53
i Kode/Nama Rumpun Ilmu : 459/Ilmu Komputer LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN PEMULA Judul JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SUKUK NEGARA RITEL BERDASARKAN KELOMPOK PROFESI DENGAN BACKPROPOGATION DALAM MENDORONG LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TIM PENELITI Ketua : Solikhun, M.Kom (NIDN.0104018304) Anggota 1: Handrizal S.Si, M.Comp.Sc (NIDN. 0113067703) Anggota 2: Agus Perdana Windarto, M.Kom (NIDN.0130088603) Anggota 3 : M. Fauzan, M.E.I (NIDN. 0104048904) YAYASAN MUHAMMAD NASIR AKADEMI MANAJEMEN INFORATIKA KOMPUTER (AMIK) TUNAS BANGSA PEMATANGSIANTAR 2017

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN PEMULA · tersebut Pemerintah dapat pula melakukan mobilisasi dana dari masyarakat atau menghimpun partisipasi masyarakat untuk turut membiayai defisit

  • Upload
    lydang

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 459/Ilmu Komputer

LAPORAN KEMAJUAN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

Judul

JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SUKUK

NEGARA RITEL BERDASARKAN KELOMPOK PROFESI

DENGAN BACKPROPOGATION DALAM MENDORONG

LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI

TIM PENELITI

Ketua : Solikhun, M.Kom (NIDN.0104018304)

Anggota 1: Handrizal S.Si, M.Comp.Sc (NIDN. 0113067703)

Anggota 2: Agus Perdana Windarto, M.Kom (NIDN.0130088603)

Anggota 3 : M. Fauzan, M.E.I (NIDN. 0104048904)

YAYASAN MUHAMMAD NASIR

AKADEMI MANAJEMEN INFORATIKA KOMPUTER

(AMIK) TUNAS BANGSA PEMATANGSIANTAR

2017

ii

iii

ABSTRAK

Jaringan Saraf Tiruan Dalam Memprediksi Sukuk Negara Ritel Berdasarkan

Kelompok Profesi Dengan Backpropogation Dalam Mendorong Laju

Pertumbuhan Ekonomi

Sukuk Ritel Negara adalah Surat berharga Syariah yang diterbitkan dan

penjualannya diatur oleh Negara, yaitu Departemen Keuangan (depkeu). Dimana

pemerintah akan memilih agen penjual dan konsultasi hukum sukuk ritel. Agen

penjual haruslah wajib memiliki komitmen terhadap pemerintah dalam

pengembangan pasar sukuk dan berpengalaman dalam menjual produk keuangan

syariah. Penerbitan instrumen ini diibaratkan sebuah “simbiosis mutualis” antara

Pemerintah dan Masyarakat, dimana keduanya sama-sama memperoleh

keuntungan. Pemerintah selaku penerbit memperoleh keuntungan berupa

penggunaan dana dari masyarakat, sedangkan masyarakat memperoleh keuntungan

dari investasi yang dilakukan. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi

pemerintah dan Bank untuk dapat melakukan promosi secara maksimal untuk

penerbitat sukuk berikutnya. Data yang digunakan adalah data dari kemenkeu

melalui website www.djppr.kemenkeu.go.id. Data tersebut adalah data penjualan

sukuk dengan seri 001 – 007 yang dikelompokkan dalam beberapa kategori yakni

geografis, profesi dan kategori umur. Algoritma yang digunakan pada penelitian ini

adalah Jaringan Saraf Tiruan dengan metode Backpropogation. Variabel masukan

(input) yang digunakan adalah PNS (X1), Pegawai Swasta (X2), IRT (X3),

Wiraswasta (X4), TNI/Polri (X5) dan Lainnya (X6) dengan model arsitektur

pelatihan dan pengujian sebanyak 6 arsitektur yakni 6-2-1, 6-5-1, 6-2-5-1 dan 6-5-

2-1. Keluaran (output) yang dihasilkan adalah pola terbaik dari arsitektur JST.

Model arsitektur terbaik adalah 6-5-2-1 dengan epoch 37535, MSE 0,0009997295

dan tingkat akurasi 100%.

Kata Kunci: Sukuk, JST, Backpropogation, Arsitektur dan Prediksi

iv

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan

rahmat, hidayah, dan karunia-Nya telah memperkenankan penulis untuk

menyelesaikan laporan kemajuan Penelitian Dosen Pemula (PDP) yang berjudul

“Jaringan Saraf Tiruan Dalam Memprediksi Sukuk Negara Ritel Berdasarkan

Kelompok Profesi Dengan Backpropogation Dalam Mendorong Laju Pertumbuhan

Ekonomi ”.

Tujuan penelitian ini membuat model prediksi penjualan sukuk berdasarkan

kelompok profesi. Dengan model ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada

pihak Bank Syariah atau Konvensional yang dipercaya dalam menjual Sukuk

Negara Ritel untuk memasarkan instrumen tersebut di kelompok profesi. Dari

penelitian ini akan didapat output berupa kelompok profesi yang akan menjadi

pembeli pada Sukuk Negara Ritel, sehingga pihak Bank dapat memaksimalkan

penjualan Sukuk Ritel Negara ke lapisan masyarakat sehingga masa yang akan

datang masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembangunan proyek monumental

yang bermanfaat bagi Negara melalui investasi pada Sukuk Negara Ritel. Sejak

bulan April 2017, penelitian diawali dengan observasi dan mulai melakukan

kegiatan penelitian dengan mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan

penelitiian. Penelitian ini telah dapat diselesaikan dan mendapatkan target capaian

sekitar 75%, tujuan penelitian secara umum telah hampir terjawab.

Rencana tahapan berikutnya adalah melakukan prediksi terhadap Sukuk

Ritel (SR) Negara berdasarkan kelompok profesi dari arsitektur JST yang telah

ditentukan. Proses prediksi ini menggunakan analisis sensivitas untuk melihat

sejauh mana pengaruh atribut yang digunakan dalam penelitian.

Pematangsiantar, Agustus 2017

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Pemilihan Arsitektur Terbaik Di JST

Lampiran 2 : Susunan Organisasi Peneliti dan Pembagian Tugas

Lampiran 3 : Bukti Submit paper di Jurnal Nasional

Lampiran 4 : Bukti Pendaftran Temu Ilmiah Nasional

Lampiran 5: Rekapitulasi Penggunaan Anggaran

Lampiran 6 : Berita Acara Penyerahan Laporan Keuangan

Lampiran 7 : Berita Acara Serah Terima Laporan Kemajuan

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii

PRAKATA ............................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................ v

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah................................................. 4

1.3. Luaran Penelitian................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Neural Network ......................................................... 5

2.2. Algoritma Backpropagation ...................................... 6

2.2.1. Arsitektur Propogasi Balik (Backpropogation)....... 7

2.3. Sukuk............................................................................ 8

2.3.1. Perbedaan Obligasi Konvensional Dan Obligasi Syari’ah

(Sukuk)..................................................................... 9

2.3.2. Jenis-Jenis Sukuk ...................................................... 9

2.4. Penelitian Terdahulu .................................................... 10

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian ..................................................... 12

3.2. Manfaat Penelitian ..................................................... 12

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Kerangka Kerja Penelitian ........................................... 13

4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................... 15

4.3. Teknik Pengumpulan Data............................................ 15

BAB V. HASIL YANG DICAPAI

5.1. Tahap Pengambilan Data ........................................... 16

5.2. Pendefenisian Input & Target .................................... 16

5.2.1. Pendefenisian Input............................................ 17

5.2.1. Pendefenisian Target............................................ 17

5.3. Pengolahan Data .......................................... 18

5.4. Peranan Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan................. 19

5.5. Pendefenisian Output............................................ 20

5.6. Pelatihan & Pengujian Software Matlab 6.1............ 21

5.6.1. Pelatihan & Pengujian Arsitektur 6-2-1 ................ 21

vii

5.6.2. Pelatihan & Pengujian Arsitektur 6-5-1 ................ 23

5.6.3. Pelatihan & Pengujian Arsitektur 6-2-5-1 ................ 24

5.6.4. Pelatihan & Pengujian Arsitektur 6-5-2-1 ................ 26

5.7. Pemilihan Arsitektur Terbaik Jaringan Saraf Tiruan.... 27

BAB VI. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA .................................. 29

BAB VII. KESIMPULAN

7.1. Tahap Pengambilan Data ........................................... 30

7.2. Pendefenisian Input & Target .................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mendorong laju pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi,

Pemerintah menerapkan kebijakan anggaran ekspansif. Konsekuensi dari

penerapan kebijakan ini adalah timbulnya pengeluaran yang lebih besar dari

penerimaan negara. Kondisi pengeluaran yang lebih besar dari penerimaan negara

lazim disebut sebagai defisit anggaran. Dalam membiayai defisit anggaran,

Pemerintah memiliki berbagai instrumen baik berupa pinjaman langsung maupun

penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Untuk membiayai defisit anggaran

tersebut Pemerintah dapat pula melakukan mobilisasi dana dari masyarakat atau

menghimpun partisipasi masyarakat untuk turut membiayai defisit anggaran

melalui penerbitan Surat Berharga Negara.

Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat adalah Sukuk Negara Ritel. Sukuk Ritel Negara adalah Surat berharga

Syariah yang diterbitkan dan penjualannya diatur oleh Negara, yaitu Departemen

Keuangan (depkeu). Dimana pemerintah akan memilih agen penjual dan konsultasi

hukum sukuk ritel. Agen penjual haruslah wajib memiliki komitmen terhadap

pemerintah dalam pengembangan pasar sukuk dan berpengalaman dalam menjual

produk keuangan syariah.

(sumber : www.kemenkeu.go.id)

Gambar 1. Profil Sukuk Ritel SR001-SR006

2

Penerbitan instrumen ini diibaratkan sebuah “simbiosis mutualis” antara

Pemerintah dan Masyarakat, dimana keduanya sama-sama memperoleh

keuntungan. Pemerintah selaku penerbit memperoleh keuntungan berupa

penggunaan dana dari masyarakat, sedangkan masyarakat memperoleh keuntungan

dari investasi yang dilakukan.

Sejak diterbitkan pertama kali pada tahun 2009, nominal penerbitan Sukuk

Negara Ritel terus mengalami peningkatan. Demikian halnya dengan jumlah

masyarakat yang berinvestasi juga menunjukkan peningkatan yang signifikan

(sumber : www.kemenkeu.go.id)

Gambar 2. Diagram Penjualan Sukuk Kelompok Profesi Berdasarkan Investor

(sumber : www.kemenkeu.go.id)

Gambar 3. Diagram Penjualan Sukuk Kelompok Profesi Berdasarkan Volume

Pembelian

3

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa investor Sukuk Negara Ritel

berdasarkan kelompok profesi sebagian besar masih berasal PNS, Pegawai Swasta,

Ibu Rumah Tangga (IRT), Wiraswasta, TNI/Polri dan lain-lain. Sebagai contoh

pada penerbitan SR-006 untuk kelompok profesi berdasarkan jumlah investor

terbanyak dari total investor 34.692 berasal dari Peg. Swasta mencapai 9.509

(27.41%), Lainya mencapai 8.146 (23,48%), Wiraswasta mencapai 7.934

(22.87%), Ibu Rumah Tangga mencapai 5.894 (16.99%), PNS Mencapai 2.713

(7.82%) dan TNI/Polri mencapai 496 (1.43%). Untuk kelompok profesi

berdasarkan volume pembelian, sebagai contoh pada penerbitan SR-007 dari

nominal Rp. 21.965.035.000.000, yang memiliki volume pembelian terbesar

berasal dari Wiraswasta mencapai Rp. 8.898.035.678.500 (40.51%), Peg. Swasta

mencapai Rp. 5.308.948.959.500 (24.17%), Lainya mencapai Rp.

3.624.230.775.000 (16.5%), IRT mencapai Rp.3.426.545.460.000 (15.6%), PNS

mencapai Rp. 586.466.434.500 (2.67%) dan TNI/Polri mencapai Rp.

120.807.692.500 (0.55%).

Seiring dengan meningkatnya kesadaran berinvestasi, Sukuk Negara Ritel

tentu menjadi instrumen investasi yang banyak ditunggu masyarakat. Penerbitan

instrumen ini sebenarnya juga merupakan edukasi kepada masyarakat agar

melakukan transformasi dari masyarakat yang berorientasi menabung (savings-

oriented society) menjadi masyarakat berorientasi investasi (investments-oriented

society). Tantangan lainnya adalah karena minat investor yang sangat besar

menyebabkan akses investor terhadap instrumen ini menjadi penuh persaingan.

Banyak investor pemula yang tidak dapat memiliki instrumen ini. Untuk

mengatasi keadaan ini, perlu sebuah kajian yang dapat memprediksi jumlah

investor dan volume pembelian Sukuk Negara Ritel kedepannya berdasarkan

kelompok profesi yang nantinya dapat menentukan market pasar dari kelompok

profesi tersebut. Dengan model ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada

pihak Bank Syariah atau Konvensional yang dipercaya dalam menjual Sukuk

Negara Ritel untuk memasarkan instrumen tersebut di kelompok profesi. Sehingga

pihak Bank dapat memaksimalkan penjualan Sukuk Ritel Negara ke lapisan

masyarakat sehingga masa yang akan datang masyarakat dapat berpartisipasi dalam

4

pembangunan proyek monumental yang bermanfaat bagi Negara melalui investasi

pada Sukuk Negara Ritel.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakangyang telah diuraikan di atas maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana memprediksi Sukuk Negara Ritel

berdasarkan kelompok profesi dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang

disajikan dengan backpropagation neural network.

1.3. Luaran Penelitian

a. Publikasi Jurnal Nasional berISSN Tidak Terakreditasi

b. Publikasi Seminar Nasional sebagai Pemakalah dalam temu ilmiah.

Tabel 1.1. Rencana Target Capaian

No Jenis Luaran Indikator

Capaian

1 Publikasi ilmiah di Jurnal nasional (ber ISSN) published

2 Pemakalah dalam temu ilmiah Nasional terdaftar

Lokal terdaftar

3 Bahan Ajar draft

4 Luaran lainnya jika ada (Teknologi Tepat

Guna, Model/Purwarupa/Desain/Karya

seni/Rekayasa Sosial

draft

5 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 1

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Neural Network

Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau neural network adalah suatu metode

komputasi yang meniru sistemjaringan Saraf biologis. Metode ini

menggunakanelemen perhitungan non-linier dasar yang disebut neuron yang

diorganisasikan sebagai jaringan yang saling berhubungan, sehingga mirip dengan

jaringanSarafmanusia. Jaringan Saraf Tiruan dibentuk untuk memecahkan suatu

masalah tertentu seperti pengenalan pola atau klasifikasi karena

prosespembelajaran. Layaknya neuron biologi, Jaringan Saraf Tiruan juga

merupakan sistem yang bersifat “fault tolerant” dalam 2 hal. Pertama, dapat

mengenali sinyal input yang agak berbeda dari yang pernah diterima sebelumnya.

Sebagai contoh, manusia sering dapat mengenali seseorang yang wajahnya pernah

dilihat dari foto atau dapat mengenali sesorang yang wajahnya agak berbeda karena

sudah lama tidak menjumpainya. Kedua, tetap mampu bekerja meskipun beberapa

neuronnya tidak mampu bekerja dengan baik. Jika sebuah neuron rusak, neuron

lain dapat dilatih untuk menggantikan fungsi neuron yang rusak tersebut (Sahat,

2013).

Menurut Wuryandari (2012) Jaringan Saraf Tiruan (JST) merupakan suatu

sistem pemrosesan informasi yang mempunyai karakteristik menyerupai jaringan

Saraf biologi (JSB). JST tercipta sebagai suatu generalisasi model matematis dari

pemahaman manusia (human cognition) yang didasarkan atas asumsi sebagai

berikut:

a. Pemrosesan informasi terjadi pada elemen sederhana yang disebut neuron

b. Sinyal mengalir diantara sel saraf/neuron melalui suatu sambungan

penghubung.

c. Setiap sambungan penghubung memiliki bobot yang bersesuaian. Bobot ini

akan digunakanuntuk menggandakan/mengalikan sinyal yang dikirim

melaluinya.

6

d. Setiap sel Saraf akan menerapkan fungsi aktivasi terhadap sinyal hasil

penjumlahan berbobot yang masuk kepadanya untuk menentukan sinyal

keluarannya.

Model Struktur neuron Jaringan SarafTiruan dijelaskan pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.1 Model Struktur JST

Menurut Wuryandari (2012), Jaringan Saraf tiruan atau Neural

Networkdapat belajar dari pengalaman, melakukan generalisasi atascontoh contoh

yang diperolehnya dan mengabstraksi karakteristik esensialmasukan bahkan untuk

data yang tidak relevan. Algoritma untuk JST beroperasi secara langsung dengan

angka sehingga data yang tidak numerik harus diubah menjadi data numerik.

2.2. Algoritma Backpropagation

Menurut Sahat (2013),Propagasi balik atau backpropagation merupakan

salah satu teknikpembelajaran/pelatihan supervised learning yang paling banyak

digunakan. Metode ini merupakan salah satu metode yang sangat baik dalam

menangani masalah pengenalan pola-pola kompleks. Di dalam jaringan propagasi

balik, setiap unit yang berada di lapisan input terhubung dengan setiap unit yang

ada di lapisantersembunyi. Setiap unit yang ada di lapisan tersembunyi terhubung

dengan setiap unit yang ada di lapisan output. Jaringan ini terdiri dari banyak

lapisan (multilayer network). Ketika jaringan diberikan pola masukan sebagai pola

pelatihan, maka pola tersebut menuju unit-unit lapisan tersembunyi untuk

selanjutnya diteruskan pada unit-unit di lapisan keluaran.

7

Kemudian unit-unit lapisan keluaran akan memberikan respon sebagai

keluaran Jaringan Saraf Tiruan. Saat hasil keluaran tidak sesuai dengan yang

diharapkan, maka keluaran akan disebarkan mundur (backward) pada lapisan

tersembunyi kemudian dari lapisan tersembunyi menuju lapisan masukan Tahap

pelatihan ini merupakan langkah untuk melatih suatu Jaringan Saraf Tiruan, yaitu

dengan cara melakukan perubahan bobot. Sedangkan penyelesaian masalah akan

dilakukan jika proses pelatihan tersebut telah selesai, fase ini disebut fase

Pengujian.

Gambar 2.2. Algoritma Backpropogation

Backpropagation merupakan model jaringan Saraf tiruan dengan layar

jamak. Seperti halnya model jaringan Saraf tiruan lainnya, backpropagation

melatih jaringan untuk mendapatkan keseimbangan antara kemampuan jaringan

untuk mengenali pola yang digunakan selama pelatihan serta kemampuan jaringan

untuk memberikan respon yang benar terhadap pola masukan yang serupa (tapi

tidak sama) dengan pola yang dipakai selama pelatihan (Maru’ou,2010).

2.2.1 Arsitektur Propogasi Balik (Backpropogation)

Backpropagation terdiri dari n buah masukan (ditambah sebuah bias),

sebuah layar tersembunyi yang terdiri dari p unit (ditambah sebuah bias), serta m

buah unit keluaran. W oj dan I0k masingmasing adalah bias untuk unit tersembunyi

ke-j dan untuk output ke-k. Bias Ioj dan O0k berperilaku seperti bobot dimana

output bias ini selalu sama dengan 1. Wij adalah bobot koneksi antara unit ke-i

lapisan input dengan unit ke-j lapisan tersembunyi,sedangkan Wjk adalah bobot

koneksi antara unit kei lapisan tersembunyi dengan unit ke-j lapisan output.

8

2.3. Sukuk

Salah satu transaksi pada pasar modal adalah transaksi sukuk. Istilah sukuk

berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari ‘sakk’ yang berarti

dokumen atau sertifikat. Menurut Accounting and Auditing Organization for

Islamic Finance Institution (AAOFI, 2008) yang ditulis dalam penelitian Rusydiana

(2012)

“Sukuk are certificates of equal value representing undivided shares

in ownership of tangible assets, usufruct and services or (in the

ownership of) the assets of particular projects or special investment

activity.”

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rusydiana (2012) sukuk dapat

diartikan sebagai sertifikat dengan nilai yang sama yang mewakili bagian

kepemilikan sepenuhnya terhadap asset yang tangible, manfaat dan jasa,

kepemilikan asset atas suatu proyek, atau kepemilikan dalam aktivitas bisnis atau

investasi khusus. Berdasarkan Peraturan Nomor IX.A.13 tahun 2009 mengenai

penerbitan efek syariah, sukuk adalah efek Syariah berupa sertifikat atau bukti

kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak

terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share)) atas:

a. aset berwujud tertentu (a’yan maujudat);

b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul a’yan) tertentu baik yang sudah

ada maupun yang akan ada;

c. jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada;

d. aset proyek tertentu (maujudat masyru’ mu’ayyan); dan/atau

e. kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah.

Kata sukuk berasal dari bahasa arab “shukuk”, merupakan bentuk jamak dari

kata “shakk” yang dalam istilah ekonomi berarti legal instrument,deed,or check.

Pada substansinya, obligasi merupakan surat hutang yang didefinisikan dalam

ekonomi konvensional. Istilah obligasi syari’ah yang digunakan dalam fatwa DSN

sebenarnya lebih mengikuti opini dipasar modal konvensional. Tetapi obligasi

syari’ah dan obligasi konvensional sangat berbeda. Sistem pengembalian pada

9

obligasi syari’ah adalah bagi hasil, margin dan fee sedangkan pada obligasi

konvensional sistem pengembaliannya adalah sistem bunga. Tujuan sukuk antara

lain sebagai sumber pembiayaan negara, pengembangan keuangan syariah,

alternatif instrumen investasi, dan memanfatkan dana masyarakat yang belum

terjaring oleh konvensional (Indah, 2010).

2.3.1. Perbedaan Obligasi Konvensional Dan Obligasi Syari’ah (Sukuk)

Secara prinsipil perbedaan antara obligasi syari’ah dan obligasi

konvensional seperti halnya bisnis syari’ah lainnya, dimana prinsip-prinsip syari’ah

menjadi acuan dasar yang diikuti. Diantaranya perbedaan tersebut dapat diketahui

:

Tabel 2.1. Perbandingan Karakteristik Sukuk dan Obligasi

Deskripsi Sukuk Obligasi

Penerbit Pemerintah, korporasi Pemerintah, korporasi

Sifat instrument Sertifikat kepemilikan/penyertaan Instrumen pengakuan utang

atas suatu asset

Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin

Bunga/kupon, capital

gain

Jangka waktu Pendek-menengah Menengah-panjang

Underlying asset Diperlukan Tidak diperlukan

Pihak yang terkait Obligor, SPV, investor, trustee Obligor/issuer, investor

Price Market Price Market Price

Investor Islami, konvensional Konvensional

Pembayaran pokok Bullet atau amortisasi Bullet atau amortisasi

Penggunaan hasil Harus sesuai syariah Bebas

penerbitan

Sumber: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah. www.dmo.or.id dalam

penelitian yang dilakukan Aam Rusydiana (2012).

2.3.2. Jenis-Jenis Sukuk

Berbagai jenis struktur sukuk yang dikenal secara internasional dan telah

10

mendapatkan indorsement dari accounting and auditing organization for Islamic

financial institutions (AAOIFI,2008) dalam penelitian Rusydiana (2012) antara lain

:

a. Sukuk ijarah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau

akad ijarah dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya

menjual atau menyewakan hak manfaat atas suatu asset kepada pihak lain

berdasarkan harga sewa dan periode sewa yang disepakati, tanpa diikuti

dengan pemindahan kepemilikan asset itu sendiri.

b. Sukuk mudharabah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian

atau akad mudharabah dimana satu pihak menyediakan modal dan pihak

lain menyediakan tenaga dan keahlian, keuntungan dari kerja sama tersebut

akan dibagi berdasarkan perbandingan yang telah disetujui sebelumnya.

kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak yang

menjadi penyedia modal.

c. Sukuk musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian

atau akad musyarakah dimana dua pihak atau lebih bekerjasama

menggabungkan modal yang digunakan untuk membangun proyek baru,

mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha.

keuntungan maupun kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai

dengan jumlah partisipasi modal masimg-masing pihak.

d. Sukuk Musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian

atau akad musyarakah’ dimana para pihak menyepakati jual beli dalam

rangka pembiayaan suatu barang/proyek. adapun harga, waktu penyerahan

dan spesifikasi barang/proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan

kesepakatan.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelusuran literatur penelitian terdahulu terkait atas prediksi belum

ditemukan yang langsung membahas model prediksi sukuk. Penelitian-penelitian

yang ada membahas tingkat perkembangannya pada topik-topik yang lain misalkan

kajian simplikasi penerbitan sukuk, kajian pasar sekunder sukuk, dampak kinerja

perbankan syari’ah pada sukuk, pengaruh corporate governance terhadap peringkat

11

sukuk dan lain-lain.

Endri (2011) dalam penelitiannya yang berjudul corporate governance

terhadap peringkat sukuk korporasi di Indonesia menjelaskan dalam kurun waktu

antara tahun 2002 sampai dengan tahun 2009, produk syari’ah di pasar modal telah

menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Untuk penerbitan sukuk, dalam

kurun waktu tersebut terdapat 35 penerbitan sukuk dari 22 emitten/PP dengan total

nilai penerbitan sebesar Rp.5,97 triliun atau ekuivalen dengan 3,83 % dari total nilai

penerbitan obligasi.

12

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 . Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Model Jaringan Saraf Tiruan (JST)

untuk memprediksi Sukuk Negara Ritel berdasarkan kelompok profesi dalam

mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

3.2 . Manfaat Penelitian

Dari sisi akademis, hasil dari penelitian akan dapat menambah kepustakaan

keilmuan dalam bidang ilmu komputer khususnya Jaringan Saraf Tiruan (JST).

Dari hasil penelitian yang dilakukan selanjutnya akan dipublikasikan pada jurnal

ataupun seminar nasional sebagai bentuk sharing knowledge.

Dari sisi Pemerintahan, hasil model ini diharapkan dapat menjadi masukan

kepada pihak Bank Syariah atau Konvensional yang dipercaya dalam menjual

Sukuk Negara Ritel untuk memasarkan instrumen tersebut di kelompok profesi.

Sehingga pihak Bank dapat memaksimalkan penjualan Sukuk Ritel Negara ke

lapisan masyarakat sehingga masa yang akan datang masyarakat dapat

berpartisipasi dalam pembangunan proyek monumental yang bermanfaat bagi

Negara melalui investasi pada Sukuk Negara Ritel

13

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Kerangka Kerja Penelitian

Metodologi penelitian ini dilakukan secara sistematik agar mendapatkan

alur kerja yang baik yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk peneliti dalam

melaksanakan penelitian ini agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dan tujuan

yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Gambar 4.1 Kerangka Kerja

Jurnal dan Buku

Jaringan Syaraf Tiruan

Mulai

Pengumpulan Data Studi Pustaka

Identifakasi Masalah

Praproses

Pengujian JST

Penentuan Model

Pengujian Hasil Pengolahan Data

Selesai

Evaluasi Akhir

14

Keterangan Kerangka Kerja :

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data dikumpulkan dari sampel yang telah

ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis

sebagai sasaran penelitian.

2. Studi Pustaka

Untuk mencapai tujuan yang akan ditentukan, maka perlu dipelajari

beberapa literatur-literatur yang digunakan. Studi pustaka merupakan langkah awal

dalam penelitian ini, studi pustaka ini dilakukan untuk melengkapi pengetahuan

dasar dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini.

3. Identifikasi Masalah

Pada tahap identifikasi masalah ini, dilakukan setelah semua data-data

terpenuhi kemudian didapatkan dataset yang sesuai untuk dilakukan proses pada

tahap konversi data yang didapat sesuai dengan bobot yang ditentukan.

4. Praproses

Tahap praproses merupakan tahap seleksi data yang bertujuan untuk

mendapatkan data yang bersih dan siap untuk digunakan dalam penelitian. Tahapan

yang dikerjakan adalah dengan melakukan perubahan terhadap beberapa tipe data

pada atribut dataset dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap isi

record, juga melakukan seleksi dengan memperhatikan konsistensi data, missing

value, dan redundant pada data.

5. Pengujian Jaringan Saraf Tiruan

Setelah mendapatkan data yang cukup maka proses pengujian dan pelatihan

data diolah dengan menggunakan algoritma Backpropagation.

6. Penentuan Model

Pada tahap ini akan dilakukan penentuan model jaringan Saraf tiruan

dengan metode Backpropagation. Hasil dari tahap ini adalah untuk mendapatkan

pola yang terbaik jaringan Saraf tiruan dengan metode Backpropagation.

7. Pengujian Hasil Pengolahan Data

Seteleh proses penentuan model selesai, maka dilakukan tahapan uji coba

terhadap hasil pengolahan data dari hasil desain program. Apakah desain program

15

yang dibuat telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengujian dilakukan melalui

tahapan sebagai berikut:

a. Melakukan pengolahan data secara manual dengan metode

Backpropagation.

b. Menguji hasil pengolahan data secara manual dengan metode

Backpropagation dengan data yang sama pada langkah pertama.

c. Membandingkan hasil manual dengan hasil dari aplikasi menggunakan

Matlab 6.1.

d. Menguji aplikasi dengan data yang lebih lengkap.

8. Evaluasi Akhir

Evaluasi akhir dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang

tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Evaluasi dilakukan untuk membandingkan

hasil yang diharapkan pada tahap implementasin sistem yang dibuat secara manual

dengan sistem yang dibuat menggunakan software Matlab 6.1.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium komputer AMIK &

STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei

- Oktober 2017.

4.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data- data yang bersifat

tekstual. Data tersebut terkumpul melalui studi literatur yang berbeda- beda, seperti

jurnal, conference paper, text book. Selain itu data Sukuk Ritel Negara dari website

www.kemenkeu.go.id juga menjadi sumber data dalam penelitian ini.

16

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

5.1. Tahap Pengambilan Data

Pada penelitian ini, dibuat sistem pengenalan pola dan prediksi data Sukuk

Ritel (SR) Negara berdasarkan kelompok profesi. Proses ini memiliki 2 tahapan

dimana tahapan pertama adalah melakukan pengenalan pola dengan cara

menemukan arsitektur terbaik dari model Jaringan Saraf Tiruan yang dibuat. Proses

pelatihan dan pengujian data untuk mendapatkan model terbaik didapat dari data

data Sukuk Ritel (SR) Negara berdasarkan kelompok profesi sebanyak 7 sampel

penjualan Sukuk Ritel Negara (SR) dari SR001 sampai SR007 dari tahun 2009

sampai 2016. Tahap kedua adalah melakukan prediksi dengan pola arsitektur

terbaik yang diperoleh di tahapan pertama. Proses Pengujian dilakukan dengan

memasukkan data Sukuk Ritel (SR) Negara dengan cara membandingkan nilai

error minimum yang didapat dari pola arsitektur terbaik yang dilakukan pada

tahapan pertama dengan menggunakan analisis sensivitas dengan melihat atribut

yang paling berpengaruh berdasarkan kelompok profesi dalam penjualan Sukuk

Ritel (SR) Negara. .

5.2. Pendefinisian Input dan Target

Data Sukuk Ritel (SR) Negara berdasarkan kelompok profesi selanjutnya

akan diolah oleh Jaringan Saraf Tiruan dengan metode backpropogation. Agar data

dapat dikenali oleh Jaringan Saraf Tiruan, maka data harus direpresentasikan ke

dalam bentuk numerik antara 0 sampai dengan 1, baik variabel maupun isinya yang

merupakan masukan data Sukuk Ritel (SR) Negara berdasarkan kelompok profesi

sebagai pengenalan pola dan keluaran yang merupakan prediksi pembelian Sukuk

Ritel (SR) Negara berdasrkan kelompok profesi yang diperoleh dari model

arsitektur terbaik pada saat penentuan pola terbaik. Hal ini dikarenakan jaringan

menggunakan fungsi aktivasi sigmoid biner (logsig) yang rangenya dari 0 sampai

1. Nilai-nilai yang digunakan diperoleh berdasarkan kategori dari masing-masing

variabel selain juga untuk memudahkan mengingat dalam pendefinisiannya.

17

5.2.1. Pendefinisian Input

Variabel Sukuk Ritel (SR) Negara berdasarkan kelompok profesi adalah

kriteria yang menjadi acuan dalam pengambilan keputusan pada penilaian dengan

menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Variabel ditentukan dengan cara melihat

ketergantungan data terhadap penelitian yang dilakukan. Kriteria yang digunakan

berdasarkan Kementrian Keuangan Republik Indonesia dari website url:

www.djppr.kemenkeu.go.id. Adapun daftar variabel dalam memprediksi Sukuk

Ritel (SR) Negara berdasarkan kelompok profesi tertera pada tabel 1 :

Tabel 5.1. Daftar Kriteria Sukuk Ritel (SR) Negara berdasarkan kelompok profesi

No Variabel Nama Kriteria

1 X1 Pegawai Negeri Sipil

2 X2 Pegawai Swasta

3 X3 Ibu Rumah Tangga (IRT)

4 X4 Wiraswasta

5 X5 TNI/Polri

6 X6 Lainnya

Sumber : Kemenkeu

Data input diperoleh dari website kemenkeu tentang hasil penjualan Sukuk Ritel

Negara. Hasil Penjualan Sukuk Ritel Negara akan dicatatkan di PT. Bursa Efek

Indonesi. Penjualan Sukuk Ritel Negara terdiri dari beberapa kelompok yakni

geografis, profesi dan kategori umur. Hasil Penjualan Sukuk Ritel (SR) Negara

mulai dari SR001, SR002, SR003, SR004, SR005, SR006 dan SR007.

Data sampel yang digunakan adalah hasil penjualan Sukuk Ritel (SR)

Negara SR001 sampai dengan SR007 berdasarkan kelompok profesi yang terdiri

dari PNS, Pegawai Swasta, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta, TNI/Polri dan Lainya

yang terdiri dari 7 data dan masing masing data memiliki 6 variabel dan 1 target.

Data ini nantinya akan ditransformasikan ke sebuah data antara 0 sampai 1 sebelum

dilakukan pelatihan dan pengujian menggunakan Jaringan Saraf Tiruan metode

backpropagation dengan rumus :

0.8( )' 0.1

x ax

b a

18

5.2.2.. Pendefinisian Target

Adapun data target adalah jumlah investor Sukuk Ritel (SR) Negara

berdasarkan profesi yang dikelompokkan berdasarkan Sukuk Ritel (SR) Negara.

5.3. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Matlab 6.1 aplikasi perangkat

lunak. Sampel Data adalah jumlah investor Sukuk Ritel (SR) Negara berdasarkan

profesi yang dikelompokkan berdasarkan Sukuk Ritel (SR) Negara. Data ini akan

digunakan pada data pelatihan dan data pengujian. Sampel data yang telah diproses

dan ditranformasikan adalah sebagai berikut.

Tabel 5.2. Sampel data mentah Kelompok Profesi Berdasarkan Jumlah Investor

No Nama Variabel

Target X1 X2 X3 X4 X5 X6

1 SR-001 1577 5578 1560 2420 40 3121 14295

2 SR-002 4099 3801 3427 3274 79 2550 17231

3 SR-003 3553 3677 2847 2956 63 2391 15487

4 SR-004 5074 3643 2849 3505 56 2479 17606

5 SR-005 814 5075 2956 4437 350 4151 17783

6 SR-006 2713 9509 5894 7934 496 8146 34692

7 SR-007 2097 7629 4806 8980 214 5980 29706

Sumber : Kemenkeu

Tabel 5.3. Sampel dari data yang telah ditransformasikan

No Nama Variabel

Target X1 X2 X3 X4 X5 X6

1 SR-001 0,1355 0,2279 0,1351 0,1549 0,1000 0,1711 0,4291

2 SR-002 0,1937 0,1868 0,1782 0,1747 0,1009 0,1580 0,4969

3 SR-003 0,1811 0,1840 0,1648 0,1673 0,1005 0,1543 0,4566

4 SR-004 0,2162 0,1832 0,1648 0,1800 0,1004 0,1563 0,5055

19

No Nama Variabel

Target X1 X2 X3 X4 X5 X6

5 SR-005 0,1179 0,2162 0,1673 0,2015 0,1072 0,1949 0,5096

6 SR-006 0,1617 0,3186 0,2352 0,2822 0,1105 0,2871 0,9000

7 SR-007 0,1475 0,2752 0,2100 0,3064 0,1040 0,2371 0,7849

Sumber : Kemenkeu

5.4. Perancangan Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan

Jaringan yang digunakan untuk dalam memprediksi Sukuk Negara (SR)

Ritel berdasarkan kelompok profesi dengan backpropogation dengan langkah

pembelajaran feedforward. Jaringan ini memiliki beberapa lapisan, yaitu lapisan

masukan (input), lapisan keluaran (output) dan beberapa lapisan tersembunyi

(hidden). Lapisan tersembunyi tersebut membantu jaringan untuk dapat mengenali

lebih banyak pola masukan dibandingkan dengan jaringan yang tidak memiliki

lapisan tersembunyi. Parameter-parameter dalam pembentukan jaringan

backpropagation menggunakan 6 variabel masukan, 1 atau lebih lapisan

tersembunyi dan 1 lapisan keluaran. Adapun model arsitektur yang digunakan

untuk mendapatkan arsitektur terbaik adalah 6-2-1, 6-5-1, 6-2-5-1 dan 6-5-2-1.

Model sampel arsitektur 6-2-1 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.1. Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan dalam memprediksi Sukuk Negara

(SR) Ritel berdasarkan kelompok profesi

20

Perancangan arsitektur Jaringan Saraf Tiruan untuk data pelatihan dan pengujian,

maka digunakan 6 variabel input yaitu:

X1 = PNS

X2 = Peg.Swasta

X3 = Ibu Rumah Tangga

X4 = Wiraswasta

X4 = TNI/Polri

Berikut tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam pengguna algoritma

propagasi balik dengan fungsi aktivasi sigmoid. Tahapan yang harus dilakukan

adalah sebagi berikut:

1. Inisialisasi (initialization), merupakan tahap di mana variabel-variabel nilai

akan diset atau didefinisikan terlebih dahulu, misalnya seperti: nilai data

input, weight, nilai output yang diharapkan, learning rate dan nilai-nilai data

lainnya.

2. Aktivasi (activation),merupakan proses perhitungan terhadap nilai aktual

output pada hidden layer dan menghitung nilai actual output pada output

layer.

3. Weight Training, merupakan proses perhitungan nilai error gradient pada

output layer dan menghitung nilai error gradient pada hidden layer

4. Iteration, merupakan tahap akhir dalam penggujian, dimana jika masih

terjadi error minimum yang diharapkan belum ditemukan maka kembali

pada tahap aktivasi (activation).

Jaringan Saraf yang akan dibangun adalah algoritma propagasi balik

(backpropagation) dengan fungsi aktivasi Sigmoid. Fungsi aktivasi dalam Jaringan

Saraf Tiruan dipakai untuk proses perhitungan terhadap nilai aktual output pada

hidden layer dan menghitung nilai aktual output pada output layer.

21

5.5. Pendefinisian Output

Hasil yang diharapkan pada tahap ini adalah deteksi pola menentukan nilai

terbaik untuk memprediksi Sukuk Negara (SR) Ritel berdasarkan kelompok

profesi. Hasil pengujian adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui prediksi Sukuk Negara (SR) Ritel berdasarkan kelompok

profesi tentu saja didasarkan pada hasil penjualan Sukuk Negara Ritel.

Output dari prediksi ini adalah pola arsitektur terbaik dalam memprediksi

Sukuk Negara (SR) Ritel berdasarkan kelompok profesi dengan melihat

error minimum.

b. Kategorisasi Output pelatihan (train) dan pengujian (test)

Kategori untuk output ditentukan oleh tingkat error minimum dari target.

Batasan kategori tersebut terdapat pada tabel berikut:

Tabel 5.4. Data Kategorisasi

No Keterangan Error Minimum

1 Benar 0.05 - 0.001

2 Salah > 0.05

5.6. Pelatihan dan Pengujian Dengan software Matlab 6.1

5.6.1. Pelatihan dan Pengujian Arsitektur 6-2-1

Berikut adalah hasil pelatihan dan pengujian dengan 7 data untuk arsitektur

6-2-1. Adapun parameter yang digunakan adalah :

>> net=newff(minmax(p),[2,1],{'tansig','logsig'},'traingd');

>>net.trainParam.epochs=500000;

>>net.trainParam.goal = 0,0001;

>>net.trainParam.Lr = 0,1;

>>net.trainParam.show = 100;

>>net=train(net,p,t)

>>a=sim(net,p);

>>[a,Pf,Af,e,Perf]=sim(net,p,[],[],t)

22

Setelah dilakukan perulangan maka ditemukan error minimum pada epoch

69553 seperti pada gambar 5.2

Gambar 5.2. Pelatihan Arsitektur 6-2-1 Mencapai Goal

Untuk hasil yang lebih rinci dan mengetatahui output dan error dapat dilihat pada

tabel 5.5.

Tabel 5.5 Hasil Pelatihan dan Pengujian dengan Model 16-2-1

Pelatihan (Train) Pengujian (Test)

No Target Output

JST Error SSE No Target

Output

JST Error SSE

1 0,4291 0,4360 -0,0069 0,0000476042 1 0,4291 0,0375 0,3916 0,1533508890

2 0,4969 0,5304 -0,0335 0,0011233897 2 0,4969 0,0495 0,4474 0,2001515436

3 0,4566 0,4307 0,0259 0,0006718348 3 0,4566 0,0425 0,4141 0,1714951887

4 0,5055 0,5410 -0,0355 0,0012573754 4 0,5055 0,0650 0,4405 0,1940759407

5 0,5096 0,4911 0,0185 0,0003432444 5 0,5096 0,0292 0,4804 0,2308099650

6 0,9000 0,9322 -0,0322 0,0010368400 6 0,9000 0,0354 0,8646 0,7475331600

7 0,7849 0,7347 0,0502 0,0025190034 7 0,7849 0,0689 0,7160 0,5126412143

Total 0,0069992920 Total 2,2100579013

MSE 0,0009998989 MSE 0,3157225573

Akurasi Kebenaran (%) 71

23

5.6.2. Pelatihan dan Pengujian Arsitektur 6-5-1

Berikut adalah hasil pelatihan dan pengujian dengan 7 data untuk arsitektur

6-5-1. Adapun parameter yang digunakan adalah :

>> net=newff(minmax(p),[5,1],{'tansig','logsig'},'traingd');

>>net.trainParam.epochs=500000;

>>net.trainParam.goal = 0,0001;

>>net.trainParam.Lr = 0,1;

>>net.trainParam.show = 100;

>>net=train(net,p,t)

>>a=sim(net,p);

>>[a,Pf,Af,e,Perf]=sim(net,p,[],[],t)

Setelah dilakukan perulangan maka ditemukan error minimum pada epoch

35633 seperti pada gambar 5.3

Gambar 5.3. Pelatihan Arsitektur 6-5-1 Mencapai Goal

Untuk hasil yang lebih rinci dan mengetatahui output dan error dapat dilihat pada

tabel 5.6.

24

Tabel 5.6. Hasil Pelatihan dan Pengujian dengan Model 6-5-1

Pelatihan (Train) Pengujian (Test)

No Target Output

JST Error SSE No Target

Output

JST Error SSE

1 0,4291 0,4302 -0,0011 0,0000012091 1 0,4291 0,9950 -0,5659 0,3202423346

2 0,4969 0,5490 -0,0521 0,0027161823 2 0,4969 0,9884 -0,4915 0,2415889669

3 0,4566 0,4582 -0,0016 0,0000024971 3 0,4566 0,9920 -0,5354 0,2866319844

4 0,5055 0,4444 0,0611 0,0037381619 4 0,5055 0,9773 -0,4718 0,2225570166

5 0,5096 0,5187 -0,0091 0,0000823219 5 0,5096 0,8759 -0,3663 0,1341560153

6 0,9000 0,8784 0,0216 0,0004665600 6 0,9000 0,6855 0,2145 0,0460102500

7 0,7849 0,7868 -0,0019 0,0000036493 7 0,7849 0,9791 -0,1942 0,0377176505

Total 0,0070105817 Total 1,2889042182

MSE 0,0010015117 MSE 0,1841291740

Akurasi Kebenaran (%) 71

5.6.3. Pelatihan dan Pengujian Arsitektur 6-2-5-1

Berikut adalah hasil pelatihan dan pengujian dengan 7 data untuk arsitektur

6-2-5-1. Adapun parameter yang digunakan adalah :

>> net=newff(minmax(p) ,[2,5,1],{'logsig','tansig','logsig'},'traingd');

>>net.trainParam.epochs=500000;

>>net.trainParam.goal = 0,0001;

>>net.trainParam.Lr = 0,1;

>>net.trainParam.show = 100;

>>net=train(net,p,t)

>>a=sim(net,p);

>>[a,Pf,Af,e,Perf]=sim(net,p,[],[],t)

Setelah dilakukan perulangan maka ditemukan error minimum pada epoch

140503 seperti pada gambar 5.4

25

Gambar 5.4. Pelatihan Arsitektur 6-2-5-1 Mencapai Goal

Untuk hasil yang lebih rinci dan mengetatahui output dan error dapat dilihat pada

tabel 5.7.

Tabel 5.7. Hasil Pelatihan dan Pengujian dengan Model 6-2-5-1

Pelatihan (Train) Pengujian (Test)

No Target Output

JST Error SSE No Target

Output

JST Error SSE

1 0,4291 0,4664 -0,0373 0,0013912587 1 0,4291 0,9926 -0,5635 0,3175317766

2 0,4969 0,4977 -0,0008 0,0000006675 2 0,4969 0,9906 -0,4937 0,2437564817

3 0,4566 0,4113 0,0453 0,0020538821 3 0,4566 0,9923 -0,5357 0,2869533026

4 0,5055 0,5543 -0,0488 0,0023774879 4 0,5055 0,9891 -0,4836 0,2338297806

5 0,5096 0,4850 0,0246 0,0006064821 5 0,5096 0,9938 -0,4842 0,2344236324

6 0,9000 0,8983 0,0017 0,0000028900 6 0,9000 0,9810 -0,0810 0,0065610000

7 0,7849 0,7611 0,0238 0,0005659486 7 0,7849 0,9148 -0,1299 0,0168766926

Total 0,0069986168 Total 1,3399326664

MSE 0,0009998024 MSE 0,1914189523

Akurasi Kebenaran (%) 71

26

5.6.4. Pelatihan dan Pengujian Arsitektur 6-5-2-1

Berikut adalah hasil pelatihan dan pengujian dengan 7 data untuk arsitektur

6-5-2-1. Adapun parameter yang digunakan adalah :

>> net=newff(minmax(p) ,[5,2,1],{'logsig','tansig','logsig'},'traingd');

>>net.trainParam.epochs=500000;

>>net.trainParam.goal = 0,0001;

>>net.trainParam.Lr = 0,1;

>>net.trainParam.show = 100;

>>net=train(net,p,t)

>>a=sim(net,p);

>>[a,Pf,Af,e,Perf]=sim(net,p,[],[],t)

Setelah dilakukan perulangan maka ditemukan error minimum pada epoch

37535 seperti pada gambar 5.5

Gambar 5.5. Pelatihan Arsitektur 6-5-2-1 Mencapai Goal

Untuk hasil yang lebih rinci dan mengetatahui output dan error dapat dilihat pada

tabel 5.8.

27

Tabel 5.8. Hasil Pelatihan dan Pengujian dengan Model 16-5-2-1

Pelatihan (Train) Pengujian (Test)

No Target

Output

JST Error SSE No Target

Output

JST Error SSE

1 0,4291 0,4753 -0,0462 0,0021344012 1 0,4291 0,9297 -0,5006 0,2505999394

2 0,4969 0,4739 0,0230 0,0005282180 2 0,4969 0,9329 -0,4360 0,1901108292

3 0,4566 0,4597 -0,0031 0,0000094878 3 0,4566 0,9325 -0,4759 0,2264619878

4 0,5055 0,4564 0,0491 0,0024147897 4 0,5055 0,9328 -0,4273 0,1825506720

5 0,5096 0,5437 -0,0341 0,0011609791 5 0,5096 0,9321 -0,4225 0,1784835565

6 0,9000 0,9184 -0,0184 0,0003385600 6 0,9000 0,9334 -0,0334 0,0011155600

7 0,7849 0,7646 0,0203 0,0004116709 7 0,7849 0,9331 -0,1482 0,0219663005

Total 0,0069981067 Total 1,0512888455

MSE 0,0009997295 MSE 0,1501841208

Akurasi Kebenaran (%) 100

5.7. Pemilihan Arsitektur Terbaik Jaringan Saraf Tiruan

Hasil software aplikasi Matlab 6.1 yang digunakan untuk model arsitektur

6-2-1, arsitektur 6-5-1, arsitektur 6-2-5-1 dan arsitektur 6-5-2-1 adalah memperoleh

pola arsitektur terbaik. Dari pola ini nanti akan digunakan untuk mempredikasi

kelompok profesi mana yang akan dominan dalam memberi Sukuk Ritel (SR)

Negara. Penilaian model arsitektur terbaik dilihat dari beberapa aspek seperti

epoch, error minimum dan akurasi kebenaran. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

berikut :

Tabel 5.9. Rekapitulasi Model Arsitektur

Model 6-2-1 6-5-1 6-2-5-1 6-5-2-1

Epochs 69553 35633 140503 37535

MSE 0,0009998989 0,001001512 0,0009998024 0,0009997295

Akurasi 71% 71% 71% 100%

Dari tabel 5.9 dapat dilihat bahwa model arsitektur terbaik yanga akan digunakan

untuk melakukan prediksi dari serangkaian uji coba model adalah 6-5-2-1 dengan

epoch 37535, MSE 0,0009997295 dan tingkat akurasi 100%.

29

BAB VI

RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Hasil penelitian yang didapat adalah Pengenalan Pola dalam menentukan

model arsitektur terbaik pada Sukuk Ritel (SR) Negara berdasarkan kelompok

profesi. Pada tahapan ini diperoleh model arsitektur terbaik yakni 6-5-2-1. Rencana

tahapan berikutnya adalah melakukan prediksi terhadap Sukuk Ritel (SR) Negara

berdasarkan kelompok profesi dari arsitektur JST yang telah ditentukan. Proses

prediksi ini menggunakan analisis sensivitas untuk melihat sejauh mana pengaruh

atribut yang digunakan dalam penelitian.

Untuk keperluan publikasi, maka hasil penelitian yang ada sejauh ini akan

dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Nasional berISSN tidak terakreditasi dan seminar

nasional dalam temu ilmiah.

30

BAB VII

KESIMPULAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil keputusan kemenkeu tentang hasil penjualan Sukuk Ritel

(SR) Negara untuk seri 008 yang masa penawaranya dilakukan pada tanggal

19 Februari s.d 4 maret 2016 dan sesuai dengan kewenangan yang diberikan

undang-undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

diperoleh bahwa jumlah investor terbanyak pada kategori kelompok profesi

dari beberapa kategori yang ada, bahwa diperoleh jumlah investor terbanyak

menurut kelompok profesi adalah pegawai negeri.

2. Dengan model arsitektur 6-5-2-1, dapat melakukan prediksi Sukuk Negara

Ritel berdasarkan kelompok profesi dengan menunjukkan performa diatas

100%.

7.2. Saran

Walaupun penelitian ini telah menghasilkan temuan awal, peneliti masih

harus mengembangkan analisis dan hasil lebih lanjut, khususnya memperdalam

analisis pada prediksi Sukuk Negara Ritel berdasarkan kelompok profesi dengan

menggunakan analisis sensivitas dengan tools matlab.

I

DAFTAR PUSTAKA

Agus Perdana Windarto. 2017. “Implementasi Metode Topsis Dan Saw Dalam

Memberikan Reward Pelanggan.” Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK)

4(1): 88–101. http://klik.unlam.ac.id/index.php/klik/article/view/73.

Antonio, Muhammad Syafi’i dkk. 2013. Volatilitas Pasar Modal Syari’ah dan

Indikator Makro Ekonomi: Studi Banding Malaysia dan Indonesia. Jurnal

Liquidity. Vol 2 No 1. Januari-Juni 2013, hal 1-12.

Burhanuddin. 2013. Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah Mudharabah

dan Ijarah di Bursa Efek Indonesia. Semnas Fekon. Optimisme Ekonomi

Indonesia 2013. Antara Peluang dan Tantangan.

Bapepam. 2012. Siaran Pers Akhir Tahun 2012. Online: www.Bapepam.go.id.

Diakses: tanggal 13 Mei 2016. Jakarta: Departemen Keuangan Republik

Indonesia.

D. Graupe. Princiles of artificial neural networks[M]. 2nd Ed. World Scientific

Publishing Co. Pte. Ltd. vol. 6, 2007.

Endri. 2011. Corporate Governance Terhadap Peringkat Sukuk Korporasi di

Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.15 No.2 Mei 2011,

hlm.178-190.

Fika. 2013. Akad Mu’assiroh (Sukuk). Online: www.kumpulanmakalahbaru.com.

(diakses: tanggal 13 Mei 2016).

Hanafie, Ilham. 2013. Negeri Non Muslim Pun Suka Sukuk. Online:

www.majalahmasjidkita.com. (diakses tanggal 13 Mei 2016).

Indah. 2010. Sukuk dan Pertumbuhannya. Online: www.Ibsyari’ah.com. (diakses

tanggal 13 Mei 2013).

Intana, Lila. 2013. Cara OJK menjaga market agar tetap bullish. Online:

www.swa.co.id. (diakses pada tanggal 16 Juni 2013).

II

Maru'ao,D.O. 2010Neural Network Implementation in Foreign Exchange

KursPrediction. Faculty of Industrial Engineering, Gunadarma University

Jakarta.

Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Statistik Perkembangan Pasar Modal Syari’ah.

Online: www. Bapepam.go.id. (diakses pada tanggal 13 Mei 2016).

Rusydiana, Aam. 2012. Analisis Penguraian Masalah Pengembangan Sukuk

Korporasi di Indonesia Pendekatan Metode ANP (Analytic Network

Process). Online: www.Konsultananp.blogspot.com. (Diakses pada tanggal

29 Mei 2013).

Sonang Sahat et.all 2013 Metode Jaringan Saraf Tiruan dalam Prediksi Serangan

Jantung yang efektif , Jurnal SNATIKOM Tunas Bangsa Siantar.

S.S. Ge, Y. Yang, and T.H. Lee. Hand gesture recognition and tracking based on

distributed locally linear embedding. Image and Vision Computing, 2008,

26(12): 1607-1620.

Tim Kajian Simplikasi Penerbitan Efek Syariah (Sukuk). 2012. Kajian Simplikasi

Penerbitan Sukuk. Online: www.Bapepam.go.id (Diakses pada tanggal 13

Mei 2013. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal.

Tim Kerjasama Simplikasi Prosedur Penerbitan Efek Syari’ah. 2012. Kajian

Simplikasi Prosedur Pengelolaan Efek Syari’ah dan Pengelolaan Investasi.

Online: www.Bapepam.go.id (Diakses pada tanggal 13 Mei 2013). Jakarta:

Badan Pengawas Pasar Modal

Tim Kajian Pasar Sekunder Sukuk. 2012. Kajian Pasar Sekunder Sukuk. Online:

www.Bapepam.go.id. (Diakses pada tanggal 13 Mei 2016). Jakarta: Badan

Pengawas Pasar Modal.

Tim Kajian Minat Investor Terhadap Syari’ah di Pasar Modal. 2011. Kajian Minat

Investor Terhadap Syari’ah di Pasar Modal. Online : www.Bapepam.go.id.

Diakses pada tanggal 13 Mei 2013. Jakarta:Badan Pengawas Pasar Modal.

Tim Kajian Pengembangan Produk Syari’ah. 2009. Kajian Pengembangan Produk

Syari’ah di Pasar Modal Sukuk Musyarakah dan Sukuk Istishna. Online:

www.Bapepam.go.id. (Diakses pada tanggal 13 Mei 2016). Jakarta:Badan

Pengawas Pasar Modal.

Tim Studi Tentang Investasi Syariah Di Pasar Modal Indonesia. 2004. Studi

Investasi Pada Pasar Modal Syari’ah di Indonesia. www.Bapepam.go.id.

III

Online: Diakses pada tanggal 13 Mei 2016. Jakarta:Badan Pengawas Pasar

Modal.

Wuryandari dan Afrianto ,2012, Perbandingan Metode Jaringan Saraf Tiruan

Backpropogation dengan Learning Vector Quantization pada pengenalan

wajah, Jurnal KOMPUTA edisi 1 1 Volume 1. Bandung.

XXII

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Pemilihan Arsitektur Terbaik Di JST

Lampiran 2 : Susunan Organisasi Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang

Ilmu

Alokasi

waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Solikhun,

M.Kom

(0104018304)

Akademi

Manajemen

Informatika

Komputer

(AMIK) Tunas

Bangsa

Pematangsiantar

Teknologi

Informasi

10 Mengkoordinir dan

manajemen seluruh

kegiatan penelitian

2 Handrizal S.Si,

M.Comp.Sc

(0113067703)

Akademi

Manajemen

Informatika

Komputer

(AMIK) Tunas

Bangsa

Pematangsiantar

Teknologi

Informasi

10 Membantu ketua dalam

melakukan seluruh

kegiatan penelitian dan

bertanggung jawab dalam

pembukuan serta laporan

3 Agus Perdana

Windarto,

M.Kom

(0130088603)

Sekolah Tinggi

Ilmu Komputer

(STIKOM) Tunas

Bangsa

Pematangsiantar

Teknologi

Informasi

10 Membantu ketua dalam

melakukan seluruh

kegiatan penelitian dan

bertanggung jawab dalam

pembukuan serta laporan

XXIII

No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang

Ilmu

Alokasi

waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

4 M. Fauzan,

M.E.I

(0104048904)

Sekolah Tinggi

Ilmu Komputer

(STIKOM) Tunas

Bangsa

Pematangsiantar

Ekonomi

Islam

10 Membantu ketua dalam

melakukan seluruh

kegiatan penelitian dan

bertanggung jawab dalam

pembukuan serta laporan

Lampiran 3 : Bukti Submit paper di Jurnal Nasional

Publikasi Jurnal Ilmiah Nasional berISSN tidak TerAkreditasi pada Jurnal KLIK

dengan Url : http://klik.unlam.ac.id/index.php/klik dengan status In Review

Portal Jurnal KLIK :

Gambar 1. Portal Jurnal KLIK

XXIV

Gambar 2. Status artikel pada Jurnal KLIK

Gambar 3. Status Detail artikel pada Jurnal KLIK

XXV

Lampiran 4 : Bukti Mengikuti Temu Ilmiah Nasional (Seminar Nasional)

Gambar 5. Alamat dan Brosur Kegiatan Seminar Nasional

XXVI

Gambar 6. Lokasi Seminar Nasional (1)

Gambar 7. Lokasi Seminar Nasional (2)

XXVII

Gambar 8. Spanduk Seminar Nasional

Gambar 9. Peserta Seminar

XXVIII

Gambar 10. Peserta Pemakalah

Seminar Nasional (Solikhun)

Gambar 10. Peserta Pemakalah Seminar

Nasional (Agus Perdana Windarto)

Gambar 11. Jadwal dan Peserta Seminar Nasional

XXIX

Lampiran 5: Rekapitulasi Penggunaan Anggaran

XXX

XXXI

XXXII

Lampiran 6 : Berita Acara Penyerahan Laporan Keuangan

XXXIII

XXXIV

Lampiran 7 : Berita Acara Serah Terima Laporan Kemajuan

XXXV