111
Kata Pengantar Halaman -i- KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. LAPAN adalah salah satu entitas pelaporan sehingga berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan LAPAN mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel. Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada LAPAN. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Jakarta, 29 April 2016 Kepala LAPAN Prof. Dr. Thomas Djamaluddin

Laporan Keuangan Audited 2015

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Keuangan Audited 2015

Kata Pengantar Halaman -i-

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna

Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan

laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

LAPAN adalah salah satu entitas pelaporan sehingga berkewajiban

menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan

berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan

Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan LAPAN mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan

kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan

Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu

menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.

Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang

berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk

meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan

keuangan negara pada LAPAN. Disamping itu, laporan keuangan ini juga

dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan

keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance).

Jakarta, 29 April 2016

Kepala LAPAN

Prof. Dr. Thomas Djamaluddin

Page 2: Laporan Keuangan Audited 2015

Daftar Isi Halaman ii

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii i

Daftar Isi ii

Daftar Lampiran iii

Pernyataan Tanggung Jawab iv

Ringkasan iv Ringkasan 1 1

I. Laporan Realisasi Anggaran..................................................................................................... 3

II. Neraca ....................................................................................................................................... 4

III. Laporan Operasional ................................................................................................................. 6

IV. Laporan Perubahan Ekuitas ...................................................................................................... 7

V. Catatan atas Laporan Keuangan 5 8

A. Penjelasan Umum 8

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 47

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 55

D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 91

E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 96

F. Pengungkapan Penting Lainnya 99

VI. Lampiran dan Daftar

Page 3: Laporan Keuangan Audited 2015

Daftar Isi Halaman iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A1 : Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi dan Nilai Buku Aset Tetap

Lampiran A2 : Tabel Konstruksi Dalam Pengerjaan

Lampiran A3 : Laporan-laporan Pendukung

a. Neraca, LRA, LO, dan LPE

b. Laporan Pendukung Laporan Keuangan

c. Laporan Barang Pengguna

d. Daftar Rekening Pemerintah

e. Rencana Tindak Lanjut BPK

f. Berita Acara Rekonsiliasi

g. Daftar lainnya sebagai pendukung Laporan Keuangan

Laporan Persediaan

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara

Daftar Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas Lainnya LAPAN Dari Hibah,

Kas dan Deposito Pada Satker BLU

Daftar Perkembangan Penyelesaian Kerugian Negara

Dokumen Lainnya

h. Laporan Keuangan BLU

Page 4: Laporan Keuangan Audited 2015

Pernyataan Telah Direviu

PERNYATAAN TELAH DIREVIU

LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA PENERBANGAN

DAN ANTARIKSA NASIONAL

TAHUN 2015

Kami telah mereviu Laporan Keuangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

(LAPAN) untuk tahun anggaran 2015 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2015,

Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan

Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut.

Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah merupakan penyajian

manajemen Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan

keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Reviu mempunyai ruang lingkup yang

jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang bertujuan untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi

pendapat semacam itu.

Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa

laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor

71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundang-

undangan lain yang terkait.

Jakarta,

Ratih Pratiwi, SH

NIP.19620409 199003 2 001

Page 5: Laporan Keuangan Audited 2015

Pernyataan Tanggung Jawab Halaman -iv-

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

( L A P A N ) JALAN PEMUDA PERSIL NOMOR 1, JAKARTA 13220

TELEPON (021) 4892802, 4895040, FAKSIMILE (021) 4894815, 4892884 SITUS : www.lapan.go.id

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan LAPAN yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,

Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan

Tahun Anggaran 2015 (Audited) sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung

jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang

memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi

keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Jakarta, 29 April 2016 Kepala LAPAN Prof. Dr. Thomas Djamaluddin

__

Page 6: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Ringkasan Halaman- 1 -

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan LAPAN per 31 Desember 2015 ini telah di susun dan disajikan sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di

lingkungan pemerintah. Laporan Keuangan ini meliputi :

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan

realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan - LRA dan belanja selama periode

1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Realisasi Pendapatan Negara pada

31 Desember 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar

Rp294.232.871.785 atau mencapai 4.927,04% dari estimasi pendapatan – LRA sebesar

Rp5.971.800.000. Realisasi Belanja Negara pada 31 Desember 2015 adalah sebesar

Rp695.275.761.854 atau mencapai 79,16% dari alokasi anggaran sebesar

Rp878.339.699.000.

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas

dana pada 31 Desember 2015. Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan

sebesar Rp1.573.191.325.869 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp187.143.890.073;

Aset Tetap (neto) sebesar Rp1.198.386.150.464; Piutang Jangka Panjang (neto)

Rp616.218.592; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp187.045.066.740. Nilai Kewajiban

dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp123.832.706.588 dan Rp1.449.358.619.281.

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit

dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos

luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang

wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar

Rp180.265.744.521 sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp599.560.211.498 sehingga

terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp419.294.466.977. Kegiatan Non

Page 7: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Ringkasan Halaman- 2 -

Operasional surplus sebesar Rp88.173.848.978 sehingga entitas mengalami Defisit-LO

sebesar Rp331.120.617.999.

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun

pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015

adalah sebesar Rp1.163.734.718.296 ditambah Defisit-LO sebesar Rp331.120.617.999

kemudian dikurangi penyesuaian nilai aset sebesar Rp489.077.904 ditambah koreksi-

koreksi sebesar Rp91.292.678.251 ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar

Rp525.940.918.637 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah

senilai Rp1.449.358.619.281.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau

daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula

dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar

Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan

untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai

dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.

Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk

31 Desember 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual.

Page 8: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Laporan Realisasi Anggaran Halaman - 3 -

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014

(Dalam Rupiah)

31 Desember 2014

Anggaran Realisasi% terhadap

AnggaranRealisasi

B.1

Penerimaan Negara Bukan

Pajak 5.971.800.000 294.232.871.785 4927,04% 10.612.696.364

Jumlah Pendapatan 5.971.800.000 294.232.871.785 4927,04% 10.612.696.364

B.2

Belanja Pegawai B.3 144.185.826.000 128.005.494.492 88,78 121.136.986.974

Belanja Barang B.4 425.001.136.000 270.387.655.726 63,62 169.816.855.452

Belanja Modal B.5 309.152.737.000 296.882.611.636 96,03 399.140.284.845

Jumlah Belanja 878.339.699.000 695.275.761.854 79,16 690.094.127.271

Uraian Catatan

31 Desember 2015

PENDAPATAN

BELANJA

Page 9: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Neraca Halaman- 4 -

II. NERACA

LAPAN

NERACA

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2015 31 DESEMBER 2014

1 2 3 4

ASET

ASET LANCAR

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 140.563.729 94.072.431

Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 95.993.535 246.976.457

Kas pada Badan Layanan Umum C.3 125.804.257.421 2.908.011.995

Piutang Bukan Pajak C.4 498.773.542 -

Piutang dari kegiatan Operasional Badan Layanan

UmumC.5 157.853.200 267.184.074

Piutang dari kegiatan Non Operasional Badan

Layanan UmumC.6 - 3.027.309

Bagian Lancar TP/TGR C.7 - 37.200.000

Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang LancarC.8 (147.166.688) (148.351.057)

Belanja Dibayar di Muka C.9 10.527.120.568 14.478.395.210

Persediaan C.10 49.622.817.624 43.701.664.122

Persediaan Badan Layanan Umum C.11 443.677.142 434.990.039

Jumlah Aset Lancar 187.143.890.073 62.023.170.580

PIUTANG JANGKA PANJANG

Piutang Tagihan TP/TGR C.12 64.586.900 2.896.717.061

Piutang Jangka Panjang Lainnya C.13 2.665.830.161 -

Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka

Panjang C.14(2.114.198.469)

(1.984.022.716)

Jumlah Piutang Jangka Panjang 616.218.592 912.694.345

ASET TETAP

Tanah C.15 277.038.353.942 275.246.835.716

Peralatan dan Mesin C.16 840.023.949.891 775.288.769.083

Peralatan dan Mesin Badan Layanan Umum C.17 2.426.290.176 2.355.485.911

Gedung dan Bangunan C.18 227.028.505.154 206.161.942.268

Jalan, Irigasi dan Jaringan C.19 42.945.005.231 40.640.386.532

Aset Tetap Lainnya C.20 11.084.550.578 26.229.186.179

Aset Tetap Lainnya Badan Layanan Umum C.21 1.045.500 1.045.500

Konstruksi Dalam Pengerjaan C.22 297.329.036.178 85.053.012.196

Akumulasi Penyusutan C.23 (499.490.586.186) (450.097.991.067)

Jumlah Aset Tetap 1.198.386.150.464 960.878.672.318

Page 10: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Neraca Halaman- 5 -

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2015 31 DESEMBER 2014

1 2 3 4

ASET LAINNYA

Aset Tak Berwujud C.24 90.191.330.216 55.475.114.093

Aset Tak Berwujud - Badan Layanan Umum C.25 200.499.000 4.361.000

Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan C.26 96.115.463.700 84.980.513.700

Aset Lain-Lain C.27 8.686.749.284 10.315.284.029

Aset Lain-Lain-Badan Layanan Umum C.28 109.501.628 -

Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.29(8.258.477.088) (9.823.890.622)

Jumlah Aset Lainnya 187.045.066.740 140.951.382.200

JUMLAH ASET 1.573.191.325.869 1.164.765.919.443

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Uang Muka dari KPPN C.30 140.563.729 94.072.431

Utang kepada Pihak Ketiga C.31 123.617.427.702 932.929.874

Pendapatan yang ditangguhkan C.32 - 434.440

Utang Jangka Pendek Lainnya C.33 70.747.365 231.050

Pendapatan Diterima di Muka C.34 3.967.792 3.967.792

JUMLAH KEWAJIBAN 123.832.706.588 1.031.635.587

EKUITAS

Ekuitas Dana Lancar C.35 - 60.991.534.993

Ekuitas Dana Investasi C.36 - 1.102.742.748.863

Ekuitas C.37 1.449.358.619.281 -

JUMLAH EKUITAS 1.449.358.619.281 1.163.734.283.856

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.573.191.325.869 1.164.765.919.443

Page 11: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Laporan Operasional Halaman- 6 -

III. LAPORAN OPERASIONAL

LAPAN

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dalam Rupiah)

Catatan 2015 2014

Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 180.265.744.521

JUMLAH PENDAPATAN 180.265.744.521

Beban Pegawai D.2 128.027.637.521

Beban Persediaan D.3 17.545.378.636

Beban Barang dan Jasa D.4 291.814.044.633

Beban Pemeliharaan D.5 22.997.197.460

Beban Perjalanan Dinas D.6 29.366.458.281

Beban Barang untuk Diserahkan kepada

masyarakatD.7 3.423.091.243

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 106.256.781.283

Beban Peyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 129.622.441

JUMLAH BEBAN 599.560.211.498

SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN

OPERASIONAL(419.294.466.977)

KEGIATAN NO N O PERASIO NAL D.10

Defisit Pelepasan Aset Non Lancar (256.988.915)

Surplus Dari Kegiatan Non Operasional

Lainnya88.430.837.893

SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN

NON OPERASIONAL88.173.848.978

SURPLUS (DEFISIT) SEBELUM POS

LUAR BIASA(331.120.617.999)

PO S LUAR BIASA D.11

Beban Luar Biasa 0

SURPLUS (DEFISIT) POS LUAR BIASA 0

SURPLUS/DEFISIT LO (331.120.617.999)

Uraian

PENDAPATAN

KEGIATAN O PERASIO NAL

BEBAN

Page 12: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Laporan Perubahan Ekuitas Halaman- 7 -

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

LAPAN

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dalam Rupiah)

Catatan 2015 2014

E.1 1.163.734.718.296 -

SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (331.120.617.999) -

PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN

Penyesuaian Nilai Aset E.3 (489.077.904) -

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN

KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR

KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.4 79.286.982 -

KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.5 91.176.372.866 -

LAIN-LAIN E.6 37.018.403

JUMLAH LAIN-LAIN 91.292.678.251 -

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 525.940.918.637 -

EKUITAS AKHIR E.7 1.449.358.619.281 -

Uraian

LAIN-LAIN

EKUITAS AWAL

Page 13: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -8-

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN UMUM

Dasar Hukum

Entitas dan

Rencana

Strategis

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis LAPAN

Pembangunan Iptek diarahkan untuk menciptakan dan menguasai ilmu

pengetahuan, baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan, serta

mengembangkan ilmu sosial dan humaniora untuk menghasilkan

teknologi dan memanfaatkan teknologi hasil penelitian, pengembangan,

dan perekayasaan bagi kesejahteraan masyarakat, kemandirian dan daya

saing bangsa melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas Iptek yang

senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika,

kearifan lokal, serta memperhatikan sumber daya dan kelestarian

lingkungan hidup. Berdasarkan paparan bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (Iptek) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) ke-3 yang sesuai amanat Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 disampaikan bahwa

Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian berbasis pada : (1)

Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia; (2) Sumber daya Manusia

(SDM) yang berkualitas; (3) Kemampuan Iptek. Terdapat 7 bidang

strategis dalam RPJPN 2005-2025, yaitu: Pertanian dan Ketahanan

Pangan; Teknologi Kesehatan dan Obat; Energi, Energi Baru dan

Terbarukan; Teknologi Informasi dan Komunikasi; Teknologi

Transportasi; Material Maju, serta peningkatan jumlah penemuan dan

pemanfaatannya dalam sektor produksi. Dukungan tersebut dilakukan

melalui pengembangan sumber daya manusia Iptek, peningkatan anggaran

riset, pengembangan sinergi kebijakan Iptek lintas sektor, perumusan

agenda riset yang selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan sarana dan

prasarana Iptek, dan pengembangan mekanisme intermediasi Iptek.

Dukungan tersebut dimaksudkan untuk penguatan sistem inovasi dalam

rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Iptek penerbangan dan antariksa merupakan salah satu mesin penggerak

pembangunan ekonomi seperti pemanfaatan untuk telekomunikasi,

navigasi, pengembangan satelit, perencanaan tataguna lahan untuk

pengembangan wilayah, perencanaan pengembangan infrastruktur

(jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, dan sebagainya), pengelolaan

Page 14: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -9-

sumberdaya alam (hutan produksi, perkebunan, perikanan, pertanian,

pertambangan, sumberdaya air), pemantauan lingkungan (cuaca,

perubahan iklim dan sebagainya), sehingga dapat menjadi dasar arah

pengembangan dan program dasar kemandirian teknologi nasional

berbasis penerbangan dan antariksa. Penguasaan teknologi dirgantara

khususnya teknologi roket dan satelit sangat penting dalam rangka

mencapai kemandirian bangsa untuk menjamin kelangsungan

pemanfaatan teknologi yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan

Antariksa Nasional (LAPAN), maupun aspirasi masyarakat terhadap

informasi yang disediakan oleh LAPAN. Penguasaan Iptek penerbangan

dan antariksa sangat penting bagi negara Indonesia yang merupakan

negara kepulauan dengan aspek geografis yang spesifik yaitu wilayahnya

luas, daratannya tersebar, berada di jalur katulistiwa di antara dua benua

dan dua samudera, kaya dengan sumberdaya alam dan rentan terhadap

bencana. Iptek penerbangan dan antariksa juga sangat penting bagi

pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana

melalui penyajian informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan

rehabilitasi sehingga mempercepat respon terhadap permasalahan-

permasalahan nasional.

Rencana Strategis (Renstra) LAPAN 2015-2019 memberikan gambaran

kuat LAPAN dalam upaya membangun kemandirian di bidang teknologi

dirgantara khususnya roket dan satelit sehingga dapat meningkatkan

pemanfaatan seluas-luasnya Iptek dirgantara untuk mendukung

pembangunan nasional setidaknya dalam bidang ekonomi dan lingkungan

hidup serta memberikan gambaran kesiapan LAPAN dalam memberikan

pelayanan kepada para stakeholder, pengguna dari berbagai institusi

pemerintah, swasta, dunia usaha dan masyarakat.

Renstra LAPAN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan untuk 5

(lima) tahun ke depan dan telah diselaraskan dengan RPJMN 2015-2019

dan menjadi acuan bagi unit kerja eselon I dan II serta unit kerja Mandiri

(Balai) untuk menyusun Renstra sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 15: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -10-

1.1 Kondisi Umum

1.1.1 Profil LAPAN

LAPAN merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian

(LPNK) yang didirikan pada tahun 1963 berdasarkan Keputusan Presiden

Nomor 236 Tahun 1963 tentang Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar

Nasional.

Keputusan Presiden

tersebut diperbaharui dan

disempurnakan dengan Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi,

dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah Non Departemen

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Keputusan Presiden tersebut kemudian

dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan

dan Antariksa Nasional Nomor 05 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor

02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan

dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dengan disahkannya Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, saat ini

sedang disiapkan Rancangan Peraturan Presiden tentang Lembaga

Penerbangan dan Antariksa Nasional.

A. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 dan Peraturan

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 02

Tahun 2011

LAPAN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik

Indonesia. LAPAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan

di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan

pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Gambar 1.1 Kantor LAPAN

Pusat

Page 16: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -11-

yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugasnya, LAPAN dikoordinasikan oleh

Kementerian Riset dan Teknologi.

Dalam melaksanakan tugasnya, LAPAN menyelenggarakan fungsi :

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang

penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan

pemanfaatannya;

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN;

3. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap

kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan

pemanfaatannya;

4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di

bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan

tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,

persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Dalam menyelenggarakan fungsi di atas, LAPAN mempunyai

kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung

pembangunan secara makro;

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

4. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku yaitu :

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang

penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan

pemanfaatannya;

b. Penginderaan/pemotretan jarak jauh dan pemberian

rekomendasi perizinan satelit.

Berdasarkan kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan, maka

lingkup kegiatan yang dilaksanakan LAPAN adalah pada : (1) penelitian,

pengembangan dan pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa, (2)

penelitian, pengembangan dan pemanfaatan penginderaan jauh, (3)

penelitian, pengembangan dan pemanfaatan teknologi dirgantara, dan (4)

kajian dan pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional.

Pemanfaatan Iptek kedirgantaraan merupakan salah satu mesin

Page 17: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -12-

penggerak pembangunan ekonomi seperti pemanfaatan untuk

telekomunikasi, navigasi, pengembangan satelit pendidikan, tele medisin,

perencanaan tataguna lahan untuk pengembangan wilayah, perencanaan

pengembangan infrastruktur (jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, dan

sebagainya), pengelolaan sumberdaya alam (hutan produksi, perkebunan,

perikanan, pertanian, pertambangan, sumberdaya air), pemantauan

lingkungan (cuaca, perubahan iklim dan sebagainya), dan untuk

mendukung pertahanan NKRI. Penguasaan Iptek kedirgantaraan sangat

penting bagi negara seperti Indonesia yang merupakan negara kepulauan

dengan aspek geografis yang spesifik yaitu wilayahnya luas, daratannya

tersebar, berada di jalur katulistiwa di antara dua benua dan dua samudera,

kaya dengan sumberdaya alam dan rentan terhadap bencana. Pengelolaan

wilayah negara dengan aspek geografis yang demikian sangat memerlukan

Iptek kedirgantaraan.

Iptek kedirgantaraan memberikan kemampuan dalam pengelolaan

sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana melalui penyajian

informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan rehabilitasi.

Penguasaan Iptek kedirgantaraan memungkinkan bagi Indonesia untuk

menjaga dan melindungi keutuhan NKRI. Keberhasilan LAPAN dalam

penguasaan Iptek kedirgantaraan (rancang bangun satelit mikro dan

operasional pengendalian serta penerimaan datanya, rancang bangun roket

balistik dan kendali sampai dengan ukuran 420 mm dan dilanjutkan

dengan 550 mm, pelayanan data/informasi penginderaan jauh untuk

pengelolaan sumber daya lahan, mitigasi bencana, dan mendukung

keperluan hankam, serta pengembangan model dan informasi sains

antariksa dan atmosfer) sangat membantu dan berkontribusi bagi

masyarakat Indonesia dalam kehidupannya.

Cita-cita LAPAN dalam upayanya berkontribusi bagi kemandirian

teknologi dan pemberdayaan Iptek di tengah-tengah masyarakat juga

banyak mengalami kendala. Kendala-kendala tersebut merupakan

strategic issued bagi LAPAN. Pemetaan kendala telah dilakukan,

diantaranya dapat disebutkan:

1. Fasilitas dan kapasitas peralatan penelitian dan laboratorium sangat

terbatas;

Page 18: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -13-

2. Ketersediaan SDM yang memadai baik secara kuantitas maupun

kualitas masih kurang dibandingkan dengan program yang harus

dijalankan. Hal ini semakin sulit dengan adanya kebijakan nasional

dalam pembatasan rekruitmen PNS;

3. Anggaran LAPAN dalam 5 tahun terakhir sangat terbatas sehingga

belum memungkinkan pengembangan dan investasi peralatan secara

memadai untuk mendukung penguasaan Iptek kedirgantaraan.

4. Missile Technology Control Regime (MTCR) yang menghalangi

proses kerjasama Indonesia (LAPAN) dengan negara-negara yang

telah mempunyai kemampuan di bidang teknologi roket dalam rangka

alih teknologi dan pengembangan kemampuan roket LAPAN/

nasional.

Rencana Strategis ini disusun dengan mempertimbangkan Rancangan

Peraturan Presiden yang baru, yang mengantisipasi perkembangan

organisasi modern serta tantangan sains dan teknologi antariksa.

1.1.2 Capaian LAPAN 2015

Sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang

bertugas di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan

pemanfaatannya, LAPAN telah menghasilkan berbagai kemajuan

penguasaan di bidang teknologi penerbangan dan antariksa pada tahun

2015. Pencapaian tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh pengguna di

berbagai sektor pembangunan. Berbagai capaian tersebut diantaranya:

litbang yang dihasilkan di bidang sains antariksa dan sains atmosfer,

rancang bangun teknologi satelit, pengembangan teknologi roket sonda,

pengembangan teknologi penerbangan, serta litbang di bidang

penginderaan jauh dan kajian kebijakan.

Pencapaian tersebut merupakan acuan bagi LAPAN untuk terus

berbenah dalam orientasi bersama untuk mewujudkan pusat unggulan di

setiap kompeterisi LAPAN pada periode pembangunan berikutnya.

Adapun capaian pada tahun 2015 yang telah dihasilkan sebagai berikut:

a. Di bidang pengembangan kompetensi sains antariksa, telah

dilakukan pengembangan Decision Support System (DSS) berupa

Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS). DSS

Page 19: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -14-

SWIFTS, merupakan sistem yang mampu melakukan prakiraan

kondisi cuaca antariksa agar dapat dimanfaatkan terkait timbulnya

potensi gangguan akibat cuaca antariksa pada komunikasi radio HF,

navigasi dan satelit. Produk ini membuktikan bahwa fenomena cuaca

antariksa dapat diprakirakan dengan menganalisis data-data

pengamatan real time, baik data lokal maupun global untuk

kemudian ditarik suatu kesimpulan. Sampai saat ini telah dilakukan

informasi harian dan prediksinya untuk kondisi matahari, medan

magnet bumi, dan kondisi lapisan ionosfer. Informasi ini

disampaikan melalui website http://swifts.sains.lapan.go.id/. Sistem

ini direncanakan menjadi informasi unggulan di wilayah regional

Asia Tenggara, karena sampai saat ini hanya LAPAN yang dapat

melakukannya. Selanjutnya ditargetkan sistem ini akan segera

bergabuing dengan ISES (International Space Environment Services.

Sedangkan pada bidang pengembangan kompetensi sains

atmosfer, telah dilakukan pengembangan Decision Support System

(DSS) berupa Satellite Early Warning System (Sadewa) merupakan

sebuah sistem informasi peringatan dini bencana yang dikembangkan

berbasis teknologi satelit dan juga dilengkapi sensor-sensor terestrial.

Sistem peringatan dini bencana dapat mengurangi resiko bencana

dengan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Sadewa memonitor kejadian hujan ekstrim yang berpotensi

menimbulkan bencana banjir dan longsor di seluruh wilayah

Indonesia dengan resolusi 5 km2 mendekati real time dan

mengirimkan informasi peringatan dini melalui website, e-mail dan

pesan singkat (SMS) kepada pihak-pihak yang terkait dengan

penanggulangan bencana. Pada tahun 2015 sistem peringatan dini

bencana LAPAN telah sampai pada versi pengembangan ke 3

(Sadewa 3.0) yang dapat diakses melalui jaringan

http://sadewa.sains.lapan.go.id.

Dalam mengembangkan minat masyarakat terhadap iptek

penerbangan dan antariksa, LAPAN telah membangun sarana

edukasi publik berupa planetarium berpindah (mobile planetarium).

Kemenristekdikti memberikan pembinaan pada PSTA untuk menjadi

Page 20: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -15-

Pusat Unggulan IPTEK 2016-2018.

b. Dalam pengembangan kompetensi Teknologi Penerbangan dan

Antarikaa, LAPAN telah menghasilkan teknologi roket yang banyak

dimanfaatkan pengguna, salah satunya dalam hal penggunaan khusus

yaitu tipe roket RX 1210 dan RX 1220. Dalam pengembangan

Program Roket Pengorbit Satelit (RPS), LAPAN melaksanakan

kegiatan penelitian dan pengembangan pada tipe roket RX 320, RX

450, dan RX 550. Pada tanggal 13 Mei 2015, LAPAN telah berhasil

meluncurkan roket RX-450. Peluncuran berlangsung di Balai

Produksi dan Pengujian Roket Pameungpeuk, Jawa Barat. RX 450

merupakan roket sonda yang mempunyai diameter 450 mm yang

dapat digunakan untuk mengukur parameter atmosfer. Sedangkan

RX 550, yang menjadi komponen utama RPS, masih sedang dalam

proses persiapan uji statik. Pengembangan roket RX 550 (integrasi

dan uji statik) dilakukan dengan dukungan kerjasama pengembangan

nosel dengan pihak YuZhnOye Ukraina.

Pengembangan kapasitas produksi bahan baku propelan untuk

membangun kemandirian bahan baku roket. LAPAN telah berhasil

memproduksi Amonium Perkhlorat (AP) dan Hydroxy Terminated

Polybutadiene (HTPB) untuk membangun kemandirian dan

mengurangi ketergantungan bahan baku dan negara lain yang sulit

diperoieh dan dibatasi oleh kebijakan internasional Missile

Technology Control Regime (MTCR). Keberhasilan produksi AP

dan HTPB secara mandiri diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

dalam negeri. Peralatan Propellant Production Line bisa

dimanfaatkan untuk memproduksi motor roket / propelan kelas RX

1220 dengan kapasitas maks 500 unit per tahun. Produksi AP secara

mandiri juga memberikan kemampuan untuk menghasilkan produk

lain yaitu Kalium Perkhlorat (KP) sebagai bahan untuk penyemaian

bibit hujan atau modifikasj cuaca.

Selain itu, di bidang teknologi satelit LAPAN berupaya untuk

membangun kemampuan penelitian dan perekayasaan teknologi

satelit di dalam negeri baik satelit komunikasi, navigasi dan

Page 21: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -16-

penginderaan jauh. LAPAN berhasil membuat satelit eksperimen

LAPAN-Tubsat yang diluncurkan pada 2007 dengan menggunakan

roket peluncur satelit milik India. LAPAN juga telah menyelesaikan

satelit kedua yang bernama LAPAN-A2/Orari dengan misi

surveillance, monitoring lalu lintas kapal dan komunikasi amafir.

Pelepasan Satelit LAPAN A2 dilakukan oleh Presiden RI pada

tanggal 3 September 2015 dan telah berhasil diluncurkan pada pukul

11.30 WIB tanggal 28 September 2015, di Sriharikota, India.

LAPAN-A2 berbobot 76 kg dilepaskan pada ketinggian 650,16 km

setelah 23 menit 3 detik. Saat ini, LAPAN juga sedang

mengembangkan satelit eksperimen berikutnya yakni LAPAN-A3,

yang memiliki misi penginderaan jauh untuk ketahanan pangan. Pada

tahun 2015 satelit LAPAN-A3 telah sampai pada tahap AIT dengan

melengkapi fasilitas uji vibrasi dan EMC, fitting test, dan

penyelesaian AIT dan uji vibrasi dummy load. LAPAN optimis di

masa depan Indonesia akan mampu satelit yang dikembangkan masih

berupa satelit membangun sendiri satelit operasional dengan berat

eksperimen dengan berat di bawah 100 kilogram, namun lebih dan

1000 kg. Capaian dalam bidang litbangyasa satelit lainnya berupa

keberhasilan seluruh uji fungsional dan misi satelit pada IOT

LAPAN-A2, keberhasilan uji algoritma “nadir point” pada attitude

control satelit, terselesaikannya 3 prototipe sub sistem satelit, dan

tahap akhir pengembangan SW koreksi sistematik imager LAPAN-

A3, modul TT&C dan modul akuisisi data misi LAPAN-A3, dan

menghasilkan 5 KTI internasinal terindeks dan 8 KTI Nasional, serta

1 usulan HKI.

Di bidang teknologi penerbangan, LAPAN telah melakukan

Pengoperasian pesawat tanpa awak/ Unmanned Aerial Vehicle

(UAV) atau disebut juga LAPAN Surveillance UAV (LSU) dalam

kelas medium altitude dan long endurance dengan misi airborne

remote sensing. LAPAN berkomitmen dan telah menjalin kerja sama

dengan berbagai pihak, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM),

PSBA, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Yogyakarta

(BNPBD Yogyakarta), TNI, Poiri, Kementan, Badan Informasi

Page 22: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -17-

Geospasial (BIG) dan lebih dari 10 instansi untuk memanfaatkan

LSU sebagai alat bantu surveillance, monitoring maupun bantuan

pemetaan resolusi tinggi, baik sebagai data utama maupun data

dukungan. Pengoperasian pesawat tanpa awak/Unmanned Aerial

Vehicle (UAV) atau disebut juga LAPAN Surveillance UAV (LSU)

dalam kelas medium altitude dan long endurance dengan misi

airborne remote sensing. Pesawat LSU-01 berhasil diuji coba dengan

terbang secara terprogram dengan lama terbang 50 menit, kecepatan

60 km/jam dan muatan 0.5 kg. Pesawat LSU-02 telah di uji terbang

secara terprogram dengan lama terbang 3.8 jam dengan kecepatan

150 km/jam serta mampu membawa muatan maksimum 3 kg.

Pesawat ini telah berhasil terbang selama 2 jam 45 menit menempuh

jarak total sekitar 200 km dari Pameungpeuk-Bandara Nusawiru

Pangandaran-Pameungpeuk dan telah dicatatkan sebagai Rekor

MURI. Pesawat LSU-03 dapat terbang secara terprogram dengan

lama terbang 5 jam, kecepatan 150km/jam serta mampu membawa

muatan maksimum 10 Kg. Pada tanggal 29 Nopember 2015 Pesawat

LSU-03 berhasil menempuh jarak sejauh 340 Km, terbang pergi-

pulang dari lapangan udara Pameungpeuk, Pangandaran,

Nusakambangan, Cilacap dengan ketinggian 600 meter selama 3.5

jam dan meraih penghargaan rekor MURI untuk kategori Pesawat

Tanpa Awak (UAV) terbang menempuh jarak terjauh. Pesawat LSU-

05 merupakan pesawat yang mampu terbang selama 6-7 jam dengan

kecepatan mencapai 150 km/jam, konsumsi bahan bakar 1.4 liter/jam

dan mampu membawa muatan 30 kg. Tahun 2015 Pusat Teknologi

penerbangan telah melakukan pertemuan “Mission Validation”

bersama kementrian KKP terkait misi Maritime Surveillance System

(MSS). LAPAN menerima penghargaan “Karya Unggulan Anak

Bangsa” dari Kemenristekdikti aatas konsep MSS dan bersama PT.

DI atas produk N-219. Juga telah dilakukan optimasi design LSU-03

dan LSU-02 sebagai elemen MSS, optimasi tersebut menghasilkan

LSU-03-NG dan LSU-02-NG. Telah dilakukan pula penyiapan

Mobile ground segment MSS yang menghasilkan dampak positif

seperti pendaftaran patent design industri LSU-03-NG, hilirisasi

Page 23: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -18-

LSU-03 ke PT. M3 untuk diproduksi bagi keperluan AD, dan

menciptakan struktur baru full carbon untuk serial LSU.

Pada tanggal 10 Desember 2015 di hanggar PT Dirgantara

Indonesia (PT. DI) pesawat nasional N-219 tampil perdana di

hadapan publik. Pesawat N219 sepenuhnya murni dikembangkan

oleh putra putri Indonesia dan tidak melibatkan seorangpun

konsultan asing. Teknik rancang bangun yang modern,

computerized, dirancang dan digambar secara digital sehingga

akurasinya terjaga. N219 menjadi tonggak sejarah. Program pesawat

transport nasional N219 yang secara resmi dimulai pada 2014

disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas bandar udara di daerah

terpencil di Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek efisiensi

dan harga yang bersaing. Pesawat ini juga dapat dioperasikan pada

daerah dengan kondisi awan yang sulit maupun landasan tak beraspal

di wilayah pegunungan dan kepulauan. Pesawat ini mampu lepas

landas dan mendarat pada landasan yang pendek dengan stabilitas

tinggi dan dinilai tepat untuk bandara di daerah terpencil Indonesia

dengan lahan yang tidak luas.

c. Di bidang pengembangan kompetensi Penginderaan Jauh, telah

dilakukan pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional

(BDPJN) dan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN).

Implementasi lnstruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang

”Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan

Distribusi Data Satelit Penginderaan iauh Resolusi Tinggi”, LAPAN

telah melakukan kegiatan yang diantaranya pembangunan sarana dan

prasarana pendukung. Citra Satelit Resolusi Tinggi yang diakuisisi

adalah SPOT-6 dan SPOT-7. Terkait Instruksi Presiden tersebut,

LAPAN melaksanakan kegiatan sebagal berikut:

1) Menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi

dengan liserisi Pemerintah Indonesia;

2) Meningkatkan kapasitas dan operasi sistem akuisisi data satelit

penginderaan jauh resolusi tinggi;

3) Melaksanakan penyediaan data satelit penginderaan jauh

Page 24: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -19-

resolusi tinggi sesual dengan ketentuan peraturan

perundangundangan;

4) Melakukan pengolahan atas data satelit penginderaan jauh

resolusi tinggi berupa koreksi radiometrik dan spektral;

5) Membuat metadata atas data satelit penginderaan jauh resolusi

tinggi sesual dengan Standar Nasional Indonesia;

6) Melakukan penyimpanan data satelit penginderaan jauh resolusi

tinggi; dan

7) Bersama Kepala Badan Informasi Geospasial melakukan

pengendalian kualitas terhadap data satelit penginderaan jauh

resolusi tinggi.

Kontinuitas litbang teknologi dan pemanfaatan penginderaan

jauh serta operasional dan pelayanannya dalam mendukung institusi

terkait dengan melakukan pengembangan kapasitas stasiun bumi dan

menerima (akuisisi) data satelit resolusi rendah, menengah dan tinggi

untuk seluruh Indonesia, yaitu: MTSAT, NOAA, Terra/Aqua, NPP,

Feng Yung, Metop, Landsat-7, LDCM, SPOT-5, SPOT-6 dan SPOT-

7 melalui stasiun bumi satelit penginderaan jauh Parepare, Pekayon

dan Rumpin. Peningkatan kualitas Litbangyasa teknologi dan data

penginderaan jauh pada tahun 2015 menghasilkan 13

prototipe/modul dan 23 publikasi nasional dan internasional, 1 sistem

quality control dan pengolahan data resolusi sangat tinggi dan 1

sistem otomatisasi penerimaan, pengolahan dan pendistribusian data

MODIS, S-NPP, Landsat 7/8 secara near real time. Dalam

peningkatan kualitas produk teknologi dan data penginderaan jauh

pada tahun 2015 menghasilkan cloud mosaic Landsat-7/8 yang

terupdate setiap 6 bulan, cloud free mosaic SPOT-6/7 yang terupdate

setiap tahun, 929.465.022 Km2 data CSRT dan sistem penyediaan

data Terra-Aqua dan S-NPP terdistribusi <1 jam untuk mendukung

quick respon bencana alam. Layanan teknologi dan data

penginderaan jauh telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008.

Akusisi data ini merupakan bagian dari Bank Data

Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) yang telah dioperasikan secara

Page 25: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -20-

penuh pada tahun 2014 yang telah terintegrasi dengan Jaringan Data

Spasial Nasional (JDSN). BDPJN melayani penyediaan data satelit

secara nasional, dan telah didistribusikan kepada

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Pada tahun 2015,

BDPJN telah mendistribusikan data citra satelit sebanyak 25.582 data

kepada 50 K/L, 147 Pemda/Pemkot, 9 data TNI/Polri dan 19

Perguruan Tinggi.

BDPJN tidak hanya dapat digunakan untuk pengendalian

akibat dampak perubahan lingkungan (deforestasi dan emisi hutan),

tetapi juga bisa melihat distribusi potensi sumber daya alam

lndonesia. Indonesia secara resmi menjadi negara ke-9 dan negara

pertama di Asia Tenggara yang menjadi Regional Support Office,

United Nations-SPace based Information for Disaster Emergency and

Reduction (RSO UN-SPIDER). LAPAN menjadi pelaksana RSO

karena memiliki pengalaman dalam pemanfaatan teknologi

penginderaan jauh untuk berbagai bidang seperti mitigasi bencana,

pemodelan perubahan iklim, pemantauan lingkungan dan sumber

daya alam. RSO dibentuk sebagai amanat Resolusi Majelis Umum

PBB mengenal kerjasama UN-SPIDER dengan pusat-pusat keahlian

regional dan nasional dalam penggunaan teknologi antariksa guna

melakukan manaiemen mitigasi bencana.

LAPAN juga terlibat dalam project Indonesian National

Carbon Accounting System (INCAS) untuk pemetaan lahan hutan

seluruh Indonesia menggunakan data satelit penginderaan jauh

Landsat multi temporal. Pemetaan hutan telah dilakukan setiap tahun

untuk seluruh wilayah Indonesia selama periode 2000- 2009.

Informasi spasial hutan yang dihasilkan telah dimanfaatkan oleh

Kementerian Kehutanan, UKP4 dan berbagai institusi pemerintah

lainriya.Updatiflg akan terus dilakukan setiap tahun dengan

menggunakan data satelit Landsat Data Continuity Mission (LDCM).

Selain BDPJN, LAPAN juga mengembangkan Sistem

Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) yang terdiri dari Sistem

Informasi dan Mitigasi Bencana Alam (SIMBA) dan Sistem

Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (SISDAL). SIMBA

Page 26: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -21-

merupakan Iayanan informasi peringatan dini dan tanggap darurat

bencana berbasis data penginderaan jauh, dimanfaatkan untuk

pengambilan keputusan terkait kondisi sebelum, pada saat, dan

terjadinya bencana. Sedangkan SISDAL merupakan layanan

informasi mengenal sumberdaya alam dan lingkungan wilayah darat,

pesisir dan laut berbasis data satelit penginderaan jauh untuk

pengelolaan sumber daya alam dan Iingkungan yang lestari.

Jenis informasi yang disajikan dalam SIMBA di antaranya:

kondisi liputan awan dan curah hujan dan data satelit, sistem

peringkat bahaya kebakaran, pemantauan kondisi titik panas hotspot,

kabut asap kebakaran, dan informasi bekas lahan terbakar, informasi

potensi banjir di wilayah genangan banjir, informasi potensi

banjir/kekeringan di wilayah pertanaman padi, dan informasi letusan

gunung berapi. Jenis informasi dalam SISDAL meliputi tutupan

lahan hutan seluruh Indonesia, pemantauan fase pertumbuhan padi,

pemantauan ekosistem danau, informasi pulau kecil terluar, Zona

Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), sebaran mangrove, dan sebaran

terumbu karang. Periode waktu informasi di dalam sistem yang

diberikan diperbaharul secara periodik harlan, 8-harian, atau bulanan.

Data utama yang digunakan adalah data satelit resolusi rendah,

menengah dan tinggi, diantaranya: data satelit Terra/Aqua MODIS,

NOAA AVHRR, MTSAT-1R, QMorph, dan TRMM, TM/ETM+/8

dan SPOT-6/SPOT-7.

Capaian dalam pengembangan Sistem Pemantauan Bumi

Nasional pada tahun 2015 adalah 14 jenis informasi SISDAL dan

SIMBA, 4 sistem SPBN Provinsi, 2 sistem otomatisasi (ZPPI dan

Daerah bekas terbakar), 73 pengguna SPBN, dan komersialisasi

informasi ZPPI oleh PT. CSM. Capaian kualitas Litbang

pemanfaatan penginderaan jauh meliputi 5 makalah publikasi ilmiah

internasional terakreditasi, 20 makalah publikasi ilmiah nasional

terakreditasi, 44 makalah dalam buku, 59 makalah dalam prosiding

nasional dan 24 makalah dalam prosiding internasional. Capaian

kualitas pedoman dan informasi penginderaan jauh meliputi 10 draf

pedoman pemanfaatan penginderaan jauh, 17 pengembangan metode

Page 27: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -22-

untuk peningkatan kualitas pedoman dan informasi.

d. Undang-Undang (UU) RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang

Keantariksaan menjadi landasan hukum bagi penyelenggaraan

keantariksaan di Indonesia. UU Kenatariksaan ini bertujuan

mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing bangsa dan

Negara dalam penyelenggaraan keantariksaan untuk kesejahteraan

dan produktivitas bangsa. UU ini akan menjadi pedoman bagi

pelaksanaan kerjasama keantariksaan untuk perlindungan terhadap

kepentingan Indonesia. Pada tahun 2015 telah disahkan satu

peraturan pelaksanaan dari UU tersebut, yaitu Perpres Nomor 49

Tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang

Penginderaan Jauh, dan RPP Penyelenggaraan Keantariksaan telah

dilakukan harmonisasi. LAPAN juga telah menyusun RPerpres

tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaaan sebagai

pedoman nasional dan saat ini proses tersebut memasuki tahap

harmonisasi dan akan segera ditetapkan melalui Keputusan Presiden.

Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan

LAPAN. BPK melakukan pemeriksaan dengan berdasarkan pada standar

pemeriksaan keuangan negara yang meliputi pengujian bukti-bukti yang

mendukung pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan tersebut

meliputi penilaian atas penerapan prinsip-prinsip akuntansi yang

digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat. Penilaian atas kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem

pengendalian internal yang berdampak material terhadap laporan

keuangan, serta penilaian terhadap pengujian laporan keuangan secara

keseluruhan. Berturut-turut opini yang diberikan terhadap laporan

keuangan LAPAN sebagai berikut :

Page 28: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -23-

Tabel 1 Opini BPK atas Laporan Keuangan LAPAN

Tahun 2009-2014

TAHUN JENIS PEMERIKSAAN OPINI BPK

2010 LK 2009 WTP

2011 LK 2010 WTP

2012 LK 2011 WTP

2013 LK 2012 WDP

2014 LK 2013 WDP

2015 LK 2014 WDP

1.1.3 Aspirasi Masyarakat terhadap LAPAN

Pengembangan produk litbang dan layanan publik LAPAN tidak

terlepas dari berbagai aspirasi dari 4 stakeholder LAPAN yang meliputi

instansi pemerintah, masyarakat pengguna, masyarakat ilmiah, dan

masyarakat umum. Sampai dengan saat ini kebutuhan stakeholder yang

teridentifikasi di antaranya :

1. LAPAN (Pusat Sains Antariksa) sebagai satu-satunya instansi yang

melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang cuaca

antariksa diharapkan dapat menjadi pusat rujukan dalam bidang

cuaca antariksa.

2. Dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang berbasis

antariksa, maka hasil litbang cuaca antariksa makin banyak

diperlukan, antara lain oleh TNI POLRI, pemerintah daerah

pengguna komunikasi radio HF, dan penyedia jasa layanan

komunikasi dengan satelit.

3. Meningkatnya minat masyarakat dalam bidang keantariksaan

menjadikan LAPAN (Pusat Sains Antariksa) sebagai sumber

informasi untuk mejelaskan fenomena antariksa yang menjadi

perhatian masyarakat.

4. Dengan meningkatnya minat komunitas internasional terhadap

fenomena atmosfer ekuator dan kopling atmosfer antariksa di

lintang rendah, maka hasil litbang teknologi atmosfer makin banyak

diperlukan untuk mitigasi bencana alam terkait perubahan iklim.

5. Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh

Kementerian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan

Page 29: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -24-

dan perencanaan pembangunan di berbagai sektor. Data

penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi dimanfaatkan

untuk pemetaan dasar, pemantauan dan inventarisasi sektor

kehutanan, pemantauan dan inventarisasi sektor pertanian, mitigasi

bencana, dan lain-lain. Kebutuhan data satelit penginderaan jauh

yang sangat besar untuk berbagai keperluan ini, memberikan

peluang LAPAN untuk semakin berkiprah dalam pembangunan

nasional.

6. Terkait dengan isu perubahan iklim, LAPAN sebagai satu-satunya

institusi yang mampu menyediakan data satelit secara konsisten dan

kontinyu, memiliki peluang untuk membangun kerjasama nasional

dan internasional yang saling menguntungkan dalam pengembangan

kompentensi SDM dan infrastruktur.

7. Banyaknya permintaan informasi sektor berbasis data penginderaan

jauh dan juga permintaan stakeholder agar metode yang dibangun

lebih akurat. Adanya tawaran kerjasama pengembangan metodologi

dari instansi lain baik dalam maupun luar negeri. Kegiatan

kerjasama dengan instansi litbang baik dalam maupun luar negeri

akan meningkatkan kualitas metode yang akan dibangun.

8. Meningkatnya kebutuhan data dan informasi penginderaan jauh

nasional, yang didukung dengan semakin banyaknya data

penginderaan jauh resolusi tinggi yang tersedia, sehingga

mendorong LAPAN meningkatkan layanannya.

9. LAPAN diharapkan berkontribusi dalam pengembangan roket untuk

berbagai aplikasi layanan.

10. Banyaknya tawaran kerjasama pengembangan teknologi satelit,

yang juga didukung dengan semakin banyaknya pengguna teknologi

satelit untuk membuat satelit nasional secara mandiri.

11. Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk

berbagai keperluan.

12. Adanya permintaan sebagai partner strategis bagi industri

penerbangan.

13. Kemampuan Litbang LAPAN dalam teknologi penerbangan,

khususnya teknologi pesawat terbang.

Page 30: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -25-

14. Teknologi UAV/LSU sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan

resolusi tinggi dan monitoring dalam sistem kebencanaan nasional,

lingkungan hidup dan perlindungan wilayah.

15. Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang

berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research) yang

dapat menjawab isu-isu strategis terkini di bidang penerbangan dan

antariksa.

Aspirasi masyarakat terhadap LAPAN dapat terlihat pada data

kerjasama formal antara LAPAN dengan berbagai pihak (Pemerintah

Pusat, Pemda, Perguruan Tinggi, dan Swasta/BUMN) dalam hal

penyediaan data, informasi, dan pemanfaatan teknologi penerbangan dan

antariksa.

Aspirasi-aspirasi tersebut membuktikan bahwa diperlukan

teknologi di bidang penerbangan dan antariksa untuk mendukung

pengembangan wilayah/tata ruang, pemantauan sumber daya alam dan

lingkungan, mitigasi bencana, dan transportasi dalam rangka

pembangunan nasional. Produk litbang dan layanan publik LAPAN

semakin penting dan dibutuhkan bagi kepentingan masyarakat. Hal ini

mendorong LAPAN untuk terus mengembangkan produk litbang dan

meningkatkan layanan kepada masyararakat.

1.1.4 Layanan Publik

1. Badan Layanan Umum

Pelayanan publik yang dilakukan oleh LAPAN dapat

terlihat pada pelayanan produk litbang yang diberikan kepada

berbagai pihak (Pemerintah Pusat, Pemda, Perguruan Tinggi, dan

Swasta/BUMN) dalam hal penyediaan data, informasi, dan

pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa. Dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan publik di LAPAN,

Pusfatekgan/BLU LAPAN telah menerapkan sistem manajemen

Mutu ISO 9001:2008 dengan sertifikasi pada tahun 2014, sehingga

sistem manajemen pelayanan berstandar internasional. Hal ini

menunjukan komitmen LAPAN dalam melaksanakan proses

reformasi birokrasi, terutama pada area pelayanan publik sesuai

Page 31: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -26-

amanat UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

2. Layanan Informasi

Secara umum produk litbang dan layanan publik LAPAN

dapat dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu: a) Informasi cuaca

antariksa dan kondisi atmosfer, b) Data dan informasi berbasis

penginderaan jauh satelit, c) Penguasaan teknologi roket, satelit, dan

penerbangan (pesawat tanpa awak dan pesawat transport), d)

Kebijakan terkait pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa.

Sampai dengan akhir tahun 2014, LAPAN telah memiliki

Standar Pelayanan Publik (SPP) sebanyak 84 SPP, yang telah

disahkan melalui Keputusan Kepala LAPAN Nomor 225 Tahun

2013 tentang Standar Pelayanan di LAPAN sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Kepala LAPAN

Nomor 242 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan

Kepala LAPAN Nomor 225 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan

di LAPAN dan Keputusan Kepala LAPAN Nomor 220 Tahun 2014

tentang Tim Penyusunan Standar Pelayanan. Melalui evaluasi

pelayanan publik kelembagaan yang dilakukan oleh Kementerian

PAN & RB dan Ombudsman RI pada tanggal 5 Juli 2013, LAPAN

mendapatkan peringkat ke-8 yang didukung oleh 3 (tiga) unit

pelayanan publik, yaitu Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat

(Biro KSH), Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara

(Pusfatekgan), dan Balai Penginderaan Jauh Parepare (BPJ

Parepare).

Dalam rangka keterbukaan informasi publik dan apresiasi

atas kemudahan akses pengguna terhadap hasil litbang LAPAN,

pada tahun 2013 LAPAN bersama Kementerian Keuangan terpilih

sebagai champion Layanan Informasi Publik versi Unit Kerja

Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan

(UKP4) karena memiliki lebih banyak jumlah informasi layanan

publik yang telah dimasukkan ke dalam portal http://satulayanan.net

dan dikelola dengan lebih baik dibandingkan Kementerian dan

Lembaga lainnya.

Pada 2014, nilai Pemeringkatan E-Goverment Indonesia

Page 32: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -27-

(PeGI) LAPAN berada di posisi 11 dari 24 LPNK yang

berpartisipasi, dengan predikat "baik" untuk semua dimensi

penilaian (kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan

perencanaan). Sementara itu, untuk Webometrics berada pada posisi

666 dari 70 ribu lembaga litbang di seluruh dunia. Untuk posisi

lembaga litbang di Indonesia peringkat Webometrics, LAPAN

menduduki peringkat 40 pada Januari 2014, kemudian naik menjadi

peringkat 4 pada bulan Juli tahun 2014, dan pada Januari 2015

peringkat LAPAN naik satu tingkat menjadi peringkat 3.

1.1.5 Regulasi Kewenangan LAPAN

Landasan hukum LAPAN berdasarkan Keputusan Presiden

Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,

Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013, dan Keputusan Presiden Nomor

110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013. Dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, LAPAN didukung berbagai peraturan

perundang-undangan sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan,

terutama Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang

Keantariksaan (LAPAN merupakan Lembaga utama penyelenggara

kegiatan keantariksaan di Indonesia). Peraturan perundang-undangan

lainnya yang juga mendasari/mendukung tugas fungsi LAPAN yaitu:

1. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem

Nasional Penelitian Pengembangan, dan Penerapan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi ( Sisnas-Iptek);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih

Teknologi Kekayaan Intelektual serta Penelitian dan

Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian

dan Pengembangan;

3. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan

Industri Nasional (LAPAN mempunyai keterkaitan untuk

bekerjasama dengan industri yang sejenis litbang LAPAN bahwa

Page 33: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -28-

pengembangan industri nasional yang bertujuan untuk

meningkatkan daya saing industri, dan yang memiliki struktur

yang sehat dan berkeadilan, berkelanjutan, serta mampu

memperkokoh ketahanan nasional memerlukan sebuah kebijakan

industri nasional yang jelas).

4. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

(LAPAN mempunyai kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan armada angkutan udara nasional yang tangguh serta

didukung industri pesawat udara yang andal sehingga mampu

memenuhi kebutuhan angkutan, baik di dalam negeri maupun dari

dan ke luar negeri).

5. Peratuan Kepala LAPAN Nomor 02 Tahun 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja LAPAN sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 05 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Kepala LAPAN Nomor 02 Tahun 2011

tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN. Organisasi baru akan

merujuk pada Perpres organisasi sebagai amanat dari Undang-

Undang RI Nomor 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan.

6. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penyediaan,

Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi

Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi; (LAPAN

menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi untuk

keperluan survei dan pemetaan berdasarkan hasil pengolahan atas

data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi berupa koreksi

radiometrik dan spektral)

Saat ini sedang disiapkan Rancangan Peraturan Presiden tentang

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, seperti diamanatkan

Undang-undang Keantariksaan.

1.2 Potensi dan Permasalahan

1.2.1 Kekuatan

1. LAPAN merupakan satu-satunya instansi yang melaksanakan

penelitian dan pengembangan di bidang cuaca antariksa.

2. Dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang berbasis

Page 34: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -29-

antariksa, maka hasil litbang dalam cuaca antariksa makin banyak

diperlukan, antara lain oleh TNI POLRI, pemerintah daerah

pengguna komunikasi radio HF, dan penyedia jasa layanan

komunikasi dengan satelit.

3. Memiliki kemampuan di dalam melakukan pengkajian kebijakan

dan peraturan perundang-undangan di bidang penerbangan dan

antariksa.

4. Satu-satunya instansi di lingkungan Ristek yang menjalankan

litbang khusus dalam teknologi penerbangan, khususnya dalam

pengembangan teknologi pesawat terbang.

5. Mempunyai landasan hukum yang kuat meliputi UU RI Nomor 21

tahun 2013, UU RI Nomor 1 Tahun 2009 dan Perpres Nomor 28

Tahun 2008.

6. Pengalaman diseminasi yang cukup banyak dalam hal teknologi

UAV/LSU sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan resolusi

tinggi dan monitoring dalam sistem kebencanaan nasional,

lingkungan hidup dan perlindungan wilayah;

7. Memiliki pengalaman unik sebagai pemegang rekor MURI untuk

pesawat tanpa awak dengan ketahanan terbang 200 km.

8. Mempunyai jaringan kerjasama dengan industri dirgantara PT DI,

Lembaga Riset Aeronautika Internasional (NLR), TU Berlin dan

Instansi lain terkait dunia penerbangan.

9. Mempunyai fasilitas penelitian yang cukup ideal sebagai lembaga

aeronautika di wilayah Rumpin dengan lahan yang luas dan

terdapat fasilitas runway pesawat terbang.

10. Satu-satunya instansi yang melakukan litbang di bidang teknologi

roket di Indonesia.

11. Memiliki kemampuan dalam membuat rancang bangun roket

padat berdiameter hingga 450 mm.

12. Memiliki kemampuan membangun satelit eksperimen secara

mandiri (kelas mikro).

13. LAPAN sebagai pengelola BDPJN sudah mampu menyediakan

data penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi bagi semua

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI dengan

Page 35: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -30-

lisensi pemerintah. Sistem BDPJN ini didukung oleh pengalaman

panjang dalam pengoperasian sistem stasiun bumi satelit

penginderaan jauh Pekayon-Parepare-Rumpin sejak tahun 1993

sampai saat ini, yang menjamin kontinuitas dan ketersediaan data

satelit penginderaan jauh. Sampai tahun 2014 sistem BDPJN ini

didukung oleh:

a. Infrastruktur stasiun bumi multi misi yang mampu mencakup

seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI), sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan data

satelit penginderaan jauh untuk Kementerian/ Lembaga,

TNI/POLRI, dan Pemerintah Daerah.

b. Sistem pengolahan data, yang mampu menghasilkan data

resolusi rendah harian secara near real time, resolusi

menengah dan tinggi yang termosaik dan bebas awan setiap

tahunnya. Sistem pengolahan didukung oleh sistem komputasi

kecepatan tinggi (HPC) dengan pengolahan secara pararel

(pararel processing) berbasis opensource.

c. Sistem pengelolaan, penyimpanan dan distribusi data, yang

mampu menyimpan data resolusi rendah, menengah dan

tinggi hasil akuisisi tahun 1990-sekarang, dengan

penambahan kapasitas penyimpanan 500 TB/tahun, dan telah

beroperasi tanpa interupsi 24 jam perhari 7 hari seminggu.

Pada tahun 2010-2014 telah berhasil ditambahkan data

sebesar 55.206 data, dan telah didistribusikan untuk

Kementerian/Lembaga, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, serta

Perguruan Tinggi/Swasta sebesar 30.221 data. Sistem

penyimpanan dan distribusi ini didukung oleh sistem jaringan

komunikasi data yang menghubungkan Stasiun Bumi

Penginderaan Jauh Parepare, Rumpin dan Pekayon dengan

sistem penyimpanan dan distribusi serta terhubung dengan

pengguna-pengguna strategis seperti Badan Informasi

Geospasial (BIG), Kementerian Pertanian dan Situation Room

Presiden/Kantor UKP4.

Page 36: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -31-

14. Data penginderaan jauh telah dimanfaatkan untuk mendukung

berbagai kepentingan sektor-sektor pembangunan nasional antara

lain untuk kehutanan, pertanian, kelautan dan perikanan,

pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana dan sebagainya.

Informasi tersebut telah disampaikan kepada berbagai

kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan mendapatkan

umpan balik yang sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil-

hasil penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan

jauh telah berjalan dengan baik dan berdayaguna. Informasi yang

sudah dimanfaatkan masyarakat secara luas adalah Zona Potensi

Penangkapan Ikan, Fase Pertumbuhan Padi dan Tanggap Darurat

Bencana. Dukungan terhadap peningkatan pendapatan seperti

pajak, efisiensi penangkapan ikan, dan efisiensi dalam upaya

peningkatan produktivitas tanaman padi merupakan kontribusi

yang cukup besar oleh LAPAN terhadap sektor ekonomi.

Dibangunnya Sistem Pemantauan Bumi Nasional pada tahun 2013

merupakan jembatan yang sangat baik antara hasil penelitian dan

pengembangan dengan para stakeholder pemanfaatan

penginderaan jauh. Selain itu, banyaknya kerjasama nasional dan

internasional yang telah berjalan dalam upaya memanfaatkan data

penginderaan jauh merupakan suatu kekuatan penting bagi dalam

dalam meningkatkan kualitas hasil penelitian dan

pengembangannya. Aktifnya LAPAN dalam Masyarakat

Penginderaan Jauh Nasional, Forum APRSAF, Sentinel Asia,

Regional Support Office UN SPIDER, GEO-GLAM dan

organisasi lainnya merupakan suatu kekuatan LAPAN dalam

pemanfaatan penginderaan jauh. UU No. 21 tahun 2013

merupakan kekuatan bagi lembaga dalam pemanfaatan

penginderaan jauh dalam penetapan metode dan pedoman

pemanfaatan penginderaan jauh secara nasional.

15. Kepercayaan dari mitra nasional dan internasional terhadap

kompetensi LAPAN.

16. Tersedianya tenaga auditor yang berkompeten, bersertifikat, dan

memiliki pengalaman yang cukup memadai.

Page 37: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -32-

17. Ada standarisasi dan pedoman tentang pengawasan (SOP

Pengawasan).

18. Adanya sistem jenjang karir yang jelas.

1.2.2 Kelemahan

1. Jumlah SDM masih kurang dan penyebarannya tidak merata.

2. Komposisi pendidikan terakhir SDM LAPAN kurang lebih 40%

berpendidikan terakhir di bawah S1.

3. Perlengkapan fasilitas litbang masih kurang memadai

dibandingkan dengan lembaga keantariksaan Negara lain.

4. Produktivitas hasil litbang LAPAN belum memenuhi standar pusat

unggulan Ristek.

5. Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) belum menerapkan Service

Level Agreement (SLA).

6. Belum tersedianya fasilitas untuk pendidikan dan pelatihan serta

bimbingan teknis dalam rangka pelayanan publik.

1.2.3 Peluang

1. Antariksa di atas Indonesia yang merupakan daerah anomali

menarik komunitas internasional untuk mengamati sehingga Para

peneliti berkesempatan untuk melakukan kerjasama agar dapat

ikut berkontribusi dalam kegiatan internasional.

2. Minat komunitas internasional dalam mempelajari fenomena

atmosfer ekuator dan kopling atmosfer-antariksa di lintang rendah

semakin meningkat sehingga peran LAPAN semakin penting.

3. Adanya isu perubahan iklim, sehingga LAPAN terpacu untuk

menyediakan data satelit terkait mitigasi perubahan iklim.

4. Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang

berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research)

yang dapat menjawab isu-isu strategis terkini di bidang

penerbangan dan antariksa. (Desains-Pusat kajian kebijakan)

5. UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Perpres

Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional,

menempatkan LAPAN sebagai litbang pengembangan pesawat

Page 38: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -33-

terbang, menjustifikasi peran LAPAN dalam dunia industri

pesawat terbang. (Detekgan-Pustekbang)

6. Tersedianya industri untuk mendukung teknologi penerbangan

(contoh: PT. Dirgantara Indonesia) sehingga Pustekbang mudah

merealisasikan produk penerbangan dan berkesempatan menjadi

partner strategis bagi industri penerbangan nasional. (Detekgan-

Pustekbang)

7. Berkesempatan menjadi leader dan pemegang program pesawat

transport nasional N-219, ini menjadi awal yang baik untuk

menjadi leader berikutnya dalam pengembangan pesawat

transport nasional.

8. Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk

berbagai keperluan, baik untuk keperluan sipil, pemantauan,

pemetaan, kebencanaan maupun keperluan penggunaan khusus.

9. Kondisi geografis Indonesia sebagai Negara maritim dan

kecenderungan penerapan blue economy memerlukan teknologi

penerbangan dan antariksa untuk dimanfaatkan dalam pemantauan

sumber daya alam dan lingkungan.

10. Roket merupakan salah satu program nasional yang telah

ditetapkan oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).

11. Semakin banyaknya pengguna teknologi satelit untuk membuat

satelit secara mandiri untuk keperluan mereka sendiri.

12. Banyak tawaran kerjasama pengembangan teknologi satelit.

13. Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan

menempatkan LAPAN sebagai lembaga yang diberi kewenangan

untuk menyediakan dan mengelola, mengoperasikan dan

mengatur stasiun bumi, serta mengolah dan menentukan standar

pengolahan data penginderaan jauh. Undang-undang dapat

memberikan kewenangan kepada Lembaga sebagai

penyelenggaran utama kegiatan penginderaan jauh.

14. Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh

Kementrian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan

dan perencanaan pembangunan di berbagai sektor. Data

penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi dimanfaatkan

Page 39: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -34-

untuk: pemetaan dasar, pemantauan dan inventarisasi sektor

kehutanan, pemantauan dan inventarisasi sektor pertanian,

mitigasi bencana, dll. Kebutuhan data satelit penginderaan jauh

yang sangat besar untuk berbagai keperluan ini, memberikan

peluang untuk LAPAN untuk semakin berkiprah dalam

pembangunan nasional. Hal lain adalah adanya isu perubahan

iklim. LAPAN sebagai satu-satunya institusi yang mampu

menyediakan data satelit secara konsisten dan kontinyu, memiliki

peluang untuk membangun kerjasama nasional dan international

yang saling menguntungkan dalam pengembangan kompentensi

SDM dan infrastruktur.

15. Banyaknya permintaan informasi sektor berbasis data

penginderaan jauh dan juga permintaan stakeholder agar metode

yang dibangun lebih akurat. Peluang lain adalah adanya tawaran

kerjasama pengembangan metodologi dari instansi lain baik

dalam maupun luar negeri. Kegiatan kerjasama dengan instansi

litbang baik dalam maupun luar negeri akan meningkatkan

kualitas metode yang akan dibangun.

16. Trend kerjasama internasional antar lembaga keantariksaan di

lingkup Asia Pacific menjadi peluang untuk knowledge and

technology sharing yang terbuka luas.

17. Kebutuhan bahan kebijakan dan kajian akademis peraturan

perundang-undangan di bidang penerbangan dan antariksa yang

tepat waktu dan tepan guna untuk kepentingan nasional.

1.2.4 Tantangan

1. Adanya kebijakan internasional Missile Technology Control

Regime (MTCR) yang mengakibatkan pembatasan transfer

teknologi sensitif sehingga menyulitkan pengembangan teknologi

keantariksaan.

2. Kurangnya industri dalam negeri yang mendukung pembuatan

komponen untuk pengembangan teknologi penerbangan dan

antariksa.

3. Belum memiliki bandara riset (ilmiah) untuk melakukan uji

Page 40: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -35-

terbang hasil litbang penerbangan dan antariksa.

4. Adanya pengembangan wilayah perumahan dan fasilitas publik di

sekitar fasilitas LAPAN yang mengganggu aktivitas uji Litbang.

5. Anggaran untuk Iptek masih rendah, sedangkan fokus RPJMN

tahap 3 mengarahkan perekonomian berbasis SDA dengan

mengutamakan Iptek.

6. Tersedianya regulasi untuk industri pesawat terbang yang

mengharuskan adanya sertifikasi desain dan manufaktur serta

sertifikasi SDM.

7. Belum adanya regulasi operasionalisasi untuk pesawat tanpa awak

dan roket sehingga LAPAN dituntut untuk mempersiapkan

regulasinya.

8. Kepres pengadaan barang dan jasa tidak cocok dengan sistem

pengadaan barang dan jasa untuk teknologi sensitive.

9. Keterbatasan lahan untuk pengujian roket.

10. Dengan peluang pemanfaatan data yang sangat besar, tantangan

utama dalam penyelenggaraan penginderaan jauh adalah

pemenuhan terhadap standard baik dalam metoda maupun

produknya. Pemenuhan terhadap standard ini yang akan menjamin

legalitas produk ketika akan dijadikan bahan untuk kebijakan

publik. Pemenuhan standard ini meliputi kecepatan penyampaian

data kepada pengguna, ketepatan data baik dalam sisi geometrik

maupun radiometrik. Tuntutan untuk melakukan standardisasi

kualitas produk dan sertifikasi harus dilaksanakan demi kepuasan

pengguna.

11. Tantangan lain berkaitan dengan ketergantungan pada teknologi

asing. Penyelenggaraan kegiatan penginderaan jauh nasional

masih bergantung pada satelit-satelit yang dibuat dan dioperasikan

oleh negara-negara maju.

12. Indeks pembangunan manusia Indonesia masih rendah sehingga

berpengaruh terhadap perkembangan litbang keantariksaan.

Page 41: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -36-

2.1 Visi

“Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk

Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri.”

Melalui Visi tersebut, LAPAN mampu menjadi organisasi

yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan

serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang

bertaraf internasional di bidang penerbangan dan antariksa dengan

standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan

pengguna, untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.

2.2 Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang

diemban adalah:

1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa

bertaraf internasional.

2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di

bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan

permasalahan nasional.

3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan

untuk kepentingan nasional.

2.3 Tujuan

1. Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan

antariksa bagi masyarakat;

2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang

aman dan selamat;

2.4 Sasaran Strategis

1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek

penerbangan dan antariksa.

2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang

prima.

3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan

antariksa.

4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuai

standard.

Page 42: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -37-

5. Terlaksananya pemanfaatan dan layanan publik Iptek

penerbangan dan antariksa

6. Meningkatnya kapasitas Iptek penerbangan dan antariksa.

7. Tersedianya rumusan kebijakan yang implementatif.

8. Tersedianya DSS lintas sektoral untuk mitigasi bencana alam

dan perubahan iklim.

9. Meningkatnya penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

di lingkungan LAPAN.

10. Meningkatnya penataan tatalaksana di lingkungan LAPAN.

11. Meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja di lingkungan

LAPAN.

12. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan

LAPAN.

2.5 Sistem Nilai

1. Pembelajar

Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi

dengan hal-hal yang baru.

2. Rasional

Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara

hukum dan ilmiah.

3. Konsisten

Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana

jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah

ditetapkan.

4. Akuntabel

Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai

dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan

monitoring dan evaluasi.

5. Berorientasi kepada layanan publik

Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan

kebutuhan publik.

Page 43: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -38-

Implementasi

Akuntansi

Pemerintahan

Berbasis

Akrual Tahun

2015

A.2. IMPLEMENTASI AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BERBASIS AKRUAL TAHUN 2015

LAPAN mulai Tahun Anggaran 2015 untuk pertama kali

mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan

laporan keuangannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam

implementasi pertama ini, perlakuan akuntansi atas penyajian dan

pengungkapan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Sesuai dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP) No 4 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi

dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan,

Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan tidak melakukan penyajian

kembali atas Laporan Keuangan Tahun 2014.

2. LAPAN menyandingkan Laporan Keuangan untuk periode yang

berakhir 31 Desember 2015 berbasis akrual dengan Laporan Keuangan

untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014 berbasis kas menuju

akrual.

3. Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015

dan 2014 tersanding adalah bukan laporan keuangan komparatif.

Pembaca laporan keuangan diharapkan memahami bahwa

penyandingan tersebut bukan perbandingan, sehingga tidak dapat

digunakan sebagai dasar analisis Laporan Keuangan lintas tahun.

Basis

Akuntansi

A.3. BASIS AKUNTANSI

LAPAN menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian

Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis

kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis

akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.

Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui

pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas

diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi

Page 44: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -39-

Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

A.4. Dasar Pengukuran

Dasar

Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang

diterapkan Kantor Akuntansi Istimewa Papua dalam penyusunan dan

penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan

historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau

sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset

tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang

digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.

Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu

dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

A.5 Kebijakan Akuntansi

Kebijakan

Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu

pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi

merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan,

dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan

dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi

yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan

yang ditetapkan oleh LAPAN. Disamping itu, dalam penyusunannya telah

diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan

pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam

penyusunan Laporan Keuangan LAPAN adalah sebagai berikut :

Pendapatan-

LRA

(1) Pendapatan - LRA

Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum

Negara (KUN).

Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto,

Page 45: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -40-

yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber

pendapatan.

Pendapatan-

LO (2) Pendapatan – LO

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan

dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk

sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO

pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai

berikut:

o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai

dilaksanakan

o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara

nilai dan periode waktu sewa.

o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat

keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.

Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto,

yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja (3) Belanja

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan

belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran

tersebut disahkan oteh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN).

Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi

aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

Page 46: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -41-

Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

Aset (5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancer, Aset Tetap dan Aset

Lainnya.

Aset Lancar a. Aset Lancar

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal.

Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan

menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga

disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam

bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:

o Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti

Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan

Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah

dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap.

o Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat

peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung

dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan

kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur

dengan andal.

Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat

direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan

dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih.

Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang

ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang

dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah

Page 47: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -42-

sebagai berikut:

Kualitas Piutang

Uraian

Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%

Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan

pelunasan 10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%

Macet 1.

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan

pelunasan 100%

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan

Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo

12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai

Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.

Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik

pada tanggal neraca dikalikan dengan:

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan

pembelian;

harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi

sendiri;

harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila

diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap b. Aset Tetap

Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau

harga wajar.

Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum

kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan

peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih

dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya

sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta

Page 48: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -43-

rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai

minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan

sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,

jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi

perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional

pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus,

ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi

yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan

rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya

telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset

Lainnya.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,

dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang

pengelolaan BMN/BMD.

c. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan

dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen

sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang

yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk

dilakukan penghapusan

Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap

dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya

nilai residu.

Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan

Page 49: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -44-

metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat

disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama

Masa Manfaat.

Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang

Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik

Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

Secara umum tabel masa manfaat tersebut :

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Ke lo mp o k A s e t Te t ap M as a M anf aat

Peralatan dan Mesin 2 s .d 20 Tahun

Gedung dan Bangunan 10 s .d 50 Tahun

Jalan, Irigas i dan Jaringan 5 s .d 40 Tahun

Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 Tahun

Piutang Jangka

Panjang d. Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang

diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih

dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai

berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat

direalisasikan.

Aset Lainnya e. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,

dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya

adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh

tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan

pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto

yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi

Page 50: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -45-

amortisasi.

Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan

metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB

dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar

nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

Kewajiban (6) Kewajiban

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka

pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam

waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak

Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan

Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan

Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang

jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu

lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai

kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi

berlangsung.

Ekuitas (7) Ekuitas

Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban

dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan

dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Page 51: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -46-

Implementasi

Akuntansi

Pemerintah

Berbasis

Akrual

Pertama Kali

(8) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali

Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi

berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan

pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan.

Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014

yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas

sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan

penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam

Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat

dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian

akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah merupakan

implementasi yang pertama.

Page 52: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 47 -

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN

Realisasi

Pendapatan

Rp294.232.871.785

B.1 Pendapatan

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember

2015 adalah sebesar Rp294.232.871.785 atau mencapai 4927,04% dari

estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp5.971.800.000.

Keseluruhan pendapatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

(LAPAN) terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak. Rincian Estimasi

Pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut :

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan per 31 Desember 2015

Anggaran Realisasi % Realisasi

Anggaran

Penerimaan Perpajakan - 0

Penerimaan Negara Bukan Pajak 5.971.800.000 294.232.871.785 4.927,04

Jumlah 5.971.800.000 294.232.871.785 4.927,04

Uraian 2015

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak pada 31 Desember 2015

mengalami kenaikan sebesar 2.672,46% dibandingkan 31 Desember

2014. Kenaikan terjadi karena realisasi yang signifikan pada Pendapatan

PNBP Lainnya. Kenaikan yang signifikan per 31 Desember 2015 pada

pendapatan PNBP lainnya berasal dari pendapatan denda keterlambatan

penyelesaian pekerjaan pemerintah, pendapatan anggaran lain-lain dan

pendapatan jasa pelayanan tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan dan

teknologi.

Realisasi yang signifikan yaitu pada pendapatan jasa pelayanan tenaga,

pekerjaan, informasi, pelatihan dan teknologi di Satker Pusfatekgan

sebesar Rp187.900.355.770, pendapatan denda keterlambatan

penyelesaian pekerjaan pemerintah sebesar Rp16.420.606.075 terdiri dari

Satker Pustekroket sebesar Rp103.622.346, Satker Pustekbang sebesar

Rp16.026.817.661, Satker Biro Umum sebesar Rp77.112.238, Satker

Pustekdata sebesar Rp85.942.542, Satker Parepare sebesar Rp79.547.750,

Satker Pussainsa sebesar Rp6.132.805 dan Satker PSTA sebesar

Rp41.430.733 dan realisasi pendapatan anggaran lain-lain sebesar

Rp843.337.150 terdiri dari Satker Pustekroket sebesar Rp470.288.720,

Satker Pustekbang sebesar Rp191.500.000, Satker Parepare sebesar

Rp179.928.326, Satker Biro Umum sebesar Rp1.250.000, Satker

Page 53: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 48 -

Pustekdata sebesar Rp370.103 dan Satker Pusfatja sebesar Rp 1.

Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

UraianREALISASI

31 DESEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Pendapatan PNBP Lainnya 106.332.516.015 2.681.264.226 3.865,76

Pendapatan BLU 187.900.355.770 7.931.432.138 2.269,06

Jumlah 294.232.871.785 10.612.696.364 2.672,46

Rincian Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN 31 Desember 2015 31 Desember 2014NAIK

(TURUN)

1. Pendapatan dari

Pemindahtanganan BMN Lainnya67.378.075 363.430.000 (81,46)

2. Pendapatan dari

Penjualan Peralatan dan Mesin53.500.000 - 100,00

3. Pendapatan Sewa Tanah,

Gedung dan Bangunan8.452.455 9.172.068 (7,85)

4. Pendapatan dari

Pemindahtanganan BMN2.500.000 - 100,00

5. Pendapatan Jasa Lembaga

Keuangan (Jasa Giro)1.611.003 1.422.462 13,25

6. Pendapatan Hasil Denda dan

Sebagainya- 6.632.142 0,00

7. Pendapatan Denda

Keterlambatan Penyelesaian

Pekerjaan Pemerintah

16.420.606.075 1.960.443.198 737,60

8. Pendapatan Penyelesaian Tuntutan

Ganti Rugi Non Bendahara10.550.000 - 100,00

9. Penerimaan Kembali Belanja

Pegawai Pusat TAYL319.541.406 193.001.204 65,56

10. Penerimaan Kembali Belanja

Barang TAYL246.419.068 - 100,00

11.Penerimaan Kembali Belanja Modal

TAYL88.349.036.450 - 100,00

12.Penerimaan Kembali Belanja Lian-

Lain TAYL- 65.661.900 100,00

13.Penerimaan Kembali Persekot/Uang

Muka Gaji9.584.333 3.760.336 100,00

14. Pendapatan Anggaran Lain-lain 843.337.150 77.740.916 984,80

15. Pendapatan Jasa Pelayanan

Tenaga, Pekerjaan, Informasi,

Pelatihan dan Teknologi

187.900.355.770 7.931.432.138 2.269,06

Jumlah 294.232.871.785 10.612.696.364 2.672,46

Realisasi Belanja

Negara

Rp695.275.761.854

B.2. Belanja

Realisasi belanja LAPAN pada 31 Desember 2015 adalah sebesar

Rp695.275.761.854 atau sebesar 79,16% dari anggaran belanja sebesar

Rp878.339.699.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 31 Desember

2015 adalah sebagai berikut :

Page 54: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 49 -

Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja 31 Desember 2015

Anggaran Realisasi% Realisasi

Anggaran

Belanja Pegawai 144.185.826.000 128.150.188.241 88,88

Belanja Barang 425.001.136.000 271.056.029.725 63,78

Belanja Modal 309.152.737.000 296.926.842.948 96,05

Total Belanja Kotor 878.339.699.000 696.133.060.914 79,26

Pengembalian Belanja 857.299.060

Jumlah 878.339.699.000 695.275.761.854 79,16

Uraian

2015

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik

berikut ini:

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program pada 31 Desember 2015

adalah sebagai berikut:

082.01.

Program Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Lapan

301.482.901.000 154.789.169.110 51,34

082.06

Program Pengembangan

Teknologi Penerbangan dan

Antariksa

576.856.798.000 541.343.891.804 93,84

878.339.699.000 696.133.060.914 79,26 Jumlah

(%)Realisasi BelanjaAnggaranUraian ProgramKode

Dibandingkan dengan 31 Desember 2014, Realisasi Belanja pada 31

Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,80% dibandingkan

realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Kenaikan yang signifikan

terdapat pada realisasi belanja barang.

-

50,000,000,000

100,000,000,000

150,000,000,000

200,000,000,000

250,000,000,000

300,000,000,000

350,000,000,000

400,000,000,000

450,000,000,000

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Anggaran Realisasi

Page 55: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 50 -

Perbandingan realisasi Belanja 31 Desember 2015 dan 2014

UraianREALISASI

31 DESEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Pegawai 128.150.188.241 121.452.183.574 5,51

Belanja Barang 271.056.029.725 170.011.973.511 59,43

Belanja Modal 296.926.842.948 399.140.284.845 (25,61)

Total Belanja Kotor 696.133.060.914 690.604.441.930 0,80

Pengembalian Belanja 857.299.060 510.314.659

Jumlah 695.275.761.854 690.094.127.271 0,80

Belanja Pegawai

Rp128.005.494.492

B.3 Belanja Pegawai

Realisasi belanja pegawai 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah masing-masing sebesar Rp128.005.494.492 dan

Rp121.136.986.974. Realisasi belanja pegawai per 31 Desember 2015

mengalami kenaikan sebesar 5,67% dari 31 Desember 2014. Kenaikan

yang signifikan terdapat pada belanja uang lembur.

Perbandingan Belanja Pegawai 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

UraianREALISASI

31 DESEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 83,340,997,884 77,418,735,526 7.65

Belanja Uang Lembur 553,693,300 363,956,750 52.13

Belanja Tunj. Khusus &Transito 44,255,497,057 43,669,491,298 1.34

Jumlah Belanja Kotor 128,150,188,241 121,452,183,574 5.51

Pengembalian Belanja Pegawai 144,693,749 315,196,600

Jumlah 128,005,494,492 121,136,986,974 5.67

Belanja Barang

Rp270.387.655.726

B.4 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah masing-masing sebesar Rp270.387.655.726 dan

Rp169.816.855.452. Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2015

mengalami kenaikan 59,22% dari Realisasi Belanja Barang 31

Desember 2014. Kenaikan realisasi belanja barang yang signifikan

terdapat pada belanja barang BLU yaitu belanja penyediaan barang

dan jasa BLU lainnya. Pada realisasi belanja barang terdapat

perubahan nilai dari unaudited ke audited 2015 yaitu karena adanya

pengesahan belanja hibah sebesar Rp 650.960.419. Rincian Belanja

Barang disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 56: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 51 -

Perbandingan Belanja Barang 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

UraianREALISASI

31 DESEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Barang Operasional 57.849.018.797 22.577.092.282 156,23

Belanja Barang Non Operasional 30.916.772.222 64.605.697.469 (52,15)

Belanja Barang Persediaan 26.081.408.703 - 100,00

Belanja Jasa 41.009.069.455 25.449.540.012 61,14

Belanja Pemeliharaan 19.498.119.355 14.912.772.719 30,75

Belanja Perjalanan Dalam Negeri 25.833.954.075 28.734.111.939 (10,09)

Belanja Perjalanan Luar Negeri 3.795.810.774 5.534.769.146 (31,42)

Belanja Barang BLU 64.886.590.344 7.781.989.944 733,80

Belanja Barang untuk diserahkan kepada

masyarakat/pemda 1.160.986.000 416.000.000 179,08

Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan

kepada masyarakat/pemda 24.300.000 0

Jumlah Belanja Kotor 271.056.029.725 170.011.973.511 59,43

Pengembalian Belanja Barang 668.373.999 195.118.059

Jumlah 270.387.655.726 169.816.855.452 59,22

Belanja Modal

Rp296.882.611.636

B.5 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing

sebesar Rp296.882.611.636 dan Rp399.140.284.845. Belanja modal

merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset

lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Realisasi Belanja Modal pada TA 2015 mengalami penurunan sebesar

25,62% dibandingkan TA 2014 disebabkan oleh turunnya belanja

modal peralatan dan mesin.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014

UraianREALISASI

TA. 2015

REALISASI

TA 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Modal Tanah 1.797.006.960 - 100

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 230.313.312.921 360.284.582.413 (36,07)

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 34.050.253.407 15.909.496.463 114,02

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan

Jaringan 1.207.123.500 731.433.900 65,04

Belanja Modal Lainnya 29.441.626.160 22.074.572.069 33,37

Belanja Modal BLU 117.520.000 140.200.000 (16,18)

Jumlah Belanja Kotor 296.926.842.948 399.140.284.845

Pengembalian 44.231.312 0

Jumlah 296.882.611.636 399.140.284.845 (25,62)

Belanja Modal

Tanah

Rp1.797.006.960

B.5.1 Belanja Modal Tanah

Realisasi Belanja Modal Tanah per 31 Desember 2015 dan per 31

Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 1.797.006.960,00

dan Rp0. Realisasi Belanja Modal Tanah 31 Desember 2015

mengalami kenaikan 100% dari Realisasi Belanja Barang 31 Desember

2014. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 tidak terdapat realisasi

belanja modal tanah. Rincian Belanja Modal Tanah disajikan dalam

Page 57: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 52 -

tabel berikut ini :

Perbandingan Belanja Modal Tanah 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

UraianREALISASI

31 DESEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Modal Tanah 1,797,006,960 0 100.00

Jumlah Belanja Kotor 1,797,006,960 0 100.00

Pengembalian Belanja Pegawai - 0

Jumlah 1,797,006,960 - 100.00

Belanja Modal

Peralatan dan Mesin

Rp230.313.312.921

B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015

dan per 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar

Rp230.313.312.921 dan Rp360.284.582.413. Realisasi Belanja Modal

Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 mengalami penurunan

sebesar 36.07% bila dibandingkan dengan realisasi belanja modal

peralatan dan mesin per 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan karena

turunnya belanja modal perencanaan dan pengawasan peralatan dan

mesin.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

UraianREALISASI

31 DESEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 119,176,576,996 105,812,896,013 12.63

Belanja Modal bahan Baku Peralatan dan

Mesin100,575,445,325 166,515,150,000 (39.60)

Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Peralatan dan Mesin400,000,000 87,923,878,000 (99.55)

Belanja Modal Pemasangan Perlatan dan

Mesin4,632,750,000 0 100.00

Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan

Mesin5,528,540,600 32,658,400 16,828.39

Jumlah Belanja Kotor 230,313,312,921 360,284,582,413 (36.07)

Pengembalian Belanja Pegawai

Jumlah 230,313,312,921 360,284,582,413 (36.07)

Belanja Modal

Gedung dan

Bangunan

Rp34.006.022.095

B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015

dan per 31 Desember 2014 masing-masing sebesar

Rp34.006.022.095 dan Rp15.909.496.463. Realisasi Modal Gedung

dan Bangunan per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar

113,75% dibandingkan Modal Gedung dan Bangunan per 31

Desember 2014. Hal ini disebabkan karena kenaikan yang signifikan

pada belanja penambahan nilai gedung dan bangunan.

Page 58: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 53 -

Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

UraianREALISASI

30 NOPEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 10,395,851,000 11,684,622,485 (11.03)

Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan

Honor Pengelola Teknis Gedung dan

Bangunan 24,650,000 13,700,000 79.93

Belanja Modal Perjalanan Gedung dan

Bangunan - 18,552,000 (100.00)

Belanja Modal Perencanaan dan

Pengawasan Gedung dan Bangunan 92,338,400

Belanja Penambahan Nilai Gedung dan

Bangunan 23,537,414,007 4,192,621,978 461.40

Jumlah Belanja Kotor 34,050,253,407 15,909,496,463 114.02

Pengembalian Belanja Pegawai 44,231,312

Jumlah 34,006,022,095 15,909,496,463 113.75

Belanja Modal

Jalan, Irigasi dan

Jaringan

Rp1.207.123.500

B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember

2015 dan per 31 Desember 2014 masing-masing sebesar

Rp1.207.123.500 dan Rp731.433.400. Realisasi Belanja Modal Jalan,

Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan

sebesar 65,04% dibandingkan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan

Jaringan per 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan karena kenaikan

yang signifikan pada realisasi belanja penambahan nilai jalan dan

jembatan.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

UraianREALISASI

31 DESEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Penambahan Nilai Jalan dan

Jembatan 1,009,826,500 270,058,400 273.93

Belanja Penambahan Nilai Jaringan 197,297,000 461,375,000 (57.24)

Jumlah Belanja Kotor 1,207,123,500 731,433,400 65.04

Pengembalian Belanja Pegawai

Jumlah 1,207,123,500 731,433,400 65.04

Belanja Modal

Lainnya

Rp29.441.626.160

B.5.5 Belanja Modal Lainnya

Realisasi Belanja Modal Lainnya per 31 Desember 2015 dan per 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp29.441.626.160 dan

Rp22.074.572.069. Realisasi Belanja Modal Lainnya 31 Desember

2015 mengalami kenaikan sebesar 33,37% dibandingkan Belanja

Modal Lainnya 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan pada 31

Desember 2015 tidak terdapat belanja penambahan nilai aset tetap

lainnya dan/atau aset lainnya.

Page 59: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 54 -

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya

31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

UraianREALISASI

31 DESEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Modal Lainnya 20,054,169,007 22,074,572,069 (9.15)

Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap

Lainnya dan/Atau Aset Lainnya 9,387,457,153 - 100.00

Jumlah Belanja Kotor 29,441,626,160 22,074,572,069 33.37

Pengembalian Belanja Pegawai - - -

Jumlah 29,441,626,160 22,074,572,069 33.37

Belanja Modal BLU

Rp117.520.000

B.5.6 Belanja Modal BLU

Realisasi Belanja modal BLU per 31 Desember 2015 dan per 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp117.520.000 dan

Rp140.200.000. Realisasi Belanja modal BLU 31 Desember 2015

mengalami penurunan sebesar 16,18% dibandingkan Belanja modal

BLU 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan turunnya realisasi belanja

modal peralatan dan mesin BLU.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal BLU

31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

UraianREALISASI

31 DESEMBER 2015

REALISASI

31 DESEMBER 2014

NAIK (TURUN)

%

Belanja Modal Peralatan Mesin BLU 117,520,000 140,200,000 (16.18)

Jumlah Belanja Kotor 117,520,000 140,200,000 (16.18)

Pengembalian Belanja Pegawai

Jumlah 117,520,000 140,200,000 (16.18)

Page 60: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 55 -

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

C.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara

Pengeluaran

Rp140.563.729

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp140.563.729 dan

Rp94.072.431 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di

bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa

UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali

ke Kas Negara per tanggal neraca. Rincian kas di bendahara

pengeluaran adalah sebagai berikut :

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran

Keterangan TA 2015 TA 2014

Uang Tunai 140,563,729Rp 94,072,431Rp

Jumlah 140,563,729Rp 94,072,431Rp

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp140.563.729

merupakan saldo sisa UP/TUP yang belum disetor pada satker Biro

Renor sebesar Rp 140.563.729. Tanggal penyetoran adalah tanggal

04 Januari 2016 (SSBP terlampir).

Kas Lainnya dan

Setara Kas

Rp95.993.535

C.2 Kas Lainnya dan Setara Kas

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp95.993.535 dan

Rp246.976.457.

Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas yang berada di bawah

tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari

UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai. Rincian

sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan adalah

sebagai berikut:

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

Keterangan TA 2015 TA 2014

Jasa Giro yang belum di setor ke kas negara 1.301.014Rp 231.050Rp

Pajak PPh yang Belum Disetor 70.747.365Rp 434.440Rp

Pengembalian Belanja belum disetor ke kas negara (berupa

honor)1.995.000Rp 246.310.967Rp

Belanja pegawai, honor yang belum dibagikan ke pegawai -Rp -Rp

LS bendahara berupa perjalanan dinas -Rp -Rp

Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga dari Hibah 3.143.698Rp -Rp

Utang pengembalian PPN 18.806.458Rp -Rp

Jumlah 95.993.535Rp 246.976.457Rp

Page 61: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 56 -

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Per Satker

Uraian Nominal (Rp)

1 Pusfatekgan 672817 18,806,458 Utang 18,806,458

2 Biro KSH 666121 1,995,000 Honor 1,995,000

3 Pusjigan 653483 1,129,952 Jasa Giro 1,129,952

4 LPA Kototabang 650168 171,062 Jasa Giro 171,062

5 BPPR Pameungpeuk 524376 9,395,443 pajak 9,395,443

6 Pustekbang 652673 61,351,922 pajak 61,351,922

7 Pusfatja 652652 3,143,698 hibah 3,143,698

95,993,535 95,993,535

Saldo (Rp)Penjelasan

Total

No Satker Kode

Kas Pada BLU

Rp125.804.257.421

C.3 Kas Pada Badan Layanan Umum

Saldo Kas pada Badan Layanan Umum per tanggal 31 Desember

2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar

Rp125.804.257.421 dan Rp 2.908.011.995 yang merupakan kas pada

satuan kerja BLU Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara LAPAN.

Penjelasan kas pada Badan Layanan Umum dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Saldo Kas Akhir Tahun 2014 menurut SAK

a. kas pada badan layanan umum 18,709,902

b. giro - operasional 125,602,964,213

c. giro - dana kelolaan 197,589,348

d. deposito 0

125,819,263,463

Tambah:

a. Belanja yang belum disahkan 4,360,000

b. belanja untuk keperluan BIG yang belum ada MAK- nya 2

4,360,002

Kurang:

a. Utang setor pajak Kementerian Dalam Negeri (17,866,958)

b. Utang Pengembalian atas pungutan PPN PLTM (785,000)

c. Selisih saldo awal tahun 2011 (559,587)

d. Utang setoran pajak honorarium bendahara penerimaan dr bln

okt-des 2015

(154,500)

(19,366,044)

125,804,257,421

Piutang Bukan

Pajak

Rp498.773.542

C.4 Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014

masing-masing sebesar Rp498.773.542 dan Rp0 Piutang bukan

pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa

terhadap pelayanan yang telah diberikan dan belum diselesaikan

pembayaran atau serah terimanya pada akhir tahun anggaran per

tanggal neraca.

Page 62: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 57 -

Rincian Piutang Bukan Pajak pada Lembaga Penerbangan dan

Antariksa Nasional (LAPAN), yang merupakan piutang TA 2015,

nilai piutang bukan pajak per 31 Desember 2015. Rincian piutang

bukan pajak per Eselon I dapat dilihat di bawah ini.

Rincian Piutang Bukan Pajak per Eselon I

No. Unit Eselon I Jumlah

1 LAPAN Rp498,773,542

Jumlah Rp498,773,542

Sedangkan mutasi piutang pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2014 Rp0

Mutasi tambah:

- Piutang pengembalian belanja Rp498.773.542

Mutasi kurang:

- Pelunasan TA 2015 Rp0

Saldo per 31 Desember 2015 Rp498.773.542

Mutasi penambahan dan pengurangan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

- Mutasi tambah sebesar Rp498.773.542 terdapat pada Satker

Pustekbang terdiri dari kekurangan volume pembangunan sarana

parkir dan kantin a.n PT. Mentari Putri Persada sebesar

Rp70.095.593, dan kekurangan pembangunan gedung

terowongan angin untuk desain center CV. Bani Jaya Bersaudara

sebesar Rp327.714.313 masing-masing setoran tanggal 18 Januari

2016 (dokumen terlampir) serta kekurangan volume pembangunan

gedung hanggar a.n CV. Nusantara Perkasa sebesar

Rp100.963.636. Setoran tanggal 22 Januari 2016 (dokumen

terlampir).

Piutang dari Kegiatan

Operasional BLU

Rp157.853.200

C.5 Piutang dari Kegiatan Operasional Badan Layanan Umum

Piutang Bukan Pajak BLU per tanggal 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp157.853.200 dan

Rp267.184.074 yang merupakan semua hak atau klaim pihak lain

atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum

diselesaikan pada akhir tahun anggaran.

Page 63: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 58 -

Rincian Piutang dari kegiatan Operasional BLU

Keterangan TA 2015 TA 2014

Pemerintah Kabupaten Maros 144,000,000Rp 144,000,000Rp

Dinas Bina Marga kab. Serdang Bedagai -Rp 123,184,074Rp

Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian 7,500,000Rp -Rp

PT. Lobo Resources 6,353,200Rp -Rp

Jumlah 157,853,200Rp 267,184,074Rp

Sedangkan mutasi piutang per 31 Desember 2015 adalah sebagai

berikut :

Saldo per 31 Desember 2014 267,184,074Rp

Mutasi tambah:

- Piutang Jasa Layanan 13,853,200Rp

Mutasi kurang:

- pelunasan piutang (123,184,074)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 157,853,200Rp

Piutang Dari

Kegiatan Non

Operasional BLU

Rp0

C.6 Piutang Dari Kegiatan Non Operasional BLU

Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU per tanggal 31

Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan

Rp3.027.309.

Perbandingan Piutang dari kegiatan non operasional BLU per 31

Desember 2015 dengan per 31 Desember 2014 dapat diihat pada

Tabel berikut :

Perbandingan Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU

Uraian TA 2015 TA 2014 %

Piutang dari Kegiatan Non

Operasional BLU-Rp 3.027.309Rp -100,00%

Total -Rp 3.027.309Rp -100,00%

Piutang dari kegiatan non operasional BLU merupakan klaim atas

pendapatan yang belum diterima oleh BLU dari kegiatan yang bukan

bisnis utama BLU. Piutang lain-lain terdiri atas Piutang bunga. Per

31 Desember 2015 adalah Rp0. Sejak tanggal 17 April 2015, BLU

Page 64: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 59 -

tidak memiliki akun deposito.

Rincian Piutang dari kegiatan non operasional BLU per-eselon I

dapat dilihat pada Tabel berikut :

Rincian Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU per-Eselon 1

Kode Uraian Eselon I TA 2015 TA 2014

082 LAPAN -Rp 3.027.309Rp

Total -Rp 3.027.309Rp

Bagian Lancar

Tagihan TP/TGR Rp0 C.7 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/

Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan

Ganti Rugi per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

masing-masing sebesar Rp0 dan Rp37.200.000 Bagian Lancar

TP/TGR merupakan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal

neraca yang akan jatuh tempo dalam 12 (dua belas) bulan atau kurang.

Pada periode 31 Desember 2015 tidak terdapat saldo bagian lancar

tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi.

Rincian Bagian Lancar TP/TGR

Uraian Eselon I TA 2015 TA 2014

an. Malik Ibrochim -Rp 37,200,000Rp

Jumlah -Rp 37,200,000Rp

Penyisihan Piutang

Tak Tertagih – Piutang

Lancar Rp147.166.688

C.8 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar

Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 31

Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar

Rp147.166.688 dan Rp148.351.057.

Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar adalah merupakan

estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan yang

ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian

Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Lancar pada tanggal pelaporan

adalah sebagai berikut:

Page 65: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 60 -

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar

Kualitas Piutang Nilai Piutang Lancar % Penyisihan Nilai Penyisihan

Lancar 498.773.542 0,50% 2.493.868

Kurang Lancar - 10% -

Diragukan - 50% -

Macet - 100% -

Jumlah 498.773.542 2.493.868

Lancar 7.500.000 0,50% 37.500

Kurang Lancar 6.353.200 10% 635.320

Diragukan - 50% -

Macet 144.000.000 100% 144.000.000

Jumlah 157.853.200 144.672.820

Jumlah Penyisihan Piutang Tak

Tertagih656.626.742 147.166.688

Piutang Bukan Pajak

Piutang dari Kegiatan Ops BLU

Penyisihan Piutang

Tak Tertagih –

Piutang Bukan

Pajak Rp2.493.868

C.8.1 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang bukan pajak per 31

Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp2.493.868 dan Rp0 yang merupakan estimasi atas

ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh

kualitas masing-masing piutang.

Berikut disajikan perhitungan penyisihan piutang tak tertagih –

piutang bukan pajak per Eselon I :

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak

No Kualitas Jumlah

Debitur Nilai Piutang Penyisihan Nilai Penyisihan

1 Lancar 3 498,773,542Rp 0,5% 2,493,868Rp

498,773,542Rp 2,493,868Rp Total

Penyisihan Piutang

Tak Tertagih – Bag.

Lancar TP/TGR Rp0

C.8.2 Penyisihan Piutang Tak Tertagih -Bagian Lancar Tagihan

Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR)

Saldo Penyisihan piutang tak tertagih Bagian Lancar Tagihan

Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31

Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan

Rp3.720.000 yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Bagian

Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR) yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang. Pada

periode 31 Desember 2015 tidak terdapat saldo Penyisihan piutang tak

Page 66: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 61 -

tertagih bagian lancar tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti

rugi.

Penyisihan Piutang

Tak Tertagih –

Piutang dari

Kegiatan

Operasional BLU

Rp 144.672.820

C.8.3 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang dari Kegiatan

Operasional BLU

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang dari Kegiatan

Operasional BLU per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-

masing sebesar Rp144.672.820 dan Rp144.615.920 yang merupakan

estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang

ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.

Berikut disajikan perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dari

Kegiatan Operasional BLU :

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang dari Kegiatan Operasional BLU

No. Debitur Kualitas Nilai Penyisihan Nilai Penyisihan

1 Pemerintah Kab. Maros Macet 144,000,000Rp 100% 144,000,000Rp

2Ditjen Perkebunan Kementeriaan

pertanianLancar 7,500,000Rp 0.5% 37,500Rp

3 PT. Lobo Resources kurang lancar 6,353,200Rp 10% 635,320Rp

Jumlah Jumlah 157,853,200Rp 144,672,820Rp

Kualitas piutang tak tertagih yang dinyatakan macet dikarenakan

satu bulan setelah diberikan surat tagihan ketiga belum dilakukan

pelunasan sampai tanggal neraca. Satker Pusfatekgan bersama-sama

dengan Tim TPKN LAPAN akan mengupayakan untuk menemui

Pemerintah Kabupaten Maros terkait pelunasan piutang pada Tahun

2016.

Penyisihan Piutang

Tidak Teratagih

Dari Kegiatan Non

Operasional BLU

Rp0

C.8.4 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Dari

Kegiatan Non Operasional BLU

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dari Kegiatan Non Operasional

BLU per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing

sebesar Rp0 dan Rp 15.137.

Saldo penyisihan piutang tak tertagih dari kegiatan non opersaional

BLU per 31 Desember 2015 adalah Rp0 yang merupakan estimasi

Page 67: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 62 -

atas ketidaktertagihan piutang bunga deposito. Hal ini disebabkan

sejak tanggal 17 April 2015 deposit sebesar Rp1.200.000.000 telah

dicairkan.

Belanja Dibayar

Dimuka

Rp10.527.120.568

C.9 Belanja Dibayar Dimuka

Belanja dibayar dimuka per tanggal 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp10.527.120.568 dan

Rp14.478.395.210 yang merupakan pengeluaran satuan kerja atau

pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening kas umum negara dan

membebani pagu anggaran, namun barang/jasa/fasilitas dari pihak

ketiga belum diterima/dinikmati satuan kerja atau pemerintah.

Rincian Belanja Dibayar Dimuka

No Uraian 31 Des 2015 31 Des 2014 Kenaikan/Penurunan

1. Belanja Dibayar Dimuka 10.527.120.568Rp 14.478.395.210Rp (3.951.274.642)Rp

Total 10.527.120.568Rp 14.478.395.210Rp (3.951.274.642)Rp

Penjelasan Belanja Dibayar Dimuka dapat dilihat pada penjelasan

sebagai berikut :

1. Satker Pusteksat: Terdapat perjanjian nomor

Sperjan/629/VIII/2009 antara LAPAN dengan Antrix atas

peluncuran 2 (dua) buah satelit yaitu satelit A2 dan A3. Pada

tanggal 29 September 2015 baru 1 (satu) buah satelit yaitu satelit

A2 telah diluncurkan sedangkan satelit A3 baru akan diluncurkan

pada bulan April Tahun 2016. Sampai saat ini pada Satker

Pusteksat masih terdapat Belanja Dibayar Dimuka (Prepaid) pada

neraca dengan nilai kontrak 1.1 Milion Euros dalam 1 (satu)

paket. Rincian belanja dibayar dimuka pada satker Pusteksat

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Rincian Belanja Dibayar Dimuka Satker Pusteksat

Jangka waktu

pembayaran /

termin

% Nilai

(dalam Euro)

Nilai

(dalam Rp) Ket

1 10% 110,000€ 1,522,970,900Rp Realiasi TA 2009 pada anggaran Babun

2 20% 220,000€ 2,752,079,000Rp Realiasi TA 2010 pada anggaran Pusteksat

3 70% 770,000€ 9,161,698,700Rp Realiasi TA 2011 pada anggaran Pusteksat

Total 100% 1,100,000€ 13,436,748,600Rp

Dokumen terkait terlampir.

Page 68: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 63 -

Atas jasa peluncuran tersebut telah diluncurkan satelit A2 tanggal

28 September 2015 sehingga terdapat pengurangan sebesar

Rp6.621.006.557. Untuk itu masih terdapat sisa sebesar

Rp6.815.742.043 atas jasa peluncuran satelit satelit A3 yang

direncanakan akan diluncurkan tahun 2016.

2. Satker Pustekbang : Terdapat bahan Praktikum dan Komponen

LSA-02 di TU Berlin sebesar € 233.766,75 atau setara dengan

Rp3.711.378.525 yang belum terealisasi.

Persediaan

Rp49.622.817.624 C.10 Persediaan

Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

masing-masing adalah sebesar Rp49.622.817.624 dan

Rp43.701.664.122.

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau

perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan

maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual,

dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah sebagai berikut :

Rincian Persediaan

No. Uraian 31 Des 2015 31 Des 2014

1 Barang Konsumsi 2,430,008,717Rp 2,108,891,175Rp

2 Bahan Untuk Pemeliharaan 186,513,770Rp 153,471,316Rp

3 Suku Cadang 9,307,407,629Rp 7,144,140,145Rp

4 Pita Cukai, Materai dan Leges -Rp -Rp

5Barang Persedian Lainnya untuk

Dijual/Diserahkan ke Masyarakat77,584,264Rp 94,112,264Rp

6 Bahan Baku 35,208,938,055Rp 32,528,395,872Rp

7Persediaan untuk tujuan

strategis/berjaga-jaga-Rp -Rp

8 Persediaan lainnya 2,412,365,189Rp 1,672,653,350Rp

49,622,817,624Rp 43,701,664,122Rp Jumlah

Total nilai barang persediaan yang dalam kondisi rusak dan usang

pada satker Pustekroket sebesar Rp31.455.000 terdiri dari:

Page 69: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 64 -

1. Kondisi rusak sebesar Rp7.140.000

2. Kondisi usang sebesar Rp24.315.000

Persediaan BLU

Rp443.677.142 C.11 Persediaan BLU

Persediaan BLU per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

masing-masing adalah sebesar Rp443.677.142 dan Rp434.990.039.

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau

perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan

maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual,

dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah sebagai berikut :

Rincian Persediaan BLU

No. Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 Barang Konsumsi 387.991.312Rp 338.367.913Rp

2 Bahan Untuk Pemeliharaan 1.070.000Rp 3.207.000Rp

3 Pita Cukai, Materai dan Leges -Rp 2.700.000Rp

4Barang Persedian Lainnya untuk

Dijual/Diserahkan ke Masyarakat48.615.830Rp 84.715.126Rp

5 Bahan Baku 6.000.000Rp 6.000.000Rp

443.677.142Rp 434.990.039Rp Jumlah

Terdapat persediaan usang sebesar Rp560.000.

Piutang Tagihan

TP/TGR Rp64.586.900 C.12 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR)

Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR) per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-

masing sebesar Rp64.586.900 dan Rp2.896.717.061. Tuntutan

Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya

atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan

kerugian negara. Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan

kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas suatu

kerugian yang diderita oleh negara karena kelalaiannya.

Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

Page 70: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 65 -

adalah sebagai berikut:

Rincian Tagihan TP/TGR

No. Nama 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 a.n Malik Ibrochim 64,586,900Rp 2,896,717,061

Jumlah 64,586,900Rp 2,896,717,061Rp

Sedangkan mutasi untuk tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan

ganti rugi dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini.

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 2,896,717,061Rp

Mutasi tambah:

Mutasi kurang:

- bagian lancar 37,000,000Rp

- masuk ke piutang jk panjang (2,665,830,161)Rp

- setoran semester I (192,100,000)Rp

- PT. Karya Putri Bungsu (1,250,000)Rp

- PT. Ina Intitara Bahtera (1,250,000)Rp

- PT. Ina Intitara Bahtera (1,250,000)Rp

- PT. Karya Putri Bungsu (1,250,000)Rp

- TGR a.n Malik Ibrochim, ST (6,200,000)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 64,586,900Rp

Piutang Jangka

Panjang Lainnya

Rp2.665.830.161

C.13 Piutang Jangka Panjang Lainnya

Nilai piutang jangka panjang lainnya per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp2.665.830.161 dan Rp0.

Rincian piutang jangka panjang lainnya per tanggal 31 Desember

2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :

Rincian piutang jangka panjang lainnya

No. Nama 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 PT. Cilungup Indah Serasi 370,046,838Rp -

2 CV. Surya Fadilah 218,982,148Rp -

3 PT. Centra Block 41,110,000Rp -

4 PT. Idee Murni Pratama 1,322,786,826Rp -

5 PT. Karya Putri Bungsu 11,970,537Rp -

6 CV. Kurnia Abadi 64,098,635Rp -

7 PT. Ina Intitara Bahtera 18,914,697Rp -

8 PT. Ina Intitara Bahtera 10,458,704Rp -

9 PT. Karya Putri Bungsu 5,935,053Rp -

10 PT. Ferdian Putra Sejati 568,134,979Rp -

11 PT. Kartatang 33,391,744Rp -

12 PT. Nami Jaya Sejahtera -Rp -

13 a.n Malik Ibrochim -Rp -

Jumlah 2,665,830,161Rp -Rp

Daftar rincian piutang jangka panjang lainnya per tanggal 31

Desember 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 71: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 66 -

Rincian Piutang Jangka Panjang Lainnya

No Satker Debitur Kualitas Nilai Piutang (Rp)

1 PustekroketPT. Cilungup

Indah SerasiMacet 370,046,838

CV. Surya

FadilahMacet 218,982,148

PT. Centra

BlockMacet 41,110,000

2 Biro UmumPT. Idee Murni

PratamaMacet 1,322,786,826

PT. Karya Putri

BungsuKrg Lancar 11,970,537

3 PusfatjaCV. Kurnia

AbadiMacet 64,098,635

4 PustekbangPT. Ina Intitara

BahteraKrg Lancar 18,914,697

PT. Ina Intitara

BahteraKrg Lancar 10,458,704

PT. Karya Putri

BungsuKrg Lancar 5,935,053

PT. Ferdian

Putra SejatiKrg Lancar 568,134,979

PT. Kartatang Krg Lancar 33,391,744

2,665,830,161 Total

Sedangkan mutasi untuk piutang jangka panjang lainnya dapat

dilihat pada penjelasan dibawah ini.

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 -Rp

Mutasi tambah:

- masuk ke piutang jangka panjang lainnya 2,665,830,161Rp

Mutasi kurang:

Saldo per 31 Desember 2015 2,665,830,161Rp

Penyisihan Piutang

Tak Tertagih —

Piutang Jangka

Panjang

Rp2.114.198.469

C.14 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang per

31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing

sebesar Rp2.114.198.469 dan Rp1.984.022.716. Penyisihan Piutang

Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang merupakan estimasi atas

ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang ditentukan oleh

kualitas masing-masing piutang TPA.

Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Jangka Panjang untuk

masing-masing kualitas piutang adalah sebagai berikut :

Page 72: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 67 -

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Jangka Panjang

Kualitas PiutangNilai Piutang Jk

Panjang% Penyisihan Nilai Penyisihan

Lancar - 0.50% -

Kurang Lancar - 10% -

Diragukan 64,586,900 50% 32,293,450

Macet - 100% -

Jumlah 64,586,900 32,293,450

Lancar - 0.50% -

Kurang Lancar 648,805,714 10% 64,880,572

Diragukan - 50% -

Macet 2,017,024,447 100% 2,017,024,447

Jumlah 2,665,830,161 2,081,905,019

Jumlah 2,730,417,061 2,114,198,469

Tagihan TP/TGR

Piutang Jangka Panjang Lainnya

Penyisihan Piutang

tak Tertagih -

Tuntutan

Perbendaharaan

Rp32.293.450

C.14.1 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Saldo Penyisihan Piutang tak Tertagih Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember

2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp32.293.450 dan

Rp1.984.022.716, yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang TP/TGR.

Berikut disajikan perhitungan Penyisihan Piutang tak Tertagih

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

untuk masing-masing debitur :

Rincian Penyisihan Piutang tak Tertagih Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/

Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

No Satker Debitur Kualitas Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

a.n Malik Ibrochim Diragukan64,586,900

50.0% 32,293,450

64,586,900 32,293,450 Total

Penjelasan kualitas piutang TP/TGR adalah sebagai berikut :

- TGR a.n Malik Ibrochim,ST dimasukkan kedalam kategori

diragukan karena tercantum pada SKTJM bahwa akan mulai

mencicil dalam waktu 24 bulan terhitung mulai Desember 2014

sampai dengan November 2016. Namun sampai dengan 31

Desember 2015 baru membayar 3 (tiga) kali cicilan.

Page 73: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 68 -

Penyisihan Piutang

Tak Tertagih —

Piutang Jangka

Panjang Lainnya

Rp2.081.905.019

C.14.2 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka

Panjang Lainnya

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang

lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah

masing-masing sebesar Rp2.081.905.019 dan Rp0. Penyisihan

Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang lainnya merupakan

estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang

ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang TPA.

Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Jangka Panjang

lainnya untuk masing-masing kualitas piutang adalah sebagai berikut:

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Jangka Panjang Lainnya

No Satker Debitur Kualitas Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

1 PustekroketPT. Cilungup

Indah SerasiMacet 370,046,838 100% 370,046,838

CV. Surya

FadilahMacet 218,982,148 100% 218,982,148

PT. Centra

BlockMacet 41,110,000 100% 41,110,000

2 Biro UmumPT. Idee Murni

PratamaMacet 1,322,786,826 100% 1,322,786,826

PT. Karya Putri

BungsuKurang lancar 11,970,537 10% 1,197,054

3 PusfatjaCV. Kurnia

AbadiMacet 64,098,635 100% 64,098,635

4 PustekbangPT. Ina Intitara

BahteraKurang lancar 18,914,697 10% 1,891,470

PT. Ina Intitara

BahteraKurang lancar 10,458,704 10% 1,045,870

PT. Karya Putri

BungsuKurang lancar 5,935,053 10% 593,505

PT. Ferdian

Putra SejatiKurang lancar 568,134,979 10% 56,813,498

PT. Kartatang Kurang lancar 33,391,744 10% 3,339,175

2,665,830,161 2,081,905,019 Total

Tanah

Rp277.038.353.942

C.15 Tanah

Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan

Antariksa Nasional (LAPAN) per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp277.038.353.942 dan Rp275.246.835.716. Kuantitas tanah yang

dimiliki LAPAN per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah masing-masing seluas 3.821.407 m2 dan 3.825.691 m2.

Page 74: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 69 -

Mutasi nilai Tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 275,246,835,716Rp

Mutasi tambah:

- saldo awal 1,978,944,760Rp

- penyelesaian pembangunan dengan KDP 1,796,330,000Rp

Mutasi kurang:

- koreksi pencatatan (1,978,944,760)Rp

- transfer keluar (4,811,774)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 277,038,353,942Rp

Ak. Penyusutan -Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2015 277,038,353,942Rp

Mutasi transaksi penambahan tanah berupa:

a. Penambahan dari saldo awal sebesar Rp1.978.944.760 dengan luas

111.217 m2 merupakan koreksi saldo awal pada satker BPPR

Pameungpeuk.

b. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP

sebesar Rp1.796.330.000 dengan luas 10.306 m2 pada satker Biro

Umum.

Mutasi transaksi pengurangan tanah berupa:

a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar Rp1.978.944.760

dengan luas 111.217 m2 merupakan koreksi pencatatan pada

satker BPPR Pameungpeuk.

b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp4.811.774 dengan

luas 14.590 m2 merupakan transfer keluar dari satker LPA

Kototabang ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

(BMKG).

Terdapat permasalahan berupa tanah yang dikuasai/ditatausahakan

oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, yaitu:

Rincian Permasalahan Tanah

No. Uraian Kuantitas

(m2) Nilai

1 Sengketa 500 tidak diketahui

2 Dikuasai pihak lain 16,611 tidak diketahui

Jumlah 17,111

Page 75: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 70 -

Sengketa

Tanah seluas 500 m2 yang berlokasi di Jl.Cisadane sedang dalam

proses pengajuan PK (Peninjauan Kembali) dan kajian ruislag dalam

rangka pemutusan kontrak dengan PT. MSU.

Dikuasai pihak lain

Tanah seluas ± 16.611 m2 (dari luas seluruhnya 55.370 m2) yang

berlokasi di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk sudah

dilakukan inventarisasi terhadap bangunan pihak ketiga yang

menguasai sebagian Pulau Santolo dan telah dilakukan koordinasi

dengan Dinas Pariwisata dan Pemda setempat, TNI AU, POLRI, dan

Pejabat daerah setempat.

Peralatan dan Mesin

Rp840.023.949.891

C.16 Peralatan dan Mesin

Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015

dan 31 Desember 2014 adalah Rp840.023.949.891 dan

Rp775.288.769.083. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 775,288,769,083Rp

Mutasi tambah:

- saldo awal 25,371,456,070Rp

- pembelian 47,512,550,917Rp

- transfer masuk 8,190,689,200Rp

- penyelesaian pemb dengan KDP 117,437,042,325Rp

- reklasifikasi masuk 67,212,468,368Rp

- reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap 2,124,859,174Rp

- pengembangan nilai aset 6,570,809,300Rp

- koreksi pencatatan nilai/kuantitas 221,700,544Rp

- penerimaan aset tetap renovasi 1,942,930,000Rp

- pengembangan melalui KDP 703,950,000Rp

Mutasi kurang:

- koreksi pencatatan nilai/kuantitas (20,826,800)Rp

- koreksi pencatatan (34,986,351,017)Rp

- transfer keluar (8,129,394,200)Rp

- reklasifikasi keluar (164,563,398,721)Rp

- penghentian aset dari penggunaan (4,853,304,352)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 840,023,949,891Rp

Ak. Penyusutan (429,340,336,654)Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2015 410,683,613,237Rp

Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa:

a. Penambahan dari saldo awal sebesar Rp25.371.456.070

merupakan koreksi saldo awal yang terdiri dari satker Pusteksat

sebesar Rp25.057.905.070, satker Pustekbang sebesar

Rp.204.265.000, satker Pustekroket sebesar Rp. 21.725.000, satker

Page 76: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 71 -

Biro Umum sebesar Rp54.810.000, satker PSTA sebesar

Rp19.586.000 dan satker BPD Pontianak sebesar Rp13.165.000.

b. Penambahan dari pembelian Rp47.512.550.917 terdiri dari satker

Biro Renor sebesar Rp373.474.432, satker Pusteksat sebesar

Rp6.351.961.000, satker Inspektorat sebesar Rp518.128.900,

satker Pusfatja sebesar Rp2.002.931.427, satker Pustekdata

sebesar Rp9.083.001.709, satker Pustekbang sebesar

Rp2.492.561.000, satker Pustekroket sebesar Rp7.605.848.050,

satker Pusjigan sebesar Rp328.900.000, satker Biro Umum sebesar

Rp2.766.506.900, satker Biro KSH sebesar Rp1.650.743.939,

satker PSTA sebesar Rp2.791.337.323 satker BPD Pemeungpeuk

sebesar Rp821.310.000, satker Pussainsa sebesar

Rp7.508.586.000, satker LPD Sumedang sebesar Rp273.550.000,

satker BPD Watukosek sebesar Rp298.350.000, satker LPA

Kototabang sebesar Rp705.537.787, satker BPD Pontianak

sebesar Rp96.700.000, satker BPJ Parepare sebesar

Rp1.083.727.450 dan satker BPKWA Biak sebesar

Rp759.395.000.

c. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp8.190.689.200

terdiri dari satker Pusteksat sebesar Rp172.490.000 dari satker

Pustekroket dan satker Biro Umum, satker Inspektorat sebesar

Rp326.801.000 dari satker Biro Umum, satker Pusfatja sebesar

Rp79.395.000 dari satker Pustekdata dan Pusfatekgan, satker

Pustekdata sebesar Rp776.681.900 dari satker Biro Umum,

Pusfatekgan, Pusfatja dan BPJ Pare-pare, satker Biro Umum

sebesar Rp38.400.000 dari satker Pusteksat dan Inspektorat, satker

Biro KSH sebesar Rp67.563.800 dari satker Biro Renor, satker

PSTA sebesar Rp700.000 dari satker LPA kototabang, satker

BPPR Pameungpeuk sebesar Rp149.700.000 dari satker Pusteksat,

satker LPA Kototabang sebesar Rp125.360.000 dari Badan

Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan satker BPJ

Parepare sebesar Rp6.453.597.500 dari satker Pustekdata.

Page 77: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 72 -

d. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP

sebesar Rp117.437.042.325 terdiri dari satker Pustekroket

Rp74.763.327.273, satker Pustekdata sebesar Rp6.053.280.000,

satker Pustekbang sebesar Rp35.208.015.052, satker BPJ Parepare

sebesar Rp1.412.420.000.

e. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar

Rp67.212.468.368 terdiri dari satker Pusteksat sebesar

Rp65.442.364.568, satker Biro Renor sebesar Rp67.563.800,

satker PSTA sebesar Rp.30.850.000, satker BPJ parepare sebesar

Rp1.662.120.000 dan satker BPKWA Biak sebesar Rp9.570.000.

f. Penambahan melalui reklasifikasi dari AL ke AT sebesar

Rp2.124.859.174 terdiri dari satker Pusfatja sebesar

Rp2.120.014.174, satker Pustekbang sebesar Rp877.000 dan satker

BPJ Parepare sebesar Rp3.968.000.

g. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar

Rp6.570.809.300 terdiri dari pengembangan nilai aset pada satker

Inspektorat sebesar Rp5.600.000, satker Pusfatja sebesar

Rp132.000.000, satker Pustekdata sebesar Rp516.005.000, satker

Pustekbang sebesar Rp2.288.410.000, satker Pustekroket sebesar

Rp1.667.082.000, satker Biro KSH sebesar Rp185.100.000, satker

PSTA sebesar Rp474.116.600, satker Pussainsa sebesar

Rp.1.294.485.700,00 dan satker BPJ Parepare sebesar

Rp8.010.000.

h. Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar

Rp.221.700.544 terdiri dari koreksi nilai/aset pada satker Pusfatja

sebesar Rp.199.173.744, satker Biro KSH sebesar Rp1.700.000,

dan satker BPD Watukosek sebesar Rp20.826.800.

i. Penambahan melalui penerimaan aset tetap renovasi sebesar

Rp1.942.930.000 pada satker BPJ Parepare.

j. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar

Rp703.950.000 terdiri dari pengembangan melalui KDP dari satker

Pustekdata Rp.687.240.000, satker PSTA sebesar Rp.13.950.000,

satker BPJ Parepare sebesar Rp2.760.000.

Page 78: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 73 -

Mutasi transaksi pengurangan peralatan dan mesin berupa :

a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar

Rp34.986.351.017 yang terdiri dari satker Pustekroket sebesar

Rp.34.787.177.273 dan satker Pusfatja sebesar Rp.199.173.744.

b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp8.269.594.200

terdiri dari transfer keluar pada satker Biro Renor sebesar

Rp67.563.800 ke satker Pustekdata, satker Pusteksat sebesar

Rp178.150.000 ke satker BPPR Pameungpeuk dan Biro Umum,

satker Inspektorat sebesar Rp9.950.000 ke Biro Umum, satker

Pusfatja Rp196.216.900 ke satker Pustekdata, satker Pustekdata

Rp6.468.342.500 ke satker Pusfatja dan BPJ Parepare, satker

Pustekbang Rp.204.265.000,00 ke Direktorat Topografi Angkatan

Darat (Dittopad) dan satker Pustekroket sebesar Rp160.000.000 ke

satker Pusteksat, satker Pusfatekgan sebesar Rp140.200.000 ke

satker Pustekdata dan satker Pusfatja, satker Biro Umum sebesar

Rp525.491.000 ke satker Inspektorat, satker Pustekdata dan satker

Pusteksat, satker LPA Kototabang sebesar Rp700.000 ke satker

PSTA dan satker BPJ Parepare sebesar Rp318.715.000 ke satker

Pustekdata.

c. Pengurangan melalui reklasifikasi keluar sebesar

Rp164.563.398.721 merupakan reklasifikasi keluar pada satker

Biro Renor sebesar Rp67.563.800, satker Pusteksat sebesar

Rp162.793.294.921, satker PSTA sebesar Rp30.850.000, satker

BPJ Parepare sebesar Rp1.662.120.000 dan satker BPKWA Biak

sebesar Rp9.570.000.

d. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar

Rp4.853.304.352 pada satker Inspektorat sebesar Rp238.647.452,

satker Pustekdata sebesar Rp30.076.200, satker Pustekbang

Rp1.292.113.900, satker Pustekroket sebesar Rp564.642.000,

satker Biro Umum Rp206.591.292, satker PSTA sebesar

Rp233.412.000, BPPR Pameungpeuk sebesar Rp1.835.605.578,

BPD Pontianak sebesar Rp133.409.800 dan satker BPJ Parepare

sebesar Rp318.806.130.

Page 79: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 74 -

e. Pengurangan melalui koreksi nilai/kuantitas sebesar Rp20.826.800

pada satker BPD Watukosek.

Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam

tabel (terlampir)

Peralatan dan

Mesin BLU

Rp2.426.290.176

C.17 Peralatan dan Mesin BLU

Saldo aset tetap berupa peralatan dan mesin BLU per 31 Desember

2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp2.426.290.176 dan

Rp2.355.485.911. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin BLU tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 2,355,485,911Rp

Mutasi tambah:

- pembelian 298,968,893Rp

- pengembangan nilai aset 18,175,000Rp

Mutasi Kurang

- transfer keluar (140,200,000)Rp

- penghentian aset dari penggunaan (106,139,628)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 2,426,290,176Rp

Ak. Penyusutan (1,635,624,977)Rp

Nilai Buku 31 Desember 2015 790,665,199Rp

Sedangkan transaksi penambahan dan pengurangan peralatan dan

mesin BLU adalah berupa:

a. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp298.968.893.

b. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar

Rp18.175.000.

c. Pengurangan dari transfer keluar sebesar Rp140.200.000

merupakan transfer keluar ke satker Pusfatja sebesar

Rp64.650.000 terdiri dari laptop sebesar Rp50.900.000

External/Portable Hardisk sebesar Rp8.000.000, Printer sebesar

Rp4.400.000, DVD Writer sebesar Rp1.350.000 dan transfer

keluar ke satker Pustekdata sebesar Rp75.550.000 terdiri dari

server sebesar Rp56.800.000 dan laptop sebesar Rp18.750.000.

d. Pengurangan dari penghentian aset dari penggunaan sebesar

Rp106.139.628.

Page 80: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 75 -

Gedung dan Bangunan

Rp227.028.505.154 C.18 Gedung dan Bangunan

Nilai gedung dan bangunan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember

2014 adalah Rp227.028.505.154 dan Rp206.161.942.268.

Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal

pelaporan adalah sebagai berikut:

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 206,161,942,268Rp

Mutasi tambah:

- saldo awal 19,640,500Rp

- pembelian 243,690,000Rp

- transfer masuk 361,333,500Rp

- penyelesaian pembangunan dengan KDP 6,901,968,414Rp

- reklasifikasi masuk 1,615,166,429Rp

- pengembangan nilai aset 2,997,648,042Rp

- penerimaan aset tetap renovasi 99,100,000Rp

- pengembangan melalui KDP 10,723,903,950Rp

- koreksi pencatatan nilai/kuantitas 1,609,990,742Rp

Mutasi kurang:

- koreksi pencatatan nilai/kuantitas (1,771,822,262)Rp

- transfer keluar (318,890,000)Rp

- reklasifikasi keluar (1,615,166,429)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 227,028,505,154Rp

Ak. Penyusutan (46,081,863,674)Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2015 180,946,641,480Rp

Mutasi transaksi penambahan Gedung dan Bangunan dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Penambahan melalui Saldo awal sebesar Rp19.640.500 merupakan

koreksi saldo awal pada satker Biro Umum.

b. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp243.690.000 terdiri dari

satker Pusteksat sebesar Rp98.350.000 dan satker Pustekbang

sebesar Rp145.340.000.

c. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp361.333.500 terdiri

dari satker Pustekdata sebesar Rp318.890.000 dari satker

Pustekroket dan satker LPA Kototabang Rp42.443.500 dari Badan

Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

d. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP

sebesar Rp6.901.968.414 terdiri dari satker Pustekroket sebesar

Rp4.711.950.000, satker Biro Umum sebesar Rp1.047.743.414 dan

satker Pussainsa sebesar Rp1.142.275.000.

e. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar

Rp1.615.166.429 terdiri dari satker Pusteksat sebesar

Rp1.444.828.429, satker LPD Sumedang sebesar Rp44.410.000

dan satker LPA Kototabang sebesar Rp125.928.000.

Page 81: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 76 -

f. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar

Rp2.997.648.042 terdiri dari satker Pusteksat sebesar

Rp725.898.195, satker Pustekdata sebesar Rp693.277.747, satker

Pustekbang sebesar Rp774.293.100, satker Pustekroket sebesar

Rp287.313.000, satker Pusjigan sebesar Rp90.350.000, satker

Pussainsa sebesar Rp188.215.000, satker LPA Kototabang sebesar

Rp159.300.000 dan satker BPD Pontianak sebesar Rp79.001.000.

g. Penambahan melalui penerimaan aset tetap renovasi

sebesar Rp99.100.000 pada satker Pustekdata.

h. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar

Rp10.723.903.950 terdiri dari satker Pustekdata sebesar

Rp2.801.389.000, satker Pustekbang sebesar Rp1.307.457.000,

satker Pustekroket sebesar Rp5.335.574.000, satker Biro Umum

sebesar Rp318.068.500 dan satker BPJ Parepare sebesar

Rp961.415.450.

i. Penambahan melalui pencatatan nilai/kuantitas sebesar

Rp1.609.990.742 terdiri dari satker Pustekdata sebesar

Rp1.560.531.242 dan satker BPD Pontianak sebesar

Rp49.459.500.

Mutasi transaksi pengurangan Gedung dan Bangunan dijelaskan

sebagai berikut :

a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar

Rp1.771.822.262 terdiri dari satker Pustekdata sebesar

Rp1.560.790.401 dan, satker Biro Umum sebesar Rp2.589.400,

satker Pussainsa sebesar Rp44.769.539, satker BPJ Parepare

sebesar Rp163.672.922.

b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp318.890.000 pada

satker Pustekroket ke satker Pustekbang.

c. Pengurangan melalui reklasifikasi keluar sebesar

Rp1.615.166.429 terdiri dari satker Pusteksat sebesar

Rp1.444.828.429, satker LPD Sumedang sebesar Rp.44.410.000

dan satker LPA Kototabang sebesar Rp125.928.000.

Page 82: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 77 -

Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam

tabel (terlampir).

Jalan, Irigasi dan

Jaringan

Rp42.945.005.231

C.19 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp42.945.005.231

dan Rp40.640.386.532. Mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi, dan

Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut :

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 40,640,386,532Rp

Mutasi tambah:

- transfer masuk 671,788,211Rp

- reklas masuk 451,579,800Rp

- reklas dari aset lainnya ke aset tetap 315,000,000Rp

- pengembangan nilai aset 197,297,000Rp

- penghentian melalui KDP 1,256,792,988Rp

Mutasi kurang:

- koreksi pencatatan nilai/kuantitas (501,039,300)Rp

- penghentian aset dari penggunaan (86,800,000)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 42,945,005,231Rp

Ak. Penyusutan (22,427,760,881)Rp

Nilai Buku 31 Desember 2015 20,517,244,350Rp

Mutasi transaksi penambahan Jalan, Irigasi dan Jaringan dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp671.788.211 pada

satker LPA Kototabang dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika (BMKG).

b. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar Rp451.579.800

pada satker BPD Pontianak.

c. Penambahan melalui reklas dari aset lainnya ke aset tetap sebesar

Rp315.000.000 pada satker Pontianak.

d. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar

Rp197.297.000 pada satker Pustekroket.

e. Penambahan melalui pengembangan KDP sebesar

Rp1.256.792.988 terdiri dari satker Pustekdata sebesar

Rp174.526.088 dan satker BPD Pontianak sebesar

Rp1.082.266.900.

Mutasi transaksi pengurangan Jalan, Irigasi dan Jaringan dijelaskan

sebagai berikut :

Page 83: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 78 -

a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar

Rp501.039.300 pada satker BPD Pontianak.

b. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar

Rp86.800.000 terdiri dari satker Pustekbang sebesar Rp1.500.000

dan satker BPPR Pameungpeuk sebesar Rp85.300.000

Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam

tabel (terlampir).

Aset Tetap Lainnya

Rp11.084.550.578

C.20 Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per

31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp11.084.550.578

dan Rp26.229.186.179. Aset tetap tersebut berupa alat musik modern

dan koleksi buku perpustakaan.

Mutasi transaksi terhadap aset tetap lainnya pada tanggal pelaporan

adalah sebagai berikut :

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 26,229,186,179Rp

Mutasi tambah:

- saldo awal 87,455,000Rp

- pembelian ATR 1,079,476,350Rp

- pembelian 1,266,283,557Rp

- penyelesaian pembangunan dengan KDP (ATR) 3,305,265,812Rp

- pengembangan nilai aset 200,000Rp

- koreksi pencatatan nilai/kuantitas 150,000Rp

Mutasi kurang:

- transfer keluar ATR (2,042,030,000)Rp

- penghentian aset dari penggunaan (10,000)Rp

- koreksi pencatatan (150,000)Rp

- reklas keluar (18,813,321,520)Rp

- penghentian aset dari penggunaan (27,954,800)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 11,084,550,578Rp

Ak. Penyusutan (5,000,000)Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2015 11,079,550,578Rp

Mutasi transaksi penambahan Aset Tetap Lainnya dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Penambahan melalui saldo awal sebesar Rp87.455.000 terdiri

dari satker Pusfatja sebesar Rp16.880.000 dan satker Pustekroket

sebesar Rp70.575.000.

b. Penambahan melalui pembelian ATR sebesar Rp1.079.476.350

terdiri dari satker Pusfatja sebesar Rp99.100.000, satker

Pustekdata sebesar Rp187.230.000, satker Biro Umum sebesar

Page 84: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 79 -

Rp700.807.950 satker PSTA sebesar Rp92.338.400.

c. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp1.266.283.557 terdiri

dari satker Pusteksat sebesar Rp35.212.000, satker Pusfatja

sebesar Rp368.060.000, satker Pustekdata sebesar

Rp196.265.730, satker Pustekbang sebesar Rp575.327, satker

Pusjigan sebesar Rp357.445.000, satker Biro KSH sebesar

Rp282.382.500 dan satker PSTA sebesar Rp26.343.000.

d. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP-

ATR sebesar Rp3.305.265.812 terdiri dari satker Pustekdata

sebesar Rp1.755.700.000 dan satker Biro Umum sebesar

Rp1.549.565.812.

e. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar

Rp200.000 pada satker Biro Umum.

f. Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar

Rp150.000 pada satker Pusfatja.

Mutasi transaksi pengurangan Aset Tetap Lainnya dijelaskan sebagai

berikut :

a. Pengurangan melalui transfer keluar - ATR sebesar

Rp2.042.030.000 terdiri dari satker pusfatja sebesar Rp99.100.000

ke satker Pustekdata dan satker Pustekdata sebesar

Rp1.942.930.000 ke satker BPJ Parepare.

b. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar

Rp10.000 pada satker BPPR Pameungpeuk.

c. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar Rp150.000 pada

satker Pusfatja.

d. Pengurangan melalui reklas keluar sebesar Rp18.813.321.520

pada satker Pustekdata.

e. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar

Rp27.954.800 pada satker Pustekdata.

Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan

Keuangan ini.

Page 85: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 80 -

Aset Tetap Lainnya

BLU Rp1.045.500

C.21 Aset Tetap Lainnya BLU

Saldo Aset Tetap Lainnya BLU per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 adalah Rp1.045.500 dan Rp1.045.500 yang

merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah,

peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigas dan jaringan

BLU.

Tidak terdapat Mutasi Aset Tetap Lainnya BLU per tanggal

pelaporan.

Konstruksi dalam

Pengerjaan

Rp196.983.172.774

C.22 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp297.329.036.178

dan Rp85.053.012.196 yang proses pengerjaannya belum selesai

sampai dengan tanggal neraca.

Rincian nilai KDP dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Rincian KDP per satker

No satker Uraian Nilai KDP

1 Biro Umum Pembangunan gedung pusfatja (74.409%) 3,066,790,624

Renovasi gedung pusat arsip 1,553,417,985

2 Pusfatja Pembangunan gedung lab. pusat pemantauan bumi 9,465,148,973

3 Pussainsa Pembangunan gedung lab. antariksa dan atmosfer 374,362,000

Pembangunan gedung lab. mekanik dan layanan informasi 377,860,000

4 Pustekbang Pekerjaan peralatan mesin berupa flight test I pesawat N219 75,494,569,527

Pekerjaan peralatan mesin berupa flight test II pesawat N219 70,896,719,527

Pekerjaan peralatan mesin berupa ground test I pesawat N219 14,126,009,519

Pekerjaan peralatan mesin berupa ground test II psawat N219 14,126,009,519

Pekerjaan komponen static test 774,870,000

Pekerjaan renovasi lab. Aerostruktur 175,200,000

Perkerjaan renovasi hanggar propulsi 1,242,379,000

Pekerjaan renovasi kantin 441,443,202

Pekerjaan renovasi bangunan gedung parkir TU 510,552,315

Pekerjaan renovasi terowongan angin subsonik (gedung design center

N219) 1,057,391,500

Pekerjaan bangunan parkir gedung avionik 286,731,083

Perencanaan renovasi landasan UAV 12,908,000

Pekerjaan komponen OBDAS 3,000,810,000

5 Pusteksat Satelit A3 77,411,435,529

Satelit A4 22,934,427,875

297,329,036,178

Akumulasi Penyusutan

Aset Tetap

Rp499.490.586.186

C.23 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 adalah masing-masing Rp499.490.586.186 dan

Rp450.097.991.067. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan

alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama

masa manfaat aset yang bersangkutan.

Page 86: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 81 -

Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per

31 Desember 2015, sedangkan Rincian akumulasi penyusutan aset

tetap disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

No. Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku

1 Tanah 277,038,353,942 - 277,038,353,942

2 Peralatan dan Mesin 840,023,949,891 429,340,336,654 410,683,613,237

3 Peralatan dan Mesin BLU 2,426,290,176 1,635,624,977 790,665,199

4 Gedung dan Bangunan 227,028,505,154 46,081,863,674 180,946,641,480

5 Jalan, Irigasi dan Jaringan 42,945,005,231 22,427,760,881 20,517,244,350

6 Aset Tetap Lainnya 11,084,550,578 5,000,000 11,079,550,578

7 Aset Tetap Lainnya BLU 1,045,500 - 1,045,500

8 Konstruksi dalam pengerjaan 297,329,036,178 - 297,329,036,178

Jumlah 1,697,876,736,650 499,490,586,186 1,198,386,150,464

Aset Tak Berwujud Rp90.191.330.216

C.24 Aset Tak Berwujud

Saldo aset tak berwujud (ATB) per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 adalah Rp90.191.330.216 dan Rp55.475.114.093.

Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan

dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud

pada LAPAN berupa software yang digunakan untuk menunjang

operasional kantor. Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud

pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut :

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 55,475,114,093

Mutasi tambah:

- pembelian 4,010,664,950

- pengembangan nilai aset 30,392,500

- pengembangan dengan KDP 11,947,937,153

- reklas masuk 18,813,321,520

Mutasi kurang:

- koreksi pencatatan nilai kuantitas (50,000)

- penghentian aset dari penggunaan (86,050,000)

Saldo per 31 Desember 2015 90,191,330,216

Ak. Penyusutan 0

Nilai Buku per 31 Desember 2015 90,191,330,216

Mutasi transaksi penambahan Aset Tak Berwujud dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp4.010.664.950 terdiri

dari satker Pusteksat sebesar Rp575.304.350, satker Pusfatja

sebesar Rp273.230.000, satker Pustekdata sebesar

Rp184.065.000, satker Pusjigan sebesar Rp156.600.000, satker

Biro KSH sebesar Rp791.241.000, satker PSTA sebesar

Page 87: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 82 -

Rp1.915.250.000, LPA Kototabang sebesar Rp102.999.600 dan

satker BPJ Parepare sebesar Rp11.975.000.

b. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar

Rp30.392.500 pada satker Biro Renor.

c. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar

Rp11.947.937.153 terdiri dari satker Pustekdata sebesar

Rp8.712.837.153 dan satker Pustekroket sebesar

Rp3.235.100.000.

d. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar

Rp18.813.321.520 pada satker Pustekdata.

Mutasi transaksi pengurangan Aset Tak Berwujud dijelaskan sebagai

berikut :

a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai sebesar

Rp50.000 pada satker Biro Renor.

b. Penghentian aset dari penggunaan sebesar Rp86.050.000 terdiri

dari satker Pustekbang sebesar Rp74.930.000 dan satker

Pussainsa sebesar Rp11.120.000.

Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2015 adalah sebagai

berikut :

Rincian Aset Tak Berwujud

1 Biro Renor 355,174,400 355,174,400

paten 82,662,500

software 170,123,900

atb lainnya 102,388,000

2 Biro KSH 973,185,000 973,185,000

software 662,310,000

atb lainnya 310,875,000

3 Pustekdata 67,340,126,912 67,340,126,912

software 48,103,423,717

lisensi 423,381,675

ATB Lainnya 18,813,321,520

4 Pusfatja 2,103,979,107 2,103,979,107

software 1,603,479,107

lisensi 500,500,000

6 BPJ Parepare 2,105,375,292 2,105,375,292

software 1,951,914,500

lisensi 153,460,792

6 Pussainsa 160,930,000 160,930,000

software 140,930,000

atb lainnya 20,000,000

7 PSTA 2,363,720,000 2,363,720,000

software 2,231,770,000

lisensi 27,500,000

atb lainnya 104,450,000

8 Pusjigan 216,136,000 software 216,136,000

9 BPD Watukosek 970,000 software 970,000

10 LPA Kototabang 110,999,600 software 110,999,600

11 Pustekroket 12,724,896,587 12,724,896,587

software 6,312,523,860

hasil kajian/penelitian 6,412,372,727

12 Pustekbang 890,400,000 890,400,000

software 890,400,000

13 Pusteksat 845,437,318 845,437,318

software 819,147,318

hasil kajian/penelitian 26,290,000

90,191,330,216 90,191,330,216

Page 88: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 83 -

Aset Tak Berwujud

BLU Rp200.499.000

C.25 Aset Tak Berwujud BLU

Saldo aset tak berwujud (ATB) BLU per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 adalah Rp200.499.000 dan Rp4.361.000. Aset

Tak Berwujud BLU merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan

dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud

BLU pada lingkup Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

berupa software yang digunakan untuk menunjang operasional kantor.

Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud BLU selama tahun

2015 adalah sebagai berikut :

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 4,361,000

Mutasi tambah:

- pembelian 199,500,000

Mutasi kurang:

- penghentian aset dari penggunaan (3,362,000)

Saldo per 31 Desember 2015 200,499,000

Ak. Penyusutan 0

Nilai Buku per 31 Desember 2015 200,499,000

Aset Tak Berwujud

Dalam Pekerjaan

Rp96.115.463.700

C.26 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan

Saldo aset tak berwujud dalam pengerjaan per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 adalah Rp96.115.463.700 dan

Rp84.980.513.700 Aset Tak Berwujud Dalam Pekerjaan merupakan

aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai

wujud fisik berupa Hak Intelektual (Haki).

Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan

selama tahun 2015 adalah sebagai berikut

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 84,980,513,700

Mutasi tambah:

- pembelian 5,800,000

- pengembangan KDP 11,129,150,000

Mutasi kurang:

-

Saldo per 31 Desember 2015 96,115,463,700

Ak. Penyusutan 0

Nilai Buku per 31 Desember 2015 96,115,463,700

Rincian ATB dalam pengerjaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Rincian Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan

No satker nilai di neraca keuangan uraian

1 Biro Renor 18,150,000 Pendaftaran HAKI

2 Pustekbang 96,097,313,700 Dokumen design N219

96,115,463,700

Page 89: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 84 -

Aset Lain-lain Rp8.686.749.284

C.27 Aset Lain-Lain

Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah Rp8.686.749.284 dan Rp10.315.284.029. Aset Lain-lain

merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi

rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas.

Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 10,315,284,029Rp

Mutasi tambah:

- reklas dari AT ke AL 5,054,119,152Rp

Mutasi kurang:

- transaksi normalisasi BMN (45,500,000)Rp

- penghapusan (2,239,969,064)Rp

- usulan barang rusak berat ke pengelola (1,957,325,659)Rp

- penggunaan kembali BMN yang sudah dihentikan (2,439,859,174)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 8,686,749,284Rp

Ak. Penyusutan (8,153,834,352)Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2015 532,914,932Rp

Mutasi transaksi penambahan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Penambahan melalui reklas dari AT ke AL sebesar

Rp5.054.119.152 berupa Peralatan dan Mesin yang tidak lagi

digunakan dalam operasional kantor sebesar Rp4.968.069.152

yang terdiri dari satker Pustekdata sebesar Rp58.031.000, satker

Pustekbang sebesar Rp1.293.613.900, satker Biro Umum sebesar

Rp206.591.292, Satker BPJ Parepare sebesar Rp318.806.130,

satker Inspektorat sebesar Rp238.647.452, satker Pustekroket

sebesar Rp564.642.000, satker PSTA sebesar Rp233.412.000,

satker BPPR Pameungpeuk sebesar Rp1.920.915.578, BPD

Pontianak sebesar Rp133.409.800 dan Aset Tak Berwujud yang

tidak lagi digunakan dalam operasional kantor sebesar

Rp86.050.000 yang terdiri dari satker Pustekbang sebesar

Rp74.930.000 dan satker Pussainsa sebesar Rp11.120.000.

Mutasi transaksi pengurangan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Pengurangan melalui transaksi normaliasi BMN sebesar

Rp45.500.000 pada satker Pussainsa.

Page 90: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 85 -

b. Pengurangan melalui penghapusan sebesar Rp2.239.969.064

terdiri dari satker Inspektorat sebesar Rp319,053,486 dan satker

BPPR Pameungpeuk sebesar Rp1.920.915.578.

c. Pengurangan melalui usulan barang rusak berat ke pengelola

sebesar Rp1.957.325.659 terdiri dari satker Pustekbang sebesar

Rp1.317.604.900, satker Biro Umum sebesar Rp207.278.792,

satker Pustekdata sebesar Rp235.875.997 dan satker Pussainsa

sebesar Rp196.565.970.

d. Pengurangan melalui penggunaan kembali BMN yang

dihentikan sebesar Rp2.439.859.174 terdiri dari satker Pusfatja

sebesar Rp.2.120.014.174,00, satker Pustekbang sebesar

Rp877.000, satker BPJ Parepare sebesar Rp3.968.000 dan BPD

Pontianak sebesar Rp315.000.000.

Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi

penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keuangan

ini.

Aset Lain-lain BLU Rp109.501.628

C.28 Aset Lain-Lain BLU

Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah Rp109.501.628 dan Rp0. Aset Lain-lain merupakan Barang

Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak

lagi digunakan dalam operasional entitas. Adapun mutasi aset lain-

lain adalah sebagai berikut:

Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 -Rp

Mutasi tambah:

- reklas dari AT ke AL 109,501,628Rp

Mutasi kurang:

Saldo per 31 Desember 2015 109,501,628Rp

Ak. Penyusutan (104,642,736)Rp

Nilai Buku per 31 Desember 2015 4,858,892Rp

Mutasi transaksi penambahan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Penambahan melalui reklas dari AT ke AL sebesar

Rp109.501.628 berupa Peralatan dan Mesin sebesar

Rp106.139.628 dan Aset Tak Berwujud sebesar Rp3.362.000

yang tidak lagi digunakan dalam operasional kantor.

Page 91: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 86 -

Mutasi transaksi pengurangan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Rincian Aset Lain-lain BLU berdasarkan nilai perolehan, akumulasi

penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keuangan

ini.

Akumulasi Penyusutan

dan Amortisasi Aset

Lainnya

Rp8.258.477.088

C.29 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya

Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya per

31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing

Rp8.258.477.088 dan Rp9.823.890.622. Akumulasi Penyusutan Aset

Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan

berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan

dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya. Rincian

Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2015 adalah

sebagai berikut:

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya

No. Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku

1 Aset Tak Berwujud 90,191,330,216 - 90,191,330,216

2 Aset Tak Berwujud BLU 200,499,000 - 200,499,000

3Aset Tak Berwujud Dalam

Pengerjaan 96,115,463,700 - 96,115,463,700

4 Aset Lain-lain 8,686,749,284 8,258,477,088 428,272,196

5 Aset Lain-lain BLU 109,501,628 - 109,501,628

Jumlah 195,303,543,828 8,258,477,088 187,045,066,740

Uang Muka dari KPPN

Rp140.563.729

C.30 Uang Muka dari KPPN

Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp140.563.729 dan

Rp94.072.431 merupakan UP/TUP diberikan KPPN sebagai uang

muka kerja yang masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara

Pengeluaran pada tanggal pelaporan. Uang Muka dari KPPN adalah

akun pasangan dari Kas Bendahara Pengeluaran yang ada di

kelompok akun Aset Lancar.

Utang Kepada Pihak

Ketiga

Rp123.617.427.702

C.31 Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp123.617.427.702 dan

Page 92: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 87 -

Rp932.929.874. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang

masih harus dibayar dan merupakan kewajiban yang harus segera

diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12

(dua belas bulan). Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada LAPAN

per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian Utang kepada Pihak Ketiga

No Uraian Jumlah Penjelasan

1Belanja Pegawai yang Masih Harus

Dibayar121,439,686Rp

Belanja pegawai berupa tukin, tunj

fungsional dan berkala yang belum

dibagikan

2Belanja barang yang masih harus

dibayar365,283,537Rp

Belanja Persediaan yang belum

dipertanggungjawabkan, dan

perjadin yang belum dibagikan ke

pegawai

3Belanja modal yang masih harus

dibayar90,620,000Rp

Sisa Pekerjaan 20% yang belum

dibayar

4 Utang pengembalian PPN 18,806,458Rp utang pengembalian PPN

5 Belanja yang belum disahkan 98,407,685,640Rp

6 Kelebihan penerimaan 24,613,592,381Rp

123,617,427,702Rp Total

Rincian belanja pegawai dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Rincian Belanja Pegawai

Uraian Nominal (Rp)

1 BPKWA Biak 450401 41,556,096 Gaji 44,438,812

kelebihan estimasi

tunjangan kinerja

-2,882,716

2 BPD Watukosek 526394 79,883,590 tunjangan kinerja 79,883,590

121,439,686 121,439,686Total

Saldo (Rp)Penjelasan

No Satker Kode

Rincian Belanja barang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Rincian Belanja Barang

Uraian Nominal (Rp)

1 Inspektorat 650172 5,614,537 Listrik 5,058,519

Telp 556,018

2 Pustekdata 652669 95,613,804 Listrik 91,215,856

Telp 4,397,948

3 Biro KSH 666121 1,995,000 honor 1,995,000

4 BPJ Parepare 560600 77,432,602 Listrik

53,882,319

Telp 928,337

Internet 22,621,946

5 BPKWA Biak 450401 21,081,503 Internet 20,308,810

Listrik 772,693

6 Pussainsa 662731 64,449,982 Listrik 62,286,315

Telp 1,985,167

Air 178,500

7 PSTA 450397 74,548 Listrik 74,548

9 BPD Watukosek 526394 14,933,043 Listrik

14,524,207

Telp 408,836

10 LPA Kototabang 650168 1,133,639 Listrik

737,270

Telp 396,369

11 BPD Pontianak 552734 2,103,500 Air

2,103,500

13 Pustekroket 652680 80,851,379 Listrik 80,446,139

Telp 405,240

365,283,537 365,283,537Total

Saldo (Rp) PenjelasanNo Satker Kode

Page 93: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 88 -

Pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan Gedung dan Bangunan yang

dilaksanakan pada Tahun 2014 belum dibayarkan sebesar 20% dari

nilai kontrak pekerjaan. Hal ini dikarenakan LAPAN menerapkan

peraturan pembayaran pekerjaan perencanaan jasa konsultasi sesuai

dengan Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

45/PRT/M/2007 Tanggal 27 Desember 2007 Tentang Pedoman

Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara Bab IV Bagian C

Nomer 3 huruf (f) yang menjelaskan mengenai pembayaran biaya

perencanaan didasarkan pada pencapaian prestasi/kemajuan

perencanaan setiap tahapannya, dimana 5% akan dibayarkan pada

tahap pelelangan dan 15% pada tahap pengawasan berkala. Pekerjaan

jasa konsultasi tersebut terdapat dibeberapa satuan kerja di LAPAN

sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Rincian Belanja modal (Pekerjaan Jasa Konsultansi)

No. Satker Pekerjaan Jasa

Konsultasi

No. SPK Tgl SPK Nilai Kontrak Nilai Yang Dibayarkan

Tahun 2014

Sisa Pekerjaan Belum

Dibayarkan (Utang)

1 Pusfatja Perencanaan

Renovasi

Pengembangan

Gedung

Laboratorium

Pusat

Pemantauan

Bumi (P2B)

Paket 2

SPK-

LS/24.0/PF

J/X/14

10-Oct-14 Rp 199,100,000 Rp 159,280,000 Rp 39,820,000

2 Pusfatja Perencanaan

Renovasi/Pengam

bangan Gedung

Laboratorium

Pusat

Pemantauan

Bumi

SPK-

LS/12.0/PF

J/V/14

14-May-14 Rp 254,000,000 Rp 203,200,000 Rp 50,800,000

453,100,000Rp 362,480,000Rp 90,620,000Rp Jumlah

Rincian utang pengembalian PPN dapat dilihat pada tabel di bawah

ini : Rincian Utang Pengembalian PPN

Uraian Nominal (Rp)

1 Pusfatekgan 672817 18,806,458 Utang

pengembalian atas

penarikan PPN

18,651,958

utang setor pajak 154,500

18,806,458 18,806,458Total

Saldo (Rp) PenjelasanNo Satker Kode

Page 94: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 89 -

Rincian belanja yang belum disahkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Rincian Belanja yang belum Disahkan

Uraian Nominal (Rp)

1 Pusfatekgan 672817 98,407,685,640 pelaksanaan

Bimtek

14,850,000

utang kpd PT.

Amerthis Indego

Prakarsa

64,715,132,245

Utang kpd PT.

Bumi Prasaja

33,462,681,287

Kegiatan

kerjasama BP2HP

215,022,108

98,407,685,640 98,407,685,640Total

Saldo (Rp) PenjelasanNo Satker Kode

Rincian kelebihan penerimaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Rincian kelebihan penerimaan

Uraian Nominal (Rp)

1 Pusfatekgan 672817 24,613,592,381 kelebihan penerimaan

pengadaan data citra satelit

dari BIG (Termin I)

11,053,294,834

kelebihan penerimaan

pengadaan data citra satelit

dari BIG (termin II)

13,560,297,547

24,613,592,381 24,613,592,381Total

Saldo (Rp) PenjelasanNo Satker Kode

Pendapatan Yang

Ditangguhkan Rp0

C.32 Pendapatan yang belum Ditangguhkan

Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan per 31 Desember 2015 dan

2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp434.440. Dalam

Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015,

pendapatan yang ditangguhkan tahun 2014 di reklas ke Ekuitas.

Utang Jangka Pendek

Lainnya Rp70.747.365

C.33 Utang Jangka Pendek Lainnya

Saldo Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp70.747.365 dan Rp231.050

merupakan pajak bendahara yang belum disetor.

Rincian Perbandingan Utang Jangka Pendek Lainnya

Satker 31 Desember 2015 31 Desember 2014

BPPR Pameungpeuk 9,395,443Rp -Rp

Pustekbang 61,351,922Rp -Rp

Kototabang -Rp 231,050Rp

Jumlah 70,747,365Rp 231,050Rp

Page 95: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 90 -

Pendapatan Diterima

di Muka Rp3.967.792

C.34 Pendapatan Diterima di Muka

Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 sebesar Rp3.967.792 dan Rp3.967.792. Pendapatan

Diterima di Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima

pembayarannya, namun barang/jasa belum diserahkan. kepada pihak

ketiga. Keseluruhan Pendapatan Diterima di Muka tersebut bersumber

dari penjualan data uang muka pembelian data alos oleh PT. Sapta

Adhi Pratama pada Tahun 2012.

Ekuitas Dana Lancar

Rp0

C.35 Ekuitas Dana Lancar

Jumlah Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014

masing-masing sebesar Rp0 dan Rp60.991.534.993. Dalam

Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015,

Ekuitas Dana Lancar di reklas ke Ekuitas.

Ekuitas Dana Investasi

Rp0

C.36 Ekuitas Dana Investasi

Jumlah Ekuitas Dana Investasi per 31 Desember 2015 dan 2014

masing-masing sebesar Rp0 dan Rp1.102.742.748.863. Dalam

Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015,

Ekuitas Dana Investasi di reklas ke Ekuitas.

Ekuitas Rp1.450.772.879.991

C.37 Ekuitas

Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-

masing sebesar Rp1.449.358.619.281 dan Rp1.163.734.718.296.

Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara

aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan

dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Terdapat perbedaan pada neraca Audited TA 2014 dengan Saldo

Awal pada TA 2015 terkait Pendapatan yang ditangguhkan sebesar

Rp434.440 yang merupakan setoran jasa giro pada satker Pusjigan

dan LPA Kototabang. Perbedaan tersebut dikarenakan pada Neraca

TA 2015 masuk dalam pos Ekuitas.

Page 96: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 91 -

D. PENJELASAN ATAS POS- POS LAPORAN OPERASIONAL

Pendapatan PNBP

Rp180.265.744.521

D.1. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015

dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp180.265.744.521 dan Rp 0

dengan rincian sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Pendapatan TA 2015 dan TA 2014

URAIAN TA 2015 TA 2014 %

Pendapatan PNBP Lainnya

Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan

Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan

Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin -

Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya -

Pendapatan sewa tanah, gedung, dan bangunan 8.452.455 100%

Jumlah Pendapatan dari Pengelolaan BMN

(Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta

Pendapatan dari Penjualan

8.452.455

100%

Pendapatan Jasa

Pendapatan jasa giro 2.477.577 100%

Jumlah Pendapatan Jasa 2.477.577 100%

Pendapatan Iuran dan Denda

Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian

pekerjaan 16.419.606.743 100%

Jumlah Pendapatan Iuran dan Denda 16.419.606.743 100%

Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi Non

Bendahara

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun

Anggaran Yang Lalu -

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun

Anggaran Yang Lalu -

Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun

Anggaran Yang Lalu -

Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 9.584.333 100%

Pendapatan Anggaran Lain-lain 650.587.150 100%

Jumlah Pendapatan Lain-lain 660.171.483 100%

Jumlah Pendapatan PNBP Lainnya 17.090.708.258 100%

Pendapatan BLU

Pendapatan Jasa Layanan Umum 163.175.036.263 100%

Jumlah Pendapatan BLU 163.175.036.263 100%

Jumlah 180.265.744.521 -Rp 100%

Beban Pegawai

Rp128.027.637.521

D.2 Beban Pegawai

Beban Pegawai untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing

sebesar Rp128.027.637.521 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut :

Rincian Beban Pegawai TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014NAIK (TURUN)

%

Beban Gaji dan Tunjangan PNS 83.127.665.711Rp -Rp 100%

Beban Lembur 553.693.300Rp -Rp 100%

Beban Tunjangan Khusus &

Beban Pegawai Transito 44.346.278.510Rp -Rp 100%

Jumlah 128.027.637.521Rp -Rp 100%

Beban Persediaan

Rp17.545.378.636

D.3 Beban Persediaan

Beban Persediaan pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing

sebesar Rp17.545.378.636 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut :

Page 97: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 92 -

Perbandingan Rincian Beban Persediaan TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %

Beban Persediaan Konsumsi 13.059.813.811Rp -Rp 100%

Beban Persediaan Pita Cukai.

Materai dan Leges

16.150.000Rp -Rp 100%

Beban Persediaan bahan baku 3.006.356.265Rp -Rp 100%

Beban Persediaan untuk tujuan

strategis/berjaga-jaga

21.332.010Rp -Rp 100%

Beban Persediaan Lainnya 1.441.726.550Rp -Rp 100%

Jumlah Beban Persediaan 17.545.378.636Rp -Rp 100%

Beban Barang dan

Jasa

Rp291.814.044.633

D.4 Beban Barang dan Jasa

Beban Barang dan Jasa Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing

sebesar Rp291.814.044.633 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014NAIK (TURUN)

%

Beban Keperluan Perkantoran 18.267.080.340Rp -Rp 100%

Beban Penambah Daya Tahan

Tubuh

108.976.510Rp -Rp 100%

Beban Pengiriman Surat Dinas Pos

Pusat

171.053.298Rp -Rp 100%

Beban Honor Operasional Satuan

Kerja

3.006.700.000Rp -Rp 100%

Beban Barang Operasional

Lainnya

36.194.707.496Rp -Rp 100%

Beban Bahan 9.311.559.916Rp -Rp 100%

Beban Honor Output Kegiatan 5.951.220.500Rp -Rp 100%

Beban Barang Non Operasional

Lainnya

15.085.555.652Rp -Rp 100%

Beban Langganan Daya dan Jasa 12.736.522.610Rp -Rp 100%

Beban Sewa 2.723.829.449Rp -Rp 100%

Beban Jasa Konsultan 1.213.078.094Rp -Rp 100%

Beban Jasa Profesi 9.210.552.730Rp -Rp 100%

Beban Jasa Lainnya 14.866.153.541Rp -Rp 100%

Beban Barang 428.373.330Rp -Rp 100%

Beban Jasa 68.052.307Rp -Rp 100%

beban Penyediaan Barang dan

Jasa BLU Lainnya

162.461.485.847Rp -Rp 100%

Beban Aset Ekstrakomptabel PM 8.883.013Rp -Rp 100%

Beban Aset Ekstrakomptabel Aset

Tetap Lainnya

260.000Rp -Rp 100%

Jumlah 291.814.044.633Rp -Rp 100%

Beban Pemeliharaan

Rp22.997.197.460

D.5 Beban Pemeliharaan

Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing

sebesar Rp22.997.197.460 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut :

Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014NAIK (TURUN)

%

Beban Pemeliharaan Gedung dan

Bangunan 6.346.115.003Rp -Rp 100%

Beban Pemeliharaan Peralatandan

Mesin 8.010.118.014Rp -Rp 100%

Beban Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan 99.955.000Rp -Rp 100%

Beban Persediaan Suku Cadang 7.252.302.002Rp -Rp 100%

Beban persediaan Bahan untuk

pemeliharaan 1.288.707.441Rp -Rp 100%

Jumlah 22.997.197.460Rp -Rp 100%

Page 98: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 93 -

Beban Perjalanan

Dinas

Rp29.366.458.281

D.6 Beban Perjalanan Dinas

Beban Perjalanan Dinas Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing

sebesar Rp29.366.458.281 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %

Beban Perjalanan Dinas Dalam

Kota 1.068.764.000Rp -Rp 100%

Beban Perjalanan Dinas Paket

Meeting Dalam Kota 3.796.898.265Rp -Rp 100%

Beban Perjalanan Dinas Paket

Meeting Luar Kota 20.588.875.666Rp -Rp 100%

Beban Perjalanan Lainnya-Luar

Negeri 3.788.300.350Rp -Rp 100%

Beban Perjalanan - BLU 123.620.000Rp

Jumlah 29.366.458.281Rp -Rp 100%

Beban Barang Untuk

Diserahkan Kepada

Masyarakat

Rp3.423.091.243

D.7 Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat untuk Tahun 2015

dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp3.423.091.243 dan Rp0

dengan rincian sebagai berikut :

Perbandingan Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat

TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %

Beban Tanah Untuk Diserahkan

kepada Masyarakat/Pemda

947.656.000Rp -Rp 100%

Beban Peralatan dan Mesin

untuk Diserahkan kepada

Masyarakat/Pemda

225.535.000Rp -Rp 100%

Beban Barang Fisik Lainnya untuk

Diserahkan kepada

Masyarakat/Pemda

490.500Rp -Rp 100%

Beban Barang Lainnya untuk

Diserahkan kepada

Masyarakat/Pemda

2.214.083.243Rp -Rp 100%

Beban Persediaan Lainnya untuk

Diserahkan kepada

Masyarakat/Pemda

35.326.500Rp -Rp 100%

Jumlah 3.423.091.243Rp -Rp 100%

- Beban tanah untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

berupa renovasi Tomohon.

- Beban peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada

masyarakat/Pemda berupa Clinostat, Pemeliharaan, Paket

Teleskop, pisau mesin potong rumput mobil.

- Beban barang fisik berupa pupuk, Herbisida dan Insektisida.

- Beban barang lainnya untuk diserahkan kepada

masyarakat/Pemda berupa Jaket, Tas, Seminar Kit, Kalender,

Tas, Kaos, Banner.

Page 99: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 94 -

- Beban persediaan lainnya untuk dijual/diserahkan ke

Masyarakat berupa Sepatu, Pakaian, Jaket.

Beban Penyusutan

dan Amortisasi

Rp106.256.781.283

D.8 Beban Penyusutan dan Amortisasi

Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Tahun 2015 dan Tahun 2014

adalah masing-masing sebesar Rp106.256.781.283 dan Rp0 dengan

rincian sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi TA 2015 dan TA 2014

URAIAN BEBAN PENYUSUTAN

DAN AMORTISASITA 2015 TA 2014

NAIK

(TURUN) %

Beban Penyusutan Paralatan dan

Mesin92.889.409.922Rp -Rp 100%

Beban Penyusutan Gedung dan

Bangunan7.979.170.145Rp -Rp 100%

Beban Penyusutan Jalan, trigasi,

Jaringan3.257.824.572Rp -Rp 100%

Beban Penyusutan Aset Tetap

Lainnya2.042.030.000Rp -Rp 100%

Beban Penyusutan Aset Lainnya 88.346.644Rp

Jumlah Penyusutan 106.256.781.283Rp -Rp 100%

Beban Amortisasi Aset Tak

Berwujud-Rp -Rp 0%

Jumlah Amortisasi -Rp -Rp 0%

Jumlah Beban Penyusutan dan

Amortisasi106.256.781.283Rp -Rp 100%

Beban Penyisihan

Piutang Tak Tertagih

Rp129.622.441

D.9 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Tahun 2015 dan Tahun

2014 adalah masing-masing sebesar Rp129.622.441 dan Rp0 dengan

rincian sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %

Beban Penyisihan Piutang PNBP 2.493.868Rp -Rp 100%

Beban Penyisihan Piutang

Kegiatan Operasional BLU672.820Rp -Rp 100%

Beban Penyisihan Piutang Tidak

Tertagih Jangka Panjang126.455.753Rp -Rp 100%

Jumlah 129.622.441Rp -Rp 100%

Surplus/Defisit dari

Kegiatan Non

Operasional

Rp88.173.848.978

D.10 Kegiatan Non Operasional

Rincian Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2015 dan

Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Page 100: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 95 -

Perbandingan Rincian Kegiatan Non Operasional TA 2015 dan TA 2014

URAIAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %

Surplus Penjualan Aset Non Lancar

Pendapatan Pelepasan Aset Non

Lancar123.378.075Rp -Rp 100%

Beban Pelepasan Aset Non Lancar 380.366.990Rp -Rp 100%

Surplus dari Kegiatan Non

Operasional Lainnya

Pendapatan dari Kegiatan Non

Operasional Lainnya89.391.284.324Rp -Rp 100%

Beban dari Kegiatan Non

Operasional Lainnya960.446.431Rp -Rp 100%

Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non

Operasional88.173.848.978Rp -Rp 100%

Pos Luar Biasa Rp0 D.11 Pos Luar Biasa

Rincian Surplus/Defisit Pos Luar Biasa untuk Tahun 2015 dan 2014

adalah sebagai berikut.

Perbandingan Rincian Pos Luar Biasa TA 2015 dan TA 2014

URAIAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %

Pendapatan PNBP -Rp -Rp

Beban Perjalanan Dinas -Rp -Rp

Beban Persediaan -Rp -Rp

Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non

Operasional-Rp -Rp -

Pada LO tidak ada pos luar biasa sampai dengan 31 Desember 2015.

Page 101: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 96 -

E. PENJELASAN ATAS POS- POS LAPORAN PERUBAHAN

EKUITAS

E.1. Ekuitas Awal

Ekuitas Awal

Rp1.163.734.718.296

Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 dan 2014 adalah masing-

masing sebesar Rp1.163.734.718.296 dan Rp0. Dalam Implementasi

akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015, nilai ekuitas per 1

Januari 2015 tersebut adalah merupakan reklasifikasi dari akun-akun

neraca sebagai berikut :

Jenis Akun Nilai

Pendapatan Yang Ditangguhkan 434.440

Ekuitas Dana Lancar 60.991.534.993

Ekuitas Dana Investasi 1.102.742.748.863

Nilai Ekuitas per 1 Januari 2015 1.163.734.718.296

Defisit LO

Rp331.120.617.999

E.2 Surplus (Defisit) LO

Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember

2015 dan 2014 adalah sebesar Rp331.120.617.999 dan Rp0. Defisit

LO merupakan selisih kurang antara Defisit dari kegiatan Operasional

sebesar Rp419.294.466.977 dengan Surplus dari kegiatan Non

Operasional sebesar Rp88.173.848.978.

Penyesuaian Nilai Aset

Rp(489.077.904)

E.3 Penyesuaian Nilai Aset

Jumlah penyesuaian nilai aset untuk periode yang berakhir pada 31

Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp(489.077.904) dan Rp0.

Penyesuaian nilai aset sebesar Rp(489.077.904) terdiri dari Biro

Renor Rp652.500, PSTA Rp(26.839.895), Biak Rp13.367.500,

Pusteksat Rp(3.652.431), Pameungpeuk Rp3.031.900, Watukosek

Rp3.320.889, Pontianak Rp(2.046.750), Parepare Rp4.033.100,

Kototabang Rp(681.800), Inspektorat Rp29.635.385, Pusfatja

Rp(6.297.268), Pustekdata Rp1.923.674.947, Pustekbang

Rp(301.509.621), Pustekroket Rp(1.997.146.716), Pusjigan

Rp2.265.500, Biro Umum Rp12.936.567, Pussainsa Rp(163.811.850),

Page 102: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 97 -

Biro KSH Rp12.641.530, Pusfatekgan Rp8.210.995 dan Sumedang

Rp(862.386).

Koreksi Nilai

Persediaan

Rp79.286.982

E.4 Koreksi Nilai Persediaan

Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan

yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang

terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi nilai persediaan untuk 31

Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp79.286.982 dan Rp0. Koreksi nilai persediaan sebesar

Rp79.286.982 terdiri dari koreksi nilai persediaan pada Satker Biak

sebesar Rp(33.033.000), Pusfatja sebesar Rp113.725.500, Pustekdata

Rp1, Pustekroket sebesar Rp(1.405.521) dan Inspektorat Rp2.

Koreksi Nilai Aset

Tetap Non Revaluasi

Rp91.176.372.866

E.5 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi

Koreksi Atas Nilai Perolehan Aset Tetap Non Revaluasi merupakan

koreksi atas kesalahan pencatatan kuantitas aset pada laporan

keuangan. Koreksi pencatatan aset tetap untuk 31 Desember 2015 dan

2014 adalah masing-masing sebesar Rp91.176.372.866 dan Rp0.

Koreksi Nilai koreksi nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar

Rp38.870.113.514 terdiri dari Satker Biro Renor sebesar

Rp33.731.900, PSTA sebesar Rp18.361.875, Biak sebesar

Rp2.392.500, Pusteksat sebesar Rp52.424.475.348, Pontianak sebesar

Rp508.890.950, Parepare sebesar Rp(296.838.260), Kototabang

Rp19.126.225, Pusfatja sebesar Rp9.558.146, Pustekdata sebesar

Rp(14.542.871), Pustekbang sebesar Rp33.020.370.977, Pustekroket

sebesar Rp5.450.548.700, Biro Umum Rp4.517.315, Pussainsa

sebesar Rp(7.947.039), Biro KSH Rp1.062.500, Sumedang sebesar

Rp2.664.600.

Lain-lain Rp37.018.403 E.6 Lain-Lain

Nilai Lain-Lain pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah

masing-masing Rp37.018.403 dan Rp0. Nilai Lain-Lain sebesar

Rp37.018.403 terdiri dari Pusteksat Rp(964.084), Pustekdata

Page 103: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 98 -

Rp9.240.000, Pustekbang Rp69.118, Biro Umum Rp9.560.000 dan

Pusfatekgan Rp19.113.369.

Ekuitas Akhir

Rp1.449.358.619.281

E.7 Ekuitas Akhir

Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah

masing-masing sebesar Rp1.449.358.619.281 dan Rp0.

Page 104: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 99 -

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA

F.1 Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca

1. Satker Pustekbang :

- Terdapat kekurangan volume pekerjaan atas pembangunan sarana

parkir dan kantin, pembangunan gedung Hanggar dan

pembangunan gedung terowongan angin untuk desain center

sebesar Rp476.287.400,00 yang belum bisa diselesaikan per 31

Desember 2015. Atas piutang tersebut telah dilakukan penyetoran

di bulan Januari 2016 (bukti setor terlampir).

- Terdapat denda keterlambatan atas pembangunan sarana parkir

dan kantin dengan nilai sebesar Rp9.857.193, pekerjaan

pembangunan gedung hanggar sebesar Rp2.243.636, dan

pekerjaan terowongan angin sebesar Rp10.385.313, atas denda

keterlambatan tersebut diakui sebagai piutang pada TA 2015.

2. Satker Pusfatja

Terdapat pengesahan hibah dan telah terbit SPHL dari KPPN dengan

nilai sebesar Rp650.960.419 (dokumen terlampir). Dan masih terdapat

sisa kas atas hibah yang belum disahkan sebesar Rp3.143.698

(Rp654.104.117-Rp650.960.419). Sisa hibah tersebut akan digunakan

kembali pada Tahun 2016.

3. Satker Pusteksat

Terdapat belanja dibayar dimuka sebesar Rp 13.436.748.600,- yang

merupakan jasa peluncuran Satelit LAPAN A2 dan A3. Pada tanggal

29 September 2015 telah dilakukan peluncuran atas Satelit A2 maka

atas biaya peluncuran Satelit A2 tersebut dikeluarkan dari Neraca.

Pengurangan pada neraca diperhitungkan berdasarkan perbandingan

berat satelit (berat satelit A2 : 68 kg dan A3 : 70 kg, sehingga

pengurangan menjadi 68/138 * Rp 13.436.748.600=6.621.006.557).

F.2 Pengungkapan Lain-Lain

1. Telah dilakukan rekonsiliasi laporan realisasi anggaran antara

LAPAN dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

DJPB pada tanggal 11 Februari 2016. (BA Rekon terlampir).

2. Pada periode Semester II Tahun 2015, Pusat Pemanfaatan

Page 105: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 100 -

Teknologi Dirgantara telah menandatangani Surat Perjanjian

Kerjasama Swakelola dengan Badan Informasi Geospasial (BIG)

tentang pengadaan Data Citra Satelit Optis Resolusi Sangat Tinggi

sebagai Data Untuk Gerakan Desa 2015 dan Kawasan Tertinggal

dengan nilai kontrak sebesar Rp67.383.511.727,- dan Surat

Perjanjian Kerjasama tentang Pengadaan Data Citra Satelit Optis

Resolusi Sangat Tinggi sebagai data dasar untuk pembuatan peta

dasar Rencana Detail Tata Ruang dengan Nilai Kontrak sebesar Rp

114.136.357.640,-. Berkaitan dengan hal ini, maka Pusfatekgan

telah membuat surat pengajuan revisi pagu belanja diatas ambang

batas sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor :

27/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA 2015 dan

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-

9/PB/2015 tentang Petunjuk Teknis Revisi Anggaran Pada

Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Revisi Anggaran Badan

Layanan Umum Tahun 2015. Kementerian Keuangan telah

menyetujui revisi Belanja melebihi Pagu Ambang Batas pada

tanggal 30 Desember 2015 dengan dikeluarkannya Revisi DIPA

keempat dengan Digital Stamp No. 2137-4289-1880-9505.

3. Pusfatekgan memiliki utang jangka pendek kepada penyedia data

(vendor) sebesar Rp98.177.813.532 dengan rincian sebagai

berikut :

PT. Amethis Indegeo Prakarsa senilai Rp64.715.132.245.

PT. Bhumi Prasaja senilai Rp33.462.681.287

Utang kepada pihak ketiga BLU ini akan dilunasi setelah revisi

penggunaan Saldo awal BLU disetujui oleh Kementerian Keuangan

di Tahun Anggaran 2016.

4. Terdapat perbedaan antara Saldo Kas pada Badan Layanan Umum

yang ada di Bendahara Penerimaan dengan yang ada di Neraca

SAIBA. Hal ini disebabkan adanya beberapa transaksi yang belum

dilakukan pengesahan di KPPN Jakarta III atau transaksi yang

belum diselesaikan pembayarannya, antara lain :

Page 106: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 101 -

5. Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 telah menggunakan

aplikasi SAIBA, aplikasi SIMAK BMN dan Persediaan versi

akrual.

6. Terdapat selisih nilai pada transaksi transfer masuk dan transfer

keluar Peralatan Mesin sebesar Rp61.295.000 yang terdiri dari

transfer masuk dari Pusfatekgan ke Pusfatja dan Pustekdata sebesar

Rp140.200.000 berupa 5 (lima) buah laptop, 4 (empat) buah

eksternal/portable hardisk, 1 (satu) buah printer, 1 (satu) buah DVD

Writer dan 1 (satu) buah server, transfer masuk dari Badan

Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ke LPA

Kototabang sebesar Rp125.360.000 berupa 12 (dua belas) buah

rambu cermin dan transfer keluar ke Direktorat Topografi

Angkatan Darat (Dittopad) dari satker Pustekbang sebesar

Rp204.265.000 berupa 1 (satu) buah Pesawat Tak Berawak.

7. Terdapat selisih nilai pada transaksi transfer masuk dan transfer

keluar Gedung dan Bangunan sebesar Rp42.443.500 karena adanya

transfer masuk dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

(BMKG) ke satker LPA Kototabang berupa 1 (satu) buah Gedung

Page 107: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 102 -

Pos Jaga Permanen.

8. Terdapat kesalahan akun selama tahun 2015 antara lain :

No SATUAN KERJA NILAI

5,200,000 Pembelian PM menggunakan

belanja 52

82,600,000 pembelian ATL menggunakan

belanja 532

3,600,000 pembelian PM menggunakan

belanja 536

2 Pustekroket 273,340,000.00 273,340,000 Pengembangan PM

menggunakan belanja 536

15,750,000 Pembelian PM menggunakan

belanja 533

197,975,000 Pembelian PM menggunakan

belanja 533

2,260,000 Pengembangan ATB

menggunakan belanja 532

1,450,000 Pembelian PM menggunakan

belanja 52

1,770,000 Pembelian PM menggunakan

belanja 52

14,802,000 pembelian ATL menggunakan

belanja 532

5 BLU 528,000.00 528,000 pembelian PM menggunakan

belanja 52

187,230,000 pembelian ATL menggunakan

belanja 532

6,363,500 perolehan KDP JIJ menggunakan

belanja 533

168,162,588 pengembangan KDP JIJ

menggunakan belanja 533

96,352,973 pengembangan KDP GB

menggunakan belanja 532

99,100,000 pembelian ATL menggunakan

belanja 533

8 PSTA 92,338,400 92,338,400 pembelian ATL menggunakan

belanja 533

1,248,822,461 1,248,822,461

KETERANGAN

1 KSH 91,400,000

3 Pustekbang 215,985,000.00

7 Pusfatja 195,452,973.00

TOTAL

4 Pusteksat 18,022,000.00

6 Pustekdata 361,756,088.00

9. Pada Tahun 2015 penyusunan LK menggunakan basis akrual sesuai

dengan PMK Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman dan

Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

dan PMK nomor 270/PMK.05/2015 tentang Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat.

10. Terdapat perbedaan antara Neraca Percobaan pada SAIBA dengan

Neraca BMN yaitu :

Page 108: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 103 -

Rincian Persediaan :

Kode Uraian Neraca Percobaan Neraca BMN Selisih

117111 Barang Konsumsi 2.430.008.717Rp 2.818.560.329Rp (388.551.612)Rp

117113 Bahan Untuk Pemeliharaan 186.513.770Rp 187.583.470Rp (1.069.700)Rp

117114 Suku Cadang 9.307.407.629Rp 9.307.407.629Rp -Rp

117124 PM untuk dijual/diserahkan 2.364.750Rp -Rp 2.364.750Rp

117127 Aset lain-lain untuk diserahkan 57.902.500Rp -Rp 57.902.500Rp

117128

Barang Persedian Lainnya

untuk Dijual/Diserahkan ke

Masyarakat

17.317.014Rp 126.200.094Rp (108.883.080)Rp

117131 Bahan Baku 36.623.198.765Rp 36.629.198.765Rp (6.000.000)Rp

117199 Persediaan lainnya 1.269.505.274Rp 1.268.945.274Rp 560.000Rp

117219Persediaan BLU penyedia

barang dan jasa lainnya443.677.142Rp -Rp 443.677.142Rp

50.337.895.561Rp 50.337.895.561Rp -Rp Jumlah

Rincian ATB :

Kode Uraian Neraca Percobaan Neraca BMN Selisih

162141 Paten 82.662.500Rp 82.662.500Rp -Rp

162151 Software 62.751.608.048Rp 63.414.627.002Rp (663.018.954)Rp

162161 Lisensi 1.099.315.792Rp 1.104.842.467Rp (5.526.675)Rp

162171 Hasil Kajian 6.438.662.727Rp 6.438.662.727Rp -Rp

162191 ATB Lainnya 1.005.759.629Rp 537.713.000Rp 468.046.629Rp

162291 ATB Lainnya BLU 200.499.000Rp -Rp 200.499.000Rp

162311 ATB dalam pekerjaan 96.115.463.700Rp 96.115.463.700Rp -Rp

167.693.971.396Rp 167.693.971.396Rp -Rp Jumlah

Perbedaan tersebut dikarenakan belum terdapat kodefikasi khusus

untuk penamaan rincian persediaan dan ATB BLU pada SIMAK

BMN dan pada SAIBA kodefikasi tersebut dibuat manual dengan

memasukkan untuk persediaan ke dalam persediaan BLU penyedia

barang dan jasa lainnya dan untuk ATB kedalam ATB lainnya

BLU.

11. Pada tanggal 1 September 2015 ada penerimaan hibah dari Asia –

Pacific Network For Global Change Research yang masuk ke

rekening hibah sebesar USD 46.999,6. kurs tengah valas sebesar

Rp12.952 jumlah yang diterima Rp608.738.430.

12. Terdapat barang berupa Equatorial Atmosphere Radar (EAR) dan

beberapa bangunan yang berada di kota Kototabang Padang.

Peralatan dan bangunan tersebut digunakan untuk pengamatan

Page 109: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 104 -

ketidakstabilan lapisan ionosfer dan kecepatan angin. Berdasarkan

perjanjian kerjasama antara LAPAN dengan RISH Kyoto

University tahun 2015 bahwa kepemilikan serta biaya pemeliharaan

disediakan oleh RISH dan LAPAN hanya melakukan instalasi.

Pada perjanjian juga disebutkan bahwa kepemilikan EAR akan

ditentukan kemudian setelah perjanjian ini berakhir.

13. Terdapat perjanjian kerjasama antara LAPAN dengan Indian Space

Research Organization (ISRO) tanggal 25 April 1997 untuk

kerjasama pembangunan Telemetri, Tracking and Command

(TT&C) Station for Satellite and Launch Vehicle dan tanggal 3

April 2002 untuk kerjasama pembangunan Satellite and Launch

Station Vehicle milik ISRO di Biak. Atas kerjasama tersebut

LAPAN mendapatkan manfaat antara lain :

a. Mensupport permintaan penggunaan Ground Station (GS)

untuk kepentingan LAPAN jika dibutuhkan

b. Melakukan Trining di ISRO India yang akan diikuti pada

Engineer LAPAN selama beberapa kali

c. Melakukan Training Onsite GS di Biak yang mana ini adalah

Training Komprehensif TT&C

d. Menyediakan pelayanan downlink data satelit LAPAN, yang

saat ini sudah berjalan 2 kali perhari

e. Membantu peralatan dan alat ukur jika pihak LAPAN

membutuhkan Peningkatan kemampuan (Capacity Building)

bagi para Peneliti/Perekayasa LAPAN dalam penguasaan

teknologi stasiun bumi untuk pengendalian satelit,

diantaranya :

- RF (Radio Frequency)

- Safety Features Ground Station (GS)

- Construction of Ground Station (GS)

- Control Movement of Ground Station (GS)

- Networking Coordinattion GS to GS

- Ground Station (GS) Trouble Shooting

- Software Engineering in data and interaktif

Page 110: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 105 -

- Installation of Redundancy Power by UPS n Battery

Switch Hold

- Installation of Lightning System

f. Transfer of Technology by Short Workshop or Theory Lesson of

Satelit and Ground Station (GS)

g. Memberikan harga yang sangat murah dalam proses

peluncuran satelit

14. Terdapat pengadaan berupa komponen dan materiil untuk system

engineering test tools yang disediakan oleh TU Berlin untuk para

periset LAPAN antara lain: Hardware-in-the-Loop-(HIL)-Flight

Simulator, Flight Control Computer plus Data Acquisition and

Recording capabilities dan Actuator test stand yang merupakan

proyek pengembangan pesawat LSA-02 hasil kerjasama LAPAN

dengan TU Berlin. Komponen tersebut telah dibayar dimuka

sebesar € 310.000 namun komponen yang sudah dapat

direalisasikan sebesar € 76.233,25 sehingga masih terdapat

komponen yang belum direalisasi sebesar € 233.766,75 atau setara

dengan Rp 3.711.378.525. LAPAN akan mencatat ke dalam aset

setelah diketahui bahwa aset tersebut telah menjadi aset definitif

dan dapat dimanfaatkan. Dan atas belanja dibayar dimuka, LAPAN

mencatat ke dalam Neraca LAPAN sebagai Belanja Dibayar

Dimuka dan ada kewajiban dari TU Berlin untuk menyerahkan atas

komponen yang belum datang tersebut.

15. Terdapat pengadaan bahan komponen Satelit A1, A2, A3, dan A4

pada Satker Pusat Teknologi Satelit yang masih tercatat ke dalam

SIMAK BMN periode Unaudited 2015 sebagai komponen yang

terpisah dan belum dilakukan penggabungan menjadi sebuah

satelit. Pada Audited 2015 LAPAN telah melakukan reklas atas

komponen tersebut menjadi sebuah aset dengan nama Satelit A1,

A2, A3 dan A4 serta menghitung penyusutan tiap satelit. Satelit A1

dan A2 telah menjadi aset definitif sedangkan satelit A3 dan A4

masih berbentuk KDP karena masih dalam proses pengerjaan.

Perhitungan kapitalisasi untuk masing-masing satelit dan

Page 111: Laporan Keuangan Audited 2015

Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 106 -

penyusutannya sebagaimana terlampir.

16. Telah dilakukan reklas pada Audited 2015 dari Aset Tetap Lainnya

menjadi Aset Tak Berwujud atas barang berupa Citra Satelit

dengan nilai sebesar Rp 18.813.321.520.

17. Terdapat permasalahan terkait penatausahaan persediaan yang

belum tertib. LAPAN akan melakukan penertiban terhadap

penatausahaan barang persediaan pada tahun 2016.

18. Terdapat koreksi atas barang persediaan pada Satker Pustekroket

atas barang persediaan yang telah digunakan dalam rangka uji

terbang roket, barang usang dan rusak sebagaimana terlampir.

F.3 Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan Dan Nilai Buku

Aset Tetap

Daftar rincian nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset

tetap disajikan sebagaimana dalam lampiran A1.

F.4 Tabel Konstruksi Dalam Pengerjaan

Daftar informasi Konstruksi dalam pengerjaan disajikan sebagaimana

dalam lampiran A2.

F.5 Rekening Pemerintah

Daftar Rekening Pemerintah disajikan sebagaimana dalam lampiran.

F.6 Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK

Daftar Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK disajikan sebagaimana

dalam lampiran.

F.7 Perubahan Unaudited ke Audited

Berdasarkan hasil pertemuan tiga pihak (tripartit) antara LAPAN,

Kemenkeu, dan BPK disepakati beberapa koreksian terkait angka pada

Laporan Keuangan Unaudited (Jurnal Koreksi sebagaimana terlampir).