Upload
are-que
View
81
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan bahan kimia berdasarkan cara pembuatannya.
Citation preview
Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting
untukmemahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia
Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara
dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal ,
baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam
kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap
mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan . Obat-obatan bisanya merupakan
larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua
zat atau lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan disebut campuran
homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam atau satu fasehingga tidak
dapat diamati bagian - bagian komponen penyusunnya meskipun dengan
menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari dua komponen penting.
Komponen tersebut adalah solven atau pelarut dan solut atau zat terlarut. Biasanya
komponen solven mengandung jumlah zat terbanyak. Dan komponen solut
mengandung jumlah zat yang lebih sedikit.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan.
Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau
lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut
yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian
besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau
pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah
atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat
larutan non elektrolit d an larutan elektrolit. Sifat larutan tersebut mempunyai
hubungan erat dengan konsentrsi dari tiap komponennya. Sifat-sifat larutan seprti
rasa, ph, warna, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut.
Larutan dapat dibuat dari dua macam zat, yaitu zat padat dan zat cair. Larutan dibuat
untuk mendapatkan campuran larutan dari dua atau lebih zat. Larutan memiliki dua
sifat, yaitu larutan eksoterm dan larutan larutan endoterm.
1.2 Tujuan Percobaan
- Belajar cara membuat larutan
- Belajar membuat larutan dari bahan padat dan bahan cair dengan konsentrasi tertentu
- Belajar membedakan larutan endoterm dan larutan eksoterm
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau
lebih yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Disebut homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam ( satu fase)
sehingga tidak dapat diamati bagian – bagian komponen penyusunnya meskipun
dengan mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen permukaan – permukaan tertentu
dapat diamati antara fase – fase yang terpisah.
Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang penting. Biasanya salah satu
komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai
pelarut ( solven ). Sedangkan komponen lainnya yang mengandung
jumlah tak sedikit disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan dapat
sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung komposisinya. Misalnya dalam alkohol 70
% ( 70:30 ), maka alkohol merupakan pelarut dan air sebagai zat terlarut. Sedangkan
dalam keadaan yang sukar ditentukan seperti alkohol 50 % ( 50:50 ), karena jumlah
kedua zat dalam larutan sama, maka baik alkohol maupun air dapat dianggap pelarut
atau zat terlarut. Untuk campuran zat padat dalam air seperti sirup 60 % ( 60:40 ),
kabanyakan orang memilih air sebagai pelarut karena air tetap mempertahankan
keadaan fisiknya, dan gula sebagai zat terlarut karena berubah keadaan fisiknya.
Pada umumnya larutan yang dimaksud adalah campuran yang berbentuk cair,
meskipun ada juga yang berfase gas maupun padat. Larutan yang berbentuk gas
adalah udara yang merupakan campuran dari berbagai jenis gas seperti nitrogen dan
oksigen. Sedangkan yang berbentuk padat adalah emas 22 karat yang merupakan
campuran homogen dari emas dengan perak atau logam lain.
Dua senyawa dapat bercampur ( miscible ) lebih mudah bila gaya tarik antara
molekul solut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan oleh jenis
ikatan pada masing-masing molekul. Bila gaya tarik antara molekulnya termasuk
dalam kelompok yang sama ( misalnya : air dan etanol ), maka keduanya akan saling
melarutkan. Sedangkan bila kekuatan gaya tarik antara molekulnya berbeda jenisnya (
misalnya : air dan heksana ), maka tidak saling melarutkan.
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut
pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh. Kelarutan suatu zat dapat
ditentukan dengan menimbang zat yang akan ditentukan kelarutannya kemudian
dilarutkan, misalnya dalam 100 ml pelarut. Jumlah zat yang ditimbang harus
diperkirakan dapat membentuk larutan lewat jenuh yang ditandai masih terdapat zat
yang tidak larut didasar wadah setelah dilakukaan pengocokan dan didiamkan.
Setelah terjadi kesetimbangan antara zat padat yang terlarut dan yang tidak larut lalu
disaring dan ditimbang selisih berat awal dan berat padatan yang tidak larut
merupakan kelarutan zat tersebut dalam 100 ml pelarut.
Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah
maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Pada keadaan ini terjadi
kesetimbangan antara solut yang larut dan yang tak larut atau kecepatan pelarutan
sama dengan kecepatan pengendapan.
Larutan tak jenuh ( unsaturated ) adalah suatu larutan yang mengandung
jumlah solut lebih sedikit ( encer ) daripada larutan jenuhnya. Sedangkan larutan
lewat jenuh (super saturated ), mengandung solut lebih banyak ( pekat ) daripada yang
ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang sama.
Suatu larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan larutan yang
konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut. Selama penambahan pelarut
jumlah zat terlarut tidak berubah, tetapi hanya mengurangi perbandingan zat terlarut
dengan pelarut. Pengenceran sering dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Satuan konsentrasi yang biasanya
diencerkan adalah molar, normal, dan persen.
Suatu larutan dikatakan ideal jika didasarkan pada kekutan relatif dari gaya
tarik antara molekul solut dan solvennya masing – masing. Dalam suatu larutan ideal,
sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat komponen lainnya, sehingga sifat
– sifat fisik larutan yang dihasilkan seperti titik uap, titik didih, dan titik beku adalah
rata – rata dari sifat kedua komponennya murni. Larutan ideal sendiri sebenarnya
hanya bersifat hipotesis.
Karena larutan adalah campuran molekul ( atom atau ion dalam beberapa
hal ), biasanya molekul- molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan dibanding
dalam pelarut murni.
- Jenis-jenis larutan
Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut.
Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut ( solute ). Larutan
yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aquades.
Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat.
Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Istilah larutan
biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat
yang terlarut. Tiga contoh larutan dalam keadaan cair ialah :
o Bensin : Campuran sejumlah hidrokarbon cair
o Air laut : Larutan berair dari natrium klorida dan padatan ion lainnya.
o Air Karbonat : Larutan berair dari CO2
Larutan dapat pula berbentuk padat atau gas. Karena molekul-molekul gas
terpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua
campuran gas adalah larutan. Contoh terbaik untuk larutan gas ialah udara, yang
terdiri dari N2, O2, Ar dan gas lain dalam jumlah kecil.
- Kesetimbangan Kelarutan
Jika sejumlah besar zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah terbatas
pelarut. Pelarutan terjadi secara terus-menerus. Hal ini berlaku karena adanya proses
pengendapan, yaitu kembalinya spesies ( atom, ion atau molekul ) ke keadaan tak
larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi dengan laju atau kecepatan yang
sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap
waktu. Proses ini adalah salah satu kesetimbangan dinamis dan larutnya dinamakan
larutan jenuh. Pembentukan larutan jenuh di jelaskan pada sebuah gambar.
Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat terlarut dalam pelarut tertentu.
Apabila larutan penuh dibuat pada suhu tertentu kemudian suhu diturunkan maka
akibatnya adalah pengendapan kelebihan zat terlarut dalam larutan. Tetapi dalam
beberapa kejadian semua zat terlarut tetap dalam keadaan larutan. Karena kuantitas
zat terlarut dalam hal ini lebih besar dari pada larutan jenuh normal pada suhu
tertentu, larutan demikian dinamakan larutan lewat jenuh ( Supersaturated ), jika
sedikit kristal terlarut ditambahkan dalam larutan lewat jenuh, kelebihan zat terlarut
biasanya mengendap.
- Sifat – Sifat Koligatif
Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira - kira
pada larutan yang lebih pekat, yang tergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada.
Jadi, sifat – sifat tersebut tidak tergantung pada jenis terlarut. Keempat sifat tersebut
adalah penurunan titik uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan
osmotik, yang semuanya dinamakan sifat – sifat koligatif. Kegunaan praktis sifat –
sifat koligatif banyak dan beragam.
Pada tahun 1880-an kimiawan Prancis F.M. Raoult mendapati bahwa melarutkan
suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan uap dari pelarut. Hokum Raoult
menyatakan bahwa :
“ Tekanan uap pelarut diatas suatu pelarut ( PA )sama dengan hasil kali tekanan
uap pelarut murni ( PA ) dengan fraksi mol dalam larutan ( XA ). “
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat – sifat koligatif karena besarnya hanya
tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan aliran air dari air menuju larutan sukrosa dikenal sebagai tekanan
osmotik larutan.
- Larutan
Bila dua atau lebih zat murni dicampur satu dengan yang lain sedemikian rupa
sehingga zat – zat penyusun tersebut masih dapat dipisah – pisahkan lagi dengan cara
fisik maka diperoleh campuran. Sebenarnya kata campuran mempunyan arti luas dan
mencangkup pula campuran campuran yang zat –zat penyusunnya dapat bereaksi satu
dengan yang lain. Campuran yang demikian disebut sebagai campuran yang bereaksi.
Contoh – contoh campuran terdapat cukup banyak di alam sekitar kita. Udara
adalah campuran antara gas – gas oksigen, nitrogen, uap air, karbon dioksida, argon,
dan lain sebagainya. Tanah adalah campuran dari berbagai zat padat. Secara fisik
dapat dibedakan dua macam campuran, yaitu campuran serba sama ( homogen ) dan
campuran serba – neka ( heterogen ). Suatu campuran disebut serba sama bila
campuran hanya terdiri atas satu fase, artinya tidak ada bidang pemisah yang
memisahkan penyusuan campuran, contoh campuran semacam itu adalah udara, sirup,
minyak pelumas, dan sebagainya. Bila campuran terdiri atas lebih dari satu fase,
maka campuran semacam itu disebut campuran heterogen. Pada campuran heterogan
ada bidang yang memisahkan penyusun campuran.
Contoh : - air dengan minyak
- gula pasir dengan garam dapur
- udara ynag berdebu
- air yang keruh
Sifat campuran akan berupa simpangan – simpangan kecil dari sifat murni
komponen yang berlebihan. Komponen yang berlebihan disebut sebagai pelarut dan
yang lain disebut sebagai larutan. Jika 1 gr gula atau 1 gr garam dapur dicampur 100
gr air yang diperoleh ialah larutan gula atau larutan garam. Demikian pula bila 10 ml
air di campur dengan 90 ml etanol diperoleh larutan air dengan etanol, sulit untuk
menyatakan salah satu komponen sebagai pelarut sehingga yang diperoleh hanyalah
campuran etanol dan air. Sifat dari larutan sangat bergantung pada susunan atau
komposisi zat penyusunnya. Bagi larutan komposisi umumnya dinyatakan sebagai
konsentrasi.
- Air Sebagai Pelarut Universal Dalam Kehidupan
Air mempunyai sifat fisika dan kimia yang unik, karena fungsinya sangat penting
dalam kehidupan makhluk di dunia ini. Air merupakan pelarut yang sangat baik. Air
yang terdapat di danau, sungai, parit, dan laut mengandung zat yang larut di
dalamnya. Zat yang larut kebanyakan terdiri atas garam dapur, ion kalsium, ion
magnesium, ion sulfat, ion karbonat, dan sejumlah ion logam lainnya. Adapun
beberapa garam tadi sangat penting artinya bagi pertumbuhan hidup tumbuhan dan
hewan yang memilih air sebagai tempat hidupnya. Tumbuhan tidak dapat menyerap
minera yang diperlukannya dalan tanah tanpa air. Misalnnya phytoplankton tidak
dapat menyerap mineral jika mineral itu tidak larut dalam air. Makanan harus
dilarutkan lebih dulu sebelum diserap oleh tubuh.
Oksigen dan karbondioksida yang dibutuhkn oleh hewan air tawar atau hewan laut
diambilnya dari larutan air. Hasil metanbolisme dalam jaringan tubuh organisme
selalu diangkat kebagian lain oleh air yang bertindak sebagai pelarut dan pembawa.
Kemampuan air melarutkan dan membawa zat berwujud padat ini merupakan sifat air
yang paling penting dalam penerapannya sebagai pelarut yang mudah sekali
melarutkan gula dan garam serta banyak lagi zat lain.
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat - Alat
- Neraca analitik
- Labu takar 100 ml
- Pipet tetes
- Batang pengaduk
- Kaca arloji
- Gelas ukur
- Gelas baker
- Corong kaca
- Gelas kimia 100 ml
3.1.2 Bahan – Bahan
- Larutan Nh4Cl
- Larutan CH3COONa
- Larutan HCl
- Aquades
3.2 Prosedur Percobaan
- Dihitung massa NH4CL, lalu ditimbang dengan tepat 0,27 gr NH4Cl dengan
menggunakan neraca analitik. Dimasukkan padatan NH4Cl secara kuantitatif ke dalam
gelas baker. ditambahkan aquades sebanyak 50 ml. Di aduk dengan menggunakan
batang pengaduk sampai larut. Diamati perubahan – perubahan yang terjadi.
- Dihitung massa CH3COONa, lalu ditimbang dengan tepat 0,41 gr CH3COONa
dengan menggunakan neraca analitik. Dimasukkan secara kuantitatif padatan
CH3COONa ke dalam gelas baker. Setelah itu ditambahkan aquades sebanyak 50 ml.
Di aduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai larut. Diamati perubahan –
perubahan yang terjadi.
- Dihitung volume HCl. Dimasukkan sebanyak 5 ml HCl ke dalam gelas ukur.
Dipindahkan HCl kedalam labu takar dengan menggunakan pipet. Ditambahkan
aquades pada labu takar sampai tanda batas. Ditutup labu takar dan dibolak - balikkan
labu takar sambil dipegang tutupnya selama beberapa kali. Diamati perubahan –
perubahan yang terjadi.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No. PERLAKUAN PENGAMATAN
1. Pembuatan NH4Cl
dihitung massa NH4Cl 0,27 gr
ditimbang 0,27 gr NH4Cl
dimasukkan padatan NH4Cl yang telah
ditimbang kedalam gelas baker
ditambahkan aquades 50 ml
diaduk sampai larit dan diamati
berwarna putih,
berbentuk padatan, tidak
berbau, tidak berwarna
( bening ), larut, tidak
ada endapan, terjadi
reaksi endoterm.
2. Pembuatan CH3COONa
dihitung massa CH3COONa
ditimbang 0,41gr CH3COONa
dimasukkan padatan CH3COONa yang telah
ditimbang kedalam gelas baker
ditambahkan aquades 50 ml
- diaduk sampai larut dan diamati
0,41gr
berwarna putih,
berbentuk padatan, tidak
berbau, tidak berwarna
( bening ), larut, tidak
ada endapan, terjadi
reaksi endoterm.
3. Pembuatan HCl
dihitung volume HCl
diukur 5 ml HCl kedalam gelas ukur
dimasukkan HCl kedalam labu takar dan
ditambahkan aquades sampai tanda batas
dibolak - balikkan dan diamati
5 ml
tidak berwarna, terlarut,
larut, tidak ada endapan
( homogen ), tidak
berbau, terjadi reaksi
eksoterm.
4.2 Perhitungan
1) dit : Massa ?
dik : M NH4Cl = 0,1 M
V NH4Cl = 50 ml
Mr. NH4Cl = 53,5
Jawab :
M =
0,1 =
0,1 . 53,5 = massa . 20
massa = = 0,27 gr
- Persen berat per volume
2) dik : M CH3COONa = 0,1 M
V CH3COONa = 50 ml
Mr CH3COONa = 82
Dit : Massa ?
Jawab :
- Molalitas - Fraksi mol
3) Dik : M1 = 0,01 M
M2 = 0,1 M
V1 = 50 ml
Dit : V2 ?
Jawab :
4.3 Pembahasan
Larutan merupakan campuran homogen dari dua zat atau lebih yang terdispers
sebagai molekul ataupun ion yang komposisisnya dapat bervariasi., pada larutan
biasanya terdapat beberapa reaksi, diantaranya adalah reaksi endoterm dan reaksi
eksoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang melepaskan kalor atau energi dari
suatu sistem ke lingkungan. Sedangkan reaksi endoterm ialah reaksi kimia yang
menyerap kalor atau energi dari lingkungan ke sistem. Salah satu contoh reaksi
eksoterm adalah percobaaan HCL dan contoh reaksi endoterm adalah percobaan
pembuatan larutan NH4Cl.
Secara fisik campuran dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu larutan
homogen dan larutan heterogen. Larutan homogen adalah larutan yang komposisinya
begitu seragam sehingga tidak dapat lagi diamati bagian - bagian komponen
penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Sedangkan larutan heterogen adalah
larutan yang jika di dalam larutan itu terjadi penggabungan yang tidak merata antara
dua zat atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya
tidak sama di berbagai bagian dan terdapat permukaan – permukaan tertentu yang
masih diamati antara fase- fase yang terpisah.
Sifat - sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari beberapa
komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu
pelarut atau larutan. Terdapat beberapa cara yang umum dipakai dalam menyatakan
konsentrasi larutan, yaitu :
Persen berat ( % ) adalah jumlah gram zat terlarut dalam 100 gr larutan.
Persen berat biasanya digunakan untuk menyatakan kadar komponen yang berupa zat
padat.
Persen berat (% ) =
Persen volume ( % ) adalah jumlah volume ( ml ) zat terlarut dalam 100 ml
larutan. Persen volume biasanya digunakan untuk menyatakan kadar komponen
berupa zat cair atau gas.
Persen (%v/v) =
Persen berat per volume ( % ) menyatakan benyaknyan gr zat terlarut
daalma 100 ml larutan. Cara ini biasanya digunakan untuk menyatakan kadar zat
padat dalam suatu cairan atau gas.
Persen berat per volume (%b/v) =
Bagian per sejuta larutan (Bpj) atau partsper million (ppm) adalah satu bagian zat
terlarut dalah satu juta bagian larutan. Satuan ppm sering dipakai untuk menyatakan
konsentrasi zat yang sangat kecil dalam larutan gas, cair atau padat.
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter laruta. Jia w gr
solute dilarutkan dalam V ml larutan, maka :
Molalitas adalah jumlah zat terlarut dalam 1000 gr ( 1kg ) pelarut. Satuan
molal tidak bergantung pada suhu dan biasanya digunakan untuk menyatakan
banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut.
Fraksi mol adalah jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah mol seluruh zat
dalam larutan.
Hubungan fraksi mol kedua zat dalam larutan , berlaku :
Xa + Xb = 1
Normalitas adalah jumlah gr ekivalen ( grek ) zat terlarut dalam satu liter
larutan. Satan konsentrasi normalitas sering digunakamn untuk analisa volumetric
terutama dalam reaksi – reaksi asam – basa dan reduksi – oksidasi ( redoks ).
Dimana : BE = berat ekivalen
BM = berat molekul
A = valensi ( banyaknya ion dalam larutan ), untuk :
Asam = banyaknya ion H+
Basa = bayaknya ion OH-
Redoks = banyakna elektron yang dilepaskan atau diterima pada 1 mol senyawa.
Hubungan normalitas dengan larutan yang mempunyai konsentrasi K % dan
kerapatan ( BJ ) = L , berlaku :
Larutan standart adalah larutan yang mengandung regensia dengan bobot yang
diketahui dalam suatu volume tertentu dalam suatu larutan. Larutan standart sekunder
adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk standarisasi yang kandungan zat
aktifnya telah ditentukan dengan perbandingan terhadap suatu standart primer. Contoh
larutan standart sekunder adalah HCl.
Sedangkan larutan standart primer adalah larutan yang digunakan untuk
menstandartkan larutan – larutan yang dibuat dalam laboratorium dengan
menggunakan perhitungan. Contohnya : NaOH
Prinsip percobaannya adalah terdapat sat pelarut dan zat terlarut yang
bercampur sehingga menjadi larutan. Pembuatan larutan berdasarkan konsentrasi
tertentu.
Fungsi perlakuan pada pembuatan NH4Cl, larutan harus diaduk sampai larut
agar larutan dapat terlarut sempurna. Sehingga membentuk suatu larutan homogen.
Fungsi perlakuan pada pembuatan CH3COONa, larutan harus diaduk sampai
larut agar larutan dapat terlarut sempurna. Sehingga membentuk suatu larutan
homogen. Dan sebelumnya, ditimbang terlebih dahulu massa CH3COONa agar
massanya sesuai dengan yang ada.
Fungsi perlakuan pada pembuatan HCl, pertama - tama dihitung terlebih
dahulu, untuk mengetahiu massanya, lalu massa yang ada ditimbang agar massa HCl
tersebut sesuai dengan yang ada. Setelah itu larutan HCl diaduk sampai larut agar
larutan dapat terlarut sempurna. Sehingga membentuk suatu larutan homogen.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan – percobaan pembuatan larutan dapat disimpulkan bahwa :
- Campuran homogen dapat juga dikatakan sebagai larutan yang bercampur secara
sempurna, sedangkan heterogen yaitu campuran yang terdapat bidang batas antara zat
terlarut dan zat pelarutnya.
- Suatu larutan dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan konsentrasi yang dapat
dinyatakan dalam berbagai satuan.
- Larutan terbagi menjadi dua macaam, yaitu larutan eksoterm dan larutan endoterm.
Larutan disebut eksoterm bila larutan tersebut mengeluarkan energi panas atau kalor. (
Pada percobaan terdapat pada larutan HCl ) sedangkan, larutan endoterm adalah
larutan yang membutuhkan energi panas atau kalor. ( Pada percobaan terdapat pada
larutan NH4Cl dan CH3COONa).
5.2 Saran
Sebelum praktikan melakukan praktek, sebaiknya praktikan mengetahui bahan
atau materi praktek tersebut dan mempelajari praktek tersebut agar ketika praktek
praktikan tidak mengalami kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA
Yazid,E. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : Andi.
Petruci,R. 1987. Kimia Dasar Edisi 4 Jilid 2. Bogor : Erlangga.
Sastrawijaya,T dan Sembiring,A.D. 1993. Materi Pokok Kimia Dasar II Modul I. Jakarta : Universitas Terbuka.