20
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Penguat Kelas A dengan Transistor BC337 ELEKTRONIKA II Dosen: Dr.M.Sukardjo Kelompok 7 Abdul Goffar Al Mubarok (5215134375) Egi Destriana (5215131350) Haironi Rachmawati (5215136243) Lusiana Sinaga (5215136242) PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

LAPORAN HASIL PRAKTEK PENGUAT KELAS A

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Praktikum Elektronika II, Penguat Kelas A

Citation preview

LAPORAN HASIL PRAKTIKUMPenguat Kelas A dengan Transistor BC337ELEKTRONIKA IIDosen: Dr.M.Sukardjo

Kelompok 7Abdul Goffar Al Mubarok(5215134375)Egi Destriana(5215131350)Haironi Rachmawati(5215136243)Lusiana Sinaga(5215136242)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2015

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangRangkaian penguat merupakan salah satu rangkaian dasar yang paling populer dalam dunia elektronika. Sistem yang terdapat di dalamnya menjadi landasan bagi rangkaian analog lain yang lebih kompleks. Hampir semua perangkat elektronika mulai dari yang sederhana sampai yang rumit di dalamnya terdapat penguat. Penguat mempunyai bentuk, fungsi, dan komponen penyusun yang berbeda-beda tergantung pada fungsi dari penguat tersebut. Salah satu rangkaian penguat yang sederhana dan secara umum sering ditemukan adalah penguat daya kelas A.Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc. Agar rangkaian siap bekerja menerima signal input maka penguat ini memerlukan bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat signal (distorsi) terkecil. Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem (Pre Amp).

1.2 TujuanTujuan dari praktikum kali ini adalah merancang rangkaian penguat kelas A sesuai dengan karakteristik yang ada.

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Penguat Kelas APenguat kelas A adalah penguat yang menggunakan transistor dengan disipasi daya minimal Watt. Dengan ciri garis beban berada ditengah ( berpotongan tepat ditengah ). Penguat kelas A biasanya digunakan untuk sinyal besar, maka ketentuan untuk membuat rangkaian agar menghasilkan sinyal penguat kelas A,Pada rangkaian penguat kelas A, harus dirancang sedemikian rupa agar terjadi penguatan sinyal yang diinginkan. Sistem bias penguat kelas A yang populer adalah sistem bias pembagi tegangan dan sistem bias umpan balik kolektor. Melalui perhitungan tegangan bias yang tepat maka kita akan mendapatkan titik kerja transistor tepat pada setengah dari tegangan VCC penguat. Penguat kelas A cocok dipakai pada penguat awal (pre amplifier) karena mempunyai distorsi yang kecil.

2.2 Ciri Penguat Daya Kelas ACiri khusus yang membedakan penguat daya kelas A dengan penguat daya kelas lainnya adalah:-Penguat dengan letak titik Q di tengah-tengah garis beban.- Mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara penguat jenis yang lain.- Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di transistor.- Titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input diatur sedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalu mengalir. Penguat ini peroperasi pada daerah linear.- Disipasi daya tertinggi terjadi saat tidak ada sinyal masukan. Besarnya disipasi daya pada transistor dirumuskan: PDiss = Vce x Ic

Penguat kelas A yang kami gunakan adalah penguat kelas A dengan sistem bias pembagi tegangan. Setiap penguat mempunyai dua garis beban, yaitu garis beban DC dan garis beban AC. Garis beban DC diperoleh dari IC(sat) dan VCE(cutoff) di rangkaian ekivalen DC, sedangkan garis beban AC diperoleh dari ic(sat) dan vce(cutoff) dari rangkaian ekivalen AC. Sebuah penguat, jika penguatannya berlebih maka akan terjadi kemungkinan sinyal output dari penguat tersebut akan terpotong puncaknya. Maka pada penguat kelas A, titik Q diatur agar tepat berada ditengah-tengah suatu garis beban agar output dari penguat sinyal kelas A tidak terpotong.

2.3 Garis Beban DCGaris beban DC menyatakan semua titik saturasi yang mungkin terjadi pada rangkaian penguat tersebut. Ujung atas dari garis beban dc disebut titik penjenuhan (saturation point) dan ujung bawah garis beban disebut titik sumbat (cutoff point).

Gambar 2. Rangkaian ekivalen dcGambar 1. Rangkaian penguat sinyal

VCE(cutoff)IC(sat)

ICQVCE

Ketika transistor saturasi, semua tegangan Vcc akan muncul pada RC dan RE, maka arus pada IC akan sama dengan IE, sehingga:Gambar 3. Garis beban DC

Dan sebaliknya, jika transistor dalam keadaan cutoff, semua tegangan Vcc akan muncul pada terminal kolektor-emiter, sehingga:

Titik Q menunjukan arus (ICQ) dan tegangan kolektor (VCEQ) stasioner (dalam keadaan istirahat).

dimana dan untuk transistor jenis silicon dan 0,3 untuk bahan jenis Germanium.

2.4 Garis Beban ACGaris beban ac diambil dari rangkaian ekivalen ac. Garis beban ac memiliki titik jenuh (saturation point) yang diberi lanbang ic(sat) dan suatu titik pancung yang ditunjukan dengan vce(cutoff).ievce(cutoff)ic(sat)ICQVCE

Gambar 4. Garis beban AC

Dimana dan

Hal yang membedakan Penguat kelas A dengan penguat lain adalah letak titik Q berada di pusat garis beban. Hal ini untuk mencegah terpotongnya sinyal output. Gambar 5. titik Q berada di atas pusat dari garis beban, sehingga terjadi pengguntingan penjenuhan (saturation clipping)

Gambar 6. titik Q berada di bawah pusat dari garis beban, sehingga terjadi pengguntingan titik sumbat (cutoff clipping)

Gambar 7. titik Q berada di pusat garis beban, sehingga tidak terjadi pengguntingan (ciri penguat kelas A)

Agar titik Q berada ditengah garis beban ac, maka:

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan, untuk mendapatkan titik Q yang terletak dipusat, resistansi ac dari rangkaian kolektor dan emitter harus sama dengan rasio dari tegangan kolektor stasioner ke arus kolekter stasioner.Cara untuk menempatkan titik Q ditengah garis beban dc pada tahapan CE pada rangkaian pembagi tegangan adalah sebagai berikut:1. Buat VE = 0.1 VCC1. tentukan nilai RE1. Pilih nilai RC = 4RE1. Tambahkan 0.7V pada VE untuk memperoleh VB1. Pilih R1 dan R2 untuk menghasilkan VB yang diperlukan.Sedangkan ntuk merancang penguat kelas A dengan titik Q berada di pusat garis beban AC dapat dibuat dengan bantuan persamaan berikut ini:

Dimana Rc = 4 RE, sehingga:

Gambar 8. Titik Q berada di tengah-tengah garis beban AC

2.5 Data Transistor Transistor BC337 merupakan transistor jenis NPN, dengan karakteristik sebagai berikut:1. Tegangan maksimum kolektor-emiter (VCEO) = 45 Volt1. Tegangan maksimum kolektor-basis (VCBO) = 50 Volt1. Tegangan maksimum emitter-basis (VEBO) = 5 Volt1. Arus kolektor konstan (IC) = 10 mA1. DC atau hFE = 250

BAB IIIPERENCANAAN ALATBerikut ini perhitungan yang dilakukan untuk merancang penguat kelas A dengan transistor BC337:

Setelah dilakukan survei ke pasar untuk mengetahui nilai dan harga resistor, didapat sedikit perbedaan antara nilai resistor hasil perhitungan dengan nilai resistor yang tersedia di pasar. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.Hasil PerhitunganNilai Resistor di Pasar

Gambar 9. Rangkaian Penguat kelas A

Gambar Grafik Titik Q pada Penguat Kelas A ini :

Gambar 10. Titik Q pada penguat kelas APerhitungan Titik Q :

BAB IVHASIL PRAKTIKUM DAN ANALISA DATA HASIL PRAKTIKUM4.1 Langkah kerja praktikumAlat :1. Osiloscop1. Protoboard1. Function Generator1. Capit Buaya1. AVO meterBahan :1. Transistor BC5591. Resistor 200K, 37K, 4K7, dan 1K2 1. Capasitor 100 F1. Jumper

Langkah Kerja1. Merancang Rangkaian Penguat Kelas A ( Menentukan besar resistor )

Gambar 11. Skema penguat kelas A1. Menggambarkan grafik titik Q1. Membuat rangkaian seperti yang telah dirancang diatas protoboard.

Gambar 12. Rangkaian penguat kelas A di Projectboard

1. Sambungkan osiloscop Chanel 1 pada Input dan Chanel 2 pada Outpun, liat penguatan sinyal yang dihasilkan.

Gambar 13. Hasil Gelombang beda fasa 1801. Mengukur VB, VE, VC, VBE, VR1, IE, IB, dan IC menggunakan multimeter.VCEV1VEVBVCVBEICIEIB

5,5 V8,5 V0,8 V1,5 V3,6 V0,7 V7,8 mA7,9 mA67,4 A

1. Bandingkan hasil perhitungan teori dengan hasil pengukuran/praktikumNoNamaTeoriPraktikum

1R120,75 k22 k

2R24,25 k4,7 k

3Rc400 470

4RE 100 100

5VE1 V0,8 V

6IC10 mA7,8 mA

7IE10 mA7,9 mA

8IB0,04 mA67,4 A

9VB1,7 V1,5 V

10VC7,2 V3,6 V

11VBE0,7 V0,7 V

4.2 Analisa GelombangVoutVin

Gambar 13. Hasil gelombang Osiloscop

Pengaturan V/DIV pada osiloskop diatur pada posisi 10 mV. Sedangkan Time/DIV diatur pada posisi 2 ms. Vin mencapai 2,4 DIV dan Vout mencapai 7,6 DIV. Sehingga didapat Vin = 24 mV p-p dan Vout sebesar 76 mV p-p.

Besar penguatan diamati dari pengukuran tegangan VB dan VC , percobaan :

Penguatan pada Penguat kelas A, saat Perhitungan teori memiliki rumus :

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanDari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Penguat daya merupakan gabungan atau kombinasi dari penguat tegangan (penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal masukan) denagn penguat arus ( penguat yang menguatkan arus dari sinyal masukan). Salah satu karakteristik paling menonjol dari penguat kelas A adalah terjadi penguatan sinyal yang diiringi perubahan fasa sinyal sebesar 180O.

5.2 SaranSaran yang hendak disampaikan penulis adalah sebagai berikut: Mahasiswa perlu memeriksa dengan teliti peralatan dan komponen yang digunakan sebelum memulai praktikum untuk meminimalisir error atau kesalahan. Keterbatasan fasilitas sarana praktikum membuat mahasiswa kesulitan dalam memenuhi tujuan praktikum, perlu dilakukan pengadaan alat dan bahkan laboratorium baru guna menunjang praktikum mahasiswa Teknik Elektro UNJ. Jumlah mahasiswa yang tidak dapat tertampung oleh laboratorium membuat suasana praktikum tidak kondusif, hal ini mempengaruhi kinerja praktikum mahasiswa. Mohon segera dicarikan solusi atas kondisi ini, seperti pengadaan laboratorium baru.

DAFTAR PUSTAKA

Malvino, P. A., 1981. Aproksimasi Prinsip Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga.http://www.hems.de/uploads/media/BC337_Siemens.pdf