Upload
yogi-sanjaya
View
85
Download
20
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugass koass
Citation preview
CASE REPORT
ITPIdiopathic Trombositopeni Purpura
Oleh : Alief Leisyah 2010730007
Pembimbing :Dr. Yulia Hernawati, Sp.A
Kepaniteraan Klinik Stase PediatriRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
FKK Univ. Muhammadiyah Jakarta2014
Identitas Pasien Nama : An. AF Usia : 3 tahun Jenis Kelamin : Laki – Laki Alamat : Jl. Pulo Nangka Barat 37, Jakarta Timur Tanggal MRS : 26 – 09 – 2014 Keterangan : Rujukan rawat dari poli anak Dr. yang merawat : dr. Yulia H. Sp.A
Keluhan UtamaKeluar bintik – bintik merah disekitar tubuh
Keluhan TambahanLebam kebiruan disekitar lutut, demam (-), batuk pilek (-).
Riw. Penyakit Sekarang
3 hari SMRS pasien pulang dari rumah sakit, selesai di rawat karena diare, demam, dan batuk pilek. Saat tiba dirumah pasien sudah tidak demam, orangtua pasien mendapatkan bintik – bintik merah di bagian dada pasien. Kemudian bintik merah bertambah ke daerah perut,tangan dan kaki. Bintik bintik merah permukaan rata. Selain itu didapatkan juga lebam lebam kebiruan di daerah lutut sejak 1 hari SMRS. Pasien tidak demam. Batuk pilek disangkal. Nyeri perut disangkal. BAK dan BAB dalam batas normal.
Riw. Penyakit Dahulu Sebelumnya pasien belum pernah sakit seperti ini.
Namun pasien sering dirawat di rumah sakit sekitar 6-7 kali, sejak usia 6 bulan karena diare. Terakhir dirawat karena diare akut dan ISPA 3 hari SMRS.
Riw. Pengobatan pasien belum melakukan pengobatan untuk keluhan
saat ini dan tidak sedang mengkonsumsi obat obatan lain.
Riw. Kehamilan & Persalinan ANC rutin ke bidan dan selama hamil tidak pernah sakit Lahir seksio sesarea dengan indikasi partus tak maju,
ditolong dokter, cukup bulan dan langsung menangis BBL: 3000 gram , PBL: 49 cm
Riw. Perkembangan Bolak balik usia 4 bulan,tengkurap usia 5 bulan, duduk
usia 6 bulan, berdiri usia 1 tahun, berjalan usia 1 tahun 2 bulan
Riw. Pola Makan ASI sampai usia 1 tahun. Sejak usia 1 tahun mulai diberikasn susu sapi, nasi tim.
Riw. Imunisasi Hepatitis-B 3 kali BCG 1 kali Polio 4 kali DPT 3 kali Campak 1 kaliKesan : imunisasi dasar lengkap
Riw. Alergi Riwayat alergi pada pasien dan pada keluarga disangkal
Pemeriksaan Fisis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringanKesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda VitalNadi : 90x/menit, reguler, isi penuh, kuat angkat
Suhu : 36,6˚ CPernapasan : 20x/menit, reguler, tidak ada lapang paru yang tertinggal
Antopometri & Status Gizi
BB : 15 kg TB : 90 cm Lingkar Kpl : 41 cm LILA : 16 cm
Status GiziBB/U : 15/16 x 100% = 96,87% Gizi baikTB/U : 90/95 x 100% = 94,73% Gizi baik BB/TB : 15,5/15 x 100 % = 103 % Gizi baik
Kesan gizi : Normal
Status Generalis Kepala : Normocephal Mata : Edema palpebra (-/-)
Mata cekung (-/-)Konjungtiva anemis (-/-)Sclera ikterik (-/-)
Hidung : NCH (-)Deviasi septum (-)Sekret (-/-)Epistaksis (-/-)
Telinga : NormotiaSekret (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-)Kaku kuduk (-)
• Mulut : Mukosa bibir kering,
Lidah kering (-), lidah kotor (-), lidah tremor
(-)Perdarahan gusi (-)Faring hiperemis (-),
debris (-), petechie (-)Tonsil T1/T1Tonsil hiperemis (-),
debris (-)
Thoraks Inspeksi : tampak petechie pada bagian dada.
ParuInspeksi : Simetris, tidak nampak lapang paru yang tertinggal
Retraksi otot pernapasan (-)Palpasi : Vocal fremitus sama di seluruh lapang paruPerkusi : Sonor. Batas paru-hepar pada ICS 6Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
JantungInspeksi : Ictus cordis tidak terlihatPalpasi : Detak pulmonal dan getaran bising tidak terabaPerkusi : Tidak dilakukanAuskultasi : BJ I/II Reguler, murmur (-), gallop (-)
AbdomenInspeksi : Auskultasi : Bising usus (+), 8x / menitPalpasi : Nyeri tekan (-), Pembesaran organ abdomen (-)
Skibala (-)Perkusi : Timpani. Asites (-) Turgor Kulit : Baik
Ekstremitas Atas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), RCT < 2 detik, petechie (+)
Ekstremitas Bawah : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), RCT < 2 detik, petechie (+), hematom (+)
Anus dan Rectum : Hemorrhoid (-). Tanda infeksi lain (-) Genitalia : fimosis (-), hipospadia (-), epispadia (-) Refleks : Patologis Fisiologis
Babinski (-) Patella (+)Oppenheim (-) Biseps (+)Burdzinski I (-) Achiles (+)
Burdzinski II (-)
Pemeriksaan Laboratorium
Resume An. Laki- laki usia 3 tahun datang bersama orangtuanya ke
poliklinik dengan keluhan : Keluar bintik – bintik merah dan lebam di lutut. 3 hari SMRS pasien pulang dari rumah sakit, selesai di rawat karena
diare, demam, dan batuk pilek. Saat tiba dirumah pasien sudah tidak demam, orangtua pasien
mendapatkan bintik – bintik merah di bagian dada pasien. Kemudian bintik merah bertambah ke daerah perut,tangan dan kaki. Selain itu didapatkan juga lebam lebam kebiruan di daerah lutut sejak 1 hari SMRS.
Pasien tidak demam. Batuk pilek disangkal. Nyeri perut disangkal. BAK dan BAB dalam batas normal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status gizi baik, tampak petechie di dada, lengan, dan kaki. Tampak hematom di lutut kiri.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan trombositopenia (3000/µL)
Assesment
Diagnosis Kerja Diagnosis klinis : Idiopathic Trombositopeni
Purpura Diagnosis Gizi : Gizi Baik Diagnosis Imunisasi : Imunisasi Lengkap Diagnosis Tum-Bang : Sesuai Usia
Petechie Trombositopenia
IVFD RL 10 x 100 cc = 1000 cc 5 x 50 cc = 250 cc total kebutuhan cairan = 1250 cc/hari (1250 x 15)/(60 x 24) = 13 tpm makro
Prednison 3 x 10 mg Antasida 3 x cth 1 Ranitidine 2 x 15mg Gammaras (IV Ig) (dosis 0,5 – 1 g/kgBB/ hari) 0,8 g/kgBB/hari = 0,8 g x 15 = 12 gram Kebutuhan cairan 1250 cc/hari è RL 750cc ; Minum
350cc ; transfusi trombosit 150 cc
Terapi
Follow Up
27- 09 - 2014
27- 09 - 2014
28 – 09 - 2014
28 – 09 - 2014
29 – 09 - 2014
30 – 09 - 2014
FOTO PASIEN
TINJAUAN PUSTAKAIDIOPATHIC TROMBOSITOPENI PURPURA
Idiopathic Trombositopenia Purpura
ITP merupakan penyakit autoimun dengan kelainan autoantibodi platelet yang
mempercepat destruksi platelet
Epidemiologi
ITP akut (anak), distribusinya hampir sama antara laki-laki (52%) dan wanita (48%).
Insidens ITP anak 4-8 kasus/100.000 pertahun, Terjadi primer atau sekunder akibat penyakit lain. ITP
Akut : 6 bulan setelah gejala awalKronik : Bila trombositopenia terjadi persisten, lebih
dari 6 bulan sejak awal gejala.
Etiologi
Klasifikasi
Patogenesis
Patogenesis
Tanda dan gejala ITP
Timbul mendadak kadang-kadang setelah ISPALebih mudah terjadi perdarahan dibanding biasanya
Perdarahan di bawah kulit (purpura, petechi, echymosis)
EpistaksisGingival bleedingPerdarahan yang sulit berhentiPerdarahan dari traktus gastrointestinal atau traktus genitourinarius
Pemeriksaan fisis: demam, splenomegali ringan
Gambaran ITP
LABORATORIUM
Trombosit < 100.000/l. Ukuran trombosit lebih besar dari normal Masa perdarahan memanjang bila jumlah trombosit < 40.000/l,
Jumlah megakariosit pada sumsum tulang meningkat.
AnemiaigG +
Peripheral smear in a patient with ITP showing an almost total absence of platelets.
PENATALAKSANAAN
Umum Mencegah dan mengatasi perdarahan. Trauma dihindarkan
dengan istirahat dan pembatasan aktivitas. Menghindari penggunaan preparat yang dapat mengganggu
fungsi trombosit (aspirin dan sejenisnya) Makanan gizi seimbang (dimulai makanan lunak)
PENATALAKSANAAN
Khusus Kortikosteroid Prednison 1-3 mg/kgBB/hari selama 2-3 minggu, Metil prednisolon dosis tinggi sebagai alternatif (30
mg/kgBB/hari) Gamaglobulin (IgG) Dosis 0,5-1 g/kgBB/hari diberikan infus 3-4
jam, selama 1-2 hari. Imunosupresif (sikofosfamid) Siklofosfamid dengan dosis awal 1-
2 mg/kgBB/hari.
Suspensi trombosit
Pemberian suspensi trombosit dilakukan bila :
Jumlah trombosit <20.000/ μL dengan perdarahan mukosa berulang (epistaksis).
Perdarahan retina.Perdarahan berat (epistaksis yang memerlukan tampon, hematuria, perdarahan --organ dalam).
Kecurigaan/pasti perdarahan intra kranial.Menjalani operasi, dengan jumlah trombosit <150.000/ μL.
Imunoglobulin intravena Dosis inisial 0,8 g/kg BB, 1 kali pemberian
diulang dengandosis yang sama jika
jumlah trombosit <30.000/μL pada hari ke-
3 (72 jam setelah infus pertama).
Pada perdarahan:
Emergensi: 0,8 g/kg BB, 1-2 kali
pemberian, bersama-sama dengan
kortikosteroid dan transfusi trombosit.
Pada ITP kronik
0,4 g/kg BB/x, setiap 2 – 8 minggu.
Antibodi anti-R(D) 10-25 lg/kg BB/hari selama 2-5 hari,
intravena dalam 50mL NaCl 0,9% dan
habis dalam 30 menit.
α –interferon 3 x 106 unit subkutan, 3 kali per minggu
selama 4 minggu
Siklosporin 3 – 8 mg/kg BB/hari dibagi dalam 2 – 3
dosis
Azatioprin 50-300/m2 per os/hari, selama ≥ 4 bulan
D IfferentIaL
DIAGNOSIS
prognosis
ITP Akut 90% sembuh secara spontan ITP Kronik kurang baik
TERIMA KASIHATAS PERHATIANNYA