12
Campuran campuran yang homogen disebut larutan yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumnya. Suatu larutan mengandung zat terlrut atau lebih dari suatu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat pada jumlah yang banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut zat terlarut yang dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarutkan pada temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan lautan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu. Molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada kesempatan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu zat telarut dan zat pelarut. a. Konsentrasi larutan Konsentrasi didefenisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik dan satuan kimia. Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat (%.), persen berat volume berat (%,%), persen volume (%.), persen berat volume (%,), gram zat terlarut dalam satu liter larutan, milligram zat terlarut dalm satuan milliliter larutan, parts per million (ppm), part per billion (ppb). Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M), kenormalan (n), keformalan (m), fraksi mol. Di bidang kedokteran dan ilmu-ilmu biologi biasanya digunakan satuan konsentrasi dalam persen berat volume (%,), persen milligram, equivalen (Eq), miliekivalen (m Eq) dan keosmolaran.

Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

  • Upload
    tanlu

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PEMBUATAN LARUTAN

Citation preview

Page 1: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

Campuran campuran yang homogen disebut larutan yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumnya. Suatu larutan mengandung zat terlrut atau lebih dari suatu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat pada jumlah yang banyak.

Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut zat terlarut yang dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarutkan pada temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan lautan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu. Molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada kesempatan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu zat telarut dan zat pelarut.

a. Konsentrasi larutan

Konsentrasi didefenisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik dan satuan kimia. Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat (%.), persen berat volume berat (%,%), persen volume (%.), persen berat volume (%,), gram zat terlarut dalam satu liter larutan, milligram zat terlarut dalm satuan milliliter larutan, parts per million (ppm), part per billion (ppb).

Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M), kenormalan (n), keformalan (m), fraksi mol. Di bidang kedokteran dan ilmu-ilmu biologi biasanya digunakan satuan konsentrasi dalam persen berat volume (%,), persen milligram, equivalen (Eq), miliekivalen (m Eq) dan keosmolaran.

- Persen berat (%, w/w)

%

- Persen volume (% ,)

%

Page 2: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

- Perssen berat volume (% )

Persen ini biasanya digunakan larutan dalam air yang sangat encer dari zat padat

%

- Part per million dan part per billion (PPB)

Komsentrasi inidigunakan jika larutan sangat encer

1 PPM =

1 PPB =

- Fraksi mol (x)

- Fraksi mol zat terlarut =

- Fraksi mol pelarut =

Kemolaran (F)

F =

- Kemolaran (M)

Page 3: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

Kemolaran tidak bergantung pada temperatur dan digunakan dalam bidang kimia fisika teristimewa dalam sifat koligatif

M =

- Kemolalan (m)

Kemolalan tidak bergantung pada temperatur dan digunakan dalam bidang kimia fisika teristimewa dalam sifat koligatif

m =

- Kenormalan (N)

Cara menyatakan konsentasi dengan kenormalan biasanya digunakan dalam bidang analisis volumetri. Setelah memperoleh harga konsentrasi dalam kemolaran, masih harus menghitung konsentrasi lainnya.

kenormalan =

- Persen miligram (% mg)

(%mg) =

- Keosmolar

Para ahli dibidang biologi dan kedokteran mengguanakan keosmolaran untuk menyatakan partikel yang aktif secara osmotik

Page 4: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

b. Pelarutan

pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antar pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut samaa- sama polar, akan terbentuk suatu struktur suatu zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.

Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oloh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu tekanan dan kontaminasi secara umum kelarutan suatu zat sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walupun ada pengecualian. Kelarutan zat cair dalam zat lainnya secara umum kurang peka terhasap suhu, dari pada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.

c. Larutan ideal

Bila reaksi antar molekul komponen komponen larutan sama besar dengan interaksi antar molekul komponen komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi hukum Raolt, yaituh bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding lurus dengan fraksi mol pelaraut dalam larutan. Larutan yang benar - benar ideal tidak terdapat dalam, namun beberapa larutan memenuhui kukum Raolt sampai batas batas tertentu. Contoh larutan di yang dianggap ideal adalah campuran benzena dan toulena. Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlah tepat volume komponen – kompone penyusunnya. Pada larutan non ideal, penjumlahnya teapat volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan. (S.S achmadi, 2001)

d. Larutan non idel

Larutan yang tidak memenuhi atau menyimpan dari hukum Raolt disebut larutan non ideal terjadinya penyimpangan (deviasi) di sebabkan perbedaan gaya tarik antara molekul sejenis dan molekul tidak sejenis dalam larutan.

larutan non ideal di beli2 yaitu:

- Larutan non ideal deviasi positif

Page 5: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

Larutan ini terjadi di sebabkan gaya tarik antara molekul yang berbedah lebih kecil dari pada gaya tarik antara molekul yang sama. Dalam larutan molekul dari tiap zat terikat lebih lemah, sehingga lebih mudah menguap dari pada keadaan murninya. Hal ini membuat pembentukan larutannya menyerap panas (endoterm).

- Larutan non ideal deviasi negatif

Larutan ini terjadi bila gaya tertarik antara molekul yang berbeda lebih besar daripada gaya tarik antar molekul yang sama. Setiap zat dalam larutan terikat lebih kuat. Sehingga sulit menguap daripada keadaan murninya. Hasilnya tekanan uap dari larutanya lebih kecil dari huku Raolt dan terjadi deviasi negatif. Akibatnya proses pembentukan larutannya melepas panas (eksotern). ( dan terjadi deviasi negatif. Akibatnya proses pembentukan larutannya melepas panas (eksotern). (Yazid Ekstien,2005).

Karena larutan adalah campuran molekul( atom atau ion dalam beberapa hal), biasanya molekul molekul pelarut agak berjahuan dalam larutan dibanding dalam larutan murni. Jadi pembentukan larutan dapat dibuat sebagai proses hipotesis sebagai berikut:

Pertama jarak antara moleku molekul meningkat menjadi jarak rata – rata yang ditampilkan dalam larutan. Tahap ini memerlukan penyerapan energi untuk melampaui gaya – gaya intermolekul kohesi. Tahap ini disertai dengan peningkatan enatalpi, reaksinya adalah endoterm. Dalam tahap endoterm kedua, pemisahan yang sama terhadap molekul – molekul terlarut terjadi. Tahap ketiga dan terakhir adalah membiarkan molekul - molekul pelarut dan terlarut untuk bercampur. Gaya tarik intermolekul diantara molekul tidak sejenis menyebabkan pelepasan energi, enalpi menur dalam tahap ini.

Larutan yang memgguanakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aquades. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika zat jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Larutan istilah yang biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat terlarut.

Larutan dapat pul– molekul gas terpisah jauh, molekul – molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua campuran gas adalah larutan dalam larutan padat, pelarutnya adalah zat padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat pada logam, dan larutan ini di namakan larutan padatan subtitusional, yang ukuran atom pelarut dan terlarutya kira - kira sama

Page 6: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

e. Sifat – sifat koligatif

Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira – kira pada larutan yang lebih pekat, yang tergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada. Kegunaan praktisi sifat – sifat koligatif banyak dan beragam. Penelitian sifat – sifat koligatif juga memaikan peranan penting dalam metode penempatan bobot molekul dan pengembangan teori larutann empat sifat koligatif antara lain:

- Penurunan tekanan uap

Pada tahun 1880 – an kimia prancis. F.M Raoult mendapati bahwa melarutan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan uap dari pelarut. Banyaknya penurunan tekanan uap (∆p) terbukti sama dengan hasil kali fraksi mol terlarut (Xb) dan tekanan uap pelarut murni (Pao ) yaitu ∆p=Xb. Pa

- Peningkatan titk didih danpermukaan titik bekuh.

Titik bekuh adalah suatu pada potongan garis tekanan tetap pada 1 atm dengan kurva peleburan, sedangkan titik didih adalah suhu pada potongan garis tekanan tetap pada 1 atm dengan kurva penguapan. Peenurunan titik beku dan peningkatan titik didih, sama seperti penurunan tekanan uap sebanding dengan fraksi molnya.secara historis, penurunan titik bekuh telah digunakan untuk menetapkan bobot molekul. Namun ada keterbatasan metode ini yang harus dipahami. Ingat bahwa titik didih cairan tergantung pasa tekanan atmosfer.

- Tekanan Osmotik

Tekanan osmotik adalah tekanan yang dapat menghentikan aliran molekul dari pelarut murni kedalam larutan melalui selaput semi permabel. Tekanan osmotik termaksud dalam sisfat – siafat koligatif karena besarnya hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut par satuan volume larutan. Tekanan osmotik tidak tergantung pada jenis zat terlarut.

Tekanan osmotik merupakan metode sangat penting dalam penentuan bobot molekul, terutama untuk mengukur larutan yang sangat encer atau zat terlarut dengan bobot molekul sangat tinggi. (ralph. H . Petrucci, 187)

Page 7: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

http://ceengineermu.weebly.com/pembuatan-larutan.html

Natrium hidroksida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa

Natrium Hidroksida

Gambar

Gambar

Nama IUPAC[sembunyikan]

Natrium Hidroksida

Nama lain[sembunyikan]

Soda kaustik

Identifikasi

Nomor CAS [1310-73-2]

Sifat

Rumus molekul NaOH

Massa molar 39,9971 g/mol

Penampilan zat padat putih

Densitas 2,1 g/cm³, padat

Titik lebur 318 °C (591 K)

Titik didih 1390 °C (1663 K)

Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 °C)

Kebasaan (pKb) -2,43

Bahaya

MSDS External MSDS

NFPA 704

NFPA 704.svg

0

Page 8: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

3

1

Titik nyala Tidak mudah terbakar.

Senyawa terkait

Alkali hidroksida terkait Litium hidroksida

Kalium hidroksida

Rubidium hidroksida

Sesium hidroksida

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku

pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida

Larutan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Melarutkan garam ke dalam air

Page 9: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.

Larutan didefinisikan sebagai zat homogeny yang merupakan campuran dari dua komponen atau lebih yang dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan gas dibuat dengan menggunakan gas yang dicampur dalam gelas lainnya. Karena gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas merupakan larutan dan ia adalah homogeny. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan, atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagai cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah larutan padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom/molekul dari komponen lainnya. Larutan padatan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dikenal sebagai alloy. Alloy dapat didefinisikan sebagai campuran dua unsure atau lebih yang mempunyai sifat-sifat logam. Sebagai contoh mata uang perak sterling adalah merupakan alloy yang terdiri dari besi dan karbon (Sastrohamidjojo, 2001: 98-99).

Suatu campuran dikatakan homogeny karena susunannya seragam sehingga tidak teramati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optic. Larutan (solution) terdiri atas zat pelarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut (solute). Pelarut adalah medium tempat suatu zat lain melarut. Pelarut dikenal juga sebagai zat pendispersi, yaitu tempat menyebarkan partikel-partikel zat terlarut. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi di dalam pelarut. Perbedaan antara pelarut dan zat terlarut sebenarnya relative. Suatu zat pada saat tertentu dapat berupa zat terlarut dan pada saat yang lain berupa zat pelarut. Biasanya kita menyebut zat yang paling banyak sebagai pelarut dan pada saat yang lain sebagai zat terlarut. Misalnya dalam alcohol 15%, alcohol merupakan zat terlarut dan air merupakan pelarut. Dalam alcohol 80%, alcohol merupakan pelarut dan air merupakan zat terlarut (Sumardjo, 2008: 489).

Kelarutan bergantung pada suhu. Sebagian besar zat padat lebih cepat melarut dalam cairan pada suhu tinggi dibandingkan pada suhu rendah, sementara gas melarut lebih cepat dalam cairan dingin dibandingkan dalam cairan panas. Larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut sama dengan kelarutannya disebut larutan jenuh. Jika konsentrasinya rendah, larutan itu disebut juga larutan tak jenuh. Kita juga dapat membuat larutan superjenuh, yaitu suatu larutan tidak stabil yang

Page 10: Laporan Kimfis 2 Pembuatan Larutan

mengandung konsentrasi zat terlarut lebih besar daripada konsentrasi zat terlarut pada larutan jenuh. Larutan seperti itu akan mengendapkan zat terlarut berlebih jika Kristal zat terlarut ditambahkan ke dalamnya. Larutan ini dibuat dengan melarutkan zat terlarut pada satu suhu tertentudan perlahan-lahan, suhu diubah sampai pada suatu titik dimana larutan menjadi tidak stabil(Goldberg, 2004: 96).

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yakni fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004: 17).

http://syaidatussalihahgamatika071.wordpress.com/2012/05/31/laporan-kimia-dasar-ii/