15
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam setiap inventarisasi hutan tertentu dapat diberikan tekanan pada suatu atau beberapa masalah tersebut, bergantung pada arah tujuan, tetapi untuk suatu penilaian yang menyeluruh terhadap suatu areal hutan dan terutama dengan maksud untuk mengelolanya berdasarkan asas lestari, semua elemen itu harus dikuasai. Tinggi pohon merupakan salah satu karakteristik pohon yang mempunyai arti penting dalam penafsiran hasil hutan. Tinggi pohon adalah jarak tegak antara puncak pohon terhadap permukaan tanah. Pengukuran tinggi pohon dapat dilakukan pada ketinggian tertentu dari batang. Pengukuran yang baik dilakukan adalah pohon-pohon yang telah ditebang dan pohon-pohon yang berdiri, khususnya untuk penaksiran yang berhubungan dengan Volume. Ada berbagai macam alat untuk mengukur tinggi pohon, dimana masing-masing alat memiliki kekurangan dan kelebihan dalam penggunaannya. Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran tingggi pohon adalah haga hypsometer, clinometer, walking stick dan christeenmeter. Misalnya dalam pengukuran tinggi dan panjang tegakan pohon. Para inventore harus menyamakan persepsi 1

Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam setiap inventarisasi hutan tertentu dapat diberikan tekanan pada

suatu atau beberapa masalah tersebut, bergantung pada arah tujuan, tetapi untuk

suatu penilaian yang menyeluruh terhadap suatu areal hutan dan terutama dengan

maksud untuk mengelolanya berdasarkan asas lestari, semua elemen itu harus

dikuasai.

Tinggi pohon merupakan salah satu karakteristik pohon yang mempunyai

arti penting dalam penafsiran hasil hutan. Tinggi pohon adalah jarak tegak antara

puncak pohon terhadap permukaan tanah. Pengukuran tinggi pohon dapat

dilakukan pada ketinggian tertentu dari batang. Pengukuran yang baik dilakukan

adalah pohon-pohon yang telah ditebang dan pohon-pohon yang berdiri,

khususnya untuk penaksiran yang berhubungan dengan Volume.

Ada berbagai macam alat untuk mengukur tinggi pohon, dimana masing-

masing alat memiliki kekurangan dan kelebihan dalam penggunaannya. Alat yang

digunakan dalam praktikum pengukuran tingggi pohon adalah haga hypsometer,

clinometer, walking stick dan christeenmeter.

Misalnya dalam pengukuran tinggi dan panjang tegakan pohon. Para

inventore harus menyamakan persepsi tentang tinggi total, tinggi batang, tinggi

kayu perdagangan dan tinggi kayu tunggak dari suatu pohon yang akan

diinventarisir.

Betapa pentingnya pengukuran tinggi dilaksanakan sebagai karakteristik dari

pohon untuk penaksiran volume. Hal inilah yang melatar belakangi dilaksananya

praktikum pengukuran tinggi pohon. Dalam kebanyakan inventore hutan kayu

keras tropika campuran telah ditemukan bahwa adalah lebih efisien menggunakan

“tabel volume total” menurut spesies dengan pengukuran dbh dan tinggi pada

semua pohon dari sampel peningkatan dalam kecermatan adalah kecil dalam

kaitannya dengan konsikuensi tambahan biaya. Pengukuran tinggi pohon berdiri

dapat dilakukan secara langsung dapat dikerjakan dengan tongkat teleskopik.

Jika kemiringan pohon cukup berat, dalam prakteknya sering dihindari

pengukurannya dan memilih model lain. Suatu kesalahn yang hampir sama bisa

1

Page 2: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

terjadinya pada jenis pohon bertajuk datar diatas (bentuk payung). Dalam hal ini

pengamat akan sulit melihat puncak-puncak pohon.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalah-kesalahan dalam

pengukuran, antara lain kesalah dalam melihat puncak pohon, pohon yang diukur

tingginya dalam keadaan tidak tegak, jarak antara pengukuran dan pohon tidak

diatas ataupun karena jarak ukur tidak tepat .

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum inventarisasi hutan yang berjudul

Pengukuran Tinggi Pohon ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat membandingkan kelemahan dan kelebihan alat ukur.

2. Dapat menggunakan alat ukur yang berbeda dalam mengukur tinggi

pohon.

3. Dapat menentukan hasil pengukuran pohon.

2

Page 3: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip pengukuran tinggi, instrumen yang digunakan untuk pengukuran

tinggi pohon yang paling sering dipilih adalah hypsometer. Banyak tipe

pengukuran alat tinggi dan instrumen yang telah dikembangkan, tetapi hanya

sedikit yang telah memperoleh penerimaan yang luas dan praktisi rimbawan.

Prinsip dasar trigonometris kebanyakan sering dijelmakan didalam hypsometer

dan kompas klino pengukuran menggunakan haga hypsometer dan kompas klino

lebih tinggi, teliti dan lebih cermat tetapi pengukuran lebih memerlukan banyak

waktu dan kadang-kadang memerlukan jarak yang jauh antara pengamat dan

pohon (Rahlan, 2004).

Dalam kebanyakan inventore hutan kayu keras tropika campuran telah

ditemukan bahwa adalah lebih efisien menggunakan “tabel volume total” menurut

spesies dengan pengukuran dbh dan tinggi pada semua pohon dari sampel

peningkatan dalam kecermatan adalah kecil dalam kaitannya dengan konsikuensi

tambahan biaya. Pengukuran tinggi pohon berdiri dapat dilakukan secara langsung

dapat dikerjakan dengan tongkat teleskopik (Nyysonen, 1961).

Pengukuran tinggi sperti pengukuran diameter atas batang adalah

pengukuran tak langsung yang dilakukan dengan alat-alat optik (berlawanan

dengan dbh yang pada umumnya merupakan pengukuran langsung dan cepat) dan

konsikuensinya memerlukan banyak waktu. Pada waktu memilih metoda

penaksiran volume dalam inventore hutan harus dicek dengan hati-hati apakah

pengukuran tambahan ini pada semua sampel(atau pada bagian yang signifikan

darinya) dapat dipeertanggung jawabkan (Murdawa, 1994).

Pengukuran tinggi dari pohon-pohon terdiri dari jarak vertikal sedang

pengukuiran panjang dapat dibuat pada bagian-bagian yang sumbunya terpangkal

dari bagian vertikal. Dapat ditambahkan, tinggi kayu yang dapat dijual dapat

termasuk beberapa bagian yang cacat dibawah titk yang ditentukan sebagai batas

atas dari kayu yang dapat dijual. Untuk hasil yang akurat pepohonan tidak boleh

lurus dari 5 vertikal dan jarak horizontal harus ditentukan oleh pita ukur atau

langkah yang hati-hati (Odum, 1959).

3

Page 4: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

Teleskop Bitterlich juga dapat dipakai untuk pengukuran tinggi pada

umumnya dalam hubungannya dalam pengukuran tinggi batang yang

pengukurannya didasarkan pada teori trygonometri. Pengukuran tinngi pohon

pada umumnya menggunakan salah satu dari dua prinsip berikut ini, yaitu:

1. Prinsip geometri atau prinsip segitiga bagun.

Alat-alat yang menggunakan prisip geometri adalah walkin stick dan

christenmeter. Adapun dalm perhitungan dengan menggunakan chritemeter

adalah nilai pengukuran tinggi pohon merupakan nilai yang tertera pada

christenmeter yang dilihat sejajar dengan gala (alat Bantu), sedangkan pada

walking stick nilai pengukuran tinggi pohon didapat denga rumus:

Tinngi = Fe x 0,1 meter, diman Fe merupakan tinggi pengukuran walking

stick.

2. Prinsip trigonometri atau prinsip pengukuran sudut.

Alat ukur tinggi yang mrnggunakan prinsip trigonometri adalah clinometer

dan haga hypsometer (Simon, 1987)

Jika kemiringan pohon cukup berat, dalam prakteknya sering dihindari

pengukurannya dan memilih model lain. Suatu kesalahn yang hampir sama bisa

terjadinya pada jenis pohon bertajuk datar diatas (bentuk payung). Dalam hal ini

pengamat akan sulit melihat puncak-puncak pohon (Osting, 1965).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalah-kesalahan dalam

pengukuran, antara lain kesalah dalam melihat puncak pohon, pohon yang diukur

tingginya dalam keadaan tidak tegak, jarak antara pengukuran dan pohon tidak

diatas ataupun karena jarak ukur tidak tepat (Suwardi, 2002).

Pengukuran tinggi dapat diklasifikasikan kedalam :

a. Tinggi total adalah jarak vertikal antara pangkal pohon denga puncak

pohon

b. Tinggi batang adalah jarak antara pangkal pohon dan permukaan tajuk

yang menyatakan tinggi dari batang utama dari suatu pohon yang bersih

c. Tinggi kayu perdagangan adalah jarak antara pangkal pohon dan ujung

bagian pohon terbatas yang dapat digunakan

d. Inggi tunggak adalah jarak antar pangkal pohon dan posisi dasar batang

utama dimana pohon yang dipotong dan digunaka (Soegiarto,1994).

4

Page 5: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Adapun pelaksanaan praktikum yang berjudul “Pengukuran Tinggi Pohon”

ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 01 Maret 2011 yang bertempat di Hutan

Tri Dharma, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan adalah: Pepohonan hutan tridharma, sebagai

objek yang akan diukur.

Adapun alat yang digunakan adalah: Clinometer, untuk mengukur tinggi

pohon, Walking Stick, untuk mengukur tinggi pohon, Christenmeter, untuk

mengukur tinggi pohon, Pita ukur, untuk jarak antara pengukur dengan tegakan,

Galah, sebagai alat Bantu dalam mengukur tinggi pohon, Kalkulator, sebagai alat

Bantu dalam perhitungan, dan Alat tulis, sebagai alat dalam menuliskan data

Prosedur

- Disiapkan alat-alat ukur tinggi yang digunakan (Walking stick,dan lain-lain)

- Ditentukan areal yang akan dilaksanakan kegiatan pengukuran

- Dicatat hasil pengukuran dan dimasukkan dalam table sebagai berikut:

-

No Pohon Walking

Stick

Kompas

Clino

Kirsten

Meter

Tt Tbc Tt Tbc Tt Tbc

5

Page 6: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil yang diperoleh pada praktikum pengukuran tinggi pohon adalah sebagai

berikut:

Tabel 1. Hasil Pengukuran Tinggi Pohon Pada Hutan Tridharma USU

No PohonWalking Stick Kompas Clino Kirsten Meter

Tt (m) Tbc (m) Tt (m) Tbc (m) Tt (m) Tbc (m)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

15,3

20,2

20,3

23,3

16,5

15,7

16,9

15,1

14,3

15,4

2,3

1,5

2,5

4,3

4

8

8,2

6,75

4,85

5,3

16

21,25

20,4

23,75

16,8

15,3

16,8

15,2

13,5

15,2

2,4

4,5

2,1

4,3

4

8

8,2

6,75

4,85

5,3

13,3

18,5

20

21

14

13,2

14,7

15,1

13,8

15,2

2,4

1,5

2,1

4,3

4

8

8,2

6,75

1,8

5,3

Grafik Perbedaan Tinggi Pohon

Gambar 1. Grafik Tinggi Pohon

Grafik Tinggi Pohon

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nomor Pohon

Tin

gg

Po

ho

n

Walking stick

Kompas klino

Kirsten meter

6

Page 7: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

Pembahasan

Dari proses pengukuran tinggi pohon yang telah dilakukan di kawasan hutan

Tridharma maka dapat diketahui tinggi masing-masing pohon. Dimana dalam

pengukuran yang dilakukan diketahui bahwa tinggi pohon dalam hutan tersebut

sangat bervariasi.

Dalam inventarisasi yang telah dilakukan, proses pengukuran dilakukan

dengan menggunakan prinsip geometri atau prinsip segitiga bangun dengan

menggunakan alat ukur walking stick dan christenmeter dan prinsip trygonometri

atau pengukuran sudut dengan menggunakan alat ukur clinometer. Dimana dalam

pengukuran diperoleh tinggi pohon tertinggi adalah = 23,75 meter dan pohon

terpendek = 13,2 meter. Hal ini sesuai dengan literature Simon (1987) yang

menyatakan Pengukuran tinngi pohon pada umumnya menggunakan salah satu

dari dua prinsip berikut ini, yaitu:

1. Prinsip geometri atau prinsip segitiga bagun.

Alat-alat yang menggunakan prisip geometri adalah walkin stick dan

christenmeter. Adapun dalm perhitungan dengan menggunakan chritemeter

adalah nilai pengukuran tinggi pohon merupakan nilai yang tertera pada

christenmeter yang dilihat sejajar dengan gala (alat Bantu), sedangkan pada

walking stick nilai pengukuran tinggi pohon didapat denga rumus:

Tinngi = Fe x 0,1 meter, diman Fe merupakan tinggi pengukuran walking

stick.

2. Prinsip trigonometri atau prinsip pengukuran sudut.

Alat ukur tinggi yang mrnggunakan prinsip trigonometri adalah clinometer

dan haga hypsometer.

Untuk alat ukur tinggi pohon dengan prinsip trigonometri di yakini hasil

pengukuran datanya lebih teliti dan akurat. Hal ini dikarenakan pengukuran tinggi

melalui alat-alat ini dilakukan pengukuran jarak datar yang disesuaikan dengan

kondisi lapangan. Pengukuran tinggi pohon menggunakan kompas klino

merupakan pengukuran yang akurat, sesuai dengan yang dikemukakan Rahlan

(2004) bahwa Prinsip dasar trigonometris kebanyakan sering dijelmakan didalam

dan kompas klino pengukuran menggunakan haga hypsometer dan kompas klino

lebih tinggi, teliti dan lebih cermat tetapi pengukuran lebih memerlukan banyak

7

Page 8: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

waktu dan kadang-kadang memerlukan jarak yang jauh antara pengamat dan

pohon .

Kompas klino memiliki kelebihan yaitu lebih akurat, dan mudah di bawa.

Kelemahannya yaitu harganya yang mahal dan penggunaannya membutuhkan

keahlian, hal ini terkait dengan pembacaan skala kompas klino. Kirsten meter

memiliki kelebihan yaitu harganya murah dan dapat dibuat sendiri, kelemahannya

yaitu kurang akurat dalam pengukuran tinggi pohon. Walking stick memiliki

kelebihan yaitu mudah dibawa kemana-mana, dan penguunaannya sangat mudah.

Kelemahan walking stick yaitu data yang diperoleh kurang akurat.

Dari hasil pengukuran tinggi pohon yang diperoleh kita dapat

membandingkan hasil-hasil tersebut yang merupakan hasil pengukuran tinggi

dengan alat-alat yang berbeda-beda. Terdapat perbedaan hasil pengukuran alat

yang dibuat secara manual seperti christeenmeter dan walking stick menunjukkan

hasil perbedaan jauh dengan meggunakan clinometer. Hal ini di sebabkan tidak

ada ketepatan (pengukuran) jarak antar, kurangnya ketelitian dari kedua alat

tersebut, ketepatan membidik. Hal ini sesuai dengan literature (Suwardi2002)

yang menyatakan Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalah-

kesalahan dalam pengukuran, antara lain kesalah dalam melihat puncak pohon,

pohon yang diukur tingginya dalam keadaan tidak tegak, jarak antara pengukuran

dan pohon tidak diatas ataupun karena jarak ukur tidak tepat.

Pada pengukuran tinggi pohon dengan menggunakan walking stick, Kirsten

meter, dan kompas klino seringkali terjadi kesalahan pengukuran. Baik karena

kesalahan si pengukur maupun kesalahan alat, kesalahan dalam melihat puncak

pohon, pohon yang diukur tingginya dalam keadaan tidak tegak. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Suwardi (2002) yang menyatkan bahwa Ada beberapa faktor

yang menyebabkan terjadinya kesalah-kesalahan dalam pengukuran, antara lain

kesalahan dalam melihat puncak pohon, pohon yang diukur tingginya dalam

keadaan tidak tegak, jarak antara pengukuran dan pohon tidak diatas ataupun

karena jarak ukur tidak tepat.

8

Page 9: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pohon tertinggi adalah 23,75 meter dan pohon terendah adalah 13,2 meter.

2. Perbedaan hasil yang diperoleh pada pengukuran disebabkan oleh kurang

ketelitian alat, ketepatan pembidik,dan ketepatan dalam membaca skala.

3. Pegukuran tinggi pohon dapat dilakukan dengan prinsip geometri dan

trigonometri.

4. Untuk alat ukur tinggi pohon dengan prinsip trigonometri di yakini hasil

pengukuran datanya lebih teliti dan akurat tetapi membutuhkan waktu yang

lebih banyak.

5. Pengukuran paling akurat adalah dengan menggunakan kompas klino.

Saran

Disarankan kepada semua praktikan agar melakukan pengukuran dengan

teliti sehingga diperoleh data yang benar sesuai dengan tujuan percobaan.

9

Page 10: Laporan inventarisasi hutan : PENGUKURAN TINGGI POHON

DAFTAR PUSTAKA

Murdawa,B.1994.Pengenalan dan Pengukuran Karakteristik Pohon. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Nyysonen,A.1961. Survei Metode of Thropical Forest Press. Rome.

Odum, E.P.1959. Fundamentals of Ecology.WB Souders Co.Philadelphia.

Osting.1965. The Study of Plant Communitis :an Introduction to Plant Ecology W H Freeman & Co. SanFransisco.

Rahlan, E.N.2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. IPB Press.Bogor.

Simon, H.1987. Manual Inventore hutan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Soegiarto,A.1994. Ekologi Kuantatif M Analisis Populasi. Usaha Nasional. Surabaya.

Suwardi.2002.Tekhnik Penarikan Sampel. USU Press. Medan.

10