32
LAPORAN KASUS OBSGYN MYOMA UTERI DAN KISTA OVARIUM Disusun Oleh: Donna I. V. Patty, S.Ked NIM : 09700065

LAPORAN KASUS OBSGYN

  • Upload
    drdewiq

  • View
    32

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus obsgyn

Citation preview

Page 1: LAPORAN KASUS OBSGYN

LAPORAN KASUS OBSGYN

MYOMA UTERI DAN KISTA OVARIUM

Disusun Oleh:

Donna I. V. Patty, S.KedNIM : 09700065

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

2013

Page 2: LAPORAN KASUS OBSGYN

BAB I

LAPORAN KASUS OBSGYN

MYOMA UTERI DAN KISTA OVARIUM

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama Penderita : Ny. Sutini

Umur : 44 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : Islam

Suku :

Pekerjaan : karyawan swasta

Pendidikan : SLTA

Status : menikah

Alamat : Kandangan RT 12 RW 06, Krembang

Tanggal MRS : 24 Juni 2013

Tanggal Pemeriksaan : 24 Juni 2013

Tanggal KRS :

No. Rekam Medik : 1-33-79-17

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan terhadap pasien.

A. Keluhan utama :

Page 3: LAPORAN KASUS OBSGYN

B. Anamnesis khusus : pasien kiriman dari poli kandungan dengan myoma

uteri + kista ovarium pro laparotomi. Pasien mengeluh perdarahan

pervaginam 2x/bulan, lama 7 hari. P1001 ATK 22 tahun. Menikah 23

tahun.

C. Riwayat Menikah : 23 tahun

D. Riwayat Persalinan : 8bulan/spt/P/2600gr/hidup/22tahun

III. PEMERIKSAAN UMUM

1. Pemeriksaan Umum

STU

a. Keadaan umum : composmentis

b. A/I/C/D : (-)

c. Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg

N : 88x/menit

RR : 18x/menit

d. Cor/Pulmo : dbn

Kesan : didapatkan keadaan umum pasien cukup

STG

a. v/v : flx (+) flr (-)

b. P : tertutup, licin

c. CU : AF, membesar

d. Adneksa D : massa (+)

Page 4: LAPORAN KASUS OBSGYN

e. Adneksa S : massa (-), nyeri

f. CD : tidak ada kelainan

2. Pemeriksaan Khusus

a. Kepala

Bentuk : bulat, simteris

Rambut : -

Mata : -

Hidung : tidak ada secret, tidak ada bau, tidak perdarahan

Telinga : tidak ada secret, tidak ada bau, tidak perdarahan

Mulut : tidak sianosis

Lidah : tidak kotor, tidak hiperemi

b. Leher

Inspeksi : simetris, tidak tampak pembesaran KGB

Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB leher

Kaku kuduk : tidak ada

c. Dada

RH: -/-

WH : -/-

S1 S2 : Tunggal

Page 5: LAPORAN KASUS OBSGYN

Paru

Kanan Kiri

Depan I : simetris, retraksi (-) I : simetris, retraksi (-)

P : fremitus raba (+) normal P : fremitus raba (+) normal

P : sonor P : sonor

A : Rh (-); Wh (-) A : Rh (-); Wh (-)

Belakan

g

I : simetris, retraksi (-) I : simetris, retraksi (-)

P : fremitus raba (+) normal P : fremitus raba (+) normal

P : sonor P : sonor

A : Rh (-); Wh (-) A : Rh (-); Wh (-)

d. Abdomen : dbn

e. Ekstremitas

Superior : akral hangat +/+, edema -/-

Inferior : akral hangat +/+, edema -/-

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Hasil Laboratorium

Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium

2. Elektrokardiogram

Page 6: LAPORAN KASUS OBSGYN

Tidak dilakukan pemeriksaan ECG.

V. DIAGNOSIS KERJA MYOMA UTERI + KISTA OVARIUM

Ditegakkan diagnosis ini dilihat dari hasil pemeriksaan dalam ginekologi dan

hasil USG.

VI. PLANNING

1. Planning terapi

a. Medikamentosa : pro laparotomi

2. Planning Edukasi

a. Menjelaskan pada pasien mengenai penyakitnya

b. Menjelaskan pada pasien mengenai pentingnya menghindari faktor-

faktor pencetus

c. Menjelaskan pada pasien mengenai pentingnya berobat dan control

VII. PROGNOSIS

Dubia ad bonam.

Page 7: LAPORAN KASUS OBSGYN

BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. MYOMA UTERI

Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang

menumpangnya sehingga dalam kepustakan dikenal juga istilah fibromioma,

leiomioma, atau pun fibroid. Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27%

wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit

hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah (dilaporkan) terjadi

sebelum menars. Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih

bertumbuh. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua

penderita ginekologi yang dirawat.

Patogenesis

Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast.

Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan

ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada

tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan

pemberian preparat progresteron atau testosteron. Puukka dan kawan-kawan

menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mloma lebih banyak didapati dari

Page 8: LAPORAN KASUS OBSGYN

pada miometrium normal. Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan

dari selaput otot yang matur.

Patologi anatomi

Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1-3%, sisanya

adalah dari korpus uterus.

Menurut letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai:

a.mioma submitkosHm: berada di bawah endometrium dan menonjol ke

dalam rongga uterus.

b. mioma intramnral: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut

miometnum.

c.mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dindlng uterus sehingga

menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa.

Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadl pollp, kemudian

dilahirkan melalui saluran ser^iks (myomgeburt). Mioma subserosum dapat

tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mloma

intraligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada

jaringan lain misahaya ke ligamentum atau omentum dan kemudian

membebaskan diri dari ucerus, sehingga disebut wandering/parasitic fihroid.

Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma

pada serviks dapat menonjol ke dalam saluran serviks sehingga ostium uteri

ekstemum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dlbelah maka tampak bahwa

Page 9: LAPORAN KASUS OBSGYN

mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti

konde/ pusaran air (whorl like pattern), dengiin pseudocapsule yang terdiri dari

jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.

Pemah ditemukan 200 sarang mioma dalam satu uterus, namun biasanya hanya

5-20 sarang saja. Dengan pertumbuhan mioma dapat mencapai berat lebih dari

5 kg. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling

banyak pad aumur 35-45 tahun (kurang lebih 25%). Pertumbuhan mioma

diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapal ukuran sebesar

tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause

banvak mioma meniadi lisut, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lebih

lanjut.

Mioma uteri ini lebih sering didapati pada wanita nulipara atau yang kurang

subur. Faktor keturunan juga memegang peran. Perubahan sekunder pada

mioma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini

berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma.

Perubahan sekunder

1. Atrofi: scsudah monopause atau pun sesudah kehamilan mioma uteri

menjadi kecil.

2. Degenerasi hialin: pcrubahan ini scring terjadi terutama pada penderita

berusia lanjut. Tumor kchilangan struktur aslinya menjadi homogen.

Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya

seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok

Page 10: LAPORAN KASUS OBSGYN

lainnya.

3. Degenerasi kistik: dapat meliputi dacrah kecil maiipun luas, di mana

sebagian dari mioma menjadi cair, schlngga terbentuk ruangan-ruangan

yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi

pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai

limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan

dari kista ovarium atau suatu kehamilan.

4. Degenerasi membatu (caldreous degeneration): terutama terjadi pada

wanita berusia lanjut olch karena adanya gangguan dalam sirkulasi.

Dcngan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka

mioma mcnjadi keras mcmberikan bayangan pada foto Rontgen.

5. Degenerasi merah (cameous degeneration): perubahan ini biasanya

terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesls: diperkirakan karena suatu

nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan

dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah

disebabkin oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah

tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus,

sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada

perabaan. Penampilan klinis seperti pada putaran tangkai tumor ovarium

atau mioma bertangkai.

6. Degenerasi lemak: jarang terjadi, merupakan kelanjutan degencrasi

hialin.

Page 11: LAPORAN KASUS OBSGYN

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena

gangguan sirkulasl darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang jilahirkan

hingga perdarahan berupa metroragia atau menoragla disertai leukore dan

gangguan-gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri.

Gejala dan tanda

Hampir separuh kasus mloma uteri dkemykan secara kebetulan pada

pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak menggangu. Gejala yang

dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks,

intramurai, submukus, subserus), besamya tumor, perubahan dan komplikasi

yang terjadi.

Gejala tersebut dapat digolongkan sebagal berikut.

Perdarahan abnormal. Gangguan perdai-ahan yang terjadi umumnya adalah

hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor

yang menjadi penyebab perdarahan ini, antara lain adalah:

pengaruh ovarlum sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai

adenokarsinoma endometrium.

permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.

atrofi endometrium di atas mioma submukosum.

miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang

mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit

Page 12: LAPORAN KASUS OBSGYN

pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.

Rasa nyeri. Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena

gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disenai nekrosis setempat

dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan,

pula pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis'dapat

mcnyebabkan juga dismenore.

Gejala dan tanda penekanan. Gangguan ini tergantung dari bcsar dan tcmpat

mioma utcri. Pcnckanan pada kandung kemih akan menycbabkan poliuri, pada

uretra dapat mcnyebabkan retensio urine, pada urctcr dapat menycbabkan

hidrouretcr dan hidroncfrosis, pada rektum dapat mcnyebabkan obsupasi dan

tcncsmia, pada pembuluh darah dan pcmbuluh limfe di panggul dapat

menyebabkan edema tungkai dan nycri panggul.

Infertilitas dan abortus

Infertilitas dapat terjadl apabila sarang mioma menutup atau menekan pars

interstisialis tuba, sedangkan mioma submuksum juga memudahkan terjadinya

abortus oleh karena dlstorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa

apabila penyebab lain infertilltas sudah dlsingkirkan, dan mioma merupakan

penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan

miomektomi.

Page 13: LAPORAN KASUS OBSGYN

Mioma uteri dan kehamilan

Mioma uterl dapat mempengaruhl kehamilan, misalnya menyebabkan

infertilitas; risiko terjadlnya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus;

khususnya pada mioma submukosum; letak janin; menghalangi kemajuan

persalinan karena letaknya pada senriks uteri; menyebabkan inersia maupun

atonia uterl, sehlngga menyebabkan perdarahan pasca persalinan karena adanya

gangguan mekanlk dalam fungsl miometrium; menyebabkan plasenta sukar

lepas dari dasarnya; dan mengganggu proses involusi dalam nifas.

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas adanya kehamilan pada mioma uteri

memerlukan pengamatan yang cennat secara ekspektatif.

Kehamilan sendiri dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri, antara

lain:

a. Tumor membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena pengaruh

estrogen yang kadarnya meningkat.

b. Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas

seperti telah diutarakan di atas, yang kadang-kadang memerlukan

pembedahan segera guna mengangkat sarang mioma. Anehnya

pengangkatan sarang mioma demikian itu jarang menyebabkan banyak

perdarahan.

c. Meskipun jarang mioma uteri bertangkai dapat juga mengalami torsi

dengan gejala dan tanda sindrom abdomen akut.

Page 14: LAPORAN KASUS OBSGYN

Diagnosis

Seringkali penderita sendiri mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada

perut bagian bawah. Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat

uterus, yang umumnya terletak di garis tengah atau pun agak ke samping,

seringkali teraba terbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai

tangkai yang berhubungan dengan uterus.

Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, yang

ditegakkan dengan pemeriksaan dengan uterus sonde. Mioma submukosum

kadang-kala dapat teraba dengan jari yang masuk ke dalam kanalis servikalis,

dan terasanya benjolan pada perm'ukaan kavum uteri.

Diagnosis banding yang perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian bawah

atau panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan; mioma submukosum

dilahirkan harus dlbedakan dengan inversio uteri; mioma intramural harus

dibedakan dengan suatu adenomiosis, khoriokarsinoma, karslnoma korpons

uteri atau suatu sarkoma uteri. USG abdominal dan transvaginal dapat

membantu dan menegakkan dugaan klinis

Pengobatan

Tidak semua mloma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua

mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apa pun,

terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau

keluhan. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3-6

Page 15: LAPORAN KASUS OBSGYN

bulan. Dalam menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau menjadi lisut.

Apabila terlihat adanya suatu perubahan yang berbahaya dapat terdeteksi

dengan cepat agar dapat diadakan tlndakan segera.

Dalam dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan GnRH

agonist (GnRHa). Hal ini didasarkan atas pemiklran leiomioma uterus terdiri

atas sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa yang

mengatur reseptor gonadotropin di hlpofisis akan mengurangi sekresi

gonadotropin yang mempengaruhl leiomioma.

Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada mioma uteri

menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam

keseluruhannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa,

dihentikan leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh

estrogen oleh karcna mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam

konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering

mengalami menopause yang terlambat.

Pengobatan operatif

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan

uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukoum pada

myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambllan sarang mioma

subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila

miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka

Page 16: LAPORAN KASUS OBSGYN

kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%. Perlu disadari bahwa 25

—35% dari penderita tersebut akan masih memerlukan histerektomi.

Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan tindakan

terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan per abdommam atau per vaginam.

Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa

dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya uteri akan mempermudah

prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan

mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal

hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus

keseluruhannya.

Radioterapi

Tindakan ini bertuj'uan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita

mengalami menopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau

terdapat kontrak indikasi untuk tindakan operatif. Akhir-akhir ini kontra

indikasi tersebut makin berkurang. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan

apabila tidak ada keganasan pada uterus.

Page 17: LAPORAN KASUS OBSGYN

2. KISTA OVARIUM

a. Kista Folikel

Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun

tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang

setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses

atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bias didapati satu

kista atau beberapa, danbesarnya biasanya dengan diameter 1-1.5cm.

Kista yang berdiri sendiri bias menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian

dalam dinding kista yang tipis terdiri dari beberapa lapisan sel granulose,

akan tetapi karena tekanan di dalam kista, terjadilan atrofi pada lapisan ini.

Cairan dalam kista jernih dan sering kali mengandung estrogen; oleh sebab

itu, kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel

lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan, atau bias terjadi

rupture dan kista menghilang pula.

Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang

dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya, jika diameter tumor

tidak lebih dari 5cm, dapat ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2

bulan akan hilang sendiri.

b. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi

korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri;

perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista,

Page 18: LAPORAN KASUS OBSGYN

berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista

korpus luteum lebih jarang daripada kista folikel, dan yang pertama bias

menjadi lebih besar daripada kedua.

Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum member gambaran

yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdisi atas

sel-sel luteum yang bersal dari sel-sel teka.

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa

manorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula

menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah. Perdarahan yang berulang

dalam kista dapat menyebabkan rupture. Rasa nyeri di dalam perut yang

mendadak dengan adanya amenore yang sering menibulkan kesulitan dalam

diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang tertanggu. Jika

dilakukan operasi, gambaran khas kista korpus luteum memudahkan

pembuatan diagnosis.

Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang

sendiri. Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik

korpus luteum diangkat tanpa mengorbakan ovarium.

c. Kista Teka Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya

kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.

Kista biasanya bilateral dan bias menjadi sebesar tinju. Pada

pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulose

Page 19: LAPORAN KASUS OBSGYN

dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel

menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh

hormone koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola

atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

d. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat

pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter

1cm. kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan

histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah

permukaan ovarium; dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau

torak terendah, dan isinya cairan jernih dan serus.

e. Kista Endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.

f. Kista Stein-Leventhal

Pada tahun 1955 Stein dan Leventhal meminta perhatian terhadap

segolongan wanita muda dengan gejala-gejala infertilias, amenore atau

oligomenorea sekunder, kadang-kadang agak gemuk, sering kali hirsutisme,

membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan permukaannya licin. Kapsul

ovarium menebal.

Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan

kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umunya pada

Page 20: LAPORAN KASUS OBSGYN

penderita terdapat gangguan ovulasi; oleh karena endometrium hanya

dipengaruhi oleh estrogen, hyperplasia endometrii sering ditemukan.

Diagnosis dibuat atas dasar gejala-gejala klinis; laparoskopi dapat

membantu dalam pembuatan diagnosis. Sebagai diagnosis diferensial perlu

dipikirkan tumor ovarium yang mengeluarkan androgen; tetapi tumor yang

akhir ini umunya terdapat hanya pada satu ovarium, dan menyebabkan

perubahan suara dan pembesaran klitoris. Perlu disingkirkan pula

kemungkinan hyperplasia korteks adrenal atau tumor adrenal; pada sindrom

Stein-Leventhal tidak ada tanda-tanda defeminisasi, dan fungsi glandula

suprarenalis normal.

Terapi: dahulu banyak dilakukan wedge resection ovarium, tetapi

sekarang untuk sebagian besar diganti pengobatan dengan klomifen yang

bertujuan menyebabkan ovulasi.

Wedge resection perlu dipertimbangkan, apabila terapi dengan klmifen

tidak berhasil menyebabkan ovulasi, atau menimbulkan efek samping.

B. DASAR PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Pada saat eksplorasi didapatkan :

Uterus: ∞ 10/12 mgg melekat di bagian post dengan usus

Page 21: LAPORAN KASUS OBSGYN

Ad D : kista coklat uk 8x5cm, melekat dengan bagian lat post uterus

didapatkan focus 2 endotel saat dibebaskan → pecah → keluar cairan

kista berwarna coklat → dilakukan kistektomi

Ad S : kista coklat diameter 5x5cm melekat hebat dengan usus dan post

uterus → dilakukan kistektomi

Diputuskan dilakukan kistektomi + kauterisasi

Kista dilepas pada kapsulnya

Dilakukan marsupialisasi

Lap op ditutup lapis demi lapis

Perdarahan +/- 200cc

DPO : myoma uteri + kista ovarium D/S

Dx : kista coklat D/S + adenomyosis

Tx : kistektomi D/S + kauterisasi endometriosis

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: LAPORAN KASUS OBSGYN

1. Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan Edisi Kedua Cetakan Ketiga.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.