22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk usia lanjut (lansia) merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan kita. Siapapun pasti akan mengalami masa fase lansia tersebut. Menurut data pusat statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun 1980 sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2% dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9%. Data terbaru menunjukkan jumlah lansia di Indonesia mencapai 9,77% atau sejumlah 23,9 juta jiwa pada tahun 2010 dan meningkat lagi secara signifikan sebesar 11,4% atau sebanyak 28,8 juta jiwa pada tahun 2020. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat Indonesia (Hanim et al., 2012). Pada tahun 1980-an, usia harapan hidup rata- rata penduduk Indonesia adalah 52,2 tahun. Tahun 1990, meningkat menjadi 59,8 tahun dan pada tahun 2000 juga meningkat kembali menjadi 64,5 tahun. 1

Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

Citation preview

Page 1: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penduduk usia lanjut (lansia) merupakan bagian masyarakat yang tidak

bisa dipisahkan dalam kehidupan kita. Siapapun pasti akan mengalami masa

fase lansia tersebut. Menurut data pusat statistik, jumlah lansia di Indonesia

pada tahun 1980 sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2% dari seluruh jumlah

penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi

11,3 juta orang atau 8,9%. Data terbaru menunjukkan jumlah lansia di

Indonesia mencapai 9,77% atau sejumlah 23,9 juta jiwa pada tahun 2010 dan

meningkat lagi secara signifikan sebesar 11,4% atau sebanyak 28,8 juta jiwa

pada tahun 2020. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan

yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang

ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat

Indonesia (Hanim et al., 2012).

Pada tahun 1980-an, usia harapan hidup rata-rata penduduk Indonesia

adalah 52,2 tahun. Tahun 1990, meningkat menjadi 59,8 tahun dan pada tahun

2000 juga meningkat kembali menjadi 64,5 tahun. Sementara pada tahun

2010, usia harapan hidup penduduk Indonesia menjadi 67,4 tahun

(Supadiyanto, 2012).

Adapun faktor internal yang menyebabkan peningkatan usia harapan hidup

penduduk Indonesia adalah tercapainya kesejahteraan serta pelayanan

kesehatan yang kian memadai. Namun yang memprihatinkan, lonjakan jumlah

penduduk lansia di tanah air belum diikuti peningkatan pemberdayaan di

kalangan manula (manusia lanjut usia). Oleh sebab itu agar terhindar dari

bencana buruk tersebut, pemerintah harus serius memperhatikan

kesejahteraan, kesehatan dan kelayakan hidup mereka (Supadiyanto, 2012).

Permasalahan penduduk lansia perlu ditangani dengan strategi pemenuhan

pangan dan gizi bersama-sama dengan peningkatan prasarana dan pelayanan

kesehatan yang dipusatkan pada posyandu. Strategi peningkatan kesehatan

1

Page 2: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

lansia ini ditempuh melalui penurunan angka kesakitan lansia dan jumlah jenis

keluhan lansia (Hanim et al., 2012).

Sebagai mahasiswa FK diperlukan keterlibatannya dalam upaya

penyusunan strategi pemberdayaan kaum lansia khususnya pada tingkat

pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat.

B. Tujuan Pembelajaran

1) Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia.

2) Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia.

3) Mampu menjelaskan kelainan - kelainan yang sering terjadi pada lansia

beserta pencegahan dan pengobatannya.

4) Memahami tatalaksana diet lansia dan pola hidup sehat lansia.

5) Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat posyandu

lansia dalam meningkatkan kesehatan lansia.

6) Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu,

prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kuratif dan

rehabilitatif.

7) Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan Geriatric

Depression Scale dan MMSE (Mini Mental State Examination).

8) Mampu melakukan pengamatan dan penilaian pada posyandu lansia

setempat dengan program standar program posyandu lansia.

2

Page 3: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan field lab dengan topik Keterampilan : Komunikasi, informasi dan

edukasi (KIE) Pembinaan Posyandu Lansia dilakukan di Puskesmas Kedawung II,

Sragen. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 4 kali kunjungan yaitu pada tanggal

30 April 2014, 3 Mei 2014, 7 Mei 2014 dan 14 Meil 2014.

1. Hari pertama : Rabu, 30 Aprili 2014

Tempat : Puskesmas Kedawung II, Sragen

Pada hari pertama kunjungan ke Puskesmas Kedawung II kami mendapat

pengarahan dari dr. Joko Haryono selaku Kepala Puskesmas Kedawung II.

Pengarahan yang diberikan diantaranya :

a. Materi tentang program Posyandu Lansia

b. Perencanaan pelaksanaan field lab selanjutnya

Selain diberikan pembekalan, kami juga diberikan pretes seputar materi

field lab pembinaan posyandu lansia.

2. Hari Kedua : Sabtu, 3 Mei 2014

Tempat : Puskesmas Kedawung II, Sragen

Pada hari kedua, kami praktek lapangan ke posyandu lansia desa pengkok.

Pada pelaksanaannya, kami melakukan penyuluhan kepada para lansia.

Adapun materi yang kami berikan adalah materi osteoartritis, hipertensi

dan diabetes melitus.

3. Hari Ketiga : Rabu, 7 Mei 2014

Tempat : Puskesmas Kedawung II, Sragen

Pada hari ketiga, kami dibagi menjadi 2 kelompok. Satu kelompok praktek

lapangan ke posyandu lansia desa karangpelem dan kelompok yang lain di

posyandu lansia desa mojodoyong. Pada pelaksanaannya, kami melakukan

anamnesis pasien terkait keluhan, riwayat penyakit dan melakukan

pemeriksaan MMSE. Kemudian kami mengukur berat badan dan tensi.

Selain itu kami juga melakukan penyuluhan. Untuk posyandu lansia desa

karangpelem kami memberikan penyuluhan materi diabetes melitus dan 3

Page 4: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

osteoartritis, sementara di posyandu lansia desa mojodoyong kami

memberikan penyuluhan materi hipertensi. Untuk posyandu lansia

mojodoyong kami juga melakukan senam lansia.

4. Hari Keempat : Rabu, 14 Mei 2014

Tempat : Puskesmas Kedawung II, Sragen

Pada hari ketiga ini, kami mengumpulkan laporan dari yang telah

dilaksanakan sebelumnya dan diskusi hasil pelaksanaan.

4

Page 5: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

BAB III

PEMBAHASAN

Posyandu lansia merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber

daya masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat untuk penduduk usia lanjut.

Pengertian usia lanjut adalah orang - orang yang telah berusia 60 tahun atau lebih.

Tujuan posyandu lansia antara lain meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan

lansia di masyarakat, mendekatkan pelayanan, dan meningkatkan peran serta

masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan. Sasaran posyandu lansia ialah

kelompok pra usia lanjut (45 - 59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas),

kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas).

a. Posyandu Lansia Pengkok

Kunjungan ke Posyandu Lansia desa Pengkok pada hari Sabtu, 3 Mei 2014.

Kegiatan di Posyandu ini dimulai sekitar pukul 09.00 pagi. Akan tetapi, karena

terjadi kesalahan komunikasi dari pihak puskesmas, kami baru tiba di Posyandu

lansia Pengkok pukul 10.30 dan kegiatan posyandu sudah selesai. Para kader dan

bidan desa sudah selesai mengukur tekanan darah dan berat badan para lansia

peserta posyandu. Oleh sebab itu, kami hanya memberikan penyuluhan kepada

para lansia. Materi penyulahan yang diberikan adalah diabetes melitus,

osteoartritis, dan hpertensi.

Materi osteoartritis disampaikan oleh Stefanus Bramantyo dan Siti

Nurhidayah. Diabetes melitus disampaikan oleh Mira Rizki Ramadhan dan I

Kadek Ludi. Sedangkan untuk materi hipertensi disampaikan oleh Anisa

Rahmatia, Rut Pamela dan Arifa Martha.

Saat penyuluhan berlangsung, para lansia menyimak dengan antusias materi

yang disampaikan. Para lansia juga aktif menanyakan beberapa pertannyaan

seputar materi yang disampaikan oleh mahasiswa.

Secara umum, kegiatan posyandu lansia di desa Pengkok berjalan baik dan

kondusif. Para lansia antusias untuk mengikuti kegiatan di posyandu. Posyandu

lansia tersebut belum memiliki KMS jadi perlu diperhatikan distribusi KMS lansia

kepada semua lansia di wilayah kerja puskesmas. Jika para lansia sering tidak

5

Page 6: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

membawa KMS lansia karena lupa, sarannya KMS lansia bisa disimpan oleh para

kader yang bertugas di posyandu tersebut. Para kader sudah baik dalam

memberikan pelayanan kepada para lansia hanya perlu penambahan kegiatan

senam secara rutin.

b. Posyandu Lansia Karangpelem

Kunjungan kedua ke Posyandu Lansia Karangpelem dilakukan pada hari

Rabu tanggal 7 Mei 2014 yang dihadiri oleh Dhia Ramadhani, Mira Rizki

Ramadhan, Siti Nurhidayah, dan Stefanus Bramantyo. Kegiatan posyandu lansia

ini dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Selanjutnya kelompok kami melakukan

pembagian tugas mulai dari pencatatan identitas lansia, pengukuran berat badan

dan tekanan darah, serta pemeriksaan MMSE (Mini Mental State Examination)

dan GDS (Geriatric Depression Scale) berdasarkan bimbingan dan arahan dari

kepala puskesmas sebelumnya. Untuk materi penyuluhan dilakukan oleh petugas

kesehatan dari puskesmas mengenai hipertensi, osteoarthritis, dan diabetes

melitus.

Berdasarkan data didapatkan bahwa jumlah peserta Posyandu Lansia di

Karang pelem sebanyak 17 orang dari rentang usia 58 – 85 tahun. Kebanyakan

peserta posyandu Lansia di Karangpelem ini berjenis kelamin wanita sebanyak 16

orang dan pria 1 orang. Sebagian besar dari mereka adalah purnawirawan dari

berbagai instasi negeri maupun swasta. Dari pengukuran tekanan darah rata-rata

menderita hipertensi terkait dari usia yang memang sudah memasuki usia lanjut.

Untuk penilaian status gizi dengan menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh)

tidak dapat ditentukan apakah lansia ini termasuk kelompok underweight, normal,

overweight, atau obesitas karena hanya didapatkan data berat badan saja

sedangkan untuk pengukuran tinggi badan tidak dilakukan kemarin. Selain itu,

untuk pemeriksaan MMSE dan GDS juga mengalami kesulitan dalam hal

berkomunikasi dengan lansia dan juga adanya keterbatasan waktu.

Berdasarkan informasi dari ibu bidan, Posyandu Lansia Karangpelem ini rutin

diselenggarakan setiap bulannya dan umumnya kegiatan yang dilakukan adalah

pengukuran berat badan dan tekanan darah setiap pertemuannya. Namun, untuk

pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala hanya dilakukan setiap 3 bulan sekali.

6

Page 7: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

Dari penuturan ibu bidan, kegiatan posyandu lansia ini tidak sering dihadiri

petugas kesehatan dari puskesmas. Selain itu, untuk pemeriksaan dan pengobatan

ringan belum dilakukan dalam program posyandu lansia ini. Jadi apabila ada

keluhan sakit dari lansia, dari pihak bidan hanya memotivasi dan memantau

perkembangan keluhan tersebut ataupun menganjurkannya untuk memeriksakan

diri ke puskesmas. Bila ditilik dari kegiatan yang dilakukan selama posyandu

lansia masih jauh dari standar program posyandu lansia. Standar program

posyandu lansia sendiri memuat 10 pelayanan yang terdiri dari pemeriksaan

aktivitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi,

pemeriksaan tekanan darah dan hitung denyut nadi, pemeriksaan hemoglobin,

pemeriksaan glukosuria, pemriksaan proteinuria, pelaksanaan rujukan,

penyuluhan, dan kunjungan rumah oleh kader dan petugas kesehatan bagi lansia

yang tidak datang. Secara teknis pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia

Karangpelem ini belum menganut sistem 5 meja. Dimana sistem 5 meja ini terdiri

dari 5 meja yaitu meja 1 untuk pendaftaran ; meja 2 untuk pengukuran berat

badan, tinggi badan, dan tekanan darah ; meja 3 untuk pencatatan dan pengisian

KMS (Kartu Menuju Sehat) Lansia ; meja 4 untuk penyuluhan ; dan meja 5 untuk

pelayanan medis. Mungkin hal ini bisa berbeda antara program posyandu lansia

dari puskesmas satu dengan puskesmas yang lainnya dan bergantung pula dengan

situasi dan kondisi setempat apakah memungkinkan untuk dilakukannya sistem 5

meja ini. Peserta Posyandu Lansia Karangpelem sebagian besar belum memliki

KMS Lansia dan kemarin baru disosialisasikan oleh ibu bidan mengenai

pengadaan KMS Lansia ini.

Secara keseluruhan kegiatan Posyandu Lansia Karangpelem sudah berjalan

dengan baik dan rutin diselengarakan setiap bulannya. Walaupun masih ada

beberapa kekurangan dalam pemberian pelayanan standar program posyandu

lansia ini. Diharapkan dari pihak puskesmas bisa lebih meningkatkan pelayanan

standar posyandu lansia ini bersinergi dengan kader, bidan, dan masyarakat

setempat. Selain itu, peran serta petugas kesehatan juga sangat diperlukan dalam

pelaksanaan program posyandu lansia baik tentang penyuluhan, pemeriksaan dan

pengobatan ringan terhadap lansia. Kedepannya nanti diharapkan petugas

7

Page 8: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

kesehatan dapat hadir di setiap kegiatan posyandu lansia ini dalam memantau

kesehatan lansia.

c. Posyandu Lansia Mojodoyong

Posyandu Lansia yang diadakan di Mojodoyong, kelompok kami yang

beranggotakan Adya Sitaresmi, Anisa Rahmatia, Fery Adi Kurniawan,

Muhammad Faizal, Arifa Martha, I Kadek Ludi Junapati dan Rut Pamela

melakukan pemeriksaan tekanan darah, tinggi badan, berat badan dan MMSE.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa 12 dari

18 orang atau sekitar 66% lansia yang datang ke Posyandu ini memiliki tekanan

darah tinggi (sistole ≥ 140 mmHg dan diastole ≥ 90 mmHg).

Pemeriksaan status gizi pasien kami lakukan melalui pengukuran

antropometri berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Tinggi badan dan berat

badan pasien kami ukur kemudian digunakan rumus BB(kg)/TB2(m). Kemudian

diklasifikasikan sesuai klasifikasi menurut Asia Pasifik (Sugondo; 2006) sebagai

berikut :

(Sugondo, 2006)

Berdasarkan klasifikasi tersebut, didapatkan 7 orang lansia di Posyandu

Mojodoyong mengalami berat badan kurang, 8 orang berstatus gizi normal, 2

orang mengalami obesitas grade I dan 1 orang mengalami obesitas grade II.

Pemeriksaan MMSE (Mini Mental State Examination) kami lakukan untuk

menilai status intelektual dan daya ingat lansia di posyandu ini. Para lansia kami

beri 10 pertanyaan dan dihitung berapa jumlah pertanyaan yang dijawab salah

oleh lansia. Berikut tabel MMSE yang kami gunakan untuk mengklasifikasikan

tingkat intelektual lansia di posyandu ini.

8

Page 9: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

(Folstein and Folstein, 1990)

Berdasarkan klasifikasi tersebut, didapatkan 4 orang lansia memiliki

gangguan intelektual sedang, 1 orang mengalami gangguan intelektual ringan dan

10 orang normal. Setelah kami melakukan pemeriksaan dan wawancara kegiatan

selanjutnya yaitu penyuluhan tentang hipertensi yang dibawakan oleh Muhammad

Faizal dan Arifa Martha. Kemudian kegiatan posyandu lansia diakhiri dengan

senam lansia yang dipimpin langsung oleh kader diikuti oleh para lansia dengan

gembira dan antusias dengan diiringi musik lagu dangdut. Senam lansia dilakukan

secara rutin oleh para kader.

Secara keseluruhan, hipertensi merupakan masalah yang menjadi perhatian

khusus di Posyandu Lansia Mojodoyong ini. Jumlah lansia yang mengalami berat

badan kurang cukup banyak, namun hal tersebut tidak menghalangi lansia untuk

tetap beraktivitas. Sebagian besar lansia masih memiliki mata pencaharian,

walaupun sekedar bertani ataupun berdagang. Penyakit yang sering dikeluhkan

pasien juga merupakan penyakit-penyakit degeneratif seperti osteoarthritis

ataupun cephalgia, tidak ada penyakit komunitas yang cukup serius.

9

Page 10: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

1) Pelaksanaan kegiatan field lab di posyandu lansia Karangpelem dan

Mojodoyong yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kedawung II,

Kabupaten Sragen berjalan dengan lancar dan cukup baik.

2) Materi yang diberikan saat penyuluhan merupakan kasus yang sering

ditemui di masyarakat dan upaya penatalaksanaannya cukup mudah untuk

dilaksanakan secara mandiri sehingga menjadi lebih aplikatif bagi peserta

penyuluhan.

3) Senam lansia di posyandu lansia Mojodoyong yang dipimpin oleh kader

dan diikuti oleh mahasiswa beserta peserta penyuluhan berjalan dengan

baik dan antusias.

4) Kegiatan mengukur tinggi badan, berat badan, tekanan darah, dan edukasi

untuk lansia bertujuan untuk mendeteksi dini apabila ada hipertensi dan

keluhan - keluhan lain yang sering terjadi pada lansia.

B. Saran

1) Antusiasme peserta yang tinggi membuka peluang untuk dilaksanakannya

penyuluhan dan senam lansia secara teratur, dengan harapan pengetahuan,

kesadaran serta kepedulian lansia mengenai kesehatan lebih tinggi

sehingga akan terwujud lansia yang sehat. Dengan demikian tantangan

tingginya populasi lansia mampu teratasi.

2) Pemateri yang berpengetahuan luas dan memiliki keterampilan

komunikasi yang baik merupakan faktor penting dalam keberhasilan

penyuluhan, sehingga poin ini sangat penting untuk dipersiapkan.

10

Page 11: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

DAFTAR PUSTAKA

Folstein, M.F., Folstein, S.E., and McHugh, P.R. 1975. Mini Mental State : A

Practical Method for Grading The Cognitive State of Patient for The

Clinician. Journal Of Psychiatrics Reaserch, 12 : 189-198

Hanim D, Widyaningsih V, Lestari A, Wicaksono B (2012). Modul Field Lab

KIE: Pembinaan posyandu lansia guna pelayanan kesehatan lansia.

Surakarta : Field Lab FK UNS

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (2009). Buku ajar

ilmu penyakit dalam Jilid II edisi IV. Jakarta : Interna Publishing.

Sugondo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Ed. V. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Supadiyanto (2012). Memberdayakan penduduk lansia. Diunduh dari :

http://haluankepri.com/opini-/25706-memberdayakan-penduduk-lansia.html

diakses pada tanggal 12 Mei 2012

11

Page 12: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

Lampiran 1. Rekap Data Posyandu Lansia

POSYANDU LANSIA KARANGPELEM

Nama Umur Tensi Berat badanNy narno 68 150/90 42

Ny sri lilah 74 140/90 56.5My sastro 60 160/100 39

Ny dalinem 75 180/100 49Ny darso 85 150/90 50

Ny gunyati 64 160/100 50Ny cipto 65 150/100 44

Ny prawiro 80 200/110 42Ny suti 75 130/90 47

Ny sumiati 61 120/80 48Ny kartini 60 110/80 46Ny sukini 64 120/90 46Bp suradi 72 160/100 60

Ny siti rukiah 61 150/90 53Ny hatmini 75 150/90 49Ny sadiyem 58 130/90 52Ny wagiyem 80 150/100 37

POSYANDU LANSIA MOJODOYONG

No NamaUmur

(th)

Tekanan Darah

(mmHg)

TB (cm)

BB (kg)

IMT Status Gizi MMSERiwayat Penyakit

1 Sadikem 72 140/90 151 40 17,5 Berat badan kurang

Baik Gatal-gatal

2 Semi 80 140/80 150 40 17,7 Berat badan kurang

Gangguan intelek sedang

Pegal-pegal

3 Sajiyem 57 140/90 151 66 28,9 Obesitas grade I Baik Tumor otak, pegal-pegal

4 Sikem 75 140/80 140 35 17,8 Berat badan kurang

Gangguan intelek sedang

-

5 Waginem 80 120/80 144 31 14,9 Berat badan Gangguan Pegal linu

12

Page 13: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

(pawis) kurang intelek sedang

6 Sukinah 83 160/80 143 39 19,1 Normal Baik pandangan kabur

7 Tumiyem 70 160/80 140 40 20,4 Normal Baik Pegal-pegal

8 Samiyem 70 140/80 146 41 19,2 Normal Gangguan intelek sedang

-

9 Yatmi 75 110/50 150 38 16,8 Berat badan kurang

Baik Disentri

10 Suharni 65 130/70 142 38 18,8 Normal Baik TB

11 Waginem (karso)

70 160/80 147 38 17,6 Berat badan kurang

Baik Pusing, masuk angin

12 Sukinem 75 190/80 142 38 18,8 Normal Gangguan intelek ringan

Pegal-pegal

13 Sumi 85 170/80 144 35 16,9 Berat badan kurang

Baik Pusing

14 Tukiyem 64 150/90 150 68 30,2 Obesitas grade II Baik Pegal-pegal

15 Painem 73 140/100 143 52 25,4 Obesitas grade I Baik Pegal-pegal

16 Surati 56 150/90 147 48 22,2 Normal Baik Pegal-pegal

17 Sukinah gito

63 140/90 149 47 18,9 Normal Baik Vertigo

18 Yoso Sunarso

60 120/80 160 58 22,6 Normal Baik Hernia

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

13

Page 14: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

Lampiran 3. KMS Lansia

14

Page 15: Laporan FL Posyandu Lansia 2011 A9

15