40
LAPORAN KASUS LAPORAN KASUS INFEKSI SALURAN KEMIH INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) (ISK) OLEH: OLEH: M. TAUFIK FARID (06.06.0005) M. TAUFIK FARID (06.06.0005) MARIZA APRIANA (07.06.0015) MARIZA APRIANA (07.06.0015) DIAN MAR’ATUSHOLIHAH (09.06.0040) DIAN MAR’ATUSHOLIHAH (09.06.0040) PUTU WEDA WIDIAENI SARI (09.06.0050) PUTU WEDA WIDIAENI SARI (09.06.0050)

LAPORAN KASUS.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KASUS.ppt

LAPORAN KASUSLAPORAN KASUSINFEKSI SALURAN KEMIH INFEKSI SALURAN KEMIH

(ISK)(ISK)

OLEH:OLEH:

M. TAUFIK FARID (06.06.0005)M. TAUFIK FARID (06.06.0005)

MARIZA APRIANA (07.06.0015)MARIZA APRIANA (07.06.0015)

DIAN MAR’ATUSHOLIHAH (09.06.0040)DIAN MAR’ATUSHOLIHAH (09.06.0040)

PUTU WEDA WIDIAENI SARI (09.06.0050)PUTU WEDA WIDIAENI SARI (09.06.0050)

Page 2: LAPORAN KASUS.ppt

PENDAHULUANPENDAHULUAN

• LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

• ISK adalah adanya bakteri pada urin yang disertai dengan gejala infeksi.ISK adalah adanya bakteri pada urin yang disertai dengan gejala infeksi.

• ISK sebagai gejala infeksi yang disertai adanya mikroorganisme patogenik ISK sebagai gejala infeksi yang disertai adanya mikroorganisme patogenik

(patogenik : yang menyebabkan penyakit) pada urine, uretra (uretra : saluran (patogenik : yang menyebabkan penyakit) pada urine, uretra (uretra : saluran

yang menghubungkan kandung kemih dengan dunia luar), kandung kemih, atau yang menghubungkan kandung kemih dengan dunia luar), kandung kemih, atau

ginjal. ginjal.

• ISK sering terjadi pada bayi dan anak-anak dan merupakan suatu keadaan yang ISK sering terjadi pada bayi dan anak-anak dan merupakan suatu keadaan yang

perlu dicermati karena 5% dari penderitanya hanya menunjukkan gejala yang perlu dicermati karena 5% dari penderitanya hanya menunjukkan gejala yang

amat samar dengan risiko kerusakan ginjal yang lebih besar dibandingkan anak-amat samar dengan risiko kerusakan ginjal yang lebih besar dibandingkan anak-

anak yang sudah lebih besar.anak yang sudah lebih besar.

Page 3: LAPORAN KASUS.ppt

• IDENTIFIKASI MASALAHIDENTIFIKASI MASALAH

• Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah Infeksi Saluran Kemih (ISK).

Dimana penyakit ini banyak di derita oleh anak-anak hingga orang lanjut usia.Dimana penyakit ini banyak di derita oleh anak-anak hingga orang lanjut usia.

• TUJUANTUJUAN

• Pada makalah ini akan dibahas tentang penyakit infeksi saluran kemih terutama Pada makalah ini akan dibahas tentang penyakit infeksi saluran kemih terutama

mengenai diagnostik kliniknya.mengenai diagnostik kliniknya.

Page 4: LAPORAN KASUS.ppt

PEMBHASANPEMBHASAN

• LAPORAN KASUSLAPORAN KASUS

• IDENTITAS PASIENIDENTITAS PASIEN

NamaNama : An. Sakila: An. Sakila

UmurUmur : : 3,5 3,5 tahuntahun

Jenis kelaminJenis kelamin : : PerempuanPerempuan

Alamat Alamat : Sembung Barat, Narmada: Sembung Barat, Narmada

AgamaAgama : Islam: Islam

Waktu Pemeriksaan Waktu Pemeriksaan : 17 Januari 2014: 17 Januari 2014, , NNo Ro Registrasi egistrasi : : R00108R00108

Page 5: LAPORAN KASUS.ppt

ANAMNESISANAMNESIS

• Keluhan UtamaKeluhan Utama : : Demam Demam

• Riwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit Sekarang : :

Deskripsi Deskripsi : : OS datang ke Balai Labaoratorium Kesehatan Mataram kiriman PKM OS datang ke Balai Labaoratorium Kesehatan Mataram kiriman PKM

mataram, dikeluhkan oleh ibunya demam yang dirasakan sejak ± 2 bulan mataram, dikeluhkan oleh ibunya demam yang dirasakan sejak ± 2 bulan

yang lalu. Demam yang dirasakan naik turun terutama jika diberikan obat, yang lalu. Demam yang dirasakan naik turun terutama jika diberikan obat,

demam reda hingga suhu badan normal. Selama ini menurut Ibu OS, demam demam reda hingga suhu badan normal. Selama ini menurut Ibu OS, demam

yang dirasakan hilang selam ± 3 hari, namun akan kambuh lagi, hal ini terus yang dirasakan hilang selam ± 3 hari, namun akan kambuh lagi, hal ini terus

berilang hingga ± 2 minggu yang lalu demam dirasakan terus menerus berilang hingga ± 2 minggu yang lalu demam dirasakan terus menerus

terutama pada malam hari hanya reda jika diberikan obat saja. terutama pada malam hari hanya reda jika diberikan obat saja.

Page 6: LAPORAN KASUS.ppt

• Sebelum mengalami hal tersebut, menurut Ibunya, OS mengalami batuk Sebelum mengalami hal tersebut, menurut Ibunya, OS mengalami batuk

pilek yang sudah cukup lama diderita. Ibu OS tidak mengetahui secar pasti pilek yang sudah cukup lama diderita. Ibu OS tidak mengetahui secar pasti

sejak kapan. Pasien tidak memiliki riwayat perdarahan gusi ataupun mimisan sejak kapan. Pasien tidak memiliki riwayat perdarahan gusi ataupun mimisan

selama mengalami sakit. Tidak ada keluhan lain yang dikeluhkan selain selama mengalami sakit. Tidak ada keluhan lain yang dikeluhkan selain

demam yang tidak sembuh-sembuh. BAK (+) warna kuning jernih, nyeri BAK demam yang tidak sembuh-sembuh. BAK (+) warna kuning jernih, nyeri BAK

(-), kencing tersendat (-), darah (-)), dengan frekwensi ± 4-5 kali dalam (-), kencing tersendat (-), darah (-)), dengan frekwensi ± 4-5 kali dalam

sehari. BAB (+) dengan konsistensi lembek, warna kuning, darah (-), lender sehari. BAB (+) dengan konsistensi lembek, warna kuning, darah (-), lender

(-), frekwensi 1-2 kali dalam sehari.(-), frekwensi 1-2 kali dalam sehari.

Page 7: LAPORAN KASUS.ppt

• Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat Penyakit Dahulu :

Menurut ibu pasien selama ini pasien tidak pernah mengalami sakit berat selain yang Menurut ibu pasien selama ini pasien tidak pernah mengalami sakit berat selain yang dirasakan pada saat ini.dirasakan pada saat ini.

• Riwayat Penyakit Keluarga :Riwayat Penyakit Keluarga :

Menurut ibu pasien, tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan Menurut ibu pasien, tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.pasien.

• Riwayat imunisasi :Riwayat imunisasi :

Ibu pasien mengaku jika imunisasi yang didapatkan oleh pasien sudah lengkap.Ibu pasien mengaku jika imunisasi yang didapatkan oleh pasien sudah lengkap.

• Riwayat alergi :Riwayat alergi :

Ibu pasien menyangkal adanya riwayat alergi pada anaknya.Ibu pasien menyangkal adanya riwayat alergi pada anaknya.

Page 8: LAPORAN KASUS.ppt

PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK

• Pemeriksaan umum :Pemeriksaan umum :

• Keadaan UmumKeadaan Umum : : baikbaik

• Keadaan sakitKeadaan sakit : : ringanringan

• KesadaranKesadaran : CM/E4V5M6: CM/E4V5M6

• Tanda vital :Tanda vital : TD TD : : --

N N : : 104104x/menit, irama teraturx/menit, irama teratur

RR RR : : 3232x/menit, irama regularx/menit, irama regular

T T : 3: 36, 4 6, 4 CC

BBBB : 11 Kg: 11 Kg

Page 9: LAPORAN KASUS.ppt

SETATUS GENERALISSETATUS GENERALIS

• Kepala : Kepala : Bentuk NormocephaliBentuk Normocephali, t, tidak ada jejas, cephal hematom (-)idak ada jejas, cephal hematom (-), t, tidak idak ada nyeri tekan pada perabaanada nyeri tekan pada perabaan

• Mata : Mata : Posisi Simetris kiri dan knan, alis normalPosisi Simetris kiri dan knan, alis normal, s, secret (-), exopthalmus (ecret (-), exopthalmus (--), ), ptosis (ptosis (--), strabismus (-), udema palpebra (-), konjungtiva anemia (-), sclera ), strabismus (-), udema palpebra (-), konjungtiva anemia (-), sclera icterus (-), icterus (-), pupil : bulat, isokor θ 3 mmpupil : bulat, isokor θ 3 mm

• Telinga : Telinga : Bentuk normal, lubang telinga normal, secret (-)Bentuk normal, lubang telinga normal, secret (-), , serumen (+),serumen (+), nyeri tekan (-)nyeri tekan (-)

• Hidung :Hidung :Simetris, deviasi septum (-), napas cuping hidung (-), perdarahan Simetris, deviasi septum (-), napas cuping hidung (-), perdarahan (-), secret (-)(-), secret (-)

Page 10: LAPORAN KASUS.ppt

• Mulut : Mulut : Tampak basah, sianosis (-), stomatitis angularis (-)Tampak basah, sianosis (-), stomatitis angularis (-), halitosi, halitosiss ( (--)), Gusi , Gusi

: hiperemia (+), perdarahan (-), l: hiperemia (+), perdarahan (-), lidah : glositis (-), ujung dan tepi lidah idah : glositis (-), ujung dan tepi lidah

kemerahan dan tremor (-) , lidah kelihatan kotor dan ditutupi selaput putih kemerahan dan tremor (-) , lidah kelihatan kotor dan ditutupi selaput putih

(-), atropi papil lidah (-), f(-), atropi papil lidah (-), faring dan laring : tidak dapat dievaluasiaring dan laring : tidak dapat dievaluasi

• Leher : Leher : Simetris (-)Simetris (-), k, kaku kuduk (-)aku kuduk (-), p, pembesaran KGB (-), trakea ditengah, embesaran KGB (-), trakea ditengah,

massa (-)massa (-)

Page 11: LAPORAN KASUS.ppt

• Thorax :Thorax :

• PulmoPulmo

• Inspeksi Inspeksi : : Bentuk dada normal rata, pergerakan simetris (-), retraksi (-)Bentuk dada normal rata, pergerakan simetris (-), retraksi (-)

• Palpasi Palpasi : Pergerakan simetris: Pergerakan simetris, vocl , vocl fremitus raba simetris, fremitus raba simetris, massa (-), krepitasi massa (-), krepitasi

(-), p(-), provokasi nyeri (–)rovokasi nyeri (–)

• Perkusi Perkusi : Sonor pda seluruh lapangan paru, Nyeri ketok (–): Sonor pda seluruh lapangan paru, Nyeri ketok (–)

• Auskultasi Auskultasi : Suara nafas vesikuler +++/+++: Suara nafas vesikuler +++/+++, , rhonki - - -/- - -rhonki - - -/- - -, , wheezing - - -/- - -wheezing - - -/- - -

Page 12: LAPORAN KASUS.ppt

• Jantung dan kardiovaskularJantung dan kardiovaskular

• Inspeksi Inspeksi : : ictus cordis tidak tampakictus cordis tidak tampak

• Palpasi Palpasi : : ictus cordis tidak teraba, tictus cordis tidak teraba, thrill : hrill : tidak tidak ada ada

• Perkusi Perkusi :Batas atas : ICS 4 linea midclavicula sinistra:Batas atas : ICS 4 linea midclavicula sinistra

• Batas kanan : Batas kanan : ICS 5 ICS 5 linea linea paraparasternalis dextrasternalis dextra

• Batas kiri : linea axilari anterior sinistraBatas kiri : linea axilari anterior sinistra

• Auskultasi Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (–): S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (–)

Page 13: LAPORAN KASUS.ppt

• Abdomen :Abdomen :• Inspeksi : Inspeksi : Bentuk : Bentuk : cembung, cembung, Umbilicus : masuk merataUmbilicus : masuk merata, , Kulit : hiperpigmentasiKulit : hiperpigmentasi (-) (-), ,

Auskultasi :Auskultasi : Peristaltik usus : normalPeristaltik usus : normal• Bising aorta : (-)Bising aorta : (-)• Bising A. Renalis : (-)Bising A. Renalis : (-)• Perkusi : Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen, Shifting dullness : ( timpani pada seluruh lapang abdomen, Shifting dullness : ( --))• Palpasi : Palpasi : Turgor : normalTurgor : normal, , nyeri tekan (-)nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba., hepar tidak teraba, lien tidak teraba.

• Inguinal-genitalia-anus : tidak diInguinal-genitalia-anus : tidak dikajikaji

• Ekstremitas atasEkstremitas atas : : Akral hangat :Akral hangat : +/+ +/+, kering, d, kering, deformitas (-), edema eformitas (-), edema (-(-//--), sianosis (-)), sianosis (-)

• Ekstremitas bawahEkstremitas bawah: : Akral hangat : +/+, kering, deformitas (-), Akral hangat : +/+, kering, deformitas (-), edema (-edema (-//-)-), , ssianosis : (-)ianosis : (-)

Page 14: LAPORAN KASUS.ppt

PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG

• PEMERIKSAAN LABORATORIUMPEMERIKSAAN LABORATORIUM

• Tahap Pra AnalitikTahap Pra Analitik

• Tahap AnalitikTahap Analitik

• Tahap Pasca Analitik Tahap Pasca Analitik

Page 15: LAPORAN KASUS.ppt

PEMERIKSAAN URINPEMERIKSAAN URIN

• Pra AnalitikPra Analitik

• KIE pasienKIE pasien

• Pengambilan sampel urin yang dilakukan oleh pasien dengan urin pertengahan Pengambilan sampel urin yang dilakukan oleh pasien dengan urin pertengahan

sebagai sampel ± 15-20 ml.sebagai sampel ± 15-20 ml.

• Pemberian etiket/labelPemberian etiket/label

Page 16: LAPORAN KASUS.ppt

• AnalitikAnalitik• Prinsip :Prinsip : Strip di celupkan dalam urine dan dibaca pada alat. Strip di celupkan dalam urine dan dibaca pada alat.

• Prosedur :Prosedur : Persiapan Sampel : Persiapan Sampel :

Sampel urin sewaktu. Sampel urin sewaktu.

Urine diperiksa dalam waktu < 2 jam setelah dikemihkan. > Urine diperiksa dalam waktu < 2 jam setelah dikemihkan. >

• AlatAlat dan Bahan :dan Bahan : Tabung reaksi Tabung reaksi

Botol urin Botol urin

Objek glass Objek glass

Mikroskop Mikroskop

Centrifuge Centrifuge

Alat Uriscan plus dan reagen stripnya. Alat Uriscan plus dan reagen stripnya.

Page 17: LAPORAN KASUS.ppt

• Tes Makroskopis (secara mata telanjang) : Tes Makroskopis (secara mata telanjang) :

• Perhatikan warna atau kejernihan dan bau. Perhatikan warna atau kejernihan dan bau.

• Tes Kimia:Tes Kimia:

• Celupkan 1 lembar reagen strip kedalam urine sampai urine mengenai seluruh.Celupkan 1 lembar reagen strip kedalam urine sampai urine mengenai seluruh.

• Letakkan pada alat Uriscan, jalankan sesuai prosedur. Letakkan pada alat Uriscan, jalankan sesuai prosedur.

• Hasil keluar dalam bentuk print out, berupa : Berat Jenis (BJ), pH, Lekosit, Nitrit, Hasil keluar dalam bentuk print out, berupa : Berat Jenis (BJ), pH, Lekosit, Nitrit,

Protein, Glukosa, Keton, Urobilinnogen, Bilirubin.Protein, Glukosa, Keton, Urobilinnogen, Bilirubin.

Page 18: LAPORAN KASUS.ppt

• Tes Mikroskopis:Tes Mikroskopis:

• Masukkan 10-15 ml urine kedalam tabung reaksi, sentrifuge selama 5 menit pada 1500-Masukkan 10-15 ml urine kedalam tabung reaksi, sentrifuge selama 5 menit pada 1500-

2000 rpm. 2000 rpm.

• Buang cairan dibagian atas tabung, sehingga volume cairan dan sediaan tinggal 0,5 ml. Buang cairan dibagian atas tabung, sehingga volume cairan dan sediaan tinggal 0,5 ml.

• Kocok tabung untuk meresuspensikan sediment. - Letakkan 1 tetes suspensi di atas objek Kocok tabung untuk meresuspensikan sediment. - Letakkan 1 tetes suspensi di atas objek

glass. glass.

• Periksa sediaan di bawah mikroskop dengan lensa objektif 10 X (LPK) untuk melaporkan Periksa sediaan di bawah mikroskop dengan lensa objektif 10 X (LPK) untuk melaporkan

jumlah rata-rata sediaan, lensa objektif 40 X (LPB) untuk melaporkan jumlah rata-rata jumlah rata-rata sediaan, lensa objektif 40 X (LPB) untuk melaporkan jumlah rata-rata

eritrosit dan lekosit. eritrosit dan lekosit.

• Tulis hasil yang diperoleh berupa : elemen organik yaitu jumlah sel eritrosit, leukosit, sel Tulis hasil yang diperoleh berupa : elemen organik yaitu jumlah sel eritrosit, leukosit, sel

epitel, silinder, bakteri dan elmen an organic berupa kristal, zat lemak. epitel, silinder, bakteri dan elmen an organic berupa kristal, zat lemak.

Page 19: LAPORAN KASUS.ppt

• Tes Makroskopik dan Tes Kimia. Tes Makroskopik dan Tes Kimia. • Warna / kejernihan : Kuning jernih Warna / kejernihan : Kuning jernih

• Bau : Berbau khas organic Bau : Berbau khas organic

• PH : 1,010-1,020 PH : 1,010-1,020

• Leukosit : 4,5-8,0 Leukosit : 4,5-8,0

• Nitrit : Negatif Nitrit : Negatif

• Protein : Negatif Protein : Negatif

• Glukosa : Negatif Glukosa : Negatif

• Keton : Negatif Keton : Negatif

• Urobilinogen : Negatif Urobilinogen : Negatif

• Bilirubin : Negatif Bilirubin : Negatif

• Eritrosit : Negatif Eritrosit : Negatif

Page 20: LAPORAN KASUS.ppt

• Nilai Rujukan. Nilai Rujukan.

• Tes Sedimen : Tes Sedimen :

• Eritrosit : < 5/LPB Eritrosit : < 5/LPB

• Leukosit : < 5/LPB Leukosit : < 5/LPB

• Bakteri : <2/LPBatau< 1000/ml Bakteri : <2/LPBatau< 1000/ml

• Sel : Epitel pipih Sel : Epitel pipih

• Kristal : Kalsium oksalat, asarn urat (dalam uri asam) Kristal : Kalsium oksalat, asarn urat (dalam uri asam)

• Lemak : amorf, tripelfosfat (dalam urin alkalis) Lemak : amorf, tripelfosfat (dalam urin alkalis)

Page 21: LAPORAN KASUS.ppt

PASCA ANALITIKPASCA ANALITIK• Urine RutinUrine Rutin

• KIMIA KIMIA • BJ uriBJ urinne : 1,015e : 1,015

• PHPH (4,8/7,8) : 5 (4,8/7,8) : 5

• Lekosit : +Lekosit : +

• Nitrit : -Nitrit : -

• Protein : -Protein : -

• Glukosa : Normal Glukosa : Normal

• Keton : +3Keton : +3

• Urobilinogen : NormalUrobilinogen : Normal

• Bilirubin : +1Bilirubin : +1

• Eritrosit : +Eritrosit : +

• Hemoglobin : - Hemoglobin : -

• SEDIMEN SEDIMEN

• Leukosit / LP : 5 – 10Leukosit / LP : 5 – 10

• Eritrosit / LP : 0 - 3Eritrosit / LP : 0 - 3

• Ephitel gepeng : 0 - 5Ephitel gepeng : 0 - 5

• Kristal : -Kristal : -

• Cyilinder : -Cyilinder : -

• Esbach : -Esbach : -

• Bakteri : +Bakteri : +

Page 22: LAPORAN KASUS.ppt

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAPPEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

• Pra AnalitikPra Analitik

• Pengambilan sample darah dilakukan melalui vena. Pengambilan sample darah dilakukan melalui vena.

• Posisi lengan pasien harus lurus dan dipilih lengan yang banyak melakukan Posisi lengan pasien harus lurus dan dipilih lengan yang banyak melakukan

aktivitas.aktivitas.

• Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.

• Dipasang torniquet ± 10 cm di atas lipat siku.Dipasang torniquet ± 10 cm di atas lipat siku.

• Pilih bagian vena median cubital atau chepalic.Pilih bagian vena median cubital atau chepalic.

• Dibersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70% Dibersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70%

dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa terbakar. Kulit dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa terbakar. Kulit

yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagiyang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi..

Page 23: LAPORAN KASUS.ppt

• Ditusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan Ditusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan

kemiringan 15kemiringan 1500, bila menggunakan tabung vakum tekan tabung vakum , bila menggunakan tabung vakum tekan tabung vakum

hingga vakumnya bekerja dan darah terhisap ke dalam tabung. Bila jarum hingga vakumnya bekerja dan darah terhisap ke dalam tabung. Bila jarum

berhasil masuk vena, akan terlihat darah masuk dalam semprit, bila darah berhasil masuk vena, akan terlihat darah masuk dalam semprit, bila darah

tidak keluar ganti posisi penusukan (bila terlalu dalam tarik sedikit dan tidak keluar ganti posisi penusukan (bila terlalu dalam tarik sedikit dan

sebaliknya), usahakan darah dapat keluar dalam satu kali tusukan.sebaliknya), usahakan darah dapat keluar dalam satu kali tusukan.

Page 24: LAPORAN KASUS.ppt

• Setelah volume darah dianggap cukup, torniquet dilepas dan pasien diminta Setelah volume darah dianggap cukup, torniquet dilepas dan pasien diminta

membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil ± 3 kali jumlah membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil ± 3 kali jumlah

serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.

• Dilepaskan/ tarik jarum dan segera letakkan kapas alkohol 70% di atas bekas Dilepaskan/ tarik jarum dan segera letakkan kapas alkohol 70% di atas bekas

suntikan untuk menekan bagian tersebut selama ± 2 menit. Setelah darah suntikan untuk menekan bagian tersebut selama ± 2 menit. Setelah darah

berhenti, plester bagian ini selama ± 15 menit. Jangan menarik jarum berhenti, plester bagian ini selama ± 15 menit. Jangan menarik jarum

sebelum torniquet dibuka.sebelum torniquet dibuka.

Page 25: LAPORAN KASUS.ppt

Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari

kerusakan pada spesimen tersebut.kerusakan pada spesimen tersebut.

•Antikoagulan : Antikoagulan :

• Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10%Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10%

• SerumSerum

Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2-30 menit, Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2-30 menit,

lalu di sentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan lalu di sentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan

dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah. Serum yang memenuhi syarat dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah. Serum yang memenuhi syarat

harus tidak kelihatan merah dan keruh.harus tidak kelihatan merah dan keruh.

Page 26: LAPORAN KASUS.ppt

• AnalitikAnalitik

Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan untuPemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan untuk k mendukunmendukung g diagnosis diagnosis

penyakit dan kelainan darahpenyakit dan kelainan darah..

•MetodMetode e :: AutoAutomatic matic AnalyzerAnalyzer (fotometer) (fotometer)

•PeralataPeralatan n : : Cell DYN Emeral, Roller mixer, dan tabung vacutainerCell DYN Emeral, Roller mixer, dan tabung vacutainer

•SampeSampell : : Darah EDTA Darah EDTA

Page 27: LAPORAN KASUS.ppt

• ProsedurProsedur

• Pemeriksaan Darah Lengkap (DL) dengan menggunakan alat Cell DYN Emerald.Pemeriksaan Darah Lengkap (DL) dengan menggunakan alat Cell DYN Emerald.

• Sampel dihomogenkan selama ± 5-10 menit dengan roller mixer.Sampel dihomogenkan selama ± 5-10 menit dengan roller mixer.

• Klik Ikon New Sampel, kemudian klik next sampel, kemudian ketik nama pasien dan Klik Ikon New Sampel, kemudian klik next sampel, kemudian ketik nama pasien dan

tempat dirawat. Klik OK.tempat dirawat. Klik OK.

• Tutup tabung sampel dibuka dan kemudian tabung diletakkan dibawah jarum sampel Tutup tabung sampel dibuka dan kemudian tabung diletakkan dibawah jarum sampel

((sampling nozzlesampling nozzle) sampai ujung jarum menyentuh dasar tabung.) sampai ujung jarum menyentuh dasar tabung.

• Tombol counting ditekan, sehingga jarum sampel akan menyedot sampel sampai jarum Tombol counting ditekan, sehingga jarum sampel akan menyedot sampel sampai jarum

sampel akan tertarik kedalam instrument dan sampel secara otomatis akan diproses oleh sampel akan tertarik kedalam instrument dan sampel secara otomatis akan diproses oleh

alat ini.alat ini.

• Ditunggu sampai hasil diprint otomatis oleh alatDitunggu sampai hasil diprint otomatis oleh alat

Page 28: LAPORAN KASUS.ppt

• Pemeriksaan Laju Endap DarahPemeriksaan Laju Endap Darah

• Metode Metode : :WestergrenWestergren

• PeralatanPeralatan : :Tabung Westergren, Tabung Westergren, dan dan Rak WestergrenRak Westergren

• ReagenReagen :NaCl 0,85% :NaCl 0,85%

• SampelSampel : :Darah yang ditambahkan EDTADarah yang ditambahkan EDTA

Page 29: LAPORAN KASUS.ppt

• ProsedurProsedur ::

• Pipet 0,4 ml larutan NaCl 0,85% (PZ) dan kemudian memasukkan ke dalam Pipet 0,4 ml larutan NaCl 0,85% (PZ) dan kemudian memasukkan ke dalam

tabung reaksi.tabung reaksi.

• Mengambil darah sebanyak 200 mm atau sampai tanda 0 dengan menggunakan Mengambil darah sebanyak 200 mm atau sampai tanda 0 dengan menggunakan

pipet Westergen, kemudian memasukkan ke dalam tabung reaksi.pipet Westergen, kemudian memasukkan ke dalam tabung reaksi.

• Mencampur homogeny larutan tersebut.Mencampur homogeny larutan tersebut.

• Mengambil campuran tersebut sebanyak 200 mm atau sampai tanda 0 dengan Mengambil campuran tersebut sebanyak 200 mm atau sampai tanda 0 dengan

menggunakan pipet Westergen kemudian ditegakkan di rak Westergen.menggunakan pipet Westergen kemudian ditegakkan di rak Westergen.

• Menunggu selama ± 7 menit untuk pembacaan hasil (Menunggu selama ± 7 menit untuk pembacaan hasil (adanya batas lapisan adanya batas lapisan

antara endapaan sel eritrosit dengan plasmaantara endapaan sel eritrosit dengan plasma))

Page 30: LAPORAN KASUS.ppt

PASCA ANALITIKPASCA ANALITIK

*) Terakreditasi*) Terakreditasi

Parameter Hasil Satuan Nilai Normal Metode

Hemoglobi

n*

Leukosit*

LED (1

jam)*

Diff :

-Bas

-Eos

-Neutrofil

-Limp

-Mono

10,7

6.382

35

 

0,1

0,3

63,9

34,0

1,7

 

g/dl

µl

mm/jam

%

 

 

 

 

 

 

L : 13,5 - 17 P : 12 -

15

Dewasa : 4.500 -

10.000

L : 0 - 15 P : 0 - 20

 

0 - 1

1 - 6

50-70

20-40

2-8

 

WI-M-H.1/BLKM-PL*

(Fotometrik)

WI-M-H.2/BLKM-PL*

(Fotometrik)

WI-M-H.5/BLKM-PL*

(Fotometrik)

Impedansi

 

 

 

 

 

 

Page 31: LAPORAN KASUS.ppt

• PEMERIKSAAN SEROLOGI (UJI WIDAL)PEMERIKSAAN SEROLOGI (UJI WIDAL)

• Penentuan KualitatifPenentuan Kualitatif

• Memipet 20 μl serum diletakkan diatas obyek glas.Memipet 20 μl serum diletakkan diatas obyek glas.

• Menambahkan satu tetes antigen pada masing-masing serum tadi, aduk dengan stik Menambahkan satu tetes antigen pada masing-masing serum tadi, aduk dengan stik

pengaduk.pengaduk.

• Mencampur dengan menggoyang-goyangkan secara melingkar selama 1 menit.Mencampur dengan menggoyang-goyangkan secara melingkar selama 1 menit.

• Mengamati hasil reaksi yang terjadi dengan menggunakan mikroskop.Mengamati hasil reaksi yang terjadi dengan menggunakan mikroskop.

• Hasil positif apabila terjadi aglutinasi sebelum 1 menit.Hasil positif apabila terjadi aglutinasi sebelum 1 menit.

Page 32: LAPORAN KASUS.ppt

• Penentuan Semi kuantitatifPenentuan Semi kuantitatif• Memipet masing-masing 0,08 ml; 0,04 ml; 0.02 ml; 0,01 ml; dan 0,005 ml serum yang tidak Memipet masing-masing 0,08 ml; 0,04 ml; 0.02 ml; 0,01 ml; dan 0,005 ml serum yang tidak

diencerkan pada kaca benda.diencerkan pada kaca benda.

• Menambahkan masing-masing serum dengan 1 tetes suspensi antigen, lalu aduk selama 1 menit Menambahkan masing-masing serum dengan 1 tetes suspensi antigen, lalu aduk selama 1 menit dan amati hasilnya.dan amati hasilnya.

• Menentukan hasil akhir titernya.Menentukan hasil akhir titernya.

• Titer antibodi ekuivalen dengan pengenceran :Titer antibodi ekuivalen dengan pengenceran :

• Volume Serum Ekuivalen PengenceranVolume Serum Ekuivalen Pengenceran• 0,08 ml 0,08 ml 1 : 20 1 : 20

• 0,04 ml 0,04 ml 1 : 40 1 : 40

• 0,02 ml 0,02 ml 1 : 80 1 : 80

• 0,01 ml 0,01 ml 1 : 160 1 : 160

• 0,005 ml 0,005 ml 1 : 320 1 : 320

Page 33: LAPORAN KASUS.ppt

• Interpretasi HasilInterpretasi Hasil

• Hasil pemeriksaan test widal dianggap positif mempunyai arti klinis sebagai Hasil pemeriksaan test widal dianggap positif mempunyai arti klinis sebagai

berikut (Kosasih, 1984):berikut (Kosasih, 1984):

• Titer antigen O sampai 1/80 pada awal penyakit berarti suspek demam tifoid, Titer antigen O sampai 1/80 pada awal penyakit berarti suspek demam tifoid,

kecuali pasien yang telah mendapat vaksinasi.kecuali pasien yang telah mendapat vaksinasi.

• Titer antigen O diatas 1/160 berarti indikasi kuat terhadap demam tifoid.Titer antigen O diatas 1/160 berarti indikasi kuat terhadap demam tifoid.

• Titer antigen H sampai 1/40 berarti suspek terhadap demam tifoid kecuali pada Titer antigen H sampai 1/40 berarti suspek terhadap demam tifoid kecuali pada

pasien yang divaksinasi jauh lebih tinggi.pasien yang divaksinasi jauh lebih tinggi.

• Titer antigen H diatas 1/80 memberi indikasi adanya demam tifoid.Titer antigen H diatas 1/80 memberi indikasi adanya demam tifoid.

Page 34: LAPORAN KASUS.ppt

Parameter Hasil Nilai

Normal

Metode

Widal slide* :

-Salmonella typhy O

-Salmonella para

typhy A O

-Salmonella para

typhy B O

-Salmonella typhy H

-Salmonella para

typhy A H

-Salmonella para

typhy B H

 

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

Positif (+):1/80

 

 

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

 

Slide (WI-M-1.3/BLKM-PL)*

 

 

 

 

 

Page 35: LAPORAN KASUS.ppt

• DIAGNOSIS : DIAGNOSIS :

ISKISK

• VI. PENATALAKSANAANVI. PENATALAKSANAAN

•Rehidrasi Rehidrasi

•Paracetamol syr 3 x 100 mg CParacetamol syr 3 x 100 mg C

•Pemberian antibiotik : Pemberian antibiotik :

Antibacterial Agent Daily Dose and Interval

Sulfisoxazole 120-150 mg/kg, divided q4-6h

Trimethoprim/sulfamethoxazole 6-12 mg/kg TMP, 30-60 mg/kg SMX, divided q12h

Amoxicillin* 20-40 mg/kg, divided q8h

Cephalexin 20-50 mg/kg, divided q6h

Cefixime 8 mg/kg, divided q12-24h

Cefpodoxime 10 mg/kg, divided q12h

Loracarbef 15-30 mg/kg, divided q12h

Nitrofurantoin† 5-7 mg/kg, divided q6h

Page 36: LAPORAN KASUS.ppt

USULAN PEMERIKSAANUSULAN PEMERIKSAAN

• Pemeriksaan tambahan lain yang kami usulkan: Pemeriksaan tambahan lain yang kami usulkan:

• Metode tesMetode tes• Tes Tes dipstickdipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk  multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk

pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.normal menjadi nitrit.

• Tes- tes tambahan:Tes- tes tambahan:• Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat

dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

Page 37: LAPORAN KASUS.ppt

TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA

• Infeksi Saluran Kemih (ISK) Infeksi Saluran Kemih (ISK)

• Definisi Definisi

• ISK Merupakan istilah umum yang menujukkan keberadaan mikroorganismeISK Merupakan istilah umum yang menujukkan keberadaan mikroorganisme dalam urindalam urin

• EtiologiEtiologi

• Umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme tunggal seperti: Umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme tunggal seperti:

• Escherichia coli Escherichia coli paling seringpaling sering

• Proteus sp, klebsiella sp Proteus sp, klebsiella sp dan stafilokokus dengan koagulase negative dan stafilokokus dengan koagulase negative kadang. kadang.

• pseudomonas pseudomonas jarang kecuali pasca katerisasi jarang kecuali pasca katerisasi

Page 38: LAPORAN KASUS.ppt

• Patogenesis patogen urin pada ISK Patogenesis patogen urin pada ISK

• Patogenesis bakteriuria asimptomatik menjadi simptomatik dengan presentasi Patogenesis bakteriuria asimptomatik menjadi simptomatik dengan presentasi

klinis tergantung patogenesis bakteri dan status kesehatan pasien: klinis tergantung patogenesis bakteri dan status kesehatan pasien:

• Peranan patogenesis bakteri, meliputi peranan perlekatan bakteri padamukosa Peranan patogenesis bakteri, meliputi peranan perlekatan bakteri padamukosa

dan peranan faktor virulensi lainnya seperti toksin dan peranan faktor virulensi lainnya seperti toksin Escherichia coli Escherichia coli dan fimbriae. dan fimbriae.

• Peranan status kesehatan pasien meliputi faktor presdiposisi dan status imunologi Peranan status kesehatan pasien meliputi faktor presdiposisi dan status imunologi

dari pasien.dari pasien.

Page 39: LAPORAN KASUS.ppt

• Manifestasi klinis ISK Manifestasi klinis ISK

• Pielonefritis akut (PNA) antara lain demam (39,5-40,5)Pielonefritis akut (PNA) antara lain demam (39,5-40,5)00C, disertai gejala C, disertai gejala

menggigil, sakit pinggang. Manifestasi ini sering didahului gejala-gejala ISK bawah menggigil, sakit pinggang. Manifestasi ini sering didahului gejala-gejala ISK bawah

(sistitis); ISK bawah (sistitis) antara lain sakit suprapubik, polaksiuria, nokturia, (sistitis); ISK bawah (sistitis) antara lain sakit suprapubik, polaksiuria, nokturia,

disuria, stranguria. disuria, stranguria. Sedangkan pada sindrom uretra akut (SUA), manifestasinya Sedangkan pada sindrom uretra akut (SUA), manifestasinya

sulit dibedakan dengan sistitis. sulit dibedakan dengan sistitis. Sering ditemukan pada perempuan usia 20-50 Sering ditemukan pada perempuan usia 20-50

tahun.tahun.

Page 40: LAPORAN KASUS.ppt