Upload
siti-nur-rachmani
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
psikiatri
Citation preview
LAPORAN KASUS UJIAN
Dokter Pembimbing :
dr.Agung Frijanto, Sp.KJ
Oleh :
Siti Nur Rachmani 201173103
KEPANITERAAN KLINIK STASE PSIKIATRI
RS JIWA ISLAM KLENDER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
I. IDENTITAS PASIEN
- Nama : Tn. SSD
- TTL : Jakarta, 19 November 1988
- Umur : 27 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Pekerjaan : Tidak bekerja
- Pendidikan : SMP
- Agama : Islam
- Suku : Sunda
- Status : Belum menikah
- Alamat : Jl.Kramat Lontar, Senen-Jakarta Timur
- Tanggal Masuk : Selasa, 3 November 2015
- Tanggal Wawancara : Sabtu, 7 November 2015
II. RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
a. Alloanamnesis (didapat dari Ny.R sebagai Tante pasien )
Pasien dibawa oleh keluarga karena semakin sering melamun sejak 1 bulan
yang lalu.
b. Autoanamnesis
Pasien merasa bingung sejak 3 bulan yang lalu.
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien sering merasa bingung,
pasien tidak mengetahui apa yang membuat pasien merasa bingung. Pasien
juga merasa kesulitan untuk tidur. Menurut keluarga pasien, pasien sering
melamun dan terlihat murung. Pasien juga jarang berbicara. Pasien hanya
berbicara jika diajak berbicara. Menurut keluarga pasien, pasien juga kesulitan
tidur saat siang ataupun malam hari. Nafsu makan pasien juga berkurang dari
biasanya. Keluarga pasien mengatakan, bahwa pasien sulit jika disuruh
melakukan aktivitas dirumahnya, pasien lebih suka berdiam diri. Keluarga
pasien mengatakan, bahwa pasien sering mencurigai tetangga sekitar
rumahnya. Menurut keluarga, pasien juga merasa bahwa tetangganya sering
membicarakannya dan mencurigai akan menjahatinya. Keluarga pasien sering
2
melihat pasien berbicara sendiri dan tertawa sendiri pada malam hari. Pasien
mengaku sering mendengar ada suara-suara yang mengajaknya berbicara.
Suara yang didengar adalah suara laki-laki dan perempuan. Pasien juga sering
pergi keluar malam-malam dengan alasan ingin bermain playstation di warnet
sampai larut malam.
Sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien masih memiliki keluhan
yang sama. Pasien semakin sering berbicara dan tertawa sendiri. Keluarga
pasien mengatakan, bahwa pasien lebih sering mengurung diri di kamar dan
tidak mau bersosialisasi dengan orang sekitarnya.
Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, menurut keluarga pasien,
gejala semakin memburuk. Pasien terlihat semakin sering melamun dan selalu
gelisah, pasien juga terlihat semakin pendiam kadang diajak berbicara tidak
menjawab dan pasien tidak mau melakukan aktivitas sama sekali.
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
a. Riwayat psikiatri sebelumnya
10 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien kadang terlihat melamun dan
sering murung. Pasien juga sulit diajak berbicara dan pasien mengeluhkan
adanya kesulitan untuk tidur. Keluarga pasien tidak ada yang membawanya
berobat karena keluarga sibuk.
4 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien masih memiliki keluhan yang
sama dari sebelumnya, tetapi keluarga merasa keluhannya semkain memberat
karena pasien kadang terlihat berbicara sendiri. Pasien juga mengatakan
bahwa ada suara-suara yang sering mengajaknya berbicara. Menurut keluarga,
pasien juga kadang mencurigai tetangga sekitar rumahnya akan berbuat jahat
kepadanya. Selain itu, menurut keluarga pasien, pasien ingin menikah tetapi
tidak direstui oleh keluarga pacarnya karena gangguan yang dimiliki pasien
dan pasien tidak memiliki pekerjaan. Akhirnya hubungan pasien dengan sang
pacar berakhir. Karena keluhan yang memberat keluarga pasien membawa
3
pasien untuk di rukiyah, tetapi setelah dilakukan rukiah ternyata tidak ada
perubahan. Setelah itu keluarga memasukkan pasien ke pesantren khusus
orang-orang yang mengalami gangguan jiwa. Pasien di pesantren selama 1
tahun. Dan menurut keluarga ada perubahan yang lebih baik, tetapi pasien
masih sering melamun.
1 tahun sebelum masuk rumah sakit, keluarga mengatakan bahwa gejala
pasien kembali muncul. Pasien tambah sering terlihat melamun, jarang
bebicara dengan orang sekitar. Tetapi pasien sering terlihat berbicara dan
tertawa sendiri. Dan pasien juga mengaku ada suara-suara yang mengajaknya
berbicara. Pasien juga merasa yakin terhadap tetangganya yang akan berbuat
jahat, walaupun tidak ada yang menjahatinya. Karena konsisi seperti ini,
keluarga membawanya ke salah satu rumah sakit swasta. Kemudian pasien
diberikan obat penenang. Setelah meminum obat pasien terlihat lebih tenang.
Tetapi pasien hanya minum obat selama satu minggu, dan tidak diteruskan
kontrol karena tidak ada yang mengantar.
Riwayat medis umum
Tidak pernah mengalami cedera kepala, tumor, dan penyakit neurologis.
Diabetes dan hipertensi disangkal.
Riwayat penggunaan alkohol dan NAPZA
Pasien adalah perokok sejak lulus SMP. Pasien merokok 5-6 batang setiap
harinya. Selain itu 7 tahun yang lalu pasien pernah mengkonsumsi alkohol 3
botol per hari dan sekarang sudah berhenti. Pasien tidak pernah menggunakan
NAPZA.
D. RIWAYAT PREMORBID
a. Masa Prenatal
4
Menurut keluarga, selama kehamilan ibu pasien banyak pikirian
dikarenakan ada msalah dengan suaminya sampai akhirnya memutuskan
bercerai saat pasien hamil. Pasien dilahirkan dalam keadaan cukup bulan
dan dilahirkan secara normal di bantu bidan.
b. Masa Kanak-Kanak Dini (0-3 tahun)
Pasien tinggal dan diasuh oleh ibu kandung pasien. Ibu dan ayah
pasien bercerai saat pasien sebelum lahir. Pasien dekat dengan ibu pasien.
Pasien tergolong anak yang sehat, dengan proses tumbuh kembang dan
tingkah laku sesuai anak seusianya.
c. Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-7 tahun)
Masuk TK pada usia 5 tahun. Pasien mampu bersosialisasi dengan
anak-anak lainnya.
Pasien masuk SD pada usia 6 tahun. Pasien mampu bersosialisasi
dengan anak-anak lainnya. Tidak ada masalah dengan interaksi sosial,
tidak pernah membuat masalah dan kenakalan. Tidak ada gangguan
akademik, dan tidak pernah tidak naik kelas.
Saat pasien usia 7 tahun, ibu pasien mengalami depresi dan kemudian
kabur meninggalkan rumah. Karena ibu pasien meninggalkannya, pasien
dirawat oleh kakek dan neneknya.
d. Masa kanak akhir dan pubertas (11-18 tahun)
Masuk SMP pada usia 13 tahun, tidak mengikuti memilih
ekstrakulikuler apapun. Pasien mempunyai banyak teman namun tidak terlalu
akrab. Pasien memang seseorang yang pendiam dan tertutup sejak SMP.
Pasien tidak melanjutkan sekolah SMA karena faktor ekonomi. saat SMP
pasien diasuh oleh ayah kandungnya.
e. Masa Dewasa
Riwayat Pekerjaan
5
Tahun 2005 pasien pernah bekerja, pasien bekerja menjaga gudang,
tetapi baru dua hari pasien dikelurkan dari pekerjaannya, karena pasien
lebih banyak melamun dan hanya melihat orang bekerja tidak melakukan
pekerjaannya. Menurut keluarga, di lingkungan kerja tidak ada yang
mengganggu pasien.
Riwayat Keagamaan
Pasien lahir dalam keluarga beragama Kristen karena diasuh oleh
ibunya yang beragama Kristen. Pasien beragama Kristen selama 15 tahun.
Kemudian diasuh oleh ayahnya usia 16 tahun, pasien masuk agama Islam
dan diajarkan mengenai agama Islam. Pasien jarang mengerjakan sholat
lima waktu.
Aktivitas Sosial
Menurut keluarga pasien, pasien adalah seseorang yang tertutup.
Pasien mempunyai teman tetapi semua temannya tidak memiliki pekerjaan
sama dengan pasien.
Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama tante dan om nya.
Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melanggar hukum dan tidak pernah terkait
masalah dengan kepolisian.
f. RIWAYAT KELUARGA Keterangan
Laki-laki :
Perempuan :
Pasien :
meninggal : X
tinggal serumah :
Gangguan jiwa :
6
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Dari lahir pasien hanya tinggal
dengan ibunya karena orangtua nya bercerai sebelum pasien lahir. Kakak pasien tinggal
dengan ayah pasien, sehingga pasien tidak akrab dengan kakaknya. Ibu pasien mengalami
keluhan yang sama dengan pasien dan kabur pada saat pasien SD. Bapak pasien menikah lagi
dan mempunyai 2 orang anak. Pasien dekat dengan adik tirinya. Saat SMP pasien tinggal
dengan ayahnya, tetapi saat pasien usia 23 tahun pasien tinggal dengan om dan tantenya
karena ayah pasien tidak sanggup membiyayai anaknya. Sepupu pasien juga mempunyai
keluhan yang sama dengan pasien dan sedang menjalani rawat jalan.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
Penampilan
Laki-laki berusia 27 tahun, penampilan pasien sesuai dengan usianya, berpakaian
cukup rapi memakai kaus berwarna hijau dan celana pendek abri berwarna hijau,
rambut hitam pendek, tampak kurus, warna kulit putih, jari-jari kuku tangan pasien
terlihat panjang.
Perilaku dan aktifitas motorik
Selama wawancara kontak mata kurang, pasien duduk tenang, pasien tidak selalu
menjawab pertanyaan dengan baik.
7
Sikap terhadap pemeriksa
Pasien tidak kooperatif.
B. MOOD DAN AFEK
• Mood : Hipotimik
• Afek : Menumpul
• Keserasian afek : Tidak serasi
C. PEMBICARAAN
Volume : Kurang
Intonasi : Cukup
Kualitas : Kurang
Kuantitas : Sedikit
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Auditorik ( mendengar suara yang mengajaknya berbicara)
Ilusi : Tidak ada.
Depersonalisasi : Tidak ada.
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
- Produktivitas : Terdapat asosiasi longgar.
- Kontinuitas : Blocking
- Hendaya bahasa : Tidak ada
F. Isi pikir
- Waham
Waham kejar/persekutorik : Merasa tetangga berbuat jahat kepada dirinya.
- Preokupasi : Tidak ada
- Obsesi : Tidak ada
- Ide referensi : Tidak ada
8
- Fobia : Tidak ada
G. FUNGSI KOGNITIF DAN KESADARAN
Kesadaran : E4V5M6 (composmentis)
Orientasi
- Waktu : Kurang baik (pasien hanya mengetahui bulan dan tahun sekarang)
- Tempat : Kurang baik (pasein hanya mengetahui negara dan kota).
- Orang : Baik (pasien tahu bahwa ia sedang diwawancarai oleh dokter muda
dan dapat menyebutkan nama pemeriksa dan beberapa pasien).
Daya Ingat
- Segera : Baik (menyebutkan 3 benda pewawancara sebutkan)
- Jangka pendek : Kurang baik (pasien tidak dapat mengingat menu sarapan tadi
pagi)
- Jangka sedang : Baik (pasien mampu mengingat tanggal masuk rumah sakit)
- Jangka panjang : Baik (pasien dapat mengingat tanggal lahir nya, tempat
sekolah pasien ketika SD, SMP)
Konsentrasi dan perhatian : Baik (pasien mampu menyebut kata “DUNIA” dari
belakang)
Kemampuan membaca dan menulis : Baik (pasien mampu menulis dan membaca)
Kemampuan visuospasial : Baik (pasien bisa menggambarkan segi lima
berhimpitan)
Pikiran abstrak : Baik (pasien bisa mengartikan peribahasa)
Intelegensia : Baik (pasien mengetahui ibukota Indonesia dan
presiden Indonesia saat ini)
H. PENGENDALIAN IMPULS
Baik ( pasien mampu mengontrol impuls agresif)
I. DAYA NILAI
Baik ( pasien mengetahui apa yang dilakukan jika menemukan dompet dijalan)
J. TILIKAN
Derajat 2 (tahu sedikit tentang penyakitnya tetapi juga menyangkal pada waktu
bersamaan)
K. RTA
Terganggu
9
L. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Dapat dipercaya
IV. STATUS FISIK
a. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Tanda vital : TD 120/90 mmHg, nadi: 80x/menit, RR 20x/menit , suhu 36,7 C
Kepala : Normochephal
Thorax
Cor : BJ I/II Regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+/+), rhonki (-/-) wheezing (-/-)
Abdomen : supel, BU +
Ekstremitas : atas : edema -/-, tremor -/-, CRT < 2 detik
bawah : edema -/-, tremor -/-, CRT < 2 detik
b. Status Neurologis
Rangsang meningeal : -
Mata
Gerakan bola mata : Baik ke segala arah
Refleks pupil : RCL +/+, RCTL +/+
Motorik
Tonus otot : Normal
Kekuatan : Ekstremitas atas 5555 / 5555, ekstremitas bawah 5555/5555
Koordinasi : Baik
Sensorik : Normal
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA DAN FORMULASI DIAGNOSTIK
AKSIS I
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sering melamun dan murung. Pasien
juga sering merasa bingung yang tidak diketahui sebabnya. Pasien kesulitan utnuk
tidur. Menurut kelurga, pasien sangat jarang berbicara dengan orang sekitar dan
pasien juga tidak mau melakukan aktitivitas. Keluarga pasien, juga sering melihat
pasien berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien mengaku sering mendengar suara-
10
suara yang mengajaknya berbicara. Suara yang mengajaknya berbicara suara laki-laki
dan perempuan. Menurut keluarga, pasien juga merasa tetangga sekitar rumah ingin
menjahatinya. Pasien pernah berobat hanya satu kali dan tidak kontrol lagi.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan:
Mood : Hipotimik
Afek : Menumpul
Gangguan persepsi: Halusinasi auditorik.
Gangguan isi pikir : Waham kejar
RTA terganggu
Dari pemeriksaan status fisik tidak ditemukan adanya kelainan.
Hendaya tersebut sudah dirasakan selama kurang lebih tiga bulan, sehingga
disimpulkan diagnosis Aksis I adalah Skizofrenia Paranoid
AKSIS II
Menurut keluarga pasien, pasien adalah seseorang yang tertutup dan lebih
suka menyendiri. Pasien mempunyai teman tetapi semua temannya tidak memiliki
pekerjaan sama dengan pasien dan tidak ada teman yang akrab dengannya. Sehingga
disimpulkan diagnosis Aksis II adalah ciri kepribadian skizoid.
AKSIS III : Tidak ada Diagnosis
AKSIS IV
Menurut keluarga pasien, pasien terlihat seperti kurang kasih sayang dari
orangtua nya. Pasien tidak tinggal lagi dengan orangtuanya sejak pasien SD. Menurut
keluarga, pasien tidak suka berbicara dengan tetangga sekitar karena rasa curiganya.
Sehingga disimpulkan diagnosis Aksis IV adalah masalah psikososial dan
lingkungan lain, masalah "primarry support group" (keluarga).
AKSIS V
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assessment Of
Functioning (GAF) menurut PPDGJ III, untuk saat ini didapatkan 60-51, dimana
terdapat gejala sedang (moderate), disabilitas sedang. Dan GAF 1 tahun terakhir
adalah 50-41.
VI. DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Adanya faktor genetik dan ketidakseimbangan neurotransmitter.
Psikologik
11
- Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik
- Gangguan Isi Pikir : Waham kejar
Lingkungan dan faktor sosial
Masalah dengan keluarga dan tidak dapat bersosialisasi dengan baik dengan tetangga
sekitar.
VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia paranoid
Aksis II : Ciri Keprbadian Skizoid
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain, masalah "primarry support
group" (keluarga).
Aksis V
GAF saat masuk : 50-41
GAF saat diperiksa : 60-51
GAF terbaik satu tahun terakhir : 50-41
VIII. PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Risperidone 2 x 2 mg
Tryhexyphenidil 1 x 2 mg
Psikoterapi
Terapi Suportif : Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang
dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur agar gejala
penyakitnya berkurang dan menjelaskan kepada pasien tentang akibat yang terjadi
bila pasien tidak teratur minum obat
Terapi berorientasi keluarga : Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi
pasien agar keluarga dapat menerima dan tidak dijauhi, dan agar dapat mendukung
kesembuhan pasien.
Terapi kerja : memafaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan yang
bermanfaat, melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok
di RSJI Klender agar ia dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya
secara normal.
12
Religi : Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadah, seperti shalat, puasa, dan
berdzikir.
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
13