16
BAB 1 PENDAHULUAN Malpresentasi merupakan bagian terendah janin yang berada di bagian segmen bawah rahim, bukan bagian belakang kepala sedangkan malposisi merupakan penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Malposisi juga dapat didefinisikan yaitu posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu dan malpresentasi merupakan semua presentasi lain dari janin selain presentasi veteks. Persalinan normal dapat terjadi apabila terpenuhi keadaan – keadaan tertentu dari faktor-faktor persalinan diantaranya jalan lahir (passage), janin (passanger), dan kekatan (power). Pada saat persalinan , hubungan antara janin dan jalan lahir sangatlah penting untuk diperhatikan oleh karena menentukan mekanisme dan prognosis persalinanya.

LAPORAN KASUS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

case

Citation preview

Page 1: LAPORAN KASUS

BAB 1

PENDAHULUAN

Malpresentasi merupakan bagian terendah janin yang berada di bagian segmen bawah

rahim, bukan bagian belakang kepala sedangkan malposisi merupakan penunjuk (presenting

part) tidak berada di anterior. 

Malposisi juga dapat didefinisikan yaitu posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan

ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu dan malpresentasi merupakan semua

presentasi lain dari janin selain presentasi veteks.

Persalinan normal dapat terjadi apabila terpenuhi keadaan –keadaan tertentu dari faktor-

faktor persalinan diantaranya jalan lahir (passage), janin (passanger), dan kekatan (power). Pada

saat persalinan , hubungan antara janin dan jalan lahir sangatlah penting untuk diperhatikan oleh

karena menentukan mekanisme dan prognosis persalinanya.

Page 2: LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S Nama suami : Tn. P

Umur : 23 tahun Umur : 22 tahun

Alamat : jatiseeng kidul

CM : 753961

Pekerjaan : IRT

Bangsa : ndonesia

Agama : islam

Status :menikah

Masuk RS : 5 desember 2014

ANAMNESIS

Pasien datang ditemani oleh bidan J. pukul 17.15 pada tanggal 5 desember 2014 G1P0A0 gravida aterm dengan preeklamsi berat dan letak lintang Pasien mengatakan bahwa mules masih jarang dan belum keluar cairan Pasien pernah melakukan ANC dengan rutin ke bidan dan sudha pernah USG dengan

hasil hamil 38 minggu dengan letak lintang. Pasien tidak menggunakan kontrasepsi sebelumnya Pasien mengaku kaki membengkak saat usia kehamilan 8 bulan. Riwayat hipertensi disangkal pasien Riwayat alergi disangkal pasien HPHT : 28-2-2014 TP : 7-12-2014 Penderita mengaku riwayat mual dan muntah Riwayat BAB/BAK biasa Menikah 1 kali

STATUS PRAESENS

Keadaan umum : sedang kesadaran : CM Tekanan darah : 180/100

Respirasi : 22 x/menit nadi : 84x/menit suhu : 36,4 C

Konjungtiva : ananemis sclera : ikterik (-) Ekstremitas :edema (+)

Kepala : simetris

Page 3: LAPORAN KASUS

Mata : konjungtiva ananemis sclera tidak ikterik

Telinga : tidak ada kelainan

Hidung : tidak ada kelainan

Tenggorokan : T1-T1

Leher : pembesaran Kelenjar Getah Bening tidak ada

Dada : simetris kanan – kiri

Paru – paru : vesikuler, wheezing – rhonki –

Jantung : bunyi jantung normal s1-s2

Abdomen : cembung gravida

Genitalia : tidak ada kelainan

Ekstremitas : tidak ada varises, tidak ada edema

Reflek : reflek fisiologis normal, reflek patologis tidak ada

STATUS OBSTETRIK

Pemeriksaan luar

Inspeksi : flour (-), tidak ada kelainan

TFU : 33 cm

Letak janin : oblique.

BJA : 146 X /menit

Stabilitas haemodinamik

- Pemasangan kateter

Pemeriksaan dalam

Diagnose

G1P0A0 23 tahun, 39-40 minggu, presentasi oblique. Tunggal hidup

Sikap

Rencana operasi Sectio Cesaria

Page 4: LAPORAN KASUS

Follow up

S

O ku : sedang kesadaran : CM

T: 130/90mmHg

N:80x/menit

R:20x/menit

S:36,2 C

A P1A0 Partus Maturus section cesaria ai letak oblique + giant baby

P asi

S

O ku : sedang kesadaran : CM

T: 150/90mmHg

N:80x/menit

R:20x/menit

S:36,2 C

A P1A0 Partus Maturus section cesaria ai letak oblique + giant baby

P asi

BAB III

Page 5: LAPORAN KASUS

PEMBAHASAN

Malpresentasi merupakan bagian terendah janin yang berada di bagian segmen bawah rahim,

bukan bagian belakang kepala sedangkan malposisi merupakan penunjuk (presenting part) tidak

berada di anterior. 

Malposisi juga dapat didefinisikan yaitu posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan ubun-

ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu dan malpresentasi merupakan semua

presentasi lain dari janin selain presentasi veteks.

Persalinan normal dapat terjadi apabila terpenuhi keadaan –keadaan tertentu dari faktor-faktor

persalinan diantaranya jalan lahir (passage), janin (passanger), dan kekatan (power). Pada saat

persalinan , hubungan antara janin dan jalan lahir sangatlah penting untuk diperhatikan oleh

karena menentukan mekanisme dan prognosis persalinanya.

Dalam keadaan normal presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun

kecil posisi transversal (saat masuk pintu atas panggul), dan posisi anterior (setelah melewati

pintu tengah panggul),. Dengan presentasi tersebut, kepala janin akan masuk panggul adlam

ukuran terkecilnya (sirkumferensia suboksipitobregmatikus). Hal tersebut dicapai bila sikap

kepala janin fleksi. Sikap yang tidak normal akan menimbulkan malpresentasi pada janin dan

kesulitan persalinan terjadi oleh karena diameter yang harus melalui panggul menjadi lebih

besar.

Sikap ekstensi ringan akan menjadikan presentasi puncak kepala (dengan penunjuk ubun-ubun

besar), ekstensi sedang akan menyebakan presentasi dahi (dengan penunjuk sinsiput), dan

ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka (dengan penunjuk dagu). Apabila janin dalam

Page 6: LAPORAN KASUS

keadaan malpresentasi atau malposisi, maka dapat terjadi persalinan yang lama atau bahkan

macet.

B. Etiologi

1. Faktor Maternal dan Faktor Uterus

a. Panggul sempit. Ini merupakan faktor terpenting.

b. Perut ibu yang pendulans. Oleh karena memungkinkan uterus dan janin “jatuh” ke depan maka

dapat terjadi kesukaran dalam penurunan bagian terendah.

c. Neoplasma. Fimbromioma uteri dan cystoma ovarii dapat menghalangi jalan masuk ke

panggul.

d. Kelainan uterus. Pada uterus bicornis, cornu yang tidak hamil dapat menghambat persalinan

cornu yang hamil.

e. Kelainan letak dan besarnya plasenta. Keadaan-keadaan seperti plasenta previa disertai dengan

kedudukan janin yang tidak baik.

2. Faktor Janin

a. Bayi yang besar.

b. Kesalahan dalam polaritas janin, misalnya pada presentasi bokong atau letak lintang.

c. Putaran paksi dalam yang abnormal. UUK berputar ke belakang atau tidak berputar sama

sekali.

Page 7: LAPORAN KASUS

d. Sikap janin yang tidak fleksi tetapi ekstensi.

e. Kehamilan ganda.

f. Kelainan janin, seperti hydrocephalus dan anencephalus.

g. Hidramnion. Banyaknya air ketuban yang berlebihan memungkinkan janin leluasa bergerak

sehingga dapat menempati kedudukan yang abnormal

C. Pengaruh-Pengaruh Malpresentasi

1. Pengaruh terhadap persalinan Adaptasi bagian terendah janin dengan cervix dan panggul yang

kurang simetris merupakan salah satu faktor yang mengurangi efisiensi persalinan.

a. Insidensi disproporsi fetopelvik lebih tinggi.

b. Kontraksi uterus cenderung melemah dan tidak teratur.

c. Sering terjadi partus lama.

d. Dapat terjadi cincin retraksi patologis, dan dapat berakhir dengan rupture segmen bawah

rahim.

e. Pembukaan servik terjadi perlahan-lahan dan tidak lengkap.

f. Bagian terendah tetap tinggi.

g. Sering terjadi ketuban pecah awal.

h. Kebuttuhan akan tindakan operatif lebih tinggi.

Page 8: LAPORAN KASUS

2. Pengaruh pada ibu

a. Oleh karena diperlukannya kerja otot uterus dan perut yang lebih besar, dan oleh karena

persa;inan seringkali berjalan lama sehingga kurang istirahat dan makan minum, maka biasa

terjadi kelelahan dan kehabisan tenaga.

b. Perineum dan jaringan lunak teregang, sehingga lebih banyak terjadi robekan.

c. Perdarahan lebih banyak, berasal dari:

1) Robekan uterus, serviks dan vagina

2) Ibu yang kehabisan tenaga dapat menimbulkan atonia uteri

d. Insidensi infeksi lebih tinggi

1) Ketuban pecah awal

2) Perdarahan banyak

3) Kerusakan jaringan.

4) Pemeriksaan vagina dan rectum yang lebih sering.

3. Pengaruh pada janin

a. Janin tidak sempurna menyesuaikan diri dengan panggul sehingga lebih sulit melewati

panggul dan menyebabkan moulage yang berlebihan.

Page 9: LAPORAN KASUS

b. Persalinan yang lama berpengaruh lebih berat untuk janin, mengakibatkan insidensi anoxia,

kerusakan otak, asfiksia, dan kematian intrauterine yang lebih tinggi.

c. Insidensi tindakan operatif yang lebih tinggi memperbesar bahaya trauma pada bayi.

d. Tali pusat menumbung lebih sering terjadi dibanding pada kedudukan normal.

Macam-macam Malposisi dan Malpresentasi

1. Presentasi  Puncak Kepala

Presentasi puncak kepala dapat terjadi karena kepala bayi tidak melakukan flexi maupun

ekstensi, ubun-ubun kecil dan dahi sama tingginya di dalam panggul. Bagian terendahnya adalah

Page 10: LAPORAN KASUS

puncak kepala (vertex). Diameter terendahnya adalah diameter occipitofrontalis yang panjangnya

11.0 cm, lebih panjang daripada diameter suboccipitobregmatica yang lebih menguntungkan

yakni 9.5 cm dengan demikian kemajuan persalinan lebih lambat dan sedikit lebih sering terjadi

persalinan tak maju. Kebanyakan sikap ini bersifat sementara, kalau sudah turun kepala akan

flexi. Kadang-kadang terjadi ekstensi menjadi presentasi dahi atau muka

2. Presentasi Dahi

Presentasi dahi terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang. Pada

pemeriksaan dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada diantara ubun-ubun besar dan

pangkal hidung. Bila menetap, janin dengan presentasi ini tidak dapat dilahirkan oleh karena

besarnya diameter oksipitomental yang harus melalui panggul. Janin dengan ukuran kecil dan

panggulnya berada di posterior atau ukuran panggul yang sedemikian luas mungkin masih dapat

dilahirkan pervagianam. Insidensinya kurang dari 1%, berkisar antara 1:3000 sampai 1:1000.

Presentasi dahi primer yaitu yang terjadi sebelum persalinan mulai jarang dijumpai, kebanyakan

adalah sekunder yakni terjadi setelah persalinan mulai. Seringkali bersifat sementara, dan

kemudian kepala flexi menjadi presentasi belakang kepala atau extensi sempurana menjadi

presentasi muka. Kejadian presentasi dahi meningkat bila didapatkan adanya polihidramnion

(0,4%), berat badan lahir <1500 g (0,19%), prematuritas (0,16%), dan postmaturitas (0,1%).

Page 11: LAPORAN KASUS

3. Presentasi Muka

Presentasi muka terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat

ke arah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya, dan diameter pada waktu masuk

panggul adalah diameter submentobregmatica sebesar 9,5 cm. Bagian terendahnya adalah bagian

antara glabella dan dagu sedang pada presentasi dahi bagian antara glabella dan bregma. Tetapi

sering juga dijumpai kedudukan diantara keduanya.

Page 12: LAPORAN KASUS

4. Presentasi Majemuk

Persentasi majemuk adalah terjadinya prolaps satu atau lebih ekstremitas pada

presentasi kepala taupun bokong (Sarwono 2008). Presentasi majemuk juga dapat diartikan suatu

keadaan dimana bagian kecil janin menumbung disamping bagian besar janin dan bersama-sama

memasuki panggu (Eastman,). Kepala memasuki panggul bersamaan dengan kaki dan/atau

tangan. Prsentasi majemuk juga dapat terjadi manakala bokong memasuki panggul bersamaan

dengan tangan. Dalam pengertian presentasi majemuk tidak termasuk presentasi bokong kaki,

presentasi bahu, atau prolaps tali pusat . Apabila bagian terendah janin  tidak menutupi dengan

sempurna pintu ats panggul, maka presentasi majemuk dapat terjadi.