Laporan HT

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/24/2018 Laporan HT

    1/20

    1 | P a g e

    I. TUJUAN

    Mahasiswa mampu menguasai konsep dasar dan asuhan keperawatan pasien

    dengan gangguan pada sistem kardiovaskular.

    II. TRIGGER

    Ny. Margaret, usia 45 tahun, janda dengan 5 anak. Klien berdagang kue untuk

    membesarkan anak, sehingga klien tidak punya waktu beristirahat dan

    mengontrol makanannya. Klien tiba-tiba mengeluh kepala pusing dan mual

    ketika ada 3 anaknya perlu biaya banyak untuk sekolah. Klien belum pernah

    mengalami kejadian ini sebelumnya. Data pemeriksaan fisik oleh perawat TB:

    160 cm, BB: 102 kg, nadi 100 reguler, RR: 16x/menit, tekanan darah (duduk):170/110 mmHg, suhu 370 C, tangan dan kaki teraba dingin dan kering, CRT 3

    detik di tangan. Total serum kolesterol 245 mg/dL. Klien diberikan Captopril 25

    mg 2 kali sehari. Besok pagi perawat berencana untuk memberikan

    penyuluhan diet DASH pada klien.

    III. BATASAN TOPIK

    1. Definisi

    2. Etiologi

    3. Faktor resiko

    4. Patofisiologi

    5. Manifestasi klinis

    6. Pemeriksaan diagnostik

    7. Penatalaksanaan

    8. Asuhan keperawatan

  • 5/24/2018 Laporan HT

    2/20

    2 | P a g e

    IV. PEMBAHASAN

    1. Definisi

    Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang

    adalah lebih dari 140 mmHg (tekanan sistolik) dan/atau lebih dari 90 mmHg

    (tekanan diastolik) ( Joint National Committe on Prevention Detection,

    Evaluation, and Treatment of High PressureVII,2003).

    Hipertensi sering digolongkan menjadi ringan, sedang, ataupun berat

    berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan, apabila tekanan darah

    diastolnya 95-104 mmHg, hipertensi sedang apabila tekanan darah

    diastolnya 105-114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekananya lebih dari115 mmHg. Hipertensi dengan penibgkatan systole tanpa disertai

    peningkatan diastole lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi dengan

    peningkatan tekanan diastole tanpa disertai peningkatan tekanan systole

    lebih sering terdapat pada dewasa muda.

    Hipertensi sering disebut dengan silent killer, karena gangguan ini

    pada tahap awal asimptomatis, tetapi dapat mengakibatkan kerusakan

    organ-organ vital. (arif Muttaqin, 2008)

    Setiap peningkatan tekanan darah sebesar 10 mmHg, dapat meningkatkan

    resiko penyakit jantung sebesar 30 %.

    Klasifikasi hipertensi menurut JNC-VII 2003

    Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

    Normal 120 80

    Prehipertensi 120-139 80-90

    Hipertensi derajat 1 140-150 90-99

    Hipertensi derajat 2 160 100

  • 5/24/2018 Laporan HT

    3/20

    3 | P a g e

    2. Etiologi

    Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang

    beragam. Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui

    (essensial atau hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat

    disembuhkan tetapi dapat di kontrol. Kelompok lain dari populasi dengan

    persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai

    hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder; endogen

    maupun eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi,

    hipertensi pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara potensial

    (Dosch, 2001 dalam DEPKES, 2006).

    Hipertensi primer atau yang disebut juga hipertensi esensial atauidiopatik adalah hipertensi yang tidak diketahui etiologinya/penyebabnya

    (Shankie, 2001). Paling sedikit 90% dari semua penyakit hipertensi

    dinamakan hipertensi primer (Saseen dan Carter, 2005).

    Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi sebagai akibat

    suatu penyakit, kondisi dan kebiasaan. Karena itu umumnya hipertensi ini

    sudah diketahui penyebabnya (Shankie, 2001). Terdapat 10% orang

    menderita apa yang dinamakan hipertensi sekunder (Saseen dan Carter,

    2005).

    3. Faktor resiko

    a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol

    Umur

    Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya

    umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga

    prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjujt cukup tinggi, yaitu

    sekitar 40%, dengan kematian sekitar di atas 65 tahun. Pada usia

    lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan

    tekanan darah sistolik. Sedangkan menurut WHO memakai tekanan

    diastolik sebagai bagian tekanan yang lebih tepat dipakai dalam

  • 5/24/2018 Laporan HT

    4/20

    4 | P a g e

    menentukan ada tidaknya hipertensi. Tingginya hipertensi sejalan

    dengan bertambahnya umur, disebabkan oleh perubahan struktur

    pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit

    dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibat

    adalah meningkatnya tekanan darah sistolik. Penelitian yang

    dilakukan di 6 kota besar seperti Jakarta, Padang, Bandung,

    Yogyakarta, Denpasar, dan Makasar terhadap usia lanjut (55-85

    tahun), didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 52,5% (Kamso,

    2000).

    Jenis Kelamin

    Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, di mana prialebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita,

    dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik.

    Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat

    meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita Namun,

    setelah memasuki menopause, prevalensi hipertensi pada wanita

    meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada

    wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang diakibatkan oleh

    faktor hormonal. Penelitian di Indonesia prevalensi yang lebih tinggi

    terdapat pada wanita.

    Keturunan (genetik)

    Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan)

    juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi

    primer (esensial). Tentunya faktor genetik ini juga dipengaruhi faktor-

    faktor lingkungan lain, yang kemudian menyebabkan seorang

    menderita hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan

    metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel. Menurut

    Davidson bila kedua orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar

    45% akan turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya

  • 5/24/2018 Laporan HT

    5/20

    5 | P a g e

    yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-

    anaknya.

    b. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol

    Kegemukan (obesitas)

    Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak yang

    dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) yaitu

    perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat

    dalam meter (Kaplan dan Stamler, 1991). Kaitan erat antara

    kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan

    oleh beberapa studi. Berat badandan indeks masa tubuh (IMT)

    berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darahsistolik. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi

    prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif

    untuk menderita hipertensi pada orangorang gemuk 5 kali lebih tinggi

    dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Sedangkan,

    pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20 -33% memiliki berat

    badan lebih (overweight).

    Psikososial dan Stress

    Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa

    marah,dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang

    kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu

    jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan

    darah akan meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan

    berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan

    organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa

    hipertensi atau penyakit maag. Diperkirakan, prevalensi atau

    kejadian hipertensi pada orang kulit hitam di Amerika Serikat lebih

    tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih disebabkan stress atau

    rasa tidak puas orang kulit hitam pada nasib mereka. Stress adalah

    suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi antara individu

  • 5/24/2018 Laporan HT

    6/20

    6 | P a g e

    dengan lingkungannya yang mendorong seseorang untuk

    mempersepsikan adanya perbedaan antara tuntutan situasi dan

    sumber daya (biologis, psikologis, dan sosial) yang ada pada diri

    seseorang (Damayanti, 2003). Peningkatan darah akan lebih besar

    pada individu yang mempunyai kecenderungan stress emosional

    yang tinggi (Pinzon, 1999).

    Merokok

    Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang

    dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat

    merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri,dan mengakibatkan

    proses artereosklerosis, dan tekanan darah tinggi. Pada studiautopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan

    adanya artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokokjuga

    meningkatkan denyutjantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai

    ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi

    semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pernbuluh darah arteri.

    Konsumsi Alkohol Berlebih

    Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah telah dibuktikan.

    Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum

    jelas. Namun, diduga peningkatan kadar kortisol, dan peningkatan

    volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam

    menaikan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan hubungan

    langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol, dan diantaranya

    melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak

    apabila mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar

    setiap harinya.

    Di negara barat seperti Amerika, konsumsi alkohol yang

    berlebihanberpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Sekitar 10%

    hipertensi di Amerika disebabkan oleh asupan alkohol yang

    berlebihan di kalangan pria separuh baya. Akibatnya, kebiasaan

  • 5/24/2018 Laporan HT

    7/20

    7 | P a g e

    meminum alkohol ini menyebabkan hipertensi sekunder di kelompok

    usia ini.

    Konsumsi Garam Berlebihan

    Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena

    menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan

    meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus

    hipertensi primer (esensial) terjadi respons penurunan tekanan darah

    dengan mengurangi asupan garam. Pada masyarakat yang

    mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang, ditemukan tekanan darah

    ratarata rendah, sedangkan pada masyarakat asupan garam

    sekitar.7-8 gram tekanan darah rata-rata lebih tinggi. Hiperlipidemia/Hiperkolesterolemia

    Kelainan metabolisme lipid (Iemak) yang ditandai dengan

    peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL

    dan/atau penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah. Kolesterol

    merupakan faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis yang

    mengakibatkan peninggian tahanan perifer pembuluh darah

    sehingga tekanan darah meningkat.

    4. Patofisiologi (terlampir)

    5. Manifestasi klinis

    Sebagian besar manifestasi klinis terjadi setelah mengalami

    hipertensi bertahun-tahun, dan berupa : (Corwin, 2001)

    a. Sakit kepala saat terjaga, kadang-kadang diserai mual dan muntah,

    akibat adanya peningkatan tekanan intracranial.

    b. Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina karena

    hipertensi atau bisa disebut retinopati, dimana keadaan retinopati ini

    dapat dibagi menjadi 4 derajat, yaitu :

    Derajat 1

  • 5/24/2018 Laporan HT

    8/20

    8 | P a g e

    Penyempatan ringan atau sklerosis lumen arterior retina,

    memberikan efek kawat perak (silver wing)

    Derajat 2

    Sklerosis arterior sedang atau berat, terlihat sebagai nipping

    arteriovenosa.

    Derajat 3

    Perubahan progresif retina mengakibatkan edema, bintik cotton

    wall dan perdarahan.

    Derajat 4

    Semua data diatas dengan edema papil

    c. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.d. Nokturia yang disebabkan karena adanya peningkatan aliran darah

    ginjal dan filtrasi glommerulus.

    e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan

    kapiler.

    6. Pemeriksaan diagnostik

    a. Pemeriksaan fisik

    - Pemeriksaan tekanan darah

    Pada observasi awal, tekanan darah sebaiknya diperiksa pada

    kedua lengan dan jika denyut ekstremitas bawah menghilang,

    pengukuran tekanan darah dilakukan di tungkai untuk

    menyingkirkan koarktasioaorta.

    - Pemeriksaan retina

    Perubahan retina pada hipertensi dapat merupakan tanda

    prognosis yang lebih buruk jika terjadi perubahan derajat ll atau

    lebih tinggi (dikatakan terjadi penyempitan jika diameter arteri

    kurang dari 50 % diameter vena, Nampak seeperti kawat

    tembaga atau perak, eksudat hemoragi atau papil edema)

    - Pemeriksaan jantung dan arteri

  • 5/24/2018 Laporan HT

    9/20

    9 | P a g e

    b. Pemerisaan penunjang

    - Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium pada hipertensi diantaranya adalah tes

    urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah

    yang dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab

    atau disebabkan oleh hipertensi adrenal (sekunder). Pemeriksaan

    glukosa darah untuk memastikan dan menyingkirkan diagnose

    diabetes atau intoleransi glukosa. Pemeriksaan kolesterol HDL

    dan kolesterol total serum yang bertujuan untuk memperkirakan

    resiko kardiovaskuler di masa depan. Pemeriksaan lipid plasmasebagai indicator resiko terjadinya aterosklerosis, dan

    pemeriksaan asam urat serum, karena peningkatan asam urat

    serum merupakan kontraindikasi relative untuk terapi diuretic.

    - Ultrasound ginjal

    Digunakan untuk mendiagnosis penyakit ginjal primer (ginjal

    polikistik, uropati obstruktif) atau kelainan renovaskuler dan

    renogram isotop untuk diagnosis lanjut.

    - Elektrocardiografi

    Untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas atrium

    kiri, iskemia, atau infark miokard

    - Angiogram

    Sejenis alat yang digunakan untuk meneliti aliran darah perifer

    dan hasilnya digunakan untuk menentukan ada tidaknya

    obstruksi dan sejauh mana derajat gangguan yang ditimbulkan.

    - Foto thoraks

    Untuk melihat adanya pembesaran jantung dengan konfigurasi

    hipertensi bendungan atau edema paru.

  • 5/24/2018 Laporan HT

    10/20

    10 | P a g e

    7. Penatalaksanaan

    Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah :

    a. Penurunan mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan

    hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan

    organ target (misal: kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal

    jantung, dan penyakit ginjal)

    b. Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan

    pilihan terapi obat dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang

    menunjukkan pengurangan resiko.

    Penatalaksanann non farmakologi :

    Penderita prehipertensi dan hipertensi sebaiknya dianjurkan untukmemodifikasi gaya hidup, termasuk :

    Penurunan berat badan jika kelebihan berat badan

    Melakukan diet makanan, bisa dengan diet DASH (Dietary Approaches

    to Stop Hypertension).

    Prinsip diet yang berhubungan dengan hipertensi mencakup :

    - Upaya mempertahankan berat badan yang ideal / normal menurut

    tinggi badan dengan IMT yang tidak melebihi 22 dan lingkar perut

    yang tidak lebih dari 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada

    perempuan.

    - Penerapan diet DASH yang kaya serat panagn dan mineral

    tertentu disamping diet rendah garam, rendah kolesterol, lemak

    terbatas serta diet kalori seimbang menurut penyakit penyertanya

    (hipertensi, dislipidemia, serta diabetes melitus)

    - Membatasi asupan garam dapur hingga 3 gr/hari dengan

    memperhatikan pemberian mineral seperti kalsium, kalium dan

    magnesium menurut angka kecukupan gizi (AKG).

    - Membatasi bahan aditif pangan yang kaya aka n natrium (MSG,

    sodium bikarbonat, sodium nitrit, sodium benzoat).

    - Olahraga aerobic secara teratur

  • 5/24/2018 Laporan HT

    11/20

    11 | P a g e

    Mengurangi konsumsi alcohol

    Menghentikan kebiasaan merokok

    Ciptakan keadaan rileks

    Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat

    menontrol sistem syaraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan

    darah.

    Melakukan olah raga teratur

    Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit

    sebanyak 34 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menrnbah

    kebugaran dan memperbaiki metabolisme tubuh yang ujungnya dapat

    mengontrol tekanan darah.

  • 5/24/2018 Laporan HT

    12/20

    12 | P a g e

    Penatalaksanaan Farmakologi :

    Pengobatan hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu :

    Obat primer

    - Diuretica

    Obat-obat golongan diuretic mekanisme kerjanya adalah dengan

    meningkatkan pengeluaran garam dan air oleh ginjal sehingga

    volume darah dan tekanan darah menurun.

    Beberapa obat diuretika diantaranya adalah thiazide yang dipilih

    untuk untuk menangani hipertensi dan agen diuretic yang efektif

    untuk menurunkan tekanan darah.

    -

    Inhibitor Angiotensin Converting Enzyme (ACE)ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam

    regulasi tekanan darah arteri). Sedangkan inhibitor ACE

    mencegah perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II dan

    mencegah degradasi bradikinin dan menstimulasi sintesis

    senyawa vasodilator lainnya termasuk prostaglandin E2 dan

    prostasiklin. Sehingga inhibitor ACE ini dapat menurunkan

    tekanan darah pada penderita dengan aktivitas rennin plasma

    normal, bradikinin dan produksi ACE yang penting dalam

    hipertensi. Sediaan yang beredar diantaranya adalah kaptopril,

    benazepril, delapril, fosinopril, dll

    - Penghambat reseptor angiotensin II (ARB)

    ARB menahan langsung reseptor angiotensin tipe I (AT), reseptor

    yang memperantarai efek angiotensin II (vasokonstriksi,

    pelepasan aldosteron, aktivasi simpatetik, pelepasan hormone

    antidiuretik, dan konstriksi arteriol aferen glomerolus)

    - blocker

    Zat-zat ini memiliki sifat kimia yang sangat mirip dengan zat

    adrenergic isoprenalin. Khasiat utamanya adalah anti-adrenergik

    dengan jalan menempati secara bersaing reseptor -adrenergik.

  • 5/24/2018 Laporan HT

    13/20

    13 | P a g e

    Blockade reseptor ini mengakibatkan penurunan aktivitas

    adrenalin dan noradrenalin, efeknya adalah pelemahan daya

    kontraksi, penurunan frekuensi jantung. Misalnya asebutolol,

    atenolol, bisoprolol, dll

    - Penghambat saluran kalsium (CCB)

    CCB menyebabkan relaksasi jantung dan dan otot polos dengan

    menghambat saluran kalsium yang sensitive terhadap tegangan

    (voltage sensitif), sehingga mengurangi masuknya kalsium

    ekstraseluler ke dalam sel. Relaksasi otot polos vaskuler

    menyebabkan vasodilatasi dan berhubungan dengan reduksi

    tekanan darah. Obat sekunder

    - blocker

    zat-zat ini memblok reseptor alfa-adrenergik yang terdapat di otot

    polos pembuluh (dinding), khususnya di pembuluh kulit dan

    mukosa. Misalnya doksazosin, prazosin, tetrazosin, dll

    - 2 agonis sentral

    - Inhibitor Adrenergik

    Mencegah vasokonstriksi dan menurunkan tekanan darah.

    - Vasodilator

    Vasodilator adalah zat-zat yang berkhasiat vasodilatasi langsung

    terhadap arteriole dan dengan demikian dapat menurunkan

    tekanan darah. Misalnya hidralazin, dihidralazin, dan monoksidil.

    8. Asuhan keperawatan

    a. Pengkajian

    Identitas klien

    Nama : Ny. Margaret

    Usia : 45 tahun

    Jenis kelamin : perempuan

  • 5/24/2018 Laporan HT

    14/20

    14 | P a g e

    Status : janda

    Pekerjaan : pedagang kue

    Status kesehatan saat ini

    Keluhan utama : pusing dan mual

    Faktor pencetus : beban hidup berat

    Faktor pemberat : makan dan istirahat tidak terkontrol

    Riwayat kesehatan saat ini

    Ny. Margaret, usia 45 tahun, janda dengan 5 anak. Klien

    berdagang kue untuk membesarkan anak, sehingga klien tidak

    punya waktu beristirahat dan mengontrol makanannya. Klien tiba-

    tiba mengeluh kepala pusing dan mual ketika ada 3 anaknyaperlu biaya banyak untuk sekolah. Klien belum pernah mengalami

    kejadian ini sebelumnya.

    Pola aktivitas latihan

    Makan dan istirahat tidak terkontrol

    Pola toleransikoping stress

    Pengambilan keputusan : sendiri

    Pola peran dan hubungan

    Peran dalam keluarga : ibu dan tilang pungggung keluarga

    Pemeriksaan fisik

    - Kesadaran : Compos mentis

    - Tanda-tanda vital

    Tekanan darah : 170/110 mmHg

    Nadi : 100 reguler

    Suhu : 37o C

    RR : 16 x/menit

    - Tinggi badan : 160 cm

    - Berat badan : 102 kg

    - Ekstremitas : tangn dan kaki teraba dingin dan kering

    - Kulit dan kuku : CRT 3 detik

  • 5/24/2018 Laporan HT

    15/20

    15 | P a g e

    Hasil pemeriksaan penunjang

    Total serum kolesterol 245 mg/dL

    Terapi

    Diberikan Captopril 25 mg 2 kali sehari, dan pemberian

    penyuluhan tentang diet DASH.

    b. Analisa data

    Data Etiologi Masalah keperawatan

    DS :

    klien mengeluh

    pusing dan mualDO :

    - CRT 3 detik

    - Tangan dan kaki

    teraba dingin dan

    kering

    - TD : 170/110

    mmHg

    - Nadi : 100x/menit

    - RR : 16 x/menit

    Pola makan tidak

    terkontrol

    Serum kolesterol

    BB bertambah

    Obesitas

    Tahanan periferberkurang

    Ketidakefektifan perfusi

    jaringan perifer

    Ketidakefektifan perfusi

    jaringan perifer

    DS :

    Klien mengatakan

    tidak punya waktu

    untuk istirahat dan

    mengontrol

    makanannya

    DO :

    Pola makan tidak

    terkontrol

    Serum kolesterol tinggi

    BB bertambah

    Ketidakseimbangan

    nutrisi lebih dari

    kebutuhan

  • 5/24/2018 Laporan HT

    16/20

    16 | P a g e

    - TB : 160 cm

    - BB : 102 kg

    - Total serum

    kolesterol : 245

    mg/dL

    Obesitas

    Ketidakseimbangan

    nutrisi lebih dari

    kebutuhan

    DS :

    Klien mengatakan

    tidak punya waktu

    untuk istirahat dan

    mengontrol

    makanannya, belumpernah mengalami

    hal ini sebelumnya.

    DO :

    - TD : 170/110

    mmHg

    - TB : 160 cm

    - BB : 102 kg

    - Total serum

    kolesterol 245

    mg/dL

    Istirahat kurang, beban

    hidup tinggi

    Koping tidak efektif

    Kurang pengetahuan

    Kurang pengetahuan

    c. Diagnosa dan Intervensi keperawatan

    Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24

    jam, perfusi jaringan perifer klien kembali efektif.

    Kriteria Hasil : - tanda-tanda vital stabil

    - Tekanan darah dalam rentang normal

    - Tidak ada keluhan sakit kepala, pusing

    - CRT < 3 detik

  • 5/24/2018 Laporan HT

    17/20

    17 | P a g e

    Intervensi keperawatan

    INTERVENSI RASIONAL

    1. Kaji tekanan darah saat

    masuk pada kedua lengan,

    tidur, berdiri dengan

    pemantauan arteri jika

    tersedia

    2. Mendorong latihan jalan

    sedang atau latihan

    ekstremitas bertahan

    3. Menurunkan ekstremitas di

    bawah jantung

    1. mengetahui tekanan darah

    dalam batas normal dan

    membandingkan dengan

    bagian tubuh yang lain.

    2. latihan otot memperbaiki

    aliran darah dan

    pertumbuhan sirkulasi

    kolateral3. ekstremitas bawah yg

    tergantung memperlancar

    suplai darah arteri

    Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan

    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24

    jam, berat badan klien tidak bertambah atau dapat

    berkurang.

    Kriteria Hasil : klien dapat menunjukkan perubahan pola makan,

    mempertahankan berat badan yang diinginkan

    dengan pemeliharaan kesehatan optimal, melakukan /

    mempertahankan program olahraga yang tepat

    secara individual.

    Intervensi keperawatan

    INTERVENSI RASIONAL

    1. Kaji pemahaman klien

    tentang hubungan langsung

    antara hipertensi dan

    1. Kkegemukan adalah resiko

    tambahan pada hipertensi,

    karena curah jantung

  • 5/24/2018 Laporan HT

    18/20

    18 | P a g e

    kegemukan.

    2. Kaji hasil tes laboratorium

    (total kolesterol, trigliserida,

    glukosa, dan level insulin)

    3. Tetapkan motivasi klien

    untuk menurunkan BB

    4. Tetapkan penurunan BB

    yang realistis, misalnya

    penurunan 0,5 / minggu

    5. Instruksikan dan bantu

    memilih makanan yang

    tepat, hindari makanan yang

    kejenuhan lemak tinggi dan

    kolesterol. Diskusikan untuk

    modifikasi pencapaian BB

    sehat

    6. Kaji ulang masukan kalori

    harian dan pilihan diet

    7. Kolaborasi dengan ahli gizi

    sesuai indikasi

    berkaitan dengan curah

    jantung.

    2. Berkaitan dengan obesitas

    dan identifikasi faktor yang

    kemungkinan akan

    menghambat diet dan

    pengobatan.

    3. Motivasi keinginan

    penurunan berat badan

    adalah internal. Klien harus

    termotivasi untukmenurunkan berat badan.

    4. Penurunan masukan kalori

    sebanyak 500 kalori per hari

    secara teori dapat

    menurunkan berat badan 0,5

    kg /minggu

    5. Menghindari makanan tinggi

    lemak jenuh dan kolesterol

    penting dalam mencegah

    perkembangan aterogenesis.

    6. Menyesuaikan dengan

    kebutuhan berdasarkan

    faktor fisik dan aktivitas.

    7. Memberikan konseling dan

    bantuan dengan memenuhi

    kebutuhan diet klien

  • 5/24/2018 Laporan HT

    19/20

    19 | P a g e

    Kurang pengetahuan

    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24

    jam, klien dapat memahami tentang hipertensi.

    Kriteria Hasil : klien paham tentang sebab hipertensi dan

    pengobatannya serta klien dapat mempertahankan

    tekanan darah dalam rentang normal.

    Intervensi keperawatan

    INTERVENSI RASIONAL

    1. Bantu klien mengidentifikasi

    faktor-faktor resiko hipertensi

    (misalnya obesitas, stress)

    2. Kaji tingkat pemahaman klien

    tentang pengertian,

    penyebab, tanda dan gejala,

    pengobatan, dan komplikasi

    yang dapat timbul akibat

    hipertensi.

    3. Beri penyuluhan diet DASH,

    koping adaptif.

    1. Faktor resiko menunjukkan

    hubungan dalam meninjang

    hipertensi dan penyakitkardiovaskular serta gagal

    ginjal.

    2. Penting untuk menentukan

    intervensi

    3. Membantu klien mengontrol

    faktor resikonya.

  • 5/24/2018 Laporan HT

    20/20

    20 | P a g e

    V. DAFTAR PUSTAKA

    Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku saku Patofisiologi. Ed.3. penerbit buku

    kedokteran EGC: Jakarta

    Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pharmaceutical Care

    Untuk Penyakit Hipertensi. Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan alat

    kesehatan Departemen Kesehatan RI

    Dipiro, Joshep T.et al. 2005. Pharmacotherapy : A pathophysiologic Approach

    New York : Mc Graw Hill Medicine

    Doengoes, Marilyn E. 2000. Rencan Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk

    Perencanaan dam Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta

    Gray, Huan H.et al. 2005. Lecture Notes : Kardiologi. PT. gelora AksaraPratama: Jakarta

    Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

    Sistem Kardiovaskuler. Selemba Medika : Jakarta

    Nanda International. 2011. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi

    2009-2011. EGC : Jakarta

    Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. 2006.

    Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular : Direktorat Jendral PP

    dan PL, Departemen kesehatan RI

    Smeltzer, Suzanne. 2002. Biku Ajar Keperawatan Medikal bedah Brunner &

    Suddarth. EGC : Jakarta

    Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2008. Obat Obat Penting: Kasiat,

    penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Ed.6. Pt. Elex Media

    Komputindo : Jakarta

    Tambayong, Jan. 2000. Petofisiologi Untuk Keperawatan.EGC : Jakarta

    Tierney, Lawrence M.et al. 2002.Diagnosis dan terapi kedokteran : Penyakit

    dalam. Salemba Medika : Jakarta