33
REFLEKSI KASUS SEORANG LAKI-LAKI DENGAN DM DAN MUAL-MUNTAH Diajukan sebagai salah satu persyaratan menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD) Disusun oleh: Alfa Ayu N. Rahmah – 01.207.5439 Pembimbing: dr. Jacobus Albert, SpPD, K-GEH KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG

Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

REFLEKSI KASUS

SEORANG LAKI-LAKI DENGAN DM DAN MUAL-MUNTAH

Diajukan sebagai salah satu persyaratan menempuh

Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD)

Disusun oleh:

Alfa Ayu N. Rahmah – 01.207.5439

Pembimbing:

dr. Jacobus Albert, SpPD, K-GEH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG

RSUD DR. ADHYATMA TUGUREJO

SEMARANG

2013

Page 2: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

DAFTAR MASALAH

No Masalah aktif Tanggal

1 Sindrom Dyspepsi 31 – 07 – 2013

2 DM tipe II 31 – 07 – 2013

3 CHF NYHA II 31 – 07 – 2013

Page 3: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

LAPORAN KASUS

STATUS PENDERITA

I. ANAMNESIS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. S

Umur : 51 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai swasta (supir)

Alamat : Satria Barat II/64 Rt.03/IV, Plombokan

No. CM : 16.21.39

Tanggal Masuk RS : 22 Juli 2013

Tanggal Pemeriksaan : 31 Juli 2013

B. Keluhan Utama

Perut sakit dan terasa penuh

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan perut sakit dan terasa penuh.

Sejak 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengeluh

sering muntah cairan dan mual, untuk makan terasa susah karena

sering sesak. Perut terasa membesar dan kenyal. Pasien juga

mengeluh sangat sesak dan lemas selama 1 minggu ini. Setiap hari

pasien makan dengan lauk tahu dan tempe, kadang minum susu. Saat

muntah cairan yang keluar berwarna kuning dan terasa pahit di

tenggorokan. Setelah muntah pasien mengeluh pusing dan lemas.

BAB dan BAK seperti biasa.

3 hari sebelum masuk Rumah Sakit, keluhan perut membesar

makin dirasakan pasien, sehingga pasien menjadi terasa sesak.

Dalam sehari pasien muntah bisa sampai > 5kali. Kedua kaki

Page 4: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

menjadi bengkak dan sulit untuk berjalan. Pusing dan mual-

muntah makin di rasakan akibat perut yang semakin membesar.

BAB mulai agak sulit, dan BAK nya agak berwarna kuning.

Saat di IGD pasien mengeluh perutnya makin sakit dan mual-

mual tapi tidak bisa muntah. Conjuntiva palpebra pucat dan

pasien merasa sangat lemas. Perut bertambah berat dan semakin

sesak. Empat hari tidak bisa BAB dan BAK berwarna seperti

teh.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat kencing manis : diakui

2. Riwayat darah tinggi : disangkal

3. Riwayat alergi cuaca dingin: disangkal

4. Riwayat gastritis : diakui

5. Riwayat operasi : disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga

1. Riwayat kencing manis: diakui

2. Riwayat asma : disangkal

3. Riwayat darah tinggi : disangkal

4. Riwayat alergi : disangkal

5. Riwayat operasi : disangkal

F. Riwayat Ekonomi Sosial

Pasien merupakan seorang supir (pegawai swasta) di sebuah pabrik.

Pengobatan pasien ditanggung Jamkesmaskot.

G. Riwayat Gizi

Sebelum sakit, pasien makan teratur tiga kali sehari dengan nasi,

sayur, tahu, dan tempe, terkadang telur dan ikan. Beberapa hari

Page 5: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

terakhir, sejak sakit nafsu makan pasien menurun, sehari makan

hanya 1 – 2 kali dan sedikit.

II. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 31 Juli 2013

1. Keadaan Umum

Lemah, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang

2. Status Gizi

BB : 45 kg

TB : 155 cm (1.55 m)

BMI : 18,07 kg/m2

Kesan : underweight

3. Tanda Vital

Tensi : 128/80 mmHg

Nadi : 80x/m

Respirasi : 22x/m

Suhu : 36,2o C

4. Kulit

Ikterik (-), petekie (-), turgor cukup, hiperpigmentasi (-), kulit kering

(-), kulit hiperemis (-)

5. Kepala

Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah dicabut (-), luka (-)

6. Wajah

Simetris, moon face (-)

7. Mata

Konjungtiva pucat (+/+), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-/-),

perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek

cahaya (+/+) normal, arcus senilis (-/-), katarak (-/-)

8. Telinga

Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), gangguan fungsi

pendengaran (-/-)

Page 6: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

9. Hidung

Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), fungsi

pembau baik

10. Mulut

Sianosis (-), bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa basah

(-) gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah tremor

(-), papil lidah atrofi (-) di bagian tepi

11. Leher

Simetris, trachea di tengah, KGB membesar (-), tiroid membesar (-),

nyeri tekan (-)

12. Thorax

Normochest, simetris, retraksi supraternal (-), retraksi intercostalis

(-), spider nevi (-), pernapasan tipe thoraco-abdominal, sela iga

melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening aksilla (-),

Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis kuat angkat di ICS V, 2 cm caudo lateral

linea midclavikula sinistra, ictus cordis teraba 3

jari

Perkusi : batas jantung

kanan atas : ICS II linea sternalis dextra

kiri atas : ICS II linea sternalis sinistra

kanan bawah : ICS III linea parasternalis dextra

kiri bawah : ICS V, 2 cm lateral linea midclavicularis

sinistra

kesan : konfigurasi jantung melebar ke lateral

Auskultasi :

HR : 80 kali/menit, regular

BJ I-II regular, bising (-), gallop (-)

Pulmo

Inspeksi : Simetris, pergerakan hemithoraks kanan = kiri

Page 7: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Palpasi : Nyeri tekan (-), pergerakan hemithoraks kanan = kiri

Perkusi : Redup di seluruh lapang paru

Auskultasi :

Suara dasar : vesikuler menurun

Suara tambahan : ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

13. Abdomen

Inspeksi : tampak cembung, sikatrik (-), striae (-)

Auskultasi : peristaltik (+) menurun

Perkusi : pekak alih (+), pekak sisi (+)

Palpasi : teraba besar, batas atas pada ICS V dan batas

bawah 7 cm di bawah arcus costa

14. Genitourinaria

Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)

15. Kelenjar getah bening inguinal

Tidak membesar

16. Ekstremitas

Superior InferiorUdem (-/+) (+/+)Akral dingin (-)/(-) (-)/(-)Cappilary refill <2’/<2’ <2’/<2’

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Lab darah

Darah rutin (22 Juli 2013)

Hasil Satuan Harga normalLeukosit 7,73 103/uL 3,8-10,6Eritrosit 4,96 106/uL 4,4-5,9

Hemoglobin 14,70 g/dl 13,2-17,3Hematokrit 44,20 g/dl 40-52

MCV 89,10 Fl 80-100MCH 29,60 Pg 26-34

MCHC 33,30 g/dl 32-36Trombosit 212 103/uL 150-400

RDW H 15,70 % 11,5-14,5

Page 8: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Diff countEosinofil Ab. L 0,02 103/uL 0,045-0,44Basofil Ab. 0,07 103/uL 0-0,2

Neutrofil Ab. 4,38 103/uL 1,8-8Limfosit Ab. 2,82 103/uL 0,9-5,2Monosit Ab. 0,44 103/uL 0,16-1

Eosinofil 0,30 % 2-4Basofil 0,90 % 0-1

Neutrofil 56,60 % 50-70Limfosit 36,50 % 25-40Monosit 5,70 % 2-8

Kimia KlinikGlukosa sewaktu H 301 mg/dl <125

SGOT 32 u/L 0-35SGPT 31 u/L 0-35Ureum 39 mg/dl 10-50

Creatinin 0,83 mg/dl 0,70-1,10Kalium 4,9 mmol/L 3,5-5,0Natrium 132 mmol/L 135-145Chlorida 99 mmol/L 95,0-105

Protein total 7,0 g/dl 6,1-8,0Albimun total 3,3 g/dl 3,2-5,2

Globulin H 3,7 g/dl 2,9-3,0

Bilirubin (22 Juli 2013)

Hasil Satuan Harga normalBilirubin total H 1,35 mg/dl 0,10-1,00Bilirubin direk H 0,86 mg/dl 0-0,20Bilirubin indirek 0,49 mg/dl 0,10-0,80

Sero-Imun (B)HbsAg Non-Reaktif Non-Reaktif

Kimia Klinik (23 Juli 2013)

Hasil Satuan Harga normalKolesterol H 147 mg/dl 35-65Trigliserida 69 ug/dl <150

Darah rutin (31 Juli 2013)

Hasil Satuan Harga normalLeukosit 5,87 103/uL 3,8-10,6Eritrosit 4,76 106/uL 4,4-5,9

Hemoglobin 13,60 g/dl 13,2-17,3

Page 9: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Hematokrit 42,60 g/dl 40-52MCV 88,90 Fl 80-100MCH 28,60 Pg 26-34

MCHC 32,20 g/dl 32-36Trombosit L 40 103/uL 150-400

RDW H 14,90 % 11,5-14,5Diff count

Eosinofil Ab. L 0,19 103/uL 0,045-0,44Basofil Ab. 0,06 103/uL 0-0,2

Neutrofil Ab. 3,38 103/uL 1,8-8Limfosit Ab. 1,70 103/uL 0,9-5,2Monosit Ab. 0,54 103/uL 0,16-1

Eosinofil 3,20 % 2-4Basofil 1,00 % 0-1

Neutrofil 57,60 % 50-70Limfosit 29,00 % 25-40Monosit H 9,20 % 2-8

Kimia KlinikUreum 37 mg/dl 10-50

Creatinin 0,62 mg/dl 0,70-1,10Kalium L 3,2 mmol/L 3,5-5,0Natrium 136 mmol/L 135-145Albimun L 2,9 g/dl 3,2-5,2

B. Foto rontgen (24 Juli 2013)

Gambaran : kardiomegali, oedem pulmo, efusi pleura

C. USG abdomern (24 Juli 2013)

Kesan : ascites

USG abdomen (27 Juli 2013)

Kesan : hepatomegali, ascites, efusi pleura

IV. DAFTAR MASALAH

Anamnesis

1. Perut sakit dan terasa penuh

2. Perut dirasakan semakin membesar

3. Sesak dan lemas

4. Muntah cairan berwarna kuning

Page 10: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

5. BAB sulit dan BAK seperti teh

6. Kedua kaki bengkak

Pemeriksaan Fisik

7. Cor : konfigurasi jantung melebar ke lateral

8. Pulmo : pekak diseluruh lapang paru dan suara vesikuler menurun

9. Abdomen : tampak cembung, peristaltik menurun, pekak alih (+),

pekak sisi (+), teraba besar, batas atas pada ICS V dan batas bawah 7

cm di bawah arcus costa

Pemeriksaan Penunjang

10. RDW agak meningkat

11. Eosinofil absolute menurun

12. GDS sewaktu meningkat

13. Globulin meningkat

14. Bilirubin total dan direk meningkat

15. Ureum – kreatinin meningkat

16. Kolesterol meningkat

17. Foto rontgen : kardiomegali, oedem pulmo, efusi pleura

18. USG abdomen : ascites, hepatomegali

V. ANALISIS MASALAH

1. Sindrom Dyspepsi 1, 4, 9

2. DM tipe II 12, 15

3. CHF NYHA II 3

VI. PENATALAKSANAAN

Sindrom Dyspepsi

Assessment

1. Etiologi

a. Gastritis

b. Diabetes Melitus

c. Penyakit jantung iskemik

Page 11: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

d. Kolesistitis

2. Faktor risiko

a. Konsumsi kafein berlebihan

b. Minum-minuman berakohol

c. Mengkonsumsi OAINS

3. Komplikasi

a. Luka di dinding lambung

b. Perdarahan saluran cerna

c. Kanker lambung

Initial Plan

1. Diagnosis

a. Pemeriksaan fisik

b. Endoskopi

2. Terapi

a. Infus RL 20 tpm

b. Inj Ranitidin 1 amp

c. Domperidon 3 x 10 mg PO (sebelum makan dan sebelum tidur)

d. Curcuma 2 x 200 mg PO

e. Ursodeoxycholid acid 3 x 250 mg PO

3. Monitoring

a. Tingkat rasa sakit

b. Keadaan umum

c. Tanda vital

d. Endoskopi untuk melihat komplikasi yang terjadi

4. Edukasi

a. Kurangi makan pedas, asam dan alkohol.

b. Lakukan pola makan yang norma (3xsehari) dan teratur

c. Bila menggunakan obat, gunakan dengan dosis yang sewajarnya

dan tidak merusak jantung

d. Pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal

makan yang teratur

Page 12: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

DM tipe II

Assessment

1. Etiologi

a. Gangguan toleransi glukosa

b. Antibodi terhadap insulin

2. Faktor risiko

a. Usia > 45 tahun

b. Riwayat keluarga yang memiliki DM

c. Jarang melakukan olah raga

d. Glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl

3. Komplikasi

a. Makrovaskuler : PJK, Penyakit Pembuluh Darah Otak,

Penyakit Pembuluh Darah Perifer

b. Mikrovaskuler : Dehidrasi, Retinopati Diabetika, Nefropati

Diabetika, Neurapati Diabetika

Initial Plan

1. Diagnosis

a. Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena ) 200 mg/dl atau

kadar glukosa darah puasa (plasma vena) 126 mg/dl

b. Profil lipid

c. Pemeriksaan ureum – creatinin

d. A1C

2. Terapi

a. Diet rendah kalori

b. Insulin long acting (insulin ultralente)

3. Monitoring

a. Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena ) dan kadar glukosa

darah puasa (plasma vena)

b. Profil lipid

c. Pemeriksaan ureum – creatinin

Page 13: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

d. A1C

4. Edukasi

a. Perjalanan DM, penyulit DM, pentingnya pengendalian DM

b. Pentingnya makan sehat dan olahraga

c. Pentingnya perawatan diri misalnya perawatan kaki dan

pencegahan timbulnya kaki diabetes.

d. Mengenal tanda – tanda kadar glukosa terlalu rendah dan cara

pencegahannya

e. Aktivitas fisik/latihan jasmani/olahraga

f. Pengaturan pola makan

CHF NYHA II

Assessment

1. Etiologi

a. Kelainan otot jantung

b. Hipertensi sistemik atau pulmonal

c. Aterosklerosis koroner

2. Faktor risiko

a. Aritmia

b. Infeksi sistemik

c. Infeksi paru-paru

d. Emboli paru-paru

3. Komplikasi

a. Edem paru

b. Syok kardiogenik

Initial Plan

1. Diagnosis

a. EKG

b. Tes laboratorium darah : Enzym hepar, elektrolit

c. Rontgen thorax, scan jantung

2. Terapi

Page 14: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

a. O2 3 L/menit

b. Inj Nitrogliserin 5 mcg/menit IV

3. Monitoring

a. Keadaan umum

b. EKG

c. Tes laboratorium darah : Enzym hepar, elektrolit

d. Rontgen thorax, scan jantung

4. Edukasi

a. Dukungan istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.

b. Diit, diit jantung, makanan lunak, rendah garam

c. Olah raga ringan

VII. PROGRESS NOTE

23 Juli 2013SubyektifKeluhan

ObyektifKeadaan umumKesadaranTanda vital

KepalaMata LeherThorax Cor

Pulmo

Abdomen

EkstremitasPx. Penunjang

Assessment

Mual (+), muntah (+), perut sakit dan terasa penuh

CukupCompos mentisTD : 120/90 mmHgNadi : 128 x/menit, regular cepatRR : 22 x/menitT : 36,2°C (axiller)MesochepalKonjungtivsa pucat (+/+), sclera ikterik (+/+)Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)Simetris, sela iga tak melebarIktus kordis tak tampak, konfigurasi jantung melebar ke lateral, BJ I-II regular, bising jantung (-)Taktil fremitus kanan=kiri, perkusi pekak diseluruh lapang paru dan suara vesikuler menurun, wheezing (-/-), ronki (-/-)Permukaan cembung, ascites, BU(-), nyeri tekan (-), hepar teraba, pekak sisi(+), pekak alih (+)Oedem: sup (-/-), inf (-/-)Kolesterol (H) 147 mg/dl

Sindrom Dyspepsia

Page 15: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Terapi Terapi: Infus RL 20 tpm Injeksi Ceftriaxon 2 x 1 gram Injeksi Ranitin 2 x 1 amp Injeksi Ondansetron 2 x 1 amp Injeksi Furoesmid 3 x 1 amp PO. Ulsafat syr 3 x 1 cth Curcuma 3 x 1

24 Juli 2013SubyektifKeluhan

ObyektifKeadaan umumKesadaranTanda vital

KepalaMata LeherThorax Cor

Pulmo

Abdomen

EkstremitasPx. Penunjang

Assessment

Terapi

Mual (+), muntah (+)

CukupCompos mentisTD : 120/70 mmHgNadi : 96 x/menit, regular cepatRR : 20 x/menitT : 36,2°C (axiller)MesochepalKonjungtivsa pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)Simetris, sela iga tak melebarIktus kordis tak tampak, konfigurasi jantung melebar ke lateral, BJ I-II regular, bising jantung (-)Taktil fremitus kanan=kiri, perkusi pekak diseluruh lapang paru dan suara vesikuler menurun, wheezing (-/-), ronki (-/-)Permukaan cembung, ascites, BU(-), nyeri tekan (-), hepar teraba, pekak sisi(+), pekak alih (+)Oedem: sup (-/-), inf (-/-)Foto thorak : kardiomegali, oedem pulmo, efusi pleuraUSG abdomen : ascites

Sindrom Dyspepsia

Terapi: Terapi lanjut

25 Juli 2013SubyektifKeluhan

ObyektifKeadaan umumKesadaran

Mual dan muntah mulai berkurang.

BaikCompos mentisTD : 130/90 mmHgNadi : 96 x/menit, 15egular, isi dan tegangan cukup

Page 16: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Tanda vital

KepalaMata LeherThorax Cor

Pulmo

Abdomen

EkstremitasPx. Penunjang

Assessment

Terapi

RR : 20 x/menitT : 36,4°C (axiller)MesochepalKonjungtivsa pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)Simetris, sela iga tak melebarIktus kordis tak tampak, konfigurasi jantung melebar ke lateral, BJ I-II regular, bising jantung (-)Taktil fremitus kanan=kiri, perkusi pekak diseluruh lapang paru dan suara vesikuler menurun, wheezing (-/-), ronki (-/-)Permukaan cembung, ascites, BU(-), nyeri tekan (-), hepar teraba, pekak sisi(+), pekak alih (+)Oedem: sup (-/-), inf (+/+)GDS stick : 301 mg/dl

Sindrom Dyspepsia, DM tipe II

Terapi: Terapi lanjut Novarapid inj. 8-8-8 im

26 Juli 2013SubyektifKeluhan

ObyektifKeadaan umumKesadaranTanda vital

KepalaMata LeherThorax Cor

Pulmo

Abdomen

EkstremitasPx. Penunjang

Kalau malam tidak bisa tidur

BaikCompos mentisTD : 90/60 mmHgNadi : 88 x/menit, 16egular, isi dan tegangan cukupRR : 22 x/menitT : 35,1°C (axiller)MesochepalKonjungtivsa pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)Simetris, sela iga tak melebarIktus kordis tak tampak, konfigurasi jantung melebar ke lateral, BJ I-II regular, bising jantung (-)Taktil fremitus kanan=kiri, perkusi pekak diseluruh lapang paru dan suara vesikuler menurun, wheezing (-/-), ronki (-/-)Permukaan cembung, ascites, BU(-), nyeri tekan (-), hepar teraba, pekak sisi(+), pekak alih (+)Oedem sup (-/-) inf (+/+)GDS stick 200 mg/dl

Page 17: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Assessment

Terapi

Sindrom Dyspepsia, DM tipe II

Terapi: Terapi lanjut PO : Alprazolam kp

27 Juli 2013SubyektifKeluhan

ObyektifKeadaan umumKesadaranTanda vital

KepalaMata LeherThorax Cor

Pulmo

Abdomen

EkstremitasPx. Penunjang

Assessment

Terapi

Mual (+), muntah (+), terasa sangat sesak

BaikCompos mentisTD : 110/90 mmHgNadi : 88 x/menit, 17egular, isi dan tegangan cukupRR : 22 x/menitT : 35,1°C (axiller)MesochepalKonjungtivsa pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)Simetris, sela iga tak melebarIktus kordis tak tampak, konfigurasi jantung melebar ke lateral, BJ I-II regular, bising jantung (-)Taktil fremitus kanan=kiri, perkusi pekak diseluruh lapang paru dan suara vesikuler menurun, wheezing (-/-), ronki (-/-)Permukaan cembung, ascites, BU(-), nyeri tekan (-), hepar teraba, pekak sisi(+), pekak alih (+)Oedem sup (-/+) inf (+/-)GDS stick : 176 mg/dlUSG abdomen : hepatomegali, ascites, efusi pleura

Sindrom Dyspepsia, DM tipe II, CHF NYHA II

Terapi: Terapi lanjut Inj. Novarapid 6-6-6 im Latihan mobilisasi O2 3 L/menit Inj Nitrogliserin 5 mcg/menit IV

31 Juli 2013SubyektifKeluhan Pusing

Page 18: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

ObyektifKeadaan umumKesadaranTanda vital

KepalaMata LeherThorax Cor

Pulmo

Abdomen

EkstremitasPx. Penunjang

Assessment

Terapi

BaikCompos mentisTD : 110/70 mmHgNadi : 84 x/menit, 18egular, isi dan tegangan cukupRR : 20 x/menitT : 36.5°C (axiller)MesochepalKonjungtivsa pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)Simetris, sela iga tak melebarIktus kordis tak tampak, konfigurasi jantung melebar ke lateral, BJ I-II regular, bising jantung (-)Taktil fremitus kanan=kiri, perkusi pekak diseluruh lapang paru dan suara vesikuler menurun, wheezing (-/-), ronki (-/-)Permukaan cembung, ascites, BU(-), nyeri tekan (-), hepar teraba, pekak sisi(+), pekak alih (+)Oedem sup (-/-) inf (+/+)Albumin (L) 2,9 g/dl

Sindrom Dyspepsia, DM tipe II, CHF NYHA II

Terapi: Terapi lanjut Inj. Furosemid 3 x II amp IV Albuman 200 mg/ml Latihan mobilisasi

1 Agustus 2013SubyektifKeluhan

ObyektifKeadaan umumKesadaranTanda vital

KepalaMata LeherThorax Cor

Pulmo

Malam hari pusing cekot-cekot, batuk (+)

BaikCompos mentisTD : 130/90 mmHgNadi : 96 x/menit, 18egular, isi dan tegangan cukupRR : 20 x/menitT : 36.5°C (axiller)MesochepalKonjungtivsa pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)Simetris, sela iga tak melebarIktus kordis tak tampak, konfigurasi jantung melebar ke lateral, BJ I-II regular, bising jantung (-)Taktil fremitus kanan=kiri, perkusi pekak diseluruh lapang paru dan suara vesikuler menurun, wheezing

Page 19: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Abdomen

EkstremitasPx. Penunjang

Assessment

Terapi

(-/-), ronki (-/-)Permukaan cembung, ascites, BU(-), nyeri tekan (-), hepar teraba, pekak sisi(+), pekak alih (+)Oedem sup (-/-) inf (+/+)

-

Sindrom Dyspepsia, DM tipe II, CHF NYHA II

Terapi: Terapi lanjut Infus RL + KL 15 tpm

PEMBAHASAN

Diabetes Melitus Tipe 2

Page 20: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

A. Definisi

Diabetes Mellitus (DM) Tipe II merupakan penyakit hiperglikemi akibat

insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau

berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta

pankreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin

Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) (Corwin, 2001).

B. Etiologi

Menurut Smeltzer & Bare (2002) DM tipe II disebabkan kegagalan

relatif sel β dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan

insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan

untuk menghambat produksi glikosa oleh hati. Sel β tidak mampu

mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defensiensi

relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin

pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan

perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel β pankreas mengalami

desensitisasi terhadap glukosa.

C. Faktor Risiko

Beberapa faktor yang diketahui dapat mempengaruhi DM tipe II (Smeltzer &

Bare, 2002) antara lain:

1. Kelainan genetik

Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap

diabetes, karena gen yang mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan

insulin dengan baik.

2. Usia

Umumnya penderita DM tipe II mengalami perubahan fisiologi yang

secara drastis, DM tipe II sering muncul setelah usia 30 tahun ke atas dan

pada mereka yang berat badannya berlebihan sehingga tubuhnya tidak

peka terhadap insulin.

3. Gaya hidup stress

Page 21: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Stres kronis cenderung membuat seseorang makan makanan yang manis-

manis untuk meningkatkan kadar lemak seretonin otak. Seretonin ini

mempunyai efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi

gula dan lemak berbahaya bagj mereka yang beresiko mengidap penyakit

DM tipe II.

4. Pola makan yang salah

Pada penderita DM tipe II terjadi obesitas (gemuk berlebihan) yang dapat

mengakibatkan gangguan kerja insulin (resistensi insulin). Obesitas

bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih

disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan

gula darah yang disimpan didalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80%

pasien DM tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk.

D. Manifestasi Klinis

Seseorang yang menderita DM tipe II biasanya mengalami peningkatan

frekuensi buang air (poliuri), rasa lapar (polifagia), rasa haus (polidipsi),

cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, kelelahan yang

berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya, mudah sakit berkepanjangan,

biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun, tetapi prevalensinya kini semakin

tinggi pada golongan anak-anak dan remaja. Gejala-gejala tersebut sering

terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja, jika glukosa darah

sudah tumpah kesaluran urin dan urin tersebut tidak disiram, maka dikerubuti

oleh semut yang merupakan tanda adanya gula (Smeltzer & Bare, 2002).

E. Komplikasi

DM tipe II bisa menimbulkan komplikasi. Komplikasi menahun DM

merajalela ke mana-mana bagian tubuh. Selain rambut rontok, telinga

berdenging atau tuli, sering berganti kacamata (dalam setahun beberapa kali

ganti), katarak pada usia dini, dan terserang glaucoma (tekanan bola mata

meninggi, dan bisa berakhir dengan kebutaan), kebutaan akibat retinopathy,

melumpuhnya saraf mata terjadi setelah 10-15 tahun. Terjadi serangan

Page 22: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

jantung koroner, payah ginjal neuphropathy, saraf-saraf lumpuh, atau muncul

gangrene pada tungkai dan kaki, serta serangan stroke.

Pasien DM tipe II mempunyai risiko terjadinya penyakit jantung koroner

dan penyakit pembuluh darah otak 2 kali lebih besar, kematian akibat

penyakit jantung 16,5% dan kejadian komplikasi ini terus meningkat.

Kualitas pembuluh darah yang tidak baik ini pada penderita diabetes mellitus

diakibatkan 20 faktor diantaranya stress, stress dapat merangsang hipotalamus

dan hipofisis untuk peningkatan sekresi hormonhormon kontra insulin seperti

ketokelamin, ACTH, GH, kortisol,dan lainlain. Akibatnya hal ini akan

mempercepat terjadinya komplikasi yang buruk bagi penderita diabetes

mellitus (Guyton, 2007)

F. Penatalaksanaan

Tujuan utama pada penatalaksanaan DM adalah menormalkan aktivitas

insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya

komplikasi vaskuler serta neuropatik, pengobatan primer dari diabetes tipe I

adalah insulin, sedangkan untuk pengobatan utama diabetes mellitus tipe II

adalah penurunan berat badan (Brunner & Suddart, 2002).

Pada pasien DM tipe II cukup dengan menurunkan berat badan sampai

mencapai berat badan ideal, tapi bila harus dengan obat ada dua jenis obat

yaitu untuk pasien gemuk dan untuk pasien kurus.

Beberapa prinsip pengelolahan kencing manis adalah : (1) Edukasi

kepada pasien, keluarga dan masyarakat agar menjalankan perilaku hidup

sehat, (2) Diet (nutrisi) yang sesuai dengan kebutuhan pasien, dan pola makan

yang sehat, (3) Olah raga seperti aerobik (berenang, bersepeda, jogging, jalan

cepat) paling tidak tiga kali seminggu, setiap 15-60 menit sampai berkeringat

dan terengah-angah tanpa membuat nafas menjadi sesak atau sesuai dengan

petunjuk dokter, (4) Obat-obat yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah,

sesuai dengan petunjuk dokter.

Page 23: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Laporan Kasus DM dengan Mual Muntah

Bunner, L dan Suddart, D. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (H.

Kuncara, A. Hartono, M. Ester, Y. Asih, Terjemahan). (Edisi 8). Vol. 1,

Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J. (2001), Buku Saku Patofisiologi (hands book of

pathophysiology), Jakarta: EGC

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC;

2007.

Smeltzer, S. C, Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Volume 2. Edisi 8. Jakarta: EGC