Upload
nurul-amanda
View
113
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Pasien Nama : Tn. A
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Pandeyan, Tasikmadu.
Pekerjaan : Buruh
Status perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal masuk RS : 23 Mei 2013
Tanggal pemeriksaan : 23 Mei 2013
No. RM : 275981
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Nyeri telinga kanan
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan nyeri telinga kanan sejak 2 hari yang lalu,
telinga kanan juga dirasakan penuh, gatal serta pendengaran menurun.
Tidak keluar cairan dari liang telinga, telinga tidak berdenging, Pasien
mengaku sering mengorek-ngorek telinga kanan menggunakan kuku
tangan, tidak ada demam, tidak ada batuk, tidak ada pilek, pasien
mengeluhkan jika membuka rahang dengan lebar terasa sakit ditelinga
kanan. Tidak ada keluhan lain pada hidung, seperti nyeri, mimisan,
hidung tersumbat dan gangguan membau. Tidak ada keluhan pada
tenggorokan, seperti nyeri tenggorok, nyeri telan, sulit menelan, rasa
mengganjal pada tenggorokan, suara sengau, sakit gigi, keluar ludah
banyak, nafas berbau.
C. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluhan serupa disangkal
Riwayat pilek sebelumnya disangkal
Riwayat benturan kepala disangkal
Riwayat paparan suara keras disangkal
Riwayat suka mengorek telinga dengan kuku diakui
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat alergi disangkal
.
D. Riwayat keluarga
Riwayat keluhan serupa dalam keluarga disangkal
Riwayat alergi dalam keluarga disangkal
Riwayat asma dalam keluarga disangkal
Riwayat hipertensi dalam keluarga disangkal
Riwayat diabetes melitus dalam keluarga disangkal
III. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Compos Mentis
Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : Retraksi supra sterna (-) deviasi trachea (-)
peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Abdomen : Simetris, distended (-), bekas operasi(-)
Ekstremitas : Clubbing finger (-), Edema tungkai (-)
Status Lokalis
a. Telinga
Bagian Telinga Telinga Kanan Telinga Kiri
Inspeksi Bentuk telinga normal,
deformitas(-), bekas
luka (-), bengkak (+),
hiperemis(+), sekret(+)
Bentuk telinga normal,
deformitas (-), bekas
luka (-), bengkak (-),
hiperemis (-), sekret(-)
Palpasi Tragus pain (+) Tragus pain (-)
Otoskopi CAE udem (+),
hiperemis (+), serumen
(+), membrana timpani
sulit di evaluasi
CAE udem (-),
hiperemis (-), serumen
(-), cone of light (+)
membran timpani utuh,
perforasi (-)
Test Garpu tala Test Rinne : negative
Test Weber :
lateralisasi ke telinga
yang sakit
Test Schwabach :
memanjang
Kesimpulan : Tuli
Konduktif
Test Rinne : positif
Test Weber : tidak ada
lateralisasi
Test Schwabach : sama
dengan pemeriksa
Kesimpulan : Normal
b. Hidung
Inspeksi : Deformitas (-), bekas luka (-), sekret (-), edema (-)
Palpasi : Krepitasi (-), nyeri tekan (-)
Rinoskpoi anterior
Hidung Kanan Hidung Kiri
Mukosa hiperemis (-), concha
media dan inferior hipertrofi (-),
concha hiperemis (-), secret (-),
septum nasi deviasi (-), udem
(-), massa dirongga hidung (-)
Mukosa hiperemis (-), concha
media dan inferior hipertrofi (-),
concha hiperemis (-), secret (-),
septum nasi deviasi (-), udem
(-), massa dirongga hidung (-)
Rinoskopi posterior :
Kanan Kiri
Dinding belakang : tidak ada
kelainan,
Muara tuba eustachii : tdk ada
kelainan
Adenoid : tdk ada kelainan
Dinding belakang : tdk ada
kelainan
Muara tuba eustachii ; tdk ada
kelainan
Adenoid : tdk ada kelainan
c. Tenggorokan
Laringoskopi direct
Inspeksi : Mukosa faring hiperemis (-), granulasi (-), tonsil
membesar (-), tonsil hiperemis (-), kripte melebar (-), detritus (-),
uvula dbn, palatum mole dbn
Palpasi : limfadenopati (-), nyeri tekan (-)
Laringoskopi indirect: Sulit di evaluasi
d. Kepala-Leher
Kepala : dalam batas normal
Leher : nyeri tekan submandibula (-), edema (-)
IV. Pemeriksaan Penunjang
Swab telinga untuk dilakukan kultur guna mengetahui jenis kuman penyebab
dan sensitifita terhadap antibiotik
V. Resume/daftar masalah
Seorang laki-laki usia 24 tahun, datang ke Poli THT RSUD
Karanganyar mengeluh telinga kanan terasa nyeri sejak 2 hari yang lalu
sebelum dibawa ke Poli THT RSUD Karanganyar. Telinga kanan juga dirasa
penuh serta pendengaran menurun, tidak ada cairan keluar dari liang telinga
kanan, tidak ada demam. Tidak batuk, tidak ada pilek, pasien sering mengorek
telinga kanan dengan kuku tangan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
serumen ditelinga kanan dan tragus pain di telinga kanan (+), dan terdapat
edema di liang telinga kanan.
VI. Diagnosis
Otitis Externa difusa auricula dextra
VII. Dignosis Banding
Otitis Externa Sirkumkripta, Otitis media akut.
VIII. Terapi
a. Tampon telinga antiseptik+antibiotik :chlorampenicol
b. H202 3%
c. Kortikosteroid telinga : dexamethason
d. Analgetik : as. mefenamat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Otitis ekterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga
akibat infeksi bakteri. Pada umumnya bakteri penyebab adalah
Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus,
Escheria coli, dan lain sebagainya. Biasanya kulit liang telinga tampak
hiperemis dan udema yang tidak jelas batasnya.
Gejalanya sama dengan gelajal Otitis Eksterna Sirkumkripta
(furunkel=bisul). Kadang-kadang ditemukan sekret yang berbau namun
tidak bercambur dengan lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret
yang berasal dari kavum timpani dan biasa ditemukan pada kasus otitis
media.
Pengobatan otitis ekterna difus adalah dengan cara membersihkan
telinga, memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang
telinga supaya terjadi kontak yang baik antara obat dengan kulit yang
meradang. Kadang-kadang pada beberapa kasus dapat diberikan antibiotik
dosis tinggi,
b. Epidemiologi
Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari
1000 orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari
inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat
pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing
dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah
satu cara terjadinya otitis eksterna (swimmer’s ear)
Bentuk yang paling umum adalah furunkulosis salah satu dari
kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis ekterna difus
kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topical obat tetes telinga.
Alergen yang paling sering adalah antibiotic, contohnya adalah neomycin,
framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri dan anti histamine.
Sensifitas lainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering terdapat
pada kertas atau klip rambut yang digunakan untuk mengorek telinga.
Infeksi seperti otitis ekterna difus adalah penyakit yang paling umum dari
liang telinga luar yang dalam keadaan lembab.
c. Patofisiologi
Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara
membuang sel-sel kulit mati dari gendang telinga melalui saluran telinga.
Membersihkan telinga dengan cutton bud (kapas pembersih) atau dengan
kuku tangan bisa menganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa
mendorong sel-sel kulit yang mati kearah gendang telinga sehingga
kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan
menyebabkan penimbunan air yang masuk kedalam saluran telinga ketika
mandi maupun berenang. Kulit yang basah dan lembab pada saluran
telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur. Selain itu kulit
liang telinga yang terpapar lama oleh kelembaban menimbulkan rasa gatal
yang mendorong penderita mengorek telinga sehingga akan terjadi trauma
pada kulit dan mengakibatkan infeksi.
d. Gambaran Klinis
Rasa sakit didalam liang telinga bisa bervariasi dari yang hanya
berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan
seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut.
Rasa sakit yang hebat yang dialami pasien sering kali tidak
sebanding dengan beratnya penyakit yang diamati pemeriksa. Stroma
yang menutupi tulang pada sepertiga bagian dalam liang telinga sangat
tipis sehingga hanya memungkinkan pembengkakan minimal. Suatu
furunkel dalam liang telinga dapat sangat nyeri karena berkembang pada
suatu membranokartilaginea dimana hanya ada sedikit ruang untuk
ekspansi. Furunkel pada daerah ini selalu dicurigai bila gerakan aurikula
scara pasif menyebabkan nyeri. Kadang rasa nteri juga dapat muncul
spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula).
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada
tahap awal dari otitis eksterna difus dan sering mendahului terjadinya rasa
sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada
kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak.
Ini merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis ekterna akuta.
Pada otitis ekterna kronik merupakan keluhan utama.
Berkurangnya pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik
dari otitis ekterna akut. Edema kulit liang telinga, secret yang serous atau
purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama,
sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli
konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-
obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.
Adapun pembagian otitis eksterna secara klinik oleh MM.Car
1. Otitis Eksterna Ringan : Kulit liang telinga hiperemis dan
eksudat, liang telinga menyempit
2. Otitis Eksterna Sedang : Liang telinga sempit, bengkak, kulit
hiperemis dan eksudat positif.
3. Otitis Eksterna Komplikasi : Pina/periaurikuler eritema dan
bengkak.
4. Otitis Eksterna kronik : kulit liang telinga/pina menebal,
keriput, eritema positif.
Eritema kulit, secret yang kehijau-hijauan dan edama kulit liang
telinga merupakan tanda-tanda klasik dari otitis difussa akuta. Bau busuk
dari secret tidak terjadi.
Otitis eksterna difussa dapat dibagi atas 3 stadium, yaitu:
1. Pre inflammatory
2. Peradangan akut
3. Radang kronik
e. Penatalaksanaan
Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga, memasukkan
tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak
antara obat dengan kulit yang meradang. Obat –obat topikal yang sering
igunakan untuk otitis eksterna :
Nama Obat Spektrum Organisme
1. Kolistin
2. Polimiksin B
3. Neomisin
4. Kloramfenikol
Pseudomonas aeruginosaEscherichia coliGolongan Klebsiella-Enterobacter
Pseudomonas aeruginosaEscherichia coliGolongan Klebsiella-Enterobacter
Staphylococcus aureusEscherichia coliGolongan Proteus
Golongan Klebsiella-EnterobacterStaphylococcus aureusEscherichia coliGolongan Proteus
BAB III
PEMBAHASAN
Otitis ekterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
infeksi bakteri. Pasien pada kasus ini didiagnosis Otitis eksterna difus yang
ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari pemeriksaan didapatkan
keluhan nyeri hebat pada telinga kanan yang dirasakan pasien sejak 2 hari
sebelum dibawa ke poli THT RSUD Karanganyar. Pasien juga mengeluhkan
telinga kanan terasa penuh, gatal, sehingga pasien sering kali mengorek-ngorek
liang telinga dengan kuku tangan. Pasien juga mengeluhkan pendengaran sedikit
berkurang.
Pasien dengan Otitis ekterna difus biasanya mengeluh nyeri hebat pada
telinga dikarenakan kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar
dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa
penuh dan gatal pada telinga yang dirasakan oleh pasien dengan otitis ekterna
merupakan tanda awal terjadinya suatu peradangan pada liang telinga.
Berkurangnya pendengaran pada pasien dengan otitis eksterna terjadi karena
menyempitnya liang telinga karena adanya edama diliang telinga.
Pada pemeriksaan fisik telinga saat dilakukan inspeksi terlihat kulit liang
telinga hiperemis, edema liang telinga, dan terdapat serumen pada liang telinga
kanan. Pada palpasi didapatkan nyeri tekan tragus, ini bisa terjadi karena adanya
furunkel atau edema yang berkembang pada daerah membranokartilaginea dimana
hanya ada sedikit ruang untuk ekspansi. Pada tes pendengaran telinga kanan
didapatkan tes Rinne negatif, tes Weber terdapat lateralisasi ke telinga kanan, tes
Schwabach memanjang yang berarti terjadi tuli konduksi pada telinga kanan. Tuli
konduktif pada pasien otitis eksterna dapat terjadi karena adanya edema kulit liang
telinga, secret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis
eksterna yang lama.
Penanganan yang dilakukan pada pasien ini adalah dengan cara
membersihkan liang telinga dengan H2O2 3% , pemberian tampon yang
mengandung antibiotik keliang telinga juga diperlukan. Otitis ekterna difuss
sering disebabkan karena infeksi bakteri Pseudomonas, Staphylococcus albus,
Escheria coli sehingga perlu diberikan antibiotik. Pada pasien diberikan
kortikosteroid untuk mengatasi infeksi telinga sekaligus mengatasi pembengkakan
yag terjadi, sehingga rasa nyeri dapat reda.
Daftar Pustaka
Boies, Peter H. Higler. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.
Car, MM. 2000. Otitis Eksterna. Available from : http:
sav-ondrugs.com/shop/template/encyclopedia/ENCY/article/00062.asp.acces
ed: 24 mei 2013
Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala & Leher. Ed:ke-5.
Fakultas Kedokteran universitas Indonesia. Jakarta.
LAPORAN KASUS
STASE ILMU PENYAKIT THT-KL
OTITIS EKSTERNA DIFUSA AURICULA EXTRA
Pembimbing
KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS., M.Si, Audiologist
dr. H. Iwan Setiawan Adji, Sp. THT - KL
Oleh
Nurul Amanda Fitra (J500090055)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG, TENGGOROK, KEPALA DAN LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
LAPORAN KASUS
OTITIS EKSTERNA DIFUSA AURICUULA DEXTRA
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing :
(…………………………………………………………………………..)
KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS., M.Si, Audiologist
(………………………………………………………………………)
dr. H. Iwan Setiawan Aji, Sp. THT-KL
Disahkan Ketua Program Profesi :
(…………………………………………..)
dr. D. Dewi Nirlawati