39
PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010

Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal

31 Maret 2011 Dan 2010

Page 2: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir
Page 3: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

1

Page 4: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

2

Page 5: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

3

Page 6: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

4

Page 7: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

5

Page 8: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

6

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

a. Pendirian Perusahaan

PT Kokoh Inti Arebama ("Perusahaan") didirikan berdasarkan akta notaris Fitricia Arisusanti, S.H., C.N., No. 27 tanggal 6 Juli 2001 sebagai notaris pengganti Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C-03717 HT.01.01.Th.2001 tanggal 25 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 tanggal 26 Oktober 2001, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6683. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 9 tanggal 21 Juli 2009 mengenai perubahan, penyesuaian, dan penyusunan kembali seluruh anggaran dasar Perseroan sesuai Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tertanggal 14 Mei 2008 No. KEP-179/BL/2008. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-15137 tanggal 10 September 2009, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republika Indonesia No. 63 tanggal 6 Agustus 2010.

Sesuai pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam

bidang perdagangan. Saat ini Perusahaan melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan, distributor, eksportir dan importir dari segala macam barang dagangan (antara lain keramik).

Kantor Perusahaan terletak di Graha Atrium Lantai 2, Suite 902, Jl. Senen Raya No. 135,

Jakarta Pusat dan cabang-cabang Perusahaan terdapat di dua puluh dua (22) kota di Indonesia yaitu kota Medan, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Samarinda, Makasar, Tangerang, Lampung, Malang, Banjarmasin, Purwokerto, Pontianak, Jambi, dan Kediri.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 2004.

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 31 Maret 2008, Perusahaan telah menerima pernyataan efektif dari Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dalam suratnya No. S-1798/BL/2008 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Perusahaan kepada masyarakat sejumlah 250.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham pada harga penawaran sebesar Rp 170 per saham, disertai dengan penerbitan 150.000.000 Waran Seri I. Pada tanggal 9 April 2008, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham dan warannya di Bursa Efek Indonesia.

Page 9: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

7

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (Lanjutan)

c. Anak perusahaan

Laporan keuangan konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010, meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki secara langsung lebih dari 50% dengan rincian sebagai berikut:

Tahun Persentase Jumlah Aset Domisili Beroperasi Kepemilikan 2011 2010 Komersial %

PT Karya Makmur Belum Kreasi Prima beroperasi (KMKP) Jakarta komersial 99,99% 6.038.371.876 6.592.273.727 PT Bangun Adi Perkasa (BAP) Jakarta 2006 99,97% 77.769.280.411 45.900.958.196

Kegiatan utama KMKP adalah bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan industri, pertambangan, pertanian dan bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak. Perusahaan telah terdaftar pada Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia dalam Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 09.02.1.51.25989 tanggal 13 Agustus 2003 dengan kegiatan usaha pokok “Perdagangan besar mesin-mesin, suku cadang dan perlengkapannya”. Pada bulan Juni 2009, Perusahaan mengakuisisi 99,97% kepemilikan saham BAP dengan harga pengalihan sebesar Rp 9.997.000.000. Kegiatan utama BAP adalah bergerak dalam bidang perdagangan umum dalam arti kata seluas- luasnya, dengan mengindahkan Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan yang berlaku. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham BAP yang diadakan pada tanggal 20 April 2010 dan diaktakan oleh akta notaris Sri Hidianingsih Adi Sugijanto, S.H., No. 22, BAP meningkatkan modalnya dari Rp 10.000.000.000 menjadi Rp 15.000.000.000 dan Perusahaan telah mengambil bagian atas seluruh saham yang dikeluarkan tersebut. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham BAP yang diadakan pada tanggal 07 Maret 2011 dan diaktakan oleh akta notaris Sri Hidianingsih Adi Sugijanto, S.H., No. 06, BAP meningkatkan modalnya dari Rp 15.000.000.000 menjadi Rp 25.000.000.000 dan Perusahaan telah mengambil bagian atas seluruh saham yang dikeluarkan tersebut.

d. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Serta Jumlah Karyawan

Pada tanggal 31 Desember 2010, susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan masing-masing akta notaris Leolin Jayanti, S.H., No. 4 tanggal 13 Agustus 2010 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Dewan Direksi

Komisaris Utama - Harjanto Kurniady Tjandra Direktur Utama - Dharmawandi Sutanto, S.E Komisaris Independen - Ferry Setiawan Direktur - Mariana Margaretha Oetojo Direktur Tidak Terafiliasi - Heru Subagio

Page 10: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

8

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (Lanjutan)

d. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Serta Jumlah Karyawan (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2009, susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan masing-masing akta notaris Leolin Jayanti, S.H., No. 48 tanggal 30 Juni 2008 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Dewan Direksi

Komisaris Utama - Dikdik Sugiharto Direktur Utama - Dharmawandi Sutanto, S.E Komisaris Independen - Ferry Setiawan Direktur - Mariana Margaretha Oetojo Direktur Tidak Terafiliasi - Yoseph Cahayadi Tio

Perusahaan telah memiliki Komite Audit berdasarkan Surat Pemberitahuan Pembentukkan Komite Audit No.002/KKH/CS/VIII/08 tanggal 28 Agustus 2008, adalah sebagai berikut:

Ketua : Dikdik Sugiharto Anggota : Lie Ming Ijen Anggota : Astho Broto Ali SW

Berdasarkan surat Perusahaan No. 001/IPO/Dir/I/08 tanggal 21 Januari 2008, Perusahaan telah menunjuk Ibu Inge Kurniawati Gunawan sebagai sekretaris Perusahaan. Kemudian pada tanggal 18 Mei 2010 Berdasarkan surat Perusahaan No. 05/KKH/CS/05/10, Perusahaan menunjuk Ibu Yenny Chandra sebagai sekretaris Perusahaan menggantikan Ibu Inge Kurniawati.

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai masing-masing 965 orang dan 814 orang karyawan tetap (tidak diaudit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Laporan keuangan konsolidasi disusun menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan

mengelompokkan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.

Page 11: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan seluruh Anak Perusahaan.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

Bagian proporsional pemegang saham minoritas atas aset bersih dan laba bersih Anak Perusahaan

disajikan dalam akun “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” dalam neraca konsolidasi dan “Hak Minoritas atas Laba Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Selisih lebih antara biaya perolehan investasi dengan proporsi nilai wajar aset bersih

Anak Perusahaan yang diperoleh dari pihak tidak sepengendali diakui sebagai goodwill dan diamortisasi selama 5 (lima) tahun dengan menggunakan metode garis lurus.

c. Setara Kas

Setara kas yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan, dijaminkan dan dibatasi penggunaannya dicatat sebagai bagian dari ”Aset Tidak Lancar” dalam neraca konsolidasi.

d. Penyisihan Piutang tak tertagih

Piutang dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih, jika ada. Penyisihan piutang tak tertagih diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa. Sesuai dengan PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”, yang dimaksud dengan mempunyai hubungan istimewa adalah:

(1) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh,

atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

(2) perusahaan asosiasi; (3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan

hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut; yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor;

(4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk

merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

Page 12: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa (Lanjutan)

(5) perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara

langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam penjelasan (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan yang bersangkutan. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik ataupun tidak dilaksanakan berdasarkan harga dan kondisi normal seperti halnya transaksi dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.

f. Persediaan Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan“

menggantikan PSAK No. 14 (1994). Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi tahun 2009.

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih

rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method).

Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam transaksi normal bisnis, dikurangi

dengan perkiraan biaya penyelesaian dan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan penjualan.

Penyisihan atas penurunan nilai pasar dan persediaan usang atas persediaan, ditetapkan

berdasarkan penilaian secara periodik terhadap nilai pasar dan kondisi fisik persediaan. Nilai persediaan terdiri dari seluruh nilai pembelian dan biaya memproses, apabila ada, sampai

dengan persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap digunakan atau dijual. g. Beban dibayar di muka

Beban dibayar di muka dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

h. Aset Tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang

menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Page 13: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

h. Aset Tetap (Lanjutan) Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.

Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20 Kendaraan 5 Inventaris 4 - 5

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada

manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan direview, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

i. Penurunan Nilai Aset Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi

terjadinya penurunan nilai aset sesuai dengan PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aset”. Perusahaan dan Anak Perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas nilai semua asetnya apabila terdapat situasi atau keadaan yang memberikan indikasi terjadinya penurunan nilai aset dan mengakuinya sebagai kerugian dalam laporan laba rugi konsolidasi.

j. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, dan beban diakui pada saat

terjadinya (metode akrual).

Page 14: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

k. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja

Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), ”Imbalan Kerja”, beban imbalan kerja dihitung berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 yang diestimasi dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial akan diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar 10% dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan pasti diamortisasi sampai imbalan tersebut menjadi hak.

l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca konsolidasi, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 nilai tukar yang digunakan untuk 1 $AS masing-masing sebesar Rp 8.753 dan Rp 8.665.

m. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul

dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan konsolidasi dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer dan rugi fiskal.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi atas dasar saling hapus,

kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda sesuai penyajian aset dan kewajiban pajak kini masing-masing entitas tersebut.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca konsolidasi. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Page 15: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

m. Pajak Penghasilan (Lanjutan)

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

n. Instrumen Keuangan

i. Aset Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan dan pengukuran Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi konsolidasi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset. Aset keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, deposito yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif yang pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Page 16: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan)

i. Aset Keuangan (lanjutan) Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Anak Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar. Perusahaan dan Anak Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau Perusahaan dan Anak Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh resiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentranfer pengendalian atas aset. Setiap tanggal neraca konsolidasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara koletif. Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa mendatang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.

Page 17: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan)

i. Aset Keuangan (lanjutan) Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau tidak ada suatu jumlah telah dibebankan ke pos cadangan, jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut. Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor misalnya probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan. Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.

ii. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi konsolidasi, kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Pada saat pengakuan awal kewajiban keuangan diukur pada nilai wajarnya. Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari hutang bank jangka pendek, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya masih harus dibayar, hutang bank jangka panjang dan hutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Dalam hal kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “beban keuangan” dalam laporan laba rugi konsolidasi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasi, ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.

Page 18: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika kewajiban keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak legal untuk saling hapus jumlah yang diakui dan ada intensi untuk menyelesaikan pada jumlah bersih, atau untuk merealisasikan aset dan melunasi kewajiban pada saat yang sama, selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.

o. Laba per Saham

Sesuai dengan PSAK No. 56 mengenai “Laba Per Saham”, laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar adalah sejumlah 980.450.957 dan 850.000.000 saham masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.

p. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Informasi segmen primer adalah berdasarkan segmen geografis.

q. Penggunaan Estimasi

Penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Oleh karena tidak adanya kepastian dalam membuat estimasi, maka terdapat kemungkinan hasil aktual yang dilaporkan pada masa yang akan datang akan berbeda dengan estimasi tersebut. Perbedaan antara estimasi dan hasil aktual dibebankan atau dikreditkan pada operasi tahun berjalan.

Page 19: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

17

3. KAS DAN BANK

Kas dan bank milik Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaannya.

4. PIUTANG USAHA

Akun ini merupakan tagihan kepada pelanggan pihak ketiga atas transaksi penjualan Perusahaan dan Anak Perusahaan masing-masing sebesar Rp 159.593.511.178 dan Rp 211.046.950.872 pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.

Rincian umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:

Page 20: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

18

4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha.

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, saldo piutang usaha Perusahaan dengan nilai maksimum masing-masing sebesar Rp 25.000.000.000 dan Rp 30.780.702.759 dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank Central Asia Tbk dan Bank Panin Tbk (Catatan 12 dan 15).

Tidak ada piutang usaha kepada pihak hubungan istimewa.

Semua piutang usaha dinyatakan dalam mata uang Rupiah. 5. PIUTANG LAIN-LAIN

Piutang klaim promosi merupakan klaim Perusahaan kepada para pemasok untuk program-program

promosi yang diberikan oleh pemasok kepada pelanggan yang ditanggung terlebih dahulu oleh Perusahaan.

Piutang karyawan merupakan pinjaman tanpa bunga dan jangka waktu pengembalian pasti yang diberikan kepada bukan karyawan kunci yang akan dilunasi melalui pemotongan gaji bulanan.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun masing-masing piutang untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa semua piutang lain-lain dapat ditagih, sehingga tidak perlu dibentuk penyisihan piutang tak tertagih.

Page 21: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

19

6. PERSEDIAAN

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun persediaan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya, sehingga tidak perlu dibuat penyisihan atas penurunan nilai pasar dan persediaan usang.

Persediaan Perusahaan dan Anak Perusahaan telah di asuransikan terhadap risiko kebakaran,

pencurian dan risiko kerugian lainnya dengan keseluruhan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 124.315.610.998 pada tanggal 31 Maret 2011 dan Rp 89.034.313.506 pada tanggal 31 Maret 2010, yang menurut pendapat Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, saldo persediaan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan

nilai maksimum masing-masing sebesar Rp 71.424.575.268 dan Rp 40.351.993.017 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang yang diperoleh Perusahaan dan Anak Perusahaan dari PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Panin Tbk dan PT Bank Victoria Tbk (Catatan 12 dan 15).

Semua persediaan di atas merupakan persediaan yang dimiliki oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan

dan tidak ada persediaan yang dikonsinyasikan kepada pihak lain.

Page 22: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

20

7. UANG MUKA DAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA

Uang muka pembelian merupakan uang muka yang dibayarkan kepada beberapa pemasok atas

transaksi pembelian persediaan dan jasa.

Uang muka karyawan dan perjalanan dinas merupakan uang muka yang diberikan kepada karyawan sehubungan dengan kegiatan operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan dan perjalanan dinas.

Sewa dibayar di muka merupakan sewa kantor dan gudang dibayar di muka untuk cabang-cabang Perusahaan dan Anak Perusahaan di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Perbaikan dan pemeliharaan dibayar di muka merupakan beban dibayar di muka atas perbaikan dan pemeliharaan aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Asuransi dibayar di muka merupakan pembayaran premi asuransi kepada beberapa maskapai asuransi untuk persediaan barang dan aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Page 23: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

21

8. DEPOSITO YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Bank garansi kepada PT Totalindo Eka Persada digunakan sebagai jaminan pelaksanaan pengadaan keramik lantai EX.KIA proyek Kalibata Residence-Jakarta berdasarkan Surat Perjanjian Jual-Beli No. 012/KBR/TEP-KIA/VIII/09 tanggal 10 Agustus 2009. Bank garansi kepada PT Jaya Mulia Perkasa berupa deposito berjangka dalam Rupiah yang ditempatkan pada PT Bank Central Asia Tbk (BCA), digunakan sebagai jaminan Perusahaan atas penunjukan Perusahaan sebagai distributor eksklusif produk semen instan berdasarkan perjanjian No. 14/JMP-KIA/1107 tanggal 28 November 2007.

Bank garansi kepada PT Wijaya Karya Bangunan Gedung digunakan sebagai jaminan pelaksanaan pekerjaan pengadaan dan pengiriman Keramik Berdasarkan Surat Perintah Kerja No. 02.01/F.PPA.SPK.018/2009 tanggal 20 November 2009. Bank garansi kepada PT Gajah Tunggal Perkasa berupa deposito berjangka dalam Rupiah yang ditempatkan pada BCA digunakan sebagai jaminan keagenan atas penunjukan Perusahaan sebagai distributor cat Kansai Decorative sesuai dengan Surat Keputusan Pengangkatan Keagenan No. 014/MD/05/V tanggal 1 Mei 2005.

Deposito berjangka yang ditempatkan pada BCA atas nama, KMKP, Anak Perusahaan, digunakan sebagai jaminan pinjaman Perusahaan pada BCA (Catatan 15).

Suku bunga deposito berjangka dalam Rupiah masing-masing berkisar antara 5% - 5,75% per tahun pada tahun 2010 dan berkisar antara 5,75% - 6,00% per tahun pada tahun 2009.

Page 24: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

22

9. ASET TETAP

Rincian aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:

Penyusutan yang dibebankan ke beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp 1.795.677.634 dan Rp 1.371.277.081 (Catatan 23) pada tahun 2011 dan 2010.

Page 25: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

23

9. ASET TETAP (Lanjutan)

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, kendaraan Perusahaan dan Anak Perusahaan telah

diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan keseluruhan masing-masing sebesar Rp 17.017.499.000 pada tanggal 31 Maret 2011 dan Rp 9.096.710.000 pada tanggal 31 Maret 2010 yang menurut keyakinan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko-risiko tersebut.

Tanah dan bangunan milik Anak Perusahaan yang terletak di Kawasan Industri Pluit Blok S, Kav No.14, seluas 3.558 m2, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, bersertifikat HGB No. 5454 dijadikan jaminan atas pinjaman bank jangka panjang yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank Central Asia Tbk (Catatan 15).

Semua aset tetap di atas merupakan aset tetap yang dimiliki oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan. Tidak terdapat biaya-biaya yang dikapitalisasi ke aset tetap di atas.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan aset tetap pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan tidak ada situasi atau keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai atas aset tetap.

10. UANG JAMINAN

Uang jaminan kepada PT KIA Serpih Mas, PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk dan PT KIA Keramik Mas merupakan jaminan yang diberikan oleh Perusahaan dalam rangka perjanjian kerjasama distribusi produk keramik dan genteng dari perusahaan-perusahaan tersebut.

Page 26: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

24

11. GOODWILL Pada bulan Juni 2009, Perusahaan mengakuisisi 99,97% kepemilikan saham PT Bangun Adi Perkasa

(BAP) dari pihak bukan sepengendali (Catatan 1c). Perhitungan goodwill atas transaksi pembelian saham BAP sebagai anak perusahaan adalah sebagai

berikut:

12. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Akun ini merupakan Pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank Panin Tbk Berdasarkan Akte Perjanjian kredit dan perjanjian Jaminan dari PT Bank Panin Tbk No. 123 tanggal 31 Agustus 2010 di hadapan Notaris Maria Andriani Kidarsa S.H, PT Bank Panin Tbk menyetujui pemberian fasilitas pinjaman rekening koran dengan pokok pinjaman Rp 10.000.000.000 dengan suku bunga 14% pertahun. Jangka waktu kredit 1 tahun dan akan berakhir pada 31 Agustus 2011.

Jaminan atas fasilitas kredit ini adalah persedian barang dagangan yang terletak di Jl Raya Narogong KM 51, 9, Desa Limusnunggal, Cileungsi, Bogor dan Jl Surya Lestari Kaveling 1-2 Teluk Jambe, Karawang, sebesar Rp 20.000.000.000 dan piutang usaha yang berada di cabang Jakarta, Bekasi dan Tangerang sebesar Rp 5.000.000.000 (Catatan 6).

Page 27: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

25

13. HUTANG USAHA

Akun ini merupakan hutang kepada pemasok pihak ketiga atas pembelian persediaan dan jasa masing-masing sebesar Rp 316.662.928.379 dan Rp 340.771.017.248 pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010. Rincian umur hutang usaha adalah sebagai berikut:

Semua hutang usaha dinyatakan dalam mata uang rupiah. 14. HUTANG PAJAK

Hutang pajak terdiri dari:

Page 28: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

26

15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG

Akun ini merupakan hutang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Victoria Tbk (Victoria) dengan rincian sebagai berikut:

Page 29: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

27

15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

BCA Pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari BCA, terdiri dari:

1) Kredit lokal dengan pagu kredit sebesar Rp 24 miliar

Sesuai dengan akta perjanjian kredit yang telah diaktakan dengan akta notaris Subariati Soegeng S.H., No. 25 tanggal 29 Agustus 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Lokal dengan pagu kredit sebesar Rp 12 miliar yang digunakan untuk modal kerja. Jangka waktu pinjaman adalah satu (1) tahun yaitu sejak tanggal 1 September 2005 sampai dengan 1 September 2006. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga 12% per tahun dan biaya provisi 0,5% per tahun.

Pemberian fasilitas kredit lokal telah mendapat persetujuan perpanjangan berdasarkan surat perjanjian pinjaman No. 2295/W08/ADM/06 tanggal 5 Desember 2006 sampai dengan tanggal 1 September 2007. Fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang kembali sampai dengan 1 September 2008 dengan plafon kredit meningkat sebesar Rp 5 miliar yang semula Rp 12 miliar menjadi Rp 17 miliar sesuai dengan surat No. 1920/W08/ADM/07 tertanggal 3 Oktober 2007.

Pada tanggal 9 Desember 2008, fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 1 September 2009 dengan plafon kredit meningkat sebesar Rp 4 miliar yang semula Rp 17 miliar menjadi Rp 21 miliar sesuai dengan surat No. 2498/W08/ADM/2008. Pada tanggal 11 Februari 2009, fasilitas kredit tersebut telah diubah dengan peningkatan plafon kredit sebesar Rp 3 miliar yang semula Rp 21 miliar menjadi Rp 24 miliar sesuai dengan surat No. 215/W08/ADM/2009. Pada tanggal 28 Agustus 2009, fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 1 September 2010 dengan tambahan plafon kredit menjadi sebesar Rp 24 miliar dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 12,75% per tahun sesuai dengan surat No. 1767/W08/ADM/09. Pada tanggal 18 Oktober 2010, fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 1 September 2011 dengan bunga pinjaman sebesar 10,75% per tahun sesuai dengan surat No. 2160/W08/ADM/2010. Pinjaman ini dijaminkan secara pari pasu (cross collateral) terhadap fasilitas installment loan yang diperoleh dari BCA (lihat penjelasan installment loan dibawah).

2) Fasilitas installment loan

Pada tahun 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas Installment Loan 1 dengan jumlah maksimal sebesar Rp 4 miliar dan suku bunga sebesar 13% per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah dua (2) tahun yang akan dilunasi melalui angsuran setiap bulan sebesar Rp 166.6666.667 mulai bulan Juni 2007.

Page 30: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

28

15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas installment loan 2 dengan jumlah maksimal sebesar Rp 5 miliar dan suku bunga sebesar 11,5% per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah tiga (3) tahun yang akan dilunasi melalui angsuran setiap bulan sebesar Rp 138.888.888 mulai bulan Agustus 2008. Jadwal sisa angsuran pokok sebagai berikut:

Tahun 2011 972.222.222

Pada tanggal 11 Februari 2009, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas installment loan 3 dengan jumlah fasilitas maksimal sebesar Rp 5 miliar dan suku bunga sebesar 12,25% per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah tiga (3) tahun yang akan dilunasi melalui angsuran setiap bulan sebesar Rp 138.888.888 mulai bulan Maret 2009. Jadwal sisa angsuran pokok sebagai berikut :

Tahun 2011 1.666.666.667 Tahun 2012 277.777.778

Pada tanggal 3 Desember 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas installment loan 4 dengan jumlah fasilitas maksimal sebesar Rp 4 miliar dan suku bunga sebesar 11,5% per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah tiga (3) tahun yang akan dilunasi melalui angsuran setiap bulan sebesar Rp 111.111.111 mulai tanggal 10 Januari 2010. Jadwal sisa angsuran pokok sebagai berikut :

Tahun 2011 1.333.333.333 Tahun 2012 1.333.333.333

Fasilitas installment loan dijaminkan secara pari pasu (cross collateral) terhadap fasilitas lainnya yang diberikan oleh BCA kepada Perusahaan yaitu fasilitas kredit lokal pagu kredit Rp 24 miliar dan time revolving loan, dengan rincian jaminan antara lain:

Satu bidang tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 5454, seluas

3.558 m2 yang terletak di Kawasan Industri Pluit Blok S, Kav. No. 14 kelurahan Penjaringan, kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara atas nama KMKP, Anak Perusahaan (Catatan 9).

Satu bidang tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1306, seluas 750 m2 yang terletak di Jl. Jambu No.14, Gondangdia, Jakarta atas nama PT Rizki Pelita Sejati (RPS), pihak hubungan istimewa.

Satu bidang tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1422, yang terletak di Jl. Jambu No.16A, Gondangdia, Jakarta atas nama RPS.

Satu bidang tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 4284, yang terletak di Jl. Pekalongan No. 22 Menteng, Jakarta Pusat atas nama PT Satria Pusaka Permata Perkasa, pihak hubungan istimewa.

Piutang usaha usaha Perusahaan masing-masing sebesar Rp 20.000.000.000 dan RP 30.780.702.759 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 4).

Persediaan barang berupa keramik lantai dan dinding Perusahaan masing-masing sebesar Rp 20.000.000.000 dan Rp 30.835.583.430 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 6).

1 Tanah dan Bagunan di JL Kelapa Gading Boulevard Blok L No. 3, Jakarta Utara, Sesuai SHGB No. 4656, atas nama PT Sentral Makmur Sedaya.

Page 31: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

29

15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

3) Time Revolving Loan

Pada tanggal 2 Desember 2009, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas time loan revolving sebesar Rp 3.000.000.000 dan akan jatuh tempo pada tanggal 1 September 2010. Pinjaman ini dibebankan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pada tanggal 18 Oktober 2010, fasilitas time loan revolving telah diperpanjang sampai dengan tanggal 1 September 2011 dengan bunga pinjaman sebesar 10,75% per tahun sesuai dengan surat No. 2160/W08/ADM/2010. Pinjaman ini dijaminkan secara pari pasu (cross collateral) terhadap fasilitas installment loan dan kredit lokal 24 miliar yang diperoleh dari BCA (lihat penjelasan installment loan diatas).

4) Kredit lokal dengan pagu kredit Rp 2,2 miliar

Sesuai dengan surat perjanjian kredit lokal No. 003-0084-2006-000 tanggal 9 Maret 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Lokal dengan jumlah maksimal sebesar Rp 575.000.000 dan suku bunga sebesar 10,75% per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah sampai dengan 9 Maret 2007. Jaminan yang diberikan oleh Perusahaan yaitu: bilyet deposito berjangka No. AF 641646 dengan nilai nominal Rp 575.000.000, yang diterbitkan oleh BCA Cabang Pembantu Cempaka Putih Permai, atas nama KMKP, Anak Perusahaan. Berdasarkan surat perjanjian kredit lokal terakhir No. 2878/W09-ADM/2006 tanggal 1 Desember 2006, plafon fasilitas pinjaman Kredit Lokal meningkat menjadi sebesar Rp 1.800.000.000 dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Maret 2008.

Fasilitas kredit lokal telah mendapat persetujuan perpanjangan berdasarkan surat perjanjian pinjaman No. 003-0084-2006-004 tanggal 6 Maret 2008, yang diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Maret 2009. Plafon kredit fasilitas kredit tersebut meningkat sebesar Rp 200.000.000 yang semula Rp 1.800.000.000 menjadi Rp 2 miliar dari BCA sesuai dengan surat No. 003-0084-2006-005 tertanggal 1 April 2008. Pada tanggal 12 Februari 2009, jatuh tempo fasilitas pinjaman tersebut diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Maret 2010 dan telah diperpanjang lagi sampai dengan tanggal 9 Maret 2011 sesuai dengan surat dari PT Bank Central Asia Tbk No. 0818/W09-ADM/2010 tanggal 22 Februari 2010, dengan penambahan plafon kredit lokal sebesar Rp 200.000.000, yang semula Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 2.200.000.000 dan perpanjangan jatuh tempo pinjaman dari 9 Maret 2011 menjadi 9 Maret 2012 (Catatan 31). Sesuai dengan surat perjanjian kredit terakhir No. 0818/W09-ADM/2010, jaminan yang diberikan oleh Perusahaan atas pinjaman tersebut antara lain: Bilyet deposito berjangka No. AF 641646 dengan nilai nominal Rp 575.000.000, yang

diterbitkan oleh BCA Cabang Pembantu Cempaka Putih Permai, atas nama KMKP, Anak Perusahaan.

Bilyet deposito berjangka No. AF 641676 dengan nilai nominal Rp 586.250.000, yang diterbitkan oleh BCA Cabang Pembantu Cempaka Putih Permai, atas nama KMKP, Anak Perusahaan.

Bilyet deposito berjangka No. AF 641677 dengan nilai nominal Rp 638.750.000, yang diterbitkan oleh BCA Cabang Pembantu Cempaka Putih Permai, atas nama KMKP, Anak Perusahaan.

Page 32: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

30

15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

Atas pinjaman-pinjaman diatas, Perusahaan wajib memperoleh persetujuan dari BCA apabila akan melakukan transaksi-transaksi, antara lain: Mengadakan perubahan pemegang saham, modal disetor dan susunan kepengurusan; Memperoleh pinjaman dan atau mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin dalam

bentuk dan dengan nama apapun dan atau mengagunkan harta kekayaan Perusahaan kepada pihak lain.

Meminjamkan uang termasuk tetapi tidak terbatas kepada perusahaan afiliasi kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari.

Melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan, pembubaran/likuidasi; Mengubah status kelembagaan.

Victoria Berdasarkan surat perjanjian Kredit dari Victoria No. 001/SPK-VIC/X/2006 tanggal 6 Oktober 2006,

Anak Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman demand loan dan rekening koran dengan nilai maksimum fasilitas masing-masing sebesar Rp 15.000.000.000 dan Rp 10.000.000.000 dan dikenakan bunga pinjaman masing-masing sebesar 16% per tahun.

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemberian kredit No. 059/WBI-EKS/10/2009, tanggal 27 Oktober 2009, Anak Perusahaan memperoleh perpanjangan fasilitas kredit dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 6 Oktober 2010 dan dikenakan bunga pinjaman masing-masing sebesar 16%.

Anak Perusahaan memberikan jaminan berupa tanah dan bangunan, dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 939 dan No. 940, seluas 1.151 m2 yang terletak di Jl. Jambu No. 12 dan 12 A, Menteng, Jakarta Pusat atas nama PT Rizki Pelita Sejati, pihak hubungan istimewa dan persediaan barang dagangan sebesar Rp 9.516.409.587 (Catatan 6). Berdasarkan Surat Perpanjangan Fasilitas Kredit No. 092/SK/11/2010, tangga 1 November 2010, Anak Perusahaan memperoleh perpanjangan fasilitas kredit dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 6 Oktober 2011 dan dikenakan bunga pinjaman masing-masing sebesar 16%.

Anak Perusahaan memberikan jaminan berupa tanah dan bangunan, dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 939 dan No. 940, seluas 1.151 m2 yang terletak di Jl. Jambu No. 12 dan 12 A, Menteng, Jakarta Pusat atas nama PT Rizki Pelita Sejati, pihak hubungan istimewa dan persediaan barang dagangan sebesar Rp 31.424.575.268 (Catatan 6).

Page 33: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

31

16. HUTANG PEMBIAYAAN

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT Bank Central Asia Tbk, PT Autozona Jaya Pratama, PT Bumen Jaya Abadi, PT BCA Finance, PT Dipo Star Finance, dan PT Panin Finance untuk pembelian kendaraan.

Rincian dari hutang pembiayaan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Hutang pembiayaan tersebut dijamin dengan kendaraan yang dibiayakan.

17. HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

Akun ini merupakan hutang yang diperoleh KMKP, Anak Perusahaan, dari PT Prima Palma Mandiri, pihak hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 5.000.000.000 pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010. Atas hutang ini KMKP tidak dikenakan bunga dan jaminan serta akan jatuh tempo pada berbagai tanggal.

18. MODAL SAHAM

Pada tanggal 31 Maret 2008, Perusahaan telah menerima pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM & LK) dalam suratnya No. S-1798/BL/2008 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Perusahaan kepada masyarakat sejumlah 250.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham pada harga penawaran sebesar Rp 170 per saham, disertai dengan penerbitan 150.000.000 Waran Seri I dengan ketentuan setiap pembeli 5 (lima) Saham Biasa Atas Nama mendapatkan 3 (satu) Waran Seri 1. Waran Seri 1 adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Biasa Atas Nama yang akan dikeluarkan dari portepel Perusahaan yang bernilai nominal Rp 100 (seratus rupiah) setiap sahamnya dengan ketentuan setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri 1 memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) Saham Biasa Atas Nama dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 210 (dua ratus sepuluh rupiah) setiap saham yang dapat dilakukan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu mulai tanggal 9 Oktober 2008 sampai dengan 8 April 2011. Pemegang Waran Seri 1 tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak dividen selama Waran Seri 1 tersebut belum dilaksanakan menjadi saham. Bila Waran Seri 1 tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya maka Waran tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku.

Pada tanggal 9 April 2008, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham dan warannya di Bursa Efek Indonesia.

Page 34: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

32

18. MODAL SAHAM (Lanjutan)

Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana ini, setelah dikurangi beban-beban emisi, akan digunakan sebagai berikut:

a. Sekitar 45% akan digunakan oleh Perusahaan untuk menambah kantor cabang Perusahaan;

b. Sekitar 30% akan digunakan untuk memasuki sektor ritel berupa pembukaan jaringan supermarket bahan bangunan dimana jenis produk yang dijual akan lebih banyak dari pada saat ini. Untuk membangun jaringan supermarket bahan bangunan tersebut, Perusahaan berencana membuka jaringan supermarket bahan bangunan sendiri dan/atau melalui akuisisi jaringan supermarket bahan bangunan yang telah beroperasi.

c. Sisanya sekitar 25% akan digunakan untuk menambah modal kerja bagi pengembangan

produk baru yaitu penambahan produk yang akan didistribusikan melalui penambahan prinsipal-prinsipal baru baik dari dalam maupun luar negeri serta melakukan outsourcing produksi atas merek dagang yang dimiliki Perusahaan dengan spesifikasi produksi yang telah ditentukan sebelumnya oleh Perusahaan.

Sedangkan seluruh dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan untuk menambah modal kerja Perusahaan.

Berdasarkan laporan realisasi penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perusahaan yang disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM & LK) tanggal 15 Juli 2010 No. 038/KKH/CS/07/10, Perusahaan menyatakan bahwa, penggunaan dana hasil penawaran umum sudah habis di gunakan.

Berdasarkan Akta No. 6 tanggal 15 Juli 2010 di hadapan notaris Leolin Jayayanti, SH Perusahaan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham sebesar Rp 12.750.000.000, sehingga modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan meningkat dari 850.000.000 saham atau Rp 85.000.000.000 menjadi 977.500.000 saham atau Rp 97.750.000.000 (Catatan 19).

Berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris pada tanggal 22 Oktober 2010 yang diaktakan dengan akta No. 9 dari notaris Leolin Jayayanti, SH, pada tanggal yang sama, ditegaskan bahwa jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan dan ditempatkan oleh Perusahaan berubah dari 850.000.020 saham menjadi 977.500.025 saham. Susunan pemegang saham Perusahaan berikut dengan kepemilikannya pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, berdasarkan catatan yang dikelola oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:

2011

Pemegang Saham

Jumlah Saham

Ditempatkan dan Disetor Penuh

Presentase Pemilikan

Jumlah Modal

PT Prima Palma Mandiri 402.615.000 41,06% 40.261.500.000 Asia Investment Capital II Limited 287.385.000 29,31% 28.738.500.000 Masyarakat (pemilikan di bawah 5%) 290.450.957 29,62% 29.045.095.700

Jumlah 980.450.957 100,00% 98.045.095.700

Page 35: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

33

18. MODAL SAHAM (Lanjutan)

2010

Pemegang Saham

Jumlah Saham

Ditempatkan dan Disetor Penuh

Presentase Pemilikan

Jumlah Modal

PT Prima Palma Mandiri 350.100.000 41,19% 35.010.000.000 Asia Investment Capital II Limited 249.900.000 29,40% 24.990.000.000 Masyarakat (pemilikan di bawah 5%) 250.000.000 29,41% 25.000.000.000

Jumlah 850.000.000 100,00% 85.000.000.000

19. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2011 2010

Agio saham yang berasal dari Penawaran Umum Perdana 2.500.000.000 2.500.000.000 Agio saham yang berasal dari penerbitan waran 15.000.000.000 15.000.000.000 Excersise warrant I 243.778.557 - Pembagian saham bonus ( 12.750.000.000) - Beban emisi efek ekuitas ( 1.684.646.769) ( 1.684.646.769 )

Jumlah 3.309.131.788 15.815.353.231

20. PEMBENTUKAN CADANGAN UMUM DAN DIVIDEN

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 24 Juni 2009 dan telah pemegang saham telah menyetujui untuk membentuk cadangan umum sebesar Rp 50.000.000 atau 0,72% dari laba bersih tahun 2008.

Page 36: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

34

21. PENJUALAN BERSIH

2010 2009

Rincian penjualan bersih berdasarkan kelompok produk utama adalah sebagai berikut:

Perusahan dan Anak Perusahaan tidak melakukan penjualan kepada pihak tertentu yang melebihi 10% dari penjualan bersih konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.

Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan transaksi usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

22. BEBAN POKOK PENJUALAN

Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan transaksi usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Page 37: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

35

23. BEBAN USAHA

Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:

24. LABA PER SAHAM

Laba per saham di hitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang di tempatkan penuh, yang beredar selama tahun bersangkutan, sebagai berikut:

Page 38: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

36

25. PERJANJIAN DAN IKATAN

Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama distribusi dengan beberapa pemasok meliputi distribusi dan penjualan produk bahan bangunan.

Syarat dan kondisi dengan masing-masing prinsipal seperti dinyatakan dalam perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:

Potongan Jangka Waktu Prinsipal Harga (%) Pembayaran (Hari) Periode Perjanjian dan Produk

PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk 5 - 15 60 10 Tahun (18 Maret 2008 -2018) Keramik Dinding

PT KIA Serpih Mas 7,5 - 15 60 10 Tahun (18 Maret 2008-2018) Genteng

PT KIA Keramik Mas 8 - 14,9 60 10 Tahun (18 Maret 2008-2018) Keramik Lantai Clay Industries Sdn. Bhd - - 2 Tahun (1 Februari 2008-2010) Sanitary Claytan PT Gajah Tunggal Perkasa 17 75 1 tahun (1 Januari - 31 Desember 2009) Cat Kansai Decorative PT Jaya Mulia Perkasa - 60 2 Tahun (25 November 2007-2009) Semen Instan PT Multi Warna Alam - 90 1 Tahun (Mei 2008 - Mei 2009) Cat PT Bital Asia 30 90 3 Tahun (1 Januari 2009-2011) Pelapis Anti Bocor PT American Standard Indonesia - 60 1 Tahun (3 Juni 2009-30 Mei 2010) Sanitary Saint Gobain Construction Product Malaysia - - 1 Tahun (10 Juni 2009-9 Juni 2010)

Gypsum Pada tanggal 6 September 2004, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama distribusi produk

keramik dan genteng dengan PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (KIA), PT KIA Serpih Mas (KSM) dan PT KIA Keramik Mas (KKM), dihadapan notaris Nani Kurniasih, S.H., yang berkedudukan di Jakarta. Selama jangka waktu perjanjian kerjasama, Perusahaan wajib memberikan uang jaminan (deposit) kepada KIA, KSM dan KKM yang akan digunakan sebagai jaminan pembayaran Perusahaan jika terjadi pemutusan kerjasama dan jika Perusahaan menunggak pembayaran yang telah jatuh tempo melebihi batas waktu yang berlaku. Pada tanggal 18 Maret 2008, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Perubahan Atas Perjanjian Distribusi Produk Keramik dengan PT KIA Keramik Mas, PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk dan PT KIA Serpih Mas yang berisi mengubah Pasal 19 Perjanjian Distribusi tentang jangka waktu.

Pada tanggal 1 Februari 2008, Perusahaan menandatangani nota kesepahaman (letter of understanding) dengan Clay yang telah mengangkat Perusahaan sebagai agen penjualan produk Claytan dengan jangka waktu 24 bulan yang dimulai sejak tanggal penandatanganan perjanjian ini. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 1 Februari 2010. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, perjanjian ini masih dalam proses perpanjangan.

Berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan Keagenan No. 014/MD/09/I tanggal 1 Januari 2009, PT Gajah Tunggal Perkasa (GTP) sebagai produsen cat Kansai Decorative telah mengangkat Perusahaan sebagai agen penjualan cat Kansai Decorative hasil produksi GTP untuk wilayah pemasaran Sulawesi Selatan. Selama pengangkatan tersebut Perusahaan memberikan jaminan berupa bank garansi senilai Rp 112.500.000. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, perjanjian

Page 39: Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir

PT KOKOH INTI AREBAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 Dan 2010 (Dalam Rupiah)

37

ini masih dalam proses perpanjangan.

Berdasarkan Perjanjian Distribusi tanggal 28 Nopember 2007, PT Jaya Mulia Perkasa sebagai produsen dari produk semen instan telah mengangkat Perusahaan sebagai distributor produk semen instan dengan merek Jaya Mortar untuk seluruh wilayah Indonesia dengan jangka waktu dua (2) tahun. Selama jangka waktu perjanjian kerjasama, Perusahaan memberikan jaminan berupa bank garansi senilai Rp 200 juta. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, perjanjian ini masih dalam proses perpanjangan.

Pada tanggal 16 Mei 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian keagenan dengan PT Multi Warna Alam (MWA) dimana MWA telah mengangkat Perusahaan sebagai agen penjualan produk MWA dengan jangka waktu 12 bulan yang dimulai sejak tanggal penandatanganan perjanjian ini. Selama jangka waktu perjanjian kerjasama, Perusahaan wajib memberikan uang jaminan (deposit) kepada MWA dengan jumlah maksimum sebesar Rp 2.000.000.000. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 15 Mei 2009 dan uang jaminan tersebut telah dikembalikan ke Perusahaan.

Pada tanggal 22 Desember 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian keagenan dengan PT Bital Asia (BA) dimana BA telah mengangkat Perusahaan sebagai agen penjualan produk BA dengan jangka waktu 36 bulan yang dimulai sejak tanggal 1 Januari 2009. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, perjanjian ini masih dalam proses perpanjangan.

Pada tanggal 10 Juni 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian keagenan dengan Saint Gobain Construction Products Malaysia Sdn Bhd dengan jangka waktu 1 tahun yang di mulai sejak tanggal 10 Juni 2009 sampai dengan 9 Juni 2010, kemudian pada 26 Maret 2010 perjanjian di perpanjang dengan dari 2 April 2010 sampai dengan 31 Desember 2010.