90
i LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA Sintiya Yulidavin Patria 140607975 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOYAKARTA 2018

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

  • Upload
    others

  • View
    276

  • Download
    56

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

i

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT. AJINOMOTO INDONESIA

Sintiya Yulidavin Patria

140607975

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOYAKARTA

2018

Page 2: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

ii

Page 3: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

iii

Page 4: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan_nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek dan dapat menyelesaikan

pembuatan laporan akhir Kerja Praktek ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk menunjang pemahaman dari

berbagai teori mata kuliah yang telah diambil oleh mahasiswa. Akhir kata

penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah turut membantu

selama kerja praktek ini berlangsung, yaitu kepada:

1. Ibu M Chandra Dewi K., S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek.

2. PT AJINOMOTO Indonesia, Mojokerto Factory yang telah memberikan penulis

kesempatan untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek disana.

3. Bapak Djoko Siswanto selaku pembimbing Kerja Praktek

4. Ayah, Ibu dan Saudara saya yang telah mendukung dan memotivasi saya

selama melaksanakan Kerja Praktek.

5. Febri Artha Nugroho yang telah membantu saya selama berada di Jawa Timur

dan memotvasi saya dalam pelaksanaan kerja praktek

6. Teman- Teman seangkatan kerja praktek yang telah bekerja sama selama

proses kerja praktek di PT Ajinomoto

7. Teman-Teman Kampus yang selalu memotivasi Saya selama melaksanakan

Kerja Praktek dan penyelesaian laporan Kerja Praktek.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis

Kiranya dengan terselesainya laporan ini, dapat membantu semua pihak yang

membacanya dan dapat diambil manfaatnya. Penulis juga menyadari dalam

pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca.

Yogyakarta, Mei 2018

Penulis

Page 5: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

v

DAFTAR ISI

BAB JUDUL HAL

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Surat Keterangan Pelaksanaan Kerja Praktek iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar vi

Daftar Tabel vii

1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 2

2 Tinjauan Umum Perusahaan

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 3

2.2. Struktur organisasi 5

2.3. Manajemen Perusahaan 11

3 Tinjauan Sistem Perusahaan

3.1. Proses Bisnis 14

3.2. Produk yang Dihasilkan 14

3.3. Proses Produksi 17

4 Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa

4.1 Lingkup Pekerjaan 25

4.2 Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 26

4.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 28

4.4 Hasil Pekerjaan (Metode Perusahaan dan Berdasarkan Teori) 30

4.1 Hasil Pekerjaan Mahasiswa 34

5 Penutup

5.1 Kesimpulan 46

5.2 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47

LAMPIRAN 48

Page 6: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pembagian Shift Kerja 12

Tabel 4.1. Perbandingan Cara Penyelesaian 33

Tabel 4.2. Data Tingkat Purity Tepung Tapioka dari Supplier A 34

Tabel 4.3. Lanjutan 35

Tabel 4.4. Data Tingkat Purity Tepung Tapioka dari Supplier B 35

Tabel 4.5. Lanjutan 36

Tabel 4.6. Data Tingkat Purity Tepung Tapioka dari Supplier C 36

Tabel 4.7. Lanjutan 37

Tabel 4.8. Data Tingkat Purity Tepung Tapioka dari Supplier D 38

Tabel 4.9. Pengolahan data Supplier A 39

Tabel 4.10. Pengolahan data Supplier B 40

Tabel 4.11. Pengolahan data Supplier C 42

Tabel 4.12. Pengolahan data Supplier D 43

Page 7: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Lokasi PT. Ajinomoto Indonesia, Mojokerto 2

Gambar 1.2. Gedung PT. Ajinomoto Indonesia, Mojokerto 2

Gambar 2.1. Logo PT Ajinomoto Indonesia 4

Gambar 2.2. Struktur Organisasi 6

Gambar 3.1. Berbagai Produk Utama PT Ajinomoto Indonesia 16

Gambar 3.2. Berbagai Produk Sampingan PT Ajinomoto Indonesia 17

Gambar 3.3. Morfologi Kristal Asam glutamate α-crystal dan (ii) β- crystals 21

Gambar 4.1. Flowchart Metodologi Pelaksanaan Tugas pada Area QC 28

Gambar 4.2. Peta Kendali X Bar 39

Gambar 4.3. Peta Kendali R 40

Gambar 4.4. Peta Kendali X Bar 41

Gambar 4.5. Peta Kendali R 41

Gambar 4.6. Peta Kendali X Bar 42

Gambar 4.7. Peta Kendali R 43

Gambar 4.8. Peta Kendali X Bar 44

Gambar 4.9. Peta Kendali R 44

Page 8: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya

Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan

kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang

kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali

suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan

etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik

Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek

mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini

mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan

pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa adalah:

a. Mengenali ruang lingkup perusahaan

b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor

atau pembimbing lapangan

d. Mengamati perilaku sistem

e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

f. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:

a. Melatih kedisiplinan.

b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan

dalam perusahaan.

c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan

menjalankan bisnis.

e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di

perusahaan.

f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

Page 9: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

2

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Paktek ini dilaksanakan terhitung dari tanggal 18 Desember 2017 sampai

dengan 27 Januari 2018 di PT Ajinomoto Indonesia yang beralamat di 110, Jl.

Raya Mlirip, Mlirip, Jetis, Mojokerto, Jawa Timur 61352. Penulis ditempatkan

didepartement Quality Control PPC untuk material.

Gambar 1.1 Lokasi PT. Ajinomoto Indonesia, Mojokerto

Gambar 1.2 Gedung PT. Ajinomoto Indonesia, Mojokerto.

Sumber : https://www.google.co.id/maps/

Page 10: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

3

BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2. 1. Sejarah Singkat Perusahaan

MSG dengan menggunakan bahan baku asam glutamat kering yang

Berawal dari sebuah penemuan besar di Jepang, Dr. Kikunae Ikeda pada tahun

1908 yang menemukan sumber rasa gurih dari kaldu rumput laut (Kombu). Rasa

gurih tersebut kemudian dinamakan Umami. Produk bumbu masakan yang

dipercaya sebagai sumber rasa umami muncul dengan merk AJI-NO-MOTO®

setahun kemudian. AJI-NO-MOTO® sampai saat ini telah digunakan selama 100

tahun dan beredar luas hampir di 100 wilayah dan negara. AJI-NO-MOTO® dapat

bertahan lama dipergunakan oleh masyarakat luas karena selalu mengutamakan

kepercyaan dan kesetiaan konsumen. Di Indonesia, keeksistensian AJI-NO-

MOTO® sudah mencapai 40 tahun sehingga telah membuktikan bahwa Ajinomoto

adalah perusahaan yang pantas dipercaya.

Perusahaan ini dapat dengan cepat berkembang ke negara lainnya, dengan

Ajinomoto U.S.A., Inc diresmikan pada tahun 1956. Ajinomoto telah menjadi

perusahaan konglomerat yang bergerak ke bidang lainnya, meskipun tetap fokus

pada industri makanan. PT. Ajinomoto Indonesia adalah perusahaan yang selalu

berusaha mengikuti perkembangan kebutuhan manusia dengan fokus produk

bumbu olahan yang dapat dibuktikan dengan munculnya produk baru yang

diproduksi oleh PT. Ajinomoto Indonesia seperti halnya Masako, Saori, Sajiku,

Mayumi dan juga produk olahan minuman fermentasi. Hasil sampingan dari proses

produksi pun diolah menjadi produk baru yang memiliki nilai jual seperti pupuk cair

dan produk pakan ternak.

Tahun 1908, produksi asam glutamat secara komersial telah dirintis oleh Prof.

Ikunae Ikeda yang bekerja sama dengan pemilik modal Sabaruzukei Suzuki,

sehingga berdirilah Ajinomoto Co. Inc. Perusahaan tersebut pada awalnya

produksi asam glutamat dilakukan dengan menggunakan bahan baku gluten dari

gandum atau kedelai dengan cara hidrolisa.

Tahun 1957 ditemukan bahan pengganti kombu yaitu molasses (tetes tebu) yang

merupakan hasil samping dari pabrik gula. Asam glutamat mulai diproduksi

dengan cara fermentasi aerob menggunakan bakteri corynebacterium

glutamicum, dengan molasses atau beet molasses sebagai medium fermentasi.

Page 11: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

4

Pada akhirnya pada tahun 1969, perusahaan ini mendirikan pabrik besar di

Indonesia yang berlokasi di kabupaten Mojokerto, Jawa Timur hingga saat ini. PT.

Ajinomoto Indonesia mulai melakukan ekspansi di beberapa wilayah karena

permintaan yang melebihi kapasitas produksi dari pabrik utama yang berlokasi

Mojokerto.

Tahun 1970, PT. Ajinomoto Indonesia mulai memproduksi diimpor dari Jepang.

PT. Ajinomoto Indonesia baru bisa memproduksi MSG secara keseluruhan dari

bahan baku dasar molasses pada tahun 1972. Pabrik ini didirikan untuk

memproduksi diantaranya masako, tahun (1999) sajiku, tahun (2005) saori, tahun

(2012) mayumi.

Pada tahun 2011 PT Ajinomoto mengembangkan pabrik yaitu didirikannya pabrik

di Karawang tetapi pada pabrik ini hanya memproduksi masako saja. PT.

Ajinomoto terbagi menjadi 3 perusahaan yaitu PT. Ajinomoto Indonesia, PT.

Ajinex Internasional, dan PT. Ajinomoto Sales Insonesia.

Gambar 2.1. Logo PT. Ajinomoto Indonesia

Sumber : https://www.ajinomoto.co.id

2.1. 1. Pencapaian dari PT. Ajinomoto Indonesia

Berikut adalah sertifikat dan pencapaian yang diraih oleh PT. Ajinomoto Indonesia:

a. Sertifikat yang Dimiliki

i. Sertifikat ISO 9001 untuk jaminan mutu

ii. Sertifikat Sistem Jaminan Halal dari MUI

iii. Sertifikat Halal dari MUI

iv. ISO 14001 untuk manajemen lingkungan

v. ISO 22000 untuk keamanan pangan

vi. OHSAS 18001 untuk manajemen K3 dari badan sertifikasi SGS dengan

akreditasi UKAS (United Kingdom Accreditation Service).

Page 12: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

5

2. 2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian

dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian

aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai batas-

batas tertentu (Umar, 2008). Menurut Sukoco (2007), saat ini terdapat tujuh

macam struktur organisasi yang biasa dijumpai dalam suatu organisasi, yaitu

struktur garis, struktur garis dan staff, struktur fungsional, struktur lini dan

fungsional, struktur lini, fungional, dan staf, struktur komite, dan struktur matrik.

2.2.2 Bagan Struktur Organisasi

PT. Ajinomoto Indonesia merupakan perusahaan yang berasal dari Jepang,

sehingga ciri-ciri manajemen jepang sangat mempengaruhi struktur organisasi

perusahaan. Tipe organisasi gemenschaft, yaitu tipe ke-masyarakatan yang

menonjol dalam sifat kebersamaan kelompok, sangat nampak dalam struktur

organisasi PT. Ajinomoto Indonesia yaitu cenderung berbentuk garis dan staf.

Hubungan pimpinan langsung dan memiliki rantai perintah yang jelas dan mengalir

ke bawah melalui tingkatan-tingkatan management. Organisasi staf memiliki

kelompok tersendiri yang terdiri dari para ahli yang memiliki fungsi utama

memberikan sarana dan pelayanan pada fungsi garis, dimana staf departemen

tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan utama dalam organisasi atau

departemen.

Dalam struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Ajinomoto Indonesia dipimpin oleh

Vice Presdient Director dan Factory Manager Director dimana kedudukan ini diisi

oleh orang Jepang. Didalam struktur organisasi tersebut, terdapat 4 kelompok

yang terbagi dalam beberapa departemen dan terbagi lagi ke dalam seksi yang

lebih spesifik.

Page 13: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

6

Gambar 2.2 Struktur Organisasi

Page 14: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

7

2.2.1 Deskripsi Pekerjaan setiap Departemen

Berikut adalah deskripsi tugas dan wewenang dari masing-masing departemen

yang ada di PT. Ajinomoto Indonesia untuk Mojokerto Factory.

1. Vice Presindent Director

a. Bertanggung jawab atas jalannya perusahaan

b. Menentukan alur kebijakan baik intern maupun ekstern

c. Merumuskan dan mengembangkan rencana produksi yang meliputi

jumlah dan kualitas produksi, pemakaian bahan baku, tenaga kerja dan

lain-lainnya.

d. Mengambil tindakan yang mendukung kelanjutan produksi

e. Mengangkat dan memberhentikan karyawan

2. Manager Pabrik (Factory Manager)

a. Menentukan keputusan yang berhubungan dengan desain dari sistem

produksi pabrik yang bersangkutan.

b. Menentukan keputusan yang berhubungan dengan operasi dan

pengendalian sistem tersebut baik dalam jangka waktu panjang maupun

pendek.

3. Wakil Manager Pabrik (Vice Factory Manager)

Membantu kerja dari manager pabrik dalam menjalankan tugas-tugasnya

termasuk memberikan saran dan mengambil keputusan-keputusan penting.

4. Departement I Planning

a. Departemen Quality assurance and Planning (QA & P)

Departemen ini terdiri dari dua seksi, yaitu seksi inspeksi dan seksi

laboratorium. Seksi inspeksi menangani pengawasan dan pengendalian

mutu lapangan. Seksi laboratorium menangani pengendalian mutu

dalam laboratorium dengan menganalisa sampel yang dikirim dari

lapangan. Analisa laboratorium akan menganalisis jika ditemukan

penyimpangan, maka seksi ini segera menghubungi petugas lapangan

untuk mengantisipasi/menangani penyimpangan tersebut.

b. Departemen Fisik dan Distribusi (Physical and Distribution)

Departemen ini menangani hal-hal yang berhubungan dengan

penyimpanan produksi dan distribusi produk. Departemen ini dibagi

menjadi dua seksi yaitu :

i. Seksi Eksport dan Import

Page 15: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

8

Bertanggung jawab atas persiapan dokumen dan administrasi serta

pengiriman barang sampai ke tangan pemesan. Demikian juga

halnya jika perusahaan mengimport bahan untuk produksi maupun

peralatan.

ii. Seksi Pergudangan (Warehouse)

Seksi ini bertanggung jawab atas penyimpanan bahan baku utama,

bahan pembantu maupun produk jadi MSG yang dihasilkan dalam

bentuk curah maupun MSG yang siap dipasarkan dalam bentuk

produk jadi lainnya.

c. Departemen Pengadaan (Purchase)

Seksi ini bertanggung jawab atas perencanaan produksi perusahaan

yang meliputi jumlah produksi yang disesuaikan dengan permintaan

pasar dan distribusi produk jadi serta mengendalikan proses produksi

dan bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku utama, bahan

pembantu serta peralatan yang berhubungan dengan proses produksi.

5. Departemen II Food Ingredient

a. Departemen Produksi 1 (P1)

Departemen produksi mempunyai lima seksi yang bertanggung jawab

terhadap proses produksi MSG mulai tetes tebu sampai bentuk kristal

MSG serta proses produksi untuk produksi lainnya. Setiap seksi

bertugas pada satu unit produksi tertentu.

i Seksi H1 Decalsification yang bertugas mempersiapkan bakteri,

menyiapkan tetes tebu dari pabrik gula hingga menjadi TCM yang

siap digunakan dalam proses fermentasi (proses dekalsifikasi)

ii Seksi H2 Fermentation bertugas dalam proses fermentasi tetes

tebu hingga menjadi asam glutamat

iii Seksi H4 Isolation, bertugas memproduksi asam glutamat menjadi

NL (pada proses isolasi)

iv Seksi H5 dan H6 Purifikasi, bertugas untuk menangani unit

purifikasi yang merupakan tahap akhir proses produksi pembuatan

MSG. Adapun proses purifikasi ini meliputi : netralisasi, dekolorisasi

II, separasi II dan pengeringan.

b. Departemen Utility (P5)

Departemen ini menangani penyediaan utilitas seperti steam, listrik dan

air. Departemen ini juga bertanggung jawab terhadap distribusinya

Page 16: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

9

untuk tiap departemen yang memerlukannya. Termasuk juga listrik dan

air untuk kebutuhan sehari-hari.

c. Departemen WWT & By Production (P6)

Departemen ini menangani limbah sebagai usaha pencegahan terhadap

pencemaran lingkungan dan pemanfaatan hasil samping. Departemen

ini terdiri dari dua seksi, yaitu seksi amina serta seksi lingkungan dan

polusi. Seksi amina mengolah limbah cairan yang tidak dapat

dikristalkan lagi yang berasal dari departemen produksi 1 seksi H5 dan

H6 (seksi purifikasi). Bagian lingkungan dan polusi menangani limbah

cair berupa air yang dipergunakan dalam proses untuk selanjutnya

dikembalikan ke sungai Brantas.

6. Departemen III Food Product

d. Departemen Food Production 1

Departemen yang bertanggung jawab memproduksi MASAKO dan

menangani pengemasan. Dibagi menjadi 2 seksi yaitu seksi Bulk

Masako dan seksi pack Masako

e. Departement Food Production 2

Departemen yang bertanggung jawab memproduksi Sajiku dan ekstrak

daging sebagai bahan baku masako, dibagi menjadi 2 yaitu seksi EMO

(Extraction Meat Powder) dan seksi Sajiku

f. Departemen Food Production 3

Departemen yang bertanggung jawab melakukan pengemasan MSG

serta fasilitas yang dibutuhkan. Dibagi menjadi 4 seksi yaitu seksi P & Q

Control, Seksi Production, seksi Facility dan seksi Management System

g. Departemen Food Production 4

Departemen yang bertanggung jawab untuk menangani percetakan

(printing), produksi bahan-bahan pengemas dan percetakan label pada

bahan pengemas.

7. Departemen IV General Administration

h. Departemen Umum dan Personalia (General and Personal)

Departemen ini menangani hal-hal yang sifatnya umum dan diluar

proses produksi. Departemen ini terdiri atas :

i Seksi Personalia

Page 17: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

10

Seksi personalia menangani masalah recruitment karyawan serta

seleksi penempatan, gaji karyawan dan pembinaan organisasi

intern.

ii Seksi Masalah Umum

Hal-hal yang berhubungan dengan perijinan, kesehatan pekerja, dan

kesejahteraan karyawan, transportasi, keamanan dan lingkungan

hidup.

i. Departemen Keuangan dan Akuntansi (Finance and Accounting)

Depertemen Keuangan dan akuntansi bertugas merencanakan

keuangan perusahaan, administrasi perusahaan serta akuntansi

perusahaan. Departemen ini juga bertanggung jawab pada pengelolaan

keuangan perusahaan.

8. I-Tec Food

Merupakan pusat penelitian mengenai produk makanan PT. Ajinomoto

Indonesia. Terdiri dari 4 departemen, yaitu :

a. Departemen mesin dan pemeliharaan (Engineering and Maintenance)

Departemen ini menangani usaha perawatan, perbaikan dan

penyediaan suku cadang. Departemen ini terdiri dari 3 seksi :

1. Seksi pemeliharaan (Maintenance)

Seksi ini bertugas menangani pemeliharaan energi, serta sarana

pendukung lainya.

2. Seksi kontruksi (Construction)

Seksi ini menangani masalah-masalah pengadaan mesin-mesin

baru maupun modifikasi mesin ataupun penambahan gudang

baru. Seksi ini berhubungan dengan investasi dan pengembangan

perusahaan.

3. Seksi peralatan (instrumentasi)

Seksi ini bertanggung jawab terhadap pembuatan dan

pemeliharaan peralatan pabrik.

b. Departemen Packing and Printing

c. Departemen Food Development

d. Departemen Expansion Project

Page 18: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

11

2. 3. Manajemen Perusahaan

Pada sub bab ini, menjelaskan mengenai visi dan misi yang dimiliki oleh

perusahaan, ketenagakerjaan, pemasaran produk, dan keselamatan kerja pada

PT. Ajinomoto Indonesia.

2.3. 1. Visi dan Misi Perusahaan

Menjadi basis kekuatan Grup Ajinomoto untuk memanfaatkan kesempatan bisnis

di pasar Islam dengan menciptakan produk - produk / bisnis yang unik dalam

bidang makanan (utamanya difokuskan pada segmen bumbu masak) yang dapat

merealisasikan filosofi "Eat Well Live Well" sehingga bisnis kita akan membuat

lingkungan di bumi lebih terpelihara.

2.3. 2. Ketenagakerjaan

PT Ajinomoto Indonesia merupakan salah satu perusahaan besar yang ada di

Indonesia yang tentunya memiliki jumlah tenaga kerja yang cukup banyak.

Menurut Sirait (2006) tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi atau

sumber daya yang sangat penting untuk menghasilkan barang dan jasa yang

bermutu. PT Ajinomoto Indonesia sangat memperhatikan faktor tenaga kerja mulai

dari sistem perekrutan hingga penjaminan tenaga kerja.

a. Sumber Daya manusia

Jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Ajinomoto Indonesia berjumlah sekitar

1944 orang yang terbagi menjadi dua level yaitu level manajemen dan level

karyawan

1. Level manajemen terbagi menjadi staf jepang dan staf Indonesia

2. Level karyawan yang terbagi dua yaitu karyawan regular dan karyawan

harian. Karyawan reguler memiliki tingkatan jabatan yang terdiri atas

i. Forman (F) untuk karyawan field non shift atau supervisor (S) untuk

karyawan non field

ii. Asistent Formen A (AFA) atau Asistent Supervisor (AS)

iii. Asistent Formen B (AFB) atau Asistent Supervisor (AFB)

iv. Change head

Jam kerja di PT. Ajinomoto disesuaikan dengan pekerjaannya karyawan

dibagi menjadi karyawan lapangan (karyawan shift dan karyawan non shift)

atau karyawan non lapangan. Karyawan non shift dan non field perusahaan

memberlakukan lima hari kerja yang dimulai pukul 07.00-16.00 sementara

untuk karyawan lapangan shift memiliki jadwal kerja berikut

Page 19: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

12

Tabel 2.1 Pembagian Shift Kerja

Shift Jam Karyawan

1 07.00 -15.00

2 15.00 – 23.00

3 23.00 – 07.00

Sistem shift diterapkan secara bergilir dalam setiap kelompok pada shift

tersebut.

a. Fasilitas

Untuk menunjang berbagai kegiatan PT Ajinomoto Indonesia di bidang non

produksi, didirikan beberapa fasilitas yang memadai, yaitu:

1. Kantin perusahaan

PT. Ajinomoto Indonesia menyediakan fasilitas kantin yang ditujukan

kepada karyawan sebagai pemenuhan kebutuhan primer seperti

diadakannya jatah makan dan minum. Kantin tersebut buka selama 24

jam dikarenakan proses produksi pada PT Ajinomoto juga 24 jam dengan

waktu istrirahat secara bergilir.

2. Fasilitas kesehatan (poliklinik dan general medical check up)

PT Ajinomoto Indonesia juga memiliki fasilitas kesehatan yang dapat

dimanfaatkan sebagai pertolongan pertama ketika terjadinya kecelakaan

kerja.

3. Fasilitas olahraga (sport hall dan recreation house)

PT Ajinomoto memiliki cukup lengkap fasilitas olahraga yang ditujukan

kepada karyawan seperti lapangan tenis, lapangan bola, lapangan volly,

dan lapangan senam. Fasilitas olahraga ini biasanya digunakan pada

saat sport day yang diadakan setiap tahun.

4. Fasilitas ibadah (masjid dan musola)

PT Ajinomoto memberikan fasilitas masjid yang digunakan oleh karyawan

untuk menjalankan ibadah sholat.

5. Locker Karyawan

Locker karyawan diberikan untuk karyawan khususnya bagian produksi

untuk meletakkan barang-barang pribadi.

6. Dapur

Page 20: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

13

Dapur disediakan oleh perusahaan disetiap departemen, dapur yang

disediakan hanya berukuran kecil sekedar untuk membuat minum bagi

karyawan.

7. Tempat Fotocopy

8. Tempat parkir

9. Pos keamanan

10. Koperasi Karyawan (Kopkar) “Artha Guna”

Selain itu, terdapat pula berbagai organisasi yang mendukung kegiatan di

PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory yaitu:

i. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

ii. Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan Minuman

(FSP-RTMM)

iii. Persatuan Istri Karyawan Ajinomoto (Periska)

2.3. 3. Pemasaran Produk

Pemasaran dari hasil produk PT Ajinomoto Indonesia dilakukan berdasarkan

klasifikasi pasar yang berbeda karena pada PT Ajinomoto Indonesia menyediakan

berbagai ukuran yang akan dipasarkan dari ukuran perusahaan hingga ukuran

rumah tangga. Pemasaran dilakukan dengan menggunakan teknologi seperti

memasang iklan pada televisi dan media cetak sehingga masyarakat semakin

mengenal produk yang dihasilkan oleh PT. Ajinomoto Indonesia.

Page 21: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

14

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis (Lampiran 1)

3.2. Produk Yang Dihasilkan

PT. Ajinomoto Indonesia memproduksi berbagai macam produk di bidang pangan

guna memenuhi kebutuhan skala rumah tangga sampai dengan industri HOREKA

(Hotel Restaurant Kering). Produk utama sebagai bahan bumbu masakan,

perusahaan ini juga menghasilkan produk sampingan sebagai bentuk pengolahan

limbah yang dihasilkan selama proses produksi.

3.2.1 Produk Utama Bumbu Masakan

a. Monosodium glutamate (MSG)

MSG merupakan produk utama yang dihasilkan PT Ajinomoto Indonesia

dengan merk dagang AJI-NO-MOTO® dan dijual dengan berbagai ukuran

baik di dalam maupun luar negeri. AJI-NO-MOTO® merupakan bumbu

penyedap yang biasanya digunakan untuk aneka masakan, snack, kerupuk,

bakso, susu, kecap, dsb.

b. AJIPLUS

Produk ini merupakan penyedap rasa umami yang dibuat dengan memadukan

MSG atau Glutamat dengan Nukleotida yang berupa Sodium Inosinat dan

Guanilat. Glutamat terdapat dalam makanan sehari hari seperti ikan, daging,

dan sayuran. Inosinat terdapat pada daging ikan, sapi dan udang, sedangkan

Guanilat terdapat pada beberapa vaietas jamur, daging sapi dan ayam.

Sehingga rasa guring bisa menjadi 3 – 4 kali lebih kuat dibandingkan dengan

menggunakan MSG biasa.

1. Masako

Masako merupakan bumbu kaldu penyedap yang dibuat dengan

perpaduan antara daging segar berkualitas, bumbu dan rempah pilihan.

Masako diproduksi dari ekstrak daging ayam dan daging asli kemudian

ditambahkan berbagai macam bumbu serta MSG sebanyak 5%.

2. Tepung Bumbu Sajiku

Sajiku adalah bumbu praktis yang terbuat dari rempah asli pilihan yang

telah dikeringkan menghasilkan kelezatan dan aroma yang mengundang

Page 22: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

15

selera. Produk ini mulai diproduksi sejak tahun 1999 dan terbagi menjadi

dua macam yaitu tepung bumbu serbaguna dan tepung bumbu masakan.

Sampai saat ini jenis dari tepung bumbu sajiku meliputi : bumbu nasi

goreng pedas, ayam goreng, ikan gering, nasi goreng udang, bumbu oper,

bumbu rendang, bumbu gulai, golden crispy, tepung bumbu tradisional, dan

tepung bumbu serbaguna.

3. SAORI

Saori merupakan bumbu masakan Asia yang terdiri dari 2 varian rasa yaitu

Saus Tiram dan Saus Teriyaki. Produk Saori termasuk varian produk baru

karena mulai diproduksi pada tahun 2005. Produk Saori dibuat dengan

bahan utama dari negara asal dan telah disesuaikan dengan selera orang

di Indonesia. Saos tiram digunakan bahan ekstrak tiram yang diimpor

langsung dari China sedangankan untuk saus teriyaki menggunakan

bahan keca ala Jepang.

4. EBIPLUS

Produk EBIPLUS merupakan bumbu rasa udang yang dapat memberikan

rasa dan aroma udang yang kuat serta gurih yang kuat. EBIPLUS mulai

diproduksi pada tahun 2010. Bumbu ini sangat sesuai apabila digunakan

sebagai bumbu praktis untuk kerupuk, snack, dan makanan olahan daging

ikan.

5. NERIPLUS

Neriplus merupakan produk bumbu rasa ikan yang mulai diproduksi tahun

2012 dan biasa digunakan dalam produksi otak-otak.

6. MAYUMI

Mayumi merupakan produk terbaru yang dikeluarkan oleh PT. Ajinomoto

Indonesia. Mayumi adalah mayonnaise yang terbuat dari bahan yang

berkualitas dan cocok untuk saos cocolan sebagai pelengkap makanan

sehari hari.

Page 23: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

16

*)Sumber : Ajinomoto.co.id

Gambar 3.1 Berbagai produk utama PT Ajinomoto Indonesia

3.2.2 Produk Sampingan

Karena PT. Ajinomoto menerapkan produksi bersih maka limbah atau hasil

samping dari hasil produksi tidak dapat dibuang saja. Sekaligus untuk

meningkatkan nilai tambah pendapatan maka PT. Ajinomoto Indonesia mengolah

limbah dari setiap proses produksi maupun kebutuhan pabrik yang lainnya menjadi

produk yang bernilai jual. Berikut adalah olahan produk sampingan dari pabrik :

1. AJIFOL

AJIFOL merupakan pupuk yang disemprotkan melalui daun dan

mengandung hara Nitrogen, Fosfor, Kalium dan hara makro lainnya dengan

beerapa hara mikro serta tambahan asam amino. Kegunaan Pupuk AJIFOL

adalah

a. meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta

meningkatkan produksi dan kualitas panen

b. menyediakan unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh

tanaman

c. meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan

penyakit, hal ini disebabkan AJIFOL mengandung asam amino yang

berkualitas tinggi.

2. AMINA

Amina merupakan pupuk cair organik yang berguna untuk pertumbuhan

tanaman dan meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah. AMINA adalah

produk samping dari proses fermentasi pada proses produksi MSG. Pupuk

Page 24: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

17

cair AMINA ini mengandung Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K) serta

beberapa unsur mikro.

3. FML

FML atau Fermented Mother Liquour menjadi sumber protein alternatif untuk

pakan ternak karena berasal dari bahan utama Cane molasses yang

difermentasi sehingga kandungan proteinnya sangat tinggi. FML merupakan

hasil daur ulang dari limbah cair produksi pabrik. Pemberian FML pada

ransum mampu meningkatkan laju pertumbuhan mikrobia rumen, sehingga

akan meningkatkan kecernaan serat ransum dan pasokan asam amino yang

dibutuhkan.

4. TRITAN

Tritan merupakan sisa makanan di kantin PT Ajinomoto Indonesia yang

diolah menjadi bahan pakan ternak berprotein tinggi.

*)Sumber : Ajinomoto.co.id

Gambar 3.2 Berbagai produk sampingan PT Ajinomoto Indonesia

3.3. Proses Produksi

Menurut Ahyari (2002), proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk

penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu. PT Ajinomoto

Indonesia memproduksi MSG dengan menggunakan metode fermentasi dengan

menggunakan bakteri Brevibacterium lactofermentum. Proses produksi dilakukan

secara semi kontinu. Mulai dari tahap preparasi bahan baku hingga fermentasi

dilakukan secara batch sedangkan dari proses isolasi dan purifikasi dilakukan

secara kontinu. Berikut ini proses produksi monosodium glutamate (MSG) di PT

Ajinomoto Indonesia.

Page 25: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

18

1. Dekalsifikasi

Proses dekalsifikasi merupakan proses penghilangan kalsium (Ca2+) yang

terdapat pada tetes tebu. Dekalsifikasi dilakukan dengan menambahkan

larutan H2SO4 sehingga kalsium yang terdapat pada tetes tebu akan

mengikat pada ion sulfat. Hasil dari proses dekalsifikasi ini berupa treated

cane molasses (TCM) yang digunakan sebagai sumber karbon oleh

mikroorganisme selama proses fermentasi. Kalsium yang terkandung

dalam CM merupakan residu yang berasal dari proses klasifikasi pada

proses produksi kristal gula yang dilakukan oleh pabrik gula. Kandungan

kalsium pada tetes tebu harus dihilangkan karena akan mengakibatkan:

Terbentuknya warna kristal MSG yang tidak putih atau keruh

Terbentuknya kerak (scale) pada berbagai peralatan sehingga

menurunkan kinerja alat.

Terbentuknya kristal MSG yang rapuh.

Reaksi penegendapan yang terjadi adalah sebagai berikut:

Ca2+ + H2SO4 CaSO4.H2O + CO2

Dari proses ini menghasilkan dua hasil yaitu :

a. Treated Cane Molasses (TCM) yang selanjutnya akan dialirkan

menuju tangki TCM dan siap dipergunakan untuk proses fermentasi yang

sebelumnya telah dilakukan proses sterilisasi.

b. Heavy liquor yang selanjutnya akan menjadi gypsum setelah

mengalami beberapa proses lanjutan.

2. Sakarifikasi

Proses sakarifikasi merupakan cara untuk meningkatkan rendahnya kadar

glukosa pada TCM. Proses sakarifikasi diawali dengan melarutkan tepung

dan disaring dengan penyaring sekitar 40 mesh. Hasilnya ditampung dan

ditambahkan enzim α-amilase dengan kontrol pada pH dan suhu 90-95OC.

Hidrolisis enzim α-amilase tersebut menghasilkan glukosa dan dextrin.

Penambahan ezim glukoamilase untuk menghidrolisis ikatan α-1,6-

glikosidik pada dextrin dan dilakukan pada kondisi optimum enzim

glukoamilase yaitu pada pH 4,5 dan suhu 60OC. Sehigga dari keseluruhan

proses sakarifikasi tepung tapioka dengan penambahan enzim α-amilase

dan enzim glkoamilase menghasilkan glukosa.

Page 26: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

19

3. Fermentasi

Proses fermentasi terjadi kareda adanya aktivitas bakteri yang

menghasilkan aam glutamat. PT. Ajinomoto Indonesia menggukanan

spesies bakteri Brevibacterium lactofermentum. Bakteri tersebut

digunakan untuk mencegah glukosa pada TCM menjadi asam glutamat.

Reaksi yang terjadi selama proses fermentasi yaitu

C6H12O6+NH3+3/2O2 C5H9O4N+CO2+3H2O

Pada proses ini juga ditambahkan bahan pembantu fermentasi yaitu

amonia (NH3) sebagai sumber N pada media fermentasi dan juga berfungsi

sebagai kontrol pH, H2PO4 sebagai sumber phospat (P) pada media dan

juga ditambahkan antifoam sebagai zat pemecah biuh yang dihasilkan

pada proses fermentasi. Pada tahap ini juga dilakukan aerasi yaiu dengan

mengalirkan oksigen ke dalam fermentor.

4. Isolasi

Proses isolasi dilakukan untuk memisahkan asam glutamat dari cairan

fermentasi Hakko Broth (HB). HB yang mengandung asam glutamate

dipisahkan dari bahan lain yang tidak diinginkan, yang terdapat dalam

cairan induk (mother liquor). Tahap isolasi terdapat 5 proses utama yang

dapat memisahkan HB, antara lain adalah asidifikasi, separasi, pencucian,

kristalisasi, dan neutralisasi.

a. Asidifikasi

Proses asidifikasi juga disebut proses kristalisasi I. HB (Hakko Borth)

dialirkan melalui heat exchanger (HE) untuk menurunkan suhu broth dari

40OC menjadi 25OC kedalam tangki kristalisasi I. Tengki tersebut

dilengkapi dengan agligator untuk menghomogenkan konsentrasi

H2SO4 yang ditambahkan. Penambahan H2SO4 dibuat kondisi pH

isoelektrik yaitu sekitar 3,2-3,4 pada HB sehingga diperoleh konsentrat

asam glutamat. Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi isoelektrik

menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi.

b. Separasi I

Separasi dilakukan dengan alat Super Decater Centrifuge (SDC).

Dimana kristal asam glutamat mempunyai berat jenis besar akan

mendapat gaya yang lebih besar, sehingga akan terpisak ketepi.

Sedangkan cairannya akan berada ditengah. Hasil pemisahan oleh PT.

Ajinomoto disebut GH (Glutamic Hakko) berupa asam glutamat dan

B. lactofermentum.

Page 27: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

20

larutam induk GM (Glutamic Mother). Kemudian larutan GM yang masih

mengandung sisa asam glutamat, sisa mikroba serta sisa media

fermentasi dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FFE) dua efek

sampai total solid kira-kira 30-40 %, setelah dipekatkan cairan ini

didinginkan dengan Cooling Water (CW) dan dipisahkan lagi dengan

Superr Decater SentrifugeI (SDC).

c. Pencucian

Pencucian dilakukan pada kristal asam glutamat (GH) dengan cara

penyemprotan air ke kristal asam glutamat, dan laju air dijaga secara

optimal agar menghindari loss kristal asam glutamat. Langkah

selanjutnya larutan tersebut dipisahkan kembali dengan Super Decanter

Sentrifuge (SDC) untuk memisahkan kristal GH dari air sisa pencucian

(GM). Glutamic Mother (GM) yang masih mengandung asam glutamat

dalm jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan

Falling Fan Evaporator (FFE).

d. Kristalisasi

Proses selanjutnya adalah untuk mengubah kristal α yang terdapat pada

GH3 lalu diubah menjadi kristal β. Tujuan pengubahan ini adalah untuk

mengurangi kandungan pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal

α. Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih, berukuran lebih kecil,

dan memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α. Proses

pengubahan kristal ini dilakukan dengan cara pemanasan steam 80OC.

Kondisi temperatur ini kristal α akan melarutkan dan terbentuk kristal β.

Kristal yang keluar masih bertemperatur tinggi, oleh karena itu perlu

didinginkan sampai 40-50OC dengan cara mengalirkan air pendingin,

proses ini terjadi di tangki Transform Crystal Cooling (TCC).

Page 28: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

21

*)Sumber:http://origin-ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-

S0022024806005173-gr1.jpg)

Gambar 3.3 Morfologi kristal asam glutamate (i) α-crystal dan (ii) β-

crystals

5. Netralisasi

Tujuan dari netralisasi adalah menstabilkan molekul asam amino yang

masih dipengaruhi pH yang asam, dengan cara dinetralkan dengan NaOH

20% hingga mencapai pH 6,7-7,2 dan proses ini dilakukan pada temperatur

sekitar 90OC. Reaksi yang terjadi yaitu :

C5H9O4N + NaOH C5H9O4NNa + H2O

Pada proses ini, asam glutamat akan diubah menjadi monosodium

glutamate monohidrat yang disebut Neutral Liquor (NL) yang selanjutnya

akan dipurifikasi. Proses netralisasi dilakukan pada tangki reasksi yang

beragitator. Agitator berfungsi untuk mempercepat proses homogenasi

antara asam glutamate dan NaOH yang ditambahkan.

6. Purifikasi

Proses purifikasi merupakan tahap lanjutan dari tahap isolasi yang

dilakukan oleh seksi H-5 dan merupakan tahap terakhir dari proses

produksi monosodium glutamate (MSG). Tujuannya adalah menghilangkan

pengotor yang terdapat dalam MSG. Terdapat tiga tahapan utama dalam

proses purifikasi, yaitu

a. Dekolorisasi

Warna kristal pada Neutral Liquor (NL) hasil proses isolasi masih

berwarna coklat kehitaman. Warna tersebut karena dalam cairan NL

masih terdapat pengotor atau impurities sisa-sisa medium

fermentasi. Warna MSG juga merupakan salah satu standar kualitas

produk akhir maka diperlukan proses dekolorisasi. Proses tersebut

akan menghasilkan MSG yang berwarna putih. Dekolorisasi

merupakan proses penghilangan kotoran yang terdapat pada cairan

Page 29: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

22

Neutral Liquor (NL) dengan cara penambahan aktif karbon.

Penambahan aktif karbon dilakukan dalam tangki deklorisasi dengan

penambahan sebesar 2% dari massa cairan. Di dalam tangki

dekolorisasi juga terdapat kontrol pH untuk menjaga kestabilan pH

NL yang masuk ke dalam tangki yaitu dengan penambahan NaOH

sampai pH kurang lebih 6,3. Proses dekolorisasi dilakukan pada suhu

80oC melalui pemanasan dengan steam. NL yang telah ditambah

aktif karbon, dilewatkan pada alat filter decolorization yaitu Niagara

Filter untuk memisahkan kembali cairan NL yang telah jernih dari aktif

karbon yang telah mengikat kotoran-kotoran sisa media fermentasi.

Proses ini dihasilkan cairan monosodium glutamate bening atau

Filtered Liquor atau liquor bening.

b. Kristalisasi II

Proses kristalisasi ini adalah proses kedua yang merupakan proses

kristalisasi terakhir dalam proses produksi monosodium glutamate

(MSG). Prinsip dari proses ini adalah membuat larutan MSG pada

kondisi jenuh. Proses pemanasan mencapai temperatur 60-70OC.

Pemanasan tersebut dilakukan terus menerus hingga tercapai tingkat

kejenuhan dan muai terbentuk kristal.

c. Separasi II

Separasi II dilakukan untuk memisahkan campuran kristal dari

Mother Liquor (ML), menggunakan teknik sentrifugasi. Proses

selanjutnya Setelah terpisah dari Mother Liquor (ML), kristal

monosodium glutamate yang masih dalam berbentuk kristal basah

(wet crysal) dilakukan proses pengeringan. Mother Liquor (ML)

dikristalkan dan dipisahkan kembali.

1. Pengeringan

Pengeringan dilakukan dengan udara panas yang dihembuskan dengan

bantuan blower hingga pada akhirnya kadar air kristal telah mencapai ±27

dari kadar air sebelumnya ±4-6%. Proses selanjutnya pengeringan, kristal

MSG didinginkan terlebih dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu 30-

40 %. Proses tersebut menghasilkan kristal MSG yang stabil pada suhu

ruang. Kristal MSG kering dan telah didinginkan, dilakukan analisa

Absorbance Index (AI) untuk mengetahui kualitas atau mutu warna kristal

Page 30: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

23

MSG. Niai AI yang dikehendaki oleh PT. Ajinomoto yaitu AI<0,3, dilakukan

proses pengayakan dengan 3 ukuran kristal antara lain:

a. LC (Large Crystal) merupakan kristal MSG yang lolos ayakan

berukuran 20 mesh

b. RC (regular Crystal) merupakan kristal MSG yang lolos ayakan

berukuran 60 mesh

c. FC (Fine Crystal) merupakan kristal MSG yang lolos ayakan

berukuran 100 mesh

8. Pengemasan

Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk dari pengaruh luar agar

tidak rusak. Tujuan lain dari pengemasan juga untuk memudahkan dalam

transportasi serta dapat menarik konsumen. Tahapan pengemasan yang

terjadi yaitu:

a. Proses penimbangan

MSG curah yang dikemas dalam karung besar berukuran 800

dimasukkan kedalam tangki penyimpanan (stroke tank)

b. Proses Pengemasan

Proses pengemasan berdasarkan ukuran kristal MSG dan jenis

pengemas. Bahan pengemas yang digunakan di PT.Ajinomoto

dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Bahan pengemas primer yang berhubungan langsung dengan

produk MSG. Bahan pengemas ini terdiri dari dua lapis, yaitu

Oriented Polypropylene (OPP) dan Poly Ethylene (PE).

2. Bahan pengemas sekunder yang merupakan bahan pengemas

yang tidak langsung kontak dengan produk MSG. Bahan

pengemas ini terdiri dari dua jenis, yaitu plastik pembungkus dan

kotak karton double wall.

Pengemasan di PT Ajinomoto Indonesia dibedakan menjadi tiga

jenis pengemasan berdasarkan ukuran produk yaitu :

Small Size

Pengemasan pada produk MSG dengan ukuran kecil dilakukan

dengan menggunakan kemasan dengan jenis kalender.

Kemasan tipe kalender terdapat beberapa jenis warna kemasan

yang digunakan, antara lain adalah kuning, hijau, nila dan MJCL.

Berbagai warna ini hanya menandakan perbedaan jumlah isi

Page 31: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

24

dalam setiap kemasa. Misalnya pada kemasan berwarna kuning

dan hijau digunakan pada produk MSG dengan berat 0,9 g.

Kemasan kalender warna nila digunakan pada produk MSG

dengan berat 2g. Sedangkan pada MJCL digunakan untuk

kemasan MSG dengan berat 11g. Untuk kemasan kalender

warna hijau dan kuning digunakan untuk membedakan wilayah

distribusi produk. Dalam satu lembar kemasan tipe kalender

terdiri dari 20 kemasan kecil yang mempunyai berat sama. Pada

jenis kemasan ini, MSG yang digunakan adalah regular crystal

MSG.

Medium Size

Pengemasan pada ukuran medium menggunakan kemasan tipe

bag. Pada tipe ini PT Ajinomoto Indonesia memproduksi dalam

berbagai ukuran berat, yaitu kemasan putih pack (PTPA), 50 g,

dan 100 g. Pada jenis kemasan ini, MSG yang digunakan adalah

regular crystal MSG.

Big Size

Pengemasan pada ukuran besar masih menggunakan kemasan

tipe bag. Pada tipe ini PT Ajinomoto Indonesia memproduksi

dalam berbagai ukuran berat, yaitu dengan harga Rp. 5.000, 250

g, dan 500 g. Pada jenis kemasan ini, MSG yang digunakan

adalah regular crystal MSG. Untuk kemasan dengnan ukuran

bulk digunakan MSG dengan regular crystal dan large crystal.

3. Proses Kartoning

Setelah dikemas, produk MSG dikemas ke dalam box karton

kemudian dilakukan penimbangan kembali. Selanjutnya karton

diberikan kode produksi. Kode yang tercantum dalam karton

antara lain adalah kode operator, kode line, tanggal produksi,

nomor palet dan nomor karton. Tahap selanjutnya adalah

palletizing yaitu proses pengecekan nomor palet. Kemudian

sampel diberikan ke QC untuk diuji kualitas final produk.

Page 32: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

25

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan

Perusahaan PT Ajinomoto Indonsia menempatkan penulis pertama kali di

Departemen Produksi MSG dilanjutkan dengan Departemen pengolahan limbah

dan diakhiri dengan Departement Utility. Penulis diarahkan untuk mengetahui

proses produksi yang berada di PT Ajinomoto Indonesia khususnya pada produk

MSG. Penulis diarahkan untuk mengikuti setiap proses produksi yang terjadi dan

dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan di setiap divisinya.

Penulis dipersilahkan untuk mengamati proses yang dimulai penerimaan bahan

baku, penyimpanan bahan baku, menuju H1 untuk proses decalcification,

saccarification, BM, H2 untuk proses Fermentasi, H4 untuk proses isolasi, H5

untuk proses Purification, Decalsification, Decolorization, Kristalication,

pengeringan dan pengayakan hingga produk siap dikemas menuju Departement

packaging dan disimpan di gudang sampai siap untuk dipasarkan. Semua tahapan

tersebut tetap diawasi oleh masing masing departemen untuk mencegah

terjadinya kesalahan pada masing-masing tahapan.

Penulis tidak diberikan tugas khusus selama ditempatkan pada departemen

produksi, penulis hanya ditugaskan untuk mengamati proses produksi pembuatan

MSG agar lebih memahami. Hari setelah schedule atau jadwal yang telah

diberikan dari PT Ajinomoto Indonesia kepada penulis untuk melakukan

pengamatan produksi di PT Ajinomoto khususnya pada proses produksi MSG

telah selesai maka PT Ajinomoto memberikan kebebasan kepada penulis untuk

membuat topik laporan. Penulis melakukan pengamatan di Deptartement Quality

Control khususnya untuk material atau bahan baku dari supplier.

PT Ajinomoto Indonesia merupakan perusahaan yang menjunjung tinggi kualitas

dari produk yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa sertifikasi yang

telah diperoleh PT Ajinomoto Indonesia. Sertifikasi yang telah dimiliki antara lain

Sistem Jaminan Halal (SJH), Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia, ISO

9001 untuk sertifikasi jaminan mutu, ISO 14001 untuk sertifikasi manajemen

lingkungan, ISO 22000 mengenai keamanan pangan, dan OHSAS 18 untuk

manajemen K3. Selain itu PT. Ajinomoto Indonesia memiliki standar mutu

ajinomoto internasional bernama Ajinomoto Japan International Standard yang

Page 33: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

26

biasa disebut AJIS. Semua sertifikat tersebut membuktikan bahwa PT. Ajinomoto

Indonesia selalu menjamin bahwa kualitas produk yang dihasilkan telah memenuhi

kriteria yang dibutuhkan. PT Ajinomoto memiliki Departemen untuk menunjang

kualitas produknya yaitu Departemen QA & P. Berdasarkan pekerjaan yang

dilakukan, departemen QA & P dibedakan menjadi 3, yaitu Quality Control (QC),

Quality Assurance (QA), serta Planning dan ISO comittee. Quality Control (QC)

bertugas melakukan pengujian produk yang selanjutnya akan diserahkan kepada

QA untuk menentukan apakah produk layak atau tidak layak. Mekanisme

pengendalian mutu dilakukan dengan dua metode, yaitu inspeksi pusat (central

inspection) dan inspeksi lapangan (floor inspection). Central inspection dilakukan

untuk mengendalikan mutu bahan baku dan produk akhir, sedangkan floor

inspection dilakukan pada produk selama proses.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan

Tanggung Jawab dan Wewenang merupakan hal – hal apa saja yang boleh

dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama melaksanakan kegiatan Kerja Praktek.

Berikut merupakan Tanggung Jawab dan Wewenang yang sudah ditetapkan oleh

PT. Ajinomoto Indonesia untuk mahasiswa yang sedang melaksanakan Kerja

Praktek

4.2.1. Tanggung Jawab Pekerjaan

Tanggung jawab yang dimaksudkan merupakan penulis diberi tugas oleh

koordinator divisi Quality Control untuk melakukan pengamatan langsung proses

penginspeksian produk. Tidak semua proses penginspeksian produk yang

terdapat pada Quality Control dilakukan oleh penulis, penulis hanya melakukan

tugas khusus yang telah diberikan oleh perusahaan. Tugas khusus tersebut antara

lain sebagai berikut :

a. Melakukan pengamatan pada saat penginspeksian Tepung tapioka dari

supplier dengan melakukan penginspeksian untuk Kadar air dan tekstur

kelembutan tepung tapioka.

b. Mengidentifikasi hasil penginspeksian tingkat kadar air dan tekstur untuk

tepung tapioka apakah sudah sesuai dengan standar perusahaan. Standar

tepung tapioka dibagi menjadi dua yaitu High Great dan Super High Great.

Standar tepung tapioka high great untuk purity atau kadar air yaitu 80 – 84 %

dengan tekstur kelembutan ≤ 17. Standar tepung tapioka super high great

untuk purity ≥ 84 dan standar moist atau tekstur kelembutan ≤ 17.

Page 34: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

27

c. Mengidentifikasi supplier yang memiliki produk dengan tingkat kadar air atau

purity dan moist sesuai standar dan supplier yang memiliki produk dengan

tingkat purity dan moist belum sesuai standar.

4.2.2. Wewenang Pekerjaan

Tanggung jawab dari perusahaan, penulis juga diberikan wewenang dari

perusahaan. Wewenang yang dimaksudkan adalah segala bentuk aktivitas yang

diijinkan perusahaan kepada penulis demi memperlancar proses penginspeksian

dan tercapainya tujuan dari tugas yang telah diberikan. Wewenang yang telah

diberikan perusahaan kepada penulis antara lain adalah sebagai berikut :

a. Penulis diijinkan untuk melakukan pengamatan langsung selama proses

penginspeksian produk.

b. Penulis diijinkan untuk mencatat segala informasi yang diberikan mengenai

proses penginspeksian produk.

c. Penulis diijinkan untuk berdialog atau melakukan tanya jawab selama proses

penginspeksian.

Page 35: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

28

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

MULAI

MENDENGARKAN PENJELASAN AKTIVITAS YANG DILAKUKAN DI

AREA QC

MENDENGARKAN PENJELASANCARA PEMAKAIAN

ALAT INSPEKSI

MEMAHAMI TATA CARA INSPEKSI TEPUNG TAPIOKA

MELAKUKAN PENCATATAN HASIL INSPEKSI

MELAKUKAN PENGOLAHAN DATA BERDASARKAN DATA

YANG DIPEROLEH

MENGAMBIL KESIMPULAN DARI PENGOLAHAN DATA

MEMBERIKAN KESIMPULAN SUPPLIER YANG TERBAIK

SELESAI

Gambar 4.1. Flowchart Metodologi Pelaksanaan Tugas Pada Area QC

Pelaksanaan tugas di bagian Quality Control mulai dilaksanakan pada minggu ke

4. Kegiatan diawali dengan penjelasan dari Koordinator Quality Control mengenai

Page 36: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

29

aktivitas yang dilakukan di Quality Control. Kegiatan dilanjutkan dengan

melakukan pengamatan dan proses penginspeksian langsung pada area ini.

Staf QC memberikan tugas untuk melakukan pengamatan pada saat

penginspeksian nilai tingkat purity dan moist dari produk tepung tapioka yang

dikirimkan oleh supplier. Standar tepung tapioka dibagi menjadi dua yaitu High

Great dan Super High Great. Standar tepung tapioka high great untuk purity atau

kadar air yaitu 80 – 84 % dengan tekstur kelembutan ≤ 17. Standar tepung tapioka

super high great untuk purity ≥ 84 dan standar moist atau tekstur kelembutan ≤ 17.

Pengujian bahan baku Tapioka terdiri dari pengujian organoleptic, kadar air.

Tapioka diambil sampel dan dilakukan uji organoleptik berupa warna tekstur dan

aroma. Tapioka yang memiliki warna putih, tekstur halus, dan aroma tercium khas

Tapioka maka hasil dinyatakan normal dan diterima, sedangkan pengujian kadar

air, apabila Tapioka memiliki kadar air sebesar ≥ 80 % dan kadar air ≥ 17 % maka

hasil dinyatakan normal dan diterima dan apabila sebaliknya maka bahan akan di

reject.

Pengujian tersebut sangat penting untuk dilakukan karena jika tepung tapioka

memiliki kadar air dibawah rata-rata maka tepung tapioka tidak mudah larut.

Tepung tapioka yang memiliki standar dibawah rata-rata nantinya akan

menghambat jalannya proses produksi, disamping itu juga dapat mempengaruhi

kualitas dari MSG sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat melakukan

proses penginspeksian standar tepung tapioka, terdapat beberapa produk dari

supplier dengan standar kadar air masih belum sesuai standar, namun terdapat

juga beberapa produk dengan tingkat kadar air yang sudah sesuai standar.

Perusahaan sendiri dalam mengatasi tingkat kadar air yang belum sesuai dengan

standar mempunyai cara yang berbeda berdasarkan kualitas tepung tapioka.

Kualitas Super high Great yang memiliki standar dibawah rata-rata maka

perusahaan akan melakukan negosiasi kepada supplier untuk melakukan down

great menjadi kualitas high great dari segi harganya. Kualitas high great yang

memliki standar dibawah rata-rata maka perusahaan akan melakukan reject dan

dikembalikan kepada supplier. Hasil tersebut akan membantu perusahaan

mengetahui supplier mana yang selalu mengirimkan produk dengan moist dan

purity sesuai standar, diperlukan beberapa metode analisis, sesuai dengan yang

sudah diajarkan pada salah satu mata kuliah mengenai Quality Control.

Page 37: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

30

Terdapat 4 supplier yang akan diamati yaitu Supplier A, Supplier B, Supplier D dan

Supplier E. Keempat Supplier tersebut memiliki karakteristik produk masing-

masing. Untuk Supplier A dan B khusus untuk tepung tapioka dengan kualitas

Super High Great, sedangkan untuk supplier D dan E khusus untuk tepung tapioka

dengan kualitas High Great. Diantara keempat supplier tersebut, penulis akan

menganalisis dan memilih 2 supplier terbaik dengan tingkat mosit dan purity yang

sudah sesuai standar. 1 Supplier terbaik untuk kategori dengan kualitas Super

High Great dan 1 Supplier Terbaik untuk kategori dengan kualitas High Great.

4.4. Hasil Pekerjaan (Metode Perusahaan dan Berdasarkan Teori)

4.4.1 Metode penginspeksian pada Perusahaan (Bagian Quality Control

Material)

PT. Ajinomoto dalam memeriksa kualitas dari suatu produk memiliki beberapa

tahapan . Tahapan-tahapan penginspeksian pada PT. Ajinomoto dimulai dari

proses Quality Control material. Produk yang telah dikirimkan dari supplier

langsung masuk ke bagian Quality Control material sebelum disimpan ke bagian

logistik dan diproses ke produksi. Produk diinspeksi berdasarkan standar yang

telah ditentukan berdasarkan permintaan dari perusahaan kepada supplier.

Proses penginspeksian dimulai dari pengujian Organoleptic, pengujian moist, dan

pengujian kadar air dari tepung tapioka tersebut. Pengujian Organoleptic adalah

pengujian yang menggunakan indra manusia, pengujian ini dilakukan untuk

melakukan penginspeksian warna dan aroma tepung tapioka. Pengujian

selanjutnya yaitu moist atau pengujian untuk tekstur dari tepung tapioka tersebut

dan pengujian tingkat kadar air. Produk yang telah selesai diinspeksi akan

dinyatakan lolos Quality Control atau tidak. Bagian Quality Control akan

mengeluarkan dokumen bernama Laporan Hasil Quality Control. Hasil tersebut

berisi mengenai data supplier dan keputusan untuk menerima produk atau

menolak produk. Produk dinyatakan ditolak apabila moist dan purity tidak sesuai

dengan standar yag ditetapkan, begitu juga sebaliknya.

4.4.2. Metode Penginspeksian Berdasarkan Teori

Proses penginspeksian juga diajarkan disalah satu mata kuliah yang terdapat di

kampus. Mata kuliah tersebut bernama Pengendalian dan Penjaminan Mutu. Di

dalam mata kuliah ini cara menginspeksi produk dari awal sampai produk

dinyatakan diterima atau ditolak harus melalui beberapa tahapan terlebih dahulu.

Page 38: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

31

Tugas dari mahasiswa didalam perusahaan sendiri adalah menginspeksi tingkat

moist dan purity pada sebuah produk dari beberapa supplier. Tahapan-tahapan

dalam memeriksa tingkat moist dan purity sesuai dengan mata kuliah

pengendalian dan penjaminan mutu adalah Terdapat beberapa tahapan untuk

mengetahui apakah kualitas tingkat moist dan purity dari beberapa supplier yang

mengirimkan produk tepung tapioka sudah memenuhi spesifikasi yang ditentukan

atau belum. Tahapan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a. Memilih Peta Kendali

Menurut Besterfireld (2009) peta kendali merupakan salah satu teknik yang

digunakan untuk mengetahui apakah suatu proses produksi dalam pembuatan

produk masih dalam batas pengendalian kualitasnya atau tidak. Peta kendali

dibedakan menjadi 2 jenis yaitu peta kendali variabel dan peta kendali atribut.

Fungsi kedua peta kendali ini berbeda satu sama lain.

i. Peta Kendali Atribut

Peta kendali atirbut merupakan salah satu jenis peta yang digunakan untuk

mengevaluasi proses, namun data yang digunakan merupakan data bukan

hasil pengukuran seperti kehalusan permukaan, ada atau tidak adanya

lubang.

ii. Peta Kendali Variabel

Peta kendali variabel merupakan salah satu jenis peta yang digunakan

untuk mengevaluasi proses, namun data yang digunakan merupakan data

hasil pengukuran seperti panjang, lebar, tinggi, berat. Terdapat 3 jenis peta

kendali variabel yaitu Peta X bar-R Chart, X bar-S Chart dan I-MR Chart.

Berikut penjelasan untuk masing-masing peta :

1. X bar-R chart

X bar-R chart merupakan jenis peta kendali variabel yang digunakan

untuk mengetahui bagus tidaknya suatu proses produksi dengan

melihat rata-rata dan rentang nilai produk. Kemudian memantau tingkat

keakurasian/ketepatan proses yang diukur dengan mencari range dari

sampel yang diambil. Rata-rata dan rentang nilai tersebut kemudian

dicek apakah sudah sesuai standar spesifikasi yang berada dalam

batas-batas pengendalian atau tidak. Peta kendali ini digunakan untuk

ukuran sampel (2n ≤ 5.)

2. X bar-S chart

Page 39: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

32

X bar-S chart merupakan jenis peta kendali variabel yang digunakan

untuk mengetahui sesuai tidaknya suatu proses produksi dengan

melihat apakah rata-rata dari suatu produk dan penyimpangan nilai dari

suatu produk sudah sesuai dengan standar spesifikasi yang telah

ditentukan. Peta ini digunakan untuk ukuran sampel > 5.

3. I-MR Chart

X bar-MR chart merupakan jenis peta kendali variabel yang digunakan

untuk mengetahui sesuai tidaknya suatu proses produksi. Peta ini

digunakan apabila data sampel yang dikumpulkan hanya berjumlah 1

unit.

Penjelasan dari macam-macam peta kendali diatas, maka untuk menganalisis

baik buruknya suatu proses penginspeksian berat karung akan digunakan

metode peta kendali varibel X bar-R Chart. Alasan digunakannya metode

tersebut dikarenakan proses penginspeksian tingkat kekeringan kayu termasuk

kegiatan hasil pengukuran. Alat yang digunakan untuk menimbang yaitu electric

balance. Jumlah sampel yang diambil tiap melakukan inspeksi berjumlah 5,

dimana sesuai dengan ketentuan peta X bar dan R disebutkan bahwa peta ini

hanya digunakan untuk ukuran sampel minimal 2 maksimal 5. Dengan

menggunakan metode tersebut, maka akan diketahui apakah rata-rata produk

dan rentang nilai dari proses penginspeksian tingkat kekeringan kayu masih

berada pada batas kendalinya atau tidak. Apabila rata-rata dan rentang masih

berada pada batas kendali atas dan bawah berarti proses dikatakan baik atau

sudah sesuai standar. Rata-rata dan rentang berada diluar batas kendali atas

dan bawah, berarti proses dikatakan belum baik atau tidak sesuai standar,

maka perlu dilakukan tindakan perbaikan.

a. Control Limit

Control limit digunakan untuk mengetahui apakah produk yang telah diinspeksi

telah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan atau belum. Apabila produk

belum memenuhi spesifikasi, maka harus dilakukan tindakan perbaikan.

Metode Control Limit, secara matematis dapat mengetahui apakah suatu

proses sudah baik atau belum melalui perhitung Cp (Capability Process) dan

Cpk ( Capability Process Index). Cp menunjukkan baik buruknya kemampuan

suatu proses sedangankan Cpk menunjukkan baik buruknya proses dalam

mengahasilkan produk. Cp dan Cpk dikatakan baik apabila niai hasil

Page 40: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

33

perhitungan lebih dari 1, sedangkan Cp dan Cpk dikatakan buruk apabila nilai

hasil perhitungan kurang dari 1.

4.4.3. Perbandingan Metode

Perbandingan cara penyelesaian berguna untuk mengetahui perbedaan yang ada

pada cara yang dipelajari. Perbandingan cara penyelesaian ini berdasarkan dari

yang didapatkan diperusahaan dan apa yang diajarkan di kampus. Penyelesaian

ini yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1. Perbandingan Cara Penyelesaian

Perbandingan Metode

Metode Perusahaan Metode Penulis/ Teori

1. Hanya melihat dari hasil

inspeksi untuk moist dan purity

dari supplier sudah sesuai

standar atau belum. Kualitas

Super High Great ketika

material datang langsung

dilakukan loading material ke

WH setelah itu diambil sample

jika tidak memenuhi standar

maka akan menginfomasikan

PPC untuk melakukan Down

Great ke supplier dari segi

harga. Kualitas High Great

akan langsung dilakukan

pengambilan sampel untuk di

lakukan inspeksi apabila tidak

memenuhi standar maka

langsung di reject dan

dikembalikan ke supplier jika

sebaliknya maka akan

dilakukan loading barang.

1. Menganalisis dengan Peta

Kendali dan menggunakan

standar tingkat Purity untuk

Super High Great ≥ 84 dan

untuk High Great 80 - 84 .

Kemudian mencari rata-rata,

mencari UCL-LCL, mencari

rentang, dan mencari nilai Cp

dan Cpk. Dari hasil Cp dan

Cpk dapat diketahui supplier

yang sudah bagus. Cp dan

Cpk dikatakan baik apabila

mendekati 1.

Berdasarkan perbandingan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode

penginspeksian yang dilakukan penulis lebih baik dibandingkan perusahaan

Page 41: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

34

Analisis peta kendali untuk mengetahui data yang out of control atau in control dan

penulis dapat menentukan supplier mana yang baik berdasarkan metode control

limit.

4.5 Hasil Pekerjaan Mahasiswa

Penulis akan menggunakan peta kendali variabel untuk menganalisis dan

mengolah data yang ada. Digunakan peta kendali variabel dikarenakan data yang

akan diolah bersifat data hasil pengukuran, selain itu tujuan digunakannya peta

kendali variabel adalah untuk mengetahui apakah proses pada penginspeksian

tingkat purity masih pada nilai batas kendali atas dan batas kendali bawah. Proses

penginspeksian tingkat purity masih berada di luar batas kendali atas dan bawah,

hal tersebut berarti proses masih belum sesuai standar, maka perlu dilakukan

tindakan perbaikan. Begitu juga sebaliknya apabila proses masih berada pada

batas kendali, hal tersebut berarti proses yang ada sudah memenuhi standar dan

tidak perlu dilakukan tindakan perbaikan.

4.5.1. Data

a. Supplier A Kualitas Super High Great

Tabel 4.2. Data Tingkat Purity Tepung Tapioka dari supplier A

No. Tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier A

Nama Supplier Jenis Kualitas

Purity % ≥ 84 % Keterangan

1 A SHG 85,1 - -

2 A SHG 85,3 - -

3 A SHG 84,8 - -

4 A SHG 84,3 - -

5 A SHG 84,7 - -

6 A SHG 85,3 - -

7 A SHG 85,5 - -

8 A SHG 85,0 - -

9 A SHG 84,4 - -

10 A SHG 84,4 - -

11 A SHG 83,1 V Reject

12 A SHG 85,0 - -

,

Page 42: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

35

Tabel 4.3. Lanjutan

No. Tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier A

Nama Supplier Jenis Kualitas Purity % ≥ 84 % Keterangan

13 A SHG 85,7 - -

14 A SHG 84,9 - -

15 A SHG 84,6 - -

16 A SHG 85,4 - -

17 A SHG 84,3 - -

18 A SHG 84,8 - -

19 A SHG 83,4 V Reject

20 A SHG 83,0 V Reject

21 A SHG 84,2 - -

22 A SHG 86,3 - -

23 A SHG 84,4 - -

24 A SHG 85,0 - -

25 A SHG 84,3 - -

26 A SHG 84,1 - -

27 A SHG 85,8 - -

28 A SHG 85,7 - -

29 A SHG 83,4 V Reject

30 A SHG 85,2 - -

b. Supplier B Kualitas Super High Great

Tabel 4.4. Data Tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier B

No. Tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier B

Nama Supplier

Jenis Kualitas

Purity % ≥ 84 % Keterangan

1 B SHG 85,7 - -

2 B SHG 83,8 V Reject

3 B SHG 84,3 - -

4 B SHG 85,0 - -

5 B SHG 84,7 - -

6 B SHG 85,2 - -

7 B SHG 84,9 - -

Page 43: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

36

Tabel 4.5. Lanjutan

No. Tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier B

Nama Supplier Jenis Kualitas Purity % ≥ 84 % Keterangan

8 B SHG 84,8 - -

9 B SHG 85,7 - -

10 B SHG 85,5 - -

11 B SHG 84,8 - -

12 B SHG 83,7 V Reject

13 B SHG 86,0 - -

14 B SHG 85,8 - -

15 B SHG 85,1 - -

16 B SHG 86,4 - -

17 B SHG 84,2 - -

18 B SHG 85,0 - -

19 B SHG 84,4 - -

20 B SHG 85,1 - -

21 B SHG 85,2 - -

22 B SHG 84,2 - -

23 B SHG 85,3 - -

24 B SHG 84,8 - -

25 B SHG 84,7 - -

26 B SHG 84,4 - -

27 B SHG 84,8 - -

28 B SHG 84,5 - -

29 B SHG 85,8 - -

30 B SHG 85,7 - -

c. Supplier C Kualitas High Great

Tabel 4.6. Data tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier C

No. Tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier C

Nama Supplier Jenis Kualitas

Purity % ≥ 84 % Keterangan

1 C HG 81,7 - -

2 C HG 82,8 - -

Page 44: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

37

Tabel 4.7. Lanjutan

No. Tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier C

Nama Supplier Jenis Kualitas

Purity % ≥ 84 % Keterangan

3 C HG 80,4 - -

4 C HG 79,7 V Reject

5 C HG 83,5 - -

6 C HG 83,3 - -

7 C HG 81,9 - -

8 C HG 81,2 - -

9 C HG 83,8 - -

10 C HG 81,5 - -

11 C HG 82,8 - -

12 C HG 83,7 - -

13 C HG 82,0 - -

14 C HG 80,1 - -

15 C HG 82,4 - -

16 C HG 81,9 - -

17 C HG 83,6 - -

18 C HG 82,0 - -

19 C HG 80,9 - -

20 C HG 81,6 - -

21 C HG 81,7 - -

22 C HG 81,2 - -

23 C HG 79,3 V Reject

24 C HG 81,8 - -

25 C HG 79,8 V Reject

26 C HG 82,0 - -

27 C HG 79,8 V Reject

28 C HG 84,0 - -

29 C HG 81,3 - -

30 C HG 83,0 - -

Page 45: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

38

d. Supplier D Kualitas High Great

Tabel 4.8. Data Tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier D

No. Tingkat Purity Tepung Tapioka Supplier D

Nama Supplier Jenis Kualitas

Purity % ≥ 84 % Keterangan

1 D HG 81.9 - -

2 D HG 79.9 V Reject

3 D HG 83.5 - -

4 D HG 83.1 - -

5 D HG 81.3 - -

6 D HG 82.3 - -

7 D HG 79.7 V Reject

8 D HG 81.5 - -

9 D HG 82.8 - -

10 D HG 82.2 - -

11 D HG 82.5 - -

12 D HG 80.9 - -

13 D HG 81.0 - -

14 D HG 82.0 - -

15 D HG 83.1 - -

16 D HG 79.8 V Reject

17 D HG 82.0 - -

18 D HG 81.8 - -

19 D HG 80.5 - -

20 D HG 79.9 V Reject

21 D HG 83.4 - -

22 D HG 82.6 - -

23 D HG 81.6 - -

24 D HG 81.8 - -

25 D HG 81.9 - -

26 D HG 79.3 V Reject

27 D HG 82.9 - -

28 D HG 82.5 - -

29 D HG 80.0 - -

30 D HG 82.2 - -

Page 46: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

39

4.5.2. Pengolahan Data

a. Supplier A

Tabel 4.9. Pengolahan Data Supplier A

Gambar 4.2. Peta Kendali X Bar

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Rat

a-R

ata

Tin

gkat

Pu

rty

Tep

un

g Ta

pio

ka

Jumlah Pengambilan Data Inspeksi

X Bar Chart

x BAR

UCL X bar

LCL X bar

Page 47: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

40

Gambar 4.3. Peta Kendali R

Pengolahan data dengan menggunakan peta kendali variabel dan control limit

pada supplier A dapat dilihat gambar diatas. Nilai Cp berada dibawah 1 dengan

nilai 0.91 yang berarti bahwa terdapat produk dengan tingkat yang tidak sesuai

dengan purity ≥ 84 yang mengindikasikan proses kurang mampu untuk

menghasilkan produk yang baik. Cpk kurang dari 1 dengan nilai 0.13 maka ada

beberapa produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Berdasarkan peta kendali x bar yang terdapat proses dengan rata-rata nilai purity

didalam batas kendali atas dan bawah. Berdasarkan peta kendali R bar , Rentang

nilai purity masih berada dalam nilai batas atas dan nilai batas bawah.

b. Supplier B

Tabel 4.10. Pengolahan Data Supplier B

00

01

02

03

04

05

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29Re

nta

ng

Nila

i Tin

gkat

Pu

rity

Te

pu

ng

Tap

ioka

Jumlah Pengambilan Data Inspeksi

R Chart

R

UCL R

LCL R

Page 48: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

41

Gambar 4.4. Peta Kendali X Bar

Gambar 4.5. Peta Kendali R

Pengolahan data dengan menggunakan peta kendali variabel dan control limit

pada supplier B dapat dilihat gambar diatas. Nilai Cp berada diatas 1 yaitu 1.19

yang berarti bahwa terdapat produk dengan tingkat yang sesuai dengan purity ≥

84 yang mengindikasikan proses mampu untuk menghasilkan produk yang baik.

Cpk kurang dari 1 dengan nilai 0.2 maka ada beberapa produk yang tidak sesuai

dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Begitu juga apabila dilihat berdasarkan

peta kendali x bar yang terdapat proses dengan rata-rata nilai purity didalam batas

kendali atas dan bawah. Dilihat dari peta kendali R bar , Rentang nilai purity masih

berada dalam nilai batas atas dan nilai batas bawah.

808182838485868788

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Rat

a-R

ata

Tin

gkat

Pu

rity

Te

pu

ng

Tap

ioka

Jumlah Pengambilan Data Inspeksi

X Bar Chart

x BAR

UCL X bar

LCL X bar

00

01

02

03

04

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Re

nta

ng

Nila

i Tin

gkat

Pu

rity

Te

pu

ng

tap

ioka

Jumlah Pengambilan Data Inspeksi

R Chart

R

UCL R

LCL R

Page 49: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

42

c. Supplier C

Tabel 4.11. Pengolahan Data Supplier C

Gambar 4.6. Peta Kendali X Bar

76

78

80

82

84

86

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Rat

a-R

ata

Tin

gkat

Pu

rity

Te

pu

ng

Tap

ioka

Jumlah Pengambilan Data Inspeksi

X Bar Chart

x BAR

UCL X bar

LCL X bar

Page 50: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

43

Gambar 4.7. Peta Kendali R

Pengolahan data dengan menggunakan peta kendali variabel dan control limit

pada supplier C dapat dilihat gambar diatas. Nilai Cp berada diatas 1 dengan nilai

1.05. yang berarti bahwa terdapat produk dengan tingkat yang sesuai dengan

purity kualitas High Great 80% - 84 % yang mengindikasikan proses mampu untuk

menghasilkan produk yang baik. Cpk kurang dari 1 dengan nilai 0.21 maka ada

beberapa produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Berdasarkan peta kendali x bar yang terdapat proses dengan rata-rata nilai purity

diluar batas batas kendali atas dan bawah pada penginspeksian ke 4, 23, 25, dan

27 . Dilihat dari peta kendali R bar , Rentang nilai purity masih berada dalam nilai

batas atas dan nilai batas bawah.

d. Supplier D

Tabel 4.12. Pengolahan Data Supplier D

00

01

02

03

04

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Re

nta

ng

Nila

i Tin

gaka

t P

uri

ty

Tep

un

g ta

pio

ka

Jumlah Pengambilan Data Inspeksi

R Chart

R

UCL R

LCL R

Page 51: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

44

Gambar 4.8. Peta Kendali X Bar

Gambar 4.9. Peta Kendali R

Pengolahan data dengan menggunakan peta kendali variabel dan control limit

pada supplier D dapat dilihat gambar diatas. Nilai Cp berada dibawah 1 dengan

nilai 0.57 yang berarti bahwa terdapat produk dengan tingkat yang tidak sesuai

dengan purity 80% - 84% yang mengindikasikan proses kurang mampu untuk

menghasilkan produk yang baik. Cpk kurang dari 1 dengan nilai 0.11 maka ada

beberapa produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Rat

a-R

ata

Tin

gkat

Pu

rity

Te

pu

ng

Tap

ioka

Jumlah Pengambilan Data Inspeksi

X Bar Chart

x BAR

UCL X bar

LCL X bar

00

01

02

03

04

05

06

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Re

nta

ng

Nila

i Tin

gkat

Pu

rity

Te

pu

ng

Tap

ioka

Jumlah Pengambilan Data Inspeksi

R Chart

R

UCL R

LCL R

Page 52: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

45

Berdasarkan peta kendali x bar yang terdapat proses dengan rata-rata nilai purity

didalam batas kendali atas dan bawah. Berdasarkan peta kendali R bar , Rentang

nilai purity masih berada dalam nilai batas atas dan nilai batas bawah.

4.5.3. Hasil Pekerjaan dan Analisis Usulan Perbaikan

Rekapitulasi hasil pengolahan data masing-masing supplier yang dari data diatas

sebagai berkut :

a. Supplier A nilai Cp dan Cpk = 0.91 dan 0.13 ( Kualitas Super High Great)

b. Supplier B nilai Cp dan Cpk = 1.19 dan 0.2 ( Kualitas Super High Great)

c. Supplier C nilai Cp dan Cpk = 1.05 dan 0.21 (kualias High Great)

d. Supplier D nilai Cp dan Cpk = 0.57 dan 0.11 (kualitas High Great)

Hasil dari data diatas, maka tindakan terbaik untuk diusulkan kepada perusahaan

adalah dengan melihat nlai Cp dan Cpk yang mtelahempunyai nilai lebih dari satu.

Supplier untuk kualitas Super High Great yang lebih baik adalah Supplier B.

Supplier untuk kualitas High Great yang lebih baik adalah Supplier C.

4.5.4 Hasil Perbandingan metode

Hasil perbandingan metode antara perusahaan dengan metode teori/ penulis

memiliki hasil yang berbeda. Metode yang digunkaan perusahaan dalam

melakukkan analisis penginspeksian material menunjukkan bahwa ke empat

supplier memenuhi kelayakan standar perusahaan. Metode yang digunakan

penulis/ teori dalam melakukkan analisis penginspeksianmaterial menunjukkan

bahwa dua supplier yang tidak memenuhi kelayakkan material yang datang.

Page 53: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

46

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

a. PT Ajinomoto Indonesia adalah pabrik yang memproduksi aneka bumbu

penyedap rasa yang bertempat di 110, Jl. Raya Mlirip, Mlirip, Jetis, Mojokerto,

Jawa Timur 61352.

b. Penulis melakukan kerja praktek yang dimulai dari tanggal 18 Desember 2017

– 27 januari 2018.

c. PT Ajinomoto memberikan kesempatan untuk melihat langsung proses

produksi dari produk mentah hingga produk jadi, dan pengolahan limbah pada

perusahaan. Perusahaan memberikan batasan kepada penulis untuk tidak

melakukan pekerjaan langsung yang dilakukan seperti pekerja di Perusahaan.

d. Penulis dibimbing langsung oleh bapak Djoko Siswanto yang yang menjabat

sebagai General & Personnel Dept. Kerja Praktek yang dilakukan di PT

Ajinomoto sangat bermanfaat bagi penulis karena dengan kegiatan ini maka

penulis mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru.

e. Penulis dapat membandingkan metode kerja yang dilakukan langsung di

perusahaan dengan metode yang diajarkan saat kuliah berlangsung. Harapan

penulis setelah melakukan kerja praktek di PT Ajinomoto mendapatkan ilmu

yang dapat digunakan atau bermanfaat untuk kedepannya.

5.2. Saran

a. Pekerja yang bekerja langsung di lapangan khususnya pada bagian H2 dan

H4 menggunakan masker karena bau yang menyengat terus menerus tidak

baik untuk hidung pekerja.

b. Sebaiknya pekerja yang langsung bekerja dilapangan menggunakan earplug

karena mesin terlalu bising.

Page 54: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

47

Daftar Pustaka

Ahyari, A. 2002. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. BPFE.

Jakarta

Besterfield, D. H. (2009). Quality Control, 8th edition, Prentice Hall, New York.

Sirait, J. T. 2006. Anggaran sebagai Alat Bantu bagi Manajemen. Grasindo.

Jakarta

Sukoco, BM. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Erlangga,

Jakarta

Umar, H. 2008. Business an Introduction. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Page 55: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

48

Lampiran 1. Proses Inbound Produk Jadi PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto

Page 56: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

49

Lampiran 2. Proses Outbound Produk Jadi PT Ajinomoto Indonesia

Mojokerto

Page 57: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

50

Lampiran 3 Aliran Rantai Pasok

Lampiran 4 Alur Penerimaan Material

Lampiran 5. Alur Pengeluaran Produk

Page 58: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

51

Page 59: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 60: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 61: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 62: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 63: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 64: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 65: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 66: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 67: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 68: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 69: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 70: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 71: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 72: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 73: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 74: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 75: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 76: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 77: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 78: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 79: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 80: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 81: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 82: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 83: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 84: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 85: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 86: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 87: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 88: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 89: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
Page 90: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. AJINOMOTO INDONESIA - … · pembuatan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik