Upload
maulida-ayu-noriza
View
231
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Kasus IGD Plain
Citation preview
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 1/18
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 2/18
BAB I
PENDA1ULUAN
1
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 3/18
BAB II
LAPORAN KASUS
• Primary survey :
Vital sign :.
Airway : tidak ada tanda sumbatan jalan napas.
Breathing :.
Circulation :.
Dissability :
• valuasi masalah :
Penanda warna :
!atalaksana awal :
". "dentitas Penderita
#ama :
$sia : tahun
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Anamnesis dilakukan pada hari %enin tanggal &' %eptember Pkl ((.)* +"B
"". Anamnesis
&.(. ,eluhan $tama : Dada berdebar-debar sejak ) hari %/%
&.&. /iwayat Penyakit %ekarang
&.*. /iwayat Penyakit Dahulu
&.). /iwayat Penyakit ,eluarga
&.0 /iwayat kelahiran dan tumbuh kembang
""". Pemeriksaan 1isik
(. ,eadaan $mum : !ampak sakit sedang2 kesadaran Compos entis3 4C%: ye
5)63 otorik 5763 Verbal 506.
&. !anda vital : !ensi ()08(9* mmg 5via monitor63 nadi &99;8menit3 teraba cepat
dan lemah3 suhu *730<C3 respirasi &0;8menit.
*. ,ulit : lembab dan berkeringat3 akral dingin3 C/! = & detik
). ,epala :
2
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 4/18
ata : "sokor3 ,onjungtiva anemis -8-3 sklera ikterik -8-3 diameter pupil
*mm8*mm3 re>lek cahaya ?8?3 shadow test -8-3 kelumpuhan wajah @
0. eher
VP : tidak meningkat
7. !oraks : Dada tampak simetris3 retraksi supra sternal -8-3 >remitus taktil normal3
simetris3 sonor3 vesikuler ?8?3 rhonki -8-3 wheeing -8-3 ictus cordis terlihat dan
teraba &cm lateral garis midclavicula sinistra %"C V3 %(-%& reguler3 gallop-3
murmur-.
. Abdomen : Datar3 supel3 bising usus ? normal3 timpani3 nyeri tekan -3 hepar dan
lien tidak teraba.
'. kstremitas : akral lembab dan dingin3 pucat3 C/! = & detik.
"V. Pemeriksaan Penunjang
asil aboratorium :
B : g8dl3 C!: E3 eukosit: 8u3 ritrosit: ;(978u3 !rombosit: ;(9*8u3 4D%:
mg8dl3 $/: mg8dl3 C/: mg8dl3 %4F!: mg8dl3 %4P!: mg8dl.
V. Diagnosis
a. Diagnosis Banding :
b. Diagnosis ,erja :
V". Penatalaksanaan
V"". $sulan pemeriksaan ainnya
V""". Prognosis
Guo ad vitam :
Guo ad >unctionam :Guo ad sanationam :
3
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 5/18
BAB III
PEMBA1ASAN
Supraventricular tachycardia 5%V!6 adalah satu jenis takidisritmia yang
ditandai dengan perubahan denyut jantung yang mendadak bertambah cepat.
Perubahan denyut jantung pada bayi dengan %V! umumnya menjadi berkisar
antara &&9 kali8menit sampai &'9 kali8menit.* ,elainan pada %V! mencakup
komponen sistem konduksi dan terjadi di bagian atas bundel "%. Pada
kebanyakan %V! mempunyai kompleks G/% normal. ,elainan ini sering terjadi
pada demam3 emosi3 aktivitas >isik dan gagal jantung,&
Diagnosis dari %V! dapat ditegakkan dengan pemeriksaan >isik dan juga
pemeriksaan penunjang seperti ,4 sesegera mungkin guna mencegah
komplikasi seperti gagal jantung. +alaupun dari beberapa studi literatur dikatakan
%V! pada yang lebih tua cenderung kecil. #amun3 resiko tinggi pada neonatus.(
Berdasarkan pembagian etiologinya3 %V! dibagi menjadi *3 yaitu :
(. "diopatik3 ditemukan pada hampir setengah jumlah pasien. !ipe idiopatik
ini biasanya terjadi lebih sering pada bayi daripada anak.
&. %indrom +ol> Parkinson +hite 5+P+6 terdapat pada (9-&9E kasus dan
terjadi hanya setelah konversi menjadi sinus aritmia. %indrom +P+
adalah suatu sindrom dengan interval P/ yang pendek dan interval G/%
yang lebar2 yang disebabkan oleh hubungan langsung antara atrium dan
ventrikel melalui jaras tambahan.
*. Beberapa penyakit jantung bawaan 5anomali bsteinHs3 single ventricle3 -
!4A6
Pada pasien ini saat dilakukan anamnesis pasien mengaku belum pernah
mengalami hal ini sejak masih kecil3 dan baru saja kurang lebih * tahun yang lalumemiliki keluhan berdebar-debar. %ehingga kemungkinan pasien ini mengarah
pada etiologi kasus idiopatik.
Penegakan diagnosa dari %V! bervariasi3 umumnya sering ditemukan pada
anak-anak dan bayi3 namun pada kasus ini pasien dewasa. Diagnosis ditekakkan
dengan :
a. Pada bayi : sukar minum3 muntah3 iritabel mudah mengantuk3 mudah
pingsan3 keringat berlebihan. Bila gagal jantung3 maka dapat menjadi
pucat3 batuk3 distress respirasi dan sianosis(.
4
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 6/18
b. Pada balita dan anak usia sekolah : palpitasi3 nyeri dada3 pusing3 kesulitan
bernapas3 pingsan 5%chlechte3 et al.3 &99'6.
c. Pada anak usia dewasa : palpitasi3 nyeri dada3 pusing3 kesulitan bernapas3
pucat3 keringat berlebihan3 mudah lelah3 toleransi latihan >isik menurun3
kecemasan meningkat dan pingsan(.
d. Denyut jantung: pada bayi &&9 @ &'9 kali8menit3 pada anak-anak yang
berusia lebih dari ( tahun ('9 @ &)9 kali8menit (9
e. Dapat terjadi gagal jantung 5bila dalam &) jam tidak membaik6
Pada pasien ini keluhan berdebar3 nyeri dada dan sulit bernapas diakui
sejak ) hari %/% yang makin memberat hingga dibawa ke /%$D. Pemeriksaan
>isik ditemukan nadi cepat dan lemah dengan >rekuensi &99;8 menit. %ehingga
pasien dapat diarahkan diagnosanya ke %V!.>. ,4:
5(6 AV#/! : gelombang P yang menghilang atau timbul segera setelah
kompleks G/% sebagai pseudo rH dalam V( atau pseudo s dalam lead
in>erior.&
5&6 AV/! orthodromik : gelombang P yang mengikuti setiap kompleks
G/% yang sempit karena adanya konduksi retrograde.* AV/!
antidromik : kompleks G/% melebar
5*6 Atrial tachycardia : /asio gelombang P : G/% berkisar &:( sampai
dengan ):(
%ecara garis besar penatalaksanaan %V! dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu penatalaksanaan segera dan penatalaksanaan jangka panjang.
Pada ,4 pasien tampa gambaran gelombang P yang terendam dengan
gelombang !3 namun tidak ditemukan adanya pelebaran kompleks G/%3 sehingga
mengarah ke pada AV#/!.
ekanisme tersering yang menyebabkan timbulnya supraventrikular
takikardi adalah atrioventricular nodal reentrant tachycardia 5AV#/!6 ,
5
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 7/18
atrioventricular reciprocating (reentrant) tachycardia 5AV/!6 , and atrial
tachycardiaI.
&) Atrioventricular Nodal Reentrant Tachycardia (A3NRT)
AV#/! timbul karena adanya sebuah lingkaran reentrant yang
menghubungkan antara nodus AV dan jaringan atrium. Pada pasien dengan
takikardi jenis tersebut3 nodus AV memiliki dua jalur konduksi yaitu jalur
konduksi cepat dan jalur konduksi lambat. alur konduksi lambat yang terletak
sejajar dengan katup trikuspid3 memungkinkan sebuah lingkaran reentrant sebagai
jalur impuls listrik baru melalui jalur tersebut3 keluar dari nodus AV secara
retrograde 5yaitu3 mundur dari nodus AV ke atrium6 dan secara anterograde 5yaitu3
maju ke atau dari nodus AV ke ventrikel6 pada waktu yang bersamaan. Akibat
depolarisasi atrium dan ventrikel yang bersamaan3 gelombang P jarang terlihat
pada gambaran ,43 meskipun pada depolarisasi atrium kadang-kadang akan
memunculkan gelombang P pada akhir kompleks G/% pada lead V(I.
2*+$ &, Proses terjadinya atrioventricular nodal reentrant tachycardia
dan gambaran ,4 yang timbul
) Atrioventricular Reciprocating (Reentrant) Tachycardia (A3RT)
AV/! merupakan takikardi yang disebabkan oleh adanya satu atau lebih jalur konduksi aksesori yang secara anatomis terpisah dari sistem konduksi
jantung normal. alur aksesori merupakan sebuah koneksi miokardium yang
mampu menghantarkan impuls listrik antara atrium dan ventrikel pada suatu titik
selain nodus AV. AV/! terjadi dalam dua bentuk yaitu orthodromik dan
antidromik.
Pada AV/! orthodromik3 impuls listrik akan dikonduksikan turun
melewati nodus AV secara antegrade seperti jalur konduksi normal dan
menggunakan sebuah jalur aksesori secara retrograde untuk masuk kembali ke
6
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 8/18
atrium. ,arakteristik jenis ini adalah adanya gelombang P yang mengikuti setiap
kompleks G/% yang sempit karena adanya konduksi retrograde.*
%edangkan impuls listrik pada AV/! antidromik akan dikonduksikan
berjalan turun melalui jalur aksesori dan masuk kembali ke atrium secara
retrograde melalui nodus AV. ,arena jalur aksesori tiba di ventrikel di luar bundle
is3 kompleks G/% akan menjadi lebih lebar dibandingkan biasanya.*
2*+$ , Proses terjadinya atrioventricular reciprocating (reentrant)
tachycardia dan gambaran ,4 yang timbul
6) Atrial tachycardia!erdapat sekitar (9E dari semua kasus %V!3 namun %V! ini sukar diobati.
!akikardi ini jarang menimbulkan gejala akut. Penemuannya biasanya karena
pemeriksaan rutin atau karena ada gagal jantung akibat aritmia yang lama. Pada
takikardi atrium primer3 tampak adanya gelombang P yang agak berbeda dengan
gelombang P pada waktu irama sinus3 tanpa disertai pemanjangan interval P/.
Pada pemeriksaan elektro>isiologi intrakardiak tidak didapatkan jaras abnormal
5jaras tambahan6 (9.
!akikardi atrial adalah takikardi >okal yang dihasilkan dari adanya sebuahsirkuit reentrant mikro atau sebuah >okus otomatis. Atrial flutter disebabkan oleh
sebuah ritme reentry di dalam atrium3 yang menimbulkan laju detak jantung
sekitar *99 kali8menit dan bersi>at regular atau regular-ireguler. Pada gambaran
,4 akan tampak gelombang P dengan penampakan JsawtoothK. Perbandingan
antara gelombang P dan G/% yang terbentuk biasanya berkisar &:( sampai
dengan ):(. ,arena rasio gelombang P terhadap G/% cenderung konsisten3 atrial
flutter biasanya lebih regular bila dibandingkan dengan atrial fibrillation. Atrial
7
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 9/18
fibrillation dapat menjadi %V! jika respon ventrikel yang terjadi lebih besar dari
(99 kali per menit. !akikardi jenis ini memiliki karakteristik ritme ireguler-
ireguler baik pada depolarisasi atrium maupun ventrikel*.
2*+$ 6, Proses terjadinya atrial tachycardia dan gambaran ,4 yang
timbul
4ejala klinis takikardia supraventrikular 5%V!6 pada bayi tidak khas3
umumnya terjadi pada bayi di bawah usia ) bulan. Bayi biasanya dibawa ke
dokter karena mendadak gelisah3 irritabel 3 diaforesis3 tidak mau menetek atau
minum susu3. ,adang-kadang orangtua membawa bayinya karena berna>as
cepat dan tampak pucat. Dapat pula terjadi muntah-muntah. aju nadi sangat
cepat sekitar &99-*99 per menit3 tidak jarang disertai gagal jantung atau
kegagalan sirkulasi yang nyata0.
!akikardia supraventrikular pada anak yang serangan pertamanya
dimulai pada usia yang lebih tua seringkali disebabkan oleh sindrom +P+3
baik yang mani>es maupun yang tersembunyi 5concealed 6. Berbeda dengan
%V! pada bayi3 pada kelompok ini tidak dijumpai tanda gagal jantung atau
kegagalan sirkulasi karena >rekuensi jantung yang lebih lambat. Lang sering
menyebabkan pasien dibawa ke dokter adalah rasa berdebar dan perasaan
tidak enak 5%chlechte3 et al.3 &99'6.
Berbeda dengan %V! pada bayi dan anak3 %V! kronik dapat
berlangsung selama berminggu-minggu bahkan sampai bertahun-tahun. al
yang menonjol adalah >rekuensi denyut nadi yang lebih lambat3 berlangsung
lebih lama3 gejalanya lebih ringan dan juga lebih dipengaruhi oleh sistem
8
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 10/18
susunana sara> autonom. Pada sebagian besar pasien terdapat dis>ungsi
miokard akibat %V! pada saat serangan atau pada %V! sebelumnya
5%chlechte3 et al.3 &99'6.
4ejala klinis lain %V! dapat berupa palpitasi3 lightheadness3 mudah
lelah3 pusing3 nyeri dada3 na>as pendek dan bahkan penurunan kesadaran.
Pasien juga mengeluh lemah3 nyeri kepala dan rasa tidak enak di tenggorokan
0.
/isiko terjadinya gagal jantung sangat rendah pada anak dan remaja
dengan %V! tapi risikonya meningkat pada neonatus dengan %V!3 neonatus
dengan +P+ dan pada anak dengan penyakit jantung. Bila takikardi terjadi saat
>etus3 dapat menyebabkan timbulnya gagal jantung berat dan hidrops >etalis '.
(6 Penatalaksanaan segera
a. Direct Current Synchronized Cardioversion
%etiap kegagalan sirkulasi yang jelas dan dan dapat termonitor
dengan baik3 dianjurkan penggunaan direct current synchronized
cardioversion dengan kekuatan listrik sebesar 93&0 watt-detik8pon yang
pada umumnya cukup e>ekti>. DC shock yang diberikan perlu sinkron
dengan puncak gelombang G/%3 karena rangsangan pada puncak
gelombang ! dapat memicu terjadinya >ibrilasi ventrikel. !idak
dianjurkan memberikan digitalis sebelum dilakukan DC %hock oleh
karena akan menambah kemungkinan terjadinya >ibrilasi ventrikel.
Apabila terjadinya >ibrilasi ventrikel maka dilakukan DC shock kedua
yang tidak sinkron. Apabila DC shock kedua ini tetap tidak berhasil3
maka diperlukan tindakan invasive.
b. anuver Vagal
!indakan ini dulu laim dicoba pada anak yang lebih besar
namun tidak dianjurkan pada bayi3 karena jarang sekali berhasil.
aneuver vagal yang terbukti e>ekti> adalah perendaman wajah.
!eknik ini dilakukan dengan cara bayi terbungkus handuk dan
terhubung ke ,43 wajah direndam selama sekitar lima detik ke
dalam mangkuk air dingin. Akan tetapi3 maneuver vagal yang lain
seperti pemijatan sinus karotis dan penekanan pada bola mata tidak
direkomendasikan dan terbukti tidak e>ekti>. al tersebut dikarenakan
pemijatan sinus karotis justru dapat menekan pernapasan dan
9
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 11/18
penekanan pada bola mata memiliki resiko terjadinya luka pada mata
dan retina. ika perendaman wajah gagal3 adenosin dengan dosis awal
&99 Mg 8 kg dapat diberikan secara intravena dengan cepat ke dalam
pembuluh darah besar 5seperti pada >ossa antecubital6. !erkadang
dibutuhkan dosis adenosine sampai dengan 099 Mg 8 kg.(9
c. Pemberian adenosin
Adenosin merupakan nukleotida endogen yang bersi>at
kronotropik negati>3 dromotropik3 dan inotropik. >eknya sangat cepat
dan berlangsung sangat singkat dengan konsekuensi pada
hemodinamik sangat minimal. Adenosin dengan cepat dibersihkan dari
aliran darah 5sekitar (9 detik6 dengan cellular uptake oleh sel endotel
dan eritrosit. Fbat ini akan menyebabkan blok segera pada nodus AV
sehingga akan memutuskan sirkuit pada mekanisme reentry. Adenosin
mempunyai e>ek yang minimal terhadap kontraktilitas jantung(9.
Adenosin merupakan obat pilihan dan sebagai lini pertama
dalam terapi %V! karena dapat menghilangkan hampir semua %V!.
>ektivitasnya dilaporkan pada sekitar I9E kasus). Adenosin diberikan
secara bolus intravena diikuti dengan >lush saline3 mulai dengan dosis
09 Mg8kg dan dinaikkan 09 M8kg setiap ( sampai & menit 5maksimal
&99 M8kg6. Dosis yang e>ekti> pada anak yaitu (99 @ (09 Mg8kg. Pada
sebagian pasien diberikan digitalisasi untuk mencegah takikardi
berulang 5oghaddam3 et al.3 &99'6.
>ek samping adenosin dapat berupa nyeri dada3 dispnea3
facial flushing 3 dan terjadinya A-V bloks. Bradikardi dapat terjadi pada
pasien dengan dis>ungsi sinus node3 gangguan konduksi A-V3 atau
setelah pemberian obat lain yang mempengaruhi A-V node 5seperti
beta blokers3 calsium channel blocker3 amiodaron6. Adenosin bisa
menyebabkan bronkokonstriksi pada pasien asma(9.
,egagalan adenosine dalam menghilangkan takikardi masih
mungkin mengarah pada :
5(6 Dosis yang tidak adekuat atau pemberian obat yang terlalu lambat
5&6 Proses mekanisme menuju atrial takikardi
5*6 Proses mekanisme menuju V! '
d. Verapamil
Fbat ini juga tersedia untuk penanganan segera %V! pada anak
berusia di atas (& bulan3 akan tetapi saat ini mulai jarang digunakan
10
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 12/18
karena e>ek sampingnya. Fbat ini mulai bekerja & sampai * menit3 dan
bersi>at menurunkan cardiac output . Banyak laporan terjadinya
hipotensi berat dan henti jantung pada bayi berusia di bawah 7 bulan.
Fleh karena itu verapamil sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang
berusia kurang dari & tahun karena risiko kolap kardiovaskular. ika
diberikan verapamil3 persiapan untuk mengantisipasi hipotensi harus
disiapkan seperti kalsium klorida 5(9 mg8kg63 cairan in>us3 dan obat
vasopressor seperti dopamin. !idak ada bukti bahwa verapamil e>ekti>
mengatasi ventrikular takikardi pada kasus-kasus yang tidak
memberikan respon dengan adenosine.(
e. Prokainamid. Pada pasien AV/! atau AV#/!3 prokainamid mungkin juga e>ekti>. Fbat ini bekerja memblok konduksi pada jaras tambahan
atau pada konduksi retrograd pada jalur cepat pada sirkuit reentry di
nodus AV. ipotensi juga sering dilaporkan pada saat loading dose
diberikan. Dosis oral yang biasa diberikan berkisar antara )9-(99
mg8kg8hari terbagi dalam )-7 dosis. Dosis awal untuk intravena yang
dapat ditoleransi adalah 0-(0 mg8kg3 sedangkan untuk dosis
pemeliharaan dapat menggunakan )9-(99 mcg8kg8menit7.
>. Digoksin dilaporkan juga e>ekti> untuk mengobati kebanyakan %V!
pada anak. Digoksin tidak digunakan lagi untuk penghentian segera
%V! dan sebaiknya dihindari pada anak yang lebih besar dengan +P+
sindrom karena ada risiko percepatan konduksi pada jaras tambahan.
Digitalisasi dipakai pada bayi tanpa gagal jantung kongesti>.
g. Bila pasien tidak mengalami gagal jantung kongesti>3 adenosin tidak
bisa digunakan3 dan digitalis tidak e>ekti>3 in>us intravena
phenylephrine bisa dicoba untuk konversi cepat ke irama sinus.Phenylephrine dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat dan
mengubah takikardi dengan meningkatkan re>leks vagal. >ek
phynilephrin 5#eo-synephrine6 sama halnya dengan sedrophonium
5tensilon6 yang meningkatkan re>lek vagal seperti juga e>ek anti
aritmia lain seperti procainamid dan propanolol. etode ini tidak
direkomendasikan pada bayi dengan C1 karena dapat meningkatkan
a>terload sehingga merugikan pada bayi dengan gagal jantung. Dosis
11
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 13/18
phenylephrin (9 mg ditambahkan ke dalam &99 mg cairan intravena
diberikan secara drip dengan pengawasan doketr terhadap tekanan
darah. !ekanan sistolik tidak boleh melebihi (09-(9 mmg.
h. 1lecainide dan sotalol merupakan kombinasi baru3 yang aman dan
e>ekti> untuk mengontrol %V! yang re>rakter. Dosis yang terbukti
aman digunakan berkisar '9-('9 mg8m&8hari yang diberikan dalam &-*
dosis terbagi7.
i. Beta bloker. Fbat ini telah terbukti e>ekti> pada 00E pasien. %elain itu
juga penggunaan obat amiodarone juga berhasil pada (E pasien
dimana di antaranya sebagai kombinasi dengan propanolol.
,eberhasilan terapi memerlukan kepatuhan sehingga amiodarone
dipakai sebagai pilihan terapi pada beberapa pasien karena hanya
diminum (; sehari. %emua pasien yang diterapi dengan amiodarone3
harus diperiksa tes >ungsi hati dan >ungsi tiroid setiap * bulan.
Propanolol dapat digunakan secara hati-hati3 sering e>ekti> dalam
memperlambat >okus atrium pada takikardi atrial ektopik 7.
j. Ablasi ,ateter
Prosedur elektro>isiologi hampir selalu diikuti oleh tindakan
kurati> berupa ablasi kateter. Ablasi kateter pertama sekali
diperkenalkan oleh 4allagher dkk tahun (I'&. %ebelum tahun (I'I
ablasi kateter dilakukan dengan sumber energi arus langsung yang
tinggi 5high energy direct current 6 berupa DC %hock menggunakan
kateter elektroda multipolar yang diletakkan di jantung. ,arena
pemberian energi dengan jumlah tinggi dan tidak terlokalisasi maka
banyak timbul komplikasi. %aat ini ablasi dilakukan dengan energi
radio>rekuensi sekitar 09 watt yang diberikan sekitar *9-79 detik.
nergi tersebut diberikan dalam bentuk gelombang sinusoid dengan
>rekuensi 099.999 siklus per detik 5hert6.
%elama prosedur ablasi radio>rekuensi 5A/16 timbul
pemanasan resisti> akibat agitasi ionik. adi jaringan yang berada di
bawah kateter ablasi yang menjadi sumber energi panas3 bukan kateter
itu sendiri. Thermal inury adalah mekanisme utama kerusakan
jaringan selama prosedur A/1. eningkatnya suhu jaringan
menyebabkan denaturasi dan evaporasi cairan yang kemudian
12
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 14/18
menimbulkan kerusakan jaringan lebih lanjut dan koagulasi jaringan
dan darah. ,erusakan jaringan permanen timbul pada temperatur
sekitar 09 derajat celsius.
Prosedur A/1 adalah prosedur invasi> minimal dengan
memasukkan kateter ukuran )-' mm secara intravaskular 5umumnya
ke jantung kanan6 dengan panduan sinar N. Biasanya prosedur ini
bersamaan dengan pemeriksaan elektro>isiologi. %elanjutnya kateter
ablasi diletakkan pada sirkuit yang penting dalam mempertahankan
kelangsungan aritmia tersebut di luar jaringan konduksi normal. Bila
lokasi yang tepat sudah ditemukan3 maka energi radio>rekuensi
diberikan melalui kateter ablasi. $mumnya pasien tidak merasakanadanya rasa panas tapi kadang-kadang dapat juga dirasakan adanya
rasa sakit. Bila tidak terjadi komplikasi pada pasien3 hanya perlu
dirawat selama ( hari bahkan bisa pulang hari.
"ndikasi untuk A/1 bergantung pada banyak hal seperti lama
dan >rekuensi takikardi3 toleransi terhadap gejala3 e>ektivitas dan
toleransi terhadap obat anti aritmia3 dan ada tidaknya kelainan struktur
jantung. $ntuk %V! yang teratur3 banyak penelitian yang
menunjukkan bahwa A/1 lebih e>ekti> daripada obat dalam aspek
peningkatan kualitas hidup pasien dan penghematan biaya daripada
obat anti aritmia.
Dari beberapa meta analisis didapatkan angka keberhasilan
rata-rata A/1 pada %V! adalah I9-I'E dengan angka kekambuhan
sekitar &-0E. Angka penyulit sekitar (E. A/1 dipertimbangkan
sebagai terapi lini pertama dibandingkan dengan obat-obatan.
k. Pacu antung Dan !erapi Bedah
Alat pacu jantung akan segera ber>ungsi bila terjadi bradikardi
hebat. Alat pacu jantung untuk bayi dan anak yang dapat diprogram
secara automatik 5automatic multiprogrammable overdrive pacemaker 6
akan sangat memudahkan penggunaannya pada pasien yang
memerlukan. Pacu jantung juga dapat dipasang di ventrikel setelah
pemotongan bundel "%3 yaitu pada pasien dengan %V! automatik
yang tidak dapat diatasi. !indakan ini merupakan pilihan terakhir
setelah tindakan pembedahan langsung gagal.
13
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 15/18
!indakan pembedahan dilakukan pertama kali pada pasien
sindrom +P+. Angka keberhasilannya mencapai I9E. ,arena
memberikan hasil yang sangat memuaskan3 akhir-akhir ini cara ini
lebih disukai daripada pengobatan medikamentosa. !elah dicoba pula
tindakan bedah pada %V! yang disebabkan mekanisme automatik
dengan jalan menghilangkan >okus ektopik secara kriotermik. 4illete
tahun (I'* melaporkan satu kasus dengan >okus ektopik di A-V
junctionyang berhasil diatasi dengan tehnik kriotermi dilanjutkan
dengan pemasangann pacu jantung permanen di ventrikel.
Dengan kemajuan di bidang kateter ablasi3 tindakan bedah
mulai ditinggalkan. Akan tetapi di beberapa senter kardiologi3kesulitan melakukan ablasi transkateter dapat diatasi dengan
pendekatan bedah dengan menggunakan tehnik kombinasi insisi dan
cryoablation jaringan. Pada saat yang sama adanya residu kelainan
hemodinamik yang menyebabkan hipertensi atrium dan ventrikel dapat
dikoreksi sekaligus.
Pada pasien saat di "4D mendapatkan terapi menggunakan
Bisoprolol 1umarat3 dimana golongan obat penyekat beta yang dapat
menurunkan kontraktilitas otot jantung3 selain itu pasien juga diberikan
amiodarone berdasarkan penelitian klinis obat ini mampu menurunkan
kontraktilitas dan juga sebagai pilihan terapi pada pasien gangguan irama
jantung. Dimana kombinasi terapi ini merupakan kombinasi yang sesuai
dengan penanganan awal terapi %V!. %ehingga saat observasi3 denyut jantung
pasien perlahan menurun namun bertahan di (7I;8 menit setelah amiodarone di
stop. Pemberian ranitidine &0 mg diberikan untuk menghambat pengikatan ion
? pada sel parietal gaster sehingga terjadi penurunan asam lambung.Diagosis banding dari kasus ini dalah sindroma +P+ dan juga
Paro;ysmal %upraventrikular !akikardia 5PV%!6 hal ini dapat disingkirkan
dengan gambaran dari ,43 anamnesis dan pemeriksaan >isik. Dimana +P+
%indrom merupakan penyakit jantung bawaan yang awal mulanya dapat
dicetuskan dengan riwayat %V! pada saat #eonatus. #amun3 pasien menyangkal
memiliki riwayat debar-debar pada masa anak-anak. %elain itu3 +P+ sindrom
umumnya sering muncul dipengaruhi >aktor emosional3 stress dan akti>itas.
14
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 16/18
4ambaran dari +P+ sindrom di ,4 pasien tidak ditemukan gambaran delta
wave. %elain itu pada pasien gambaran sudden onset %V! tidak ditemukan3
sehingga diagnosis klinis pasien dapat ditarik yaitu %V! tipe AV#/!.0
4ambaran ,4 +P+ %indrom(*
4ambaran ,4 P%V!()
15
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 17/18
BAB I3
KESIMPULAN
!elah dilaporkan pasien perempuan3 *0 tahun #y. datang ke /%$D
dengan keluhan berdebar-debar yang dirasakan memberat sejak ) hari %/%
disertai keluhan sesak dan juga nyeri dada yang menjalar ke lengan dan tembus ke
punggung. Dari pemeriksaan >isik didapatkan tekanan darah ()08(9* mmg3 via
monitor3 nadi &99; permenit cepat dan lemah3 dan dari ,4 didapatkan gambaran
p buried in ! waves. asil laboratorium B :(*3) g8dl3 C!:*I3'E3
eukosit:(9.(98u3 ritrosit:)30;(978u3 !rombosit:*(';(9*8u3 4D%:I0
mg8dl3 $/:)& mg8dl3 C/:(39 mg8dl3 %4F!:7' mg8dl3 %4P!:0 mg8dl. !erapi
pasien ini mendapatkan amiodarone drip dalam #aCl (99 cc dan juga Bisoprolol>umarate &30 mg. !erapi tersebut sesuai dengan penanganan awal pada pasien
dengan %V!.
16
7/21/2019 Laporan Kasus Plain Untuk Igd
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-plain-untuk-igd 18/18
DA%TAR PUSTAKA
17