95

LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

  • Upload
    doandat

  • View
    261

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur
Page 2: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

LAPORAN HASIL PENELITIAN

D-LPPN Nomor 039

“EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENLU NO. 05 TAHUN 2015

TENTANG PETA JALAN VISI 4.000 PERSONEL PEMELIHARA

PERDAMAIAN 2015-2019 UNTUK MEWUJUDKAN VISI 4.000

PEACEKEEPERS PERIODE TAHUN 2015-2016”

PENELITI:

DR. I GEDE SUMERTHA KY, PSC, M.SC

DR. ICHSAN MALIK, M.SC

AULIA ASSIDIK, M.SI (HAN)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PERTAHANAN

BOGOR,

NOVEMBER 2016

Page 3: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 ii

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYRAKAT

UNIVERSITAS PERTAHANAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

1. Judul : Evaluasi Implementasi Permenlu No. 05 Tahun 2015 Tentang Peta Jalan Visi 4.000 Personel Pemelihara Perdamaian 2015-2019 Untuk Mewujudkan Visi 4.000 Peacekeepers Periode 2015-2016.

2. Bidang Keilmuan : Pertahanan

3. Peneliti : 1. Dr. I Gede Sumertha KY, PSC., M.Sc

2. Dr. Ichsan Malik

3. Aulia Assidik., M.Si (Han)

4. Jumlah Peneliti : 3 (tiga) orang

5. Lokasi Penelitian : Sentul - Bogor

Bogor, November 2016

Kapuslit Strahan,

Ir. Sapto Ongko Putro,AH., M.MSI

Kolonel Laut (KH) Nrp. 2823/P

Mengetahui:

Ketua LPPM Unhan,

Dr. Drs. Sutrimo., M.M., M.Si

Pembina Utama Madya IV/d

Page 4: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur tim peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas Karunia-Nya tim peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

Penelitian ini kami lakukan dalam rangaka menjalankan program penelitian

dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dalam bidang

ilmu Pertahanan dari Universitas Pertahanan. Tim Peneliti menyadari bahwa

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidak mudah bagi Tim

Peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

Akhir kata, Tim Peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga

penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

masyarakat, serta mewujudkan perdamaian dunia.

Bogor, November 2016

Tim Peneliti,

Page 5: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iv

ABSTRAK

Nama : I Gede Sumertha, Ichsan Malik, Aulia Assidik

Penelitian : Pusat Strategi Pertahanan/ Damai dan Resolusi Konflik

Judul : Evaluasi Implementasi Permenlu Nomor 05 Tahun 2015

Tentang Peta Jalan Visi 4.000 Personel Pemelihara

Perdamaian 2015-2019 Untuk Mewujudkan Visi 4.000

Peacekeepers Periode Tahun 2015-2016

Setiap Kebijakan Publik termasuk Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 perlu

dilakukan evaluasi. Bukan bermaksud untuk menyalah-nyalahkan tetapi untuk

mengetahui kinerja implementasi apakah sesuai dengan harapan dari

kenyataan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan sample

narasumber purposive sampling dari stakeholder yang terlibat dalam

pengerahan personel misi pemelihara perdamaian. Meskpun hasil dari

roadmap periode tahun 2015-2016 banyak yang tercapai tetapi permasalahan

yang ada sebelum ditetapkan Permenlu ini masih ada. Prediksi tim peneliti,

Jika kondisi seperti ini terus terjadi maka Indonesia Vision 4.000

Peacekeepers pada tahun 2019 tidak akan tercapai.

Kata Kunci:

Permenlu Nomor 05 Tahun 2015, Vision 4.000 Peacekeepers, UNPKO,

UNSAS, UNPCRS

Page 6: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 v

ABSTRACT

Name : I Gede Sumertha, Ichsan Malik, Aulia Assidik

Research : Defense Strategy Center/ Peace and Conflict Resolution

Judul : Evaluasi Implementasi Permenlu Nomor 05 Tahun 2015

Tentang Peta Jalan Visi 4.000 Personel Pemelihara

Perdamaian 2015-2019 Untuk Mewujudkan Visi 4.000

Peacekeepers Periode Tahun 2015-2016

Every Public Policy including MoFA Regulation Number 05 Year 2015 need to

evaluate. The goal is not for blaming someone but how to know its

performance of the implementation between the fact and the hope. This

research uses a qualitative methodology. The samples of this research the

stakeholders who involve in UNPKO deployment and selected by purposive

sampling. Even though many implementation from roadmap year 2015-2016

were succeeded but there are still have some problem which still same

happened before this regulation stated. Our prediction is If this condition still

continue happen, Indonesian Vision 4.000 Peacekeepers in 2019 will not

success.

Keywords: MoFA Regulation Number 05 Year 2015, Vision 4.000

Peacekeepers, UNPKO, UNSAS, UNPCRS.

Page 7: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iii

ABSTRAK .......................................................................................... iv

ABSTRACT ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….... viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1

1.2 Fokus Penelitian ….........................…………………………….. 6

1.3 Rumusan Masalah ………………….…………..........…………… 6

1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 6

1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………………… 7

1.5.1 Manfaat Teoritis ……………………………………………….. 7

1.5.2 Manfaat Praktis …………………………………………………. 7

BAB 2 KERANGKA TEORI 8

2.1 Evaluasi Implementasi Kebijakan ………………………………. 8

2.2 Konsep UNSAS/ UNPCRS ……………………..………………. 13

2.3 Konsep Peacekeeping Operations (Robust PKO) ………………. 17

BAB 3 METODE PENELITIAN 19

3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………… 19

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ………………………. 19

3.3 Analisis Data ……………………………….………………………. 20

BAB 4 DATA PENELITIAN & ANALISIS DATA 21

4.1 Gambaran Subyek Penelitian ………………………………….. 21

Page 8: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 vii

4.1.1 Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 05 Tahun 2015 ………. 22

4.1.2 Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2015 Tentang Pengiriman Misi Pemeliharaan Perdamaian ……………….………………. 29

4.2 Analisis Data dan Interpretasi Hasil Penelitian ......................... 32

4.2.1 Periode 2015 ……………………………………..................….. 32

4.2.1.1 Menuntaskan Penyusunan Landasan Hukum Nasional Mengenai Penggelaran Misi Pemeliharaan Perdamaian ....………………………………………...……... 32

4.2.1.2 Menyusun Prosedur dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Politis Pemerintah RI ..………………..……….... 33

4.2.1.3 Mengidentifikasi Potensial Theatres Tahun 2015-2019 …… 36

4.2.1.4 Mengidentifikasi Potensi Penambahan Pasukan Pada Misi UNPKOs Yang Ada ………………………………. 37

4.2.1.5 Mempertahankakn Jumlah Kontribusi Personel …………. 38

4.2.1.6 Mempertahankan Kualitas Contingent-Owned Equipment (COE) Dengan Menyusun Manajemen Logistik yang Efektif dan Efisien …………………………………….………. 39

4.2.1.7 Melaksanakan Kegiatan Kajian Mengenai Mekanisme Nasional Pengaturan Civilian Capacities ……..……………. 41

4.2.1.8 Melaksanakan Finalisasi Pembentukan Pasukan Siaga Operasi Standby Force TNI …………………………. 43

4.2.1.9 Melaksanakan Kajian Pembentukan Standing Police Capacity (SPC) Polri …………………………..……………. 44

4.2.1.10 Melaksanakan Kegiatan Kajian Keikutsertaan Dalam United Nations Standby Arrangement System

(UNSAS)…………………………………………………………. 44

4.2.1.11 Mengintensifkan Konsultasi dan Lobi Dengan UNDPKO ..………………………………………………………. 45

4.2.1.12 Menjajaki Peluang Berbagai Jabatan Strategis Baik Di Markas Besar PBB di New York Dan Di UNPKOs ..……. 45

4.2.1.13 Memanfaatkan Peran Special Committee On Peacekeeping Operations (C34) Untuk Menyuarakan Kepentingan

Indonesia ……………………………………………………….. 46

4.2.1.14 Melaksanakan Kegiatan Outreach Kepada Para

Pemangku Kepentingan Nasional ……………………………. 47

4.2.1.15 Mengintensifkan Penyelenggaraaan Rapat TKMPP Tingkat Menteri dan Pelaksanaan Harian …………………. 47

4.2.1.16 Memanfaatkan Partisipasi dan Kontribusi Indonesia pada UNPKOs Dalam Rangka Mendukung Pencalonan RI sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB Periode 2019-20120……………………………………………. 48

Page 9: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 viii

4.2.1.17 Mengidentifikasi Potensi Penambahan Pasukan Pada Misi UNPKOs Yang Ada ……………………………………… 49

4.2.1.18 Mengidentifikasi Potensi Penambahan Pasukan Pada Misi UNPKOs Yang Ada ……………………………………. 49

4.2.1.19 Mengidentifikasi Potensi Penambahan Pasukan Pada Misi UNPKOs Yang Ada ……………………………………. 50

4.2.2 Periode 2016 ....................................................................... 50

4.2.2.1 Menyusun Peraturan Pelaksanaan Mekanisme Ketertiban Civilian Capacities …………………………………….…….... 50

4.2.2.2 Melengkapi Organisasi Pasukan Siap Operasi/ Standby Force ……………………………………….………… 50

4.2.2.3 Melaksanakan Kajian Pembentukan Standing Police Capacity (SPC) Polri …………………………………….…… 51

4.2.2.4 Menyiapkan Pembentukan Fasilitas Pelatihan SPC ….…… 51

4.2.2.5 Mendaftarkan Kesiapan Keikutsertaan Indonesia Dalam United Nations Standby Arrangement System (UNSAS) … 51

4.2.2.6 Mempertahankan Jumlah Kontribusi Personel …………… 51

4.2.2.7 Mempertahankan Kualitas Contingent-Owned Equipment (COE) Dengan Menyusun Manajemen Logiktik Yang Efektif dan Efisien ……………………………………….…… 52

4.2.2.8 Meningintensifkan Konsultasi Dan Lobi Dengan UNDPKO ………………………………………………….…… 53

4.2.2.9 Menjajaki Peluang Berbagai Jabatan Strategis Baik DI Markas Besar PBB di New York Dan DI Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB ……………………….…… 53

4.2.2.10 Memanfaatkan Peran Special Committee on Peacekeeping Operations (C34) Untuk Menyuarakan

Kepentingan Indonesia ………………………………….…… 54

4.2.2.11 Melaksanakan Kegiatan Outreach Kepada Para Pemangku Kepentingan Nasional …………………….…… 54

4.2.2.12 Mengintensifkan Penyelenggaraan Rapat TKMPP Tingkat Menteri Dan Pelaksana Harian ……………….…… 55

4.2.2.13 Memanfaatkan Partisipasi Dan Kontribusi Indonesia Di Misi Pemeliharaan Perdamaian Dalam Rangka Mendukung Pencalonan RI Sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB Periode 2019-2020 …………………………….…… 55

4.2.2.14 Membuka Peluang Bagi Kontribusi Baru Sebanyak 350 Personel ……………………………………………….…….... 56

4.2.2.15 Mengintensifkan Kunjungan Pejabat Tinggi Ke UNPKOs ………………………………………………….…… 56

Page 10: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 ix

4.2.2.16 Melakukan Kunjungan Studi Banding Ke Pusat Pelatihan Dan Logistik UNDPKOs Dan Negara Lain .……. 56

4.2.2.17 Menyiapkan Working Papers Tentang Kebutuhan COE Indonesia ………………………………………….…… . 56

4.3 Pembahasan ............................................................................. 57

4.3.1 Evaluasi Implementasi Model Van Meter & Van Horn terhadap Permenlu No. 05 Tahun 2015 Periode 2015-2016 .... 58

4.3.1.1 Standard (Ukuran Dasar) Dan Tujuan Kebijakan ………. 58

4.3.1.1.1 Standard (Ukuran Dasar) …………………………………. 58

4.3.1.1.2 Tujuan Kebijakan …………………………………….……. 59

4.3.2 Implementasi Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 Terhadap UNSAS/UNPCRS ..................................................... 72

4.3.3 Implementasi Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 Terhadap United Nations Peacekeeping Operations (Robust PKO) ........ 74

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN........................................................ 76

5.1 SIMPULAN …………………………..…………….……………… 76

5.2 SARAN …………………………………….…….……………… 77

5.2.1 Saran Teoritis ………………………………….……………… 77

5.2.2 Saran Praktis ………………………………….……………… 77

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 79

Page 11: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Implementasi Donald Van Meter dan Carl Van Horn ………………………………………………….…… 11

Gambar 2.2 Tahapan Implementasi ............................................... 12

Page 12: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Surat Perintah Peneliti ............................................. 81

Page 13: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 1

BAB 1

PENDAHULUAN

Universitas Pertahanan dibangun dengan visi untuk menjadi institusi

pendidikan tinggi pertahanan terdepan yang berstandar kelas dunia dengan

tetap melestarikan nilai-nilai kebangsaan diemban dalam kegiatan pendidikan

dan penelitian yang dilakukan. Fakultas Strategi Pertahanan melalui Program

studi Damai dan Resolusi Konflik (Peace and Conflict Resolution) pun

berupaya mengembangkan Ilmu Pertahanan khususnya dalam

pengembangan strategi pertahanan negara sekaligus menjawab tantangan

damai dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Terkait tujuan tersebut

maka penelitian terhadap kondisi sosial bangsa terutama yang berkenaan

dengan pemetaan konflik di Indonesia dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini

dilakukan sesuai dengan tujuan program studi Damai dan Resolusi Konflik

sendiri yang salah satunya adalah mengembangkan kemampuan penelitian

yang inovatif dan implementatif di bidang damai dan resolusi konflik serta

turut berperans erta aktif dalam mengembangkan ilmu damai dan resolusi

konflik serta menyebarluaskan pengetahuan ini kepada masyarakat melalui

penelitian dan pengabdian masyarakat.

1.1. Latar Belakang Penelitian

The United Nations Peacekeeping Operations (UNPKO) atau Misi

Perdamaian PBB sangat penting bagi Indonesia karena merupakan bentuk

pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia berdasarkan amanah

konstitusi untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Indonesia telah ikut

terlibat dalam United Nations Peacekeeping Operations (UNPKO) atau Misi

Pemeliharaan Perdamaian PBB sejak tahun 1957 berdasarkan Surat Perintah

KASAD SPRIN-726/II/1956 tanggal 27/11/56 ketika terjadi konflik di Sinai,

Mesir. Indonesia memberangkatkan Kontingen Militer yang diberi nama

Kontingen Garuda (KONGA) dengan kekuatan 559 personel yang

dikomandani oleh Letnan Kolonel Hartoyo. Keterlibatan Indonesia dalam

UNPKO terus dilaksanakan hingga kini. KONGA yang dikirimkan terakhir kali

Page 14: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 2

adalah KONGA XXXVIII-A MINUSMA (Multidimensional Integrated

Stabilization Mission in Mali) berupa Satuan Tugas Helikopter MI-17 TNI

dengan kekuatan 140 Prajurit (121 Prajurit TNI AD dan 19 Prajurit TNI AU)

untuk memperkuat pasukan penjagaan perdamaian PBB berdasarkan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014.

Dalam UNPKO, selain Indonesia berkontribusi sebagai Money

Contributing Country (MCC) atau Negara Kontribusi Dana, Indonesia juga

berkontribusi sebagai Troops Contributing Country (TCC) atau Negara

Kontribusi Pasukan menduduki peringkat 10 dengan jumlah 2.809 personel,

2.843 personel pria dan 34 personel wanita. Sementara, Misi-Misi PBB yang

Indonesia ikuti saat ini adalah MINURSO dengan mengirimkan 6 personel

pria sebagai Expert on Mission; MINUSCA dengan mengirimkan 6 personel

pria sebagai Expert on Mission dan 209 personel pria sebagai Contingent

Troop; MINUSMA dengan mengirimkan 143 personel pria dan 2 personel

wanita sebagai Contingent Troop; MINUSTAH dengan mengirimkan 6

personel pria dan 1 personel wanita sebagai Individual Police; MONUSCO

dengan mengirimkan 15 personel pria sebagai Expert on Mission dan 176

personel pria sebagai Contingent Troop; UNAMID dengan mengirimkan 5

personel pria dan 2 personel wanita sebagai Individual Police, 140 personel

pria sebagai Formed Police Units, 6 personel pria sebagai Expert on Mission

dan 811 personel pria 2 personel wanita sebagai Contingent Troop; UNIFIL

dengan mengirimkan 1.272 personel pria dan 24 personel wanita sebagai

Contingent Troop; UNISFA dengan mengirimkan 1 personel pria sebagai

Expert on Mission dan 2 personel pria sebagai Contingent Troop; UNMIL

dengan mengirimkan 1 personel pria sebagai Expert on Mission; serta

UNMISS dengan mengirimkan 6 personel pria sebagai Individual Police, 3

personel pria sebagai Experts on Mission dan 1 personel pria sebagai

Contingent Troop. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

keterlibatan Indonesia pada UNIFIL merupakan yang terbesar dibandingkan

pada misi-misi PBB lainnya. Meskipun demikian, Indonesia adalah Negara

ketiga terbanyak mengirimkan jumlah pasukannya ke UNIFIL.

Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai Komandan PMPP TNI,

meskipun pengalaman Indonesia terlibat dalam UNPKO sudah 58 tahun

tetapi untuk setiap misi baru yang diminta oleh PBB, Pemerintah Republik

Page 15: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 3

Indonesia kerap kali terlambat mengerahkan pesonelnya untuk memenuhi

permintaan PBB pada United Nations Peacekeeping Operations (UNPKO)

atau Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB. Idealnya, Pengerahan personel

militer dalam UNPKO memiliki waktu paling lambat 90 hari setelah diminta

PBB sebagaimana direkomendasikan dalam Brahimi Report (2000:20),

“Member States should be encouraged, where appropriate, to enter into partnerships with one another, within the context of the United Nations Standby Arrangements System (UNSAS), to form several coherent brigade-size forces, with necessary enabling forces, ready for effective deployment within 30 days of the adoption of a Security Council resolution establishing a traditional peacekeeping operation and within 90 days for complex peacekeeping operations.”

(Negara-negara Anggota harus didorong, dimana tepatnya, untuk masuk ke dalam kemitraan dengan satu sama lain, dalam konteks Sistem Pengerahan Siaga PBB (SPSPBB), untuk membentuk beberapa seukuran pasukan brigade koheren, dengan kemungkinkan diperlukan Pasukan, siap untuk dikerahkan dalam waktu 30 hari sejak penerapan Resolusi Dewan Keamanan didirikan Misi Pemeliharaan Perdamaian Tradisional dan dalam waktu 90 hari untuk Misi Pemeliharaan Perdamaian Kompleks).

Akibat kerap kali terlambat dalam menjawab permintaan United Nations

Department Peacekeeping Operations (UNDPKO) berdampak pada

penurunan citra Indonesia khususnya Kontingen Garuda. Diantaranya, Pada

Tahun 2008, Indonesia gagal mengirimkan KONGA TNI Satuan Tugas

Company Supply Logistic ke Lebanon; Pada Tahun 2007 Indonesia juga

gagal mengirimkan KONGA TNI Satuan Tugas Batolyon Kesehatan Haiti dan

Batalyon Special Force ke Kongo dengan alasan tidak siap. Selain itu,

dampak lainnya adalah Peran Kontingen Indonesia diganti oleh Kontingen

dari Troops Contributing Country (TCC) lain.

Dengan segala keunggulan dan permasalahan pada Peran Indonesia

dalam UNPKO. Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono kemudian

membuat Visi 4.000 Peacekeepers. Yudhoyono mengatakan bahwa:

“With long history of contribution to the UN peacekeeping missions, and with the presence of this center, now we have a higher goal. We wish to become one of the world’s top-ten troop contributing countries. We aspire to increase the number of our peacekeepers up to 4.000 personnel.”

Untuk mendukung pelaksanaan UNPKO, Indonesia telah mendirikan Pusat

Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI (PMPP TNI) yang bertempat dalam

Page 16: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 4

komplek Indonesian Peace and Security (IPSC) Sentul dan Pusat Pelatihan

Misi Internasional Polri di Cikeas. Akan tetapi, Indonesia belum memiliki

Pusat Misi Perdamaian bagi ahli-ahli sipil. Subekti mengatakan bahwa

“Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah rapat kabinet

pernah mengutarakan berniat membentuk Peacekeeping Center yang

terintegrasi yang dapat melatih 3 pilar UNPKO (militer, polisi, dan ahli-ahli

sipil) tetapi pelaksaannya tidak berhasil diwujudkan.” Subekti menambahkan

bahwa “harusnya ada Pusat Misi Damai Indonesia punya anak, Misi Damai

Militer dan Misi Damai Non-Militer. Idealnya Begitu, sehingga kalau orang sipil

mau ke Darfur misalnya kelompok sipil mahasiswa, orang-orang sipil relawan,

ini yang bina kelompok non-militer ini.” Senada dengan Subekti, Rakimin

Djoeri menuturkan, bahwa:

“pada tahun 2010 itu, SBY sudah menyampaikan dalam rapat kabinet tentang hal itu, bahwa pak sby menginginkan setiap pengiriman pasukan perdamaian diharapkan sudah siap. Tidak ada yang dipulangkan dan sebagainya. … Ternyata dalam perjalanan tidak ada yang jadi, karena kemlu inginnya sama-sama semua ada miter ada polisi, tapi ga jadi-jadi juga. Minta aksinya kemlu tidak ada sehingga kemhan bentuklah aksinya di sentul itu. … SBY maunya bgitu. Mau terintegrasi. Beliau mengharapkan yang sekarang itu terintegrasi makanya ketika terbentuk itu, lahan itu masuk jugalah instansi-instansi yang lain.”

Sementara, Andy Rachmianto membenarkan keterangan Subekti dan

Rakimin Djoeri tentang rencana pembentukan Peacekeeping Center tersebut.

Akan tetapi, Kemlu RI berdalih, gagalnya terbentuk Peacekeeping Center

Nasional karena turunan Undang-Undang antara Polri dan TNI.

Untuk mendukung Pelaksanaan Visi 4.000 Peacekeepers,

Pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo melalui Menteri Luar Negerinya

menerbitkan Peraturan Menteri Luar Negeri RI Nomor 5 tahun 2015 tentang

Peta Jalan Visi 4.000 Personel Pemelihara Perdamaian 2015 – 2019

(Roadmap Vision 4.000 Peacekeepers 2015-2019). Permenlu ini merupakan

sebuah acuan strategis yang disusun oleh Menteri selaku Ketua Tim

Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian bagi Kementerian, lembaga, dan

instansi anggota Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian yang;

a. Memuat gambaran umum dan perkembangan partisipasi Indonesia pada

misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa;

Page 17: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 5

b. Menjabarkan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam periode 2015-

2019 guna mencapai Vision 4.000 Peacekeepers pada tahun 2019, dan

c. Mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam upaya pencapaian Vision

4.000 Peacekeepers, termasuk potensi penggelaran personel Indonesia

pada berbagai misi pemliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-

Bangsa.

Kemudian Presiden Joko Widodo pada 23 Juli 2015 menetapkan

Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2015 tentang Pengiriman Misi

Pemeliharaan Perdamaian dengan mempertimbangkan (huruf b) untuk

meningkatkan partisipasi Pemerintah Republik Indonesia dalam misi

pemeliharaan perdamaian, diperlukan kesiapan personel, materiil, peralatan,

dan dana guna memenuhi permintaan partisipasi tersebut secara cepat dan

tepat.

Dalam Pasal 1–nya ayat (1) dikatakan bahwa Pengiriman misi

pemeliharaan perdamaian merupakan penugasan warga Negara Indonesia

ke suatu misi pemeliharaan perdamaian di luar wilayah Republik Indonesia;

dan ayat (2) dikatakan bahwa Warga negera Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi personel yang secara keseluruhan atau

sebagaian berasal dari unsur Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara

Republik Indonesia, atau sipil yang tergabung dalam suatu pasukan atau

perorangan. Artinya untuk mendukung pencapaian jumlah 4.000

Peacekeepers Pemerintah RI tidak lagi hanya mengirimkan unsur TNI dan

Polri saja seperti yang selama ini dilakukan tetapi sudah mengikat dan akan

melibatkan unsur sipil dimasa mendatang untuk pengiriman misi

pemeliharaan perdamaian.

Satu Tahun telah berlalu. Meskipun jumlah kontribusi pasukan sudah

bertambah dan menjadi Peringkat 11 Negara Kontributor Pasukan dengan

jumlah 2.866 personel, menurut peneliti Implementasi Visi 4.000

Peacekeepers dalam United Nations Peacekeeping Operation (UNPKO) yang

telah dijalankan atau akan dijalankan tidak terlepas dengan apa yang akan

dinamakan pengawasan. Salah satu mekanisme yang sering dijalankan

dalam melakukan pengawasan program adalah dengan cara evaluasi. Fort,

Martinez, Mukhopadhyay (2001) dalam Donna M. Mertens mendefenisikan

Page 18: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 6

evaluasi sebagai penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efesiensi, dan

dampak yang diharapkan serta dampak yang tak terduga dari proyek sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan. Selain itu, Riant Nugroho mengatakan

bahwa, “evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara “harapan” dan

“kenyataan”. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih

dalam lagi terhadap Implementasi Visi 4.000 Peacekeepers dalam United

Nations Peacekeeping Operation (UNPKO) dengan melakukan evaluasi

dengan judul penelitian, “Evaluasi Implementasi Permenlu No. 05 Tahun

2015 Tentang Peta Jalan Visi 4.000 Personel Pemelihara Perdamaian

2015-2019 Untuk Mewujudkan Visi 4.000 Peacekeepers Periode Tahun

2015-2016”

1.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah peneliti ingin melihat, mendalami dan

menelaah capaian hasil Implementasi Permenlu No. 05 Tahun 2015 Tentang

Peta Jalan Visi 4.000 Personel Pemelihara Perdamaian 2015-2019 Untuk

Mewujudkan Visi 4.000 Peacekeepers Periode Tahun 2015-2016.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimana Implementasi Permenlu No. 05 Tahun 2015 Tentang Peta

Jalan Visi 4.000 Personel Pemelihara Perdamaian 2015-2019 Untuk

Mewujudkan Visi 4.000 Peacekeepers Periode Tahun 2015-2016.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan Capaian hasil

Implementasi Permenlu No. 05 Tahun 2015 Tentang Peta Jalan Visi 4.000

Personel Pemelihara Perdamaian 2015-2019 Untuk Mewujudkan Visi 4.000

Peacekeepers Periode Tahun 2015-2016.

Page 19: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 7

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperkaya referensi

bagi para akademisi yang mendalami masalah Damai dan Resolusi Konflik

pada UNPKO.

1.5.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam

pembuatan kebijakan Pengerahan Personel Misi Pemeliharaan Perdamaian

untuk mencapai Visi 4.000 Peacekeepers dan menjadi rujukan bagi

penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 20: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 8

BAB 2

KERANGKA TEORI

2.1 Evaluasi Implementasi Kebijakan

Riant Nugroho mengatakan bahwa Sebuah kebijakan publik tidak bisa

dilepas begitu saja. Kebijakan harus diawasi, dan salah satu mekanismen

pengawasan tersebut disebut “evaluasi kebijakan”. Evaluasi biasanya

ditujukan untuk menilai sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna

dipertanggungjawabkan kepada konstituennya. Sejauh mana tujuan dicapai.

Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara “harapan” dan

“kenyataan”.

Tujuan pokok evaluasi bukanlah untuk menyalah-nyalahkan,

melainkan untuk melihat seberapa besar kesenjangan antara pencapaian dan

harapan suatu kebijakan publik. Tugas selanjutnya adalah bagaimana

mengurangi atau menutup kesenjangan tersebut. Jadi, evaluasi kebijakan

publik harus dipahami sebagai sesuatu yang bersifat positif.

Permasalahan kesenjangan antara kebijakan dan implementasi

kebijakan sebenarnya bukan monopoli bangsa Indonesia. Kesenjangan

antara teori dari kebijakan cultuur stelsesl dengan implementasinya, dalam

bentuk kebijakan tanam paksa, memberi sebuah tafsiran baru, bahwa

ketidakmampuan aligning antara rumusan kebijakan dan implementasi

kebijakan adalah warisan Belanda. Bahkan, dapat dikatakan sebagai Dutch-

Colonializer-Diseases. Penyakit Penjajah Belanda.

Nugroho menambahkan, bahwa pada masa lalu, kebijakan Swasemba

Pangan melalui introduksi Revolusi Hijau memang membuat Indonesia

mencapai Swasembada di tahun 1984. Akan tetapi, kebijakan ini hancur

ketikan Indonesia menjadi salah satu Negara importir beras terbesar di dunia

pada tahun 1990-an. Nugroho juga mengemukakan, bahwa ada banyak

peneliti yang menemukan bahwa dari konsep-konsep perencanaan, rata-rata

konsisten implementasi antara 10-20% saja. Dari sini kita melihat,

implementasi kebijakan itu memang krusial.

Oleh karena itu, Nugroho menekankan harus memberikan perhatian

pada implementasi kebijakan karena admisintrasi publik kita sering

mengalami myopia, yaitu matanya besar, membelalak. Tetapi tidak melihat

Page 21: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 9

kesalahan besar didepan hidungnya. Nugroho kemudian membagi myopia

implementasi kebijakan kedalam tiga, yaitu:

1. Selama ini sebagaian besar risorsis kita habiskan untuk membuat

PERENCANAAN, namun tidak cukup untuk BAGAIMANA

MELAKSANAKANNYA.

2. Selama ini kita anggap kalau kebijakan sudah diputuskan,

diundangkan, lantas rakyat dianggap tahu, dan kalau salah langsung

dihukum. ..

3. Selama ini kita anggap kalau kebijakan sudah dibuat, implementasi

akan “jalan dengan sendirinya”.

Dari sembilan Model-Model Implementasi yang dikemukakan oleh Riant

Nugroho dalam bukunya, peneliti memilih Model Van Meter dan Van Horn

yang diperkenalkan pada tahun 1975 sebagai pisau analisa karena

kesesuaian implementasi dengan kebijakan Visi 4.000 Peacekeepers dalam

United Nations Peacekeeping Operation (UNPKO) itu sendiri.

Model Model Van Meter dan Van Horn mengungkapkan bahwa

implementasi kebijakan berjalan secara linear dari kebijakan publik,

implementor, dan kinerja kebijakan publik. Model ini memasukkan beberapa

variable yang mempengaruhi kebijakan publik yaitu:

1. Aktivitas implementasi dan komunikasi antarorganisasi.

2. Karakteristik agen pelaksana/implementator.

3. Kondisi ekonomi, sosial, dan politik.

4. Kecenderungan (disposition) pelaksana/implementor

Variabel yang mempengaruhi kebijakan publik adalah variable berikut:

1. Standard (ukuran dasar) dan tujuan kebijakan. Hal ini berkaitan

dengan sejauh mana standar direalisasikan, sebab biasanya sering

terlalu luas dan kabur, sehingga susah diukur.

2. Sumber-Sumber Kebijakan, berupa Dana, SDM, dan Fasilitas.

3. Komunikasi antar organisasi & Kegiatan pelaksanaan, khususnya

mengkomunikasikan standar aturan, sehingga diperoleh ketepatan dan

konsistensi sekaligus sebagai alat ukur dalam pengawasan.

Page 22: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 10

4. Karakteristik badan pelaksana, yang menyangkut karakteristik, norma

dan pola hubungan yang ada. Selain itu, harus pula dicermati, (a)

kompetensi dan jumlah staf, (b) rentang kendali/ hierarki, (c) dukungan

politik yang dimiliki, (d) kekuatan organisasi, (e) derajat keterbukaan

dan kebebasan komunikasi, (f) keterkaitan dengan pembuat kebijakan.

5. Kondisi sosial ekonomi dan politik

6. Sikap pelaksana, yang meliputi persepsi pelaksana atas masalah,

standard dan tujuan serta sejauh mana bertentangan dengan

kepentingan pelaksana.

Sebagaimana dijelaskan dalam gambar 2.1. pada halaman berikut:

Page 23: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 11

Gambar 2.1. Model Implementasi Donald Van Meter dan Carl Van Horn

Economic, social, and

Political conditions

PO

LIC

Y

RESOURCES

STANDARD AND

OBJECTIVES

Characteristics of the

implementating agencies

Interorganizational

Communication and

enforcement activities

The disposition of

implementers

PE

RF

OR

MA

NC

E

Page 24: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 12

Nugroho mengatakan bahwa tidak ada model terbaik. Setiap jenis

kebijakan publik memerlukan model implementasi kebijakan yang berlainan.

Gambar 2.2. Tahapan Implementasi

Oleh karena itu, Teori Evaluasi Implementasi menurut Tim Peneliti

sangatlah tepat digunakan untuk menganalisa capaian hasil Implementasi Visi

4.000 Peacekeepers dalam United Nations Peacekeeping Operations (UNPKO)

Tahun 2015-2016 karena untuk menilai sejauh mana keefektifannya guna

Ya Tidak

Apakah kebijakan publik dapat langsung

diimplementasikan?

Buat prosedur

implementasi

Buat Kebijakan

pelaksana

Alokasikan

sumberdaya

Sesuaikan prosedur

implementasi dengan

sumberdaya yang

dipergunakan

Kendalikan

pelaksanaannya

Evaluasi Implementasi

Implemetasi basic good

governance:

1. Transparansi 2. Akuntabilitas 3. Adil-wajar (fairness) 4. Responsivitas

Page 25: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 13

dipertanggungjawabkan kepada konstituennya. Sejauh mana tujuan dicapai

dan apakah ada kesenjangan antara “harapan” dan “kenyataan”. Selain itu,

harapan dari Teori Evaluasi Implementasi adalah untuk mencapai Good

Governance yang transparansi, akuntabilitas, Adil-wajar (fairness) dan

responsivitas.

2.2. Konsep UNSAS/UNPCRS

The United Nations Standby Arrangements System (UNSAS) pertama

kali digunakan pada PBB Brahimi Report tahun 2000 yang merupakan hasi

penelitian Lhakdar Brahimi bersama 9 anggota panel lainnya yang ditunjuk oleh

Sekjen PBB Kofi A. Annan untuk mengevaluasi kegagalan UN Traditional

Peacekeeping. Faktor-faktor penyebab kegagalan tersebut kemudian

disampaikan oleh Brahimi Report (2000), yaitu

“The United Nations does not have a standing army, and it does not have a standing police force designed for field operations. There is no reserve corps of mission leadership: special representatives of the Secretary-General and heads of mission, force commanders, police commissioners, directors of administration and other leadership components are not sought until urgently needed. The Standby Arrangements System (UNSAS) currently in place for potential government-provided military, police and civilian expertise has yet to become a dependable supply of resources. ... The need for standby arrangements for the recruitment of civilian personnel in substantive and support areas has long been recognized but not yet implemented. And finally, the Secretary-General lacks most of the authority to acquire, hire and preposition the goods and people needed to deploy an operation rapidly before the Security Council adopts the resolution to establish it, however likely such an operation may seem.”. (Paragragh 84)

Sebagaimana disebutkan dalam Brahimi Report tersebut, PBB tidak memiliki

satuan tentara dan polisi yang dirancang untuk operasi-operasi lapangan. tidak

ada korps kepemimpinan misi cadangan: wakil khusus Sekjen dan kepala misi,

komandan pasukan, komisioner polisi, direktur-direktur administrasi dan

komponen kepemimpinan PBB lainnya yang terlihat hingga mereka benar-

benar dibutuhkan.

Sistem Pengerahan Siaga PBB (UNSAS) saat ini peruntukkan untuk

militer potensial sedangkan, polisi, dan ahli-ahli sipil yang disediakan-

pemerintah belum menjadi persediaan sumber daya yang dihandalkan.

Page 26: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 14

Keperluan perekrutan untuk pengerahan siaga personel sipil dalam substansi

dan mendukung area dikenali tapi tidak diimplementasikan. Akhirnya, Sekjen

PBB kekurangan kewenangan untuk mendapatkan, memperkerjakan, dan

menyiapkan barang peralatan dan orang-orang yang diperlukan untuk

dikerahkan pada operasi secara cepat sebelum DK PBB mengadopsi resolusi

untuk mendirikan sebuah misi.

Rekomendasi lainnya sebagaimana dalam Executive Summary Brahimi

Report terdapat beberapa rekomendasi yang disampaikan kepada Sekjen PBB

Kofi A. Annan, yaitu:

1) Peningkatan Bimbingan Misi Dan Kepemimpinan (para 92-101)

Panel merekomendasikan bahwa kompilasi Sekjen PBB, secara sistematis

dan dengan masukan dari Negara-Negara Anggota PBB, sebuah daftar

lengkap potensial Special Representatives of the Secretary-General

(SRSGs) atau Wakil Khusus Sekretaris Jenderal, Komandan Pasukan,

Komisaris Polisi Sipil, Potensial Deputi mereka dan Potensial Kepala

komponen lain dari misi, yang mewakili geografis luas dan distribusi gender

yang adil.

2) Standar Pengerahan Cepat dan Keahlian "on-call" (para 86-91 dan 102-

169)

6 (enam) sampai 12 (dua belas) minggu pertama setelah gencatan

senjata atau perjanjian damai sering menjadi yang paling kritis untuk

membangun perdamaian yang stabil dan kredibilitas operasi baru.

Kehilangan kesempatan selama periode ini sulit untuk didapatkan

kembali.

PBB kemudian mendefinisikan “rapid and effective deployment capacity”

atau “kapasitas pengerahan yang efektif dan cepat” sebagai kemampuan

untuk mengerahkan secara penuh misi traditional peacekeeping dalam

waktu 30 (tiga puluh) hari dari penerapan pendirian resolusi DK PBB

seperti sebuah operasi, dan dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari dalam

kasus Operasi Pemeliharaan Perdamaian yang Kompleks.

Page 27: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 15

Kemudian Panel merekomendasi UN Standy Arrangements System

(UNSAS) atau Sistem Pengaturan Siaga PBB dikembangkan lagi untuk

melengkapi beberapa jumlah brigade pasukan, multinasional dan yang

terkait serta pentingnya penggunaan pasukan yang diciptakan dalam

kerjasama dengan negara-negara anggota dalam memenuhi kebutuhan

yang lebih baik untuk robust peacekeeping forces yang telah diberi

wewenang. Sekretariat direkomendasi untuk mengirimkan timnya untuk

mengecek kesiapan setiap kontribusi pasukan potensial sesuai standar

pelatihan dan peralatan yang diperlukan untuk pengerahan utama PKO.

Unit yang tidak memenuhi standar tidak akan dikerahkan.

untuk mendukung pengerahan cepat dan efektif, panel

merekomendasikan revolusi “on-call list” sekitar 100 petugas-petugas

militer yang berkualitas dan pengalaman, diperiksa dengan teliti dan

diterima oleh DPKO yang terbentuk bersama UNSAS. Sejalan dengan

itu, on-call list polisi sipil, ahli-ahli hukum internasional, ahli-ahli hukum

pidana dan spesialis HAM harus tersedia dalam jumlah yang cukup

untuk menguatkan institusi peraturan perundang-undangan

sebagaimana diperlukan dalam bagian UNSAS. Tim yang telah terlatih

sebelumnya dapat dimasukkan ke dalam daftar ini mendahului untuk

memfasilitasi pengerahan cepat dan efektif komponen peraturan

perundangan, tim polisi sipil dan ahli-ahli terkait sebelum ke daerah misi

baru.

Selain untuk menyiapkan personel militer dan polisi sipil, Sekretariat

seharusnya juga bertujuan pada hal dasar yang mendesak, yaitu

kebutuhan-kebutuhan: mekanisme perekrutan, penempatan dan personil

sipil lapangan terdesentralisasi yang transparan; untuk meningkatkan

retensi spesialis sipil yang diperlukan dalam setiap operasi perdamaian

yang kompleks; dan untuk menciptakan pengaturan siaga untuk

pengerahan cepat mereka.

Brahimi Report memiliki persamaan pada penelitian yang akan dilakukan

peneliti yaitu mengevaluasi dan menerapkan tentang Peran kontribusi,

signifikansi dan daya menentukan Civilian Peacekeepers dalam UN PKO mulai

Page 28: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 16

dari Markas Besar hingga misi dilapangan. Akan tetapi, beda Brahimi Report

dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada bagaimana Peran

kontribusi, signifikansi dan daya menentukan dari Indonesian Civilian

Pecekeepers dalam UN PKO. Selain itu, penelitian yang peneliti lakukan juga

untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana Kebijakan-Kebijakan

Pemerintah RI dalam mendukung penguatan Peran Indonesian Civilian

Peacekeepers dalam UN PKO. Sementara, penelitian yang peneliti lakukan

merupakan penelitian lanjutan dari implementasi Brahimi Report.

Kemudian dalam presentasi UNDPKO (2015) mengemukakan tentang

New Readiness System and Rapid Deployement yang berfokus pada

implement a redesigned system for managing commitments from the Members

States (PCRS), dan Liaison and coordination with ongoing initiative like

Standing Capabilities and rapidly deployable headquarters. UNDPKO juga

membahas tentang UNSAS: Issues and Challenges, Level Commitment,

Overview of the UN PCRS, PCRS: Level of Commitment.

Secara singkat hasil presentasi UNDPKO adalah sebagai berikut:

1) UNSAS: Issues and Challenges atau Permasalahan dan Tantangan.

UNSAS didirikan pada tahun 1994 dan berfungsi dengan berdasarkan-

Jaraingan (Web-Based) UNSAS sejak September 2010. Pada tahun 2015

terdapat 100 Negara Anggota PBB yang berpartisipasi (hanya bertambah 13

Negara pada akhir 2016) dengan 13 TCC (Negara Penyumbang Pasukan)

yang aktif sampai dengan akhir Kuartal ke-2 2015 (hanya 10 yang “berjanji”

atau pledges). UNSAS keefektifannya terbatas karena kekurangan

perjanjian oleh UN HQ & MS, dan Tingkat persiapan kontingen-kontingen

khususnya pada tingkatan detil tidak memadai.

2) UNSAS: Levels of Commitment atau Tingkatan Komitmen. Pada Level 1,

Menyediakan daftar kemampuan (termasuk besar, kekuatan, dan respon

waktu) dari janji yang dibuat kepada PBB. Pada level 2, Menyediakan detil-

detil daftar inventory janji-janji termasuk pengorganisasian unit-unit, sebuah

daftar major equipment, tingkatan self-sufficiency, dan data-data individu.

Rapid Deployment Level (RDL) atau Tingkat Pengembangan Cepat yang

Page 29: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 17

berupa pengembangan sumber-sumber daya dalam waktu 90 hari dari

Mandat DK PBB.

Overview of the UN PCRS atau Gambaran Umum UN PCRS adalah “A

more dynamic process of interaction between the UNHQ and Member States

for ensuring readiness and timely deployment of quality peacekeeping

capabilities”. UN PCRS merupakan sebuah proses interaksi yang lebih dinamis

antara Markas PBB dan Negara-Negara Anggota untuk memastikan kesiapan

dan pengembangan waktu singkat dari kemampuan kualitas pemelihara

perdamaian. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efesiensi dalam

manajemen komitmen, tercapainya tingkat yang lebih tinggi dan prediktabilitas

melalui pendekatan berkesinambungan dan kolaboratif antara Markas PBB dan

Negara-Negara Anggota, serta Menyediakan sebuah jalur untuk penyeleksian

pengembangan Negara TCC.

Sama halnya dengan UNSAS, PCRS: Level of Commitment atau Tingkat

Komitmen PCRS juga terbagi 4 termasuk RDL. Pada level 1, Negara TCC

membuat janji formal bersama dengan (a) tabel organisasi, (b) daftar Major and

Self Sustainment equipment, dan (c) sertifikat telah menyelesaikan Pelatihan

Dasar; Pada level 2, berdasarkan permintaan-permintaan PBB, memilih Negara

TCC diangkat ke Level 2 setelah penandatanganan draft MoU dan penilaian

perilaku memuaskan dan Kunjuangan-kunjungan Penasehat (AAV). Pada Level

3, menindaklanjuti kepuasaan AAV, Negara TCC diangkat ke Level 3 setelah

MoU ditandatangani dan Negara TCC menyediakan daftar beban atau “load

list” seperti yang dipersyaratkan oleh DFS/MovCon. Dan terakhir Rapid

Deployment Level (RDL) atau Tingkat Pengembangan Cepat berupa janji-janji

Negara TCC untuk RDL jika layak mengerahkan dalam waktu 30/60/90 hari

setelah Mandat DK PBB. Fasilitas Premium yang disediakan untuk pengerahan

cepat jika terpenuhi, yang akan disetujui oleh Sekjen PBB.

2.3. Konsep Peacekeeping Operations (Robust PKO)

Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB (UNPKO) bukan merupakan alat

penegakan (enforcement tool). Meskipun, UNPKO diperbolehkan

menggunakan kekuatan pada level taktik, dengan wewenang dari Dewan

Page 30: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 18

Keamanan (DK) PBB, jika dalam aksi membela diri dan membela mandate.

Dalam beberapa situasi yang sedang bergejolak, DK PBB telah memberikan

UNPKO mandat “robust” yang berwenang untuk “menggunakan segala cara

yang diperlukan” atau “use all necessary means” untuk mencegah segala cara

yang mengganggu proses politik, melindungi warga sipil dibawah ancaman

serangan fisik, dan / atau membantu otoritas nasional dalam menjaga

ketertiban dan hukum.

Meskipun di lapangan mereka kadang-kadang tampak serupa, robust

peacekeeping tidak seharusnya dikelirukan dengan peace enforcement, seperti

yang disebutkan dalam Chapter VII Piagam PBB. Robust Peacekeeping

melibatkan penggunaan kekuatan pada level taktik dengan wewenang DK dan

persetujuan dari Negara tuan rumah dan / atau pihak-pihak utama yang terlibat

konflik. Sedangkan, peace enforcement tidak memerlukan persetujuan dari

kedua pihak yang terlibat konflik dan mungkin melibatkan penggunaan

kekuatan militer pada level strategi atau internasional, yang biasanya dilarang

untuk Negara-Negara Anggota dalam Pasal 2 (4) Piagam, kecuali diizinkan oleh

DK PBB.

Sebuah UNPKO seharusnya hanya menggunakan kekuatan sebagai

upaya terakhir. Hal ini harus selalu dikalibrasi dengan cara yang tepat,

proporsional dan layak dalam prinsip kekuatan minimum yang diperlukan untuk

mencapai efek yang diinginkan, sekaligus menjaga kesepakatan untuk misi dan

mandate PBB. Penggunaan kekuatan oleh UNPKO selalu memiliki implikasi

politik dan sering dapat menimbulkan keadaan yang tak terduga.

Penilaian mengenai penggunaan kekuatan dilakukan pada level yang

sesuai dengan misinya, berdasarkan kombinasi factor-faktor termasuk

kemampuan misi, persepsi publik, dampak kemanusiaan, perlindungan

kekuatan, keamanan dan keselamtan personel, dan yang paling penting,

dampak bahwa tindakan tersebut akan memiliki lokal dan nasional untuk misi.

Page 31: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 19

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan deskriptif dengan pemilihan informan penelitian yang dianggap

dapat mewakili permalasahan penelitian. Penelitian ini juga didukung dengan

data sekunder yang diolah berdasarkan variabel-variabel yang ditentukan.

3.2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, para peneliti memilih metode pengumpulan data

berupa, observasi, dan wawancara mendalam dengan para stake holders’

berdasarkan informan yang ditentukan. Data sekunder diperoleh dari

Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Pertahanan RI, Mabes TNI dan

Pusat Misi Pemelihara serta Mantan Force Commander MINURSO, Western

Sahara. Lokasi Penelitian dilakukan di Jakarta, Bogor dan di Batam. Selain itu,

peneliti juga studi kepustakaan untuk melengkapi penelitian ini. Pengumpulan

data sekunder dilakukan sebelum melakukan penelitian primer, untuk

mendapatkan gambaran serta pemetaan yang jelas mengenai kondisi hasil

capaian implementasi Program Kerja TNI tahun 2014.

Dari tujuh Metode Penelitian yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto

(2013), yaitu: (1) tertulis, (2) tes lisan, (3) Angket, (4) Wawancara, (5)

Pengamatan, (6) Dokumentasi, (7) Inventori. Peneliti memilih tiga metode yaitu,

Wawancara, Pengamatan atau Observasi dan Dokumentasi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara kepada

stakeholder yang terlibat dalam Implementasi Visi 4.000 Peacekeepers dalam

United Nations Peacekeeping Operation (UNPKO) di UNIFIL Tahun 2015-2016,

yaitu (a) tataran Menteri atau Direktur Direktorat yang mewakili dari

Kementerian RI; (b) tataran Panglima TNI atau yang mewakili; dan (c) tataran

Pelaksana Program yaitu Komandan PMPP TNI dan Ketua Harian TKMPP;

Page 32: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 20

serta (d) tataran pendukung seperti Pejabat atau Personel dan Director of

United Nations Information Center di Jakarta.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan semi terstruktur dengan

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya. Selain itu, peneliti juga menggunakan

pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan dan berkaitan dengan tujuan penelitian.

Tujuan wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih

terbuka dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengamati perilaku stakeholder dalam

berbagai aktivitas mereka selama Implementasi Visi 4.000 Peacekeepers

dalam United Nations Peacekeeping Operation (UNPKO) di UNIFIL Tahun

2015-2016.

3.3. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam mengevaluasi program

Program TNI dalam United Peacekeeping Operations (UNPKO) di di UNIFIL

adalah analisis data dengan statistika deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

dan Cepi Safruddin mengatakan bahwa statistik deskriptif adalah sutu teknik

pengolahan data yang tujuannya untuk melukiskan dan mengolahan data yang

tujuannya untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat

atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Lebih lanjut Suharsimi

Arikunto dan Cepi Safruddin menjelaskan bahhwa statistik jenis ini memberikan

cara untuk mengurangii jumlah data kedalam bentuk yang dapat diolah dan

mengggambarkannya dengan tepat mengenai rata-rata, perbedaan, hubungan

dan sebagainya.

Page 33: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 21

BAB 4

DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Subyek Penelitian

Subyek Penelitian ini adalah Implementasi Kebijakan-Kebijakan

Pemerintah RI terkait dukungan atau tidak mendukung Visi 4.000

Peacekeepers. Kebijakan-kebijakan yang peneliti maksudkan adalah Peraturan

Menteri Luar Negeri Nomor 8 Tahun 2015 yang ditetapkan oleh Menteri Luar

Negeri RI pada tanggal 13 Februari 2015 dan Peraturan Presiden Nomor 86

Tahun 2015 tentang Pengiriman Misi Pemeliharaan Perdamaian yang

ditetapkan Presiden RI pada tanggal 23 Juli 2015.

4.1.1. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 05 Tahun 2015

Peraturan Menteri Luar Negeri No. 05 Tahun 2015 tentang Peta Jalan

Visi 4.000 Personel Pemelihara Perdamaian 2015-2019 (Roadmap Vision 4.000

Peacekeepers 2015-2019) hanya terdiri dari 4 Pasal. Pasal 1 berisi lampiran

tentang Roadmap Vision 4.000 Peacekeepers merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri. Pasal 2 Roadmap Vision 4.000

Peacekeepers merupaakn acuan strategis yang memuat 3 hal. Pasal 3

menyebutkan tentang historis pencanangan Visi 4.000 Peacekeepers. Dan

Pasal 4 berisikan tanggal diundangkannya.

Dalam Pasal 3 disebutkan bahwa “Vision 4.000 Peacekeepers

merupakan visi yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada 20

Maret 2012 unttuk menempatkan Indonesia sebagai sepuluh Negara terbesar

penyumbang pasukan pada misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan

Bangsa-Bangsa.”

Roadmap ini merupakan sebuah acuan strategis yang disusun oleh

Menteri (Luar Negeri) selaku Ketua Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan

Perdamaian bagi kementerian, lembaga, dan instansi anggota Tim Koordinasi

Misi Pemeliharaan Perdamaian yang;

a. Memuat gambaran umum dan perkembangan partisipasi Indonesia pada

misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa;

Page 34: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 22

b. Menjabarkan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam periode 2015-

2019 guna mencapai Vision 4.000 Peacekeepers pada tahun 2019;

c. Mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam upaya pencapaian Vision

4.000 Peacekeepers, termasuk potensi penggelaran personel Indonesia

pada berbagai misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sebagaimana tertuang dalam Pasal 2.

Dikarenakan Lampiran Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 05 Tahun

2015 terdiri dari 31 halaman, tanpa mengurangi isi utamanya peneliti akan

meringkas Peraturan tersebut. Komitmen Indonesia untuk ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial sesuai dengan alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya diwujudkan melalui

keterlibatan (partisipasi dan kontribusi) Indonesia dalam UNPKOs.

Pelaksanaannya senantiasa dilaksanakan dengan menghormati prinsip-prinsip

dasar operasai pemeliharaan perdamaian PBB yang meliputi ketidakberpihakan

(impartiality), persetujuan para pihak yang bertikai (consent of the parties), dan

tanpa penggunaan kekerasan kecuali untuk membela diri dan mempertahankan

mandate (non-use of force, except in self-defense and defence of the mandate).

Selain merupakan indikator penting dari peran konkret Indonesia dalam

pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, keterlibatan Indonesia

merupakan sarana peningkatan profesionalisme individu, standarisasi peralatan

utama yang digunakan, dan efektiftas organisasi yang terlibat secara langsung

dalam penggeleran UNPKOs. Partisipasi Indonesia dalam UNPKOs juga dapat

dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan industry strategis nasional di

bidang pertahanan. Berdasarkan hal tersebut dicanangkanlah Visi 4.000

Peacekeepers.

Pencapaian Vision 4,000 Peacekeepers akan memberikan dampak

positif dalam memperkuat peran strategis Indonesia di berbagai for a

multilateral, khususnya PBB, antara lain menciptakan peluang yang lebih besar

bagi Indonesia untuk mengisi jabatan strategis, baik di Misi maupun di United

Nations Department of Peacekeeping Operations (UN DPKOs). Lebih dari itu,

Page 35: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 23

diharapkan hal ini juga akan memperkuat pencalonan Indonesia sebagai

anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (periode 2019-2020) dan

Peacebuilding Commission (PBC).

Dokumen Roadmap ini dibuat dengan harapan agar dapat dijadikan

rujukan bagi kementerian, lembaga, atau instansi terkait guna mengkaji status

dan tahapan yang dilakukan menuju pencapaian Vision 4,000 Peacekeepers.

UN DPKO masih terus menyampaikan permintaan kontribusi

pasukan dan kesempatan untuk mengisi posisi-posisi baik di tingkat staf

maupun di tingkat strategis kepada Indonesia. Hal ini belum secara penuh

dimanfaatkan oleh Indonesia mengingat Indonesia masih menghadapi

sejumlah tantangan dan kendala. Sejauh ini, konstribusi Indonesia dalam

UNPKOs lebih banyak melibatkan personel militer dan polisi. Sesuai

dengan karakter UNPKOs yang multidimensi, diperlukan pula pelibatan

personel sipil. Kondisi tersebut memungkinkan Indonesia untuk

mengirinmkan pakar-pakar sipilnya bergabung dalam UNPKOs.

Dalam Roadmap juga tertuang tentang tantangan-tantangan yang

dihadapi baik dari internal maupun eksternal. Tantangan-tantangan internal

tertuang dalam Butir A.3.1 yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri

saat ini merupakan instrument hukum utama yang mengatur secara

umum mengenai kontribusi Indonesia dalam UNPKOs. Namun,

pengaturan tersebut masih memerlukan suatu peraturan pelaksana yang

mengatur partisipasi dan kontribusi Indonesia pada UNPKOs.

2. Dari sisi legalitas, salah satu kendala utama yang dapat diidentifikasi

dalam pengiriman personel dan / atau pasukan Indonesia ke

berbagai UNPKO adalah lambatnya penyiapan Peraturan Presiden

(Perpres) sebagai jaminan tertib hukum dan tertib administrasi.

Secara tertulis, Menteri Hukum dan HAM RI serta Menteri Keuangan

RI telah memberikan pendapatnya bahwa suatu misi harus

dilengkapi dengan satu Perpres terpisah, sesuai dengan amanat

pasal 10 dari Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan

Luar Negeri. Perpres dalam hal ini dibutuhkan sebagai landasan hukum

Page 36: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 24

bagi pertanggungjawaban keuangan selain juga pertanggungjawaban

politik.

3. Dengan demikian, mengamati bahwa salah satu kendala yang terjadi

selama ini adalah terkait dengan perlu/ tidaknya pembuatan suatu

Perpres, maka sudah terdapat kesepahaman diantara seluruh

Kementerian/Lembaga terkait di forum TKMPP bahwa pembuatan

Perpres wajib adanya sebagai dasar pengiriman personel dan / atau

pasukan Indonesia pada misi perdamaian. Saat ini, yang perlu dilakukan

adalah dukungan dari semua pihak yang terlibat agar pembuatan

Perpres untuk pengiriman peacekeepers Indonesia ke suatu misi

pemeliharaan perdamaian dapat disiapkan dalam waktu sesingkat

mungkin.

4. Pelaksanaan pengiriman dalam berbagai UNPKOs seringkali menemui

kendala khususnya terkait masalah keuangan, mengingat permintaan

PBB kepada Pemerintah RI untuk melakukan kontribusi personel dalam

UNPKOs selalu disampaikan sewaktu-waktu dan seringkali dibutuhkan

pengiriman yang cepat (rapid deployment) guna memenuhi [permintaan

tersebut secara tepat wakut (timely) dan cepat (swiftly). Disisi lain,

pembentukan sebuah UNPKO berdasarkan otorisasi Dewan Keamanan

PBB, tidak serta merta dapat diprediksi di tahun sebelumnya oleh

Kementerian / Lembaga terkait. Hal ini berakibat pada tidak dapat

diantisipasinya keperluan penyiapan dana bagi pengiriman tersebut.

5. Ketentuan pengadaan barang dan jasa nasional sejalan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, seringkali menjadi

tantangan tersendiri dalam memenuhi permintaan kontribusi personel

dan/ atau pasukan Indonesia oleh PBB secara timely dan swiftly. Hal ini

mengingat berdasarkan ketentuan tersebut proses pengadaan dan

penghapusan peralatan personel dan / atau pasukan membutuhkan

proses dan waktu yang cukup panjang.

6. Pemajuan agenda civilian capacity pada tingkat nasional masih berjalan

lamban, khususnya karena belum ditetapkannya mekanisme nasional

Page 37: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 25

untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan terkait dengan agenda

civilian capacity.

Sementara pada Butir A.3.2. Ekternalnya terdapat 4 faktor. Faktor

pertama, Menlu RI mengkhawatirkan akan dampak bagi keselamatan para

personel peacekeepers di MONUSCO karena bergesernya mandate UNPKOs

ke arah peace enforcement. Faktor kedua, masih terkait factor pertama tetapi

fokus pada MINUSMA (Mali). Mandatnya dinilai sejumlah Negara T/PCCs

dimaknai sebagai mandate yang bersifat robust dan berpotensi menggeser

mandate MINUSMA ke arah peace enforcement. Faktor ketiga, Prinsip adanya

persetujuan dari pihak-pihak terkait khususnya Negara penerima UNPKOs

sangat berpengaruh. Kontribusi Satgas Helikopter Mi-17 Indonesia tidak

mengeluarkan security clearance bagi pengiriman Satgas Helikopter. Faktor

terakhir adalah perkembangan dan situasi dilapangan yang dapat menghambat

dan membahayakan keselamatan personel termasuk epidemi penyakit

mematikan (Ebola) khususnya di kawasan Afrika Barat.

Kemudian, pada butir B. Peluang mengemukakan tentang

perkembangan situasi keamanan internasional menunjukkan masih terdapat

sejumlah wilayah konflik yang masih memerlukan kehadiran pasukan UNPKOs

baru. Beberapa misi PBB maupun rencana misi PBB yang berpotensi

melibatkan personel peacekeepers Indonesia adalah sebagai berikut Lebanon

(UNIFIL), Mali (MINUSMA), Republik Demokratik Kongo (MONUSCO), Sudan

Selatan (UNMISS), Republik Afrika Tengah (MINUSCA), Abyei, Sudan

(UNISFA), Sahara Barat (MINURSO), Darfur, Sudan (UNAMID), Liberia

(UNMIL), dan Suriah, serta Palestina. Namun, karena fokus penelitian ini pada

Lebanon (UNIFIL) maka tim peneliti membatasi uraian tentang peluang-peluang

misi lain.

United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) dibentuk berdasarkan

resolusi 425 dan 426 (1978) dan diberikan mandate, antara lain untuk

memastikan penarikan mundur tentara Israel dari wilayah Selatan Lebanon,

serta memberikan bantuan kepada Pemerintah Lebanon dalam mengembalikan

kekuasaan efektifnya atas wilayah tersebut. Dalam perkembangannya,

mandate UNIFIL diperkuat melalui Resolusi 1701 (2006) dan antara lain

Page 38: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 26

mencakup memonitor penghentian kekerasan, memfasilitasi akses bantuan

kemanusiaan kepada warga sipil, memberikan bantuan kepada Pemerintah

Lebanon dalam mengamankan wilayah perbatasannya, khususnya guna

mencegah masuknya persenjataan ke Negara tersebut. Berdasarkan data PBB

per 31 November 2014 terdapat 1.286 personel militer Indonesia pada UNIFIL.

Indonesia berada posisi Negara Penyumbang Pasukan terbesar kedua bagi

UNIFIL setelah Italia. Sedangkan berdasarkan data PBB per 31 Agustus 2016,

Indonesia menduduki posisi pertama sebagai Negara Penyumbang Pasukan

terbesar dengan jumlah 1.296 personel, dilanjutkan Italia dengan jumlah 1.112

personel, Ghana dengan jumlah 870 personel, Nepal dengan jumlah 867

personel, dan Perancis dengan jumlah 779 personel.

Pada butir B.1.1. tentang Peluang UNIFIL disebutkan bahwa

berdasarkan Resolusi 1701 (2006) kekuatan maksimum UNIFIL adalah sebesar

15.000 personel militer. Namun, berdasarkan dara PBB per 30 November 2014,

UNIFIL saat ini hanya berkekuatan 10.284 personel militer. Dengan demikian,

masih terdapat peluang bagi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan

kontribusinya pada UNIFIL; Terbukanya berbagai posisi jabatan strategis pada

UNIFIL, termasuk Chief Branch/ Staff Officer; dan Terdapat peluang untuk

meningkatkan kontribusi Indonesia dalam kegiatan Civil-Military Cooperation

(CIMIC) dengan memberikan dana untuk kegiatan-kegiatan CIMIC.

Akan tetapi, selain terdapat peluang, juga disebutkan tantangan pada

butir B.1.2. yaitu Proses rotasi personel Maritime Task Force (MTF) dan Staff

Officer yang seringkali tidak tepat waktu dapat mempengaruhi jumlah dan

komposisi personel Indonesia pada UNIFIL; Minimnya anggaran yang dapat

digunakan untuk kegiatan CIMIC; dan Pemotongan anggaran UNIFIL dan

military drawdown personel UNIFIL dapat mempengaruhi jumlah personel

Indonesia pada UNIFIL; serta Alutsista yang sudah digunakan berusia lebih dari

lima tahun dan memerlukan pemeliharaan yang intensif untuk mempertahankan

kondisinya.

Kemudian, Menteri Luar Negeri sebagai Ketua Tim Koordinasi

Pemelihara Perdamaian (TKMPP) menindaklanjuti dengan melakukan

penambahan personel Indonesia pada misi UNIFIL harus berdasarkan

Page 39: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 27

permintaan resmi dari UNDPKO; TKMPP melakukan kajian terhadap mandate,

keperluan dan kesiapan keterlibatan Indonesia dengan mempertimbangkan

dokumen pendukung, antara lain rules of engagement dan force requirements;

TKMPP memberikan rekomendasi terkait permintaan izin prinsip kepada

Presiden RI melalui Menhan/ Kapolri. Pemerintah Indonesia menjawab

permintaan resmi UN DPKO dengan catatan pending hasil Recce Visit. Serta

Recce Visit ke lokasi penugasa.

Selanjutnya, Butir terakhir C tentang Roadmap Vision 4.000

Peacekeepers berisi sususan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu

dilakukan dalam periode 5 (lima) tahun ke depan (2015-2019) guna mencapai

jumlah kontribusi sebesar 4.000 personel. Dikarenakan fokus penelitian hanya

pada 2015-2016, maka tim peneliti hanya menjabarkan roadmap sesuai fokus

penelitian saja, yaitu sebagai berikut:

1) Periode Tahun 2015

Menuntaskan penyusunan landasan hukum nasional mengenai

penggelaran Misi Pemeliharaan Perdamaian.

Menyusun prosedur dan mekanisme pengambilan keputusan politis

Pemerintah RI.

Mengidentifikasi potential theatres tahun 2015-2019.

Mengidentifikasi potensi penambahan pasukan pada misi UN Pkos yang

ada.

Mempertahankan jumlah kontribusi personel.

Mempertahankan kualiatas Contingent-Owned Equipment (COE) dengan

menyusun manajemen logistik yang efektif dan efisien.

Melaksanakan kegiatan kajian mengenai mekanisme nasional

pengaturan Civilian Capacities.

Melaksanakan finalisasi pembentukan pasukan siaga operasi/ Standby

Force TNI.

Melaksanakan kajian pembentukan Standing Police Capacity (SPC)

Polri.

Melaksanakan kegiatan kajian keikutsertaan dalam United Nations

Standby Arrangement System (UNSAS).

Page 40: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 28

Mengintensifkan konsultasi dan lobi dengan UN DPKO.

Menjajaki peluang berbagai jabatan strategis baik di markas besar PBB

di New York dan di UNPKOs.

Memanfaatkan peran Special Committee on Peacekeeping Operations

(C-34) untuk menyuarakan kepentingan Indonesia.

Melaksanakan kegiatan Outreach kepada para pemangku kepentingan

nasional.

Mengintensifkan penyelenggaraan rapat TKMPP Tingkat Menteri dan

Pelaksana Harian.

Memanfaatkan partisipasi dan kontribusi Indonesia pada UN PKOs

dalam rangka mendukung pecalonan RI sebagai anggota tidak tetap DK

PBB periode 2019-2020.

Membuka peluang bagi kontribusi baru sebanyak 250 personel.

Mengintesifkan kunjungan pejabat tinggi ke UN PKOs.

Melakukan kunjungan studi banding ke pusat pelatihan dan logistic UN

PKOs dan Negara lain.

2) Periode Tahun 2016.

Menyusun peraturan pelaksanaan mekanisme keterlibatan Civilian

Capacities.

Melengkapi organisasi pasukan siapa operasi/ Standby Force TNI.

Melaksanakan kajian pembentukan Standing Police Capacity (SPC)

Polri.

Menyiapkan pembentukan fasilitas pelatihan SPC.

Mendaftarkan kesiapan keikutsertaan Indonesia dalam United Nations

Standby Arrangement System (UNSAS).

Mempertahankan jumlah kontribusi personel.

Mempertahankan kualiatas Contingent-Owned Equipment (COE) dengan

menyusun manajemen logistic yang efektif dan efisien.

Mengintesifkan konsultasi dan lobi dengan UNDPKO.

Menjajaki peluang berbagai jabatan strategis baik di markas besar PBB

di New York dan di misi pemeliharaan perdamaian PBB.

Page 41: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 29

Memanfaatkan peran Special Committee on Peacekeeping Operation

(C-34) untuk menyuarakan kepentingan Indonesia.

Melaksanakan kegiatan Outreach kepada para pemangku kepentingan

nasional mengintensifkan penyelenggaraan rapat TKMPP Tingkat

Menteri dan Pelaksana Harian.

Memanfaatkan partisipasi dan kontribusi Indonesia di misi pemeliharaan

perdamaian dalam rangka mendukung pencalonan RI sebagai anggota

tidak tetap DK PBB periode 2019-2020.

Membuka peluang bagi kontribusi baru sebanyak 350 personel.

Mengintensifkan kunjungan pejabt tinggi ke UN PKOs.

Melakukan kunjungan studi banding ke Pusat pelatihan dan logistic UN

PKOs dan Negara lain.

Menyiapkan working papers tentang kebutuhan COE Indonesia.

4.1.2. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2015 tentang Pengiriman Misi

Pemeliharaan Perdamaian

Peraturan Presiden RI Nomor 86 Tahun 2015 tentang Pengiriman Misi

Pemeliharaan Perdamaian terdiri dari 12 Pasal ditetapkan pada tanggal 23 Juli

2015. Pasal 1 terdiri dari dua ayat; ayat (1) menyebutkan pengiriman misi

pemeliharaan perdamaian merupakan penugasan warga Negara Indonesia ke

suatu misi pemeliharaan perdamaian di luar wilayah Republik Indonesia, dan

ayat (2) menguraikan tentang yang dimaksud Warga Negara Indonesia meliputi

personel yang secara keseluruhan atau sebagian berasal dari unsur TNI, Polri,

atau sipil yang tergabung dalam suatu pasukan atau perorangan.

Pada Pasal 2 disebutkan bahwa dasar Pemerintah RI mengirim misi

pemeliharaan perdamaian atas permintaan

a. Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Resolusi DK PBB;

b. Organisasi internasional; dan / atau

c. Organisasi regional.

Tentunya, Pengiriman misi pemeliharaan perdamaian dilaksanakan sesuai

dengan kualifikasi dan standar PBB, organisasi internasional atau organisasi

Page 42: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 30

regional sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3. Sementara Pasal 4-nya

menyebutkan pengiriman personel pasukan dilakukan dengan memperhatikan

rekomendasi dan TKMPP dan pendapat DPR RI serta ditetapkan dengan

Keputusan Presiden. TKMPP juga memberikan rekomendasi bagi pengiriman

personel secara perseorangan pada misi pemeliharaan perdamaian, termasuk

untuk menduduki posisi staf, pakar militer, pejabat polisi perorangan, penasehat

polisi, dan pakar sipil sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5. Berbeda dengan

pengiriman pasukan, pada pengiriman personel perorangan cukup ditetapkan

dengan keputusan menteri atau pimpinan lembaga terkait saja tidak perlu oleh

Presiden RI.

Sementara Pasal 6 menyebutkan, pengiriman misi pemeliharaan

perdamaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan dengan

memperhatikan:

a. Kepentingan nasional;

b. Pertimbangan politis;

c. Prinsip dasar operasi pemeliharaan perdamaian PBB yang meliputi

persetujuan para pihak yang bertikai, ketidakberpihakan, dan tanpa

penggunaan kekuatan bersenjata kecuali untuk membela diri dan untuk

mempertahankan mandate;

d. Keamanan dan keselamtan personel; dan

e. Ketersediaan dukungan personel, materiil, peralatan, dan pendanaan.

Jika terjadi pengubahan mandate dari PBB, organisasi internasional,

atau organisasi regional yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6; terjadi perubahan situasi politik dan keamanan di

daerah misil; ataun adanya kebutuhan dalam negeri, sebagaimana disebutkan

dalam Ayat (1) Pasal 7 maka Pemerintah RI dapat menarik personel dari misi

pemeliharaan perdamaian. Jika kondisi tersebut terjadi pada pasukan maka

penarikannya ditetapkan oleh Kepres dan dilaksanakan oleh menteri atau

pimpinan lembaga terkait. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Ayat (3)

Pasal 7. Jika kondisi tersebut terjadi pada perorangan maka penarikannya

Page 43: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 31

ditetapkan dan dilaksanakan oleh menteri atau pimpinan lembaga terkait. Hal

ini sebagaimana disebutkan dalam Ayat (3) Pasal 7.

Pendanaan untuk misi pemeliharaan perdamaian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 huruf a disebutkan pada Pasal 8 dibebankan pada:

a. APBN; dan

b. PBB

Pasal 9 kemudian menyebutkan Pendanaan yang menggunakan APBN

selanjutnya dibebankan pada anggaran kementerian atau lembaga terkait untuk

membiayai:

a. Penyiapan personel;

b. Pengadaan dan / atau pembelian peralatan dan perlengkapan personel;

c. Peningkatan kapasitas dan peningkatan spesifikasi teknis peralatan

perlengkapan personel; dan

d. Penarikan personel dari misi pemeliharaan perdamaian PBB

sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 7.

Sementara pendanaan yang dibebankan pada PBB dilakukan untuk

membiayai:

a. Pengiriman personel dan peralatan;

b. Operasional;

c. Perawatan personel;

d. Pemeliharaan peralatan;

e. Pemulangan personel dan peralatan; dan

f. Penambahan atau penguatan personel dan peralatan pada misi yang

sedang berjalan.

Sebagaimana disebutkan dalam Ayat (1) Pasal 10. Kemudian Ayat (2)-nya

menyebutkan dalam hal pendanaan yang dibebankan pada PBB sebagaimana

dimaksud dalam Ayat (1) belum tersedia, dapat dipenuhi terlebih dahulu dari

APBN. Sedangkan pengembalian dana APBN sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) disetorkan ke kas negara paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah

pembayaran dilakukan oleh PBB pada akhir misi pemeliharaan perdamaian

sebagaimana disebutkan dalam Ayat (3), dan Ayat (4) nya menyebutkan

mekanisme pengembalian dan APBN ke kas Negara sebagaimana dimaksud

Page 44: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 32

pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Dalam Pasal 11 disebutkan bahwa pendanaan untuk misi pemeliharaan

perdamaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hurud b dan huruf c

dibebankan pada organisasi internasional, organisasi regional, dan / atau

APBN. Terakhir, Pasal 12 berisi tentang pemberlakuan tanggal diundangkan

yaitu 24 Juli 2015.

4.2. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Penelitian

4.2.1. Periode 2015

4.2.1.1. Menuntaskan Penyusunan Landasan Hukum Nasional

Mengenai Penggelaran Misi Pemeliharaan Perdamaian

Penyusunan landasan hukum nasional mengenai penggelaran

misi pemeliharaan perdamaian sudah tuntas. Landasan hukum tersebut

berupa Peraturan Presiden Nomor 86 2015 tentang Pengiriman Misi

Pemeliharaan Perdamaian yang ditetapkan pada tanggal 23 Juli 2015.

Diana Sutikno ikut menegaskan bahwa “ini kita sudah selesai. Menjadi

landasan hukum payung Nomor 86 Tahun 2015 tentang Pengiriman Misi

Pemeliharaan Perdamaian PBB yang menjadi landasan hukum pengiriman

persona Indonesia ke berbagai misi pemeliharaan perdamaian. Sutikno

menambahkan, dalam kaitan ini bahwa penyusunan Peraturan Presiden yang

dimaksud merupakan prakarsa Kementerian Luar Negeri. Jadi pemrakarsanya

kita, zero draft-nya kita yang susun dalam kapasitas kita sebagai Ketua

TKMPP, kemudian kita interdepth-kan melalui pembahasan hamper satu tahun

lebih ya, kita berhasil menuntaskan dan dibawa dibawah Pemerintahan Kabinet

Bapak Jokowi – JK akhirnya kita bisa tuntaskan Perpres tersebut dan ini

merupakan salah satu quick win cabinet kerja untuk tahun 2015.”

Senada dengan Diana Sutikno, Subagio produknya adalah Perpres

Nomor 86 Tahun 2015. Perpres ini dimaksudkan untuk memperpendek

mekanisme keputusan Pemerintah RI agar kita bisa lebih cepat karena

permasalahannya selama ini belum adanya Perpres itu menjadikan

pembahasan di kita sendiriW apabila ada permintaan dari PBB maka itu

Page 45: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 33

membutuhkan waktu dari permintaan sampai pengiriman itu bisa sampai satu

setengah tahun. Padahal PBB sangat percaya Misi Pemeliharaan Perdamaian

Indonesai tetapi respon kita selalu lambat. Nah, itu yang menjadi catatan PBB.

Itulah diterbitkannya Perpres itu agar mekanisme dapat berjalan dengan baik.

Begitu pula Alex Willem juga menyatakan bahwa “Perpres Nomor 86 Tahun

2015 adalah bentuk produknya”.

4.2.1.2. Menyusun Prosedur dan Mekanisme Pengambilan Keputusan

Politis Pemerintah RI

Penyusunan prosedur dan mekanisme pengambilan keputusan

politis Pemerintah RI belum dilakukan. Diana Sutikno mengatakan bahwa

untuk menyusun prosedur dan mekanisme dasar adalah Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri Pasal 10. Dimana

memandatkan dalam konteks pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian

PBB diputuskan oleh Presiden RI dengan mendengarkan pendapat dari DPR.

Akan tetapi, Sutikno menerangkan dalam protap sih tidak ya tapi kami

menyusun berbagai Peraturan Presiden untuk penggelaran pasukan personel

kita yang baru yaitu Perpres Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pasukan Heli dan

Nomor 86 Tahun 2015 tentang Pengiriman Misi Pemeliharaan Perdamaian.

Menurut Sutikno, Prosedur dan Mekanisme Pengambilan Keputusan

Politis Pemerintah RI sudah jelas dan menjadi ketentuan Perundang-Undangan

dan akan melihat turunannya misalnya Perpres 86 ada beberapa landasan

kenapa pertimbangan kenapa kita bisa masuk dalam suatu theatres lokasi,

salah satunya misalnya harus memenuhi 3 kriteria basic prinsples jadi

datangnya kita ke suatu misi itu harus memenuhi 3 kriteria itu harus sejalan

dengan itu, sejalan dengan mandate DK PBB. Dari Pasal 6 Perpres yang

dimaksud konsideran yang harus diperhatikan adalah (1) kepentingan nasional,

kepentingan nasional tentunya dalam hal alut, kesediaan personel dan situasi

dalam negeri tentunya apakah masih dibutuhkan atau tidak. Dalam konteks

kepentingan nasionalnya tidak bisa overrule dengan kepentingan nasional kita

tentunya it will be one consideration; (2) pertimbangan politis, mungkin

kaitannya dengan pertimbangan dengan Negara tersebut tapi ini tidak pernah

Page 46: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 34

jadi hambatan. Sebagai contoh, kita masuk ke MINUSCA, Central Africa

Republik (CAR) menjadi Troops Contributing Country (TCC) pertama, pasukan

pertama PBB yang masuk. Sementara kita tidak punya hubungan diplomatic

dengan CAR, baru kemarin diresmikan oleh Ibu Menlu dan Menlu CAR. So

basicly, secara politis kan kita tidak punya hubungan diplomatis tapi it doesn’t

hamper. Basicly kita tidak punya hubungan diplomatic tapi tidak jadi kendala

yang penting mereka friendly country. Kita membantu Negara-negara yang

sedang berkonflik sesuai dengan UUD kita. Akan tetapi, Sutikno menegaskan

bahwa TKMPP sebagai tim kerjanya pada saat rapat koordinasi itu adalah

mekanisme penyusunan kebijakannya memang disitu sejalan dengan

mandatnya. Proses penyusunan dan mekanisme berasal dari rekomendasi 14

anggota dan hasil rekomendasi tim dilaporkan oleh Menlu RI kepada Presiden.

Nanti dari situ aka nada arahan dari Presiden RI terkait dengan beberapa hal

visa vis kontribusi kita dalam Pemeliharaan Perdamaian Dunia di PBB.

Sementara, Alex Willem menyatakan bahwa penyusunan tersebut

merupakan tugas Kemlu RI, bukan tupoksi Polri. Sementara menurut Subagio,

untuk mengambil keputusan Politis apakah Indonesia akan mengirim atau tidak

maka itu ada dalam wadah forum Tim Koordinasi Misi Pemelihara Perdamaian

(TKMPP). TKMPP anggoatanya dari kementerian terkait, antara lain, Kemlu,

Kemhan, Kemkeu, hukum dan melibatkan TNI dengan Polri untuk mekanisme

itu. Nah, disitu sejak ada permintaan PBB maka respon Kemlu adalah

mengumpulkan tim koordinasi ini, sebetulnya tim ini Menteri tp pelaksana

hariannya adalah pada tingkat eselon 1 (satu) dan 2 (dua) tapi untuk

keputusannya, hasilnya diajukan oleh Ketua TKMPP, Menlu kepada Presiden di

rekomendasikan, apakah kita direkomendasikan untuk menyetujui atau tidak

dengan mempertimbangkan Politik Luar Negeri, Keamanan Daerah Misi,

Kesiapan TNI, Alutsista, tugas mandate yang harus diemban, karena jangan

sampai kita tidak mempelajari mandate bisa saja permintaan PBB itu

mandatnya bukan Peacekeeping tapi Peace Enforcement. Nah itu yang kita

hindari. Karena tugas kita adalah menjaga bukan menindak. Itu yang harus

dipelajari hati-hati.

Page 47: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 35

Disamping itu juga, kesiapan TNI apakah membutuhkan alutsista yang

kita tidak miliki untuk misi, kalau sudah itu, maka selanjutnya Presiden akan

memberikan persetujuan. Kalau Presiden sudah memberikan persetujuan maka

langkah selanjutnya adalah menyusun Kepres karena di Perpres itu

diamanatkan untuk setiap pemberangkatan dibuat Kepres untuk Misi Baru.

Kalau untuk misi yang berulang sudah tidak masalah. Nah, Kepres itu disusun

dengan mengajukan juga pendapat dari DPR RI bukan persetujuan tapi

pendapat, di UUnya pendapat. Dari pendapat DPR itu untuk menjadikan

referensi juga di Kepres itu yang selanjutnya diajukan ke Presiden.

Permasalahan yang menonjol adalah tentang anggaran karena setiap

pengiriman pasukan perdamaian itu ditentukan bahwa untuk penyiapan

pasukan itu menjadi tanggung jawab contributing country tetapi kalau sudah

berangkat, sampe disana itu pendanaannya menjadi tanggung jawab UNDPKO.

Nah anggaran penyiapan anggaran itu kita mengalami kesulitan dari sisi waktu,

karena Politik Anggaran kita itu dibuat, baru tahun depan dikeluarkan jadi tidak

sekonyong-konyong. Misalnya, permintaannya bulan maret terus kita sudah

rapat cepat lah, mungkin 2 (dua) – 3 (tiga) hari rapat. Setuju Presiden seminggu

kemudian setuju, terus disusun Kepres DPR setuju, tapi anggaran itu tidak bisa

sekoyong-konyong langsung minta karena harus dianggarkan untuk tahun

depan. Karena kan tahun ini tidak dianggarkan itu yang berbeda dengan kalau

itu bencana alam. Untuk bencana alam itu ada anggaran BA 99 artinya bisa

digunakan setiap saat ketika dibutuhkan, tapi kalau untuk mengirim pasukan

tidak, karena tidak bisa dianggarkan sekarang jaga-jaga ketika diminta PBB

terus nanti dianggarkan itu yang menjadi kesulitan kita sehingga waktu kita

akan panjang. Nanti itu, akan berkaitan dengan United Nations Standby

Arrangement Systems (UNSAS). Padahal sekarang PBB bukan UNSAS lagi.

Kalau UNSAS 3 (tiga) bulan rapid deployment itu dalam waktu mingguan

kecuali kalau nanti kita mampu menganggarkan belum diminta tapi kita sudah

menyiapkan pasukan dan standby force. Nah itu baru kita mendaftarkan ke

PBB. Saya setiap saat diminta, pasukan siap dalam waktu berapa lama dikirim

tapi yang harus diwaspadai juga tidak semudah itu. Kenapa? Karena

permintaan PBB disetiap misi itu tidak sama, kalau kita menyiapkan misalkan

Page 48: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 36

Batalyon Komposit, yang diminta Zeni, ya lain lagi. Berarti kita harus

menyiapkan Batalyon Komposit, ya Zeni ya termasuk Polisi, itu membutuhkan

biaya yang tidak sedikit.

4.2.1.3. Mengidentifikasi Potensial Theatres Tahun 2015-2019

Potensial Theatres Tahun 2015-2019 sudah berhasil

diidentifikasi. Potensial Theatres Tahun 2015-2019. Diana Sutikno menegaskan

bahwa tentunya sudah dan dapat dilihat pada Permenlu Nomor 05 Tahun 2015.

Kita sudah mengidentifikasi sejumlah theatres, (1) basisnya adalah theatres

dimana kita telah beroperasi secara tradisional selama ini dan beberapa

theatres yang potensinya akan dibuka misalnya tentu kita memasukkan selalu

kemungkinan adanya perdamaian di Palestina. Biasanya bila perdamaian yang

fragile, kesepakatan damainya fragile, biasanya DK PBB akan memberikan

dulu masa transisi dimana ada UN present disitu. Seandainya ada perdamaian

antara Palestina dan Israel dan ada internasional protection untuk Palestine,

Indonesia sudah mengidentifikasi itu, untuk potensi theatre kita untuk masuk ke

dalam sebagai salah satu Negara yang juga cukup memiliki credential bagus di

Misi Pemeliharaan Perdamaian. (2) Kemudian di Suriah, kita juga sudah

identifikasi karena Suriah itu sudah lama diidentifikasi aka nada Misi

Pemeliharaan Perdamaian meskipun sampai sekarang situasi konfliknya masih

belum membaik ya, jadi semakin memburuk tapi kita tetap menempatkan

Suriah sebagai salah satu potensi theatre yang baru.

Nah dengan perkembangan-perkembangan yang ada DK PBB akhir-

akhir ini juga melihat ada beberapa misi yang juga perlu di bentuk Misi

Pemelharaan Perdamaian apa yang terjadi di Burundi, itu juga sudah

menimbulkan keresahan, keprihatinan makanya di Burundi perlu dibentuk Misi.

Sebetulnya misinya light masih 250 Police Officer tapi ini juga kita identifikasi

juga. Jadi theatres tersebut sudah teridentifikasi dalam roadmap kita 2015-

2019.

Subagio menyatakan hal yang sama bahwa Indonesia sudah

mengidentifikasi Potensial theatres tahun 2015-2019 yang dapat dilihat pada isi

Permenlu Nomor 05 Tahun 2015. Begitu pula Alex Willem menyatakan pada

Page 49: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 37

periode 2015, Polri sudah potensial theatres sebagaimana tertuang dalam

Permenlu Nomor 05 Tahun 2015. Potential Theatres untuk Personel Polisi

terdapat pada Mali (MINUSMA); pada Sudan Selatan (UNMISS); pada CAR

(MINUSCA); pada Abyei, Sudan (UNISFA); pada Sahara Barat (MONUSCO)

Darfur, Sudan (UNAMID); Liberia (UNMIL); Suriah (akan dibuka) Indonesia

pernah diminta kesiapannya oleh UN Police Division dan Police Advisers.

4.2.1.4. Mengidentifikasi Potensi Penambahan Pasukan Pada Misi

UNPKOs Yang Ada.

Potensi penambahan pasukan pada misi UNPKOs sudah

berhasil diindentifikasi. Potensi Penambahan Pasukan sangat erat dengan

identifikasi potensial theatres. Potensi penambahan pasukannya disesuaikan

dengan established or existing UN Peacekeeping Mission where we are actualy

operating right now. Kenapa potensi penambahannya tetap dibutuhkan

dimungkinkan karena seluruh Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB tidak

beroperasi dengan top shieling yang ditentukan oleh PBB. Authorized thank –

nya itu belum terpenuhi jadi tetap masih ada peluang buat ktia untuk mengisi

Misi-Misi yang ada.

Edwin Habel mengatakan bahwa Potensi Penambahan Pasukan untuk

TNI erat kaitannya dengan potential theatres, yaitu di Lebanon (UNIFIL) yang

masih membutuhkan hamper 5.000 personel militer; di Mali (MINUSMA) masih

membutuhkan sekitas 2.500 personel militer; Republik Demokratik Kongo

(MONUSCO) masih membutuhkan sekitar 600 personel militer dan 300 milobs;

Sudan Selatan (UNMISS) masih membutuhkan 2.200 personel militer, dan

komponen sipil yang layak; Republik Afrika Tengah (MINUSCA) masih

membutuhkan sekitar 3.500 personel militer; di Abyei, Sudan (UNISFA) masih

membutuhkan sekitar 1.400 personel militer; di Sahara Barat (MINURSO)

masih membutuhkan sekitar 210 personel militer; di Darfur, Sudan (UNAMID)

membutuhkan sekitar 3.200 personel militer; di Palestina (akan dibuka misi

baru) membutuhkan pasukan dan personelnya apabila dibuka misi baru.

Sama halnya ini diakui oleh Alex Willem, Potensi-potensi penambahan

pasukan untuk Polisi terdapat pada Mali (MINUSMA) yang membutuhkan 421

Page 50: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 38

personel polisi; pada Sudan Selatan (UNMISS) yang butuhkan sekitar 400

personel polisi; pada CAR (MINUSCA) yang membutuhkan sekitar 700

personel polisi; pada Abyei, Sudan (UNISFA) yang membutuhkan 26 personel

polisi; pada Sahara Barat (MINURSO) yang membutuhkan satu orang polisi;

Darfur, Sudan (UNAMID) yang membutuhkan sekitar 1.700 personel polisi;

Liberia (UNMIL) yang membutuhkan sekitar 300 personel polisi; Suriah (akan

dibuka) Indonesia pernah diminta kesiapannya oleh UN Police Division sebagai

personel kunci sekitar 1000 personel dan 50 police advisers.

4.2.1.5. Mempertahankan Jumlah Kontribusi Personel.

Indonesia tidak hanya mempertahankan jumlah tetapi sudah

menigkatkan jumlah kontribusi personelnya. Begitu pula pendapat Diana

Sutikno, bahwa “I think 2015 tidak mempertahankan malah terjadi peningkatan,

I think that’s an easy answer.”

Data Jumlah Kontribusi Personel tim peneliti ambil sejak Permenlu 05

Tahun 2015 ditetapkan yaitu bulan Juli 2015, hasilnya meskipun Indonesia

mengalami penurunan pada bulan Agustus tetapi pada bulan-bulan selanjutnya

jumlah kontribusi personel meningkat. Berdasarkan data PBB per 31 Juli 2015,

kontribusi Indonesia berjumlah 2.730. Berdasarkan data PBB per 31 Agustus

2015, kontribusi Indonesia berjumlah 2.727. Berdasarkan data PBB per 30

September 2015, kontribusi Indonesia berjumlah 2.817. Berdasarkan data PBB

per 31 Oktober 2015, kontribusi Indonesia berjumlah 2.840. Berdasarkan data

PBB per 30 November 2015, kontribusi Indonesia berjumlah 2.840.

Berdasarkan data PBB per 31 Desember 2015, kontribusi Indonesia berjumlah

2.854.

Subagio mengatakan bahwa seingatnya sampai September ini web, kita

ada 2.854 kalau tidak salah itu terdiri dari 3 (tiga). Pertama, troops contingen,

yang kedua Polisi, yang ketiga military experts (pengamat militer, atau staf

militer), itu artinya bahwa artinya itu jumlah tertinggi yang pernah kita capai.

Karena di tahun 2011 itu jumlah tertingginya 1.981 artinya sudah 900 (Sembilan

ratus) bertambah.

Page 51: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 39

Sedangkan Alex Willem mengatakan sejak tahun 2011 hingga tahun

2015 jumlah personel polisi khususnya FPU memang bertahan jumlahnya

sebanyak 140 personel sementara jumlah IPO jumlahnya bervariasi. Pada

tahun 2011 IPO berjumlah 3 personel, tahun 2012 IPO berjumlah 5 personel,

tahun 2013 IPO berjumlah 20 personel, tahun 2014 IPO menurun menjadi

berjumlah 8 personel, tahun 2015 IPO naik kembali menjadi berjumlah 18

personel.

4.2.1.6. Mempertahankan Kualitas Contingent-Owned Equipment

(COE) Dengan Menyusun Manajemen Logisitik Yang Efektif

Dan Efesien.

Pemerintah RI belum sepenuhnya menyusun manajemen logistik

yang efektif dan efisien secara menyeluruh untuk memepertahankan Kualitas

Contingent-Owned Equipment (COE). Diana Sutikno menyarankan untuk lebih

detil tentang teknisnya dapat ditanyakan kepada teman-teman yang mengurusi

hal Logistik. Dalam konteks Kemlu, dari perkembangan manual COE yang kita

pedomani dan yang harus kita pahami secara seksama adalah bahwa kualitas

COE akan mempengaruhi tingkat reimbursement dan troop cost. Jadi kinerja

TCC akan dilihat dari juga standard atau kualitas dari COE-nya. Kalau dilihat

dari catatan umum, dari hasil reimbursement yang masuk, rata-rata hasil COE

kita semakin meningkat kualitasnya. Di beberapa misi ada yang turun dan ada

dikurangi ininya, itunya sifatnya mission context tapi secara umum semakin

membaik karena deduction-nya semakin kurang. Tentunya ini bisa dijadikan

capaian juga, ini bukan karena Kemlu tapi dari teman-teman yang dilapangan,

teman-teman TNI dan Polri yang memiliki kompetensi untuk dalam konteks

manajemen logistik yang akan bisa memberikan informasi lebih baik.

Hal ini terbukti penanganan manajemen logistik di Mabes TNI yang

dikerjakan oleh Pabandya OPP sementara di PMPP memiliki bagian tersendiri

yang mengurusi logistik. Sebagaimana dikatakan Edwin Habel (2016) bahwa

“saya waktu di PMPP itu menangani operasional, memang menyinggung sedikit

masalah kerjasama internasional, menyinggung sedikit masalah latihan,

menyinggung sedikit ke administrasi logistik tetapi ditempat saya mengolah

Page 52: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 40

operasionalnya mereka. Pada saat menyentuh masalah logistik saya serahkan

ke Direktorat Minlog. … ternyata setelah saya pindah ke Mabes TNI, Fungsi

PMPP yang sedemikian besar pipa penyalurnya hanya di Pabandya OPP saja.

Jadi saya juga termasuk kaget, tadinya saya tidak menguasai bidang logistik

tetapi ternyata setelah masuk ke Mabes TNI saya harus mengurusi semuanya

karena semuanya memang lewat situ. Pada saat judulnya Operasi Luar Negeri

dibawah bendera PBB langsung itu, Pabandya OPP kerjakan, awasi,

laksanakan.

Engkus Kuswara mengatakan bahwa PMPP TNI selalu mendapat

laporan per triwulan untuk mempertahankan COE karena semakin lama usia

dari logistic itu semakin turun sehingga nanti banyak permasalahan di dalam

penilaian. Akan tetapi, ada kejadian beberapa kali, mungkin salah satu contoh

di UNIFIL tidak terlalu besar pengurangan reimbursement-nya tapi di Kongo

adalah salah satu misi kita yang reimbursement-paling besar di potong. Untuk

di daerah misi belum ada tentang assessment atau penilaian untuk

memperbaiki dukungan logistic sehingga ketika rusak mereka baru lapor.

Akibatnya untuk pengadaan untuk menggantikan itu menjadi lambat sehingga

ketika diperiksa menjadi berkurang lagi. PMPP TNI sudah berbicara beberapa

kali dengan Asrenum mungkin sudah mulai akan dibenahi. Jadi 6 bulan ke

depan itu apa yang akan kita butuhkan untuk mencapai performa dari alat itu

sehingga tidak ada pengurangan-pengurangan.

Sedangkan di Polri kata Alex Willem, “hal ini ditangani oleh Biro Misi

Internasional, Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri dengan nama

‘Ranbut’ atau Rencana Kebutuhan.

Subagio berpendapat bahwa penyusunan COE yang efektif dan efisien

sudah dilaksanakan. Penyusunan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan untuk

melakukan reimburse penggantian pemeliharaan maka sebelumnya COE ini

akan mengecek, kondisi yang sebenarnya dari kita (Satgas). Setelah di cek dan

memang kondisinya baik maka dia (UNDPKO) maka dia akan menurunkan

reimbursement penggantian alutsista. Penggantian alutsista ini kewenangan

dari Mabes TNI tapi secara spek yang tahu persis PINDAD dan yang memakai

disana (di daerah misi).

Page 53: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 41

Jadi harus kita pahami sejak awal, misalnya begini, ANOA itu buatan

PINDAD, tentu yang tahu persis tentang sparepart kebutuhan alat lain atau ban

atau apa yang diperlukan untuk daerah misi tidak sama. Karena sparepart yang

dipersiapkan untuk ANOA itu untuk Indonesia iklim tropis, disana iklimnya

berbeda, panas. Tentu, katakanlah ban atau sparepart yang lain yang telah

dipersiapkan disini belum tentu menjawab untuk kebutuhan disana. Nah, kalau

diadakan pemeliharaan itu disana maka mencarinya akan sulit dengan

spesifikasi alat tersebut, kalau dikirim maka tidak sesuai dengan cuaca. Itu

permasalahannya. Nah, beberapa waktu yang lalu kita (Kemhan) sudah

koordinasi adalah bagaimana kalau setiap kontingen dengan mengikutsertakan

teknisi dari PINDAD agar cepat sehingga setiap pengadaan atau penggantian

alat itu sesuai dengan kebutuhan spesifikasi dan kebutuhan cuaca atau kondisi

medan yang sebenarnya. Hasilnya usulan tersebut bisa disetujui, Mabes TNI

juga bisa, misalnya berangkat 800 orang mengikutsertakan kalau disitu ada

ANOA mengikutsertakan teknisi PINDAD yang setiap tahun akan diganti itu

untuk menghindari penggantian sparepart yang bisa lebih tepat tetapi

pelaksanaannya belum berangkat karena mereka termasuk kedalam 800 yang

belum berangkat itu terbentur masalah anggaran.

4.2.1.7. Melaksanakan Kegiatan Kajian Mengenai Mekanisme

Nasional Pengaturan Civilian Capacities

Kegiatan kajian mengenani mekanisme nasional pengaturan

Civilian Capacities belum dilaksanakan. Namun demikian, Diana Sutikno

menjelaskan bahwa pengaturan Civilian Capacities nanti arahkan untuk 2 (dua)

sampai 3 (tiga) tahun kedepan tapi proses intercamp untuk brainstorm untuk

melihat potensi-potensi sudah kita lakukan kalau hambatan artinya kita begini,

konteks Civilian Capacities dan Peacebuilding, Peacekeeping ini bukan

sesuatu, belum sesuatu bagi banyak stakeholder itu belum jadi konsep yang

mainstream karena orang masih melihat apa bedanya dengan represntasi atau

menaruh orang-orang Indonesia di organisasi internasional misalnya, it’s goes

beyond that. Kalau dengan Visi 4.000-nya Pak SBY, artinyakan Civilian

Capacities ini nantinya dalam konteks Multidimensional Peacekeepeing mission

Page 54: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 42

dimana ada unsur-unsur, aktor-aktor yang multi. Kita masih mencoba get a

break trough, kita sudah bicara dengan beberapa mitra yang memiliki

pengalaman dalam deployment civilian capacities di beberapa Misi

Pemeliharaan Perdamaian PBB, misalnya kita bicara dengan Norway, bicara

dengan Negara mitra lain yang kita jajaki khususnya kaitanya dengan pelatihan

karena concern dari pimpinan adalah bagaimana dengan pelatihannya trus

nanti dengan pola karirnya. Ini sesuatu yang akan terus kita develop sepanjang

kita melaksanakan Roadmap Visi 4.000. Akan tetapi, Sutikno beralasan, intinya

kegiatan di tahun 2015 banyak tersita untuk agenda-agenda yang lain yang

basicly kita sudah melakukan kajiannya step a head di tahun 2014 dan di

January 2016. Hal ini dikarenakan pas semester terakhir waktunya terlalu

pendek.

Selain itu, pada tahun 2015 Kemlu sudah membuat jejaring dan working

group Whats App untuk CivCap. Jadi kita punya forum silahturrahmi informal

yang dimana Kemlu bisa bergaung bersama-sama teman-teman yang sedang

berada di Misi-Misi PBB statusnya baik sebagai dalam konteks UN Volunteers

maupun Civilian Capacities yang memang bertugas sebagai International Civil

Servant di beberapa Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB. Jadi pada tahun

2015 kita tahu apa yang menjadi concerns mereka dan untuk mengatasi

concerns tersebut.

Kalau tataran kewenangan itu, menurut Subagio, ada di Kemlu, tapi

Kemlu sudah menyampaikan pada tahun 2014 apabila PBB minta sipil untuk

terlibat Misi Perdamaian maka dia (Kemlu) bekerjasama dengan PMPP untuk

dilatih. Pertanyaannya adalah, apakah sekarang ada sipil di Misi PBB? Ada

tetapi yang lalu belum melalui proses, seyogyanya itu diatur oleh Kemlu dan

kalau ada permintaan dari PBB maka personel ini semacam di brief dulu di

PMPP.

Sementara Subagio menambahkan, sepengetahuannya untuk periode

2015 PBB tidak meminta personel sipil karena apa? Sipil lebih rumit sehingga

mereka (UNDPKO) kan mintanya person to person lalu ahli apa. Kalau kita

menyiapkan semua kita siapkan, ya bukan mubadzir tapi artinyakan akan

membutuhkan anggaran dan mencari orang siapa apakah sejak sekarang.

Page 55: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 43

Sedangkan, menurut Alex Willem, kegiatan kajian tentang CivCap, ia tidak

mengetahui dan menurutnya Kemlulah yang lebih mengetahuinya.

4.2.1.8. Melaksanakan Finalisasi Pembentukan Pasukan Siaga

Operasi/ Standby Force TNI.

Finalisasi pembentukan pasukan siaga operasi/ Standby Force

TNI belum dilaksanakan karena masih terbentur ketersediaan dana.

Permasalahan pelaksanaan finalisasi pembentukan Pasukan Siaga

Operasi/Standby Force TNI menurut Diana Sutikno adalah concern TNI.

Sementara, Engkus Kuswara mengatakan bahwa Stand By Force (SBF) kita

masih belum difungsikan dengan baik. Karena ketika masuk ke UNSAS harus

difungsikan dengan baik. Namun ketika UNPCRS itu juga diberlakukan kita

tetap juga masih berkendala, karena SBF kita ini hubungannya nanti dengan

anggaran, karena setelah kita latih dia, kemudian kita recruit dia, kita latih, kan

harus SBF juga, persiapan untuk memulai. Nah, disitu juga yang paling besar

adalah anggaran.

Berbeda dengan TNI, Alex Willem mengatakan bahwa “Pasukan Siaga

Operasi Polri dimulai sejak tahun 2011 dengan hasil yang tidak maksimal.

Kemudian pada 2012 mulai berubah lebih baik dengan adanya pelatihan untuk

mempersiapkan pemberangkatan tahun 2013. Pada Tahun 2013 United

Nations Assement Team (UNSAT) datang ke Pusat Misi Internasional Polri di

Cikeas dan hasilnya melatih 50 personel. Selanjutnya pada tahun 2014,

mengirim 50 personel yang sudah dilatih di tahun 2013 dan mengadakan

pelatihan untuk tahun 2015. Kemudian pada tahun 2015 UNSAT datang

kembali dan tidak ada kegiatan pelatihan baru tetapi masih melanjutkan

pelatihan tahun 2014 untuk pengiriman pasukan polisi pada tahun 2016.

Standby Force TNI sudah dibahas tapi itu kewenangan di Mabes TNI,

tempatnya sudah disiapkan tapi untuk melegalkan itu karena pembentukan

organisasi tidak sulit tapi organisasi akan berdampak pada anggaran tapi ketika

struktur organisasi tidak ada, dan kita memerlukan anggaran kita akan

kesulitan, yang bisa menjawab lebih tepat ya Mabes TNI.

Page 56: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 44

Namun demikian, Alex Willem mengatakan bahwa kewenangan ini

dimiliki oleh Mabes TNI, pihaknya (Polri) tidak mengetahui hal ini.

4.2.1.9. Melaksanakan Kajian Pembentukan Standing Police Capacity

(SPC) Polri

Kajian Pembentukan Standing Police Capacity (SPC) Polri belum

dilaksanakan. Permasalahan pelaksanaan finalisasi pembentukan Pasukan

Siaga Operasi/Standby Force TNI menurut Diana Sutikno merupakan ranah

Polri dan belum dilaksanakan. Untuk lebih detil yang menjawab hal ini, menurut

Subagio sebaiknya dari rekan di Polri tapi cara penyiapannya saya kira sama.

Jadi mereka juga menyiapkan itu, sebelum diminta juga berusaha disiapkan.

Sementara, Alex Willem menyatakan, bahwa pada tahun 2015, Polri tidak

memiliki kegiatan Kajian pembentukan SPC Polri.

4.2.1.10. Melaksanakan Kegiatan Kajian Keikutsertaan Dalam United

Nations Standby Arrangement System (UNSAS)

Kegiatan kajian keikutsertaan dalam United Nations Standby

Arrangement System (UNSAS) belum dilaksanakan. Namun demikian, Diana

Sutikno mengatakan bahwa UNSAS sudah kita daftarkan dan sudah ada

kegiatan kajian mengenai UNSAS yang dilaksanakan pada Desember 2015

dengan mengundang pembicara dari UNDPKO pas juga tentang UNPCRS

karena Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 dibuat sebelum UNPCRS. Jadi kita

sudah ganti menjadi UNPCRS, so we already done this dan intercamp dengan

teman-teman TKMPP untuk memahami apa itu sistem UNPCRS sudah kita

lakukan di Desember 2015 karena kita juga mengundang UNDPKO.

Menurut Subagio, Indonesia sudah melakukan pengkajian. Di Direktorat

Pengerahan Strahan Kemhan RI sudah dan selalu mengkaji. Bahkan, kita

sudah tahun 2014 itu saya sudah menulis Visi 4.000 diantaranya langkah-

langkahnya, menyiapkan UNSAS, tapi nanti kita kembali lagi ke pokok

permasalahan lagi. Apakah kita akan bisa minta anggaran ketika PBB baru

minta? Jadi politik anggaran akan sangat mempengaruhi persiapan. Politik

anggaran artinya, proses politik anggaran di Indonesia itu apakah kita mudah

Page 57: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 45

ketika mengajukan anggaran ke DPR padahal PBB saja belum minta? Padahal

yang untuk UNSAS yang rapid itu membutuhkan anggaran sebelum ada

permintaan. Kalau dari TNI-nya sih tidak ada masalah, kapan saja siap, ya

merekrut melatih saya kira tidak masalah. Masalahnya akan kembali lagi ke

anggaran. Sistem anggaran kita. Sementara itu, menurut Alex Willem,

pihaknya (Polri) juga tidak mengetahui hal ini.

4.2.1.11. Mengintensifkan Konsultasi Dan Lobi Dengan UNDPKO

Pemerintah RI sudah menintensifkan konsultasi dan lobi dengan

UNDPKO. Menurut Diana Sutikno, hal ini sudah dilakukan dengan multiple

melalui PTRI New York juga dengan arahan-arahan dari Jakarta, so we are

doing this regularl. Sementara dari sisi Polri, pengintensifan konsultasi dan lobi

dengan UNDPKO diakui ada, Alex Willem mengatakan yaitu “dilakukan oleh

Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) New York”. Begitu halnya

Subagio, mengatakan hal yang sama, “tugas ini diemban oleh PTRI, di New

York, yang disana ada Dubes sendiri dan ada Penasihat Militer itu yang dijabat

bintang satu yang setiap saat melobi. Bahkan, mereka ada organisasi selalu

membahas tentang misi-misi bukan hanya kita memanfaatkan dimana yang

bisa kita kirim tetapi juga evaluasi tentang bagaimana alutsista bagaimana

kesejahteraan prajurit di dalam misi itu dibahas disana. Disamping itu, ketika

Pak Purnomo menjadi menteri pada tahun 2013, itu juga mengirim utusan

khusus untuk menghadap Sekjen PBB. Sedangkan tahun 2015 sepengetahuan

Subagio tidak ada karena tidak mungkin dilakukan setiap tahun artinya pernah

dilakukan dan itu berjalan terus. Kebetulan tahun 2015 tidak tetapi bukan berarti

tidak melakukan sama sekali dan dari PTRI setiap bulan laporan apa yang

dilakukan ada bukti laporannya.

4.2.1.12. Menjajaki Peluang Berbagai Jabatan Strategis Baik Di Markas

Besar PBB Di New York Dan Di UNPKOs

Pemerintah RI sudah menjajaki peluang berbagai jabatan

strategis baik di Markas Besar PBB di New York dan di UN PKOs. Diana

Sutikno mengatakan hal ini ini juga kita lakukan dengan menyampaikan dengan

Page 58: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 46

kandidat Indonesia dengan rata-rata pada posisi Planning dan Force

Generation, nanti bisa dicek dengan teman-teman di TNI dan Polri.

Sebagaimana sudah dikatakan oleh Subagio sebelumnya tentang

pengintensifan konsultasi dan lobi dengan UNPKOs, dalam laporan pertemuan-

pertemuan PTRI tiap bulannya melaporkan mencari misi yang dimana

peluangnya, dan PTRI membahas tentang apa, diantara Negara-negara

pengirim ini, itu selalu ada pertemuan-pertemuan makanya PTRI itu hanya

untuk PBB, bukan untuk pemerintah Amerika beda, dengan Kedutaan di

Washington. Ada setiap bulan dari PTRI yang dikirim ke Kemlu, ke Mabes TNI,

dikirim ke Kemhan lalu ke Dirjen Strahan, lalu ke Direktorat Pengerahan.

Sementara, peluang untuk polisi juga diakui ada oleh Alex Willem.

Willem mengatakan bahwa pada tahun 2015 ada jabatan strategis di Markas

Besar PBB yang disampaikan ke Divhubinter Mabes Polri dan sudah di apply

yaitu Level P3 – Police Recruitment Officer UNDPKO, Level P4 – Police

Recruitment Officer UNDPKO tapi hasilnya gagal semua. Sedangkan peluang

jabatan strategis di UNPKOs adalah posisi Sector Commander of Sector East

UNAMID di Darfur – Sudan dari 6 perwira yang diusulkan dan di uji hanya satu

orang yang lolos seleksi dan pemberangkatannya pada tahun 2016 dan Level

P5 – Police Comisioner – Haiti tapi hasilnya tidak memenuhi syarat.

4.2.1.13. Memanfaatkan Peran Special Committee On Peacekeeping

Operations (C-34) Untuk Menyuarakan Kepentingan

Indonesia.

Pemerintah RI sudah memanfaatkan peran Special Committee

on Peacekeeping Operations (C-34) untuk menyuarakan kepentingan

Indonesia. Hal ini dikarenakan menurut Diana Sutikno bahwa Indonesia

merupakan negosiator untuk C34 melalui PTRI New York. Kita merupakan

salah satu negosiator kunci dari Komite C34. Jadi kita pastikan bahwa

Policymaking di C34 itu sejalan dengan kepentingan dengan Negara-Negara

Penyumbang Pasukan. Goal-nya Bapak Imam Edy Mulyono sebagai Force

Commander (FC) di MONUSCO, Sahara Barat kan berkat itu dan salah satu

Page 59: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 47

syarat resmi kita mendapatkan informasi untuk perwira-perwira kita juga ada

staf disana. Ya itu dibahas di C34 itu.

Dari sisi Polri, berdasarkan hasil Informal Briefing Peran C34 kepada

PCCs tentang UN Police Review, yaitu:

1) Panel review telah menerima masukan dari 6 misi perdamaian PBB dan

3 misi politik PBB terkait UN Police melalui Video Teleconference (VTC)

dengan para Head of Police Components di masing-masing misi. Dari

masukan tersebut terindentifikasi bahwa komponen UN Police di misi

belum mendapatkan dukungan yang memadai untuk melaksanakan

tugas UN Police di daerah misi.

2) Melaksanakan konsultasi ketat dengan 6 host country misi perdamaian

PBB guna mendalami pandangan, program dan bantuan apa yang

dibutuhkan oleh host country terkait UN Police. Pihak host country

menyampaikan bahwa bantuan yang paling dibutuhkan saat ini tenaga

ahli/police speacialist yang dapat membantu pengembangan kepolisian

nasional host country namun memahami kondisi dan kultur budaya

setempat serta lingkungan operasi (kearifan lokal) dari host country…

4.2.1.14. Melaksanakan Kegiatan Outreach Kepada Para Pemangku

Kepentingan Nasional

Menteri Luar Negeri selaku Ketua TKMPP sudah melaksanakan

kegiatan Outreach kepada para pemangku kepentingan nasional. Diana

Sutikno mengatakan bahwa hal ini sudah kita lakukan dengan mengundang

teman-teman media pada acara UN Day.

Subagio mengatakan, bahwa pada tahun 2015 itu ada forum-forum

UNDPKO yang kita ikuti. Sedangkan Polri mengikuti kegiatan yang sama yang

dilakukan oleh Kemlu pada UN Day.

4.2.1.15. Mengintensifkan Penyelenggaraan Rapat TKMPP Tingkat

Menteri dan Pelaksana Harian.

Penyelenggaraan rapat TKMPP tingkat Menteri hingga

sekarang belum terlaksana tapi rapat TKMPP tingkat Pelasana Harian

Page 60: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 48

sudah intensif. Menurut Diana Sutikno, penyelenggaraan Rapat TKMPP

tingkat Menteri belum terlaksana hanya karena conflicting schedule saja tapi

kalau pelaksana harian regular setiap bulan karena kalau tidak Kemlu tidak bisa

lapor kepada Presiden. Minimal sebulan sekali, maksimal dua bulan sekali.

Subagio berpendapat, Penyelenggaraan Rapat TKMPP tingkat Menteri

belum dapat dilaksanakan. Hal ini memang tidak mudah karena agenda dari

masing-masing tidak bisa persis bahwa hari itu pas tidak ada semua, tetapi

ketika itu dibahas di Presiden, beliau tahu. Beliau juga tahu dari laporan Menlu

sudah diketahui juga oleh Menteri-Menteri lain sebelum naik ke Presiden. Akan

tetapi, Subagio menyakinkan rapat TKMPP tingkat Menteri pernah dilakukan

meskipun bukan dilakukan pada tahun 2015. Sementara, yang menanganinya

juga berganti-ganti sehingga belum tentu yang menanganinya itu ketika ada

proses yang lalu dia tahu.

4.2.1.16. Memanfaatkan Partisipasi dan Kontribusi Indonesia pada

UNPKOs Dalam Rangka Mendukung Pencalonan RI sebagai

Anggota Tidak Tetap DK PBB Periode 2019-2020

Pemerintah RI sudah memanfaatkan partisipasi dan kontribusi Indonesia

pada UNPKOs dalam rangka mendukung pencalonan RI sebagai anggota tidak

tetap DK PBB Periode 2019-2020. Menurut Diana Sutikno, sejauh ini Indonesia

sudah dari waktu ke waktu credential Indonesia di Misi Pemeliharaaan PBB kita

selalu masukkan dalam talking points pimpinan kita untuk meminta dukungan

kepada Negara-Negara anggota PBB.

Menurut Subagio, sepengetahuannya dalam laporan PTRI yang

disampaikan ke Kemhan, setiap rapat itu selalu ada upaya untuk

memanfaatkan partisipasi dan kontribusi Indonesia pada UNPKOs untuk

mendukung pencalonan RI sebagai anggota tidak tetap DK PBB.

4.2.1.17. Membuka Peluang Bagi Kontribusi Pejabat Tinggi ke

UNPKOs.

Pemerintah RI sudah membuka peluang bagi kontribusi pejabat tinggi ke

UNPKOs.

Page 61: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 49

4.2.1.18. Mengintensifkan Kunjungan Pejabat Tinggi Ke UNPKOs

Pemerintah RI sudah mengintensifkan kunjungan pejabat tinggi ke

UNPKOs. Sepanjang Tahun 2015, menurut Diana Sutikno, ada kunjungan

Komisi I DPR RI ke UNIFIL, kunjungan Ketua Pelaksana Harian TKMPP ke

UNIFIL, Kunjungan Tim Verifikasi Polri dan Komisi III DPR RI ke UNAMID,

kunjungan kerja Pejabat Kemhan dan Mabes TNI biasanya rutin (kalau tahun

2015 itu biasanya ke UNIFIL, ke MINUSCO), kunjungan Komandan PMPP ke

MONUSCO dan MINUSMA. Sementara dari kata mengintensifkan, menurut

Sutikno dapat mengandung arti jumlahnya kalau dilihat dari kacamata Politik

kunjungan-kunjungan pejabat dari Negara TCC secara keseluruhan meningkat,

tapi the problems dalam konteks meningkatkan jumlah kita harus juga pahami

untuk masuk ke suatu wilayah operasi bukan kayak orag turis jalan-jalan ya,

jadi harus minta clearance. Kadang kalau kita minta pas jalurnya tidak pas tidak

terlaksana, tapi jumlah is one thing, dan Frekuensi tapi juga added value dari

kunjungan itu. Tentunya dalam kaitannya untuk meningkatkan visi militansi dari

pemangku kepentingan domestic ke misi-misi tahu bahwa memang dengan

mengundang media juga biasanya memahami situasi di lapangan dan

bagaimana kinerja di lapangan dan pada saat yang bersamaan tentunya

melalui intensifying ini kita bisa mengambil manfaat pada saat mengambil

kebijakan agar lebih intensif .

Subaigo mengingatkan, selain berupaya mengintensifkan kunjungan

agar jangan lupa bahwa tidak semudah itu untuk menambah jumlah peserta

kunjungan karena ada aturannya. Kalau kita sembarangan hanya mengejar

impian terlalu besar bisa berbahaya.

Sementara itu, dari Polri, Alex Willem mengatakan bahwa pada tahun

2015 masih tidak berubah dari tahun 2014 yaitu ada 2 kali kunjungan yaitu

Supervisi yang terdiri dari 8 personel dan Verifikasi yang terdiri dari 14

personel.

4.2.1.19. Melakukan Kunjungan Studi Banding Ke Pusat Pelatihan Dan

Logistik UNPKOs dan Negara Lain.

Page 62: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 50

Pemerintah RI sudah melakukan Kunjungan Studi Banding ke Pusat

Pelatihan dan Logistik UNPKOs dan Negara lain. Menurut Subagio, Indonesia

sudah melakukan studi banding ke Pusat Pelatihan dan Logistik UNPKOs dan

Negara lain. Subagio mengatakan bahwa Ada. Pada saat itu, Indonesia

melakukan kunjungan ke 3 (tiga) negara. Sebagai contoh salah satu hasil

kunjungannya adalah kalau di Malaysia itu bisa menggunakan anggaran lain

dari Yayasan dari TNI nya sendiri untuk men-supply dia berangkat nanti ada

penggantian atau apa.

4.2.2. Periode 2016

4.2.2.1. Menyusun Peraturan Pelaksanaan Mekanisme Ketertiban

Civilian Capacities

Pemerintah RI sudah menyusun Peraturan Pelaksana mekanisme

ketertiban Civilian Capacities. Diana Sutikno menjelaskan, bahwa pada Januari

2016, Kemlu masih mengundang beberapa PNS dari beberapa

Kementerian/Instansi Negara untuk melakukan kajian yang seharusnya

dilakukan di tahun 2015. Menurut Subagio, Penyusunan Peraturan

Pelaksanaan Mekanisme Ketertiban Civilian Capacities dilakukan oleh Kemlu

RI.

4.2.2.2. Melengkapi Organisasi Pasukan Siap Operasi/ Standby Force

TNI

Pemerintah RI belum melengkapi organisasi Pasukan Siap Operasi/

Standby Force TNI. Menurut Subagio, tupoksi yang melengkapi Organisasi

Pasukan Siap Operasi/ Standby Force TNI dilakukan oleh Mabes TNI dan

sudah dilakukan. Bahkan hasil diskusi adalah apakah Standby Force itu

dibawah PMPP atau berdiri sendiri.

4.2.2.3. Melaksanakan Kajian Pembentukan Standing Police Capacity

(SPC) Polri

Pemerintah RI sudah melaksanakan kajian pembentukan Standing

Police Capacity (SPC) Polri yang baru saja dilakukan pada bulan Oktober 2016.

Page 63: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 51

Kajian tersebut dilakukan internal Polri sekaligus membahas lokasi

pendiriannya tahun depan di Setu Bekasi dari sebelumnya di Cikeas Bogor.

4.2.2.4. Menyiapkan Pembentukan Fasilitas Pelatihan SPC

Pemerintah RI sudah menyiapkan pembentukan fasilitas pelatihan

SPC. Alex Willem mengatakan bahwa fasilitas yang ada pada Pusat Misi

Internasional Polri di Cikeas masih pinjam pakai kepada Lembaga Pendidikan

Polri (Lemdikpol). Namun tahun depan (2017) sudah direncanakan akan

dibangun khusus di daerah Setu Bekasi, Jawa Barat.

4.2.2.5. Mendaftarkan Kesiapan Keikutsertaan Indonesia Dalam United

Nations Standy Arrangement System (UNSAS)

Pemerintah RI sudah mendaftarkan kesiapan keikutsertaan

Indonesia dalam United Nations Standby Arrangement System (UNSAS). Hal

ini dapat dibuktikan pada saat pendaftaran UNPCARS Satgas Yon Komposit

MINUSMA CAR dengan surat dari Mabes TNI kepada Dubes LBB/Watapri

untuk PBB bernomor R/205/V/2016 tanggal 28 Mei 2016.

4.2.2.6. Mempertahankan Jumlah Kontribusi Personel

Data Jumlah Kontribusi Personel tim peneliti ambil sejak Januari

2016 hingga data terakhir yang ada pada PBB yaitu bulan Agustus 2016.

Hasilnya jumlah personel terus bertambah dari Desember 2015 meskipun

Indonesia mengalami penurunan pada bulan Juli tetapi pada bulan selanjutnya

Agustus jumlah kontribusi personel meningkat kembali. Berdasarkan data PBB

per 31 Januari 2016, kontribusi Indonesia berjumlah 2.831. Berdasarkan data

PBB per 29 Februari 2016, kontribusi Indonesia berjumlah 2.843. Berdasarkan

data PBB per 31 Maret 2016, kontribusi Indonesia berjumlah 2.843.

Berdasarkan data PBB per 30 April 2016, kontribusi Indonesia berjumlah 2.850.

Berdasarkan data PBB per 31 Mei 2016, kontribusi Indonesia berjumlah 2.863.

Berdasarkan data PBB per 30 Juni 2016, kontribusi Indonesia berjumlah 2.866.

Berdasarkan data PBB per 31 Juli 2016, kontribusi Indonesia berjumlah 2.864.

Page 64: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 52

Berdasarkan data PBB per 31 Agustus 2016, kontribusi Indonesia berjumlah

2.867.

Subagio mengatakan bahwa kalau Afrika Tengah yang sudah disetujui

itu dapat didukung angggaran, maka 2.867 ditambah 800 personel sudah 3.600

lebih sudah mendekati 4.000. Sayangnya gagal, belum diberangkatkan.

Alex Willem menambahkan bahwa meskipun jumlah FPU polisi tidak

berubah dari tahun ke tahun yaitu berjumlah 140 personel tetapi pada tahun

2016 jumlah IPO bertambah 3 kali lipat menjadi berjumlah 61 personel dari 18

personel.

4.2.2.7. Mempertahankan Kualitas Contingent-Owned Equipment (COE)

Dengan Menyusun Manajemen Logistic Yang Efektif Dan Efisien

Meskipun Indonesia sudah dapat menyusun Manajemen loistik

yang efektif dan efisien untuk Misi baru sehingga Satgas Baru dapat disetujui

dan diberangkatkan tetapi sampai dengan sekarang Indonesia masih belum

dapat memprediksi lifetime dari major equipment. Harjo Susmoro

mengatakan bahwa PBB bayar sesuai dengan ketentuan. Kemudian biaya

sewanya itu kalau kita tidak bisa merawat dengan baik. Namanya barang rusak

kan kita tidak pernah tahu. Kalau kita bisa rawat dengan baik maka cost ini nya

paling kita hanya mengeluarkan untuk maintenance-nya saja. Tapi kalau terjadi

kerusakan-kerusakan yang diluar maintenance. Yang diluar diperhitungan,

kalau bahan bakar kita bisa hitung, life time juga bisa kita hitung, sehingga

bahwa PBB hanya akan menghitung penggunaan untuk bahan bakar,

penggunaan untuk life time sehingga diperkirakan ini harus diganti atau tidak.

Persis sudah dihitung tapi kerusakan-kerusakan yang karena kecelakaan

karena keteledoran kita kecelakaan ini karena ini tidak dihitung.

Susmoro menambahkan bahwa kalau kita bisa memperkirakan misalkan

lifetime nya itu misalkan 5.000 jam kita bisa gunakan lebih misalkan 7.000. Nah

5.000 jam kita mesti kita adakan perbaikan kan keluar cost tapi dengan 5.000

jam missal anggap saja satu bulan 5.000 jam putar berarti harus ada keluar

cost tapi kalau kita bisa sampai 7.500 dan kondisinya masih bagus. Tidak ini

Page 65: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 53

hitungan bodoh bodohan aja maka kita kan punya keuntungan setengah bulan.

Intinya kan disitu. Kalau seandainya ditengah jalan, ditengah bulan tiba-tiba

terjadi ban meledak. Kalau ANOA pakai ban, misalkan kemudian itu harus

diganti. Ya memang harus ada tambahan dari situ bisa Cuma kan ini berarti

sudah biaya yang boleh dikatakan tidak bisa diprediksi. Ibarat mesin ada

gangguan, meledak. Itu kan tidak bisa diprediksi. Untuk hal ini juga sudah

diperhitungkan oleh Subagio. Ia mengatakan bahwa, yang pertama dengan

segera melengkapi kekurangan yang masih ada, yang kedua mengikutsertakan

teknisi alutsista tertentu.

4.2.2.8. Mengintensifkan Konsultasi Dan Lobi Dengan UNDPKO

Pemerintah RI sudah menintensifkan konsultasi dan lobi dengan

UNDPKO. Menurut Subagio, yang melakukan intensif konsultasi dan lobi

dengan UNDPKO dilakukan oleh PTRI New York. Sebagai contoh,

keikutsertaan Indonesia pada pelaksanaan konferensi “UN Peace Operations

Review; Taking Stock,lLeveraging opportunity and charting the way forward”,

tanggal 11 April 2016.

4.2.2.9. Menjajaki Peluang Berbagai Jabatan Strategis Baik Di Markas

Besar PBB di New York Dan Di Misi Pemeliharaan Perdamaian

PBB

Pemerintah RI sudah menjajaki peluang berbagai jabatan strategis

baik di Markas Besar PBB di New York dan di UNDPKOs. Subagio

mengatakan, bahwa Kemlu RI lah yang menjajaki Peluang berbagai Jabatan

Strategis baik di Markas Besar PBB di New York dan di Misi Pemeliharaan

Perdamaian PBB berdasarkan laporan PTRI. PTRI sebenar berada dibawah

kendali kepentingan Kemlu RI tapi didalamnya (PTRI) ada penasihat militer

setingkat bintang satu. Edwin Habel menambahkan Subagio bahwa sebagai

contoh adalah pencalonan Brigjen Karmin sebagai peserta seleksi Deputy

Force Commander misi UNAMID di Darfur dalam rangka menjawab permintaan

dari PBB yang disampaikan melalui PTRI New York tertanggal surat 19 Agustus

2016.

Page 66: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 54

Alex Willem mengatakan bahwa pada tahun 2016 Polri mendapat 8

(delapan) peluang jabatan strategis dan sudah di apply semuanya. Akan tetapi,

hasilnya kedelapan-delapannya gagal karena tidak memenuhi syarat.

4.2.2.10. Memanfaatkan Peran Special Committee on Peacekeeping

Operations (C-34) Untuk Menyuarakan Kepentingan Indonesia

Pemerintah RI sudah memanfaatkan peran Special Committee on

Peacekeeping Operations (C-34) untuk menyuarakan kepentingan Indonesia.

Subagio mengatakan bahwa Indonesia masih memanfaatkan peran C34 untuk

menyuarakan kepentingan Indonesia melalui PTRI. Edwin Habel pun

mengiyakan pernyataan Subagio dan menambahkan sebagai contoh Kegiatan

tersebut adalah Konferensi “UN Peace Operations Review: Taking Stock,

Leveraging opportunities and charting the way forward” pada tanggal 11 April

2016 dan Indonesia telah menjadi moderator dalam salah satu sesi mengenai

sinergi ketiga UN Peace and Security Reviews.

4.2.2.11. Melaksanakan Kegiatan Outreach Kepada Para Pemangku

Kepentingan Nasional

Menteri Luar Negeri selaku Ketua TKMPP sudah melaksanakan

kegiatan Outreach kepada para pemangku kepentingan nasional. Menurut

Subagio, kegiatan Outreach yang saya tahu sampai bulan April saja karena

selanjutnya saya sudah pindah ke Unhan tapi yang jelas ketika itu, Kemlu

pernah jadi host tentang Misi Pemeliharaan Perdamaian ini dengan

mengundang Negara-negara Kontributor. Berdasarkan Hasil Rapat Pelaksana

Harian TKMPP Tanggal 04 Oktober 2016, poin 8 (delapan) Kemlu mewakili

Pemri akan menyelenggarakan Challenges Forum Workshop di Bali pada

tanggal 10-11 November 2016. Sekitar 60 orang dari 22 Negara anggota akan

hadir. Tema yang akan diusung adalah “Entering 2017: Strengthening

Collective Preparedness for Future UN Peacekeeping Operation”.

4.2.2.12. Mengintensifkan Penyelengaraan Rapat TKMPP Tingkat Menteri

Dan Pelaksana Harian

Page 67: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 55

Menteri Luar Negeri selaku Ketua TKMPP masih belum

mengintesifkan penyelenggaraan rapat TKMPP tingkat menteri pada

periode tahun 2016 seperti halnya tahun 2015 tetapi penyelenggaraan rapat

TKMPP ditingkat pelaksanaan harian masih rutin dilakukan minimal sekali

sebulan. Edwin Habel mengatakan bahwa khususnya Menteri Keuangan sulit

sekali untuk dating dalam tiap rapat TKMPP, Menkeu selalu saja diwakili staf

yang bukan dalam kapasitas pengambil keputusan. Hal ini mengakibatkan

setiap perihal yang menyangkut anggaran selalu tidak bisa dicarikan solusinya.

Selain itu, orang yang mewakili Menteri Keuangan atau Kementerian Keuangan

tidak pernah selalu orang yang sama atau berbeda-beda sehingga dalam setiap

rapat harus berulang kali menyamakan persepsi dan akhirnya menyita waktu.

Sementara, Subagio mengatakan, tidak ada yang berbeda dari

penyelnggaraan rapat TKMPP baik di tingkat Menteri dan Pelaksana Harian. Di

tingkat Menteri masih belum dapat dilaksanakan karena masih ada konflik

jadwal antara Menteri yang terlibat dalam TKMPP sedangkan Rapat di tingkat

Pelaksana Harian masih rutin dilaksanakan minimal sebulan sekali.

4.2.2.13. Memanfaatkan Partisipasi Dan Kontribusi Indonesia Di Misi

Pemeliharaan Perdamaian Dalam Rangka Mendukung

Pencalonan RI Sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB Periode

2019-2020

Pemerintah RI sudah memanfaatkan partisipasi dan kontribusi

Indonesia pada UNPKOs dalam rangka mendukung pencalonan RI sebagai

anggota tidak tetap DK PBB Periode 2019-2020. Subagio berpendapat bahwa

Indonesia baik melalui Kemlu dan Kemhan masih terus memanfaatkan

Partisipasi dan Kontribusi Indonesia di Misi Pemeliharaan Perdamaian Dalam

Rangka Mendukung Pencalonan RI sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB

Periode 2019-201 terutama Negara-Negara ASEAN, ADMM Plus.

4.2.2.14. Membuka Peluang Bagi Kontribusi Baru Sebanyak 350 Personel

Pemerintah RI belum membuka peluang bagi kontribusi kontribusi

baru sebanyak 350 personel. Berdasarkan keterangan Subagio sebelumnya

Page 68: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 56

pada periode 2015 Indonesia masih terhambat dalam Pembentukan Satgas

YonKomposit baru berjumlah 800 personel dan Kepresnya belum selesai dan

disetujui Presiden yang berdampak pada anggaran pengerahan personel

sehingga Indonesia belum dapat membuka peluang kontribusi baru.

4.2.2.15. Mengintesifkan Kunjungan Pejabat Tinggi Ke UNPKOs

Pemerintah RI belum mengintensifkan kunjungan pejabat tinggi ke

UNPKOs.

Subagio mengatakan bahwa Indonesia sudah mengintensifkan

kunjungan Pejabat Tinggi ke UNPKOs. Indikasinya adalah Menhan RI,

Panglima TNI, KSAL sudah melakukan kunjungan ke UNPKOs. Selain itu,

kunjungan ke UNPKOs juga dilakukan oleh Anggota DPRI Komisi I yang

mengajak tim dari Dirstrahan Kemhan RI. Sedangkan dari Polri kunjungan

Pejabat Tinggi ke UNPKOs tidak intensif karena menurut Alex Willem,

anggaran mereka dipotong sehingga hanya dapat melakukan kunjungan satu

kali dengan menggabungkan kegiatan supervise dan verifikasi sekaligus. Itupun

dilakukan hanya dengan satu tim yang terdiri dari 3 personel.

4.2.2.16. Melakukan Kunjungan Studi Banding Ke Pusat Pelatihan Dan

Logistik UNPKOs Dan Negara Lain

Pemerintah RI belum melakukan Kunjungan Studi Banding ke

Pusat Pelatihan dan Logistik UNPKOs dan Negara lain. Menurut Subagio,

pelaksanaan kunjungan tidak dilakukan setiap tahun dan tahun 2006 memang

tidak diprogramkan karena sudah dilakukan pada tahun 2015.

4.2.2.17. Menyiapkan Working Papers Tentang Kebutuhan COE Indonesia

Pemerintah RI belum menyiapkan working papers tentang

kebutuhan COE Indonesia. Menurut Subagio, seharusnya penyiapan working

papers TNI tentang kebutuhan COE Indonesia sudah dilakukan pada tingkat

Mabes TNI. Jadi misalnya, MoU, tentang reimbursement, tentang COE, itu

Mabes TNI karena sudah bicara teknis di lapangan, misalnya alat apa,

sparepart apa, spke-nya bagaimana segala macam itu dikeluarkan dalam MoU

Page 69: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 57

dan sudah dalam tataran teknis tentang pengkajiannya segala macam itu

kewenangannya Mabes TNI.

Edwin Habel menerangkan bahwa kalau COE Indonesia itu asalnya dari

COE manual yang dibuat PBB, itu dijadikan dasar menyusun MoU antara

Indonesia dengan PBB. Apa yang disetujui jadi punya Indonesia karena apa

yang disebutkan COE Manual itu standar. Tidak semua Negara bisa memenuhi

standar itu, sehingga untuk modifikasinya apa yang bisa dipenuhi itu tercantum

dalam MoU antara PBB dengan Negara tersebut. Kalau ini Indonesia berarti dia

Satgas Indonesia dia (PBB) MoU dengan Pemeritah Indonesia yang berisi COE

apa saja yang Indonesia siap untuk kirimkan ke Misi itu dan disetujui PBB,

modifikasi ok, no problems, no problems, maka disetujuilah. Sehingga MoU itu

menjadi dasar Indonesia harus mengirimkan personelnya berapa COEnya apa-

apa saja berapa saja jumlahnya dan self sustainment apa aja dan berapa

jumlahnya. Sementara working paper menurut Habel bisa dibuat hanya sebagai

panduan awal Indonesia dengan melihat kemampuan kita budget untuk

mempersiapkan satgas yang kita rencanakan ke tempat yang akan datang, kita

buat dulu working papers-nya bersama kita susun sesuai dengan kemampuan

Indonesia, rencana Indonesia, jadi draftnya untuk kita pada saat itu

kesepakatan dari PBB kita koordinasikan, kita negosiasikan dengan PBB.

Artinya sampai sekarang belum ada atau belum dibuat draft-nya.

4.3. Pembahasan

Subagio mengatakan bahwa Visi 4.000 itu kan sebetulnya, bukan

muncul angka 4.000 tiba-tiba. Awalnya kan kita ingin masuk 10 besar dunia

(TCC). Nah, kalau 10 besar dunia, dilihatlah sebetulnya berapa sih jumlah yang

bisa terpenuhi kalau kita masuk 10 besar dunia maka ketika itu paling tidak

4.000. 4.000 itu kita bisa di nomor 7 (tujuh) atau 8 (delapan) bukan lagi nomor

10 (sepuluh) sehingga visi 4.000 itu untuk menuju ke 10 (sepuluh) besar.

Andaikata dengan 3.700 sudah masuk 10 (sepuluh) besar, sebenarnya tujuan

pokoknya sudah tercapai, tidak harus 4.000. Nah, apakah kedepan bisa

tercapai? Sangat bisa. Permasalahannya tinggal, apakah kita siap mendukung

anggarannya? Iya kan? Karena permintaannya PBB bertubi-tubi untuk itu.

Page 70: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 58

Diana Sutikno mengatakan, Kami dari Kemlu sebagai leading sector

yang membuat Permenlu ini dari Zero kami harus optimis bahwa

Implementasinya pada tahun 2019 dapat dicapai karena capaian dari roadmap

baik di periode tahun 2015 hingga 2016 banyak yang sudah dilakukan. Akan

tetapi, betulkah demikian?

4.3.1. Evaluasi Implementasi Model Van Meter & Van Horn terhadap

Permenlu No. 05 Tahun 2015 Periode 2015-2016

Berdasarkan teori Evaluasi Implementasi Kebijakan Model Van Meter &

Van Horn dalam Riant Nugroho (2009:503) bahwa implementasi kebijakan

berjalan secara linear dari kebijakan publik, implementor, dan kinerja kebijakan

publik. Variabel yang mempengaruhi kebijakan publik sebagaimana sudah

disebutkan dalam halaman 12 adalah variable berikut:

4.3.1.1. Standard (Ukuran Dasar) dan Tujuan Kebijakan.

4.3.1.1.1. Standard

Standard yang digunakan pada Permenlu Nomor 05 Tahun 2015

sudah jelas. Standar tersebut sebagaimana tercantum dalam isi Roadmap

Vision 4.000 Peacekeepers dalam halam 25-26. Selain itu, Pemerintah melalui

Kemlu RI sebagai Ketua TKMPP telah membuat Perpres RI Nomor 86 Tahun

2015 yang merupakan produk implementasi Permenlu Nomor 05 Tahun 2015

Periode 2015 yang berisi Prosedur dan mekanisme pengambilan keputusan

politis Pemerintah RI untuk men- deploy- pasukan, perseorangan baik militer,

polisi dan civilian capacity. Sementara itu, pelaksanaan identifikasi Potensial

Theatres Tahun 2015-2019 yang dimaksud Kemlu sudah terikut dalam isi

roadmap pada Permenlu Nomor 05 Tahun 2015. Akan tetapi, Kemlu RI tidak

membuat Landasan Hukum berupa Undang-Undang untuk penggunaan

Anggaran terkait perisiapan dan pengerahan Misi Baru, Stand By Force TNI

(SBF) dan Standing Police Capacity (SPC) Polri.

Standard lain yang dibuat dalam mengimplementasikan Permenlu

Nomor 05 Tahun 2015 adalah Contigent–Owned Equipment (COE) yang

diminta oleh PBB untuk didaftarkan pada United Nations Peacekeeping

Page 71: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 59

Capability Readiness System (UNPCRS) pengganti United Nations Standby

Arrangement Systems (UNSAS) yang nanti akan berdampak pada jumlah

reimbursement yang akan diberikan PBB. Tak hanya itu, dalam rangka

UNPCRS tadi, Indonesia juga harus memiliki SBF TNI maupun SPC Polri.

4.3.1.1.2. Tujuan Kebijakan

Tujuan Kebijakan dari Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 adalah

Mencapai Peringkat 10 Besar Dunia Troops Contributing Country (TCC).

Berdasarkan data PBB per 29 Februari 2016 Indonesia sebenarnya sudah

pernah menduduki peringkat 10 TCC yaitu pada bulan Februari 2016 dengan

jumlah 2.843 personel. Sebelumnya pada bulan Januari 2016, Indonesia

menduduki Peringkat 12 dengan jumlah 2.831 personel tetapi pada bulan Maret

2016 posisi Indonesia turun kembali menjadi 11 dengan jumlah 2.843 personel.

Pada bulan April 2016 posisi Indonesia turun 1 peringkat lagi menjadi 12

meskipun jumlah personel bertambah menjadi 2.850 personel dan pada bulan

Mei 2016 dengan jumlah personel yang terus meningkat menjadi 2.863

personel. Oleh karena itu, Visi 4.000 Peacekeepers tetap harus terus dijalankan

untuk mengamankan posisi Indonesia pada 10 besar TCC.

Selain itu, Tujuan lain kebijakan ini adalah agar Indonesia memiliki

peluang berbagai jabatan strategis baik di Markas Besar PBB di New York dan

UNPKOs, dan Indonesia dapat menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB Periode

2019-2010.

A. Sumber-Sumber Kebijakan

Sumber Dana Kebijakan Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 sebagaimana

ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2015 Pasal 8

dibebankan pada APBN dan PBB. Dana APBN digunakan untuk

mempersiapkan personel dan pengerahan personel rotasi bukan untuk Misi

Baru. Sementara Dana dari PBB akan digunakan pada saat Personel sudah

berada di Daerah Misi. Sedangkan untuk permintaan Misi-Misi Baru dari PBB,

Indonesia tidak bisa menggunakan dana cadangan APBN selayaknya dana

Bencana Alam sehingga setiap permintaan dari PBB Indonesia harus

Page 72: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 60

mengganggarkannya terlebih dahulu (RAPBN) untuk dapat digunakan pada

tahun selanjutnya (APBN).

Sumber Daya Manusia untuk dapat mewujudkan Visi 4.000

Peacekepers terbagi kedalam 5 tataran. Menurut pengalaman pribadi Anggota

Tim Peneliti, I Gede Sumertha ketika menjabat sebagai Komandan PMPP TNI

Periode 2010-2012 bahwa hingga kini, tataran yang terlibat tidak berubah.

Kelima tataran tersebut adalah, (1) tataran Grand Strategy terdiri dari Presiden

RI, Komisi 1 DPR RI; (2) tataran Strategy terdiri dari Menteri Luar Negeri dan,

Menteri Pertahanan RI dan Menteri Keuangan RI, Panglima TNI dan As Ops

TNI; (3) tataran Operational yang terdiri dari Komandan PMPP TNI dan Kepala

Harian TKMPP; (4) tataran Supporting Operational yang terdiri dari PTRI New

York; dan Duta Besar Negara Tuan Rumah untuk Indonesia, dan yang terakhir

(5) tataran Tactical yang terdiri dari Dansatgas, Kasi Intel, Kasi Ops, Kasi Pers,

Kasi Log, Dan ton, Dan Ru. Untuk SDM yang terlibat pada kontingen diambil

dari mereka yang juara lomba-lomba. Pemenangnya atau juara satu akan

diberangkatkan, Juara Dua Cadangan dan sebagainya.

Selain itu, sumber kebijakan lain yang dimaksudkan adalah Fasilitas.

Fasilitas PMPP TNI digunakan untuk melatih personel Militer/TNI; Pusat Misi

Internasional Polri digunakan untuk melatih personel Polri. Sedangkan,

Indonesia hingga saat ini tidak memiliki wadah untuk melatih dan mendidik

personel ahli-ahli sipil. Menurut Andy Rachmianto bahwa “Menlu Marty pernah

memerintahkan agar Badiklat Kemlu dapat digunakan untuk melatih Personel

Ahli-Ahli Sipil.” Akan tetapi, kebijakan ini juga tidak jalan.

B. Komunikasi Antar Organisasi & Kegiatan Pelaksanaan.

B.1. Komunikasi Antar Organisasi

Komunikasi yang dilakukan antar organisasi dilakukan dalam TKMPP

dengan bentuk rapat rutin Pelaksana Harian minimal setiap bulan sekali. Akan

tetapi, komunikasi setingkat Menteri pada periode Tahun 2015-2016 belum

dapat dilakukan karena masih ada konflik jadwal pada masing-masing Menteri

Anggota TKMPP.

Page 73: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 61

Namun demikian, komunikasi antar organisasi berjalan baik kecuali yang

dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Dalam setiap undangan rapat yang

disampaikan oleh TKMPP, orang yang hadir mewakili Menteri tidak pernah

sama dan selalu berganti. Selain itu, masalah komunnikasi lain yang

disebabkan oleh Kementerian Keuangan adalah tidak pernah ada penyampaian

kepada delegasi yang hadir tentang hasil rapat-rapat sebelumnya dan ia

bukanlah seorang yang pengambil keputusan. Seringkali hasilnya hanya akan

dilaporkan ke Menteri tanpa ada keputusan yang jelas.

B.2. Kegiatan Pelaksanaan

B.2.1. Periode 2015

1) Penyusunan Landasan Hukum menurut kelima tataran pelaksana sudah

tuntas dilakukan dengan Produk Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2015

tentang Pengiriman Misi Pemeliharaan Perdamaian. Akan tetapi, hasil

analisa tim peneliti bahwa Perpres tersebut masih menyisakan masalah

ketika ada permintaan Misi-Misi Baru dari PBB seperti halnya belum ada

Perpres. Hal ini dikarenakan di dalam Pasal 8 Perpres hanya dicantumkan

sumber dana dari APBN dan PBB. Dalam sistem Politik Anggaran

Indonesia, penggunaan dana APBN berdasarkan RAPBN. Meskipun dapat

menggunakan Dana Cadangan dengan kode BA 99 tetapi syaratnya

berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di Indonesia

harus berdasar pada Undang-Undang. Oleh karena itu, Perpres Nomor 86

Tahun 2015 tim peneliti nilai tidak kuat dan TKMPP harus membuat draft

dan mengusulkan Undang-Undang baru tentang Pengiriman Misi

Pemeliharaan Perdamaian termasuk didalamnya berisi tentang Penyiapan

SBF dan SPC.

2) Penyusunan prosedur dan mekanisme pengambilan keputusan politis

Pemerintah RI belum dilakukan secara khusus. Kemlu masih

mengggunakan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan

Luar Negeri sebagai dasar prosedur dan mekanisme pengambilan

keputusan politis pemerintah RI yang jelas dan sudah menjadi ketentuan

Perundang-Undangan. Akan tetapi, dengan Perundangan-Undangan yang

Page 74: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 62

dimaksud justru hingga sekarang masih menimbulkan masalah dalam hal

pengiriman personel yang tidak sesuai dengan persyaratan pengiriman

personel baik dari UNSAS ataupun UNPCRS selambat-lambatnya 30, 60

dan 90 hari dari dibentuknya Misi baru oleh UNDPKO.

3) Pengidentifikasi potential theatres tahun 2015-2019 sudah berhasil

dilakukan dan telah dituang kedalam Permenlu Nomor 05 Tahun 2015

dengan jelas.

4) Pengidentifikasi potensi penambahan pasukan pada misi UNPKOs yang

ada sudah dilakukan dan telah dituang kedalam Permenlu Nomor 05 Tahun

2015 dengan jelas.

5) Berdasarkan data PBB tentang ranking of military and police contribution,

Indonesia dari tahun ke tahun jumlah kontribusi tidak hanya bertahan tetapi

justru meningkat.

6) Pemerintah RI belum sepenuhnya menyusun manajemen logistik yang

efektif dan efisien secara menyeluruh untuk mempertahankan kualitas COE

berdasarkan COE Manual yang dipersyaratkan oleh PBB untuk misi baru.

Hasilnya reimbursement-nya pun meningkat. Akan tetapi, untuk major

equipment dari misi-misi terdahulu, semakin lama kualitas menurun dan ini

dapat mempengaruhi jumlah reimbursement yang akan diterima setiap

tahunnya.

7) Kegiatan kajian mengenani mekanisme nasional pengaturan Civilian

Capacities belum dilaksanakan.

8) Finalisasi pembentukan pasukan siaga operasi/ Standby Force TNI belum

dilaksanakan karena masih terbentur ketersediaan dana.

9) Kajian Pembentukan Standing Police Capacity (SPC) Polri belum

dilaksanakan.

10) Kegiatan kajian keikutsertaan dalam United Nations Standby Arrangement

System (UNSAS) belum dilaksanakan.

11) Pemerintah RI sudah menintensifkan konsultasi dan lobi dengan UNDPKO.

12) Pemerintah RI sudah menjajaki peluang berbagai jabatan strategis baik di

Markas Besar PBB di New York dan di UN PKOs.

Page 75: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 63

13) Pemerintah RI sudah memanfaatkan peran Special Committee on

Peacekeeping Operations (C-34) untuk menyuarakan kepentingan

Indonesia.

14) Menteri Luar Negeri selaku Ketua TKMPP sudah melaksanakan kegiatan

Outreach kepada para pemangku kepentingan nasional.

15) Penyelenggaraan rapat TKMPP tingkat Menteri hingga sekarang belum

terlaksana tapi rapat TKMPP tingkat Pelasana Harian sudah intensif.

16) Pemerintah RI sudah memanfaatkan partisipasi dan kontribusi Indonesia

pada UNPKOs dalam rangka mendukung pencalonan RI sebagai anggota

tidak tetap DK PBB Periode 2019-2020.

17) Pemerintah RI sudah membuka peluang bagi kontribusi pejabat tinggi ke

UNPKOs tapi tidak semuanya peluang tersebut berhasil dicapai.

18) Pemerintah RI belum mengintensifkan kunjungan pejabat tinggi ke

UNPKOs.

19) Pemerintah RI sudah melakukan Kunjungan Studi Banding ke Pusat

Pelatihan dan Logistik UNPKOs dan Negara lain.

B.2.2. Periode 2016

1) Pemerintah RI sudah menyusun Peraturan Pelaksana mekanisme

ketertiban Civilian Capacities.

2) Pemerintah RI belum melengkapi organisasi Pasukan Siap Operasi/

Standby Force TNI.

3) Pemerintah RI sudah melaksanakan kajian pembentukan Standing Police

Capacity (SPC) Polri yang baru saja dilakukan pada bulan Oktober 2016.

4) Pemerintah RI sudah menyiapkan pembentukan fasilitas pelatihan SPC di

Setu Bekasi untuk menggantikan lokasi di Cikeas yang masih berstatus

Pinjam Pakai fasilitas Lemdikpol.

5) Pada Periode tahun 2016, Pemerintah RI sudah mendaftarkan kesiapan

keikutsertaan Indonesia tapi tidak lagi pada United Nations Standby

Arrangement System (UNSAS) karena sudah sistemnya sudah berubah

menjadi United Nations Peacekeeping Capabilities Readiness System

(UNPCRS) lengkap dengan COE-nya. Akan tetapi Edwin Habel (2016)

Page 76: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 64

mengatakan bahwa Penting diketahui, di Indonesia konsep standby

mengandung 2 konsep. Habel menambahkan, Pada saat kita sebutkan ke

Indonesia Stand By Forces, menjadi dualah konsep ini. Jadi 2 konsepnya.

Berarti kita harus menyiapkan, pasukan Stand By Forces pada level

pertama di PBB, yang penting kita daftar dulu, kemudian masuk level 2

setelah PBB cek, personelnya oya ada, kemudian perlengkapannya bener-

bener ada, kemudian dimasukkan ke level 2, level 3 itu sudah mulai

dibuatkan draft MoU-nya dan sudah diarahkan ke Misi mana. Lebih

meningkat lagi kesiapannya. Level 4 itu bener-bener dalam 30 hari atau

berapa hari itu sudah dikirimkan. Check Lists, Passenger Lists-nya,

teknisnya dia diberangkatkan ke daerah misi melalui mana, dijemputnya

pakai apa, kontainernya apa harus berapa itu sudah harus jadi di level 4 itu.

Sudah Stand By Forces, siap dikirim. Pada saat masuk ke Indonesia,

apakah bener pemerintah kita memang tadi kalau kita melihat ke konsep itu,

ada kekurangan dengan melihat konsep PBB ini kan. Pada saat disebutkan

Stand By Forces di PBB, itu misinya masih bisa kemana-mana. Kemudian

waktunya masih bisa berubah, Stand By Forces di PBB waktunya tidak

pasti. Bisa jadi kita tidak pernah dikirim, pemerintah sudah menyiapkan,

sudah menggunakan sumber daya di Indonesia tenaga keuangan, sudah

didanai semuanya, sudah disiapkan dipanggil dari mana-mana, sudah

dikelompokkan, dibiayai standby-nya tapi PBB tidak pernah mengirim, tahun

berganti tahun, apakah dana itu bisa terus dikeluarkan pemerintah dengan

posisi standby seperti itu. Dengan posisi standby kita yang misi yang sudah

pasti bisa direncanakan dari APBN.

6) Jumlah Kontribusi Personel terus bertambah, artinya Indonesia tidak hanya

mempertahankan jumlahnya tetapi sudah meningkatkan jumlahnya. Bahkan,

dari jumlah personel yang pernah dikirim, Indonesia sempat menduduki

peringkat 10 TCC pada bulan Februari 2016 meskipun bulan-bulan

selanjutnya menurun kembali. Sebenarnya jumlah ini dapat bertambah 800

personel dari pembentukan Satgas Yon Komposit MINUSMA CAR tetapi

masih belum dapat diberangkatkan karena terhambat masalah anggaran

sejak didaftarkan ke UNPCRS Mei 2016 lalu. Dengan bertambahnya 800

Page 77: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 65

personel jumlah personel keseluruhan menjadi sekitar 3600 lebih maka

peringkat Indonesia dapat mencapai posisi 10 besar dengan peringkat 6

atau 7 TCC,

7) Meskipun Indonesia sudah dapat menyusun Manajemen loistik yang efektif

dan efisien untuk Misi baru sehingga Satgas Baru dapat disetujui dan

diberangkatkan tetapi sampai dengan sekarang Indonesia masih belum

dapat memprediksi lifetime dari major equipment. PBB hanya menghitung

normal maintenance saja tetapi namanya mesin ada hal-hal yang diluar

perhitungan yang dapat terjadi seperti mesin meledak atau tabrakan. Untuk

itu diperlukan teknisi dari PINDAD yang mengetahui spesifikasi dari masing-

masing major equipment yang disertakan pada Satgas tertentu untuk ikut

dilibatkan dalam Satgas agar mudah melaporkan dan memprediksi hal ini.

8) Pengintensifan konsultasi dan lobi dengan UNDPKO sudah jelas dilakukan

oleh PTRI New York dalam setiap kesempatan.

9) Pemerintah RI sudah menjajaki peluang berbagai jabatan strategis baik di

Markas Besar PBB di New York dan di UNDPKOs. Sebagai contoh adalah

adalah pencalonan Brigjen Karmin sebagai peserta seleksi Deputy Force

Commander misi UNAMID di Darfur dalam rangka menjawab permintaan

dari PBB yang disampaikan melalui PTRI New York tertanggal surat 19

Agustus 2016.

10) Pemerintah RI sudah memanfaatkan peran Special Committee on

Peacekeeping Operations (C-34) untuk menyuarakan kepentingan

Indonesia. Sebagai contoh Kegiatan tersebut adalah Konferensi “UN Peace

Operations Review: Taking Stock, Leveraging opportunities and charting the

way forward” pada tanggal 11 April 2016 dan Indonesia telah menjadi

moderator dalam salah satu sesi mengenai sinergi ketiga UN Peace and

Security Reviews.

11) Menteri Luar Negeri selaku Ketua TKMPP sudah melaksanakan kegiatan

Outreach kepada para pemangku kepentingan nasional. Sebagai contoh

Kemlu mewakili Pemri akan menyelenggarakan Challenges Forum

Workshop di Bali pada tanggal 10-11 November 2016. Sekitar 60 orang dari

22 Negara anggota akan hadir. Tema yang akan diusung adalah “Entering

Page 78: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 66

2017: Strengthening Collective Preparedness for Future UN Peacekeeping

Operation”.

12) Menteri Luar Negeri selaku Ketua TKMPP masih belum mengintesifkan

penyelenggaraan rapat TKMPP tingkat menteri pada periode tahun 2016

seperti halnya tahun 2015 tetapi penyelenggaraan rapat TKMPP ditingkat

pelaksanaan harian masih rutin dilakukan minimal sekali sebulan.

13) Pemerintah RI sudah memanfaatkan partisipasi dan kontribusi Indonesia

pada UNPKOs dalam rangka mendukung pencalonan RI sebagai anggota

tidak tetap DK PBB Periode 2019-2020 dan selalu menyampaikannya pada

pertemuan-pertemuan di PBB, tingkat ASEAN, dan ADMM Plus.

14) Jangankan membuka peluang baru sebanyak 350 personel, Satgas Yon

Komposit MINUSMA CAR saja hingga saat ini belum berangkat karena

terkendala Perpres sehingga anggarannya belum turun, bagaimana

Indonesia mau menambah peluang baru lagi.

15) Pemerintah RI belum mengintensifkan kunjungan pejabat tinggi ke UNPKOs

karena meskipun sudah dilakukan oleh Menhan RI, Panglima TNI, KSAL

dan DPR RI Komisi I tetapi kontras dengan kunjungan Pejabat Polri yang

anggarannya dipotong sehingga yang rutinnya setahun dua kali kunjungan

menjadi satu kali kunjungan itu pun dengan jumlah personel yang dikurangi.

16) Pemerintah RI belum melakukan Kunjungan Studi Banding ke Pusat

Pelatihan dan Logistik UNPKOs dan Negara lain karena tidak ada jadwal

periode 2016 dan tahun sudah dilakukan pada tahun 2015.

17) Pemerintah RI belum menyiapkan working papers tentang kebutuhan COE

Indonesia tetapi setiap ada permintaan baru dari PBB Indonesia selalu

langsung membuat draft MoU berdasarkan COE Manual yang disyaratkan

oleh PBB.

C. Karakteristik Badan Pelaksana

C.1. Kompetensi Dan Jumlah Staf.

Untuk mengimplementasikan Tugas Misi Pemeliharaan Perdamaian

(TMPP), Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan

implementator-implementator Kebijakan-Kebijakan Pemerintah RI/Peraturan

Page 79: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 67

Perundang-Undangan di Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden RI

Nomor 85 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian

(TKMPP). TKMPP

1) Dalam Pasal 4 Perpres ini menyebutkan bahwa,

“Susunan keanggotaan TKMPP terdiri atas: a. Pengarah : Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan

Keamanan; b. Ketua : Menteri Luar Negeri; c. Anggota : 1. Menteri Pertahanan;

2. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; 3. Menteri Keuangan; 4. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Sekretaris Kabinet; 6. Panglima Tentara Nasional Indonesia; 7. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 8. Kepala Badan Intelijen Negara;

d. Sekretaris : Ketua Pelaksana Harian”.

2) Tugas implementator TKMPP sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2

Perpres ini disebutkan, bahwa

“TKMPP mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan mengoordinasikan langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan partisipasi Indonesia pada misi-misi pemeliharaan perdamaian dunia berdasarkan kepentingan nasional”.

Jika melihat dari susunan anggota tersebut maka kompetensinya

seharusnya tidak lagi diragukan untuk menjalankan tupoksi pada partisipasi

Indonesia pada mis-misi pemeliharaan perdamaian dunia berdasarkan

kepentingan nasional. Akan tetapi, sejak didirikannya pada tahun 2011,

TKMPP tidak berhasil membuat ketetapan atau landasan hokum

sebagaimana dimaksud pada target pertama visi 4.000 Peacekeepers

dibuat yaitu 2014 tetapi baru ditetapkan pada tahun 2015. Selain itu, rapat

TKMPP setingkat Menteri baru sekali dilakukan yaitu pada 2014 bukan pada

periode evaluasi yaitu 2015 dan 2016. Sedangkan pada rapat pelaksana

harian, komitmen Kemkeu selalu dipertanyakan oleh anggota yang hadir

karena selalu menghadirkan peserta rapat yang berbeda dan tidak

konsisten dengan tanpa pengetahuan dari hasil rapat-rapat sebelumnya.

Page 80: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 68

Sementara itu, jumlah staff diambil dari masing-masing anggota TKMPP

yang hadir. TKMPP tidak memiliki Kantor Khusus dan Staff khusus.

C.2. Rentang Kendali/ Hierarki,

Berdasarkan tataran yang terlibat dalam pengerahan misi pemeliharaan

perdamaian, dapat diketahui terdapat rentang kendali/hirarki yang berbeda

antara PMPP dan Mabes TNI. Edwin Habel yang sebelumnya pernah bertugas

di Kabag Ops PMPP TNI membandingkan dengan pekerjaannya saat ini di

Pabandya OPP Mabes TNI. Habel mengatakan bahwa, Saat saya diminta ke

level yang lebih tinggi lagi, di Mabes TNI. Memang analisa, saat sekarang ini

ada ketidaksesuaian, ada hal yang tidak pas, di dalam organisasi Pemelihara

Perdamaian di level Mabes TNI. Karena di level Mabes TNI itu yang menangani

bidang Operasi Luar Negeri, dulu sebelum PMPP ada itu ditangani oleh Staf

Operasi. Oleh satu bagian kepabanan kita bilang, jadi ditangani oleh Paban 7

OPP. Yaitu dulu pada tahun 2007 kebawah, 2006, 2005. Paban 7 OPP dipimpin

oleh seorang Kolonel, Pabandianya berpangkat Letkol itu ada 2, stafnya Mayor

ada beberapa orang, dibawahnya ada Kapten, ada ini lagi. Jadi fungsi itu

berjalan. Tapi pada saat PMPP ada, fungsinya semua dilaksanakan oleh

PMPP. Tetapi sebenarnya, ada hal yang tidak bisa digeser.

Fungsi staf yang ada di Mabes TNI itu, itu sebenarnya pembantu

Panglima TNI dan Stafnya Asisten Operasi, untuk melaksanakan Operasi Luar

Negeri ini. Kewenangan Panglima TNI dan Asisten Operasi untuk mengolah

bidang Peacekeeping Operations ini, itu tidak bisa dikecilkan karena adanya

PMPP. Fungsi dan tugas mereka ini tetap di level strategis Mabes TNI sehingga

fungsi Paban 7 OPP itu di likuidasi kemudian dijadikan hanya menjadi satu

orang Pabandya. Waktu dulu pada 2007 itu dulu ada satu Pabanda juga

dengan satu Sersan yang membantu Panglima dan Asisten Operasi untuk

melaksanakan pengawasan dan pengendalian operasi luar negeri.

Semakin kesini ternyata dilikuidasi lagi, Pabandanya yang berpangkat Mayor

dihilangkan lagi akhirnya yang mengurusi dilevel strategis untuk bidang operasi

luar negeri hanya ada satu Pabandia Letkol dengan satu sersan. Dibawahi oleh

seorang Kolonel di Paban IV Ops Operasi tetapi Paban IV Ops Operasi itu dia

Page 81: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 69

menangani seluruh operasi yang dilaksanakan TNI baik di dalam Negeri

maupun di luar Negeri.

Untuk bidang operasi di dalam negeri ditangani oleh 2 Pabandya, (1

Pabandya Perencanaan, 2 Pabandya untuk Penggunaan Operasi Dalam

Negeri) dan 1 Pabandya OPP Luar Negeri. Dan mereka diperlengkapi dengan

staf yang lengkap, ada Mayornya, ada Kaptennya, ada Sersannya yang

membantu mereka. Jadi untuk Paban Ops sendiri dia tidak fokus untuk

mengurusi masalah luar negeri. Akhirnya yang harus fokus kesana untuk

menguasai mendalam adalah Pabandya OPP pangkat Letkol dengan Sersan

itu yang bantu saya, Staf saya.

Nah, pada saat saya bandingkan, saya waktu di PMPP itu menangani

masalah operasional, memang menyinggung sedikit masalah kerjasama

internasional, menyinggung sedikit masalah latihan, menyinggung sedikit ke

administrasi logistik tetapi ditempat saya mengolah operasionalnya mereka.

Pada saat menyentuh masalah logistik saya serahkan ke Direktorat Minlog. Ada

masalah Kerjasama Intenasional saya tidak mengurusi terlalu banyak, saya

cuma sampaikan ada rencana gini, masukkan ke penjadwalan mereka sudah

berkoordinasi sendiri untuk melaksanakan Kerjasama Internasional itu. Jadi

saya hanya menangani Operasional, Operasional Rekruitmen,

Operasional Gerakan Pasukan semuanya di tanah air, bagaimana

disiapkan, bagaimana kita rekrut, bagaimana kita panggil mereka masuk kita

serahkan ke Bidang Latihan. Kita siapkan mereka sebelum pemberangkatan,

kapan bagian perlengkapan, kapan mereka diatur Protokoler Pemberangkatan.

Jadi sudah ada struktur organisasi lain yang menangani bagian-bagian tertentu,

latihan sudah ada yang mengurusi. Ternyata setelah saya pindah ke Mabes

TNI itu, Fungsi PMPP yang sedemikian besar pipa penyalurnya hanya di

Pabandya OPP saja.

Jadi saya juga termasuk kaget, tadinya saya tidak menguasai bidang

logistik tetapi ternyata setelah masuk ke Mabes TNI saya harus mengurusi

semuanya karena semuanya memang lewat situ. Pada saat judulnya Operasi

Luar Negeri dibawah bendera PBB langsung itu, Pabandya OPP kerjakan,

awasi, laksanakan, termasuk ASEAN Monitoring Team (AMT) yang difilipin.

Page 82: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 70

Dikerjakan secara teknis oleh PMPP pada saat sudah mau diajukan semuanya

lewatnya kami di SOP, melaksanakan fungsi pengendalian dari Asisten Operasi

dan Panglima TNI, administrasi berkoordinasi. Ditambah lagi pada saat di level

Mabes TNI kita harus melaksanakan salah satu posisi dari Asisten Operasi atau

Panglima TNI di dalam Pemerintahan. Bagaimana menghubungkan operasi

tugas luar negeri OPP, fungsi kita mengikuti Operasinya PBB mendudukkannya

dalam kebijakan pemerintah yang sekarang. Itu dia berada di level strategis

karena sudah terkait dengan kebijakan-kebijakan pemerintah melalui

kementerian dan lembaga yang ada di pemerintahan. Sehingga ada kedudukan

Asisten Operasi ada Kedudukan Panglima di dalam kelompok Tim di

Pemerintahan yang khusus menangani tentang Operasi Pemelihara

Perdamaian atau yang kita kenal sekarang TKMPP (Tim Koordinasi Pemelihara

Perdamaian.

C.3. Dukungan Politik Yang Dimiliki

Meskipun Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah menyatakan dalam Sidang

PBB akan berkomitmen dan menambah jumlah personelnya tetapi hingga

sekarang belum dapat dibuktikan karena terhambat pada pembuatan Kepres

dan anggarannya sehingga 800 personel Satgas Yon Komposit belum

diberangkatkan ke MINUSMA CAR.

C.4. Kekuatan Organisasi

Kekuatan organisasi masing-masing anggota TKMPP tidak sama dan

mempunyai porsinya masin-masing, tetapi Kemkeu merasa lebih tinggi dari

Kementerian/ instansi Negara lainnya dengan tidak mendatangkan pejabat

pembuat keputusan dalam setiap rapat TKMPP.

C.5. Derajat Keterbukaan Dan Kebebasan Komunikasi

Para Narasumber terbuka untuk diwawancara dalam konteks akademis

tetapi mayoritas dokumen yang tim peneliti peroleh data dan informasinya

bersifat rahasia. Begitu pula laporan bulanan TKMPP tidak pernah

dipublikasikan hanya diberikan kepada terbatas anggota TKMPP saja.

Page 83: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 71

C.6 Keterkaitan Dengan Pembuat Kebijakan

Dari anggota TKMPP yang berkaitan dengan Pembuat Kebijakan adalah

Kemlu dan Kemkeu RI. Kemlu berkaitan dengan membuat Landasan Hukum

dengan hasil Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 dan Perpres Nomor 86 Tahun

2015. Akan tetapi, Kemlu belum membuat Undang-Undang agar Dana

Cadangan APBN dapat digunakan untuk permintaan misi-misi baru dari PBB

yang sifatnya terdadak dan belum dianggarkan dalam RAPBN. Sementara

Kemkeu sebagai pelaksana Peraturan Perundangan-Undangan yang berlaku di

Indonesia tidak dapat mengabulkan permohonan penggunaan Dana Cadangan

untuk permintaan Misi-Misi Baru PBB.

D. Kondisi Sosial Ekonomi dan Politik

Kondisi Ekonomi Indonesia saat ini sedang dalam proses pembangunan

infrastruktur. Oleh karena itu, anggaran untuk Misi Pemelhara Perdamaian pun

ikut terkena imbasnya dipotong. Salah satu contohnya adalah yang disebutkan

oleh Alex Willem tentang Anggaran Kunjungan Kerja Pejabat Tinggi. Contoh

lain, Pembentukan Satgas Yonkomposit

E. Sikap pelaksana

Imam Edy Mulyono mengatakan bahwa antara Staffing dan Leadership,

Observer, Milstaf, UN Staff penyiapannya masih sama dan perlu dipersiapkan

secara berbeda. Selain itu, harus ada kerelaan dari Angkatan dan atau Mabes

TNI untuk melepas seseorang. Sebagai contoh, peristiwa yang menimpa

Kolonel Tedja dilepas untuk Level P5 atau Kolonel itu dilepas untuk Misi di

Sentral Afrika. Kemudian yang bersangkutan diminta sangat dengan sangat

tinggi untuk bagian pengadaan untuk tugas perorangan tapi pada waktu diminta

diperpanjang UN setahun lagi ternyata dia tidak di approved oleh Mabes TNI

karena pemahamannya berbeda. Pandangan Mabes, tugas perorangan

setahun, padahal tidak. Jabatan Kolonel Tedja adalah berdasarkan special

kontrak bukan waktu dari Negara tapi berdasarkan skill-nya, dia itu test

perorangan. Akan tetapi, perintah Mabes TNI, Kolonel Tedja pulang nanti

Page 84: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 72

gantian. Ini tidak bisa demikian, makanya kan tidak ada penggantinya yang

disetujui PBB.

Sikap Kemkeu tegas atas permintaan Misi-Misi Baru PBB tidak dapat

menggunakan dana APBN karena tidak masuk dalam RAPBN dan harus di

rencanakan ke dalam RAPB agar dapat digunakan pada APBN tahun

selanjutnya. Sementara, untuk penggunaan Dana Cadangan APBN, Sikap

Kemkeu juga demikian, karena berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan

yang berlaku penggunaan Dana Cadangan harus berdasarkan Undang-Undang

sebagaimana contoh Undang-Undang Penanggulangan Bencana Alam.

4.3.2. Implementasi Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 Terhadap

UNSAS/UNPCRS

Permasalahan lain terkait mewujudkan Visi 4.000 Peacekeepers dalam

implementasi Permenlu Nomor 05 tahun 2015 terhadap UNSAS/UNPCRS

adalah masalah anggaran. Menurut Engkus Kuswara bahwa pelibatan 4.000

peacekeepers belum diawali dengan proses penilaian yang tepat. Padahal

SBF-nya sudah duluan. Karena kita sudah beberapa kali melaksanakan

kelompok kerja tentang bagaimana menilai berapa anggaran yang akan kita

keluarkan, di dalam menyiapkan 1 Batalyon, kita sudah dapat hasil nilainya,

ketika kita sounding-kan dengan TKMPP dengan Kementerian Keuangan.

Kementerian Keuangan yang agak keberatan karena terlalu besar. Dan kendala

lainnya adalah anggaran kita masih tergantung APBN yang tidak

mengalokasikannya. Namun demikian pada saat penyiapan pasukan tidak

bermasalah karena pasukan kita banyak dari matra-matra sudah kita siap kan.

Sekarang saja kita sudah, sebelum Kepres yang baru untuk mencapai 4.000

saja kita sudah melakukan kelompok kerja, pasukan dari mana kita sudah siap

kan, tinggal menuggu keputusan Kepres aja. Baru kita jalan.

Kuswara menambahkan bahwa sebenarnya Kementerian Luar Negeri

juga sudah tahu semuanya seperti itu bahwa untuk mencapai 2019, 4.000

Peacekeepers itu apa yang akan dilakukan oleh TNI yang sudah mempunyai

roadmap sendiri. Namun di dalam perjalanannya, tidak sesuai, karena misalnya

untuk menyiapkan tahun ke Tiga ini aja, harus ada di SBF, harus ada misal nya

Page 85: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 73

450 pasukan sesuai Permenlu itu. Namun kan sekarang belum bisa seperti itu.

Balik lagi nanti ke anggaran nya.

Subagio juga mengatakan bahwa Apakah sistem anggaran kita bisa

memenuhi dengan cepat. Kalau mau mencapai itu dengan mudah maka kita

harus bisa menganggarkan sebelum ada permintaan. Contohnya, tahun depan

kita harus menganggarkan untuk latihan dan alutsista, untuk setingkat Batalyon

Hybrid sehingga kalau diminta setiap saat kita sudah bisa berangkat, tidak

mengurus-urus anggaran lagi tapi anggaran sudah siap. Nah, karena anggaran

ini berkaitan dengan legislative, berkaitan dengan kementerian keuangan

apakah itu mudah, Nah, kalau setuju semua ya mudah. Kalau setuju semua

bahwa kita sebaiknya tidak usah menunggu dari PBB kita siapkan saja pasukan

jenis ini dilengkapi dengan ini, jenis ini dilengkapi dengan ini kita siapkan maka

setiap saat diminta kita mampu dalam waktu 2 (dua) - 3 (tiga) minggu kita kirim.

Akan tetapi, itu butuh anggaran yang tidak sedikit yang harus disetujui oleh

pengatur anggaran dengan legislative, kata kuncinya disitu. Kalau semua

sudah setuju dengan itu ya mudah. Kalau belum setuju? Nah, itu yang

masalahnya berarti kita kita tidak akan mampu menyiapkan standby force.

Selain itu bedanya bencana alam meskipun jika menggunakan dana

cadangan dengan kode BA 99 menurut Subagio adalah jika bencana alam

Undang-Undangnya sudah mengatakan seperti itu. Kalau kita ingin menyiapkan

seperti, harus membuat Undang-Undang yang baru karena anggaran itu tidak

serta merta disetujui harus membuat Undang-Undang yang mengalokasikan

seperti itu. BA 99 itu harus diatur Undang-Undang bukan Keputusan Presiden,

kalau Undang-Undangnya tidak ada ketika ditanya oleh DPR dasarnya apa?

Artinya hasil penelitian Tesis Aulia Assidik (2015) masih berlaku bahwa

diperlukan paying hukum khusus bukan Perpres dan Permenlu yang sudah

ada? Subagio menegaskan bahwa Iya, kalau Perpres hanya menyebutkan

bahwa anggaran ada disana pengiriman misi perdamaian itu menggunakan

APBN. Sudah jelas tapi tahukah kalau APBN itu artinya bahwa anggaran itu

harus direncanakan satu tahun sebelumnya. Sementara kalau BA 99 seperti itu

maka harus ada Undang-Undang yang mengamanatkan itu. Hasil Tesis

tersebut berarti masih relevan dengan kondisi saat ini? Subagio kembali

Page 86: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 74

menegaskan bahwa sepanjang Undang-Undang itu belum ada. Meskipun

Kemlu berdalih ada Perpres Nomor 86 Tahun 2015 dan Permenlu Nomor 05

Tahun 2015 adalah payung hukum tetap tidak bisa digunakan untuk BA 99.

Alasannya hari ini (28 Oktober 2016) kita sudah menyetujui, DPR RI sudah

menyetujui pengiriman di Afrika dengan 850 personel dan Wakil Presiden RI

sudah pidato di depan Sidang Umum PBB tapi sampai hari ini anggaran itu

belum, itu bukti belum siap. Saya 6 (enam) bulan yang lalu, sudah menyusun

Kepres, Kepres itu akhirnya ditanyakan oleh Setkab bagaimana Kemkeu?

Karena sebelum ditandatangani Presiden jangan sampai tidak bisa terlaksana.

Kemkeu ya kalau anggaran itu ya harus diajukan dahulu.

4.3.3. Implementasi Permenlu 05 Tahun 2015 terhadap United Nations

Peacekeeping Operations (Robust PKO)

Permasalahan lain dalam implementasi Permenlu 05 Tahun 2015

terhadap Robust PKO adalah trend pergeseran Mandat dari Peacekeeping

menjadi Peace Enforcement. Hal ini yang menjadi pertimbangan serius

Pemerintah RI yaitu tentang misi, tugas pokok. Subagio mengatakan bahwa

Kalau sekedar untuk mencapai 4.000 tetapi kita tidak mempelajari misi maka

sangat lebih mudah. Kenapa? Banyak misi-misi yang sekarang, dia misi-misi

yang force enforment, contoh ketika kita diminta misalnya pesawat tapi ketika

pesawat itu diminta mendukung force intervention maka kita harus hati-hati

sehingga kita menolak. Walaupun pesawat logistic tapi logistic ini didalam

misinya tugasnya ternyata juga digunakan untuk mendukung men-supply force

intervention brigade maka kita menjadi oh jangan nanti dulu. Jadi banyak misi

kalau sekedar mengirim, itu mudah tetapi ada dua pertimbangan yang menjadi

krusial yaitu yang pertama tugas apa yang kita setujui. Jangan sampai kita

terjebak pada tugas penindakan, padahal tugas kita sesuai UUD itu

pemeliharaan perdamaian, penjaga. Itu yang harus kita sadari.

Page 87: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 75

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1) Meskipun sudah banyak implementasi Permenlu Nomor 05 Tahun 2015

baik dari Periode 2015 dan 2016 yang dicapai tetapi permasalahan yang

yang ada pada saat sebelum adanya Permenlu tersebut masih ada dan

belum dapat diselesaikan. Permasalah tersebut adalah Indonesia akan

selalu terlambat dalam pengiriman misi-misi baru yang diminta PBB dari

waktu 30, 60, dan 90 hari sejak misi baru tersebut di setujui oleh DK PBB

(waktu permintaan baik dalam UNSAS maupun UNPCRS). Selain itu,

faktor penyebab utama keterlambatan pengiriman personel ke Misi-Misi

Baru masih sama yaitu tidak tersedianya Dana Khusus untuk Misi

Pemeliharaan Perdamaian dan tidak dapat menggunakan Dana

Cadangan APBN dengan kode BA 99 karena dibutuhkan Undang-

Undang sebagai dasar Menteri atau Kementerian Keuangan dapat

mencairkan Dana Cadangan APBN tersebut. Sementara, Landasan

Hukum yang sudah dibuat oleh Kemlu berupa Perpres yang tidak kuat

dasar hukumnya untuk mencair Dana Cadangan APBN. Jika

Permasalahan-Permasalahan ini terus berlangsung, sesiap apapun

perekrutan personel tapi tidak didukung anggaran implementasi Visi

4.000 Peacekeepers pada tahun 2019 tidak akan tercapai.

2) Implementasi Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 terhadap UNSAS/

UNPCRS hanya bisa dilakukan untuk mendaftar saja ke PBB tetapi jika

masalah anggaran yang sama masih belum ada solusinya maka jika ada

tim dari UNDPKO mengecek kesiapan dan dibutuhkan kecepatan

pengerahan (rapid deployment) dalam 30, 60, 90 hari sejak misi baru

disetujui oleh DK PBB maka Indonesia akan kembali bermasalah dalam

keterlambatan pengiriman personel. Hal ini akan berdampak buruk bagi

Indonesia karena dalam UNPCRS, Indonesia akan dikenakan sanksi

berbeda pada saat UNSAS yang “mungkin” hanya akan menerima malu

karena sering telat.

Page 88: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 76

3) Implementasi Permenlu Nomor 05 Tahun 2015 terhadap United Nations

Peacekeeping Operation (Robust PKO) yang menjadi trend dilakukan

oleh UNPKO adalah pergeseran halus dari robust peacekeeping menjadi

peace enforcement. Indoensia akan sangat hati-hati dalam memilih misi-

misi yang diminta oleh PBB. Hal ini dikarenakan dalam alinea ke-4

Pembukaan UU Jangan sampai kita terjebak pada tugas penindakan,

padahal tugas kita sesuai UUD itu pemeliharaan perdamaian, penjaga.

Itu yang harus kita sadari.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat diterapkan ke dalam Mata Kuliah Prodi Damai dan

Resolusi Konflik, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan.

2) Penelitian-Penelitan di Armed Conflict and Peace Mission lebih diperbanyak.

MIsalnya Penelitian tentang Civil Military Police Coordination/Relation in

UNPKOs.

5.2.2. Saran Praktis

1) Kemlu RI agar disarankan membuat kajian pembuatan Rancangan Undang-

Undang tentang Misi Pemeliharaan Perdamaian agar permasalahan

anggaran dapat teratasi. Hal ini akan mengingkatkan rapid deployment

personel dan persiapan dan keberangkatan dari SBF dan SPC.

2) TNI harus sudah mengkader prajuritnya agar memiliki pengalaman di Misi

PBB tidak hanya di Indonesia saja. Penyiapan sebaiknya dimulai pada

pangkat Kapten atau Mayor dari Milobs terus naik jadi Mayor dia

dipromosikan untuk Milstaf Misi, kemudian dia jadi Letkol jadi Komandan

Kontingen. Saat dia naik jabatan menjadi Kolonel di promosikan untuk tugas

Dan Sektor dan seterusnya. Persoalannya kadang-kadang di Mabes sendiri

sering kali ada anggapan, “kok kamu lagi, kamu lagi yang berangkat?

Gantian dong!” Nah, kalau gantian tidak bisa. Prednignog biografinya dilihat

UNPDKO. Karena pada saat di interview ada pertanyaan, “bagaimana

pengalamanmu waktu menghadapi ini? Nah, ini tidak bisa. Itu harus

Page 89: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 77

pengalaman kita, kalau pertanyaan teori bisa baca buku. Pada waktu terjadi

konflik, begini begini apa tindakanmu? Lalu kita jawab teori, tetapi apa

pengalamanmu pada waktu di misi. Ini yang tidak bisa dibeli, itu memang

harusnya orangnya yang ada pengalaman on the ground.

3) Kemlu RI agar disarankan menyegerakan menyelesaikan pembuatan Roster

kompetensi Civilian Capacities sehingga segera ke tahap persiapan

selanjutnya.

Page 90: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 78

DAFTAR PUSTAKA

Assidik, Aulia. Penguatan Peran Indonesian Civilian Peacekeepers dalam

United Nations Peacekeeping Operations (UNPKO). (Bogor: Unhan. 2015) h. 157-158

Mertens, Donna M. Research and Evaluation in Education and Psychology: Integrating Diversity with Quantittative, Quantitative and Mixed Methods, Second Edition. Thousand Oaks: Sage Publikations, Inc: 2005.

Nugroho, Riant. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.

Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004. Nugroho, Riant. Publik Policy: Teori Kebijakan; Analisis Kebijakan; Proses

Kebijakan; Perumusan, Implementasi, Evaluasi, Revisi; Risk Management Dalam Kebijakan Publik; Kebijakan Sebagai The Fifth Estate; Metode Penelitian Kebijakan”. 2009. Jakarta: Elex Media Komputindo.

United Nations. Brahimi Report. UN Secretariat. New York: 2000 UN Mission’s Summary detailed by Country: Month of Report: 30-Nov-15.

New York: 2015. Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2008. Online: http://slideplayer.com/slide/7676062/ https://www.tniad.mil.id/index.php/2015/09/satgas-heli-tni-perkuat-pasukan-perdamaian-pbb-di-mali-afrika/ https://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2015/nov15_3.pdf https://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2015/ nov15_5.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/jan16_1.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/feb16_1.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/mar16_1.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/apr16_1.pdf

Page 91: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 79

http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/may16_1.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/jun16_1.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/jul16_1.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/aug16_1.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/feb16_2.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/jan16_2.pdf

http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/mar16_2.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/apr16_2.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/may16_2.pdf http://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2016/aug16_3.pdf Sumber Lain: Surat Nomor R-0335/PTRI-NEWYORK ke Anggota TKMPP Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 05 tahun 2015 tentang Peta Jalan Visi

4.000 Personel Pemelihara Perdamaian 2015-2019 (Roadmap Vision 4.000 Peacekeepers 2015-2019)

Transcript of Opening Remarks by H.E. Dr. Susilo Bambang Yuhoyono

President of the Republik of Indonesia at the Indonesian Peace and Security Center. Sentul Bogor 20-03-2012.

UN Mission’s Contribution by Country: Month of Resort 30-Nov-15. New

York: 2015 PMPP TNI. Data Rekap Misi TNI dari Tahun 1957 sampai dengan sekarang.

Bogor, PMPP TNI: 2015

Page 92: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 80

LAMPIRAN SPRIN PENELITI

Page 93: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 81

Page 94: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 82

Page 95: LAPORAN HASIL PENELITIAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/d7fd8-evaluasi...Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 iii KATA PENGANTAR Puji syukur

Laporan Hasil Penelitian LPPM Unhan 2016 83