Upload
gitaaryanti
View
623
Download
88
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BPH, kateter
Citation preview
LAPORAN KASUS MEDIKOLEGAL
PENOLAKAN PEMASANGAN KATETERISASI URIN PADA PASIEN DENGAN BPH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT DOKTER INTERNSHIP
DI RS DINAS KESEHATAN TENTARA DI BANDAR LAMPUNG
PENDAMPING :
Dr. Imelda Meilina
Dr. KhaeriyahPENYUSUN :Dr. Gita Aryanti
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 02.07.04
DINAS KESEHATAN TENTARAPERIODE 21 APRIL 2014 21 APRIL 2015
BANDAR LAMPUNG
LEMBAR PENGESAHANLAPORAN KASUS MEDIKOLEGAL
PENOLAKAN PEMASANGAN KATETERISASI URIN PADA PASIEN DENGAN BPH
Telah disusun oleh:
Dr. Gita Aryanti
Tanggal : Februari 2015
Tempat : RS DKT Bandar Lampung
Pendamping :
(dr. Imelda Meilina)
(dr.Khairiyah)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan baik.
Laporan kasus ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan dokter internsip di RS DKT Bandar Lampung. Dalam pelaksanaan laporan kasus ini penulis banyak menerima bantuan dan dorongan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Imelda dan dr. Khairiyah selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran untuk membimbing penulis demi kesempurnaan laporan kasus ini, dan semua pihak yang telah banyak membantu penyelesaian laporan kasus ini.
Kami menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan kasus ini dan kami berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Februari 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pembesaran prostat benigna atau lebih dikenal sebagai BPH sering diketemukan pada pria yang menapak usia lanjut1. Istilah BPH atau benign prostatic hyperplasia sebenarnya merupakan istilah histopatologis, yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat. Hiperplasia prostat benigna ini dapat dialami oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka ini akan meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun.
Keluhan yang disampaikan oleh pasien BPH seringkali berupa LUTS (lower urinary tract symptoms) yang terdiri atas gejala obstruksi (voiding symptoms) maupun iritasi (storage symptoms) yang meliputi: frekuensi miksi meningkat, urgensi, nokturia, pancaran miksi lemah dan sering terputus-putus (intermitensi), dan merasa tidak puas sehabis miksi, dan tahap selanjutnya terjadi retensi urine. Hubungan antara BPH dengan LUTS sangat kompleks. Tidak semua pasien BPH mengeluhkan gangguan miksi dan sebaliknya tidak semua keluhan miksi disebabkan oleh BPH.
Terapi yang akan diberikan pada pasien tergantung pada tingkat keluhan pasien, komplikasi yang terjadi, sarana yang tersedia, dan pilihan pasien. Di berbagai daerah di Indonesia kemampuan melakukan diagnosis dan modalitas terapi pasien BPH tidak sama karena perbedaan fasilitas dan sumber daya manusia di tiap-tiap daerah. Walaupun demikian dokter di daerah terpencil pun diharapkan dapat menangani pasien BPH dengan sebaik-baiknya. Penyusunan guidelines di berbagai negara maju ternyata berguna bagi para dokter maupun spesialis urologi dalam menangani kasus BPH dengan benar.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu menangani pasien BPH. 2. Tujuan Khusus
a. Mampu menangani pasien BPH dengan masalah utama retensi urine di IGD RS DKT Bandar LampungBAB 2
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
No. rekam medis
: 06.80.39Nama
: Tn. G
Alamat
: Gg Riung Mekar no 17, KedatonTempat/Tanggal lahir: Solo, 20 desember 1934
Umur
: 75 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Pegawai swasta
Pendidikan
: SD
II.ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara
: Autoanamnesa Hari & tanggal
: Selasa, 20 Januari 2015 Pukul
: 07.00 WIB Keluhan Utama
Tidak bisa BAK sejak 3 SMRS
Keluhan tambahan
Tidak bisa BAB sejak 3 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak bisa BAK sejak tiga hari SMRS. Sebelumnya os mengeluh sering BAK dan juga sering kebelet ingin BAK. Tetapi ketika BAK, os harus menunggu lama untuk memulai kencing, dan pada saat urin keluar terasa panas atau sakit, pancarannya lemah dan terputus-putus, bercabang dan menetes ketika mau selesai. BAK sering berhenti dan lancar lagi terutama bila mengedan. Padahal dulu pasien merasa buang air kecil pancarannya deras dan tidak menetes ketika mau selesai. Setelah BAK, os merasa tidak puas dan masih ingin BAK. Pasien sering mengedan bila buang air kecil. Bila mengedan, buang air kecil terasa lebih lancar tapi pancarannya bercabang. BAK bercabang dan menetes ketika mau selesai. Nyeri pinggang dan demam disangkal oleh pasien, buang air kecil berdarah dan keluar batu juga disangkal oleh pasien.
Sebelum dirawat di RS, os pernah masuk IGD dan RS lain lima hari yang lalu dengan keluhan yang sama, tetapi hanya dipasang selang kateter dan pasien merasa enak sehingga tidak mau dirawat kemudian pulang. Anamnesis berdasarkan sistem skoring IPSS:
PertanyaanJawabanSkor
1.Dalam satu bulan terakhir, berapa kali anda merasakan masih terdapat sisa urin sehabis kencing?
< 50%2
2.Dalam satu bulan terakhir, berapa kali anda kencing lagi padahal belum ada setengah jam yang lalu baru saja kencing ?< 50 %2
3.Dalam satu bulan terakhir, berapa kali berhenti pada saat kencing dan segera mulai kencing lagi ?> 50 %4
4.Dalam satu bulan terakhir, berapa kali anda tidak dapat menahan keinginan untuk kencing ?Hampir selalu5
5.Dalam satu bulan terakhir, berapa kali pancaran kencing lemah ?50 %3
6.Dalam satu bulan terakhir, berapa kali harus mengejan waktu memulai kencing ?> 50 %4
7.Dalam satu bulan terakhir, Beberapa kali terbangun dari tidur malam untuk kencing?Hampir selalu5
8.Dengan keluhan seperti ini,bagaimana perasaan anda tentang kehidupan anda?Sangat tidak puas5
Dari hasil anamnesis gejala LUTS berdasarkan sistem skoring IPSS, pasien ini mempunyai skor 30, termasuk gejala LUTS derajat berat.
Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya Os mengaku belum pernah mengalami keluhan seperti ini
Os mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dan terkontrol
Os mempunyai riwayat asma dan alergi terhadap dingin
Riwayat DM dan TB disangkal
Riwayat kecelakaan, operasi, dan perawatan RS disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut keterangan os, tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama. Kakak os juga penderita hipertensi dan sekarang sudah meninggal. Riwayat DM, TB, asma dalam keluarga disangkal.
Riwayat sosial dan pribadi
Os tidak mempunyai kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Os mengaku jarang berolahraga, tidur teratur, dan banyak pikiran. Kebiasaan makan sedikit, tidak teratur, jarang makan sayur dan minum air putih.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang, dyspneu (-), sianosis (-)
Kesadaran
Compos mentis; GCS: E = 4, V = 5, M = 6 ( 15
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 60x/menit
Suhu
: 36,1 C
RR : 24x/menit
Kepala
Bentuk normal, rambut berwarna putih beruban, distribusi merata, tidak mudah dicabut.Mata
Bentuk normal, kedudukan kedua bola mata simetris, palpebra superior dan inferior tidak oedema, CA -/-, SI -/-, kornea jernih, pupil bulat, isokor, 4mm.Hidung
Bentuk normal, rongga hidung lapang, mukosa tidak hiperemis, septum nasi tidak deviasi, konka tidak hipertrofi, secret -/-Telinga
normotia, nyeri tarik -/-, nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan mastoid -/-, MAE lapang, secret -/-, serumen -/-, membrana timpani tampak utuh.
Mulut
Bentuk normal, perioral sianosis (-), bibir agak kering, lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang.
Leher
Bentuk normal, trakea di tengah, KGB tidak teraba membesar.
Thorax
Paru :
(Ins)Bentuk normal, nafas tampak simetris dalam statis dan dinamis, retraksi intercostal (-)
(Pal)Vocal fremitus kanan kiri sama kuat
(Per)Sonor pada kedua lapang paru
(Aus)Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung :
(Ins)Ictus cordis tak tampak
(Pal)Ictus cordis teraba di ICS VI aksilaris anterior sinistra
(Per) batas atas: ICS II parasternal sinistra
batas kanan: garis midsternal
batas kiri :ICS V midklavikula kiri (Aus)Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
(Ins)Datar, tidak tampak gambaran vena
(Pal)Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
(Per)Tymphani
(Aus)Bising usus (+), Normal
Genitalia Eksterna
Penis tidak tampak tanda-tanda radang, OUE letak normal, terpasang catheter no. 18 two-way
Ekstremitas Superior dan Inferior
Bentuk normal, deformitas (-), oedema (-), akral hangat
Kulit
Coklat kehitaman, turgor menurun, keriput.
B.STATUS UROLOGI Regio Costo vertebrae Angle :
Kanan
Kiri
Nyeri tekan
- -
Nyeri ketok -
-
Massa
- -
Regio Supra Symphisis
Nyeri tekan
(-)
Nyeri ketok
(-)
Massa
(-) Regio Genitalia Eksterna
Penis : Bentuk normal, tanda radang (-), OUE letak normal, terpasang kateter no. 18 two-way, lancar, warna urine kuning jernih
Scrotum : Pembesaran tidak ada, tanda radang (-),
Benjolan tidak ada
Rectal Toucher :
- Tonus Sfingter Ani baik
-Ampula Recti tidak kolaps
-Mukosa Rectum licin, massa tidak ada
-Teraba prostat menonjol, batas atas tidak teraba, konsistensi kenyal, permukaan rata, nodul (-), nyeri tekan (-)
-Sarung tangan : darah (-), lendir (-), feses (-)IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM Tanggal : 20 Januari 2010PEMERIKSAANHASILNILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
LED
VER/HER/KHER/RDW
VER
HER
KHER
RDW
HITUNG JENIS
Basofil
Eosinofil
Netrofil
Limfosit
Monosit
HEMOSTASIS
APTT
Kontrol APTT
PT
Kontrol PT
INR
Fibrinogen
Kontrol Fibrinogen
D-Dimer
KIMIA KLINIK
FUNGSI HATI
SGOT
SGPT
Protein Total
Albumin
Globulin
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek
FUNGSI GINJAL
Asam urat darah
Ureum darah
Creatinin darah
DIABETES
Glukosa darah puasa
Glukosa darah 2 jam PPLEMAK
Trigliserida
Kolesterol total
Kolesterol LDL
Kolesterol LDLGAS DARAH
PH
PCO2
PO2
BP
HCO3
O2 Saturasi
BE (base excess)
Total CO2
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Klorida12.3 gr/dl
35%
7,6 ribu/ul
169 ribu/ul
3,83 juta/ul
50 mm
92,2 fl
32,1 pg
34,8 g/dl
12,7 %
0 %
0 %
73 %
24 %
3 %
29 detik
35 detik
14,1 detik
13 detik
1,24
481 mg/dl
300 mg/dl
200-400(positif)
22 u/l
11 u/l
7,39 g/dl
3,52 g/dl
3,87 g/dl
0,89 mg/dl
0,23 mg/dl
0,66 mg/dl
7,8 mg/dl
63 mg/dl
1,6 mg/dl
89 mg/dl
145 mg/dl
64 mg/dl
180 mg/dl
51 mg/dl
116 mg/dl
7,42
38,2 mmHg
83 mmHg
752 mmHg
24,6 mmol/L
96,5 %
0,4 mmol/L
25,7 mmol/L
145 mmol/l
4,45 mmol/l
112 mmol/l
13,2-17,3
33-45
5.0-10.0
150-440
4,4 -5,9
0,0-10,0
80-100
26-34
32-36
11,5-14,5
0-1
1-3
50-70
20-40
2-8
29-40,2
-
10,4-12,2
-
-
200-400
-