Upload
evita-dwiyanti
View
74
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
INGENHOUSZ
Oleh :
Aulia Rahmi
Dwi Bintang Susetyo
Evita Izza Dwiyanti (13)
Thomi Rafifta Firdi
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG
SEKOLAH UNGGULAN TERPADU
SMA NEGERI 2 LUMAJANGJl. HOS Cokroaminto No. 159 Tompokersan Lumajang 67311
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhuk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama
adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat
dasar tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme.
Metabolisme yang terjadi pada setiap jenis makhluk hidup tentunya tidak sama.
Bergantung komponen penyusun makhluk hidup tersebut dari tingkat seluler hingga
organisme. Dalam proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun
maupun menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme,
sedang proses penguraiannya disebut katabolisme.
Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) yang sering kita dengar adalah proses
fotosintesis. Proses tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang /
palisade dan bunga karang pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga karang, proses ini
terjadi di dalam sebuah organel yaitu kloroplas. Seperti yang telah diketahui, proses ini hanya
dapat terjadi pada saat ada cahaya. Cahaya itu dapat berupa cahaya matahari maupun cahaya
lampu, yang penting dalam cahaya tersebut terdapat sinar putih yang merupakan spektrum
cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu). Selain cahaya
matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbon dioksida dan air.
Pada proses fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu glukosa dan oksigen.
Untuk mengetahui kandungan oksigen dapat diketahui dengan menggunakan lidi yang
membara seperti pada percobaan Ingenhouz. Akan tetapi pada kesempatan ini, yang akan
dilihat bukanlah kandungannya, akan tetapi kecepatan proses tersebut bila diberi perlakuan
yang berbeda – beda terkait intensitas cahaya dan panjang gelombang cahaya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh intensitas cahaya dan panjang gelombang cahaya terhadap
kecepatan fotosintesis?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya dan panjang gelombang cahaya terhadap
kecepatan fotosintesis.
1.4 Manfaat
Agar dapat mengetahui pengaruh intensitas cahaya dan panjang gelombang cahaya
terhadap kecepatan fotosintesis.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Morfologi Tumbuhan
2.1.1 Batang
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting,dan mengingat
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakandengan sumbu
tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :
a) Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai
bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
b) Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada
buku-buku inilah terdapat daun.
c) Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau
heliotrop)
d) Selalu bertambah panjang diujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa
batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
e) Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan,
kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
f) Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput dan waktu batang masih muda
Batang yang diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Bagian ini
umumnya tumbuh di atas tanah. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar
matahari. Umumnya batang bercabang ,tetapi pada tumbuhan tertentu batangnya
tidak memiliki cabang seperti pada tumbuhan pisang kelapa ,dan pepaya. Struktur
batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis,dan silinder pusat(stele).silinder
pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium dan
berkas pengangkut yaitu xilem dan floem batang berkayu memiliki kambium.
Kambium mengalami dua arah pertumbuhan yaitu ke arah dalam dan ke arah
luar. Ke arah dalam, kambium membentuk kayu ,sedangkan ke arah luar membentuk
kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar.
Contoh tumbuhan yang memiliki batang jenis ini, antara lain jati, mangga, dan
meranti. Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga.
Batang jenis ini mudah patah dan tumbuhannya tidak sebesar batang berkayu.
Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas . Batang memiliki fungsi sebagai
berikut :
a. Penopang
Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan
daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya ( khususnya matahari ). Batang
tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang
tumbuh pada batang makin mudah mendapatkan cahaya. Pengaruh cahaya pada
tumbuhan akan kamu pelajari di kelas lima.
b. Pengangkut.
Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar kedaun. Selain itu,
batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke
seluruh bagian tumbuhan.
c. Penyimpan.
Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan
cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga
bisa berwujud air, Misalnya, pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan
ini akan digunakan saat diperlukan.
d. Alat perkembangbiakan.
Batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.Hampir semua
pertumbuhan vegetatif, baik secara alami maupun buatan,menggunakan
batang.Bagi manusia, batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat
dimanfaatkan, antara lain, untuk membuat perabot rumah tangga,contohnya
batang pohon jati; untuk bahan makanan, contohnya sagu,asparagus; untuk bahan
industri, contohnya tebu dan bambu.
2.1.2 Akar
Akar merupakan bagian kormus yang berfungsi pokok untuk menyerap
makanan dari dalam tanah. Akar tersebut terdiri dari akar pokok (main root/radix
primaria) yang dapat bercabang-cabang sehingga membentuk suatu sistem
perakaran. Tumbuhan yang termasuk dikotil mempunyai satu radix primaria yang
merupakan perkembangan radikula pada embrio. Radix primaria bercabang-
cabang dan berumur panjang membentuk sistem perakaran tunggang. Tumbuhan
monokotil mempunyai satu radix primaria yang juga bercabang-cabang tetapi
umumnya terbatas, pada bagian yang sama akan muncul radix adventitia (akar
liar) yang setara denga radix primaria sehingga dari satu tempat muncul banyak
akar liar (radix adventitia) yang besarnya sama. Sistem perakaran ini dinamakan
sistem perakaran serabut.
Tumbuhan pada dasarnya mempunyai dua kutub yaitu kutub akar dan kutub
batang yang mempunyai arah pertumbuhan yang berlawanan. Kutub akar
membentuk akar yang tumbuh ke arah bawah sedang kutub batang akan
membentuk batang dan daun. Tumbuhan berbiji mempunyai sifat allorhizi sedang
tumbuhan paku bersifat homorhizi.
Akar primer memiliki sifat sebagai berikut:
a. Tumbuh menuju pusat bumi (geotropisme positif) dan menuju air
(hidrotropisme)
b. Tidak berbuku dan tidak beruas
c. Warna biasanya putih-kuning-coklat
d. Tumbuh terus
e. Bentuk biasanya meruncing sehingga mudah menembus tanah.
f. Sel-sel penyusun akar tidak mengandung klorofil
Akar berfungsi untuk:
a. Memperkuat/menunjang tubuh tumbuhan seperti pada akar lekat, akar
pembelit, akar tunjang dan sebagainya
b. Menyerap air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya dari tanah
c. Mengangkut zat makanan ke bagian yang memerlukan
d. Menyimpan cadangan makanan.
Akar terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a. Ujung akar (apex radicis) untuk menembus tanah. Bagian ini dilindungi
oleh tudung akar (kaliptra). Titik tumbuh akar dan titik tumbuh tudung
akar (kaliptrogen) letaknya tidak pada lokasi yang sama. Titik tumbuh akar
terdapat pada ujung akar sedangkan kaliptrogen terletak pada pangkal
kaliptra.
b. Batang akar (corpus radicis) pada bagian yang dekat dengan ujung
merupakan daerah penyerapan yang ditumbuhi oleh bulu-bulu akar untuk
memperluas permukaan penyerapan. Bagian yang lebih dekat dengan
permukaan tanah merupakan daerah diferensiasi.
c. Leher akar (collum) daerah peralihan antara akar dan batang merupakan
sambungan antara batang dan akar.
d. Cabang akar merupakan bagian yang keluar dari akar pokok dan dapat
bercabang lagi, bagian ini disebut (radix lateralis). Cabang akar dibentuk
oleh perisikel.
e. Serabut akar (fibrilla radicalis) merupakan cabang akar yang halus
berbentuk serabut.
2.1.3 Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan
organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena
tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau
tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-
bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau
menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan
berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan
sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ
penyimpan air. Daun segar (kiri) dan tua. Daun tua telah kehilangan klorofil
sebagai bagian dari penuaan.
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil
adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang
cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga
memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna
kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat
keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi
kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Fungsi dari daun adalah :
a. Tempat Terjadinya Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan
atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida,
dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
b. Sebagai Organ Pernapasan atau Respirasi
Stomata berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil CO2
dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2
sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat hidung kita dimana stomata
mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung
mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stomata terletak di epidermis
bawah. Selain stomata, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui
lentisel yang terletak pada batang.
c. Tempat Terjadinya Transpirasi
Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan.
d. Tempat Terjadinya Gutasi
Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun dalam bentuk
cair. Gutasi terjadi melalui lubang-lubang pengeluaran yang terdapat
pada bagian tepi daun sebagai bagian dari proses pengeluaran
kelebihan air sebagai sisa metabolisme, khususnya pada saat
pengeluaran dengan cara transpirasi (penguapan) tidak efektif,
misalnya pada malam hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan
dapat disalahartikan sebagai embun. Ia terlihat sebagai tetes-tetes air
di tepi daun yang tersusun teratur, sesuai dengan lokasi lubang
pengeluaran.
e. Alat Perkembangbiakkan Vegetatif
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara
aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina).
Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan.
Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada
hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amuba dan
paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu
menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel
(perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi
banyak individu, misalnya: plasmanium.
Berikut bagian-bagian dari daun :
a. Epidermis
Jaringan ini terbagi menjadi epidermis
atas dan epidermis bawah, berfungsi
melindungi jaringan yang terdapat di
bawahnya. Epidermis atas berfungsi
untuk mengurangi penguapan air yang
terlalu berlebihan pada daun. Epidermis
bawah berfungsi untuk mengatur menutup
dan membukanya. stomata serta
mengendalikan pertukaran gas.
b. Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil terletak di antara epidermis
atas dan epidermis bawah. Pada tumbuhan
dikotil,jaringan mesofil terdiri dari dua
jaringan yaitu: jaringan palisade (jaringan
tiang) dan jaringan spons (jaringan bunga karang). Sel-sel jaringan palisade berbentuk
Figure 1http://kir-31.blogspot.com/
Figure 2http://kir-31.blogspot.com/
memanjang seperti tiang dan tersusun rapat. Pada jaringan palisade, terdapat banyak
kloroplas. Oleh sebab itu fotosintesis terjadi di jaringan ini. Berbeda dari jaringan
palisade, jaringan spons sel-selnya tidak tersusun rapat. Karena sel-selnya tidak
tersusun rapat, jaringan spons digunakan untuk menyimpan cadangan makanan. Pada
tumbuhan monokotil, jaringan mesofil tidak terdiri atas jaringan palisade dan jaringan
spons. Fotosintesis terjadi pada jaringan mesofil.
c. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun
merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh
yaitu Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang
diserap akar dari tanah menuju daun dan Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Pada tumbuhan dikotil, terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan
pembuluh tapis. Tapi pada tumbuhan monokotil, tidak terdapat kambium yang
membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Akibat adanya kambium,
memungkinkan batang tumbuhan dikotil bertambah lebar dan terbentuknya lingkaran
tahun pada batang.
2.2 Proses Fotosintesis (Anabolisme)
Anabolisme disebut juga sintesis, merupakan proses penyusunan bahan anorganik
menjadi bahan organik. Dalam peristiwa ini diperlukan masukan energi (reaksi endergonik).
Contoh dari anabolisme adalah proses fotosintesis yang berlangsung dalam kloroplas.
a. Kloroplas
Kloroplas merupakan organel yang hanya
didapati pada tumbuhan hijau. Organel ini
memiliki membran rangkap dua, yaitu membran
luar dan membran dalam. Membran dalam
memiliki bentuk perluasan yang disebut lamela.
Pada lamela terdapat modifikasi membran yang
menyerupai tumpukan koin yang disebut grana.
Setiap grana disusun oleh thilakoid. Pada Figure 3biologimediacentre.com
thilakoid tersebut terdapat pigmen fotosintetik. Semua ruang bagian dalam kloroplas
berisi cairan yang disebut stroma.
b. Fotosintesis
Reaksi fotosintesis juga merupakan reaksi redoks. Proses ini berlangsung dalam dua
tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
1. Reaksi Terang/Light Reaction/Reaksi Hill
Reaksi terang merupakan tahap fotosintesis yang memerlukan cahaya. Proses yang
berlangsung pada thilakoid ini memerlukan bahan: H2O, akseptor elektron berupa
NADP (nikotinamida adenin dinukleotida fosfat) dan pigmen fotosintetik.
Pigmen fotosintetik yang terdapat dalam thilakoid ada tiga macam:
a. Klorofil a, disebut juga photosystem I/photosystem 700
b. Klorofil b, disebut juga photosystem II/photosystem 680
c. Karotenoid (disebut juga pigmen antena), terdiri dari karoten dan xantofil
Peristiwa yang berlangsung pada reaksi terang adalah sebagai berikut:
a. Bila P700 menerima cahaya, elektronnya akan tereksitasi sehingga elektron
lepas dari P700 dan diterima oleh feredoxin (akseptor primer). Feredoxin
memberikan elektron pada NADP sehingga tereduksi menjadi NADPH.
Karena P700 kehilangan elektron ia memperoleh gantinya dari P680.
b. Bila P680 menerima cahaya, elektronnya tereksitasi sehingga lepas dan
diterima oleh akseptor
primer. Elektron berjalan
dari akseptor primer ke
sitokrom dan akhirnya ke
P700. Saat elektron
berpindah dari sitokrom ke
P700 dilepaskan energi
yang digunakan untuk
membentuk ATP. P680
yang kehilangan elektron
memperoleh ganti dari dari proses fotolisis air.
Figure 4biologimediacentre.com
c. Keseluruhan perjalanan elektron tersebut disebut siklus non siklis, karena
elektron berjalan dari H2O dan akhirnya diterima NADP. Bentuk lain dari
lintasan elektron adalah siklus siklis. Siklus ini bermula dari P700 yang
menerima cahaya, elektron yang lepas diterima feredoksin tetapi tidak
diberikan ke NADP melainkan ke sitokrom, lalu kembali ke P700. Saat
elektron berjalan dari sitokrom ke P700 dihasilkan energi yang digunakan
untuk membentuk ATP.Dari keterangan di atas dapat diketahui ada tiga
bahan yang dihasilkan saat reaksi terang, yaitu: NADPH, ATP, dan O2. Dua
yang pertama digunakan sebagai bahan untuk terlaksananya reaksi gelap.
2. Reaksi Gelap/Dark Reaction/Siklus Calvin-Benson
Reaksi gelap merupakan tahap
fotosintesis yang tidak memerlukan
cahaya. Proses yang berlangsung
pada stroma ini memerlukan bahan
yang dibentuk pada reaksi terang
yaitu NADPH dan ATP, serta CO2
dari udara. Reaksi dimulai dari
pengikatan CO2 oleh ribulosa
difosfat (RDP) dan pada akhir
siklus dibentuk fosfogliseraldehid
(PGAL) yang kemudian diubah
menjadi glukosa.
2.3 Pengaruh Cahaya terhadap Laju Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses yang tergantung cahaya sehingga kecepatan dalam menambat
CO2 dan energi matahari sangat tergantung pada intensitas cahaya matahari. Kecepatan
fotosintesis akan meningkat dengan adanya peningkatan intensitas cahaya. Laju fotosintesis
maksimum ketika banyak cahaya. Semakin banyak karbondioksida di udara, makin banyak
jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. Enzim-
enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas
Figure 5biologimediacentre.com
toleransi enzim. Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbondioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. Jika kadar
fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat
bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. Menurut literatur, laju
fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah daripada tumbuhan
dewasa. Hal ini dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan
makanan untuk tumbuh.
2.4 Pengaruh Panjang Gelombang Cahaya terhadap Laju Fotosintesis
Sejak tipe-tipe atom atau molekul yang sedikit berbeda pada tingkat energinya,
yang substansi menyerap cahaya dengan suatu karakteristik panjang gelombang yang
berbeda. Ini biasanya ditunjukkan selama penyerapan sinar pada tiap gelombangnya.
Sebagai contoh, klorofil a sangat kuat pada panjang gelombang 660 nm pada sinar merah dan
paling rendah pada panjang gelombang 430 nm pada sinar biru. Ketika gelombang itu
berpindah maka sinar yang ada di sebelah kiri adalah sinar hijau yang bisa kita lihat.
Aksi dari cahaya hijau dan kuning yang menyebabkan fotosistem pada tumbuhan
tingkat tinggi dan penyerapan panjang gelombang ini oleh daun sebenarnya relatif
tinggi, lebih tinggi dari yang ditampakkan pada spektrum serapan klorofil dan karotenoid.
Tetapi, bukan berarti bahwaada pigmen lain yang berperan menyerap cahaya tersebut.
Alasan utama mengapa spektrum aksi lebih tinggi dari spektrum serapan adalah karena
cahaya hijau dan kuning yang tidak segera diserap akan dipantulkan berulang-ulang di
dalam sel fotosintetik sampai akhirnya diserap oleh klorofil dan menyumbangkan energi
untuk fotosintesis.
Cahaya putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah-violet,
tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh
klorofil. Adalah mungkin untuk menentukan bagaimana efektifnya setiap panjang
gelombang (warna) diserap dengan menggunakan suatu larutan klorofil dengan cahaya
monokromatik (cahaya berwarna satu).
Penambatan CO2 paling banyak terjadi sekitar tengah hari ketika tingkat cahaya
paling tinggi. Cahaya sering membatasi fotosintesis terlihat juga dengan menurunnya
laju penambatan CO2 ketika tumbuhan terkena bayangan awan sebentar.
Macam-macam spektrum warna :
1. Ungu 380-450 nm
2. Biru 450-495 nm
3. Hijau 495-570 nm
4. Kuning 570-590 nm
5. Jingga 590-620 nm
6. Merah 620-750 nm
BAB III
METODE PRAKTKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : Rabu, 18 September 2013
Pukul : 12.00-14.00
Tempat : Halaman tengah SMA Negeri 2 Lumajang, Jl. HOS Cokroaminoto No. 159
Lumajang
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
a. Bak air besar
b. Tabung reaksi (2)
c. Gelas ukur 1 liter (2)
d. Corong kaca (2)
e. Stopwatch
f. Mika warna merah
g. Tali tembung /karet
h. Pisau
i. Alat tulis
Bahan :
a. Hydrilla sp.
b. Air
3.3 Cara Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mengisi air dalam bak hingga penuh, lalu memilih Hydrilla yang kondisinya baik, potong
±10cm, diikat dengan tali tembung. Satu ikatan berisi 5 Hydrilla. Buat dua ikatan.
c. Memasukkan satu ikatan Hydrilla dengan posisi pangkal di ujung corong kaca, masukkan
ke dalam gelas ukur dan ujung corong ditutup dengan tabung reaksi (rakitan A, lihat
gambar). Seluruh proses ini dilakukan di dalam bak yang terisi penuh air sehingga tidak
ada gelembung yang mengganggu. Begitu pula dengan ikatan satunya (rakitan B).
d. Mengangkat rakitan yang telah dibuat, letakkan rakitan A di bawah cahaya matahari
langsung, begitu pula dengan rakitan B, namun pada rakitan B rakitan diselimuti dengan
mika merah.
e. Mulai mengaktifkan stopwatch, mengamati jumlah gelembung yang muncul dan
kecepatannya. Waktu pengamatannya 3x5 menit.
f. Mencatat seluruh hasil pengamatan di table dan di buat analisis.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
No Variabel Kontrol
Jumlah gelembung yang muncul dan kecepatannya pada 3menit
ke…
1 2 3 4 5
∑ V ∑ v ∑ v ∑ v ∑ v
1Cahaya langsung 183
(o)+
217
(o)+
195
(O)+
112
(O)++
103
(OO)
++
+
2Cahaya dengan
gelombang merah
10(o)
1(O)++
3(o)
2(O)+
4(o)
2(O)+
8(o)
3(O)++
13(o)
2(O)++
Keterangan :
∑ : Jumlah gelembung yang muncul
v : Laju munculnya gelembung
+ : Kecepatan lambat
++ : Kecepatan sedang
++ : Kecepatan tinggi
(o) : Ukuran gelembung kecil
(O) : Ukuran gelembung besar
4.2 Pembahasan
Dari data yang kami peroleh, dapat diketahui bahwa cahaya memiliki peranan yang besar
terhadap proses fotosintesis. Tanpa cahaya kemungkinan kecil proses fotosintesis akan
berlangsung.
Figure 6 tomatosphere.org
Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap proses fotosintesis. Diketahui bahwa
semakin lama rakitan disinari cahaya, maka gelembung yang muncul akan semakin besar dan
kelajuannya meningkat.
Begitu pula dengan rakitan yang dilapisi mika berwarna merah. Pemberian mika ini
bertujuan agar cahaya yang diserap oleh daun akan berwarna merah. Menurut teori, cahaya
merah akan lebih mudah diserap oleh tanaman karena memiliki spectrum 620-750 nm. Sesuai
dengan tanaman yang akan optimal menyerap cahaya dengan spectrum 700nm. Berbeda
dengan cahaya lain seperti cahaya hijau yang memiliki spectrum 495-570 nm ataupun cahaya
kuning yang memiliki spectrum 570-590 nm.
Namun dari hasil percobaan yang kami dapatkan, rakitan yang disinari cahaya merah
seharusnya memiliki jumlah gelembung yang lebih banyak dan kelajuan yang tinggi. Kami
berpendapat hal itu dapat terjadi karena kurang telitinya percobaan yang kami lakukan,
kurang cermat menghitung, kondisi Hydrilla yang kurang baik atau warna mika merah yang
kurang sesuai dengan yang diinginkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, menganalisis data, dan membandingkan dengan hasil dari
kelompok lain, kami membuat kesimpulan bahwa intensitas cahaya sangat penting dan warna
cahaya tampak berpengaruh terhadap fotosintesis. Dengan rincian:
a. Intensitas cahaya
Seperti pada bagian pembahasan dan hipotesis, ternyata cahaya adalah faktor yang tidak
dapat dipisahkan dari proses fotsintesis, intensitas cahaya optimal, maka fotosintesis
optimal.
b. Warna cahaya tampak
Selain intensitas cahaya, warna cahaya tampak juga berpengaruh. Dapat diketahui bahwa
cahaya merah dapat diserap secara optimal oleh tumbuhan sehingga proses fotosintesis
menjadi optimal.
5.2 Saran
Saran atas praktikum yang telah kami lakukan adalah usahakan untuk mencari mika yang
warnanya sesuai dengan spektrumnya. Juga lebih teliti menghitung gelembung yang
muncul sehingga data yang diperoleh menjadi semakin akurat.
DAFTAR PUSTAKA
http://rifqisalafuddin.wordpress.com/2012/03/01/morfologi-tumbuhan-akar-batang-daun/
http://www.bimbie.com/memahami-dan-mengamati-morfologi-tumbuhan.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Morfologi_tumbuhan
http://andi-personalblog.blogspot.com/2013/03/anatomi-batang.html
http://linda-haffandi.blogspot.com/2010/12/anatomi-akar.html
http://biologimediacentre.com/fotosintesis-anabolisme/
http://www.edupaint.com/warna/ragam-warna/1639-intip-yuk-panjang-gelombang-dari-
masing-masing-warna.html
http://shinta2212.wordpress.com/2012/11/18/pengaruh-intensitas-cahaya-terhadap-
lajufotosintesis-hydrilla/
http://mimetakamine.blogspot.com/2012/11/pengaruh-panjang-gelombang-pada.html
http://www.tomatosphere.org/teacher-resources/teachers-guide/images/photosynthesis-
equation.jpg