18
Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi 00:06 Laporan Kimia Dasar II No comments BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar balakang Pentingnya reaksi-reaksi dikenali sejak awal kimia. Reaksi oksidasi dan reduksi ialah reaksi kimia yang di sertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks ada yang berlangsung spontan ada juga yang berlangsung tidak sepontan. Reaksi redoks yang berlangsung sepontan digunakan sebagai sumber arus yaitu dalam sel volta seperti baterai dan aki reaksi redoks yang berlangsung non. Spontan dapat berlangsung dengan menggunakan arus listrik yaitu dalam elektrolisis yang diterapkan dalam industry pengolahan aluminium dan pengolahan lainnya. Dalam oksidasi reduksi suatu intensitas diambil atau dibarikan dari dua zat yang bereaksi situasinnya mirip dengan reaksi asam basa. Singkatnya reaksi oksidasi-reduksi dan asam basa. Merupakan pasangan system dalam kimia reaksi oksidasi-reduksi dan asam basa memiliki nasib sama, dalam hal keduannya digunakan dalam banyak praktek kimia sebelum reaksi ini dipahami. Perkembangan sel elektrik juga sangat penting penyusunan komponen reaksi oksidasi. Reduksi merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara intelektual. Sel dan

Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia dasar

Citation preview

Page 1: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

00:06  Laporan Kimia Dasar II  No comments

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1     Latar balakang

Pentingnya reaksi-reaksi dikenali sejak awal kimia. Reaksi oksidasi dan reduksi ialah

reaksi kimia yang di sertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks ada yang

berlangsung spontan ada juga yang berlangsung tidak sepontan. Reaksi redoks yang

berlangsung sepontan digunakan sebagai sumber arus yaitu dalam sel volta seperti baterai dan

aki reaksi redoks yang berlangsung non. Spontan dapat berlangsung dengan menggunakan

arus listrik yaitu dalam elektrolisis yang diterapkan dalam industry pengolahan aluminium

dan pengolahan lainnya.

            Dalam oksidasi reduksi suatu intensitas diambil atau dibarikan dari dua zat yang

bereaksi situasinnya mirip dengan reaksi asam basa. Singkatnya reaksi oksidasi-reduksi dan

asam basa. Merupakan pasangan system dalam kimia reaksi oksidasi-reduksi dan asam basa

memiliki nasib sama, dalam hal keduannya digunakan  dalam banyak praktek kimia sebelum

reaksi ini dipahami.

            Perkembangan sel elektrik juga sangat penting penyusunan komponen reaksi oksidasi.

Reduksi merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara intelektual. Sel dan

elektrolisis adalah contoh penting keduanya sangat erat dengan kehidupan sehari-hari dan

dalam industry kimia.

            Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan ini untuk mengetahui dan dapat

memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dilakukan percobaan sederhana dan dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2     Tujuan percobaan

-          Mengetahui hasil reaksi vitamin c ditetesi KMNo4 dan I2.

-          Mengetahui normalitas KMNO4 setelah penitrasian H2C2O4 0,02 N.

-          Mengetahui titrasi akhir titrasi pada percobaan.

Page 2: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Redoks (reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan hambatannya bilangan

oksidasi ( keadaan oksidasi ) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa

proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida,

ataureduksi karbon oleh hydrogen yang menghasilka metana (CH4) ataupun ia dapat berupa

proses yang kompleks sseperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer

electron yang rumit.

a.             Penemu oksigen

Karena udara mengandung oksigen dalam jumlah yang besar kombinasi antara zat dan

oksigen yakni oksidasi paling sering berlangsung di alam. Pembakaran dan perkataran logam

pasti telah menarik perhatian orang sejak dulu.

Reaksi perkaratan : 4Fe + 3O2   ==>   2Fe2O3

Namun, baru di akhir abad ke-18 kimiawan dapat memahami pembakaran dengan

sebenarnya. Pembakaran dapat di pahami hanya ketika oksigen di pahami.

Oksidasi : reduksi dan hydrogen

Oksidasi : mendorong hydrogen

Reduksi : menerima hydrogen

b.            Peran hydrogen

Ternyata tidak semua reaksi oksidasi dengan senyawa organic dapat di jelaskan dengan

pemberian dan penerimaan oksigen. Misalnya walaupun reaksi untuk mensintesis aniline

dengan mereaksikan nitro benzene dan besi dengan kehadiran HCl adalah reaksi oksidasi

reduksi dalam kerangka pemberian dan penerimaan oksigen pembentuk CH3CH3 dengan

penambahan hydrogen pada CH2 = CH2, tidak melibatkan pemberian dan penerimaan

oksigen. Namun 1 penambahan hydrogen berefek sama dengan pemberiaan oksigen. Jadi,

etana di reduksi dalam reaksi ini :

Oksidasi : reduksi dan hydrogen

Oksidasi : mendonorkan hydrogen

Reduksi : menerima hydrogen

c.             Peran electron

Pembakaran magnesium jelas reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan pemberian dan

penerimaan oksigen

Page 3: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

2Ng + O2   ==>   2MgO

Reaksi antara magnesium dan klorin tidak di ikuti dengan pemberian dan penerimaan oksigen

Mg + Cl2  ==>   MgCl2

Namun, mempertimbangkan  valensi magnesium merupakan hal yang logis untuk mengangap

ke dua reaksi dalam kategori yang sama memang, perubahan magnesium Mg  ==>    Mg

####3, umum unutk kedua reaksi dan dalam kedua reaksi magnesium dioksida dalam

kerangka ini keberlakuan yang lebih umum akan dicapai bila oksidasi-reduksi didefinisikan

dalam rangka pemberian dan penerimaan electron.

Oksidasi : reaksi electron

Oksidasi : mendorong electron

Reduksi : menerima electron

Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembaran kertas, jadi tidak mungkin oksidasi atau

reduksi berlangsung tanpa disertai lawannya, bila zat menerima electron maka harus ada yang

mendonorkan electron tersebut. Dalam oksidasi reduksi, senyawa yang menerima electron

dari lawannya disebut oksidasi (bahan pengoksidasi) sebab lawannya akan teroksidasi.

Lawan oksidan yang medonorkan electron pada oksidan disebut dengan redukton ( bahan

pereduksi ) karena lawannya oksidan tadi tereduksi suatu senyawa dapat berlaku sebagai

oksidan dan juga redukton. Suatu senyawa dapat berlaku sebagai oksidan dan juga redukton.

Bila senyawa itu mendonorkan electron pada lawannya, senyawa ini dapat menjadi redukton.

Sebaiknya bila senyawa ini muda menerima electron senyawa itu adalah oksidan.

d.            Bilangan oksidasi

Bilangan oksidasi suatu unsure menyatakan banyaknya electron yang dapat dilepas di terima

maupun digunakan bersama dalam membentuk ikatan dengan unsure lain bilangan oksidasi

dapat berupa positif nol atau negative.

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan unutk mengoksidasi senyawa lain di katakan

sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator melepaskan

electron dari senyawa lain sehingga dirinnya sendiri tereduksi oleh karena ia “menerima”

elktron ia juga di sebut sebagai penerima electron. Oksidator biasannya adalah senyawa-

senyawa yang memiliki unsure. Unsure dengan bilangan oksidasi yang tinggi seperti H2O2,

MNO4#, CrO3,Cr2O##, O5Ou) atau senyawa, senyawa yang sangat elektro negative

sehingga dapat mendapatkan satu atau dua electron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah

senyawa (misalnya oksigen ). Fluorin, klorin, dan bromine).

            Untuk memperluas konsen bilangan molekul pada molekul poliatomik. Penting untuk

mengetahui distributor electron dalam molekul dengan akurat. Karena hal ini sukar, di

Page 4: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

putuskan bahwa muatan formal di besikan pada tiap atom dengan mengunakan aturan tertentu

dan bilangan oksidasi di definisikan berdasarkan muatan formal untuk lebih jelaasnya lihat

table 2.1

Table 2.1 bilangan oksidasi

No Keterangan Biloks Contoh

1

2

3

Unsure-unsur bebas

Unsure-unsur dalam

senyawa

Unsure-unsur

penyusun dalam ion

0

0

Sama dengan

muatan dalam

ionnya

Cu,Zn,Ni,Ag

H2SO4, NH4

            Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa. Senyawa

lain dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor

melepaskan elektronnya kee senyawa lain sehinggga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena itu is

“mendonorkan” elektrodanya ia juga di sebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa

yang berupa sebagai reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe,

Zn dan Al dapat digunakan sebagai reduktor logam-logam ini dapat memberikan

elektrodannya dengan mudah. Reduktor jenis lainnya adalah reagen transfer hibrida, misalnya

NaBH4 dan L##, reagen ini digunakan dengan luas dalam kimia organik, terutama dalam

reduksi senyawa-senyawa karbonil menjadi alcohol . metode reduksi lainnya yang juga

berguna melibatkan gas hidrogen (H2) dengan katalis paladium, platinum,atau riak reduksi

katalitik ini utamanya di gunakan pada reduksi ikatan rangkap dua atau tiga karbon-karbon

cara yang mudah unutk melihat proses redoks adalah redactor mentransfer elektronya ke

teroksidasisehingga dalam reaksi , reduktor melepaskan elektrondan teroksidasi dan oksidator

mendapatkan electron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam

sebuah reaksi di sebut sebagai pasangan redoks (petrucci, ralp H. 1999).

            Penyusun persamaan reduksi oksidasi penyesun setengah reaksi dapat dengan mudah

di tentukan dengan setengah reaksi dan reaksi total.

a.             Penyusun setengah reaksi oksidasi reduksi

1.      Tuliskan persamaan perubahan oksidasi dan redukton

Page 5: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

2.      Setarakan jumlah hydrogen dari ke dua sisi persamaan dengan menambahkan sejumlah H2O

3.      Setarakan jumlah hydrogen di ke dua sisi persamaan dengan menambahkan jumlah H+yang

tepat

4.      Setarakan muatanya dengan menambahkan sejumlah electron sekali setengah reaksi telah di

susun mudah untuk menyusun persamaan reduksi oksidasi keseluruhan dalam osidasi reduksi

penerunan bilangan oksidasi oksidan dan kenaikan bilangan oksidasi redukton harus sama hal

ini sama dengan hubungan ekuivalen dalam reaksi asam basa.

b.               Penyusunan reaksi oksidasi reduksi total.

1.      Pilihlah persamaan untuk oksidasi dan reduktan yang terlibat dalam reaksi kalikan sehingga

jumlah electron yang terlibat sama.

2.      Jumlah kan kedua reaksi (elektronya akan saling meniadakan)

3.      Ion lawan yang mungkin muncul dalam oersamaan harus di tambahkan ke dua sisi

bersamaan sehingga kesetaraan bahan tetap di pertahankan.

Jumlah kuantitatif oksidan dan reduktan sehingga reaksi oksidasi reduksi  lengkap mirip

dengan stoikiometri asam basa.

Stoikiometri oksidasi reduksi

nOMOVO = nRMRVR

Jumlah ekuantitatif oksidasi dan reduktor sehingga reaksi oksidasi di

setarakan

Keterangan  :         O         = oksidasi

                              R         = reduktor

                              n          = perubahan bilangan oksidasi

                              M         = konsentrasi mular

                              V         = volume

            Prinsip yang terlibat dalam titrasi oksidasi reduksi secara prinsip identik

dengan dalam titrasi asam basa. Dalam titrasi reduksi oksidasi pilihan indikatornya untuk

menunjukan titik akhir terbatas kadang hantar larutan di gunakan sebagai indicator berbagai

maam senyawa aromatic di reduksi oleh enzim untuk membentuk senyawa redikal bebas.

Secara umum penderma elektrodanya adalah berbagai jenis Havoenzim dan koenzimnya.

Seketika terbentuk radikal-radikal bebas anion ini akan mereduksi oksigen menjadi super

oksida. Rekasi bersihnya adalah oksidasi koenzim Havoenzim dan reduksi oksigen menjadi

super oksida. Tingkah laku katalitik ini di jelaskan sebagai siklus redoks (Keenam, 1984).

Page 6: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

            Redoks sering di hubungkan dengan terjadinya perubahan warna lebih sering

dari pada yang di amati dalam reaksi asam basa reaksi redoks melibatkan pertukaran elektron

dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur dari reaksi kimia.

Penerjemaan reaksi redoks agak lebih sulit di tulis dan di kembangkan dari persamaan reaksi

biasa lainya. Karena, jumlah zat yang di pertukarkan dalam reaksi redoks sering kali lebih

dari satu sama lainya dengan persamaan reaksi lain. Persamaan reaksi redoks harus di

seimbangkan dari segi muatan dan materi pengembangan materi biasanya dapat di lakukan

dengan mudah sedangkan penyeimbangan muatan agak sulit karena itu perhatian harus di

curahkan pada penyeimbangan muatan. Muatan berguna untuk menentukan faktor

stiokiometri menurut batasan umum, reaksi redoks adalah proses serah terima elektron antara

dua system redoks.

            Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas jadi tidak mungkin

oksidasi dari reduksi berlangsung tanpa di sertai lawanya. Bila zat menerima elektron maka

harus ada yang mendonorkan electron tersebut. Dalam oksidasi reduksi senyawa yang

menerima electron dari lawanya di sebut oksidan seban lawanya akan teroksidasi lawan

oksidan yang mendonorkan electron pada oksidan di sebut dengan reduktan karena lawan

oksidan tadi tereduksi suatu senyawa yang dapat berlaku selaku oksidan dan juga reduktan.

Bila senyawa itu mudah mendonorkan electron pada lawanya senyawa ini dapat menjadi

reduktan sebaliknya bila senyawa ini mudah menerima electron sennyawa itu adalah oksidan.

            Ternyata tidak semua reaksi oksidasi dengan senyawa organic dapat di

jelaskan dengan pemberian dan penerimaan oksigen misalnya walaupun reaksi untuk

mesentisis anlin denga mereaksikan nitro benzene dan besi dengan kehadiraan HCl adalah

reaksi oksidasi pembentukan CH3CH3 dengan penambahan hydrogen pada CH2CH2 tidak

melibatkan pemberiaan dan penerimaan oksigen.

            Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain sehingga dirinya sendiri

tereduksi. Oleh karena ia “menerima” elektron dapat disebut sebagai penerima elektron

oksidator biasanya adalah senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi

yang tinggi.

            Metode reduksi lainya yang juga berguna melibatkan gas hydrogen (H2)

dengan katalis poladium  atau nikel reduksi katalitik ini utamanya di utamakan pada ikatan

rangkap dua atau tiga karbon-karbon cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah

reduktor mentransfer elektronya ke oksidator (Rivai, 1995).

BAB 3

Page 7: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

METODELOGI PERCOBAAN

3.1     Alat dan bahan

                  3.1.1        Alat

                    -          Tabung reaksi

                    -          Beaker gelas

                    -          Biuret

                    -          Pipet tetes

                    -          Labu erlenmayer

                    -          Hot plate

                    -          Gelas ukur

                    -          Thermometer

                    -          Rak tabung reaksi

                    -          Pipet volume

                  3.1.2        Bahan

                    -          Vitamin C

                    -          Asam oksalat

                    -          KMnO4

                    -          H2C2O4 (0,01 M)

                    -          H2SO4 (1 M)

                    -          I2

                    -          Tissue

                    -          Kertas label

3.2     prosedur percobaan 

                   3.2.1        Analisa kuantitatif vitamin C

                    -          Diambil  20 tetes vitamin C di masukan ke dalam tabung reaksi

                    -          Di tambahkan KMnO4 4 tetes

                    -          Dikocok

                    -          Di amati dan di catat perubahan yang terjadi

                    -          Di ambil 20 tetes vitamin C di masukan ke dalam tabung reaksi

                    -          Di tambahkan I2 sebanayak 2 tetes

Page 8: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

                    -          Di kocok

                    -          Di amati dan di catat perubahan yang terjadi

  

                     3.2.2        Standarisasi larutan KMnO4

                     -            diambil 10 ml H2C2O4 0,01 M dimasukkan dalam labu erlenmayer

                     -            ditambahkan 2 ml H2SO4 1 M

                     -            dipanaskan hingga suhu 60˚ - 70˚c

                     -            dititrasikan dengan KMnO4 hingga titik akhir titrasi

                     -            dicatat volume KMnO4 dan hitung konsentrasinya

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan

Analisis kuantitatif vitamin C

-       diambil ± 20 tetes vitamin C dimasukkan dalam

tabung reaksi

-       ditambahkan KMnO4 4 tetes, dikocok

-       diamati

-       diambil ± 20 tetes vitamin C dimasukkan dalam

tabung reaksi

-       ditambahkan I2, 2 tetes di kocok

-       diamati

standarilisasi larutan KMnO4

-       diambil 10 ml H2C2O4 0,01 M dimasukkan

kedalam erlenmayer

-       ditambahkan 2 ml H2SO4 1 M

-       dipanaskan hingga suhu 60o-70oC

-       warna larutan kuning pekat

-       warna larutan menjadi kuning muda

-       warna larutan kuning pekat

-       warna larutan kuning muda

-       warna larutan setelah di tambahkan

KMnO4 lebih muda dari warna larutan

setelah I2

        warna larutan kuning

-       warna larutan menjadi merah

Page 9: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

-       dititrasi dengan KMnO4 hingga titik akhir titrasi

(lembayung) 2,15 ml

-       dicatat volume KMnO4

lembayung

V=2,15ml

N1=H2C2O4                N2=KMnO4

V1= 10ml                   V2=2,15ml

N1.V1 = N2.V2

= 0,0465116 N

4.2     Reaksi

             2.4.1.      Reaksi KMnO4 + vitamin C 

2.4.2.      Vitamin C + I2

2.4.3.   Reaksi KMnO4 + 5H2C2O4

             

Page 10: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

              

4.3     Perhitungan

           

4.4     Pembahasan

prinsip percobaan reaksi oksidasi – reduksi adalah pemberian dan penerimaan

elektron atom ataupun ion. Dengan kata lain senyawa yang memiliki elektron lebih maka

akan didonorkan kepada senyawa yang kekurangan elektron begitu pula sebaliknya.

Fungsi reagen KMnO4  sebagai oksidator H2SO4 sebagai pemberi suasana,

autokatalisator dan autoindikator, I2 sebagai oksidator, autokatalisator dan autoindikator,

H2C2O4 sebagai reduktor fungsi perlakuan mengapa pada percobaan kuantitatif harus

dipanaskan dengan suhu 60-70 c sebab bila larutan H2C2O4 dipanaskan dibawah suhu 60 c

maka ketika larutan tersebut dititrasi KMnO4. Pada suhu kurang dari 60 – 70 c akan

menghasilkan endapan MnO4. Apabila dipanaskan pada suhu diatas 70 c maka H2C2O4  akan

terurai menjadi C02 dan H2O, hingga reaksi berjalan lambat Oleh karena itu suhu optimal

yang digunakan adalah 60-70oC.

Pada percobaan analisa kuantitatif  vitamin C dilakukan 2 percobaan yang berbeda

percobaan pertama adalah pertama-tama diambil vitamin C sebanyak 20 tetes. Kemudian

kedalamannya ditambahkan 4 tetes KMnO4, maka akan menghasilkan titrat yang awalnya

Page 11: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

orage tua menjadi orange muda. Dalam hal ini dapat terjadi demikian disebabkan KMnO4

mengalami reduksi dan vitamin C dan kedalamannya ditambahkan 2 tetes I2 sebagai

pengganti KMnO4 warna akan berubah warna menjadi yang awalnya orage tua menjadi

warna orange muda. Sebab I2 mengalami reduksi pada percobaan terakhir yaitu percobaan

standarlisasi larutan KMnO4 pada percobaan ini mula-mula diambil 10 ml H2C2 0,01 ml

ditambahkan 2ml H2SO4 1 N. kemudiaan dipanaskan pada suhu 60-70 ## dititrasi dengan

KMnO4 hingga berubah warna menjadi merah lembayung. Pada percobaan kali ini volume

pentitrasi yang diperoleh adalah 2 ml sehingga dari perhitungan dapat diketahui

normalitasnya adalah sebesar 1 N berbeda dengan KMnO4 sebelum dititrasi. Hal ini dapat

terjadi karena konsentrasi KMnO4 sebelum titrasi merupakan konsentrasi larutan, sedangkan

konsentrasi KMnO4 setelah dititrasi merupakan titik ekuivalen.

Redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi atom-atom

dalam sebuah reaksi kimia pengertian dan oksidasi dapat dijelaskan tiga konsep

a.       konsep pengikat oksigen

berdasarkan konsep ini oksidasi didefinisikan sebagai reaksi pengikat oksigen Oleh suatu zat

dan reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu Zat

b.      konsep pengikatan hidrogen

berdasarkan konsep ini oksidasi didefinisikan sebagai reaksi pengikatan hidrogen Oleh suatu

zat dan redukai adalah reaksi pelepasan hidrogen dari suatu zat

c.       Konsep ini berlaku umum tidak hanya melibatkan reaksi pengikatan atau pelepasan oksigen

atau elektron.

            Faktor-faktor kesalahan sering terjadi dalam praktikum yaitu sebagai berikut.

Ketidaktepatan praktikan dalam melakukan pemanasan seharusnya 60-70% dapat menjadi

kurang atau lebih, kekurangtelitian dalam melakukan titrasi sehingga volume yang diperoleh

tidak sesuai keinginan, ketidaktepatan praktikan dalam pengambilan larutan.

            KMnO4 adalah senyawa yang stabil yang menghasilkan larutan warna lembayung.

Semuanya merupakan zaty pengoksidasi yang kuat. KMnO4 merupakan zat pengoksida yang

penting yang dimana untuk analisa kimia biasanya digunakan pada larutan asam dimana

senyawa tersebut direduksi menjadi Mn2+. Sumber utama senyawa mangan adalah MnO2.

Juka MnO2 dipanaskan dengan penambahan alkali dan zat pengoksidasi garam permanganat

dapat terbentuk.

3MnO2 + 6KOH + KClO3 K2MnO4 + KCl + 3H2O

            Reaksi penganganan bila direaksikan dalam suasuana asam, basa, netral

Basa

Page 12: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

                  Autokatalisator adalah katalis yang dihasilkan oleh suatu preaksinya atau hasil

reaksinya contohnya: KMnO4 berwarna ungu bila direduksi berubah menjadi ion Mn2+ yang

tidak berwarna larutan I2 yang berwarna kuning coklat, titik akhir dapat diketahui dari awal

terbentuknya atau hilangnya warna kuning. Perubahan warna ini dipertajam dengan larutan

amilum atau kloroform atau karbon tetraklorida, ion permanganat dan asam oksalat

sedangkan autoindikator adalah terjadi apabila pereaksi mempunyai warna yang kuat

kemudian warna tersebut hilang/berubah. Apabila direaksikan dengan zat lain contohnya

KMnO4 berubah menjadi ungu apabila direduksi menjadi Mn2+ reaksi KMnO4 dan H2C2O4

reaksi ini makin lama makin cepat karena terbentuk Mn2+ yang merupakan katalisator bagi

reaksi tersebut. I2 atau CO yang bersifat inhibitor pada reaksi

2H2(g) + O2 (g) → 2H2O(g)

            Kekuatan oksidator yaitu logam-logam. Yang terletak disisi kiri H+ memiliki E° red

bertanda negatif. Semakin ke kiri nilai E° red semakin keci (semakin negatif). Hal ini

menandakan bahwa logam-logam tersebut semakin sulit mengalami reduksi akan meningkat

dari kanan ke kiri. Sebaliknya logam-logam yang terletak disisi kanan H+ memiliki E° red

bertanda positif. Semakin ke kanan nilai E° red semakin besar (semakin positif). Hal ini

berarti bahwa logam-logam tersebut semakin mudah mengalami reduksi dan sulit mengalami

oksidasi.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

        Volume KMnO4 setelah dilakukan percobaan diperoleh V=2mL

Page 13: Laporan Kimia Dasar II Reaksi Reduksi Oksidasi

        Hasil yang dihasilkan Vitamin C ditambahkan KMnO4 maka menghasilkan titrat yang

awalnya orange tua  menjadi orange muda atau tampak agak sedikit memudar atau bening.

Begitu pula pada saat ditetesi dengan I2.

        Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna larutan pada saat penambahan

suatu titran.

5.2 Saran