50
Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan SANITASI LINGKUNGAN MADRASAH TSANAWIYAH Disusun Oleh : dr. Agung Nugroho Pembimbing: dr. Rahmi Asfiyatul Jannah

Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan

SANITASI LINGKUNGAN MADRASAH TSANAWIYAH

Disusun Oleh :dr. Agung Nugroho

Pembimbing:dr. Rahmi Asfiyatul Jannah

Pusat Kesehatan Masyarakat Kebumen IKebumen

Page 2: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit lingkungan masih merupakan masalah kesehatan yang terbesar di

masyarakat, tercermin dari tingginya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan

dalam kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Tingginya angka kesakitan tersebut

disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar teruma air`bersih dan sanitas,

rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kurang hygienisnya cara pengolahan

makanan serta buruknya penatalaksanaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.

Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang menitik beratkan

usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor lingkungan agar manusia terhindar

dari penyakit dan gangguan kesehatan. Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari

kondisi lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan. Untuk itu kesehatan

lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Istilah

kesehatan lingkungan seringkali dikaitkan dengan istilah sanitasi/sanitasi lingkungan

yang oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), menyebutkan pengertian sanitasi

lingkungan/kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor

lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal- hal yang

mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia

(Kusnoputranto, 1986).

Keadaan sanitasi lingkungan suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat

kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera. Demikian

pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk, dapat menjadi gambaran bahwasannya

masyarakat tersebut berada dalam yang kekurangan hal materil ataupun pendidikannya.

Anak usia sekolah ( 16-18 ) merupakan bagian terbesar dari penduduk Indonesia

( kurang lebih 29%), diperkirakan 50% dari jumlahnya terbesar adalah anak – anak

sekolah dasar. Karena itu, sanitasi lingkungan sekolah haruslah memenuhi syarat jika

ingin menciptakan masyarakat Indonesia sehat.

Sanitasi lingkungan sekolah lebih menekankan pada upaya pengawasan

pengendalian pada faktor lingkungan fisik manusia seperti keberadaan sekolah,

penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, tempat pembuangan kotoran dan

Page 3: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

limbah atau air buangan dan kondisi halaman. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman

dan sehat sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar. Hal ini

membutuhkan peran serta seluruh warga sekolah untuk menjaga sanitasi lingkungan

sekolah.

Page 4: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

BAB II

PERMASALAHAN

Terdapat 39 institusi pendidikan di wilayah Puskesmas Kebumen I, dari hasil inspeksi

sanitasi di Tahun 2012 didapatkan 38 institusi pendidikan memenuhi syarat, sedang 1

lainnya tidak memenuhi syarat. Pada tahun 2012 terdapat 2 institusi pendidikan yang telah

dilakukan inspeksi sanitasi, yaitu MTs Negeri I Kebumen (memenuhi syarat) dan MTs

Negeri II Kebumen ( memenuhi syarat).

Hasil inspeksi sanitasi tahun 2012:

Nome

r

Nama

Sekolah

Variabel Permasalahan Saran

1 MTs

Negeri I

Kebumen

Atap Masih terdapat serangga dan

tikus, terkadang bocor saat

hujan besar

Atap yang bocor segera

diperbaiki agar tidak

menjadi sarang

serangga dan tikus

Saluran

air

limbah

Saluran air limbah tidak

tertutup dan kurang lancar

Saluran limbah

sebaiknya dibuatkan

aliran sendiri yang

tertutup dan lancar

Kamar

mandi

dan

jamban

Rasio kamar mandi belum

memenuhi syarat,

kebersihan perlu

ditingkatkan

Rasio 1 kamar mandi: 1

jamban untuk 20 orang.

Mengingatkan para

siswa agar tidak

membuang sampah di

sekitar WC

Page 5: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

Air Air terlihat keruh dan

berbau, sumber sangat dekat

dengan persawahan

Air sebaiknya

diendapkan dahulu

sebelum dipakai,

diberikan kaporit.

Sebaikanya

menggunakan sumber

air PDAM

Penanga

nan

sampah

Tempat sampah terbuka,

tidak kedap air, tidak

dilapisi kantong plastik

Tempat sampah

sebaiknya diberikan

penutup agar tidak

dihinggapi serangga,

tempat sampah

sebaiknya kedap air dan

dilapisi kantong plastik

agar mudah

membersihkannya

2 MTs

Negeri II

Kebumen

Atap Masih terdapat serangga dan

tikus, terkadang bocor saat

hujan besar

Atap yang bocor segera

diperbaiki agar tidak

menjadi sarang

serangga dan tikus

Saluran

air

limbah

Saluran air limbah tidak

tertutup dan kurang lancar

Saluran limbah

sebaiknya dibuatkan

aliran sendiri yang

tertutup dan lancar

Kamar

mandi

dan

jamban

Rasio kamar mandi belum

memenuhi syarat,

kebersihan perlu

ditingkatkan

Rasio 1 kamar mandi: 1

jamban untuk 20 orang.

Mengingatkan para

siswa agar tidak

membuang sampah di

sekitar WC, serta

menyiram air sehabis

Page 6: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

BAK maupun BAB

agar tidak bau

Air Kesan keruh, penampungan

kotor,

Kamar mandi agar

sering dibersihkan,

sering dikuras, dan

pemberian abate di

kamar mandi

Penanga

nan

sampah

Tempat sampah terbuka,

tidak kedap air, tidak

dilapisi kantong plastik,

Tempat sampah

sebaiknya diberi

penutup, kedap air, dan

dilapisi dengan plastik

agar mudah

mengangkutnya

Faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar,

juga kesehatan warga sekolah. Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat

menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Faktor resiko lingkungan sekolah

tersebut antara lain kondisi atap, dinding, lantai, dan aspek lainnya sebagai berikut :

Kondisi atap dan talang : Atap dan talang yang tidak memenuhi syarat

kesehatan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini

mendukung terjadinya penyebaran dan penularan penyakit demam berdarah

dan leptospirosis.

Kondisi dinding : Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi

estetika juga berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan

seperti asthma atau penyakit saluran pernafasan.

Kondisi lantai  : Dinding yang tidak rata, licin dapat menyebabkan

terjadinya kecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi

kenyamanan dan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat

Page 7: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

menyebabkan kelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang

biaknya bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan

penyakit seperti TBC, ISPA dan lainnya.

 Kondisi tangga  :Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti

kemiringan, lebar anak tangga, pegangan tangga berpotensi

menimbulkan kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat

adalah lebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga > 150

cm serta mempunyai pegangan tangan.

Pencahayaan :Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi

syarat kesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteri dan

jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan.

Selain itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang menjadi gelap sehingga

disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat (rasting habit).

Ventilasi : Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan

kesehatan menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga

menjadi pengap dan lembab, Kondisi ini mengakibatkan berkembang

biaknya bakteri, virus dan jamur yang berpotensi menimbulkan gangguan

penyakit seperti TBC, ISPA, cacar dan lainnya.

Kepadatan Kelas  :Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas

yang tidak memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya

prosentase ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan

menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan resiko penularan

penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati luas ruangan 1,75 M2.

Jarak Papan tulis : Jarak papan tulis dengan murid terdepan < 2,5 meter

akan mengakibatkan debu kapur atau spidol beterbangan dan terhirup

ketika menghapus papan tulis, sehingga untuk jangka waktu lama

akan berpengaruh terhadap fungsi paru-paru. Bila jarak papan tulis dengan murid

paling belakang > 9 meter akan menyebabkan gangguan konsentrasi belajar.

Ketersediaan tempat cuci tangan : Tangan yang kotor berpotensi menularkan

penyakit. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian

penyakit diare 30%. Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan

Page 8: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan sabun

sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan maka

setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapat satu wastafel yang terletak di luar ruangan.

Kebisingan   :  Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari

luar sekolah maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara bising dapat

menimbulkan gangguan komunikasi sehingga mengurangi  konsentrasi belajar

dan dapat menimbulkan stress.

 Air bersih  : Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun

kuantitas muklak diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi

perorangan maupun lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui

air antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya. Idealnya

ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.

Toilet: (kamar mandi WC dan urinoir):

Kamar mandi: bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya

nyamuk demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat

kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk.

WC dan urinoir: Tinja dan urine merupakan sumber penularan penyakit perut (diare,

cacingan, dan hepatitis). Penyakit6 ini ditularkan melalui air, tangan, makanan, dan

lalat. Untuk itu perlu diperhatikan ketersediaan WC dalam hal jumlahnya,

perbandingannya adalah 1 WC untuk 25 siswi dan 1 WC untuk 40 siswa.

Pengelolaan sampah: Penanganan samaph yang tidak memenuhi syarat kesehatan

dapat menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan

kecoak. Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan

gangguan kenyamanan dan estetika. Untuk itu disetiap ruang kelas harus terdapat 1

buah tempat sampah dan di sekolah tersebut harus tersedia tempat pembuangan sampah

sementara (TPS).

Sarana pembuangan air limbah : Sarana pembuangan air limbah yang tidak

memenuhi syarat kesehatan ataupun tidak dipelihara akan menimbulkan bau,

mengganggu estetika dan menjadi tempat perindukan dan bersarangnya tikus.

Page 9: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan menularkan penyakit

seperti leptospirosis dan filariasis (kaki gajah).

Pengendalian vector : Termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama adalah tikus

dan nyamuk : Tikus :Tikus merupakan vektor penyakit pes, leptospirosis, selain

sebagai vektor penyakit, tikus juga dapat merusak bangunan dan instalasi

listrik. Hal ini meningkatkan resiko penularan penyakit dan juga

menimbulkan terjadinya arus pendek pada aliran listrik. Nyamuk : Nyamuk

merupakan vektor penyakit, jenis nyamuk tertentu menularkan jenis penyakit

yang berbeda. Nyamuk Aedes Aegypti dapat menyebabkan demam berdarah. Anak-

anak usia sekolah merupakan kelompok resiko tinggi terjangkit penyakit demam

berdarah. Nyamuk demam berdarah senang berkembang biak pada tempat-

tempat penampungan air maupun non penampungan air. Beberapa

tempat perindukan yang harus diwaspadai antara lain bak air, saluran air,

talang, barang-barang bekas dan lainnya.

Kantin/warung sekolah  : Kantin/warung sekolah sangat dibutuhkan oleh peserta didik

untuk tempat memenuhi kebutuhan makanan jajanan pada saat

istirahat. Makanan jajanan yang disajikan tersebut harus memenuhi

syarat kesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat

akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan berpengaruh terhadap

kesehatan sehingga akan mempengaruhi proses belajar  mengajar.

Kondisi halaman sekolah : Halaman sekolah pada musim kemarau akan berdebu,

sehingga menyebabkan penyakit ISPA dan pada musim hujan akan

menimbulkan becek sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan. Halaman

sekolah yang kotor dapat mengganggu estetika dan menjadi tempat

berkembang biaknya bibit penyakit.

Perilaku: Kebiasaan yang dilakukan sehari hari dapat

mempengaruhi terjadinya penularan dan penyebaran penyakit. Sekolah

merupakan tempat pembelajaran bagi peserta didik untuk membiasakan

diri berperilaku hidup bersih dan sehat, untuk menurunkan resiko terkena penyakit

tertentu. Beberapa perilaku hidup bersih dan sehat itu antara lain : tidak merokok,

Page 10: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

buang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri, cuci tangan pakai sabun,

menjaga kebersihan lingkungan dan lainnya.

Page 11: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

BAB III

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Penyakit seperti diare, demam berdarah, leptospirosis, ISPA, TBC, dan lain-lain

sering terjadi karena masalah sanitasi. Untuk itu cara pencegahan dan pengendalian

penyakit-penyakit tersebut harus melalui upaya perbaikan lingkungan/sanitasi dasar dan

perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Klinik sanitasi merupakan suatu cara dalam

mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit

dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas, tetapi bukan

sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan

puskesmas. Untuk menyasar langsung pada tempat yang dituju dilakukan inspeksi

sanitasi. Dengan dilakukannya inspeksi sanitasi dapat dinilai kondisi kesehatan

lingkungan di tempat tersebut sekaligus diberikan bimbingan teknis dan penyuluhan

mengenai sanitasi yang sehat. Diantaranya adalah:

Lantai: harus kuat/utuh, bersih, kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan

Dinding: dinding rata, bersih, berwarna terang, dan mudah dibersihkan

Ventilasi: ventilasi alam, lubang ventilasi minimum adalah 15% x luas lantai, terdapat

ventilasi mekanis seperti Fan, AC, Exhauster

Atap: atap bebas serangga dan tikus, tidak bocor, dan terbuat dari bahan yang kuat

Langit-langit: tinggi langit-langit min. 2,5 m dari lantai, kuat, berwarna terang, dan

mudah dibersihkan

Pintu: pintu dapat mencegah masuknya serangga dan tikus, terbuat dari bahan yang

kuat.

Pagar: pagar aman dan kuat

Halaman taman dan tempat parkir: bersih, tidak berdebu/becek, dan tersedia tempat

sampah yang cukup

Saluran air limbah: tertutup dan aliran air lancar

Ruang kelas: bebas serangga/tikus, tidak berbau (terutama H2S dan NH3),

pencahayaan 100-200 lux, suhu 26-27˚C (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC),

kebisingan <45 dBA, kursi dan meja ergonomis (nyaman digunakan), kursi dan meja

Page 12: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

konstruksi kuat dan bebas kutu busuk, kursi dan meja tertata rapi, rasio luas lantai

dengan orang 1;1,5 m2, ruang maksimal dihuni 40 orang.

Ruang perpustakaan: bebas serangga dan tikus, tidak berbau (terutama H2S dan NH3),

cahaya cukup dan tidak menyilaukan, kebisingan <45 dBA, penempatan meja, kursi,

dan rak buku tertata rapi.

Ruang kantin: jauh dari TPS dan tempat parkir, penjual tidak sedang menderita

penyakit menular, menyajikan makanan kemasan yang terdaftar pada Depkes dan

atau makanan olahan yang memenuhi syarat kesehatan, sarana penyajian makanan

bersih dan bebas dari pencemaran.

Kamar mandi dan jamban: letak tidak berhubungan langsung dengan ruang

kelas/kerja, kantin, dapur, kamar mandi untuk pria dan wanita terpisah, lubang

penghawaan berhubungan langsung dengan udara luar, bersih, ratio 1 kamar mandi:

1 jamban untuk 20 orang.

Dapur: pencahayaan >200lux, terdapat cerobong asap, tersedia kran pencuci peralatan

dapur, bebas serangga dan tikus, bersih dan rapi

Kesehatan air:

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia

sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak

diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan

manusia. untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini

menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam

limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan kegiatan

lainnya (Wardhana, 2004).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990,

yang di maksud air bersih adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-

hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah di

masak. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar

kehidupan manusia secara sehat. ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan

menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun

di perdesaan.

Syarat Air Bersih

Page 13: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu

kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005).

Syarat Kuantitatif

Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung

kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan

maka kebutuhan air akan semakin besar.

Syarat Kualitatif

Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis

yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas

Air (Slamet, 2007).

Parameter Fisik

Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak

berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya di

bawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan

jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah.

Bau

Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat.

Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air.

Rasa

Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak awar

dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan

kesehatan.

Warna

Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah

keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.

Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara

alamiah di air rawa, berwarna kuning muda, menyerupai urin, oleh karenanya

orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena

khlor dapat membentuk senyawa-senyawa khloroform yang beracun.

Warnapun dapat berasal dari buangan industri.

Page 14: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

Kekeruhan

Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat

anorganik maupun yang organik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan

batuan dan logam, sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan

tanaman atau hewan. Buangan industri dapat juga merupakan sumber

kekeruhan.

Suhu

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi

pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan

kesehatan, menghambat reaksi- reaksi biokimia di dalam saluran/pipa,

mikroorganisme pathogen tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum

air dapat menghilangkan dahaga.

Jumlah Zat Padat Terlarut

Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam

anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik

pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan

tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.

Parameter Mikrobiologis

Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri.

Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang

mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari harus bebas dari bakteri pathogen. Bakteri golongan coli tidak

merupakan bakteri golongan pathogen, namum bakteri ini merupakan indikator

dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.

Parameter Radioaktifitas

Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya

adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan

dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat

diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati.

Perubahan genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan

mutasi.

Page 15: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

Parameter Kimia

Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar

secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air

raksa (Hg), alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), Flourida (F),

Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Air sebaiknya tidak

asam dan tidak basa (Netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat

dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5

– 9.

Penanganan sampah: tempat sampah kuat, tahan karat, kedap air dengan penutup, dan

dilapisi kantong plastik min. 1 buah tiap ruang atau tiap radius 10 m, diangkut ke

TPS > 2x/hari dan ke TPA >1x/hari

Penanganan limbah: disalurkan melalui saluran tertututp, kedap air, lancar.

Pengendalian serangga: konstruksi bangunan tempat penampungan air, penampungan

sampah tidak memungkinkan sebagai tempat berkembang biaknya serangga dan

tikus, insektisida yang dipakai memiliki toksisitas rendah terhadap manusia dan tidak

bersifat persisten.

Page 16: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

BAB IV

PELAKSANAAN

Pada hari Selasa, 4 Februari 2014 diadakan kunjungan ke MTs. Negeri I

Kebumen dan MTs. Negeri II Kebumen dipandu tenaga medis dari puskesmas Kebumen

I, mbak Dwi Ani Rahmawati, Amd.Keb.. Kunjungan tersebut diterima oleh perwakilan

dari kepala sekolah masing-masing dan kemudian dilakukan penilaian, saran dan

penyuluhan mengenai sanitasi yang ada di sekolah.

Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi MTs Negeri I Kebumen :

No Variabel BOBOT Komponen Dinilai Nilai Skor

KONSTRUKSI

UMUM

1 Lantai 2 a. Kuat/ utuh

b. Bersih

c. Kedap

d. Rata

e. Tidak licin

f. Mudah dibersihkan

25

25

20

10

10

10

50

40

30

20

16

18

2 Dinding 1 a. Rata

b. Bersih

c. Berwarna terang

d. Mudah dibersihkan

30

30

20

20

30

30

20

20

3 Ventilasi

3.1 Ventilasi

gabungan

3.2 Ventilasi alam

1

1

a. ventilasi alam, lubang

ventilasi minimum 15% x

luas lantai

b. ventilasi mekanis (Fan,

AC, exhauster)

lubang ventilasi min. 15% x

luas lantai

50

50

100

25

50

50

Page 17: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

3.3 Ventilasi

mekanis 1

fan, AC, exhauster

100 50

4 Atap 0,5 a. Bebas serangga dan tikus

b. Tidak bocor

c. Terdiri dari bahan yang

kuat

50

30

20

20

12

8

5 Langit-langit 0,5 a. Tinggi langit-langit 2,5 m

dari lantai

b. kuat

c. berwarna terang

d. mudah dibersihkan

50

30

10

10

25

12

5

5

6 Pintu 0,5 a. dapat mencegah masuknya

serangga dan tikus

b. kuat

60

40

25

20

7 Pagar 0,5 a. aman

b. kuat

60

40

20

20

8 Halaman taman

dan tempat parkir

0,5 a. bersih

b. tidak berdebu/ becek

c. tersedia tempat sampah

yang cukup

50

30

20

20

10

10

9 Saluran air limbah 1 a. tertutup

b. aliran air lancar

50

50

40

30

RUANG

BANGUNAN

10 Ruang Kelas 2 a. bebas serangga/ tikus

b. tidak berbau (terutama

H2S atau NH3)

c. pencahayaan 100-200 lux

d. suhu 26-27˚C (dengan

AC) atau suhu kamar (tanpa

AC)

10

10

5

5

5

15

20

10

8

8

8

Page 18: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

e. Kebisingan <45 dBA

f. Kursi dan meja ergonomis

(nyaman digunakan)

g. kursi dan meja, konstruksi

kuat dan bebas kuu busuk

h. kursi dan meja tertata rapi

i. ratio luas lantai dengan

orang 1:5 m2

j. ruang maksimal dihuni 40

orang

5

4

2

2

1

8

8

4

2

2

11 Ruang

Laboratorium

1 a. dinding terbuat dari

porselin/keramik setinggi 1,5

m dari lantai

b. lantai & meja kerja tahan

terhadap bahan kimia &

getaran

c. dilengkapi dengan dapur

kamar mandi & toilet

d. tinggi langit-langit 2,7-3,3

m dari lantai

e. kebisingan <68 dBA

30

30

20

10

10

30

30

0

10

10

12 Ruang

Perpustakaan

1 a. bebas serangga dan tikus

b. tidak berbau (terutama

H2S atau NH3)

c. cahaya cukup dan tidak

menyilaukan

d. kebisingan <45 dBA

e. penempatan meja, kursi,

dan rak buku tertata rapi

10

10

10

10

10

8

8

10

9

8

13 Ruang Kantin 1 a. jauh dari TPS dan 10 7

Page 19: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

pembuangan akhir

b. penjual tidak sedang

menderita penyakit menular

c. menyajikan makanan

kemasan yg terdaftar pada

Depkes dan atau makanan

olehan yg memenuhi syarat

kesehatan

d. Sarana penyajian makanan

bersih dan bebas dari

pencemaran

15

10

10

13

8

5

14 Kamar mandi dan

jamban

1 a. letak tdk berhubungan lgs

dengan ruang kelas, kantin,

dapur

b. kamar mandi untuk pria

dan wanita dipisah

c. lubang penghawaan

berhub. Lgs dengan udara

luar

d. bersih

e. ratio KM dan jamban 1

km: 1 jamban untuk 20

orang

10

5

5

5

5

10

5

5

3

2

15 Dapur 4 a. pencahayaan > 200 lux

b. terdapat cerobong asap

c. tersedia kran pencuci

peralatan dapur

d. bebas serangga dan tikus

e. bersih dan rapi

5

5

4

10

4

20

16

14

32

8

PENYEHATAN

AIR

Page 20: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

16 Kuantitas 8 a. tersedia air bersih >

120/mg/hr & tersedia air

minum sesuai dg kebutuhan

b. air minum/ bersihtersedia

pd setiap tempat kegiatan

70

30

400

160

17 Kualitas 5 a. bakteriologis

b. fisika

80

5

250

15

18 Sarana 3 a. sumber

b. distribusi

c. penampungan

50

30

20

150

60

30

PENANGANAN

SAMPAH DAN

LIMBAH

19 Penanganan

sampah

10 a. tempat sampah kuat, tahan

karat, kedap air dengan

penutup dan dilapisi kantong

plastik min. 1 buah tiap

ruang atau tiap radius 10 m

b. diangkat ke TPS> 2x/hr &

ke TPA> 1x/hr

25

15

150

130

20 Penanganan

limbah

9 Disalurkan mll sal. Tertutup,

kedap air, lancar

20 135

PENGENDALIAN

SERANGGA

DAN TIKUS

4 a. fisik: konstruksi bangunan

tempat penampungan air,

penampungan sampah tdk

memungkinkan sbg tempat

berkembang biaknya

serangga dan tikus

b. kimia: Insektisida yg

dipakai memiliki toksisitas

rendah thd manusia& tidak

80

20

280

80

Page 21: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

bersifat persisten

TOTAL 3879 2935

PRESENTASE 75,66

%

KESIMPULAN MEMENUHI

SYARAT

Hasil penilaian inspeksi sanitasi MTs Negeri II Kebumen:

No Variabel BOBOT Komponen Dinilai Nilai Skor

KONSTRUKSI

UMUM

1 Lantai 2 a. Kuat/ utuh

b. Bersih

c. Kedap

d. Rata

e. Tidak licin

f.Mudah

dibersihkan

25

25

20

10

10

10

50

50

40

16

18

16

2 Dinding 1 a. Rata

b. Bersih

c. Berwarna terang

d.Mudah

dibersihkan

30

30

20

20

30

25

20

20

3 Ventilasi

3.1 Ventilasi

gabungan

3.2 Ventilasi alam

3.3 Ventilasi

1

1

a. ventilasi alam,

lubang ventilasi

minimum 15% x

luas lantai

b. ventilasi mekanis

(Fan, AC,

exhauster)

50

50

50

50

Page 22: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

mekanis 1 lubang ventilasi

min. 15% x luas

lantai

fan, AC, exhauster

100

100

80

80

4 Atap 0,5 a. Bebas serangga

dan tikus

b. Tidak bocor

c. Terdiri dari

bahan yang kuat

50

30

20

25

10

9

5 Langit-langit 0,5 a. Tinggi langit-

langit 2,5 m dari

lantai

b. kuat

c. berwarna terang

d. mudah

dibersihkan

50

30

10

10

25

12

5

5

6 Pintu 0,5 a. dapat mencegah

masuknya serangga

dan tikus

b. kuat

60

40

25

20

7 Pagar 0,5 a. aman

b. kuat

60

40

30

15

8 Halaman taman

dan tempat parkir

0,5 a. bersih

b. tidak berdebu/

becek

c. tersedia tempat

sampah yang cukup

50

30

20

20

12

8

9 Saluran air limbah 1 a. tertutup

b. aliran air lancar

50

50

40

40

RUANG

BANGUNAN

Page 23: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

10 Ruang Kelas 2 a. bebas serangga/

tikus

b. tidak berbau

(terutama H2S atau

NH3)

c. pencahayaan

100-200 lux

d. suhu 26-27˚C

(dengan AC) atau

suhu kamar (tanpa

AC)

e. Kebisingan <45

dBA

f. Kursi dan meja

ergonomis (nyaman

digunakan)

g. kursi dan meja,

konstruksi kuat dan

bebas kuu busuk

h. kursi dan meja

tertata rapi

i. ratio luas lantai

dengan orang 1:5

m2

j. ruang maksimal

dihuni 40 orang

10

10

5

5

5

5

4

2

2

1

15

20

10

8

8

8

8

8

3

4

11 Ruang

Laboratorium

1 a. dinding terbuat

dari

porselin/keramik

setinggi 1,5 m dari

30 30

Page 24: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

lantai

b. lantai & meja

kerja tahan

terhadap bahan

kimia & getaran

c.dilengkapi dengan

dapur kamar mandi

& toilet

d. tinggi langit-

langit 2,7-3,3 m

dari lantai

e. kebisingan <68

dBA

30

20

10

10

30

0

10

10

12 Ruang

Perpustakaan

1 a. bebas serangga

dan tikus

b. tidak berbau

(terutama H2S atau

NH3)

c. cahaya cukup

dan tidak

menyilaukan

d. kebisingan <45

dBA

e.penempatan meja,

kursi, dan rak buku

tertata rapi

10

10

10

10

10

8

8

10

10

8

13 Ruang Kantin 1 a. jauh dari TPS

dan pembuangan

akhir

b. penjual tidak

sedang menderita

10

15

10

8

10

7

Page 25: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

penyakit menular

c. menyajikan

makanan kemasan

yg terdaftar pada

Depkes dan atau

makanan olehan yg

memenuhi syarat

kesehatan

d. Sarana penyajian

makanan bersih dan

bebas dari

pencemaran

10 8

14 Kamar mandi dan

jamban

1 a. letak tdk

berhubungan lgs

dengan ruang kelas,

kantin, dapur

b. kamar mandi

untuk pria dan

wanita dipisah

c.lubang

penghawaan

berhub. Lgs dengan

udara luar

d. bersih

e. ratio KM dan

jamban 1 km: 1

jamban untuk 20

orang

10

5

5

5

5

10

2

2

4

2

15 Dapur 4 a. pencahayaan >

200 lux

b.terdapat cerobong

5

5

18

18

Page 26: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

asap

c. tersedia kran

pencuci peralatan

dapur

d. bebas serangga

dan tikus

e. bersih dan rapi

4

10

4

15

18

14

PENYEHATAN

AIR

16 Kuantitas 8 a. tersedia air bersih

> 120/mg/hr &

tersedia air minum

sesuai dg

kebutuhan

b. air minum/

bersihtersedia pd

setiap tempat

kegiatan

70

30

400

200

17 Kualitas 5 a. bakteriologis

b. fisika

80

5

350

20

18 Sarana 3 a. sumber

b. distribusi

c. penampungan

50

30

20

150

80

30

PENANGANAN

SAMPAH DAN

LIMBAH

19 Penanganan

sampah

10 a. tempat sampah

kuat, tahan karat,

kedap air dengan

penutup dan

dilapisi kantong

25 200

Page 27: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

plastik min. 1 buah

tiap ruang atau tiap

radius 10 m

b. diangkat ke

TPS> 2x/hr & ke

TPA> 1x/hr

15 100

20 Penanganan

limbah

9 Disalurkan mll sal.

Tertutup, kedap air,

lancar

20 150

PENGENDALIAN

SERANGGA

DAN TIKUS

4 a. fisik: konstruksi

bangunan tempat

penampungan air,

penampungan

sampah tdk

memungkinkan sbg

tempat berkembang

biaknya serangga

dan tikus

b. kimia:

Insektisida yg

dipakai memiliki

toksisitas rendah

thd manusia& tidak

bersifat persisten

80

20

300

70

TOTAL 3248 3879

PRESENTASI 83,73%

KESIMPULAN MEMENUHI

SYARAT

Saran dan penyuluhan dilakukan dengan meilihat hasil inspeksi sanitasi di atas.

Untuk MTs. Negeri I Kebumen masalah utama sanitasinya adalah sumber air yang keruh

Page 28: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

karena dekat dengan areal persawahan, sudah ada wacana untuk mencari sumber air baru

menggunakan sumur bor namun airnya masih terlihat keruh terutama saat musim

penghujan. Sementara itu kami sarankan air untuk ditampung ,diberikan kaporit, dan

diberi penyaring dahulu sebelum dipakai. Masalah sampah juga perlu diperhatikan karena

terlihat banyak sampah yang dibuang sembarangan di luar kelas. Kami menyarankan agar

ada peran aktif guru untuk memberikan pengarahan pada para siswa. Untuk MTs Negeri

II masalah sanitasinya masih banyak yang harus diperbaiki, mulai dari kebersihan ruang

kelas, halaman, sampai kamar mandi yang tidak terjaga. Problemnya adalah tidak ada

petugas kebersihan yang digaji khusus untuk menjaga kebersihan sekolah, kebersihan

sekolah dibebankan pada seluruh civitas akademika, kami sarankan agar lebih

meningkatkan kesadaran kebersihan lingkungan. Penyuluhan secara umum dan holistik

seperti pada BAB III di atas.

BAB V

MONITORING, EVALUASI DAN KESIMPULAN

Pelaksanaan promosi PHBS di MTs ini didapatkan

Page 29: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

Dukungan dari pihak sekolah sangat baik. Perwakilan kepala sekolah menerima

dengan baik serta memberi alokasi tempat dan waktu yang cukup

Secara keseluruhan penilaian sanitasi di MTs Negeri I Kebumen memenuhi syarat

kesehatan lingkungan

Secara keseluruhan penilaian sanitasi di MTs Negeri II Kebumen memenuhi

syarat kesehatan lingkungan

Untuk saran sanitasi dilakukan kepada kepala sekolah masing-masing, diharapkan

kepala sekolah dapat menindaklanjuti dan mengajak semua komponen sekolah

untuk ikut bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan yang ada di sekolah

masing-masing.

Kebumen, Februari 2014

Pendamping Penyusun

dr. Rahmi Asfiyatul Jannah dr. Agung Nugroho

Page 30: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

LAPORAN PENYULUHAN

Nama Peserta : dr. Agung Nugroho Tanda tangan:

Nama Pendamping : Tanda tangan:

Nama Wahana : Puskesmas Kebumen I Kebumen

Tema Penyuluhan : Kegiatan Kesehatan Lingkungan

Tujuan Penyuluhan : Sanitasi lingkungan MTs

Hari, Tanggal : Selasa, 4 Februari 2014

Waktu : Pukul 09.00 – selesai

Tempat : MTs Negeri I Kebumen dan MTs Negeri II Kebumen

Jumlah Peserta : 3 orang

Page 31: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

Lampiran

SDN Murtirejo

Page 32: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung
Page 33: Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung

SD MI Murtirejo