Upload
ade-nur-afianti
View
251
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
. . .
Citation preview
PRAKTIKUM ANALOG & DIGITAL
A. Tujuan
Mencari impedansi masukan sebuah penguat transistor bipolar konfigurasi CE
(Common Emitter)
B. Teori Singkat
Transistor adalah suatu monokristal semikonduktor dimana terjadi dua pertemuan
P-N, dari sini dapat dibuat dua rangkaian yaitu P-N-P dan N-P-N.
Dalam keadaan kerja normal, transistor harus diberi polaritas sebagai berikut :
1. Pertemuan Emitter-Basis diberi polaritas dari arah maju.
2. Pertemuan Basis-kolektor diberi polaritas dalam arah mundur.
Transistor adalah suatu komponen yang dapat memperbesar level sinyal keluaran
sampai beberapa kali sinyal masukan. Sinyal masukan disini dapat berupa sinyal AC
ataupun DC. Prinsip dasar transistor sebagai penguat adalah arus kecil pada basis
mengontrol arus yang lebih besar dari kolektor melewati transistor. Transistor
berfungsi sebagai penguat ketika arus basis berubah. Perubahan kecil arus basis
mengontrol perubahan besar pada arus yang mengalir dari kolektor ke emitter. Pada
saat ini transistor berfungsi sebagai penguat.
Transistor dapat membuat sinyal masukan menjadi besar pada keluaran, arus
yang dapat dikuatkan bisa brupa arus DC maupun arus AC. Pada prinsispnya
untuk penggunaan transistor sebagai penguat adalah “Arus kecil pada basis
digunakan untuk mengontrol arus yang lebih besar yang diberikan ke Kolektor
melewati transistor tersebut.”
Ini berarti bahwa ketika arus basis berubah maka penguatan terjadi dan arus
lebih besar akan mengalir dari kolektor ke emitor, kondisi inilah yang bisa
dikatakan sebagai penguatan menggunakan transistor.
TRI ISRA JANWARDI (16388/10) 1
PRAKTIKUM ANALOG & DIGITAL
Tidak hanya dapat menguatkan sinyal, transistor juga bisa digunakan sebagai
penguat arus, penguat tegangan ataupun penguat daya. Berikut merupakan sebuah
ilustrasi rangkaian transistor sebagai penguat yang biasa digunakan pada amplifier
sederhana :
Pada kondisi transistor sebagai saklar, dimana kondisi transistor dalam
keadaan jenuh /arus basis yang dialirkan cukup besar sehingga kolektor dan
emitor diibaratkan seperti kabel yang terhubung, sedangkan pada saat kondisi cut
off, kolektor dan emitor bisa diibaratkan sebagai sebuah saklar yang antara
kolektor dan emitor nya memiliki hambatan yang sangat besar, nah pada
penggunaan transistor sebagai penguat “tidak” berada pada kondisi keduanya.
Atau bisa dikatakan bahwa basis transistor berada di kondisi antara cut-off dan
jenuh.
Selain itu supaya transistor ini bisa bekerja dengan optimal maka titik kerja
penguat dengan transistor juga harus ditentukan, terdapat beberapa jenis penguat
yang ditentukan oleh garis beban AC / DC :
- Penguat kelas A, pada penguat tipe ini titik kerjanya sekitar berada ditengah-
tengah garis beban.
- Penguat kelas B memiliki titik kerja di daerah cut off.
TRI ISRA JANWARDI (16388/10) 2
PRAKTIKUM ANALOG & DIGITAL
- Penguat kelas C bekerja dibawah daerah cut off.
- Penguat kelas AB merupakan tipe penguat yang merupakan gabungan antara
kelas A dan kelas B yang bekerja secara bergantian dengan tipe transistor PNP
dan NPN.
Rangkaian penguat diperlihatkan di bawah ini. Impedansi masukan Zin atau
Rin suatu penguat didefenisikan sebagai perbandingan antara tegangan sinyal
masukan terhadap arus masukan.
Zin = Vin / Iin
Ada dua cara untuk mengukur impedansi masukan:
1. Cara pertama:
Dengan menghubungkan suatu resistor Rx1 yang diketahui resistansinya.
Tegangan jatuh di Rx1 dapat diukur. Arus Ix = Iin dan dapat kita peroleh dengan
menghitung melalui hokum Ohm. Tegangan sinyal masukan kita peroleh dari
pengukuran tegangan terminal B dengan C. Dari hasil ini Zin dapat dihitung.
2. Cara kedua:
Dengan menghubungkan resistor variabel Rx1 pada terminal A-D. Resistor Rx1
diubah sampai tegangan antara terminal B-C setengah harga Vs. Besar resistansi
Rx1 sama dengan impedansi masukan yang dicari. Impedansi masuk penguat CE
ini dapat dinaikan dengan menambah resistor umpan balik RE di kaki emitter
transistor. Yang perlu diperhatikan adalah penambahan kapasitor pelolos (by pass)
TRI ISRA JANWARDI (16388/10) 3
PRAKTIKUM ANALOG & DIGITAL
CE yang biasanya dipakai untuk menghilangkan efek umpan balik bagi sinyal
bolak-balik.
C. Alat dan Bahan
1. Transistor
2. Resistor
3. Kapasitor
4. Osciloscope
5. Papan rangkaian dan kabel penghubung
6. Signal generator (AFG)
7. Multimeter
D. Gambar Rangkaian
E. Langkah Kerja
1. Rangkaian percobaan disusun seperti gambar 2 dengan alat-alat yang telah
disediakan. Untuk percobaan pertama dipakai RE = 4,7 Ω.
2. Atur Vs = 100 mVp-p dan jaga agar Vs konstan selama melakukan percobaan.
3. Atur Rx1 sehingga diperoleh VBC = 50 mVp-p, kemudian ukur dan catat harga
Rx1.
4. Ulangi langkah 3 untuk variasi tegangan VBC yang diberikan.
5. Ganti RE dengan 47 Ω dan lakukan percobaan seperti langkah 2 s.d. 4.
F. Hasil Percobaan
TRI ISRA JANWARDI (16388/10) 4
PRAKTIKUM ANALOG & DIGITAL
No.RE = 4,7 Ω RE = 47 Ω
VBC = (mVp-p) Rx1 VBC (mVp-p) Rx1
1. 50 18 kΩ 50 22 kΩ
2. 55 17 kΩ 55 9 kΩ
3. 60 8 kΩ 60 4 kΩ
4. 65 4 kΩ 65 800 Ω
5. 70 1.4 kΩ 70 650 Ω
G. Analisa Data
Berdasarkan tabel hasil pengamatan di atas maka dapat dihitung berapa besar
penguatan yang dihasilkan oleh transistor tersebut (dengan RE = 4,7 Ω):
Ix50 = Iin = V/R = 50 x 10-3 / 18 x 1000 = 2,78 x 10-6 A
Ix55 = 3.2 x 10-6 A
Ix60 = 7.5 x 10-6 A
Ix65 = 16,25 x 10-6 A
Ix70 = 50 x 10-6 A
Sehingga daya yang dihasilkan adalah:
S50 = V I
= 50 x 2.78 x 10-6
= 139 x 10-6 VA
S55 = 176 x 10-6 VA
S60 = 450 x 10-6 VA
S65 = 1056 x 10-6 VA
S70 = 3500 x 10-6 VA
Berdasarkan tabel hasil pengamatan di atas pula, maka dapat dihitung
berapa besar penguatan yang dihasilkan oleh transistor tersebut (dengan RE = 47
Ω):
Ix50 = Iin = V/R = 50 x 10-3 / 22 x 1000 = 2.27 x 10-6 A
Ix55 = 6.1 x 10-6 A
Ix60 = 15 x 10-6 A
Ix65 = 81.25 x 10-6 A
TRI ISRA JANWARDI (16388/10) 5
PRAKTIKUM ANALOG & DIGITAL
Ix70 = 107 x 10-6 A
Sehingga daya yang dihasilkan adalah:
S50 = V I
= 50 x 2.27 x 10-6
= 113 x 10-6 VA
S55 = 335.5 x 10-6 VA
S60 = 900 x 10-6 VA
S65 = 5281.25 x 10-6 VA
S70 = 7490 x 10-6 VA
Daya yang digunaknan pada percobaan di atas adalah satuan daya semu.
Dimana satuan yang diketahui adalah tegangan sumber (V) dan arus yang (I).
H. Kesimpulan dan Saran
Dari percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan memperkecil
resistansi pada titik basis transistor dan memperbesar frekuensi sumber (input)
maka daya/arus yang dihasilkan (output) rangkaian tersebut pun akan semakin
besar. Seperti yang tampak pada tabel pengamatan dimana semakin besar
penambahan RE, maka daya yang akan dikeluarkannya pun akan semakin besar
pula.
Dalam pemilihan alat dan bahan praktikum lakukanlah terlebih dahulu
percobaan akan keakuratan alat dan bahan tersebut. Seperti pada pemilihan
transistor, pemilihan resistor serta pemilihan dekade resistor yang digunakan.
Usahakan nilai yang ditunjukkan pada alat-alat tersebut mempunyai nilai toleransi
maksimal berkisar 5%. Seperti rentangan nilai resistansi sebuah resistor 100Ω
yang berkisar antara 95Ω hingga 105Ω.
Dan dalam kegiatan pengamatan alat ukur, usahakan untuk melakukan
pengamatan yang akurat. Apabila Anda kurang yakin akan hasil yang sudah Anda
amati maka mintalah pada teman Anda untuk memastikan hasil yang sudah Anda
tetapkan tersebut sebelum memasukkannya ke dalam tabel pengamatan.
I. Daftar Pustaka
“Transistor sebagai Penguat (Transistor)”. Infoservistv.com (Online),
(http://www.infoservicetv.com/transistor-sebagai-penguat.html), diakses
20 Maret 2012.
TRI ISRA JANWARDI (16388/10) 6
PRAKTIKUM ANALOG & DIGITAL
“Penguat Tegangan dan Penguat Daya (Penguat)”. Yunus07Elektro (Online).
(http://yunus07elektro.wordpress.com/2008/09/29/penguat-tegangan-dan-
penguat-daya/), diakses 20 Maret 2012.
TRI ISRA JANWARDI (16388/10) 7