Laporan ICP Fix

  • Upload
    ikoh

  • View
    20

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

icp

Citation preview

ANALISIS LOGAM BERAT (K dan Pb) DALAM AIR MINERAL VIT MENGGUNAKAN Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry(ICP-OES)

Sri Ayu Slamet P., Imroatul Lathifah, Mariyanti Darmadinata, Restu Indah Larasati, Desi Purnama Sari, Yunan Gumara Yudhistira, MuntaufiqohLab. Kimia Jurusan Kimia Universitas Negeri SemarangGedung D8 Sekaran Gunungpati Semarang, Indonesia

AbstrakICP - OES ( induktif ditambah plasma emisi spectrophometer optik ) digunakan untuk menentukan konsentrasi logam kalium dan timbal pada air minum kemasan merek VIT kalium, percobaan dilakukan di laboratorium Kimia Unnes.

Pendahuluan Air merupakan unsur yang mempunyai peran utama dalam kehidupan di bumi ini. Air dikenal sebagai sumber daya yang terbarukan, namun dari segi kualitas maupun kuantitas membutuhkan upaya dan waktuu ntuk dapat berlangsung baik. Kriteria dan standar kualitas air didasarkan atasbeberapa hal antara lain keberadaan logam dan logam berat, anorganik, tingkat toksisitas, dan teremisinya pencemar kelingkungan. Air adalah pelarut yang baik, oleh sebab itu di dalamnya paling tidak terlarut sejumlah kecil zat-zat anorganik dan organik. Dengan kata lain, tidak ada air yang benar-benar murni dan hal ini menyebabkan dalam setiap analisis air ditemukan zat-zat terlarut (Setiadi, 1993 dan Wijayanti, 2008).Secara konvensional, air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai air minum, untuk mandi dan mencuci, serta untuk pengairan pertanian, dan lain-lain. Kualitas air ditentukan berdasarkan sifat-sifatb air yang meliputi :a. Sifat Fisika : temperatur, warna, kekeruhan, rasa, dan bau.b. Sifat Kimia : kandungan unsur dalam air baik bersifat racun ataupun bukan.c. Sifat Mikrobiologis : Mikroba yang digunakan sebagai indikator dalam penentuan kualitas air minum adalah kuman-kuman parasitik, patogenik dan bakteri-bakteri golongan koli.d. Sifat Radioaktif : adanya partikel alfa dan beta dalam batas maksimal masing-masing adalah 10-9 Ci/ml dan 10-8Ci/ml (Wardhana. 1995 dalam Abidin. 2009).Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu. Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai bentuk wadah 19 ltr atau 5 galon, 1500 mL/600 ml (bottle), 240 mL/220 mL (cup). Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian air (Reverse Osmosis/tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk air kemasan mineral berasal dari mata air pegunungan. Untuk air kemasan non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah/mata air pegunungan (Handika. 2014).Kandungan bahan kimia anorganik pada air layak minum tidak melebihi jumlah yang telah ditentukan. Bahan-bahan kimia yang termasuk bahan kimia anorganik antara lain garam dan ionion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn) (Erlina,2011).Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan yang tinggi (11,48 g mL-1 pada suhu kamar). Timbal masuk kedalam tubuh melalui beberapa cara yaitu makanan, minuman, udara, dan penyerapan pada lapisan kulit. Senyawa timbal yang ditemukan dalam air minum, berasal dari air yang dialirkan melalui pipa yang merupakan alloy dari logam timbal. Selain kontaminasi timbal pada minuman, juga ditemukan kontaminasi timbal dalam makanan olahan atau makanan kaleng. Karena makanan yang telah diasamkan dapat melarutkan timbal yang berasal dari wadah atau alat-alat pengolahannya (Palar, 2008).Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum menetapkan bahwa batas maksimum kadar logam Timbal (Pb) dalam air minum adalah sebesar 0,01 mg/l.Tubuh seorang dewasa mengandung kalium (K, 250 g) dua kali lebih banyak dari natrium (110 g). Peranan kalium bersama-sama dengan klorida membantu menjaga tekanan osmotik dalam cairan intraseluler, dan sebagian terikatdengan protein. Kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat. Kalium mudah sekali diserap tubuh; diperkirakan 90% dari yang dicerna akan diserap dalam usus kecil. Kekurangan kalium biasanya disebabkan sakit hati, cirrhosis, terlalu banyak muntah-muntah, luka bakar, atau KKP (Kurang Kalori Protein) yang berat. Gejala kekurangan kalium biasanya pelunakan otot. Inductively Couple Plasma-Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES) suatu alat analisa kimia yang menggunakan metode proses atomisasi dengan plasma yang dihasilkan menggunakan gas inert seperti argon. Alat ini dapat menganalisa sebanyak 70 unsur dengan konsentrasi dibawah 1 mg/L dimana alat ini dapat menganalisa secara kualitatif dan analisa kuantitatif. Sehingga tidak perlu dilakukan analisa kualitatif dengan metode reaksi pengenal untuk setiap unsur.

Metode Alat Erlenmeyer, beaker glass, neraca, gelas arloji, pipet volume, ball pipet, dan seperangkat instrumen ICP-OES.BahanSampel air minum (VIT), larutan HNO3 p.a, dan aquadenim.Cara Kerja1. Preparasi SampelSampel garam KCl dan PbNO3 di buat dengan mengencerken masing-masing larutan sebanyak 0,0380 gram dan 0,0294 gram. Kemudian, kedua sampel dicampur dan diencerkan dengan aquadenim sebanyak 200 mL. Selanjutnya larutan di buat dengan konsentrasi sebanyak 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm dengan cara mengambil sebanyak 20 mL, 40 mL, dan 60 mL ke dalam masing-masing beaker glass dan di encerkan menjadi 100 mL dengan aquadenim dengan menggunakan labu takar.2. Analisis SampelAnalisis sampel dilakukan dengan menggunakan instrumen ICP-OES (Perkin Elmer Optima) dilengkapi dengan software Winlab 3,2 ICP. Sebelum melakukan analisis sampel, larutan standar disiapkan dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Analisis sampel dilakukan secara manual, diawali dengan analisis blanko, kemudian analisa terhadap standar. Pencucian dilakukan pada tiap pergantian sampel dengan menggunakan akuadenim. Setelah icon Result, Spectra, Calib, dan Manual pada toolbarsoftware diaktifkan, kemudian dimasukkan blanko dan ditunggu sampai proses nebulasi selesai yang ditandai dengan timbulnya spray. Kemudian klik Analyzed Blank dan ditunggu sampai pembacaan replikasi selesai. Selang dibilas dengan akuadenim. Analisis standar dan sampel dianalisis dengan prosedur yang sama pada analisis blanko. Untuk larutan standar, dimasukkan larutan lalu klik Analyze Standar, dan untuk sampel, dimasukkan sampel lalu klik Analyze Sample.Hasil dan PembahasanSampel air minum merek VIT NoLogamKonsentrasi (mg/L)

1Cu0,123137249

2Cr-0,75625484

3Fe2,7028

4K3,9229103

5Cd0,1200146

6Pb4,1747584

7Ca0

8Na0

9Mg11,8038647

10Ni0,4420388

11Mn-0,284141

12Zn0,373614

13Co0,8922485

Pada air minum kemasan merek VIT mengandung logam Mg paling besar yaitu 11,8038647 mg/L dan yang paling kecil yaitu kandungan logam Cr.

Gambar 1. Kandungan logam dalam air minum kemasan VIT

SimpulanDalam air minum merk VIT mengandung logam magnesium (Mg) dengan konsentrasi 11,8038647 mg/L, Timbal 4,1747584 mg/L, Kalium 3,9229103 mg/L, Besi 2,7028 mg/L, Kobalt 0,8922485 mg/L, Cadmium 0,1200146 mg/L.

Daftar PustakaAbidin, Z. & Widarto, 2009. Analisis Kandungan Brom (Br) Pada Air Sumur Gali Di Desa Klampok Kabupaten Brebes Jawa Tengah Dengan Metode Analisis Pengaktifan Neutron. Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta, 5 November. 723-30.Erlina,Ayu Widha.2011. Persyaratan Air Minum. http://harirayakuninganerlia.blogspot.co.id/2011/12/persyaratan-air-minum.html. Diakses pada tanggal 21 Desember 2015. Handika, Indra. 2014. http://indrapeternakan.blogspot.co.id/2014/12/laporan-pratikum-kimia-analisis.html. Diakse pada 21 Agustus 2015.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/197807162006042-AI_MAHMUDATUSSA'ADAH/MINERAL.pdf. Diakses pada 21 Desember 2015.Palar, Heryando. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta:PT. Rineka Cipta.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2010. Persyaratan Kualitas Air Minum. http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/53_Permenkes%20492.pdf. Diakses pada tanggal 21 Desember 2015.Wijayanti, Fitria Kusuma, 2008. Profil Pencemaran Logam Berat Di Air Dan Sedimen Sungai Citarum Segmen Dayeuh Kolot Sampai Nanjung. Tugas Akhir S1. Program Studi teknik Lingkungan, FTSL, ITB : Bandung