Upload
khafidz-nh
View
200
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARANMATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA
MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VSEKOLAH DASAR NEGERI 1 MAJATENGAH
KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPemantapan Kemampuan Profesional ( PDGK 4510 )
Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka
Oleh
KURTIMAHNIM. 822002024
UNIVERSITAS TERBUKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PURWOKERTOTAHUN 2013
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANMATEMATIKA TERHADAP MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN
DALAM PEMECAHAN MASALAH MELALUI METODE BERMAINPERAN DI KELAS V
SD NEGERI 1 MAJATENGAH
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPemantapan Kemampuan Profesional ( PDGK 4510 )
Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka
Oleh :
KURTIMAHNIM. 822002024
UNVERSITAS TERBUKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ PURWOKERTOTAHUN 2013
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
i
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional ( PGSD 4510 ) pada Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka
Nama : KURTIMAH
NIM : 822002024
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 1 Majatengah
Pembelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / II
Waktu Pembelajaran :
Siklus I : Pertemuan I tanggal 20 Oktober 2013
Pertemuan II tanggal 4 Oktober 2013
Siklus II : Pertemuan I tanggal 9 Oktober 2013
Pertemuan II tanggal 11 Oktober 2013
Siklus III : Pertemuan I tanggal 16 Oktober 2013
Pertemuan II tanggal 18 Oktober 2013
Masalah yang menjadi fokus perbaikan :
1. Apakah dengan pemecahan masalah melalui metode bermain pesan terhadap
operasi bilangan pecahan hasil belajar siswa dapat meningkat ?
2. Apakah siswa dapat mengetahui materi lebih baik setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran ?
Purwokerto, Desember 2013Mengetahui :Supervisor
ANDRI TRIANIVANO M. SiNIP. 41001234
Mahasiswa,
KURTIMAHNIM. 822002024
ABSTRAKSI
ii
Penelitian ini berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Materi Operasi Bilangan Pecahan dalam Pemecahan Masalah Melalui Metode Bermain Peran di Kelas V SD Negeri 1 Majatengah “. Masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah (1) Apakah dengan pemecahan masalah melalui metode bermain peran terhadap operasi bilangan pecahan hasil belajar siswa dapat meningkat? (2) Apakah siswa dapat menguasai materi lebih baik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran?. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini (1) untuk mendeskripsikan pemahaman siswa dalam pembelajaran siswa dalam pembelajaran setelah menggunakan pola pembelajaran bermain peran (2) untuk menganalisis dampak penggunaan pola pembelajaran metode bermain peran dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian dilakukan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan (perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi) dalam tiga siklus perbaikan pembelajaran. Dari hasil analisis kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini (1) penggunaan pola pembelajaran bermain peran pada materi yang lebih baik baik dari papan bilangan atau gambar. (2) Penggunaan pola pembelajaran bermain peran dapat meningkatklan hasil belajar siswa.
Kata Kunci :Pemahaman siswa, Metode Bermain Peran.
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan perbaikan
pembelajaran. Laporan ini dibuat berdasarkan tuntutan mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional ( PKP ).
Profesi guru memang profesi yang memerlukan inovasi dalam
implementasinya. Di era globalisasi profesionalisme seorang guru perlu
ditingkatkan agar dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Jika peserta didik mengalami permasalahan dalam pembelajaran
bukan berarti peerta didik yang salah. Seorang guru yang profesional hendaklah
meninjau kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan cara melakukan
refleksi diri.
PKP merupakan salah satu materi mata kuliah yang wajib diikuti oleh
mahasiswa S1 PGSD, membekali mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan
mengajar secara profesional melalui beberapa kegiatan dalam menemukan dan
mengatasi masalah pembelajaran yang dikelolanya. Setelah melaksanakan
perbaikan pembelajaran, mahasiswa diharuskan menulis laporan hasil perbaikan
pembelajaran yang dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini sebagai syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah PKP. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
menjadi salah satu alternatif yang dapat membantu mengatasi masalah yang
dihadapi dalam pembelajaran di sekolah dasar, khususnya di Sekolah Dasar
Negeri 1 Majatengah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kemangkon Kabupaten
Purbalingga.
Penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Terbuka
2. Dekan FKIP UT
3. Ketua Program S1 PGSD Universitas Terbuka
4. Kepala UPBJJ UT Purwokerto
iv
5. Para Dosen UPBJJ UT Purwokerto
6. Andri Ttianvano. M.Si, selaku Dosen Pembimbing
7. Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kemangkon
8. Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Majatengah
9. Dewan Guru SD Negeri 1 Majatengah yang telah membantu memberikan
masukan
10. Semua pihak yang telah memantu proses penyusunan laporan ini
Penulis menyadari akan segala kekurangan yang terdapat dalam laporan
ini, namun demikian penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita
semua.
Purwokerto, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
v
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... iLEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN.......................................... iiABSTRAK ................................................................................................. iiiKATA PENGANTAR ................................................................................ ivDAFTAR ISI .............................................................................................. viDAFTAR TABEL ...................................................................................... viiDAFTAR GAMBAR ................................................................................. viiiDAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................ 4C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Kerangka Teoritik ................................................................ 6B. Kerangka Berfikir ................................................................ 16C. Hipotesis Tindakan .............................................................. 17D. Kriteria Keberhasilan ........................................................... 18
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKANA. Subjek Penelitian .................................................................. 19B. Prosedur PTK ...................................................................... 20C. Data Teknik Pengumpulan Data ........................................... 22D. Deskripsi Per Siklus ............................................................. 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Per Siklus .............................................................. 30B. Pembahasan ......................................................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUTA. Kesimpulan............................................................................ 37B. Saran Tindak Lanjut ............................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 38LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
vi
Tabel Halaman
4.1. Tabel Rekapitulasi Nilai Tes Ulangan Harian Pembelajaran Matematika terhadap Materi Operasi Bilangan Pecahan pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ................................................. 30
4.2 Tabel Ketuntasan Belajar pada Siklus I,II dan III ............................. 31
4.3 Tabel Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada setiap Siklus Kegiatan Perbaikan Pembelajaran ..................................................... 33
4.4 Tabel Keaktifan siswa dalam kegiatan perbaikan pembelajaran ....... 34
4.5. Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa untuk setiap Siklus Kegiatan Perbaikan Pembelajaran .................................................................... 34
4.6. Kenaikan Nilai Rata – rata ................................................................. 36
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar Halaman
2.1. Gambar Alur Kerangka Berfikir PTK .............................................. 17
3.1. Gambar Daur PTK ( Rusna Ristatasa, 2006:46 ) .............................. 20
3.2. Gambar Daur Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 21
4.1. Gambar Grafik Ketuntasan Belajar Anak ......................................... 32
4.2. Gambar Grafik Persentase Tingkat Ketentuan Belajar Anak ........... 33
4.3. Diagram Batang Persentase Keaktifan Belajar Siswa ...................... 34
4.4. Gambar Grafik Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I, II dan III Mata Pelajaran Matematika ....................................................................... 36
DAFTAR LAMPIRAN
viii
Lampiran Halaman
Lampiran 1 RENCANA PERBAIKAN SIKLUS I
...................................................................................................
...................................................................................................
39
Lampiran 2 RENCANA PERBAIKAN SIKLUS II
...................................................................................................
...................................................................................................
43
Lampiran 3 RENCANA PERBAIKAN SIKLUS III
...................................................................................................
...................................................................................................
47
Lampiran 4 LEMBAR KERJA SIKLUS I
...................................................................................................
...................................................................................................
51
Lampiran 5 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS
II ...................................
...................................................................................................
52
Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS III
...................................................................................................
ix
...................................................................................................
53
Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI
...................................................................................................
...................................................................................................
54
Lampiran 8 FORMAT KETERSEDIAAN TEMAN SEJAWAT DALAM PENYELENGGARAAN PKP ......................................................................................................................................................................................................54
Lampiran 9 SURAT PERNYATAAN
...................................................................................................
...................................................................................................
55
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan proses yang ditata dan diatur
sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaanya
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pengaturan tersebut
biasanya dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.
Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran, berisi perkiraan atau gambaran
mengenai apap yang diperoleh dan apa yang harus dilakukan oleh pelaku
dalam pembelajaran.
Matematika merupakan satu kajian yang mempunyai objek abstrak
dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dan kebenaran sebelumnya yang sudah diterima,
sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan
jelas ( Depdiknas 2004 )
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi bekerja sama secara
stimulan pada tingkat atas dan bawah, yakni : Depdiknas (Direktorat
Pembinaan TK dan SD). Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten dan Sekolah
mengadakan langkah melalui pelatihan, bantuan profesional untuk guru, sistem
peralatan, bahan tertulis dan sistem penilaian untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika SD / MI.
Melalui metode bermain peran diharapkan guru dapat merancang
pembelajaran matematika agar pembelajaran yang dlakukan di dalam kelas
dapat menyenangkan, interaktif dan kompetitif sehingga dapat membentuk
pola belajar siswa / kelompok siswa secara mandiri melalui penggunaan alat
peraga dan lingkungan.
Pada umumnya banyak siswa kurang menyukai pelajaran matematika
dengan berbagai alasan diantara susah dimengerti, gurunya galak, nilainya
selalu jelek dan sebagainya. Dari nilai rata-rata perolehan nilai tes atau ujian
nasionalpun nilai matematika biasanya paling rendah. Ini menunjukan ada
masalah dalam pembelajaran Matematika.
2
Untuk membimbing siswa dalam pembelajaran dimana materi
pembelajaran merupakan hal yang abstrak. Sementara siswa masih dalam tahap
operasional konkret. Tidaklah mudah, apalagi untuk merancang pembelajaran
yang memungkinkan siswa ikut aktif terlibat dalam proses pemerolehan
pengetahuan tersebut. Guru harus merancang pembelajaran dengan baik
sebelum melaksanakannya.
Banak guru kurang mempunyai wawasan dalam hal merancang
pembelajaran dan mengembangkan meteri pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dianggap tugas rutin yang dilakukan hampir 90% tanpa persiapan
yang matang dilaksanakannya dengan metode yang selalu sama, teknik dan
model pembelajaran yang sama tanpa ada usaha memperbaikinya. Cara
mengajar dilakukan dengan sebuah kebiasaan yang diperoleh dari para
seniornya. Guru kurang memberkan tenik pembelajaran yang nenjadi dasar
kerangka berfikir anak dalam mempelajari penjumlahan-penjumlahan dan
perkalian.
Dalam kaitan hal-hal diatas, penulis akan berusaha mengadakan
penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain peran yaitu metode pembelajaran dengan
mengefektifkan penggunaan alat peraga dengan menggunakan lingkungan.
Menyadari keadaan tersebut, dengan berbekal kejujuran dan
keterbukaan, saya mencoba melakukan diagnosis terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan, kemudian untuk melakukan upaya perbaikan melalui
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ditempat peneliti bertugas.
Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi
momok menakutkan bagi anak. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang
penulis buat untuk anak tentang mata pelajaran yang disukai dan tidak disukai.
Hasil angket menunjukan 16 anak dari 22 siswa kelas V SD Negeri 1
Majatengah tidak menyukai pelajaran matematika. Berarti, 81 % dari siswa
yang ada dikelas V yang tidak suka dengan Matematika, karena takut.
Nilai rata-rata hasil yang diperoleh anak untuk mata pelajaran
matematika selalu lebih rendah dibanding nilai rata-rata mata pelajaran lainnya
disebabkan adanya rasa takut terhadap mata pelajaran Matematika ini, Anak
3
cenderung bersifat pasif, anak hanya menerima konsep-konsep, mencoba dan
mengerjakan latihan. Pembelajaran menjadi kurang menarik dan bermakna
bagi siswa. Bahkan jika anak merasa belum memahami konsep yang diberikan
oleh guru. Anak tidak merani bertanya, anak memilaih diam, karena takut
disuruh mencoba.
Dalam beberapa kali ulangan yang penulis adakan di kelas, hanya 4
dari 22 siswa di kelas V yang mendapat nilai 70 keatas. Berarti pembelajaran
belum tuntas.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah di
sekolah tempat penulis mengajar, dapat diidentifikasikan beberapa masalah
yang terjadi dalam pembelajaran Matematika yang menyebabkan
penguasaan anak pada materi pelajaran rendah diantaranya adalah :
a. Anak merasa tidak senang terhadap mata pelajaran matematika karena
kegiatan pembelajaran menakutkan dan tidak menyenangkan.
b. Anak kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
2. Analisis dan Alternatif Pemecahan Masalah
Mengetahui hasil belajar siswa yang kurang jauh dari harapan,
peneliti mencoba melakukan refleksi diri, dengan mengaji berbagai
dokumen dan berdiskusi dengan supervisor serta banyak bertanya kepada
sisiwa tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari senua proses itu
akhirnya dapat dianalisis bahwa kemungkinan faktor penyebab rendahnya
tingkat pemahaman dan kurangnya kesungguhan belajar terhadap materi
yang di ajarkan adalah :
c. Media dan pola pembelajaran yang dipilih kurang mampu
mempermudah siswa dalam memahami materi
d. Kurangnya alat peraga dalam penanaman konsep pembelajaran
e. Guru kurang mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang mampu
membangkitkan minat sisiwa untuk belajar lebih bersungguh-sungguh.
Dengan mempertimbangkan kedua faktor dan penyebab diatas dan
saran supervisor, alternatif, pemecahan masalah yang akan ditempuh lebih
diorientasikan pada penggunaan media dan pola pembelajaran. Untk itu
4
guru dalam hal ini sebagai peneliti memilih pola pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitif siswa kelas V SD dapat
meningkatkan minat belajar siswa yaitu pemahaman sisiwa terhadap materi
Operasi bilangan pecahan dalam pemecahan masalah dengan metode
bermain peran. Penggunaan model pembelajaran dengan metode bermain
peran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa karena sisiwa SD
lebih menyukai pola pembelajaran yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah di atas, maka masalah yang
menjadi faktor perbaikan dalam penilaian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah penerapan metode bermain peran dapat meningatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika kelas V SD N 1
Majatengah
2. Apakah metode bermain peran dalam pembelajaran Matematika kelas V
dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang diatas maka tujuan penelitian
ini adalah untuk :
1. Mendiskripsikan penerapan metode bermain peran peningkatan keaktifan
belajar sisiwa dalam pembelajaran Matematika.
2. Menganalisis dampak penggunaan model pembelajaran bermain peran
terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika
kelas V SD N 1 Majatengah
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi siswa
a. Dapat meningkatkan proses atau hasil belajar dan dapat menumbuhkan
sikap kritis terhadap siswa.
b. Dapat mempermudah sisiwa dalam memahami materi bilangan pecahan
5
2. Manfaat bagi guru ( peneliti )
a. Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang
disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi
pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan kemampuan dalam merancang model
pembelajaran yang sesuai untuk materi bilangan pecahan, sehingga
pembelajaran lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan.
3. Manfaat bagi sekolah
Membantu meningkatkan kualitas sekolah kerena adanya
peningkatan kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pemahaman
Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik
siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal
inilah yang dimaksud dengan pemahaman. Dalam kegiatan pembelajaran
hasil belajar ini dinyatakan dalam rumusan tujuan. Oleh karena itu, setiap
mata pelajaran dan kompetensi dasar menuntut hasil belajar yang berbeda.
Menurut Bloom, seperti dikutip Asep Herry Hernawan, dkk ( 2007 :
10:23 ) tujuan atau hasil belajar dogolongksn menjadi tiga domain, yaitu
domain kognitif, efektif dan psikomotorik.
Hasil belajar kognitif mengacu pada hasil belajar yang berkenaan
dengan pengembangan kemampuan otak dan kenalaran sisiwa. Menurut
bloom, domain kognitif ini memiliki enam tingkatan, yaitu ingatan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan efaluasi.
a. Ingatan ( Recall )
Hasil bekajar pada tingkatan ditunjukan dengan kemampuan
mengenal atau menyebutkan kembali fakta-fakta, istilah, hukum,
rumus yang telah dipelajari.
b. Pemahaman ( Comprehension )
Hasil belajar yang dituntut pada tingkat pemahaman adalah
menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Hasil belajar
pemahaman terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
1) Pemahaman terjemahan yaitu kemampuan menjelaskan
2) Pemahaman penafsiran yaitu kemampuan menyimpulkan
3) Pemahaman ekstrapalasi yaitu kemampuan melihat dibalik yang
tertulis kemudian dapat meramalkan.
c. Penerapan ( application )
Hasil belajar penerapan adalah kemempuan menerapkan suatu
konsep pada situasi baru.
7
d. Analisis ( analysis )
Kemampuan untuk memecahkan, menguraikan kesatuan yang
utuh menjadi unsur-unsur atau bagian yang mempunyai arti
e. Sintesis ( synthesis )
Kemampuan untuk menyatakan beberapa jenis informasi yang
terpisah-pisah menjadi suatu komunikasi yang baru dan lebih jelas dari
sebelumnya.
f. Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi adalah langkah terakhir seorang guru guna mengetahui
pembelajaran yang telah dilakukan bisa diterima atau tidak bagi siswa,
sehingga guru harus bisa mengukurnya dengan evaluasi sesuai dengan
indikator yang diukur.
2. Kesungguhan belajar
Secara umum banyak yang mengaitkan kesungguhan belajar
dengan minat dan Motivasi. Kesungguhan merupakan aspek penting
Motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, dan berprestasi ( dalam
printrich dan schunk, 1996 seperti dikutip Hera Lestari Mikarasa, dkk.
2007:33 ). Menurut Krapp, Hiddy dan Remninger seperti dikutip Hera
Lestari Mikarasa, dkk. ( 2007:3.5 ) “ Kesungguhan merupakan dorongan
dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau
perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek yang
menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan akan mendatangkan
kepuasan dalam dirinya. Menurut Krapp, Hiddy dan Remninger ( dalam
Printrich dan schunk, 1996 ) ada tiga macam kesungguhan, yaitu :
a. Kesungguhan pribadi, sebagai suatu ciri pribadi individu yang
merupakan diposisi abasi yang relatif stabil
b. Kesungguhan situasional, minta yang ditimbulkan kondisi atau oleh
faktor lingkungan
c. Kesungguhan sebagai keadaan psikologis, menggambarkan pandangan
yang interaktif, pada saat minat pribadi seseorang saling berinteraksi
8
dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis dari
minat diri seseorang.
Menurut Hurlock seperti yang dikutip Hera Lestari Mikarasa, dkk
( 2007:3:7 ) ada empat cara minat mempengaruhi kesungguhan belajar
anak, yaitu :
a. Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi
b. Minat dapat sebagai pendorong
c. Minat berpengaruh pada prestasi
d. Minat yang berhubungan pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat
selamanya.
Seorang anak tidak lahir dengan minat tertentu. Minat berkembang
melalui pengalaman belajar. Seorang guru harus dapat menumbuhkan
minat anak, agar perkembangan minatnya sejalan dengan meluasnya
cakrawala mental anak. Cara meningkatkan minat anak :
a. Trial and Error ( coba ralat )
Dengan mencoba-coba secara tidak langsung akan timbul minat
terhadap sesuatu.
b. Proses identifikasi pada orang yang dicintai
Jika siswa diharapkan senang melakukan kegiatan waktu
pembelajaran, maka guru harus memberi contoh.
3. Media pembelajaran
Model peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Secara
harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya
dengan proses komunikasi pembelajaran, media diartikan sebagai wahana
penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli dari asosiasi telah
mengemukakan pengertian media pembelajaran antara lain :
a. Menurut Nea seperti dikutip Asep Hery Hernawan, dkk ( 2007:11:18 )
mengertikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik
dalam bentuk corak maupun pandangan dengar.
b. Menurut Miarso seperti dikutip Asep Hery Hermawan, dkk
( 2007:18:18 ) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala
9
sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa.
c. Menurut Gagne seperti dikutip Slamet Tri Hartanto ( 2007:2 ) media
pembelajaran adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan sisiwa
yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Dari batasan-batasan itu dapat disimpulakan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan sisiwa sehingga dapat mendorong proses belajar pada diri
siswa.
Media sangat bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran.
Menurut Necyclopedia of educational research ( dalam Oemar Hamalik,
2004;16 ) nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Meletakan dasar berfikir konkret dan mengurangi ferbalisme
b. Memperbesar perhatian sisiwa
c. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap
d. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusa sendiri dikalangan siswa
e. Membantu tumbuhnya pengertian yang teratur dan kontinen, hal ini
terutama terdapat dalam gambar hidup
f. Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu
perkembangan kemempuan berbahasa
g. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih
mendalam serta keseragaman yang lebih banyak dalam belajar
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi oleh Seells dan Gllasgous seperti yang dikutip
Slamet Tri Hartanto ( 2007:6 ) dibagi kedalam dua kategori, yaitu :
1. Pilihan media tradisiobal
a. Visual diam yang diproyeksikan ( OHP, slide, video )
10
b. Visual yang tak diproyeksikan ( gambar, potret, chart, grafik )
c. Audio ( rekaman, CD dan pita kaset )
d. Penyajian multi media
e. Visual dinamis yang diproyeksikan ( film, televise, video )
f. Media cetak buku, koran, majalah, hand-out
g. Realiti ( model, specimen, contoh, manipulasi ( peta, globe )
2. Pilihan media mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi ( teleconference )
b. Media bebasis mikro prosesor ( pembelajaran berbantuan
computer, pembelajaran iteraktif )
Pengelompokan media yang disampaikan oleh Kemp dan Dayton
( Slamet Tri Hartanto, 2007:7 ) dikelompokan menjadi delapan jenis
yaitu : media cetak, media panjang, OHT dan OHP, rekaman audio tate,
slide, dan filmstrip. Penyajian multi-emage, rekaman video, dan film serta
komputer.
4. Motivasi Belajar
Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Meski
pembelajaran telah dirumuskan secara jelas dan baik belum tentu
pengajaran yang diperoleh akan optimal. Hal ini dikarenakan hasil yang
baik dipengaruhi beberapa faktor. Tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki guru, sikap dan kepribadian guru ikut menentukan keberhasilan
belajar yang dicapai anak. Guru memberi peranan kepemilikan yang
hakiki dalam hubungan produktifitas belajar. Ia memiliki tanggungjaawab
dalam menciptakan kondisi yang serentak memenuhi kebutuhan siswa dan
kebutuhan tugas ( Basuki Wibawa Dan Darida Mukti 2001;220 ).
a. Pengertian Motivasi belajar matematika
Motivasi belajar tidak dapat dipisahkan artinya seseorang
melakukan aktifitas belajar didukung oleh suatu keinginan yang ada
pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan adanya
motivasi yang tinggi dalam belajar tentunya hasil yang dicapai dapat
diperoleh secara optimal. Dalam kegiatan belajar, maka Motivasi
11
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai ( Sardiman A.M. 1987:75 ).
S. Nasution ( 1995 : 760 ) mengemukakan bahwa belajar
merupakan motivasi. Motivsi an essencial condition of learning. Hasil
belajar pun banyak ditentukan oleh motivasi. Makin tepat motivasi
yang kita berikan, makin berhasil perjalanan itu. Motivasi menentukan
identitas usaha belajar anak.
Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan
ingin melakukan seseuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha
untuk menediakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu.
( Sardiman. A M, 1997: 7 ). Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh
faktor dari luar, tetapi motivasi itu akan tumbuh didalam diri
seseorang. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa macam motivasi
intrinsik. Heinz Kock ( 1981 : 7 ) mengemukakan bahwa motivasi
ekstrinsik yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan ysng teerletak
diluar perbuatan belajar sedangkan motivasi intrinsik yaitu dorongan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di dalam perbuatan
belajar.
Motivasi dalam belajar dilihat dalam manifestasinya atau
kegiatan nyata seseorang dalam belajarnya akan menampakan ciri-ciri
sebagai berikut :
a) Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai )
b) Ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar
untuk berprestasi sebaik mungkin
c) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah
d) Lebih senang belajar mandiri
e) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
12
f) Dapat mempertahankan pendapatan kalau sudah yakin akan
sesuatu
g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal ( Sardiman A
M, 1987 : 83 )
b. Fungsi motivasi dalam belajar matematika
a) Mendorong manusia untuk berbuat
b) Menentukan arah perbuatan yakin kearah tujuan yang hendak
dicapai
c) Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan guna untuk mencapai tujuan dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Berdasarkan fungsi diatas, dapat disimpulkan fungsi utama
motivasi dalam belajar adalah menolong dan mengarahkan kegiatan
atau aktifitas belajar sehingga individu secaara efektif dapat mencapai
tujuan belajar.
c. Prinsip motivasi dan belajar
Kenneth A Hover mengemukakan prinsip-prinsip motivasi
yang diikuti oleh Tabrani Rusyan, Aang Kusdinar dan Zainal Arifin
( 1992 : 124 ) yaitu :
a) Pujian levih efektif dari pada hukuman, hukuman bersufat
menghentikan suatu perbuatan sedangkan pujian bersifat
menghargai apa yang telah dilakukan.
b) Modeling
c) Komunikasi terbuka
d) Novelty
e) Aktif dalam latihan
f) Fading
g) Kondisi belajar yang menyenangkan
13
d. Cara membangkitkan belajar matematika
Usaha dapat dilakukan untuk menimbangkan dan
membangkitkan motivasi antara lain :
a) Menghindari sugesti yang bersifat negatif
b) Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas
c) Mengadakan persaingan sehat, baik individu maupun kelompok
d) Memberikan pengetahuan mengenai hasil yang dicapai. Menurut
Sardiman AM ( 1987 : 91 – 94 ) bentuk dan cara untuk
membangkitkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah
sebagai berikut :
- Semua peserta didik mempunyai kebutuhan-kebutuhan
psikologis tettentu yang harus mendapat kepuasan.
- Motivasi berasal dari dalam individu yang lebih efektif
daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.
- Terhadap jawaban ( perbuatan ) yang sesuai dengan
keperluan/keinginan perlu dilakukan usaha memantapkan.
- Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar kepada orang lain.
e) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi
f) Tugas-tugas yang datangnya dari sendiri
g) Puji-pujian yang datangnya dari luar ( external reward )
h) Teknik dan prosedut mengajar yang bermacam-macam efektif
untuk memelihara minat peserta didik
i) Manfaat minat yang telah dimiliki oleh peserta didik bersifat
ekonomis
j) Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat oleh peserta
didik yang tergolong pandai
k) Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.
Dari usaha yang dilakukan untuk membangkitkan motivasi
secara efektif yang penting adalah mempelajari kebutuhan sisiwa
secara individual, sedalam dan seluas mungkin. Sehingga guru dapat
menyusun strategi yang sesuai dengan kebutuhan sisiwa.
14
5. Tinjauan tentang metode
1) Pengertian metode
Metode merupakan komponen dalam proses belajar mengajar, oleh
karena itu penggunaan metode sangat dianjurkan agar interaksi yang
berlangsung antara guru dan sisiwa tidak membosankan, memberikan
minat dan rangsangan untuk belajar. Jadi yang dimaksud dengan
metode adalah alat dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan sisiwa dalam
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Berkaitan dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
adalah teknik yang dapat digunakan untuk menyampaikan metode
pelajaran dari seorang guru kepada sisiwa sehingga proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta tujuan
pengajaran dapat tercapai dengan baik.
2) Tujuan dan fungsi metode
Menurut pengertian dari metode yang digunakan dalam proses
belajar mangajar terkait dari tujuan penggunaan metode yaitu untuk
membantu guru untuk menyampaikan materi secara lebih mudah
kepada peserta didik sehingga sisiwa dapat menguasai materi tersebut
secara tepat dan akurat.
Adapun fungsi dari metode secara umum adalah sebagai berikut :
a. Alat bantu mewujudkan situsi belajar yang efektif
b. Bagian integral dari keseluruhan situasi belajar
c. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
d. Mempertinggi mutu belajar mengajar
3) Pentingnya penggunaan metode pada pengajaran matematika
British Audio Visual Association menyatakan jika proses belajar
mengajar hanya menggunakan metode membaca saja, maka
pengetahuan yang menghendap hanya 10%, jika mendengar saja
menghendap 20%, jika melihat saja 30%, jika mendengar dan melihat
bisa menghendap 50%, mengungkap sendiri bisa menghendap sendiri
90%.
15
Dari ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa metode pengajaran dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapai
6. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah suatu metode pembelajaran diaman
seorang guru menggunakan sisiwa sebagai media atau alat pembelajaran
guna terlaksananya proses pembelajaran ssuai dengan tujuan yang
diharapkan. Sisiwa melakukan sesuatu sesuai dengan peran yang
dibawakan sehingga proses pembelajaran akan sesuai skenario
pembelajaran. Metode ini sangat menarik bagi siswa dan akan timbul
kebermakanaan dan lebih meresap bagi siswa karena sisiwa melakukannya
sendiri.
Bermain peran merupakan salah satu variasi dalam mengajar dan
mempunyai tujuan pokok mengorganisir gerak, mimik, perilaku, emosi
siswa sehingga mudah menangkap, memahami dan mencerna materi ajar
tertentu. Ekspresi atau aktualisasi konsep dalam gerak dan lagu
memepunyai banyak manfaat antara lain, sebagai hiburan sekaligus belajar
(learning is fun). Konsep ini berperinsip bahwa semua dapat dipelajari
oleh semua siswa bila kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam
suasana menyenangkan. Kegiatan ekspresi siswa lewat bermain peran akan
lebih menarik terutama para pelaku peran lebih terkesan di pribadi masing-
masing.
Siswa terlatih dan terasah ranah efektifnya. Bermain peran akan
mengasah skill atau keterampilan siswa pada ranah efektif sekaligus
psikomotoriknya. Model ini juga akan melatih penguasaan bahasa yang
baik dan benar. Penguatan kompetensi dalam berbahasa menjadikan siswa
belajar matematika lebih dewasa dan matang di lingkungannya. Pelaku
pembelajar akan memiliki konsep yang tidak mudah hilang. Bermain
peran juga merupakan atribut alat peraga. Sangat mungkin dijadikan
sebagai alat bagi guru untuk menjelaskan suatu konsep. Bermain peran
dalam konsep matematika akan semakin baik pula diterapkan dalam
pembahasan yang susah dilihat dengan mata telanjang. Namun demikian
16
model ini banyak kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru. Model ini
memerlukan persiapan matang seperti lembar kerja siswa (LKS), skenario
drama, instrumentasi evaluasi yang cepat, persiapan mengajar yang
mantap serta memperhitungkan waktu yang ada. Tahap persiapan yang
matang jangan mengharapkan hasil yang terbaik, bahkan akan membuang
energi dan waktu secara sia-sia. Penggunaan metode ini hanyalah salah
satu model menuju keberhasilan siswa. Perlu disadari guru dalam
bertindak sebagai motivator, fasilitato, sekaligus akan lebih bermakna bila
siswa mampumeraih keberhasilan.
B. Kerangka Berfikir
Yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah pemahaman
sisiwa terhadap materi operasi bilangan bulat rendah. Kekurang berhasilan
tersebut disebabkan oleh pola pembelajaran guru yang monoton sehingga
sisiwa terlihat jenuh, bosan dan kurang bersemangat mengikuti pelajaran.
Pada prinsipnya pola pembelajaran peran adalah suatu cara
pembelajaran guru yang memaksimalkan alat peraga dan lingkungan guna
tercapainya pemahaman sisiwa terhadap materi. Pemahaman materi operasi
bilangan pecahan tidak hanya cukup ditebak-tebak atau diterka-terka tapi siswa
harus benar-benar bisa memahami, menganalisa maksud dan tujuan dari soal
sehingga dibutuhkan ketekunan, ketelitian untuk sering berlatih mengerjakan
soal. Proses pembelajaran ini perlu dirancang dengan mengutamakan yang
mendukung siswa sebagai subjek belajar sehingga siswa dapat memahami,
merasakan adanya manfaat dan tertarik untuk selalu mengembangkannya. Oleh
sebab itu perlu diterapkan pembelajaran yang lebih memperdayakan sisiwa,
yaknik pembelajaran pola bermain peran akan terjalin suasana belajar yang
mngutamakan kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, tidak
membosankan, belajar dengan bergairah. Pembelajaran terintegrasi,
menggunakan berbagai sumber sisiwa aktif, sharing dengan teman, sisiwa
kritis dan kreatif. Pada akhir pembelajaran siswa dapat merefleksi terhadap apa
yang dipelajarinya sehingga dapat meningkatkan pemahaman materi operasi
bilangan pecahan.
17
Secara skematis uraian digambarkan kerangka pikirannya sebagai
berikut :
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berfikir PTK
C. Hipotesis Tindakan
Dengan memperhatikan dan merujuk kepada beberapa pendapat pakar
diatas, disusunlah hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Penggunaan pola pembelajaran bermain peran dalam pembelajaran akan
dapat mendorong sisiwa untuk belajar lebih bersungguh-sungguh.
2. Siswa akan dapat menguasai materi lebih baik setelah mengikuti
pembelajaran dengan melaksanakan pola pembelajaran bermain peran.
KONDISI AWAL
Guru :Belum menggunakan pola
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan perkembangan
kognitif sisiwa
Siswa :Pemahaman sisiwa terhadap
materi operasi bilangan pecahan rendah
TINDAKAN Menerapkanpola pembelajaran bermain peran
Siklus I :Penggunaan pola pembelajaranBermain peran menggunakan
Papan bilangan
Siklus II :Penerapan pola pembelajaranBermain peran menggunakanPeraga gambar laki-laki dan
perempuan
Siklus III :Penerapan pola pembelajaran
Bermain peran
KONDISIAKHIR
Diduga melaluiPembelajaran bermain peran
Dapat meningkatkanPemahaman siswa kelas V
Materi operasi hitungBilangan pecahan
18
D. Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam perbaikan
pembelajaran diperlukan indikator. Indikator yang digunakan untuk mengukur
peningkatan pemahaman sisiwa adalah ketuntasan sisiwa dalam pembelajaran.
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran adalah :
1. Pemahaman siswa terhadap pembelajaran operasi bilangan pecahan
dinyatakan maksimal jika 75% dari jumlah sisiwa tuntas dalam bekerja.
2. Peningkatan minat sisiwa dalam proses pembelajaran penggunaan pola
pembelajaran bermain peran sisiwa lebih aktif dalam kelompok belajar dan
diskusi-diskusi akhirnya sebagai akhir pembelajaran adalah nilai rata-rata
dari nilai kelas maningkat.
3. Kesungguhan belajar sisiwa terhadap penggunaan pola pembelajaran
bermain peran dinyatakan meningkat jika 75% dari jumlah siswa
menampilkan minimal satu indikator yang dipersyaratkan.
BAB IIIPELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan penelitian : SD Negeri 1 Majatengah , UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Kemangkon
Kabupaten Purbalingga
Kelas yang diamati : Kelas V
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : 4. Melakukan operasi hitung bilangan
Pecahan dalam pemecahan asalah
Kompetensi Dasar : 4.1. Melakukan operasi hitung bilangan
Pecahan
Indikator : 4.1.1.Menemukan cara mencari hasil
operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan
menggunakan model
4.1.2.Menentukan hasil penjumlahan
dan pengurangan bilangan
pecahan
4.1.3.Memecahkan masalah yang
berhubungan dengan penjumlahan
dan pengurangan bilangan
pecahan
Waktu Pelaksanaan : a. Siklus pertama : 2 dan 4 Oktober
2013
b. Siklus kedua : 9 dan 11 Oktober
2013
c. Siklus ketiga : 16 dan 18 Oktober
2013
20
B. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Rusna Ristasa ( 2006 : 46 ) penelitian tindakan kelas
merupakan proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan yaitu :
1. Merencanakan ( planning )
2. Tindakan ( acting )
3. Mengamati ( observing )
4. Refleksi ( reflecting )
Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan
kembali untuk merevisi jika ternyata yang dilakukan belum berhasil
memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.1. Daur PTK ( Rusna Ristasa, 2006 : 46 )
Setelah situs ini berlangsung tiga kali barangkali perbaikan yang
diinginkan sudah terjadi. Dalam hal ini daur PTK dengan tujuan perbaikan
yang direncanakan sudah berakhir. Namun biasanya akan muncul masalah atau
kerisauan baru. Masalah ini akan kembali dipecahkan melalui daur PTK secara
lebih rinci seperti pada gambar 3.2.
Re Planing
Re-Planning
Planning
Re Reflecting Re Reflecting
Re Observing
Observing
Re Reflecting Acting Re Acting Re Acting
Re Observing
21
Gambar 3.2. Daur Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur perbaikan pembelajaran pada gambar di atas dirancang dalam
urutan tahapan sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah serta
merumuskan hipotesis
b. Menemukan cara pemecahan masalah / tindakan perbuatan
c. Merancang skenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana
Perbaikan Pembelajaran ( RPP ).
IDE AWAL
SIMPULAN
BEHASIL
BELUM
Studi Pendahuluan1. Wawancara dengan siswa2. Tes diagnosa
( memperoleh data awal )3. Analisa Dokumen
Tindakan Siklus I1. Perencanaan perbaikan2. Pelaksanaan perbaikan3. Observasi4. Diskusi dengan pengawas5. Refleksi Siklus I
SIMPULAN
BERHASIL
BELUM
Penetapan penggunaanPemecahan masalah metodebermain peran sebagai model pembelajaran
REVISI
Persiapan Penelitian ( Studi Literatur dan diskusi )1. Penyamaan konsep,
penggunaan pemecahan masalah metode bermain peran
2. Penyusunan lembar observasi
3. Penyusunan format wawancara
4. Penyusunan tes
Tindakan Siklus III1. Perencanaan perbalikan2. Pelaksanaan perbalikan3. Observasi4. Diskusi dengan pengamat5. Refleksi Siklus III
Tindakan Siklus II1. Perencanaan perbaikan2. Pelaksanaan kegiatan3. Observasi4. Diskusi dengan pengamat5. Refleksi Siklus II
REVISI
22
d. Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang
ditugasi sebagai pengamat ( observer ).
e. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dirancang
dan diamati oleh teman sejawat
f. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat ( observer ).
g. Konsultasi dengan supervisor.
h. Merancang tindak lanjut.
C. Data Teknik Pengumpulan Data dan Analisa
Dalam pengumpulan saya dibantu oleh teman sejawat dengan identitas
dan tugas sebagai berikut :
Nama : Galih Budiyanto, S.Pd.
NIP : 196503241988061002
Pekerjaan : Guru Kelas IV
Tugas : - Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dari siklus pertama sampai dengan selesai
- Memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan
yang terjadi selama pembelajaaran
D. Deskripsi Per Siklus
1. Pelaksanaan Perbaikan Siklus I
1) Tahap Perencanaan ( planning )
Berdasrkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti
menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
beserta skenario tindakan. skenario ini berisi langkah-langkah yang
akan dilakukan oleh guru dan sisiwa dalam kegiatan tindakan atau
perbaiakan.
Terkait dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan media dan alat
pembelajaran yang dibutuhkan yaitu papan bilangan.
23
Langkah berikutnya bersama dengan observer, menyepakati fokus
observasi dan kriteria yang akan digunakan.
2) Pelaksanaan
Siklus I
Pertemuan ke I
a) Kegiatan Awal ( 10 menit )
- Guru mengucapkan salam
- Guru mengabsen sisiwa
- Guru memotofasi siswa untuk mengikuti pembelajaran
- Guru melakukan apersepsi
b) Kegiatan Inti ( 40 menit )
- Guru menjelaskan tentang materi operasi bilangan pecahan
- Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas sebagai
latihan
- Guru dan siswa membahas soal dan mencocokan bersama-sama
c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )
- Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
- Guru mengevaluasi siswa
- Guru mengerjakan tindak lanjut
Pertemuan ke II
a) Kegiatan Awal ( 10 menit )
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
- Guru menyiapkan alat dan membuat cerita yang berkaitan
dengan materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan.
- Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk
pembelajaran dengan mengadakan mencongak penjumlahan
dan pengurangan bilangan pecahan.
- Guru menyampaikan masalah kontekstual yang berhubungan
dengan kejadian sehari-hari siswa. Hal ini untuk memancing
24
agar siswa merasa tertantang dan termotivasi untuk belajar
karena merasa membutuhkan.
b) Kegiatan Inti ( 45 menit )
Setelah kondisi belajar benar-benar siap untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemudian guru melakukan
kegiatan sebagai berikut :
- Guru mengenalkan papan bilangan dan cara kerjanya
- Siswa satu persatu mempraktekan dibimbing guru
- Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mencoba
bagi yang belum jelas
- Guru membagi LKS untuk dikerjakan secara kelompok
- Guru berkeliling membimbing siswa yang mengalami
kesulitan
- Guru membimbing diskusi kelas untuk mencocokan hasil kerja
kelompok dan menggunakan papan bilangan untuk
menyamakan persepsi
- Siswa mengerjakan soal latihan tanpa menggunakan alat
peraga
- Guru mengadakan tes ulangan harian
c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )
- Guru menyimpulkan cara mencari hasil penjumlahan dan
pengurangan menggunakan papan bilangan
- Guru mengadakan penilaian terhadap penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran dengan tes formatif
- Guru memberikan PR
3) Observasi
Observasi mengadakan pengamatan terhadap fokus yang
diamati dari pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan lembar
observasi. Disamping itu juga mewawancarai siswa yang belum tuntas
belajarnya.
25
4) Refleksi
- Kelemahan
Pembelajaran belum berhasil karena alat peraga yang digunakan
dalam pembelajaran belum dapat menanamkan konsep secara
efektif.
- Kelebihan
Bagi siswa yang pandai hal ini menjadi motovasi untuk terus
menggali pengetahuan tentang operasi bilangan pecahan yang lebih
mendalam.
2. Pelaksanaan Perbaikan Siklus II
1. Perencanaan
Menyiapkan RPP siklus kedua yang telah disusun dari hasil
diskusi dengan supervisi, menyiapkan alat / media yang digunakan
dalam pembelajaran berupa gambar laki-laki dan perempuan yang akan
digunting menjadi alat peraga. Potongan gambar ini membantu akan
memperoleh pengalaman konkrit sehingga mempertinggi daya serap
dan daya ingat siswa dalam belajar sesuai dengan pendapat Edgar Dale
yang diikuti oleh Aristo Rahardi ( 2002 : 12 ).
2. Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan I
a) Kegiatan Awal ( 10 menit )
- Guru mengabsen siswa
- Guru menyiapkan alat-alat pembelajaran
- Guru mengadakan apersepsi tentang materi yang diberikan pada
siklus I
b) Kegiatan Inti ( 45 menit )
- Guru mencocokan PR yang diberikan siklus I
- Guru memberikan tugas sebagai latihan
- Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
- Guru membimbing siswa menemukan dan menyimpulkan hasil
jawaban siswa
26
c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )
- Guru menyimpulkan pembelajaran
- Guru mengevaluasi siswa
- Guru mengadakan tindak lanjut
Pertemuan II
a. Kegiatan Awal ( 10 menit )
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat-alat
yang dibutuhkan berupa kertas bufallo berwarna yang
bergambar laki-laki dan perempuan
- Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk
mempelajari bahan ajar dengan tanya jawab hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.
b. Kegiatan Inti ( 45 menit )
- Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
- Tiap kelompok siswa menerima kertas bufallo dua warna yang
bergambar laki-laki dan perempuan, dan siswa memotong
ganbar tersebut.
- Guru meberi penjelasan dan memancing pengertian tentang
makna operasi penjumlahan dan pengurangan menggunakan
potongan kertas tersebut
- Melalui diskusi kelas guru dan siswa menyimpulkan
pembelajaran
- Penugasan kepada siswa sebagai latihan
- Guru mencocokan hasil pekerjaan siswa
c. Kegiatan Akhir ( 15 menit )
- Guru memberikan penekanan pada hal-hal penting dengan tanya
jawab dan soal lisan
- Guru mengadakan penilaian terhadap penguasaan siswa dengan
tes ulangan harian
- Guru membarikan tindak lanjut dengan pemberian PR
27
3. Observasi
Observasi mengadakan pengamatan terhadap fokus yang
diamati dari pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan lembur
observasi. Di samping itu juga mewawancarai siswa yang belum tuntas
belajarnya. Observer mendiskusikan kekurangan yang ada dalam
pembelajaran, dan saran untuk memperbaiki pembelajaran pasa siklus
ketiga.
4. Refleksi
Kelebihan
- Sudah mengalami kenaikan nialai rata-rata dari 6,0 pada siklus I
menjadi 7,09 pada siklus II
- Kenaikan jumlah yang tuntas dalam belajar mengalami kenaikan
Kelemahan
- Siswa tidak terlibat bagaimana proses menemukan rumus
- Siswa hanya menggunakan bangun ruang yang ada untuk
membuktikan dan memperjelas konsep materi bilangan pecahan.
3. Pelaksanaan Perbaikan Siklus ke III
1. Perencanaan
- Menyiapkan RPP siklus ketiga
- Menyiapkan alat / media yang akan digunakan yaitu siswa laki-laki
sebagai lambang bilangan positif dan perempuan sebagai lambang
bilangan negatif.
2. Pelaksanaan
Pertemuan I
1. Kegiatan Awal ( 10 menit )
- Guru mengabsen siswa
- Guru memotivasi siswa
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti ( 45 menit )
- Guru menjelaskan materi operasi bilangan pecahan
- Guru menegaskan siswa untuk mengerjakan tugas
28
- Guru membimbing siswa menjawab dan mencocokan jawaban
3. Kegiatan Akhir ( 15 menit )
- Guru menyimpulkan materi
- Guru mengevaluasi siswa
- Guru memberikan tindak lanjut
Pertemuan II
1) Kegiatan Awal ( 10 menit )
- Guru mengadakan pendahuluan dengan tanya jawab materi yang
telah dipelajari yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan pecahan.
- Guru menyampaikan garis besar rencana kegiatan belajar yang
akan dilaksanakan yaitu bermain peran untuk melakukan operasi
bilangan penjumlahan dan pengurangan. Siswa laki-laki
merupakan bilangan positif dan siswa perempuan merupakan
bilangan negatif. Operasi penjumlahan ditunjukan dengan
menggabung siswa laki-laki dan perempuan berpasangan. Hasil
dari penjumlahan adalah sisa jumlah laki-laki atau perempuan.
Jika laki-laki berarti positif dan jika perempuan berarti hasilnya
negatif.
- Guru mengajukan masalah kontekstual yaitu msalah yang
dicoba diselesaikan anak yang berhubungan dengan keseharian
siswa.
2) Kegiatan Inti ( 45 menit )
- Guru membagi siswa manjadi 5 kelompok
- Tiap kelompok siswa dilibatkan sebagai peraga atau model
dalam pembelajaran
- Siswa dibimbing dengan panduan LKS mempraktekan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan menggunakan
bermain peran / model temannya sendiri
- Melalui lembar tugas siswa, guru mengukur tingkat /
pemahaman siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran
29
3) Kegiatan Akhir ( 15 menit )
- Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran
- Guru mengevaluasi siswa
4) Refleksi
Kelebihan- Pembelajaran sudah berhasil ditandai dengan penccapaian nialai
rata-rata 7,91
- Pembelajaran sudah tuntas
- Menambah kejelasan pada siswa tentang konsep materi bilangan
pecahan
Kekurangan
- Pembelajaran yang akan dilaksanakan memerlukan waktu yang
lama dan persiapan, skenario yang matang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Hasil Pengolahan Data
a. Pemahaman siswa terhadap Materi Operasi Bilangan Pecahan.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Tes Ulangan Harian Pembelajaran Matematikaterhadap Materi Operasi Bilangan Pecahan pada Pra Siklus, Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III
NomorNama Siswa
Pra Siklus
SiklusKeterangan
Urut Induk I II III1. Dwi Astuti 60 60 70 80 Tuntas2. Dwi Prasetyo 40 60 60 70 Tuntas3. Isti Nurchotimah 70 70 80 90 Tuntas4. Okti Isna Nuraini 70 70 90 100 Tuntas5. Adi Priyanto 50 60 70 90 Tuntas6. Adianto 70 70 80 90 Tuntas7. Agus Paryono 50 60 60 80 Tuntas8. Aisah Nur Isnaini 60 60 80 90 Tuntas9. Alif Bakhtiar Ikfan 50 60 70 80 Tuntas10. Anggoro Mustika 50 60 70 80 Tuntas11. Anhar Restu T 50 60 70 80 Tuntas12. Anisa 50 60 70 80 Tuntas13. Ati Mugi Lestari 70 70 90 100 Tuntas14. Budi Dwi Dika P 60 70 80 80 Tuntas15. Dai Amruloh 60 70 80 80 Tuntas16. Dhimas Wahyu S 70 80 90 100 Tuntas17. Dwi Purwati 60 70 70 80 Tuntas18. Efita Sutingah L 40 60 60 70 Tuntas19. Hikmah Ardita 60 70 80 90 Tuntas20. Joni Tri O 50 60 70 90 Tuntas21. Ridho Dwi F 60 70 80 90 Tuntas22. Awal Subagyo 40 60 60 80 Tuntas
Jumlah 1.240 1.430 1.630 1.870Rata-rata 56,36 65,00 74,09 85,00
31
Pada siklus pertama, jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak
dari siswa yang tuntas dalam pembelajaran itu. Ketuntasan klasikal
dalam pembelajaran baru 22,73%. Hal ini menunjukan pembelajaran
yang menggunakan alat peraga berupa papan bilangan belum berhasil.
Penggunaan alat peraga berupa papan bilangan memang lebih konkrit
dari penggunaan garis bilangan karena merupakan peraga tiga
dimensi.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat hasil perubahan nilai yang
dicapai siswa dari tiap-tiap siklus, sebagian besar mengalami
kenaikan.
Tabel 4.2Ketuntasan Belajar pada Siklus I, II dan III
No Tabel PerbaikanKetuntasan
Tuntas Belum
1 Pra Siklus 5 17
2 Siklus I 10 12
3 Siklus II 18 4
4 Siklus III 22 0
a. Pada Pra Siklus siswa yang tuntas belajar sebanyak 5 anak dari 22
siswa atau 22,73%
b. Pada Siklus I siswa yang tuntas belajar 10 anak dari 22 siswa atau
45,45%
c. Pada Siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 anak dari 22
atau 81,82%
d. Siklus III siswa yang tuntas belajar sebanyak 22 anak dari 22 siswa
atau 100%
Sedangkan siswa yang belum tuntasw dalam belajar adalah sebagai
berikut :
a. Pada Pra Siklus, siswa yang belum tuntas sebanyak 17 anak dari
22 siswa atau 77,27%
32
b. Pada Siklus I, siswa yang belum tuntas sebanyak 12 anak dari 22
c. siswa atau 54,55%
d. Pada Siklus II, siswa yang belum tuntas sebanyak 4 anak dari 22
e. siswa atau 18,18%
f. Pada Siklus III, siswa yang belum tuntas sebanyak 0 siswa
Dari keterangan diatas dapat digambarkan dengan grafik batang
berikut :
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III0
5
10
15
20
25
30
1712
4 05
10
18
22
Belum Tuntas
Tuntas
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Anak
Setelah dilakukan analisa terhadap data pada tabel 4.1 di atas
bahwa tingkat pemahaman terhadap operasi bilangan pecahan dengan
pola pembelajaran pemecahan masalah melalui metode bermain peran
menunjukan kenaikan angka ketuntasan yang signifikan.
33
Tabel 4.3Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Setiap Siklus Kegiatan
Perbaikan Pembelajaran
No PembelajaranHasil Belajar Siswa
Tuntas Presentase Belum Persentase1 Pra Siklus 5 22,73% 17 77,27%
2 Siklus I 10 45,45% 12 54,55%
3 Siklus II 18 81,82% 4 18,18%
4 Siklus III 22 100% 0 100%
Dari tabel tersebut diperoleh keterangan sebagai berikut :
a. Pada pra siklus siswa tuntas 22,73% sedangkan yang belum tuntas
77,27%
b. Pada siklus I, siswa tuntas 45,45% sedangkan yang belum tuntas
54,55%
c. Pada siklus II, siswa tuntas 81,82% sedangkan belum tuntas
18,18%
d. Pada siklus III, siswa tuntas 100%
Untuk lebih jelasnya persentase ketuntasan belajar siswa dapat
dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
22.73
45.45
81.52
100
77.27
54.55
18.180
TuntasBelum Tuntas
Gambar 4.2 Grafik Presentase Tingkat Ketuntasan Belajar Anak
34
Tabel 4.5Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa untuk Setiap Siklus
Kegiatan Perbaikan Pembelanjaan
No Tabel PerbaikanSiswa Menunjukan
KeaktifanPersentasi
1 Pra Siklus 6 27,27%
2 Siklus I 11 50,00%
3 Siklus II 17 77,27%
4 Siklus III 22 100%
Dari tabel 4.4 dan 4.5 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai
berikut :
1) Pada pra siklus, siswa yang menunjukan keaktifan belajar 6 dari
22 siswa atau 27,27%
2) Pada siklus I siswa yang menunjukan keaktifan belajar 11 dari 22
siswa atau 50,00%
3) Pada siklus II siswa yang menunjukan keaktifan belajar adalah 17
siswa dari 22 siswa atau 77,27%
4) Pada siklus III siswa yang menunjukan keaktifan belajar 22 siswa
dari 22 siswa atau 100%
Untuk lebih jelasnya keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada
gambar diagram batang berikut ini :
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III0
20
40
60
80
100
27.27
50
77.73
100
Persentase
Gambar. 4.3 Diagram Batang Persentase Keaktifan Belajar Siswa
35
B. Pembahasan
1. Siklus I
Alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi rendahnya
pemahaman siswa terhadap materi operasi bilangan pecahan dalam
pemecahan masalah melalui metode bermain peran dalam materi operasi
bilangan pecahan di kelas V SD Negeri 1 Majatengah Kecamatan
Kemangkon ternyata memberikan kenaikan hasil belajar dan keaktifan
belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan studi sebelumnya.
Pada siklus pertama jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak
daari siswa yang tuntas dalam pembelajaran ini. Ketuntasan klasikal dalam
pembelajaran baru mencapai 50,00%. Hal ini menunjukan pembelajaran
yang menggunakan alat peraga berupa papan bilangan belum berhasil.
Penggunaan alat peraga berupa papan bilangan memang lebih konkrit dari
penggunaan garis bilangan kerana merupakan peraga tiga dimensi. Namun
jika dilihat dari cara kerjanya tidak ada perbedaan antara garis bilangan dan
papan bilanngan. Kedua alat peraga tersebut belum dapat memberikan
penanaman konsep yang mudah bagi anak.
2. Siklus II
Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas sudah lebih banyak dari
siswa yang sebelum menguasai pembelajaran meskipun baru mencapai
77,27%. Pembelajaran pada siklus ini menggunakan potongan gambar laki-
laki dan perempuan lebih mudah dimengerti anak. Pengertian penjumlahan
dilakukan dengan memasangkan gambar siswa laki-laki dan gambar siswa
perempuan hasil dari penjumlahan adalah sisa dari gambar yang tidak ada
pasangannya.
3. Siklus III
Pada siklus III, pembelajaran menggunakan model bermain peran
pada anak dimana anak terlibat langsung atau dijadikan peraga
pembelajaran. Pada siklus III, 100% siswa sudah tuntas dalam
pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam kegiatan di dalam kelas akan lebih
meningkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Hal-hal positif yang terlihat pada pembelajaran dengan menggunakan
bermain peran adalah :
36
a. Siswa terdorong untuk aktif. Siswa bermain, belajar sesuai hakikat anak
sendiri senang bermain. Kegiatan yang menyenagkan bagi anak ini akan
memusatkan perhatian anak, karena semakin tinggi waktu cukup
perhatian, terbukti meningkatkan hasil belajar.
b. Disamping pembelajaran menyenangkan, proses pembelajaran juga
efektif, artinya menghasilkan beberapa tujuan yang seharusnya dicapai
siswa setekah pembelajaran berlangsung.
c. Pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk berkreasi
mengkomunikasikan gagasan, bersosialisasi, sehingga yang dicapai
bukan tujuan pembelajaran saja tetapi juga tujuan penyerta (Nuturn).
Tabel 4.6Kenaikan Nilai Rata - rata
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah Nilai
Nilai Rt-rt
Jumlah Nilai
Nilai Rt-rt
Jumlah Nilai
Nilai Rt-rt
Jumlah Nilai
Nilai Rt-rt
1360 61.82 1510 68,64 1690 76,82 1890 85,91
Kenaikan nilai rata-rata dapat dilihat pada grafik berikut :
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III0
20
40
60
80
100
61.8268.64
76.8285.91
Rata-rata
Gambar 4.4 Gambar Garfik Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan III Mata Pelajaran Matematika
BAB V
KESIMPUAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dapat ditarik kesimpulan :
1. Setelah menggunakan pemecahan masalah melalui metode bermain peran,
pemahaman siswa tentang materi Operasi bilangan pecan meningkat.
2. Penggunaan pemecahan masalah melalui metode bermain peran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran dan Tindak Lanjut
1. Meskipun penelitian ini sederhana masih banyak kekurrangan tapi melihat
manfaat yang dapat diambil yaitu memperbaiki mutu pembelajaran
mengenai pemahaman siswa dalam pemecahan masalah melalui metose
bermain peran, maka hendaknya kebiasaan melakukan perbaikan
pembelajaran dengan PTK ini tidak berhasil sampai disini dan kebiasaan ini
dikembangkan untuk semua guru.
2. Dalam melakukan perbaikan pembelajaran ini penulis menerapkan prinsip-
prinsip pembelajaran, metodologi, pendekatan yang dapat digunakan agar
pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Hasil perbaikan pembelajaran
mengalami peningkatan yang tajam sehingga perbaikan ini dapat dijadikan
pedoman bagi guru-guru untuk memperbaiki pembelajaran matematika
yang dilakukan.
3. Tindak Lanjut
Hasil dari penelitian ini akan ditindak lanjuti kembali dengan
meminimalkan variable ekstra, berupa pengulangan pembelajaran. Selain
itu hasil dari penelitian ini akan di uji cobakan lagi pada materi atau mata
pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aristo Rohadi. ( 2003 ). Media Pembelajaran Jakarta : Depdiknas
Asep Heri Hermawan. ( 2004 ). Pengembangan Kurikulum dan PembelajaranJakarta Pusat : Penerbit Universitas Terbuka
Darhim. ( 1993 ). Workshop Matematika. Jakarta : Ditjen Dikdasmen Depdikbud - Karunika UT.
Didi Suryadi. ( 1997 ). Alat Peraga dan Media Pengajaran Matematika. Jakarta : Ditjen Dikdasmen Depdikbud – Karunia UT
Suprayekti. ( 2004 ). Pembahasan Pembelajaran di SD. Jakarta Pusat : Penerbit Universitas Terbuka.
Tanpa Nama. ( 2006 ). Buku Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga Alternatif Matematika. Jakarta : Depdiknas
.Udin S. Winata Putra, dkk. ( 1998 ). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD setara D II. Depdikbud.
Wardani, I G. AK. ( 1998 ). Pemantapan Kemampuan Mengajar ( PKM ). Jakarta : Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD setara D II.
Wardani, I G. AK. ( 2006 ). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penelitian Univesitas Terbuka.
39
Lampiran I
RENCANA PERBAKAN PEMBELAJARANSIKLUS I
Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Hari / Tanggal : 2 dan 4 Oktober 2013
Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan
Pecahan dalam
Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar : 4.1. Melakukan Operasi Bilangan Pecahan
Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi
Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan
Pecahan
4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Pecahan
4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan
dengan Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Pecahan.
I. A. Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan hasil penjumlahan, penguranan pecahan biasa.
2. Menentukan hasil dengan pengurangan, penjumlahan campuran
B. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1. Dengan menerapkan pola pembelajaran metode bermain peran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dengan penerapan pola pembelajaran metode bermain peran dapat
meningkatkan kemampuannya menentukan hasil penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan.
40
II. Materi Ajar
Materi Pembelajaran
- Operasi Hitung Pecahan
III. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah :
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Dskusi
4. Metode Penugasan
5. Metode Pengamatan ( observasi )
IV. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal ( 10 menit )
Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa
Guru melakukan apersepsi
Tanya jawab penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama
Hasil dari 16+ 1
6=¿ ………….
Hasil dari1520
+ 320
= ………….
Hasil dari48+ 1
8+ 2
8=¿………….
b. Kegiatan Inti ( 45 menit )
Guru menjelaskan tentang materi operasi bilangan pecahan
Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas sebagai latihan
Guru dan siswa membahas soal dan mencocokan bersama-sama
c. Kegiatan Akhir ( 15 menit )
Siswa mengerjakan tes formatif
Penilaian tes formatif
Menganalisis tes formatif
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung
41
Guru mengadakan tindak lanjut berupa PR
Pertemuan II
a. Kegiatan Awal ( 10 menit )
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Menyiapkan alat dan membuat cerita yang berkaitan dengan meteri
tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk pembelajaran
dengan mengadakan penjumlahan dan pengurangan blangan pecahan
Mengabsen kehadiran siswa berapa jumlah siswa yang hadir dan
berapa jumlah siswa yang tidak hadir
b. Kegiatan Inti ( 45 menit )
Membahas hasil pekerjaan rumah
Guru mengenalkan papan bilangan dan cara kerjanya
Siswa satu par satu mempraktekan dibimbing guru
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mencoba lagi
yang belum jelas
Guru membagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok
Guru berkeliling membimbing siswa yang mengalami kesulitan
Guru membimbing diskusi kelas menggunakan papan bilangan untuk
mnyamakan persepsi
Siswa mengerjakan soal latihan
Guru mengadakan Tes Formatif
c. Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran
Guru mengevaluasi siswa
V. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat / Media : Papan bilangan, gambar laki-laki dan perempuan,
Siswa laki-laki dan perempuan.
b. Sumber bahan : KTSP Matematika Kelas V
Silabus Matematika Kelas V
42
Buku Matematika Kelas V M Khafid Suyati, Penerbit
Erlangga
VI. Penilaian
a) Jenis Tes : Lisan, Tertulis, Portofolio, Proses
b) Bentuk Tes : Isian
c) Alat Tes : Soal – soal
Majatengah, Oktober 2013Mengetahui :
Kepala SD N 1 Majatengah
SUPARDI S. Pd. NIP.
Mahasiswa,
KURTIMAHNIM. 822002024
43
Lampiran 2RENCANA PERBAKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Hari / Tanggal : 9 dan 11 Oktober 2013
Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi
Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan
Pecahan
4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Pecahan
4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan
dengan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Pecahan.
I. A. Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan hasil penjumlahan, penguranan pecahan biasa.
2. Menentukan hasil dengan pengurangan, penjumlahan campuran
B. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1. Dengan menerapkan pola pembelajaran metode bermain peran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dengan penerapan pola pembelajaran metode bermain peran dapat
meningkatkan kemampuannya menentukan hasil penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan.
44
II. Materi Ajar
Materi Pembelajaran
- Operasi Hitung Pecahan
III. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah :1. Metode Ceramah2. Metode Tanya Jawab3. Metode Dskusi4. Metode Penugasan5. Metode Pengamatan ( observasi )
IV. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal ( 10 menit )
Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa
Guru melakukan apersepsi
Tanya jawab penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama
Hasil dari 16+ 1
6=¿ ………….
Hasil dari1520
+ 320
= ………….
Hasil dari48+ 1
8+ 2
8=¿………….
b. Kegiatan Inti ( 45 menit )
Guru menjelaskan tentang materi operasi bilangan pecahan
Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas sebagai latihan
Guru dan siswa membahas soal dan mencocokan bersama-sama
c. Kegiatan Akhir ( 15 menit )
Siswa mengerjakan tes formatif
Penilaian tes formatif
Menganalisis tes formatif
45
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung
Guru mengadakan tindak lanjut berupa PR
Pertemuan II
a. Kegiatan Awal ( 10 menit ) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Menyiapkan alat dan membuat cerita yang berkaitan dengan meteri
tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk pembelajaran
dengan mengadakan penjumlahan dan pengurangan blangan pecahan
Mengabsen kehadiran siswa berapa jumlah siswa yang hadir dan
berapa jumlah siswa yang tidak hadir
b. Kegiatan Inti ( 45 menit ) Membahas hasil pekerjaan rumah
Guru mengenalkan papan bilangan dan cara kerjanya
Siswa satu par satu mempraktekan dibimbing guru
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mencoba lagi
yang belum jelas
Guru membagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok
Guru berkeliling membimbing siswa yang mengalami kesulitan
Guru membimbing diskusi kelas menggunakan papan bilangan untuk
mnyamakan persepsi
Siswa mengerjakan soal latihan
Guru mengadakan Tes Formatif
c. Kegiatan Akhir Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran
Guru mengevaluasi siswa
V. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat / Media : Papan bilangan, gambar laki-laki dan
perempuan, Siswa laki-laki dan perempuan.
b. Sumber bahan : KTSP Matematika Kelas V
46
Silabus Matematika Kelas V
Buku Matematika Kelas V M Khafid Suyati, Penerbit Erlangga
VI. Penilaian
a) Jenis Tes : Lisan, Tertulis, Portofolio, Prosesb) Bentuk Tes : Isianc) Alat Tes : Soal – soal Kerjakan pengurangan berikut ini !
1.35+ 3
4=¿ 6.
870
+ 370
=¿
2.15+ 9
4=¿ 7.
2025
+ 1525
=¿
3.47−1
6=¿ 8.
1630
+ 330
=¿
4.35−1
4=¿ 9.
640
− 240
=¿
5.58− 5
12=¿ 10.
1825
− 325
=¿
d) Pedoman Penilaian
Setiap soal yang dapat dijawab benar mendapatkan skor 10
Skor akhir 10 x 10 = 100
Nilai akhir 100
e) Kriteria Keberhasilan
Pembelajaran dikatakan berhasil jika lebih dari 70% siswa bisa menjawab
soal dari jumlah soal yang diajukan.
Majatengah, Oktober 2013Mengetahui :
Kepala SD N 1 Majatengah
SUPARDI S. Pd. NIP.
Mahasiswa,
KURTIMAHNIM. 822002024
47
Lampiran 3
RENCANA PERBAKAN PEMBELAJARANSIKLUS II
Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Hari / Tanggal : 16 dan 18 Oktober 2013
Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
Indikator : 4.1.1Menemukan cara mencari hasil operasi
Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan
Pecahan
4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Pecahan
4.1.3Memecahkan masalah yang berhubungan
denganPenjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Pecahan.
I. A. Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan hasil penjumlahan, penguranan pecahan biasa.
2. Menentukan hasil dengan pengurangan, penjumlahan campuran
B. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1. Dengan menerapkan pola pembelajaran metode bermain peran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
48
2. Dengan penerapan pola pembelajaran metode bermain peran dapat
meningkatkan kemampuannya menentukan hasil penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan.
II. Materi Ajar
Materi Pembelajaran- Operasi Hitung Pecahan
III. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah :
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Dskusi
4. Metode Penugasan
5. Metode Pengamatan ( observasi )
IV. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal ( 10 menit )
Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa
Guru melakukan apersepsi
Tanya jawab penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama
Hasil dari 16+ 1
6=¿ ………….
Hasil dari1520
+ 320
= ………….
Hasil dari48+ 1
8+ 2
8=¿………….
b. Kegiatan Inti ( 45 menit )
Guru menjelaskan tentang materi operasi bilangan pecahan
Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas sebagai latihan
Guru dan siswa membahas soal dan mencocokan bersama-sama
c. Kegiatan Akhir ( 15 menit )
49
Siswa mengerjakan tes formatif
Penilaian tes formatif
Menganalisis tes formatif
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung
Guru mengadakan tindak lanjut berupa PR
Pertemuan II
a. Kegiatan Awal ( 10 menit ) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Menyiapkan alat dan membuat cerita yang berkaitan dengan meteri
tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
Guru menggali materi prasyarat yang dibutuhkan untuk pembelajaran
dengan mengadakan penjumlahan dan pengurangan blangan pecahan
Mengabsen kehadiran siswa berapa jumlah siswa yang hadir dan
berapa jumlah siswa yang tidak hadir
b. Kegiatan Inti ( 45 menit ) Membahas hasil pekerjaan rumah
Guru mengenalkan papan bilangan dan cara kerjanya
Siswa satu par satu mempraktekan dibimbing guru
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mencoba lagi
yang belum jelas
Guru membagi LKS untuk dikerjakan secara berkelompok
Guru berkeliling membimbing siswa yang mengalami kesulitan
Guru membimbing diskusi kelas menggunakan papan bilangan untuk
mnyamakan persepsi
Siswa mengerjakan soal latihan
Guru mengadakan Tes Formatif
c. Kegiatan Akhir Guru memberikan kesimpulan materi pembelajaran
Guru mengevaluasi siswa
V. Alat dan Sumber Belajar
50
a. Alat / Media : Papan bilangan, gambar laki-laki dan
perempuan, Siswa laki-laki dan perempuan.
b. Sumber bahan : KTSP Matematika Kelas V
Silabus Matematika Kelas V Buku
Matematika Kelas V M Khafid Suyati,
Penerbit Erlangga
VI. Penilaian
a) Jenis Tes : Lisan, Tertulis, Portofolio, Proses
b) Bentuk Tes : Isian
c) Alat Tes : Soal – soal
Kerjakan pengurangan berikut ini !
1.35+ 3
4=¿ 6.
870
+ 370
=¿
2.15+ 9
4=¿ 7.
2025
+ 1525
=¿
3.47−1
6=¿ 8.
1630
+ 330
=¿
4.35−1
4=¿ 9.
640
− 240
=¿
5.58− 5
12=¿ 10.
1825
− 325
=¿
d) Pedoman Penilaian
Setiap soal yang dapat dijawab benar mendapatkan skor 10
Skor akhir 10 x 10 = 100
Nilai akhir 100
e) Kriteria Keberhasilan
Pembelajaran dikatakan berhasil jika lebih dari 70% siswa bisa menjawab
soal dari jumlah soal yang diajukan.
Majatengah, Oktober 2013Mengetahui :
Kepala SD N 1 Majatengah Mahasiswa,
51
SUPARDI S. Pd. NIP.
KURTIMAHNIM. 822002024
Lampiran 4LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I
Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Hari / Tanggal : 2 dan 4 Oktober 2013
Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi
Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan
Pecahan
4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Pecahan
4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan
dengan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Pecahan.
Kerjakan pengurangan berikut ini !
1.65−3
5=¿ 6.
870
− 370
=¿
52
2.34−4
4=¿ 7.
2025
−1525
=¿
3.58−3
8=¿ 8.
1630
− 330
=¿
4.56−2
6=¿ 9.
640
− 240
=¿
5.78− 7
18=¿ 10.
1825
− 325
=¿
Lampiran 5LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II
Sekolah : SD Negeri 1 Majatengah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Hari / Tanggal : 9 dan 11 Oktober 2013
Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi
Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan
Pecahan
4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Pecahan
4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan
dengan Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Pecahan.
Kerjakan pengurangan dan penjumlahan berikut ini !
53
1.35+ 3
4=¿ 6.
870
+ 370
=¿
2.15+ 9
4=¿ 7.
2025
+ 1525
=¿
3.47−1
6=¿ 8.
1630
+ 330
=¿
4.35−1
4=¿ 9.
640
− 240
=¿
5.58− 5
12=¿ 10.
1825
− 325
=¿
Lampiran 6LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS IIISekolah : SD Negeri 1 Majatengah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Hari / Tanggal : 16 dan 18 Oktober 2013
Standar Kompetensi : 4. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar : 4.1.Melakukan Operasi Hitung Bilangan Pecahan
Indikator : 4.1.1 Menemukan cara mencari hasil operasi
Penjumlahan dan Penggurangan Bilangan
Pecahan
4.1.2 Menentukan hasil Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Pecahan
4.1.3 Memecahkan masalah yang berhubungan
dengan Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Pecahan.
54
Kerjakan pengurangan dan penjumlahan berikut ini !
1.35+ 3
4=¿ 6.
870
+ 370
=¿
2.15+ 9
4=¿ 7.
2025
+ 1525
=¿
3.47−1
6=¿ 8.
1630
+ 330
=¿
4.35−1
4=¿ 9.
640
− 240
=¿
5.58− 5
12=¿ 10.
1825
− 325
=¿
Lampiran 8
FORMAT KESEDIAAN TEMAN SEJAWAT DALAMPENYELENGGARAAN PKP
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : GALIH BUDIYANTO
NIP : 19571010 197802 1 008
Tugas : Guru Kelas IV
Unit Kerja : SD Negeri 1 Majatengah Kecamatan Kemangkon
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya teman sejawat dari
Nama : KURTIMAH
NIP : 822002024
Tugas : Guru Mapel
Unit Kerja : SD Negeri 1 Majatengah Kecamatan Kemangkon
55
Purbalingga, Oktober 2013Teman Sejawat
Galih BudiyantoNIP. 1965032419888061002
Lampiran 9SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : KURTIMAH
NIP : 822002024
Pokjar : Kemangkon
UPBJJ - UT : Purwokerto
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya teman sejawat dari
Nama : GALIH BUDIYANTO
NIP : 19571010 197802 1 008
Guru Kelas : IV
56
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional ( PDGK 4501 ).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
perlu.
Purbalingga, Oktober 2013
Teman Sejawat
GALIH BUDIYANTONIP. 1965032419888061002
Yang membuat pernyataanMahasiswa
KURTIMAHNIM. 822002024