Upload
irmuditaari
View
517
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KASUS ANESTESI REGIONAL
ANESTESI SPINAL SEORANG WANITA 27 TAHUN DENGAN SECTIO CAESARIA
TRANSPERITONEAL PROFUNDA
Diajukan guna melengkapi syarat kepaniteraan klinik senior di bagian
Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
Ike setiawati G6A001093
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Ruang : B31
No. CM : 5998829
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama :
Hendak melahirkan (rujukan bidan dengan ketuban pecah dini dan portio edema)
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanggal 21 januari 2010 ibu mengeluh kenceng-kenceng jarang, belum keluar air
ketuban, belum keluar lendir darah, gerak anak masih dirasakan.
Tanggal 22 januari 2010 pukul 03.00 keluar air dari jalan lahir, kenceng-kenceng
sering, gerak anak masih dirasakan. Ibu kemudian memeriksakan diri ke bidan, lalu
dirujuk ke RSDK.
Saat pengawasan di ruang bersalin RSDK, ibu mengalami demam. Persalinan tidak
mengalami kemajuan dan dikatakan terjadi gawat janin. Oleh dokter dikatakan harus
dilakukan operasi segera.
C. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat operasi sebelumnya (-)
D. Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat penyakit asma, hipertensi, kencing manis dalam keluarga disangkal.
E. Anamnesis yang berkaitan dengan anestesi :
- Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
- Riwayat asma disangkal
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat operasi sebelumnya disangkal
- Riwayat penyakit ginjal disangkal
- Penderita tidak memakai gigi palsu, tidak ada gigi yang goyang
- Batuk pilek, nyeri dada disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik, kesadaran composmentis
Tanda Vital : T : 110/80 mmHg RR : 22x/menit
N : 96x / menit t : 38,4oC
BB : 54 kg ASA : II E
Kepala : Mesosefal
Kulit : Sianosis (-)
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
Telinga : Discharge (-)
Hidung : Discharge (-), nafas cuping (-)
Mulut : Gigi goyang (-), gigi palsu (-), sianosis (-)
Leher : Pembesaran nnll (-), deviasi trakea (-)
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)
Dada : - Paru : Insepeksi : Simetris statis dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
- Jantung : Inspeksi : IC tidak tampak
Palpasi : IC teraba di SIC V, 2 cm medial LMCS
Perkusi : Konfigurasi jantung dbn
Auskultasi : BJ I-II murni, bising (-), gallop (-)
- Abdomen : Inspeksi : Membuncit, membujur
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Pekak sisi (+), pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Ekstremitas : Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Oedema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah : Hb : 10,3 gr %
Ht : 31,0 %
L : 13.000 /mmk
Tr : 296.000 /mmk
Na : 141 mmol/L
K : 4,2 mmol/L
Cl : 101 mmol/L
Ur : 28 mg/ dL
Cr : 0,9 mg/ dL
V. DIAGNOSIS
A. Diagnosis umum : G2P1A0, 25 tahun, hamil 41 minggu
Janin I hidup intrauterin
Letak kepala U puki
Inpartu kala I
Ketuban pecah awal 10 jam
Partus tak maju
Fetal takikardi
Febris
B. Diagnosis berkaitan dengan anestesi : Tidak ada kelainan
C. Tindakan operasi : SCTP cito
VI. TINDAKAN ANESTESI
1. Premedikasi :
Metoclopramide 10 mg, Asam tranexamat 500mg
2. Anestesi :
Dilakukan secara : Spinal anesthesia
Induksi dengan : -
Obat – obat yang diberikan : Lidocain 2% 40 mg, Bupivacain spinal 15 mg, Oxitocyn
20 IU, Methergin 200 mcg, Ketorolac 30 mg
Maintenance : O2 3L/menit
Mulai anestesi : 17.45 WIB
Selesai anestesi : 19.00 WIB
Lama anestesi : 105 menit
Catatan : bayi lahir pukul 18.10 WIB, perempuan, BB 3000 g, AS 9-9-10
3. Terapi cairan :
BB : 54 kg
EBV : 70 cc/kgBB x 54 kg = 3780 cc
Jumlah perdarahan : ± 500 cc
% perdarahan : 500/3780 x 100% = 13,2 %
Kebutuhan cairan :
Maintenance : 2 cc x 54 kg = 108 cc/jam
Defisit puasa : 6 jam x 108 cc = 648 cc
Stress operasi (besar) : 8 x 54 kg = 432 cc/jam
Jenis anestesi : Besar
Resiko anestesi : Besar
Perdarahan : ± 500 cc (13,2 %)
Kristaloid 350 cc x 3 = 1500 cc
Koloid 150 cc
Total kebutuhan cairan durante operasi (105 menit) :
I II
Maintenance 108 108
Stress operasi 432 432
Defisit puasa 324 162
864 702
1566
Cairan yang diberikan : RL 1000 cc, HAES 500 cc
4. Pemantauan di Recovery Room :
a. Tensi, nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
b. Beri O2 3L/menit nasal canul atau 6L/menit sungkup.
c. Bila BS ≤ 2 boleh pindah ruangan.
d. Bila mual (-), muntah (-), peristaltik usus (+), boleh makan dan minum sedikit –
sedikit.
Perintah di ruangan :
a. Awasi tanda vital (tensi, nadi, pernapasan tiap ½ jam)
b. Bila kesakitan beri analgetik.
c. Bila mual atau muntah, beri injeksi Ondansetron 4 mg iv
d. Program cairan : infus RL 20 tetes/menit
e. Program analgetik : injeksi Ketorolac 30 mg iv tiap 8 jam, mulai pukul 24.00 WIB
f. Selama 24 jam post operasi, pasien tidur dengan bantal tinggi (30o), tidak boleh
berdiri atau berjalan.
g. Bila tekanan darah sistole < 90 mmHg, beri injeksi ephedrin 10 mg iv diencerkan.
h. Bila HR < 60x/menit, beri SA 0,5 mg dan konsul anestesi.
i. Bila sakit kepala hebat berkepanjangan, konsul anestesi.