Upload
galuh-arya-ramdani
View
101
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Karbohidrat
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui sifat-sifat dari karbohidrat dan menentukan waktu yang
dibutuhkan untuk menghidrolisis karbohidrat
1.2 Dasar Teori
I.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat yang merupakan polimer alam (bio polimer) adalah
polisakarida. Polisakarida terbentuk dari monomer – monomer
monosakarida yang bergabung melalui ikatan kovalen berupa ikatan
glikosida dalam reaksi polimerisasi kondensasi.
Monosakarida + Monosakarida + . . . → Polisakarida + H2O
Karbohidrat merupakan polihidroksil aldehida atau keton atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila hidroksil. Nama
karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari
golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa
senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan yang memiliki nisbah
karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai
contoh rumus empiris D-glukosa adalah C6H12O6 atau dapat ditulis
sebagai C6(H2O)6. Walaupun karbohidrat yang umum sesuai dengan
rumus empiris tersebut namun yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini
dan beberapa yang lain lagi juga mengandung nitrogen, fosfor, atau
sulfur.
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
Terdapat 3 jenis karbohidrat :
1) Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), oleh karena
tidak bisa lagi dihidrolisa. Monosakarida larut di dalam air dan
rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula. Penamaan
kimianya selalu berakhiran -osa. Dalam Ilmu Gizi hanya ada tiga
jenis monosakarida yang penting yaitu, glukosa, fruktosa dan
galaktosa.
a. Glukosa
Terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun
dekstrosa. Banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-
buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di
dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan
amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa. Glukosa dijumpai di
dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan berfungsi
sebagai penyedia enersi bagi seluruh sel-sel dan jaringan
tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar 80-
120 mg %. Kadar gula darah dapat meningkat melebihi normal
disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada penderita
Diabetes Mellitus.
b. Fruktosa
Disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan
jenis sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada
mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di
dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.
c. Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa
yang ada di dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari
laktosa.
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
2) Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada
bahan makanan disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa
dan laktosa.
a. Sukrosa
Adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari,
sehingga lebih sering disebut gula meja (table sugar) atau gula
pasir dan disebut juga gula invert. Mempunyai 2 (dua) molekul
monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa.
b. Maltosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri
dari dua molekul glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari
hasil pemecahan amilum, lebih mudah dicema dan rasanya
lebih enak dan nikmat.
Amilum terdiri dari 2 fraksi (dapat dipisah kan dengan air
panas):
Amilosa
- Larut dengan air panas -mempunyai struktur rantai
lurus
Amilopektin
- Tidak larut dengan air panas -mempunyai sruktur
rantai bercabang
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat pada
serelia; Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa
atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin lekat
nasi tersebut.
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
c. Laktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri
dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa
kurang larut di dalam air. Laktosa dapat menimbulkan
intolerance (laktosa intolerance) disebabkan kekurangan enzim
laktase sehingga kemampuan untuk mencema laktosa
berkurang. Kelainan ini dapat dijumpai pada bayi, anak dan
orang dewasa, baik untuk sementara maupun secara menetap.
Gejala yang sering dijumpai adalah diare, gembung, flatus dan
kejang perut. Defisiensi laktase pada bayi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan, karena bayi sering diare. Terapi diit
dengan pemberian formula rendah laktosa seperti LLM,
Almiron, Isomil, Prosobee dan Nutramigen, dan AI 110 bebas
Laktosa. Formula rendah laktosa tidak boleh diberikan terlalu
lama (maksimum tiga bulan), karena laktosa diperlukan untuk
pertumbu ban sel-sel otak. Setelah tiga bulan, laktosa diberikan
secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan anak.
3) Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat
mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang
tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida
rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan
disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada
hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa.
a. Amilum (zat pati)
Merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di
seluruh penduduk dunia, terutama di negara seclang
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan makanan
pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga
mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi
penting lainnya. Amilum merupakan karbohidrat dalam bentuk
simpanan bagi tumbuh-tumbuhan dalam bentuk granul yang
dijumpai pada umbi dan akarnya.Amilum tidak larut di dalam
air dingin, tetapi larut di dalam air panas membentuk cairan
yang sangat pekat seperti pasta; peristiwa ini disebut
"gelatinisasi".
b. Dekstrin
Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum.
Molekulnya lebih sederhana, lebih mudah larut di dalam air,
denganjodium akan berubah menjadi wama merah.
c. Glikogen
Glikogen merupakan "pati hewani", terbentuk dari
ikatan 1000 molekul, larut di dalam air (pati nabati tidak larut
dalam air) dan bila bereaksi dengan iodium akan menghasilkan
warna merah. Glikogen terdapat pada otot hewan, manusia dan
ikan. Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan (rigor
mortis) dan kemudian glikogen dipecah menjadi asam laktat
selama post mortum. Glikogen disimpan di dalam hati dan otot
sebagai cadangan enersi, yang sewaktu-waktu dapat diubah
kembali menjadi glukosa bila dibutuhkan.
d. Selulosa
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan adalah selulosa, karena selulosa merupakan bagian
yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa
tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena tidak ada
enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna,
selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar
defekasi.
I.2.2 Cara Pengujian Karbohidrat
1) Uji Molish
Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisis menjadi
monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi atau
furfural atau hidroksi metal fural. Furfural dengan alfa neftol akan
berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna ungu,
kemudian warna ungu yang terbentuk cincin pada batas antara larutan
karbohidrat dengan asam sulfat.
2) Uji Seliwanoff
Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural
lebih cepat dibandingkan monosakarida aldosa. Aldosa bereaksi
negative pada uji ini dan membentuk senyawa kompleks berwarna
merah.
3) Uji Benedict
Gula reduksi dengan larutan benedict akan terjadi reaksi dan
dihasilkan endapan berwarna merah dari koproksida.
O O
R−C−H+CuO→C u2+R−C−OH
4) Uji Fehling
Larutan fehling yang terdiri dari kupsi sulfat Na-K dan
natrium hidroksida dengan gula reduksi dipanaskan akan terbentuk
endapan yang berwarna hijau, kuning-orange atau merah tergantung
gula reduksinya. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa gula produksi
mampu merediksi Cu2+.
O O
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Cu2+ (aq) + R-C-H (Aq) R – C – OH(Aq) + Cu2O (s)
// //
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
5) Uji Tollens
Dengan menggunakan produksi Tollens, gula produksi
identifikasi dengan adanya endapan berbentuk cermin perak didalam
larutan. Hal ini terjadi karena gula produksi dapat mereduksi Ag+
dalam pereaksi tollens (Ag(NH3)2+) menjadi endapan perak menurut
reaksi berikut :
O O
6) Uji Iodin
Karbohidrat golongan polisakarida akan membentuk reaksi
dengan larutan iodin dan memberikan warna spesifik bergantung pada
jenis karbohidratnya. Amilisa dengan iodin akan berwarna biru,
amilopektin dengan iodin akan berwarna merah violet. Glikogen
maupun dextrin dengan iodin akan berwarna merah coklat.
O O
I.2.3 Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air
(H2O) menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−)
melalui suatu proses kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk
memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui polimerisasi
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Endapan merah bata
Ag(NH3)2+
(Aq) + R – C – H (Aq) R – C- OH (Aq) + Ag (S) + NH3 (g)
// //
R – C – H + I2 + HCl R – C – OH + HI + 2H2O
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
tumbuh bertahap (step-growth polimerization). Kata "hidrolisis" berasal
dari bahasa Yunani hydro "air" + lysis "pemisahan".
Hidrolisis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak
terpecah menjadi dua senyawa baru. Biasanya hidrolisis terjadi saat
proses pencernaan karbohidrat. Biasanya hidrolisis merupakan proses
kimia yaitu penambahan satu molekul air ke zat kimia. Kadang-kadang
penambahan ini menyebabkan zat kimia dan molekul air berpisah menjadi
dua bagian. Pada reaksi semacam ini, satu pecahan dari molekul target
(atau molekul induk) mendapat sebuah ion hidrogen.
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
BAB II
METODOLOGI
II.1 Alat dan Bahan
II.1.1 Alat yang digunakan
1) Gelas kimia 250 ml
2) Tabung reaksi
3) Pipet tetes
4) Pipet volume
5) Pipet ukur
6) Batang Pengaduk
7) Stopwatch
8) Spatula
9) Hot plate
10) Erlenemyer
11) Bulp
12) Neraca digital
13) Labu ukur 100 ml
14) Kertas Lakmus
15) Magnetic Stirer
II.1.2 Bahan yang digunakan
1) Tepung beras
2) HCl pekat
3) Larutan I2
4) Larutan Fehling
5) Aquadest
6) Sukrosa 5%
7) Natrium karbonat 5%
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
II.2 Prosedur Kerja
II.2.1Hidrolisis Disakarida
1) Memasukkan larutan sukrosa 5 % ke dalam tabung reaksi sebanyak 10
ml dan 10 tetes HCl pekat.
2) Memanaskan diatas hot plate sampai mendidih sambil diaduk.
3) Menetralkan dengan natrium karbonat 5 % (menggunakan kertas lakmus
sebagai petunjuk).
4) Hasil hidrolisis diuji dengan larutan Fehling.
II.2.2 Hidrolisis Polisakarida
1) Menimbang 0,2 gram tepung beras dan melarutkannya dengan aquadest.
2) Memasukkan larutan tersebut ke dalam erlenmeyer dan menambahkan
aquadest hingga 200 mL dan 10 mL HCl pekat.
3) Memanaskan larutan tersebut di atas hot plate.
4) Setiap 5 menit, diambil 1 ml larutan dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
5) Selanjutnya larutan tersebut diuji dengan dua tetes I2.
6) Mencatat perubahan warna yang terjadi (perubahan warna dicatat setiap
interval waktu 5 menit).
7) Mencatat hidrolisis sampai tidak berwarna lagi (kuning muda).
8) Lakukan prosedur diatas dengan membedakan kecepatan stirer.
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
II.3 Diagram Alir
III.1.1 Hidrolisis Disakarida
III
III.1.2 Hidrolisis Polisakarida
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
larutan
larutan
larutan
Fehling BFehling A
didihkan Lakmus merah
10 tetes HCl pekat10 ml sukrosa 5%
Natrium karbonat 5%
Larutan
Diuji dengan 2 tetes I2
Larutan
1 ml setiap menit
Aquades 200 ml + 10 ml HCl pekat
±0,2 gram tepung beras
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Data Pengamatan
III.1.1 Hidrolisis Disakarida
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1 Hidrolisis Larutan Sukrosa 5% (+HCl pekat)
Tidak terjadi perubahan ; larutan tetap bening
2 Penetralan dengan Na2CO3 pH menjadi 7 (netral)
3 Pengujian dengan Fehling A Larutan berubah menjadi biru
4 Pengujian dengan Fehling B
Larutan berubah menjadi merah bata (+endapan merah bata)
III.1.2 Hidrolisis Polisakarida
Sampel : Tepung Beras
NO Massa (gram) Kecepatan Putaran Stirer
Waktu (Menit)
Warna Dominan
1 0,2017 Skala 5 150 HitamSampel : Tepung Kanji
NO Massa (gram) Kecepatan Putaran Stirer
Waktu (Menit)
Warna Dominan
1 0,2058 Skala 2 90 Hitam2 0,2022 Skala 3 90 Hitam3 0,2048 Skala 4 80 Hitam4 0,2014 Skala 5 80 Hitam
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
III.2 Pembahasan
Pada praktikum kal ini, dilakukan pengujian sifat-sifat karbohidrat melalui
proses hidrolisis karbohidrat jenis disakarida dan polisakarida serta menentukan
waktu yang dibutuhkan untuk menghidrolisis karbohidrat tersebut. Pada percobaan
ini, karbohidrat jenis disakarida yang digunakan adalah sukrosa 5% dan karbohidrat
jenis polisakarida yang digunakan adalah tepung beras.
Pada pengujian yang pertama, sampel yang digunakan adalah karbohidrat
jenis disakarida yaitu sukrosa 5%. Namun sebelum diuji, tepung beras perlu
dihidrolisis terlebih dahulu. Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul
air (H2O) menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH-) melalui proses
kimia. Reaksi hidrolisis sukrosa adalah sebagai berikut :
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Pada percobaan ini ditambahkan HCl pekat pada sampel bertujuan untuk
mengaktifkan air karena larutan HCl mempunyai ion H+ dan sebagai katalisator
sehingga hidrolisis disakarida dapat lebih cepat. Katalis adalah zat yang
mempercepat reaksi kimia tanpa ikut terpakai dalam reaksi itu. Sebelum dilakukan
pengujian fehling, larutan sukrosa perlu dinetralkan karena adanya penambahan HCl
pada awal hidrolisis tadi. Penetralan ini menggunakan larutan Na2CO3 5%. Pengujian
fehling baru dilakukan setelah pH larutan 7 (netral). Uji fehling ini bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya monosakarida yang terkandung dalam karbohidrat tersebut.
Oleh karena itu, hidrolisis dilakukan sehingga sukrosa 5% yang merupakan
karbohidrat jenis disakarida dapat berubah menjadi karbohidrat yang lebih sederhana
yakni monoskarida. Pengujian fehling ini menggunakan 2 pereaksi yakni fehling A
dan fehling B. Fehling A terdiri dari CuSO4 dalam air ,sedangkan larutan fehling B
terdiri dari larutan garam Kna tartarat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini
disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
karbohidrat. Pada penambahan pereaksi fehling A terjadi perubahan warna larutan
dari
bening ke biru dikarenakan gula reduksinya. Gula reduksi adalah gula yang
mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid
atau keton bebas. Pada penambahan fehling B terjadi endapan merah bata, warna
merah bata yang terbentuk disebabkan oleh maltosa dan glukosa memiliki gugus
aldehid yang bebas sehingga dapat mereduksi ion-ion tembaga (Cu) yang terdapat
pada larutan fehling menjadi Cu2O yang berwarna merah bata. Cu2O (endapan
merah bata) yang terbentuk ini merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan
asam karboksilat. Reaksi yang terjadi dalam uji fehling :
Pada pengujian yang kedua, sampel yang digunakan adalah karbohidrat jenis
polisakarida yaitu tepung beras. Namun sebelum diuji, tepung beras perlu dihidrolisis
terlebih dahulu. Dengan hidrolisis ini, polisakarida (tepung beras) akan terhidrolisis
atau terurai menjadi karbohidrat yang lebih sederhana baik disakarida maupun
monosakarida. Pada percobaan ini pula ditambahkan HCl pekat pada sampel
bertujuan untuk mengaktifkan air karena larutan HCl mempunyai ion H+ dan sebagai
katalisator sehingga hidrolisis polisakarida dapat lebih cepat.. Setelah itu dilakukan
pemanasan yang bertujuan agar pati dapat menyerap air sehingga terjadi reaksi
gelatinasi (berkurangnya viskositas) sehingga dapat larut dalam air, dengan reaksi
sebagai berikut :
(C6H10O5)n + n H2O nC6H12O6
Metode yang digunakan dalam pengujian ini ialah metode uji iodin. Uji iod bertujuan
untuk mengidentifikasi polisakarida. Reaksi antara polisakarida dengan iodin
membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks
(melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai
pendek seperti disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin. Reagent yang digunakan adalah larutan
iodin yang merupakan I2 terlarut dalam potassium iodida.
Pada awal pengujian yang dilakukan setiap 5 menit sekali pada larutan tepung
beras, didapat bahwa warna yang terdeteksi pada sampel setelah ditetesi larutan iodin
adalah coklat kemerahan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya salah satu jenis
dekstrin yakni eritrodekstrin yang terkandung pada tepung beras. Kandungan utama
dari polisakarida (tepung beras) yaitu pati/amilum terdeteksi di menit ke-20 sampai
35. Terbentuk warna kehitaman yang mengindikasikan adanya pati/amilum dalam
tepung beras. Ini dikarenakan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai
heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit glukosanya. Bentuk ini
menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang masuk
kedalam spiralnya. Kemudian kembali terdeteksi warna coklat kemerahan yang
merupakan indikasi adanya eritrodekstrin yang terkandung dalam tepung beras.
Setelah itu warna dari sampel yang diuji cenderung berubah menjadi oranye hingga
akhirnya kuning muda (tidak bereaksi dengan iodin). Ini dikarenakan ikatan antara
iod dan amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan
terbentuk kembali pada saat didinginkan. Apabila dipanaskan rantai amilum akan
memanjang sehingga iod mudah terlepas, sama halnya ketika didinginkan, rantai
pada amilum akan mengerut sehingga iod kembali terikat dengan amilum. Hal ini
karena kemampuan menghidrolisis sehingga amilum berubah menjadi glukosa. Tidak
hanya glukosa, warna kuning muda mengindikasikan hasil hidrolisis polisakarida
menjadi karbohidrat yang lebih sederhana yakni berturut-turut membentuk
akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang memberi warna kuning muda (tidak
bereaksi dengan iodin) pada pengujian iodin.Pada pengujian dengan menggunakan
tepung kanji, karbohidrat yang terdeteksi dengan pengujian iodin cenderung sama
beserta urutan terdeteksinya. Namun pada awal hidrolisis terdapat endapan yang
terbentuk. Ini merupakan sisa-sisa butir amilum yang belum terhidrolisis secara
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
sempurna. Pada percobaan ini pula, dilakukan perbedaan perlakuan antara 4 sampel
yang berbeda yakni pada kecepatan putaran stirer. Dari grafik, dapat dilihat dari
waktu hidrolisis polisakarida (tepung beras) menjadi monosakarida (glukosa) yang
terindikasi dengan warna kuning muda pada uji iodin, skala dengan kecepatan
putaran lebih besar cenderung menghidrolisis polisakarida (tepung kanji) lebih cepat
dibandingkan kecepatan putaran stirer lainnya. Ini artinya proses hidrolisis pada
sampel dengan kecepatan putaran lebih besar lebih cepat dalam mengurai
pati/amilum (polisakarida) menjadi glukosa (monosakarida) dibandingkan sampel
dengan kecepatan putaran lainnya. Hal ini dikarenakan kecepatan stirer yang lebih
besar memudahkan rantai polisakarida untuk lepas pada proses hidrolisis lebih cepat
akibat panas yang disebar pada wadah lebih merata mengenai seluruh bagian dari
karbohidrat yang dihidrolisis.
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Skala 2 Skala 3 Skala 4 Skala 574
76
78
80
82
84
86
88
90
92 90 90
80 80
Grafik Kecepatan Hidrolisis Polisakarida
Kecepatan Putaran Stirer
Wak
tu (M
enit)
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1) Glukosa merupakan gula reduksi yang dapat mereduksi Cu2+ pada uji
fehling.
2) Tepung beras dan tepung kanji memiliki penyusun utama yakn
pati/amilum yang terindikasi berwarna kehitaman pada uji iodin.
3) Waktu hidrolisis tepung beras adalah 155 menit sedangkan waktu
hidrolisis tepung kanji adalah 85 – 110 menit.
4) Semakin besar kecepatan putaran stirer maka semakin cepat waktu yang
dibutuhkan untuk menghidrolisis dari karbohidrat jenis polisakarida.
IV.2 Saran
1. Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya mencoba untuk menguji karbohidrat dengan menggunakan karbohidrat lainnya seperti laktosa maupun glikogen serta metode pengujian kualitatif lainnya seperti uji seliwanoff maupun uji benedict.
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
DAFTAR PUSTAKA
Day Jr., R.A. dan A.L. Underwood. 1988. Analisa Kimia Kualitatif. Edisi ke 4. Diterjemahkan oleh: R.Soendoro. Jakarta: Erlangga
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper. Edisi 27. Diterjemahkan oleh: Brahm Pendit. Jakarta: EGC
Subandiyono. 2009. Nutrisi Ikan. Semarang: Universitas Diponegoro
Sulistyowati, Eddy. 2010. Diktat Kuliah Biokimia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Tim Laboratorium Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
GAMBAR ALAT
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Gelas Kimia Tabung Reaksi
Pipet Tetes Pipet Ukur
Stopwatch Batang Pengaduk
Pipet Volume
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
UJI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
D3 PETRO & OLEO KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Spatula Hot Plate
Bulp Erlenemyer Neraca Digital
Kertas Lakmus Magnetic Stirer