Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    1/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Geofisika adalah salah satu ilmu yang mempelajari kondisi bawah permukaan bumi. Geofisika

    pada penerapannya, menggunakan kaidah atau prinsip prinsip fisika. Penelitian geofisika untuk

    mengetahui struktur bawah permukaan melakukan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter

    parameter fisika di dalam bumi. Dari parameter parameter ini yang kemudian akan diinterpretasikan

    menjadi sebuah gambaran bawah permukaan bumi. Parameter parameter fisika ini dapat bermacam

    macam dan metode yang digunakan dalam setiap parameter pun berbeda beda. Seperti misalnya

    metode seismik yang mengukur waktu tiba, amplitudo dan frekuensi gelombang seismik. Kemudian

    metode gravitasi yang mengukur variasi harga percepatan gravitasi bumi pada posisi yang berbeda.

    Metode magnetik yang mengukur variasi harga intensitas medan magnetik. Metode resistivitas yang

    mengukur harga resistansi dari bumi, metode Georadar yang mengukur waktu tiba perambatan

    gelombang radar, dan berbagai metode dan parameter lainnya. Setiap metode metode geofisika ini

    memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing. Maka sering kali, dalam suatu penelitian

    digunakan lebih dari satu metode geofisika untuk memperlengkap data dan meyakinkan hasil

    interpretasi yang dibuat.

    Interpretasi dalam metode geofisika juga sangat erat kaitannya dengan ilmu geologi. Karena pada

    hakikatnya kedua ilmu ini sama sama mempelajari tentang kondisi bawah permukaan bumi. Geologi

    mempelajari bawah permukaan bumi dengan kenampakan kenampakan geologi diatas permukaan

    bumi, sedangkan geofisika dengan melakukan pengukuran dengan parameter parameter yang ada di

    dalam bumi. Seorang geofisikawan yang pandai dalam ilmu geologi akan sangat membantunya untuk

    mendapatkan interpretasi yang tepat. Oleh karena itu sangatlah penting bagi mahasiswa geofisika

    untuk juga mempelajari ilmu geologi.

    Oleh karena itu, untuk seorang mahasiswa geofisika, diperlukan adanya praktek langsung ke

    lapangan, dimana disana akan dipelajari praktek langsung dari teori teori yang dipelajari sebelumnya.

    Dalam praktek langsung, akan diketahui hambatan hambatan dalam akuisisi data yang mungkin tidak

    terpikirkan sebelumnya. Dalam kuliah lapangan karangsambung ini juga diajarkan secara langsung

    tentang mengaitkan ilmu geologi dan geofisika.

    Kuliah lapangan ini bertempat di Karangsambung yang terletak di kabupaten Kebumen, Jawa

    Tengah. Karangsambung ini merupakan daerah yang unik dalam hal geologi. Disini terdapat

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    2/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    2

    kompleks Melange yang menyebabkan adanya berbagai macam batuan yang harusnya tidak ada

    menjadi ada. Misalnya batuan yang harusnya berada pada samudera, namun ada di Karangsambung

    ini. Karena itulah daerah Karangsambung ini menjadi daerah yang sangat mendukung bagi mahasiswa

    Geofisika dan terutama Geologi untuk mengadakan kuliah lapangan.

    1.2

    Maksud dan Tujuan Kuliah Lapangan 2013

    Mahasiswa dapat melakukan akuisisi data geofisika menggunakan metode seismik refraksi, geolistrik,

    gaya berat, magnetik dan Ground Penetrating Radar(GPR).

    Mahasiswa dapat melakukan pengolahan data geofisika dari metode seismik refraksi, geolistrik, gaya

    berat, magnetik dan Ground Penetrating Radar(GPR).

    Mahasiswa dapat mengamati kondisi geologi pada line akuisisi geofisika.

    Mahasiswa dapat mengaplikasikan kemampuan geologi dalam menginterpretasi data geofisikasehingga dapat menjelaskan keterkaitan geologi dan fisika.

    Mahasiswa dapat menganalisis kondisi yang tidak ideal dilapangan dan menjelaskan prosesnya.

    Mahasiswa dapat menerapkan teori geofisika dan geologi di lapangan yang sebenernya.

    1.3Waktu dan Tempat Penelitian pada Kuliah Lapangan 2013

    1.3.1

    Waktu PelaksanaanKuliah Lapangan Karangsambung 2013 dilaksanakan mulai tanggal 28 Mei 2013 dan diakhiri

    pada tanggal 09 Juni 2013. Dengan rangkaian kegiatan seperti dibawah ini :

    28 Mei 2013 : Berangkat ke Karangsambung

    29 Mei 2013 : Kuliah Lapangan Geologi ( Geomorfologi )

    30 Mei 201331 Mei 2013 : Kuliah Lapangan Geologi ( Geologi Struktur )

    01 Juni 201303 Juni 2013 : Kuliah Lapangan Geologi ( Pemetaan Geologi )

    03 Juni 201308 Juni 2013 : Akuisisi dan Pengolahan Data Geofisika ( Metode Seismik

    Refraksi, Metode GPR, Metode Geolistrik, Metode Gaya berat

    dan Metode Magnetik )

    09 Juni 2013 : Pulang ke tempat masing masing

    1.3.2 Tempat Pelaksanaan

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    3/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    3

    Geologi : Sekitar Kampus LIPI, Kalijebug, Kalimandala, Gunung Parang, daerah utara

    Karangsambung, dan daerah selatan Karangsambung

    Geofisika : Metode Seismik Refraksi, Metode Geolistrik dan Metode GPR di area Kampus

    LIPI, metode Gayaberat dan Magnetik di desa Totogan, Gunung Parang.

    1.4

    Metodologi Penelitian

    Metode penelitian pada Kuliah Lapangan di Karangsambung ini dibagi menjadi dua, yaitu :

    1. Metode Geologi

    Observasi geologi dilakukan pada minggu pertama kuliah lapangan selama enam hari. Observasi

    geologi tersebut meliputi Geomorfologi selama satu hari, Geologi Struktur Selama dua hari, dan

    Pemetaan Geologi selama tiga hari. Pada Observasi Geologi ada empat alat yang harus dibawah

    oleh masing masing kelompok untuk keberlangsungan penelitian, keempat alat tersebut adalah

    Palu Geologi, Lup Geologi, Kompas, dan HCl.

    2. Metode Geofisika

    Akuisisi data Geofisika dilaksanakan selama lima hari dengan menggunakan lima metode.

    Metode metode geofisika yang digunakan dalam kuliah lapangan ini adalah metode seismik

    refraksi, metode geolistrik tahanan jenis, metode GPR ( Ground Penetrating Radar ), metode

    gayaberat dan metode magnetik. Dalam setiap akuisisi data dalam setiap metode, digunakan

    instrumen yang berbeda beda untuk setiap metodenya. Setelah pengambilan data di lapangan

    kemudian dilakukan prosesing data mentah tersebut untuk melihat hasil akuisisi dan menemukan

    anomali geofisika atau struktur struktur bawah permukaan yang terekam dari akuisisi data.

    1.5

    Sistematika Penulisan

    Dalam laporan ini pada setiap bab untuk setiap metoda, akan ada penjabaran teori dasar. Teori

    dasar dimaksudkan untuk memperjelas pemahaman dalam setiap metode. Konsep dan nilai /

    parameter yang dicari dan hasil bagaimana yang diinginkan. Kemudian akan dibahas langkah langkah

    akuisisi data dari setiap metoda secara singkat dan jelas. Dan kemudian akan kami lampirkan hasil

    data mentah dari akuisisi data kami, dan proses pemprosesan data mentah tersebut menjadi data yang

    diinginkan yang berupa gambaran bawah permukaan yang tentunya setelah diberikan koreksi koreksi

    yang diperlukan bagi setiap metodenya. Kemudian setelahnya, barulah kami akan jabarkan hasil

    interpretasi kami dari data yang kami dapatkan tersebut dan akan diberikan kesimpulan.

    Secara sistematis, rincian laporan dari setiap bab makalah ini adalah :

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    4/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    4

    Bab I akan membahas mengenai latar belakang , maksud dan tujuan dari Kuliah Lapangan

    Karangsambung 2013 ini, Waktu dan tempat penelitian, Metodologi penelitian, dan juga

    sistematika penulisan.

    Bab II akan membahas mengenai pengambilan akuisisi data geofisika berupa alat alat / instrument

    yang digunakan, tata cara penggunaan alat dan langkah langkah dalam pengambilan data

    Bab III akan membahas mengenai pemprosesan data geofisika dengan menggunakan metode

    geofisika Seismik Refraksi, GPR, Geolistrik Tahanan Jenis yang akuisisi datanya dilakukan di

    daeraah Karangsambung dalam area Kampus LIPI. Dan juga metode Gayaberat dan Metode

    Magnetik yang akuisisi datanya dilakukan di daerah Totogan, Gunung Parang. Pada masing

    masing metode akan ada subbab sendiri diantaranya : teori dasar, flow chart pengolahan data dan

    pengolahan datanya serta analisis dari masing masing metode.

    Bab IV akan membahas mengenai hasil interpretasi dari data yang telah diolah yang didapat di

    masing masing daerah tempat akuisisi data.

    Bab V merupakan kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan dan interpretasi data

    geofisika dari lapangan yang kemudian diakhiri dengan saran untuk perbaikan kuliah lapangan

    selanjutnya.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    5/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    5

    BAB II

    AKUISISI DATA

    2.1 Metode Gayaberat

    Pengukuran data dengan menggunakan metode gravity dilakukan di daerah G. Spoci , dekat sungai Lok

    Ulo. Pengukuran ini bertujuan untuk memperkirakan persebaran batuan berdasarkan variasi densitas

    batuan.

    2.1.1 Alat dan Perlengkapan

    Alat alat yang digunakan dalam akuisisi data Gayaberat adalah :

    1. GRAVIMETER LA COSTE & ROMBERG MODEL G

    2.

    GPS

    3. Altimeter

    4. Piringan

    5. Kompas

    6.

    Payung/Ponco

    Gambar 2.1.1 Dari kiri , GPS , Gravimeter La Coste & Romberg Model G

    2.1.2 Tata Cara Penggunaan Alat

    Langkah langkah penggunaan alat Gravimeter La Coste & Romberg adalah sebagai berikut :

    1. Samakan altimeter pada base dan pada pengukur yang berjalan. Catat perubahan ketinggian

    pada altimeter pada base setiap 10 menit.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    6/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    6

    2. Stabilkan piringan alumunium yang akan digunakan sebagai alas. Usahakan piringan

    aluminium sedatar mungkin dan tidak mudah bergerak agar tidak salah dalam pengukuran.

    3. Setelah dipastikan bahwa piringan sudah dalam posisi yang stabil, letakkan gravimeter secara

    perlahan-lahan di atas pelat. Usahakan gravimeter dilakukan dengan hati hati agar pegas di

    dalam gravimeter tidak terguncang dan rusak.

    4. Kemudian lakukan leveling. Untuk mempermudah leveling, geser secara perlahan dan hati

    hati gravimeter ke kanan kiri, atas dan bawah sampai kedua gelembung mengambang.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    7/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    7

    5. Setelah kedua gelembung mengambang, maka lakukan leveling dengan 3 sekrup.

    6. Setelah proses leveling selesai, putar Arrastment Knob berlawanan arah dengan jarum jam

    sampai tidak dapat diputar kembali. Kemudian nyalakan lampu.

    7.

    Kemudian lihat Reading Line, Pastikan Reading Line berada di antara 2.2 dan 2.3 atau berada

    pada 2.25

    8. Setelah tepat berada pada posisi yang diinginkan, nilai bacaan diperoleh dari counter dan

    Nulling Dial. Nilai bacaan paa Counter merupakan bacaan utama,

    9. Ketika pengukuran telah selesai, matikan lampu dan kunci pegas ( searah dengan jarum jam )

    sampai tidak dapat diputar kembali.

    2.1.3 Langkah Langkah Pengambilan Data

    Langkah pengambilan data gayaberat :

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    8/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    8

    1. Tentukan lintasan pengukuran Gayaberat.

    2.

    Tentukan Base Pengukuran.

    3. Satu orang Mengukur Altimeter di Base setiap 10 menit yang gunanya adalah untuk koreksi

    pada pemrosesan data.

    4.

    Kemudian ukur nilai gayaberat pada Base tersebut.

    5. Ukur nilai altimeter pada base pengukuran dan juga lihat dan catat waktu pengukuran.

    6. Catat koreksi Terrain N, W, S, E dengan menggunakan kompas.

    7. Kunci kembali pegas dan menuju ke stasiun berikutnya.

    8. Lakukan pengukuran pada stasiun pertama sampai terakhir dengan cara yang sama dengan

    pengukuran pada base, jangan lupa untuk mencatat altimeter, waktu pengukuran, dan koreksi

    topografi.

    9. Setelah semua stasiun telah selesai ukur kembali nilai gayaberat di Base.

    2.1.4 Kondisi & Lintasan Pengambilan Data

    Lintasan Pengukuran : Daerah dekat G.Spoci dan Lok Ulo

    Spasi Pengukuran : 100m

    Total Lintasan Pengukuran : 16 stasiun

    Cuaca : Berawan dan hujan

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    9/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    9

    Kondisi lapangan :

    Stasiun 2-3

    Sepanjang stasiun ini terdapat aliran sungai dari Lok Ulo dan ditemukan singkapan batuan breksi

    dengan fragmen batuan beku

    Stasiun 7-8

    Terdapat aliran sungai Lok Ulo dan ditemukan singkapan batuan metamorf, berwarna hijau pucat

    dengan kilap mika dipermukaanya

    Stasiun 9-12

    Pengukuran dilakukan di sepanjang jalan beton pada permukiman warga, terdapat kesulitan dalam

    menentukan posisi pengukuran alat, kendaraan motor yang melintasi rute pengukuran, dan kondisitanah yang tidak padat membuat piringan tempat meletakkan gravimeter sering bergerak sehingga

    membuat kesulitan dalam pengukuran.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    10/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    10

    2.1.5 Topografi Lintasan

    Topografi lintasan gayaberat dengan menggunakan GPS dan altimeter

    X Y Z Altimeter

    Base 353528 9165621 76 -23

    1 354739 9168243 90 -15

    2 354723 9168347 92 -173 354666 9168432 98 -11

    4 354615 9168522 107 -2

    5 354518 9168563 109 1

    6 354422 9168544 107 -2

    7 354303 9168583 102 -5

    8 354238 9168658 100 -4

    9 354161 9168718 101 -3

    10 354137 9168623 113 15

    11 354173 9168531 122 27

    12 354158 9168427 133 39

    13 354132 9168328 143 51

    14 354061 9168248 160 67

    15 354020 9168155 176 81

    16 353941 9168088 179 86

    Base 353528 9165621 76 -8

    Tabel 2.1.1 Data Topografi Pengukuran Line Gayaberat

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    11/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    11

    Gambar 2.1.2 Line Metode Gayaberat

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    12/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    12

    2.2 Metode Geomagnet

    Pengukuran data dengan metode magnetik kali ini dilakukan di daerah G. Spoci , dekat sungai Lok

    Ulo. Pengukuran ini bertujuan untuk memperkirakan persebaran batuan berdasarkan nilai suseptibilitas

    batuan terhadap medan magnetik.

    2.2.1 Alat dan Perlengkapan

    Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pengukuran metode Geomagnet adalah

    1.

    Magnetic GSM 19T

    2. Antena

    3. GPS

    4.

    Rol Kabel Antena Scintrrex5.

    Payung/Ponco

    6. Form catatan dan alat tulis

    Gambar 2.2.1 Dari Kiri Scintrex Envi-Mag , GPS

    2.2.2 Tata cara penggunaan alat

    Instrumen yang digunakan adalah Scintrex Envi Mag dan keterangan tentang instrument tersebut

    adalah sebagai berikut

    Keterangan Tombol

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    13/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    13

    Gambar 3.2.2 Tombol tombol pada Scintrex Envi-Mag

    Power ON / OFF, untuk menggaktifan dan menonaktifkan alat, kesalahan dapat menyebabkan

    rusaknya dan hilangnya data

    START / STOP, untuk mengawali dan mengakhiri pengukuran, saat dalam Operasi Notes dapatdigunakan sebagai backspace

    SETUP, untuk pengaturan parameter pengukuran

    LEFT/RIGHT, untuk memindahkan kursor

    ENTER, membuka dan menutur pengaturan dan juga untuk mengatur signal rate

    RECORDS, mengukur data dan meyimpan dalam memori internal

    Screen Display

    Gambar 2.2.3 Layar Monitor pada alat

    Tide Line, mengindikasikan fungsi operasi yang sedang dijalankan

    Middle Line, menampilkan informasi mengenai alat dan parameter survey data

    Bottom Line, menampilkan petunjuk penggunaan alat yang diperlukan saat pengukuran

    2.2.3 Langkah Langkah Pengambilan Data

    Langkah pengambilan data metode Geomagnet adalah sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    14/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    14

    1. Pasangkan antena dengan Magnetic GSM 19 T dengan kabel antenna, letakan satu set alat

    pada base dan set alat satu lagi pada seseorang yang membawa ransel antenna untuk

    pengukuran

    2. Nyalakan alat dengan menekan tombol power, lalu pilih mode survey dan mulai pengukuran

    3.

    Hitung nilai anomaly pada base setiap sepuluh menit.

    4. Bagi pengukur, hitung nilai anomaly juga pada base, lalu pergilah ke lokasi pengukuran

    5.

    Mulai pengukuran pada lokasi dengan titik yang cukup jarak dengan noise magnetik seperti

    logam, tiang listrik, rumah warga, dan benda-benda elektronik.

    6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada setiap titik dengan galat yang rendah (dibawah 2

    nT), lalu catat hasilnya

    7. Lakukan pengukuran tiap 50 m sepanjang perjalanan dan catat hasil nya

    8. Lakukan pengukuran minimal pada 30 titik agar data anomaly magnetik cukup representatif.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    15/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    15

    Gambar 2.2.5 Foto foto saat pengambilan data

    2.2.4 Kondisi & Lintasan Pengambilan Data

    Lintasan Pengukuran : Daerah dekat G.Spoci dan Lok Ulo

    Spasi Pengukuran : 50m

    Total Lintasan Pengukuran : 33 stasiun ( 1650m )

    Cuaca : Cerah berawan

    Gangguan lintasan :

    o Terdapat tiang listik dan kabel listrik pada stasiun 3,7,8,9,10,13,14,15,16,19,21,22,23, dan 26

    yang berjarak sekitar 5-10 m dari titik pengukuran

    o

    Terdapat rumah warga pada stsiun 4,5,6,7,8,11,14,15,16,17,19,20,21,22,dan 23 berjarak 5-15 m

    dari titik pengukuran

    Gambar 2.2.6 Banyaknya parabola di sekitar daerah pengukuran dikarenakan dekat rumah penduduk

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    16/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    16

    2.2.5 Topografi Lintasan

    Gambar 2.2.7 Line Lintasan metode Magnetik

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    17/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    17

    Tabel 2.2.1 Tabel topografi lintasan metode magnetic

    X Y

    Base 353756 9165538

    1 353874 9167880

    2 353913 9167924 terdapat tiang listrik kabel

    3 353917 9167973 terdapat tiang listrik kurang lebih 5 m dari titik ukur

    4 353890 9168014 terdapat rumah warga kurang lebih 10 m dari titik ukur

    5 353943 9168103 terdapat rumah warga

    6 353984 9168130 terdapat rumah warga kurang lebih 5 m dari titik ukur, terdapat singkapan batuan basalt

    7 354020 9168130 terdapat tiang listrik dan rumah warga

    8 354056 9168222 terdapat akivitas warga, perbaikan jalan

    9 354094 9168255 pinggir area persawahan, terdapat tiang listrik, ada perbaikan jalan

    10 354131 9168293 terdapat rumah warga, perbaikan jalan

    11 354127 9168345 dekat rumah warga, kabel listrik

    12 354157 9168383 dekat rumah wagra, tiang listrik 5 m dari titik ukur

    13 354170 9168439 dekat rumah warga

    14 354159 9168488 tiang listrik 5 m dari titik ukur, rumah penduduk

    15 354178 9168532 rumah penduduk, noise

    16 354138 9168577 tiang listrik

    17 354137 9168668 tiang listrik, depan titik ukur terdapat rumah warga

    18 354150 9168719 rumah warga di depan titik ukur

    19 354201 9168704 terdapat rumah-rumah warga, kabel dan tiang listrik

    20 354220 9168666 titik ukur di depan rumah warga

    21 354266 9168633 rumah penduduk, kabel listrik

    22 354301 9168590 terdapat rumah warga dan kabel listrik di atas titik pengukuran

    23 354360 9168573 10 m dari pengukuran terdapat tiang listrik dan rumah warga

    24 354407 9168554

    25 354457 9168565

    26 354510 9168560 ada tiang listrik yang berjarak 7 m dari titik pengukuran

    27 354563 9168560

    28 354601 9168527

    29 354646 9168494

    30 354677 9168454

    31 354673 9168404

    32 354718 9168376

    33 354716 9168319 dekat sungai yang berjarak kurang lebih 5 m dari titik pengukuran

    34 354732 9168265

    Base 353756 9165538

    StasiunGPS

    Keterangan

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    18/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    18

    2.3 Metode Geolistrik

    2.3.1 Alat dan Perlengkapan

    Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pengukuran metode Geolistrik tahanan jenis adalah

    1. Supersting

    2. Accu

    3. Switch Box

    4. Elektroda

    5. Connector Cable

    6.

    Laptop

    7. Payung/Ponco

    8. Tali Rafia

    9. Gunting

    Gambar 2.3.1 Instrumen metode Geolistrik

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    19/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    19

    2.3.2 Tata cara penggunaan alat

    Instrumen yang digunakan adalah .. dan urutan tata cara penggunaannya adalah seperti berikut :

    1. Pasang elektroda di sepanjang lintasan yang telah ditentukan.

    Gambar 3.x Pemasangan elektroda

    2. Sesuaikan pemasangan dengan metoda/konfigurasi, panjang bentangan, dan spasi elektroda.

    3.

    Hubungkan elektroda menggunakan kabel elektroda dan konektornya masing masing. Pastikan

    terpasang dengan kuat dan benar.

    4.

    Hubungkan setiap elektroda sesuai dengan nomor elektrodanya.

    5. Hubungkan baterai/accu dengan kabel konektor ke jack Eksternal pada Ministing. Perhatikan

    baik baik kutub positif dan negatifnya

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    20/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    20

    Gambar 2.x Sketsa akuisisi di lapangan

    6.

    Nyalakan instrument dengan menekan tombol ON/OFF (I/O) ke posisi ON(I)

    7. Tombol 1 untuk ke menu 1. Pilih tipe konfigurasi dengan menekan tombol F1. Kemudian

    kembali ke Menu awal.

    8. Untuk memilih setting arus yang diinginkan tekan tombol F3.

    9. Tekan tombol 2 untuk pergi ke menu 2. Tekan tombol F1 untuk memilih jumlah pengulangan

    yang akan di stack.

    10.Untuk memilih threshold yang diinginkan tekan tombol F2. Kemudian kembali ke menu 2.

    11.

    Tekan tombol F3 diikuti oleh F1 untuk memilih feet atau meter sebagai satuan unit.

    12.

    Untuk memulai pengukuran, kembali ke menu 1 dan tekan tombol F2 untuk memasukkan jarak

    elektroda. Ketika jarak elektroda sedang dimasukan dengan menekan F3, maka display akan

    otomatis kembali pada menu 1. Sekarang instrument siap untuk pengukuran.

    13.

    Tekan MEAsurement untuk melakukan pengukuran. Hasil bacaan akan terlihat pada layar.

    14.Geser elektroda AB MN sesuai dengan konfigurasi yang diinginkan.

    15.Lakukan pengukuran diatas berulang hingga titik pengukuran yang terakhir.

    2.3.3 Langkah Langkah Pengambilan Data

    Langkah pengambilan data metode Geolistrik tahanan jenis adalah sebagai berikut :

    1. Tentukan lintasan dan titik-titik survey menggunakan meteran

    2. Pasang Elektroda pada setiap titik titik elektroda

    3. Ukur topografi lintasan dengan menggunakan GPS, pada setiap titik elektroda, dan juga

    diantaranya

    4. Hubungkan elektroda dengan kabel elektroda dan konektornya masing masing.

    5. Sekarang, pada switchbox hubungkan kabel elektroda pada switch box, dan kabel untuk

    memindah-mindahkan dalam pengukuran.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    21/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    21

    Gambar 3.x Elektroda dihubungkan terhadap switch box

    6. Hubungkan baterai /accu menggunakan kabel konektor ke jack eksternal power.

    7.

    Nyalakan Instrumeng diinginkan, SP mode atau R mode, kali ini kami menggunakan R Mode

    8. Pilih stack yang diinginkan, 1,4,13 atau 64, kali ini , kami menggunakan stack 1

    9.

    Pilih besar arus yang ingin digunakan, kami menggunakan I = 20 untuk n=1-5, I=50 untuk n=6-

    7 dan I=200 untuk n=8-10

    10.Kemudian tekan tombol enter

    11.

    Untuk memulai pengukuran, klik measure

    12.Catat nilai R yang didapatkan, kemudian cari nilai V dan nya13.Kemudian setelah pengukuran pertama selesai, geserlah nomer elektroda AB MN sesuai dengan

    konfigurasi elektroda yang digunakan.

    2.3.4 Kondisi & Lintasan Pengambilan Data

    Lintasan Pengukuran : Lintasan P5-1 s/d P5-20

    Lokasi Lintasan : Depan asrama Totogan

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    22/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    22

    Gambar 3.x Lokasi Lintasan P5 dari Google Earth

    Spasi Pengukuran : 50cm

    Total Lintasan Pengukuran : 100m

    Cuaca : Berawan dan hujan

    Kondisi tanah : Basah/berair

    Gangguan lintasan :

    Pipa di titik P5-6

    Tebing pada titik P5-7 sampai P5-9

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    23/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    23

    Akar pohon di beberapa titik antara P5-10 hingga P5-11 ; P5-11 hingga P5-12 ; P5-14 hingga P5-

    15; P5-16 dan P5-17

    Lintasan miring sepanjang P5-9 hingga P5-17

    Kebun antara titik P5-20 hingga P5-24

    Tanah yang basah dan lembek akibat hujan pada P5-6 dan P5-8

    2.3.5 Topografi Lintasan

    Nama/No

    Elektroda

    Koordinat Elektroda

    X Y Z

    5 353778 9165614 100

    7.5 353778 9165610 9210 353776 9165609 98.765

    12.5 353773 9165605 92

    15 353775 9165605 99.83

    17.5 353769 9165600 93

    20 353773 9165600 98.64

    22.5 353768 9165596 94

    25 353769 9165596 97.5

    27.5 353766 9165589 92

    30 353768 9165589 95.95

    32.5 353764 9165581 92

    35 353765 9165585 92.185

    37.5 353764 9165581 90

    40 353764 9165583 92.84

    42.5 353755 9165677 88

    45 353761 9165579 92.57

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    24/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    24

    47.5 353754 9165571 90

    50 353761 9165569 93.85

    52.5 353758 9165568 89

    55 353760 9165566 92.85

    57.5 353753 9165564 89

    60 353754 9165562 93.06

    62.5 353753 9165558 90

    65 353755 9165559 94.1

    67.5 353754 9165556 90

    70 353749 9165553 92.305

    72.5 353752 9165551 87

    75 353748 9165550 93.315

    77.5 353750 9165547 90

    80 353747 916557 94.04

    82.5 353746 9165541 89

    85 353744 916543 93.13

    87.5 353742 9165538 90

    90 353740 9165538 92.97

    92.5 353739 9165535 88

    95 353739 9165533 92.27

    97.5 353736 9165532 88

    100 353737 9165530 91.18

    Tabel 2.3.1 Data Topografi Lintasan Metode Geolistrik

    Gambar 2.3.2 Grafik Topografi Lintasan Geolistrik

    85

    90

    95

    100

    105

    110

    115

    120

    125

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100105110115120125

    Elevasi

    Offset

    Topografi Lintasan

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    25/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    25

    2.4 Metode Ground Penetrating Radar ( GPR )

    2.4.1 Alat dan Perlengkapan

    Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pengukuran metode GPR adalah

    1. MALA X3M 100MHz Shielded Antenna

    2. MALA X3M 250 MHz Shielded Antenna

    3. MALA X3M Control Unit

    4. Power Supply

    5. Meteran

    6. Antenna Cart/Tongkat Penarik Antenna

    7.

    Accu + converter

    8.

    Unit display (laptop)

    9. Kabel port ke laptop

    10.GPS Garmin 60 Csx

    11.Payung/Ponco

    Gambar 2.4.1 Instrumentasi Pengambilan data metode GPR

    2.2.2 Tata cara penggunaan alat

    Instrumen yang digunakan adalah MALA X3M 100MHz dan MALA X3M 250MHz shielded dan

    urutan tata cara penggunaannya adalah seperti berikut :

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    26/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    26

    1. Pasang CPU di atas antenna pada tempat yang berwarna kuning lalu sambungkan dengan pak

    baterainya

    2. Hubungkan PC Eksternal dengan accu sebagai power supply-nya

    3.

    Nyalakan PC Eksternal yang sudah terhubung dengan CPU menggunakan kabel Ethernet4. Nyalakan CPU menggunakan tombol yang ada berikut baterainya

    5. Masuk ke Ramac Ground Vision, jika CPU sudah menyala dan terhubung dengan benar

    seharusnya ada bulatan merah pada kiri atas, jika bulatan tersebut belum berwarna merah

    periksa apakah CPU sudah menyala dan sudah tersambung dengan benar.

    6. Lakukan pengukuran parameter sesuai dengan parameter yang diinginkan

    7. Jika sudah untuk melakukan pengukuran tekan measure ( F5 ) dan jika ingin berhenti tekan stop

    ( F6 ).

    8.

    Data yang telah direkam akan disimpan otomatis

    2.2.3 Langkah Langkah Pengambilan Data

    Langkah pengambilan data metode GPR ( shielded ) adalah sebagai berikut :

    1. Tentukan lintasan untuk pengambilan data GPR ini.

    2. Letakkan meteran pada lintasan untuk selama pengukuran berlangsung.

    3. Persiapan untuk memulai pengambilan data :

    Pasang alat penarik

    Satu orang memegang accu

    Satu orang yang memegang PC eksternal dan sekaligus sebagai penginput data

    Satu orang yang menarik alat

    Dua orang untuk memosisikan alat pada titik survey dan menjaga alat

    Satu orang sebagai dokumentasi dan membantu membersihkan lintasan

    4. Tarik alat sesuai dengan lintasan

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    27/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    27

    5. Berhenti pada setiap titik survey, yang memegang PC menginput hasil survey pada titik tersebut

    6.

    Setelah diinput lanjutkan ke titik selanjutnya

    7. Lakukan no. 4 s/d 6 sampai dengan titik pengukuran terakhir kemudian tekan stop pengukuran.

    Gambar 2.4.2 Beberapa gambar saat pengambilan dat

    2.2.4 Kondisi & Lintasan Pengambilan Data

    Lintasan Pengukuran : Lintasan P5-1 s/d P5-6 dilanjutkan P5-9 s/d P5-20

    Spasi Pengukuran : 50cm

    Total Lintasan Pengukuran : 80m

    Cuaca : Cerah bearawan

    Kondisi tanah : Basah/berair

    Gangguan lintasan :

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    28/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    28

    Diantara titik P5-6 sampai P5-8 terdapat lembah yang tidak memungkinkan untuk melakukan

    pengukuran sehingga total pengukuran adalah 80m.

    Pipa di titik P5-6

    Tebing di antara P5-6 sampai P5-7

    Sungai kecil di antara P5-8 dan P5-9

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    29/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    29

    Akar pohon di beberapa titik antara P5-10 hingga P5-11 ; P5-11 hingga P5-12 ; P5-14 hingga P5-

    15; P5-16 dan P5-17

    Lintasan miring sepanjang P5-9 hingga P5-17

    Kebun antara titik P5-20 hingga P5-24

    Tanah yang basah dan lembek akibat hujan pada P5-6 dan P5-8

    2.2.5 Topografi Lintasan

    Topografi lintasan untuk metode GPR Shielded 250MHz

    STA UTM X UTM Y Elevasi

    P5-1 353778 9165614 100

    P5-2 353776 9165609 99

    P5-3 353775 9165605 100

    P5-4 353773 9165600 99

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    30/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    30

    P5-5 353769 9165596 98

    P5-6 353768 9165589 97

    P5-7

    P5-8

    P5-9 353761 9165579 93P5-10 353761 9165569 94

    P5-11 353760 9165566 93

    P5-12 353754 9165562 93

    P5-13 353755 9165559 94

    P5-14 353749 9165553 92

    P5-15 353748 9165550 93

    P5-16 353747 916557 94

    P5-17 353744 916543 93

    P5-18 353740 9165538 93

    P5-19 353739 9165533 93

    P5-20 353737 9165530 92Tabel 2.4.1 Tabel data topografi GPR Shielded 250MHz

    Gambar 2.4.3 Grafik data topografi GPR Shielded 250MHz

    Topografi Lintasan untuk GPR Shielded 100MHz

    STA UTM X UTM Y Elevasi

    P5-1 353778 9165614 100

    P5-2 353776 9165609 99

    P5-3 353775 9165605 100

    P5-4 353773 9165600 99

    P5-5 353769 9165596 98

    85

    95

    105

    115

    125

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115

    Elevasi

    Offset

    Topografi Lintasan GPR 250 Hz

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    31/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    31

    P5-6 353768 9165589 97

    P5-7

    P5-8

    P5-9 353762 916556 104

    P5-10 353764 9165562 103P5-11 353757 9165561 103

    P5-12 353755 916557 103

    P5-13 353753 916555 104

    P5-14 353752 916551 103

    P5-15 353747 9165543 104

    P5-16 353747 916545 98

    P5-17 353745 916538 97

    P5-18 353743 9165534 98

    P5-19 353744 9165535 98

    P5-20 353742 9165539 97Tabel 2.4.2 Tabel data topografi GPR Shielded 100MHz

    Gambar 2.4.4 Grafik data topografi GPR Shielded 100MHz

    85

    95

    105

    115

    125

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115

    Elevasi

    Offset

    Topografi Lintasan GPR 100 MHz

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    32/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    32

    2.5 Metode Seismik Refraksi

    2.5.1 Alat dan Perlengkapan

    Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pengukuran metode Seismik Refraksi adalah

    1. Seismograf DAQlink III

    2. Geophone ( 24 buah + cadangan 4 buah )

    3. Kabel Roll ( 5 buah )

    4. Accu 12 Volt ( 1 buah )

    5. Palu dan lempeng

    6. Kabel Trigger

    Gambar 2.5.1 Instrumensi pengambilan data Seismik Refraksi

    2.5.2 Tata cara penggunaan alat

    Instrumen yang digunakan adalah .. dan urutan tata cara penggunaannya adalah seperti berikut :

    1. Pasang geophone pada titik line yang telah ditentukan dan tanam gephone kedalam tanah

    2. Bentangkan kabel dan pasangkan pada geophone lalu hubungkan ke DAQ LINK III

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    33/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    33

    3. Hubungkan Trigger ke DAQ LINK III

    4.

    Hubungkan sumber arus ( Accu ) ke DAQ LINK III

    5. Hubungkan DAQ LINK III ke laptop

    6. Buka Software Vista dan pastikan sudah terhubung dengan DAQ LINK III , cek IP address dan

    settingnya7. Selanjutnya setiap trigger/shot yang dilakukan akan terekam pada software VISTA

    8. Jangan lupa untuk menyimpan semua hasil rekaman pada tiap shot.

    2.5.3 Langkah Langkah Pengambilan Data

    Langkah pengambilan data metode Seismik Refraksi adalah sebagai berikut :

    1. Tentukan line pengukuran sebagai berikut :

    Gunakan 24 channel dengan offset 5 meter

    Near shot berjarak 2.5 meter dari geophone 1

    Far shot berjarak 2.5 meter dari geophone 24

    Mid shot berada diantara geophone 12 dan 13 berjarak 2.5 meter dari masing masing

    geophone

    Phantom shot ( 2 kali ) berjarak setengah spread yaitu 57.5 dari geophone 1 dan geophone 24

    Sketsa lintasan :

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    34/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    34

    2.

    Lakukan pengukuran koordinat dan elevasi dari tiap geophone dengan GPS

    3. Lakukan pengukuran elevasi dengan menggunakan waterpass untuk akurasi yang lebih akurat

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    35/202

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    36/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    36

    12.Klik start acquisition pada VISTA

    13.Picu ledakan dengan detonator

    14.Save data pada VISTA dengan format ASCII

    2.5.4 Kondisi & Lintasan Pengambilan Data

    Lintasan Pengukuran : Lintasan P5-1 s/d P5-20

    Lokasi : Depan asrama Totogan

    Cuaca : Cerah bearawan

    Kondisi tanah : Basah/berair

    Jumlah Channel : 24

    Spasi antar Geophone : 5 m

    Panjang lintasan : 120 m

    Gangguan lintasan :

    Aktivitas petani : Geophone 21-24

    Aliran Sungai : Geophone 9-10

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    37/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    37

    Langkah Kaki : Geophone 5

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    38/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    38

    2.5.5 Topografi Lintasan

    STA UTM X UTM YElevasi

    (m)

    Sta.

    blkg

    BA

    Sta. dpn

    BABeda Tinggi

    BT blkg - BT

    dpn (mm) Elevasi

    Sebenarnya

    BT= ( BA+BB

    )/2

    BT= ( BA+BB

    )/2

    BB BB

    P5-1 353778 9165614 100

    100

    0

    P5-2 353776 9165609 99

    1 740 2 960

    -235

    98.765 5

    665 900

    580 845

    P5-3 353775 9165605 100

    2 960 3 1100

    -170

    99.83 10

    900 1070

    845 1040

    P5-4 353773 9165600 99

    3 1100 4 1445

    -360

    98.64 15

    1070 1430

    1040 1420

    P5-5 353769 9165596 98

    4 1445 5 1950

    -500

    97.5 20

    1430 1930

    1420 0

    P5-6 353768 9165589 97

    5 1950 6 2990

    -1050

    95.95 25

    1930 2945

    1900 2900

    P5-7 353765 9165585 94

    6 200 7 2035

    -1815

    92.185 30

    145 1960

    105 2900

    P5-8 353764 9165583 94

    7 2035 8 3180

    -1160

    92.84 35

    1960 3120

    2900 3070

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    39/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    39

    P5-9 353761 9165579 93

    8 1150 9 1588

    -430

    92.57 40

    1060 1490

    975 1390

    P5-10 353761 9165569 94

    9 1588 10 1700

    -150

    93.85 45

    1490 1640

    1390 1570

    P5-11 353760 9165566 93

    10 1700 11 1830

    -150

    92.85 50

    1640 1790

    1570 1740

    P5-12 353754 9165562 93

    11 1830 12 1750

    60

    93.06 55

    1790 1730

    1740 1710

    P5-13 353755 9165559 94

    12 1750 13 1630

    100

    94.1 60

    1730 1610

    1710 1590

    P5-14 353749 9165553 92

    13 1630 14 1335

    305

    92.305 65

    1610 1305

    1590 1275

    P5-15 353748 9165550 93

    14 1335 15 1035

    315

    93.315 70

    1305 980

    1275 925

    P5-16 353747 916557 94

    15 1035 16 1025

    40

    94.04 75

    980 940

    925 865

    P5-17 353744 916543 93

    16 1025 17 910

    130

    93.13 80

    940 810

    865 710

    P5-18 353740 9165538 93

    17 910 18 970-30

    92.97 85810 840

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    40/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    40

    710 710

    P5-19 353739 9165533 93

    18 970 19 1670

    -730

    92.27 90

    840 1570

    710 1460

    P5-20 353737 9165530 92

    19 90 20 855

    -820

    91.18 95

    10 830

    -70 795

    P5-21 353736 9165526 91

    20 855 21 1890

    -1040

    89.96 100

    830 1870

    795 1850

    P5-22 353731 9165521 90

    21 1890 22 2430

    -520

    89.48 105

    1870 2390

    1850 2350

    P5-23 353730 9165516 89

    22 335 23 1550

    -1215

    87.785 110

    320 1535

    305 1520

    P5-24 353721 9165513 89

    23 1550 24 2220

    -645

    88.355 115

    1535 2180

    1520 2150

    Tabel 2.5.1 Tabel data topografi lintasan Seismik Refraksi dengan GPS dan Waterpass

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    41/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    41

    Gambar 2.5.2 Topografi Lintasan Seismik Refraksi

    85

    90

    95

    100

    105

    110

    115

    120

    125

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100105110115120125

    Elevasi

    Offset

    Topografi Lintasan

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    42/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    42

    BAB III

    PEMROSESAN DATA

    3.1 Metode Gayaberat

    3.1.1 Teori Dasar

    Metode Gayaberat ( gravitasi ) adalah metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran medan

    gravitasi. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa

    batuan dibawah permukaan. Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan untuk membedakan rapat

    massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, struktur bawah permukaan dapat

    diketahui. IUntuk menggunakan metode ini dibutuhkan minimal dua alat gravitasi, yang pertama untuk

    mengukur di base, kemudian yang kedua alat yang dibawa pergi ke setiap titik pengukuran. Metode

    Gayaberat pengukurannya biasanya dilakukan secara looping.

    Hukum Gravitasi Newton

    Pada dasarnya gravitasi adalah gaya tarik menarik antara dua benda yang memiliki rapat massa yang

    berbeda, hal ini dapat diekspresikan oleh rumus hokum Newton sederhana sebagai berikut :

    Dimana :

    F : Besar gaya gravitasi antara dua titik massa yang ada ( Newton )

    G : Besar konstanta gravitasi Newton

    : Massa benda pertama ( kg )

    : Massa benda kedua ( kg )

    r : Jarak antara benda pertama dan benda kedua ( m )

    Metode gayaberat memiliki koreksi dalam pengolahan data yang beragam, koreksi dalam metode gaya

    berat adalah sebagai berikut :

    Koreksi Pasang Surut ( Tidal )

    Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi benda benda diluar bumi seperti

    bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan waktu. Untuk mendapatkan nilai pasang surut

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    43/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    43

    ini maka, dilihatlah perbedaan nilai gravitasi stasiun dari waktu ke waktu terhadap base. Gravitasi

    terkoreksi tidal dapat ditulis sebagai berikut :

    Dimana

    : Gravitasi terkoreksi Tidal : Gravitasi pada permukaan alat : Nilai koreksi pasang surut

    Koreksi Apungan ( Drift )

    Koreksi apungan akibat adanya perbedaan pembacaan gravity dari stasiun yang sama pada waktu

    yang berbeda, yang disebabkan karena adanya guncangan pegas alat gravimeter selama prosestransportasi dari suatu stasiun ke stasiun lainnya.

    () ()

    ( )

    : Drift pada stasiun ke-n() : Gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun ke-n() : Gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun ke-1

    : Waktu pengukuran stasiun akhir loop

    : Waktu pengukuran stasiun awal : Waktu pengukuran stasiun ke-n

    Koreksi Lintang

    Koreksi ini dilakukan karena bentuk bumi yang tidak sepenuhnya bulat sempurna, tetapi pepat pada

    daerah ekuator dan juga karena rotasi bumi. Hal tersebut membuat ada perbedaan nilai gravitasi

    karena pengaruh lintang yang ada di bumi. Secara umum gravitasi terkoreksi lintang dapat ditulis

    sebagai berikut :

    () ( Dimana

    () ( )

    Koreksi Udara Bebas ( Free Air )

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    44/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    44

    Koreksi ini dilakukan untuk mengkompensasi ketinggian antara titik pengamatan dan datum (mean

    sea level). Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

    Dimana

    : Gravitasi terkoreksi udara bebas : Ketinggian permukaan dari datum (msl)

    Koreksi Bouguer

    Koreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan terdapat antara stasiun

    pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan pada koreksi udara bebas. Koreksi ini dapat ditulis

    sebagai berikut :

    Dimana : : Gravitasi terkoreksi Bouguer : Densitas Batuan () : Ketinggian dari atas permukaan laut ( meter )

    Koreksi Medan ( Terrain )

    Koreksi medan mengakomodir ketidakteraturan pada topografi sekitar titik pengukuran. Pada saat

    pengukuran, elevasi topografi di sekitar titik pengukuran, biasanya dalam radius dalam dan luar,diukur elevasinya. Sehingga koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

    ()

    3.1.2 Prosedur Pengolahan Data

    Survey geofisika metode gayaberat secara umum akan memberikan dua macam data mentah yang harus

    kita olah.

    Data pertama adalah data yang diambil di base secara konstan dalam rentang waktu tertentumenggunakan altimeter. Tujuan data ini adalah sebagai controlling terhadap data lapangan dan sebagai

    koreksi driftterhadap nilai elevasi. Data yang didapatkan adalah waktu dan altitude.

    Berikut adalah Pengolahan Data Altimeter di base

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    45/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    45

    Time Alt(m)

    Time

    (Minute)

    8:02 1 0

    8:12 -1 10

    8:22 -3 20

    8:32 -4 30

    8:42 -3 40

    8:52 -1 50

    9:02 -2 60

    9:12 0 70

    9:22 -1 80

    9:32 0 90

    9:42 2 100

    9:52 5 110

    10:02 4 120

    10:12 4 130

    10:22 4 140

    10:32 4 150

    10:42 5 160

    10:52 10 170

    11:02 11 180

    11:12 12 190

    11:22 12 200

    11:32 11 210

    11:42 14 220

    11:52 16 230

    12:02 17 240

    12:12 18 250

    12:22 18 260

    12:32 16 270Tabel 3.1.1 Data Altimeter yang diukur di Base

    Dibawah ini grafik gravimeter harian di base dengan pendekatan polynomial orde ke-6,

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    46/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    46

    Gambar 3.1.1 Grafik Variasi Altimeter Harian di Base

    Grafik altimeter diatas menunjukkan perubahan kurva altimeter yang awalnya menurun dan kemudian

    menaik secara drastis sampai akhir pengukuran.

    Data kedua adalah data yang diambil dari lapangan secara aktif dengan spasi antar stasiun 100 m, dengan

    catatan stasiun 1 dengan base memiliki jarak yang tidak sama. Data yang diperoleh yaitu

    Data stasiun

    Koordinat berupa UTM X dan UTM Y atau berupaLatitudedanLongitude

    Data elevasi dari GPS dan altimeter

    Waktu pengukuran

    Nilai gayaberat yang terbaca (G Read)

    Data terrain

    Keterangan geologi (singkapan, struktur, dsb), sumber noise, dsb.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    47/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    47

    Gambar 3.1.2 Contoh table pngukuran data lapangan

    Flowchart pengolahan data untuk memperoleh CBA

    Gambar 3.1.3 Flow char pengolahan data Gayaberat

    In ut Data

    Perhitun an H

    Tide Correction

    Penentuan G

    Observasi

    Terrain

    Correction

    Perhitungan CBA

    S ectral Anal sis

    PemodelanAnalisis Geologi

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    48/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    48

    Langkah Langkah dalam pemrosesan data Geologi :

    1.

    Perhitungan H True

    H true diperoleh dari data altimeter yang berada di base. Perhitungan ini dimaksudkan agar nilai

    ketinggian yang digunakan saat pengolahan data benar-benar nilai yang asli dan terkoreksi. Nilai

    ketinggian yang kita dapatkan dari altimeter maupun GPS memiliki kelemahan pada faktor alat.

    Apabila alat digunakan terlalu lama, ada kemungkinan alat tersebut mengalami overheat dan

    mengganggu bacaan. Oleh karena itu, altimeter terdapat dua: di base dan untuk pengukuran di

    lapangan agar dapat dibandingkan dan dikoreksi.

    Grafik hubungan bacaan altimeter dengan waktu memberikan persamaan polinomial orde enam.

    Persamaan tersebut adalah:

    persamaan ini digunakan untuk mencari koreksi altimeter dengan input data Time (minute)

    Berikut ini pengolahan data topografi pengukuran gaya berat di stasiun, Nilai dari ketinggian yangbenar didapatkan dengan cara mengurangkan data ketinggian lapangan dengan hasil dari koreksi drift

    altimeter. Koreksi drift altimeter didapat dari persamaan:

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    49/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    49

    Tabel 3.1.2 Pengolahan Data Topografi untuk mendapatkan H True

    2. Tide Correction

    Tide Correction adalah koreksi gravitasi karena adanya variasi harian. Perputaran bumi baik itu rotasi

    dan revolusi dapat memengaruhi nilai gravitasi dari suatu daerah. Normalnya pengaruh tersebut dapat

    diabaikan karena satuannya mGal, akan tetapi metode gayaberat justru sangat bergantung pada variasi

    nilai gravitasi yang sangat kecil. Sehingga perubahan tersebut mutlak harus kita konsiderasikan.

    Berikut ini table pengolahan data Tide Correction dengan software Tide.exe,

    Data Tide dari Tide.exe

    Time TC(mgal) Time(Minute)

    7:59 -0,007 479

    8:00 -0,006 480

    8:01 -0,005 481

    8:02 -0,004 482

    8:03 -0,003 483

    8:04 -0,002 484

    8:05 -0,001 485

    8:07 0 487

    8:08 0,001 488

    8:09 0,002 489

    8:10 0,003 490

    8:11 0,004 491

    8:12 0,005 492

    8:13 0,006 493

    8:14 0,007 494

    Waktu Relatif (menit) h True (m)

    8:02 55.209

    BASE 109.6724 -7.54641 -23 8:14 12 -1.824851148 -21.175 0 -21.17515 0 55.209

    ST-01 109.6834 -7.52273 -15 8:48 46 -2.644988414 -12.355 -0.564969774 -11.79004 9.3851 64.594

    ST-02 109.6833 -7.52179 -17 8:57 55 -1.995246285 -15.005 -0.714520597 -14.29023 6.8849 62.094

    ST-03 109.6828 -7.52102 -11 9:08 66 -1.051210151 -9.949 -0.897304936 -9.05148 12.1237 67.333

    ST-04 109.6823 -7.5202 -2 9:17 75 -0.239487543 -1.761 -1.046855758 -0.71366 20.4615 75.670

    ST-05 109.6814 -7.51983 1 9:24 82 0.385415159 0.615 -1.163173065 1.77776 22.9529 78.162

    ST-06 109.6806 -7.52 -2 9:31 89 0.991885179 -2.992 -1.279490371 -1.71239 19.4628 74.672

    ST-07 109.6795 -7.51964 -5 9:39 97 1.656398916 -6.656 -1.412424436 -5.24397 15.9312 71.140

    ST-08 109.6789 -7.51896 -4 9:50 108 2.523480359 -6.523 -1.595208775 -4.92827 16.2469 71.456

    ST-09 109.6782 -7.51842 -3 10:09 127 3.965751587 -6.966 -1.910927178 -5.05482 16.1203 71.329

    ST-10 109.678 -7.51928 15 10:16 134 4.512680415 10.487 -2.027244484 12.51456 33.6897 88.899

    ST-11 109.6783 -7.52011 27 10:27 145 5.429434132 21.571 -2.210028823 23.78059 44.9557 100.165

    ST-12 109.6782 -7.52105 39 10:34 152 6.06525989 32.935 -2.32634613 35.26109 56.4362 111.645

    ST-13 109.6779 -7.52195 51 10:42 160 6.854734925 44.145 -2.459280194 46.60455 67.7797 122.989

    ST-14 109.6773 -7.52267 67 10:51 169 7.832713394 59.167 -2.608831017 61.77612 82.9513 138.160

    ST-15 109.6769 -7.52351 81 10:57 175 8.539641692 72.460 -2.708531565 75.16889 96.3440 151.553

    ST-16 109.6762 -7.52411 86 11:04 182 9.418123801 76.582 -2.824848872 79.40673 100.5819 155.791

    BASE 109.6724 -7.54641 -8 12:03 241 16.98038645 -24.980 -3.805237598 -21.17515 0 55.209

    Elevasi Terkoreksi Koreksi Drift Altimeter Elevasi Terkoreksi Drift h Lokal (m)St as iu n L on gi tu de L ati tu de El ev as i A lti me te r W ak tu K or ek si El ev as i B as e

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    50/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    50

    8:16 0,008 496

    8:17 0,009 497

    8:18 0,01 498

    8:19 0,011 499

    8:20 0,012 500

    8:21 0,013 501

    8:22 0,014 502

    8:24 0,015 504

    8:25 0,016 505

    8:26 0,017 506

    8:27 0,018 507

    8:28 0,019 508

    8:29 0,02 509

    8:31 0,021 511

    8:32 0,022 512

    8:33 0,023 513

    8:34 0,024 514

    8:35 0,025 515

    8:36 0,026 516

    8:38 0,027 518

    8:39 0,028 519

    8:40 0,029 520

    8:41 0,03 521

    8:42 0,031 522

    8:44 0,032 524

    8:45 0,033 525

    8:46 0,034 526

    8:47 0,035 527

    8:49 0,036 529

    8:50 0,037 530

    8:51 0,038 531

    8:52 0,039 532

    8:54 0,04 534

    8:55 0,041 535

    8:56 0,042 536

    8:57 0,043 537

    8:59 0,044 539

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    51/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    51

    9:00 0,045 540

    9:01 0,046 541

    9:03 0,047 543

    9:04 0,048 544

    9:05 0,049 545

    9:06 0,05 546

    9:08 0,051 548

    9:09 0,052 549

    9:10 0,053 550

    9:12 0,054 552

    9:13 0,055 553

    9:14 0,056 554

    9:16 0,057 556

    9:17 0,058 557

    9:18 0,059 558

    9:20 0,06 560

    9:21 0,061 561

    9:22 0,062 562

    9:24 0,063 564

    9:25 0,064 565

    9:27 0,065 567

    9:28 0,066 568

    9:29 0,067 569

    9:31 0,068 571

    9:32 0,069 572

    9:34 0,07 574

    9:35 0,071 575

    9:36 0,072 576

    9:38 0,073 578

    9:39 0,074 579

    9:41 0,075 581

    9:42 0,076 582

    9:44 0,077 584

    9:45 0,078 585

    9:47 0,079 587

    9:48 0,08 588

    9:50 0,081 590

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    52/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    52

    9:51 0,082 591

    9:53 0,083 593

    9:54 0,084 594

    9:56 0,085 596

    9:57 0,086 597

    9:59 0,087 599

    10:00 0,088 600

    10:02 0,089 602

    10:04 0,09 604

    10:06 0,091 606

    10:08 0,092 608

    10:09 0,093 609

    10:11 0,094 611

    10:13 0,095 613

    10:15 0,096 615

    10:17 0,097 617

    10:20 0,098 620

    10:22 0,099 622

    10:24 0,1 624

    10:27 0,101 627

    10:29 0,102 629

    10:32 0,103 632

    10:35 0,104 635

    10:38 0,105 638

    10:41 0,106 641

    10:44 0,107 644

    10:48 0,108 648

    10:53 0,109 653

    10:58 0,11 658

    11:04 0,111 664

    11:15 0,112 675

    11:30 0,111 690

    11:41 0,11 701

    11:47 0,109 707

    11:52 0,108 712

    11:56 0,107 716

    12:00 0,106 720

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    53/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    53

    12:03 0,105 723

    12:06 0,104 726

    12:09 0,103 729

    12:11 0,102 731

    12:14 0,101 734

    12:16 0,1 736

    12:19 0,099 739

    12:21 0,098 741

    12:24 0,097 744

    12:26 0,096 746

    12:28 0,095 748

    12:30 0,094 750

    12:32 0,093 752

    12:34 0,092 754

    12:36 0,091 756

    12:38 0,09 758

    12:40 0,089 760

    12:42 0,088 762

    12:44 0,087 764

    12:46 0,086 766

    12:47 0,085 767

    12:49 0,084 769

    12:51 0,083 771

    12:53 0,082 773

    12:54 0,081 774

    12:56 0,08 776

    12:58 0,079 778

    12:59 0,078 779

    13:01 0,077 781

    13:03 0,076 783Tabel 3.1.3 Nilai dari Tide Correction menggunakan software TIDE.EXE

    Berikut adalah table pengukuran Tide Correction pada setiap stasiun

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    54/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    54

    Tabel 3.1.4 Nilai Tide Correction pada tiap stasiun

    Tabel 3.1.5 Nilai Konstanta Alat ( atas ) G Absolut Base ( Bawah )

    3. Penentuan G observasi

    Perhitungan G Observasi melalui beberapa tahap yaitu:

    1. Menghitung G konversi dengan cara:

    (()

    2. Menghitung G terkoreksi tide

    3. Menghitung koreksi drift

    4. Menghitung G terkoreksi drift

    Stasiun Waktu Pengukuran Stasiun Waktu terhadap base (menit)TC

    (mgal)

    BASE 8:14 494 0,007

    ST-01 8:48 528 0,036

    ST-02 8:57 537 0,043

    ST-03 9:08 548 0,051

    ST-04 9:17 557 0,058ST-05 9:24 564 0,063

    ST-06 9:31 571 0,068

    ST-07 9:39 579 0,074

    ST-08 9:50 590 0,081

    ST-09 10:09 609 0,093

    ST-10 10:16 616 0,097

    ST-11 10:27 627 0,101

    ST-12 10:34 634 0,104

    ST-13 10:42 642 0,106

    ST-14 10:51 651 0,109

    ST-15 10:57 657 0,11

    ST-16 11:04 664 0,111

    BASE 12:03 723 0,105

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    55/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    55

    5.

    Menghitung G

    6. Menghitung G obs

    *Tabel perhitungan nilai Gobs ada di lampiran

    Tabel 3.1.6 Hasil prosesing untuk mendapatkan nilai G observasi

    Berikut grafik korelasi G obs dengan H True berdasarkan table diatas

    Gambar 3.1.4 Grafik Korelasi G obs dengan H True

    4. Terrain Correction ( TC )

    Berikut adalah table pengukuran terrain Correction pada pengukuran tiap stasiun

    -0.971Nilai Korelasi G Obs dan H True

    0

    50

    100

    150

    200

    978180.000 978185.000 978190.000 978195.000 978200.000 978205.000

    HTrue

    G obs

    Korelasi G obs dengan H True

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    56/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    56

    Tabel 3.1.7 Proses pengukuran TC-Terrain Correction pada masing masing stasiun

    Maka diperoleh

    Densitas Hasil Parasnis = 2.75

    5.

    Menghitung CBA

    Perhitungan CBA mengalami beberapa proses antara lain:

    1. FAC (Free Air Correction)

    2. FAA

    () 3. BC

    Nilai awalnya didapatkan dari perkiraan dengan berdasarkan geologi dan referensi.Nilai yang

    sebenarnya akan didapatkan setelah kita mencari densitas menggunakan metode parasnis ataupun

    nettleton.

    4. CBA

    N S E W N S E W

    1 Base -1 -1.5 0 -1 0.002421 0.005121 0 0.002421 0.009963 0.027398

    2 ST 1 0 2 2 1.5 0 0.00847 0.00847 0.005121 0.022062 0.060669

    3 ST 2 1 0.5 3.5 1.5 0.002421 0.000632 0.02064 0.005121 0.028813 0.079237

    4 ST 3 2 -1 -6 6 0.00847 0.002421 0.043426 0.043426 0.097744 0.268796

    5 ST 4 -2 3 -2.5 2 0.00847 0.016351 0.012262 0.00847 0.045553 0.125272

    6 ST 5 -3 4 4 -2.5 0.016351 0.025064 0.025064 0.012262 0.078741 0.216537

    7 ST 6 -2 4 0 0 0.00847 0.025064 0 0 0.033534 0.092219

    8 ST 7 -1 1 1 2 0.002421 0.002421 0.002421 0.00847 0.015733 0.043267

    9 ST 8 -3 1 -2 1 0.016351 0.002421 0.00847 0.002421 0.029663 0.081574

    10 ST 9 -5 2 0.5 -1 0.034159 0.00847 0.000632 0.002421 0.045682 0.125626

    11 ST 10 -2 0 1.5 4 0.00847 0 0.005121 0.025064 0.038655 0.106302

    12 ST 11 -2 2 1 2 0.00847 0.00847 0.002421 0.00847 0.027832 0.076538

    13 ST 12 -4 2 1 -2 0.025064 0.00847 0.002421 0.00847 0.044426 0.12217

    14 ST 13 -2 3 1 -1 0.00847 0.016351 0.002421 0.002421 0.029663 0.081574

    15 ST 14 -4 3 5 -4 0.025064 0.016351 0.034159 0.025064 0.100638 0.276754

    16 ST 15 -2 2.5 3 -3 0.00847 0.012262 0.016351 0.016351 0.053434 0.146943

    17 ST 16 2 -3 0 2 0.00847 0.016351 0 0.00847 0.033291 0.091551

    20 Base -1 -1.5 0 -1 0.002421 0.005121 0 0.002421 0.009963 0.027398

    TC TotalNO Nama StsTerrain (Inner Zone) TC/ (Inner Zone)

    TC/ Total

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    57/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    57

    Berikut ini tabel perhitungan G lintang beserta data FAC dan CBA,

    Tabel 3.1.8 Pengukuran Complete Bouguer Anomaly

    Berikut ini header kolom beserta formula pada Microsoft excel,

    Tabel 3.119 Formula untuk Menghitug KoreksiprocessingGayaberat

    Maka diperoleh,

    5. Penentuan Densitas

    5.5.1 Metode Parasnis

    Sts x (long) y (lat) h (m) Go bs ( mGal) lat (rad ) G() (mGal) FAC FAA BC TC total CBA

    BASE 109.6724 -7.54641 55.209 978201.635 -0.1317 978121.662 17.032 97.005 6.354 0.027398 90.679

    ST-01 109.6834 -7.52273 64.594 978200.736 -0.1313 978121.102 19.927 99.561 7.434 0.060669 92.188ST-02 109.6833 -7.52179 62.094 978201.921 -0.1313 978121.080 19.156 99.997 7.146 0.079237 92.930

    ST-03 109.6828 -7.52102 67.333 978201.321 - 0.1313 978121.061 20.772 101.031 7.749 0 .268796 93.551

    ST-04 109.6823 -7.5202 75.670 978200.024 - 0.1313 978121.042 23.344 102.326 8.709 0 .125272 93.743

    ST-05 109.6814 -7.51983 78.162 978200.061 - 0.1312 978121.033 24.113 103.141 8.995 0 .216537 94.362

    ST-06 109.6806 -7.52 74.672 978200.976 - 0.1312 978121.037 23.036 102.975 8.594 0 .092219 94.473

    ST-07 109.6795 -7.51964 71.140 978201.675 - 0.1312 978121.029 21.947 102.592 8.187 0 .043267 94.448

    ST-08 109.6789 -7.51896 71.456 978202.211 - 0.1312 978121.013 22.044 103.243 8.224 0 .081574 95.100

    ST-09 109.6782 -7.51842 71.329 978202.024 - 0.1312 978121.000 22.005 103.028 8.209 0 .125626 94.945

    ST-10 109.678 -7.51928 88.899 978199.211 - 0.1312 978121.020 27.425 105 .615 10.231 0 .106302 95.491

    ST-11 109.6783 -7.52011 100.165 978196.468 - 0.1313 978121.040 30.901 106 .329 11.528 0 .076538 94.877

    ST-12 109.6782 -7.52105 111.645 978193.992 - 0.1313 978121.062 34.443 107 .373 12.849 0 .122170 94.646

    ST-13 109.6779 -7.52195 122.989 978191.568 - 0.1313 978121.083 37.942 108 .426 14.154 0 .081574 94.354

    ST-14 109.6773 -7.52267 138.160 978188.028 - 0.1313 978121.100 42.622 109 .550 15.901 0 .276754 93.926

    ST-15 109.6769 -7.52351 151.553 978181.153 - 0.1313 978121.120 46.754 106 .787 17.442 0 .146943 89.492

    ST-16 109.6762 -7.52411 155.791 978184.757 - 0.1313 978121.134 48.061 111 .684 17.930 0 .091551 93.846

    ST-17 109.6724 -7.54641 55.209 978201.635 -0.1317 978121.662 17.032 97.005 6.354 0.027398 90.679

    Perhitungan G Lintang FAC s/d CBA

    Densitas Hasil Nettleton = 2.75

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    58/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    58

    Berikut ini perhitungan terrain correction ( Inner Zone ) melalui metode Parasnis

    Tabel 3.1.10 Perhitungan Terrain Correction (Inner Zone)melalui metode Parasnis

    Berikut ini tabel radius dalam dan luar beserta perhitungan Terrain Correction,

    rL= 100 m

    rD= 2 mTabel 3.1.11 Radius perhitungan Terrain Correction

    5.5.2 Metode Nettleton

    Berikut ini pengukuran CBA melalui metode Nettleton,

    *terlampir

    PEMISAHAN RESIDUAL DAN REGIONAL

    Data yang digunakan adalah data yang mengandung UTM X, UTM Y, dan CBA.

    Stasiun X Y CBA

    Base 353528 9165621 90.67891

    1 354739 9168243 92.1877

    2 354723 9168347 92.9299

    3 354666 9168432 93.55107

    long (deg) lat (deg) h(m) Gobs (mGal) lat(rad) G() (mGal) FAC FAA BC/ TC/ BC/ - TC/

    109.6723897 -7.546409797 55.209 978201.635 - 0.1317 978121 .662 17 .032 97.005 2.3104967 0 .009963 2 .300533733

    109.6834357 -7.522731413 64.594 978200.736 - 0.1313 978121 .102 19 .927 99.561 2.7032634 0 .022062 2 .681201863

    109.6832935 -7.521790472 62.094 978201.921 - 0.1313 978121 .080 19 .156 99.997 2.5986304 0 .028813 2 .569817048

    109.6827793 -7.521020238 67.333 978201.321 - 0.1313 978121 .061 20 .772 101.031 2.817872 0 .097744 2 .720128108

    109.6823196 -7.520204951 75.670 978200.024 -0.1313 978121.042 23.344 102.326 3.1668101 0.045553 3.121256686

    109.6814418 -7.519831534 78.162 978200.061 - 0.1312 978121 .033 24 .113 103.141 3.2710758 0 .078741 3.19233514

    109.6805713 -7.520000741 74.672 978200.976 -0.1312 978121.037 23.036 102.975 3.1250129 0.033534 3.091478651

    109.679494 -7.519644806 71.140 978201.675 -0.1312 978121.029 21.947 102.592 2.9772163 0.015733 2.961482933

    109.6789071 -7.518964785 71.456 978202.211 -0.1312 978121.013 22.044 103.243 2.9904285 0.029663 2.960765333

    109.678211 -7.518420084 71.329 978202.024 -0.1312 978121.000 22.005 103.028 2.9851322 0.045682 2.939449879

    109.6779909 -7.519278543 88.899 978199.211 -0.1312 978121.020 27.425 105.615 3.7204111 0.038655 3.681755995

    109.6783146 -7.52011151 100.165 978196.468 -0.1313 978121.040 30.901 106.329 4.1918945 0.027832 4.164062553

    109.6781758 -7.521051604 111.645 978193.992 -0.1313 978121.062 34.443 107.373 4.6723531 0.044426 4.627927501

    109.6779375 -7.521946181 122.989 978191.568 -0.1313 978121.083 37.942 108.426 5.1470768 0.029663 5.117413719

    109.6772919 -7.522667705 138.160 978188.028 -0.1313 978121.100 42.622 109.550 5.7820072 0.100638 5.681369297

    109.6769178 -7.52350761 151.553 978181.153 -0.1313 978121.120 46.754 106.787 6.3424947 0.053434 6.289060794

    109.6762001 -7.52411135 155.791 978184.757 -0.1313 978121.134 48.061 111.684 6.5198481 0.033291 6.486556659

    109.6723897 -7.546409797 55.209 978201.635 - 0.1317 978121 .662 17 .032 97.005 2.3104967 0 .009963 2 .300533733

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    59/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    59

    4 354615 9168522 93.74282

    5 354518 9168563 94.36189

    6 354422 9168544 94.47311

    7 354303 9168583 94.44831

    8 354238 9168658 95.100489 354161 9168718 94.94499

    10 354137 9168623 95.49059

    11 354173 9168531 94.87747

    12 354158 9168427 94.64601

    13 354132 9168328 94.35353

    14 354061 9168248 93.92643

    15 354020 9168155 89.49222

    16 353941 9168088 93.84601

    Base 353528 9165621 90.67891

    Tabel 3.1.12 Data UTM X, UTM Y, dan CBA

    Plotting data ke SURFER 9 untuk mendapatkan kontur CBA

    1. Input data Laporan Awal Kelompok 9 Fravity FINAL.xlsx

    Gambar 3.1.5 Input yang digunakan untukplotting data

    2. Masukkan sumbu X adalah UTM X, sumbu Y adalah UTM Y, sumbu Z adalah nilai CBA.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    60/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    60

    Gambar 3.1.6 Input Sumbu Koordinat, spasi, dan metode grid

    3. Didapatkan peta kontur

    Gambar 3.1.7 Peta kontur CBA dan lintasan (ditandai dengan X)

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    61/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    61

    4.Slicing sebanyak lima line untuk perhitungan window agar bisa lakukan pemisahan regional dan

    residual. Setelahnya dilakukan digitize.

    Gambar 3.1.8 Penentuan lima line / slice pada peta kontur CBA

    6. Ubah format .bln hasil digitize dengan cara Grid > Slicing lalu masukkan hasil digitize kita

    sehingga kita memiliki outputnya berupa .dat

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    62/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    62

    Gambar 3.1.8 Memasukkan data hasil digitize

    Gambar 3.1.9 Menentukan file hasil dalam bentuk .dat

    7.

    Dengan menggunakan Ms. Excel kita buka hasil slice berbentuk .dat tadi maka akan ditampilkannilai UTM X, UTM Y, spasi, dan nilai CBA

    X Y Spasi CBA

    354005.8619 9168708.665 0 95.25057131

    354005.8619 9168668.048 40.6168729 95.2715928

    354005.8619 9168618.097 90.56848581 95.25956551

    354005.8619 9168568.145 140.5200987 95.18497075

    354005.8619 9168518.194 190.4717116 95.06064665

    354005.8619 9168468.242 240.4233245 94.90597011

    354005.8619 9168418.29 290.3749374 94.72190717

    354005.8619 9168368.339 340.3265503 94.48856502

    354005.8619 9168318.387 390.2781632 94.15687139

    354005.8619 9168268.435 440.2297761 93.59533601

    354005.8619 9168218.484 490.181389 92.35856895

    354005.8619 9168168.532 540.1330019 90.78363224

    354005.8619 9168118.581 590.0846148 91.1500949

    354005.8619 9168068.629 640.0362277 92.07321783

    354005.8619 9168018.677 689.9878406 92.41482616

    354005.8619 9167968.726 739.9394535 92.52319119

    354005.8619 9167918.774 789.8910665 92.54803721

    354005.8619 9167868.823 839.8426794 92.5366928

    354005.8619 9167818.871 889.7942923 92.50754325

    354005.8619 9167768.919 939.7459052 92.46889989

    354005.8619 9167718.968 989.6975181 92.42496667Tabel 3.1.13 Output dari Slice

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    63/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    63

    8. Selanjutnya kita gunakan program NUMERI.exe untuk transformasi Fourier Diskrit dan

    mendapatkan nilai Real, Imajiner, dan Frekuensi. Akan tetapi kita mesti menyamakan spasi yang

    berbeda-beda, spasi yang kami gunakan adalah sebesar 50 m

    Spasi Kumu CBA Interpol

    0 95.250571

    50 95.269334

    100 95.245481

    150 95.161376

    200 95.031142

    250 94.870682

    300 94.676945

    350 94.42433

    400 94.047583

    450 93.353432

    500 92.048996

    550 90.85602

    600 91.333335

    650 92.141358

    700 92.436547

    750 92.528195

    800 92.545741

    850 92.530765

    900 92.499648950 92.459881

    1000 92.41529

    1050 92.367984Tabel 3.1.14 Pengaturan spasi

    Spasi Kumulatif adalah spasi yang sudah disamakan yaitu sebesar 50 m. CBA Interpol adalah

    hasil interpolasi CBA yang menyesuaikan dengan pengaturan spasi.

    9. Kemudian hasil yang sudah diatur tersebut kita save dalam format *.xy

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    64/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    64

    Gambar 3.1.8 Output .spk dari software NUMERI.EXE

    10. Hasil berupa .SPK kita buka sehingga kita dapatkan hasil seperti di bawah ini. Kolom pertama

    merupakan nilai real, kolom kedua merupakan nilai imajiner. Baris pertama pada kolom nilai real

    adalah nilai interval frekuensi.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    65/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    65

    Gambar 3.1.9 Output .spk dari software NUMERI.EXE untuk line 1

    Jika kita buka menggunakan Ms. Excel maka

    Real Imajiner Frekuensi

    3.24E+03 0.00E+00 0

    8.09E+00 -2.71E+01 5.71E-04

    -1.32E+01 -1.30E+01 0.001142857-3.09E+00 -2.49E+00 1.71E-03

    -6.08E+00 -7.36E+00 0.002285714

    -6.37E+00 -1.35E+00 2.86E-03

    -4.44E+00 -3.22E+00 0.003428571

    -6.28E+00 -1.59E+00 4.00E-03

    -4.57E+00 -1.08E+00 0.004571429

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    66/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    66

    -5.41E+00 -1.29E+00 5.14E-03

    -4.77E+00 -2.86E-01 0.005714286

    -4.74E+00 -7.98E-01 6.29E-03

    -4.79E+00 -3.84E-02 0.006857143

    -4.29E+00 -3.31E-01 7.43E-03-4.66E+00 -8.94E-02 0.008

    -4.13E+00 3.36E-02 8.57E-03

    -4.43E+00 -2.02E-01 0.009142857Tabel 3.1.15 Output NUMERI.EXE yang telah diatur frekuensinya

    11. Dari ketiga data tersebut kita bisa mencari nilai A, k, dan LN A. A atau Amplitudo bisa kita cari

    menggunakan persamaan:

    Nilai k menggunakan persamaan

    Dimana f adalah nilai dari frekuensi. LN A adalah hasil logaritma natural dari A. Berikut adalah

    contoh pengolahannya:

    Real Imajiner Frekuensi A k Ln A

    3.24E+03 0.00E+00 0 3240.400225 0 8.08345213

    8.09E+00 -2.71E+01 5.71E-04 28.30308482 0.003590392 3.3429708-1.32E+01 -1.30E+01 0.001142857 18.50187714 0.007180783 2.91787219

    -3.09E+00 -2.49E+00 1.71E-03 3.966887038 0.010771175 1.37798167

    -6.08E+00 -7.36E+00 0.002285714 9.543580892 0.014361566 2.25586877

    -6.37E+00 -1.35E+00 2.86E-03 6.51037076 0.017951958 1.87339641

    -4.44E+00 -3.22E+00 0.003428571 5.481256316 0.02154235 1.70133433

    -6.28E+00 -1.59E+00 4.00E-03 6.480032733 0.025132741 1.86872556

    -4.57E+00 -1.08E+00 0.004571429 4.694109889 0.028723133 1.54630851

    -5.41E+00 -1.29E+00 5.14E-03 5.558410285 0.032313524 1.71531215

    -4.77E+00 -2.86E-01 0.005714286 4.777826364 0.035903916 1.56398571

    -4.74E+00 -7.98E-01 6.29E-03 4.805493131 0.039494308 1.56975967-4.79E+00 -3.84E-02 0.006857143 4.786422058 0.043084699 1.56578317

    -4.29E+00 -3.31E-01 7.43E-03 4.304306488 0.046675091 1.45961603

    -4.66E+00 -8.94E-02 0.008 4.665307098 0.050265482 1.54015366

    -4.13E+00 3.36E-02 8.57E-03 4.126877973 0.053855874 1.41752118

    -4.43E+00 -2.02E-01 0.009142857 4.435842582 0.057446266 1.48971758Tabel 3.1.16 Hasilprocessingoutput NUMERI.EXE

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    67/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    67

    12. Selanjutnya kita plotting nilai kterhadap Ln A.Nilai ksebagai axis dan Ln Asebagai ordinat.

    Gambar 3.1.10 Grafik hubungan antara k terhadap Ln A

    13. Setengah dari data tersebut akan kita gunakan untuk analisis regional dan residual sehingga bisa

    didapatkan nilai window untuk pemetaan regional dan residual. Analisis dilakukan dengan cara

    mencari dua trend linear yang saling berpotongan dan nantinya diambil nilai kperpotongannya yang

    kita sebut k cut off.

    Slice 1

    Gambar 3.1.11Grafik line 1 untuk analisis regional dan residual

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14

    Series1

    y = -1320.3x + 8.0835

    y = -14.844x + 2.21270

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 0.02 0.04 0.06 0.08

    Regional

    Residual

    Linear (Regional)

    Linear (Residual)

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    68/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    68

    Slice 2

    Gambar 3.1.12 Grafik line 2 untuk analisis regional dan residual

    Slice 3

    Gambar 3.1.13 Grafik line 3 untuk analisis regional dan residual

    Slice 4

    y = -1106.5x + 7.7456

    y = -13.197x + 2.1749

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 0.02 0.04 0.06 0.08

    Regional

    Residual

    Linear (Regional)

    Linear (Residual)

    y = -53.531x + 2.9253

    y = -1369.1x + 7.9687

    y = -4.1799x + 1.7908

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07

    Residual

    Regional

    Noise

    Linear (Residual)

    Linear (Regional)

    Linear (Noise)

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    69/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    69

    Gambar 3.1.14 Grafik line 4 untuk analisis regional dan residual

    Slice 5

    Gambar 3.1.15 Grafik line 5 untuk analisis regional dan residual

    14. Kemudian analisis k cut offdan tentukan nilai window setiap slice untuk dirata-ratakan. Persamaan

    untuk menentukan nilai windowmenggunakan persamaan:

    y = -68.263x + 3.1433

    y = -2548.8x + 8.6501

    y = -5.4472x + 1.1602

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    0.00E+001.00E-022.00E-023.00E-024.00E-025.00E-026.00E-027.00E-02

    Residual

    Regional

    noise

    Linear (Residual)

    Linear (Regional)

    Linear (noise)

    y = -91.653x + 3.2641

    y = -2567.4x + 8.6468

    y = -14.051x + 1.4999

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07

    Residual

    Regional

    Noise

    Linear (Residual)

    Linear (Noise)

    Linear (Noise)

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    70/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    70

    x adalah spasi pengukuran saat kita survey di lapangan.

    No m1 m2 m1-m2 c1 c2 c2-c1 k W

    1 -1320 -14.84-1305.16

    8.083 2.212 -5.871 0.004498299 13.96791

    2 -1106 -13.19 -1092.81

    7.745 2.174 -5.571 0.005097867 12.32513

    3 -1369 -53.53-1315.47

    7.968 2.925 -5.043 0.003833611 16.38973

    4 -2548 -68.26-2479.74

    8.65 3.143 -5.507 0.002220797 28.29247

    5 -2567 -91.65-2475.35

    8.646 3.264 -5.382 0.002174238 28.89833

    average 19.97472

    True Window 21Tabel 3.1.17 Penentuan nilai k cut offdan lebar window

    Nilai rata-rata yang didapatkan adalah 19.97472, akan tetapi dalam penentuan window harga yang

    tidak bulat harus dibulatkan ke atas dan diganjilkan. Sehingga nilai window sebenarnya yang akan

    digunakan dalam pemisahan dan pemetaan residual dan regional adalah sebesar 21.

    15. Proses pemisahan dan pemetaan regional dan residual menggunakan metode moving average yang

    ada di software Surfer 9.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    71/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    71

    Gambar 3.1.16 Prosesfilteringdengan lebar window 21 pada program Surfer 9

    Maka akan didapatkan peta anomaly yang bersifat regional

    Gambar 3.1.17 Peta anomali regional

    16. Untuk mendapatkan peta residual kita lakukan dengan cara mengurangi peta CBA kita dengan peta

    regional yang telah kita buat. Pada dasarnya peta CBA merupakan peta regional dan peta residual

    yang telah dikombinasikan. Sehingga, untuk mendapatkan peta residual kita bisa menggunakan

    fasilitas mathpadasoftwareSurfer 9. File A adalah peta CBA, file B adalah peta Regional, dan file C

    adalah peta residual.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    72/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    72

    Gambar 3.1.18. Proses penentuan peta residual

    17. Hasil dari proses tadi adalah berupa peta anomali residual:

    Gambar 3.1.19 Peta anomali residual

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    73/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    73

    Gambar 3.1.20 Hasil peta residual dengan slice

    Penampang dilakukan dari poin A ke poin B dalam satu garis lurus yang memotong kontur. Pemilihan

    posisi garis penampang didasarkan pada area survey sehingga tingkat kebenarannya lebih tinggi. Data

    hasil slicing tersebut adalah:

    Gambar 3.1.20 Data Penampang A-B model.dta . Kolom kiri adalah nilai anomali dan kolom kanan adalah besar

    spasi.

    Pemodelan 2D dilakukan menggunakan software GRAV2DC.EXE dengan menginput data model.dta

    dengan parameter:

    Maximum depth 100

    Number of point 16

    Spasi 50

    Measure meters

    Read observed data

    Maka dihasilkan model seperti terlihat:

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    74/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    74

    Gambar 3.1.21 Model 2D Gayaberat Penampang A-B

    Terdapat lima body batuan dan empat jenis batuan. Warna biru tua kehitam-hitaman (tengah model)

    memiliki dua body, keduanya dipisahkan oleh struktur sesar. Batuan ini memiliki kontras densitas sebesar

    +0.5890. Warna biru terang di bagian bawah gambar memiliki kontras densitas sebesar -1.326. Warna

    biru gelap di bagian atas memiliki kontras densitas sebesar -1.060. Warna merah memiliki kontras

    densitas sebesar +3.1887.

    3.1.3 Analisis

    Pada pemodelan di atas, kami menginterpretasikan berdasarkan literatur dan pengamatan geologi secara

    kasar. Nilai densitas rata-rata menggunakan Metode Parasnis pada processing sebelumnya memberikan

    nilai sebesar 2.75. Maka, untuk menentukan nilai densitas dari tubuh-tubuh batuan yang ada di model

    adalah dengan menambahkannya dengan nilai kontras densitasnya.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    75/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    75

    Gambar 3.1.22 Tabel Densitas. Sumber: Telford et al., 2001. Applied Geophysics Second Edition.

    Cambridge University Press.

    Warna biru tua, kontras densitas +0.3046. Maka densitasnya sebesar 3.0546 gr/cc. Menurut literatur nilai

    sebesar 3.0546 merupakan batuan beku atau batuan metamorf. Saat survey, ditemukan singkapan

    otobreksia yang merupakan breksi berfragmen basalt serta singkapan batuan beku basalt. Singkapan ini

    dapat ditemukan pada stasiun kedua dan ketiga sepanjang aliran sungai Lok Ulo. Asumsi ini juga

    didukung dari pengamatan secara visual dalam survey magnetik bahwa adanya singkapan batuan beku

    yang posisinya cukup dekat dengan lintasan survey. Sehingga, kami menyimpulkan bahwa warna biru tua

    dengan kontras densitas sebesar +0.3046 merupakan tubuh batuan beku basalt.

    Warna biru terang di bagian bawah model, kontras densitas -0.459. Maka densitasnya sebesar 2.291 gr/cc.

    Menurut literatur, nilai densitas sebesar 2.291 merupakan tubuh batuan sedimen basah (wet sediment).

    Apabila ditinjau dari kondisi regional Karangsambung, daerah Karangsambung pada umumnya terdiri

    dari satuan lempung, basalt, batupasir, konglomerat, dan gamping (Asikin et al., 1992). Ketika survey,

    ditemukan singkapan batulempung pada stasiun-stasiun akhir (dekat SD Totogan). Mengingat dominasi

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    76/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    76

    satuan batulempung di daerah Karangsambung dan adanya singkapan batulempung di sekitar lintasan,

    maka kami menyimpulkan adanya tubuh batulempung pada daerah lintasan survey gravity.

    Warna biru terang di bagian atas model, kontras densitas -0.800. Maka densitasnya sebesar 1.95 gr/cc.

    Menurut literatur, nilai densitas sebesar 1.95 merupakan termasuk kategori batuan sedimen basah ( wet

    sediment). Saat pemodelan, kami menginterpretasikannya sebagai lapisan soil karena densitasnya yang

    cocok dengan rata-rata densitas soil (1.90) dan pengamatan sepanjang lintasan dimana sebagian besar

    lintasan terutupi oleh lapisan tanah. Selain itu, sepanjang lintasan survey kami melihat terdapat vegetasi

    yang terdiri dari tumbuhan tingkat tinggi.

    Warna merah di bagian kiri model, kontras densitas sebesar +4.462. Maka densitasnya sebesar 7.212

    gr/cc. Menurut literatur tidak ada nilai densitas yang setinggi ini selain tubuh mineral. Hemat kami, nilai

    yang tinggi ini tidak merepresentasikan keadaan sesungguhnya mengingat terbatasnya titik pengukuran.

    Jumlah titik pengukuran, terlebih daerah survey yang jauh dari base (kampus Karangsambung)

    menyebabkan adanya interpolasi berlebihan sehingga menyebabkan tingkat keakuratan peta anomali

    menjadi sangat kurang. Akan tetapi, ada kemungkinan bahwa anomali tersebut sebetulnya merupakan

    batuan beku basalt mengingat daerah survey kami yang menunjukkan adanya singkapan. Juga, ada

    kemungkinan merupakan batuan metamorf karena ditemukan juga singkapan batuan metamorf di sekitar

    aliran sungai Lok Ulo dan mengingat adanya beberapa warga yang mengambil batuan metamorf dari

    sungai saat survey berlangsung.

    Secara garis besar, kami menyimpulkan berdasarkan model bahwa daerah survey kami didominasi oleh

    batuan beku basalt dan batulempung. Selain itu, dengan mengonsiderasikan dan mengorelasikan dengan

    peta geologi yang dibuat, dimana pada bagian utara peta terdapat singkapan basalt yang dikepung oleh

    batulempung, analisis kami adalah batulempung merupakan basement pada daerah tersebut. Batu basalt

    merupakan batuan beku ekstrusif yang menutupi batulempung.

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    77/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    77

    Gambar 3.1.23 Model 2D dan hasil analisis

    3.2 Metode Geomagnet

    3.2.1 Teori Dasar

    Metode Geomagnet adalah metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan

    bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang menggambarkan distribusi susceptibility batuan

    di bawah permukaan pada arah horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir /

    dipisahkan batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak. Mengingat survey ini hanya

    bagus untuk pemodelan kearah horizontal, maka untuk mengetahui informasi kedalamannya diperlukan

    metoda Resistivity 2D.

    Medan Magnet Bumi

    Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumi,

    yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :

    Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetic dengan komponen horizontal yang dihitung dari

    utara menuju timur

    Batulempung

    Basal

    Soi

    ?

  • 8/10/2019 Laporan Full Geofisika Karangsambung Kel 9

    78/202

    Laporan Geofisika Kelompok 9

    Kuliah Lapangan Karangssambung 2013

    78

    Inklinasi (I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari

    bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.

    Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal

    Medan Magnetik Total (F), yaitu besar dari vector medang magnetik total

    Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama

    magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebutInternational Geomagnetics Reference Field (IGRF)yang

    diperbaharui setiap 5 tahun sekali.

    Pengaksesan Data IGRF

    IGRF singkatan dati TheInternational Geomagnetic Reference Field. Merupakan medan acuan

    geomagnetik intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi

    (H0). Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut terukur pada saat kita melakukan pengukuran medan magnetik

    di permukaan bumi, yang merupakan komponen paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga perlu

    dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF terhadap data medan magnetik hasil

    pengukuran dilakukan karena nilai yang menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik

    (Hr0).

    Nilai IGRF yang diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik total dari hasil pengukuran

    di setiap stasiun atau titik lokasi pengukura