28
LAPORAN PRATIKUM REKAYASA PROSES PRODUKSI HASIL TANAMAN Oleh : Weny klanita 2011340027 FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

Laporan hasil Tanaman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

untuk mengetahui bahwa hasil perkebunan tidak harus lansung di jual , tetapi dapat diolah terlebih dahulu sebelum di produksi/ dijual lagi hingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta nilai ekonomis yang tinggi....

Citation preview

Page 1: Laporan hasil Tanaman

LAPORAN PRATIKUM

REKAYASA PROSES PRODUKSI HASIL TANAMAN

Oleh :

Weny klanita

2011340027

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2014

Page 2: Laporan hasil Tanaman

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telah kita ketahui bahwa banyak penduduk indonesia yang mengkonsumsi serta

menggunakan hasil perkebunan sebagai pemenuhan perekonomian kehidupan sehari-hari.

Namun tidak banyak masyarakat indonesia menggolah hasil tanaman itu sendiri, alasan

utama dikarenakan kurangnya pengetahuan untuk menggolah hasil perkebunan mereka

dengan baik yang sebagaimana mestinya. Kurangnya ilmu pengetahuan inilah yang membuat

masyarakat indonesia khususnya di desa-desa yang masih kurang akan alat-alat teknologi

dalam arti alat modern yang dapat membantu proses penggolahan serta pemberi informasi

bagi para petani bagaimana cara penangganan bahan pangan hasil perkebunan mereka.

Banyak diantaranya hasil dari perkebunan mereka tidak langsung di olah tetapi di lakukan

transaksi jual beli di pasar untuk memperoleh keuntungan akan hasil dari perkebunan mereka.

Kini seiring berkembangnya zaman, sebagian masyarakat di indonesia telah dapat

menggolah hasil perkebunan mereka untuk mensejahterakan kehidupan mereka serta

memberikan nilai ekonomis yang tinggi.

Saat ini telah banyak masyarakat yang berfikir atau berminat untuk meggolah hasil

perkebunan menjadi produk ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini telah dibuktikan

banyaknnya industri serta ibu-ibu rumah tangga yang mengolah hasil perkebunan untuk

pemenuhan ekonomis serta nilai tambah dari hasil produk.

Berdasarkan pemahaman diatas maka dalam pratikum kali ini peneliti diharapkan

mampu atau bisa melakukan transfer ilmu serta pengetahuan tentang ilmu dan teknologi

perkembangan hasil tanaman diterapkan kepada masyarakat melalui pratikum yang telah

terlaksana.

1.2 Tujuan Pratikum

1) Untuk menerapkan ilmu dan teknologi perkembangan hasil tanaman

2) Untuk memahami bagaimana proses pengolahan biji kopi dan kelapa menjadi

minyak

3) Dapat meningkat nilai ekonomis yang tinggi serta mensejahterakan kehidupan

masyarakat

4) Memberi informasi kepada masyarakat agar hasil perkebunan tidak harus dijual

terlebih dahulu tetapi dapat di olah menjadi produk baru yang bermanfaat.

Page 3: Laporan hasil Tanaman

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kopi

Kopi adalah minuman yang telah menggalami proses pengolahan dan ekstraksi dari

biji tanaman kopi. Kopi pertama kali ditemukan di bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar

3000 tahun yang lalu. Kemudian kopi berkembang hingga saat ini menjadi salah satu

minuman yang banyak digemari oleh semua kalangan masyarakat.

Kopi terkenal di indonesia pada tahun 1696, di bawa oleh VOC. Kopi di indonesia

telah di produksi di pulau jawa yang awalnya hanya bersifat coba-coba, tetapi pada akhirnya

hasil dari kopi ini sangat memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup menguntungkan

sebagai komoditi perdangan maka VOC menyebarkannya ke berbagai daerah agar para

penduduk menanamnya (Najiyanti dan Danarti,2004).

2.2 Jenis-Jenis Kopi

Di indonesia telah banyak kopi yang beredar, namun untuk secara umum kopi yang

paling terkenal terdiri dari dua jenis kopi yaitu, Arabika dan Robusta. Berikut ini adalah

jenis-jenis kopi menurut Aak (1980), terdapat tiga jenis kopi yang telah dibudidayakan,

yakni:

1) Kopi Arabika

Kopi arabika ini merupakan kopi yang telah banyak di kembangkan khususnya di

indonesia. Kopi ini umumnya tumbuh di negara-negara beriklim tropis dan subtropis.

Sedanngkan untuk di indonesia sendiri kopi jenis ini dapat tumbuh dan berproduksi pada

ketinggian 1000-1750 dari permukaan laut. Kopi jenis ini memiliki aroma yang serta rasa

yang kuat sehingga tidak heran jika kopi jenis ini banyak diminati di berbagai kalangan

masyarakat.

2) Kopi Liberika

Kopi jenis ini berasal dari daratan rendah Monrovia daerah Liberika. Kopi liberika

ini dapat dapat tumbuh dengan subur di daerah yang tingkat kelembapannya yang tinggi

dan panas. Kopi ini meiliki kualitas yang kurang baik bila dibandingkan dengan kopi

arabika bila dilihat dari segi buah dan tingkat rendemennya yang rendah.

Page 4: Laporan hasil Tanaman

3) Kopi Robusta

Kopi robusta ini berasal dari Afrika pantai barat sampai Uganda. Kopi robusta dapat

tumbuh pada dengan ketinggian 800m dari permukaan laut. Kopi ini memiliki

keunggulan dari segi produksi yang lebih tinggi bila dibandingkan jenis kopi Arabika

dan Liberika.

2.3 Proses Pengolahan Biji kopi

2.3.1 Pengolahan dengan proses basah

Jenis kopi yang paling sering menggunakan proses pengolahan ini ialah kopi

arabika. Berikut ini tahapan-tahapan pengolahan biji kopi dengan proses basah :

a. Sortasi buah

Proses ini dilakukan setelah biji kopi selesai dipanen, proses sortasi dilakukan

untuk buah dari kotoran, buah berpenyakit dan buah cacat. Dan pisah juga buah

yang berwarna merah dengan buah yang kuning atau hijau. Tujuan dilakukannya

sorrtasi ini untuk membadakan biji kopi yang berkualitas.

b. Pengupasan kulit buah

Terdapat dua jenis pengupasan yaitu pengupasan dengan secara manual dan

pengupasan dengan mesin. Selama proses pengupasan berlangsung alirkan air ke

dalam mesin pengupas. Pengaliran air ini berfungsi untuk melunakkan jaringan

kulit buah agar mudah terlepas dari bijinya. Namun hasil pada proses ini masih

memiliki tanduk ( biji kopi HS).

c. Fermentasi biji kopi HS

Dalam proses ini terdapat dua cara yaitu dengamn merendam biji kopi kedalam air

bersih dan menumpukkan biji kopi ke dalam bak semen atau kayu, kemudian pada

bagian atasnya di tutup dengan karung goni basah. Lamanya proses ini sekitar 12-

36 jam. Proses fermentasi dapat dikatakan selesai apabila lapisan lendir

menyelimuti biji kopi sudah hilang.

d. Pengeringan biji kopi HS

Proses pengeringan ini dapat menggunakan mesin pengering atau dijemur dengan

mengunakan sinar matahari. Selama proses pengeringan ini berlangsung biji kopi

harus sering dibolak-balik supaya pengeringannya merata. Namun langkah ini

biasanya biji kopi keringnya lama mengingat sebelumnya  biji kopi sudah

direndam dan difermentasi dalam air. Biji kopi dengan pengeringan hingga kadar

air idealnya sekitar 12 %.

Page 5: Laporan hasil Tanaman

e. Pengupasan biji tanduk

Setelah pengeringan mencapai 12%, kulit tanduk yang menyelimuti biji kopi di

kupas. Pengupasan dapat dilakukan dengan cara ditumbuk atau dengan mesin

pengupas agar dapat menggurangi kerusakan biji kopi. Hasil dari pada proses ini

disebut dengan beras kopi (green bean).

f. Sortasi akhir biji kopi

Sortasi akhir ini dilakukan bertujuan untuk untuk memisahkan kotoran dan biji

pecah. Selanjutnya biji kopi dikemas untuk siap dapat didistribusikan.

2.3.2 Pengolahan Dengan Proses Kering

Pada proses ini lebih sering digunakan pada jenis kopi robusta, karena biji kopi

robusta ini tidak semahal kopi arabika maka peralatan yang digunakan untuk proses

pengolahan inipun lebih sederhana dan bebean kerjapun sedikit, sehingga dapat

menghemat biaya produksi. Berikut tahapan pengolahan dengan proses kering :

a. Sortasi buah kopi

Proses ini tidak beda jauh dari proses basah, sortasi dilakukan setelah panen. Maka

segera proses sortasi dilakukan untuk pemisahan buah superior dengan buah

inferior sebagai penanda kualitas buah.

b. Pengeringan buah kopi

Buah kopi yang telah di sortasi akan langsung dijemur, penjemuran dilakukan

dengan merata. Ketebalan kopi yang dijemur kira-kira tidak lebih dari 4 cm.

Lakukan pembalikan minimal 2 kali dalam satu hari, Proses penjemuran

memerlukan waktu sekitar 2 minggu dan akan menghasilkan buah kopi kering

dengan kadar air 15%. Bila kadar air masih tinggi lakukan penjemuran ulang

hingga mencapai kadar air yang hendak dicapai.

e. Pengupasan kulit buah dan kulit tanduk

Biji kopi yang telah dikeringkan dikupas, pengupasan dapat dilakukan dengan cara

menggunakan mesin atau ditumbuk.

c. Sortasi dan pengeringan biji kopi

Tujuan sortasi ini untuk memisahkan biji kopi yang masih tersisa kulit buah, kulit

tanduk, biji kopi pecah dan kotoran lainnya. Biji kopi yang stabil kadar air nya

sekitar 12 %, apabila kadar air biji kopi belum mencapai target maka dapat

dilakukan pengeringan lanjutan. Apabila biji kopi telah mencapai kadar air yangh

diinginkan maka biji kopi tersebut dapat langsung dikemas dan disimpan.

Page 6: Laporan hasil Tanaman

2.4 Pengemasan Dan Penyimpanan

Pengemasan biji kopi dilakukan dengan menggunakan karung yang bersih dan

terhindar dari bau-bauan. Agar biji kopi dapat bertahan dengan jangka waktu yang cukup

lama, biji kopi yang telah dikemas kemudian disimpan diatas palet kayu setebal 10 cm dan

beri jarak antara karung dengan dinding gudang. Kelembaban gudang tetap harus dikontrol

pada kisaran kelembaban (RH) 70%. Penggudangan bertujuan untuk menyimpan biji kopi

sebelum didistribusikan kepada pembeli.

2.5 Manfaat Kopi

Kopi memiliki manfaat bagi kesehatan kita, berikut manfaat dari kopi :

1. Memacu Otak Berpikir Positif

2. Mencegah Timbulnya Penyakit Jantung atau Stroke

3. Menghambat Penurunan Fungsi Kognitif

4. Mencegah Penyakit Kanker & Diabetes

5. Mencegah Resiko Kanker Mulut dan Melindungi Gigi

6. Kopi Sebagai Pembangkit Stamina dan Energi Ekstra

7. Mengurangi Rasa Sakit Kepala

8. Mengatasi Perubahan Suasana Hati & Depresi

9. Untuk Kecantikan

2.6 Buah Kelapa

Buah kelapa merupakan tanaman yang di budidayakan oleh bidang industri

pertanian. Daging kelapa daging buah kelapa ini merupakan lapisan tebal yang berwarna

putih. Selama perkembangannya, buah lelapa secara kontinyu telah mengalami kenaikan

berat, dengan berat maksimum dapat tercapai pada bulan ketujuh. Pada saat inilah jumlah air

kelapa mencapai maksimal.

Buah kelapa tua terdiri dari empat komponen utama, yaitu: 35 persen sabut, 12

persen tempurung, 28 persen daging buah, dan 25 persen air kelapa. Daging buah tua

merupakan bahan sumber minyak nabati dengan kandungan minyak 30 persen.

Perbedaan mendasar antara daging buah kelapa muda dan tua adalah kandungan

minyaknya. Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa dikatakan

tua jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan santan dalam jumlah

terbanyak. Sebaliknya, bila buah kelapa terlalu tua kadar airnya akan semakin berkurang.

Pada kondisi tersebut, hasil santan yang diperoleh menjadi sedikit.

Komposisi kimia daging buah kelapa ditentukan oleh umur buah.

Page 7: Laporan hasil Tanaman

Pada tabel 1 dapat dilihat komposisi kimia buah kelapa pada berbagai tingkat kematangan.

Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Pada Berbagai Tingkat Kematangan

Analisa

( dalam 100 gr )

Buah Muda Buah Setengah Tua Buah Tua

Kalori 68 kal 180 kal 359 kal

Protein 1 gr 4 gr 3,4 gr

Lemak 0,9 gr 13,0 gr 34,7 gr

Karbohidrat 14 gr 10 gr 14 gr

Kalsium 17 mg 10 mg 21 mg

Fosfor 30 mg 8 mg 21 mg

Besi 1 mg 1,3 mg 2 mg

Aktivitas vit. A 0,01 IU 10,0 IU 0,01 IU

Thiamin 0,0 mg 0,5 ng 0,1 mg

Asam Askorbat 4,0 mg 4,0 mg 2,0 mg

Air 83,3 gr 70 gr 46,9 gr

Bagian yang dapat dimakan

53,0 gr 53,0 gr 53,0 gr

Sumber : Thieme, J. G. (1968) dikutip dari, 1986

2.7 Minyak Kelapa

Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak yang tergolong dalam minyak asam

laurat. Hal ini dikarenakan kandungan asam lauratnya paling besar bila dibandingkan dengan

asam lemak lainnya.dilihat dari tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan Iod kata

lain iodin value maka minyak kelapa ini dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying

oils, karena bilangan Iod minyak ini berkisar antara 7,5 -10,5. Adapun komposisi asam lemak

minyak kelapa dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa

Asam Lemak Rumus Kimia Jumlah (%)

Asam Lemak Jenuh :

Asam Kaproat C5H11COOH 0,0 – 0,8

Asam Kaprilat C7H17COOH 5,5 – 9,5

Asam Kaprat C9H19COOH 4,5 – 9,5

Asam Laurat C11H23COOH 44,0 – 52,0

Page 8: Laporan hasil Tanaman

Asam Miristat C13H27COOH 13,0 – 19,0

Asam Palmitat C15H31COOH 7,5 – 10,5

Asam Stearat C17H35COOH 1,0 – 3,0

Asam Arachidat C19H39COOH 0,0 – 0,4

Asam Lemak Tidak Jenuh :

Asam Palmitoleat C15H29COOH 0,0 – 1,3

Asam Oleat C17H33COOH 5,0 – 8,0

Asam Linoleat C17H31COOH 1,5 – 2,5

Sumber: Thieme, J. G. (1968) dikutip dari Ketaren, 1986.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa asam lemak jenuh minyak kelapa kurang dari 90

persen. Minyak kelapa mengandung 84 persen trigliserida dengan tiga molekul asam lemak

jenuh, 12 persen trigliserida dengan dua asam lemak jenuh dan 4 persen trigliserida dengan

satu asam lemak jenuh.

2.8 Manfaat Minyak Kelapa

Berikut adalah beberapa manfaat dari minyak kelapa untuk kesehatan maupun

kecantikan (Sumber : VCO Minyak Penakluk Aneka Penyakit oleh Andi Nur Alam Syah,

Penerbit Agro Media Pustaka – Depok) :

1. Minyak kelapa membantu mencegah penyumbatan pembuluh darah, mengurangi

resiko penyakit degeneratif (jantung, stroke, dll) dan kanker

2. Dalam tubuh minyak kelapa mampu berfungsi sebagai anti mikroba, anti bakteri

dan anti virus, sehingga dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam

menanggulangi berbagai macam penyakit.

3. Minyak kelapa membantu mengatasi kegemukan (obesitas).

4. Mempermudah pencernaan dan penyerapan bahan gizi.

5. Membantu penyembuhan osteoporosis.

6. Bermanfaat untuk menjaga kesehatan lever (hati).

7. Bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit, rambut dan membantu mencegah

proses penuaan dini.

Page 9: Laporan hasil Tanaman

2.9 Standar Mutu Minyak Kelapa

Menurut SNI 3741-1995 minyak yang dihasilkan dari proses manapun yang

digunakan selayaknya aman dikonsumsi. Secara Nasional terdapat standar mutu untuk

minyak goreng seperti pada table berikut :

Dengan adanya standarisasi mutu produk tersebut maka hasil produk kelapa tersebut

dapat dikatakan aman untuk dikonsumsi serta baik bagi kesehatan. Adanya SNI, mutu akan

minyak kelapa ini dapat terkendalikan dari orang-orang atau masyarakat yang nakal

mengoploskan minyak dengan minyak bahan baku bukan dari buah kelapa.

Page 10: Laporan hasil Tanaman

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2014 sampai selasai di Laboratorium

Rekayasa Proses dan Sistem Produksi. Bertempat di Universitas Tribhuwana Tunggadewi,

Kel. Tlogomas, Kec. Lowokwaru, Kab. Malang.

3.2 Alat Dan Bahan

3.2.1 Alat Dan Bahan Pengolahan Biji Kopi Menjadi Kopi Bubuk

Alat-alat yang digunakan adalah wajan, timbangan duduk, stopwatch, penapis,

gelas, sendok, plastik bening, plastik alumunium foil, kamera digital, lesung atau

penumbuk dan blender.

Bahan-bahan yang digunakan adalah biji kopi yang telah disortir, dikupas,

difermentasi, dicuci dan dikeringkan yang berasal dari kota Batu.

3.2.2 Alat Dan Bahan Pengolahan Buah Kelapa Menjadi Minyak Kelapa

Alat yang digunakan pada praktikum adalah timbangan, penapis, pisau, botol kaca,

tabung ukur, alat pemarut, wadah pemisah skim, kompor atau tungku, saringan, corong

kaca, pengaduk kaca dan kertas saring.

Bahan- bahan yang digunakan adalah buah kelapa yang masih segar dan telah

dikupas dari kulitnya.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pratikum ini adalah metode Eksperimen dan metode

Deskriptif.

Page 11: Laporan hasil Tanaman

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengolahan Biji Kopi Menjadi Bubuk Kopi

Proses pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi terdiri dari beberapa tahapan proses

yaitu sebagai berikut:

4.1.1 Alat Dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah wajan, timbangan duduk, stopwatch, penapis,

gelas, sendok, plastik bening, plastik alumunium foil, kamera digital, lesung atau

penumbuk dan blender.

Bahan-bahan yang digunakan adalah biji kopi yang telah disortir 1000 gram.

4.1.2 Cara Pembuatan

1. Biji kopi yang telah kering dan telah selesai di sortasi, kemudian biji kopi di

sangrai. Penyangraian dilakukan sampai kopi mengalami perubahan warna menjadi

hitam kecoklatan terlihat seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Biji kopi sangrai

Page 12: Laporan hasil Tanaman

2. Kopi yang telah mengalami perubahan warna dan kadar airnya menurun, biji kopi

kemudian dinginkan untuk dapat melanjutkan ke proses selanjutnya.

3. Biji kopi yang telah dingin kemudian digiling dengan menggunakan blender atau

di tumbuk dengan m,enggunakan penumbuk hingga halus.

4. Biji kopi yang telah selesai di giling atau di tumbuk akan disaring agar dapat

menghasilkan kopi yang benar-benar halus dan terpisah dari benda asing.

5. Biji kopi yang selesai disaring setelah itu hasil kopi bubuk yang halus dikemas

dan siap untuk di konsumsi atau didistribusikan.

4.1.3 Rendemen

Berat awal biji kopi = 1000 gram

Berat bubuk kopi = 750 gram

Rendemen =Berat awal biji kopi 1000 gram

Berat bubuk kopi ( berat akhir ) 750 gram× 100 % = 133,33 %

Dilihat dari hasil rendemennya turunnya berat biji kopi yang telah menjadi bubuk

kopi ini terjadi karenda kadar air dalam kopi menurun. Menurunnya kadar air dalam biji

kopi terjadi pada saat dilakukannya proses pengeringan dan penyangraian. Pada proses

penyangraian terjadi kehilangan berat kering terutama gas dan produk pirolisis volatil

lainnya. Menurut Ukers dan Prescott dalam Ciptadi dan Nasution (1985), perubahan sifat

fisik dan kimia terjadi selama proses penyangraian, seperti swelling, penguapan air,

tebentuknya senyawa volatile, karamelisasi karbohidrat, pengurangan serat kasar,

denaturasi protein, terbentuknya gas sebagai hasil oksidasi dan terbentuknya aroma pada

kopi.

Adapun jadi dari pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi yaitu :

Warna : coklat

Aroma : wangi

Rasa : Pahit

Tekstur : halus

Page 13: Laporan hasil Tanaman

4.2 Proses Pengolahan Buah Kelapa Menjadi Minyak Kelapa

Dalam pratikum ini pengolahan buah kelapa menjadi minyak ini masih

menggunakan cara tradisional tanpa menggunakan mesin. Berikut ini adalah tahapan-tahapan

proses pengolahan buah kelapa menjadi minyak kelapa :

4.2.1 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum adalah timbangan, penapis, pisau, botol kaca,

tabung ukur, alat pemarut, wadah pemisah skim, kompor atau tungku, saringan, corong

kaca, pengaduk kaca dan kertas saring.

Bahan- bahan yang digunakan adalah 3 buah kelapa segar yang telah menjadi santan

3300 ml.

4.2.2 Cara Pembuatan

1. Sortasi dan persiapan bahan baku yang akan diekstrak santan pada proses pertama

sehingga didapatkan kadar santan yang pekat untuk mendapatkan kualitas minyak

yang terbaik.

2. Pemarutan dilakukan agar buah kelapa yang masih utuh dapat dipeceh-belah

menjadi butiran yang agak kasar tujuannya dapat dilalui dengan air agar dapat

mudah dipres.

3. Pengepresan santan tujuannya adalah mengeluarkan skim yang ada pada buah

kelapa sehingga kadar skim tersebut dapat diproses ke tahapan selanjutnya.

4. Pemanasan proses selanjutnya dengan mengunakan api dari kompor yang

digunakan, pada proses ini menggunakan suhu dan waktu yang tepat agar kadar

minyak kelapa yang didapatkan benar-benar mendapatkan kualitas terbaik.

5. Pendinginan pada suhu ruang diatas 27 0 C sampai 30 0C tujuan untuk

menghindari oksidasi yang terjadi pada saat pendinginan.

6. Minyak yang dihasilkan kemudian di saring menggunakan kertas saring terlihat

pada gambar 3, agar kotoran dalam minyak terpisah dari minyak dan minyak yang

dihasilkan minyak murni.

7. Pengemasan yang digunakan adalah jenis botol kaca atau tabung ukur tujuannya

adalah dapat menunjukan kualitas minyak secara transparan dan dapat

menghindari oksidasi pada pengemasan.

Page 14: Laporan hasil Tanaman

Gambar 2. Penyaringan minyak kelapa

4.2. Data Pengamatan Hasil Proses Buah Kelapa Menjadi Minyak Kelapa

Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pratikum berlangsung, pada saat proses

pemanasan berlangsung terjadi suatu rantai pemecahan dimana protein mulai terdenaturasi

pada suhu ruang sehingga santan dapat dipisahkan menjadi fase terdispersi, pendispersi dan

emulsifier ( Dewi dkk, 2007).

Tabel 3. Data Pengamatan Hasil Praktikum

No. Pengamatan Satuan1 Kelapa parut 1450 gram2 Ampas 1250 gram3 Santan 3300 ml4 Minyak kelapa 185 ml

Dari hasil data tersebut proses pembentukan alami minyak akan terpisah dengan

jumlah minyak dalam jumlah maksimum sehingga air yang terkandung dalam minyak akan

rendah.

Page 15: Laporan hasil Tanaman

Adapun hasil jadi dari proses pengolahan buah kelapa menjadi minyak kelapa ialah

sebagai berikut :

Warna = kuning emas

Aroma = harum dan tidak menyengat

Rasa = lembut

Tekstur = cair licin

Warna, rasa dan aroma merupakan salah satu sensorik yang digunakan untuk dapat

ditemukan parameter pengamatan yang menonjolkan kualitas mutu dari produk yang

dihasilkan.

Gambar 3. Minyak kelapa murni

Page 16: Laporan hasil Tanaman

BAB V

KESIMPULAN

1. Kopi merupakan minuman yang telah menggalami proses pengolahan dan ekstraksi

dari biji tanaman kopi.

2. Kopi memiliki manfaat yang baik baik kesehatan salah satunnya untuk mencegah

penyakit kanker dan Diabetes.

3. Proses pengolahan kopi menjadi bubuk ini dapat di terapkan oleh masyarakat tanpa

harus dengan biaya yang mahal.

4. Buah kelapa merupakan tanaman yang di budidayakan oleh bidang industri

pertanian.

5. Buah kelapa memiki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh salah satunya ialah

untuk membantu mencegah penyumbatan pembuluh darah, mengurangi resiko

penyakit degeneratif (jantung, stroke, dll) dan kanker dan masih banyak lagi

manfaat lainnya.

6. Proses pengolahan buah kelapa menjadi minyak ini dapat di terapkan oleh

masyarakat dengan cara tradisional tanpa harus dengan biaya yang mahal.

7. Untuk meningkatkan nilai jual hasil perkebunan masyarakat, tidak perlu harus

menjual hasil perkebunan secara langsung, namun dapat di olah terlebih dahulu

sehingga nilai jualnya meningkat.

Page 17: Laporan hasil Tanaman

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2012b. Pengolahan Kopi Cara Kering http:// www.starfarmagris.co.cc.html. Akses

Tanggal 20 Oktober 2012. Makassar

Anonim,2012c. Standar Nasional Indonesia bubuk kopi.

http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Info_Eksportir/Profil_komoditi/StandartMutu/

mutu_kopi.htm Akses Tanggal 20 Oktober 2012. Makassar

Aak.1980. Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Ciptadi, W. dan Nasution, M.Z. 1985. Pengolahan Kopi. Fakultas Teknologi Institut

Pertanian Bogor.

Dewi.F,Arta.S. dan Fachry.H.A.R.2007.Pengaruh Pemanasan dan Keasaman Emulsi Pada

Pembuatan Minyak Kelapa.Jurnal.Fakultas Teknik. Universitas Sriwijaya. No. 1.Vol.

11, Januari 2007.

Estiasih, Teti dan Kgs Ahmadi, 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Bumi Aksara. Malang.

Siswanto, Widiyastuti, Y. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial, Edisi

Revisi. Penebar Swadaya. Depok

Suhardiyono, L, 1993, Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya, Kanisius,

Yogyakarta.

Wijayanti, D.D., dan Sugiyarti, L., 2008, Pembuatan Minyak Kelapa Murni ( Virgin Coconut

Oil ) Menggunakan Ekstrak Belimbing Wuluh Sebagai Sumber Asam, Tugas Akhir

Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Info_Eksportir/Profil_komoditi/StandartMutu/

mutu_kopi.html. Akses Tanggal 20 Oktober 2012. Makassar

http://www.situshijau.co.id, 2008, Kelapa Muda Pulihkan Stamina/wikipedia.com/ 2009

html.

http://spesialmedia.com/ Komunitas Penikmat Teh dan Kopi.html

http://www.facebook.com/pengolahan kopi.html

http://wordpress.com/Minyak Kelapa dan Kandungan Lemak Jenuhnya Baik atau Buruk

untuk Kesehatan Sirup BREGAS.2014 html.

Page 18: Laporan hasil Tanaman

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1. Kopi bubuk

Gambar 2. Kopi bubuk yang telah dikemas

Page 19: Laporan hasil Tanaman

Gambar 3. Proses Pemanasan santan

Gambar 4. Proses Pembentukan Minyak

Gambar 5. Minyak yang telah jadi sebelum di saring