41
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR MODUL 03 PROSES FRAIS (MILLING PROCESS) KELOMPOK : 14 ANGGOTA : R. Aryo Triadimukti (13113001) Pandi Uwieto (13113023) Thareeq Al Fiqar (13113048) Alpin Wisely (13113055) Faza Azhariyanto (13113138) Anzhari Luthfi (13113139) TANGGAL PRAKTIKUM : 27 Februari 2015 ASISTEN : Rene Hezra (13112133) LABORATORIUM TEKNIK PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN ITB

Laporan Frais

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proses Manufaktur

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTURMODUL 03PROSES FRAIS (MILLING PROCESS)

KELOMPOK: 14ANGGOTA: R. Aryo Triadimukti(13113001) Pandi Uwieto(13113023) Thareeq Al Fiqar(13113048) Alpin Wisely(13113055) Faza Azhariyanto(13113138) Anzhari Luthfi(13113139)TANGGAL PRAKTIKUM : 27 Februari 2015ASISTEN: Rene Hezra(13112133)

LABORATORIUM TEKNIK PRODUKSIPROGRAM STUDI TEKNIK MESINITB2013BAB IPendahuluan

1.1 Latar BelakangProses Frais adalah proses pemesinan (machining). Proses pemesinan adalah salah satu bagian dari proses manufaktur. Proses pemesinan frais mempelajari bagaimana menggunakan mesin untuk mengubah suatu material menjadi produk bernilai tambah dengan menggunakan pahat yang berputar. Karena berhubungan dengan penggunaan mesin, materi ini tidak dapat hanya diajarkan secara teori saja. Diperlukan pengalaman menggunakan mesin secara langsung agar dapat memahami konstruksi, cara kerja, prosedur pemakaian dan aspek keselamatan kerja mesin yang digunakan. Hal ini melatarbelakangi mengapa praktikum ini dilakukan. 1.2 Tujuan1. Mengetahui cara kerja mesin frais, cara pengoperasiannya, jenis-jenis mesin frais dan aspek keselamatan menggunakan mesin frais.2. Mengetahui jenis mesin frais apa yang dipakai pada praktikum ini, proses, dan pahat yang digunakan serta benda kerja seperti apa yang dihasilkan3. Mengetahui perbedaan antara proses frais naik dan turun4. Mengetahui parameter proses pada saat melakukan proses frais5. Mengetahui alat bantu apa saja yang diperlukan saat melakukan proses frais

BAB IITeori Dasar

Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pahat ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung.

Gambar skema mesin freis horizontal (kiri) dan vertical (kanan)

Proses-proses yang dapat dilakukan oleh mesin freis

1. Peripheral millingPada proses ini permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi pahat yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pahat terletak pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat. Apabila panjang dari pahat pemotong lebih panjang daripada lebar benda kerja, maka proses ini disebut slab milling.

2. Face MillingPada frais muka, pahat dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pahat.

3. End MillingPahat pada proses frais ujung biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan benda kerja.. Pahat dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi potong pada pahat terletak pada selubung pahat dan ujung badan pahat.

Gerak relative antara pahat dan benda kerja pada mesin freis

1. Frais naik (Up Milling )

Frais naik biasanya disebut frais konvensional (conventional milling). Gerak dari putaran pahat berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh, pada proses frais naik apabila pahat berputar searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah kanan. Penampang melintang bentuk geram untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal.

2. Frais turun (Down Milling)Proses frais turun dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran pahat sama dengan arah gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika pahat berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat kekanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan maksimal kemudian menipis.

Parameter-parameter pada mesin freis1. Kecepatan Potong2. Kecepatan Makan

3. Waktu Pemotongan

4. Laju Penghasilan Geram

Bab 3Data dan Pengolahan Data

Gambar proses1. Melakukan pemasangan benda pada ragum dan menambahkan parallel pad

2. Pengecekan pahat, kecepatan spindle, dan kecepatan makan

3. Benda kerja dilakukan permesinan dengan mesin freis hingga sesuai dengan yang ada pada gambar tekhnik

4. Proses penghalusan benda kerja

5. Geram yang dihasilkan bervariasi dan berbeda warna

6. Setelah melalui proses permesinan benda harus mampu seperti gambar dibawah

Gambar benda kerja awal dan akhir

Dimensi awal , dimensi akhir dan proses yang dilakukana. Dimensi awalPanjang = 27.7 mmLebar = 20 mmTinggi = 19.8 mmb. Dimensi akhirPanjang = 23 mmLebar = 20 mmTinggi = 16 mm Parameter prosesa. Kecepatan putar spindleb. Kecepatan makan mesin freisc. Kedalaman potong

Pandi Uwieto 13113023BAB IVANALISISProsedur praktikum yang dilkakukan : Menanyakan dan memastikan kepada asisten mesin frais yang akan dipakai Mengambil benda kerja, pahat, dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk melakukan proses frais Memasang pemegang pahat pada mesin frais kemudian memasang pahat pada pemegang pahat dan memastikan pahat terkunci dengan kencang dengan menggunakan pengunci Menanyakan kepada asisten benda kerja yang akan dibuat seperti apa Setelah mengetahui benda kerja yang akan dibuat, kami mengukur dimensi benda kerja yang tersedia dengan menggunakan jangka sorong Sebelum menjepit benda kerja pada ragum, kami meletakkan parallel pad agar bagian atas benda kerja yang akan kami potong lebih tinggi dari penjepit benda kerja Memastikan bagian bawah benda kerja sudah rata dengan parallel pad dengan menggunakan palu plastik Mengatur kecepatan putar spindel dan kecepatan makan meja kerja yang akan digunakan Memastikan posisi benda kerja sudah diatur dengan baik dan sudah dikencangkan dengan baik agar benda kerja tetap pada posisinya pada saat pahat melakukan proses makan Setelah meng-switch on , tekan tombol ke kiri atau ke kanan untuk memulai proses frais Setelah mensejajarkan permukaan atas dan bawah dari benda kerja, dilakukan lagi proses frais sampai bentuk dan geometri benda kerja sesuai dengan yang diinginkan Terdapat berbagai fenomena yang terjadi dalam proses pembuatan slot T dan salah satunya adalah pinggiran benda yang agak kasar sehingga dilakukan proses gerindra pada benda kerja untuk menghaluskannyaAnalisis hasil benda kerja:Analisis parameter proses :1. Kecepatan makanPada saat praktikum, setelah mencoba mengubah variasi kecepatan makan benda kerja didapat bahwa kalau kecepatan makan semakin tinggi, maka permukaan benda kerja yang dihasilkan makin kasar. Sebaliknya jika kecepatan makan pahat makin kecil, permukaan benda kerja yang dihasilkan makin halus.2. Kecepatan potongSelain itu, dianalisis lagi oleh kami bahwa kalau kecepatan potong benda kerja makin tinggi, maka hasil permukaan benda kerja akan makin kasar dan sebaliknya. Dan jika kecepatan potong pahat yaitu kecepatan putaran spindel dinaikkan maka daya potong akan makin besar.3. Kedalaman potongMengatur posisi kedalaman potong yang terlalu besar dapat meningkatkan risiko terbentuknya cacat akibat impact karena luas permukaan yang semakin besar pada benda kerja. Fenomena yang terjadi selama praktikum : Geram yang dihasilkan makin kasar dan tidak melengkung akibat kedalaman potong yang makin besar Sulit mendapatkan parallel pad yang digunakan agar benda kerja bisa sejajar bagian atas dan bawahnya Karena terlalu dalam kecepatan potong yang dibuat, ada sekali timbul asap ketika melakukan proses frais Terjadi sekali suatu getaran yang cukup mengejutkan akibat kedalaman potong atau kecepatan makan yang terlalu cepat Kemungkinan kedalaman potong yang terlalu besar atau pemasangan parallel pad yang di samping membuat crash ketika melakukan proses potong

Cacat yang terjadi setelah getaran

Timbul geram-geram kasar pada pinggiran benda kerja yang tidak bisa lepas sehingga dilakukan proses gerindra untuk menghaluskan bagian kasar tersebut.

Analisis (R. Aryo Tri A/13113001)Prosedur praktikum yang dilakukan1. Siapkan benda kerja, mesin freis, alat bantu, dan perlengkapan praktikum2. Cekam benda kerja pada ragum di atas paddle pad hingga permukaan benda kerja lebih tinggi dari permukaan tepi ragum3. Pasang pahat pada spindle4. Pastikan ujung pahat lebih tinggi daripada permukaan benda kerja5. Tentukan kecepatan putar spindle yang diinginkan6. Nyalakan motor7. Set posisi nol yang diinginkan8. Tentukan kecepatan gerak makan9. Lakukan proses pemotongan dengan gerak makan otomatis10. Tambah kedalaman sesuai keinginan11. Lakukan lagi proses pemotongan12. Setelah benda kerja selesai dibuat, matikan motorAnalisis Hasil Benda KerjaProses pemotongan yang dilakukan pada permukaan benda kerja menghasilkan permukaan yang relative halus. Permukaan benda kerja relative halus karena kecepatan gerak makan diset relative lambat dan kedalaman potong yang kecil. Penggunaan kecepatan gerak makan lambat dan kedalaman kecil (sekitar 0,5 mm) tidak dilakukan sejak dari awal proses pemotongan, namun hanya dilakukan saat dimensi benda kerja sudah mendekati dimensi yang diinginkan. Pada proses pemotongan awal, kecepatan gerak makan diset lebih cepat dan kedalaman lebih dalam (sekitar 1 mm). Hal ini dilakukan agar proses pemotongan dilakukan dalam waktu cepat, namun menghasilkan permukaan benda kerja yang halus. Kedua rusuk atas benda kerja menjadi kasar. Hal ini terjadi sebagai efek samping dari proses pemotongan yang dilakukan pahat pada benda kerja. Sehingga, setelah melakukan pemesinan freis, benda kerja harus di gerinda agar kedua rusuk menjadi halus.Analisis Parameter Proses1. Kecepatan putar spindleSemakin cepat kecepatan putar spindle, permukaan yang dihasilkan semakin halus2. Kecepatan gerak makanSemakin cepat gerak makan, permukaan yang dihasilkan semakin kasar3. Kedalaman potongSemakin dalam kedalaman potong, pahat semakin bergetar kencang yang pada akhirnya akan menghasilkan permukaan yang kasarFenomena yang terjadi1. Saat dilakukan proses pemotongan, benda kerja terlepas dari ragum. Seketika itu juga, motor dimatikan. Kejadian ini membuat salah satu sisi benda kerja mengalami cacat.2. Ketika kedalaman potong diset terlalu dalam, pahat bergetar kencang.3. End Mill tidak hanya dapat digunakan untuk memotong dengan ujung pahat saja, namun juga bisa dengan selubung pahatnya.4. Langkah handel gerak makan manual per putarannya rendah sehingga untuk memindahkan posisi pahat dari ujung benda kerja ke ujung yang lain sangat tidak efektif.5. Permukaan benda yang dihasilkan oleh End Mill berbentuk lingkaran-lingkaran. Dimana, semakin rapat lingkaran-lingkaran tersebut mengindikasikan tingkat kehalusan permukaan

Nama : Thareeq Al FiqarNIM : 13113048BAB VANALISIS

1. Prosedur Praktikum

a) Persiapkan Mesin Freis dan alat-alat bantunya.b) Periksa kondisi mesin apakah kondisinya baik atau buruk.c) Pasang pahat pada arbor jika menggunakan mesin freis horizontal dan pasang pahat pada kepala putar jika menggunakan mesin freis vertikal.d) Pasang ragum pencekam benda kerja.e) Letakkan parallel blok dan tempatkan benda kerja di atasnya.f) Posisikan pahat dengan benda kerja dengan mengatur tuas putarnya.g) Pilih tingkatan kecepatan putar spindle.h) Pilih tingkatan kecepatan makan.i) Atur kedalaman potong.j) Lakukan proses freis.

2. Analisis Hasil Benda Kerja

Pada praktikum freis kali ini, parameter prosesnya adalah kehalusan permukaan hasil benda kerja, kedalaman potong, kecepatan putar spindle, kecepatan makan, dan dimensi dari hasil benda kerja. Dalam praktikum, kami menggunakan berbagai variasi kecepatan puta spindle dan kecepatan makannya. Hasil benda kerja yang kami dapatkan tidak terlalu baik. Terdapat cacat yang terjadi pada hasil benda kerja kami. Hal ini dikarenakan proses yang kami lakukan terkadang tidak mengikuti prosedur dan kelalaian praktikan. Contohnya, pada saat memotong benda kerja, terkadang kedalaman potong terlalu dalam, sehingga mesin mengalami getaran yang begitu besar dan mengakibatkan beberapa cacat di beberapa bagian benda kerja kami.Selain itu, dimensi hasil benda kerja yang kami dapatkan tidak begitu baik, artinya tidak sesuai dengan yang seharusnya. Hal ini dikarenakan pada saat praktikum banyak fenomena yang terjadi yang menyebabkan dimensi hasil benda tidak sesuai yang diinginkan. Kemudian untuk kehalusan benda kerja, hasil yang kami dapatkan cukup baik. Ini dikarenakan pada saat melakukan proses, kami mengurangi kecepatan makan ketika hendak memasuki proses finishing sehingga permukaan benda kami cukup halus. Namun terdapat bekas-bekas pemotongan di sisi-sisi benda kerja, jadi kami harus melakukan proses gerinda untuk menghaluskan setiap sisi-sisi benda kerja yang belum rapi.

3. Analisis Parameter Proses

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, parameter prosesnya adalah kehalusan permukaan hasil benda kerja, kedalaman potong, kecepatan putar spindle, kecepatan makan, dan dimensi dari hasil benda kerja. Semakin dalam kedalaman potongnya, maka mesin akan membutuhkan gaya yang lebih besar untuk memotong benda kerja, sehingga permukaan benda kerja semakin kasar. Semakin cepat kecepatan spindle, maka semakin halus pula permukaan benda kerjanya. Hal ini disebabkan karena kecepatan putar spindle menghasilkan bekas pola berbentuk parabola pada benda kerja, semakin cepat spindle berputar, semakin kecil jarak antar bekas polanya, sehingga permukaannya menjadi lebih halus.Kemudian jika kecepatan makannya lebih cepat, maka permukaan hasil benda kerjanya akan lebih kasar. Karena, langkah makan yang cepat akan membuat pahat tidak dapat memotong seluruh permukaan benda kerja, akibatnya permukaan benda kerja menjadi lebih kasar, begitu pula sebaliknya.

4. Fenomena yang terjadi.

Dalam praktikum yang kami lakukan, terdapat beberapa fenomena yang terjadi. Salah satunya adalah ada cacat di salah satu sisi benda kerja. Hal tersebut terjadi karena pada saat proses berlangsung, kedalaman potong terlalu dalam, sehingga gaya yang dibutuhkan oleh mesin lebih besar tetapi benda kerja tidak tercengkram dengan baik, akibatnya benda kerja tidak mampu menahan gaya yang diberikan oleh pahat kemudian benda kerja bergeser miring dan membuat cacat pada bagian sisi benda kerja tersebut. Selain itu, pada proses dengan menggunakan kedalaman yang lebih dari 0.5 mm, mesin bergetar dan terkadang menimbulkan asap hasil dari gesekan pahat dan benda kerja. Hal tersebut juga menyebabkan ada beberapa geram yang berwarna ungu kehitam-hitaman karena terbakar pada saat proses pemotongan berlangsung.

ALPIN WISELY (13113055)BAB IVANALISIS

Prosedur Praktikum

1. Menggunakan peralatan keamanan standar ( jaslab, kacamata dan sarung tangan).2. Cek dan pastikan kondisi mesin dan persiapkan alat-alat yang akan digunakan.3. Pasang pahat freis pada collet lalu pasangkan ke mesin dan kencangkan dengan pengunci.4. Ukur dimensi benda kerja yang inging diproses, lalu pasang benda pada ragum yang berada pada meja kerja sambil dialasi dengan parallel pad (pastikan posisi benda lebih tinggi daripada ragum). Lalu kencangkan benda kerja pada ragum sambil dipukul-pukul dengan palu plastik agar merata.5. Atur kecepatan potong dan kecepatan makan mesin freis dengan mengatur tuas-tuas dan tombol yang tersedia.6. Nyalakan mesin freis dengan menekan tombol on.7. Lakukan set nol dengan cara mengatur posisi benda kerja hingga tepat menggores pahat freis, lalu ubah satuan yang tertera pada tuas hingga ke angka nol.8. Lakukan proses pemotongan dan pemakanan dengan menaikkan benda kerja dan menekan tombol feeding(untuk melakukan gerakan makan ke kiri/kanan).9. Ulangi proses hingga mendapatkan bentuk yang diinginkan.10. Matikan mesin dan amati serta ukur benda yang telah selesai diproses.

Analisis Hasil Benda KerjaBenda kerja yang dihasilkan memiliki bentuk yang tidak begitu rata dan juga terdapat cacat pada beberapa permukaan. Hal ini dikarenakan saat praktikum, digunakan kedalaman potong yang terlalu dalam sehingga hasilnya kurang baik hingga menyebabkan beberapa kali benda kerja hampir terlepas dari ragum. Selain itu pada hasil akhir benda kerja terdapat garis-garis seperti tangga karena praktikan mengulang proses frais, dikarenakan ukuran yang dihasilkan tidak sesuai keinginan.Pada permukaan benda kerja juga terdapat corak seperti bulatan-bulatan karena efek dari putaran pahat freis. Sebenarnya hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan kecepatan dari putaran spindle. Selain itu, pada pinggiran benda kerja pada akhir proses terdapat tumpukan geram-geram yang menempel, tetapi bagian tersebut dapat dihaluskan dengan gerinda. Analisis Parameter Proses1. Kecepatan PotongKecepatan potong yang semakin tinggi akan membuat permukaan semakin halus, hal ini dikarenakan corak-corak melingkar yang dihasilkan oleh putaran pahat akan semakin rapat apabila kecepatan potong ditingkatkan, begitu pula sebaliknya.2. Kecepatan MakanKecepatan makan yang tinggi akan menghasilkan permukaan yang kurang rata karena pergerseran yang terlalu cepat yang dapat menyebabkan ada bagian yang tidak terpotong secara baik. Karena itu pada bagian permukaan akhir (pada proses finishing) gunakanlah kecepatan makan yang rendah agar dihasilkan permukaan yang rata.3. Kedalaman PotongKedalaman potong yang baik adalah kedalaman potong yang kecil yang akan menghaislkan permukaan yang lebih halus dan rata,meskipun akan memakan waktu kerja yang lama. Penggunaan kedalaman potong yang terlalu dalam dapat menyebabkan permukaan yang kurang baik dan menyebabkan mesin bergetar karena gaya yang diperlukan semakin besar dan mempercepat keausan dari pahat.

Fenomena Pada Praktikum1. Geram yang dihasilkan berbentuk serpihan-serpihan kecil dan tidak kontinu2. Terdapat sebagian kecil geram yang berwarna kuning dan keunguan dikarenakan panas akibat bergesekan dengan pahat.3. Selama praktikum sempat beberapa kali benda kerja mengeluarkan asap akibat panas yang dihasilkan.4. Mesin freis yang digunakan sempat bergetar hebat dikarenakan praktikan menggunakan kedalaman potong yang terlalu dalam sehingga mesin tidak kuat.5. Benda kerja sempat pula bergerak dan hampir terlepas dari ragum saat praktikan menngunakan kedalaman potong yang terlalu dalam, sehingga menimbulkan cacat pada benda kerja.6. Ketika proses back milling mesin cukup bergetar dibandingkan dengan up milling.FAZA AZHARIYANTO13113138BAB IVANALISIS

4.1 Prosedur Praktikum1. Melakukan pengecekan terhadap mesin freis2. Pengambilan alat alat kerja dan alat bantu yang dibutuhkan3. Pengukuran dimensi awal benda kerja4. Pasang benda kerja pada ragum pencekam5. Posisiskan agar benda kerja lebih tinggi dari posisi atas rahang ragum, bias dengan menggunakan parallel pad dan ditambah dengan pelat logam6. Kencangkan rahang ragum7. Pastikan permukaan bawah benda kerja menempel sempurna dengan parallel pad dengan cara dipukul menggunakan palu8. Pemosisian pahat dekat dengan benda kerja, bias diatur maju mundur, kiri kanan, maupun atas bawah9. Pilih tingkat putaran spindel sesuai yang diinginkan10. Pemilihan motor freis yang digunakan sesuai dengan tingkat putaran spindel11. Kecepatan makan dapat dipilih sesuai dengan tabel yang tertera pada mesin12. Nyalakan mesin freis13. Atur tingkat keadaan nol14. Tentukan kedalaman potong dan posisi pemotongan yang diinginkan15. Lakukan proses freis naik dan turun berulang ulang sampai profil yang diinginkan terbentuk, bias menggunakan tombol secara otomatis untuk menggeser benda kerja16. Bersihkan geram yang dihasilkan dari proses17. Bila ada permukaan yang kasar, haluskan dengan gerinda

4.2 Analisis Hasil Benda Kerja

Benda kerja yang digunakan berbentuk balok yang terbuat dari baja. Benda kerja yang dihasilkan agak kasar, hal itu terjadi dikarenakan kecepatan potong yang digunakan terlalu tinggi. Ada bagian dari permukaan benda kerja yang tidak rata. Hal tersebut disebabkan karena pahat yang digunakan tidak dapat langsung dalam sekali proses menyapu seluruh permukaan benda kerja. Oleh karena itu, proses milling dilakukan dua kali untuk satu permukaan sehingga memungkinkan terjadinya milling kedua kalinya pada daerah yang sama. Proses miling yang dilakukan pada benda kerja merupakan proses end mill dengan freis naik dan freis turun.

4.3 Analisis Parameter Proses

Kecepatan spindel berpengaruh terhadap kekasaran permukaan benda kerja yang dihasilkan. Jika kecepatan spindel makin cepat, maka permukaan benda kerja yang dihasilkan akan lebih kasar. Kedalaman pengoperasian yang dipilih juga mempengaruhi benda kerja. Semakin dalam dari titik nol, maka kerja pahat akan semakin besar sehingga menyebabkan pahat akan lebih cepat aus. Hasil benda kerja yang didapat saat kedalaman tinggi permukaannya akan lebih kasar. Material benda kerja yang dipilih juga berpengaruh. Bila kekuatan material yang digunakan lebih besar, maka permukaan benda kerja yang dihasilkan akan lebih kasar dan pahat yang digunakan akan lebih cepat aus. Pemilihan proses yang digunakan juga mempengaruhi hasil benda kerja. Pada proses freis naik, permukaan yang dihasilkan akan lebih kasar dibandingkan proses freis turun.

4.4 Fenomena yang terjadi

Saat melakukan proses milling, pengencangan benda kerja pada pencekam tidak dilakukan dengan baik sehingga benda kerja bisa bergerak. Hal itu membuat benda kerja mengalami potongan cukup dalam di daerah yang tidak diinginkan. Pemasangan pahat yang belum dikencangkan secara kuat juga menyebabkan pahat bergerak sehingga menyebabkan perbedaan ketinggian hasil potongan pada benda kerja yang dihasilkan.Pahat bergerak karena tertekan oleh benda kerja sehingga ketinggian pahat berubah karena pahat bergerak keatas. Pemilihan kedalaman proses yang terlalu dalam menyebabkan adanya asap yang terlihat saat proses milling dilakukan. Geram yang dihasilkan pada saat keluar asap itu juga berbeda dengan geram yang dihasilkan biasanya. Geram yang normalnya berwarna silver seperti benda kerja berubah menjadi berwarna keunguan. Pada saat proses freis turun, terjadi getaran yang lebih besar daripada proses freis naik. Pada umumnya, proses milling menghasilkan geram yang tidak terlalu panjang.

Anzhari Luthfi13113139Bab 4 AnalisisAnalisis prosedur :1. Mempersiapkan kelengkapan untuk memulai praktikum2. Persiapkan gambar tekhnik, benda kerja, alat bantu serta mesin yang akan digunakan selama praktikum

3. Ukur dimensi awal benda kerja4. Ambil benda kerja , letakkan pada ragum, jika ketinggian tidak rata gunakan parallel pad sebagai alas. lalu pukul dengan palu plastik5. Pastikan posisi benda kerja lebih tinggi dari posisi atas rahang ragum agar memudahkan dalam pengerjaan benda kerja6. Pasang pahat pada head mesin freis7. Lakukan pemilihan tingkatan putaran spindle8. Atur kecepatan makan mesin freis9. Lakukan setting nol dengan menyalakan mesin dan menggerakan pahat hingga menggesek permukaan kerja10. Setting 0 yang pertama dilakukan adalah sisi depan benda kerja, lalu putar benda kerja dari titik 0 hingga menunjukkan angka 3 pada skala, yang artinya workplace maju 3 mm11. Lakukan setting nol untuk permukaan benda kerja, setelah didapat posisi nol. Lakukan pemotongan sejauh 8 mm pada benda kerja kebawah sesuai pada gambar tekhnik, dengan pertambahan setiap melakukan pemotongan 0.5mm12. Agar memudahkan gunakan tombol pergerakan otomatis meja kerja, sehingga gerak makan mempunyai kecepatan yang konstan dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik13. Saat akan memotong 0.5mm terakhir, gunakan kecepatan makan meja yang paling rendah untuk mendapatkan kualitas yang halus14. Lakukan proses seperti di atas untuk permukaan sisi benda kerja, lakukan hingga benda kerja mempunyai dimensi dan geometri yang sama dengan gambar tekhnik

15. Untuk pembersihan pinggir pinggir hasil freis, dapat diamplas16. Pemrosesan benda kerja selesai setelah dilakukan uji benda masuk pada lubang T yang ada pada workplace mesin freis

17. Matikan mesin freis dan rapikan, kembalikan alat bantu praktikum lalu bersihkan sisa sisa geram yang ada Analisis Hasil Benda Kerja Pada pengerjaan menggunakan mesin freis ini permukaan benda kerja cukup halus namun pada beberapa sisi terdapat permukaan yang kasar dan berbeda ketinggiannya, ini diakibatkan kedalaman potong yang tidak konsisten, ada kondisi pemotongan terlalu dalam sehingga permukaan yang dihasilkan tidak halus atau bahkan tidak terpotong. Gerakkan meja yang terlalu cepat pada saat melakukan proses dengan mesin freis mengakibatkan beberapa tempat tidak terpotong dengan rapi sehingga mengakibatkan permukaan yang kasar. Pada saat melakukan proses mesin freis ini tidak dilakukan perubahan kecepatan putar pahat sehingga tidak dapat dibandingkan, namun akibat ada proses freis naik dan freis turun tingkat kehalusan permukaan benda kerja bervariasi. Kurang baiknya pemasangan parallel pad pada ragum dan penguncian benda kerja mengakibatkan ada kecacatan pada benda hasil kerja yang diperoleh.Analisis parameter prosesPada proses menggunakan mesin freis ini ada 3 parameter utama yang penting yaitu : Kecepatan potongSemakin cepat gerak potong maka permukaan benda kerja akan semakin halus karena untuk selang waktu yang sama terjadi jumlah pemotongan yang lebih banyak untuk gerak makan yang sama Kedalaman potongHal ini mempengaruhi gaya yang dibutuhkan mesin pada setiap proses. Semakin dalam maka proses pemakanan maka beban akan semakin besar, bidang potong semakin besar dan permukaan yang didapat akan semakin kasar. Hal ini juga dapat menyebabkan pahat menjadi cepat rusak dan aus. Kecepatan gerak makanSemakin tinggi kecepatan gerak makan, maka akan dihasilkan kekasaran permukaan yang tinggi. Hal ini terjadi akibat semakin tinggi kecepatan gerak makan maka gerak potong akan lebih sedikit yang menyebabkan adanya bagian yang tidak terpotong. Sehingga dihasilkan permukaan yang lebih kasar

Fenomena yang terjadi selama praktikum Pada awal proses pahat kurang dipasang dengan benar sehingga pada saat pemotongan pahat tertekan ke atas Sulit menemukan parallel pad yang pas untuk ketinggian yang diinginkan Berulang ulang kali mengulang untuk mencari titik 0 pemotongan akibat banyak kesalahan yang dilakukan saat pemotongan

cacat pada benda kerja

Geram yang dihasilkan berbeda ukuran dan bervariasi bentuknya Ketika melakukan proses dengan mesin freis ada asap yang timbul akibat gesekan antara pahat dengan benda kerja perakHitamWarna geram ada yang perak dan ada hitam

Terdapat kecacatan pada benda kerja akibat salah perhitungan dalam pemotongan dan teknik pemotongan Ada proses yang dilakukan menggunakan amplas

Pandi Uwieto 13113023BAB VKESIMPULAN & SARAN5.1 Kesimpulan1. Mesin frais bekerja dengan menggunakan pahat yang berputar dan meja kerja yang dapat bergerak. Mesin frais secara umum terbagi 2 yaitu mesin frais vertical dan mesin frais horizontal dan dalam kondisi darurat ada tombol merah yang berfungsi mematikan gerakan putaran spindel.2. Yang dipakai pada praktikum ini adalah mesin frais vertical dimana sumbu pahat tegak lurus dengan meja kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat untuk proses end milling dan benda hasil kerja adalah benda T-slot dengan dimensi yang telah ditentukan.3. Proses frais naik adalah proses dimana arah putaran pahat yang bersinggungan dengan benda kerja berlawanan arah dengan gerak meja kerja, sedangkan proses frais turun adalah proses dimana arah putaran pahat yang bersinggungan dengan benda kerja searah dengan gerak meja kerja4. Parameter proses pada proses frais adalah kecepatan putaran pahat/spindel, kecepatan makan meja kerja, dan kedalaman potong.5. Alat bantu yang digunakan pada proses frais ini adalah jangka sorong, parallel pad, palu plastic, dan handphone dengan kamera sebagai dokumentasi

5.1 Saran1. Sebaiknya tidak memasang parallel pad di samping ragum karena akan membuat benda kerja tidak seimbang pada proses pemotongan2. Tidak membuat kedalaman potong terlalu dalam karena dapat menimbulkan kecacatan pada benda kerja3. Memastikan motor sudah dalam keadaan switch off pada saat pelepasan pahat dari penguncinya

(R. Aryo Tri A/13113001)Simpulan dan Saran

Simpulan1. Mesin Freis dapat digunakan untuk membuat T-Slot2. Parameter proses mesin freis antara lain kecepatan putar spindle, kecepatan gerak makan, dan kedalaman potong3. Freis naik adalah gerakan memotong dimana bagian pahat yang menyentuh benda kerja memiliki gerak potong berlawanan dengan arah gerak benda kerja. Sedangkan, Freis turun adalah gerakan memotong dimana bagian pahat yang menyentuh benda kerja memiliki gerak potong searah dengan arah gerak benda kerja.Saran1. Yakinkan bahwa ragum mencekam benda kerja dengan baik agar benda kerja tidak lepas saat proses pemotongan dilakukan.2. Set ketinggian permukaan benda kerja relative terhadap tepi ragum lebih tinggi daripada besar kedalaman yang ingin dipotong3. Siapkan paddle pad yang sesuai agar proses praktikum berjalan efektif

BAB V

Simpulan dan Saran

Simpulan : T-Slot yang kami dapatkan sudah cukup baik, hanya saja ada beberapa cacat di salah satu bagian sisinya, dan juga T-Slot belum sempat kami lubangi karena keterbatasan waktu yang ada. Parameter proses mesin freis adalah kehalusan permukaan hasil benda kerja, kedalaman potong, kecepatan putar spindle, kecepatan makan, dan dimensi dari hasil benda kerja. Proses freis naik (Upmilling) adalah proses freis dimana arah gerak benda kerja berlawanan dengan arah gerak putar tangensial pisau freis. Sedangkan, proses freis turun (Downmillig) adalah proses freis dimana arah gerak benda kerja searah dengan arah gerak putar tangensial pisau freis.

Saran : Pada saat praktikum, sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam praktikum, seperti memastikan cengkraman ragum sudah baik atau memilih kedalaman potong yang tidak terlalu dalam. Jika praktikan belum berpengalaman dalam pengoperasian mesin tersebut, sebaiknya praktikan harus mengikuti prosedur-prosedur yang seharusnya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti cacat pada benda kerjanya.

ALPIN WISELY 13113055Kesimpulan & Saran

Kesimpulan1. Benda kerja yang dihasilkan berupa t-slot dengan dimensi yang telah ditentukan. 2. Proses Freis kali ini menggunakan mesin freis vertical dengan proses end milling.3. Gerakan potong dilakukan oleh pahat (rotasi) , sedangkan gerak makan dilakukan oleh benda kerja (translasi).4. Parameter yang dapat diatur pada mesin freis adalah kecepatan potong, kecepatan makan, kedalaman potong dan motor yang digunakan. Parameter tersebutlah yang akan mempengaruhi ke hasil akhir benda kerja.Saran 1. Mesin freis yang ada harus terus dirawat secara berkala agar terjaga performanya.2. Dilakukan juga percobaan dengan jenis proses freis yang lainnya.3. Saat proses harus dilakukan dengan sabar dan jangan terburu-buru karena dapat menyebabkan kerusakan mesin dan benda kerja.

Faza Azhariyanto 13113138BAB VKesimpulan & Saran

5.1 Simpulan

1. Untuk membuat T slot, proses yang dilakukan oleh mesin freis adalah end mill2. Parameter proses pada mesin freis diantaranya kecepatan spindel, kedalaman pemotongan, dan material benda kerja3. Freis naik dan freis turun memiliki perbedaan dari arah gerak pahat. Freis naik terjadi saat arah kecepatan potong berlawanan dengan arah gerakan benda kerja sedangkan freis turun arah kecepatan potong searah arah gerakan benda kerja. Bentuk geram yang dihasilkan berbeda. Freis naik tipis lalu tebal dan freis turun tebal lalu tipis. Hasil kerataan juga berbeda dimana lebih bagus freis turun disbanding freis naik4. Gerak makan dilakukan benda kerja sementara gerak potong dilakukan oleh pahat

5.2 Saran

1. Proses peripheral milling dan face milling sebaiknya dilakukan juga2. Praktikan sebaiknya diberi lebih banyak waktu untuk mencoba sendiri disertai oleh arah dari asisten3. Arahan kerja pada modul tidak sesuai dengan yang dilakukan4. Pahat yang digunakan sebaiknya lebih divariasi

Anzhari Luthfi 13113139Bab 5 Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan Secara umum mesin freis terbagi dua yaitu freis vertikal dan freis horizontal Dari segi proses pemakanan dan pemotongan ada proses freis naik dan freis turun Jenis pahat yang digunakan berbeda beda bergantung proses yang diinginkan Alat bantu yang digunakan adalah palu plastic, parallel pad, amplas, jangka sorong, kunci 18 mm Parameter yang harus diperhatikan adalah kedalaman potong, kecepatan potong, dan kecepatan gerak makan.2. Saran Ketilitian dalam pengukuran sebaiknya sangat diperhatikan Ketenangan dalam melaksanakan praktikum sangat dibutuhkan agar tidak terjadi salah perhitungan Kekencangan pada pemasangan pahat dan pemasangan benda kerja Perhatikan kebutuhan permukaan yang diinginkan untuk mengatur kecepatan meja yang diinginkan

DAFTAR PUSTAKA

Kalpakjian, S. 2006. Manufacturing Engineering and Technology, 5th Editon in SI Units. Prentice Hall : Singapura. Rahdiyanta, Dwi , 2010 , Proses Frais ( Milling), http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ PROSES%20FRAIS%20%28BUKU%203%29_0.pdf, 5 Maret 2015.

TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

1. Jelaskan mengenai proses freis naik dan freis turun! Apa kelebihan dan kekurangan pada setiap proses tersebut?

Freis naik adalah gerakan memotong dimana bagian pahat yang menyentuh benda kerja memiliki gerak potong berlawanan dengan arah gerak benda kerja.

Freis turun adalah gerakan memotong dimana bagian bagian pahat yang menyentuh benda kerja memiliki gerak potong searah dengan arah gerak benda kerja.

2. Gambarkan pahat yang digunakan dalam praktikum ini !proses yang dilakukan pada mesin freis ada 3, yaitu

sedangkan pahat yang digunakan :a. Plain mill

b. c. Pisau alur t

d. End mill

3. Jelaskan cara pemasangan ragum dan benda kerja pada mesin freis!Pemasangan ragum pada mesin freis yaitu dengan baut yang dihubungkan dengan mur pada T slot sehingga saat baut dikencangkan ragum tidak akan bergerak. Pemasangan benda kerja pada ragum dengan cara dijepi dan dengan bantuan tail stock.

4. Gambarkan benda kerja hasil pemotongan roda gigi dan jelaskan proses pembuatannya!Proses pembuatan , siapkan bakal roda gigi (gear blank) dan pasang pada mandrel denagn posisi lurus, kokoh dan periksa centering-nya dengan dial indicator.lalu pasang mandrel pada chuck yang terdapat pada perangkat dividing head.

Aturlah kecepatan makan dan kecepatan potong . Untuk membentuk jumlah gigi tentukan dengan kepala pembagi. Lalu, lakukan pemotongan secara bertahap dan diulangi hingga mencapai jumlah gigi yang diinginkan.Pada praktikum, tidak dilakukan pembuatan roda gigi lurus, tetapi beginilah bentuknya lebih kurang:

5. Apa bedanya geram yang terbentuk dari proses freis dengan mesin bubut ? Jelaskan!Geram yang dihasilkan dari proses freis kebanyakan berbentuk melengkung bahkan ada yang berbentuk bulat. Dimensinya juga pendek dan kecil. Pada proses bubut, geram yang dihasilkan berbentuk keriting dan dimensinya ada yang panjang dan ada juga yang pendek. Hal itu disebabkan saat proses freis ada freis naik dan freis turun sedangkan pada proses bubut hanya ada satu proses saja.

6. Bagaimana cara pengaturan dividing head pada mesin freis untuk membuat roda gigi dengan jumlah gigi 47!Z = jumlah gigii = rasio kepala pembagin = putaran engkol yang harus dilakukanmaka,Z = 47i = pada umumnya 40

Plat indeks yang digunakan adalah jumlah lubang kelipatan 3. Oleh karena itu, pilih plat indeks yang jumlah lubangnya habis dibagi 47, yaitu 141. Lalu, pasang plat indeks pada dividing head. Perpindahan dari alur gigi pertama ke alur gigi kedua, putar engkol sejauh lubang. Lakukan secara bertahap untuk setiap gigi dan diulangi sampai 47 gigi.