30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah “etologi” diturunkan dari bahasa Yunani, sebagaimana ethos ialah kata Yunani untuk "kebiasaan". Kata lain yang diturunkan dari kata Yunani ethos ialah: etis dan etika. Pertama kali istilah ini diperkenalkan dalam bahasa Inggris oleh Myrmekolog Amerika William Morton Wheeler pada 1902. Pada awalnya, sedikit pandangan berbeda dari istilah itu diusulkan oleh John Stuart Mill dalam System of Logic 1843nya. Ia menganjurkan pengembangan sains baru, "etologi," yang tujuannya akan menjadi penjelasan dari perbedaan perseorangan dan nasional dalam karakter, pada dasar psikologi asosiasionistik. Penggunaan kata ini tak pernah dipakai, Beberapa jenis hewan yang tergolong invertebrata, misalnya Echinodermata, Annelida, Mollusca dan Cruatacea, memiliki system endokrin yang bervariasi. Pada Coelenterate, Hidrozoa ditemukan petunjuk adanya regulasi hormon. Hipostoma dari Hydra memiliki sejumlah sel yang berbeda dari yang lainnya. Sel-sel itu mempunyai ciri- ciri neurosekretori yang mempunyai pengaruh pada pertumbuhan dan reproduksi. Hasil studi endrokrinologi 1

Laporan keseluruhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan keseluruhan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah “etologi” diturunkan dari bahasa Yunani, sebagaimana ethos ialah kata

Yunani untuk "kebiasaan". Kata lain yang diturunkan dari kata Yunani ethos ialah:

etis dan etika. Pertama kali istilah ini diperkenalkan dalam bahasa Inggris oleh

Myrmekolog Amerika William Morton Wheeler pada 1902. Pada awalnya, sedikit

pandangan berbeda dari istilah itu diusulkan oleh John Stuart Mill dalam System of

Logic 1843nya. Ia menganjurkan pengembangan sains baru, "etologi," yang

tujuannya akan menjadi penjelasan dari perbedaan perseorangan dan nasional dalam

karakter, pada dasar psikologi asosiasionistik. Penggunaan kata ini tak pernah

dipakai,

Beberapa jenis hewan yang tergolong invertebrata, misalnya Echinodermata,

Annelida, Mollusca dan Cruatacea, memiliki system endokrin yang bervariasi. Pada

Coelenterate, Hidrozoa ditemukan petunjuk adanya regulasi hormon. Hipostoma dari

Hydra memiliki sejumlah sel yang berbeda dari yang lainnya. Sel-sel itu mempunyai

ciri-ciri neurosekretori yang mempunyai pengaruh pada pertumbuhan dan reproduksi.

Hasil studi endrokrinologi pada invertebrate memperlihatkan, bahwa pada umumnya

kendali dominant berasal dari neurosekretori. Barnest. D.R., (1987).

Perilaku adalah tindakan aksi yang mengubah hubungan antara organisme

dengan lingkungannya. Hal ini merupakan kegiatan yang diarahkan dari luar dan

tidak mencakup banyak perubahan dalam yang secara tetap terjadi pada semua

makhluk hidup.

Perilaku dapat terjadi sebagai akibat adanya suatu stimulus dari luar ataupun

sebagai stimulus dari dalam, misalnya seekor hewan yang lapar akan mencari

makanan

Semua hewan memakan makanannya dengan berbagai cara dengan

menggunakan berbagai macam perilaku mencari makan yang sangat erat dengan cirri

1

Page 2: Laporan keseluruhan

dari morfologi. Peniaian cara makan misalnya memerlukan perilaku yang berbeda-

beda dari yang diperlukan bagi semua pemangsa aktif.

Dari berbagai uraian di atas maka kami menganggap sangat perlu diadakan

pengamatan lebih lanjut dan mendalam lagi agar kami dapat mengetahui bagaiaman

perilaku hewan tertentu terhadap tekanan predator yang ada.

Deskripsi hubungan perilaku dan hormon sudah barang tentu tidak mungkin

menyangkut semua pola perilaku dan semua jenis hewan dengan menggunakan

sistematika Scott bahwa ada delapan perilaku yang di bahas yaitu perilaku agresi,

migrasi, perkawinan, pembuatan sarang, pemeliharaan anak, hibernasi dan sedikit

mengenai hormon yang kaitannya dengan intelegensi dan jam biologis. Akan tetapi

para ahi juga sering mengelompokkan tujuh perilaku pertama sebagai perilaku

insting.

Tingkat mortalitas dan natalitas suatu organisme tergantung dari dominansi dari

pada pemangsa ( predator ) yang tentunya juga memiliki mobilitas tinggi dan

menempati suatu daerah territorial yang cukup luas. Melihat fenomena yang ada di

atas maka kami termotivasi untuk melakukan pengamatan lebih mendalam lagi guna

menetahui tingkat mortalitas dan natalitas spesies tertentu pada suatu daerah.

Hal-hal inilah yang melatar belakangi kami melakukan pengamatan ini.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan kami dalam melakukan pengamatan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui tanggapan/perilaku hewan yang telah diberikan bentuk

respon yang berbeda-beda.

2. Untuk mengetahui dan memahami perubahan perilaku hewan terhadap

tekanan predator.

3. Untuk mengetahui tingkat mortalitas dan natalitas hewan pemangsa dan yang

dimangsa.

4. Untuk mengetahui respon cacing tanah terhadap garam dapur dan alcohol.

5. Untuk mengetahui tingkah laku semut mencari makanan.

2

Page 3: Laporan keseluruhan

6. Untuk mengetahui tingkah laku laba-laba dalam pembuatan sarang.

7. Untuk mengetahui aktivitas hewan nocturnal (bunyi hewan).

8. Untuk mengetahui adanya hormon pada sarang burung dengan merebus

sarang tersebut.

3

Page 4: Laporan keseluruhan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Langkah penting, dalam ilmu etologi dikemukakan oleh Konrad Lorenz,

1970, ialah pengenalan pola aksi tertentu. Lorenz membuatnya terkenal sebagai

tanggapan naluriah yang akan terjadi yang dapat dipercaya dalam kehadiran stimuli

yang dapat dikenali (disebut stimuli tanda atau stimuli pembebasan). Pola aksi

tertentu ini kemudian dapat dibandingkan melintasi spesies, serta persamaan dan

perbedaan antara perilaku yang dibandiangkan dengan persamaan dan perbedaan

dalam morfologi yang mana taksonomi berdasar. Para etolog mencatat bahwa stimuli

yang membebaskan pola aksi tertentu umumnya menonjolkan kemunculan atau

perilaku anggota lain spesies mereka sendiri, dan mereka dapat menunjukkan

bagaimana bentuk penting komunikasi hewan dapat ditengahi dengan pola aksi

tertentu yang sedikit sederhana. Pengamatan yang paling berpengalaman dalam

bidang ini ialah studi oleh Karl von Frisch dari yang disebut “bahasa tarian”

mendasari komunikasi lebah. Lorenz mengembangkan teori menarik dari evolusi

komunikasi binatang berdasarkan pada pengamatannya terhadap alam pola aksi

tertentu dan keadaan yang mana hewan memancarkannya (Anonim 1, 2010).

Menurut Drickamer dan vessy, agresi mencakup juga perilaku predator keluar

dari agresi dan menggolongkannya dalam perilaku makan. Selanjutnya Scott

menggunakan istilah Agonistic Behavior atau perilaku agresif., termasuk segala

bentuk konflik seperti adanya ancaman, membuat patuh, pemburuan, perkelahian dan

lain sebagainya. Kebanyakan perilaku Agonistik di sebabkan karena kompetisi dalam

memperebutkan makanan, air, dan tempat pembuatan daerah territorial guna

mempertahankan dirinya dari predator (Anonim 2, 2011).

Etologi modern tidak hanya terbatas pada pengamatan alami di alam bebas

seperti semula, akan tetapi sudah berkembang jauh dari pada itu dengan berbagai cara

eksperimen. Misalnya percobaan melalui fisiologis. Salah satu kontraversi klasik

dalam mempelajari perilaku hewan adalah apakah perilaku tersebut merupakan

4

Page 5: Laporan keseluruhan

kontinuitas ataukah merupakan kombinasi dari reaksi-reaksi sederhana terhadap

lingkungan. Mereka berkecimpung dalam kegiatan ilmu faal ialah beranggapan

bahwa semua perilaku adalah reaksi (Anonim 3, 2010).

Bentuk perilaku agresi mempunyai fungsi yang berbeda-beda, baik dalam

kelompok jenis maupun antar jenis karena hal ini di pengaruhi oleh factor-faktor

Eksternal (Anonim 4, 2010).

Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara

organisme dan lingkungannya. Hal ini merupakan kegiatan yang di arahkan dari luar

dan tidak mencakup banyak perubahan dalam yang secara tepat terjadi pada makhluk

hidup. Menurut Leishley pengaruh hormon pada perilaku dapat beragam tergantung

pendekatannya. Ia mengatakan bahwa ada empat kemungkinan cara mekanisme

hormone dalam mengendalikan perilaku hewan (Anonim 5, 2009).

5

Page 6: Laporan keseluruhan

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum mata kuliah Etologi ini dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Kamis-Minggu/17-20 Mei 2012

Tempat : Desa Tomado, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi

Palu-Sulawesi Tengah

3.2 Alat dan Bahan

Adapun Alat dan bahan yang gunakan dalam praktikum ini yaitu :

a. Alat

a. Thermometer h. Parang

b. Higrometer i. Tali pancing

c. Teropong j. Kertas lilin

d. Kertas lakmus k. Alat tulis menulis

e. Kamera m. kandang tikus

f. Perangkap tikus

b. Bahan

1. Garam Dapur

2. Alkohol 70 %

3. Gula

4. Ikan kering

5. Tisue

6

Page 7: Laporan keseluruhan

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada pengamatan ini adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan tentang respon hewan vertebrata dan invertebrata, perubahan

prilaku pada mamalia, aves, dan reptile terhadap tekanan predator, dan tingkat

mortalitas, natalitas hewan pemangsa dan yand dimangsa.

1. Memberikan respon terhadap hewan yang ditemukan dengan berbagai macam

perlakuan sehingga ada tanggapan dari hewan tersebut. Sebelum memberikan

perlakuan , mengamati terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memahami

tanggapan/respon dari stumulus yang diberikan pada hewan tersebut.

2. Mengamati perilaku-perilaku lain dari hewan yang ditemukan sebelum diberikan

stimulus.

3. Dalam mencari hewan khususnya hewan vertebrata kita bisa menelusuri

jejaknya. Jejak berupa kotoran (veses), bulu, sarang, jejak kaki. Dalam

mengamati jejak ini, kita juga bisa menentukan tingkat populasi suatu hewan.

4. Mengisi table pengamatan sesuai dengan pengamatan serta jenis hewan yang

ditemukan.

5. Menguraikannya dengan beberapa literature yang ada.

b. Komunikasi kimia cacing tanah

1. Memotong kertas tissue, kemudian meletakkan kertas tersebut diatas kertas lilin.

2. Menetesi kertas tissue dengan alcohol sampai tissue basah. Meletakkan cacing

diatas kertas lilin yang telah dilingkari dengan alcohol.

3. Mengamati respon cacing tanah tersebut.

4. Mengulangi langkah 1 sampai 3 dengan menggunakan garam dapur daan cairan

mucus.

5. Mengisi table pengamatan sesuai dengan pengamatan yang ditemukan.

c. Pengamatan konstruksi sarang laba-laba

1. Mengamati sarang laba-laba.

7

Page 8: Laporan keseluruhan

2. Mengukur ketinggian sarang laba-laba. Cara mengukurnya yaitu dari permukaan

tanah menuju kepusat sarang.

3. Mengukur diameter sarang. Kemudian memberikan perlakuan dengan cara

mendekatkan tangan pada sarang. Mengamati lama respon laba-laba tersebut.

4. Memberikan perlakuan dengan cara mendekatkan predator pada sarang.

Mengamati jarak respon terhadap predator.

5. Mengamati mekanisme tingkah laku laba-laba untuk menangkap mangsa dan

perlingdungan diri terhadap predator.

d. Tingkah laku social semut mencari makan

1. Mencari spesies semut disekitar pengamatan.

2. Meletakkan gula sekitar 15 cm dari habitat semut tersebut.

3. Mengamati perilaku semut seperti perilaku lama menemukan makanan, lama

terbentuk agregasi.

4. Menghitung jumlah semut dalam setiap agregasi tersebut.

e. Mengamati aktifitas hewan nocturnal

1. Mencari tempat yang sesuai untuk pengamatan.

2. Mendegar bunyi/suara hewan nocturnal.

3. Mencatat jumlah bunyi dan interval bunyi selang 1 jam.

4. Memasukkan data ke dalam table hasil pengamatan.

f. Mengamati ada tidaknya hormone pada sarang burung

1. Mencari sarang burung disekitar daerah pengamatan.

2. Merebus sarang burung dengan air yang terlebih dahulu diukur pH-nya. Dan

merebusnya hingga mendidih.

3. Mengukur pH air hasil dari rebusan sarang burung.

4. Memasukkan data ke dalam tabel hasil pengamatan.

8

Page 9: Laporan keseluruhan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang kami dapatkan setelah melakukan pengamatan

adalah sebagai berikut :

A. Tabel pengamatan tentang Respon Hewan Vertebrata dan Invertebrata

1. Pengamatan tentang respon hewan vertebrata

No Spesies/jenis dan gambar Bentuk respon Tanggapan prilaku

Habitat

1 Kadal Di dekati menghindar Tanah lembab

2 Kucing Di dekati Mendekat Pemukiman warga

3 Anjing Di dekat menjauh Pemukiman warga

4 Burung ___ Menjauh Di udara

5 Ayam Di dekati menjauh Pemukiman warga

2. Pengamatan tentang respon hewan anvertebrata

9

Page 10: Laporan keseluruhan

No Spesies/jenis dan gambar Bentuk respon Tanggapan prilaku

Habitat

1 Kupu-kupu Di dekati menghindar Taman

2 jangkrik Di dekati menghindar Rerumputan

3 capung Di dekat menghindar Rerumputan

4 luwing Di sentuh menggulung Tanah lembab

5 Semut Di dekati menghindar Tanah

10

Page 11: Laporan keseluruhan

B. Table perubahan perilaku pada mamalia, aves, dan reptile terhadap tekanan predator.

1. Perubahan perilaku pada mamalia terhadap predatorNo Spesies/ nama jenis dan

gambarPredator waktu memangsa

Formasi dalam kelompok

Aktifitas harian

1 Anjing Siang hari 11.30 wita

Soliter Mencari makan

2 Kucing Siang hari 11.40 wita

Soliter Mencari makan

2. Perubahan perilaku pada aves terhadap tekanan predatorNo Spesies/ nama jenis dan

gambarPredator waktu memangsa

Formasi dalam kelompok

Aktifitas harian

1 Ayam Siang hari 11.30 wita

Soliter Mencari makan

2 Burung geli Siang hari Berkoloni Mencari

11

Page 12: Laporan keseluruhan

11.00 wita makan

3 Burung elang Siang hari 11.30 wita

Soliter Mencari makan

3. Perubahan perilaku pada reptile terhadap tekanan predatorNo Spesies/ nama jenis dan

gambarPredator waktu memangsa

Formasi dalam kelompok

Aktifitas harian

1 Kadal Siang hari 11.00 wita

Soliter Berjemur dan mencari makan

2 bunglon Siang hari 11.30 wita

Soliter Mencari makanDan berkamuplase

12

Page 13: Laporan keseluruhan

C. Table tingkat mortalitas, natalitas hewan pemangsa dan yang dimangsa

1. Tingkat pemangsa karnivoraNo Spesies Perilaku

pemangsaSpesies/ jenis

Timgkat mortalitas/natalitas

populasi habitat

1 Anjing mengigit ikan Rendah/tinggi ± 15 ekor

Pemukiman warga

2 Kucing Mencakar ikan Rendah/tinggi 2 ekor Pemukiman warga

3 Bunglon Menjulurkan lidah

serangga Rendah/tinggi 1 ekor rumput

4 Kadal Menjulurkan lidah

serangga Rendah/tinggi banyak Tanah lembab

2. Tingkat pemangsa herbovoraNo Spesies Perilaku

pemangsaSpesies/ jenis

Timgkat mortalitas/natalitas

populasi habitat

1 Kerbau ___ ___ Rendah/tinggi 2 ekor Padang rumput

3. Tingkat pemangsa omnivoraNo Spesies Perilaku Spesies/ Timgkat populasi habitat

13

Page 14: Laporan keseluruhan

pemangsa jenis mortalitas/natalitas

1 Anjing mengigit ikan Rendah/tinggi ± 15 ekor

Pemukiman warga

2 Kucing Mencakar ikan Rendah/tinggi 2 ekor Pemukiman warga

D. Tabel komunikasi cacing tanah

1. Garam/alcoholNo Spesies Ukuran Warna keterangan

Sebelum Sesudah Sebelum sesudah1 Cacing

tanah A (Garam)

11 cm 10 cm Merah Putih kepucatan

mati

2 Cacing tanah B (alcohol)

8 cm 7,5 cm merah Pucat kemerahan

Hidup

2. Cairan mucusNo Spesies Respon Keterangan1 Cacing tanah A (Garam) Mengeluarkan mucus negatif

2 Cacing tanah B (alcohol)

Mengeluarkan mukus positif

E. Table tingkah laku social semut mencari makanNo Spesies Kondisi sarang dan perlakuannya

makanan Lama menemukan

makanan

Lama pembentukan

agregasi

Jumlah semut dalam

agregasi

14

Page 15: Laporan keseluruhan

1 Semut Gula 0,5 menit 2 menit Banyak

F. Table konstruksi sarang laba-labNo Spesies

Tinggi Diameter Lama respon

Jarak respon terhadap predator

Mekanisme menangkap mangsa

Pertahana diri

1 Laba-laba 32 cm 8 cm 2 detik 2 cm Menggunakan jaringnya lalu membalutnya

Mengigit dan menghindar

G. Tabel aktivitas hewan nocturnal

No Jenis Jumlah bunyi Interval bunyi selang 1 jam

Keterangan

1 jangkrik 28 kali bunyi - 2 detik- 1 detik- 4 detik- 3 detik

Bersuara nyaring, panjang suara sedang.

2 Totoji 60 kali bunyi - 2 menit- 4 menit- 3 menit- 2 menit

Bersuara nyarinh, panjang suara panjang.

3 Njipi 5 kali bunyi - 6 detik Bersuara pelan, tidak nyaring, panjang suara pendek.

4 Anjing 1 kali bunyi - 3 detik Panjang, memggonggong.

5 tonggerek 32 kali bunyi - 2 menit- 8 menit- 6 menit- 4 menit- 3 menit- 2 menit- 2 detik- 1 menit

Serupa suara katak, bersuara pendek.

6 Burung 6 kali bunyi - 2 detik Bersuara keras, berpindah-pindah (terbang)

15

Page 16: Laporan keseluruhan

H. Tabel

No Sarang Kondisi sarang Air rebusan pH Keterangan1 Burung Utuh terdiri dari

rerumputanPanas, merah. 6 Terdapat hormone

dalam jumlah sedikit

4.2 Pembahasan

Perilaku adalah tindakan aksi yang mengubah hubungan antara organisme

dengan lingkungannya. Hal ini merupakan kegiatan yang diarahkan dari luar dan

tidak mencakup banyak perubahan dalam yang secara tetap terjadi pada semua

makhluk hidup. Perilaku dapat terjadi sebagai akibat adanya suatu stimulus dari luar

ataupun sebagai stimulus dari dalam, misalnya seekor hewan yang lapar akan mencari

makanan.

Adapun pada pengamatan pertama yang kami lakukan yaitu pengamatan

tentang respon hewan vertebrata dan invertebrata. Pada hewan vertebrata yang kami

dapat adalah kadal, kucing, anjing, burung, dan ayam. Bentuk respon yang diberikan

yaitu dengan cara mendekati hewan-hewan tersebut dan respon atau tanggapan yang

berikan hewan-hewan tersebut yaitu menghindar, dengan tujuan untuk melindungi

diri dari ancaman predator, namun pada kucing respon yang diberikan adalah

mendekat, hal ini disebabkan karena kucing yang kami amati merupakan hewan

domestic (rumahan) yang sudah jinak pada manusia. Adapun habitat hewan

vertebrata kebanyakan ditemukan pada pemukiman warga. Pengamtan kedua yang

kami lakukan yaitu tentang respon hewan invertebrate. Hewan invertebrata yang

kami temukan adalah kupu-kupu, jangkrik, capung, luwing, dan semut. Bentuk

16

Page 17: Laporan keseluruhan

respon yang diberikan dengan cara mendekati hewan-hewan tersebut, dan respon atau

tanggapan yang semua hewan adalah menghindar dengan tujuan untuk melindungi

diri dari ancaman predator, khusus pada luwing respon yang diberikan dengan cara

menyentuhnya dan tanggapan yang diberikan yaitu menggulung. Adapun habitat dari

hewan invertebrate yang kita temukan yaitu pada taman, rerumputan dan tanah.

Selama pengamatan keseluruhan hewan ini tidak memiliki aktivitas induk, perilaku

kawin , dan formasi dalam kelompok, hal ini disebabkan karena hewan-hewan yang

kita temukan hidupnya soliter dan kebanyakan hewan peliharaan. Pada prilaku

mencarikan makan setiap hewan yang kami amati berbeda-beda, karena morfologi

yang berbeda pula.

Pada pengamatan perubahan prilaku pada mamalia, aves, dan reptil terhadap

tekanan predator. Pada mamalia kami menemukan anjing dan kucing, pada anjing

predator waktu pemangsa yaitu pada siang hari pada pukul 11.30 siang, hal ini

disebabkan karena aktifitas harian mencari makan hewan ini pada siang hari, sama

halnya pada kucing namun waktu pemangsanya selang 10 menit tepatnya pukul

11.40, kedua hewan ini tidak ditemukan formasi dalam kelompok karena hidupnya

soliter. Pada aves ditemukan ayam, burung geli, dan burung elang. Ketiganya

merupakan hewan yang aktif mencari makan pada siang hari, ayam dan burung

formasi dalam kelompok tidak ditemukan karena hidupnya soliter sedangkan burung

geli formasi dalam kelompok tidak beraturan. Pada reptile hewan yang ditemukan

kadal dan bunglon. Keduanya merupakan hewan yang aktif mencari makan pada

siang hari dan tidak ditemukan formasi dalam kelompok karena keduannya hewan

soliter.

Pada pengamatan tingkat mortalitas dan natalitas hewan pemangsa dan yang

dimangsa, pertama yang diamati adalah tingkat pemangsa carnivora. Spesies yang

diamati yaitu anjing, kucing, bunglon dan kadal. Pada anjing perilaku pemangsa

dengan cara menggigit. Populasi anjing ± 15 ekor dengan tingkat mortalitas rendah

dan natalitas tinggi serta habitatnya tersebar dipemukiman warga. Pada kucing

perilaku pemangsa dengan cara mencakar, populasi yang ditemukan 2 ekor dengan

17

Page 18: Laporan keseluruhan

tungkat mortalitas rendah dan natallitas tinggi. Pada bunglon perilaku memangsa

dengan cara menjulurkan lidah, populasi yang ditemukan 1 ekor dengan tingkat

mortalitas rendah dan natalitas tinggi. Pada kadal perilaku memangsa dengan cara

menjulurkan lidah, populasi banyak dengan tingkat mortalitas rendah dan natalitas

tinggi. Tingkat pemangsa herbivore yang ditemukan hanya kerbau dengan tingkat

populasi sebanyak 2 ekor pada daerah padang rumput. Tingkat pemangsa omnivore

ditemukan kucing dan anjing. Perilaku pemangsa sama halnya pada pengamatan

carnivore.

Pada pengamatan komunikasi cacing tanah dengan cara memberikan garam

dan larutan alcohol. Pada pemberian garam, terjadi perubahan warna tubuh cacing

dari merah menjadi pucat keputihan dan akhirnya mati. Hal ini disebabkan karena

ketika salah satu sisi bagian ntubuh cacing diberikan stimulus maka seluruh bagian

tubuhnya memberikan respon. Ketika diberi garam cairan mucus yang ada pada tubuh

cacing keluar, ditandai dengan adanya cairan kental berwarna putih kecoklatan.

Cairan mucus berfungsi sebagai sarana komunikasi pada cacing tanah juga untuk

mempermudah pergerakan cacing di dalam tanah. Sedangkan pada pemberian

alcohol, cacing dapat menembusnya dan cacing tidak mati karena alcohol bersifat

semipolar sehingga tidak membahayakan bagi cacing.

Pada pengamatan semut, digunakan gula sebagai umpan. Setelah diberikan

umpan, semut menemukan makanannya setengah menit kemudian. Lamanya

terbentuk agregasi 2 menit dan jumlah semut dalam agregasi tersebut banyak.

Agregasi pada semut karena adanya hormone feromon yang membantu komunikasi

dalam mencari makanan.

Pada pengamatan laba-laba, ditemukan sarang laba-laba dengan tinggi 32 cm

di atas permukaan tanah, berdiameter 8 cm. Setelah diberikan stimuylus dengan

menyentuh sarangnya, maka lama respon yang diberikan untuk menghindar yaitu 2

detik. Jarak stimulus yang diberikan 2 cm dari laba-laba. Dalam mekanisme

menangkap mangsanya, laba-laba menggunakan jaringnya sebagai perangkap dan

18

Page 19: Laporan keseluruhan

membalaut mangsanya. Pertahanan diri laba-laba dengan cara menggigit dan

menghindar dari predatornya.

Pada pengamatan aktivitas hewan nocturnal(bunyinya) jenis hewan yang

didapatkan yaitu jangkrik, totoji, njipi, anjing, tonggerek, dan bururng. Bunyi suara,

jumlah bunyi yang dihasilkan, dan interval bunyi selang 1 jam berbeda-beda. Bentuk

perilaku tersebut disebabkan oleh adanya jam biologis dari masing-masing jenis

hewan baik hewan invertebrate maupun vertebrata. Selain itu di sebabkan pula

dengan adanya pengaruh suhu dan kelembaban pada daerah pengamatan dan terlebih-

lebih lagi karena gangguan dari pada pengamat yang mengamati bentuk perilaku

daripada hewan-hewan yang ada.

Pada pengamatan perebusan sarang burung, kondisi sarang burung yang

ditemukan dalam keadaan utuh terdiri dari rerumputan yang kering. Air rebusan yang

dihasilkan berwarna merah dengan pH 6 (suasana asam). Tujuan dari perebusan

sarang burung ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hormone yang terkandung

pada sarang burung tersebut. pH 6 menunujukkan hormon yang terkandunng sedikit,

karena sarang tersebut sudah tidak digunakan lagi karena masa pemeliharaan anak

telah selesai dan burung tersebut pergi dan membuat sarang baru.

19

Page 20: Laporan keseluruhan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan

yaitu

1. Bahwa bentuk perilaku hewan pada umumnya hewan vertebrata berbeda-beda

tergantung dari bentuk stimulus yang diberikan, begitu juga hewan-hewan yang

tergolong invertebrata.

2. Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme

dan lingkungannya.

3. Cacing tanah mengeluarkan cairan mucus yang berfungsi sebagai alat

komunikasi dan alat gerak.

4. Laba-laba menggunakan sarangnya untuk menangkap mangsa, dengan cara

menggulung atau membungkus mangsa yang terjerat dalam sarangnya.

5. Pada semut terdapat hormone feromon yang berfungsi sebagai alat komunikasi

semut dalam mencari makan.

20

Page 21: Laporan keseluruhan

6. Aktivitas hewan nocturnal dipengaruhi oleh jam biologis dan pengaruh suhu

serta kelembaban.

7. Pada sarang burung ditemukan pH 6 yang berarti kandungan hormone pada

sarang sedikit.

5.2 SaranAdapun saran dari praktikum ini yaitu dibutuhkan kerjasama dalam kelompok,

serta ketelitian dalam mengamati terutama pada pengamati aktivitas hewan nocturnal

agar hasil yang diperoleh maksimal.

21