Upload
ngodiep
View
267
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KASUS KANKER VAGINA STADIUM II DENGAN PROSIDENTIA UTERI, SISTOKEL
GRADE IV, REKTOKEL GRADE III
Rosalyn C. Jono1, Fara Vitantri2, Shirley Anggaraeni2 1Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia
2Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUP Fatmawati
Abstrak
Kanker vagina merupakan kanker yang jarang terjadi dan hanya terjadi pada 2-3 % dari semua kasus keganasan traktus
genitalia wanita dan umumnya sekitar 80% secara histologi merupakan kanker tipe skuamosa. Wanita usia 80 tahun
datang ke Poliklinik Ginekologi RSUP Fatmawati dengan keluhan benjolan di kemaluan sejak 40 tahun yang lalu.
Riwayat berobat ke RS swasta dan diberikan antibiotik dan dikompres. Setelah dilakukan biopsi dan pemeriksaan di
RSUP Fatmawati ditemukan karsinoma sel skuamosa invasive differensiasi baik dengan prosidentia uteri disertai
dengan sistokel grade IV dan rektokel grade III. Kasus ini mengingatkan pentingnya regulasi sistem kesehatan nasional
terutama dalam hal penyuluhan kesehatan dan deteksi dini mengenai lesi pra kanker sangat diperlukan untuk deteksi
dini kanker sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan kanker yang optimal.
Kata Kunci: Kanker vagina, prosidentia uteri, sistokel,rektokel
PENDAHULUAN
Kanker vagina merupakan kanker yang
jarang terjadi dan hanya terjadi pada sekitar 2-
3% dari semua kasus keganasan traktus
genitalia wanita. Kanker vagina juga bisa
merupakan metastasis dari kanker
ginekologik lain dan sekitar lebih dari 30%
kanker vagina primer umumnya memiliki
riwayat kanker serviks yang telah diobati
sebelumnya.
Korespondensi:
dr. Fara Vitantri, SpOG(K), Departemen
Obstetri dan Ginekologi RSUP Fatmawati
E-mail : [email protected]
Secara histologik, sekitar 80% kasus
kanker vagina merupakan karsinoma sel
skuamosa dan umumnya ditemukan pada
wanita post menopause atau wanita dengan
usia tua. Jika terjadi pada usia muda,
umumnya berawal dari kanker serviks dan itu
berarti berasal dari infeksi virus HPV.
PRESENTASI KASUS
Seorang wanita, 80 tahun, P6, datang
ke Poliklinik Ginekologi RSUP Fatmawati
dengan keluhan benjolan di kemaluan sejak
40 tahun yang lalu. Pasien sudah menopause
sejak 30 tahun yang lalu, dan riwayat
sebelumnya berobat ke RS Swasta dan
diberikan antibiotik dan kompress luka karena
pasien merasakan adanya nyeri pada daerah
benjolan (VAS 2) disertai dengan luka. Buang
air kecil lancar, tidak dirasakan adanya urine
yang keluar saat batuk, buang air kecil di
malam hari 2-3x/hari, Buang air besar
dirasakan sulit.
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien
kesan underweight( berat badan pasien 31 kg,
tinggi badan 150 cm), tampak benjolan keluar
dari introitus vagina, dan di dinding lateral
kiri atas vagina, terdapat massa ukuran 5x5x2
cm, dengan sondase 7 cm. Dilakukan
pemeriksaan POP Q, ditemukan hasil :
3 7 9
9 2 NA
3 5 7
Diputuskan dilakukan pengambilan biopsi
dari jaringan luka, ditemukan hasil karsinoma
sel skuamosa invasif (differensiasi baik), dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan USG,
didapatkan uterus antefleksi, bentuk dan
ukuran normal, endometrium stratum basalis
regular tebal 1 mm, kedua ovarium sulit
ditampakkan.
Dari pemeriksaan CT Scan whole abdomen
dengan dan tanpa kontras, tidak ditemukan
adanya gambaran metastasis pada organ-
organ intraabdomen yang tervisualisasi,
tampak kista simple di pole tengah ginjal
bilateral. Dilakukan juga PAP smear dan
ditemukan hasil serviks dengan tanda-tanda
atrofi dan tidak ditemukan adanya sel ganas.
Dengan demikian, kami menegakkan
diagnosis kanker vagina stadium II yang
disertai dengan prosidentia uteri dan sistokel
grade IV, rektokel grade III.
Pada pasien ini, berhubung dengan pasien
usia tua(80 tahun), disertai dengan kanker
vagina dan prosidentia uteri, sistokel grade
IV, rektokel grade III, maka diputuskan untuk
dilakukan join conference untuk tatalaksana
selanjutnya yang terbaik pada pasien ini.
Gambar 1. Prolaps uteri gr 4 dengan ca vagina
Gambar 2.Ca Vagina
DISKUSI
Kanker vagina merupakan kasus yang
jarang terjadi, hanya sekitar 2-3% kasus dari
semua kasus keganasan pada daerah genitalia
wanita. Kanker vagina harus bisa dibedakan
dengan kanker genitalia yang metastasis ke
vagina. Pada pasien ini sudah dilakukan
pemeriksaan fisis dan didapatkan portio licin
dan dari hasil PAP smear tidak menunjukkan
adanya kelainan yang spesifik pada serviks,
namun pada saat dilakukan biopsi dari massa
sebelah kiri, ditemukan hasilnya adalah
karsinoma skuamosa invasif (differensiasi
baik), di mana hal ini sesuai dengan literatur
dimana sekitar 80% kasus kanker vagina
berasal dari karsinoma sel skuamosa. Pasien
lalu didiagnosis sebagai kanker vagina
stadium II karena belum ditemukan adanya
metastasis ke dinding pelvis, dimana massa
tumor masih di daerah jaringan subvaginal
(sesuai FIGO).
Jika sesuai teori, maka kanker vagina
stadium II bisa diterapi dengan partial atau
total vaginektomi, parametrectomy,
paracolpectomy , limfadenektomi paraaorta
dan pelvik dengan survival rate sekitar 53,5%,
namun hal ini cukup berat untuk dilakukan
mengingat pasien dengan Prosidentia Uteri,
Sistokel grade IV, Rektokel grade III,
ditambah dengan usia tua(80 tahun). Untuk
mengetahui adanya metastasis atau tidak
sudah dilakukan CT scan dan dari hasil CT
scan menunjukkan tidak adanya metastasis.
Namun hal ini masih kurang optimal,
mengingat adanya alat MRI yang lebih bagus
dan canggih dalam menilai adanya metastasis
dekat.
Dari diskusi dengan bagian Radiologi
juga menganjurkan agar dilakukan MRI. Dari
literature, pasien dengan kanker vagina, akan
meningkatkan survival rate jika dilakukan
kemoradiasi, namun direncanakan untuk
dilakukan TVH(Total Vagina Hysterectomu)
terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan
dengan kemoradiasi. Pasien dengan usia tua
Gambar 3. Dilakukan pemeriksaan sondase
Gambar 4. USG uterus antefleksi, dtratum basal 1 mm
80 tahun, juga sebaiknya dikonsulkan dulu ke
anastesi, penyakit dalam dan kardiologi
mengenai toleransi operasinya, apakah layak
untuk dilakukan operasi.
KESIMPULAN
Kasus ini mengingatkan kita mengenai
betapa pentingnya regulasi sistem kesehatan
nasional terutama dalam hal ini mengenai
penyuluhan kesehatan dan deteksi dini lesi
pra kanker sehingga kanker bisa dengan cepat
dideteksi serta bisa diberikan penatalaksanaan
yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hacker N, Eifel P, Velden J, Cancer of
the vagina. International Journal of
Gynecology and Obstetrics 131(2015)
S84-S87.
2. Berek J,Vaginal Carcinoma,
Berek&Novak’s Gynecology, 2012;
3789-3813.
3. Rajagopalan M, Xu K, LinJ,
Sukumvanich P, Krivak T, Beriwal S,
Adoption and impact of concurrent
chemoradiation therapy for vaginal
cancer: A National Cancer Data
base(NCDB) Study, Gynecologic
Oncology 135(2014) 495-502.
4. Gadducci A, Fabrini M, Lanfredini N,
Sergiampietri C, Squamous cell
carcinoma of the vagina : natural history,
treatment modalities and prognostic
factors. Clinical Review in
Oncology/Hematology 93(2015) 211-
224.