27
I. PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Penyakit Penyakit terjadi perubahan fungsi-fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat gangguan yang terus-menerus oleh agensia-agensia patogen atau faktor lingkungan dan menyebabkan perkembangan gejalanya. Fungsi-fungsi tersebut adalah pembelahan, difarensiasi air dan mineral dari tanah dan mentraslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan, fotosintesis dan translokasi hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan penyimpanannya, metabolisme senyawa-senyawa yang disintesis, reproduksi, dan penyimpanan persediaan makanan untuk reproduksi dan kebutuhan setelah berakhirnya musim dingin (Agrios, 2005) 1.2 Mekanisme terjadinya Penyakit

laporan ilmu penyakit tumbuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhhh

Citation preview

I. PENDAHULUAN1.1 Pengertian Penyakit Penyakit terjadi perubahan fungsi-fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat gangguan yang terus-menerus oleh agensia-agensia patogen atau faktor lingkungan dan menyebabkan perkembangan gejalanya. Fungsi-fungsi tersebut adalah pembelahan, difarensiasi air dan mineral dari tanah dan mentraslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan, fotosintesis dan translokasi hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan penyimpanannya, metabolisme senyawa-senyawa yang disintesis, reproduksi, dan penyimpanan persediaan makanan untuk reproduksi dan kebutuhan setelah berakhirnya musim dingin (Agrios, 2005)1.2 Mekanisme terjadinya Penyakit Tumbuhan menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh patogen (parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiapath). Oleh karena itu, untuk tejadinya penyakit tumbuhan sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interansi antara dua komponen (tumbuhan dan patogen). Untuk mendukung perkembangan penyakit maka harus adanya interaksi adanya tiga komponen yaitu patogen yang virulen, tanaman yang rentan dan lingkungan yang mendukung seperti pada gambar di bawah ini:

1.3 Cara patogen menyerang tumbuhan Menurut sastrahidayat (2011:13) cara patogen menyerang tumbuhan sebagai berikut:Inokulasi adalah suatu proses patogen atau unit-unit reproduksinya mengadakan kontak dengan tumbuhan.

Penetrasi adalah masuknya patogen ke dalam jaringan tanaman inang. Penetrasi dapat hanyatertuju pada kutikula(skab pada apel), tertuju ke dalam sel epidermis , atau ke dalam ruang interselular, yang dari sini menuju ke dalam sel atau jaringan tumbuhan (kebanyakan patogen).Infeksi adalah proses patogen mengadakan kontak dengan sel-sel jaringan tumbuhan yang peka dan mengambil makanan daripadanya. Untuk terjadi infeksi maka organisme harus dalam keadaan patogenik, tumbuhan inangnya peka, dan kondisinya sesuai.

Periode inkubasi adalah merupakan interval antara infeksi pada tumbuhan dan timbulnya gejala penyakit. Lamanya periode inkubasi biasanya ditentukan oleh kekhususan kombinasi antara patogen, inang, dan lingkungan.Invasi menujukan fase terakhir dari infeksi selama patogen mengadakan penyebaran, baik di luar maupun ke dalam jaringan tumbuhan.II. ISOLASI JAMUR2.1 Pengertian Isolasi Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan (Pelczar,1986). 2.2 Gejala yang Ditimbulkan oleh Patogen yang Dibawa

Capnodialis

Pyiricularia orizae

Coleotriticum Capsici

Hemileia vastatrix

Pytophthora infestans

2.3 Kenampakan Makroskopis Patogen Dalam Pada Media PDADokumentasi kenampakan makroskopis pada media PDA

Coleotritikum capsici

Capnodialis

Hemileia fastatrix Phytophthora

Phyricularia orizaeGambar literatur kenampakan makroskopis pada media PDA

Coleotriticum capsici

2.3 Cara kerja 2.3.1 Alat, Bahan, dan FungsiAlatGunting : Untuk memotong bagian tanaman yang terkena serangan

Cutter : Untuk memotong bagian tanaman yang terkena serangan

Pinset : Untuk memindahkan potongan sampel bagian yang bergejala.

Cawan Petri : Sebagai tempat media (isolasi), alkohol, khloroks dan aquadest.

Bunsen : Untuk menciptakan kondisi aseptis.

Gelas ukur : Untuk tempat alkohol (sterilisasi alat)

Wrapping : Untuk meng-cover hasil isolasi di cawan petri.

Kamera : Untuk mengambil gambar patogen hasil isolasi.BahanLarutan Kholorox : Untuk menghilangkan kotoran pada bahan penyakitLarutan Alkhohol : Untuk menyeterilkan bahan penyakitLarutan Aquades : Untuk mencuci alat serta bahan penyakit2.3.2 Cara kerja isolasi patogen pada PDA Langkah kerja sterilisasi bahan

Langkah penanaman bahan

2.4 Pembahasan Hasil Isolasi Setelah diamati dalam satu minggu maka penyakit yang ditanam pada media PDA diketahui disebabkan oleh jamur, dicirikan dengan adanya hifa yang tumbuh pada cawan. Bagian tanaman terutama daun yang diambil setengah sehat setengah sakit yang ditanam ditumbuhi micelum (berasal dari kumpulan hifa-hifa) pada tiga titik pada cawan. Untuk mengetahui bahwa jamur yang didapatkan adalah penyakit-penyakit tersebut maka diperlukan isolasi untuk lebih meyakinkan dilihat dari kenampakan makroskopis pada cawan . Hasil isolasi jamur yang ditanam tiga titik tersebut terdapat hifa-hifa, namun ada beberapa bagian dari hifa yang berwarna ciklat dan kehitaman. Warna tersebut terjadi karena adanya kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri dapat dengan mudah mengontaminasi karena beberapa faktor diantaranya PDA yang lembab. Hal ini terlihat dari adanya embun pada PDA. Kontaminasi saat penanaman, hal ini yang sangat berpengaruh karena penanaman tidak dilakukan pada LAFC sebagaimana mestinya hal ini sesuai dengan pernyataan Gaman&Shernington, 1994 bahwa Pertumbuhan fungi pada medium agar dengan penampakannya berbeda dari bakteri. Pada umumnya berupa benang-benang putih dan sangat mudahdiamati. Fungi tumbuh baik pada mediumPotato Dextrose Agar(PDA). Akantetapi, bakteri juga tumbuh pada medium tersebut. Sehingga, medium agar yangakan dipergunakan untuk isolasi fungi sebaiknya diberi suatu antibiotic untukmembunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Temperatur inkubasi 280C selama 2 x 24 jam atau lebih. Pada perkembangan Phytophthora infestan yang ditanam pada media PDA tidak mengalami perkembangan yang signifikan karena pada media ini dirasa kurang menyediakan nutrisi bagi perkembangan jamur tersebut. Phytophthora akan berkembang baik pada media V8, karena media V8 dianggap memiliki nutrisi yang komplek yang mampu menunjang perkembangan jamur ini.III. PURIFIKASI3.1 Pengertian Purifikasi Purifikasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari populasi campuran ke media biakan (buatan) untuk mendapatkan kultur murni. Sebelum melakukan pemurnian (purifikasi) terhadap suatu patogen tanaman, maka patogen tanaman pertama kali harus diisolasi ke dalam media buatan dan dibiakkan secara aseptik. Patogen selalu berasosiasi dengan bagian tanaman yang sakit sehingga harus dilakukan isolasi.

3.2 Tujuan Purifikasi Tujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.3.3 Cara kerja Purifikasi

3.3.1 alat, bahan, fungsiAlat

Jarum Ose : Digunaka untuk mengambil/memindahkan koloni patogen.

Wrapping : Untuk membungkus media dan cawan petri.

Bunsen : Digunakan untuk sterilisasi alat

Bahan

Alkohol : Digunakan untuk sterilisasi

Spirtus : Sebagai bahan bakar bunsen

Media PDA : Untuk membiakkan biakan murni yang telah dipurifikasi

3.3.2 Cara Kerja Purifikasi Pathogen

3.4 Pembahasan hasil Purifikasi Purifikasi adalah pengambilan organisme(jamur) pada bagian PDA cawan yang mula-mulanya ditumbuhi berbagai jamur kemudian dengan bantuan ose untuk mengambil jamur yang diinginkan dengan tujuan mendapatkan isolat baru yang spesifik dan peremajaan. Dalam kegiatan purifikasi kelompok kami mendapatkan tiga isolat yaitu Fusarium oxysporum, IV. IDENTIFIKASI JAMUR4.1 Pengertian identifikasi Pengertian identifikasi (penyakit) secara umum adalah membuat kepastian terhadap suatu penyakit berdasarkan gejala yang tampak, atau suatu proses untuk mengenali suatu penyakit tanaman melalui gejala dan tanda penyakit yang khas termasuk faktor-faktor lain yang berhubungan dengan proses penyakit tersebut (Nurhayati, 2012).4.2 Cara Kerja 4.2.1 Alat, Bahan dan FungsiAlat

Mikroskop : untuk mengidentifikasi kenampakan mikroskopis patogen

Objek glass & Cover glass : digunakan sebagai tempat spesimen yang diamati.Jarum ose : untuk mengambil spesimen.

Kamera : untuk mendokumentasikan hasil identifikasiBahan

Aquades : untuk membersihkan alat.

Alkohol : untuk mensterilkan alat.

Biakan murni patogen : spesimen yang diamati.

4.2.2 Cara kerja identifikasi

4.3 Pembahasan hasil identifikasi

Pyricularia oryzae

P. infestans

C. capsici H. vaastatrixV. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan Pada identifikasi jamur, kesemuanya jamur yang dapat diidentifikasi bukan merupakan jamur dari pernyakit yang ada, dikarenakan terjadinya kontaminasi pada media PDA. Kontaminan banyak dari bakteri sehingga mudah untuk merusak bentuk hifa. Kemungkinan kontaminasi ini terjadi selain media yang kurang steril namun lokasinya karena pelaksanaan praktikum kurang memenuhi standart yakni tidak menggunkana LAFC5.2 Saran Meskipun praktikum ini bertujuan membuat kami paham, namun alangkah baiknya prosedur yang diterapkan diusahakan disiapkan dengan sistematis dan rapi jangan terkesan asal-asalan praktikum. Selain itu meskipun kegiatan seperti sterilisasi tidak menggunakan autoclave dan penamana tidak di LAFC mohon tetap ditunjukkan cara-caranya agar saya sebagi praktikan lebih paham penggunaan mengenai alat-alat lab karena nanti apa yang saya pelajari di praktikum sangat membantu dalam prosedur kerja di lab. Dalam melakukan praktikum, hendaknya dilakukan dengan teliti dan disiplin. Praktikan dan alat-alat yang akan digunakan sebaiknya disterilisasiterlebih dahulu agar pada saat proses pengerjaan berlangsung, kontaminasi olehmikroba lain dapat dikurangi. Selain itu selama praktikum berlangsung, praktikanhendaknya tidak terlalu banyak berdiskusi, karena dapat menyebabkankontaminasi pada media tumbuh.TerimakasihDAFTAR PUSTAKAAgrios GN. 2005. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Bambang Purnomo, 2006. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman : Proses Terjadinya Penyakit Tumbuhan.21

Nurhayati. 2012. Diagnose Penyakit Tumbuhan.http://nurhayatisite.blogspot.com/ 2011/03/diagnosis-penyakit-tanaman Diunduh 28 April 2013.

Pelczar,M.J.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan R.S Hadiotomo dkk.UI Press:JakartaSastrahidayat, 2011. Fitopatologi.Malang: UB PressGaman, P.M. & K.B. Shernington. 1994.IlmuPangan danPengantarIlmuPangan Nutrisi dan Mikrobiologi.Jakarta:UGM Press