21
BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTITAS Pasien Nama : Tn. A Umur : 24 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Pandeyan, Tasikmadu. Pekerjaan : Buruh Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Suku : Jawa Tanggal masuk RS : 23 Mei 2013 Tanggal pemeriksaan : 23 Mei 2013 No. RM : 275981 II. ANAMNESIS A. Keluhan Utama Nyeri telinga kanan B. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluhkan nyeri telinga kanan sejak 2 hari yang lalu, telinga kanan juga dirasakan penuh, gatal serta pendengaran menurun. Tidak keluar cairan dari liang telinga, telinga tidak berdenging, Pasien mengaku sering mengorek-ngorek

Laporan Kasus OED-AD

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Pasien Nama : Tn. A

Umur : 24 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Pandeyan, Tasikmadu.

Pekerjaan : Buruh

Status perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Suku : Jawa

Tanggal masuk RS : 23 Mei 2013

Tanggal pemeriksaan : 23 Mei 2013

No. RM : 275981

II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama

Nyeri telinga kanan

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan nyeri telinga kanan sejak 2 hari yang lalu,

telinga kanan juga dirasakan penuh, gatal serta pendengaran menurun.

Tidak keluar cairan dari liang telinga, telinga tidak berdenging, Pasien

mengaku sering mengorek-ngorek telinga kanan menggunakan kuku

tangan, tidak ada demam, tidak ada batuk, tidak ada pilek, pasien

mengeluhkan jika membuka rahang dengan lebar terasa sakit ditelinga

kanan. Tidak ada keluhan lain pada hidung, seperti nyeri, mimisan,

hidung tersumbat dan gangguan membau. Tidak ada keluhan pada

tenggorokan, seperti nyeri tenggorok, nyeri telan, sulit menelan, rasa

mengganjal pada tenggorokan, suara sengau, sakit gigi, keluar ludah

banyak, nafas berbau.

C. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat keluhan serupa disangkal

Riwayat pilek sebelumnya disangkal

Riwayat benturan kepala disangkal

Riwayat paparan suara keras disangkal

Riwayat suka mengorek telinga dengan kuku diakui

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat diabetes melitus disangkal

Riwayat asma disangkal

Riwayat alergi disangkal

.

D. Riwayat keluarga

Riwayat keluhan serupa dalam keluarga disangkal

Riwayat alergi dalam keluarga disangkal

Riwayat asma dalam keluarga disangkal

Riwayat hipertensi dalam keluarga disangkal

Riwayat diabetes melitus dalam keluarga disangkal

III. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Compos Mentis

Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

Leher : Retraksi supra sterna (-) deviasi trachea (-)

peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar limfe (-)

Abdomen : Simetris, distended (-), bekas operasi(-)

Ekstremitas : Clubbing finger (-), Edema tungkai (-)

Status Lokalis

a. Telinga

Bagian Telinga Telinga Kanan Telinga Kiri

Inspeksi Bentuk telinga normal,

deformitas(-), bekas

luka (-), bengkak (+),

hiperemis(+), sekret(+)

Bentuk telinga normal,

deformitas (-), bekas

luka (-), bengkak (-),

hiperemis (-), sekret(-)

Palpasi Tragus pain (+) Tragus pain (-)

Otoskopi CAE udem (+),

hiperemis (+), serumen

(+), membrana timpani

sulit di evaluasi

CAE udem (-),

hiperemis (-), serumen

(-), cone of light (+)

membran timpani utuh,

perforasi (-)

Test Garpu tala Test Rinne : negative

Test Weber :

lateralisasi ke telinga

yang sakit

Test Schwabach :

memanjang

Kesimpulan : Tuli

Konduktif

Test Rinne : positif

Test Weber : tidak ada

lateralisasi

Test Schwabach : sama

dengan pemeriksa

Kesimpulan : Normal

b. Hidung

Inspeksi : Deformitas (-), bekas luka (-), sekret (-), edema (-)

Palpasi : Krepitasi (-), nyeri tekan (-)

Rinoskpoi anterior

Hidung Kanan Hidung Kiri

Mukosa hiperemis (-), concha

media dan inferior hipertrofi (-),

concha hiperemis (-), secret (-),

septum nasi deviasi (-), udem

(-), massa dirongga hidung (-)

Mukosa hiperemis (-), concha

media dan inferior hipertrofi (-),

concha hiperemis (-), secret (-),

septum nasi deviasi (-), udem

(-), massa dirongga hidung (-)

Rinoskopi posterior :

Kanan Kiri

Dinding belakang : tidak ada

kelainan,

Muara tuba eustachii : tdk ada

kelainan

Adenoid : tdk ada kelainan

Dinding belakang : tdk ada

kelainan

Muara tuba eustachii ; tdk ada

kelainan

Adenoid : tdk ada kelainan

c. Tenggorokan

Laringoskopi direct

Inspeksi : Mukosa faring hiperemis (-), granulasi (-), tonsil

membesar (-), tonsil hiperemis (-), kripte melebar (-), detritus (-),

uvula dbn, palatum mole dbn

Palpasi : limfadenopati (-), nyeri tekan (-)

Laringoskopi indirect: Sulit di evaluasi

d. Kepala-Leher

Kepala : dalam batas normal

Leher : nyeri tekan submandibula (-), edema (-)

IV. Pemeriksaan Penunjang

Swab telinga untuk dilakukan kultur guna mengetahui jenis kuman penyebab

dan sensitifita terhadap antibiotik

V. Resume/daftar masalah

Seorang laki-laki usia 24 tahun, datang ke Poli THT RSUD

Karanganyar mengeluh telinga kanan terasa nyeri sejak 2 hari yang lalu

sebelum dibawa ke Poli THT RSUD Karanganyar. Telinga kanan juga dirasa

penuh serta pendengaran menurun, tidak ada cairan keluar dari liang telinga

kanan, tidak ada demam. Tidak batuk, tidak ada pilek, pasien sering mengorek

telinga kanan dengan kuku tangan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya

serumen ditelinga kanan dan tragus pain di telinga kanan (+), dan terdapat

edema di liang telinga kanan.

VI. Diagnosis

Otitis Externa difusa auricula dextra

VII. Dignosis Banding

Otitis Externa Sirkumkripta, Otitis media akut.

VIII. Terapi

a. Tampon telinga antiseptik+antibiotik :chlorampenicol

b. H202 3%

c. Kortikosteroid telinga : dexamethason

d. Analgetik : as. mefenamat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi

Otitis ekterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga

akibat infeksi bakteri. Pada umumnya bakteri penyebab adalah

Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus,

Escheria coli, dan lain sebagainya. Biasanya kulit liang telinga tampak

hiperemis dan udema yang tidak jelas batasnya.

Gejalanya sama dengan gelajal Otitis Eksterna Sirkumkripta

(furunkel=bisul). Kadang-kadang ditemukan sekret yang berbau namun

tidak bercambur dengan lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret

yang berasal dari kavum timpani dan biasa ditemukan pada kasus otitis

media.

Pengobatan otitis ekterna difus adalah dengan cara membersihkan

telinga, memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang

telinga supaya terjadi kontak yang baik antara obat dengan kulit yang

meradang. Kadang-kadang pada beberapa kasus dapat diberikan antibiotik

dosis tinggi,

b. Epidemiologi

Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari

1000 orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari

inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat

pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing

dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah

satu cara terjadinya otitis eksterna (swimmer’s ear)

Bentuk yang paling umum adalah furunkulosis salah satu dari

kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis ekterna difus

kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topical obat tetes telinga.

Alergen yang paling sering adalah antibiotic, contohnya adalah neomycin,

framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri dan anti histamine.

Sensifitas lainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering terdapat

pada kertas atau klip rambut yang digunakan untuk mengorek telinga.

Infeksi seperti otitis ekterna difus adalah penyakit yang paling umum dari

liang telinga luar yang dalam keadaan lembab.

c. Patofisiologi

Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara

membuang sel-sel kulit mati dari gendang telinga melalui saluran telinga.

Membersihkan telinga dengan cutton bud (kapas pembersih) atau dengan

kuku tangan bisa menganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa

mendorong sel-sel kulit yang mati kearah gendang telinga sehingga

kotoran menumpuk disana.

Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan

menyebabkan penimbunan air yang masuk kedalam saluran telinga ketika

mandi maupun berenang. Kulit yang basah dan lembab pada saluran

telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur. Selain itu kulit

liang telinga yang terpapar lama oleh kelembaban menimbulkan rasa gatal

yang mendorong penderita mengorek telinga sehingga akan terjadi trauma

pada kulit dan mengakibatkan infeksi.

d. Gambaran Klinis

Rasa sakit didalam liang telinga bisa bervariasi dari yang hanya

berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan

seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut.

Rasa sakit yang hebat yang dialami pasien sering kali tidak

sebanding dengan beratnya penyakit yang diamati pemeriksa. Stroma

yang menutupi tulang pada sepertiga bagian dalam liang telinga sangat

tipis sehingga hanya memungkinkan pembengkakan minimal. Suatu

furunkel dalam liang telinga dapat sangat nyeri karena berkembang pada

suatu membranokartilaginea dimana hanya ada sedikit ruang untuk

ekspansi. Furunkel pada daerah ini selalu dicurigai bila gerakan aurikula

scara pasif menyebabkan nyeri. Kadang rasa nteri juga dapat muncul

spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula).

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada

tahap awal dari otitis eksterna difus dan sering mendahului terjadinya rasa

sakit dan nyeri tekan daun telinga.

Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan

pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada

kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak.

Ini merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis ekterna akuta.

Pada otitis ekterna kronik merupakan keluhan utama.

Berkurangnya pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik

dari otitis ekterna akut. Edema kulit liang telinga, secret yang serous atau

purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama,

sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli

konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-

obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang

mengakibatkan peredaman hantaran suara.

Adapun pembagian otitis eksterna secara klinik oleh MM.Car

1. Otitis Eksterna Ringan : Kulit liang telinga hiperemis dan

eksudat, liang telinga menyempit

2. Otitis Eksterna Sedang : Liang telinga sempit, bengkak, kulit

hiperemis dan eksudat positif.

3. Otitis Eksterna Komplikasi : Pina/periaurikuler eritema dan

bengkak.

4. Otitis Eksterna kronik : kulit liang telinga/pina menebal,

keriput, eritema positif.

Eritema kulit, secret yang kehijau-hijauan dan edama kulit liang

telinga merupakan tanda-tanda klasik dari otitis difussa akuta. Bau busuk

dari secret tidak terjadi.

Otitis eksterna difussa dapat dibagi atas 3 stadium, yaitu:

1. Pre inflammatory

2. Peradangan akut

3. Radang kronik

e. Penatalaksanaan

Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga, memasukkan

tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak

antara obat dengan kulit yang meradang. Obat –obat topikal yang sering

igunakan untuk otitis eksterna :

Nama Obat Spektrum Organisme

1. Kolistin

2. Polimiksin B

3. Neomisin

4. Kloramfenikol

Pseudomonas aeruginosaEscherichia coliGolongan Klebsiella-Enterobacter

Pseudomonas aeruginosaEscherichia coliGolongan Klebsiella-Enterobacter

Staphylococcus aureusEscherichia coliGolongan Proteus

Golongan Klebsiella-EnterobacterStaphylococcus aureusEscherichia coliGolongan Proteus

BAB III

PEMBAHASAN

Otitis ekterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat

infeksi bakteri. Pasien pada kasus ini didiagnosis Otitis eksterna difus yang

ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari pemeriksaan didapatkan

keluhan nyeri hebat pada telinga kanan yang dirasakan pasien sejak 2 hari

sebelum dibawa ke poli THT RSUD Karanganyar. Pasien juga mengeluhkan

telinga kanan terasa penuh, gatal, sehingga pasien sering kali mengorek-ngorek

liang telinga dengan kuku tangan. Pasien juga mengeluhkan pendengaran sedikit

berkurang.

Pasien dengan Otitis ekterna difus biasanya mengeluh nyeri hebat pada

telinga dikarenakan kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar

dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa

penuh dan gatal pada telinga yang dirasakan oleh pasien dengan otitis ekterna

merupakan tanda awal terjadinya suatu peradangan pada liang telinga.

Berkurangnya pendengaran pada pasien dengan otitis eksterna terjadi karena

menyempitnya liang telinga karena adanya edama diliang telinga.

Pada pemeriksaan fisik telinga saat dilakukan inspeksi terlihat kulit liang

telinga hiperemis, edema liang telinga, dan terdapat serumen pada liang telinga

kanan. Pada palpasi didapatkan nyeri tekan tragus, ini bisa terjadi karena adanya

furunkel atau edema yang berkembang pada daerah membranokartilaginea dimana

hanya ada sedikit ruang untuk ekspansi. Pada tes pendengaran telinga kanan

didapatkan tes Rinne negatif, tes Weber terdapat lateralisasi ke telinga kanan, tes

Schwabach memanjang yang berarti terjadi tuli konduksi pada telinga kanan. Tuli

konduktif pada pasien otitis eksterna dapat terjadi karena adanya edema kulit liang

telinga, secret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis

eksterna yang lama.

Penanganan yang dilakukan pada pasien ini adalah dengan cara

membersihkan liang telinga dengan H2O2 3% , pemberian tampon yang

mengandung antibiotik keliang telinga juga diperlukan. Otitis ekterna difuss

sering disebabkan karena infeksi bakteri Pseudomonas, Staphylococcus albus,

Escheria coli sehingga perlu diberikan antibiotik. Pada pasien diberikan

kortikosteroid untuk mengatasi infeksi telinga sekaligus mengatasi pembengkakan

yag terjadi, sehingga rasa nyeri dapat reda.

Daftar Pustaka

Boies, Peter H. Higler. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.

Car, MM. 2000. Otitis Eksterna. Available from : http:

sav-ondrugs.com/shop/template/encyclopedia/ENCY/article/00062.asp.acces

ed: 24 mei 2013

Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala & Leher. Ed:ke-5.

Fakultas Kedokteran universitas Indonesia. Jakarta.

LAPORAN KASUS

STASE ILMU PENYAKIT THT-KL

OTITIS EKSTERNA DIFUSA AURICULA EXTRA

Pembimbing

KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS., M.Si, Audiologist

dr. H. Iwan Setiawan Adji, Sp. THT - KL

Oleh

Nurul Amanda Fitra (J500090055)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG, TENGGOROK, KEPALA DAN LEHER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

LAPORAN KASUS

OTITIS EKSTERNA DIFUSA AURICUULA DEXTRA

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing :

(…………………………………………………………………………..)

KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS., M.Si, Audiologist

(………………………………………………………………………)

dr. H. Iwan Setiawan Aji, Sp. THT-KL

Disahkan Ketua Program Profesi :

(…………………………………………..)

dr. D. Dewi Nirlawati