Pertambangan Minyak Bumi
dan Gas Bumi dari wilayah yang bersangkutan setelah
dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya. Ayat 2
mengatakan bahwa Dana Bagi Hasil dari Pertambangan
Minyak Bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf e
angka 2 sebesar 15,5 % (Persen). Dan kemudian untuk DBH
Migas adalah 30,5 % (persen).
Sesuai data total alokasi DHB Migas yang diberikan
ke pemerintah provinsi Riau dan seluruh kabupaten Kota,
maka diperkirakan penerimaan total pemerintah dari
seluruh total keuntungan penjualan minyak dan gas, setelah
dikurangi dengan cost recovery dan bagi hasil KKKS
adalah :
DBH TahunPenerimaan Negara dan Daerah
84,50% 15,50% Total
Minyak
2009 Rp 40.033.533.462.419 Rp7.343.429.215.000 Rp 47.376.962.677.4192010 Rp 35.015.466.844.807 Rp6.422.955.492.264 Rp 41.438.422.337.071 2011 Rp 47.463.535.148.652 Rp8.706.328.932.593 Rp 56.169.864.081.245 2012 Rp 52.732.164.203.612 Rp9.672.763.848.000 Rp 62.404.928.051.612
69,50% 30,50% Total
Gas
2009 Rp 17.610.801 Rp 7.729.359 Rp 25 .340.160 2010 Rp 4.779.987.600 Rp 2.097.692.400 Rp 6.877.680.000 2011 Rp 1.287.665.750 Rp 565.090.725 Rp 1.852.756.475 2012 Rp 5.999.467.868 Rp 2.632.860.000 Rp 8.632.327.868
Data Olahan Fitra Riau 2012
FITRA RIAU 2012| 45Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Data tersebut merupakan, perkiraan dari total
pendapatan DBH yang diterima Riau setelah dihitung sesuai
dengan persentase dalam perundangan-undangan.
Sedangkan alokasi cost recovey perusahaan, dan
revenue perusahaan, atau jumlah pasti penerimaan negara
dari Migas Riau, pemerintah, baik BP Migas, ESDM, dan
KKKS tidak tidak terbuka. Sehingga tidak dapat ditemukan
data yang dimaksud secara pasti.
2.6.4. Pembagian DBH Migas Provinsi Riau dan Kabupaten /Kota
UU Nomor 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
pasal pasal 19 Ayat 2 mengatakan bahwa Dana Bagi Hasil
dari Pertambangan Minyak Bumi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 huruf e angka 2 sebesar 15,5 persen dibagi
dengan rincian sebagi berikut :
a. 3,1% dibagikan untuk propinsi yang bersangkutan;
b. 6,2% dibagikan untuk kabupaten/kota penghasil; dan
c. 6,2% dibagikan untuk kabupaten/kota lainnya dalam
provinsi yang bersangkutan.
DBH Provinsi Riau
Pada tahun 2009 pendapatan daerah dari sektor
Minyak dan gas bumi sebsar Rp. 1.4 Triliun, pada tahun 2010
menurun menjadi 1.2 triliun. Kemudian pada tahun 2011
dana bagi hasil minyak dan gas bumi mengalami kenaikan
menjadi Rp. 1.7 triliun. Sedangkan DBH gas Alam untuk
Pemerintah provinsi Riau tahun 2009 sampai perkiraan 2012
berkisar antara Rp 113.018.147 sampai 1.545.852.000.
Sebagaimana tabel berikut :
FITRA RIAU 2012| 46Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Tabel. Penerimaan pemerintah Riau 2009 - Perkiraan 2012
DBH TahunPenerimaan Negara dan Daerah
Total Penerimaan Negara Total DBH Provinsi 15,50%
DBH pemerintah Riau %
Minyak 2009 Rp 47.376.962.677.419 Rp7.343.429.215.000 Rp 1.468.686.092.000 202010 Rp 41.438.422.337.071 Rp6.422.955.492.264 Rp 1.284.591.098.454 202011 Rp 56.169.864.081.245 Rp8.706.328.932.593 Rp 1.741.282.386.521 202012
PerkiraanRp 62.404.928.051.612 Rp9.672.763.848.000 Rp 1.934.552.771.000 20
Total 30,50%Gas 2009 Rp 25 .340.160 Rp 7.729.359.000 Rp 1.545.852.000 19,9
2010 Rp 6.877.680.000 Rp 2.097.692.400 Rp 419.537.600 19,92011 Rp 1.852.756.475 Rp 565.090.725 Rp 113.018.147 202012
PerkiraanRp 8.632.327.868 Rp 2.632.860.000 Rp 526.573.000 20
Sumber : Data Olahan Fitra Riau 2012
Penerimaan daerah dari dana bagi hasil minyak dan gas
bumi pemerintah provinsi Riau sendiri memperoleh 20% (persen)
dari total DBH yang masuk ke provinsi Riau dan kabupaten kota.
FITRA RIAU 2012| 47Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
DBH Kabupaten / Kota
Pendapatan pemerintah daerah kabupaten kota se provinsi
Riau dalam ABPD murni, selama kurun waktu 3 tahun (2010-
2012), pada dasarnya terus mengalami peningkatan.
DaerahDBH Minya Mentah (15,5%)
2010 2011 Perkiraan 2012
Bengkalis Rp 1.300.909.150.732 Rp1.980.420.108.404 Rp1.996.032.232.000Indragiri Hilir Rp 233.562.017.900 Rp 316.596.797.548 Rp 351.736.867.000Indragiri Hulu Rp 236.502.138.375 Rp 322.634.628.567 Rp 358.994.819.000Kampar Rp 501.276.747.610 Rp 650.502.475.629 Rp 782.872.910.000Kuantan Singingi Rp 233.562.017.900 Rp 316.596.797.548 Rp 351.736.867.000Pelalawan Rp 238.621.660.577 Rp 325.001.148.634 Rp 358.304.793.000Rokan Hilir Rp 673.979.374.225 Rp 824.971.201.803 Rp 986.717.011.000Rokan Hulu Rp 241.693.506.830 Rp 331.621.410.020 Rp 376.054.796.000Siak Rp 750.633.657.802 Rp 918.363.361.163 Rp1.094.897.336.000Dumai Rp 233.562.017.900 Rp 316.596.797.548 Rp 351.736.867.000Pekanbaru Rp 233.562.017.900 Rp 316.596.797.548 Rp 351.736.867.000Meranti Rp 260.500.086.059 Rp 345.145.021.660 Rp 377.389.712.000
Sumber: Olahan Fitra Riau 2012
DaerahGas (30,5%)
2010 2011 Perkiraan 2012
Bengkalis Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 95.740.000Indragiri Hilir Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 95.740.000Indragiri Hulu Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 95.740.000Kampar Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 108.776.000Kuantan Singingi Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 95.740.000Pelalawan Rp 839.074.800 Rp 226.036.295 Rp 1.021.260.000Rokan Hilir Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 95.740.000Rokan Hulu Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 95.740.000Siak Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 95.740.000Dumai Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 95.740.000Pekanbaru Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 95.740.000Meranti Rp 76.280.000 Rp 20.548.753 Rp 114.591.000
Sumber: Olahan Fitra Riau 2012
FITRA RIAU 2012| 48Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Penerimaan pendapatan dana bagi hasil dari minyak dan
gas bumi rata-rata setiap daerah masih sangat kecil, hal ini tidak
sebanding dengan risiko yang akan di hadapi terutama daerah
penghasil dengan ancaman utama adalah kerusakan alam. Selama
ini masyarakat dan pemerintah daerah sudah terlanjur manaruh
harapan yang sangat besar dengan adanya ekplorasi ataupun
ekploitasi sumber minyak dan gas bumi, harapan sumber minyak
dan gas bumi dapat menjadi berkah dengan meningkatkan
kesejahteraan bagi masyarakat masih jauh panggang daripada api.
Seperti pada tahun 2011, Dana Bagi Hasil (DBH) dari
minyak dan gas bumi yang diterma oleh 4 (empat) kabupaten
penghasil dengan empat kabupaten non penghasil tidak jauh
berbeda. Perbedaan tersebut hanya berkisar antara 5 sampai 6 %
saja. Lihat tabel berikut ini:
Daerah DBH yang Diterma Status Kota Pekanbaru Rp 316.617.346.301 Non PenghasilKota Dumai Rp 316.617.346.301 Non PenghasilKab. Kuantan Singingi Rp 316.617.346.301 Non PenghasilKab. Indragiri Hilir Rp 316.617.346.301 Non PenghasilKab. Rohul Rp 331.641.958.773 PenghasilKab. Inhu Rp 322.655.177.320 PenghasilKab. Pelalawan Rp 325.227.184.929 Penghasilkab. Meranti Rp 345.245.570.413 Penghasil
Meskipun, proses pembagian yang dilakukan oleh pemerintah
pusat telah sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 33
Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah. Pasal 19 Ayat 1 mengatakan bahwa penerimaan
pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi yang dibagikan ke daerah
adalah penerimaan negara dari sumber daya alam Pertambangan Minyak
Bumi dan Gas Bumi dari wilayah yang bersangkutan setelah dikurangi
komponen pajak dan pungutan lainnya. Ayat 2 mengatakan bahwa Dana
FITRA RIAU 2012| 49Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 huruf e angka 2 sebesar 15,5 persen dibagi dengan rincian
sebagi berikut :
a. 3,1% dibagikan untuk propinsi yang bersangkutan;
b. 6,2% dibagikan untuk kabupaten/kota penghasil; dan
c. 6,2% dibagikan untuk kabupaten/kota lainnya dalam propinsi yang
bersangkutan.
Pendapatan daerah dari sektor pertambangan minyak dan gas
bumi ditahun 2009 – 2011 secara umum mengalami penurunan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dapat dilihat pada tabel dibawah
ini produksi Migas tahun 2006-2009:
Pendapatan daerah dari Dana bagi hasil pajak/bukan pajak
sektor pertambangan minyak gas bumi yang merupakan dana
perimbangan dari pemerintah pusat, dapat dilihat bahwa terdapat 4
(empat) daerah penghasil yaitu Kabupaten Pelalwan, Rokan Hulu,
Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Indragiri Hulu alokasi dana
NO DAERAH
PENGHASIL REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASILIFTING DBH MIGAS LIFTING DBH MIGAS LIFTING DBH MIGAS LIFTING DBH MIGAS
(ribu barel) (juta Rupiah) (ribu barel) (juta Rupiah) (ribu barel) (juta Rupiah) (ribu barel) (juta Rupiah)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PROVINSI RIAU 157,765.42 1,744,304.08 147,901.61 1,671,285.21 143,793.35 2,624,455.99 132,517.71 1,417,070.58
1 BENGKALIS 72,890.76 1,638,026.83 69,611.65 1,611,523.37 70,422.27 2,674,781.77 64,358.72 1,358,527.31
2 INDRAGIRI HULU 758.86 351,980.26 681.60 336,896.64 681.30 531,103.86 694.90 287,939.60
3 KAMPAR 16,317.07 712,961.67 15,919.15 674,442.16 15,004.45 1,062,183.85 14,343.59 601,636.65
4 ROKAN HULU 627.56 362,313.05 660.74 345,599.52 593.95 545,314.98 525.94 295,223.96
5 ROKAN HILIR 31,994.67 1,066,782.17 28,220.26 1,017,283.18 25,548.64 1,444,824.76 23,876.60 818,404.09
6 SIAK 34,496.09 1,092,592.59 32,174.10 1,022,009.19 30,965.04 1,603,357.66 28,121.91 877,152.56
7 PELALAWAN 680.41 357,116.48 634.10 340,358.60 577.70 536,483.73 596.05 295,741.68
8 INDRAGIRI HILIR - 348,860.82 334,257.04 524,891.20 283,414.12
9 KUANSING - 348,860.82 334,257.04 524,891.20 283,414.12
10 DUMAI - 348,860.82 334,257.04 524,891.20 283,414.12
11 PEKANBARU - 348,860.82 334,257.04 525,099.77 283,414.12
- TOTAL 157,765.42 8,721,520.38 147,901.61 8,356,426.04 143,793.35 13,122,279.96 132,517.71 7,085,352.90
TAHUN 2009TAHUN 2007TAHUN 2006 TAHUN 2008
FITRA RIAU 2012| 50Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
bagi hasil yang diterima dari pemerintah pusat tidak jauh berbeda
dengan 4 empat daerah yang bukan daerah penghasil Migas.
Seperti daerah Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Kuantan
Singingi dan Kabupaten Indragiri Hilir.
Namun proses pembagian tersebut tidak sebanding dengan
risiko yang akan di hadapi terutama daerah penghasil dengan
ancaman utama adalah kerusakan alam. Selama ini masyarakat dan
pemerintah daerah sudah terlanjur manaruh harapan yang sangat
besar dengan adanya ekplorasi ataupun ekploitasi sumber minyak
dan gas bumi, harapan sumber minyak dan gas bumi dapat menjadi
berkah dengan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat masih
jauh panggang daripada api.
Sementara daerah yang bukan penghasil minyak dan gas
bumi dan kurang terdampak dari adanya ekploitasi dan ekplorasi
pertambangan justru mendapat alokasi DBH dengan besar
pendapatan hampir sama dengan daerah penghasil. Meskipun hari
ini pendapatan daerah dari dana perimbangan pemerintah pusat
merupakan sumber penyumbang daerah tersebesar dibandingkan
sumber – sumber pendapatan yang lainnya. Namun hal itu belum
sebanding dengan jumlah produksi yang dikeluarkan oleh hasil
alam daerah penghasil, karena ketidak tranpransi perusahaan
tambang atau BP Migas dalam memberikan data dan dokumen atas
hasil ekploitasi wilayah pertambangan tersebut.
Tertutupnya berbagai pihak yang terkait (operator migas,
BPMigas, Departemen ESDM serta Departemen Keuangan)
menjadikan pemerintah daerah dan masyarakat tidak memiliki data
pembanding tentang jenis apa saja yang masuk cost recovery,
jumlah minyak yang dilifting, kapan dilakukan lifting, investment
credit, First Tranche Petroleum FTP, Domestic Market Obligation
(DMO), Pembagian Keuntungan Gas (Profit gas split), Indonesian
FITRA RIAU 2012| 51Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Crude Price (ICP) serta data lainnya yang menjadi faktor
pembagian DBH mengakibatkan daya tawar rendah dalam
pembagian dana bagi hasil Migas. Meskipun hari ini pendapatan
dari DBH seluruh kabupaten dan provinsi Riau masih diatas
pendapatan dari sumber pendapatan lainnya.
Pemerintah Daerah tidak mengetahui jumlah DBH secara
pasti yang seharusnya diterima, dalam menentukan proyeksi
pendapatan dari DBH Migas dalam APBD selalu berubah-ubah
dan tidak mendekati kenyataan. Selama ini kegiatan rekonsiliasi
yang diikuti pemerintah daerah yang diwakili oleh Dinas
Pendapatan dan Pengeloaan Aset (DPPKAD) dan Bagian Sumber
Daya Alam (SDA) yang diselenggarakan BPMigas dan
Departemen Keuangan hanya menyodori data matang terkait
jumlah DBH yang diterimakan ke daerah-daerah penghasil.
Pemerintah pusat dalam menentukan alokasi DBH Migas
provinsi Riau, tidak ada patokan yang pasti. Dalam setiap tahunnya
keputusan menteri keuangan (Menkeu), selalu mengalami
perubahan keputusan. Hal itu mengakibatkan mempersulit dalam
proses penyusunan anggaran dan penentuan kebijakan anggaran.
FITRA RIAU 2012| 52Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
The image part with relationship ID rId29 was not found in the file. The image part with relationship ID rId28 was not found in the file.
The image part with relationship ID rId31 was not found in the file.
2.7. Nilai Manfaat Industri Pertambangan Migas Bagi Masyarakat
Potensi pertambangan khusunya minyak dan gas bumi di
Provinsi Riau sangat tinggi. Ekploitasi dan Ekplorasi industri Migas
yang tersebar di delapan Kabupaten se Provinsi Riau dengan produksi
mencapai 133.550.633,37 barel dengan Gross revenue Rp. 93,3 Triliun
di tahun 2010. Kemudian produksi meningkat menjadi 140.049.484,57
barel dengan Gross Revenue sebsar Rp. 133,1 triliun ditahun 2011.
Apakah memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan masyarkat
khususnya diwilayah sekitar tambang.
2.7.1. Ekonomi Sosial
Berikut ditampilkan data kemiskinan provinsi Riau selama
kurun waktu empat tahun terakhir diambil dari data BPS Provinsi Riau
tahun 2012.
The image part with relationship ID rId30 was not found in the file.
FITRA RIAU 2012| 53Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
No Tahun Jumlah Jiwa Penduduk miskin (Ribu)
Persentase
1 Maret 2012 - 483,070 Jiwa 8,22 %
2 Des 2011 5.738.543 jiwa 472.450 jiwa 8,17 %
3 Maret 2010 5.534.031 jiwa 500,260 jiwa 8,65%
4 Maret 2009 5.306.533 jiwa 527,490 jiwa 9,48%
Sumber : BPS Riau 2009-2011
Tabel diatas menunjukkan angka kemiskinan di provinsi
Riau tahun 2009-tahun 2012. Meskipun terjadi penurunan angka
kemiskinan, namun tidak signifikan dibandingkan banyaknya
sumberdaya alam yang diproduksi di Riau khususnya
pertambangan minyak bumi dan gas alam.
Penurunan yang terjadi antara tahun 2009-2012 tersebut
tidak jauh berbeda dengan angka kemiskinan pada tahun
sebelumnya yaitu tahun 2007-2008. Dimana tahun 2008 angka
kemiskinan di Riau mencapai 10,63% dan tahun 2007 11,20% dari
seluruh penduduk di Riau. Lihat tabel dibawah ini.
NoTahun Jumlah
PendudukJumlah Penduduk
Miskin (Jiwa)Persentase
Penduduk Miskin1 2008 5.189.154 566,7 10,63 %2 2007 5.070.952 574.500 11,20 %
Sumber: BPS Riau 2007-2008
Jika dilihat dari data BPS Tahun 2009 per kabuten,
beberapa daerah atau Kabupaten yang memiliki daerah eksplorasi
Pertambangan (migas dan sejenisnya) justru tidak menunjukkan
penurunan angka kemiskinan yang signifikan, seperti di kabupaten
Bengkalis, kabupaten Siak, kabupaten Rokan Hilir, Pelalawan,
Kampar, Rokan Hulu dan Indragiri Hulu.
FITRA RIAU 2012| 54Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin (000)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2006 2007 2008 2006 2007 2008Kuantan Singingi 53,1 51,7 47,35 265 261 270 177 274 757Indragiri Hulu 47,2 47,0 40,62 311 938 317 549 322 759Indragiri Hilir 96,2 97,1 92,39 644 584 658 079 670 814Pelalawan 50,2 49,6 54,57 262 979 271 662 280 197Siak 16,5 19,3 23,85 314 310 318 585 322 417Kampar 64,9 64,2 71,57 581 381 590 467 598 764Rokan Hulu 82,6 84,6 75,16 368 713 383 417 398 089Bengkalis 81,9 80,0 69,80 729 165 738 996 747 797Rokan Hilir 38,3 48,7 61,27 472 823 511 000 551 402Pekanbaru 16,3 17,7 29,74 776 601 779 899 785 380Dumai 17,7 14,6 18,35 225 249 231 121 236 778
Sumber; Riau dalam Angka 2009
Data diatas menunjukkan jumlah penduduk miskin di 12
kabupaten Kota provinsi Riau tahun 2006-2008 versi Riau
Dalam Angka 2009. Data diatas memperlihatkan bahwa kondisi
jumlah penduduk miskin justru terjadi fulkuatif (naik turun).
Bahkan di beberapa daerah penghasil Migas seperti Kabupaten
Siak, Kampar, Rokan Hilir, indek kemiskinan penduduk
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal itu
mengasumsiakan bahwa akibat faktor tidak anggaran daerah
yang tidak sampai kepada masyarakat.
Mekanisme pembagian anggaran / alokasi anggaran yang
tidak mengikuti ketentuan perundang-undangan, hal itu dapat
dilihat dari APBD provinsi Riau, alokasi khusus dari hasil
pertambangan khususnya Migas bagi Pendidikan dan Kesehatan
serta Kemiskinan tidak dialokasikan secara khusus. Dana Bagi
Hasil Migas memang dibagi per kabupaten sesuai dengan
amanat UU yang berlaku (15,5 % yang dibagi kepada daerah
penghasil dan non penghasil serta provinsi induk). Akan tetapi,
FITRA RIAU 2012| 55Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
dari pembagian 15,5% tersebut tidak secara jelas di sebutkan
bagi alokasi dana pendidikan, kesehatan maupun kemiskinan.
Padahal Undang-undang Republik Indonesia No. 33
Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pasal 20 ayat 1
menyatakan bahwa Dana Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak
Bumi dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
huruf e angka 2 dan huruf f angka 2 sebesar 0,5% (setengah
persen) dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan
dasar. Ayat (2) berpendapat bahwa Dana Bagi Hasil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi masing-masing
dengan rincian sebagai berikut: (a).0,1% (satu persepuluh
persen) dibagikan untuk provinsi yang
bersangkutan; (b).0,2% (dua persepuluh persen) dibagikan untuk
kabupaten/ kota penghasil; dan (c).0,2% (dua
persepuluh persen) dibagikan untuk kabupaten/ kota
lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. Ayat (3) Bagian
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk semua
kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan.
Apabila UU tersebut tidak dijalan sebagaimana mestinya
dalam proses pembagian hasil ekploitasi pertambangan, maka
jelas akan terjadi ketimpangan dalam proses pembangunan yang
menjadi prioritas yaitu Pendidikan, kesehatan, dan infirastruktur.
Kondisi ironis justru tingkat kemiskinan penduduk dan
keterisoliran daerah terjadi pada daerah-daerah yang merupakan
daerah penghasil SDA.
Kurangnya pemanfaatan DBH Migas untuk pelayanan
dasar masyarakat di Riau ditunjukkan pada beberapa hal ironis
FITRA RIAU 2012| 56Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
yang terjadi di Riau yang dijuluk negeri minyak ini. Data Dinas
Pendidikan (Disdik) Riau, ada sebanyak 420 SD yang harus
direhabilitasi. Dari sekolah-sekolah tersebut, terdapat 1.700
ruang kelas yang tergolong mengalami rusak berat dan perlu
direhabilitasi. Wawancaran Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Luar Sekolah pada Disdik Riau, Sri Petri
Haryanti, di Pekanbaru.
Lebih ironis lagi, kondisi infrastruktur transportasi darat
di Riau. tahun 2012 dari data Kementrian PU menyebutkan
bahwa dari 3.033,3 km di Riau hanya 13% jalan dengan kondisi
baik.
Maka dari itu, agar terjadi pemerataan pembagian
DBH hasil produksi Migas, pemerintah daerah seharusnya
mengalokasikan secara khusus kepada desa-desa penghasil
dengan membuat Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur
secara rinci pembagian hasil SDA disetiap desa. Karena,
daerah/ desa – desa penghasil sangat terdampak dari adaya
ekploitasi pertambangan tersebut. Perda semacam ini sudah
dilaksanakan di salah satu kabupaten yaitu Kabupaten
Majalengka jawa Timur.
2.7.2. Corporate Social Responsibility (CSR)
Kewajiban, tanggung jawab perusahaan terhadap kebutuhan
sosial masyarakat, pada dasarnya sudah dilakukan oleh KKKS.
akan tetapi alokasi CSR yang setiap tahun dikeluarkan, belum
memberikan kontribusi besar terhadap masyarakat khususnya
masyarakat sekitar tambang. PT. CPI misalnya telah melakukan
tanggung jawab sosial yang dialokasikan setiap tahun. Namun
kasus bioremediasi yang seharusnya menggunakan anggaran
FITRA RIAU 2012| 57Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
perusahaan namun, ternyata menggunakan anggaran Cost
recovery.
Perusahaan pertambangan KKKS juga kurang
memperhatikan lingkungannya. Seperti di kecamatan Pinggir
Desa Muara Basung bengkalis, perusahaan tidak membangun /
memperbaiki jalan yang merupakan akses masyarakat dan akses
perusahaan. Padahal jumlah penduduk disekitar jalan tersebut
tidak sedikit. Sehingga dikhawatirkan berefek terjadi dampak –
dampak negatif yang tidak diinginkan.
3. Kesimpulan dan Rekomendasi3.1. Kesimpulan
a) Sektor pertambangan khususnya Minyak Bumi dan Gas Alam masih
menjadi tempat bergantung daerah untuk membiayai pelaksanaan
pembangunan daerah. Hal itu dibuktikan dengan besarnya
pendapatan dari dana perimbangan pemerintah pusat dibandingkan
dengan pendapatan lainnya baik pemerintah Provinsi Riau dan
Kabupaten kota se Provinsi Riau.
b) Pemerintah daerah baik pemerintah PROVINSI maupun pada tingkat
Kabupaten dan Kota belum mempunyai posisi tawar yang kuat
dalam keterlibatan penghitungan Dana Bagi Hasil (DBH) sehingga
pemerintah daerah tidak bisa menentukan atau merencanakan
pendapatan dalam APBD secara pasti karena masih tergantung pada
pemerintah pusat, dan hal ini berakibat pada perencanaan anggaran.
c) Tertutupnya akses data dari (KKKS, BP MIGAS, ESDM) tentang
jenis apa saja data pertambangan Migas seperti cost recovery,
jumlah minyak yang dilifting, kapan dilakukan lifting, investment
credit, First Tranche Petroleum FTP, Domestic Market Obligation
(DMO), Pembagian Keuntungan Gas (Profit gas split), Indonesian
Crude Price (ICP) serta data lainnya yang menjadi faktor pembagian
DBH mengakibatkan daya tawar rendah dalam pembagian dana bagi
FITRA RIAU 2012| 58Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
hasil Migas. Hal itujuga mengakibatkan Pemerintah daerah Dinas
Pertambangan Provinsi Riau untuk tidak memiliki data yang pasti
tentang kondisi pertambangan yang ada di Riau termasuk potensi
Pertambangan dan besaran keuntungan yang didapatkan daerah.
d) BP Migas Perwakilan Riau tidak bersedia memberikan data-data
kongkrit tentang kondisi Industri Migas yang ada di Riau termasuk
berapa keuntungan yang diperoleh Negara dari eksplorasi Migas
yang ada di Riau.
e) Nilai manfaat industri pertambangan terhadap ekonomi sosial masih
sangat minim. ditinjau dari indek kemiskinan Riau masih berada
pada angkat yang lumayan tinggi, selain itu masyarakat yang berada
disekitar tambang yang belum merasakan manfaat. Hal tersebut
dikarenakan Pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten /
kota tidak mengatur secara baik pemanfaatan DBH Migas melalui
Perda tersendiri, terutama untuk pelayanan dasar masyarakat,
Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur Transportasi, dan lain-lain.
f) Pemerintah pusat dalam menentukan alokasi DBH Migas provinsi
Riau, tidak ada patokan yang pasti. Dalam setiap tahunnya keputusan
menteri keuangan (Menkeu), selalu mengalami perubahan
keputusan. Hal itu mengakibatkan mempersulit dalam proses
penyusunan anggaran dan penentuan kebijakan anggaran
3.2. Rekomendasi
a. Untuk mendorong tranparansi dan akuntabilitas, tata kelola industri
pertambangan, maka proses mendorong transparansi keuangan baik
oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah akan sangat penting
bagi terselenggaranya proses yang baik dalam perencanaan dan
pengelolaan keuangan daerah supaya akhirnya dapat mewujudkan
kemakmuran yang merata kepada masyarakat daerah penghasil.
Proses transparansi yang baik dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah kepada publik secara tidak langsung akan mendorong
FITRA RIAU 2012| 59Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Indonesia Forum For Budget Transparancy of Riau Jalan Kartama Perumahan Rindu Serumpun 1 Blok E5 RT/RW (05/07) Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai PekanbaruEmail: [email protected] website: www.fitrariau.org / 085271614521
munculnya tanggung jawab bersama untuk mewujudkan kebaikan
bagi semua pihak.
b. Adanya pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah dalam hal
mengawasi perusahaan (KKKS), terkait data – data perusahaan,
sehingga pemerintah daerah memiliki data – data pembanding dalam
perhitungan lifting dan pembagian DBH di pemerintah pusat.
c. Peningkatan DBH Migas kepada pemerintah daerah, dalam rangka
memenuhi kebutuhan, untuk mendorong kesjahteraan masyarakat
sekitar tambang.
d. Sudah seharusnya pemerintah daerah membuat Peraturan Daerah
(Perda) alternatif yang secara khusus mengatur pembagian hasil
DBH Migas untuk setiap desa-desa penghasil.
e. Dalam rangka mewujudkan kebaikan bersama dalam proses
ekploitasi dan ekplorasi migas, KKKS harus meningkatkan perhatian
terhadap lingkungan, khususnya masyarakat sekitar tambanga. Baik
dalam bentuk fisik maupun non fisik melalui anggaran CSR sesuai
ketentuan perundang-undangan.
f. SDA Migas merupakan sumberdaya yang tidak terbarukan
(unrenewable), sehingga suatu saat akan mengalami kepunahan.
Oleh karana itu dalam menjamin sustainaability (Keberlanjutan)
kebahagiaan hidup rakyat, harus ada pengembangan industri
tradalbe dengan menggunakan bahan baku yang terbaharukan
melalui kawasan-kawasan industri yang layak. Selain itu juga
menumbuhkan / mengembangkan bio energi yang dapat menjamin
keberlanjutan kebahagiaan masyarakat.