91
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero) GITA SUKMANA RAJAGUKGUK 14 06 08044 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT INDONESIA ASAHAN … · Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa teknik ... Mengenali ruang lingkup perusahaan . b. Mengikuti

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

GITA SUKMANA RAJAGUKGUK

14 06 08044

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

ii

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja

Praktek ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Laporan Kerja Praktek ini disusun untuk memenuhi penyelesaian salah satu

mata kuliah wajib bagi mahasiswa di Jurusan Teknik Industri, Universitas Atma

Jaya Yogyakarta. Selama proses pengerjaan laporan ini penulis tidak terlepas

dari bantuan, dukungan, dan saran dari berbagai pihak yang terkait. Maka pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan YME yang senantiasa memberikan rahmat dan perlindungan kepada

penulis.

2. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung penulis

3. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T., selaku Koordinator Kerja Praktek

Jurusan Teknik Industri UAJY.

4. The Jin Ai, ST., MT., D.Eng, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan selama pelaksanaan

kegiatan Kerja Praktek sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat

terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Susyam Widodo selaku Manager Seksi Smelter Corporate

Development (SCD) dan Ibu Neng Ratnawaty yang telah banyak membantu

penulis selama melaksanakan Kerja Praktek.

6. Bapak Rahman Tarigan, selaku Manajer Seksi Spare Parts Warehouse

(SWH) PT INALUM (Persero) yang telah meluangkan waktu dan bersedia

membimbing kami selama menjalani kerja Praktek.

7. Bapak Pra Femila Afredo, ST, selaku Pembimbing Lapangan di seksi Spare

Parts Warehouse (SWH) PT INALUM (Persero) yang telah bersedia untuk

membimbing dan membantu penulis selama pelaksanaan Kerja Praktek.

8. Faldy Maulana Yuantoro dan Reza Alfiansyah, selaku tim kerja penulis

selama melaksanakan Kerja Praktek.

9. Teman-teman peserta On the Job Training Angkatan III 2017 yang turut

membantu dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

Laporan Kerja Praktek ini.

10. Nelson Malau, selaku teman yang telah membantu dan mendukung penulis

selama proses penyelesaian laporan Kerja Praktek.

iv

11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis selama kerja

praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih

terdapat banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Oleh karena itu, penulis

memohon maaf dan mengharapkan adanya saran maupun kritik yang dapat

membangun dari semua pihak agar tercipta laporan Kerja Praktek yang lebih

baik.

Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan

dan dapat membantu dalam proses pembelajaran selanjutnya serta dapat

bermanfaat bagi perusahaan maupun jurusan.

Yogyakarta, 6 November 2017

Penulis

v

DAFTAR ISI

BAB JUDUL Hal HAL

Halaman Judul . i

Halaman Pengesahan ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi . v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

1 Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1

2 Tinjauan Umum Perusahaan 3

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 3

2.2. Struktur Organisasi Perusahaan 7

2.3. Manajemen Perusahaan 13

3 Tinjauan Sistem Perusahaan 22

3.1. Proses Bisnis Unit Usaha 22

3.2. Produk yang Dihasilkan 24

3.3. Proses Produksi 26

3.4. Fasilitas Produksi 27

4 Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa 31

4.1. Lingkup Pekerjaan 31

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 31

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 31

4.4. Hasil Pekerjaan 32

5 Penutup 79

5.1. Kesimpulan 79

5.2. Saran 79

vi

Daftar Pustaka 80

Lampiran 81

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Komposisi Pemilikan Saham PT INALUM (Persero) ......................... 17

Tabel 2.2. Jumlah Karyawan PT INALUM (Persero) .......................................... 17

Tabel 3.1. Komposisi Unsur dan Kandungan Ingot (2015) ................................. 27

Tabel 3.2. Komposisi Unsur dan Kandungan Alloy (JIS, A1 356.2) .................... 28

Tabel 3.3. Komposisi Unsur dan Kandungan Billet (JIS, A1 6063) ..................... 29

Tabel 4.1. Data Permintaan Spare part per Tanggal Juli 2016 – Juni 2017........ 38

Tabel 4.2. Data Purchase Requisition dan Purchase Order dari Juli 2016 – Juni

2017 .................................................................................................................. 40

Tabel 4.3. Rekap Data Permintaan dan Lead Time untuk Setiap Part ............... 42

Tabel 4.4. Data Variabel tiap Spare part ............................................................ 44

Tabel 4.5. Perhitungan Safety Stock Cost Aktual ............................................... 46

Tabel 4.6. Minimum Service Level setiap Klasifikasi ........................................ 48

Tabel 4.7. Skenario Penyelesaian Model ........................................................... 51

Tabel 4.8. Hasil Running Model Skenario 1 ....................................................... 53

Tabel 4.9. Hasil Running Model Skenario 1 (Lanjutan) ...................................... 54

Tabel 4.10. Hasil Replikasi Model Skenario 1 .................................................... 56

Tabel 4.11. Hasil Running Model Skenario 2 ..................................................... 57

Tabel 4.12. Hasil Running Model Skenario 2 (Lanjutan) .................................... 58

Tabel 4.13. Hasil Replikasi Model Skenario 2 .................................................... 60

Tabel 4.14. Hasil Running Model Skenario 3 ..................................................... 61

Tabel 4.15. Hasil Running Model Skenario 3 (Lanjutan) .................................... 62

Tabel 4.16. Hasil Replikasi Model Skenario 3 .................................................... 64

Tabel 4.17. Perbandingan Safety Stock Aktual dan Skenario Perbaikan. .......... 64

Tabel 4.18. Perbandingan Inventory Value Aktual dan Skenario Perbaikan ....... 66

Tabel 4.19. Perbandingan Nilai Inventory Target Service Level 95% dan Hasil

Solver ................................................................................................................ 66

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gas Cleaning System PT INALUM (Persero) .................................. 5

Gambar 2.2. Pelabuhan PT INALUM (Persero) ................................................... 6

Gambar 2.3. Komplek Perumahan Tanjung Gading ............................................. 7

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT INALUM ...................................................... 8

Gambar 2.5. Alat Pelindung Diri PT INALUM (Persero) ..................................... 14

Gambar 2.6. Logo PT INALUM (Persero) .......................................................... 15

Gambar 2.7. Bendungan Pengatur (Regulating Dam) ........................................ 18

Gambar 2.8. Bendungan Penadah Air Siguragura ............................................. 19

Gambar 2.9. Bendungan Penadah Air Tangga .................................................. 19

Gambar 2.10. Menara Transmisi PT INALUM (Persero) .................................... 20

Gambar 2.11. Sekolah PT INALUM (Persero) ................................................... 22

Gambar 2.12. Pemberdayaan Masyarakat oleh PT INALUM (Persero) ............. 23

Gambar 3.1. Aliran Barang pada Seksi SWH ................................................ 26

Gambar 3.2. Produk Aluminium Ingot ........................................................... 28

Gambar 3.3. Produk Aluminium Alloy ........................................................... 28

Gambar 3.4. Produk Aluminium Billet ........................................................... 29

Gambar 3.5. Proses Produksi PT INALUM (Persero) ..................................... 31

Gambar 3.6. Pabrik Karbon ......................................................................... 32

Gambar 3.7. Anoda Tongkat ....................................................................... 32

Gambar 3.8. Pabrik Reduksi ........................................................................ 33

Gambar 3.9. Tungku Reduksi ...................................................................... 33

Gambar 3.10. Pabrik Penuangan ................................................................. 34

Gambar 3.11. Tumpukan Ingot di Stock Yard ................................................ 34

Gambar 4.1. Tampilan Model Penyelesaian dengan Solver ............................... 49

Gambar 4.2. Model Dalam Solver yang Dikembangkan ..................................... 50

Gambar 4.3. Nilai Parameter dalam Model ........................................................ 51

Gambar 4.4. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item A Skenario

1 ........................................................................................................................ 67

Gambar 4.5. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item B Skenario

1 ........................................................................................................................ 68

Gambar 4.6. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item C Skenario

1 ........................................................................................................................ 69

ix

Gambar 4.7. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item

Skenario 1 ......................................................................................................... 70

Gambar 4.8. Jumlah Part tiap Service level Skenario 1 ..................................... 70

Gambar 4.9. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item

Skenario 2 ......................................................................................................... 71

Gambar 4.10. Jumlah Part tiap Service level Skenario 2 ................................... 72

Gambar 4.11. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item

Skenario 3 ......................................................................................................... 73

Gambar 4.12. Jumlah Part tiap Service level Skenario 3 ................................... 74

Gambar 4.13. Perbandingan Safety Stock Tiap Item ......................................... 75

Gambar 4.14. Perbandingan Safety Stock 20 Item ............................................ 75

Gambar 4.15. Perbandingan Inventory Value Antar Skenario ............................ 77

Gambar 4.16. Perbandingan Target Service Level dengan Adjustment ............. 78

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk

melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY

memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk

mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan

mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa teknik

industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek

mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini

mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan

pemecahan masalah. Karenanya dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan

oleh mahasiswa adalah:

a. Mengenali ruang lingkup perusahaan

b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor

atau pembimbing lapangan

d. Mengamati perilaku sistem

e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

Kerja praktek ini harus dilakukan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan

yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu me

menuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI

UAJY.

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:

a. Melatih kedisiplinan.

b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan

dalam perusahaan.

c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

d. Melihat secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan

menjalankan bisnisnya.

2

e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya

yang ada di pabrik.

f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang

terletak di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Provinsi

Sumatera Utara. Penulis ditempatkan di Departemen Logistik, Seksi SWH (Spare

Parts Warehouse) di Inalum Smelter Plant (ISP) selama 30 hari. Kerja Praktek

dilakukan pada tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan 18 Agustus 2017.

3

BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT INALUM (Persero) merupakan perusahaan yang memanfaatkan sungai

Asahan dari Danau Toba di Provinsi Sumatra Utara untuk menghasilkan listrik.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sebelum adanya perusahaan PT

INALUM (Persero), pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

mengalami kegagalan dan akhirnya berhenti, namun setelah berhenti cukup

lama akhirnya pemerintahan Republik Indonesia bertekad melanjutkan

pembangunan tersebut.

Tahun 1972, pemerintah Indonesia dibantu oleh Nippon Koei yang merupakan

perusahaan dari Jepang. Nippon Koei ini merupakan sebuah perusahaan

konsultan yang membantu dalam sebuah pengajaran tentang kelayakan

pembangunan PLTA. Pada Tahun 1973, Pemerintah Indonesia melakukan

penawaran satu paket Penanaman Modal Asing untuk membangun pabrik

peleburan alumunium dan PLTA dengan investasi yang sangat besar

sehingga tidak ada yang berminat dengan penawaran tersebut.

Hingga pada tahun 1975 Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan 12

Perusahaan penanam modal Jepang untuk membangun PLTA dan Pabrik

Peleburan Aluminium Asahan dengan menandatangani Perjanjian Induk. Awal

mula proyek tersebut dinamakan dengan Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd.

(NAA Co. Ltd) dengan perbandingan saham sebesar 50% dengan Pemerintah

Indonesia. Kemudian pada tahun 1976 didirikan kantor pusat dengan nama PT

Indonesia Asahan Aluminium (PT INALUM) yang berlokasi di Jakarta.

Pada tanggal 14 Oktober 1982 ekspor perdana produksi PT INALUM pun

dilakukan ke Jepang yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu pengekspor

terbesar aluminium batangan di dunia. PT INALUM (Persero) yang telah didirikan

sejak tanggal 6 Januari 1967 masih berstatus sebagai perusahaan Penanaman

Modal Asing (PMA) yang telah menjadi sebuah Perjanjian antara Pemerintahan

Republik Indonesia dengan Konsorsium Investor dari Jepang yang berlaku

selama 30 tahun yang terhitung sejak awal pengoperasian tungku reduksi yakni

tanggal 31 Oktober 1983 sampai dengan 31 Oktober 2013. Hingga akhirnya

4

sejak tanggal 1 November 2013 PT Inalum (Persero) bisa dimiliki Pemerintah

Indonesia, walaupun belum sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia

dikarenakan Pemerintah Indonesia harus mengembalikan modal awal kepada

Investor Jepang. Pemerintah Indonesia harus melakukan negosiasi yang cukup

panjang yang diwakili oleh 3 (tiga) Kementrian Indonesia yakni Kementrian

Keuangan, BUMN, dan Perindustrian. Pemerintah Indonesia akhirnya bisa

memiliki sepenuhnya PT INALUM (Persero) dengan kesepakatan pengembalian

modal kepada para Investor Jepang pada tanggal 9 Desember 2013 yang

ditandai dengan penandatanganan pengakhiran perjanjian dimana pemerintah

Jepang melakukan penyerahan aset kepada Pemerintah Indonesia. Pada

tanggal 19 Desember 2013 perusahaan tersebut resmi menjadi perusahaan

BUMN dengan nama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Setelah

berstatus perusahaan BUMN, maka perusahaan berkewajiban untuk membuat

peraturan dan kebijakan yang sesuai dengan perundang – undangan.

2.1.2. Ruang Lingkup Perusahaan

Secara garis besar, ruang lingkup PT INALUM (Persero) meliputi :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sungai Asahan di Paritohan,

Kecamatam Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.

2. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka,

Kabupaten Asahan.

3. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk kedua proyek tersebut, seperti

Pelabuhan, Jalan raya, perumahan karyawan, sekolah dan lain-lain.

Adapun penulis melakukan kerja praktek di pabrik peleburan aluminium berlokasi

di Kuala Tanjung sehingga penjelasan selanjutnya akan berfokus pada lokasi

penempatan kerja praktek.

Secara umum, pabrik peleburan (Inalum Smelter Plant) terdiri dari tiga unit besar

pabrik yang bekerja secara kontinu. Ketiga pabrik tersebut adalah :

1) Carbon Plant

Pada unit ini dibuatlah anode carbon yang dibutuhkan untuk elektrolisa dan

reaksi reduksi. Bagian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian carbon mentah

(Anode Green Plant), bagian pemanggangan anoda (Anode Baking Plant) dan

bagian pangkaian (Anode Rodding Palnt).

5

2) Reduction Plant

Unit ini merupakan jantung PT INALUM dimana pada unit inilah dilakukan

elektrolisa dan reaksi reduksi untuk menghasilkan aluminium cair

3) Casting Plant

Aluminium cair dari tungku diangkut ke Pabrik Penuangan dan setelah

dimurnikan lebih lanjut dalam tungku-tungku penampung. Kemudian diangkut

menjadi aluminium batangan (ingot) yang beratnya masing-masing 50 pon (22,7

kg) yang merupakan produk akhir PT INALUM (Persero), kemudian dipasarkan

ke dalam dan ke luar negeri.

2.1.3. Fasilitas Perusahaan

Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai fasilitas di PT INALUM (Persero)

berupa gas cleaning dan prasarana penunjang.

a. Gas Cleaning (Pembersih Gas)

Demi membangun sebuah pabrik yang ramah lingkungan, PT INALUM (Persero)

membersihkan gas yang mengandung Flourida dan debu yang berasal dari

proses produksi di tungku reduksi secara rutin. Sistem dalam pembersihan gas

ini adalah dengan menggunakan ventilator penghisap dan mengeluarkannya

melalui pipa gas.

Berikut ini merupakan gas cleaning system di PT INALUM (Persero) :

Gambar 2.1. Gas Cleaning System PT INALUM (Persero)

Berdasarkan Gambar 2.1, dapat dilihat adanya gas cleaning system di PT

INALUM (Persero) dimana dapat membersihkan gas yang dihasilkan dari tungku

reduksi. Selain itu pembersihan limbah rumah tangga dari perumahan karyawan

di komplek Tanjung Gading dialirkan menuju instalasi air untuk kemudian

dilakukan proses pembersihan dari kotoran-kotorannya baru kemudian dapat

6

disalurkan atau dibuang ke sungai. Adapun tujuan dilakukannya hal tersebut

adalah agar tidak adanya pencemaran air di komplek maupun sekitar komplek

perumahan karyawan.

b. Prasarana Penunjang

Prasarana penunjang di PT INALUM (Persero) meliputi jalan perusahaan,

pelabuhan, perumahan, pendidikan, fasilitas umum, dan fasilitas lainnya.

i. Jalan Perusahaan

PT INALUM (Persero) sangat memperhatikan kontur jalan sepanjang 17 km yang

menghubungkan antara komplek perumahan karyawan di Tanjung Gading

dengan Pabrik di Kuala Tanjung dengan memperbaiki setiap jalan rusak yang

ada. Tidak hanya jalan yang rusak namun juga jembatan - jembatan yang sudah

tua di sekitar pabrik dilakukan perbaikan agar dapat digunakan bersama baik

karyawan maupun masyarakat umum.

ii. Pelabuhan

PT INALUM (Persero) memiliki pelabuhan dengan tiga dermaga yang menjorok

ke selat malaka sepanjang 2,5 Km. Ketiga dermaga tersebut terbagi atas

kegunaannya masing – masing yaitu Dermaga A dan B dipergunakan untuk

kebutuhan pembongkaran material dan segala keperluan dalam proses produksi

di pabrik peleburan aluminium dan juga keperluan di PLTA. Pada dermaga ini

juga sebagai sarana distribusi dari hasil produksi PT INALUM (Persero).

Sedangkan dermaga C telah diberikan kepada pemerintah untuk dapat

dipergunakan secara umum sejak tahun 1984.

Gambar 2.2. Pelabuhan PT INALUM (Persero)

iii. Perumahan (Perkotaan)

PT INALUM (Persero) memiliki wilayah yang disediakan untuk pemukiman

karyawan dengan luas sebesar 200 ha yang berlokasi di Tanjung Gading. Bagi

7

kategori karyawan yang sudah berkeluarga disediakan rumah sebanyak 1340,

sedangkan bagi karyawan yang masih lajang disediakan sebanyak 7 asrama.

Selain karyawan di Tanjung Gading, untuk karyawan yang bekerja di PLTA yang

ada di Paritohan disediakan fasilitas akomodasi dengan luas 80 ha.

Gambar 2.3. Komplek Perumahan Tanjung Gading

iv. Pendidikan

PT INALUM (Persero) menginginkan adanya semangat belajar yang tinggi bagi

para pelajar yang ada di sekitar proyek, sehingga berlandaskan hal tersebut

pada tahun 1997 PT INALUM (Persero) memberikan beasiswa yang bersifat

tidak mengikat untuk warga setempat yang SMA, STM, dan yang kuliah di

Universitas Sumatera Utara. Bagi siswa yang masih SD dan SMP juga

disediakan TABANAS untuk yang memiliki prestasi.

v. Fasilitas Umum

Di daerah perumahan Tanjung Gading didirikan sebuah Sekolah, rumah ibadah

seperti Mesjid dan Gereja, serta Rumah Sakit yang terbuka untuk umum. Pada

akhir tahun 1980, PT INALUM (Persero) juga memberikan kepada PERUMTEL

sebuah Gedung dan juga fasilitas telekomunikasi yang memiliki kapasitas hingga

1000 satuan sambungan.

vi. Fasilitas Lainnya

Terdapat fasilitas lainnya yang disediakan oleh PT INALUM (Persero) untuk

digunakan masyarakat sekitar perumahan yaitu lapangan golf, lapangan tenis,

lapangan bola volley, lapangan sepak bola, gedung olah raga, gedung

pertemuan, kolam renang, pertokoan, supermarket, danau buatan, internet,

telekomunikasi, perpustakaan, dan kantor pos.

8

2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi pada PT INALUM (Persero) adalah struktur organisasi

fungsional, yaitu susunan organisasi berdasarkan atas fungsi-fungsi dari bagian

yang terdapat pada organisasi tersebut.

Berikut ini merupakan struktur organisasi pada PT INALUM (Persero).

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT INALUM

(Sumber: www.inalum.co.id)

PT INALUM (Persero) memiliki kewenangan tertinggi pada Dewan Komisaris

yang terdiri dari Direktur Utama, Direksi, Dewan Komisaris, dan Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS). PT INALUM (Persero) memiliki 5 Direktorat yang

terbagi kedalam 21 Departemen. Dari Departemen tersebut kemudian terbagi

lagi ke dalam 55 seksi.

9

2.2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia terdiri dari sistem organisasi, sistem

penerimaan dan penempatan tenaga kerja, serta sistem pengembangan SDM.

a. Sistem Organisasi

PT INALUM (Persero) memiliki struktur organisasi fungsional. Pembagian kerja

pada struktur organisasi fungsional dilakukan berdasarkan fungsi

manajemennya. Struktur organisasi fungsional ini cocok untuk diterapkan pada

sebuah perusahaan atau organisasi yang menghasilkan sedikit jenis produk.

Berdasarkan gambar struktur organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero) tersebut dapat diketahui bahwa pada RUPS adalah merupakan

pemegang kekuasaan tertinggi. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan

penjelasan dari struktur organisasi tersebut.

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah organisasi perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi.

RUPS terdiri dari:

a. Rapat tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan

September setiap tahun kalender.

b. Rapat umum luar biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh

direksi dan/atau pemegang saham.

Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan memberhentikan

komisaris dan direksi

2. Dewan Komisaris

Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya dua orang anggota, salah seorang

diantaranya bertindak sebagai Presiden Komisaris. Para Anggota Komisaris

dan Presiden Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan

oleh para pemegang saham pihak asing dan pemegang saham pihak

Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-

masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang anggota

komisaris harus ada calon yang diusulkan oleh pemegang saham pihak

Indonesia.

Tugas dan wewenang komisaris yaitu:

a. Komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi dalam menjalankan

perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.

10

b. Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang

dipertanyakan.

c. Komisaris setiap waktu berhak menghentikan untuk sementara waktu

seorang atau lebih anggota direksi berdasarkan keputusan yang disetujui

oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota komisar is jikalau mereka

bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau undang-undang

dan peraturan yang berlaku.

3. Dewan Direksi

Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 6 (enam) orang anggota, diantara

seorang sebagai Presiden Direktur. Para Anggota Direksi diangkat dari

Rapat Umum Pemegang Saham. Para anggota Direksi diangkat dari calon-

calon yang diusulkan para Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding

dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan

ketentuan sekurang-kurangnya satu orang anggota Direksi harus dari calon

yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.

Tugas dan wewenang Dewan Direksi adalah:

a. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk

kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

b. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh

Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat

Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Komisaris.

c. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak

pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang

diatur dalam surat kuasa.

d. Direksi berhak mewakili perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta

melakukan suatu tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan

maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain

dan/atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-penbatasan

yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Direktur Utama

Direktur Utama adalah salah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya

berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta

mewakili Perseroan.

11

5. Direktur

Direktur adalah anggota Direksi karena jabatannya melaksanakan tugas

untuk kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup/fungsi masing-

masing seperti tersebut dibawah ini:

a. Umum dan Sumber Daya Manusia

b. Keuangan

c. Pengembangan dan Bisnis

d. Operasi

6. Divisi

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan

ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang

lingkup/fungsi Direktur masing-masing. Divisi dikepalai General Manager

(GM).

7. Departemen

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan

dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskan/ditentukan oleh Divisi

masing-masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager (SM).

8. Seksi

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap

kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh departemen masing-

masing. Seksi dikepalai oleh Manager.

9. Sub-seksi

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap

kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh seksi masing-masing.

Sub-Seksi dikepalai oleh Junior Manager (JM).

10. Auditor Internal

Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang

bertanggung jawab atas pemeriksaan dan pelayanan kegiatan perusahaan

dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden

Direktur.

11. Wakil Manajemen

Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara lain:

a. Mengarahkan dan memberi petunjuk kepada seluruh tingkatan

Manajemen mengenai Implementasi Sistem Manajemen Mutu, Sistem

12

Manajemen Lingkungan, dan Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja Perusahaan.

b. Penghubung Perusahaan dengan Badan Sertifikasi mengenai Sistem

Manajemen Mutu Standar ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO

14001, dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3), Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan

tinjauan Manajemen mengenai Implementasi Sistem Manajemen Mutu,

Sistem Manajemen Lingkungan, Sistem Manajemen Keselamatan,

Kesehatan Kerja, tindakan pencegahan dan koreksi sesuai dengan

Prosedur Mutu, Prosedur Lingkungan, dan Prosedur K3.

c. Bertanggungjawab atas peningkatan Sistem Manajemen Mutu,

Lingkungan, dan K3 Perusahaan.

b. Sistem Penerimaan dan Penempatan Tenaga Kerja

Pada dasarnya PT INALUM (Persero) hanya menerima karyawan yang baru

menyelesaikan pendidikan (Fresh Graduate), sesuai dengan tingkat pendidikan

yang dibutuhkan. Namun untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang membutuhkan

keahlian khusus, perusahaan dapat merekrut tenaga kerja yang mempunyai

keahlian khusus dan telah berpengalaman. Sistem penerimaan dan penempatan

tenaga kerja di PT INALUM (Persero) terbagi atas beberapa bagian, yaitu :

i. Bagian A Sarjana

ii. Bagian B Diploma

iii. Bagian C SMA / SMK

Sistem Recruitment (penerimaan) yang ada di PT INALUM (Persero) dibagi

dalam beberapa tahapan, yaitu:

➢ Seleksi kelengkapan administrasi

➢ Test tertulis, terdiri dari test akademik dan psychology test

➢ Interview

➢ Kesehatan

➢ Magang (On the Job Training) selama enam bulan

c. Sistem Pengembangan SDM

Pengembangan SDM dilakukan untuk menjaga kelangsungan operasi

perusahaan yang unggul dan dalam usaha mengembangkan karyawan yang

patriotik, professional, dan bertanggung jawab sesuai dengan visi dan misi PT

INALUM (Persero). Perusahaan menyediakan sarana dan prasarana untuk

13

penyelenggaraan bimbingan atau penyuluhan, pendidikan atau latihan, dan

pengembangan lainnya bagi karyawan.

Adapun sistem pengembangan SDM yang dilakukan oleh perusahaan

disesuaikan dengan kedudukan dan jabatan karyawan, yaitu:

a. Karyawan baru : Introductory Training Course (ITC)

b. Staff : Supervisory Training Course (STC)

c. Managerial Staff : Management Developing Program (MDP)

d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pengelolaan K3 di PT INALUM (Persero) bersifat desentralisasi, yaitu dimana

pengelolaan K3 berada langsung di bawah presiden direktur. Seksi SSE (Smelter

Safetyand Environmental) adalah seksi khusus yang menangani pengelolaan K3

yang berada dalam Departemen IIC (INALUM Internal Control). Seksi inilah yang

merupakan kunci utama pengimplementasian SMK3 di PT INALUM (Persero).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, PT INALUM

(Persero) telah melaksanakan pengelolaan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan baik dan mendapatkan predikat Bendera Emas. Semua

departemen/seksi harus turut serta dalam mendukung dan menerapkan

kebijakan dari manajemen puncak mengenai pengelolaan K3. Frekuensi

kecelakaan kerja mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal positif ini dapat

tercapai akibat adanya komitmen dan kerja sama yang baik antara P2K3, Safety

Promotor, SSE, dan personil K3 di setiap seksi serta komunikasi dan kemauan

dari pekerja sendiri. Frekuensi kerusakan juga menurun.

PT INALUM (Persero) telah membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (P2K3) yang berfungsi untuk membantu manajemen dan

meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Secara struktural, garis

koordinasi P2K3 terpisah dengan struktur organisasi perusahaan dan berada

sejajar dengan manager. Sedang Safety Promotor ada di setiap masing-masing

seksi kerja di PT INALUM (Persero) dan mempunyai tanggung jawab untuk

meningkatkan pelaksanaan Safety dan sanitasi di PT INALUM (Persero). Safety

Promotor ini dijabat oleh orang-orang dari tiap seksi kerja di masing-masing seksi

kerja.

Dalam usaha pengelolaan K3, terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yaitu diantaranya rapat bulanan, patrol

K3, evaluasi data K3 dan kecelakaan kerja, informasi dan penyuluhan K3,

14

mengusulkan pelatihan tenaga spesialisasi K3, serta rekomendasi K3. Terdapat

Safety Promotor di setiap seksi, yaitu tim yang bertugas untuk mengelola

pengawasan K3 di seksi tersebut. Manajemen risiko pengelolaan K3 terdiri dari

identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko, serta

implementasi, monitoring, dan evaluasi pengendalian risiko. Implementasi

pengendalian risiko tersebut dilakukan melalui tahap-tahap berikut.

Eliminasi

Substitusi (Contoh: Non-Asbestos Program),

Rekayasa teknik (Contoh: Fool and Fail Free Program),

Administrasi kontrol (Contoh: Review SOP), dan

Alat perlindungan diri, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.5. Alat Pelindung Diri PT INALUM (Persero)

Lingkungan kerja PT INALUM (Persero) selalu dilakukan pemantauan untuk

memastikan terjaganya keberlangsungan kerja yang aman, selamat, dan sehat.

Pemantauan dilakukan dengan meninjau layout dan lokasi sampling,

pengukuran kebisingan, pengukuran pencahayaan, temperatur lingkungan kerja,

serta pengukuran debu.

15

2.3. Manajemen Perusahaan

2.3.1. Logo dan Arti Logo Perusahaan

Berikut ini merupakan logo dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

beserta makna dari logo tersebut :

Gambar 2.6. Logo PT INALUM (Persero)

Berdasarkan Gambar 2.6, berikut ini merupakan makna atau arti dari logo PT

INALUM (Persero)

a. Arah Logogram : Mengarah ke kanan atas

Arti : Mengekspresikan karater yang progresif sebagai pelopor dan leader

market industri berbasis alumnium di Indonesia dan siap bersaing di

kancah global.

b. Gagasan visual : Stilasi huruf ‘A’ dan ‘L’

Arti : Menyimbolkan struktur kimia dari aluminium menyiratkan ruang

lingkup usaha Inalum yakni industri aluminium

c. Logotype : Menggunakan font Gotham Bold Lowercase

Arti : Memberikan makna bahwa personifikasi Inalum adalah sosok yang

disiplin dan profesional (bold), sekaligus ramah dan humaniora

(lowercase).

d. Warna Logogram dan Logotype

Biru : Industri berteknologi canggih

Hijau : Ramah lingkungan

Merah : Kebanggan Bangsa Indonesia

2.3.2. Visi, Misi, Nilai Perusahaan

Adapun visi, misi, dan nilai yang digunakan sebagai pedoman berkembangnya

PT INALUM (Persero) adalah sebagai berikut.

16

VISI

“Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah

Lingkungan”.

MISI

1. Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan,

aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku

kepentingan.

2. Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan

nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha

berkesinambungan.

3. Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar

melalui program CSR dan PKBL yang tepat sasaran.

4. Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan

untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.

NILAI

Nilai Prospektif :

Profesional : Inalum bekerja secara professional dengan menerapkan

praktik bisnis terbaik.

Pengembangan : Inalum tumbuh menjadi besar melalui pengembangan

berkesinambungan.

Kerjasama : Inalum tangguh melampaui harapan melalui kerjasama

yang sinergi

Tanggung jawab : Inalum bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi

terbaik

Integritas : Inalum menjalankan bisnis dengan integritas

Faedah : Inalum berusaha menjalankan bisnis yang

menguntungkan untuk kesejahteraan

2.3.3. Riwayat Perbandingan Saham Sebelum menjadi BUMN

Komposisi kepemilikan saham sejak PT INALUM (Persero) berdiri dan sebelum

menjadi BUMN ditunjukkan dengan Tabel 2.1 berikut ini :

17

Tabel 2.1. Komposisi Pemilikan Saham PT INALUM (Persero)

Keterangan Pemerintah RI NAA Co., Ltd.

Awal pendirian 10,00 % 90,00 %

20 Juli 1979 25,00 % 75,00 %

29 Juni 1987 41,13 % 58,87 %

10 Februari 1998 41,12 % 58,88 %

Desember 2013 100 % 0%

(Sumber: www.inalum.co.id)

2.3.4. Ketenagakerjaan

PT INALUM (Persero) terletak di 4 (empat) lokasi yang berbeda, yaitu:

Kantor Pusat Pabrik Peleburan, Kuala Tanjung

Kantor PLTA, Paritohan

Kantor Penghubung, Jakarta

Kantor Penghubung, Medan

Berikut ini merupakan jumlah karyawan PT INALUM (Persero) per 31 Mei 2017.

Tabel 2.2. Jumlah Karyawan PT INALUM (Persero)

Lokasi Kerja Jumlah

Kuala Tanjung 1.740 Orang

Paritohan 222 Orang

Jakarta 16 Orang

Medan 7 Orang

Total 1.985 Orang

(Sumber : http://www.inalum.co.id/article/karyawan.html)

Pada PT INALUM (Persero) terdapat 3 shift pembagian jam kerja, yaitu:

i. Shift 1 : Pukul 00.00 – 08.00 WIB

ii. Shift 2 : Pukul 08.00 – 16.30 WIB

iii. Shift 3 : Pukul 16.30 – 00.00 WIB

2.3.5. Penggunaan Energi

Untuk mendukung kegiatan produksi maka suatu pabrik membutuhkan energi

berupa tenaga listrik dimana PT INALUM (Persero) menggunakan energi yang

dialirkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PT INALUM (Persero).

18

PLTA PT INALUM (Persero) terdiri dari :

i. Bendungan Pengatur

Bendungan Pengatur berlokasi di desa Siruar yaitu sejauh 14,6 km dari

Danau Toba. Bendungan ini digunakan untuk mengontrol tinggi permukaan

serta aliran air yang keluar dari Danau Toba. Bendungan ini dibangun

dengan tipe beton massa dengan panjang 7m dan tinggi 39 m.

Gambar 2.7. Bendungan Pengatur (Regulating Dam)

ii. Bendungan Penadah Air Sigura-gura

Bendungan ini berlokasi di Simorea yang merupakan sumber air yang

bersifat stabil yang digunakan untuk stasiun pembangkit listrik Siguragura.

Bendungan ini menampung air yang akan digunakan di Stasiun

pembangkit listrik Siguragura (Siguragura Power Station). Pembangkit

listrik tersebut berada sejauh 200 m di dalam perut bumi. Terdapat 4 unit

generator dengan total kapasitas tetap sebesar 203 MW. Di Indonesia,

PLTA ini merupakan PLTA bawah tanah pertama. Tipe bendungan

penadah air ini adalah beton massa dengan ketinggian 47 meter.

19

Gambar 2.8. Bendungan Penadah Air Siguragura

iii. Bendungan Penadah Air Tangga

Bendungan ini berlokasi di Tangga yaitu sebagai pembendung air yang

sebelumnya sudah dipakai oleh PLTA Siguragura untuk digunakan kembali

oleh PLTA Tangga. Adapun bendungan ini adalah bendungan busur yang

pertama ada di Indonesia. Terdapat 4 unit Generator pada stasiun ini

dengan total kapasitas tetap sebesar 223 MW. Tipe bendungan penadah

air tangga ini adalah beton massa yang berbentuk busur dengan ketinggian

82 meter.

Gambar 2.9. Bendungan Penadah Air Tangga

iv. Stasiun Pembangkit Listrik Sigura-gura

Stasiun pembangkit listrik ini terletak sejauh 200 m di dalam perut bumi.

Memiliki 4 unit generator dengan kapasitas masing-masing sebesar 71,5

MW. Pembangkit Listrik ini adalah PLTA bawah tanah yang pertama ada di

Indonesia.

20

v. Stasiun Pembangkit Listrik Tangga

Air akan dialirkan ke bawah tanah dengan menggunakan sebuah

terowongan yang memiliki panjang 3.150 m. Pada stasiun ini ada 4 unit

generator yang dipasang dengan kapasitas masing-masing adalah 79,2

MW yang diletakkan di atas permukaan tanah.

vi. Jaringan Transmisi

Tenaga listrik dari stasiun pembangkit lsitrik Siguragura dan Tangga akan

dialirkan ke Kuala Tanjung dengan jaringan transmisi yang memiliki panjang 120

km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV. Kemudian listrik

akan dialirkan melalui gardu induk Kuala Tanjung dengan tegangan yang

diturunkan menjadi 33 KV. Dari situ selanjutnya disalurkan ke tiga gedung tungku

reduksi dan gedung penunjang lainnya. Setiap gedung tungku reduksi terdapat 2

unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V. Adapun kelebihan dari

tenaga listrik ini akan diserahkan kepada pemerintah yaitu melalui PLN yang

akan didistribusikan kepada masyarakat.

Gambar 2.10. Menara Transmisi PT INALUM (Persero)

2.3.6. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan terkait dengan produksi dan penjualan serta sertifikasi dan

penghargaan yang diperoleh oleh PT INALUM (Persero).

a. Produksi dan Penjualan

Setiap tahunnya PT INALUM (Persero) dapat memproduksi aluminum ingot

hingga 250.000 ton aluminium. Namun setelah karyawan melakukan perbaikan

maka PT INALUM (Persero) dapat meningkatkan produksinya. Kapasitas

produksi aluminium batangan pada PT INALUM (Persero) ini sangat bergantung

21

pada asupan listrik dari PLTA milik PT INALUM (Persero). Adapun PLTA tersebut

sangat bergantung dengan ketersediaan sumber air di Danau Toba.

PT INALUM (Persero) memiliki lebih dari 50 perusahaan pelanggan di seluruh

Indonesia dan beberapa Negara. Kualitas aluminium yang dihasilkan PT INALUM

(Persero) adalah 99.90%, dan 99.70%. Sebanyak 60% dari produk tersebut

diekspor sedangkan 40% sisanya dipasarkan di dalam negeri.

b. Sertifikasi atau Prestasi Perusahaan

Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT INALUM

(Persero) antara lain:

Quality Management System (QMS)

PT INALUM (Persero) telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001 dari SGS, Internasional dan memperoleh dua sertifikat, masing-

masing:

- No. AU98/1054 sejak Pebruari 1988 untuk PLTA.

- No. : ID03/0239, sejak April 1988 untuk Pabrik Peleburan.

Environment Management System (EMS)

Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT INALUM (Persero) telah

mendapatkan sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Managemen Lingkungan No.

: GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS Internasional.

Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (SMK3)

PT INALUM (Persero) telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan

Mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak dua kali yaitu pada

tahun 2005 & 2008 (Sertifikat No. : 00351/SE/2004 & No. : 00351/SE/2007

untuk PLTA dan Sertifikat No. : 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk

Pabrik Peleburan) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Proper PT INALUM (Persero)

Proper PT INALUM (Persero) juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat

BIRU dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu

pada tahun 2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.

International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code

Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di

Pelabuhan, PT INALUM telah mendapatkan sertifikasi ISPS Code No. :

02/1060-DV tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.

Syahwali Awards

22

Perusahaan juga menerima Syahwali Awards tentang Environmentally Friendly

Businessman pada tanggal 13 Nopember 1992 dari Indonesian Environmental

Management and Information Center (IEMIC).

2.3.7. Kontribusi PT INALUM (Persero)

PT INALUM (Persero) melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk

menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di sekitarnya, seperti:

a. Bidang Pendidikan

PT INALUM (Persero) ingin meningkatkan kualitas pendidikan anak

dengan melakukan beberapa hal seperti melakukan perbaikan gedung-

gedung sekolah, bantuan alat pendukung belajar, mobiler, dan

membangun 1 unit sekolah yang bernama SMA Mitra. Dengan sarana dan

prasarana yang dibangun ini diharapkan dapat mendukung masyarakat

sekitar untuk dapat bersekolah.

Gambar 2.11. Sekolah PT INALUM (Persero)

Selain itu, PT INALUM (Persero) juga memberikan bantuan komputer dan

multimedia projector kepada universitas - universitas yang ada di Sumatera

Utara. PT INALUM (Persero) juga memberikan bantuan pendidikan kepada

guru dan siswa yang berprestasi, pelatihan guru, manajemen sekolah, dan

beasiswa kepada guru-guru yang belum mempunyai akta IV. Perusahaan

juga menerima siswa dan mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek

atau on the job training dan riset di perusahaan.

b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

PT INALUM (Persero) sangat peduli dengan masyarakat sekitar dengan

memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada masyarakat seperti

sablon, menjahit, bordir, rias pengantin, bengkel, las, dan lain sebagainya.

Perusahaan juga memberikan modal bergulir. Hal ini dilakukan agar

masyarakat tidak lagi bergantung pada PT INALUM (Persero), melainkan

23

mereka dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan menjadi lebih

mandiri.

Gambar 2.12. Pemberdayaan Masyarakat oleh PT INALUM (Persero)

c. Bidang Olahraga dan Kebudayaan

PT INALUM (Persero) mengadakan kegiatan-kegiatan olah raga seperti

Turnamen Sepak Bola, Turnamen Bola Volley, dan lain sebagainya. PT

Inalum juga aktif menjadi sponsor dalam kegiatan Arung Jeram di Sungai

Asahan, lomba mendayung di Danau Toba, Karate, dan lain sebagainya.

Perusahaan juga berupaya untuk melestarikan budaya bangsa dengan

mengadakan Festival Budaya setiap tahunnya. Perusahaan juga

mengadakan Lomba Tari dan Pantun, dan pertunjukan budaya lainnya.

d. Bidang Agama

Dalam bidang agama, Perusahaan tidak hanya membantu memperbaiki

mesjid dan gereja, namun juga fasilitas pendukung kedua rumah ibadah

tersebut. Selain itu, Perusahaan juga melakukan kegiatan lain seperti

Safari Ramadhan, bantuan Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Paskah, dan

bentuk kegiatan lainnya.

e. Fasilitas Umum

Fasilitas umum yang telah dibangun PT INALUM (Persero) yang paling

nyata dan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat

sekitar adalah Access Road (jalan penghubung) yang telah dibangun oleh

PT Inalum di kedua Pabrik, Pabrik Peleburan Aluminium dan PLTA. Selain

itu, perusahaan juga membangun jalan-jalan alternatif dan jembatan yang

menghubungkan beberapa wilayah yang terisolir. Akibatnya, pertumbuhan

ekonomi di sekitar PT Inalum berkembang dengan pesat. Banyak

bermunculan perusahaan - perusahaan lain dan usaha - usaha kerakyatan

di sekitar perusahaan.

24

f. Bantuan Sosial Lainnya

Perusahaan juga melakukan bentuk - bentuk kegiatan lainnya seperti

dalam bidang Kepemudaan dan Organisasi Masyarakat, bantuan bencana

alam, bantuan kegiatan, dan lain sebagainya hingga bantuan pasokan

listrik ke Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Sumatera Utara dengan sistem

SWAP, pada saat terjadinya krisis listrik di Sumatera Utara.

25

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Unit Usaha

Pada sub bab ini tidak menjelaskan semua proses bisnis yang ada di PT

INALUM (Persero) secara keseluruhan melainkan hanya mencakup unit usaha

atau seksi dimana penulis ditempatkan yaitu seksi Spare parts Warehouse

(SWH).

Spare parts Warehouse (SWH) merupakan bagian yang mengurusi persediaan

spare part yang merupakan bahan pendukung untuk peralatan maupun mesin

yang digunakan untuk proses produksi. Spare part warehouse mempunyai lebih

dari 8.000 jenis item.

Proses maintenance berbagai peralatan dan mesin di PT INALUM (Persero)

sangat bergantung pada ketersediaan produk pada seksi ini. Seksi SWH

bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan spare parts pada seksi SSW

(Smelter Service and Workshop) yaitu sebagai pemakai (user) dan seksi SPO

(Smelter Procurement Operational) yaitu yang melakukan proses pembelian

kepada vendor.

Berikut ini akan ditunjukkan alur proses bisnis pengadaan dan aliran barang yang

ada di seksi SWH.

26

Proses Bisnis Pengadaan dan Aliran Barang di Seksi SWH

User (Seksi SSW) VendorSPO SWH

Pha

se

Membuat

reservasi/CP/MO

Melakukan analisa

kebutuhan (MRP) di

SAP

Membuat referensi

harga untuk HPS

Melakukan proses

penerbitan PR

Menyetujui PR oleh

Manajer

Melakukan proses

tender

Mengevaluasi

teknis

penawaran

Menerima spesifikasi

yang ditawarkan

pemasok untuk

dievaluasi

Sesuai

spesifikasi?

T

Konfirmasi

evaluasi

teknis

Terjadi PPA

(Permohonan

Penambahan

Anggaran) ?

Y

Konfirmasi

PPA

Balasan

konfirmasi

PPA

Melakukan proses

kontrak pengadaan

(PO)

Mengirimkan barang

Menerima dan pelabelan

barang di bagian

reveiving

Melakukan inspeksi

barang

Barang reject?

Melakukan claim

misdelivery

Penyimpanan barang

ke gudang

T

Selesai

Mulai

Y

Gambar 3.1. Aliran Barang pada Seksi SWH

27

3.2. Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah

aluminium batangan. Berat aluminium batangan adalah 22,7 kg per batang.

Terdapat 2 jenis kualitas produk aluminium yang dihasilkan PT Indonesia Asahan

Aluminium (Persero) yaitu aluminium batangan dengan kemurnian 99,90% dan

99,70%. Aluminium batangan yang dihasilkan PT INALUM ini terdaftar pada

London Metal Exchange (LME) sejak tanggal 23 September 1987.

Standar Mutu Aluminium Batangan PT INALUM (Persero) mengacu pada JIS H2-

102, 1968 (Reaffirmed 1974) dan Western, Aluminium Assosiation Designation

and Chemical composition Limits for Unalloyed Aluminium of Aluminium

Assosiation Inc., USA.

a. Aluminium Ingot

Aluminium ingot adalah produk utama dari PT INALUM (Persero) yaitu

aluminium batangan dengan berat 22,7 kg per item. Berikut ini adalah

komposisi unsur dan kandungan yang ada pada ingot tersebut.

Tabel 3.1. Komposisi Unsur dan Kandungan Ingot (2015)

No Grade Komposisi Kadar(%)

1 S1-A

Besi maks 0.04

Silika maks 0.04

Tembaga maks 0.01

Aluminium min 99.92

2 S1-B

Besi maks 0.06

Silika maks 0.04

Tembaga maks 0.01

Aluminium min 99.90

3 G1

Besi maks 0.2

Silika maks 0.1

Tembaga maks 0.01

Aluminium min 99.70

28

Gambar 3.2. Produk Aluminium Ingot

b. Aluminium Alloy

Aluminium alloy ini merupakan produk diversifikasi yang pertama kali dicetak

dan dikirimkan pada tahun 2017. Produk ini memiliki panjang 0,7 m dengan

berat 10 kg per item. Berikut ini adalah komposisi unsur dan kandungan

yang ada pada alloy tersebut.

Tabel 3.2. Komposisi Unsur dan Kandungan Alloy (JIS, A1 356.2)

No Komposisi Kadar(%)

1 Besi maks 0.1

2 Silika 6.5 - 7.5

3 Magnesium 0.34 - 0.45

4 Aluminium balance

Gambar 3.3. Produk Aluminium Alloy

c. Aluminium Billet

Aluminium billet ini sama halnya dengan alloy yang merupakan produk

diversifikasi yang pertama kali dicetak dan dikirimkan pada tahun 2017.

Produk ini memiliki panjang 6 m dengan diameter ada yang 5, 6, 7, atau 8

29

inch dan berat 800 kg per item. Berikut ini adalah komposisi unsur dan

kandungan yang ada pada billet tersebut.

Tabel 3.3. Komposisi Unsur dan Kandungan Billet (JIS, A1 6063)

No Komposisi Kadar (%)

1 Besi maks 0.35

2 Silika 0.2 - 0.6

3 Magnesium 0.45 - 0.9

4 Mangan maks 0.1

5 Tembaga maks 0.1

6 Seng maks 0.1

7 Krom maks 0.1

8 Titanium maks 0.1

Gambar 3.4. Produk Aluminium Billet

3.3. Proses Produksi

Dalam melangsungkan proses produksi di suatu Perusahaan tentunya sangat

membutuhkan tenaga listrik berjumlah besar. Tenaga listrik yang digunakan

untuk proses produksi di PT INALUM (Persero) berasal dari PLTA Siguragura

dan Tangga yang merupakan kepemilikan PT INALUM (Persero). Adapun

penggunaan tenaga listrik ini adalah dengan cara menyalurkan listrik melalui 271

unit jaringan transmisi dari Samosir menuju ke Pabrik Peleburan Aluminium di

Kuala Tanjung. Pabrik peleburan aluminium yang berlokasi di Kuala Tanjung

tersebut terdapat gardu induk yang berfungsi sebagai penyalur listrik ke bagian –

bagian gedung tempat proses produksi maupun gedung lainnya yang sebagai

penunjang.

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada Perusahaan ini

didapatkan dengan melakukan impor dari negara Jepang. Bahan baku yang

30

diimpor tersebut akan diterima dan dilakukan pembongkaran di Pelabuhan yang

dimiliki PT INALUM (Persero). Setelah bahan baku dibongkar di pelabuhan,

kemudian didistribusikan ke masing – masing silo produksi dengan

menggunakan belt conveyor.

Bahan baku Alumina yang ada di silo tersebut kemudian disalurkan ke Dry

Scrubber System untuk selanjutnya dilakukan reaksi dengan gas HF yang

terdapat di tungku reduksi. Hasil dari reaksi alumina tersebut selanjutnya dibawa

menuju Hopper Pot dengan menggunakan Anode Changing Crane (ACC) dan

memasukkannya ke dalam tungku reduksi.

Di setiap silo terdapat bahan baku kokas yang akan dicampurkan dengan

butt atau puntung anoda yang kemudian akan dipanaskan terlebih dahulu dan

digunakan pitch untuk merekatkan campuran material tersebut. Selanjutnya

bahan campuran tersebut akan dicetak pada Shaking Machine menjadi

berbentuk sebuah blok yang dinamakan dengan blok anoda mentah untuk

dilakukan pemanggangan di Baking Furnace.

Blok-blok anoda yang telah dipanggang kemudian akan dipasangi tangkai

(anode assembly) di pabrik anode baking plant. Anoda tersebut kemudian akan

dikirimkan ke pabrik reduction plant untuk keperluan proses elektrolisis alumina

menjadi aluminium. Setelah 28 hari anoda diganti dan sisa-sisa anoda (butt)

dibersihkan. Butt ini kemudian akan dihancurkan dan dimasukkan ke silo butt.

Butt kemudian dipakai kembali (recycle) sebagai bahan pembuatan anoda

bersama kokas dan pitch.

Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Pada proses ini

akan dihasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk

bereaksi dengan alumina dan dibersihkan lalu dibuang melalui cerobong gas

cleaning system. Aluminium cair (molten) yang dihasilkan pada tungku kemudian

dibawa ke casting shop menggunakan Metal Transport Car (MTC). Di casting

shop aluminium cair dimasukkan ke holding furnace, lalu dituang ke casting

machine untuk dicetak menjadi Aluminium Ingot, Aluminium Billet, dan Aluminium

Alloy.

31

Gambar 3.5. Proses Produksi PT INALUM (Persero)

(Sumber: Data Bagian Produksi PT INALUM (Persero))

3.4. Fasilitas Produksi

Fasilitas dalam menunjang proses produksi aluminium terdiri dari 3 pabrik utama

yaitu pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan.

i. Pabrik Karbon

Bagian Pabrik Karbon memproduksi balok-balok anoda karbon. Balok - balok

anoda karbon ini akan dipakai nantinya pada tungku-tungku reduksi. Pabrik ini

terbagi atas 3 bagian yaitu :

- Karbon Mentah

- Pemanggang Anoda

- Penangkaian

Pada bagian Karbon Mentah, material kokas dan pitch keras dicampurkan dan

dicetak menjadi berbentuk balok-balok anoda mentah. Selanjutnya balok – balok

tersebut dibawa ke bagian Pemanggang Anoda. Pada bagian ini terdapat 106

unit tungku panggang dengan tipe Riedhammer yang tertutup. Hal tersebut

bertujuan agar blok dapat dipanggang hingga temperatur mencapai 1225ºC.

Selanjutnya balok - balok anoda yang telah dipanggang tersebut dipindahkan ke

bagian Penangkaian. Pada bagian ini balok anoda tersebut diberi tangkai yang

akan berguna sebagai lintasan penghantar arus yang berasal dari dalam tungku

32

reduksi. Setelah diproses pada bagian tungku reduksi selanjutnya puntung balok

tersebut dapat dipakai lagi untuk memproduksi balok karbon mentah.

Gambar 3.6. Pabrik Karbon

Gambar 3.7. Anoda Tongkat

ii. Pabrik Reduksi

Unit reduksi terdiri dari 3 gedung yang masing-masing dipasangi 170 tungku tipe

anoda prapanggang (Prebaked Anode Furnace) dengan desain 170 KA dan saat

ini telah dikembangkan menjadi 190 KA, dengan lisensi dari Sumitomo

Aluminium Smelting Co. Ltd. Total kapasitas desain produksi adalah 225.000 ton

aluminium per tahun dari 510 tungku yang terpasang. Namun kapasitas produksi

PT INALUM (Persero) telah dikembangkan menjadi 250.000 ton per tahun. Pada

tungku reduksi, bahan baku alumina (Al2O3) dilebur dengan proses elektrolisis

menjadi cairan aluminium.

33

Gambar 3.8. Pabrik Reduksi

Gambar 3.9. Tungku Reduksi

iii. Pabrik Casting (Penuangan)

Di pabrik penuangan aluminium cair dituangkan ke dalam Holding Furnace

dengan kapasitas 30 ton. Aluminium cair ini kemudian dicetak ke dalam cetakan

Casting Machine dengan kapasitas 12 ton/jam dan menghasilkan aluminium

batangan (ingot) yang beratnya masing-masing 50 lbs (± 22,7 kg).

Prinsip dasar dari industri peleburan aluminium adalah reaksi elektrolisa. Dimana

proses elektrolisa di dalam tungku dapat berlangsung dengan adanya material-

material yang digunakan untuk memproduksi aluminium. Adapun material-

material tersebut adalah: Alumina (Al2O3), anoda karbon (C), katoda, larutan bath

yang terdiri atas kliorit (Na3AlF6), AlF3, soda abu (Na2CO3), tegangan listrik, dsb.

Material ini akan dimasukkan ke dalam tungku dengan temperatur operasi 945oC

– 965o C, dengan kuat arus normal sebesar 190 kA dan tegangan antara 4,20–

4,30 V.

34

Gambar 3.10. Pabrik Penuangan

Gambar 3.11. Tumpukan Ingot di Stock Yard

35

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan

Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT INALUM (Persero), penulis ditempatkan

di Seksi Spare parts Warehouse (SWH). Seksi SWH termasuk ke dalam

Departemen Logistik yang dibawahi oleh Direktorat Keuangan. Seksi SWH

sendiri terbagi 2 yaitu berada di Inalum Smelter Plant (Kuala Tanjung) dan

Inalum Power Plant (Paritohan). Penulis melaksanakan kerja praktek di SWH

Inalum Smelter Plant. Selama melaksanakan kerja praktek penulis bekerja sama

dengan Bapak Pra Femila Afredo sebagai pembimbing lapangan dan para

Asisten Superintendent setiap sub seksi untuk memberikan penjelasan dan

pelatihan kerja kepada penulis di setiap sub seksi yang ada di SWH.

Selama dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis mendapatkan tugas dalam hal

manajemen sistem persediaan yang ada di seksi SWH yaitu mengevaluasi

penetapan jumlah safety stock yang belum optimum sehingga mengakibatkan

tingginya nilai inventori di gudang. Dalam mengerjakan tugas tersebut penulis

bekerja secara team dengan rekan dari Universitas lain yaitu mahasiswa dari

Institut Teknologi Sepuluh November.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan

Selama melaksanakan Kerja Praktek di PT INALUM (Persero), penulis diberikan

tanggung jawab untuk dapat mengevaluasi safety stock agar jumlahnya optimum

sehingga dapat meminimasi nilai inventori barang di gudang. Adapun wewenang

penulis dalam melakukan pekerjaan ini adalah dapat memperoleh data yang

dibutuhkan terkait dengan pekerjaan.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Dari sub seksi yang ada di SWH, penulis berfokus di sub seksi pengendalian

persediaan untuk mendapatkan perhitungan safety stock agar jumlahnya

optimum sehingga dapat meminimasi nilai inventori barang di gudang. Berikut ini

adalah langkah – langkah yang dilakukan penulis dalam mengerjakan tugas

tersebut.

36

4.3.1. Melakukan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam perhitungan safety stock adalah data historis

permintaan part dan data lead time. Data permintaan yang digunakan adalah

data issuing setiap bulan selama satu tahun dari Juli 2016 sampai Juni 2017.

Jenis spare part yang dipilih merupakan consumable item yang tergolong ke

dalam mechanical part karena jenis item ini yang memiliki safety stock. Penulis

melakukan batasan pada data yang akan diolah yaitu item yang memiliki

reservasi selama minimum 4 bulan dalam 1 tahun. Kemudian diklasifikasikan

menjadi 12 tipe item.

4.3.2. Menghitung Safety Stock Value Cost Aktual

Perhitungan Safety stock Value Cost dilakukan untuk mengetahui nilai dari safety

stock suatu item. Perhitungan yang dilakukan menggunakan rumus sesuai

dengan Working Instruction (WI) di SWH PT INALUM (Persero). Kemudian

menyusun 3 skenario sebagai perbandingan hasil perhitungan yang memberikan

nilai inventori terkecil saat dilakukan running model skenario.

4.3.3. Mengembangkan Model Solver

Setelah dilakukan pengumpulan data, selanjutnya memasukkan model optimasi

yang digunakan ke dalam tabel di Microsoft Excel untuk selanjutnya diselesaikan

menggunakan Solver. Model optimasi akan diselesaikan dengan menggunakan

Evolutionary.

4.3.4. Membandingkan Hasil Perhitungan Aktual dengan Perbaikan

Dari running model pada Solver dan perhitungan safety stock kondisi aktual,

didapatkan total inventory value, penghematan inventory balance, dan efisiensi

dari item yang akan dibandingkan untuk dapat dipilih skenario terbaik yang akan

direkomendasikan.

4.3.5. Melakukan Analisis dan Interpretasi Data

Langkah terakhir adalah melakukan analisis dan interpretasi data untuk

menjelaskan hasil dari pengolahan data yang dilakukan pada langkah

sebelumnya.

37

4.4. Hasil Pekerjaan

Selama melaksanakan Kerja Praktek di PT INALUM (Persero), penulis berfokus

pada tugas yang telah disebutkan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil pekerjaan

yang telah dilakukan penulis dari langkah – langkah yang telah disebutkan pada

sub bab sebelumnya.

38

4.4.1. Hasil Pengumpulan Data Berikut ini merupakan data permintaan (issuing) part yang didapatkan dari data transaksi issuing pada sistem SAP. Terdapat 74 part yang

akan dianalisis.

Tabel 4.1. Data Permintaan Spare part per Tanggal Juli 2016 – Juni 2017

No. Nomor Material Deskripsi Material Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17

1 140101000347 BEARING,BALL,ANNULAR, 6202-2Z-SKF 5 7 2 0 0 0 6 0 0 0 0 1

2 140101000355 BRG, BALL,ANNLR-6202 ZZ-NTN 13 0 0 21 6 4 0 2 0 21 0 2

3 140101000366 BEARING,BALL,ANNULAR, 6203-2Z-C3-SKF 0 0 7 2 10 0 2 4 2 4 2 0

4 140101000369 BRG, BALL,ANNLR-6203 ZZ-NTN 0 1 0 2 0 7 1 0 2 1 7 3

5 140101000385 BEARING,BALL,ANNULAR, 6204-2Z-C3-SKF 0 0 0 4 4 4 6 4 2 4 8 4

6 140101000389 BEARING,BALL,ANNULAR, 6205-2Z-C3-SKF 16 0 15 23 18 11 25 19 2 0 0 0

7 140101000390 BRG, BALL,ANNLR-6205 LLB NR-NTN 0 4 0 2 4 2 4 2 4 2 0 0

8 140101000398 BRG, BALL,ANNLR-6205 ZZ-NTN 3 4 24 2 1 4 7 5 5 0 12 0

9 140101000406 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ C3-NTN 0 0 6 9 4 1 3 1 1 3 8 13

10 140101000408 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ-NTN 8 7 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0

11 140101000409 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ-NTN 0 0 0 2 6 2 2 3 4 1 1 2

12 140101000443 BRG, BALL,ANNLR-6210-NSK 0 0 0 0 6 3 5 6 5 2 6 6

13 140101000447 BRG, BALL,ANNLR-6211 NR-NTN 1 0 1 1 1 2 0 3 0 2 0 4

14 140101000465 BRG, BALL,ANNLR-6213-NTN 1 1 0 1 1 2 0 3 1 2 1 4

15 140101000472 BRG, BALL,ANNLR-6215-NTN 1 1 1 0 3 3 1 1 2 1 1 1

16 140101000542 BRG, BALL,ANNLR-6305-NTN 16 32 5 24 16 8 10 1 0 0 29 16

17 140101000551 BRG, BALL,ANNLR-6306 ZZ C3-NTN 7 8 7 6 6 3 4 3 4 2 7 5

18 140101000593 BEARING,BALL,ANNULAR, 6310-Z-SKF 17 0 0 5 8 3 5 4 0 0 6 6

19 140101000599 BEARING,BALL,ANNULAR, 6311-2Z-C3-SKF 2 4 5 5 1 2 0 0 2 0 1 0

20 140101000760 BRG, BALL,TRST-51214-SKF 186 37 0 0 0 0 32 0 0 8 56 48

21 140101000966 BEARING,ROLLER,TAPERED, 30208-J2/Q-SKF 27 0 0 0 0 0 4 13 10 4 12 13

22 140101000971 BRG, RLLR,TPR-30222 J2-SKF 0 0 0 0 4 4 6 0 6 0 0 8

23 140101001006 BEARING,ROLLER,TAPERED, 32306-J2/Q-SKF 8 0 0 0 0 0 0 30 32 8 32 24

24 140101001263 BEARING,ROLLER, 22332-CC/W33-SKF 0 0 2 4 2 2 0 0 10 2 0 2

25 140101001327 BRG, SLV-DBB3220-DAIDO METAL 4 10 0 4 0 0 0 10 14 0 0 0

26 140101001450 BRG, SLV-R-ML7060-NTN 0 28 0 12 6 6 11 34 10 4 17 112

27 140102000016 CORK SHEET-600MM.WX900MM.LGX1.6MM.THK 3 0 1 3 3 3 5 0 24 2 0 0

28 140102000109 GASKET-1.5X100MMX30MR/RL-TAPE-NON ASB 3 3 1 5 2 1 2 1 2 4 1 1

29 140102000242 GASKET-D120/141X1MM-NON ASB-RND 4 10 0 4 0 0 0 10 14 0 0 0

30 140102000782 GASKET, PN.IX 04023-HITACHI 0 9 6 33 0 0 9 0 0 6 6 12

39

No. Nomor Material Deskripsi Material Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17

31 140102001161 O-RING-G30-F422-NOK 306 113 102 41 0 0 33 253 69 46 78 176

32 140102001332 O-RING-P24-A305-NOK 0 15 6 15 0 6 10 0 0 0 4 0

33 140102001385 O-RING-P39-A305-NOK 2 5 0 2 0 0 0 5 7 0 0 0

34 140102002246 SEAL,PLAIN-GLY 40F-RF905-SAKAGAMI 34 0 0 36 32 52 20 84 20 8 24 124

35 140102002249 SEAL,PLAIN-GY 250-RF905-SAKAGAMI 6 0 0 36 34 12 20 84 22 330 26 124

36 140102002529 SEAL,PLN,ECS-SB 125 155 14-AB4399AO-NOK 0 0 0 3 2 2 3 0 3 0 0 3

37 140102002579 SEAL,PLN,ECS-SB 80 100 10-AB3732EO-NOK 1 0 0 0 0 0 4 0 24 5 0 0

38 140102002642 SEAL,PLN,ECS-TB 28 48 11-AD1563EO-NOK 100 22 0 0 0 0 0 16 20 8 24 24

39 140102002708 SEAL,PLAIN,ENCASED, TC-35-55-11-F422-NOK 96 36 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0

40 140102002731 SEAL,PLN,ECS-TC 50 72 12-AE2864AO-NOK 24 9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

41 140102002742 SEAL,PLN,ECS-TC 65 88 12-AE3400AO-NOK 1 0 0 1 1 2 0 3 0 2 0 4

42 140102002750 SEAL,PLN,ECS-TC 85 110 13-AE3842AO-NOK 2 0 2 2 2 3 3 4 3 1 3 1

43 140103000080 BELT, V-A 40-BANDO 1 1 2 1 0 0 3 2 0 1 1 1

44 140103000132 BELT, V-IN16038-HITACHI 0 0 1 4 0 0 1 2 1 1 2 1

45 140103000288 ROLLER, MH-839773-1/2BF-HITACHI 0 2 0 2 2 2 1 1 2 1 0 0

46 140104000355 STRAINER ELMN-PT3/4-D64X164MM/D62X160MM 1 1 1 1 1 1 2 0 2 2 1 1

47 140104000359 STRAINER ELMN-PN.0253Z5044-DANFOSS 1 0 3 2 5 1 5 8 2 2 2 3

48 140105000248 FTTNG, LUBR-STR-DN.HC-110032-IN.39-CKD 26 0 0 0 0 0 4 42 10 4 12 112

49 140107000032 DISK,VALVE, D120X66MM-PN.860100-HITACHI 0 0 6 9 0 0 12 9 3 0 6 0

50 140107000180 SUCTION SIDE STP VALVE-PN.AS13046-DAIKIN 0 0 0 1 3 0 3 4 0 2 1 0

51 140107000285 VALVE, CHECK-BPR 803D-Q48-SAGINOMIYA 1 0 0 2 1 1 5 3 0 0 0 3

52 140108000080 BATTERY, STRG-N120-12V-GS 6 2 0 0 4 0 0 1 17 0 0 0

53 140108001071 COMPRSSR-PN.JT100B-UYE-P010004-IN.2 0 0 0 0 0 0 7 4 0 0 0 6

54 140108001352 FREON, LQD GAS-R134A-13.62KG 3 4 4 3 4 8 6 9 0 0 0 0

55 140108001403 GAUGE,PRESSURE, D-0~5MPA-D60MM-TOYOKEIKI 2 1 2 0 0 0 10 6 0 4 4 6

56 140108002459 PIN, SPRING-D5X45MM-SK5M-DBL FACE CHFR 34 2 0 0 0 0 4 12 10 4 12 12

57 140108003303 RING,WIPER, DN.HC-110032-IN.13-BC6-CKD 1 18 48 54 48 18 30 126 30 12 36 136

58 140108003304 RING,WIPER-DN.HD-210089-IN.20-SPL-CKD 14 6 16 48 40 6 10 12 10 4 12 12

59 140108003384 RUBBER SHT-3.2X1000X1000MM-FPM-ANY MAKER 1 1 5 3 0 6 0 0 0 1 0 6

60 140109000231 SHAFT,STRAIGHT, PN.812790-IN.65-HITACHI 0 2 0 5 2 2 6 1 2 1 0 0

61 140110000098 SPROCKET WHEEL, PN.812787-HITACHI 0 4 1 2 4 4 4 2 2 2 0 0

62 140110000100 SPROCKET WHEEL, PN.812967-HITACHI 0 2 1 2 2 2 2 1 2 1 0 1

63 140112000001 BF-LINK CHAIN-PN.83981A-F/.HOIST-HITACHI 0 2 0 3 2 2 2 1 6 1 0 0

64 140112000153 CHAIN,RLR-RS60-230LK-TSUBAKI 3 0 0 0 0 0 0 0 6 1 4 2

65 140112000161 CHAIN,RLR-RS60-35LK-TSUBAKI 2 0 0 9 0 2 1 0 0 5 0 0

66 140113000225 RING, LANTERN-DN.AAB-I15-021-IN.28-INL 1 4 1 6 0 4 1 1 0 0 0 0

67 140113000226 RING, LANTERN-DN.AAB-I15-022-IN.12-INL 1 4 1 6 0 4 1 1 0 0 0 0

68 140113000250 ROLLER, MH-DN.APR-E01-121-IN.2-INALUM 10 2 4 12 0 28 10 9 15 10 6 11

69 140113000259 SEAT, VALVE-D125/103X12 MM-TEFLON 2 2 2 2 2 2 4 0 4 4 2 2

40

No. Nomor Material Deskripsi Material Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17

70 140113000260 SEAT, VALVE-D156/193.8X18MM-PTFE 20 18 16 12 16 0 0 0 0 0 0 0

71 140117000003 FLAP, INNER TUBE, PNT-20IN-RUBBER 0 2 6 0 4 4 3 10 4 0 6 0

72 140117000017 INNER TUBE, PV-9.00-20-LONG VALVE 0 10 18 2 2 6 8 18 8 1 15 13

73 140117000045 TIRE, PNEUMTC-5.50-13-8PR-BS 0 0 13 0 0 13 0 6 2 5 2 0

74 140117000049 TIRE, PNEUMTC-9.00-20-14PR-V-LUG-BS 6 8 0 0 0 0 15 5 0 0 4 0

Sumber: Data Inventory Control SWH PT INALUM (Persero)

Data lead time dari setiap part didapatkan dari perhitungan tanggal penerimaan barang dikurangi dengan tanggal purchase order. Berikut

ini adalah data tanggal purchase order dan tanggal penerimaan barang.

Tabel 4.2. Data Purchase Requisition dan Purchase Order dari Juli 2016 – Juni 2017

Purchase Requisition

Material Short Text Purchase

Order Quantity Ordered

Purchase Order Date

Requisition Date

Receiving Date

1000015612 140101000347 BEARING, BALL, ANNULAR - 6202-2Z-SKF 4000002124 27 3/1/2017 8/26/2016 4/28/2017

1000000875 140101000355 BEARING, BALL, ANNULAR-6202 ZZ 4000000654 64 8/19/2016 2/11/2016 9/30/2016

1000008439 140101000355 BEARING, BALL, ANNULAR-6202 ZZ 4000001647 26 12/24/2016 4/1/2016 4/8/2017

1000009611 140101000355 BEARING, BALL, ANNULAR - 6202 ZZ-NTN 4000000731 35 8/25/2016 5/4/2016 10/27/2016

1000005152 140101000366 BEARING, BALL, ANNULAR - 6203 2Z/C3 4000000687 55 8/23/2016 3/4/2016 9/30/2016

1000017916 140101000366 BEARING, BALL, ANNULAR - 6203-2Z/C3-SKF 4000002607 47 4/30/2017 11/7/2016 6/9/2017

1000008440 140101000369 BEARING, BALL, ANNULAR - 6203 ZZ 4000000734 25 8/25/2016 4/1/2016 10/18/2016

1000015616 140101000369 BEARING, BALL, ANNULAR - 6203-2Z-SKF 4000002124 14 3/1/2017 8/26/2016 4/28/2017

1000005156 140101000385 BEARING, BALL, ANNULAR-6204 2Z C3 4000001646 48 12/24/2016 3/4/2016 4/12/2017

1000009616 140101000385 BEARING, BALL, ANNULAR - 6204 2Z C3-SKF 4000000917 39 9/26/2016 5/4/2016 12/21/2016

1000017936 140101000385 BEARING, BALL, ANNULAR - 6204-2Z-C3-SKF 4000002606 11 4/30/2017 11/8/2016 6/23/2017

1000005158 140101000389 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205 2Z C3 4000000732 111 8/25/2016 3/4/2016 10/18/2016

1000017937 140101000389 BEARING, BALL, ANNULAR-6205-2Z-C3-SKF 4000002606 17 4/30/2017 11/8/2016 6/23/2017

1000000878 140101000390 BEARING, BALL, ANNULAR-6205 LLB NR 4000000653 52 8/19/2016 2/11/2016 10/27/2016

1000013002 140101000390 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205 LLB NR-NTN 4000000731 8 8/25/2016 7/18/2016 10/27/2016

1000014607 140101000398 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205 2Z-SKF 4000001920 50 2/5/2017 8/3/2016 4/8/2017

41

Purchase Requisition

Material Short Text Purchase

Order Quantity Ordered

Purchase Order Date

Requisition Date

Receiving Date

1000017938 140101000398 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205-2Z-SKF 4000002606 6 4/30/2017 11/8/2016 6/23/2017

1000004352 140101000399 BEARING, BALL, ANNULAR-6205 4000002025 45 2/21/2017 2/29/2016 3/6/2017

1000005160 140101000399 BEARING, BALL, ANNULAR-6205 4000000653 224 8/19/2016 3/4/2016 10/27/2016

1000009618 140101000399 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205-NTN 4000000731 233 8/25/2016 5/4/2016 10/27/2016

1000000884 140101000406 BEARING, BALL, ANNULAR-6206 ZZ C3 4000000653 31 8/19/2016 2/11/2016 10/27/2016

1000009619 140101000406 BEARING, BALL, ANNULAR - 6206 ZZ C3-NTN 4000000731 45 8/25/2016 5/4/2016 10/27/2016

1000017941 140101000406 BEARING, BALL, ANNULAR - 6206-ZZ-C3-NTN 4000002605 27 4/30/2017 11/8/2016 6/9/2017

1000020037 140101000406 BEARING, BALL, ANNULAR -6206-ZZ-C3-NTN 4000002523 7 4/13/2017 12/24/2016 5/16/2017

1000005161 140101000408 BEARING, BALL, ANNULAR-6206 ZZ 4000000171 10 5/13/2016 3/4/2016 8/31/2016

1000013005 140101000408 BEARING, BALL, ANNULAR - 6206 ZZ-NTN 4000000731 10 8/25/2016 7/18/2016 10/27/2016

1000014608 140101000408 BEARING, BALL, ANNULAR - 6206 ZZ-NTN 4000001921 15 2/5/2017 8/3/2016 3/30/2017

Sumber: Data Inventory Control SWH PT INALUM (Persero)

42

Berdasarkan data permintaan tiap bulan dan rekap lead time tiap part yang telah

didapatkan, selanjutnya melakukan perhitungan rata-rata dan standar deviasi

demand dan lead time dengan mengasumsikan data berdistribusi normal.

Tabel 4.3. Rekap Data Permintaan dan Lead Time untuk Setiap Part

No.

Nomor Material Deskripsi Material Avg

D Stdev

D Avg LT

Stdev LT

1 140101000347 BEARING,BALL,ANNULAR, 6202-2Z-SKF 1,75 2,67 8,05 2,84

2 140101000355 BRG, BALL,ANNLR-6202 ZZ-NTN 5,75 8,06 8,55 3,32

3 140101000366 BEARING,BALL,ANNULAR, 6203-2Z-C3-SKF

2,75 3,11 6,97 0,09

4 140101000369 BRG, BALL,ANNLR-6203 ZZ-NTN 2,00 2,52 7,32 1,05

5 140101000385 BEARING,BALL,ANNULAR, 6204-2Z-C3-

SKF 3,33 2,46 9,45 3,32

6 140101000389 BEARING,BALL,ANNULAR, 6205-2Z-C3-SKF

10,75 9,81 7,48 0,02

7 140101000390 BRG, BALL,ANNLR-6205 LLB NR-NTN 2,00 1,71 5,92 3,67

8 140101000398 BRG, BALL,ANNLR-6205 ZZ-NTN 5,58 6,68 7,81 0,49

9 140101000406 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ C3-NTN 4,08 4,12 6,50 1,64

10 140101000408 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ-NTN 1,50 2,84 6,02 1,97

11 140101000409 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ-NTN 1,92 1,78 6,48 1,39

12 140101000443 BRG, BALL,ANNLR-6210-NSK 3,25 2,70 9,22 4,25

13 140101000447 BRG, BALL,ANNLR-6211 NR-NTN 1,25 1,29 10,32 3,58

14 140101000465 BRG, BALL,ANNLR-6213-NTN 1,42 1,16 8,84 3,23

15 140101000472 BRG, BALL,ANNLR-6215-NTN 1,33 0,89 5,85 0,09

16 140101000542 BRG, BALL,ANNLR-6305-NTN 13,08 11,06 7,04 5,60

17 140101000551 BRG, BALL,ANNLR-6306 ZZ C3-NTN 5,17 1,95 6,21 2,49

18 140101000593 BEARING,BALL,ANNULAR, 6310-Z-SKF 4,50 4,83 10,16 6,60

19 140101000599 BEARING,BALL,ANNULAR, 6311-2Z-C3-

SKF 1,83 1,90 6,08 1,72

20 140101000760 BRG, BALL,TRST-51214-SKF 30,58 53,32 10,34 7,51

21 140101000966 BEARING,ROLLER,TAPERED, 30208-

J2/Q-SKF 6,92 8,36 9,83 4,88

22 140101000971 BRG, RLLR,TPR-30222 J2-SKF 2,33 3,06 5,13 2,26

23 140101001006 BEARING,ROLLER,TAPERED, 32306-

J2/Q-SKF 11,17 14,00 11,25 2,75

24 140101001263 BEARING,ROLLER, 22332-CC/W33-SKF 2,00 2,83 5,92 2,43

25 140101001327 BRG, SLV-DBB3220-DAIDO METAL 3,50 5,05 9,99 3,16

26 140101001450 BRG, SLV-R-ML7060-NTN 20,00 30,79 9,76 4,79

27 140102000016 CORK SHEET-600MM.WX900MM.LGX1.6MM.THK

3,67 6,61 11,01 3,32

28 140102000109 GASKET-1.5X100MMX30MR/RL-TAPE-NON ASB

2,17 1,34 9,67 3,11

29 140102000242 GASKET-D120/141X1MM-NON ASB-RND 3,50 5,05 8,48 2,84

30 140102000782 GASKET, PN.IX 04023-HITACHI 6,75 9,32 12,07 1,58

31 140102001161 O-RING-G30-F422-NOK 101,42

97,28 11,13 4,53

32 140102001332 O-RING-P24-A305-NOK 4,67 5,85 10,88 3,30

33 140102001385 O-RING-P39-A305-NOK 1,75 2,53 14,70 3,83

34 140102002246 SEAL,PLAIN-GLY 40F-RF905-SAKAGAMI 36,17 36,13 9,90 4,65

35 140102002249 SEAL,PLAIN-GY 250-RF905-SAKAGAMI 57,83 93,12 8,14 2,36

36 140102002529 SEAL,PLN,ECS-SB 125 155 14-AB4399AO-NOK

1,33 1,44 10,11 1,00

37 140102002579 SEAL,PLN,ECS-SB 80 100 10-AB3732EO-NOK

2,83 6,89 8,52 2,92

43

No.

Nomor Material Deskripsi Material Avg

D Stdev

D Avg LT

Stdev LT

38 140102002642 SEAL,PLN,ECS-TB 28 48 11-AD1563EO-NOK

17,83 27,86 8,86 0,77

39 140102002708 SEAL,PLAIN,ENCASED, TC-35-55-11-F422-NOK

12,08 28,49 8,32 2,88

40 140102002731 SEAL,PLN,ECS-TC 50 72 12-AE2864AO-NOK

2,83 7,15 9,44 3,07

41 140102002742 SEAL,PLN,ECS-TC 65 88 12-AE3400AO-NOK

1,17 1,34 7,30 2,70

42 140102002750 SEAL,PLN,ECS-TC 85 110 13-AE3842AO-NOK

2,17 1,11 8,78 1,44

43 140103000080 BELT, V-A 40-BANDO 1,08 0,90 5,98 4,84

44 140103000132 BELT, V-IN16038-HITACHI 1,08 1,16 4,80 2,19

45 140103000288 ROLLER, MH-839773-1/2BF-HITACHI 1,08 0,90 7,56 3,09

46 140104000355 STRAINER ELMN-PT3/4-

D64X164MM/D62X160MM 1,17 0,58 14,27 3,78

47 140104000359 STRAINER ELMN-PN.0253Z5044-DANFOSS

2,83 2,21 5,92 2,80

48 140105000248 FTTNG, LUBR-STR-DN.HC-110032-IN.39-CKD

17,50 32,45 7,76 2,79

49 140107000032 DISK,VALVE, D120X66MM-PN.860100-HITACHI

3,75 4,45 12,62 3,55

50 140107000180 SUCTION SIDE STP VALVE-PN.AS13046-

DAIKIN 1,17 1,47 8,26 7,04

51 140107000285 VALVE, CHECK-BPR 803D-Q48-

SAGINOMIYA 1,33 1,61 6,20 2,86

52 140108000080 BATTERY, STRG-N120-12V-GS 2,50 4,96 8,07 1,17

53 140108001071 COMPRSSR-PN.JT100B-UYE-P010004-IN.2

1,42 2,64 8,76 9,28

54 140108001352 FREON, LQD GAS-R134A-13.62KG 3,42 3,12 11,10 5,14

55 140108001403 GAUGE,PRESSURE, D-0~5MPA-D60MM-

TOYOKEIKI 2,92 3,18 9,87 5,56

56 140108002459 PIN, SPRING-D5X45MM-SK5M-DBL FACE CHFR

7,50 9,77 8,30 0,53

57 140108003303 RING,WIPER, DN.HC-110032-IN.13-BC6-

CKD 46,42 42,57 10,60 2,49

58 140108003304 RING,WIPER-DN.HD-210089-IN.20-SPL-CKD

15,83 13,71 10,60 2,49

59 140108003384 RUBBER SHT-3.2X1000X1000MM-FPM-ANY MAKER

1,92 2,43 8,02 1,95

60 140109000231 SHAFT,STRAIGHT, PN.812790-IN.65-HITACHI

1,75 1,96 9,96 6,74

61 140110000098 SPROCKET WHEEL, PN.812787-HITACHI 2,08 1,62 10,75 2,28

62 140110000100 SPROCKET WHEEL, PN.812967-HITACHI 1,33 0,78 9,39 3,36

63 140112000001 BF-LINK CHAIN-PN.83981A-F/.HOIST-

HITACHI 1,58 1,73 9,50 1,81

64 140112000153 CHAIN,RLR-RS60-230LK-TSUBAKI 1,33 2,02 12,66 3,56

65 140112000161 CHAIN,RLR-RS60-35LK-TSUBAKI 1,58 2,78 5,65 2,38

66 140113000225 RING, LANTERN-DN.AAB-I15-021-IN.28-INL

1,50 2,02 7,50 3,30

67 140113000226 RING, LANTERN-DN.AAB-I15-022-IN.12-INL

1,50 2,02 7,33 3,53

68 140113000250 ROLLER, MH-DN.APR-E01-121-IN.2-INALUM

9,75 7,20 8,19 2,86

69 140113000259 SEAT, VALVE-D125/103X12 MM-TEFLON 2,33 1,15 7,94 4,39

70 140113000260 SEAT, VALVE-D156/193.8X18MM-PTFE 6,83 8,63 9,39 5,09

71 140117000003 FLAP, INNER TUBE, PNT-20IN-RUBBER 3,25 3,11 7,62 3,38

72 140117000017 INNER TUBE, PV-9.00-20-LONG VALVE 8,42 6,50 9,29 2,92

73 140117000045 TIRE, PNEUMTC-5.50-13-8PR-BS 3,42 4,93 6,19 0,47

74 140117000049 TIRE, PNEUMTC-9.00-20-14PR-V-LUG-BS 3,17 4,73 6,64 1,02

Sumber: Data Inventory Control SWH PT INALUM (Persero)

44

Dalam perhitungan model matematis diperlukan klasifikasi ABC atau critical code

sebagai minimum service level (MSLi) dan inventory value per satuan item untuk

menghitung fungsi tujuan dari model. Sedangkan safety stock aktual digunakan

untuk membandingkan inventory cost aktual dan perbaikan. Berikut merupakan

data variabel yang digunakan di dalam model optimasi.

Tabel 4.4. Data Variabel tiap Spare part

No. Nomor Material Critical Code

Safety stock

ROP Max Stock

Level Inventory Value

(USD)

1 140101000347 A 5 14 20 0,228

2 140101000355 A 14 57 88 0,406

3 140101000366 A 6 15 22 0,570

4 140101000369 A 5 16 23 0,598

5 140101000385 B 5 55 84 0,700

6 140101000389 A 17 85 132 1,180

7 140101000390 C 3 42 64 1,300

8 140101000398 C 12 26 38 1,519

9 140101000406 C 7 31 46 1,539

10 140101000408 A 5 14 20 1,903

11 140101000409 A 3 18 26 2,251

12 140101000443 B 5 45 68 2,331

13 140101000447 A 3 7 9 2,450

14 140101000465 C 2 13 18 2,470

15 140101000472 C 2 13 18 2,820

16 140101000542 C 19 85 132 2,842

17 140101000551 A 4 32 48 2,984

18 140101000593 A 8 42 64 3,000

19 140101000599 C 4 9 12 3,169

20 140101000760 A 88 312 501 3,860

21 140101000966 B 14 86 134 4,412

22 140101000971 A 6 42 64 4,844

23 140101001006 A 24 200 400 4,955

24 140101001263 A 5 13 21 5,120

25 140101001327 B 9 32 48 6,038

26 140101001450 B 51 186 296 8,663

27 140102000016 B 11 66 102 10,147

28 140102000109 A 3 16 23 10,206

29 140102000242 B 9 33 50 11,090

30 140102000782 A 16 36 60 11,710

31 140102001161 A 161 1163 1901 12,604

32 140102001332 A 10 52 79 14,033

33 140102001385 A 5 24 35 14,910

34 140102002246 A 60 411 664 15,580

35 140102002249 A 154 622 1010 17,460

36 140102002529 B 3 22 32 19,380

37 140102002579 B 12 31 46 23,060

38 140102002642 A 46 157 249 29,634

39 140102002708 A 48 158 250 32,140

45

No. Nomor Material Critical Code

Safety stock

ROP Max Stock

Level Inventory Value

(USD)

40 140102002731 A 12 48 73 33,280

41 140102002742 A 3 10 14 36,280

42 140102002750 A 2 25 37 38,577

43 140103000080 C 2 14 20 40,116

44 140103000132 A 2 13 18 41,280

45 140103000288 B 2 15 21 48,914

46 140104000355 B 1 13 18 49,542

47 140104000359 B 4 25 37 51,644

48 140105000248 A 54 216 345 57,659

49 140107000032 B 8 48 81 70,377

50 140107000180 C 3 10 14 72,923

51 140107000285 A 3 16 23 73,970

52 140108000080 C 9 11 15 89,180

53 140108001071 B 5 11 16 100,170

54 140108001352 A 6 29 43 105,725

55 140108001403 A 6 24 40 111,140

56 140108002459 A 17 67 103 111,141

57 140108003303 A 71 618 1003 119,880

58 140108003304 A 23 278 446 139,051

59 140108003384 B 5 7 10 146,173

60 140109000231 B 4 19 27 163,258

61 140110000098 B 3 34 50 165,178

62 140110000100 B 2 14 22 212,240

63 140112000001 A 3 16 23 234,960

64 140112000153 B 4 16 23 248,710

65 140112000161 C 5 22 32 262,400

66 140113000225 B 4 14 20 262,640

67 140113000226 B 4 15 21 279,606

68 140113000250 B 12 57 87 340,850

69 140113000259 B 2 14 20 469,110

70 140113000260 B 15 108 169 602,140

71 140117000003 B 6 33 49 1357,202

72 140117000017 B 11 60 92 2862,480

73 140117000045 C 9 23 34 3020,360

74 140117000049 A 8 54 83 4829,309

Sumber: Data Inventory Control PT INALUM (Persero)

46

4.4.2. Hasil Perhitungan Safety stock Value Cost Aktual Sesuai dengan Working Instruction (WI) di SWH PT INALUM (Persero), nilai

safety stock didapatkan dari rumus berikut.

(4.1)

Dengan:

: Rata-rata permintaan Item dalam setahun

Li : Lead Time

: Demand selama lead time

z : standardize score = 1.65 (Target Service Level = 95%)

Perhitungan total nilai safety stock dengan target service level 95% total

perkalian antara nilai inventory dikali safety stock tiap item. Berikut

merupakan perhitungan total safety stock value untuk 74 part.

Tabel 4.5. Perhitungan Safety Stock Cost Aktual

No.

Nomor Material µi Li Safety Stock

Inventory Value (USD)

Safety stock Value (USD)

1 140101000347 1,75 8,05 7 0,228 1,598

2 140101000355 5,75 8,55 12 0,406 4,888

3 140101000366 2,75 6,97 8 0,570 4,557

4 140101000369 2,00 7,32 7 0,598 4,189

5 140101000385 3,33 9,45 10 0,700 7,004

6 140101000389 10,75 7,48 15 1,180 17,700

7 140101000390 2,00 5,92 6 1,300 7,798

8 140101000398 5,58 7,81 11 1,519 16,713

9 140101000406 4,08 6,50 9 1,539 13,853

10 140101000408 1,50 6,02 5 1,903 9,513

11 140101000409 1,92 6,48 6 2,251 13,505

12 140101000443 3,25 9,22 10 2,331 23,313

13 140101000447 1,25 10,32 6 2,450 14,700

14 140101000465 1,42 8,84 6 2,470 14,819

15 140101000472 1,33 5,85 5 2,820 14,100

16 140101000542 9,75 8,19 16 2,842 45,475

17 140101000551 2,33 7,94 10 2,984 29,837

18 140101000593 6,83 9,39 12 3,000 36,000

19 140101000599 3,25 7,62 6 3,169 19,014

20 140101000760 8,42 9,29 30 3,860 115,800

21 140101000966 3,42 6,19 14 4,412 61,767

22 140101000971 3,17 6,64 6 4,844 29,067

23 140101001006 1,75 8,05 19 4,955 94,136

24 140101001263 5,75 8,55 6 5,120 30,720

25 140101001327 2,75 6,97 10 6,038 60,378

26 140101001450 2,00 7,32 24 8,663 207,903

27 140102000016 3,33 9,45 11 10,147 111,614

28 140102000109 10,75 7,48 8 10,206 81,650

29 140102000242 2,00 5,92 9 11,090 99,813

30 140102000782 5,58 7,81 15 11,710 175,650

31 140102001161 4,08 6,50 56 12,604 705,798

32 140102001332 1,50 6,02 12 14,033 168,396

33 140102001385 1,92 6,48 9 14,910 134,190

34 140102002246 3,25 9,22 32 15,580 498,560

35 140102002249 1,25 10,32 36 17,460 628,560

47

No.

Nomor Material µi Li Safety Stock

Inventory Value (USD)

Safety stock Value (USD)

36 140102002529 1,42 8,84 7 19,380 135,660

37 140102002579 1,33 5,85 9 23,060 207,540

38 140102002642 9,75 8,19 21 29,634 622,304

39 140102002708 2,33 7,94 17 32,140 546,380

40 140102002731 6,83 9,39 9 33,280 299,520

41 140102002742 3,25 7,62 5 36,280 181,399

42 140102002750 8,42 9,29 8 38,577 308,614

43 140103000080 3,42 6,19 5 40,116 200,582

44 140103000132 3,17 6,64 4 41,280 165,120

45 140103000288 1,75 8,05 5 48,194 244,570

46 140104000355 5,75 8,55 7 49,542 346,794

47 140104000359 2,75 6,97 7 51,644 361,507

48 140105000248 2,00 7,32 20 57,659 1153,182

49 140107000032 3,33 9,45 12 70,377 844,530

50 140107000180 10,75 7,48 6 72,923 437,537

51 140107000285 2,00 5,92 5 73,970 369,850

52 140108000080 5,58 7,81 8 89,180 713,440

53 140108001071 4,08 6,50 6 100,170 601,020

54 140108001352 1,50 6,02 11 105,725 1162,975

55 140108001403 1,92 6,48 9 111,140 1000,260

56 140108002459 3,25 9,22 14 111,141 1555,977

57 140108003303 1,25 10,32 37 119,880 4435,560

58 140108003304 1,42 8,84 22 139,051 3059,117

59 140108003384 1,33 5,85 7 146,173 1023,208

60 140109000231 9,75 8,19 7 163,258 1142,807

61 140110000098 2,33 7,94 8 165,178 1321,423

62 140110000100 6,83 9,39 6 212,240 1273,440

63 140112000001 3,25 7,62 7 234,960 1644,720

64 140112000153 8,42 9,29 7 248,710 1740,970

65 140112000161 3,42 6,19 5 262,400 1312,000

66 140113000225 3,17 6,64 6 262,640 1575,840

67 140113000226 1,75 8,05 6 279,606 167,637

68 140113000250 5,75 8,55 15 340,850 5112,750

69 140113000259 2,75 6,97 8 469,110 3752,880

70 140113000260 2,00 7,32 14 602,140 8429,960

71 140117000003 3,33 9,45 9 1357,202 12214,821

72 140117000017 10,75 7,48 15 2862,480 42937,200

73 140117000045 2,00 5,92 8 3020,360 24162,884

74 140117000049 5,58 7,81 8 4829,309 38634,471

TOTAL 170413,005

Sumber: Data Inventory Control SWH PT INALUM (Persero)

Dari perhitungan pada tabel tersebut, didapatkan total safety stock value untuk

74 part di dalam Gudang sebesar 170.413,003 USD.

4.4.3. Pengembangan Model Solver Sebelum melakukan running model menggunakan Solver pada Microsoft Excel,

ditetapkan minimum service level berdasarkan klasifikasi ABC. Minimum service

level tiap item tersebut didasarkan pada kebutuhan setiap klasifikasi bahwa item

A maksimum terjadi peluang 5% stockout, item B berpeluang 15% stockout, dan

item C berpeluang 25% stockout. Berikut merupakan tabel minimum service level

setiap klasifikasi.

48

Tabel 4.6. Minimum Service Level setiap Klasifikasi

Critical

Code Part Minimum Type 1 Service Level

A 95%

B 85%

C 75%

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Setelah dilakukan pengumpulan data, model optimasi dapat dimasukkan ke

dalam tabel di Microsoft Excel untuk selanjutnya diselesaikan menggunakan

Solver. Adapun model optimasi mengikuti rumus perhitungan berikut ini.

(4.2)

Notasi dan perhitungan variabel dari model adalah sebagai berikut.

i = {1...N}; set part dari 1 sampai N.

ci = biaya penyimpanan untuk part i.

µi = rata-rata permintaan part i, untuk satu periode

µLTDi = rata-rata permintaan part i selama lead time

σi = standar deviasi permintaan pada part i

σLTDi = standar deviasi permintaan pada part i selama lead time

µtotal = rata-rata total permintaan untuk semua part dari 1 sampai N

Li = rata-rata lead time dari part i

LSi = standar deviasi dari lead time untuk part i

Di = permintaan untuk part i, selama lead time Li.

zi = standardized score untuk part i

MSLi = Minimum type 1 service level untuk setiap individu spare part i.

SLi = Type 1 service level untuk part I aktual yang berkaitan dengan zi.

49

Berikut merupakan tampilan dari data yang akan dilakukan penyelesaian

menggunakan Solver.

Gambar 4.1. Tampilan Model Penyelesaian dengan Solver

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Variabel keputusan model tersebut terletak pada kolom I (kolom zi). Sementara

pada kolom P merupakan target service level yang didapatkan dari perhitungan

model berdasarkan variabel keputusan zi dan kolom U merupakan Aggregate

Service Level yang didapatkan dari perhitungan model. Fungsi tujuan dari model

tersebut adalah untuk meminimasi total safety stock value cost pada cell L77.

Model tersebut akan diselesaikan menggunakan Evolutionary. Evolutionary

digunakan karena terdapat non linearity pada model yang terletak pada

perhitungan cumulative distribution (Φ(zi)) atau dengan Excel menggunakan

formula =NORM.S.DIST(). Nilai zi diberi batas bawah sebesar 0 (Service Level =

50%) dan batas atas bernilai 4 (Service Level = 100%). Berikut merupakan fungsi

tujuan, variabel keputusan, dan konstrain di dalam Solver yang bersesuaian

dengan model yang telah dikembangkan sebelumnya.

50

Gambar 4.2. Model Dalam Solver yang Dikembangkan

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Evolutionary sendiri memiliki beberapa parameter dalam proses

penyelesaiannya, seperti mutation rate, konvergen, dan populasi. Sementara itu

model diberikan Batasan waktu yaitu maksimum waktu tanpa improvement

selama 3600 detik atau 1 jam. Berikut merupakan nilai-nilai dari parameter yang

digunakan dalam model evolutionary yang digunakan.

51

Gambar 4.3. Nilai Parameter dalam Model

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Model Evolutionary tersebut dikembangkan dengan tiga skenario. Skenario

tersebut terletak pada perbedaan penggunaan rumus safety stock yang melihat

pada rumus aktual di SWH, rumus yang memperhatikan fluktuasi demand, dan

rumus yang memperhatikan fluktuasi lead time. Berikut merupakan tabel

skenario yang akan digunakan dalam penyelesaian model matematis.

Tabel 4.7. Skenario Penyelesaian Model

Skenario Kategori Rumus Safety stock

Skenario 1 Berdasarkan Working

Instruction SWH PT INALUM

Skenario 2 Memperhatikan adanya

fluktuasi demand

Safety stock =

z x x σi

Skenario 3 Memperhatikan adanya

fluktuasi lead time

Safety stock =

z x Lsi x

Sumber: Pengolahan Data Penulis

52

Dengan keterangan notasi sebagai berikut,

= Rata-rata permintaan Item i dalam setahun

σi = Standard Deviasi permintaan pada item i

Li = Lead Time pada item i

Lsi = Standard Deviasi lead time pada item i

= Demand selama lead time untuk item i

z = standardize score untuk service level

i. Hasil Running Model Skenario 1

Setelah dibangun model dalam Solver dan penetapan nilai-nilai dalam

parameter, model di-solve selama waktu yang ditentukan untuk mencari total nilai

safety stock yang minimum dengan mencapai konstrain service level. Hasil

metode Evolutionary Algorithm pada Solver tidak selalu menunjukkan hasil global

optimal, tetapi didapatkan hasil satisfied solution. Berikut merupakan hasil

running pada Solver untuk Skenario 1.

53

Tabel 4.8. Hasil Running Model Skenario 1

No. Material Number

Critical Code

µi Li ci zi σiLTD Safety Stock

Ci Φ(zi) MSLi Demand

Act

1 140101000347 A 1,75 8,05 0,228 3,083 3,754 12 2,740 99,90% 95% 1,748

2 140101000355 A 5,75 8,55 0,406 3,308 7,011 24 9,736 99,95% 95% 5,747

3 140101000366 A 2,75 6,97 0,570 1,990 4,378 9 5,127 97,67% 95% 2,686

4 140101000369 A 2,00 7,32 0,598 2,189 3,825 9 5,386 98,57% 95% 1,971

5 140101000385 B 3,33 9,45 0,700 2,325 5,611 14 9,805 99,00% 85% 3,300

6 140101000389 A 10,75 7,48 1,180 3,222 8,967 29 34,220 99,94% 95% 10,743

7 140101000390 C 2,00 5,92 1,300 2,414 3,440 9 11,697 99,21% 75% 1,984

8 140101000398 C 5,58 7,81 1,519 1,776 6,603 12 18,232 96,22% 75% 5,372

9 140101000406 C 4,08 6,50 1,539 2,682 5,152 14 21,549 99,63% 75% 4,068

10 140101000408 A 1,50 6,02 1,903 1,695 3,006 6 11,415 95,50% 95% 1,432

11 140101000409 A 1,92 6,48 2,251 2,241 3,523 8 18,007 98,75% 95% 1,893

12 140101000443 B 3,25 9,22 2,331 1,637 5,475 9 20,982 94,92% 85% 3,085

13 140101000447 A 1,25 10,32 2,450 2,096 3,592 8 19,600 98,20% 95% 1,227

14 140101000465 C 1,42 8,84 2,470 2,140 3,540 8 19,758 98,38% 75% 1,394

15 140101000472 C 1,33 5,85 2,820 1,972 2,793 6 16,920 97,57% 75% 1,301

16 140101000542 C 13,08 7,04 2,842 2,062 9,594 20 56,843 98,04% 75% 12,827

17 140101000551 A 5,17 6,21 2,984 2,006 5,666 12 35,805 97,76% 95% 5,051

18 140101000593 A 4,50 10,16 3,000 1,902 6,761 13 39,000 97,14% 95% 4,371

19 140101000599 C 1,83 6,08 3,169 2,107 3,339 8 25,351 98,24% 75% 1,801

20 140101000760 A 30,58 10,34 3,860 2,018 17,783 36 138,960 97,82% 95% 29,916

21 140101000966 B 6,92 9,83 4,412 1,376 8,246 12 52,943 91,57% 85% 6,333

22 140101000971 A 2,33 5,13 4,844 2,005 3,459 7 33,911 97,75% 95% 2,281

23 140101001006 A 11,17 11,25 4,955 1,841 11,211 21 104,045 96,72% 95% 10,800

24 140101001263 A 2,00 5,92 5,120 2,082 3,440 8 40,960 98,14% 95% 1,963

25 140101001327 B 3,50 9,99 6,038 1,563 5,914 10 60,378 94,10% 85% 3,294

26 140101001450 B 20,00 9,76 8,663 1,561 13,975 22 190,578 94,07% 85% 18,815

54

No. Material Number

Critical Code

µi Li ci zi σiLTD Safety Stock

Ci Φ(zi) MSLi Demand

Act

27 140102000016 B 3,67 11,01 10,147 1,392 6,355 9 91,321 91,80% 85% 3,366

28 140102000109 A 2,17 9,67 10,206 1,946 4,576 9 91,857 97,42% 95% 2,111

29 140102000242 B 3,50 8,48 11,090 1,283 5,449 7 77,632 90,02% 85% 3,151

30 140102000782 A 6,75 12,07 11,710 1,845 9,025 17 199,070 96,75% 95% 6,530

31 140102001161 A 101,42 11,13 12,604 1,797 33,604 61 768,815 96,38% 95% 97,750

32 140102001332 A 4,67 10,88 14,033 2,063 7,126 15 210,495 98,05% 95% 4,576

33 140102001385 A 1,75 14,70 14,910 1,724 5,071 9 134,190 95,76% 95% 1,676

34 140102002246 A 36,17 9,90 15,580 1,717 18,918 33 514,140 95,70% 95% 34,613

35 140102002249 A 57,83 8,14 17,460 1,704 21,693 37 646,020 95,58% 95% 55,277

36 140102002529 B 1,33 10,11 19,380 1,557 3,671 6 116,280 94,03% 85% 1,254

37 140102002579 B 2,83 8,52 23,060 1,172 4,912 6 138,360 87,93% 85% 2,491

38 140102002642 A 17,83 8,86 29,634 1,659 12,570 21 622,304 95,14% 95% 16,967

39 140102002708 A 12,08 8,32 32,140 1,666 10,025 17 546,380 95,21% 95% 11,505

40 140102002731 A 2,83 9,44 33,280 1,665 5,171 9 299,520 95,20% 95% 2,697

41 140102002742 A 1,17 7,30 36,280 1,928 2,918 6 217,679 97,31% 95% 1,135

42 140102002750 A 2,17 8,78 38,577 1,831 4,361 8 308,614 96,64% 95% 2,094

43 140103000080 C 1,08 5,98 40,116 0,917 2,546 3 120,349 82,04% 75% 0,889

44 140103000132 A 1,08 4,80 41,280 1,695 2,280 4 165,120 95,50% 95% 1,035

45 140103000288 B 1,08 7,56 48,914 1,043 2,862 3 146,742 85,15% 85% 0,923

46 140104000355 B 1,17 14,27 49,542 1,177 4,080 5 247,710 88,04% 85% 1,027

47 140104000359 B 2,83 5,92 51,644 1,439 4,095 6 309,863 92,50% 85% 2,621

48 140105000248 A 17,50 7,76 57,659 1,677 11,653 20 1153,182 95,33% 95% 16,682

49 140107000032 B 3,75 12,62 70,377 1,142 6,881 8 563,020 87,33% 85% 3,275

50 140107000180 C 1,17 8,26 72,923 0,927 3,105 3 218,768 82,31% 75% 0,960

51 140107000285 A 1,33 6,20 73,970 2,028 2,875 6 443,820 97,87% 95% 1,305

52 140108000080 C 2,50 8,07 89,180 0,862 4,490 4 356,720 80,57% 75% 2,014

53 140108001071 B 1,42 8,76 100,170 1,365 3,523 5 500,850 91,38% 85% 1,295

54 140108001352 A 3,42 11,10 105,725 1,766 6,157 11 1162,975 96,13% 95% 3,284

55

No. Material Number

Critical Code

µi Li ci zi σiLTD Safety Stock

Ci Φ(zi) MSLi Demand

Act

55 140108001403 A 2,92 9,87 111,140 1,674 5,366 9 1000,260 95,29% 95% 2,779

56 140108002459 A 7,50 8,30 111,141 1,647 7,891 13 1444,836 95,02% 95% 7,127

57 140108003303 A 46,42 10,60 119,880 1,658 22,184 37 4435,560 95,14% 95% 44,159

58 140108003304 A 15,83 10,60 139,051 1,681 12,957 22 3059,117 95,36% 95% 15,098

59 140108003384 B 1,92 8,02 146,173 1,268 3,921 5 730,863 89,76% 85% 1,720

60 140109000231 B 1,75 9,96 163,258 1,164 4,175 5 816,291 87,78% 85% 1,536

61 140110000098 B 2,08 10,75 165,178 1,214 4,733 6 991,067 88,77% 85% 1,849

62 140110000100 B 1,33 9,39 212,240 1,105 3,539 4 848,960 86,55% 85% 1,154

63 140112000001 A 1,58 9,50 234,960 1,776 3,879 7 1644,720 96,21% 95% 1,523

64 140112000153 B 1,33 12,66 248,710 1,129 4,108 5 1243,550 87,05% 85% 1,161

65 140112000161 C 1,58 5,65 262,400 0,873 2,992 3 787,200 80,86% 75% 1,280

66 140113000225 B 1,50 7,50 262,640 1,123 3,353 4 1050,560 86,92% 85% 1,304

67 140113000226 B 1,50 7,33 279,606 1,064 3,316 4 1118,425 85,62% 85% 1,284

68 140113000250 B 9,75 8,19 340,850 1,114 8,934 10 3408,500 86,73% 85% 8,456

69 140113000259 B 2,33 7,94 469,110 1,160 4,304 5 2345,550 87,71% 85% 2,046

70 140113000260 B 6,83 9,39 602,140 1,101 8,009 9 5419,260 86,46% 85% 5,908

71 140117000003 B 3,25 7,62 1357,202 1,169 4,976 6 8143,214 87,89% 85% 2,856

72 140117000017 B 8,42 9,29 2862,480 1,077 8,844 10 28624,800 85,93% 85% 7,233

73 140117000045 C 3,42 6,19 3020,360 0,849 4,599 4 12081,442 80,21% 75% 2,741

74 140117000049 A 3,17 6,64 4829,309 1,679 4,586 8 38634,471 95,34% 95% 3,019

µtot 570,67

Total Cost 129204,390

Weighted Demand

542,142

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Dari data running tersebut, didapatkan nilai ASL sebesar 0.9500149 dari target ASL sebesar 95%.

56

Dari hasil tersebut dapat dilakukan beberapa replikasi untuk mencari hasil fungsi

tujuan yang lebih optimum. Berikut merupakan rekapan data dari 3 kali replikasi

dalam penyelesaian model.

Tabel 4.9. Hasil Replikasi Model Skenario 1

Replikasi Total Inventory Value

(USD) ASL

Waktu

(detik)

1 129390,0498 0,950103 3600

2 129283,3924 0,950025 3600

3 129204,3899 0,950015 3600

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan hasil 3 replikasi tersebut didapatkan nilai inventory minimum

sebesar 129.204,3899 USD dengan Aggregate Service Level 95,0015% selama

1 jam waktu penyelesaian.

57

ii. Hasil Running Model Skenario 2

Berikut merupakan hasil running Solver untuk perhitungan safety stock dengan mempertimbangkan adanya fluktuasi demand.

Tabel 4.10. Hasil Running Model Skenario 2

No. Material Number

Critical Code

σi Li ci zi σiLTD Safety Stock

Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot Weighted Type 1 SL Demand

Act

1 140101000347 A 2,67 8,05 0,228 1,914 7,570 15 3,425 97,22% 95% 0,003067 0,002981383 1,701

2 140101000355 A 8,06 8,55 0,406 2,533 23,559 60 24,339 99,43% 95% 0,010076 0,010018975 5,717

3 140101000366 A 3,11 6,97 0,570 2,235 8,205 19 10,824 98,73% 95% 0,004819 0,004757749 2,715

4 140101000369 A 2,52 7,32 0,598 2,443 6,823 17 10,173 99,27% 95% 0,003505 0,00347913 1,985

5 140101000385 B 2,46 9,45 0,700 1,840 7,567 14 9,805 96,71% 85% 0,005841 0,005649054 3,224

6 140101000389 A 9,81 7,48 1,180 2,191 26,825 59 69,620 98,58% 95% 0,018838 0,01856937 10,597

7 140101000390 C 1,71 5,92 1,300 1,745 4,149 8 10,397 95,95% 75% 0,003505 0,003362764 1,919

8 140101000398 C 6,68 7,81 1,519 1,691 18,667 32 48,619 95,46% 75% 0,009784 0,009339974 5,330

9 140101000406 C 4,12 6,50 1,539 2,327 10,511 25 38,481 99,00% 75% 0,007155 0,00708391 4,043

10 140101000408 A 2,84 6,02 1,903 2,119 6,982 15 28,538 98,30% 95% 0,002629 0,002583711 1,474

11 140101000409 A 1,78 6,48 2,251 2,340 4,534 11 24,760 99,04% 95% 0,003359 0,003326252 1,898

12 140101000443 B 2,70 9,22 2,331 1,916 8,202 16 37,301 97,23% 85% 0,005695 0,005537456 3,160

13 140101000447 A 1,29 10,32 2,450 2,990 4,139 13 31,850 99,86% 95% 0,00219 0,002187365 1,248

14 140101000465 C 1,16 8,84 2,470 1,793 3,463 7 17,288 96,35% 75% 0,002482 0,002391802 1,365

15 140101000472 C 0,89 5,85 2,820 2,451 2,147 6 16,920 99,29% 75% 0,002336 0,002319817 1,324

16 140101000542 C 11,06 7,04 2,842 2,742 29,329 81 230,215 99,69% 75% 0,022926 0,02285635 13,043

17 140101000551 A 1,95 6,21 2,984 1,832 4,851 9 26,854 96,65% 95% 0,009054 0,00875033 4,994

18 140101000593 A 4,83 10,16 3,000 2,460 15,406 38 114,000 99,30% 95% 0,007886 0,007830689 4,469

19 140101000599 C 1,90 6,08 3,169 2,015 4,683 10 31,689 97,81% 75% 0,003213 0,00314217 1,793

20 140101000760 A 53,32 10,34 3,860 1,750 171,441 300 1158,000 95,99% 95% 0,053592 0,051444471 29,358

21 140101000966 B 8,36 9,83 4,412 1,690 26,213 45 198,536 95,45% 85% 0,01212 0,011568863 6,602

22 140101000971 A 3,06 5,13 4,844 2,072 6,919 15 72,667 98,09% 95% 0,004089 0,004010585 2,289

58

No. Material Number

Critical Code

σi Li ci zi σiLTD Safety Stock

Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot Weighted Type 1 SL Demand

Act

23 140101001006 A 14,00 11,25 4,955 1,756 46,964 83 411,227 96,05% 95% 0,019568 0,018793969 10,725

24 140101001263 A 2,83 5,92 5,120 3,533 6,881 25 128,000 99,98% 95% 0,003505 0,003503953 2,000

25 140101001327 B 5,05 9,99 6,038 2,683 15,979 43 259,624 99,64% 85% 0,006133 0,006110805 3,487

26 140101001450 B 30,79 9,76 8,663 1,444 96,202 139 1204,105 92,57% 85% 0,035047 0,032441194 18,513

27 140102000016 B 6,61 11,01 10,147 1,735 21,938 39 395,724 95,87% 85% 0,006425 0,006159666 3,515

28 140102000109 A 1,34 9,67 10,206 1,768 4,157 8 81,650 96,14% 95% 0,003797 0,003650328 2,083

29 140102000242 B 5,05 8,48 11,090 1,391 14,720 21 232,896 91,79% 85% 0,006133 0,005629682 3,213

30 140102000782 A 9,32 12,07 11,710 2,408 32,387 78 913,380 99,20% 95% 0,011828 0,011733299 6,696

31 140102001161 A 97,28 11,13 12,604 1,650 324,610 536 6755,492 95,06% 95% 0,177716 0,168932566 96,404

32 140102001332 A 5,85 10,88 14,033 2,246 19,304 44 617,453 98,76% 95% 0,008178 0,008076559 4,609

33 140102001385 A 2,53 14,70 14,910 1,995 9,688 20 298,200 97,70% 95% 0,003067 0,002995952 1,710

34 140102002246 A 36,13 9,90 15,580 1,742 113,643 198 3084,840 95,93% 95% 0,063376 0,060794712 34,694

35 140102002249 A 93,12 8,14 17,460 1,653 265,633 440 7682,400 95,08% 95% 0,101343 0,096359517 54,989

36 140102002529 B 1,44 10,11 19,380 1,974 4,564 10 193,800 97,58% 85% 0,002336 0,002279908 1,301

37 140102002579 B 6,89 8,52 23,060 2,090 20,095 42 968,520 98,17% 85% 0,004965 0,004874039 2,781

38 140102002642 A 27,86 8,86 29,634 1,645 82,937 137 4059,791 95,00% 95% 0,03125 0,029688783 16,942

39 140102002708 A 28,49 8,32 32,140 1,655 82,169 136 4371,040 95,10% 95% 0,021174 0,020136698 11,491

40 140102002731 A 7,15 9,44 33,280 1,847 21,950 41 1364,480 96,77% 95% 0,004965 0,004804389 2,742

41 140102002742 A 1,34 7,30 36,280 1,879 3,612 7 253,959 96,99% 95% 0,002044 0,001982755 1,131

42 140102002750 A 1,11 8,78 38,577 1,798 3,302 6 231,461 96,39% 95% 0,003797 0,003659782 2,089

43 140103000080 C 0,90 5,98 40,116 2,382 2,202 6 240,699 99,14% 75% 0,001898 0,001882019 1,074

44 140103000132 A 1,16 4,80 41,280 1,964 2,551 6 247,680 97,52% 95% 0,001898 0,001851359 1,057

45 140103000288 B 0,90 7,56 48,914 2,011 2,476 5 244,570 97,79% 85% 0,001898 0,001856322 1,059

46 140104000355 B 0,58 14,27 49,542 1,968 2,181 5 247,710 97,55% 85% 0,002044 0,001994206 1,138

47 140104000359 B 2,21 5,92 51,644 1,819 5,373 10 516,439 96,56% 85% 0,004965 0,004794035 2,736

48 140105000248 A 32,45 7,76 57,659 1,649 90,397 150 8648,861 95,04% 95% 0,030666 0,029145598 16,632

49 140107000032 B 4,45 12,62 70,377 1,303 15,827 21 1477,927 90,38% 85% 0,006571 0,005938915 3,389

50 140107000180 C 1,47 8,26 72,923 1,922 4,216 9 656,305 97,27% 75% 0,002044 0,001988614 1,135

59

No. Material Number

Critical Code

σi Li ci zi σiLTD Safety Stock

Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot Weighted Type 1 SL Demand

Act

51 140107000285 A 1,61 6,20 73,970 1,842 4,019 8 591,760 96,73% 95% 0,002336 0,00225996 1,290

52 140108000080 C 4,96 8,07 89,180 1,296 14,096 19 1694,420 90,25% 75% 0,004381 0,003953877 2,256

53 140108001071 B 2,64 8,76 100,170 1,229 7,827 10 1001,700 89,04% 85% 0,002482 0,00221046 1,261

54 140108001352 A 3,12 11,10 105,725 2,118 10,385 22 2325,950 98,29% 95% 0,005987 0,005884764 3,358

55 140108001403 A 3,18 9,87 111,140 1,758 9,977 18 2000,520 96,06% 95% 0,005111 0,004909805 2,802

56 140108002459 A 9,77 8,30 111,141 1,679 28,136 48 5334,778 95,34% 95% 0,013143 0,012530009 7,150

57 140108003303 A 42,57 10,60 119,880 1,650 138,604 229 27452,520 95,06% 95% 0,081338 0,077315707 44,121

58 140108003304 A 13,71 10,60 139,051 1,656 44,643 74 10289,759 95,12% 95% 0,027745 0,026390354 15,060

59 140108003384 B 2,43 8,02 146,173 1,853 6,881 13 1900,243 96,81% 85% 0,003359 0,003251483 1,856

60 140109000231 B 1,96 9,96 163,258 1,111 6,186 7 1142,807 86,68% 85% 0,003067 0,002658015 1,517

61 140110000098 B 1,62 10,75 165,178 1,321 5,316 8 1321,423 90,68% 85% 0,003651 0,003310451 1,889

62 140110000100 B 0,78 9,39 212,240 2,027 2,386 5 1061,200 97,87% 85% 0,002336 0,002286578 1,305

63 140112000001 A 1,73 9,50 234,960 1,872 5,332 10 2349,600 96,94% 95% 0,002775 0,002689545 1,535

64 140112000153 B 2,02 12,66 248,710 1,277 7,169 10 2487,100 89,93% 85% 0,002336 0,0021011 1,199

65 140112000161 C 2,78 5,65 262,400 0,894 6,607 6 1574,400 81,43% 75% 0,002775 0,002259415 1,289

66 140113000225 B 2,02 7,50 262,640 1,387 5,538 8 2101,120 91,73% 85% 0,002629 0,002411007 1,376

67 140113000226 B 2,02 7,33 279,606 1,796 5,477 10 2796,062 96,37% 85% 0,002629 0,00253315 1,446

68 140113000250 B 7,20 8,19 340,850 1,063 20,601 22 7498,700 85,62% 85% 0,017085 0,014627851 8,348

69 140113000259 B 1,15 7,94 469,110 1,228 3,254 4 1876,440 89,04% 85% 0,004089 0,003640453 2,077

70 140113000260 B 8,63 9,39 602,140 1,058 26,447 28 16859,920 85,50% 85% 0,011974 0,010237546 5,842

71 140117000003 B 3,11 7,62 1357,202 1,041 8,579 9 12214,821 85,10% 85% 0,005695 0,004846767 2,766

72 140117000017 B 6,50 9,29 2862,480 1,051 19,819 21 60112,080 85,34% 85% 0,014749 0,012586812 7,183

73 140117000045 C 4,93 6,19 3020,360 0,733 12,257 9 27183,244 76,84% 75% 0,005987 0,004600249 2,625

74 140117000049 A 4,73 6,64 4829,309 1,645 12,179 21 101415,487 95,00% 95% 0,005549 0,005271627 3,008

Total Cost

342588,585

Weighted Demand 542,144

Sumber: Pengolahan Data Penulis

60

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui nilai dari ASL sebesar 0,9500188

dengan target ASL 95%. Dari hasil tersebut dapat dilakukan beberapa replikasi

untuk mencari hasil fungsi tujuan yang lebih optimum. Berikut merupakan

rekapan data dari 3 kali replikasi dalam penyelesaian model.

Tabel 4.11. Hasil Replikasi Model Skenario 2

Replikasi Total Inventory Value (USD) ASL Waktu (detik)

1 342588,5851 0,950019 3600

2 349177,0197 0,955632 3600

3 344647,4575 0,951016 3600

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan hasil 3 replikasi tersebut didapatkan nilai inventory minimum

sebesar 342588.5851 USD dengan Aggregate Service Level 95.0019% selama 1

jam waktu running model untuk skenario 2.

61

iii. Hasil Running Model Skenario 3

Berikut merupakan hasil running Solver untuk perhitungan safety stock dengan mempertimbangkan adanya fluktuasi pada lead time.

Tabel 4.12. Hasil Running Model Skenario 3

No. Material Number Critical Code

µi Lsi ci zi σiLTD Safety Stock

Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot Weighted Type 1 SL

Demand Act

1 140101000347 A 1,75 2,84 0,228 3,216 4,967 16 3,653 99,94% 95% 0,003067 0,003064598 1,749

2 140101000355 A 5,75 3,32 0,406 3,037 19,085 58 23,528 99,88% 95% 0,010076 0,010063914 5,743

3 140101000366 A 2,75 0,09 0,570 3,741 0,256 1 0,570 99,99% 95% 0,004819 0,004818484 2,750

4 140101000369 A 2,00 1,05 0,598 3,336 2,092 7 4,189 99,96% 95% 0,003505 0,003503185 1,999

5 140101000385 B 3,33 3,32 0,700 2,797 11,075 31 21,711 99,74% 85% 0,005841 0,005826079 3,325

6 140101000389 A 10,75 0,02 1,180 3,968 0,250 1 1,180 100,00% 95% 0,018838 0,018836934 10,750

7 140101000390 C 2,00 3,67 1,300 2,584 7,346 19 24,693 99,51% 75% 0,003505 0,003487541 1,990

8 140101000398 C 5,58 0,49 1,519 3,288 2,726 9 13,674 99,95% 75% 0,009784 0,009778934 5,581

9 140101000406 C 4,08 1,64 1,539 2,832 6,692 19 29,246 99,77% 75% 0,007155 0,007138807 4,074

10 140101000408 A 1,50 1,97 1,903 2,703 2,955 8 15,220 99,66% 95% 0,002629 0,002619469 1,495

11 140101000409 A 1,92 1,39 2,251 2,611 2,673 7 15,756 99,55% 95% 0,003359 0,003343503 1,908

12 140101000443 B 3,25 4,25 2,331 2,382 13,826 33 76,932 99,14% 85% 0,005695 0,005646016 3,222

13 140101000447 A 1,25 3,58 2,450 2,455 4,475 11 26,950 99,30% 95% 0,00219 0,002175004 1,241

14 140101000465 C 1,42 3,23 2,470 2,381 4,582 11 27,167 99,14% 75% 0,002482 0,002461057 1,404

15 140101000472 C 1,33 0,09 2,820 3,903 0,124 1 2,820 100,00% 75% 0,002336 0,002336338 1,333

16 140101000542 C 13,08 5,60 2,842 2,062 73,214 151 429,167 98,04% 75% 0,022926 0,02247722 12,827

17 140101000551 A 5,17 2,49 2,984 2,540 12,879 33 98,463 99,45% 95% 0,009054 0,009003532 5,138

18 140101000593 A 4,50 6,60 3,000 2,085 29,710 62 186,000 98,15% 95% 0,007886 0,007739429 4,417

19 140101000599 C 1,83 1,72 3,169 2,502 3,157 8 25,351 99,38% 75% 0,003213 0,003192757 1,822

20 140101000760 A 30,58 7,51 3,860 1,777 229,647 408 1574,880 96,22% 95% 0,053592 0,051565559 29,427

21 140101000966 B 6,92 4,88 4,412 1,925 33,767 65 286,774 97,29% 85% 0,01212 0,011791387 6,729

22 140101000971 A 2,33 2,26 4,844 2,270 5,284 12 58,133 98,84% 95% 0,004089 0,004041375 2,306

23 140101001006 A 11,17 2,75 4,955 2,145 30,743 66 327,000 98,40% 95% 0,019568 0,019255241 10,988

62

No. Material Number Critical Code

µi Lsi ci zi σiLTD Safety Stock

Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot Weighted Type 1 SL

Demand Act

24 140101001263 A 2,00 2,43 5,120 2,049 4,865 10 51,200 97,98% 95% 0,003505 0,003433712 1,960

25 140101001327 B 3,50 3,16 6,038 1,981 11,065 22 132,831 97,62% 85% 0,006133 0,005987313 3,417

26 140101001450 B 20,00 4,79 8,663 1,514 95,779 145 1256,081 93,50% 85% 0,035047 0,032767248 18,699

27 140102000016 B 3,67 3,32 10,147 1,641 12,169 20 202,935 94,96% 85% 0,006425 0,006101538 3,482

28 140102000109 A 2,17 3,11 10,206 1,752 6,736 12 122,476 96,01% 95% 0,003797 0,003645241 2,080

29 140102000242 B 3,50 2,84 11,090 1,863 9,927 19 210,715 96,88% 85% 0,006133 0,005941564 3,391

30 140102000782 A 6,75 1,58 11,710 1,902 10,671 21 245,910 97,14% 95% 0,011828 0,011490247 6,557

31 140102001161 A 101,42 4,53 12,604 1,688 458,993 775 9767,735 95,43% 95% 0,177716 0,169586954 96,778

32 140102001332 A 4,67 3,30 14,033 1,740 15,394 27 378,892 95,91% 95% 0,008178 0,007842772 4,476

33 140102001385 A 1,75 3,83 14,910 1,770 6,709 12 178,920 96,16% 95% 0,003067 0,002948948 1,683

34 140102002246 A 36,17 4,65 15,580 1,649 168,156 278 4331,240 95,04% 95% 0,063376 0,060232638 34,373

35 140102002249 A 57,83 2,36 17,460 1,650 136,339 225 3928,500 95,05% 95% 0,101343 0,096325608 54,970

36 140102002529 B 1,33 1,00 19,380 2,218 1,333 3 58,140 98,67% 85% 0,002336 0,002305418 1,316

37 140102002579 B 2,83 2,92 23,060 1,439 8,268 12 276,720 92,49% 85% 0,004965 0,004592279 2,621

38 140102002642 A 17,83 0,77 29,634 1,866 13,681 26 770,471 96,90% 95% 0,03125 0,030280243 17,280

39 140102002708 A 12,08 2,88 32,140 1,658 34,849 58 1864,120 95,14% 95% 0,021174 0,020144594 11,496

40 140102002731 A 2,83 3,07 33,280 1,703 8,703 15 499,200 95,57% 95% 0,004965 0,004744927 2,708

41 140102002742 A 1,17 2,70 36,280 1,733 3,152 6 217,679 95,85% 95% 0,002044 0,001959459 1,118

42 140102002750 A 2,17 1,44 38,577 1,889 3,123 6 231,461 97,05% 95% 0,003797 0,003684874 2,103

43 140103000080 C 1,08 4,84 40,116 0,946 5,238 5 200,582 82,79% 75% 0,001898 0,001571649 0,897

44 140103000132 A 1,08 2,19 41,280 2,054 2,373 5 206,400 98,00% 95% 0,001898 0,001860429 1,062

45 140103000288 B 1,08 3,09 48,914 1,426 3,351 5 244,570 92,31% 85% 0,001898 0,001752309 1,000

46 140104000355 B 1,17 3,78 49,542 1,300 4,407 6 297,252 90,31% 85% 0,002044 0,001846354 1,054

47 140104000359 B 2,83 2,80 51,644 1,233 7,941 10 516,439 89,12% 85% 0,004965 0,004424615 2,525

48 140105000248 A 17,50 2,79 57,659 1,660 48,746 81 4670,385 95,15% 95% 0,030666 0,029179997 16,652

49 140107000032 B 3,75 3,55 70,377 1,117 13,324 15 1055,662 86,81% 85% 0,006571 0,005704316 3,255

50 140107000180 C 1,17 7,04 72,923 0,723 8,208 6 437,537 76,51% 75% 0,002044 0,001564127 0,893

51 140107000285 A 1,33 2,86 73,970 2,092 3,813 8 591,760 98,18% 95% 0,002336 0,002293931 1,309

63

No. Material Number Critical Code

µi Lsi ci zi σiLTD Safety Stock

Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot Weighted Type 1 SL

Demand Act

52 140108000080 C 2,50 1,17 89,180 1,009 2,913 3 267,540 84,36% 75% 0,004381 0,003695687 2,109

53 140108001071 B 1,42 9,28 100,170 1,057 13,141 14 1402,380 85,47% 85% 0,002482 0,002121734 1,211

54 140108001352 A 3,42 5,14 105,725 1,649 17,554 29 3066,024 95,04% 95% 0,005987 0,005690474 3,247

55 140108001403 A 2,92 5,56 111,140 1,662 16,209 27 3000,780 95,18% 95% 0,005111 0,004864464 2,776

56 140108002459 A 7,50 0,53 111,141 1,968 4,010 8 889,130 97,55% 95% 0,013143 0,012820185 7,316

57 140108003303 A 46,42 2,49 119,880 1,645 115,460 190 22777,200 95,00% 95% 0,081338 0,077271037 44,096

58 140108003304 A 15,83 2,49 139,051 1,647 39,385 65 9038,301 95,02% 95% 0,027745 0,02636427 15,045

59 140108003384 B 1,92 1,95 146,173 1,217 3,743 5 730,863 88,82% 85% 0,003359 0,002983085 1,702

60 140109000231 B 1,75 6,74 163,258 1,129 11,798 14 2285,615 87,05% 85% 0,003067 0,002669535 1,523

61 140110000098 B 2,08 2,28 165,178 1,052 4,746 5 825,889 85,35% 85% 0,003651 0,003115973 1,778

62 140110000100 B 1,33 3,36 212,240 1,110 4,483 5 1061,200 86,65% 85% 0,002336 0,002024419 1,155

63 140112000001 A 1,58 1,81 234,960 1,735 2,871 5 1174,800 95,86% 95% 0,002775 0,002659687 1,518

64 140112000153 B 1,33 3,56 248,710 1,263 4,744 6 1492,260 89,67% 85% 0,002336 0,002095049 1,196

65 140112000161 C 1,58 2,38 262,400 0,795 3,765 3 787,200 78,67% 75% 0,002775 0,002182697 1,246

66 140113000225 B 1,50 3,30 262,640 1,211 4,952 6 1575,840 88,70% 85% 0,002629 0,002331401 1,330

67 140113000226 B 1,50 3,53 279,606 1,132 5,300 6 1677,637 87,12% 85% 0,002629 0,002289851 1,307

68 140113000250 B 9,75 2,86 340,850 1,037 27,896 29 9884,650 85,02% 85% 0,017085 0,014526223 8,290

69 140113000259 B 2,33 4,39 469,110 1,070 10,252 11 5160,210 85,78% 85% 0,004089 0,003507201 2,001

70 140113000260 B 6,83 5,09 602,140 1,063 34,790 37 22279,180 85,62% 85% 0,011974 0,010252641 5,851

71 140117000003 B 3,25 3,38 1357,202 1,087 10,995 12 16286,428 86,14% 85% 0,005695 0,00490591 2,800

72 140117000017 B 8,42 2,92 2862,480 1,049 24,611 26 74424,480 85,29% 85% 0,014749 0,012579483 7,179

73 140117000045 C 3,42 0,47 3020,360 1,212 1,621 2 6040,721 88,72% 75% 0,005987 0,00531176 3,031

74 140117000049 A 3,17 1,02 4829,309 1,841 3,239 6 28975,853 96,72% 95% 0,005549 0,005366823 3,063

µtot 570,67

Total Cost

251323,052

Weighted Demand 542,139

Sumber: Pengolahan Data Penulis

64

Dari hasil running tersebut didapatkan nilai ASL sebesar 0.9500093 dari target

service level 95%. Dari hasil tersebut dapat dilakukan beberapa replikasi untuk

mencari hasil fungsi tujuan yang lebih optimum. Berikut merupakan rekapan data

dari 3 kali replikasi dalam penyelesaian model.

Tabel 4.13. Hasil Replikasi Model Skenario 3

Replikasi Total Inventory

Value (USD) ASL

Waktu

(detik)

1 254389,3 0,950001 3600

2 251848,8 0,950026 3600

3 251323,1 0,950009 3600

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan hasil 3 replikasi tersebut didapatkan nilai inventory minimum

sebesar 251323.1 USD dengan Aggregate Service Level 95,0009% selama 1

jam waktu running model untuk skenario 3.

4.4.4. Perbandingan Hasil Perhitungan Aktual dan Perbaikan Dari running model pada Solver dan perhitungan kondisi aktual, didapatkan total

inventory value, penghematan inventory balance, dan efisiensi untuk 74 item.

Penghematan biaya merupakan selisih dari safety stock value kondisi aktual dan

hasil dari running model, kemudian dihitung tingkat efisiensi dari safety stock

yang direkomendasikan. Berikut merupakan nilai safety stock dari setiap material

berdasarkan beberapa skenario dan hasil running model.

Tabel 4.14. Perbandingan Safety Stock Aktual dan Skenario Perbaikan.

Material Number Critical Code Perhitungan Aktual Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

140101000347 A 7 12 15 16

140101000355 A 12 24 60 58

140101000366 A 8 9 19 1

140101000369 A 7 9 17 7

140101000385 B 10 14 14 31

140101000389 A 15 29 59 1

140101000390 C 6 9 8 19

140101000398 C 11 12 32 9

140101000406 C 9 14 25 19

140101000408 A 5 6 15 8

140101000409 A 6 8 11 7

140101000443 B 10 9 16 33

140101000447 A 6 8 13 11

140101000465 C 6 8 7 11

140101000472 C 5 6 6 1

140101000542 C 16 20 81 151

140101000551 A 10 12 9 33

65

Material Number Critical Code Perhitungan Aktual Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

140101000593 A 12 13 38 62

140101000599 C 6 8 10 8

140101000760 A 30 36 300 408

140101000966 B 14 12 45 65

140101000971 A 6 7 15 12

140101001006 A 19 21 83 66

140101001263 A 6 8 25 10

140101001327 B 10 10 43 22

140101001450 B 24 22 139 145

140102000016 B 11 9 39 20

140102000109 A 8 9 8 12

140102000242 B 9 7 21 19

140102000782 A 15 17 78 21

140102001161 A 56 61 536 775

140102001332 A 12 15 44 27

140102001385 A 9 9 20 12

140102002246 A 32 33 198 278

140102002249 A 36 37 440 225

140102002529 B 7 6 10 3

140102002579 B 9 6 42 12

140102002642 A 21 21 137 26

140102002708 A 17 17 136 58

140102002731 A 9 9 41 15

140102002742 A 5 6 7 6

140102002750 A 8 8 6 6

140103000080 C 5 3 6 5

140103000132 A 4 4 6 5

140103000288 B 5 3 5 5

140104000355 B 7 5 5 6

140104000359 B 7 6 10 10

140105000248 A 20 20 150 81

140107000032 B 12 8 21 15

140107000180 C 6 3 9 6

140107000285 A 5 6 8 8

140108000080 C 8 4 19 3

140108001071 B 6 5 10 14

140108001352 A 11 11 22 29

140108001403 A 9 9 18 27

140108002459 A 14 13 48 8

140108003303 A 37 37 229 190

140108003304 A 22 22 74 65

140108003384 B 7 5 13 5

140109000231 B 7 5 7 14

140110000098 B 8 6 8 5

140110000100 B 6 4 5 5

140112000001 A 7 7 10 5

140112000153 B 7 5 10 6

140112000161 C 5 3 6 3

140113000225 B 6 4 8 6

140113000226 B 6 4 10 6

140113000250 B 15 10 22 29

140113000259 B 8 5 4 11

140113000260 B 14 9 28 37

140117000003 B 9 6 9 12

140117000017 B 15 10 21 26

140117000045 C 8 4 9 2

140117000049 A 8 8 21 6

Total 854 870 3699 3384

Rata-rata 11,54 11,76 49,99 45,73

Sumber: Pengolahan Data Penulis

66

Berikut merupakan hasil perhitungan dari safety stock value di perusahaan

dengan safety stock value dari hasil Solver.

Tabel 4.15. Perbandingan Inventory Value Aktual dan Skenario Perbaikan

Skenario Inventory Value Saving (USD)

Tingkat

Efisiensi

Kondisi Aktual $170.413,01

Skenario 1 $129.204,39 $41.208,62 24,18%

Skenario 2 $342.588,59 -$172.175,58 -101,03%

Skenario 3 $251.323,05 -$80.910,05 -47,48%

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Jika setiap item dicoba menggunakan target service level yang sama sebesar

95% (zi = 1,65) untuk setiap item dengan rumus safety stock yang berbeda

sesuai dengan skenario yang dibuat, maka didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.16. Perbandingan Nilai Inventory Target Service Level 95% dan

Hasil Solver

Skenario

Inventory Value

Saving (USD)

Tingkat Efisiensi

Target Service Level 95% tiap item

Adjustment Service Level

Skenario 1 $170.413,01 $129.204,39 $41.208,62 24,18%

Skenario 2 $437.249,85 $342.588,59 $94.661,26 21,65%

Skenario 3 $335.701,72 $251.323,05 $84.378,66 25,14%

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Dari tabel tersebut penghematan biaya yang didapatkan untuk skenario 1

sebesar 24,18%, skenario 2 sebesar 21,65%, sedangkan skenario 3 sebesar

25,14%.

4.4.5. Analisis dan Interpretasi Data Pada sub bab berikut ini akan ditampilkan analisis dan interpretasi data

berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan penulis.

a. Analisis Hasil Running Skenario 1

Dalam skenario 1 adalah skenario perhitungan dengan menggunakan rumus

safety stock yang ada pada Working Instruction (WI) di PT INALUM (Persero).

Semua item pada data yang diolah diklasifikasikan berdasarkan tingkat

kepentingan (criticallity) item tersebut. Item dengan criticallity A adalah item

dengan tingkat kepentingan yang tinggi. Berikut ini merupakan grafik scatter plot

67

item A yang menunjukkan hubungan antara besarnya target service level

terhadap inventory value berdasarkan hasil running Solver Microsoft Excel.

Gambar 4.4. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item A

Skenario 1

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik di atas, maka dapat diketahui persebaran target service level

untuk setiap part. Adapun dari yang telah disebutkan bahwa tujuan dari simulasi

yang dilakukan adalah untuk minimasi cost dengan constraint service level. Item

dengan harga yang tinggi akan cenderung memiliki tingkat service level yang

rendah dan sebaliknya dengan item berharga rendah akan memiliki tingkat

service level yang cenderung lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk

meminimalkan inventory value sesuai tujuan yang ingindicapai namun tetap

sesuai dengan Minimum Service Level keseluruhan item A (MSL = 95%).

Sebagai contoh pada nomor material 140101000347 dengan nilai inventori

terendah yaitu sebesar 2,74 USD memiliki Service Level 99,90%, sedangkan

pada nomor material 140117000049 dengan nilai inventori tertinggi sebesar

38.634,471 USD memiliki service level 95.34%. Minimum service level pada item

A adalah sebesar 95% sehingga terdapat beberapa adjustment terhadap tingkat

service level agar semua item tersebut dapat memenuhi batas minimal service

level yang ditetapkan. Sedangkan kenaikan service level diatas nilai MSLi

dilakukan untuk menjaga agar keseluruhan item dapat memenuhi target

Aggregate Service Level 95%.

Item B merupakan item dengan tingkat kepentingan yang lebih rendah

dibandingkan dengan item A. Item tipe B memiliki tingkat service level minimal

68

sebesar 85%. Berikut merupakan grafik yang menunjukka persebaran scatter

plot untuk item tipe B.

Gambar 4.5. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item B

Skenario 1

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa item dengan harga yang

tinggi akan cenderung memiliki tingkat service level yang mendekati batas

minimal. Item dengan harga yang rendah akan cenderung memiliki tingkat

service level yang lebih tinggi. Item dengan harga yang tinggi akan memiliki

tingkat service level yang mendekati MSLi item B. Terdapat beberapa adjustment

pada item dengan harga yang rendah dengan menaikkan service level item

tersebut untuk memenuhi target ASL 95%. Misalnya saja pada nomor material

140101000369 dengan nilai inventory 9,805 USD memiliki service level sebesar

99.0%, sedangkan pada material 140117000017 dengan nilai inventory 28.624,8

USD memiliki service level sebesar 85,93%.

Item C merupakan item dengan tingkat kepentingan yang paling rendah

dibandingkan dengan item A dan B. Hal tersebut karena item C tidak terlalu

berpengaruh besar terhadap jalannya sistem bisnis perusahaan jika terjadi

stockout. Item tipe C memiliki tingkat service level minimal sebesar 75%. Berikut

merupakan grafik yang menunjukkan persebaran scatter plot untuk item tipe C.

69

Gambar 4.6. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item C

Skenario 1

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa item dengan harga yang

tinggi akan cenderung memiliki tingkat service level yang mendekati batas

minimal. Item dengan harga yang rendah akan cenderung memiliki tingkat

service level yang lebih tinggi. Item dengan harga yang tinggi akan memiliki

tingkat service level yang mendekati MSLi item C. Misalnya pada nomor material

140101000390 yang memiliki nilai inventory terendah yaitu sebesar 11,697 USD

mendapatkan Service Level 99,21%, sedangkan nomor material

140117000045yang memiliki nilai inventory tertinggi sebesar 12.081,442 USD

mendapatkan service level 80,21%. Terdapat beberapa adjustment pada item

dengan harga yang rendah dengan menaikkan service level item tersebut untuk

memenuhi target ASL 95%.

Berikut merupakan grafik scatter plot yang menunjukkan tingkat service level

terhadap inventory cost untuk keseluruhan item:

70

Gambar 4.7. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item

Skenario 1

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui persebaran service level untuk

keseluruhan item. Target minimal ASL adalah sebesar 95%, sehingga item A, B

dan C memiliki penyesuaian terhadap tingkat service level agar dapat

meminimalkan cost dengan tetap memperhatikan tingkat MSLi tiap item. Item

dengan harga yang tinggi akan cenderung memiliki tingkat service level yang

rendah. Sedangkan item dengan harga rendah akan memiliki tingkat service level

yang cenderung lebih tinggi. Berikut merupakan rekapitulasi jumlah item dengan

persebaran service level tiap 2.5%.

Gambar 4.8. Jumlah Part tiap Service level Skenario 1

Sumber: Pengolahan Data Penulis

71

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui jika terdapat 44 part yang mencapai

target service level 95%. Sementara 30 part lainnya tidak mencapai target

service level keseluruhan. Hal ini terjadi karena terdapat klasifikasi ABC, yang

mana item B dan item C diperbolehkan berada dibawah target service level 95%,

untuk mencapai fungsi tujuan dengan meminimasi nilai inventory di Gudang.

Aggregate Service Level yang dicapai oleh penyelesaian model adalah

95,0015% dengan total nilai inventory pada safety stock mencapai 129.204,3899

USD.

b. Analisis Hasil Running Skenario 2

Pada Skenario 2, yaitu dengan merubah rumus safety stock dengan

mempertimbangkan fluktuasi demand didapatkan scatter diagram tiap material

sebagai berikut.

Gambar 4.9. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item

Skenario 2

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Seperti halnya pada skenario 1, untuk setiap kategori item berdasarkan critical

code menunjukkan pola yang sama. Semakin tinggi nilai inventory dari suatu item

maka akan memiliki service level yang rendah sesuai dengan minimum service

level setiap material. Pada kategori A, nomor material 140117000049 yang

memiliki nilai inventory tertinggi sebesar 101.415,487 USD mendapatkan service

level yang mendekati minimum service level untuk kategori A sebesar 95.00%.

Pada kategori B, material 140117000017 dengan nilai inventory 60.112,080 USD

72

memiliki service level sebesar 85.34%. Sedangkan pada kategori C, nomor

material 140117000045 yang memiliki nilai inventory tertinggi sebesar

27.183,244 USD mendapatkan service level 76.84%. Berikut merupakan

rekapitulasi jumlah item dengan persebaran service level tiap 2.5%.

Gambar 4.10. Jumlah Part tiap Service level Skenario 2

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan Skenario 2, terdapat 58 item yang memenuhi service level 95%,

sementara 16 lainnya berada dibawah 95% untuk meminimasi nilai inventory.

Aggregate Service Level yang dicapai oleh penyelesaian model adalah

95,0019% dengan total nilai inventory pada safety stock mencapai 342.588,585

USD.

c. Analisis Hasil Running Skenario 3

Skenario 3 merupakan skenario dengan merubah rumus safety stock dengan

mempertimbangkan adanya fluktuasi atau ketidakpastian pada lead time. Berikut

merupakan scatter diagram untuk melihat pola antara nilai inventory dan service

level setiap item.

73

Gambar 4.11. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item

Skenario 3

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik tersebut, terbentuk pola yang cenderung sama dari skenario

1 maupun skenario 2 untuk setiap kategori item. Semakin tinggi nilai inventory

dari suatu item maka akan memiliki service level yang rendah sesuai dengan

minimum service level setiap material. Pada kategori A, nomor material

140117000049 yang memiliki nilai inventory tertinggi sebesar 28.975,853 USD

mendapatkan service level yang mendekati minimum service level untuk

kategori A sebesar 96,72%. Pada kategori B, material 140117000017 dengan

nilai inventory 74.424,480 USD memiliki service level sebesar 85,29%.

Sedangkan pada kategori C, nomor material 140117000045 yang memiliki nilai

inventory tertinggi sebesar 60.40,721 USD mendapatkan service level 88,72%.

Tetapi pada scatter plot juga terlihat beberapa item yang memiliki cost rendah

tetapi memiliki service level yang juga rendah. Hal ini terjadi karena pada

algoritma genetic dibentuk variabel keputusan secara random bergantung pada

hasil crossover dan mutasi.Berikut merupakan rekapitulasi jumlah item dengan

persebaran service level tiap 2.5%.

74

Gambar 4.12. Jumlah Part tiap Service level Skenario 3

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik Gambar 5.12 tersebut, terdapat 49 item yang memenuhi

service level 95%, sementara 21 lainnya berada dibawah 95% untuk meminimasi

nilai inventory. Aggregate Service Level yang dicapai oleh penyelesaian model

adalah 95,00093% dengan total nilai inventory pada safety stock mencapai

251.323,052 USD.

d. Analisis Perbandingan Safety stock Aktual dan Perbaikan

Perbedaan ketiga Skenario terletak pada penggunaan rumus safety stock yang

menyebabkan perbedaan jumlah safety stock setiap item. Berikut merupakan

grafik perbandingan jumlah safety stock setiap 74 item berdasarkan Tabel 5.17.

75

Gambar 4.13. Perbandingan Safety Stock Tiap Item

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Untuk memudahkan analisa data, berikut ditampilkan 20 material pertama

mengenai perbedaan jumlah safety stock.

Gambar 4.14. Perbandingan Safety Stock 20 Item

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Pada grafik terlihat bahwa adanya perbedaan safety stock dari setiap skenario

dan setiap item. Perbandingan antara perhitungan aktual dan skenario 1

76

berbeda-beda setiap material. Misalnya pada material ke-1, jumlah safety stock

perhitungan aktual lebih kecil daripada hasil running Skenario 1. Sedangkan

pada material ke-12 terjadi sebaliknya. Hal ini terjadi karena model optimasi yang

digunakan mencoba meminimasi nilai inventory, sehingga jika material tersebut

memiliki cost yang tinggi maka model akan mencoba memperkecil jumlah safety

stock agar meminimasi total nilai inventory balance.

Pada Skenario 2, dihasilkan jumlah safety stock yang lebih besar dari pada

perhitungan aktual maupun Skenario 1. Hal ini terjadi karena pada Skenario 2

mempertimbangkan adanya fluktuasi demand dengan melihat standard deviasi

demand dan lead time. Dengan hasil safety stock yang memiliki jumlah yang

berbeda secara signifikan, menunjukkan bahwa adanya fluktuasi demand

mempengaruhi besarnya safety stock bahkan jika dilihat dari rata-rata safety

stock tiap item lebih dari 4 kali lipat safety stock aktual.

Sama halnya dengan Skenario 2, Skenario 3 menghasilkan jumlah safety stock

yang lebih besar dari perhitungan aktual dan Skenario 1. Perbedaan yang

signifikan tersebut terjadi karena pada Skenario 3 memperhatikan adanya

fluktuasi atau ketidakpastian pada lead time. Tetapi ada beberapa item yang

memiliki jumlah safety stock lebih kecil seperti pada material ke 3, 6, dan 15. Hal

tersebut terjadi karena standard deviasi lead time pada material tersebut

sangatlah kecil dan dapat dikatakan mendekati konstan. Sehingga hanya

dibutuhkan safety stock dalam jumlah sedikit.

e. Analisis Perbandingan Nilai Inventory Aktual dan Perbaikan

Fungsi tujuan dari model adalah untuk meminimasi total nilai inventory pada

keseluruhan part. Berikut merupakan perbandingan total nilai inventory dari

setiap skenario berdasarkan pengolahan data pada Tabel 5.18.

77

Gambar 4.15. Perbandingan Inventory Value Antar Skenario

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Hasil model optimasi pada Skenario 1 menunjukkan bahwa terdapat

pengurangan inventory balance di Gudang sebesar 41.208,62 USD untuk 74 part

dari perhitungan aktual. Dengan hasil tersebut maka dapat diketahui model

memberikan tingkat efisiensi sebesar 24.18%.

Pada Skenario 2, terjadi peningkatan nilai inventory sebesar 101.03%, atau

senilai 172.175,58 USD. Kenaikan inventory ini terjadi karena safety stock yang

dihitung didasarkan pada adanya fluktuasi demand yang ditunjukkan dengan

standard deviasi demand. Sehingga jika setiap item memiliki standard deviasi

demand yang besar, maka jumlah safety stock-nya akan semakin besar dan

menyebabkan nilai inventory yang semakin tinggi. Data tersebut juga

menunjukkan bahwa standard deviasi dari demand mempengaruhi besarnya

safety stock, karena pada dasarnya kebutuhan part tiap bulan tidaklah konstan.

Pada Skenario 3, inventory balance meningkat 47.48% dari perhitungan aktual

perusahaan, yaitu senilai 80.910,05 USD. Hal tersebut terjadi karena jumlah

safety stock memperhatikan adanya lead time yang fluktuatif. Semakin tinggi

fluktuasi lead time maka akan dibutuhkan jumlah safety stock yang lebih banyak.

Selain itu, juga dilakukan perbandingan antara penggunaan target service level

95% untuk setiap item dan adjustment target service level untuk setiap item

untuk mengetahui berapa persen efisiensi yang didapatkan oleh model optimasi

78

yang dibangun. Berikut merupakan grafik yang menunjukkan perbedaan

perbandingan service level tersebut sesuai pada Tabel 5.19.

Gambar 4.16. Perbandingan Target Service Level dengan Adjustment

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Pada skenario 1 menghasilkan penghematan biaya sebesar 41.208,62 USD atau

24,18% dari total nilai inventory dengan target service level 95%. Begitu pula

dengan Skenario 2 yang menurun sebesar 21,65% atau senilai 94.661,26 USD.

Sedangkan Skenario 3 mengalami penghematan biaya sebesar 25,14% atau

senilai 84.378,66 USD. Hal ini menunjukkan dengan dilakukannya adjustment

service level untuk setiap part sesuai dengan cost-nya, maka dapat mengurangi

besarnya inventory balance dari safety stock di Gudang. Penyesuaian service

level tersebut dilakukan dengan menaikturunkan service level setiap part tetapi

dengan tetap menjaga keseluruhan item mencapai target aggregate service level

mencapai 95%.

79

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil keseluruhan isi laporan Kerja Praktek

yang telah dilakukan penulis selama 30 hari kerja di PT INALUM (Persero)

adalah sebagai berikut.

1. PT INALUM (Persero) adalah sebuah pabrik peleburan Aluminium yang

memiliki 55 seksi dan salah satunya adalah seksi Smelter Spare part

Warehouse (SWH). Seksi SWH bertanggung jawab dalam pengelolaan

spare part yang ada di PT INALUM (Persero).

2. Lingkup pekerjaan yang dilakukan penulis selama Kerja Praktek adalah

manajemen sistem persediaan spare part di gudang SWH.

3. Tugas yang dikerjakan adalah melakukan perhitungan jumlah safety stock

yang optimum dan penyesuaian service level untuk dapat meminimasi nilai

inventori consumable part di gudang.

4. Dalam perhitungan dibangkitkan 3 skenario yaitu perhitungan safety stock

berdasarkan rumus pada working instruction, berdasarkan fluktuasi demand,

dan berdasarkan fluktuasi lead time. Diperoleh hasil bahwa skenario 1 akan

menghasilkan nilai safety stock yang lebih rendah.

5. Penyesuaian service level dapat menghasilkan perubahan biaya dimana

pada skenario 1 mampu mengefisiensi biaya sebesar 24,18%.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan kepada PT INALUM (Persero) khususnya pada seksi

SWH adalah sebagai berikut.

1. Perhitungan safety stock pada comsumable part perlu dilakukan evaluasi

dengan memperhatikan fluktuasi demand dan lead time serta dilakukan

pembaharuan secara periodik untuk menghindari terjadinya overstock

ataupun stockout.

2. Pada setiap klasifikasi kritis ABC spare part, diperlukan penetapan besar

konsekuensi jika terjadi stockout sehingga dapat menentukan besarnya

minimum service level tiap part.

80

DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, S. N. (2006). Sistem Inventori. Bandung: ITB.

Dobler, D. W. (1990). Purchasing and Materials Management: Text and Series.

UK: Mcgraw Hill College.

Ishak, A. (2010). Manajemen Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lewis, M. R. (2017, July). WikiHow. Retrieved from How to Calculate Safety

Stock: http://www.wikihow.com/Calculate-Safety-Stock

Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta:

Erlangga.

Ristono, A. (2008). Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Roger, S. (2000). Pengambilan Keputusan dalam Suatu Fungsi Operasi. Jakarta:

Erlangga.

Shivsharan, C. T. (2014). Optimizing the Safety Stock Inventory Cost Under

Target Service Level Constraints. University of Massachusetts Journal.

Silver, E. A. (1970). Inventory and Production Management in Supply Chains.

Florida: CRC Press.

Suyanto. (2005). Algoritma Genetik dan Matlab. Yogyakarta: Andi.

81

82