Upload
tsaniya-yusniar
View
249
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kasus aspirasi mekonium
Citation preview
LAPORAN KASUS
III. Identitas Pasien
A. Identitas Pasien
Nama : By. Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & tanggal Lahir : Banjarmasin, 31 Maret 2013
Umur : 4 hari
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
RMK : 1-04-12-51
B. Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 4 April 2013
Umur : 4 hari
Berat Badan : 3150 gram
Panjang Badan : 51 cm
Tanda Vital :
Kesadaran : Kompos mentis
Denyut jantung : 170 kali/menit
Frekuensi Nafas : 35 kali/menit
Suhu Tubuh : 36,7oC
SD : 4
CRT : 3”
Kulit : kemerahan, sianosis (-), ikterik (+)Kremer IV
Jaringan subkutis : Ada
Kepala : Bentuk : Mesosefali
Sefal Hematom : (+)
Kaput suksadeneum : (-)
Lain-lain : tidak ada kelainan
Rambut : Hitam, merata
Mata : Sklera ikterik (+/+), konjungtiva anemis (-/-),
perdarahan sub konjungtiva (-/-)
Telinga : Simetris, lipatan pinna jelas, recoil cepat kembali.
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), septum deviasi (-)
Mulut : Simetris, sianosis (-), mukosa bibir basah, celah
bibir (-), celah palatal (-)
Leher : Tortikolis (-), kaku kuduk (-)
Toraks : Bentuk simetris, retraksi ringan (+)
Payudara : Teraba sedikit
Jantung : S1 dan S2 tunggal, bising (-)
Paru : Suara nafas bronkovesikuler, rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
Abdomen : Supel, H/L/M tak teraba, bising usus (+) normal
Genitalia : Perempuan
Anus : (+), mekonium (+)
1
Ekstremitas : Atas : akral hangat, edem (-/-), parese (-/-)
Bawah : akral hangat, edem (-/-), parese (-/-)
Denyut arteri femoralis : Kanan teraba, Kiri teraba
Tulang belakang : Deformitas (-), spina bifida (-), skoliosis (-)
Tanda-tanda fraktur : Tidak ada
Tanda kelainan bawaan : Tidak ada
III.2. Dari Rekam Medik Didapatkan
Bayi lahir tanggal 31 Maret 2013 pukul 12.00 WITA
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang :
Bayi lahir tidak menangis, mekonium hijau pekat berbau, riwayat kelahiran
dengan kala II lama dan KPD >12 jam. Bayi dilahirkan dengan cara forcep
setelah sebelumnya dicoba vakum ekstraksi dua kali.
Riwayat Persalinan Kehamilan Sebelumnya
Kehamilan
ke
Tanggal/ tahun
kelahi-ran
Jenis Persali
Nan
JK
BBLHidup/Mati
Penyakit Waktu Hamil
Sebab Kematian
1 (ini)31 Maret/
2013Forcep P 3250 Hidup - -
Riwayat Keadaan Kehamilan
HPHT: 20 Juni 2012 Taksiran partus: 27 Maret 2013
TRIMESTERI II III
Jumlah Konsultasi (di bidan)Berat Badan IbuLingkar Lengan AtasTekanan Darah
1 kaliTidak diukurTidak diukur
110/70 mmHg
2 kaliTidak diukurTidak diukur
110/70 mmHg
3 kaliTidak diukurTidak diukur
110/70 mmHg
2
Penyakit Waktu HamilJumlah tambahan zat besiSuntikan toksin tetanusObat-obatan yang diterimaKebiasaan waktu hamil
- makanan :kwalitatifkwantitatif
- obat- jamu- rokok- lain-lain
Tidak adaTidak ada Tidak adaTidak adaTidak ada
yang khusus
CukupCukup
(-)(-)(-)(-)
Tidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada
yang khusus
CukupCukup
(-)(-)(-)(-)
Tidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada
yang khusus
CukupCukup
(-)(-)(-)(-)
Faktor Risiko
Mayor
- KPD > 24 jam- Demam Intrapartum > 380C- Khorioamniotis+ Ketuban Berbau- DJJ > 160 x/menit
Minor
+ KPD > 12 jam- Demam Intrapartum > 37,50C+ Nilai Apgar rendah (menit I < 5 dan menit V < 7- BBLSR < 1500 gr- Usia gestasi < 37 minggu- Kehamilan Ganda- Keputihan gatal dan berbau
Laboratorium Ibu:
Hb : tidak diketahui
Ht : tidak diketahui
3
Trombosit : tidak diketahui
Keadaan Persalinan Sekarang
Diagnosis Ibu : G1P0A0 hamil 40-41 minggu
Jenis persalinan : Forcep Dipimpin oleh : dokter residen obgyn
Indikasi : vakum ekstraksi gagal
Waktu persalinan : 31 Maret 2013 jam : 12.00 WITA
Kelahiran : Tunggal
Letak/presentasi bayi : Membujur/ kepala
Kondisi saat lahir : Hidup
Lama persalinan kala I : tidak diketahui
Lama persalinan kala II : >2 jam
Lama ketuban pecah : >12 jam
Kondisi air ketuban : hijau pekat berbau
Volume air ketuban : Tak dilakukan pengukuran
Secondary Arrest : -
Arrest of Descent : -
Protective active phase : + (ibu tidak mau mengedan)
Prolonge latent phase : -
4
Keadaan Bayi Saat Lahir
Penilaian bayi dengan skor Apgar
Tanda 0 1 2Jumlah
nilai1 1 2
Frekuensi Jantung
tidak ada < 100 >1001 1 1
Usaha bernafas
TidakAda
Lambat menangiskuat
0 0 1
Tonus otot
Lumpuh Ekstremitasfleksi sedikit
GerakanAktif
0 0 0
Refleks terhadap rangsangan
TidakBereaksi
GerakanSedikit
ReaksiMelawan 0 0 0
Warna
Biru/Pucat
Tubuhkemerahan,tangan dankaki biru
Kemerah-an
0 0 0
Penilaian 1 menit sesudah lahir lengkap
Penilaian 5 menit sesudah lahir
A. Riwayat Resusitasi
Tindakan/ventilasi :
Perangsangan
Pemberian 02 dengan tekanan tidak langsung
Pemberian 02 dengan tekanan langsung/VTP
Pijat Jantung
Medikasi pada bayi :
Adrenalin (-)
5
Glukose (-)
Injeksi vit K 1 x 1 mg (IM)
Gentamisin salep OD/OS
Plasenta : berat : - Tali pusat : Panjang : -
: Ukuran : - : jumlah : Arteri : 2
Vena : 1
: Kalsifikasi : - : Pewarnaan : -
: lain-lain : - : Lain-lain : -
B. Antropometri
Berat badan lahir : 3250 gram
Panjang badan lahir : 51 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 34 cm
RESUME
Nama : By. Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
BB/PB/LK : 3150 gram/ 51 cm/ tidak diukur
TL/JL/CL : 31 Maret 2013/ 12.00 WITA/ Forcep
Faktor Risiko Mayor : Ketuban berbau
Faktor Risiko Minor : KPD >12 jam, nilai Apgar rendah
6
Pemeriksaan Fisik :
SD : 4
Denyut Jantung : 170 kali/ menit
Frekuensi Napas : 35 kali/ menit
Suhu tubuh : 36,70C
CRT : 3 detik
Kulit : ikterik (+) Kremer IV
Kepala : sefal hematom (+)
Rambut : hitam merata
Mata : ikterik (+/+)
Telinga : simetris, lipatan pinna jelas, recoil cepat kembali
Hidung : pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : tortikolis (-), kaku kuduk (-)
Thoraks : simetris, retraksi ringan (+)
Payudara : Sedikit teraba
Jantung : S1 dan S2 tunggal, bising (-)
Paru : suara nafas bronkovesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen : supel, Bising Usus (+) normal
Genitalia : perempuan
Anus : ada, mekonium (+)
Ekstremitas : akral hangat, edem (-/-) parese (-/-)
7
Denyut a.femoralis : teraba
Tulang belakang : tidak ada kelainan
Tanda fraktur : tidak ada
Tanda kelainan bawaan : tidak ada
Masa gestasi : 40-41 minggu
Diagnosis banding
I II IIIBCB Infeksi neonatal Gawat nafasBLB Kelainan kongenital Sindrom Aspirasi
Mekonium (SAM)
Diagnosis sementara
I. BCB
II. Infeksi neonatal
III. Gawat nafas e.c. suspek SAM
Terapi
I. Rawat inkubator
II. O2 nasal 1-2 liter/menit
III. Kebutuhan cairan
Infus D10% : NaCl (4:1) / 100 cc + 4 cc Ca Gluconas 40% + 2 cc KCl
7,46% → 9,5 cc/jam
Protein AF 3 gr → 8,1 cc/jam
Lipid 2,5 gr → 1,2 cc/jam
Produk darah (-)
8
ASI (diet 10 cc/ kg BB → 8x4 cc)
IV. Obat-obatan
Intra Vena : Ampicillin 2 x 165 mg
Gentamicin 16,5 mg/36 jam
Sibital 2 x 5 mg
V. Monitor : Keadaan umum, tanda vital, capilarry reffil time, SD
VI. Program : Fisioterapi
USG kepala
Kultur darah
Follow Up Harian :
27-09-2011Siang 12.00 WITAU/P: 40/0
S KU: KurusRPS: Merupakan rujukan Puskesmas Cempaka dengan diagnosis BBLR dan gizi buruk. Selama hamil, ibu pasien sering kontrol ke bidan. Ibu melahirkan ditolong bidan. Saat lahir bayi kecil, diberi ASI, dan beberapa kali diberi gabin. Saat ini ada bisul di pantat bayi.
O BB/PB: 2200 gram/ 47 cmTTV: HR : 102 x/menit RR : 40 x/ menit T : 37,2oC CRT : 2 detikPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normal
9
A BBLRP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Program : Pasang neoplant, foto thorax, DLO27-09-2011Follow up SiangU/P: 40/0
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 110 x/menit RR : 40 x/ menit T : 36,9oCCRT : 2 detikPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normal
A BBLR + N1P I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Program : Pasang neoplant, foto thorax, DLO28-09-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 110 x/menit RR : 40 x/ menit T : 36,7oCCRT : 2 detik
10
BB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR + N1P I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Program : Pasang neoplant, foto thorax28-09-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 120 x/menit RR : 38 x/ menit T : 36,7oCCRT : 2 detikBB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)
11
Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR + N1P I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Program : Pasang neoplant, foto thorax,29-09-2011 Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 115 x/menit RR : 37 x/ menit T : 36,8oCCRT : 2 detikBB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR + N1P I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Program : -29-09-2011Follow up
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
12
siang O HR : 156 x/menit RR : 44 x/ menit T : 37oCCRT : 2 detikBB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR + N1P I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Program : Pasang neoplant, foto thorax,30-09-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 151 x/menit RR : 42 x/ menit T : 37oCCRT : 2 detikBB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:
13
Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR + N1P I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Neoplant telah terpasang, KIE
30-09-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 148 x/menit RR : 44 x/ menit T : 36,7oCCRT : 2 detikBB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
14
A BBLR +N1P I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Neoplant telah terpasang, KIE01-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 135 x/menit RR : 34 x/ menit T : 36,9oCCRT : 2 detikBB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR + N1P I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Neoplant telah terpasang, KIE01-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 135 x/menit RR : 34 x/ menit
15
T : 37oCCRT : 2 detikBB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLRP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Neoplant telah terpasang, KIE02-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 138 x/menit RR : 39 x/ menit T : 37,4oCCRT : 2 detikBB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)
16
Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLRP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Program (-)02-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 138 x/menit RR : 39 x/ menit T : 37,4oCCRT : 2 detikBB : 2300 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLRP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 11 mg/ 24 jamV. Monitor: KU, TV, BB
VI. Program (-)
17
03-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 138 x/menit RR : 32 x/ menit T : 37,1oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLRP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 7,5 mg/ 36 jam Gentamisin zalf
V. Monitor: KU, TV, BBVI. Program (-)
03-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 140 x/menit RR : 33 x/ menit T : 37,2oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefali
18
Mata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLRP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 7,5 mg/ 36 jam Gentamisin zalf Vitamin K1 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, BBVI. Program DL, CRP
04-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 136 x/menit RR : 40 x/ menit T : 37oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses gluteal, venektasi (+)Turgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ Kolestasis
19
P I. Rawat boxII. O2 (-)
III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Injeksi ampisilin 3 x 75 mg
Injeksi gentamisin 7,5 mg/ 36 jam Gentamisin zalf Vitamin K1 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, BBVI. Program cor analisis, DL/ CRP, Bil. T/D/I
04-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 142 x/menit RR : 38 x/ menit T : 36,8oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses gluteal, venektasi (+)Turgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Sanprima 1 x 1 (malam) Gentamisin zalf Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis
20
05-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 142 x/menit RR : 44 x/ menit T : 36,6oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Gentamisin zalf Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis
05-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 140 x/menit RR : 40 x/ menit T : 37,1oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses gluteal
21
Turgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Gentamisin zalf Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis
06-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 144 x/menit RR : 40 x/ menit T : 37oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)
22
Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Gentamisin zalf Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis, co. hepatologi
06-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 140 x/menit RR : 48 x/ menit T : 36,9oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam)
23
Gentamisin zalf Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis, co. hepatologi
07-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 136 x/menit RR : 44 x/ menit T : 36,5oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Gentamisin zalf Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis, co. hepatologi
07-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 136 x/menit RR : 42 x/ menit T : 36,9oC
24
CRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, abses glutealTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ Kolestasis/ HipoglikemiP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Gentamisin zalf Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis, TORCH
08-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 132 x/menit RR : 38 x/ menit T : 37,1oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukupTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir kering
25
Leher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ Kolestasis/ HipoglikemiP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis, TORCH
08-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 134 x/menit RR : 38 x/ menit T : 36,7oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukupTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ Kolestasis/ HipoglikemiP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oral
26
IV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis, TORCH
09-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 142 x/menit RR : 42 x/ menit T : 36,9oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukupTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ Kolestasis/ HipoglikemiP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis, TORCH
09-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 140 x/menit RR : 40 x/ menit
27
T : 36,2oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukupTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ Kolestasis/ HipoglikemiP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TV, hipotermiVI. Program cor analisis, TORCH
10-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 140 x/menit RR : 40 x/ menit T : 36,2oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukupTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir kering
28
Leher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI on demand per oralIV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Combi 1 x 1 (malam) Vitamin EKA 1 x 1 mg
V. Monitor: KU, TVVI. Program timbang BB
10-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 142 x/menit RR : 46 x/ menit T : 37,8oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukupTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI + PASI (diet 160 cc/ kg BB)
29
IV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus Supralisin 0,3 cc/ hari Vitamin EKA 1 x 1 bungkus
V. Monitor: KU, TVVI. Program timbang BB
11-10-2011Follow up pagi
S Menangis kuat (+)Gerak Aktif (+)
O HR : 137 x/menit RR : 43 x/ menit T : 37,4oCCRT : 2 detikBB : 2500 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, kendurTurgor: baikKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat box
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI + PASI (diet 160 cc/ kg BB)IV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Vitamin EKA 1 x 1 bungkus
V. Monitor: KU, TVVI. Program cek bilirubin T/I/D, HBsAg
11-10-2011Follow up siang
S Menangis kuat (+)Gerak aktif (+)
O HR : 144 x/menit RR : 44 x/ menit T : 37,4oCCRT : 2 detik
30
BB : 2750 gramPemeriksaan Fisik:Kulit: kelembaban cukup, kendurTurgor: baik cepat kembaliKepala: mesosefaliMata: anemis (-/-), ikterik (-/-)Hidung: PCH (-)Mulut: mukosa bibir keringLeher: tortikolis (-)Thorax: retraksi (-/-)Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-)Paru: Rh (-/-), Wh (-/-)Abdomen: supel, H/L/M tidak teraba, BU (+) normalEkstremitas: akral hangat, edema (-)
A BBLR/ ISK/ KolestasisP I. Rawat (-)
II. O2 (-)III. Kebutuhan cairan ASI + PASI (diet 160 cc/ kg BB)IV. Obat-obatan: Urdahex 3 x 1 bungkus
Supralisin 0,3 cc/ hari Vitamin EKA 1 x 1 bungkus
V. Monitor: KU, TVVI. Program (-)
Pasien pulang dengan keadaan umum membaik
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium darah tgl 27 September 2011 pukul 13.50 WITA
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HematologiHbLekositEritrositHematokritTrombositRDW – CV
14,79,65,0547,341617,3
14,0-18,04 – 10,53,9 – 5,540-50150 – 45011,5 – 14,7
g/dlribu/uljuta/ulvol %ribu/ul%
MCVMCH
93,729,1
80,0 – 97,027,0 – 32,0
Flpg
31
MCHC 31 32,0 – 38,0 %Hitung JenisNeutrofil %Limfosit %MID %
29,460,510,1
50 – 7025 – 403,0-9,0
%%%
Kimia DarahGula Darah Sewaktu 79 < 200 mg/dlImunoserologiCRP kualitatif Negativ
e< 6 mg/ml
Hasil pemeriksaan laboratorium urin tanggal 01 Oktober 2011 pukul 15.42 WITA
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
UrinalisaWarnaBJpHKetonProtein/ AlbuminGlukosaBilirubinDarah samarNitritUrobilinogenLeukosit
Kuning jernih1,0056,0NegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatif0,2Negatif
Kuning jernih1,005-1,0305,0-8,5NegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatif0,2-2,0Negatif
Sedimen UrineLeukositEritrositSilinderEpitelBakteriKristalLain-lain
1-2/ LPB0-2/ LPBNegatif1+NegatifNegatifNegatif
0-2/ LPB0-2/ LPBNegatif1+NegatifNegatifNegatif
Hasil pemeriksaan laboratorium darah tgl 03 Oktober 2011 pukul 11.15 WITA
32
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HematologiHbLekositEritrositHematokritTrombositRDW – CV
11,99,34,1839,140116,7
14,0-18,04 – 10,53,9 – 5,540-50150 – 45011,5 – 14,7
g/dlribu/uljuta/ulvol %ribu/ul%
MCVMCHMCHC
93,628,430,4
80,0 – 97,027,0 – 32,032,0 – 38,0
Flpg%
Hitung JenisNeutrofil %Limfosit %MID %
37,252,510,3
50 – 7025 – 403,0-9,0
%%%
Kimia DarahBilirubin totalBilirubin direkBilirubin indirek
2,892,460,43
0,20-1,200,00-0,500,20-0,60
mg/dlmg/dlmg/dl
Hasil pemeriksaan laboratorium urin tanggal 08 Oktober 2011 pukul 06.12 WITA
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
UrinalisaWarnaBJpHKetonProtein/ AlbuminGlukosaBilirubinDarah samarNitritUrobilinogenLeukosit
Kuning jernih1,0055,0NegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatif0,2Negatif
Kuning jernih1,005-1,0305,0-8,5NegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatif0,2-2,0Negatif
Sedimen UrineLeukositEritrosit
0-10-1/ LPB
0-2/ LPB0-2/ LPB
33
SilinderEpitelBakteriKristalLain-lain
Negatif1+NegatifNegatifNegatif
Negatif1+NegatifNegatifNegatif
Hasil pemeriksaan laboratorium darah tgl 11 Oktober 2011
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Kimia DarahBilirubin totalBilirubin direkBilirubin indirek
2,861,211,65
0,20-1,200,00-0,500,20-0,60
mg/dlmg/dlmg/dl
ImunoserologiHBsAg Ultra (ELISA) 0,00
Hasil pemeriksaan foto thorax AP tanggal 28 September 2011
Cor normal. Pulmo tidak tampak infiltrat/ konsolidasi; sinus tajam
Hasil pemeriksaan USG abdomen tanggal 05 Oktober 2011
Liver 48 mm, sudut tumpul, intensitas homogen berkurang. Lien membesar,
ukuran 8 cm. Kesimpulan hepatitis akut dan mild splenomegali.
Hasil cor analisis tanggal 05 Oktober 2011
Cor normal. Tidak tampak pendesakan esophagus.
Konsultasi unit neonatologi ke unit hepatologi anak tanggal 06 Oktober 2011
Kesan suspek hepatitis neonatal. Saran cek bilirubin T/D/I, HBsAg, USG
abdomen
34
Konsultasi unit perinatologi ke unit gizi anak tanggal 08 Oktober 2011 pukul 11.00 WITA
Saran pemeriksaan bilirubin T/D/I ulang, USG abdomen bila perlu, berikan susu
MCT.
35
BAB IV
DISKUSI KASUS
Dilaporkan seorang bayi yang dilahirkan tanggal 31 Maret 2013 dengan
berat lahir 3250 gram dan panjang badan lahir 51 cm. Kelahiran dilakukan dengan
forcep ditolong oleh dokter residen obgin di BLUD RSU Ulin Banjarmasin. Bayi
dirawat di ruang teratai level III BLUD RSU Ulin Banjarmasin dengan diagnosis
infeksi neonatal serta gawat nafas dengan kecurigaan sindrom aspirasi mekonium.
Bayi didiagnosis infeksi neonatal karena saat lahir dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium darah didapatkan salah satu indikator infeksi yaitu
leukositosis, dimana kadar leukosit darah bayi >12.000/ul yaitu sebesar 24.500/ul.
Pada bayi ini juga terjadi hiperbilirubinemia. Bayi ini lahir tidak menangis dan
diduga ada campuran mekonium pada air ketubannya karena berwarna hijau pekat
berbau yang menyokong adanya kecurigaan infeksi neonatal.
Infeksi neonatal dapat terjadi intrapartum dimana infeksi intrapartum
dapat terjadi pada saat melalui jalan lahir atau infeksi asendens bila terjadi partus
lama dan ketuban pecah dini. Kelompok virus yang sering menjadi penyebab
termasuk herpes simplex, HIV, cytomegalovirus (CMV), dan hepatitis B yaitu
virus yang jarang ditularkan secara transplasental. Sedangkan kelompok kuman
termasuk Streptokokus grup B Gram negatif, kuman enterik Gram negatif
(terutama Escheria coli), gonokokus dan klamidia.
36
Air ketuban keruh bercampur mekonium (AKK) dapat menyebabkan
sindrom aspirasi mekonium (SAM) yang mengakibatkan asfiksia neonatorum
yang selanjutnya dapat berkembang menjadi infeksi neonatal.
Faktor risiko infeksi neonatal pada bayi ini ditambah dengan adanya
ketuban pecah dini >12 jam, dimana pada kasus ketuban pecah dini bakteri vagina
dapat bergerak naik dan pada beberapa kasus menyebabkan inflamasi pada
membran janin, tali pusat, dan plasenta. Infeksi pada janin dapat disebabkan oleh
aspirasi air ketuban yang terinfeksi, dapat mengakibatkan neonatus lahir mati,
persalinan kurang bulan, atau sepsis neonatal. Organisme yang paling sering
ditemukan dari air ketuban yang terinfeksi adalah bakteri anaerobik, streptokokus
kelompok B, Eschericia coli, dan mikoplasma daerah genital.
SAM sendiri adalah sindrom atau kumpulan berbagai gejala klinis dan
radiologis akibat janin atau neonatus menghirup atau mengaspirasi mekonium.
Sindrom aspirasi mekonium dapat terjadi sebelum, selama, dan setelah proses
persalinan.
Mekonium yang terhirup dapat menutup sebagian atau seluruh jalan napas
neonatus. Udara dapat melewati mekonium yang terperangkap dalam jalan napas
neonatus saat inspirasi. Mekonium dapat juga terperangkap dalam jalan napas
neonatus saat ekspirasi sehingga mengiritasi jalan napas dan menyebabkan
kesulitan bernapas. Tingkat keparahan SAM tergantung dari jumlah mekonium
yang terhirup, ditambah dengan kondisi lain seperti infeksi intrauterin atau lewat
bulan (usia kehamilan lebih dari 42 minggu). Secara umum, semakin banyak
mekonium yang terhirup, semakin berat kondisi klinis neonatus. Lingkaran
37
kejadian yang terdiri dari hipoksemia, shunting atau pirau, asidosis, dan hipertensi
pulmonal sering dihubungkan dengan SAM. Dan pada bayi ini terjadi
ketidakseimbangan elektrolit yang juga menyokong kecurigaan adanya aspirasi
mekonium.
Analisis bivariat menunjukkan empat faktor risiko terjadi SAM adalah
skor Apgar <5 pada menit ke lima, mekonium kental, denyut jantung yang tidak
teratur atau tidak jelas, dan berat lahir. Dimana pada kelahiran bayi ini didapatkan
mekonium yang kental dan skor Apgarnya <5.
Mekonium kental merupakan faktor penyebab kematian yang penting,
kurang lebih sepertiga bayi dengan SAM memerlukan ventilator mekanik 13,3%.
Mekonium diduga sangat toksik bagi paru karena berbagai macam cara. Sulit
menentukan mekanisme mana yang paling dominan dalam suatu saat. Mekanisme
terjadinya SAM diduga melalui mekanisme, obstruksi mekanik saluran napas,
pneumonitis kimiawi, vasokonstriksi pembuluh darah vena, dan surfaktan yang
inaktif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rochman A. Buku Acuan dalam Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. E-book : Departemen Kesehatan RI. 2005
38
2. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol. 1. Edisi 15. Jakarta: EGC, 2000.
3. Taksande A,Vilhekar KY,Chaturvedi P,Gupta S,Deshmukh P. Predictor of low birth weight babies by anthropometry. Journal of Tropical Pediatrics 2007;53(6):420-3.
4. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol. 3. Edisi 15. Jakarta: EGC, 2000.
5. Arief S. Deteksi dini kolestasis neonatal. Tanpa nama jurnal, 2006; Tanpa
volume: 1-13.
6. Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS. Buku ajar gastroenterology-hepatologi. Cetakan kedua. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011.
7. Ahira A. Neonatal hepatitis. Ezinearticles 2010; (online), (http://ezinearticles.com, diakses tanggal 13 Oktober 2011).
8. Muchlastriningsih E. Pengaruh infeksi TORCH terhadap kehamilan. Cermin Dunia Kedokteran, 2006; Tanpa volume (151): 8-10.
9. Samirah, Darwati, Windarwati, Hardjoeno. Pola dan sensitivitas kuman di penderita infeksi saluran kemih. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Juli 2006; 12 (3): 110-113.
39