99
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 1 MAJATENGAH KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional ( PDGK 4510 ) Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka Oleh KURTIMAH NIM. 822002024

Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARANMATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA

MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VSEKOLAH DASAR NEGERI 1 MAJATENGAH

KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPemantapan Kemampuan Profesional ( PDGK 4510 )

Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka

Oleh

KURTIMAHNIM. 822002024

UNIVERSITAS TERBUKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PURWOKERTOTAHUN 2013

Page 2: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANMATEMATIKA TERHADAP MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN

DALAM PEMECAHAN MASALAH MELALUI METODE BERMAINPERAN DI KELAS V

SD NEGERI 1 MAJATENGAH

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPemantapan Kemampuan Profesional ( PDGK 4510 )

Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka

Oleh :

KURTIMAHNIM. 822002024

UNVERSITAS TERBUKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPBJJ PURWOKERTOTAHUN 2013

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

i

Page 3: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional ( PGSD 4510 ) pada Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka

Nama : KURTIMAH

NIM : 822002024

Program Studi : S1 PGSD

Tempat Mengajar : SD Negeri 1 Majatengah

Pembelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Waktu Pembelajaran :

Siklus I : Pertemuan I tanggal 20 Oktober 2013

Pertemuan II tanggal 4 Oktober 2013

Siklus II : Pertemuan I tanggal 9 Oktober 2013

Pertemuan II tanggal 11 Oktober 2013

Siklus III : Pertemuan I tanggal 16 Oktober 2013

Pertemuan II tanggal 18 Oktober 2013

Masalah yang menjadi fokus perbaikan :

1. Apakah dengan pemecahan masalah melalui metode bermain pesan terhadap

operasi bilangan pecahan hasil belajar siswa dapat meningkat ?

2. Apakah siswa dapat mengetahui materi lebih baik setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran ?

Purwokerto, Desember 2013Mengetahui :Supervisor

ANDRI TRIANIVANO M. SiNIP. 41001234

Mahasiswa,

KURTIMAHNIM. 822002024

ABSTRAKSI

ii

Page 4: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

Penelitian ini berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Materi Operasi Bilangan Pecahan dalam Pemecahan Masalah Melalui Metode Bermain Peran di Kelas V SD Negeri 1 Majatengah “. Masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah (1) Apakah dengan pemecahan masalah melalui metode bermain peran terhadap operasi bilangan pecahan hasil belajar siswa dapat meningkat? (2) Apakah siswa dapat menguasai materi lebih baik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran?. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini (1) untuk mendeskripsikan pemahaman siswa dalam pembelajaran siswa dalam pembelajaran setelah menggunakan pola pembelajaran bermain peran (2) untuk menganalisis dampak penggunaan pola pembelajaran metode bermain peran dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian dilakukan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan (perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi) dalam tiga siklus perbaikan pembelajaran. Dari hasil analisis kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini (1) penggunaan pola pembelajaran bermain peran pada materi yang lebih baik baik dari papan bilangan atau gambar. (2) Penggunaan pola pembelajaran bermain peran dapat meningkatklan hasil belajar siswa.

Kata Kunci :Pemahaman siswa, Metode Bermain Peran.

KATA PENGANTAR

iii

Page 5: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan perbaikan

pembelajaran. Laporan ini dibuat berdasarkan tuntutan mata kuliah Pemantapan

Kemampuan Profesional ( PKP ).

Profesi guru memang profesi yang memerlukan inovasi dalam

implementasinya. Di era globalisasi profesionalisme seorang guru perlu

ditingkatkan agar dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tuntutan

kurikulum. Jika peserta didik mengalami permasalahan dalam pembelajaran

bukan berarti peerta didik yang salah. Seorang guru yang profesional hendaklah

meninjau kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan cara melakukan

refleksi diri.

PKP merupakan salah satu materi mata kuliah yang wajib diikuti oleh

mahasiswa S1 PGSD, membekali mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan

mengajar secara profesional melalui beberapa kegiatan dalam menemukan dan

mengatasi masalah pembelajaran yang dikelolanya. Setelah melaksanakan

perbaikan pembelajaran, mahasiswa diharuskan menulis laporan hasil perbaikan

pembelajaran yang dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini sebagai syarat untuk

memenuhi tugas mata kuliah PKP. Penulis berharap semoga laporan ini dapat

menjadi salah satu alternatif yang dapat membantu mengatasi masalah yang

dihadapi dalam pembelajaran di sekolah dasar, khususnya di Sekolah Dasar

Negeri 1 Majatengah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kemangkon Kabupaten

Purbalingga.

Penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Terbuka

2. Dekan FKIP UT

3. Ketua Program S1 PGSD Universitas Terbuka

4. Kepala UPBJJ UT Purwokerto

iv

Page 6: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

5. Para Dosen UPBJJ UT Purwokerto

6. Andri Ttianvano. M.Si, selaku Dosen Pembimbing

7. Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kemangkon

8. Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Majatengah

9. Dewan Guru SD Negeri 1 Majatengah yang telah membantu memberikan

masukan

10. Semua pihak yang telah memantu proses penyusunan laporan ini

Penulis menyadari akan segala kekurangan yang terdapat dalam laporan

ini, namun demikian penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita

semua.

Purwokerto, Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISI

v

Page 7: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... iLEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN.......................................... iiABSTRAK ................................................................................................. iiiKATA PENGANTAR ................................................................................ ivDAFTAR ISI .............................................................................................. viDAFTAR TABEL ...................................................................................... viiDAFTAR GAMBAR ................................................................................. viiiDAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................ 4C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Kerangka Teoritik ................................................................ 6B. Kerangka Berfikir ................................................................ 16C. Hipotesis Tindakan .............................................................. 17D. Kriteria Keberhasilan ........................................................... 18

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKANA. Subjek Penelitian .................................................................. 19B. Prosedur PTK ...................................................................... 20C. Data Teknik Pengumpulan Data ........................................... 22D. Deskripsi Per Siklus ............................................................. 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Per Siklus .............................................................. 30B. Pembahasan ......................................................................... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUTA. Kesimpulan............................................................................ 37B. Saran Tindak Lanjut ............................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 38LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

vi

Page 8: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

Tabel Halaman

4.1. Tabel Rekapitulasi Nilai Tes Ulangan Harian Pembelajaran Matematika terhadap Materi Operasi Bilangan Pecahan pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ................................................. 30

4.2 Tabel Ketuntasan Belajar pada Siklus I,II dan III ............................. 31

4.3 Tabel Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada setiap Siklus Kegiatan Perbaikan Pembelajaran ..................................................... 33

4.4 Tabel Keaktifan siswa dalam kegiatan perbaikan pembelajaran ....... 34

4.5. Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa untuk setiap Siklus Kegiatan Perbaikan Pembelajaran .................................................................... 34

4.6. Kenaikan Nilai Rata – rata ................................................................. 36

DAFTAR GAMBAR

vii

Page 9: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

Gambar Halaman

2.1. Gambar Alur Kerangka Berfikir PTK .............................................. 17

3.1. Gambar Daur PTK ( Rusna Ristatasa, 2006:46 ) .............................. 20

3.2. Gambar Daur Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 21

4.1. Gambar Grafik Ketuntasan Belajar Anak ......................................... 32

4.2. Gambar Grafik Persentase Tingkat Ketentuan Belajar Anak ........... 33

4.3. Diagram Batang Persentase Keaktifan Belajar Siswa ...................... 34

4.4. Gambar Grafik Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I, II dan III Mata Pelajaran Matematika ....................................................................... 36

DAFTAR LAMPIRAN

viii

Page 10: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

Lampiran Halaman

Lampiran 1 RENCANA PERBAIKAN SIKLUS I

...................................................................................................

...................................................................................................

39

Lampiran 2 RENCANA PERBAIKAN SIKLUS II

...................................................................................................

...................................................................................................

43

Lampiran 3 RENCANA PERBAIKAN SIKLUS III

...................................................................................................

...................................................................................................

47

Lampiran 4 LEMBAR KERJA SIKLUS I

...................................................................................................

...................................................................................................

51

Lampiran 5 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS

II ...................................

...................................................................................................

52

Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS III

...................................................................................................

ix

Page 11: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

...................................................................................................

53

Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI

...................................................................................................

...................................................................................................

54

Lampiran 8 FORMAT KETERSEDIAAN TEMAN SEJAWAT DALAM PENYELENGGARAAN PKP ......................................................................................................................................................................................................54

Lampiran 9 SURAT PERNYATAAN

...................................................................................................

...................................................................................................

55

x

Page 12: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar merupakan proses yang ditata dan diatur

sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaanya

dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pengaturan tersebut

biasanya dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.

Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran, berisi perkiraan atau gambaran

mengenai apap yang diperoleh dan apa yang harus dilakukan oleh pelaku

dalam pembelajaran.

Matematika merupakan satu kajian yang mempunyai objek abstrak

dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dan kebenaran sebelumnya yang sudah diterima,

sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan

jelas ( Depdiknas 2004 )

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi bekerja sama secara

stimulan pada tingkat atas dan bawah, yakni : Depdiknas (Direktorat

Pembinaan TK dan SD). Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten dan Sekolah

mengadakan langkah melalui pelatihan, bantuan profesional untuk guru, sistem

peralatan, bahan tertulis dan sistem penilaian untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika SD / MI.

Melalui metode bermain peran diharapkan guru dapat merancang

pembelajaran matematika agar pembelajaran yang dlakukan di dalam kelas

dapat menyenangkan, interaktif dan kompetitif sehingga dapat membentuk

pola belajar siswa / kelompok siswa secara mandiri melalui penggunaan alat

peraga dan lingkungan.

Pada umumnya banyak siswa kurang menyukai pelajaran matematika

dengan berbagai alasan diantara susah dimengerti, gurunya galak, nilainya

selalu jelek dan sebagainya. Dari nilai rata-rata perolehan nilai tes atau ujian

nasionalpun nilai matematika biasanya paling rendah. Ini menunjukan ada

masalah dalam pembelajaran Matematika.

Page 13: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

2

Untuk membimbing siswa dalam pembelajaran dimana materi

pembelajaran merupakan hal yang abstrak. Sementara siswa masih dalam tahap

operasional konkret. Tidaklah mudah, apalagi untuk merancang pembelajaran

yang memungkinkan siswa ikut aktif terlibat dalam proses pemerolehan

pengetahuan tersebut. Guru harus merancang pembelajaran dengan baik

sebelum melaksanakannya.

Banak guru kurang mempunyai wawasan dalam hal merancang

pembelajaran dan mengembangkan meteri pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran dianggap tugas rutin yang dilakukan hampir 90% tanpa persiapan

yang matang dilaksanakannya dengan metode yang selalu sama, teknik dan

model pembelajaran yang sama tanpa ada usaha memperbaikinya. Cara

mengajar dilakukan dengan sebuah kebiasaan yang diperoleh dari para

seniornya. Guru kurang memberkan tenik pembelajaran yang nenjadi dasar

kerangka berfikir anak dalam mempelajari penjumlahan-penjumlahan dan

perkalian.

Dalam kaitan hal-hal diatas, penulis akan berusaha mengadakan

penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode bermain peran yaitu metode pembelajaran dengan

mengefektifkan penggunaan alat peraga dengan menggunakan lingkungan.

Menyadari keadaan tersebut, dengan berbekal kejujuran dan

keterbukaan, saya mencoba melakukan diagnosis terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan, kemudian untuk melakukan upaya perbaikan melalui

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ditempat peneliti bertugas.

Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi

momok menakutkan bagi anak. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang

penulis buat untuk anak tentang mata pelajaran yang disukai dan tidak disukai.

Hasil angket menunjukan 16 anak dari 22 siswa kelas V SD Negeri 1

Majatengah tidak menyukai pelajaran matematika. Berarti, 81 % dari siswa

yang ada dikelas V yang tidak suka dengan Matematika, karena takut.

Nilai rata-rata hasil yang diperoleh anak untuk mata pelajaran

matematika selalu lebih rendah dibanding nilai rata-rata mata pelajaran lainnya

disebabkan adanya rasa takut terhadap mata pelajaran Matematika ini, Anak

Page 14: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

3

cenderung bersifat pasif, anak hanya menerima konsep-konsep, mencoba dan

mengerjakan latihan. Pembelajaran menjadi kurang menarik dan bermakna

bagi siswa. Bahkan jika anak merasa belum memahami konsep yang diberikan

oleh guru. Anak tidak merani bertanya, anak memilaih diam, karena takut

disuruh mencoba.

Dalam beberapa kali ulangan yang penulis adakan di kelas, hanya 4

dari 22 siswa di kelas V yang mendapat nilai 70 keatas. Berarti pembelajaran

belum tuntas.

1. Identifikasi Masalah

Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah di

sekolah tempat penulis mengajar, dapat diidentifikasikan beberapa masalah

yang terjadi dalam pembelajaran Matematika yang menyebabkan

penguasaan anak pada materi pelajaran rendah diantaranya adalah :

a. Anak merasa tidak senang terhadap mata pelajaran matematika karena

kegiatan pembelajaran menakutkan dan tidak menyenangkan.

b. Anak kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

2. Analisis dan Alternatif Pemecahan Masalah

Mengetahui hasil belajar siswa yang kurang jauh dari harapan,

peneliti mencoba melakukan refleksi diri, dengan mengaji berbagai

dokumen dan berdiskusi dengan supervisor serta banyak bertanya kepada

sisiwa tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari senua proses itu

akhirnya dapat dianalisis bahwa kemungkinan faktor penyebab rendahnya

tingkat pemahaman dan kurangnya kesungguhan belajar terhadap materi

yang di ajarkan adalah :

c. Media dan pola pembelajaran yang dipilih kurang mampu

mempermudah siswa dalam memahami materi

d. Kurangnya alat peraga dalam penanaman konsep pembelajaran

e. Guru kurang mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang mampu

membangkitkan minat sisiwa untuk belajar lebih bersungguh-sungguh.

Dengan mempertimbangkan kedua faktor dan penyebab diatas dan

saran supervisor, alternatif, pemecahan masalah yang akan ditempuh lebih

diorientasikan pada penggunaan media dan pola pembelajaran. Untk itu

Page 15: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

4

guru dalam hal ini sebagai peneliti memilih pola pembelajaran yang sesuai

dengan tingkat perkembangan kognitif siswa kelas V SD dapat

meningkatkan minat belajar siswa yaitu pemahaman sisiwa terhadap materi

Operasi bilangan pecahan dalam pemecahan masalah dengan metode

bermain peran. Penggunaan model pembelajaran dengan metode bermain

peran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa karena sisiwa SD

lebih menyukai pola pembelajaran yang menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan alternatif pemecahan masalah di atas, maka masalah yang

menjadi faktor perbaikan dalam penilaian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah penerapan metode bermain peran dapat meningatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika kelas V SD N 1

Majatengah

2. Apakah metode bermain peran dalam pembelajaran Matematika kelas V

dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang diatas maka tujuan penelitian

ini adalah untuk :

1. Mendiskripsikan penerapan metode bermain peran peningkatan keaktifan

belajar sisiwa dalam pembelajaran Matematika.

2. Menganalisis dampak penggunaan model pembelajaran bermain peran

terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika

kelas V SD N 1 Majatengah

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi siswa

a. Dapat meningkatkan proses atau hasil belajar dan dapat menumbuhkan

sikap kritis terhadap siswa.

b. Dapat mempermudah sisiwa dalam memahami materi bilangan pecahan

Page 16: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

5

2. Manfaat bagi guru ( peneliti )

a. Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang

disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi

pembelajaran.

b. Dapat meningkatkan kemampuan dalam merancang model

pembelajaran yang sesuai untuk materi bilangan pecahan, sehingga

pembelajaran lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan.

3. Manfaat bagi sekolah

Membantu meningkatkan kualitas sekolah kerena adanya

peningkatan kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah.

Page 17: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Pemahaman

Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik

siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal

inilah yang dimaksud dengan pemahaman. Dalam kegiatan pembelajaran

hasil belajar ini dinyatakan dalam rumusan tujuan. Oleh karena itu, setiap

mata pelajaran dan kompetensi dasar menuntut hasil belajar yang berbeda.

Menurut Bloom, seperti dikutip Asep Herry Hernawan, dkk ( 2007 :

10:23 ) tujuan atau hasil belajar dogolongksn menjadi tiga domain, yaitu

domain kognitif, efektif dan psikomotorik.

Hasil belajar kognitif mengacu pada hasil belajar yang berkenaan

dengan pengembangan kemampuan otak dan kenalaran sisiwa. Menurut

bloom, domain kognitif ini memiliki enam tingkatan, yaitu ingatan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan efaluasi.

a. Ingatan ( Recall )

Hasil bekajar pada tingkatan ditunjukan dengan kemampuan

mengenal atau menyebutkan kembali fakta-fakta, istilah, hukum,

rumus yang telah dipelajari.

b. Pemahaman ( Comprehension )

Hasil belajar yang dituntut pada tingkat pemahaman adalah

menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Hasil belajar

pemahaman terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :

1) Pemahaman terjemahan yaitu kemampuan menjelaskan

2) Pemahaman penafsiran yaitu kemampuan menyimpulkan

3) Pemahaman ekstrapalasi yaitu kemampuan melihat dibalik yang

tertulis kemudian dapat meramalkan.

c. Penerapan ( application )

Hasil belajar penerapan adalah kemempuan menerapkan suatu

konsep pada situasi baru.

Page 18: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

7

d. Analisis ( analysis )

Kemampuan untuk memecahkan, menguraikan kesatuan yang

utuh menjadi unsur-unsur atau bagian yang mempunyai arti

e. Sintesis ( synthesis )

Kemampuan untuk menyatakan beberapa jenis informasi yang

terpisah-pisah menjadi suatu komunikasi yang baru dan lebih jelas dari

sebelumnya.

f. Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi adalah langkah terakhir seorang guru guna mengetahui

pembelajaran yang telah dilakukan bisa diterima atau tidak bagi siswa,

sehingga guru harus bisa mengukurnya dengan evaluasi sesuai dengan

indikator yang diukur.

2. Kesungguhan belajar

Secara umum banyak yang mengaitkan kesungguhan belajar

dengan minat dan Motivasi. Kesungguhan merupakan aspek penting

Motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, dan berprestasi ( dalam

printrich dan schunk, 1996 seperti dikutip Hera Lestari Mikarasa, dkk.

2007:33 ). Menurut Krapp, Hiddy dan Remninger seperti dikutip Hera

Lestari Mikarasa, dkk. ( 2007:3.5 ) “ Kesungguhan merupakan dorongan

dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau

perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek yang

menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan akan mendatangkan

kepuasan dalam dirinya. Menurut Krapp, Hiddy dan Remninger ( dalam

Printrich dan schunk, 1996 ) ada tiga macam kesungguhan, yaitu :

a. Kesungguhan pribadi, sebagai suatu ciri pribadi individu yang

merupakan diposisi abasi yang relatif stabil

b. Kesungguhan situasional, minta yang ditimbulkan kondisi atau oleh

faktor lingkungan

c. Kesungguhan sebagai keadaan psikologis, menggambarkan pandangan

yang interaktif, pada saat minat pribadi seseorang saling berinteraksi

Page 19: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

8

dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis dari

minat diri seseorang.

Menurut Hurlock seperti yang dikutip Hera Lestari Mikarasa, dkk

( 2007:3:7 ) ada empat cara minat mempengaruhi kesungguhan belajar

anak, yaitu :

a. Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi

b. Minat dapat sebagai pendorong

c. Minat berpengaruh pada prestasi

d. Minat yang berhubungan pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat

selamanya.

Seorang anak tidak lahir dengan minat tertentu. Minat berkembang

melalui pengalaman belajar. Seorang guru harus dapat menumbuhkan

minat anak, agar perkembangan minatnya sejalan dengan meluasnya

cakrawala mental anak. Cara meningkatkan minat anak :

a. Trial and Error ( coba ralat )

Dengan mencoba-coba secara tidak langsung akan timbul minat

terhadap sesuatu.

b. Proses identifikasi pada orang yang dicintai

Jika siswa diharapkan senang melakukan kegiatan waktu

pembelajaran, maka guru harus memberi contoh.

3. Media pembelajaran

Model peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Secara

harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya

dengan proses komunikasi pembelajaran, media diartikan sebagai wahana

penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli dari asosiasi telah

mengemukakan pengertian media pembelajaran antara lain :

a. Menurut Nea seperti dikutip Asep Hery Hernawan, dkk ( 2007:11:18 )

mengertikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik

dalam bentuk corak maupun pandangan dengar.

b. Menurut Miarso seperti dikutip Asep Hery Hermawan, dkk

( 2007:18:18 ) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala

Page 20: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

9

sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada diri siswa.

c. Menurut Gagne seperti dikutip Slamet Tri Hartanto ( 2007:2 ) media

pembelajaran adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan sisiwa

yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Dari batasan-batasan itu dapat disimpulakan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

kemampuan sisiwa sehingga dapat mendorong proses belajar pada diri

siswa.

Media sangat bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran.

Menurut Necyclopedia of educational research ( dalam Oemar Hamalik,

2004;16 ) nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Meletakan dasar berfikir konkret dan mengurangi ferbalisme

b. Memperbesar perhatian sisiwa

c. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pelajaran lebih mantap

d. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusa sendiri dikalangan siswa

e. Membantu tumbuhnya pengertian yang teratur dan kontinen, hal ini

terutama terdapat dalam gambar hidup

f. Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu

perkembangan kemempuan berbahasa

g. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh

dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih

mendalam serta keseragaman yang lebih banyak dalam belajar

Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi

perkembangan teknologi oleh Seells dan Gllasgous seperti yang dikutip

Slamet Tri Hartanto ( 2007:6 ) dibagi kedalam dua kategori, yaitu :

1. Pilihan media tradisiobal

a. Visual diam yang diproyeksikan ( OHP, slide, video )

Page 21: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

10

b. Visual yang tak diproyeksikan ( gambar, potret, chart, grafik )

c. Audio ( rekaman, CD dan pita kaset )

d. Penyajian multi media

e. Visual dinamis yang diproyeksikan ( film, televise, video )

f. Media cetak buku, koran, majalah, hand-out

g. Realiti ( model, specimen, contoh, manipulasi ( peta, globe )

2. Pilihan media mutakhir

a. Media berbasis telekomunikasi ( teleconference )

b. Media bebasis mikro prosesor ( pembelajaran berbantuan

computer, pembelajaran iteraktif )

Pengelompokan media yang disampaikan oleh Kemp dan Dayton

( Slamet Tri Hartanto, 2007:7 ) dikelompokan menjadi delapan jenis

yaitu : media cetak, media panjang, OHT dan OHP, rekaman audio tate,

slide, dan filmstrip. Penyajian multi-emage, rekaman video, dan film serta

komputer.

4. Motivasi Belajar

Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Meski

pembelajaran telah dirumuskan secara jelas dan baik belum tentu

pengajaran yang diperoleh akan optimal. Hal ini dikarenakan hasil yang

baik dipengaruhi beberapa faktor. Tinggi rendahnya pengetahuan yang

dimiliki guru, sikap dan kepribadian guru ikut menentukan keberhasilan

belajar yang dicapai anak. Guru memberi peranan kepemilikan yang

hakiki dalam hubungan produktifitas belajar. Ia memiliki tanggungjaawab

dalam menciptakan kondisi yang serentak memenuhi kebutuhan siswa dan

kebutuhan tugas ( Basuki Wibawa Dan Darida Mukti 2001;220 ).

a. Pengertian Motivasi belajar matematika

Motivasi belajar tidak dapat dipisahkan artinya seseorang

melakukan aktifitas belajar didukung oleh suatu keinginan yang ada

pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan adanya

motivasi yang tinggi dalam belajar tentunya hasil yang dicapai dapat

diperoleh secara optimal. Dalam kegiatan belajar, maka Motivasi

Page 22: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

11

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki

oleh subjek belajar itu dapat tercapai ( Sardiman A.M. 1987:75 ).

S. Nasution ( 1995 : 760 ) mengemukakan bahwa belajar

merupakan motivasi. Motivsi an essencial condition of learning. Hasil

belajar pun banyak ditentukan oleh motivasi. Makin tepat motivasi

yang kita berikan, makin berhasil perjalanan itu. Motivasi menentukan

identitas usaha belajar anak.

Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan

ingin melakukan seseuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha

untuk menediakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu.

( Sardiman. A M, 1997: 7 ). Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh

faktor dari luar, tetapi motivasi itu akan tumbuh didalam diri

seseorang. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa macam motivasi

intrinsik. Heinz Kock ( 1981 : 7 ) mengemukakan bahwa motivasi

ekstrinsik yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan ysng teerletak

diluar perbuatan belajar sedangkan motivasi intrinsik yaitu dorongan

untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di dalam perbuatan

belajar.

Motivasi dalam belajar dilihat dalam manifestasinya atau

kegiatan nyata seseorang dalam belajarnya akan menampakan ciri-ciri

sebagai berikut :

a) Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai )

b) Ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar

untuk berprestasi sebaik mungkin

c) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah

d) Lebih senang belajar mandiri

e) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin

Page 23: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

12

f) Dapat mempertahankan pendapatan kalau sudah yakin akan

sesuatu

g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal ( Sardiman A

M, 1987 : 83 )

b. Fungsi motivasi dalam belajar matematika

a) Mendorong manusia untuk berbuat

b) Menentukan arah perbuatan yakin kearah tujuan yang hendak

dicapai

c) Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan guna untuk mencapai tujuan dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut.

Berdasarkan fungsi diatas, dapat disimpulkan fungsi utama

motivasi dalam belajar adalah menolong dan mengarahkan kegiatan

atau aktifitas belajar sehingga individu secaara efektif dapat mencapai

tujuan belajar.

c. Prinsip motivasi dan belajar

Kenneth A Hover mengemukakan prinsip-prinsip motivasi

yang diikuti oleh Tabrani Rusyan, Aang Kusdinar dan Zainal Arifin

( 1992 : 124 ) yaitu :

a) Pujian levih efektif dari pada hukuman, hukuman bersufat

menghentikan suatu perbuatan sedangkan pujian bersifat

menghargai apa yang telah dilakukan.

b) Modeling

c) Komunikasi terbuka

d) Novelty

e) Aktif dalam latihan

f) Fading

g) Kondisi belajar yang menyenangkan

Page 24: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

13

d. Cara membangkitkan belajar matematika

Usaha dapat dilakukan untuk menimbangkan dan

membangkitkan motivasi antara lain :

a) Menghindari sugesti yang bersifat negatif

b) Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas

c) Mengadakan persaingan sehat, baik individu maupun kelompok

d) Memberikan pengetahuan mengenai hasil yang dicapai. Menurut

Sardiman AM ( 1987 : 91 – 94 ) bentuk dan cara untuk

membangkitkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah

sebagai berikut :

- Semua peserta didik mempunyai kebutuhan-kebutuhan

psikologis tettentu yang harus mendapat kepuasan.

- Motivasi berasal dari dalam individu yang lebih efektif

daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.

- Terhadap jawaban ( perbuatan ) yang sesuai dengan

keperluan/keinginan perlu dilakukan usaha memantapkan.

- Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar kepada orang lain.

e) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi

f) Tugas-tugas yang datangnya dari sendiri

g) Puji-pujian yang datangnya dari luar ( external reward )

h) Teknik dan prosedut mengajar yang bermacam-macam efektif

untuk memelihara minat peserta didik

i) Manfaat minat yang telah dimiliki oleh peserta didik bersifat

ekonomis

j) Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat oleh peserta

didik yang tergolong pandai

k) Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.

Dari usaha yang dilakukan untuk membangkitkan motivasi

secara efektif yang penting adalah mempelajari kebutuhan sisiwa

secara individual, sedalam dan seluas mungkin. Sehingga guru dapat

menyusun strategi yang sesuai dengan kebutuhan sisiwa.

Page 25: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

14

5. Tinjauan tentang metode

1) Pengertian metode

Metode merupakan komponen dalam proses belajar mengajar, oleh

karena itu penggunaan metode sangat dianjurkan agar interaksi yang

berlangsung antara guru dan sisiwa tidak membosankan, memberikan

minat dan rangsangan untuk belajar. Jadi yang dimaksud dengan

metode adalah alat dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih

mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan sisiwa dalam

proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Berkaitan dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode

adalah teknik yang dapat digunakan untuk menyampaikan metode

pelajaran dari seorang guru kepada sisiwa sehingga proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta tujuan

pengajaran dapat tercapai dengan baik.

2) Tujuan dan fungsi metode

Menurut pengertian dari metode yang digunakan dalam proses

belajar mangajar terkait dari tujuan penggunaan metode yaitu untuk

membantu guru untuk menyampaikan materi secara lebih mudah

kepada peserta didik sehingga sisiwa dapat menguasai materi tersebut

secara tepat dan akurat.

Adapun fungsi dari metode secara umum adalah sebagai berikut :

a. Alat bantu mewujudkan situsi belajar yang efektif

b. Bagian integral dari keseluruhan situasi belajar

c. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik

d. Mempertinggi mutu belajar mengajar

3) Pentingnya penggunaan metode pada pengajaran matematika

British Audio Visual Association menyatakan jika proses belajar

mengajar hanya menggunakan metode membaca saja, maka

pengetahuan yang menghendap hanya 10%, jika mendengar saja

menghendap 20%, jika melihat saja 30%, jika mendengar dan melihat

bisa menghendap 50%, mengungkap sendiri bisa menghendap sendiri

90%.

Page 26: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

15

Dari ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa metode pengajaran dapat

mempertinggi hasil belajar yang dicapai

6. Metode Bermain Peran

Metode bermain peran adalah suatu metode pembelajaran diaman

seorang guru menggunakan sisiwa sebagai media atau alat pembelajaran

guna terlaksananya proses pembelajaran ssuai dengan tujuan yang

diharapkan. Sisiwa melakukan sesuatu sesuai dengan peran yang

dibawakan sehingga proses pembelajaran akan sesuai skenario

pembelajaran. Metode ini sangat menarik bagi siswa dan akan timbul

kebermakanaan dan lebih meresap bagi siswa karena sisiwa melakukannya

sendiri.

Bermain peran merupakan salah satu variasi dalam mengajar dan

mempunyai tujuan pokok mengorganisir gerak, mimik, perilaku, emosi

siswa sehingga mudah menangkap, memahami dan mencerna materi ajar

tertentu. Ekspresi atau aktualisasi konsep dalam gerak dan lagu

memepunyai banyak manfaat antara lain, sebagai hiburan sekaligus belajar

(learning is fun). Konsep ini berperinsip bahwa semua dapat dipelajari

oleh semua siswa bila kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam

suasana menyenangkan. Kegiatan ekspresi siswa lewat bermain peran akan

lebih menarik terutama para pelaku peran lebih terkesan di pribadi masing-

masing.

Siswa terlatih dan terasah ranah efektifnya. Bermain peran akan

mengasah skill atau keterampilan siswa pada ranah efektif sekaligus

psikomotoriknya. Model ini juga akan melatih penguasaan bahasa yang

baik dan benar. Penguatan kompetensi dalam berbahasa menjadikan siswa

belajar matematika lebih dewasa dan matang di lingkungannya. Pelaku

pembelajar akan memiliki konsep yang tidak mudah hilang. Bermain

peran juga merupakan atribut alat peraga. Sangat mungkin dijadikan

sebagai alat bagi guru untuk menjelaskan suatu konsep. Bermain peran

dalam konsep matematika akan semakin baik pula diterapkan dalam

pembahasan yang susah dilihat dengan mata telanjang. Namun demikian

Page 27: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

16

model ini banyak kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru. Model ini

memerlukan persiapan matang seperti lembar kerja siswa (LKS), skenario

drama, instrumentasi evaluasi yang cepat, persiapan mengajar yang

mantap serta memperhitungkan waktu yang ada. Tahap persiapan yang

matang jangan mengharapkan hasil yang terbaik, bahkan akan membuang

energi dan waktu secara sia-sia. Penggunaan metode ini hanyalah salah

satu model menuju keberhasilan siswa. Perlu disadari guru dalam

bertindak sebagai motivator, fasilitato, sekaligus akan lebih bermakna bila

siswa mampumeraih keberhasilan.

B. Kerangka Berfikir

Yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah pemahaman

sisiwa terhadap materi operasi bilangan bulat rendah. Kekurang berhasilan

tersebut disebabkan oleh pola pembelajaran guru yang monoton sehingga

sisiwa terlihat jenuh, bosan dan kurang bersemangat mengikuti pelajaran.

Pada prinsipnya pola pembelajaran peran adalah suatu cara

pembelajaran guru yang memaksimalkan alat peraga dan lingkungan guna

tercapainya pemahaman sisiwa terhadap materi. Pemahaman materi operasi

bilangan pecahan tidak hanya cukup ditebak-tebak atau diterka-terka tapi siswa

harus benar-benar bisa memahami, menganalisa maksud dan tujuan dari soal

sehingga dibutuhkan ketekunan, ketelitian untuk sering berlatih mengerjakan

soal. Proses pembelajaran ini perlu dirancang dengan mengutamakan yang

mendukung siswa sebagai subjek belajar sehingga siswa dapat memahami,

merasakan adanya manfaat dan tertarik untuk selalu mengembangkannya. Oleh

sebab itu perlu diterapkan pembelajaran yang lebih memperdayakan sisiwa,

yaknik pembelajaran pola bermain peran akan terjalin suasana belajar yang

mngutamakan kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, tidak

membosankan, belajar dengan bergairah. Pembelajaran terintegrasi,

menggunakan berbagai sumber sisiwa aktif, sharing dengan teman, sisiwa

kritis dan kreatif. Pada akhir pembelajaran siswa dapat merefleksi terhadap apa

yang dipelajarinya sehingga dapat meningkatkan pemahaman materi operasi

bilangan pecahan.

Page 28: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

17

Secara skematis uraian digambarkan kerangka pikirannya sebagai

berikut :

Gambar 2.1. Alur Kerangka Berfikir PTK

C. Hipotesis Tindakan

Dengan memperhatikan dan merujuk kepada beberapa pendapat pakar

diatas, disusunlah hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Penggunaan pola pembelajaran bermain peran dalam pembelajaran akan

dapat mendorong sisiwa untuk belajar lebih bersungguh-sungguh.

2. Siswa akan dapat menguasai materi lebih baik setelah mengikuti

pembelajaran dengan melaksanakan pola pembelajaran bermain peran.

KONDISI AWAL

Guru :Belum menggunakan pola

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan perkembangan

kognitif sisiwa

Siswa :Pemahaman sisiwa terhadap

materi operasi bilangan pecahan rendah

TINDAKAN Menerapkanpola pembelajaran bermain peran

Siklus I :Penggunaan pola pembelajaranBermain peran menggunakan

Papan bilangan

Siklus II :Penerapan pola pembelajaranBermain peran menggunakanPeraga gambar laki-laki dan

perempuan

Siklus III :Penerapan pola pembelajaran

Bermain peran

KONDISIAKHIR

Diduga melaluiPembelajaran bermain peran

Dapat meningkatkanPemahaman siswa kelas V

Materi operasi hitungBilangan pecahan

Page 29: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

18

D. Kriteria Keberhasilan

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam perbaikan

pembelajaran diperlukan indikator. Indikator yang digunakan untuk mengukur

peningkatan pemahaman sisiwa adalah ketuntasan sisiwa dalam pembelajaran.

Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran adalah :

1. Pemahaman siswa terhadap pembelajaran operasi bilangan pecahan

dinyatakan maksimal jika 75% dari jumlah sisiwa tuntas dalam bekerja.

2. Peningkatan minat sisiwa dalam proses pembelajaran penggunaan pola

pembelajaran bermain peran sisiwa lebih aktif dalam kelompok belajar dan

diskusi-diskusi akhirnya sebagai akhir pembelajaran adalah nilai rata-rata

dari nilai kelas maningkat.

3. Kesungguhan belajar sisiwa terhadap penggunaan pola pembelajaran

bermain peran dinyatakan meningkat jika 75% dari jumlah siswa

menampilkan minimal satu indikator yang dipersyaratkan.

Page 30: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

BAB IIIPELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan penelitian : SD Negeri 1 Majatengah , UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Kemangkon

Kabupaten Purbalingga

Kelas yang diamati : Kelas V

Mata Pelajaran : Matematika

Standar Kompetensi : 4. Melakukan operasi hitung bilangan

Pecahan dalam pemecahan asalah

Kompetensi Dasar : 4.1. Melakukan operasi hitung bilangan

Pecahan

Indikator : 4.1.1.Menemukan cara mencari hasil

operasi penjumlahan dan

pengurangan bilangan pecahan

menggunakan model

4.1.2.Menentukan hasil penjumlahan

dan pengurangan bilangan

pecahan

4.1.3.Memecahkan masalah yang

berhubungan dengan penjumlahan

dan pengurangan bilangan

pecahan

Waktu Pelaksanaan : a. Siklus pertama : 2 dan 4 Oktober

2013

b. Siklus kedua : 9 dan 11 Oktober

2013

c. Siklus ketiga : 16 dan 18 Oktober

2013

Page 31: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

20

B. Prosedur Pelaksanaan

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Rusna Ristasa ( 2006 : 46 ) penelitian tindakan kelas

merupakan proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan yaitu :

1. Merencanakan ( planning )

2. Tindakan ( acting )

3. Mengamati ( observing )

4. Refleksi ( reflecting )

Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan

kembali untuk merevisi jika ternyata yang dilakukan belum berhasil

memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.1. Daur PTK ( Rusna Ristasa, 2006 : 46 )

Setelah situs ini berlangsung tiga kali barangkali perbaikan yang

diinginkan sudah terjadi. Dalam hal ini daur PTK dengan tujuan perbaikan

yang direncanakan sudah berakhir. Namun biasanya akan muncul masalah atau

kerisauan baru. Masalah ini akan kembali dipecahkan melalui daur PTK secara

lebih rinci seperti pada gambar 3.2.

Re Planing

Re-Planning

Planning

Re Reflecting Re Reflecting

Re Observing

Observing

Re Reflecting Acting Re Acting Re Acting

Re Observing

Page 32: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

21

Gambar 3.2. Daur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur perbaikan pembelajaran pada gambar di atas dirancang dalam

urutan tahapan sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah serta

merumuskan hipotesis

b. Menemukan cara pemecahan masalah / tindakan perbuatan

c. Merancang skenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana

Perbaikan Pembelajaran ( RPP ).

IDE AWAL

SIMPULAN

BEHASIL

BELUM

Studi Pendahuluan1. Wawancara dengan siswa2. Tes diagnosa

( memperoleh data awal )3. Analisa Dokumen

Tindakan Siklus I1. Perencanaan perbaikan2. Pelaksanaan perbaikan3. Observasi4. Diskusi dengan pengawas5. Refleksi Siklus I

SIMPULAN

BERHASIL

BELUM

Penetapan penggunaanPemecahan masalah metodebermain peran sebagai model pembelajaran

REVISI

Persiapan Penelitian ( Studi Literatur dan diskusi )1. Penyamaan konsep,

penggunaan pemecahan masalah metode bermain peran

2. Penyusunan lembar observasi

3. Penyusunan format wawancara

4. Penyusunan tes

Tindakan Siklus III1. Perencanaan perbalikan2. Pelaksanaan perbalikan3. Observasi4. Diskusi dengan pengamat5. Refleksi Siklus III

Tindakan Siklus II1. Perencanaan perbaikan2. Pelaksanaan kegiatan3. Observasi4. Diskusi dengan pengamat5. Refleksi Siklus II

REVISI

Page 33: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

22

d. Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang

ditugasi sebagai pengamat ( observer ).

e. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dirancang

dan diamati oleh teman sejawat

f. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat ( observer ).

g. Konsultasi dengan supervisor.

h. Merancang tindak lanjut.

C. Data Teknik Pengumpulan Data dan Analisa

Dalam pengumpulan saya dibantu oleh teman sejawat dengan identitas

dan tugas sebagai berikut :

Nama : Galih Budiyanto, S.Pd.

NIP : 196503241988061002

Pekerjaan : Guru Kelas IV

Tugas : - Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran

dari siklus pertama sampai dengan selesai

- Memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan

yang terjadi selama pembelajaaran

D. Deskripsi Per Siklus

1. Pelaksanaan Perbaikan Siklus I

1) Tahap Perencanaan ( planning )

Berdasrkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti

menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

beserta skenario tindakan. skenario ini berisi langkah-langkah yang

akan dilakukan oleh guru dan sisiwa dalam kegiatan tindakan atau

perbaiakan.

Terkait dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan media dan alat

pembelajaran yang dibutuhkan yaitu papan bilangan.

Page 34: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

23

Langkah berikutnya bersama dengan observer, menyepakati fokus

observasi dan kriteria yang akan digunakan.

2) Pelaksanaan

Siklus I

Pertemuan ke I

a) Kegiatan Awal ( 10 menit )

- Guru mengucapkan salam

- Guru mengabsen sisiwa

- Guru memotofasi siswa untuk mengikuti pembelajaran

- Guru melakukan apersepsi

b) Kegiatan Inti ( 40 menit )

- Guru menjelaskan tentang materi operasi bilangan pecahan

- Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas sebagai

latihan

- Guru dan siswa membahas soal dan mencocokan bersama-sama

c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )

- Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

- Guru mengevaluasi siswa

- Guru mengerjakan tindak lanjut

Pertemuan ke II

a) Kegiatan Awal ( 10 menit )

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan

- Guru menyiapkan alat dan membuat cerita yang berkaitan

dengan materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan

pecahan.

- Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk

pembelajaran dengan mengadakan mencongak penjumlahan

dan pengurangan bilangan pecahan.

- Guru menyampaikan masalah kontekstual yang berhubungan

dengan kejadian sehari-hari siswa. Hal ini untuk memancing

Page 35: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

24

agar siswa merasa tertantang dan termotivasi untuk belajar

karena merasa membutuhkan.

b) Kegiatan Inti ( 45 menit )

Setelah kondisi belajar benar-benar siap untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemudian guru melakukan

kegiatan sebagai berikut :

- Guru mengenalkan papan bilangan dan cara kerjanya

- Siswa satu persatu mempraktekan dibimbing guru

- Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mencoba

bagi yang belum jelas

- Guru membagi LKS untuk dikerjakan secara kelompok

- Guru berkeliling membimbing siswa yang mengalami

kesulitan

- Guru membimbing diskusi kelas untuk mencocokan hasil kerja

kelompok dan menggunakan papan bilangan untuk

menyamakan persepsi

- Siswa mengerjakan soal latihan tanpa menggunakan alat

peraga

- Guru mengadakan tes ulangan harian

c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )

- Guru menyimpulkan cara mencari hasil penjumlahan dan

pengurangan menggunakan papan bilangan

- Guru mengadakan penilaian terhadap penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran dengan tes formatif

- Guru memberikan PR

3) Observasi

Observasi mengadakan pengamatan terhadap fokus yang

diamati dari pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan lembar

observasi. Disamping itu juga mewawancarai siswa yang belum tuntas

belajarnya.

Page 36: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

25

4) Refleksi

- Kelemahan

Pembelajaran belum berhasil karena alat peraga yang digunakan

dalam pembelajaran belum dapat menanamkan konsep secara

efektif.

- Kelebihan

Bagi siswa yang pandai hal ini menjadi motovasi untuk terus

menggali pengetahuan tentang operasi bilangan pecahan yang lebih

mendalam.

2. Pelaksanaan Perbaikan Siklus II

1. Perencanaan

Menyiapkan RPP siklus kedua yang telah disusun dari hasil

diskusi dengan supervisi, menyiapkan alat / media yang digunakan

dalam pembelajaran berupa gambar laki-laki dan perempuan yang akan

digunting menjadi alat peraga. Potongan gambar ini membantu akan

memperoleh pengalaman konkrit sehingga mempertinggi daya serap

dan daya ingat siswa dalam belajar sesuai dengan pendapat Edgar Dale

yang diikuti oleh Aristo Rahardi ( 2002 : 12 ).

2. Pelaksanaan Siklus II

Pertemuan I

a) Kegiatan Awal ( 10 menit )

- Guru mengabsen siswa

- Guru menyiapkan alat-alat pembelajaran

- Guru mengadakan apersepsi tentang materi yang diberikan pada

siklus I

b) Kegiatan Inti ( 45 menit )

- Guru mencocokan PR yang diberikan siklus I

- Guru memberikan tugas sebagai latihan

- Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya

- Guru membimbing siswa menemukan dan menyimpulkan hasil

jawaban siswa

Page 37: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

26

c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )

- Guru menyimpulkan pembelajaran

- Guru mengevaluasi siswa

- Guru mengadakan tindak lanjut

Pertemuan II

a. Kegiatan Awal ( 10 menit )

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat-alat

yang dibutuhkan berupa kertas bufallo berwarna yang

bergambar laki-laki dan perempuan

- Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk

mempelajari bahan ajar dengan tanya jawab hasil operasi

penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.

b. Kegiatan Inti ( 45 menit )

- Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok

- Tiap kelompok siswa menerima kertas bufallo dua warna yang

bergambar laki-laki dan perempuan, dan siswa memotong

ganbar tersebut.

- Guru meberi penjelasan dan memancing pengertian tentang

makna operasi penjumlahan dan pengurangan menggunakan

potongan kertas tersebut

- Melalui diskusi kelas guru dan siswa menyimpulkan

pembelajaran

- Penugasan kepada siswa sebagai latihan

- Guru mencocokan hasil pekerjaan siswa

c. Kegiatan Akhir ( 15 menit )

- Guru memberikan penekanan pada hal-hal penting dengan tanya

jawab dan soal lisan

- Guru mengadakan penilaian terhadap penguasaan siswa dengan

tes ulangan harian

- Guru membarikan tindak lanjut dengan pemberian PR

Page 38: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

27

3. Observasi

Observasi mengadakan pengamatan terhadap fokus yang

diamati dari pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan lembur

observasi. Di samping itu juga mewawancarai siswa yang belum tuntas

belajarnya. Observer mendiskusikan kekurangan yang ada dalam

pembelajaran, dan saran untuk memperbaiki pembelajaran pasa siklus

ketiga.

4. Refleksi

Kelebihan

- Sudah mengalami kenaikan nialai rata-rata dari 6,0 pada siklus I

menjadi 7,09 pada siklus II

- Kenaikan jumlah yang tuntas dalam belajar mengalami kenaikan

Kelemahan

- Siswa tidak terlibat bagaimana proses menemukan rumus

- Siswa hanya menggunakan bangun ruang yang ada untuk

membuktikan dan memperjelas konsep materi bilangan pecahan.

3. Pelaksanaan Perbaikan Siklus ke III

1. Perencanaan

- Menyiapkan RPP siklus ketiga

- Menyiapkan alat / media yang akan digunakan yaitu siswa laki-laki

sebagai lambang bilangan positif dan perempuan sebagai lambang

bilangan negatif.

2. Pelaksanaan

Pertemuan I

1. Kegiatan Awal ( 10 menit )

- Guru mengabsen siswa

- Guru memotivasi siswa

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti ( 45 menit )

- Guru menjelaskan materi operasi bilangan pecahan

- Guru menegaskan siswa untuk mengerjakan tugas

Page 39: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

28

- Guru membimbing siswa menjawab dan mencocokan jawaban

3. Kegiatan Akhir ( 15 menit )

- Guru menyimpulkan materi

- Guru mengevaluasi siswa

- Guru memberikan tindak lanjut

Pertemuan II

1) Kegiatan Awal ( 10 menit )

- Guru mengadakan pendahuluan dengan tanya jawab materi yang

telah dipelajari yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan

bilangan pecahan.

- Guru menyampaikan garis besar rencana kegiatan belajar yang

akan dilaksanakan yaitu bermain peran untuk melakukan operasi

bilangan penjumlahan dan pengurangan. Siswa laki-laki

merupakan bilangan positif dan siswa perempuan merupakan

bilangan negatif. Operasi penjumlahan ditunjukan dengan

menggabung siswa laki-laki dan perempuan berpasangan. Hasil

dari penjumlahan adalah sisa jumlah laki-laki atau perempuan.

Jika laki-laki berarti positif dan jika perempuan berarti hasilnya

negatif.

- Guru mengajukan masalah kontekstual yaitu msalah yang

dicoba diselesaikan anak yang berhubungan dengan keseharian

siswa.

2) Kegiatan Inti ( 45 menit )

- Guru membagi siswa manjadi 5 kelompok

- Tiap kelompok siswa dilibatkan sebagai peraga atau model

dalam pembelajaran

- Siswa dibimbing dengan panduan LKS mempraktekan operasi

penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan menggunakan

bermain peran / model temannya sendiri

- Melalui lembar tugas siswa, guru mengukur tingkat /

pemahaman siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran

Page 40: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

29

3) Kegiatan Akhir ( 15 menit )

- Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran

- Guru mengevaluasi siswa

4) Refleksi

Kelebihan- Pembelajaran sudah berhasil ditandai dengan penccapaian nialai

rata-rata 7,91

- Pembelajaran sudah tuntas

- Menambah kejelasan pada siswa tentang konsep materi bilangan

pecahan

Kekurangan

- Pembelajaran yang akan dilaksanakan memerlukan waktu yang

lama dan persiapan, skenario yang matang.

Page 41: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

1. Hasil Pengolahan Data

a. Pemahaman siswa terhadap Materi Operasi Bilangan Pecahan.

Tabel 4.1

Rekapitulasi Nilai Tes Ulangan Harian Pembelajaran Matematikaterhadap Materi Operasi Bilangan Pecahan pada Pra Siklus, Siklus I,

Siklus II, dan Siklus III

NomorNama Siswa

Pra Siklus

SiklusKeterangan

Urut Induk I II III1. Dwi Astuti 60 60 70 80 Tuntas2. Dwi Prasetyo 40 60 60 70 Tuntas3. Isti Nurchotimah 70 70 80 90 Tuntas4. Okti Isna Nuraini 70 70 90 100 Tuntas5. Adi Priyanto 50 60 70 90 Tuntas6. Adianto 70 70 80 90 Tuntas7. Agus Paryono 50 60 60 80 Tuntas8. Aisah Nur Isnaini 60 60 80 90 Tuntas9. Alif Bakhtiar Ikfan 50 60 70 80 Tuntas10. Anggoro Mustika 50 60 70 80 Tuntas11. Anhar Restu T 50 60 70 80 Tuntas12. Anisa 50 60 70 80 Tuntas13. Ati Mugi Lestari 70 70 90 100 Tuntas14. Budi Dwi Dika P 60 70 80 80 Tuntas15. Dai Amruloh 60 70 80 80 Tuntas16. Dhimas Wahyu S 70 80 90 100 Tuntas17. Dwi Purwati 60 70 70 80 Tuntas18. Efita Sutingah L 40 60 60 70 Tuntas19. Hikmah Ardita 60 70 80 90 Tuntas20. Joni Tri O 50 60 70 90 Tuntas21. Ridho Dwi F 60 70 80 90 Tuntas22. Awal Subagyo 40 60 60 80 Tuntas

Jumlah 1.240 1.430 1.630 1.870Rata-rata 56,36 65,00 74,09 85,00

Page 42: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

31

Pada siklus pertama, jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak

dari siswa yang tuntas dalam pembelajaran itu. Ketuntasan klasikal

dalam pembelajaran baru 22,73%. Hal ini menunjukan pembelajaran

yang menggunakan alat peraga berupa papan bilangan belum berhasil.

Penggunaan alat peraga berupa papan bilangan memang lebih konkrit

dari penggunaan garis bilangan karena merupakan peraga tiga

dimensi.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat hasil perubahan nilai yang

dicapai siswa dari tiap-tiap siklus, sebagian besar mengalami

kenaikan.

Tabel 4.2Ketuntasan Belajar pada Siklus I, II dan III

No Tabel PerbaikanKetuntasan

Tuntas Belum

1 Pra Siklus 5 17

2 Siklus I 10 12

3 Siklus II 18 4

4 Siklus III 22 0

a. Pada Pra Siklus siswa yang tuntas belajar sebanyak 5 anak dari 22

siswa atau 22,73%

b. Pada Siklus I siswa yang tuntas belajar 10 anak dari 22 siswa atau

45,45%

c. Pada Siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 anak dari 22

atau 81,82%

d. Siklus III siswa yang tuntas belajar sebanyak 22 anak dari 22 siswa

atau 100%

Sedangkan siswa yang belum tuntasw dalam belajar adalah sebagai

berikut :

a. Pada Pra Siklus, siswa yang belum tuntas sebanyak 17 anak dari

22 siswa atau 77,27%

Page 43: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

32

b. Pada Siklus I, siswa yang belum tuntas sebanyak 12 anak dari 22

c. siswa atau 54,55%

d. Pada Siklus II, siswa yang belum tuntas sebanyak 4 anak dari 22

e. siswa atau 18,18%

f. Pada Siklus III, siswa yang belum tuntas sebanyak 0 siswa

Dari keterangan diatas dapat digambarkan dengan grafik batang

berikut :

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III0

5

10

15

20

25

30

1712

4 05

10

18

22

Belum Tuntas

Tuntas

Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Anak

Setelah dilakukan analisa terhadap data pada tabel 4.1 di atas

bahwa tingkat pemahaman terhadap operasi bilangan pecahan dengan

pola pembelajaran pemecahan masalah melalui metode bermain peran

menunjukan kenaikan angka ketuntasan yang signifikan.

Page 44: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

33

Tabel 4.3Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Setiap Siklus Kegiatan

Perbaikan Pembelajaran

No PembelajaranHasil Belajar Siswa

Tuntas Presentase Belum Persentase1 Pra Siklus 5 22,73% 17 77,27%

2 Siklus I 10 45,45% 12 54,55%

3 Siklus II 18 81,82% 4 18,18%

4 Siklus III 22 100% 0 100%

Dari tabel tersebut diperoleh keterangan sebagai berikut :

a. Pada pra siklus siswa tuntas 22,73% sedangkan yang belum tuntas

77,27%

b. Pada siklus I, siswa tuntas 45,45% sedangkan yang belum tuntas

54,55%

c. Pada siklus II, siswa tuntas 81,82% sedangkan belum tuntas

18,18%

d. Pada siklus III, siswa tuntas 100%

Untuk lebih jelasnya persentase ketuntasan belajar siswa dapat

dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

22.73

45.45

81.52

100

77.27

54.55

18.180

TuntasBelum Tuntas

Gambar 4.2 Grafik Presentase Tingkat Ketuntasan Belajar Anak

Page 45: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

34

Tabel 4.5Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa untuk Setiap Siklus

Kegiatan Perbaikan Pembelanjaan

No Tabel PerbaikanSiswa Menunjukan

KeaktifanPersentasi

1 Pra Siklus 6 27,27%

2 Siklus I 11 50,00%

3 Siklus II 17 77,27%

4 Siklus III 22 100%

Dari tabel 4.4 dan 4.5 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai

berikut :

1) Pada pra siklus, siswa yang menunjukan keaktifan belajar 6 dari

22 siswa atau 27,27%

2) Pada siklus I siswa yang menunjukan keaktifan belajar 11 dari 22

siswa atau 50,00%

3) Pada siklus II siswa yang menunjukan keaktifan belajar adalah 17

siswa dari 22 siswa atau 77,27%

4) Pada siklus III siswa yang menunjukan keaktifan belajar 22 siswa

dari 22 siswa atau 100%

Untuk lebih jelasnya keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada

gambar diagram batang berikut ini :

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III0

20

40

60

80

100

27.27

50

77.73

100

Persentase

Gambar. 4.3 Diagram Batang Persentase Keaktifan Belajar Siswa

Page 46: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

35

B. Pembahasan

1. Siklus I

Alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi rendahnya

pemahaman siswa terhadap materi operasi bilangan pecahan dalam

pemecahan masalah melalui metode bermain peran dalam materi operasi

bilangan pecahan di kelas V SD Negeri 1 Majatengah Kecamatan

Kemangkon ternyata memberikan kenaikan hasil belajar dan keaktifan

belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan studi sebelumnya.

Pada siklus pertama jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak

daari siswa yang tuntas dalam pembelajaran ini. Ketuntasan klasikal dalam

pembelajaran baru mencapai 50,00%. Hal ini menunjukan pembelajaran

yang menggunakan alat peraga berupa papan bilangan belum berhasil.

Penggunaan alat peraga berupa papan bilangan memang lebih konkrit dari

penggunaan garis bilangan kerana merupakan peraga tiga dimensi. Namun

jika dilihat dari cara kerjanya tidak ada perbedaan antara garis bilangan dan

papan bilanngan. Kedua alat peraga tersebut belum dapat memberikan

penanaman konsep yang mudah bagi anak.

2. Siklus II

Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas sudah lebih banyak dari

siswa yang sebelum menguasai pembelajaran meskipun baru mencapai

77,27%. Pembelajaran pada siklus ini menggunakan potongan gambar laki-

laki dan perempuan lebih mudah dimengerti anak. Pengertian penjumlahan

dilakukan dengan memasangkan gambar siswa laki-laki dan gambar siswa

perempuan hasil dari penjumlahan adalah sisa dari gambar yang tidak ada

pasangannya.

3. Siklus III

Pada siklus III, pembelajaran menggunakan model bermain peran

pada anak dimana anak terlibat langsung atau dijadikan peraga

pembelajaran. Pada siklus III, 100% siswa sudah tuntas dalam

pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam kegiatan di dalam kelas akan lebih

meningkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Hal-hal positif yang terlihat pada pembelajaran dengan menggunakan

bermain peran adalah :

Page 47: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

36

a. Siswa terdorong untuk aktif. Siswa bermain, belajar sesuai hakikat anak

sendiri senang bermain. Kegiatan yang menyenagkan bagi anak ini akan

memusatkan perhatian anak, karena semakin tinggi waktu cukup

perhatian, terbukti meningkatkan hasil belajar.

b. Disamping pembelajaran menyenangkan, proses pembelajaran juga

efektif, artinya menghasilkan beberapa tujuan yang seharusnya dicapai

siswa setekah pembelajaran berlangsung.

c. Pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk berkreasi

mengkomunikasikan gagasan, bersosialisasi, sehingga yang dicapai

bukan tujuan pembelajaran saja tetapi juga tujuan penyerta (Nuturn).

Tabel 4.6Kenaikan Nilai Rata - rata

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Jumlah Nilai

Nilai Rt-rt

Jumlah Nilai

Nilai Rt-rt

Jumlah Nilai

Nilai Rt-rt

Jumlah Nilai

Nilai Rt-rt

1360 61.82 1510 68,64 1690 76,82 1890 85,91

Kenaikan nilai rata-rata dapat dilihat pada grafik berikut :

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III0

20

40

60

80

100

61.8268.64

76.8285.91

Rata-rata

Gambar 4.4 Gambar Garfik Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan III Mata Pelajaran Matematika

Page 48: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

BAB V

KESIMPUAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dapat ditarik kesimpulan :

1. Setelah menggunakan pemecahan masalah melalui metode bermain peran,

pemahaman siswa tentang materi Operasi bilangan pecan meningkat.

2. Penggunaan pemecahan masalah melalui metode bermain peran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran dan Tindak Lanjut

1. Meskipun penelitian ini sederhana masih banyak kekurrangan tapi melihat

manfaat yang dapat diambil yaitu memperbaiki mutu pembelajaran

mengenai pemahaman siswa dalam pemecahan masalah melalui metose

bermain peran, maka hendaknya kebiasaan melakukan perbaikan

pembelajaran dengan PTK ini tidak berhasil sampai disini dan kebiasaan ini

dikembangkan untuk semua guru.

2. Dalam melakukan perbaikan pembelajaran ini penulis menerapkan prinsip-

prinsip pembelajaran, metodologi, pendekatan yang dapat digunakan agar

pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Hasil perbaikan pembelajaran

mengalami peningkatan yang tajam sehingga perbaikan ini dapat dijadikan

pedoman bagi guru-guru untuk memperbaiki pembelajaran matematika

yang dilakukan.

3. Tindak Lanjut

Hasil dari penelitian ini akan ditindak lanjuti kembali dengan

meminimalkan variable ekstra, berupa pengulangan pembelajaran. Selain

itu hasil dari penelitian ini akan di uji cobakan lagi pada materi atau mata

pelajaran yang lain.

Page 49: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

DAFTAR PUSTAKA

Aristo Rohadi. ( 2003 ). Media Pembelajaran Jakarta : Depdiknas

Asep Heri Hermawan. ( 2004 ). Pengembangan Kurikulum dan PembelajaranJakarta Pusat : Penerbit Universitas Terbuka

Darhim. ( 1993 ). Workshop Matematika. Jakarta : Ditjen Dikdasmen Depdikbud - Karunika UT.

Didi Suryadi. ( 1997 ). Alat Peraga dan Media Pengajaran Matematika. Jakarta : Ditjen Dikdasmen Depdikbud – Karunia UT

Suprayekti. ( 2004 ). Pembahasan Pembelajaran di SD. Jakarta Pusat : Penerbit Universitas Terbuka.

Tanpa Nama. ( 2006 ). Buku Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga Alternatif Matematika. Jakarta : Depdiknas

.Udin S. Winata Putra, dkk. ( 1998 ). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :

Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD setara D II. Depdikbud.

Wardani, I G. AK. ( 1998 ). Pemantapan Kemampuan Mengajar ( PKM ). Jakarta : Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD setara D II.

Wardani, I G. AK. ( 2006 ). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penelitian Univesitas Terbuka.

Page 50: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

39

Lampiran I

RENCANA PERBAKAN PEMBELAJARANSIKLUS I

Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Hari / Tanggal : 2 dan 4 Oktober 2013

Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan

Pecahan dalam

Pemecahan Masalah

Kompetensi Dasar : 4.1. Melakukan Operasi Bilangan Pecahan

Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi

Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan

Pecahan

4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Pecahan

4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan

dengan Penjumlahan dan Pengurangan

Bilangan Pecahan.

I. A. Tujuan Pembelajaran

1. Menentukan hasil penjumlahan, penguranan pecahan biasa.

2. Menentukan hasil dengan pengurangan, penjumlahan campuran

B. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

1. Dengan menerapkan pola pembelajaran metode bermain peran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Dengan penerapan pola pembelajaran metode bermain peran dapat

meningkatkan kemampuannya menentukan hasil penjumlahan dan

pengurangan bilangan pecahan.

Page 51: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

40

II. Materi Ajar

Materi Pembelajaran

- Operasi Hitung Pecahan

III. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah :

1. Metode Ceramah

2. Metode Tanya Jawab

3. Metode Dskusi

4. Metode Penugasan

5. Metode Pengamatan ( observasi )

IV. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan I

a. Kegiatan Awal ( 10 menit )

Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa

Guru melakukan apersepsi

Tanya jawab penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama

Hasil dari 16+ 1

6=¿ ………….

Hasil dari1520

+ 320

= ………….

Hasil dari48+ 1

8+ 2

8=¿………….

b. Kegiatan Inti ( 45 menit )

Guru menjelaskan tentang materi operasi bilangan pecahan

Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas sebagai latihan

Guru dan siswa membahas soal dan mencocokan bersama-sama

c. Kegiatan Akhir ( 15 menit )

Siswa mengerjakan tes formatif

Penilaian tes formatif

Menganalisis tes formatif

Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

berlangsung

Page 52: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

41

Guru mengadakan tindak lanjut berupa PR

Pertemuan II

a. Kegiatan Awal ( 10 menit )

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan

Menyiapkan alat dan membuat cerita yang berkaitan dengan meteri

tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan

Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk pembelajaran

dengan mengadakan penjumlahan dan pengurangan blangan pecahan

Mengabsen kehadiran siswa berapa jumlah siswa yang hadir dan

berapa jumlah siswa yang tidak hadir

b. Kegiatan Inti ( 45 menit )

Membahas hasil pekerjaan rumah

Guru mengenalkan papan bilangan dan cara kerjanya

Siswa satu par satu mempraktekan dibimbing guru

Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mencoba lagi

yang belum jelas

Guru membagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok

Guru berkeliling membimbing siswa yang mengalami kesulitan

Guru membimbing diskusi kelas menggunakan papan bilangan untuk

mnyamakan persepsi

Siswa mengerjakan soal latihan

Guru mengadakan Tes Formatif

c. Kegiatan Akhir

Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran

Guru mengevaluasi siswa

V. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat / Media : Papan bilangan, gambar laki-laki dan perempuan,

Siswa laki-laki dan perempuan.

b. Sumber bahan : KTSP Matematika Kelas V

Silabus Matematika Kelas V

Page 53: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

42

Buku Matematika Kelas V M Khafid Suyati, Penerbit

Erlangga

VI. Penilaian

a) Jenis Tes : Lisan, Tertulis, Portofolio, Proses

b) Bentuk Tes : Isian

c) Alat Tes : Soal – soal

Majatengah, Oktober 2013Mengetahui :

Kepala SD N 1 Majatengah

SUPARDI S. Pd. NIP.

Mahasiswa,

KURTIMAHNIM. 822002024

Page 54: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

43

Lampiran 2RENCANA PERBAKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Hari / Tanggal : 9 dan 11 Oktober 2013

Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

dalam Pemecahan Masalah

Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi

Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan

Pecahan

4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Pecahan

4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan

dengan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Pecahan.

I. A. Tujuan Pembelajaran

1. Menentukan hasil penjumlahan, penguranan pecahan biasa.

2. Menentukan hasil dengan pengurangan, penjumlahan campuran

B. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

1. Dengan menerapkan pola pembelajaran metode bermain peran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Dengan penerapan pola pembelajaran metode bermain peran dapat

meningkatkan kemampuannya menentukan hasil penjumlahan dan

pengurangan bilangan pecahan.

Page 55: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

44

II. Materi Ajar

Materi Pembelajaran

- Operasi Hitung Pecahan

III. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah :1. Metode Ceramah2. Metode Tanya Jawab3. Metode Dskusi4. Metode Penugasan5. Metode Pengamatan ( observasi )

IV. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan I

a. Kegiatan Awal ( 10 menit )

Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa

Guru melakukan apersepsi

Tanya jawab penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama

Hasil dari 16+ 1

6=¿ ………….

Hasil dari1520

+ 320

= ………….

Hasil dari48+ 1

8+ 2

8=¿………….

b. Kegiatan Inti ( 45 menit )

Guru menjelaskan tentang materi operasi bilangan pecahan

Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas sebagai latihan

Guru dan siswa membahas soal dan mencocokan bersama-sama

c. Kegiatan Akhir ( 15 menit )

Siswa mengerjakan tes formatif

Penilaian tes formatif

Menganalisis tes formatif

Page 56: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

45

Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

berlangsung

Guru mengadakan tindak lanjut berupa PR

Pertemuan II

a. Kegiatan Awal ( 10 menit ) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan

Menyiapkan alat dan membuat cerita yang berkaitan dengan meteri

tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan

Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk pembelajaran

dengan mengadakan penjumlahan dan pengurangan blangan pecahan

Mengabsen kehadiran siswa berapa jumlah siswa yang hadir dan

berapa jumlah siswa yang tidak hadir

b. Kegiatan Inti ( 45 menit ) Membahas hasil pekerjaan rumah

Guru mengenalkan papan bilangan dan cara kerjanya

Siswa satu par satu mempraktekan dibimbing guru

Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mencoba lagi

yang belum jelas

Guru membagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok

Guru berkeliling membimbing siswa yang mengalami kesulitan

Guru membimbing diskusi kelas menggunakan papan bilangan untuk

mnyamakan persepsi

Siswa mengerjakan soal latihan

Guru mengadakan Tes Formatif

c. Kegiatan Akhir Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran

Guru mengevaluasi siswa

V. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat / Media : Papan bilangan, gambar laki-laki dan

perempuan, Siswa laki-laki dan perempuan.

b. Sumber bahan : KTSP Matematika Kelas V

Page 57: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

46

Silabus Matematika Kelas V

Buku Matematika Kelas V M Khafid Suyati, Penerbit Erlangga

VI. Penilaian

a) Jenis Tes : Lisan, Tertulis, Portofolio, Prosesb) Bentuk Tes : Isianc) Alat Tes : Soal – soal Kerjakan pengurangan berikut ini !

1.35+ 3

4=¿ 6.

870

+ 370

=¿

2.15+ 9

4=¿ 7.

2025

+ 1525

=¿

3.47−1

6=¿ 8.

1630

+ 330

=¿

4.35−1

4=¿ 9.

640

− 240

=¿

5.58− 5

12=¿ 10.

1825

− 325

=¿

d) Pedoman Penilaian

Setiap soal yang dapat dijawab benar mendapatkan skor 10

Skor akhir 10 x 10 = 100

Nilai akhir 100

e) Kriteria Keberhasilan

Pembelajaran dikatakan berhasil jika lebih dari 70% siswa bisa menjawab

soal dari jumlah soal yang diajukan.

Majatengah, Oktober 2013Mengetahui :

Kepala SD N 1 Majatengah

SUPARDI S. Pd. NIP.

Mahasiswa,

KURTIMAHNIM. 822002024

Page 58: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

47

Lampiran 3

RENCANA PERBAKAN PEMBELAJARANSIKLUS II

Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Hari / Tanggal : 16 dan 18 Oktober 2013

Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

dalam Pemecahan Masalah

Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

Indikator : 4.1.1Menemukan cara mencari hasil operasi

Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan

Pecahan

4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Pecahan

4.1.3Memecahkan masalah yang berhubungan

denganPenjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Pecahan.

I. A. Tujuan Pembelajaran

1. Menentukan hasil penjumlahan, penguranan pecahan biasa.

2. Menentukan hasil dengan pengurangan, penjumlahan campuran

B. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

1. Dengan menerapkan pola pembelajaran metode bermain peran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 59: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

48

2. Dengan penerapan pola pembelajaran metode bermain peran dapat

meningkatkan kemampuannya menentukan hasil penjumlahan dan

pengurangan bilangan pecahan.

II. Materi Ajar

Materi Pembelajaran- Operasi Hitung Pecahan

III. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah :

1. Metode Ceramah

2. Metode Tanya Jawab

3. Metode Dskusi

4. Metode Penugasan

5. Metode Pengamatan ( observasi )

IV. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan I

a. Kegiatan Awal ( 10 menit )

Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa

Guru melakukan apersepsi

Tanya jawab penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama

Hasil dari 16+ 1

6=¿ ………….

Hasil dari1520

+ 320

= ………….

Hasil dari48+ 1

8+ 2

8=¿………….

b. Kegiatan Inti ( 45 menit )

Guru menjelaskan tentang materi operasi bilangan pecahan

Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas sebagai latihan

Guru dan siswa membahas soal dan mencocokan bersama-sama

c. Kegiatan Akhir ( 15 menit )

Page 60: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

49

Siswa mengerjakan tes formatif

Penilaian tes formatif

Menganalisis tes formatif

Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

berlangsung

Guru mengadakan tindak lanjut berupa PR

Pertemuan II

a. Kegiatan Awal ( 10 menit ) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan

Menyiapkan alat dan membuat cerita yang berkaitan dengan meteri

tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan

Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk pembelajaran

dengan mengadakan penjumlahan dan pengurangan blangan pecahan

Mengabsen kehadiran siswa berapa jumlah siswa yang hadir dan

berapa jumlah siswa yang tidak hadir

b. Kegiatan Inti ( 45 menit ) Membahas hasil pekerjaan rumah

Guru mengenalkan papan bilangan dan cara kerjanya

Siswa satu par satu mempraktekan dibimbing guru

Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mencoba lagi

yang belum jelas

Guru membagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok

Guru berkeliling membimbing siswa yang mengalami kesulitan

Guru membimbing diskusi kelas menggunakan papan bilangan untuk

mnyamakan persepsi

Siswa mengerjakan soal latihan

Guru mengadakan Tes Formatif

c. Kegiatan Akhir Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran

Guru mengevaluasi siswa

V. Alat dan Sumber Belajar

Page 61: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

50

a. Alat / Media : Papan bilangan, gambar laki-laki dan

perempuan, Siswa laki-laki dan perempuan.

b. Sumber bahan : KTSP Matematika Kelas V

Silabus Matematika Kelas V Buku

Matematika Kelas V M Khafid Suyati,

Penerbit Erlangga

VI. Penilaian

a) Jenis Tes : Lisan, Tertulis, Portofolio, Proses

b) Bentuk Tes : Isian

c) Alat Tes : Soal – soal

Kerjakan pengurangan berikut ini !

1.35+ 3

4=¿ 6.

870

+ 370

=¿

2.15+ 9

4=¿ 7.

2025

+ 1525

=¿

3.47−1

6=¿ 8.

1630

+ 330

=¿

4.35−1

4=¿ 9.

640

− 240

=¿

5.58− 5

12=¿ 10.

1825

− 325

=¿

d) Pedoman Penilaian

Setiap soal yang dapat dijawab benar mendapatkan skor 10

Skor akhir 10 x 10 = 100

Nilai akhir 100

e) Kriteria Keberhasilan

Pembelajaran dikatakan berhasil jika lebih dari 70% siswa bisa menjawab

soal dari jumlah soal yang diajukan.

Majatengah, Oktober 2013Mengetahui :

Kepala SD N 1 Majatengah Mahasiswa,

Page 62: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

51

SUPARDI S. Pd. NIP.

KURTIMAHNIM. 822002024

Lampiran 4LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS I

Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Hari / Tanggal : 2 dan 4 Oktober 2013

Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

dalam Pemecahan Masalah

Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi

Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan

Pecahan

4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Pecahan

4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan

dengan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Pecahan.

Kerjakan pengurangan berikut ini !

1.65−3

5=¿ 6.

870

− 370

=¿

Page 63: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

52

2.34−4

4=¿ 7.

2025

−1525

=¿

3.58−3

8=¿ 8.

1630

− 330

=¿

4.56−2

6=¿ 9.

640

− 240

=¿

5.78− 7

18=¿ 10.

1825

− 325

=¿

Lampiran 5LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Hari / Tanggal : 9 dan 11 Oktober 2013

Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

dalam Pemecahan Masalah

Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi

Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan

Pecahan

4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Pecahan

4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan

dengan Penjumlahan dan Pengurangan

Bilangan Pecahan.

Kerjakan pengurangan dan penjumlahan berikut ini !

Page 64: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

53

1.35+ 3

4=¿ 6.

870

+ 370

=¿

2.15+ 9

4=¿ 7.

2025

+ 1525

=¿

3.47−1

6=¿ 8.

1630

+ 330

=¿

4.35−1

4=¿ 9.

640

− 240

=¿

5.58− 5

12=¿ 10.

1825

− 325

=¿

Lampiran 6LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS IIISekolah : SD Negeri 1 Majatengah

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Hari / Tanggal : 16 dan 18 Oktober 2013

Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

dalam Pemecahan Masalah

Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan

Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi

Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan

Pecahan

4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Pecahan

4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan

dengan Penjumlahan dan Pengurangan

Bilangan Pecahan.

Page 65: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

54

Kerjakan pengurangan dan penjumlahan berikut ini !

1.35+ 3

4=¿ 6.

870

+ 370

=¿

2.15+ 9

4=¿ 7.

2025

+ 1525

=¿

3.47−1

6=¿ 8.

1630

+ 330

=¿

4.35−1

4=¿ 9.

640

− 240

=¿

5.58− 5

12=¿ 10.

1825

− 325

=¿

Lampiran 8

FORMAT KESEDIAAN TEMAN SEJAWAT DALAMPENYELENGGARAAN PKP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : GALIH BUDIYANTO

NIP : 19571010 197802 1 008

Tugas : Guru Kelas IV

Unit Kerja : SD Negeri 1 Majatengah Kecamatan Kemangkon

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya teman sejawat dari

Nama : KURTIMAH

NIP : 822002024

Tugas : Guru Mapel

Unit Kerja : SD Negeri 1 Majatengah Kecamatan Kemangkon

Page 66: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

55

Purbalingga, Oktober 2013Teman Sejawat

Galih BudiyantoNIP. 1965032419888061002

Lampiran 9SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : KURTIMAH

NIP : 822002024

Pokjar : Kemangkon

UPBJJ - UT : Purwokerto

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya teman sejawat dari

Nama : GALIH BUDIYANTO

NIP : 19571010 197802 1 008

Guru Kelas : IV

Page 67: Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran New

56

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan

pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan

Profesional ( PDGK 4501 ).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

perlu.

Purbalingga, Oktober 2013

Teman Sejawat

GALIH BUDIYANTONIP. 1965032419888061002

Yang membuat pernyataanMahasiswa

KURTIMAHNIM. 822002024