43
LAPORAN KERJA PRAKTEK Pada PT. PERTAMINA UNIT BISNIS EP LIMAU Tugas Khusus: Monitoring dan Evaluasi Program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. PERTAMINA UBEP LIMAU Disusun oleh: Tito Parbowo 114080149 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2012

Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pada

PT. PERTAMINA UNIT BISNIS EP LIMAU

Tugas Khusus:

Monitoring dan Evaluasi Program CSR (Corporate Social Responsibility)

PT. PERTAMINA UBEP LIMAU

Disusun oleh:

Tito Parbowo

114080149

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

ii

Page 3: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

iii

Lembar Pengesahan

Monitoring dan Evaluasi Program CSR (Corporate Social Responsibility)

PT. PERTAMINA UBEP LIMAU

Disusun oleh:

Tito Parbowo

114080149

disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus Mata kuliah Kerja Praktek pada

Program Studi Teknik lingkungan, Fakultas Teknologi Mineral,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakrta.

Telah disetujui oleh:

Tanggal: …………… Tanggal: ……………

Pembimbing Akademik 1 Pembimbing Akademik 1

Jaka Purwanta, S.T., M.Si Herwin Lukito, S.T., M.Si

NPY: 276101102981 NPY. 2700806024010

Ketua Program Studi

Ir. H. Suharwanto, MT

NIP: 19610916 199303 1 001

Page 4: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan hidayah – Nya sehingga saya dapat melaksanakan Kerja

Praktek di PT. Pertamina UBEP Limau dengan Judul Monitoring dan Evaluasi

Program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. PERTAMINA UBEP

LIMAU.

Kerja praktek ini berlangsung selama satu bulan. Pelaksanaan Kerja

Praktek ini merupakan syarat yang harus dipenuhi sebagai mahasiswa guna

mengambil gelar sarjana pada Program Studi Teknik Lingkungan UPN “Veteran”

Yogyakarta. Dengan terselesaikan laporan ini kami mengucapkan terima kasih

yang sebesar – besarnya kepada:

1. Kepada kedua orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan

selama kami melakukan kerja praktek.

2. Kepada bapak Laksmana. P. L sebagai pembimbing Kerja Praktek di PT.

Pertamina UBEP Limau.

3. Kepada bapak Pandu Sugarda, bapak Ali, dan Bapak Erwin sebagai

pembimbing lapangan.

4. Kepada bapak Jaka Purwanta, S.T., M.Si dan bapak Herwin Lukito, S.T.,

M.Si sebagai pembimbing akademik.

5. Teman-teman Kerja Praktek.

6. Teman-teman Teknik Lingkungan “Kebumian” UPN “Veteran” Yogyakarta

Angkatan 2008

7. Pihak-pihak lain yang turut membantu baik dalam Pelaksanaan Kerja

Praktek dan Penyusunan Laporan Kerja Praktek yang tidak dapat kami

sebutkan satu per satu.

Kami menyadari adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, oleh

karena itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan

Laporan ini.

Yogyakarta, 7 Juni 2011

Penyusun

Page 5: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………… ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………. iv

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. v

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. vii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1

1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek …………………………………… 1

1.3. Manfaat Kerja Praktek ……………………………………………….. 2

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 3

2.1. Kondisi Umum ……………………………………………………….. 3

2.1.1. Lokasi dan Letak Perusahaan ………………………………………. 4

2.1.2. Profil Perusahaan …………………………………………………… 6

2.1.3. Budaya Organisasi ………………………………………………….. 6

2.1.4. Sruktur Organisasi ………………………………………………….. 7

2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup ……………………………………. 8

2.2.1. Komponen Geofisik kimia ………………………………………….. 8

2.2.2. Komponen Biotis …………………………………………………… 10

2.2.3. Komponen Sosial …………………………………………………… 13

2.2.4. kesehatan Masyarakat ………………………………………………. 14

BAB III TUGAS KHUSUS ....................................................................... 16

3.1. Kondisi dan Profil ……………………………………………………. 16

3.1.1. Departemen HSE (Health, Safety and Environmental) ……………. 16

3.1.2. Struktur Organisasi …………………………………………………. 17

3.2. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………… 17

3.2.1. Pengertian CSR …………………………………………………….. 17

3.2.2. Peraturan ……………………………………………………………. 19

3.3. Metodologi …………………………………………………………… 20

3.4. Hasil Pemantauan …………………………………………………….. 22

3.4.1. Program Peternakan Sapi Desa Karya Mulya ……………………… 23

3.4.2.Pelaksanaan dan Hasil Dari Program CSR …………………………. 25

BAB IV PENUTUP ................................................................................... 32

4.1. Kesimpulan …………………………………………………………… 32

4.2. Saran ………………………………………………………………….. 32

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 33

Page 6: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Peta wilayah kerja Pertamina EP Region Sumatera …………………. 4

2.2 Peta Prabumulih ………………………………………………………. 5

2.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau ………….. 7

3.1 Struktur Organisasi Departemen HSE ……………………………….. 17

3.2 Diagram Alir Kerja Praktek ………………………………………….. 20

3.3 Lokasi peternakan sapi, Desa Karya Mulya ………………………….. 23

Page 7: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Rencana Program peternakan sapi PT. Pertamina UBEP Limau di

Desa Karya Mulya …………………………………………………... 22

3.2 Pelaksanaan program peternakan sapi di

Desa Karya Mulya Tahun 2010 ……………………………………... 25

3.3 Pelaksannan Program peternakan sapi di

Desa Karya Mulya Tahun 2011 .......................................................... 25

3.4 Pelaksanaan Program peternakan sapi di

Desa Karya Mulya Tahun 2012 .......................................................... 26

3.5 Pelaksanaan Program peternakan ayam di

Desa Karangan ………………........................................................... 28

3.6 Perbandingan Program peternakan sapi dan ayam ………………….. 30

Page 8: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah di jurusan Teknik

Lingkungan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Mata

kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang dapat diambil apabila mahasiswa

telah menempuh mata kuliah 90 SKS.

Era globalisasi saat ini merupakan sebuah tantangan yang berat bagi tiap

elemen yang ada di masyarakat. Perkembangan dunia yang begitu pesat memaksa

tiap individu terutama mahasiswa untuk meningkatkan kualitas diri baik secara

akademik maupun non-akademik. Sehingga kita semua dituntut untuk

mempersiapkan diri dengan baik agar mampu bersaing di era globalisasi.

Bagi mahasiswa, kesiapan diri baik akademik maupun non akademik

sangatlah penting. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa tidak hanya

dituntut untuk memiliki kecerdasan akademik semata, tetapi juga kecerdasan non

akademik. Kecerdasan akademik yang dimiliki akan semakin sempurna jika

diimbangi dengan kecerdasan non-akademik yang baik pula. Oleh karena itu,

pengaplikasian teori yang telah diperoleh selama di bangku kuliah menjadi sangat

penting bagi mahasiswa agar dapat menjaga keseimbangan antara kecerdasan

akademik dan non-akademik. Untuk maksud itulah, kegiatan kerja praktek

dilaksanakan.

Menyadari akan hal ini, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta khususnya Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknologi

Mineral melengkapi kurikulumnya dengan Kerja Praktek berbobot 2 SKS, yang

wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa yang telah menyelesaikan 90 SKS

yang merupakan persyaratan kerja praktek.

1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Kerja praktek dilakukan agar mahasiswa mampu mengaplikasikan teori

pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan kondisi di lapangan dan dapat

Page 9: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

2

mengenal alat–alat yang dipergunakan dalam pengambilan data serta dapat

menganalisis data lingkungan yang dipakai dalam perusahaan. mahasiswa

diharapkan mampu mengkorelasikan hasil pengamatan lapangan dengan analisa

mahasiswa berdasarkan teori yang didapat dari kegiatan perkuliahan. Oleh sebab

itu, penulis berharap memiliki kesempatan untuk dapat melakukan kerja praktek

di PT. Pertamina UBEP Limau, mengingat perusahaan ini merupakan sebuah

perusahaan global yang bergerak di bidang service untuk minyak dan gas.

Sedangkan tujuan kerja praktek yaitu mahasiswa dapat merespon

perkembangan lingkungan migas secara langsung, baik teori, praktek lapangan

maupun pengetahuan tentang lingkungan hidup.

1.3. Manfaat Kerja Praktek

Manfaat dari kerja praktek ini adalah dapat mengetahui program CSR

(Corporate Social Responsibility) yang di jalankan dan manfaatnya kepada

masyarakat sekitar serta dampaknya terhadap peningkatan proper PT. Pertamina

UBEP Limau.

Page 10: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

3

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Kondisi Umum

Lapangan Limau berada di Prabumulih, sekitar 110 km Barat Daya Kota

Palembang dengan luas area lapangan lebih kurang 250 km2. Lapangan Limau ini

merupakan lapangan tua (old field) yang mulai dikembangkan pada awal tahun

1950 sampai 1956, dan merupakan depleted structurer karena lebih dari 300

sumur yang telah dibor. Hingga kini sumur yang masih aktif berproduksi

berjumlah 66 sumur dan diusahakan menggunakan teknologi tahap sekunder yaitu

Enhanced Oil Recovery (EOR) melalui sistem injeksi air ke dalam formasi.

Pengembangan lapangan Limau sebagai proyek EOR dimulai tanggal 5

Juli 1989, yaitu sejak ditandatangani perjanjian kerja sama antara Pertamina

dengan Husky Oil International Inc melalui kontrak EOR. Pada tahun 1997, Sea

Union Energy mengambil alih lapangan Limau menjadi JOB Pertamina Sea

Union Energy (Limau) Ltd. Bentuk perjanjian kerjasama antara Pertamina dengan

Sea Union tidak berubah seperti ketika perjanjian dengan Husky Oil International

Inc.

Selama tahun 1994-1995, Lapangan Limau telah dilakukan pengeboran

sebanyak enam kali dengan sukses rasio 100%. Namun, tahun 1996-1998

sebanyak 14 sumur dibor dan menunjukan sukses rasio 71%. Penurunan ini

menunjukkan bahwa semakin besarnya resiko pengeboran. Pada tahun 1999

dilakukan pengeboran satu sumur vertikal sebagai sumur injeksi. Dengan metode

artificial lift sebelum tahun 1996 terutama menggunakan gas lift dan beam pump.

Akan tetapi sejak 1997 Electric Submersible Pump (ESP) berhasil dipasang di

beberapa sumur. Hingga tahun 2003 sebanyak 13 sumur ESP telah dipasang dan

menghasilan produksi sebesar 2900 bopd.

Pada tanggal 4 Juli 2004 kerja sama dengan Sea Union Energy berakhir.

Tanggal 1 Januari 2005, Lapangan Limau dikelola kembali oleh Pertamina

sebagai Unit Bisnis Pertamina EP (UBEP) Limau dan beroperasi hingga sekarang.

Jumlah sumur yang berproduksi dibawah Unit Bisnis Limau sebanyak 66 sumur,

Page 11: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

4

2 diantaranya adalah masih merupakan natural flow, sedangkan yang lainnya di

usahakan dengan pengangkatan buatan, yaitu 37 sumur dengan menggunakan

pompa ESP, 11 sumur dengan gas lift dan 16 sumur dengan sucker rod pump.

Besarnya produksi yang dihasilkan oleh lapangan Limau sampai saat ini (Maret

2007) sekitar 6672 bopd.

2.1.1. Lokasi dan Letak Perusahaan

Wilayah kerja Unit Bisnis PT. Pertamina EP Limau berada di lokasi

Lapangan Limau yang dibagi menjadi 8 blok, dimana minyak diproduksi dari

beberapa macam lapisan. Blok-blok tersebut meliputi Blok Belimbing, Niru,

Limau Barat, Limau Tengah, Seksi P, Blok Q22, Blok Q51 dan Karangan.

Gambar 2.1 Peta wilayah kerja Pertamina EP Region Sumatera

Sumber : Data Perusahaan

Page 12: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

5

Gambar 2.2. Peta Prabumulih

Sumber : Data Perusahaan

Page 13: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

6

2.1.2. Profil Perusahaan

Pertamina EP sebagai anak Perusahaan PT Pertamina (Persero) Direktorat

Hulu yang terbentuk pada tanggal 13 September 2005 merupakan implementasi

UU Migas No. 22/2001 dan PP. No. 35/2004. Unit Bisnis Limau merupakan salah

satu Unit Bisnis di lingkungan Pertamina EP berlokasi di sekitar Prabumulih yang

menghasilkan minyak. Wilayah kerja membentang dari Karangan Limau Timur

sampai Belimbing.

Produk utama (core product) PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau adalah

crude oil dengan jumlah produksi crude oil tahun 2009 sebesar 4.086.533 bbls.

Produksi crude oil disalurkan secara langsung melalui sistem pemipaan ke PPP

Prabumulih sebagai pelanggan PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau, dan dikirim

ke Kilang Refinery Unit III Plaju. Penyerahan produk crude oil ini berdasarkan

komitmen jual beli crude oil yang dibuat oleh Direktorat Pengolahan dengan

Pertamina EP.

2.1.3. Budaya Organisasi

Karakteristik Utama dari Budaya Organisasi adalah menumbuhkan

semangat Kebersamaan dan Team Work di segenap jajaran fungsi untuk

mewujudkan visi dan misi PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau.Sejalan dengan

Visi dan Misi Pertamina EP secara korporat, PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau

sebagai unit menetapkan Visi, Misi dan Nilai-nilai, yaitu :

Visi :

Menjadi Entitas Bisnis Migas yang terbaik di Pertamina EP yang berkelas

dunia.

Misi :

Mengelola usaha hulu migas secara profesional, jujur, peduli terhadap

lingkungan dan mengutamakan keselamatan serta memberikan nilai tambah

bagi stakeholder.

Dengan tata nilai mengacu kepada tata nilai Pertamina EP yaitu

Sincere : Jujur dan Bersih

Strong : Mandiri dan Kompeten

Page 14: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

7

Sensible : Peduli dan berwawasan luas

Tata Nilai tersebut lalu dijabarkan dalam lingkungan PT. Pertamina EP

Unit Bisnis Limau melalui Tim Manajemen. Kompetensi Inti organisasi dan

hubungannya dengan Misi PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau adalah Mengelola

Aset Bawah Tanah dengan menambah cadangan dan optimalisasi Fasilitas

Produksi yang fokus pada peningkatan produksi.

2.1.4. Sruktur Organisasi

Adapun struktur organisasi Unit Bisnis PT. Pertamina Limau adalah

sebagai berikut :

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau

Sumber : Data perusahaan

Direktur Operasi

General Manager UBEP Limau

Field Manager Limau

Asman Perencanaan

Produksi

Asman Produksi

Asman Layanan Operasi

Kepala HSE Sekretaris

Manager Eksploitasi

Chief G&G

Chief Teknik Reservoir

Chief Teknik Produksi

Chief Perencanaan

Operasi

Manager Layanan Operasi

Asman Human Resources

Asman Layanan Umum

Asman Pengadaan

Staf Managemen Mutu

Sekretaris

Page 15: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

8

2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup

2.2.1. Komponen Geofisik kimia

A. Iklim

Berdasarkan tipe iklim di Sumatera Selatan umumnya dan di sekitar

wilayah studi termasuk ke dalam daerah yang beriklim tropis. Pernyataan iklim

tropis ini digambarkan oleh beberapa ahli dengan istilah:

1) Termasuk iklim Afa (iklim hujan tropis) menurut Koppen.

2) Termasuk iklim A (daerah sangat basah ) menurut Schmidt- Ferguson1950.

3) Termasuk iklim B1 (daerah dengan 7 sampai 9 bulan basah dan dua bulan

kering), menurut Oldeman 1979.

Data iklim diperoleh dari hasil pengamatan badan Meteorologi dan

Geofisika Stasiun Klimatologi Kelas II kenten Palembang.data yang tersedia

meliputi analisir curah hujan, hari hujan, temperatur udara dan kelembapan relatif

udara.

B. Geologi dan Fisiografi

1) Geologi

PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau berada di daerah Cekungan Sumatera

Selatan yang merupakan cekungan yang terbentuk asimetri. Cekungan ini terletak

di bagian Selatan Pulau Sumatera, di sebelah Timur Pengunungan Barisan yang

memanjang ke arah Barat Laut-Tenggara dan dari arah Timur Laut hingga ke

daerah lepas pantai dengan luas lebih kurang 117.000 km2.

Cekungan Sumatera

Selatan merupakan Cekungan Belakang Busur (Back Arc Basin). Cekungan ini

dibatasi oleh Bukit Barisan di sebelah Barat Daya, Paparan Sunda sebelah Timur,

Tinggian Lampung di sebelah Tenggara dan Pegunungan Tiga Puluh di Sebelah

Barat Laut.

Struktur geologi yang mempengaruhi terbentuknya perangkap hidrokarbon

sebagian besar merupakan antiklinal, patahan yang berorientasi Barat Laut

Tenggara sebagai akibat gaya kompresi. Pada cekungan Sumatera Selatan, minyak

dan gas terperangkap pada lapisan batu pasir, batu gamping, dan granit yang

berasosiasi dengan sesar geser. Sedimen-sedimen tersier yang umumnya kaya

akan hidrokarbon diendapkan tidak selaras diatasnya. Sedimen-sedimen tersier

Page 16: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

9

tersebut diawali oleh endapan non-marine Formasi Lahat yang kemudian diikuti

dengan siklus transgresi dan redgresi dari Formasi Talang Akar sampai Formasi

Muara Enim.

Tektonik ini yang mempengaruhi terjebaknya minyak bumi dan

membentuk bentang alam saat ini di Sumatera. Hasil akhir dari tektonik ini adalah

perlipatan dan patahan dari sedimen tersier yang membentuk beberapa

antiklinorium yang paralel dengan arah umum Pulau Sumatera. Jebakan

hirdokarbon pada Lapangan Limau adalah fault block atau horst, dengan titik

tertinggi resevoir berada di ujung utama struktur. Produksi minyak dihasilkan dari

rangkaian tipis pada jalur-jalur yang berpotongan pada Formasi Talang Akar yang

berumur Oligence menjelang Miocene pada kedalaman sekitar 1300 m.

2) Fisiografi

Deskripsi resevoir Lapangan Limau dibagi menjadi zona S, T, U, W, X,

dan Y. Pada awalnya Lapangan Limau mengandung sebuah gas cap di atas zona

oil, tetapi produksi yang cepat untuk minyak dan gas dapat dihasilkan dengan

water drive yang kuat. Secara umum stratigrafi di Cekungan Sumatera Selatan

bagian dasar tersusun oleh basement berumur Pra-Tersier. Proses sedimentasi

dimulai pada Oligosen Awal, menghasilkan Formasi Lemat atau Formasi lahat

yang didominasi oleh batuan vulkanik, batu lempung dan serpih yang diendapkan

secar terbatas pada daerah kedalaman (graben). Kemudian pada Oligosen Atas,

diendapkan Formasi Talang Akar hampir diseluruh cekungan. Kedua Formasi itu

merupakan sekuen regresi yang diendapkan selama periode Oligosen Akhir

hingga Miosen Tengah. Sedangkan lapisan sedimen diendapakan pada periode

Miosen Tengah.

C. Hidrologi dan Kualitas Air

1) Karekteristik sungai

Lokasi kegiatan eksploitasi minyak dan gas bumi PT. Pertamina UBEP

Limau dilalui oleh cukup banyak sungai dengan debit yang cukup bervariasi.

Sungai terbesar dilokasi ini adalah sungai lematang. Sungai lematang merupakan

sungai terbesar diwilayah ini yang bersama-sama dengan anak sunagi terbesar di

suatu kesatuan yang disebut Daerah lairan Sungai Lematang dan bermuara ke

Page 17: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

10

sungai Musi, aliran induk sungai Lematang bersumber di Bukit Barisan.

Pertumbuhan permukiman pada zaman dulu mengikuti aliran air sungai , karena

itu banyak penduduk yang masih tinggal si sepanjang sungai.

2) Kualitas badan air permukaan dan air sumur

Biasanya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca dan

Fe. Air yang mengandung komponen- komponen tersebut dalam jumlah tinggi

disebut air sadah. Air yang sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutan

atau komponen yang mengakibatkan polusi.

D. Ruang, lahan dan tanah

Berdasarkan pengamatan lapangan, tanah di lokasi studi umumnya

terbentuk dari sedimen. Bagian atas terdiri dari batuan lanau dengan sisipan clay

kuarsa. Bagian atas umumnya lebih lunak dibandingkan dengan bagian bawah dan

banyak mengandung tufaan. Pada lapisan bawah seringkali dijumpai konkresi

oksida besi yang berintika lanau atau pasir kuarsa (yang lepas). Bagian atasnya

umumnya tersusun dari batuan lanau tufaan yang berwarna putih kecoklatan

/kemerahan.

Kondisi tropika basah di daerah studi yang dicirikan oleh rerata suhu dan

curah hujan tahunan relatif tinggi dann mempercepat proses penghancuran dan

pelapukan (mineralisasi) yang akan melepaskan kandungan mineral / unsur-unsur

yang terkandung dalam batuan induk tanah. Curah hujan yang tinggi akan

mengakibatkan tingginya proses pencucian (leaching) basa-basa yang dihasilkan

dari proses mineralisasi, sehingga kandungan basa-basa tanah di lokasi kegiatan

umumnya rendah. sebagai akibat dari proses podolisasi terbentuk tanah-tanah

podsolik yang mempunyai kesuburan tanah yang dicirikan oleh pH yang masam

dan kandungan hara yang rendah.

2.2.2. Komponen Biotis

A. Vegetasi kebun campuran dan kebun karet

Kualitas vegetasi pada suatu habitat dapat dilihat dari keanekaragaman

jenis habitat dan pertumbuhannya yang menunjukan kondisi lingkungan

tumbuhan disuatu daerah yang berkaitan erat dengan fungsi vegetasi tersebut di

Page 18: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

11

dalam ekosistemnya. Keanekaragaman jenis tumbuhan dapat mnggambarkan

stabilitas dari suatu ekosistem yang mendukung kehidupan satwa liar sebagai

tempat tinggal, tempat berlindung dan berbiak sertatempat mencari makan habitus

atau perawakan dan kondisi pertumbuhan suatu tumbuhan dapat memberkan

peran dalam meningkat kualitas lingkungan baik sebagai pelindung/peneduh,

mengatur hidrologi, pelindung tanah dan peredam suara serta meningkatkan nilai

estetika.

Hasil pengamatan lapangan terlihat bahwa pertumbuhan vegetasi yang

terdapat disekitar kegiatan Pengembangan Lapangan Migas PT. Pertamina UBEP

Limau tidak mengalami kerusakan baik pada akar, batang dan daun tananman

sehingga pertumbuhan tanaman berlangsung baik. pertumbuhan tanaman pada

vegetasi kebun campuran dan kebun karet milik penduduk terlihat tumbuh subur.

Hal ini menggambarkan bahwa kegiatan Pengembangan Lapangan Migas PT.

Pertamina UBEP Limau tidak memberikan dampak negatif terhadap vegetasi yang

ada di sekitar kegiatan.

B. Vegetasi budidaya

Jenis- jenis tumbuhan budidaya yang ditemukan di dalam pekarangan

masyarakat sekitar lokasi kegiatan Pengembangan Lapangan Migas PT. Pertamina

UBEP Limau di masyarakat setempat untuk menanam jenis tananman yang

variatif meskipun jumlah individu setiap jenis tumbuhan terbatas dapat ditanam

dengan jenis tumbuhan yang beragam sehingga tumbuhan dapat dimanfaatkan

sesuai manfaat masing- masing tumbuhan, misalnya tumbuhan penghasil sayuran,

penghasil buah, tumbuhan pelindung dan peningkatan nilai estetika lingkungan

(tanaman hias).

C. Satwa liar

Hasil survei lapangan dan wawancara dengan beberapa masyarakat lokal

yang tinggal di lokasi kegiatan Pengembangan Lapangan Migas PT. Pertamina

UBEP Limau dapat diketaahui bahwa jenis- jenis satwa liar yang masih sering

dijumpai berada di sekitar lokasi kegiatan tergolong ke dalam 4 kelas yaitu

Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia. Secara umum disetiap lokasi kegitan

keanekaragaman jenis satwa liar relatif. Keanekaragaman satwa liar dilokasi

Page 19: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

12

lingkungan yang sedang di sebabkan karena lokasi kegiatan sebagian berada dekat

pemukiman penduduk dan lahan sudah banyak yang dibuka untuk kegiatan

perkebunan oleh penduduk setempat terutama kebun karet dan kebun campuran.

Sedangkan vegetasi hutan sekunder dan semak belukar yang dapat berfungsi

sebagai tempat tinggal yang dapat digunakan sebagai habitat, tempat berbiak,

tempat mencari makan bagi satwa liar tersebut semakin berkurang.

D. Biota Perairan

1) Plankton

Plankton adalah organisme perairan yang hidup melayang dan terapung di

dalam badan perairan dimana pergerakannya dipengaruhi oleh gerakan air atau

gelombang. Komunitas plankton terdiri atas organisme yang heterogen dan

berukurn reltif kecil, bersifat mikroskopis dan bergerak pasif. Komunitas plankton

berperan sangat penting dalam ekosistem perairan, kareana kemanpuannya dalam

melakukan proses fotosintesis yang dapat menyuplai kandunga oksigen dalam

perairan dan karbohidrat sebagai bahan makanan bagi biota perairan lainnya.

2) Benthos

Benthos merupakan orgnisme perairan baik tumbuhan maupun hewan

yang hidup di dasar atau di atas sedimen di dasar suatu perairan atau melekat pada

batuan, tumbuhan atau kayu yang mati. Pada paerairan yang sudah tercemar baik

organik maupun anorganik maka komposisisi jenis hewan benthos dan

keanekaragamannyaakan rendah sebaliknya pada perairan yang tidak tercemar

maka komposisi dan keanekaragaman jenisnya akan tinggi.

3) Nekton

Kelompok nekton yang sering ditemukan pad perairan sungai disekitar

lokasi kegiatan Pengembangan Lapangan Migas PT. Pertamina UBEP Limau

diinventariskan berdasarkan hasil tangkapan nelayan dan wawancara dengan

nelayan setempat. Komposisi jenis ikan yang terdapat di sungai di sekitar lokasi

kegiatan tergolong keanekaragaman tinggi dan jenis ikan yang ditemukan

termasuk jenis ikan yang bernilai ekonomis , sebagai sumber protein dan sumber

penghasil bagi masyarakat setempat.

Page 20: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

13

2.2.3. Komponen Sosial

A. Wilayah Administratif dan Geografis

Lokasi pengembangan lapangan migas terbatas PT. Pertamina UBEP

Limau secara administratif pemerintah melibatkan kabupaten Muara Enim dan

kabupaten Ogan Ilir serta kota Prabumulih. Secara keseluruhan lokasi tersebut

menyebar di beberapa desa atau kelurahan sebanyak 29 desa dalam 7 kecamatan.

Wilayah studi terdapat di kota Prabumulih terdiri dari kecamatan Prabumulih

barat, Prabumulih selatan dan Prabumulih timur

1) Mata Pencaharian

Mata pencaharian utama penduduk desa disekitar lokasi pengembangan

lapangan MIGAS terbatas PT. Pertamina UBEP Limau umumnya masih berada

pada sector primer. Sumber mata pencaharian penduduk pada sector primer sangat

tergantung pada kondisi sumber daya alam yang tersedia, khususnya kondisi lahan

yang dapat digunakan sebagai sumber mata pencaharian.

2) Tingkat Pendidikan

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia adalah pendidikan, baik melalui pendidikan formal maupun informal.

Tujuan umum pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena tingkat

pendidikan seseorang berbanding lurus dengan lapangan kerja atau usaha baru

dengan tingkat produktivitas yang tinggi.

Sebagian besar penduduk melanjutkan pendidikan untuk tingkat SMU

maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi, maupun kursus-kursus ke kota

prabumulih, selain di kecamatan tersebut. Hal itu disebabkan bahwa kota

prabumulih merupakan kota yang paling dekat dengan desa-desa maupun

kecamatan disekitar lokasi proyek dengan fungsinya sebagai pusat keramaian,

pusat perbelanjaan dan pusat kegiatan serta sering dijadikan kota transit bagi lalu

lintas orang maupun barang, ini sebanding dengan ibu kota Muara Enim sendiri.

3) Akitivitas Ekonomi

Perkembangan ekonomi lokal sangat erat keterkaitannya dengan

ketersediaan berbagai sarana dan prasarana seperti infrastruktur (lahan pertanian,

Page 21: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

14

jaringan irigasi, lembaga keuangan, jaringan jalan, transportasi, pasar) dan lain

sebagainya.

4) Kondisi Sarana Prasarana Sosial Ekonomi, Budaya dan Keagamaan

Sarana Prasarana pendidikan, eknomi, pemerintah, mesjid dan langgar di

desa-desa lokasi pemantauan ini sudah ada dan jumlah cukup banyak ada di tiap-

tiap dusun. Perbaikan sarana pendidikan karena adanya program dari pihak

pemerintah, sementara untuk peralatan belajar mengajar masih kurang. Kondisi

sarana peribadatan lebih baik karena adanya kontribusi dari pihak perusahaan

khususnya PT. Pertamina UBEP Limau.

5) Sosial Budaya

Pada umumnya masyarakat local di pedesaan sumatera selatan

(prabumulih) sedikit tertutup, namun demikian masyarakat dilokasi studi yang

termasuk kecamatan prabumulih barat digolongkan dalam satuan komunitas yang

terbuka. Hal ini telah terjadi karena asimilasi dan pembauran dengan masyarakat

pendatang yang pada awalnya merupakan kelompok transmigrasi dari pulau jawa.

Adat istiadat yang menonjol di loaksi sehari-hari adalah melayu yang

dicirakn dengan prilaku yang masih islami. Masyarakat masih memegang budaya

melayu yang dicirikan dengan perilaku yang masih islami. Symbol kehidupan

dalam berbagai kehidupan sehari-hari seperti: upacara adat sewaktu pernikahan,

kelahiran bayi, kematian dan acara lainnya.

2.2.4. Kesehatan Masyarakat

Derajat kesehatan masyarakat dapat dipengaruhi oelh kondisi lingkungan

setempat dan lingkungan sehat dapat terwujud jika tersedia sarana dan prasarana

air bersih, system pengolahan limbah yang baik serta mendapatkan udara yang

bersih. Pada hal pemanfaatan air untuk keperluan MCK umumnya masyarakat

memanfaatkan air dari sungai keruh dan beberapa anak sungi, dan sebagian

menggunakan air sumur/air tanah. Sementara untuk sumber air minum dan

memasak sebagian penduduk menggunakan air PAM.

Untuk memelihara kebersihan lingkungan pemukiman sebagian penduduk

melakukan pembakaran sampah dan kotoran dan sebagian melakukan dengan

Page 22: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

15

membuang ke sungai. Tersedianya selokan sebagai fungsi pengatur sanitasi masih

relatif sedikit, air pembuangan umumnya meresap langsung ke tanah dengan

membuat parit-parit kecil tanpa beton yang dialirkan ke lokasi yang lebih rendah.

Selokan atau parit sebagian besar dengan sistem terbuka. Hal ini dapat membuat

lingkungan sanitasi lebih mudah tercemar dan mengeluarkan bau yang dapat

mengganggu pernapasan manusia.

Page 23: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

16

BAB III

TUGAS KHUSUS

Monitoring dan Evaluasi Program CSR (Corporate Social Responsibility)

PT. PERTAMINA UBEP LIMAU

3.1. Kondisi dan Profil

3.1.1. Departemen HSE (Health, Safety and Environmental)

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (HSE)

merupakan bagian yang sangat penting dari pencapaian efisiensi produksi dan

keberhasilan perusahaan dalam membina hubungan baik dengan masyarakat

sekitar. PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau berupaya secara terus-menerus untuk

memenuhi standar bidang HSE yang berlaku dan pencapaiannya melalui

kebijakan HSE sebagai berikut :

1. Menciptakan lingkungan industri yang aman dan sehat

PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau harus menciptakan kondisi kerja yang

aman, sehat dan nyaman bagi pekerja sehingga terhindar dari kecelakaan

dan penyakit akibat kerja serta menjamin kelayakan saran dan fasilitas

operasi secara berkesinambungan.

2. Melestarikan lingkungan

PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau dalam operasinya senantiasa bertindak

produktif di dalam melestarikan lingkungan dengan meningkatkan kualitas

pengelolaan lingkungan dan penghematan energi.

3. Meningkatkan citra perusahaan

PT. Pertamina EP Unit Bisnis Limau senantiasa membina hubungan

harmonis dengan masyarakat sekitar daerah operasi dan berpartisipasi dalam

upaya memecahkan permasalahan yang timbul sebagai akibat dari kegiatan

operasi perusahaan.

Page 24: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

17

3.1.2. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi depaertemen HSE adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Departemen HSE

Sumber : Data Perusahaan

3.2. Tinjauan Pustaka

3.2.1. Pengertian CSR

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau CSR (Corporate Social

Responsibility) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya namun bukan

hanya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,

karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek

operasional perusahaan.

CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, di mana suatu

perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya

tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden

melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat

ini maupun untuk jangka panjang.

Field Manager

Kepala HSE(Budi Artono)

Pws. Ut. Lindungan Lingkungan

(Pandu Sugarda)

Staf LL(Laksmana Putra)

Inspector(Solihin)

Pws. Ut. KKK(Erry W.)

Staf KKK(Mulyadi)

Page 25: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

18

Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Bab V Pasal 74 tentang Perseroan

Terbatas komitmen perseroan untuk berperan seta dalam pembangunnan ekonomi

berkelanjutan guna peningkatan kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat,

baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada

umumnya.

Sony Keraf (2002) menjelaskan konsep pembangunan berkelanjutan

dimaksudkan untuk mensinkronkan dan memberi bobot yang sama bagi tiga aspek

utama pembangunan yaitu aspek ekonomi, aspek sosial-budaya dan aspek

lingkungan hidup. Gagasan tersebut mengandung maksud bahwa pembangunan

ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan hidup harus terkait satu sama lain,

sehingga unsur dari kesatuan yang saling terkait ini tidakk boleh dipisahkan dan

dipertentangkan satu sama lain.

Sejalan dengan hal tersebut, konsep yang mengkaitkan antara kepentingan

ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan hidup sering menjadi bahan pembicaraan

bersama, yang dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR). Sejak

awala tahun 2000, banyak perusahaan swasta yang mengembangkan program

CSR tersebut. CSR merupakan integrasi antara bisnis dan nilai-nilai dimana

kepentingan stake-holder, costumer, pegawai , investor dan lingkungan tercermin

dalam kebijakan dan tindakan perusahaan.

Beberapa hal yang berkaitan dengan CSR, yaitu bahwa CSR merupakan

tindakan sukarela yang bertujuan mendekatkan perusahaan dengan persoalan

nyata di masyarakat sehingga dapat ditawarkan solusi yang harus dilakukan

perusahaan. Adapun bentuk-bentuk CSR antara lain pengelolaan lingkungan kerja

secara baik, membentuk kemitraan perusahaan bersangkutan dengan masyarakat

lokal melalui berbagai kegiatan yang bersifat pemberdayaan. Selain itu wujud

CSR bisa berbentuk Community development (pemberdayaan masyarakat) dengan

mempersiapkan kemampuan masyarakat lokal setelah perusahaan beroperasi atau

membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Berkaitan dengan

lingkungan, CSR bisa dimulai dari lingkungan perusahaan itu sendiri syang antara

lain mencakup penanganan limbah, pengelolaan industri yang tidak mencemari

lingkungan.

Page 26: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

19

Konsep CSR (corporate social responsibility) menuntut perusahaan tidak

hanya mengembangkan keuntungan bagi dirinya tetapi juga ikut bertanggung

jawab terhadap peningkatan kualitas dan masyarakat sekitarnya. CSR juga bukan

hanya kegiatan amal yang dilakukan kepada masyarakat sekitar, tetapi lebih pada

pengambangan masyarakat. Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk

keuntungan sebanyak mungkin, tetapi juga mempunyai etika dalam bertindak

menggunakan sumber daya manusia dan lingkungan guna turut mewujudkan

pembangunan berkelanjutan.

Menurut Ashoke K Roy (2006), CSR mencakup dua konsep utama yang

sejalan dengan pembangunan berkelanjutan yaitu accountability and

transparancy. Stakeholder diharapkan tidak hanya memikirkan keuangan, tetapi

pelaksanaan yang baik ditunjukan dengan perhatian pada isu hak asasi manusia,

etika bisnis, kebijakan lingkungan, kontribusi perusahaan, pengembangan

masyarakat dan maslah pada tempat kerja. Perusahaan mengkomunikasikan

kebijakan dan tindakan mengenai dampak yang akan diterima masyarakat, pekerja

dan lingkungan secara transparan.

3.2.2. Peraturan

1. Undang - Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup

2. Undang – Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi

3. Undang – Undang No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara

4. Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

5. Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

6. Undang – Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

7. Peratuan Pemerintah No. 42 Tahun 2002 Tentang Badan Pelaksana

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi

8. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hulu

Minyak dan Gas Bumi

Page 27: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

20

9. KEPMEN. BUMN No. KEP - 117/M-MBU/2002 Tentang Praktek Good

Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

10. KEPMEN. BUMN No. KEP - 236/MBU/2003 Tentang Program Kemitraan

Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha kecil dan Program Bina

Lingkungan

11. PERMEN. LH No. 7 Tahun 2008 Tentang Program Penilaian Peringkat

Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

12. PERMEN. ESDM No. 22 Tahun 2008 Tentang Jenis – Jenis Biaya Kegiatan

Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Yang Tidak Dapat Dikembalikan

Kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama

13. PTK No. 017/PTK/III/2005 Tentang Pedoman Pemberian Keterangan

Keadaan Darurat, Pedoman Program Pengembangan Masyarakat, dan

Pedoman Kehumasan Untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama di Lingkungan

Kegiatan Usaha Hulu MIGAS

3.3. Metodologi

Gambar 3.2 Diagram Alir Kerja Praktek

Pemberian

Tugas Khusus

Studi Pustaka

Pengumpulan

Data dan

Informasi

Sekunder

Tinjauan

Lapangan Pengumpulan

Data Lapangan

Analisis Data Evaluasi

Program CSR

Page 28: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

21

Metodologi dalam Kerja Praktek pertama melakukan studi pustaka dengan

membaca referensi dan peratururan perundang-undangan yang berkaitan dengan

CSR (Corporate Social Responsibiilty). Setelah membaca studi pustaka di

lanjutkan dengan melakukan pengumpulan data dan informasi sekunder. Setelah

mengumpulkan data dan di lanjutkan dengan melakukan tinjauan lapangan.

Setelah semua data sudah dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisis data dengan

melakukan evaluasi program CSR (Corporate Social Responsibility) milik PT.

Pertamina UBEP Limau.

Page 29: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

22

3.4. Hasil Pemantauan

Table 3.1 Rencana Program peternakan dan pengembang biakan sapi Desa Karya Mulya

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Program Pembuatan fasilitas

dan pemberian

hewan sapi.

Program

penggemukan

hewan sapi dengan

menambah nutrisi

untuk sapi.

Program

Pengembangan/

pembiakan sapi.

Program pemasaran

& pengembangan

ke desa lainnya (Ds.

Tj. Menang)

Persiapan

insfratuktur.

Program

pengembangan di

desa Tj. Menang.

Sasaran 10 Ekor sapi. Diharapkan

menghasilkan 15

ekor sapi.

Diharapkan

menghasilkan 25

ekor sapi.

Hasil peranakan

sapi tsb di siapkan

untuk

pengembangan

desa.

10 Ekor sapi.

Page 30: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

23

Program unggulan dari PT. Pertamina UBEP Limau berupa peternakan

dan pengembang biakan sapi bekerjasama dengan Kelompok Tani Gapoktan Desa

Karya Mulya. Program ini di pilih karena memiliki beberapa kelebihan di

antarannya :

a. Nilai jual tinggi.

b. Pakan mudah di dapatkan

c. Pemeliharaan yang tidak membutuhkan waktu banyak

d. Biaya pemeliharan murah

e. Efisiensi dalam pengembangan sapi karena tidak ada satupun yang terbuang

(dari kulit, daging susu, hingga kotoran)

f. Investasi Mikro s/d Besar (UMKM)

g. Perkembangan sapi yang mudah di control

h. Menambah kegiatan warga yang umumnya berkebun sawit dan karet

Selain peternakan/pengembang biakan sapi juga terdapat pengolahan

kotoran sapi untuk digunakan sebagai biogas, dan Pupuk kandang yang digunakan

untuk kebun masyarakat untuk skala rumah tangga.

3.4.1. Program Peternakan Sapi Desa Karya Mulya

Program CSR peternakan sapi di Desa Karya Mulya merupaka program

peternakan sapi kerjasama antara PT. Pertamina UBEP Limau dengan kelompok

Tani Gapoktan Desa Karya Mulya.

Gambar 3.3 Lokasi peternakan sapi, Desa Karya Mulya

Page 31: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

24

Program ini menjadi salah satu program unggulan milik PT. Pertamina

UBEP Limau, Kelompok Tani Gpoktan ini terdapat 5 orang masyarakat Desa

Karya Mulya yang bertanggung jawap dalam merawat dan mengembangbiakan

sapi, program ini sekaligus menjadi program percontohan untuk desa lain yang

akan di laksanakan pada tahap selanjutnya.

Program yang di mulai sejak tahun 2010 dengan penyerahan pertama 10

ekor sapi terdiri dari 3 ekor sapi jantan dan 7 ekor sapi betina dan pembangunan

fasilitas berupa kandang sementara pada tahap awal, tahap berikutnya sampai

2011 adalah program penggamukan sapi dan penambahan nutrisi di harapkan

dengan begitu dapat menghasilkan anak sapi dari masing – masing indukan

sehingga taotal menjadi 15 ekor sapi namun pada tahun 2011 satu ekor sapi betina

mati karena sakit.

Program ini terus di lanjutkan hingga 2012 untuk terus pengmbangbiakan

sapi. Saat indukan telah menghasilkan anak sapi dri kelompok tani menjual sapi

jantan dan membeli sapi jantan baru untuk menghasilkan anakan sapi baru dengat

target total sapi yang ada mencapai 25 ekor sapi. Sapi dalam program ini selalu

mendapat pemeriksaan dari dinas peternakan setiap 3 sampai 4 bulan sekali dari

dokter hewan, untuk pakan ternak kelompok tani memberikan daun jagung yang

diambil dari tempat lain dalam sekali pengambilan pakan tersebut cukup untuk 5

hari.

Selama program ini berlangsung mulai dari tahun 2010 sampai 2012 biaya

yang di keluarkan oleh kelompok tani ini hanya untuk pengambilan pakan dari

luar desa dengan biaya Rp 100.000 untuk sekali pengambilan pakan dan biayanya

di peroleh dari kelompok tani itu sendiri.

Page 32: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

25

3.4.2. Pelaksanaan dan Hasil Dari Program CSR

Table 3.2 Program peternakan sapi Desa Karya Mulya tahun 2010

Program Sasaran Realisasi Identifikasi Saran

Pembuatan fasilitas dan

pemberian hewan sapi.

10 ekor sapi. Pembuatan kandang

sementara.

Pemberian 10 ekor sapi

terdiri dari 3 jantan dan

7 betina.

Belum ada pengejuan

proposal dari kelompok

tani.

PT. Pertamina UBEP

menunggu Pengajuan

Proposal.

PT. Pertamina harus

mengambil ini siatif

lebih dulu untuk

pembangunnan kandang

permanen.

Table 3.3 Program peternakan sapi Desa Karya Mulya tahun 2011

Program Sasaran Realisasi Identifikasi Saran

Program penggemukan

hewan sapi dengan

menambah nutrisi untuk

sapi.

Diharapkan

menghasilkan 15 ekor

sapi.

Dari hasil

penggemukan, dan

pengembang biakan sapi

hanya menghasilkan 6

ekor sapi.

Adanya 1 ekor sapi

betina yang mati.

Setahun sapi betina

hanya bisa

menghasilkan 1 ekor

anak sapi.

PT. pertamina harus

rutin melakukan

pemantauan kesehatan,

perawatan, dan proses

pengembang biakan ke

lokasi peternakan untuk

mengetahui kondisi sapi

dan tidak hanya

menunggu laporan rutin

dari peternak.

Page 33: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

26

Table 3.4 Program peternakan sapi Desa Karya Mulya tahun 2012

Program Sasaran Realisasi Identifikasi Saran

Program

Pengembangan/

pembiakan sapi.

Diharapkan

menghasilkan 25 ekor

sapi.

Dalam tahap

pengembang biakan sapi

ini baru 1 sapi betina

yang bunting.

Pengembang biakan sapi

di lakukan secara alami.

Untuk memprcepat

pengembang biakan sapi

sebaiknya meminta

bantuan dinas

peternakan untuk

melakukan inseminasi

buatan untuk

mempercepat sapi betina

bunting.

Page 34: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

27

A. Program peternakan sapi

Pada awal program peternakan dan pengembang biakan sapi di mulai pada

tahun 2010 pertamina memberikan 10 ekor sapi dan pembangunan kandang

sementara, selanjutnya sapi di kembang biakan oleh masyarakat Desa Karya

Mulya.

Diharapkan dari hasil pengembang biakan di peroleh 15 ekor sapi pada

tahun 2011 namun sampai tahun 2011 sapi yang di peroleh dari pengembang

biakan hanya berjumlah 6 ekor sapi. Untuk awal tahu 2012 ini terus di usahakan

oleh para peternak untuk pengembang biakan sapi dan saat ini sudah ada beberapa

induk sapi yang bunting.

Sedangkan untuk program pupuk dan biogas yang baru terealisasi adalah

pupuk kandang hasil dari kotoran sapi sedangkan untuk biogas belum terealisasi

karena belum di mulainya pembangunna reaktor biogas.

Page 35: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

28

Table 3.5 Program peternakan ayam Desa Karangan

Program Sasaran Realisasi Identifikasi Saran

Pengembangan

peternakan ayam.

Menghasilkan telur dan

daging untuk di jual.

Telur hasil peternakan

mampu menghasilkan

peningkatan pendapatan

masyarakat.

Kurang profesionl dalam

pegelolaan peternakan

ayam karena masih

sebagai kegiatan

sampingan.

PT. Pertamina UBEP

Limau perlu melakukan

pelatihan peternakan

seperti pemilihan bibit

unggul, perawatan yang

efektif, dan manajemen

pengelolaan peternakan

agar mendapat hasil

yang maksimal.

Page 36: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

29

B. Program peternakan ayam Desa Karangan

Program CSR peternakan ayam di Desa Karangan merupaka program

peternakan ayam dari masyarakat bekerja sama dengan PT. Prtamina UBEP

Limau dan Rumah Zakat. Program ini menjadi salah satu program yang menjadi

tren senter di masyarakat Desa Karangan dan cukup menjadi inspirasi untuk

masyarakat sekitar sehingga PT. Pertamina UBEP Limau dan Rumah Zakat ikut

dalam pengembangan dan peningkatan perekonomian masyarakat melalui usaha

peternakan ayam. Maka dibuatlah program pembudidayaan ayam secara

professional di harapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Program ini di anggap cocok di kembangkan di Desa Karangan karena masih

banyak terdapat lahan yang luas dan dapat di jadikan lokasi peternakan selain itu

untuk peternakan ayam juga tidak memerlukan waktu yang lama Sehingga

masyarakat tetep dapat menjalankan aktifitas berkebun dan bertani seperti biasa

sehngga program tersebut menjadi salah satu program rekomendasi dari Rumah

Zakat yang melakukan pemetaan sosial di Desa Karangan.

Program peternakan ayam di desa karangan dapat menjadi salah satu

program CSR unggulan PT. Pertamina UBEP Limau karena peternakan ayam

sedang menjadi isu positf di masyarakat sekitar dalam peningkatan perekonomian,

Sehinga program ini dapat menjadi program yang berkelanjutan untuk jangka

panjang dan dapat di terapkan di desa – desa sekitar kegiatan PT. Pertamina

UBEP Limau.

Page 37: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

30

Table 3.6 Perbandingan program peternakan sapi dan ayam

Perbandingan Peternakan sapi Peternakan ayam

Keunggulan Memiliki harga jual tinggi terutama saat

hari besar / hari raya.

Sapi mampu beradaptasi dengan berbagai

iklim.

Ayam bertelur tiap 4,5 bulan sekali

sehingga cepat mendapat keuntungan.

Pengembang bikan tidak membutuhkan

waktu yang lama.

Kelemahannya Pengembang biakan sapi butuh waktu

lama.

Untuk mendapatkan pakan sapi peternak

harus mencari ke luar desa.

Ayam lambat dalam beradaptasi terhadap

iklim.

Biyaya pakan ayam mahal.

Page 38: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

31

C. Perbandingan peternakan sapi dan ayam

Pada pengembangan program peternakan sapi dan peternakan ayam yang

menjadi bagian dari program CSR PT. Pertamina UBEP Limau masing – masing

memiliki kelebihan dan kekurangan namun program tersebut dapat menjadi

program jangka panjang dan berkelanjutan sehingga saat PT. Pertamina UBEP

Limau sudah tidak lagi melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi masyarakat

telah mandiri untuk megembangkan perekonomian mereka sendiri.

Page 39: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

32

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Masyarakat memperoleh kegiatan tambahan yang dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat dari beternak sapi, yang sebelummnya hanya

memperoleh pendapatan dari berkebun.

2. Dalam program ini masih ada beberapa hal yang belum terealisasikan dan

belum mencapai target yang di inginkan, di antaranya hasil pengembang

biakan sapi yang tidak mencapai target.

3. Peternakan ayam dan peternakan sapi dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat karena dapat di manfaatkan telur dan dagingnya.

4. Program CSR yang di lakukan oleh PT. Pertamina UBEP Limau dalam

mewujudkan kemandirian masyarakat telah membuat masyarakat menerima

keberadaan perusahanan dan mencegah munculnya konflik antar masyarakat

dan perusahaan dimana program tersebut dapat di gunakan dalam

peningkatan proper.

4.2. Saran

1. Perlu adanya pendampingan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan

peternak dalam merawat sapi.

2. Perlu adanya pelatihan beternak sapi kepada para peternak agar dalam

pemeliharaan dan pengembang biakan sapi dapat di peroleh hasil maksimal.

3. Untuk program biogas sebaiknya PT. Pertamina UBEP Limau ikut

mementau untuk mengetahui sudah sampai dimana kegiatan tersebut

berlangsung, dan ikut membantu dengan mendatangkan ahli dalam

pembangunan reactor biogas.

4. Perlu dibangunya kandang permanen untuk memudahkan perawatan dan

pemeliharaan sapi.

Page 40: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

33

DAFTAR PUSTAKA

Anonim Undang - Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Anonim Undang – Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi

Anonim Undang – Undang No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik

Negara

Anonim Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Anonim Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Anonim Undang – Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Anonim Peratuan Pemerintah No. 42 Tahun 2002 Tentang Badan Pelaksana

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi

Anonim Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hulu

Minyak dan Gas Bumi

Anonim KEPMEN. BUMN No. KEP - 117/M-MBU/2002 Tentang Praktek Good

Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Anonim KEPMEN. BUMN No. KEP - 236/MBU/2003 Tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha kecil dan Program

Bina Lingkungan

Anonim PERMEN. LH No. 7 Tahun 2008 Tentang Program Penilaian Peringkat

Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Anonim PERMEN. ESDM No. 22 Tahun 2008 Tentang Jenis – Jenis Biaya

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Yang Tidak Dapat

Dikembalikan Kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama

Anonim PTK No. 017/PTK/III/2005 Tentang Pedoman Pemberian Keterangan

Keadaan Darurat, Pedoman Program Pengembangan Masyarakat, dan

Pedoman Kehumasan Untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama di

Lingkungan Kegiatan Usaha Hulu MIGAS

Keraf, Sonny A, 2002, Etika Lingkungan, penerbit buku kompas, Jakarta., 2007,

Pelaksanaan Perijinan dan kedudukan Amdal / UKL UPL Untuk Kegiatan

PMA / PMDN Dipropinsi Jawa Tengah.

Page 41: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

34

LAMPIRAN

Page 42: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

35

Page 43: Laporan Kerja Praktek Pertamina UBEP Limau.pdf

36