56
LAPORAN KEGIATAN KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI BUTON SULAWESI TENGGARA Nararya Gunadharma I. LATAR BELAKANG Sulawesi dikenal sebagai pulau yang memiliki keanekaragaman ketiga tertinggi di Indonesia setelah Papua dan Kalimantan. Selain itu letak Sulawesi yang dibatasi oleh garis Wallacea membuat pulau ini memiliki potensi satwa endemik yang cukup tinggi. Sulawesi seperti disampaikan dalam Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan 2003-2020 sebagai pulau di Indonesia yang memiliki tingkat keendemisan kedua tertinggi setelah Papua. Pulau Buton merupakan sebuah pulau yang terletak di provinsi Sulawesi Tenggara. Terpisahnya pulau Buton dari pulau utama Sulawesi membuat pulau ini menjadi tujuan para peneliti lokal dan peneliti asing untuk mendapatkan data-data terbaru di pulau ini, terutama dalam hal keendemisannya. Data mengenai Keanekaragaman hayati Pulau Buton sangat minim di Indonesia, diantaranya data mengenai keanekaragaman spesies kupu-kupu yang sulit untuk diperoleh. Kupu-kupu merupakan salah satu satwa yang berpotensi menjadi aset penting bagi Pulau Buton. Berdasarkan data buku Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia disebutkan bahwa tercatat ada 1.900 spesies atau 10,69% dari kupu‐kupu dunia di Indonesia. Penelitian Vane- Wright & de Jong (2003) menyebutkan bahwa tingkat keendemisan tertinggi untuk kupu-kupu berada di Sulawesi dengan 239 spesies endemik yang beberapa diantaranya ada di Pulau Buton. Keendemikan spesies kupu-kupu yang terdapat di pulau Buton menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti dan juga para kolektor serangga. Laporan mengenai Keanekaragaman kupu-kupu pada beberapa tipe habitat di Buton ini dilakukan untuk menindaklanjuti hasil dari kegiatan inventarisasi yang dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2013. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk menghasilkan daftar spesies kupu-kupu yang dijumpai dan deskripsi spesies tersebut dari sudut pandang peneliti dalam kegiatan ini sehingga diharapkan dapat mempermudah kegiatan identifikasi spesies pada kegiatan inventarisasi Kupu-kupu di Buton selanjutnya.

Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

LAPORAN KEGIATAN

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI BUTON SULAWESI TENGGARA

Nararya Gunadharma

I. LATAR BELAKANG

Sulawesi dikenal sebagai pulau yang memiliki keanekaragaman ketiga tertinggi di Indonesia

setelah Papua dan Kalimantan. Selain itu letak Sulawesi yang dibatasi oleh garis Wallacea

membuat pulau ini memiliki potensi satwa endemik yang cukup tinggi. Sulawesi seperti

disampaikan dalam Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan 2003-2020 sebagai pulau di

Indonesia yang memiliki tingkat keendemisan kedua tertinggi setelah Papua.

Pulau Buton merupakan sebuah pulau yang terletak di provinsi Sulawesi Tenggara. Terpisahnya

pulau Buton dari pulau utama Sulawesi membuat pulau ini menjadi tujuan para peneliti lokal

dan peneliti asing untuk mendapatkan data-data terbaru di pulau ini, terutama dalam hal

keendemisannya. Data mengenai Keanekaragaman hayati Pulau Buton sangat minim di

Indonesia, diantaranya data mengenai keanekaragaman spesies kupu-kupu yang sulit untuk

diperoleh.

Kupu-kupu merupakan salah satu satwa yang berpotensi menjadi aset penting bagi Pulau

Buton. Berdasarkan data buku Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia disebutkan bahwa

tercatat ada 1.900 spesies atau 10,69% dari kupu‐kupu dunia di Indonesia. Penelitian Vane-

Wright & de Jong (2003) menyebutkan bahwa tingkat keendemisan tertinggi untuk kupu-kupu

berada di Sulawesi dengan 239 spesies endemik yang beberapa diantaranya ada di Pulau Buton.

Keendemikan spesies kupu-kupu yang terdapat di pulau Buton menjadi daya tarik tersendiri

bagi para peneliti dan juga para kolektor serangga.

Laporan mengenai Keanekaragaman kupu-kupu pada beberapa tipe habitat di Buton ini

dilakukan untuk menindaklanjuti hasil dari kegiatan inventarisasi yang dilakukan pada bulan

Juni hingga Juli 2013. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk menghasilkan daftar spesies

kupu-kupu yang dijumpai dan deskripsi spesies tersebut dari sudut pandang peneliti dalam

kegiatan ini sehingga diharapkan dapat mempermudah kegiatan identifikasi spesies pada

kegiatan inventarisasi Kupu-kupu di Buton selanjutnya.

Page 2: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 1. Kegiatan pengamatan kupu-kupu oleh pelajar-pelajar sekolah Eropa di Buton

II. SEKILAS MENGENAI KUPU-KUPU

Kupu-kupu digolongkan ke dalam kelas serangga bangsa Lepidoptera. Dalam bukunya Corbet &

Pendlebury (1992) membagi Lepidoptera ke dalam dua anak bangsa yaitu Heterocera dan

Rhopalocera dari struktur morfologinya. Sebagai contoh pada beberapa spesies Heterocera

(ngengat) memiliki antena yang kompleks dan menyerupai bulu sedangkan pada Rhopalocera

bentuk antena membesar pada bagian ujung atau membulat, dalam laporan ini kita akan

membahas mengenai anak bangsa Rhopalocera. Penggunaan istilah Indonesia dalam

pengklasifikasian (seperti kelas, bangsa, suku dan seterusnya) dan istilah spesies dalam

mengartikan jenis mengacu pada Peggie, D (2014).

Rhopalocera memiliki dua kelompok suku yaitu Hesperoidea dan Papilionoidea. Anggota

Hesperoidea merupakan spesies kupu-kupu yang memiliki bentuk menyerupai ngengat, atau

lebih dikenal dengan sebutan skipper. Spesies-spesies dalam Hesperoidea memiliki tubuh yang

gemuk dan pendek dengan ukuran yang kecil serta aktivitas terbang yang sangat cepat.

Papilonoidea memiliki jumlah spesies lebih banyak bila dibandingkan dengan Hesperoidea.

Kelompok suku ini dianggap sebagai bentuk kupu-kupu sebenarnya dan memiliki beberapa

suku dengan masing-masing ciri tersendiri. Penelitian ini hanya akan menyajikan data

kelompok suku Papilionoidea dikarenakan sulitnya pengidentifikasian spesies pada kelompok

suku Hesperoidea yang dijumpai di pulau Buton. Penjelasan dalam laporan ini akan diberikan

melalui pengelompokan suku untuk kemudian dijelaskan pada spesies kupu-kupu yang

dijumpai berdasarkan marga dan spesies.

Page 3: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 2. Salah satu spesies yang merupakan anggota kelompok suku Hesperoidea

A. BAGIAN TUBUH KUPU-KUPU

Tubuh kupu-kupu terdiri atas tiga bagian yaitu bagian kepala, dada dan perut. Bagian kepala

kupu-kupu dilengkapi oleh sepasang antena dan mata majemuk. Kupu-kupu memiliki probosis

yang merupakan bentuk mulut yang membantunya dalam menghisap nektar bunga.

Kupu-kupu memiliki dua pasang sayap dan tiga pasang kaki yang menempel pada bagian dada.

Corak-corak yang menghiasi sayap pada kupu-kupu merupakan susunan dari sisik-sisik kecil,

beragam corak sayap didapatkan dalam proses penyesuaiannya dengan habitat mereka.

Penjelasan mengenai corak, posisi penciri dan warna pada sayap kupu-kupu akan dijelaskan

secara sederhana dari sudut pandang pengamat selama berkegiatan di lapang.

Gambar 3. Istilah bagian pada sayap kupu-kupu yang digunakan dalam laporan ini

Beberapa spesies kupu-kupu memiliki corak sayap yang berbeda bagi jantan dan betina sebagai

penciri. Sebagai contoh kasus perbedaan corak sayap pada spesies Papilio polytes alcindor.

Page 4: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Adanya perbedaan corak sayap ini dapat dijadikan salah satu kunci untuk pengidentifikasian

spesies. Kupu-kupu memiliki bagian perut yang terbagi menjadi 10 segmen dengan segmen ke

10 berubah fungsi menjadi alat genetalia yang digunakan untuk proses perkawinan.

B. SIKLUS HIDUP

Kupu-kupu merupakan serangga yang mengalami siklus hidup secara sempurna dimulai dari

telur hingga dewasa. Kupu-kupu betina akan meletakan telur pada tumbuhan pakan ulat.

Biasanya kupu-kupu betina akan meletakan telur pada bagian bawah daun yang terlindungi dari

cuaca secara langsung walaupun pada beberapa kasus tidak jarang juga kupu-kupu

meletakannya pada bagian atas daun.

Telur akan menetas menjadi ulat selama beberapa hari. Ulat yang baru menetas akan memakan

cangkang telurnya sebagai makanan pertama untuk kemudian melanjutkan memakan

tumbuhan pakannya. Ulat akan mengalami beberapa kali proses penggantian kulit sebelum

mengeras menjadi kepompong dan kemudian keluar sebagai kupu-kupu dewasa.

III. HABITAT KUPU-KUPU DI BUTON

Kupu-kupu dapat dijumpai pada beragam tipe habitat di Buton mulai dari pemukiman hingga

pantai. Keberadaan kupu-kupu dipengaruhi oleh banyak faktor pendukung pada suatu lokasi

diantaranya adanya tanaman pakan baik pakan kupu-kupu dewasa maupun pakan ulat. Pakan

kupu-kupu dewasa berupa tanaman dan tumbuhan berbunga terutama yang memiliki warna

bunga menarik. Pakan ulat kupu-kupu biasanya lebih bersifat khusus dikarenakan pakan suatu

spesies ulat kupu-kupu akan berbeda dengan pakan ulat spesies kupu-kupu lainnya.

Keberadaan sumber air menjadi faktor yang penting bagi keberadaan kupu-kupu. Seperti

makhluk hidup lainnya kupu-kupu akan mencari sumber air untuk kebutuhan minumnya.

Spesies kupu-kupu dari marga Graphium dijumpai hinggap pada tempat-tempat lembab dan

genangan-genangan air hingga ke tepi pantai untuk mencari mineral.

Terbatasnya waktu inventarisasi membuat kegiatan ini dilakukan hanya pada beberapa tipe

habitat. Adapun tipe habitat yang diambil dalam kegiatan ini yaitu:

1. Pemukiman

Tipe habitat pemukiman diambil karena pada tipe habitat ini biasanya dijumpai tumbuhan dan

tanaman berbunga yang ada di pekarangan tempat tinggal warga. Keberadaan tumbuhan atau

tanaman berbunga sangat berpengaruh terhadap kehadiran kupu-kupu pada pekarangan

rumah warga. Warga bisanya juga menanam tanaman berbuah seperti jeruk, jambu mete,

Page 5: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

pisang dan lainnya. Beberapa tanaman berbuah tersebut diantaranya menjadi pakan ulat dari

kupu-kupu.

Beberapa lokasi yang diambil untuk mewakili tipe habitat pemukiman adalah Desa Labundo-

Bundo dan Desa Wagari. Desa Labundo-bundo merupakan lokasi awal yang menjadi basecamp

dari kegiatan inventarisasi. Labundo-bundo berada di Kakenauwe, kecamatan Lasalimu, Buton.

Desa ini dikelilingi oleh perkebunan warga. Setiap rumah biasanya memiliki pekarangan yang

cukup luas dengan diantaranya memiliki tanaman berbunga. Bagian belakang rumah warga

memiliki kebun dengan spesies tanaman yang dimanfaatkan untuk konsumsi harian seperti

tanaman buah dan sayur. Beberapa warga memiliki ternak yang ditempatkan di kandang tidak

jauh dari lokasi rumah mereka.

Desa berikutnya yang mewakili tipe habitat pemukiman adalah desa Wagari. Wagari terletak

tidak jauh dari Labundo-bundo berkisar 2 hingga 3 kilometer. Sekilas kondisi mengenai Wagari

tidak berbeda jauh dengan Labundo-bundo termasuk aktivitas warganya. Desa Wagari juga

dikelilingi perkebunan, perkebunan terdekat dari Wagari adalah perkebunan Toroku.

Gambar 4. Lokasi yang menjadi perwakilan tipe habitat pemukiman

Kehadiran Kupu-kupu terkadang juga berkaitan dengan aktivitas manusia. Sampah yang

dibuang oleh masyarakat juga dapat menjadi sumber pakan bagi kupu-kupu. Spesies kupu-kupu

dari suku Nymphalidae menyukai benda-benda berbau busuk seperti sampah, buah busuk,

bangkai dan kotoran.

2. Perkebunan

Perkebunan Toroku terletak berdekatan dengan desa Wagari dan menjadi lokasi yang dipilih

untuk mewakili tipe habitat perkebunan. Perkebunan ini ditumbuhi beragam spesies tanaman

Desa Wagari Desa Labundo-bundo

Page 6: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

termasuk spesies-spesies mayoritas pada perkebunan di Buton(kebun campuran). Perkebunan

di sekitar Labundo-bundo dan Kakenauwe juga dipilih untuk mewakili tipe habitat perkebunan.

Gambar 5. Lokasi yang menjadi perwakilan tipe habitat perkebunan

Pada tipe habitat perkebunan terdapat spesies tanaman yang menjadi pakan ulat dan juga

pakan kupu-kupu dewasa. Ulat biasanya terdapat pada tanaman jeruk, beberapa spesies ulat

yang dapat dijumpai pada tanaman jeruk adalah ulat dari suku Papilionidae. Tanaman lain yang

terdapat di perkebunan yaitu jambu mete, kelapa, kopi, cengkeh dan asam. Beberapa spesies

tumbuhan berbunga juga tumbuh di sekitar perkebunan sehingga menarik kehadiran kupu-

kupu pada tipe habitat ini.

Gambar 6. Ulat Papilionidae yang ditemukan pada tanaman jeruk

3. Hutan

Cagar Alam Kakenauwe merupakan hutan yang lokasinya tidak jauh dari Labundo-bundo

(berkisar 1 km). Aktivitas warga masih sering terlihat di dalam cagar alam ini karena beberapa

warga memiliki kebun di pinggir kawasan cagar alam. Kebun warga yang berada di sekitar

Cagar alam juga menambah peluang perjumpaan kupu-kupu. Cagar alam Kakenauwe memiliki

beberapa plot pengamatan permanen yang telah dibuat oleh tim peneliti dari Operationn

Perkebunan Toroku Salah satu perkebunan di sekitar Kakenauwe

Page 7: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Wallacea, plot ini diantaranya adalah jalan gajah, jalan tarsius dan jalan kodok. Cagar alam

Kakenauwe termasuk kedalam hutan sekunder yang mewakili tipe habitat hutan.

Lokasi lain yang mewakili tipe habitat hutan adalah Camp Lapago. Lapago berada di kawasan

Suaka margasatwa Lambusango. Untuk menuju ke lokasi diharuskan berjalan terlebih dahulu

sepanjang 8 km dari gerbang masuk Suaka margasatwa Lambusango. Kondisi Lapago yang jauh

dari aktivitas manusia membuat lokasi ini berpotensi ditemukannya spesies kupu-kupu yang

berbeda dari tipe habitat lainnya. Lapago juga memiliki aliran sungai yang dapat dimanfaatkan

satwa sebagai sumber air.

Gambar 7. Lokasi yang menjadi perwakilan tipe habitat hutan

Kedua lokasi yang mewakili tipe habitat hutan memiliki tutupan tajuk yang agak rapat sehingga

adanya kesulitan dalam mencari ruang gerak peneliti untuk melakukan kegiatan inventarisasi

kupu-kupu.

Gambar 8. Peta lokasi kegiatan inventarisasi kupu-kupu di Buton

Hutan Kakenauwe Hutan Lapago

Page 8: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

IV. METODA YANG DIGUNAKAN

Kegiatan inventarisasi kupu-kupu ini menggunakan beberapa metoda yang disesuaikan dengan

kondisi di lapang. Beberapa metoda yang digunakan diantaranya:

1. Penangkapan dengan jaring serangga

Kebanyakan kupu-kupu memiliki gerakan yang lincah dan sensitif terhadap pergerakan

disekitarnya, sehingga apabila kupu-kupu merasa terancam maka satwa ini akan terbang

menghindar. Aktivitas terbang satwa ini mempersulit pengamat apabila melakukan

pengidentifikasian secara langsung. Untuk mempermudah kegiatan inventarisasi maka

dilakukan kegiatan penangkapan kupu-kupu menggunakan jaring serangga (sweeping).

Kegiatan penangkapan dilakukan dengan berjalan dijalur sepanjang 1km dengan titik

pemberhentian setiap 200m. Aktivitas pengamatan dan penangkapan pada titik tersebut

dilakukan dengan radius 10 m selama 10 menit. Metoda ini merupakan modifikasi Pollard walk

mengacu pada kegiatan penelitian Crookenden 2012.

Aktivitas penangkapan dilakukan apabila pengamat menemukan kupu-kupu disepanjang jalur

tersebut. Penangkapan kupu-kupu dilakukan apabila pengamat ragu akan spesies kupu-kupu

yang dijumpainya dan ingin lebih memastikan spesies tersebut. Bila kupu-kupu yang dijumpai

sudah dapat dipastikan spesiesnya maka kegiatan penangkapan kupu-kupu menggunakan

jaring tidak dilakukan.

Gambar 9. Modifikasi Pollard Walk yang digunakan dalam kegiatan inventarisasi kupu-kupu

2. Perangkap Kanopi

Beberapa tipe habitat di Buton memiliki sedikit ruang gerak bagi pengamat untuk melakukan

penangkapan menggunakan jaring serangga. Tipe habitat hutan biasanya dipenuhi oleh

pepohonan besar dengan pancang dan tiang disekitarnya sehingga menyulitkan dalam kegiatan

pengamatan kupu-kupu. Perangkap kanopi digunakan untuk mengatasi masalah ini, pada areal

10m 200m 200m 200m 200m 200m

1km

Page 9: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

hutan yang sulit untuk dilakukannya penangkapan menggunakan jaring serangga dipasang

perangkap kanopi untuk kupu-kupu.

Perangkap kanopi diletakan pada dahan-dahan pohon yang tinggi, alat ini dipasang pada

beberapa ketinggian diantaranya 5m, 10m dan 15m. Terdapat 4 pohon yang dipasang

perangkap kanopi, dalam satu pohon tersebut dipasang sebanyak 3 perangkap kanopi dengan

jarak antar pohon sejauh 300m. Sebelum memasang perangkap kanopi, pengamat membuat

umpan untuk diletakan di dalam perangkap. Umpan yang digunakan berupa campuran buah

(pisang) dan cairan manis (sirup dan sejenisnya), umpan tersebut akan dicek dan diganti setiap

harinya. Dikarenakan terbatasnya waktu kegiatan inventarisasi, pemasangan perangkap kanopi

hanya dilakukan pada tipe habitat hutan Kakenauwe.

Gambar 10. Tahapan pemasangan perangkap kanopi

Bahan untuk umpan perangkap kanopi Peletakan umpan pada perangkap kanopi

Pemasangan tali penggantung perangkap kanopi menggunakan ketapel

Perangkap kanopi yang telah terpasang

Page 10: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

3. Pendokumentasian dengan kamera

Penggunaan kamera untuk mendokumentasi spesies kupu-kupu yang ditemukan dapat

mengurangi pengambilan spesimen kupu-kupu di alam. Beberapa spesies kupu-kupu juga

memiliki ukuran kecil dan sayap yang rapuh seperti pada suku Lycaenidae. Bila tersentuh atau

terkena gesekan jaring dikhawatirkan akan merusak sayap dari kupu-kupu tersebut.

Pengambilan gambar dengan kamera dapat membantu pengidentifikasian spesies kupu-kupu

tersebut tanpa harus menangkapnya. Gambar kupu-kupu yang diambil juga dapat menjadi

dokumen untuk membantu kegiatan inventarisasi kupu-kupu selanjutnya. Beberapa gambar

terjadi perbedaan warna pada sayap kupu-kupu dikarenakan pengaruh pengambilan gambar

menggunaan pencahayaan kamera (flash)

V. KEANEKARAGAMAN SPESIES KUPU-KUPU BUTON

Kegiatan inventarisasi keanekaragaman kupu-kupu ini berhasil menemukan 66 spesies kupu-

kupu dari kelompok suku Papilionoidea yang terdiri dari 11 spesies Papilionidae, 6 spesies

Pieridae, 38 spesies Nymphalidae, 1 speseies Riodinidae dan 10 spesies Lycaenidae. Sebanyak

33 spesies kupu-kupu ditemukan pada tipe habitat pemukiman, 44 spesies pada tipe habitat

hutan dan 51 spesies pada tipe habitat perkebunan. Banyaknya spesies yang ditemukan pada

tipe habitat perkebunan dapat dikarenakan tipe habitat ini lebih banyak ditemukan jenis

tanaman pakan baik pakan ulat maupun tumbuhan berbunga yang menjadi pakan kupu-kupu

dewasa. Spesies-spesies yang ditemukan pada kegiatan ini disajikan dalam tabel pada lampiran

1.

Pemasangan perangkap kanopi yang dilakukan pada tipe habitat hutan Kakenauwe berhasil

menangkap 11 spesies kupu-kupu yang keseluruhannya merupakan anggota dari suku

Nymphalidae. Spesies kupu-kupu yang tertangkap perangkap kanopi tersaji pada tabel 1.

Tabel 1. Spesies kupu-kupu yang tertangkap perangkap kanopi

NO JENIS SUKU KETINGGIAN (meter)

5 10 15 1 Faunis menado pleonasma Nymphalidae x - - 2 Amathuxidia plateni iamos Nymphalidae x - - 3 Ariadne merionoides merionoides Nymphalidae x - - 4 Charaxes affinis butongensis Nymphalidae - - x 5 Dophla evelina dermoides Nymphalidae - x x 6 Elymnias hicetas butona Nymphalidae x x - 7 Lexias aeetes butongensis Nymphalidae x x - 8 Melanitis phedima linga Nymphalidae x x - 9 Melanitis velutina ribbei Nymphalidae x x -

10 Pseudergolis avesta nimbus Nymphalidae x - - 11 Vindula erota boetonensis Nymphalidae x - -

Page 11: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Data yang diperoleh dari perangkap kanopi menghasilkan 9 spesies kupu-kupu tertangkap pada

ketinggian 5 meter, 5 jenis pada ketinggian 10 meter dan dua jenis pada ketinggian 15 meter.

Data tersebut menunjukan bahwa hanya beberapa spesies kupu-kupu yang memiliki pola

terbang pada ketinggian dan dapat menjangkau perangkap kanopi. Spesies C. affinis butongensis

dan D. evelina dermoides memiliki pertulangan sayap yang kuat sehingga dapat menjangkau

ketinggian 15 m. Beberapa spesies juga terdata hanya dijumpai pada perangkap kanopi yaitu A.

merionoides merionoides dan P. avesta nimbus.

Spesies yang berhasil diidentifikasidan terdokumentasi pada kegiatan ini akan dideskripsikan

berdasarkan sudut pandang pengamat dan dikelompokan berdasarkan sukunya masing-masing.

Berikut hasil deskripsi dari spesies-spesies kupu-kupu yang terdata dalam kegiatan invetarisasi

ini.

PAPILIONIDAE [Latreille, 1802]

Papilionidae merupakan suku kupu-kupu yang beranggotakan spesies kupu-kupu berukuran

sedang hingga besar. Beberapa spesies diantaranya memiliki sayap yang kuat sehingga dapat

terbang di ketinggian. Ukurannya yang besar membuat anggota suku ini cukup mudah untuk

diidentifikasi. Spesies tertentu memiliki ekor berupa spatula pada sayapnya sehingga beberapa

spesies kupu-kupu yang tergabung ke dalam suku ini mendapatkan sebutan swallow tail.

Marga Papilio Linnaeus, 1758

Marga Papilio mayoritas memiliki anggota spesies yang berukuran besar, ukuran sayap yang

lebar dan kuat membuat marga ini mampu terbang tinggi dengan cepat. Beberapa spesies

dijumpai dengan warna dasar sayap hitam. Spesies yang dijumpai diantaranya P. ascalapus

ascalapus, P. demoleus, P. sataspes sataspes , P. gigon gigon, P. peranthus kransi dan P. polytes

alcindor.

Ulat P. demoleus umum dijumpai di tanaman jeruk warga di lokasi perkebunan, spesies P.

demoleus dikenal oleh warga Buton sebagai ulat jeruk. Spesies P. peranthus kransi merupakan

salah satu spesies endemik di Buton (Vane-Wright & de Jong, 2003) yang cukup menarik

dikarenakan memiliki corak sayap yang indah.

Spesies P.polytes yang dijumpai memiliki perbedaan corak antara jantan dan betina. Jantan P.

polytes memiliki warna dasar sayap dominan kehitaman dengan hiasan corak putih sedangkan

sayap pada betina dihiasi corak putih yang lebih terlihat pada sayap depan dan hiasan corak

merah pada sayap belakang.

Page 12: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar11. Spesies P. ascalapus ascalapus Boisduval, 1836

Gambar 12. Spesies P. demoleus Linnaeus, 1758

Gambar 13. Spesies P. sataspes sataspes C. & R. Felder, 1864

Page 13: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 14. Spesies P. gigon gigon C. & R. Felder, 1864

Gambar 15. Spesies P. peranthus kransi Jurriaanse & Lindemans, 1920

Page 14: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 16. Spesies Papilio polytes alcindor Oberthür, 1879

Marga Graphium Scopoli, 1777

Kupu-kupu yang masuk dalam marga Graphium memiliki pola terbang yang sangat gesit. Marga

graphium aktif terbang disaat cukup cahaya matahari dan beraktivitas di sekitar bunga-bunga

terutama Lantana camara. Marga ini umum dijumpai tengah beraktivitas di sekitar kubangan

maupun pada bebatuan lembab untuk mencari mineral. Terdata lima spesies kupu-kupu yang

termasuk ke dalam marga Graphium pada kegiatan ini diantaranya G. agamemnon comodus, G.

deucalion deucalion, G. eurypylus pamphylus, G. meyeri meyeri dan G. milon milon.

Ketiga spesies: G. eurypylus pamphylus, G. meyeri meyeri dan G. milon milon memiliki corak

kebiruan yang hampir mirip. Pembeda pada G. eurypylus pamphylus dan G. meyeri meyeri dapat

ditentukan pada letak barisan corak garis kebiruan pada sisi bawah sayap belakang. Corak garis

yang dimiliki G. eurypylus lebih tebal bila dibandingkan G. meyeri meyeri. Spesies G. meyeri

meyeri merupakan endemik di Buton (Vane-Wright & de Jong, 2003). G. milon milon dapat

dibedakan pada corak merah yang lebih panjang pada sisi bawah sayap belakang.

Page 15: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 16. Spesies G. agamemnon comodus Fruhstorfer, 1903

Gambar 17. Spesies G. deucalion deucalion Boisduval, 1836

Page 16: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 18. Spesies G. eurypylus pamphylus C. & R. Felder, 1865

Gambar 19. Spesies G. meyeri meyeri Hopffer, 1874

Page 17: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 20. Spesies G. milon milon C. & R. Felder, 1864

PIERIDAE [Duponchel 1835]

Spesies kupu-kupu yang masuk ke dalam suku Pieridae dominan memiliki warna dasar sayap

putih, kuning ataupun jingga dengan bentuk sayap polos tanpa ekor, Pieridae umumnya aktif

terbang ditengah terik matahari. Beberapa spesies dijumpai berkelompok diantara genangan

air. Anggota suku Pieridae berukuran kecil hingga sedang.

Marga Eurema Hübner, 1819

Marga Eurema umum dijumpai terbang rendah diantara semak di tiga tipe habitat. Sayap

berwarna dasar kuning menjadi ciri anggota marga ini. Dua spesies yang dijumpai dalam

kegiatan ini adalah E. alitha dan E. tominia tominia. Sekilas keduanya sulit untuk dibedakan,

pembeda dapat anda ketahui dari bercak garis yang dimiliki E. alitha pada tengah sisi bawah ke

dua sayap, sedangkan pada E. tominia tominia cenderung hanya berupa bercak. Betina pada

kedua spesies memiliki warna hitam kecokelatan yang lebih luas pada sisi atas sayap depan.

Page 18: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 21. Spesies E. alitha C. & R. Felder, 1862

Gambar 22. Spesies E. tominia tominia Vollenhoven, 1865

Marga Pareronia Bingham, 1907

Anggota marga Pareronia yang dijumpai adalah spesies P. tritaea sarasinorum. Spesies P. tritaea

sarasinorum umum dijumpai pada tiga tipe habitat. Memiliki pola terbang yang agak lambat

terkadang terbang pada ketinggian. Kupu-kupu Jantan dan betina memiliki perbedaan warna

pada corak sisi atas sayap, jantan berwarna putih kebiruan sedangkan betina dengan dua warna

yaitu berwarna putih dan kekuningan.

Page 19: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 23. Spesies P. tritaea sarasinorum Martin, 1913 (Jantan)

Gambar 24. Spesies P. tritaea sarasinorum Martin, 1913 (Betina)

Page 20: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Appias Hübner, 1819

Spesies A. hombroni tombugensis merupakan anggota marga Appias yang berhasil dijumpai

pada kegiatan ini. Spesies ini memiliki pola terbang yang sangat gesit, terutama menjelang siang

hari. Spesies A. hombroni tombugensis dapat dikenali melalui warna dasar sayapnya yang putih.

Sulitnya menemukan spesies ini tengah hinggap, memerlukan bantuan jaring serangga untuk

penangkapan untuk kemudian diidentifikasi.

Gambar 25. Spesies A. hombroni tombugensis Fruhstorfer, 1902

Marga Catopsillia Hübner, 1819

Anggota marga Catopsillia memiliki pola terbang yang sangat gesit dan aktif mencari nektar

bunga hingga di tajuk tinggi. Marga Catopsillia yang terdata pada kegiatan ini adalah C. pomona

flava dan C. scylla asema. Kedua spesies ini sekilas dapat langsung dibedakan melalui warna

dasar sayap. Spesies C. pomona flava memiliki warna dasar sayap hijau pucat dengan beberapa

bercak hitam pada sisi atas sayap depan. Sisi bawah sayap C. scylla asema berwarna kuning

cerah dengan warna dasar putih pada sisi atas sayap depan.

Page 21: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 26. Spesies C. pomona flava Butler, 1869

Gambar 27. Spesies C. scylla asema Staudinger, 1885

Page 22: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

LYCAENIDAE [Leach, 1815]

Suku Lycaenidae memiliki anggota yang terdiri dari kupu-kupu berukuran kecil. Beberapa

spesies memiliki sayap dengan warna menarik seperti putih dan biru metalik. Ukuran tubuhnya

yang kecil membuat Lycaenidae sangat rapuh, Sayap sangat rentan bila terkena sentuhan

langsung sehingga identifikasi menggunakan kamera sangat diperlukan. Beberapa spesies

umum dijumpai terbang rendah pada lantai hutan.

Marga Curetis Hübner, 1819

Anggota marga Curetis yangdijumpai adalah spesies C. tagalica celebensis. Spesies C. tagalica

celebensis sulit untuk diidentifikasi dikarenakan pola terbangnya yang gesit. Kegiatan

inventarisasi ini hanya melakukan perjumpaan sebanyak satu kali dengan spesies C. tagalica

celebensis pada tipe habitat hutan. Spesies ini tengah hinggap pada semak, sebelum terbang

menghindar.

Gambar28. Spesies C. tagalica celebensis C. & R. Felder, 1865

Marga Remelana Moore, 1884

Anggota marga Remelana yang dijumpai adalaha spesies R. jangala orsolina. Spesies R. jangala

orsolina yang dijumpai pada tipe habitat kebun sebanyak satu kali perjumpaan dalam kegiatan

ini. Spesies ini dijumpai tengah hinggap di daun pada tajuk rendah. Sisi bawah sayap berwarna

kuning dengan dua hiasan ekor pada sayap belakang.

Page 23: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 29. Spesies R. jangala orsolina Hewitson, 1865

Marga Rapala Moore, 1881

Anggota marga Rapala yang dijumpai adalah spesies R. dioetas. Spesies ini dapat dikenali

melalui sisi atas sayap R. dioetas yang didominasi warna kecokelatan dengan corak kemerahan

pada sayap depan, sayap belakang memiliki hiasan ekor. Spesies R. dioetas terbang rendah pada

lantai hutan dan terkadang dijjumpai tengah hinggap pada bebatuan untuk mencari mineral.

Menurut data Operation wallacea spesies ini merupakan endemik di Buton.

Gambar 30. Spesies R. dioetas Hewitson, 1869

Page 24: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Psychonotis Toxopeus, 1930

Anggota marga Psychonotis yang dijumpai adalah spesies P. piepersii. Perjumpa dengan jenis ini

terjadi pada tipe habitat hutan Lapago dengan aktivitas mencari cairan pada lumut-lumut di

batang pohon. Spesies ini hinggap pada jarak yang cukup sulit dijangkau sehingga dilakukan

kegiatan pengambilan gambar untuk membantu proses identifikasi. Spesies ini dapat dikenali

melalui corak putih yang melabar pada sisi bawah sayap.

Gambar 31. Spesies P. piepersii Snellen, 1878

Marga Caleta Fruhstorfer, 1922

Anggota marga Psychonotis yang dijumpai adalah spesies C. caleta caleta. Salah satu perjumpaan

dengan spesies C. caleta caleta terjadi bersamaan dengan perjumpaan spesies P. piepersii di

hutan Lapago. Spesies C. caleta caleta dapat dijumpai pada dua lokasi hutan yang menjadi

tempat kegiatan inventarisasi. Sisi bawah sayap memiliki corak hitam yang lebih abstrak

dibandingkan spesies P. piepersii.

Gambar 32. Spesies C. caleta caleta Hewitson, 1876

Page 25: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Jamides Hübner, 1819

Marga Jamides umum dijumpai terbang rendah pada lantai hutan dan terkadang juga dijumpai

hinggap pada semak berbunga. Anggota marga ini memiliki sayap belakang dengan hiasan ekor.

Kegiatan inventarisai ini berhasil menemukan tiga spesies yang termasuk ke dalam marga

Jamides yaitu J. aratus lunata, J. philatus philatus dan J. festivus festivus . Ketiga spesies yang

dijumpai memiliki sisi atas sayap berwarna metalik pada jantan sedangkan betina dengan

warna lebih kusam.

Pembeda ketiga spesies ini dapat diidentifikasi melalui sisi bawah sayap belakang. Spesies J.

aratus lunata memiliki corak mata panah berbaris pada tepi sayap yang lebih tumpul bila

dibandingkan corak mata panah yang dimiliki J. philatus philatus dan J. festivus festivus. Pada

spesies J. festivus festivus memiliki corak hitam pada tengah tepi sisi bawah sayap belakang.

Spesies J. philatus philatus tidak memiliki garis kuning yang menghiasi corak panah dekat ekor

pada sisi bawah sayap belakang.

Gambar 33. Spesies J. aratus lunata de Nicéville, 1899

Page 26: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 34. Spesies J. festivus festivus Röber, 1886

Gambar 35. Spesies J. philatus philatus Snellen, 1878

Marga Megisba Hübner, 1819

Anggota marga Megisba yang dijumpai adalah spesies M. malaya sikkima. Spesies M. malaya

sikkima dijumpai pada tipe habitat perkebunan dengan aktivitas terbang rendah diantara

semak. Dengan ukuran tubuh M. malaya sikkima yang kecil, spesies ini memiliki pola terbang

yang lincah. Sisi bawah sayap berwarna putih dengan variasi corak hitam serta sayap belakang

memiliki hiasan ekor kecil.

Page 27: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 36. Spesies M. malaya sikkima Moore, 1884

Marga Lampides Hübner, 1819

Anggota marga Lampides yang dijumpai adalah spesies L. boeticus. Perjumpa dengan spesies L.

boeticus terjadi saat aktivitas terbang rendah diantara pekarangan pada tipe habitat

pemukiman. Spesies ini dapat dikenali melalui corak batik kecokelatan pada sisi bawah

sayapnya dengan sayap belakang memiliki hiasan ekor dan dua corak mata.

Gambar 37. Spesies L. boeticus Linnaeus, 1767

Marga Pithecops Horsfield, 1828

Anggota marga Lampides yang dijumpai adalah spesies P. phoenix. Spesies P. phoenix aktif

terbang menjelang siang hari. Memiliki pola terbang rendah diantara semak serta sesekali

hinggap pada semak berbunga. Sisi sayap bawah didominasi warna putih dengan corak titik

hitam yang mencolok pada tepi sisi bawah sayap belakang.

Page 28: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 38. Spesies P. phoenix Röber, 1886

RIODINIDAE

[Grote, 1895]

Anggota suku Riodinidae yang djumpai dalam kegiatan ini hanya terdiri dari satu spesies yaitu

Abisara echerius celebica. Suku Riodinidae memiliki bentuk menyerupai suku Lycaenidae

namun biasanya memiliki ukuran lebih besar.

Marga Abisara C. & R. Felder, 1860

Anggota marga Lampides yang dijumpai adalah spesies A. echerius celebica. Perjumpaandengan

spesies A. echerius celebica terjadi satu kali pada habitat hutan Lapago. Spesies ini memiliki pola

terbang yang gesit dan sangat sensitif terhadap gerakan pengamat. Kegiatan pengidentifikasian

dilakukan dengan pengambilan gambar, dikarenakan beberapa kali perjumpaan dengan spesies

ini tegah hinggap pada tajuk yang tinggi.

Page 29: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 39. Spesies A. echerius celebica Röber, 1886

NYMPHALIDAE [Rafinesque, 1815]

Menurut catatan terakhir Puslit LIPI dalam Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia (2014),

Nymphalidae merupakan suku kupu-kupu yang memiliki jumlah spesies tertinggi di Indonesia.

Spesies kupu-kupu yang masuk ke dalam anggota suku Nymphalidae memiliki ukuran tubuh

sedang hingga besar. Tungkai kaki bagian depan suku ini tereduksi sehingga Nymphalidae

seolah memiliki 2 pasang kaki. Seluruh spesies yang tertangkap pada perangkap kanopi adalah

anggota suku ini dikarenakan beberapa spesies tertarik oleh bau mencolok yang ada

disekitarnya. Beberapa spesies anggota Nymphalidae juga menyukai benda busuk seperti

bangkai dan sampah.

Marga Faunis Hübner, 1819

Anggota marga Faunis yang dijumpai adalah spesies F. menado pleonasma. Spesies F. menado

pleonasma umum dijumpai terbang rendah di lantai hutan pada lokasi kegiatan inventarisasi.

Spesies F. menado pleonasma sangat sensitive terhadap gerakan dan segera terbang untuk

berlindung ke dalam semak. Spesies ini dapat dikenali melalui warna keemasan yang dominan

pada sisi atas sayapnya.

Page 30: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 40. Spesies F. menado pleonasma Röber, 1896

Marga Amathuxidia Staudinger, 1887

Anggota marga Amathuxidia yang dijumpai adalah spesies A. plateni iamos pada tipe habitat

hutan. Spesies A. plateni iamos merupakan salah satu spesies yang ditangkap menggunakan

perangkap kanopi. Ukuran tubuh dan sayapnya yang besar membuat spesies ini dapat

menghindar ke dalam hutan dengan cepat bila merasa terganggu. Terkadang dijumpai tengah

hinggap pada batang-batang pohon dan buah-buahan busuk di dalam hutan.

Gambar 41. Spesies A. plateni iamos Brooks, 1937

Page 31: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Melanitis Fabricius, 1807

Anggota marga Melanitis yang dijumpai pada kegiatan ini kurang begitu menyukai cahaya

matahari. Marga ini biasanya terbang rendah pada lantai hutan, bersembunyi diantara semak.

Sangat sensitif terhadap gerakan pengamat dan memiliki pola terbang rendah yang sangat gesit.

Memiliki warna sisi bawah sayap kecokelatan sehingga dapat tersamarkan dengan baik pada

serasah, sangat berguna untuk melindungi diri dari predatornya. Anggota marga Melanitis yang

dijumpai adalah M. phedima linga dan M. velutina ribbei. Kedua spesies dapat dibedakan pada

warna sisi bawah sayap, corak sayap pada spesies M. velutina ribbei memiliki sapuan corak

putih yang jelas sedangkan M. phedima linga lebih tipis dan samar. Spesies M. velutina ribbei

teridentifikasi memiliki perbedaan corak sayap pada jantan dan betina. Sisi atas sayap pada

jantan berwarna cokelat gelap sedangkan sisi atas sayap betina berwarna cokelat keemasan

dengan sapuan cokelat gelap pada tepi sayap depan. Kedua spesies ini juga tertangkap pada

perangkap kanopi di ketinggian 5 dan 10 meter.

Gambar 42. Spesies M. phedima linga Fruhstorfer, 1908

Page 32: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 43. Spesies M. velutina ribbei Röber, 1886

Marga Elymnias Hübner, 1818

Anggota marga Elymnias yang dijumpai adalah spesies E. hicetas butona. Perjumpaan terjadi

pada aktivitas hinggap di daun dan batang pohon di ketinggian yang tidak terjangkau pengamat.

Spesies ini tertangkap pada perangkap kanopi di ketinggian 5 dan 10 meter. Memiliki warna sisi

sayap atas hitam dengan sapuan corak biru. Pola terbang gesit dan sangat sensitif terhadap

gerakan pengamat.

Gambar 44. Spesies E. hicetas butona Fruhstorfer, 1904

Page 33: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Orsotriaena Wallengren, 1858

Anggota marga Orsotriaena yang dijumpai adalah spesies O. jopas jopas. Perjumpaan terjadi

pada aktivitas terbang dan bersembunyi diantara semak. Dapat dikenali melalui warna sayap

kehitaman dengan barisan corak berupa titik mata pada sisi bawah sayap. Terkadang O. jopas

jopas dijumpai berkumpul pada buah-buahan busuk di habitat perkebunan dan hutan.

Gambar 45. Spesies O. jopas jopas Hewitson, 1864

Marga Mycalesis Wallengren, 1858

Anggota marga Mycalesis yang dijumpai adalah spesies M. janardana opaculus. Perjumpaan

terkadang terjadi saat tengah beraktivitas bersamaan dengan spesies O. jopas jopas, sekilas sulit

untuk membedakan kedua spesies ini. Warna sayap yang dimiliki M. janardana opaculus lebih

terang dengan corak titik mata pada sisi bawah sayap yang lebih banyak dibandingkan dengan

spesies O. jopas jopas.

Page 34: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 46. Spesies M. janardana opaculus Fruhstorfer, 1908

Marga Lohora Moore, 1880

Anggota marga Lohora yang dijumpai adalah spesies L. opthalmica. Perjumpaan terjadi pada

semua tipe habitat terutama habitat hutan. Spesies ini mudah dikenali melalui warna keemasan

dengan sapuan corak hitam pada sisi atas sayap. Sisi bawah sayap memiliki corak mata yang

dominan dengan dilapisi corak putih. Spesies L. opthalmica dijumpai terbang rendah diantara

semak menjelang siang hari.

Gambar 47. Spesies L. opthalmica Westwood, 1888

Page 35: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Acrophtalmia Felder, 1861

Anggota marga Acrophtalmia yang dijumpai adalah spesies A. leuce. Spesies ini mudah

diidentifikasi dengan adanya corak mata yang cukup besar pada kedua pasang sayap. Sayap

berwarna dasar kecokelatan, dengan ukuran tubuh kecil. Dijumpai terbang rendah pada habitat

pemukiman dan bersembunyi diantara semak pada habitat hutan.

Gambar 48. Spesies A. leuce C. & R. Felder, 1861

Marga Ypthima Hübner, 1818

Marga Yphtima umum dijumpai pada ketiga tipe habitat. Anggota marga ini memiliki pola

terbang rendah diantara semak dan lantai hutan, terkadang dijumpai tengah beraktivitas

berjemur dibawah sinar matahari. Spesies kupu-kupu yang berhasil teridentifikasi anggota

marga Yphtima pada kegiatan ini adalah Y. nynias nynias dan Y. loryma. Sekilas kedua spesies

hampir sulit dibedakan dengan warna sisi atas sayap cokelat keabuan. Pembeda terletak di

jumlah corak mata pada sisi bawah sayap, jumlah corak mata yang dimiliki Y. nynias nynias lebih

banyak dibandingkan jumlah corak mata Y. loryma.

Page 36: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 49. Spesies Y. nynias nynias Fruhstorfer, 1911

Gambar 50. Spesies Y. loryma Hewitson, 1865

Marga Charaxes Ochsenheimer, 1816

Anggota marga Charaxes yang dijumpai adalah spesies C. affinis butongensis. Data Operation

Wallacea (Opwall) menyatakan bahwa spesies C. affinis butongensis adalah endemik di Buton.

Hanya terjadi satu kali perjumpaan dengan spesies ini yaitu pada habitat Hutan Kakenauwe.

Spesies ini tertangkap perangkap kanopi pada ketinggian 15m. Spesies C. affinis butongensis

memiliki tubuh yang gempal dan sayap yang kuat sehingga dapat membawanya terbang hingga

tajuk yang sangat tinggi. Spesies ini dapat dikenali melalui warna sisi atas sayap yang

didominasi jingga dengan sapuan corak hitam pada tepi sayap.

Page 37: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 51. Spesies C. affinis butongensis Tsukada, 1991

Marga Cethosia Fabricius, 1807

Anggota marga Cethosia yang dijumpai adalah spesies C. myrina vanbemmeleni. Spesies C.

myrina merupakan salah satu spesies kupu-kupu yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia

dan diatur oleh Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Spesies

Tumbuhan dan Satwa. Pada kegiatan ini spesies yang dijumpai adalah C. myrina van bemmeleni

yang merupakan endemik Buton. Jantan dan betina memiliki warna corak yang berbeda, jantan

C. myrina vanbemmeleni memiliki warna kemerahan sedangkan betina memiliki warna

kecokelatan pada sisi atas sayap. Spesies ini umum ditemukan terbang di sekitar tumbuhan

berbunga menjelang siang hari.

Gambar 52. Spesies Cethosia myrina vanbemmeleni Juriaanse & Lindemans, 1918 (Jantan)

Page 38: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 52. Spesies Cethosia myrina vanbemmeleni Juriaanse & Lindemans, 1918 (Betina)

Marga Vindula Hemming, 1934

Marga Vindula umum dijumpai terbang dengan gesit pada semua tipe habitat tempat

dilakukannya kegiatan inventarisasi. Marga Vindula dijumpai tenang saat aktivitas hinggap di

semak berbunga maupun saat tengah berkumpul menghisap cairan pada kotoran satwa.

Anggota dari marga ini adalah V. dejone celebensis dan V. erota. Kedua spesies ini memiliki

warna sisi atas sayap cokelat kejinggaan pada jantan. Betina memiliki warna yang berbeda yaitu

cokelat kusam dengan sapuan corak putih pada sisi atas sayap. Pembeda antara V. dejone

celebensis dan V. erota terletak pada corak titik mata sisi atas sayap. Corak titik mata yang

dimiliki V. dejone lebih besar dan jelas terlihat dibandigkan V. erota.

Gambar 53. Spesies V. dejone celebensis Butler, 1883 (Betina)

Page 39: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 54. SpesiesV. erota boetonensis Jurriaanse & Lindemans, 1920

Marga Cupha Billberg, 1820

Anggota marga Cupha yang dijumpai adalah spesies C. maeonides butungensis. Menurut data

Opwall spesies C. maeonides butungensis merupakan endemik di pulau Buton. Spesies ini

dijumpai padatipe habitat perkebunan pada aktivitas hinggap diantara semak. Dapat dikenali

melalui warna sayap keemasan dengan corak cokelat tua dan jingga. Aktif dijumpai terbang

dengan gerakan yang gesit menjelang siang hari.

Gambar 55. Spesies C. maeonides butungensis Tsukada, 1985

Page 40: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Neptis Fabricius, 1807

Anggota marga Neptis yang dijumpai adalah N. ida liliputa yang umum ditemukan pada seluruh

tipe habitat. Perjumpaan umum pada aktivitas terbang rendah diantara semak berbunga dan

berjemur saat ada cahaya matahari. Pola terbang akan semakin gesit menjelang siang hari.

Spesies N. ida liliputa dikenali melalui warna hitam pada sisi atas sayap dengan corak putih.

Corak ini akan mudah dikenali saat N. ida liliputa berjemur.

Gambar 56. Spesies N. ida liliputa Martin, 1924

Marga Lexias Boisduval, 1832

Anggota marga Lexias yang ditemukan di Buton hanya terdiri dari satu spesies (Vane-Wright, R.

I., & R. de. Jong 2003) yaitu L. aeetes butongensis yang dominan dan umum dijumpai pada ketiga

tipe habitat. Menurut Vane-Wright, R. I., & R. de. Jong (2003) spesies ini merupakan endemik di

Buton. Spesies ini mudah dikenali melalui warna sayap yang dominan cokelat gelap. Walaupun

memiliki pola terbang yang gesit, spesies ini sering dijumpai menghisap cairan pada bebatuan

lembab maupun genangan air pada siang hari. Spesies L. aeetes butongensisi merupakan salah

satu spesies kupu-kupu yang menyukai buah-buahan busuk, spesies ini juga tertangkap pada

perangkap kanopi.

Page 41: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 57. Spesies L. aeetes butongensis Tsukada, 1991

Marga Dophla Moore, 1880

Anggota marga Dophla yang dijumpai adalah spesies D. evelina yang ditemukan pada dua tipe

habitat hutan. Spesies kupu-kupu ini memiliki warna sisi atas sayap cokelat dengan sedikit

bercak merah. Sisi bawah sayap memiliki warna lebih kusam. Pola terbang spesies kupu-kupu

ini sangat cepat dan dijumpai hinggap pada batang-batang pohon yang terlindungi oleh

dedaunan lebat. Spesies D. evelina merupakan salah satu spesies kupu-kupu yang yang

tertangkap pada perangkap kanopi pada ketinggian 10 dan 15 meter.

Gambar 58. Spesies D. evelina dermoides Rothschild, 1892

Page 42: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Athyma Westwood, 1850

Anggota marga Athyma yang dijumpai adalah spesies A. libnites noctesco. Sisi atas sayap

memiliki warna dasar hitam dengan corak putih pada sayap depan dan hiasan corak jingga pada

sayap belakang. Sisi bawah sayap memiliki corak putih dan cokelat dengan warna yang lebih

pucat bila dibandingkan sisi atas sayap. Spesies A. libnites noctesco sangat sukar dijumpai

dikarenakan memiliki pola terbang yang sangat gesit terutama menjelang siang hari. Sesekali

spesies ini dijumpai tengah berjemur, namun sangat sensitif terhadap gerakan pengamat

sehingga akan segera terbang menghindar.

Gambar 59. Spesies A. libnites noctesco Tsukada, 1991

Marga Moduza Moore, 1881

Anggota marga Moduza yang dijumpai adalah spesies M. lycone lyconides. Spesies ini hanya

dijumpai pada tipe habitat hutan Lapago pada kegiatan inventarisasi ini. Sisi atas sayap

memiliki perpaduan corak berwarna jingga dan cokelat, dengan beberapa corak putih dan

hitam berupa titik. Sisi bawah sayap memiliki warna putih kebiruan dengan corak cokelat,

hitam dan jingga. Spesies ini memiliki pola terbang yang sangat gesit, terutama pada siang hari.

Gesitnya pergerakan yang dimiliki M. lycone lyconides membuat spesies ini sulit untuk

diidentifikasi secara langsung.

Page 43: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 60. Spesies M. lycone lyconides Fruhstorfer, 1913

Marga Ariadne Horsfield, 1829

Anggota marga Ariadne yang dijumpai adalah spesies A. merionoides merionoides. Spesies ini

dijumpai terperangkap pada perangkap kanopi di ketinggian 5m pada tipe habitat hutan

Kakenauwe. Spesies yang berhasil diidentifikasi dan terdokumentasi pada kegiatan ini adalah

betina. Sisi atas sayap memiliki variasi warna krem hingga cokelat dengan warna sisi bawah

sayap lebih pucat.

Gambar 61. Spesies A. merionoides merionoides Holland, 1891

Page 44: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Chersonesia Distant, 1883

Anggota marga Chersonesia yang dijumpai adalah spesies C. rahria celebensis. Spesies C. rahria

celebensis memiliki sisi atas sayap berwarna dasar jingga dan dapat dikenali melalui corak

rantai mendekati tepi sayap. Spesies kupu-kupu ini sangat sensitif terhadap pergerakan

pengamat dan langsung terbang menghindar. Dijumpai tengah hinggap pada daun-daun yang

cukup tinggi, terkadang C. rahria celebensis beristirahat di balik dedaunan pada siang hari.

Gambar 62. Spesies C. rahria celebensis Rothschild, 1892

Marga Cyrestis Boisduval, 1832

Marga Cyrestis sering dijumpai tengah hinggap pada daun-daun yang cukup tinggi. Sekilas bila

melihat anggota marga ini di ketinggian pola pada sisi bawah sayap menyerupai corak

Chersonesia dengan corak rantai mendekati tepi sayap. Anggota marga Cyrestis yang dijumpai

pada kegiatan ini adalah Cyrestis paulinus kransi dan Cyrestis strigata strigata. Spesies Cyrestis

paulinus kransi memiliki corak warna yang lebih pucat bila dibandingkan Cyrestis strigata

strigata, terutama corak rantai yang lebih jelas terlihat pada sayap Cyrestis strigata strigata.

Page 45: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 63. Spesies C. paulinus kransi Jurriaanse & Lindemans, 1920

Gambar 64. Spesies C. strigata strigata C. & R. Felder, 1862

Page 46: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Pseudergolis C. & R. Felder, 1867

Spesies Pseudergolis avesta merupakan satu-satunya spesies dari anggota marga Pseudergolis

yang ditemukan di Sulawesi (Vane-Wright, R. I., & R. de. Jong 2003). Menurut Tsukada 1991

dalam Vane-Wright, R. I., & R. de. Jong 2003 spesies P. avesta nimbus merupakan endemik di

Buton. Pada kegiatan ini spesies P. avesta nimbus terperangkap pada perangkap kanopi di

ketinggian 5 m pada tipe habitat hutan Kakenauwe. Sisi sayap atas P. avesta nimbus memiliki

warna cokelat kejinggaan dengan sisi bawah sayap memiliki warna lebih gelap.

Gambar 65. Spesies P. avesta nimbus Tsukada, 1991

Marga Symbrenthia Hübner, 1819

Anggota marga Symbrenthia yang dijumpai adalah spesies S. hippoclus clauses. Spesies ini dapat

dikenali melalui warna sisi atas sayap perpaduan corak jingga dan cokelat kehitaman. Sisi

bawah sayap memiliki warna dominan jingga. Memilliki pola terbang yang gesit, spesies ini akan

mudah dijumpai pada saat beraktivitas menghisap nektar pada semak berbunga.

Page 47: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 66. Spesies S. hippoclus clausus Fruhstorfer, 1904

Marga Junonia Hübner, 1819

Anggota marga Junonia yang dijumpai adalah spesies J. hedonia intermedia. Spesies J. hedonia

intermedia memiliki sayap berwarna dominan cokelat tua. Corak bintik mata kejinggaan

berbaris mendekati tepi sayap. Memiliki pola terbang yang gesit, terkadang dijumpai tengah

hinggap di atas tanah dan daun untuk berjemur. Beberapa perjumpaan menemukan spesies ini

tengah hinggap pada tanah maupun batuan lembab untuk mencari mineral.

Gambar 67. Spesies J. hedonia intermedia C. & R. Felder, 1867

Page 48: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Yoma Doherty, 1886

Anggota marga Yoma yang dijumpai adalah spesies Y. sabina nimbus. Spesies Y. sabina nimbus

umum dijumpai menjelang siang hari dengan aktivitas hinggap dan berjemur pada daun. Sangat

sensitif dengan pergerakan pengamat sehingga sulit untuk didekati. Dapat dikenali melalui pita

jingga yang membujur pada sisi atas sayap depan hingga ke sayap belakang dengan warna dasar

sayap kecokelatan.

Gambar 68. Spesies Y. sabina nimbus Tsukada, 1985

Marga Hypolimnas Hübner, 1819

Anggota marga Hypolimnas yang dijumpai adalah spesies H. anomala stellata. Spesies H.

anomala stellata umum dijumpai pada tipe habitat pemukiman. Sekilas spesies ini terlihat

seperti J. hedonia intermedia namun bila dilihat lebih teliti H. anomala stellata memiliki warna

sayap cokelat yang lebih gelap. Corak putih menghiasi tepi sisi bawah sayap dengan barisan

titik-titik putih mendekati tepi sayap. Spesies H. anomala stellata aktif menjelang siang hari

dengan aktivitas pada umumnya berjemur dan hinggap diatas daun.

Gambar 69. H. anomala stellata Fruhstorfer, 1912

Page 49: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Parantica Moore, 1880

Anggota marga Parantica yang dijumpai adalah spesies P. menadensis. Spesies P. menadensis

dapat dikenali melalui warna sayap yang dimilikinya, perpaduan antara hitam dengan corak

kuning. Mendekati tepi sayap terdapat barisan corak titik putih. Spesies ini dijumpai pada tipe

habitat perkebunan dengan aktivitas terbang yang cukup santai. Beberapa perjumpaan

menemukan spesies ini hinggap pada dedaunan yang cukup tinggi.

Gambar 70. Spesies P. menadensis Moore, 1883

Marga Ideopsis Horsfield, 1858

Corak pada anggota marga Ideopsis sekilas menyerupai corak pada Parantica. Marga Ideopsis

memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan Parantica di Buton. Dikarenakan memiliki pola

terbang yang cukup tenang maka marga ini umum dijumpai pada seluruh tipe habitat di Buton.

Perjumpaan dengan marga ini sering terjadi pada aktivitas menghisap nektar pada tanaman

maupun semak berbunga. Anggota marga Ideopsis yang dijumpai pada kegiatan ini adalah I.

juventa ishma dan I. vitrea arachosia. Spesies I. juventa ishma dapat dikenali melalui pola sayap

perpaduan warna hitam dengan corak berwarna putih. Umumnya spesies I. vitrea arachosia

memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan I. juventa ishma. Spesies I. vitrea arachosia

memiliki sayap dengan perpaduan warna putih dan kuning pada corak pita.

Page 50: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 71. Spesies I. juventa ishma Butler, 1869

Gambar 72. Spesies I. vitrea arachosia Fruhstorfer, 1910

Page 51: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Marga Danaus Kluk, 1802

Anggota marga Danaus yang dijumpai adalah spesies D. genutia telemissus. Spesies D. genutia

telemissus umum dijumpai pada semua tipe habitat di Buton. Dikenali melalui warna sisi atas

sayap cokelat gelap dengan perpaduan corak merah kejinggan dan putih. Sisi bawah sayap

memiliki warna yang lebih pucat. Spesies ini aktif terbang menjelang siang hari terutama

hinggap pada semak berbunga.

Gambar 73. Spesies D. genutia telemissus Fruhstorfer, 1910

Marga Euploea Fabricius, 1807

Marga Euploea dapat diidentifikasi melalui sayapnya yang berwarna cokelat gelap. Anggota

marga Euploea yang dijumpai pada kegiatan ini terdiri dari tiga spesies yaitu E. algea

tombugensis, E. eupator dan E. hewitsonii reducta. Spesies E. algea tombugensis memiliki warna

cokelat pada sisi atas sayap yang dominan dihiasi corak titik putih mendekati tepi dan pada tepi

sayap. Spesies Euploea eupator dapat diidentifikasi melalui barisan corak pita yang berbaris

pada sisi bawah sayap belakang. Spesies Euploea hewitsonii reducta memiliki corak putih pada

sisi bawah sayap belakang yang menyerupai spesies Ideopsis juventa namun dengan warna

dasar cokelat yang lebih dominan.

Page 52: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 74. Spesies E. algea tombugensis Fruhstorfer, 1899

Gambar 75. Spesies Euploea eupator Hewitson, 1858

Page 53: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

Gambar 76. Spesies E. hewitsonii reducta Jurriaanse, 1919

Marga Idea Fabricius, 1807

Anggota marga Idea yang dijumpai adalah spesies I. blanchardii munaensis. Spesies Idea

blanchardii munaensis merupakan kupu-kupu yang memiliki ukuran besar. Berdasarkan data

Operation Wallacea spesies ini merupakan endemik di Buton. Corak sayap terdiri dari

perpaduan warna putih dan hitam dengan beberapa corak hitam yang jelas terlihat pada sayap

depan. Ukuran sayap yang lebar membuat spesies ini terbang di ketinggian, beberapa kali

perjumpaan menemukan spesies ini tengah hinggap di semak hingga pada dedaunan pada tajuk

tinggi. Pola terbang cenderung santai dan mengikuti pergerakan angin.

Gambar 77. I. blanchardii munaensis Fruhstorfer, 1899

Page 54: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

VI. PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2003. Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan. (IBSAP) 2003-2020 Dokumen Regional.

Corbet, A. S. & Pendlebury, H. M. 1992. The Butterflies of the Malay Peninsula[4th edn, revised by

J.N. Eliot]. Malayan Nature Society, Kuala Lumpur, Malaysia. Crookenden, E. 2012. The Effects of Disturbance on Butterfly Populations on Buton Island,

Indonesia. Undergraduate Project Report. University of Oxford. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Lingkungan

Hidup.2014.Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia. Peggie, D. 2014. Mengenal Kupu-kupu. Pandu Aksara Publishing, Jakarta. Indonesia. Vane-Wright, R. I., & R. de. Jong. 2003. The butterflies of Sulawesi: annotated checklist for a

critical island fauna. Winarni, N.L. and Jones, S. (2007) Community patterns of Birds and Butterflies in Lambusango

Forest, Buton, Southeast Sulawesi in 2006. Report to GEF Lambusango Conservation Program 2007. Manchester Metropolitan university.

Butterflies of Southeastern Sulawesi An Illustrated Checklist

https://www.flmnh.ufl.edu/butterflies/neotropica/sulawesi/checklist.html

Page 55: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

LAMPIRAN 1

Tabel Spesies kupu-kupu yang dijumpai dalam kegiatan inventarisasi

NO JENIS SUKU TIPE HABITAT

PEMUKIMAN PERKEBUNAN HUTAN 1 Papilio ascalapus ascalapus Papilionidae v v v

2 Papilio demoleus Papilionidae - v - 3 Papilio sataspes sataspes Papilionidae - v - 4 Papilio gigon gigon Papilionidae v v - 5 Papilio peranthus kransi Papilionidae v - - 6 Papilio polytes alcindor Papilionidae v v v

7 Graphium agamemnon comodus

Papilionidae v v -

8 Graphium deucalion deucalion

Papilionidae v v -

9 Graphium eurypylus pamphylus

Papilionidae v v v

10 Graphium meyeri meyeri Papilionidae - v v 11 Graphium milon milon Papilionidae v v - 12 Eurema alitha Pieridae v v - 13 Eurema tominia tominia Pieridae v v v

14 Pareronia tritaea sarasinorum

Pieridae v v -

15 Appias hombroni tombugensis

Pieridae - v v

16 Catopsilia pomona flava Pieridae - v v 17 Catopsilia scylla asema Pieridae v v v 18 Curetis tagalica celebensis Lycaenidae - - v 19 Remelana jangala orsolina Lycaenidae - - v 20 Rapala dioetas Lycaenidae - v - 21 Psychonotis piepersii Lycaenidae - v - 22 Caleta caleta caleta Lycaenidae - - v 23 Jamides aratus lunata Lycaenidae - - v 24 Jamides festivus festivus Lycaenidae v v - 25 Jamides philatus philatus Lycaenidae - v v 26 Megisba malaya sikkima Lycaenidae - v - 27 Lampides boeticus Lycaenidae v v v 28 Pithecops phoenix Lycaenidae v v - 29 Abisara echerius celebica Riodinidae - v v 30 Faunis menado pleonasma Nymphalidae - - v 31 Amathuxidia plateni iamos Nymphalidae - v v 32 Melanitis phedima linga Nymphalidae - - v 33 Melanitis velutina ribbei Nymphalidae - - v 34 Elymnias hicetas butona Nymphalidae v v v 35 Orsotriaena jopas jopas Nymphalidae v v v

36 Mycalesis janardana opaculus

Nymphalidae v v v

37 Lohora opthalmica Nymphalidae v v v 38 Acrophtalmia leuce Nymphalidae v v v 39 Ypthima nynias nynias Nymphalidae v v v

Page 56: Laporan keg - Kupu-kupu di Buton

40 Ypthima loryma Nymphalidae - - v 41 Charaxes affinis butongensis Nymphalidae - v v

42 Cethosia myrina vanbemmeleni

Nymphalidae v v v

43 Vindula dejone celebensis Nymphalidae v v v 44 Vindula erota boetonensis Nymphalidae - v -

45 Cupha maeonides butungensis

Nymphalidae v v v

46 Neptis ida liliputa Nymphalidae v v v 47 Lexias aeetes butongensis Nymphalidae - - v 48 Dophla evelina dermoides Nymphalidae - v - 49 Athyma libnites noctesco Nymphalidae - - v 50 Moduza lycone lyconides Nymphalidae - - v

51 Ariadne merionoides merionoides

Nymphalidae - v v

52 Chersonesia rahria celebensis Nymphalidae - v - 53 Cyrestis strigata strigata Nymphalidae - v v 54 Pseudergolis avesta nimbus Nymphalidae - - v

55 Symbrenthia hippoclus clausus

Nymphalidae - v v

56 Junonia hedonia intermedia Nymphalidae v v - 57 Yoma sabina nimbus Nymphalidae v v - 58 Hypolimnas anomala stellata Nymphalidae v - - 59 Parantica menadensis Nymphalidae - v - 60 Ideopsis juventa ishma Nymphalidae v v v 61 Ideopsis vitrea arachosia Nymphalidae v v v 62 Danaus genutia telemissus Nymphalidae v v v 63 Euploea algea tombugensis Nymphalidae v v v 64 Euploea eupator Nymphalidae - v - 65 Euploea hewitsonii reducta Nymphalidae v - v 66 Idea blanchardii munaensis Nymphalidae - v v