Upload
trinhphuc
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
iii
C. Pengelolaan Keuangan........................................................... 67
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 73
Kesimpulan................................................................................. 73
LAMPIRAN :
- Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-
2014 - Surat Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta tentang Tim
Penyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2014.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 1
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pengadilan Tinggi Jakarta telah menetapkan 6 (enam) sasaran strategis yang
akan dicapai dalam tahun 2014 berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan
Tinggi Jakarta yang telah dilakukan reviu. Keenam sasaran strategis tersebut diukur
dengan mengaplikasikan 13 (tiga belas) indikator kinerja dan 13 (tiga belas) target
kinerja.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 6 (enam) sasaran strategis yang
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 terdapat 4 (empat) sasaran
strategis yang berhasil dilaksanakan dengan baik, yaitu : peningkatan penyelesaian
perkara, peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara, peningkatan
kualitas pengawasan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Secara keseluruhan tingkat pencapaian kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta
adalah sebesar 89,60%.
Rincian pencapain masing-masing indikator tiap sasaran strategis dapat
diilustrasikan dalam tabel berikut :
SASARAN STRATEGIS 1
PENINGKATAN PENYELESAIAN PERKARA
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI 2014
CAPAIAN 2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase sisa perkara tahun
sebelumnya.
1. Pidana 2. Perdata
3. Tipikor
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100 100
100
100 100
100
100 100
100
b. Persentase perkara masuk
yang diselesaikan. 1. Pidana
2. Perdata
3. Tipikor
90%
90%
90%
100,56%
93,94%
102,53%
111,73
104,37
113,92
113,07
98,44
106,44
111,88
96,81
111,11
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 2
c. Persentase
perkara yang
diselesaikan dalam jangka waktu
maksimal 3 (tiga) Bulan untuk
perkara Pidana
dan Perdata, 2 (dua) bulan untuk
perkara Tipikor. 1. Pidana
2. Perdata
3. Tipikor
90%
90%
90%
98,03%
78,12%
100,00%
108,92
86,80
111,11
123,53
111,08
111,10
123,42
111,07
111,10
Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran Strategis 1 104,09%
SASARAN STRATEGIS 2
PENINGKATAN AKSEPTABILITAS PUTUSAN HAKIM
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN (%)
2. Peningkatan
Akseptabilitas putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum Kasasi
1. Pidana 2. Perdata
3. Tipikor
50% 50%
50%
27,18% 20,42%
23,46%
54,36 40,84
46,92
Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran Strategis 2 47,37%
SASARAN STRATEGIS 3
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase berkas
banding yang dinyatakan
lengkap.
100%
100%
100
100
100
b. Persentase berkas
yang
didistribusikan ke Majelis Hakim.
100%
100%
100
100
100
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 3
c. Ratio Majelis Hakim
terhadap perkara
1:120
1:145
120,83
130,27%
106,48%
Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran Strategis 3 106,94%
SASARAN STRATEGIS 4
PENINGKATAN AKSESIBILTAS MASYARAKAT TERHADAP PERADILAN (ACCES TO JUSTICE)
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase perkara
prodeo yang
diselesaikan. b. Persentase proses
penyelesaian perkara yang
dipublikasikan.
100%
100%
100%
55,18%
100
55,18
100
40
100
70
Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran Strategis 4 77,59
SASARAN STRATEGIS 5
PENINGKATAN KUALITAS PENGAWASAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI 2014
CAPAIAN 2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase
pengaduan masyarakat yang
ditindaklanjuti.
100%
98%
98
98,07
100
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan
eksternal yang
ditindaklanjuti.
100
100%
100
100
100
Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran Strategis 5 99
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 4
SASARAN STRATEGIS 6
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
INDIKATOR KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013
(%)
2012
(%)
a. Persentase pegawai yang
lulus diklat Pengadaan Barang/Jasa.
95
100
105,26
0
100
b. Persentase pegawai yang lulus diklat Pranata
Komputer.
100
100
100
100
-
Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran Strategis 6 102,63
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengadilan Tinggi Jakarta sebagai penyelenggara kekuasaan kehakiman di
daerah dan voorpost (kawal depan) Mahkamah Agung RI melaksanakan visi untuk
turut serta mewujudkan Badan Peradilan Indonesia Yang Agung. Pengadilan
Tinggi Jakarta diharapkan mampu memberikan kontribusi guna mewujudkan visi
Mahkamah Agung RI ke depan, terutama dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan
Fungsinya dalam memeriksa dan mengadili perkara, serta dalam pelaksanaan
pengawasan sebagai voorpost (kawal depan ) Mahkamah Agung RI.
Kantor Pengadilan Tinggi Jakarta diresmikan pada tanggal 23 Pebruari
1983 oleh Menteri Kehakiman RI. Dengan dibentuknya Pengadilan Tinggi Jakarta
ini, maka kebutuhan mesyarakat pencari keadilan di Propinsi DKI Jakarta telah
terwujud.
Wilayah hukum Pengadilan Tinggi Jakarta meliputi 5 (lima) pengadilan
negeri yang terdiri dari :
1. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
2. Pengadilan Negeri Jakarta Barat
3. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
4. Pengadilan Negeri Jakarta Timur
5. Pengadilan Negeri Jakarta Utara
Sebagai instansi pemerintah menurut Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),
berkewajiban untuk mempertangungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
serta peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, anggaran maupun
kewenangan dalam melayani pencari keadilan.
Untuk itulah Pengadilan Tinggi Jakarta menyusun Laporan Kinerja Instansi
pemerintah (LKjIP) Tahun 2014.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 6
(Kantor Pengadilan Tinggi Jakarta Jalan Letnan Jenderal Suprapto, Cempaka Putih,
Jakarta Pusat)
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 7
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pengadilan Tinggi sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan umum mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana
disebutkan dalam Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan
Umum, yang telah diubah dengan Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 2004, dan
yang kedua dengan Undang-undang RI Nomor 49 Tahun 2009, di mana dalam
pasal 51 dinyatakan bahwa :
(1) Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara pidana dan
perkara perdata di Tingkat Banding.
(2) Pengadilan Tinggi juga bertugas dan berwenang mengadili di Tingkat Pertama
dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di
daerah hukumnya.
Di samping tugas dan kewenangan sebagaimana tersebut di atas,
Pengadilan Tinggi juga dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan
nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerahnya apabila diminta
(pasal 52 ayat 1 UU RI No. 2 Tahun 1986). Selain tugas dan kewenangan di atas,
Pengadilan Tinggi juga diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan
undang-undang (Pasal 52 ayat 2 UU RI No. 2 Tahun 1986), telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 dan perubahan kedua Undang-Undang
Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya
sebagaimana tersebut di atas, Pengadilan Tinggi dilengkapi dengan struktur
organisasi yang terbagi dalam bagian kepaniteraan yang merupakan unsur
pendukung teknis yustisial dan bagian kesekretariatan yang merupakan unsur
pendukung administratif dapat dilihat berdasarkan bagan struktur organisasi
sebagai berikut:
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 8
Bagan 1. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Jakarta
SK KMA No. 005/SK/II/1999 tanggal 01 Pebruari 1999 :
Berikut Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural dan Fungsional Pengadilan
Tinggi Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Ketua, adalah sebagai kawal depan (voorpost) Mahkamah Agung RI, yaitu
dalam hal melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan, para
hakim dan pejabat kepaniteraan, masalah-masalah hukum yang timbul,
masalah tingkah laku/perbuatan hakim dan pejabat kepaniteraan, masalah
eksekusi yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Jakarta untuk
diselesaikan dan dilaporkan kepada Mahkamah Agung RI, menerima laporan
penanganan perkara dan laporan tentang penasehat hukum dan notaris dari
peradilan negeri dan mengevaluasinya untuk dilaporkan kepada Mahkamah
Agung RI, meminta keterangan tentang hal yang berkaitan dengan teknis
pengadilan, membina dan memberikan petunjuk, teguran atau peringatan bila
dipandang perlu, menetapkan suatu perkara banding tanpa biaya, membagi
WAKIL PANITERA
KELOMPOK FUNGSIONAL KEPANITERAAN/
PANITERA PENGGANTI
PANITERA
MUDA PERDATA
PANITERA
MUDA PIDANA
PANITERA
MUDA HUKUM
KEPALA
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
KEPALA
SUB BAGIAN KEUANGAN
KEPALA
SUB BAGIAN UMUM
PANITERA/SEKRETARIS
WAKIL SEKRETARIS
MAJELIS HAKIM
KETUA
WAKIL KETUA
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 9
perkara kepada hakim, memberi ijin untuk melaksanakan putusan serta merta
terhadap perkara yang dimohonkan banding, mengevaluasi laporan
penanganan perkara banding yang dilakukan hakim dan panitera pengganti,
selanjutnya mengirimkan laporan dan hasil evaluasinya secara periodik
kepada Mahkamah Agung RI dan membuat/menyusun legal data tentang
putusan perkara-perkara yang penting di wilayah hukum Pengadilan Tinggi
Jakarta untuk dijadikan regional data bank.
2. Wakil Ketua, mempunyai tugas melaksanakan tugas Ketua apabila Ketua
berhalangan dan melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua kepada
Wakil Ketua. Ketua / Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta membawahi :
2.a. Majelis Hakim, mempunyai tugas menetapkan hari sidang, menerima
dan mengadili berkas perkara yang diberikan padanya, kemudian
dalam hal pengadilan tinggi melakukan pemeriksaan tambahan untuk
mendengar sendiri para pihak dan saksi, maka hakim bertanggung
jawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan serta
menandatanganinya, mengemukakan pendapat dalam musyawarah,
hakim wajib menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam
persidangan, melaksanakan pembinaan dan mengawasibidang hukum,
perdata, dan pidana tertentu yang ditugaskan kepadanya dan
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
peradilan di Pengadilan Tinggi Jakarta yang ditugaskan serta mengurus
kepustakaan hukum yang diterima dari Mahkamah Agung RI kepada
hakim-hakim pengadilan tinggi yang bersangkutan.
2.b. Panitera/Sekretaris, mempunyai tugas membantu hakim dengan
mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan, bertanggung
jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan dokumen, buku daftar,
biaya perkara, dan surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan,
menyelenggarakan administrasi perkara, mengatur tugas Wakil
Panitera, Panitera Muda, dan Panitera Pengganti, membuat daftar
semua perkara yang diterima di kepaniteraan, mengeluarkan salinan
putusan, mengirimkan berkas perkara banding serta putusannya
kepada pengadilan negeri. Panitera/Sekretaris membawahi :
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 10
2.b.1 Wakil Panitera, mempunyai tugas membantu hakim dengan
mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan, membantu
panitera untuk secara langsung membina, meneliti dan
mengawasai pelaksanaan tugas administrasi perkara antara lain
ketertiban dalam mengisi buku register perkara, membuat
laporan periodik dan lain-lain, melaksanakan tugas Panitera
Sekretaris apabila Panitera Sekretaris berhalangan,
melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya. Wakil
Panitera membawahi :
Panitera Muda Pidana, mempunyai tugas membantu
hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang
pengadilan, melaksanakan administrasi perkara,
mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas
perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang
berhubungan dengan masalah perkara pidana, memberi
nomor register pada setiap perkara yang diterima di
kepaniteraan serta memberikan nomor register dan
mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam buku
register, disertai catatan singkat tentang isinya, atau
menyiapkan berkas perkara yang dimohon banding dan
menyerahkan perkara kepada Panitera Muda Hukum, dan
tugas perkara Tindak Pidana Korupsi di laksanakan oleh
Plt. Panitera Muda Tindak Pidana Korupsi,
mempunyai tugas membantu hakim dengan mengikuti
dan mencatat jalannya sidang pengadilan, melaksanakan
administrasi perkara, mempersiapkan persidangan
perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan
dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah
perkara tipikor, memberi nomor register pada setiap
perkara yang diterima di kepaniteraan serta memberikan
nomor register dan mencatat setiap perkara yang
diterima ke dalam buku register, disertai catatan singkat
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 11
tentang isinya, atau menyiapkan berkas perkara yang
dimohon banding dan menyerahkan perkara kepada
Panitera Muda Hukum.
Panitera Muda Perdata, mempunyai tugas membantu
hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang
pengadilan, melaksanakan administrasi perkara,
mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas
perkara yang masih berjalan dengan urusan lain yang
berhubungan dengan perkara perdata, memberi nomor
register pada setiap perkara yang diterima di
kepaniteraan, mencatat setiap perkara yang diterima ke
dalam buku daftar disertai catatan singkat tentang isinya,
menyiapkan berkas perkara banding yang telah diputus
untuk dikirim kembali kepada pengadilan negeri dan
menyerahkan arsip berkas perkara kepada Panitera Muda
Hukum.
Panitera Muda Hukum, mempunyai tugas membantu
hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang
pengadilan, mengumpulkan, mengolah, dan mengkaji
data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan
perkara, menyimpan arsip berkas perkara, dan tugas
lainnya yang diberikan berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan mengolah serta mengkaji hasil evaluasi
dan laporan periodik dari pengadilan negeri untuk
dilaporkan kepada Pimpinan Pengadilan.
2.b.2 Wakil Sekretaris, mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Ketua dalam pengurusan surat-surat, penyusunan arsip
dan pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan, dan umum
di Pengadilan Tinggi Jakarta. Wakil Sekretaris membawahi:
Kepala Sub Bagian Kepegawaian, mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dalam mengelola dan
membina administrasi kepegawaian di Pengadilan Tinggi
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 12
Jakarta dan Pengadilan Negeri se-wilayah hukum
Pengadilan Tinggi Jakarta, perumusan kebijakan fasilitasi
pelaksanaan kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kepala Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas di bidang pengelolaan dan
pembinaan keuangan di lingkungan Pengadilan Tinggi
Jakarta dan Pengadilan Negeri se-wilayah hukum
Pengadilan Tinggi Jakarta, serta perumusan kebijakan
fasilitasi pelaksanaan pengelolaan keuangan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kepala Sub Bagian Umum, mempunyai tugas membina
dan melaksankaan urusan tata usaha dan kearsipan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2.b.3 Panitera Pengganti, mempunyai tugas membantu hakim
dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang perngadilan,
bertugas membantu hakim dalam hal membuat penetapan hari
sidang, membuat penetapan terdakwa tetap ditahan,
dikeluarkan dari tahanan atau diubah jenis penahanannya,
mengetik putusan perkara yang sudah putus berikut amar
putusannya dan menyerahkan berkas perkara kepada Panitera
Muda Pidana apabila telah selesai diminutasi.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 13
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Kinerja ini menggambarkan pencapaian kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta
selama tahun 2014 sebagai acuan untuk perbaikan kinerja di masa mendatang.
Laporan kinerja ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
Daftar ISI
Daftar Tabel
Daftar Grafik
Daftar Bagan
Ringkasan Eksekutif
BAB I Pendahuluan, menggambarkan latar belakang hal-hal umum tentang
keadaan Pengadilan Tinggi Jakarta, tugas dan fungsi dan sistematika
darti penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan:
A. Visi dan Misi
B. Tujuan dan Sasaran Strategis
C. Indikator Kinerja Utama
D. Program Utama dan Kegiatan Pokok
E. Kebijakan
F. Rencana Kinerja Tahun 2014.
G. Penetapan Kinerja Tahun 2014
BAB III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014, yang menjelaskan :
A. Pengukuran Kinerja (Perbandingan Antara Target dan Realisasi
Kinerja)
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja (diuraikan pencapaian sasaran-sasaran
organisasi dengan pengukuran dan penyajian dari hasil pengukuran
kinerja)
Sasaran 1: Peningkatan Penyelesaian Perkara
Sasaran 2: Peningkatan Aksepbilitas Putusan Hakim
Sasaran 3: Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian
Perkara
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 14
Sasaran 4: Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat Terhadap
Peradilan (Acces to Justice).
Sasaran 5: Peningkatan Kualitas Pengawasan
Sasaran 6: Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
C. Pengelolaan Keuangan
BAB IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dan saran-saran, tinjauan secara umum
tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang
berkaitan dengan kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta serta langkah
strategis tahun 2015.
Lampiran
- Pernyataan Telah Direviu
- Formulir Checklist Reviu
- Surat Keputusan Tim Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2014.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 15
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Tahun 2014 merupakan tahun ke lima dari rencana strategis (renstra)
Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2010-2014.
A. VISI DAN MISI
Visi merupakan gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan untuk mewujudkan tercapainya Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan
Tinggi Jakarta.
Visi Pengadilan Tinggi Jakarta mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI, yaitu :
“MEWUJUDKAN PENGADILAN TINGGI JAKARTA YANG AGUNG”
Penjelasan:
1. Pengadilan Tinggi Jakarta menunjukkan lembaga peradilan di lingkungan
peradilan umum sebagai Pengadilan Tingkat Banding yang berkedudukan di
Ibu Kota Negara dan membawahi Pengadilan Negeri di wilayah Propinsi DKI
Jakarta.
2. Kata “Agung” menunjukkan suatu keadaan atau sifat kehormatan, kebesaran, kemulian, keluhuran serta martabat dan wibawa.
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang
telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan
baik.
Misi Pengadilan Tinggi Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan
transparan.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka
peningkatan pelayanan pada masyarakat.
3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien.
4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan secara efektif
dan efisien.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 16
5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
B. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
TUJUAN
Dalam Rencana Strategis telah dilakukan reviu terhadap tujuan,
indikator tujuan, sasaran stretegis, indikator sasaran dan target yang telah
ditetapkan. Reviu Rencana Strategis ini dilakukan berdasarkan rekomendasi
hasil evaluasi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dari Badan
Pengawasan Mahkamah Agung RI.
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu satu sampai dengan lima tahun. Penetapan tujuan disesuaikan dengan
pernyataan visi dan misi Pengadilan Tinggi Jakarta.
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh Pengadilan Tinggi Jakarta,
seperti yang termuat dalam renstra adalah sebagai berikut :
1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi.
Dengan indikator :
▪ Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi.
▪ Persentase perkara yang selesai dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga)
Bulan untuk Perkara Pidana dan Perdata, 2 (dua) bulan untuk Perkara
Tipikor.
2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.
Dengan indikator :
▪ Persentase Proses Penyelesaian perkara yang dipublikasikan.
3. Publik percaya bahwa Pengadilan Tinggi Jakarta dan badan peradilan di
bawahnya memenuhi butir 1 dan butir 2 di atas.
Dengan indikator :
▪ Persentase Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 17
SASARAN STRATEGIS
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Hasil Reviu
yang telah dilakukan dalam Rencana Strategis, Pengadilan Tinggi Jakarta
mempertajam sasaran yang hendak dicapai pada tahun 2010-2014, sasaran
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan penyelesaian perkara.
2. Peningkatan aksepbilitas putusan hakim.
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
4. Peningkatan aksesibiltas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice).
5. Peningkatan kualitas pengawasan.
6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
C. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Indikator Kinerja Utama diperlukan sebagai tolok ukur atas keberhasilan
sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Pengadilan Tinggi Jakarta telah
menetapkan IKU yang telah di review untuk mempertajam sasaran strategis.
Hubungan antara tujuan, sasaran dan Indikator Kinerja Utama digambarkan
sebagai berikut:
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 18
Tabel 1. Hubungan Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama
SASARAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA
1 2
1.Peningkatan penyelesaian
perkara
a. Persentase sisa perkara tahun sebelumnya.
1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. PerkaraTipikor
b. Persentase perkara masuk yang diselesaikan.
1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. Perkara Tipikor
c. Persentase perkara yang selesai dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) Bulan untuk perkara Pidana dan
Perdata, 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor. 1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. Perkara Tipikor
2.Peningkatan akseptabilitas
putusan hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Kasasi
3.Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase berkas banding yang dinyatakan lengkap.
b. Persentase berkas yang di distribusikan kepada Majelis Hakim.
c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara.
4. Peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap peradilan (Acces to justice).
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan.
b. Persentase proses penyelesaian perkara yang dipublikasikan.
5.Peningkatan kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti
6.Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia
a. Persentase pegawai yang lulus diklat Pengadaan
Barang/Jasa.
b. Persentase pegawai yang lulus diklat Pranata
Komputer.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 19
D. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK
Program merupakan kumpulan kegiatan untuk mencapai sasaran
dengan menggunakan target selama kurun waktu tertentu. Untuk mencapai
tujuan dan sasaran strategis Pengadilan Tinggi Jakarta, perlu menetapkan
berbagai program dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas untuk
mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun program-program
dan kegiatan pokok tersebut adalah:
1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan
program untuik mencapai sasaran strategis :
a. Peningkatan penyelesaian perkara.
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan penyelesaian
perkara adalah:
◊ Penyelesaian sisa perkara Pidana, Perdata dan Tipikor.
◊ Penyelesaian perkara Pidana, Perdata dan Tipikor.
◊ Penyelesaian perkara Pidana, Perdata dalam jangka waktu maksimal 3
(tiga) bulan, 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor.
b. Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim.
c. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian perkara adalah:
◊ Penyampaian berkas perkara banding secara lengkap.
◊ Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis Hakim yang
lengkap.
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah Agung RI.
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya Mahkamah Agung RI dibuat untuk mencapai sasaran strategis:
a. Peningkatan Kualitas Pengawasan.
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran strategis:
◊ Menindaklanjuti pengaduan masyarakat secara berkualitas.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 20
◊ Menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan eksternal yang berkualitas.
b. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia adalah:
◊ Mengikutsertakan Pegawai dalam Diklat Pengadaan Barang/Jasa.
◊ Mengikutsertakan Pegawai dalam Diklat Pranata Komputer.
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah
Agung
Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah
Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis :
a. Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice).
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) adalah :
◊ Publikasi perkara yang telah diselesaikan dan di putus.
◊ Penyelesaian terhadap perkara prodeo.
E. KEBIJAKAN
Beberapa kebijakan yang dibuat untuk melaksanakan program dan kegiatan
di atas adalah :
1. Kebijakan peningkatan penyelesaian putusan perkara.
2. Kebijakan pengembangan sistem informasi berbasis IT untuk
meningkatkan pelayanan publik.
3. Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas pengawasan.
4. Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Aparatur
Peradilan.
Hubungan antara sasaran, Indikator Kinerja Utama, kebijakan, program
dan kegiatan Pengadilan Tinggi Jakarta dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 21
F. RENCANA KINERJA TAHUN 2014
Tabel. 2. Rencana Kinerja Tahun 2014
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
2014
4 5 10
1. Peningkatan penyelesaian perkara a. Persentase sisa perkara tahun
sebelumnya yang diselesaikan 1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. PerkaraTipikor
b. Persentase perkara masuk yang
diselesaikan.
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. Perkara Tipikor
c. Persentase perkara yang selesai dalam
jangka waktu maksimal 3 (tiga) Bulan untuk perkara Pidana dan Perdata, 2
(dua) Bulan untuk Perkara Tipikor. 1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. Perkara Tipikor
100%
100% 100%
90% 90%
90%
90%
90% 90%
2. Peningkatan akseptabilitas putusan hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi.
50%
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase berkas banding yang dinyatakan lengkap.
b. Persentase berkas yang di
distribusikan ke Majelis Hakim. c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara.
100%
100%
1:120
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat
terhadap peradilan (Acces to justice).
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan. b. Persentase proses penyelesaian
perkara yang dipublikasikan.
100%
100%
5. Peningkatan kualitas pengawasan. a. Persentase pengaduan masyarakat
yang ditindaklanjuti. b. Persentase temuan hasil
pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti
100%
100%
6. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
a. Persentase pegawai yang lulus diklat Pengadaan Barang/Jasa.
b. Persentase pegawai yang lulus diklat Pranata Komputer.
95%
100%
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 22
G. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
Penetapan Kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2014 merupakan
tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2014. Penetapan kinerja
disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2014 yang disusun pada awal
tahun 2013.
Namun dengan adanya review renstra 2010-2014 dari IKU Pengadilan
Tinggi Jakarta pada awal tahun 2014, maka Penetepan Kinerja Pengadilan
Tinggi Jakarta tahun 2014 menyelaraskan sasaran-sasaran hasil review yang
akan dicapai Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2014.
Tabel. 3 Penetapan Kinerja Tahun 2014
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
2014
4 5 10
1. Peningkatan penyelesaian perkara a. Persentase sisa perkara tahun
sebelumnya yang diselesaikan 1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata
3. PerkaraTipikor
b. Persentase perkara masuk yang diselesaikan.
1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. Perkara Tipikor
c. Persentase perkara yang selesai dalam
jangka waktu maksimal 3 (tiga) Bulan untuk perkara Pidana dan Perdata, 2
(dua) Bulan untuk Perkara Tipikor.
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. Perkara Tipikor
100%
100%
100%
90%
90% 90%
90% 90%
90%
2. Peningkatan akseptabilitas putusan
hakim
Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum Kasasi.
50%
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara
a. Persentase berkas banding yang
dinyatakan lengkap. b.Persentase berkas yang di
distribusikan ke Majelis Hakim. c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara.
100%
100%
1:120
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat
terhadap peradilan (Acces to justice).
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan. b. Persentase proses penyelesaian
perkara yang dipublikasikan.
100%
100%
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 23
Jumlah anggaran DIPA (01) Badan Urusan Administrasi dan DIPA (03) Badan
Peradilan Umum tahun anggaran 2014 sebesar Rp. 30.048.118.000,- (tiga puluh
milyar empat puluh delapan juta seratus delapan belas ribu rupiah), dengan rincian
program yang akan dilaksanakan tercantum dalam tabel sebagai berikut:
No Jenis Program Pagu
Rp.
1 Program Dukungan Manejemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah
Agung RI
28.923.918.000
2 Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana
Aparatur Mahkamah Agung
0
3 Program Peningkatan Manajemen Peradilan
Umum 1.124.200.000
Jenis program berdasarkan pagu anggaran yang telah direncanakan, untuk
program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Mahkamah Agung sebesar Rp. 28.923.918.000,- (dua puluh delapan milyar
sembilan ratus dua puluh tiga juta sembilan ratus delapan belas ribu rupiah),
program peningkatan manajemen peradilan umum sebesar Rp.
1.124.200.000,-(satu milyar seratus dua puluh empat juta dua ratus ribu
rupiah) namun untuk program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Mahkamah Agung pada tahun 2014 tidak mendapatkan alokasi anggaran.
5. Peningkatan kualitas pengawasan. a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang
ditindaklanjuti
100%
100%
6. Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia
a. Persentase pegawai yang lulus diklat
Pengadaan Barang/Jasa.
b. Persentase pegawai yang lulus diklat Pranata Komputer.
95%
100%
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 24
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014.
Pencapaian kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2014 merupakan
pencapaian atas target kinerja tahun ke lima dari rencana strategis Pengadilan
Tinggi Jakarta 2010-2014 dan merupakan acuan dalam penyusunan rencana
strategis tahun 2015-2019.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2014,
dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja
yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang
telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa
keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa
target yang belum tercapai dalam tahun 2014 ini.
Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan
dalam tabel di bawah ini:
Tabel. 4 Hasil Pengukuran Kinerja
NO
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
1. Peningkatan
Penyelesaian perkara
a. Persentase sisa perkara
tahun sebelumnya yang diselesaikan
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. PerkaraTipikor
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100 100
100
b. Persentase perkara masuk
yang diselesaikan. 1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata
3. Perkara Tipikor
90%
90%
90%
100,56%
93,94%
102,53%
111,73
104,37
113,92
c. Persentase perkara yang
selesai dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga)
Bulan untuk perkara Pidana dan Perdata, 2
(dua) Bulan untuk Perkara Tipikor.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 25
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. Perkara Tipikor
90% 90%
90%
98,03% 78,12%
100,00%
108,92 86,80
111,11
2. Peningkatan
Aksepbilitas putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum Kasasi:
1. Pidana
2. Perdata 3. Tipikor
50%
50% 50%
27,18%
20,42% 23,46%
54,36
40,84 46,92
3. Peningkatan
efektivitas pengelolaan
penyelesaian perkara
a. Persentase berkas banding
yang dinyatakan lengkap. b. Persentase berkas yang di
distribusikan ke Majelis Hakim.
c. Ratio Majelis Hakim
terhadap perkara.
100%
100%
1:120
100%
100%
1:145
100
100
120,83
4. Peningkatan
aksesibilitas masyarakat
terhadap
peradilan
a. Persentase perkara prodeo
yang diselesaikan. b. Persentase proses
penyelesaian perkara yang
dipublikasikan.
100%
100%
100%
55,18%
100
55,18
5. Peningkatan
Kualitas
Pengawasan.
a. Persentase pengaduan
masyarakat yang
ditindaklanjuti.
100% 98% 98
b. Persentase temuan hasil
pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
100% 100% 100
6. Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia.
a. Persentase pegawai yang lulus diklat Pengadaan
Barang/Jasa. b. Persentase pegawai yang
lulus diklat Pranata
Komputer.
95%
100%
100%
100%
105,26
100
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa secara
umum Pengadilan Tinggi Jakarta telah berhasil melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sesuai dengan capaian kinerja melebihi dari target indikator kinerja yang
telah ditetapkan. Namun demikian dari sisi lain masih terdapat sebagian kecil dari
target indikator kinerja dan sasaran strategis yang telah ditetapkan belum tercapai
realisasinya.
Catatan:
Penghitungan capaian Kinerja = Realisasi X 100%
Target
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 26
B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran Kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2014 mengacu pada
indikator kinerja utama sebagaimana tertuang pada tabel diatas, untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2014, Pengadilan Tinggi Jakarta
telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun
hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan dapat diuraikan sebagai
berikut :
SASARAN 1: PENINGKATAN PENYELESAIAN PERKARA
Sasaran peningkatan penyelesaian perkara adalah sasaran yang harus
dicapai dalam rangka memenuhi tugas pokok dan fungsi pengadilan yang
berorientasi pada pelayanan peradilan yang prima. Sasaran peningkatan
penyelesaian perkara ini untuk mengukur peningkatan proses penyelesaian
perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Peningkatan penyelesaian perkara ini diukur berdasarkan 3 (tiga)
indikator kinerja yang telah ditargetkan dengan realisasi kinerja Pengadilan
Tinggi Jakarta tahun 2014 yang tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Sasaran 1: Peningkatan Penyelesaian Perkara
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase sisa perkara tahun
sebelumnya yang selesai.
1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. PerkaraTipikor
100%
100% 100%
100%
100% 100%
100
100 100
100
100 100
100
100 100
b. Persentase perkara
masuk yang selesai.
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. Perkara Tipikor
90% 90%
90%
100,56% 93,94%
102,53%
111,73 104,37
113,92
113,07 98,44
106,44
111,88 96,81
111,11
c. Persentase perkara
yang selesai dalam
jangka waktu
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 27
maksimal 3 (tiga)
Bulan untuk
perkara Pidana dan Perdata, 2 (dua)
Bulan untuk Perkara Tipikor.
1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. Perkara Tipikor
90%
90% 90%
98,03%
78,12% 100,00%
108,92
86,80 111,11
123,53
111,08 111,10
123,42
111,07 111,10
Ketiga indikator sasaran ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan masyarakat pencari keadilan dalam rangka azas peradilan yang
cepat, murah, dan sederhana.
Perbandingan data diambil dari Laporan Tahunan tahun 2012 dan
2013 sebagai alat ukur perbandingan pengukuran kinerja tahun 2014.
Analisis ketiga indikator kinerja dari sasaran pertama ini sebagai berikut:
a. Indikator Kinerja Persentase Sisa Perkara Tahun Sebelumnya yang
selesai.
Indikator kinerja persentase sisa perkara tahun sebelumnya yang
diselesaikan adalah alat ukur penyelesaian sisa perkara tahun 2013
berjumlah 223 perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2014. Indikator
kinerja ini dipergunakan untuk mengukur tingkat penyelesaian sisa perkara
tahun 2013 yang selesai di tahun 2014.
Tabel 6. Sasaran 1 Indikator 1
Indikator Kinerja
Target
Realisasi Capaian Capaian
2014
2014
2014
(%)
2013
(%)
2012
(%)
a. Persentase sisa perkara
tahun sebelumnya yang diselesaikan
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. PerkaraTipikor
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100 100
100
100 100
100
100 100
100
- Persentase sisa perkara pidana tahun 2013 yang diselesaikan
100% sejumlah (43 Perkara) dapat direalisasikan 100% maka
capaian kinerjanya 100%.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 28
- Persentase sisa perkara perdata tahun 2013 yang diselesaikan
100% sejumlah ( 172 Perkara) dapat direalisasikan 100% maka
capaian kinerjanya 100%.
- Persentase sisa perkara tipikor tahun 2013 yang diselesaikan
100% sejumlah (8 Perkara) dapat direalisasikan 100% maka
capaian kinerjanya 100%.
Perbandingan persentase sisa perkara yang diselesaikan dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 selalu mencapai 100%.
Keberhasilan ini dapat dijelaskan bahwa sisa perkara yang belum
diselesaikan pada triwulan ke empat pada tahun sebelumnya harus
diselesaikan pada triwulan pertama tahun berikutnya (karena terikat SEMA
Nomor 2 Tahun 2014).
Adanya sisa perkara yang harus diselesaikan disebabkan :
1. Ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun
2014 tentang Penyelesaian Perkara Di Pengadilan Tingkat
Pertama Dan Tingkat Banding Pada 4 (Empat) Lingkungan
Peradilan. Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat
Banding paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan untuk
Perkara Pidana dan Perkara Perdata, dan 2 (dua) bulan untuk
Perkara Tipikor (Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2
Tahun 2014).
2. Berkas perkara yang diajukan banding dikirim oleh Pengadilan
Negeri Pengaju pada triwulan ke-empat (akhir tahun).
Perbandingan data capaian kinerja tahun 2012 dan 2013 didapat
dari Laporan Tahunan tahun 2012 dan 2013. Perbandingan data
penyelesaian sisa perkara tahun 2012 merupakan sisa perkara yang belum
diputus tahun 2011 sebesar 280 Perkara, penyelesaian sisa perkara tahun
2013 merupakan sisa perkara yang belum diputus tahun 2012 sebesar 268
Perkara, dan penyelesaian sisa perkara tahun 2014 merupakan sisa perkara
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 29
yang belum diputus tahun 2013 sebesar 223 Perkara. Capaian penyelesaian
sisa perkara pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 100%.
Penyelesaian sisa perkara pada tahun 2013 yang mencapai target
sebesar 100%, keberhasilan ini menunjukan bahwa sistem kinerja yang
berlaku di lingkungan Pengadilan Tinggi Jakarta telah berjalan sesuai
dengan ketentuan yang dikeluarkan Mahkamah Agung, sehingga tidak ada
sisa perkara tahun 2013 yang tidak selesai di tahun 2014. Keberhasilan ini
juga dikarenakan adanya monitoring dan evaluasi penyelesaian perkara
yang diadakan setiap bulan dalam rapat bulanan yang dipimpin oleh
Ketua/Wakil Ketua dan Panitera/Sekretaris Pengadilan Tinggi Jakarta yang
menekankan penyelesaian perkara harus diselesaikan tepat waktu.
Grafik 1. Capaian Persentase Penyelesaian Sisa Perkara Tahun Sebelumnya
Perkara Pidana, Perkara Perdata, Dan Perkara Tipikor Tahun 2013
Tabel 7. Perbandingan Penyelesaian Sisa Perkara Tahun 2012-2014
Perkara Sisa 2013
Masuk 2014
Jumlah Putus 2014
Sisa 2014
Perkara Pidana 43
Perkara
352
Perkara
395
Perkara
357
Perkara
38
Perkara
Target 90%
Realisasi 100,56%
Capaian 111,73%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2012 2013 2014
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pidana
Perdata
Tipikor
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 30
Perkara Sisa
Perkara
2013
Masuk
2014 Jumlah
Putus
2014
Sisa Perkara
2014
Perkara Perdata 172
Perkara 802
Perkara 974
Perkara 823
Perkara 151
Perkara
Target 90%
Realisasi 93,94%
Capaian 104,37%
Berdasarkan realisasi dan capaian kinerja pada tahun 2014 diharapkan
dapat mempertahankan capaian kinerjanya sebesar 100% untuk tahun 2015
- 2019 sesuai dengan Rencana Strategis Jangka Menengah Ke Dua
Pengadilan Tinggi Jakarta.
b. Indikator Kinerja Persentase perkara masuk yang selesai.
Indikator kinerja persentase perkara masuk yang selesai adalah alat
ukur penyelesaian perkara masuk tahun 2014 yang berjumlah 1457
perkara. Indikator kinerja ini dipergunakan untuk mengukur tingkat
penyelesaian perkara masuk tahun 2014.
Tabel 8. Indikator Kinerja Persentase perkara masuk yang selesai.
INDIKATOR
KINERJA
TARGET 2014
REALISASI 2014
CAPAIAN 2014
(%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
b. Persentase perkara masuk
yang selesai.
1. Pidana 2. Perdata
3. Tipikor
90% 90%
90%
100,56% 93,94%
102,53%
111,73 104,37
113,92
113,07 98,44
106,44
111,88 96,81
111,11
Persentase Penyelesaian Perkara Masuk Yang selesai
Perkara Pidana, Perkara Perdata dan Perkara Tipikor:
- Persentase perkara yang diselesaikan untuk perkara pidana
ditargetkan 90% (355 Perkara) dari total perkara pidana yang
Perkara Sisa
2013
Masuk
2014 Jumlah
Putus
2014
Sisa
2014
Perkara Tipikor 8
Perkara 80 Perkara 88 Perkara
81 Perkara
7 Perkara
Target 90%
Realisasi 102,53%
Capaian 113,92%
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 31
harus diselesaikan 395 perkara, direalisasikan 100,56% (357
perkara), maka capaian kinerja 111,73%.
- Persentase perkara yang diselesaikan untuk perkara perdata
ditargetkan 90% ( 876 Perkara) dari total perkara perdata yang
harus diselesaikan 974 perkara, direalisasikan 93,94% (823
perkara), maka capaian kinerja 104,37%.
- Persentase perkara yang diselesaikan untuk perkara tipikor
ditargetkan 90% (79 Perkara) dari total perkara tipikor yang
harus diselesaikan 88 perkara, direalisasikan 102,53% (81
perkara), maka capaian kinerja 113,92%.
Grafik 2. Capaian Persentase Penyelesaian Perkara Pidana, Perdata, dan
Tipikor Tahun 2012-2014
Dalam Pencapaian target perkara yang diselesaikan telah
dilakukan pemantauan pencapaian target dari pernyataan kinerja tahun
2014 antara Panitera/Sekretaris Pengadilan Tinggi Jakarta dengan Ketua
Pengadilan Tinggi Jakarta per triwulan:
0
20
40
60
80
100
120
Perkara Pidana Perkara Perdata Perkara Tipikor
90% 90% 90%
100.56% 93.94%
102.53%
111.73% 104.37%
113.92%
Target
Realisasi
Capaian
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 32
Tabel 9. Pemantauan Penyelesaian Perkara Per Triwulan I Tahun 2014
PEMANTAUAN PERKARA
PER TRIWULAN
TRIWULAN I
TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)
Perkara Pidana 90% 81,14% 90,16
Perkara Perdata 90% 42,23% 46,92
Perkara Tipikor 90% 86,41% 96,02
Perkara Pidana pada triwulan I ditargetkan 90% (122,4
perkara, dibulatkan menjadi 122 perkara dari 136 perkara)
dapat direalisasikan 81,14% (99 perkara) sehingga
capaiannya 90,16%.
Perkara Perdata pada triwulan I ditargetkan 90% (397,8
perkara, dibulatkan menjadi 397 perkara dari 442 perkara)
dapat direalisasikan 42,23% (168 perkara) sehingga
capaiannya 46,92%.
Perkara Tipikor pada triwulan I ditargetkan 90% (24,3
perkara, dibulatkan menjadi 24 perkara dari 21 perkara)
dapat direalisasikan 86,41% (21 perkara) sehingga
capaiannya 96,02%.
Tabel 10. Pemantauan Penyelesaian Perkara Per Triwulan II
Tahun 2014
PEMANTAUAN PERKARA
PER TRIWULAN
TRIWULAN II
TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)
Perkara Pidana 90% 89,76% 99,73
Perkara Perdata 90% 55,55% 61,72
Perkara Tipikor 90% 84,65% 94,06
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 33
Perkara Pidana pada triwulan II ditargetkan 90% (114,3
perkara, dibulatkan menjadi 114 perkara dari 127 perkara)
dapat direalisasikan 89,76% (89 perkara) sehingga
capaiannya 99,73%.
Perkara Perdata pada triwulan II ditargetkan 90% (408,6
perkara, dibulatkan menjadi 408 perkara dari 454 perkara)
dapat direalisasikan 55,55% (227 perkara) sehingga
capaiannya 61,72%.
Perkara Tipikor pada triwulan II ditargetkan 90% (18,9
perkara, dibulatkan menjadi 18 perkara dari 21 perkara)
dapat direalisasikan 84,65% (21 perkara) sehingga
capaiannya 94,06%.
Tabel 11. Pemantauan Penyelesaian Perkara Per Triwulan III Tahun 2014
Perkara Pidana pada triwulan III ditargetkan 90% (115,2
perkara, dibulatkan menjadi 115 perkara dari 128 perkara)
dapat direalisasikan 83,33% (96 perkara) sehingga
capaiannya 92,59%.
Perkara Perdata pada triwulan III ditargetkan 90% (369
perkara, dari 410 perkara) dapat direalisasikan 65,31% (241
perkara) sehingga capaiannya 72,56%.
Perkara Tipikor pada triwulan III ditargetkan 90% (31,5
perkara, dibulatkan menjadi 31 perkara dari 35 perkara)
dapat direalisasikan 69,84% (22 perkara) sehingga
capaiannya 77,60%.
PEMANTAUAN PERKARA
PER TRIWULAN
TRIWULAN III
TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)
Perkara Pidana 90% 83,33% 92,59
Perkara Perdata 90% 65,31% 72,56
Perkara Tipikor 90% 69,84% 77,60
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 34
Tabel 12. Pemantauan Penyelesaian Perkara Per Triwulan IV
Tahun 2014
PEMANTAUAN PERKARA
PER TRIWULAN
TRIWULAN IV
TARGET REALISASI CAPAIAN
(%)
Perkara Pidana 90% 73,07% 81,19
Perkara Perdata 90% 61,47% 68,30
Perkara Tipikor 90% 84,29% 93,65
Perkara Pidana pada triwulan IV ditargetkan 90% (99,9
perkara, dibulatkan menjadi 99 perkara dari 111 perkara)
dapat direalisasikan 73,07% (73 perkara) capaiannya
81,19%.
Perkara Perdata pada triwulan IV ditargetkan 90% (304,2
perkara, dibulatkan menjadi 304 perkara dari 328 perkara)
dapat direalisasikan 61,47% (295 perkara) capaiannya
68,30%.
Perkara Tipikor pada triwulan IV ditargetkan 90% (26,1
perkara, dibulatkan menjadi 26 perkara dari 29 perkara)
dapat direalisasikan 84,29% (22 perkara) capaiannya
93,65%.
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun 2012 dan
2013.
▪ Perkara Pidana
Tabel mengenai keadaan perkara pidana tahun 2014 sebagai berikut:
Tabel 13. Perbandingan Perkara Pidana Tahun 2014
Perkara Sisa 2013
Masuk 2014
Jumlah Putus 2014
Sisa 2014
Target
Realisasi
Capaian (%)
Perkara Pidana 43
Perkara
352
Perkara
395
Perkara
357
Perkara
38
Perkara 90% 100,56% 111,73
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 35
Perkara Sisa 2012
Masuk 2013
Jumlah Putus 2013
Sisa 2013
Target
Realisasi
Capaian (%)
Perkara Pidana 45
Perkara
458
Perkara
503
Perkara
460
Perkara
43
Perkara 90% 101,76% 113,07
Perkara Sisa 2011
Masuk 2012
Jumlah Putus 2012
Sisa 2012
Target
Realisasi
Capaian (%)
Perkara Pidana 60
Perkara 416
Perkara 476
Perkara 431
Perkara 45
Perkara 90% 100,70% 111,88
Persentase realisasi perkara yang diselesaikan tahun 2014 adalah
perbandingan perkara yang putus sebesar 357 perkara dengan perkara yang
masuk tahun 2014 dan sisa tahun 2013 sebesar 395 perkara dengan target
90% (355 Perkara) dengan perhitungan:
(357/355)x100%= 100,56%
Persentase target perkara yang diselesaikan pada tahun 2014
sebesar 100,56%. Persentase capaian penyelesaian perkara pada tahun
2014 sebesar 111,73% dengan perhitungan:
Capaian = (Realisasi/Target) x 100%
= (100,56/90) x 100%
= 111,73%
▪ Perkara Perdata
Tabel perbandingan perkara perdata tahun 2014 dengan Tahun 2013 dan
Tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 14. Perbandingan Perkara Perdata Tahun 2014
Perkara Sisa
2013
Masuk
2014 Jumlah
Putus
2014
Sisa
2014
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Perkara Perdata 172
Perkara 802
Perkara 974
Perkara 823
Perkara 151
Perkara 90% 93,94% 104,37
Perkara Sisa
2012
Masuk
2013 Jumlah
Putus
2013
Sisa
2013
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Perkara Perdata 215
Perkara 633
Perkara 848
Perkara 676
Perkara 172
Perkara 90% 88,59% 98,44
Perkara Sisa
2011
Masuk
2012 Jumlah
Putus
2012
Sisa
2012
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Perkara Perdata 262
Perkara 603
Perkara 865
Perkara 650
Perkara 215
Perkara 90% 87,13% 96,81
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 36
Persentase realisasi perkara yang diselesaikan tahun 2014 adalah
perbandingan perkara yang putus sebesar 823 perkara dengan perkara yang
masuk tahun 2014 dan sisa tahun 2013 sebesar 974 perkara dengan Target
90% (876 Perkara) dengan perhitungan:
(823/876)x100%= 93,94%
Persentase target perkara yang diselesaikan pada tahun 2014 sebesar
90%. Persentase capaian penyelesaian perkara pada tahun 2014 sebesar
104,37% dengan perhitungan:
Capaian = (Realisasi/Target) x 100%
= (93,94/90) x 100%
= 104,37%
▪ Perkara Tipikor
Tabel mengenai perbandingan keadaan perkara Tipikor tahun 2014
dengan Tahun 2013 dan Tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 15. Perbandingan Perkara Tipikor Tahun 2014
Perkara Sisa
2013
Masuk
2014 Jumlah
Putus
2014
Sisa
2014
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Perkara Tipikor 8
Perkara 80
Perkara 88
Perkara 81
Perkara 7
Perkara 90% 102,53% 113,92
Perkara Sisa
2012
Masuk
2013 Jumlah
Putus
2013
Sisa
2013
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Perkara Tipikor 8
Perkara 48
Perkara 56
Perkara 48
Perkara 8
Perkara 90% 96,00% 106,44
Perkara Sisa
2011
Masuk
2012 Jumlah
Putus
2012
Sisa
2012
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Perkara Tipikor 5
Perkara 66
Perkara 71
Perkara 63
Perkara 8
Perkara 90% 100% 111,11
Persentase realisasi perkara yang diselesaikan tahun 2014 adalah
perbandingan perkara yang putus sebesar 81 perkara dengan perkara yang
masuk tahun 2014 dan sisa tahun 2013 sebesar 88 perkara dengan target
sebesar 90% (79 Perkara) dengan perhitungan:
(81/79)x100%= 102,53%
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 37
Persentase target perkara yang diselesaikan pada tahun 2014 sebesar
90%. Persentase capaian penyelesaian perkara pada tahun 2014 sebesar
102,53% dengan perhitungan:
Capaian = (Realisasi/Target) x 100%
= (102,53/90) x 100%
= 113,92%
Persentase Perbandingan Pencapaian Kinerja Penyelesaian
Perkara:
1. Perkara Pidana pada tahun 2014 pencapaiannya mengalami penurunan
1,34%, dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2013, dan
mengalami penurunan sebesar 1,09% dengan tahun 2012. Penurunan
capaian kinerja ini disebabkan adanya mutasi/promosi Ketua Majelis
Hakim, dengan demikian ratio Majelis Hakim terhadap perkara menjadi
bertambah kepada Majelis Hakim lain yang banyak perkaranya sehingga
menyebabkan penumpukan perkara di Majelis Hakim tersebut, dan
penyelesaian perkara menjadi terhambat. Disamping itu banyak pula
perkara pidana yang tingkat pembuktiannya sangat sulit (perkara
terorisme).
2. Perkara Perdata pada tahun 2014 pencapaiannya mengalami kenaikan
sebesar 5,93% dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2013 dan
mengalami kenaikan sebesar 7,59% dari tahun 2012. Kenaikan capaian
kinerja tersebut dikarenakan banyak perkara perdata yang tingkat
pembuktiannya lebih sederhana dan putusan-putusan Hakim tingkat
pertama sudah tepat dan benar sesuai dengan hukum acara yang
berlaku.
3. Perkara Tipikor pada tahun 2014 pencapaiannya mengalami kenaikan
sebesar 7,48% dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2013 dan
mengalami kenaikan sebesar 2,81% dari tahun 2012.
Persentase capaian penyelesaian perkara masuk tahun 2012
sebagai berikut:
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 38
Perkara Pidana ditargetkan 90% (428 Perkara) dari total
perkara pidana yang harus diselesaikan 476 perkara,
direalisasikan 100,70% (431Perkara), maka capaian kinerja
111,88%.
Perkara Perdata ditargetkan 90% (746 Perkara) dari total
perkara Perdata yang harus diselesaikan 829 perkara,
direalisasikan 87,13% (650 Perkara), maka capaian kinerja
96,81%.
Perkara Tipikor ditargetkan 90% (63 Perkara) dari total
perkara Tipikor yang harus diselesaikan 71 perkara,
direalisasikan 100% (63 Perkara), maka capaian kinerja
111,11%.
Persentase capaian penyelesaian perkara masuk tahun 2013
sebagai berikut:
Perkara Pidana ditargetkan 90% (452 Perkara) dari total
perkara pidana yang harus diselesaikan 503 perkara,
direalisasikan 101,76% (460 Perkara), maka capaian kinerja
113,07%.
Perkara Perdata ditargetkan 90% (763 Perkara) dari total
perkara Perdata yang harus diselesaikan 848 perkara,
direalisasikan 88,59% (676 Perkara), maka capaian kinerja
98,44%.
Perkara Tipikor ditargetkan 90% (50 Perkara) dari total
perkara Tipikor yang harus diselesaikan 56 perkara,
direalisasikan 96,00% (48 Perkara), maka capaian kinerja
106,66%.
Perbandingan persentase perkara masuk yang selesai dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2014 secara umum mengalami peningkatan
capaian kinerja. Keberhasilan ini dikarenakan adanya peningkatan kinerja
antara Majelis Hakim dengan Kepaniteraan.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 39
Peningkatan capaian kinerja penyelesaian perkara masuk
disebabkan:
1. Sosialisasi yang berkesinambungan mengenai Surat Edaran Mahkamah
Agung RI Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara Di
Pengadilan Tingkat Pertama Dan Tingkat Banding Pada 4 (Empat)
Lingkungan Peradilan.
2. Adanya dukungan semua unsur terkait di Pengadilan Tinggi Jakarta
dalam penyelesaian perkara dalam rangka mentaati SEMA No. 2 Tahun
2014.
Penyelesaian perkara masuk pada tahun 2014 melebihi target yang
telah ditetapkan sebesar 90%, keberhasilan ini menunjukan bahwa sistem
kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Tinggi Jakarta telah berjalan
sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Mahkamah Agung. Namun
demikian masih terdapat perkara tahun 2014 yang belum terselesaikan, hal
ini dikarenakan perkara tersebut diterima Pengadilan Tinggi Jakarta pada
akhir tahun.
Berdasarkan realisasi dan capaian kinerja persentase perkara masuk
yang selesai pada tahun 2014, sebagai berikut :
- Perkara Pidana ditargetkan 90% (355 Perkara) dari total perkara
pidana yang harus diselesaikan 395 perkara, direalisasikan
100,56% (357 perkara), maka capaian kinerja 111,73%.
- Perkara Perdata ditargetkan 90% ( 876 Perkara) dari total
perkara perdata yang harus diselesaikan 974 perkara,
direalisasikan 93,94% (823 perkara), maka capaian kinerja
104,37%.
- Perkara Tipikor ditargetkan 90% (79 Perkara) dari total perkara
tipikor yang harus diselesaikan 88 perkara, direalisasikan
102,53% (81 perkara), maka capaian kinerja 113,92%.
Keberhasilan ini juga dikarenakan adanya monitoring dan evaluasi
penyelesaian perkara yang diadakan setiap bulan dalam rapat bulanan yang
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 40
dipimpin oleh Ketua/Wakil Ketua dan Panitera/Sekretaris Pengadilan Tinggi
Jakarta yang menekankan penyelesaian perkara harus diselesaikan tepat
waktu.
Dengan demikian untuk tahun 2015 Pengadilan Tinggi Jakarta
menaikan target kinerja sebesar 93% untuk Perkara Pidana, 92% Perkara
Perdata, dan 95% Perkara Tipikor sebagaimana Rencana Strategis Jangka
Menengah Kedua yang telah direncanakan.
c. Indikator Kinerja Persentase perkara yang selesai dalam Jangka
waktu maksimal 3 (tiga) bulan untuk perkara Pidana dan Perkara
perdata, 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor.
Indikator kinerja persentase perkara yang selesai dalam jangka
waktu maksimal 3 (tiga) bulan untuk perkara Pidana, perkara Perdata, dan
2(dua) bulan untuk Perkara Tipikor adalah alat ukur penyelesaian perkara
yang selesai dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan untuk perkara
Pidana, perkara Perdata dan 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor. Indikator
kinerja ini dipergunakan untuk mengukur capaian kinerja penyelesaian
perkara Pidana, perkara Perdata dan Perkara Tipikor dengan jangka waktu
yang telah ditentukan dalam Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2
Tahun 2014.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 41
Tabel 16. Indikator Kinerja Persentase perkara yang diselesaikan
dalam Jangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan untuk perkara Pidana dan
perdata, 2 (dua) bulan perkara Tipikor.
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014
(%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
c. Persentase
perkara yang selesai dalam
jangka waktu maksimal 3 (tiga)
Bulan untuk perkara Pidana
dan Perdata, 2
(dua) bulan untuk perkara Tipikor.
1. Pidana 2. Perdata
3. Tipikor
90% 90%
90%
98,03% 78,12%
100,00%
108,92 86,80
111,11
123,53 111,08
111,10
123,42 111,07
111,10
Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu
maksimal 3 (tiga) bulan untuk perkara Pidana, perkara Perdata, dan 2
(dua) bulan untuk perkara Tipikor ditargetkan 90%. Berdasarkan perkara
Pidana yang diputus dalam waktu 3 bulan sebanyak 350 Perkara dari total
perkara pidana yang diputus sebanyak 357 perkara, direalisasikan 98,03%
(350 perkara), maka capaian kinerja 108,92%. Berdasarkan perkara
Perdata yang diputus dalam waktu 3 bulan sebanyak 643 Perkara dari total
perkara Perdata yang diputus sebanyak 823 perkara, direalisasikan 78,12%
(643 perkara), maka capaian kinerja 86,80%. Berdasarkan perkara Tipikor
yang diputus dalam waktu 2 bulan sebanyak 81 Perkara dari total perkara
Tipikor yang diputus sebanyak 81 perkara, direalisasikan 100% (81
perkara), maka capaian kinerja 111,11%.
Dengan diberlakukannya Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor 2 Tahun 2014 di Pengadilan Tinggi Jakarta membawa pengaruh
terhadap persentase penyelesaian perkara dibandingkan dengan
penyelesaian perkara 2013 karena masih melaksanakan Surat Edaran
Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 1992 tentang Penyelesaian
perkara Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 42
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase perkara yang
diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan untuk perkara
Pidana, Perdata dan 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor merupakan
perbandingan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3
(tiga) bulan untuk pidana dan perdata yang harus diselesaikan dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan, dan 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor.
Sedangkan ukuran capaiannya adalah perbandingan antara persentase
perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan
untuk perkara pidana dan perdata, 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor
dengan target yang ditetapkan.
Keberhasilan ini juga dikarenakan adanya monitoring dan evaluasi
penyelesaian perkara yang diadakan setiap bulan dalam rapat bulanan
yang dipimpin oleh Ketua/Wakil Ketua dan Panitera/Sekretaris Pengadilan
Tinggi Jakarta yang menekankan penyelesaian perkara harus diselesaikan
tepat waktu.
Perbandingan capaian kinerja tahun 2013 dan tahun 2012 didapat
dari Laporan Tahunan tahun 2013 dan tahun 2012. Pada tahun 2013 dan
tahun 2012 penyelesaian perkara masih berpedoman kepada Surat Edaran
Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 1992 tentang Batas Waktu
Penyelesaian Perkara Maksimal 6 (enam) Bulan.
Pada tahun 2013 persentase perkara yang diputus dalam jangka
waktu maksimal 6 (enam) bulan ditargetkan 90% untuk perkara Pidana
dan perkara Perdata sedangkan untuk perkara Tipikor sesuai dengan Pasal
30 Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009. Berdasarkan perkara Pidana
yang diputus dalam waktu 6 (enam) bulan sebanyak 428 Perkara dari total
perkara pidana yang diputus sebanyak 428 perkara, direalisasikan 111,18%
(428 perkara), maka capaian kinerja 123,53%. Berdasarkan perkara
Perdata yang diputus dalam waktu 6 (enam) bulan sebanyak 633 Perkara
dari total perkara Perdata yang diputus sebanyak 633 perkara,
direalisasikan 111,08% (633 perkara), maka capaian kinerja 123,42%.
Berdasarkan perkara Tipikor yang diputus dalam waktu 2 bulan sebanyak
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 43
48 Perkara dari total perkara Tipikor yang diputus sebanyak 48 perkara,
direalisasikan 111,10% (48 perkara), maka capaian kinerja 123,44%.
Pada tahun 2012 berdasarkan perkara Pidana yang diputus dalam
jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan sebanyak 416 Perkara dari total
perkara pidana yang diputus sebanyak 416 perkara, direalisasikan 111,08%
(416 perkara), maka capaian kinerja 123,42%. Berdasarkan perkara
Perdata yang diputus dalam waktu 6 (enam) bulan sebanyak 603 Perkara
dari total perkara Perdata yang diputus sebanyak 603 perkara,
direalisasikan 111,07% (603 perkara), maka capaian kinerja 123,41%.
Berdasarkan perkara Tipikor yang diputus dalam waktu 2 bulan sebanyak
66 Perkara dari total perkara Tipikor yang diputus sebanyak 66 perkara,
direalisasikan 111,10% (66 perkara), maka capaian kinerja 123,44%.
Persentase Perbandingan Capaian Kinerja Penyelesaian Perkara
yang diselesaikan dalam Jangka Waktu Maksimal 6 (enam) Bulan:
1. Perkara Pidana pada tahun 2014 pencapaiannya mengalami penurunan
2,50%, dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2013, dan
mengalami penurunan sebesar 2,39% dengan tahun 2012. Penurunan
capaian kinerja ini disebabkan penyesuaian penyelesaian perkara dari
batas waktu maksimal 6 (enam) Bulan (SEMA Nomor 6 Tahun 1992)
kepada batas waktu penyelesaian perkara maksimal 3 Bulan (SEMA
Nomor 2 Tahun 2014), sehingga masih ada perkara pada tahun 2014
yang diselesaikan lebih dari 3 (tiga) Bulan.
2. Perkara Perdata pada tahun 2014 pencapaiannya mengalami penurunan
sebesar 26,98% dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2013 dan
mengalami penurunan sebesar 26,97% dari tahun 2012. Penurunan
capaian kinerja tersebut disebabkan penyesuaian penyelesaian perkara
dari batas waktu maksimal 6 (enam) Bulan (SEMA Nomor 6 Tahun 1992)
kepada batas waktu penyelesaian perkara maksimal 3 Bulan (SEMA
Nomor 2 Tahun 2014), sehingga masih ada perkara pada tahun 2014
yang diselesaikan lebih dari 3 (tiga) Bulan.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 44
3. Perkara Tipikor pada tahun 2014 pencapaiannya mengalami kenaikan
sebesar 0,01% dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2013 dan
mengalami kenaikan sebesar 0,01% dari tahun 2012. Penyelesaian
perkara Tipikor pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 tidak
mengalami kenaikan capaian kinerja yang signifikan, hal ini disebabkan
penyelesaian perkara Tipikor tetap berpedoman pada Undang-Undang
Nomor 46 Tahun 2009.
Dengan demikian untuk tahun 2015 Pengadilan Tinggi Jakarta
menaikan target kinerja sebesar 93% untuk Perkara Pidana, 92% Perkara
Perdata, dan 95% Perkara Tipikor sebagaimana Rencana Strategis Jangka
Menengah Kedua yang telah direncanakan.
Indikator kinerja penyelesaian perkara yang selesai dalam jangka
waktu maksimal 3 (tiga) bulan, sebagaimana tergambar dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 17. Penyelesaian Perkara Pidana, Perdata dan Tipikor
per Bulan Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2014.
(Sumber Data Laporan Tahunan 2014, 2013 dan 2012)
NO
PENYELESAIAN
PERKARA PER-
BULAN
PERKARA TAHUN 2014
PIDANA TIPIKOR PERDATA
PERKARA
Persen
tase
(%)
Realisasi
(%) PERKARA
Persen
tase
(%)
Realisasi
(%) PERKARA
Persen
tase
(%)
Realisasi
(%)
1. 1 Bulan 248 69,46
108,93
50 61,72
111,11
82 9,9 86,80
2. 2 Bulan 78 21,84 31 38,27 257 31,2
3. 3 Bulan 24 6,72 304 36,9
4. 4 Bulan 6 1,68 138 16,7
5. 5 Bulan 39 4,7
6. 6 Bulan 1 0,28 3 0,3
NO
PENYELESAIAN
PERKARA PER-
BULAN
PERKARA TAHUN 2013
PIDANA TIPIKOR PERDATA
PERKARA
Persen
tase
(%)
Realisasi
(%) PERKARA
Persen
tase
(%)
Realisasi
(%) PERKARA
Persen
tase
(%)
Realisasi
(%)
1. 1 Bulan 351 82,09
111,18
31 64,58
111,10
32 5,05
111,08 2. 2 Bulan 60 14,01 16 33,33 198 31,27
3. 3 Bulan 14 3,27 1 2,08 220 34,75
4. 4 Bulan 3 0,70 0 118 18,64
5. 5 Bulan 0 38 6,01
6. 6 Bulan 0 27 4,26
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 45
NO
PENYELESAIAN
PERKARA PER-
BULAN
PERKARA TAHUN 2012
PIDANA TIPIKOR PERDATA
PERKARA
Persen
tase
(%)
Realisasi
(%) PERKARA
Persen
tase
(%)
Realisasi
(%) PERKARA
Persen
tase
(%)
Realisasi
(%)
1. 1 Bulan 334 80,28
111,08
43 65,15
111,10
28 4,64
111,07 2. 2 Bulan 65 15,62 23 34,84 127 21,06
3. 3 Bulan 13 3,12 161 26,69
4. 4 Bulan 3 0,72 151 25,04
5. 5 Bulan 1 0,24 93 15,42
6. 6 Bulan 0 43 7,12
Grafik 3. Penyelesaian perkara dalam jangka waktu
maksimal 3 (tiga) bulan.
0
20
40
60
80
100
Perkara
Pidana
Perkara
Perdata
Perkara
Tipikor
98.03
78.12
100
Perkara Pidana
Perkara Perdata
Perkara Tipikor
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 46
SASARAN 2 : PENINGKATAN AKSEPTABILITAS PUTUSAN HAKIM
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
merupakan perbandingan antara jumlah perkara yang mengajukan upaya hukum
kasasi dengan perkara yang diputus pada tingkat banding.
Indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
bertujuan untuk mengukur kepuasan para pencari keadilan berdasarkan kinerja
hakim dalam mengadili perkara.
Tabel 18. Sasaran 2: Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim
NO
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
2. Peningkatan Akseptabilitas
putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Kasasi 1. Pidana
2. Perdata
3. Tipikor
50%
50%
50%
27,17%
20,41%
23,45%
54,34
40,82
46,90
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi perkara
Pidana pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 50% (357 Perkara) dari total
perkara yang putus sebesar 357 perkara, direalisasikan dengan perhitungan 97
Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi : 357 Perkara Banding yang
diputus X 100= 27,17%, maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan 27,17 :
50 X 100= 54,34%.
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi perkara
Perdata pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 50% (823 Perkara) dari total
perkara yang putus sebesar 823 perkara, direalisasikan dengan perhitungan 168
Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi : 823 Perkara Banding yang
diputus X 100= 20,41%, maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan 20,41 :
50 X 100 = 40,82%.
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi perkara
Tipikor pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 50% (81 Perkara) dari total perkara
yang putus sebesar 81 perkara, direalisasikan dengan perhitungan 19 Perkara
yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi : 81 Perkara Banding yang diputus X
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 47
100= 23,45%, maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan 23,45 : 50 X 100 =
46,90%.
Penyebab tidak terpenuhinya target yang telah ditetapkan dikarenakan
tingkat kesadaran hukum para pencari keadilan yang berbeda-beda dalam
mencari solusi permasalahan hukum yang dihadapi.
Belum berhasilnya capaian kinerja di tahun 2014 dengan target yang telah
ditetapkan, khususnya untuk perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
bukan tergantung kepada Pengadilan Tingkat Banding melainkan tergantung
kepada para pencari keadilan yang notabene sifat dari para pencari keadilan
antara yang satu dengan yang lain berbeda-beda.
Tingkat kepuasan tergantung kepada para pencari keadilan, karena rasa
keadilan tergantung dari kepuasan para pihak, dan tingkat kepuasan bersifat
relatif, sehingga apapun bentuk putusan yang menurut majelis hakim sudah
dianggap adil, namun para pihak tetap menyatakan tidak adil.
Strategi yang ditempuh pada tahun yang akan datang dengan cara
menurunkan target persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
kasasi dari tahun sebelumnya sebesar 100% menjadi 25% pada tahun 2015.
Penurunan target menjadi 25% berdasarkan perhitungan capaian kinerja pada
tahun 2014.
Capaian sasaran peningkatan akseptabilitas putusan hakim tahun 2014 dan
dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013, sesuai tabel di bawah ini:
Grafik 4. Sasaran 2: Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim
23.68
76.31
Tidak Mengajukan
Upaya Hukum Kasasi
Mengajukan Upaya
Hukum Kasasi
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 48
Tabel. 19. Keadaan Perkara Pengadilan Tinggi Jakarta yang Mengajukan Upaya
Hukum Kasasi Tahun 2014
NO. PENGADILAN NEGERI PIDANA
PERDATA
GUGATAN TIPIKOR
KASASI KASASI KASASI
1. Jakarta Pusat 35 175 62
2. Jakarta Barat 70 70
3. Jakarta Selatan 48 295
4. Jakarta Utara 69 67
5. Jakarta Timur 38 48
Total 260 655
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 49
SASARAN 3: PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN
PENYELESAIAN PERKARA.
Sasaran peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada para pencari keadilan yang
sesuai dengan azas peradilan cepat, murah dan sederhana. Peningkatan
efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara bertujuan untuk mengukur
kinerja Majelis Hakim dan kepaniteraan dalam melaksanakan administrasi
perkara sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi
Kepaniteraan (Buku II Bindalmin).
Capaian sasaran peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian
perkara pada tahun 2014 dan dibandingkan dengan tahun 2013 dan tahun
2012, sebagai berikut :
Tabel 20. Sasaran 3: Peningkatan Efektifitas
Penyelesaian Pengelolaan Perkara.
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014
(%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase berkas banding yang
dinyatakan lengkap.
100%
100%
100
100
100
b. Persentase berkas yang di
distribusikan ke
Majelis Hakim.
100%
100%
100
100
100
c. Ratio Majelis Hakim
terhadap perkara
1:120
1:145
120,83
130,27
106,48
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 50
Analisis ketiga indikator pada sasaran 3 ini, sebagai berikut:
a. Indikator Kinerja persentase berkas perkara banding yang
dinyatakan lengkap.
Indikator kinerja persentase berkas perkara banding yang
dinyatakan lengkap adalah alat ukur kelengkapan berkas perkara banding
yang diajukan dari Pengadilan Negeri Pengaju ke Pengadilan Tingkat
Banding. Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja kepaniteraan
dalam melaksanakan tugas administrasi perkara yang diajukan upaya
hukum banding.
Tabel 21. Indikator 1 Sasaran 3
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase berkas perkara
yang diajukan
banding yang dinyatakan
lengkap.
100%
100%
100
100
100
Persentase berkas perkara yang diajukan banding yang dinyatakan
lengkap ditargetkan 100% (1457 berkas perkara) dari total perkara yang
mengajukan upaya hukum banding diselesaikan 1457 berkas perkara dan
direalisasikan 100% (1457 berkas perkara), dengan capaian kinerja
100%. Capaian target 100% ini juga diperoleh pada tahun 2012 dan
2013. Hal ini menunjukkan bahwa berkas perkara yang diajukan oleh
Pengadilan Negeri Se-DKI Jakarta telah dinyatakan lengkap sehingga
tidak ada berkas perkara yang dikembalikan ke Pengadilan Negeri
Pengaju.
Berkas perkara banding yang dinyatakan lengkap adalah berkas
banding yang diterima Pengadilan Tinggi Jakarta sesuai dengan daftar
kelengkapan berkas perkara terdiri dari Bundel A dan Bundel B
sebagaimana diatur dalam Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan
Administrasi Peradilan.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 51
Keberhasilan ini dikarenakan adanya koordinasi dan kerjasama
antara Pengadilan Negeri Pengaju dengan Pengadilan Tinggi Jakarta
dalam penyampaian berkas perkara banding sesuai dengan ketentuan
Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan.
Koordinasi dan kerjasama dalam bentuk rapat dinas yang dilakukan
secara rutin antara Pengadilan Tinggi Jakarta dengan Pengadilan Negeri
Se-DKI Jakarta yang membahas teknis dan administrasi perkara. Sebagai
tindak lanjut dari rapat rutin tersebut dilakukan teguran-teguran melalui
surat dinas terkait kekurangan kelengkapan berkas kepada Pengadilan
Negeri Pengaju.
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase berkas banding yang
dinyatakan lengkap merupakan perbandingan antara berkas yang
diajukan banding yang lengkap dengan jumlah berkas yang diajukan
banding.
Garfik 5. Indikator 1 Sasaran3
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Berkas Perkara
Masuk
Target Berkas
diregister dan
perkara yang
didistribusikan ke
Majelis Hakim
Realisasi Berkas
diregister dan
perkara yang
didistribusikan ke
Majelis Hakim
395 395 395
974 974 974
88 88 88
Pidana
Perdata
Tipikor
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 52
b. Indikator Kinerja Perkara Yang di distribusikan ke Majelis Hakim
Indikator kinerja perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim
adalah alat ukur perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim. Indikator
kinerja ini bertujuan untuk mengukur tingkat kinerja kepaniteraan dalam
melaksanakan administrasi perkara sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan
Tugas dan Administrasi Kepaniteraan (Buku II Bindalmin).
Tabel 22. Indikator 2 Sasaran 3
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
b. Persentase
Perkara yang di distribusikan
ke Majelis
Hakim.
100%
100%
100
100
100
Persentase perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim
ditargetkan 100% (1457 berkas perkara) dari total perkara yang
mengajukan upaya hukum banding diselesaikan 1457 berkas perkara dan
direalisasikan 100% (1457 berkas perkara), dengan capaian kinerja
100%. Capaian target 100% ini juga diperoleh pada tahun 2012 dan
2013.
Indikator kinerja persentase berkas perkara yang didistribusikan ke
Majelis Hakim pada tahun 2014 dapat mencapai target 100%. Hal ini
tercapai karena seluruh perkara yang masuk pada tahun 2014 yaitu 395
perkara pidana, 974 perkara perdata dan 88 perkara tipikor seluruhnya
telah didistribukan ke Majelis Hakim.
Berdasarkan realisasi dan capaian pada tahun 2014 maka
Pengadilan Tinggi Jakarta akan berusaha untuk mempertahankan capaian
kinerja yang berhasil dicapai tahun yang akan datang.
Keberhasilan ini merupakan wujud kerjasama dan koordinasi yang
terjalin baik antara Pimpinan Pengadilan Tinggi, Majelis Hakim dan
kepaniteraan.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 53
Ukuran realisasi indikator kinerja perkara yang didistribusikan ke
Majelis Hakim merupakan perbandingan antara berkas perkara yang
diterima di Kepaniteraan dengan berkas perkara yang didistribusikan ke
Majelis Hakim. Sedangkan ukuran capaiannya merupakan perbandingan
antara persentase berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim
dengan target yang telah ditetapkan.
Grafik 6. Realisasi Berkas Perkara Pidana, Perdata Dan Tipikor.
Capaian target 100% pada persentase perkara yang
didistribusikan ke Majelis Hakim pada tahun 2014 sama dengan tahun
2012 dan tahun 2013. Hal ini menggambarkan bahwa proses administrasi
perkara yang berlaku di Pengadilan Tinggi Jakarta telah berlaku
sebagaimana mestinya sehingga semua berkas yang diterima dan
dinyatakan lengkap langsung diregister di dalam Buku Induk Perkara
maupun Buku Register Bantu.
c. Indikator Kinerja Ratio Majelis Hakim Terhadap Perkara
Indikator kinerja ratio majelis hakim terhadap perkara adalah
perbandingan antara jumlah Majelis Hakim dengan perkara yang diterima
oleh Pengadilan Tinggi Jakarta. Indikator kinerja ini bertujuan untuk
0100200300400500600700800900
1000
395 395 395
974 974 974
88 88 88 Pidana
Perdata
Tipikor
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 54
mengukur kinerja Majelis Hakim dalam menyelesaikan perkara yang
diajukan upaya hukum banding.
Tabel 23. Indikator 3 Sasaran 3
INDIKATOR
KINERJA
TARGET 2014
REALISASI 2014
CAPAIAN 2014
(%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
c. Ratio Majelis Hakim
terhadap perkara
1:120
1:145
120,83%
130,27%
106,48%
Ratio Majelis Hakim terhadap perkara ditargetkan 1:120
berdasarkan ratio perkara pada tahun 2013 sebesar 1200 perkara masuk.
Dapat direalisasikan 1:145 (1457 perkara), maka capaian kinerja pada
tahun 2014 sebesar 120,83%.
Pada tahun 2014 realisasi ratio Majelis Hakim adalah 1:145. Artinya
bahwa pada tahun 2014 rata-rata setiap Majelis Hakim manangani 145
perkara.
Ratio Majelis Hakim terhadap perkara merupakan perbandingan
antara jumlah Majelis Hakim dengan jumlah perkara yang masuk. Jumlah
Majelis Hakim pada tahun 2014 sebanyak 10 Majelis Hakim, dan jumlah
perkara yang masuk tahun 2014 terdiri 395 perkara pidana, 974 perkara
perdata dan 88 perkara tipikor dengan jumlah keseluruhan 1457 perkara.
Dengan meningkatnya capaian di tahun 2014 maka di tahun 2015
target ratio Majelis Hakim terhadap perkara akan ditingkatkan menjadi
1:130. Artinya bahwa setiap Majelis Hakim ditargetkan akan menangani
perkara masuk sebanyak 130 perkara. Dengan demikian untuk tahun
2015 perkara yang masuk dapat diselesaikan sesuai target sebanyak 1300
perkara.
Ukuran realisasi indikator kinerja ratio Majelis Hakim terhadap
perkara merupakan perbandingan antara ratio Majelis Hakim
dibandingkan dengan perkara masuk. Sedangkan ukuran capaiannya
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 55
merupakan perbandingan antara ratio Majelis Hakim terhadap perkara
yang telah ditetapkan.
SASARAN 4 : PENINGKATAN AKSESIBILITAS MASYARAKAT TERHADAP
PERADILAN (ACCES TO JUSTICE).
Sasaran peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces
to justice) adalah terpenuhinya pelayanan peradilan bagi para pencari keadilan
dalam memperoleh informasi dan pelayanan peradilan bagi masyarakat yang tidak
mampu. Sasaran peningkatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada para pencari keadilan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Perma Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di
Pengadilan.
Pencapaian sasaran peningkatan aksesibilitas mayarakat terhadap
peradilan (acces to justice) pada tahun 2014 dan dibandingkan dengan tahun
2013 dan 2012 sebagai berikut:
Tabel 24. Sasaran 4:
Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap Peradilan.
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase perkara
prodeo yang selesai .
b. Persentase proses
penyelesaian perkara yang
dipublikasikan.
100%
100%
100%
55,18%
100
55,18
100
40
100
70
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 56
Analisis kedua indikator kinerja pada sasaran 4 sebagai berikut:
a. Indikator Kinerja Persentase Perkara Prodeo Yang selesai.
Indikator kinerja persentase perkara prodeo yang selesai adalah alat
ukur penyelesaian perkara yang biaya proses perkaranya ditanggung negara
dan diselesaikan tepat waktu. Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja
Majelis Hakim dalam menyelesaikan perkara yang tidak dibebani biaya
pekara.
Tabel 25. Indikator 1 Sasaran 4
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase perkara
prodeo yang selesai.
100%
100%
100
100
100
Persentase perkara prodeo yang selesai pada tahun ini ditargetkan
100% (1 Perkara) dari total perkara perdata yang harus diselesaikan 1
perkara, direalisasikan 100% (1 perkara), maka capaian kinerja 100%.
Layanan hukum secara prodeo merupakan pembebasan biaya perkara
untuk masyarakat yang tidak mampu. Hal ini menunjukkan bahwa Pengadilan
Tinggi Jakarta berusaha terus untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat
terhadap peradilan termasuk kepada masyarakat yang tidak mampu.
Sejak dikeluarkannya Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat
Tidak Mampu di Pengadilan, bahwa prosedur pemberian izin beracara secara
prodeo cukup dimohonkan di Pengadilan Tingkat Pertama, baik untuk perkara
di Tingkat Pertama, Banding maupun Kasasi.
Prosedur tersebut bertujuan untuk memberikan layanan hukum kepada
masyarakat yang tidak mampu dalam menyelesaikan permasalahan hukum
yang dihadapi.
Perbandingan persentase perkara prodeo yang diselesaikan dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2014 selalu mencapai 100%. Keberhasilan ini
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 57
menjelaskan bahwa Majelis Hakim perkara yang belum diselesaikan pada
triwulan ke empat pada tahun sebelumnya harus diselesaikan pada triwulan
pertama tahun berikutnya sesuai Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2
Tahun 2014.
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase perkara prodeo yang
diselesaikan merupakan perbandingan perkara prodeo yang diselesaikan
dengan perkara prodeo yang masuk. Sedangkan untuk ukuran capaiannya
merupakan perbandingan antara persentase perkara prodeo yang diselesaikan
dengan target yang ditetapkan.
b. Indikator Kinerja Persentase Proses Penyelesaian Perkara Yang
Dipublikasikan.
Indikator kinerja persentase proses penyelesaian perkara yang
dipublikasikan adalah alat ukur perkara yang putus dan dipublikasikan
dalam Direktori Putusan Mahkamah Agung RI. Indikator ini bertujuan
untuk mengukur kinerja kepaniteraan dalam mempublikasikan putusan.
Tabel 26. Indikator 2 Sasaran 4
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN 2014
(%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
b. Persentase proses penyelesaian
perkara yang
dipublikasikan.
100%
55,18%
55,18
40
70
Persentase proses penyelesaian perkara yang dipublikasikan
dengan target 100% (1457 Perkara) dari total perkara yang harus
dipublikasikan 1457 perkara, direalisasikan 55,18% (803 perkara), maka
capaian kinerja 55,18%.
Perbandingan persentase perkara yang dipublikasikan dengan
tahun 2013 mengalami kenaikan capaian. Akan tetapi, jika dibandingkan
dengan tahun 2012 mengalami penurunan capaian kinerja.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 58
Belum berhasilnya capaian kinerja memenuhi target yang telah
ditetapkan dikarenakan berkurangnya Sumber Daya Manusia yang ada
sebagai tenaga Operator dibagian Kepaniteraan dipromosikan sebagai
Panitera Pengganti di Pengadilan Negeri.
Namun demikian, upaya yang akan dilakukan dengan melakukan
mutasi internal pegawai yang memiliki kemampuan teknologi dari
kesekretariatan ke kepaniteraan agar dapat memberikan pelayanan
publikasi putusan dengan cepat dan tepat waktu kepada para pencari
keadilan.
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase proses penyelesaian
perkara yang dipublikasikan merupakan perbandingan jumlah proses
perkara yang sudah diminutasi dan dapat dilihat di website Pengadilan
Tinggi Jakarta dengan perkara yang sudah diminutasi. Sedangkan ukuran
capaiannya merupakan perbandingan antara persentase proses
penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan dengan target yang
ditetapkan.
SASARAN 5: PENINGKATAN KUALITAS PENGAWASAN
Sasaran peningkatan kualitas pengawasan adalah kegiatan yang
dilakukan dalam upaya menindaklanjuti pengaduan masyarakat dan temuan
berdasarkan laporan hasil pemeriksaan eksternal (Badan Pemeriksa Keuangan).
Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja pelayanan kepada masyarakat
yang membutuhkan perlindungan hukum yang sesuai dengan azas transparansi,
akuntabilitas dan profesional.
Pencapaian sasaran peningkatan kualitas pengawasan pada tahun 2014
dibandingkan dengan tahun 2013 dan tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 27. Sasaran 5: Peningkatan Kualitas Pengawasan
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI 2014
CAPAIAN 2014
(%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase pengaduan
masyarakat yang ditindaklanjuti.
100%
98%
98
98,07
100
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 59
b. Persentase temuan
hasil pemeriksaan eksternal yang
ditindaklanjuti.
100%
100%
100
100
100
Analisis kedua indikator pada sasaran 5 sebagai berikut:
a. Indikator Kinerja Persentase Pengaduan Masyarakat Yang
Ditindaklanjuti.
Indikator kinerja persentase pengaduan masyarakat yang
ditindaklanjuti adalah alat ukur capaian kinerja pengaduan masyarakat
yang ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangan Pengadilan Tinggi
Jakarta. Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja Hakim Tinggi
Pengawas Daerah (HATIWASDA) dalam menindaklanjuti pengaduan
masyarakat yang di terima Pengadilan Tinggi Jakarta.
Tabel 28. Indikator 1 Sasaran 5
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014
(%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
a. Persentase pengaduan
masyarakat yang
ditindaklanjuti.
100%
98%
98
98,07
100
Berdasarkan data pengaduan yang masuk pada tahun 2012
sebanyak 91 pengaduan masuk, telah diproses dan ditindaklanjuti dengan
capaian kinerja 100%. Pada tahun 2013 pengaduan masuk sebanyak 156
pengaduan, telah diproses dan ditindaklanjuti 153 Pengaduan dengan
capaian kinerja 98,07%. Sedangkan pada tahun 2014 pengaduan masuk
sebanyak 97 pengaduan ditambah sisa pengaduan tahun 2013 sebanyak
3 pengaduan, telah diproses dan ditindaklanjuti 98 pengaduan dengan
capaian kinerja 98%.
Perbandingan capaian kinerja persentase pengaduan masyarakat
yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 mengalami penurunan capaian
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 60
kinerja dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 98,07% – 98% =
0,07%. Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami
penurunan 100% - 98% = 2%.
Pengaduan yang ditindaklanjuti tersebut biasanya pengaduan yang
ditujukan kepada Pengadilan Negeri yang berada di bawah pengawasan
Pengadilan Tinggi Jakarta. Adapun data pengaduan tersebut sebagai
berikut:
Tabel 29. Data Pengaduan Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2012 – 2014
Data Pengaduan Tahun 2012 Jumlah
Pengaduan
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Sisa Dalam Proses 2011 0
Pengaduan Masuk 2012 91
Jumlah Pengaduan 2012 91
Pengaduan telah ditelaah/diproses/
ditindaklanjuti 91 100% 100% 100
Sisa Pengaduan 2012 0
Data Pengaduan Tahun 2013 Jumlah Target Realisasi Capaian
(%)
Sisa Dalam Proses 2012 0
Pengaduan Masuk 2013 156
Jumlah Pengaduan 2013 156
Pengaduan telah ditelaah/diproses/ ditindaklanjuti
153 100% 98,07% 98,07
Sisa Pengaduan 2013 3
Data Pengaduan Tahun 2014 Jumlah Target Realisasi Capaian
(%)
Sisa Dalam Proses 2013 3
Pengaduan Masuk 2014 97
Jumlah Pengaduan 2014 100
Pengaduan telah ditelaah/diproses/
ditindaklanjuti 98 100% 98% 98
Sisa Pengaduan 2014 2
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 61
Grafik 7. Data Pengaduan Yang Masuk Ke Pengadilan Tinggi Jakarta
Tabel 30. Jumlah Pengaduan di Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2014
No.
Bulan
Pengaduan 2014
Masuk Arsip Kewenangan
PT Sisa
1. Januari 8 5 3 0
2. Pebruari 7 7 0 0
3. Maret 10 7 3 0
4. April 20 17 2 0
5. Mei 20 17 2 0
6. Juni 9 8 1 0
7. Juli 3 3 0 0
8. Agustus 10 10 0 0
9. September 7 7 1 0
10. Oktober 1 0 1 1
11. Nopember 1 0 0 0
12. Desember 4 3 1 1
Jumlah 100 84 14 2
Berdasarkan data pengaduan di atas dapat disimpulkan bahwa
persentase pengaduan yang ditindaklanjuti belum mencapai target 100%
karena dari 100 pengaduan yang masuk, 98 pengaduan telah
diproses/ditelaah, dan tersisa 2 pengaduan yang masih dalam proses
dikarenakan pengaduan tersebut masuk ke Pengadilan Tinggi Jakarta di
akhir tahun 2014.
Berdasarkan target yang telah ditetapkan Pengadilan Tinggi Jakarta
belum berhasil mencapai target dikarenakan laporan pengaduan yang
masuk ke Pengadilan Tinggi Jakarta diterima pada akhir tahun.
020406080
100120140160
0
91 91
0
156 153
3 3
97 98
2
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 62
b. Indikator Persentase Temuan Hasil Pemeriksaan Eksternal Yang
Ditindaklanjuti.
Indikator persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang
ditindaklanjuti adalah alat ukur capaian tindak lanjut pemeriksaan yang
dilakukan pihak eksternal (Badan Pemeriksa Keuangan) terhadap temuan
audit keuangan perkara dan audit kinerja. Indikator ini bertujuan untuk
mengukur kinerja aparatur Pengadilan Tinggi Jakarta dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengadilan.
Tabel 31. Indikator 2 Sasaran 5
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI 2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013 (%) 2012 (%)
b. Persentase temuan
hasil pemeriksaan eksternal yang
ditindaklanjuti.
100%
100%
100
100
100
Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang
ditindaklanjuti ditargetkan 100% dari 2 (dua) kegiatan pemeriksaan yang
dilakukan BPK, direalisasikan 100% dari 2 (dua) kegiatan pemeriksaan
BPK dengan capaian kinerja 100% yang tertuang dalam action plan yang
telah ditindaklanjuti.
Persentase temuan yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 mencapai
target 100%. Karena seluruh temuan yang diperoleh saat pemeriksaan
eksternal yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap
keuangan perkara dan audit kinerja pada tahun 2014 telah ditindaklanjuti.
Tindak lanjut (action plan) hasil pemeriksaan Audit Kinerja dan
Audit Keuangan Perkara Perdata oleh BPK dalam bentuk :
1. Check list kelengkapan berkas perkara;
2. Kekurangan kelengkapan berkas dari Pengadilan Negeri
pengaju dengan adanya surat dinas dengan tenggang waktu 7
hari untuk melengkapi apabila dalam jangka waktu yang telah
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 63
ditetapkan tidak dipenuhi maka berkas perkara akan
dikembalikan kepada Pengadilan Negeri Pengaju;
3. Penyetoran PNBP ke Bank Persepsi dilakukan setiap hari Kamis.
4. Pelaporan PNBP ke Badan Urusan Administrasi Mahkamah
Agung RI paling lambat tanggal 5 setiap bulannya.
5. Laporan Keuangan perkara Perdata ke Direktorat Badan
Peradilan Umum paling lambat tanggal 5 setiap bulannya.
6. Penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) atas insentif biaya proses
perkara.
7. Evaluasi dan Sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP).
8. Sosialiasi Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun
2014 tentang Batas Waktu Penyelesaian Perkara.
Tindak lanjut atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
merupakan masukan yang konstruktif terhadap perbaikan kinerja aparatur
Pengadilan Tinggi Jakarta dalam rangka memberikan pelayanan yang
transparan, akuntabel, dan profesional.
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase temuan hasil
pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti merupakan perbandingan
jumlah temuan yang dilaporkan. Sedangkan ukuran capaiannya
merupakan perbandingan antara persentase temuan hasil pemeriksaan
eksternal yang tindaklanjuti dengan target yang tetapkan.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 64
SASARAN 6 : PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Sasaran peningkatan kualitas Sumber Daya Manuasia adalah alat ukur
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan
profesional dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi pengadilan.
Tabel 32. Sasaran 6 : Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI 2014
CAPAIAN 2014
(%)
CAPAIAN
2013 (%)
2012 (%)
a. Persentase pegawai yang lulus
diklat Pengadaan Barang/Jasa.
95%
100%
105,26
0
100
b. Persentase
pegawai yang lulus
diklat Pranata Komputer.
100%
100%
100
100
-
a. Indikator Persentase pegawai yang lulus diklat Pengadaan
Barang/Jasa.
Indikator persentase pegawai yang lulus Diklat Pengadaan Barang/Jasa
adalah pegawai yang lulus dan bersertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa
yang dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP). Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja pegawai
yang bersertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa dalam melaksanakan tugas
yang berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Tabel. 33 Indikator 1 Sasaran 6
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI 2014
CAPAIAN
2014
(%)
CAPAIAN
2013 (%)
2012 (%)
a. Persentase pegawai yang lulus
diklat Pengadaan Barang/Jasa.
95%
100%
105,26%
0
100
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 65
Persentase pegawai yang lulus Diklat Pengadaan Barang/Jasa
ditargetkan 100% (1 Peserta Diklat), dapat direalisasikan 100% (1 Peserta
Diklat), maka capaian kinerjanya 105,26%.
Capaian kinerja tahun 2014 telah memenuhi target 100% karena 1
(satu) Peserta yang dikirim dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat
Pengadaan Barang/Jasa.
Dengan demikian pegawai yang memiliki sertifikat Pengadaan
Barang/Jasa berjumlah 4 orang dapat melaksanakan tugas pengadaan secara
kompeten dan profesional.
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase Pegawai yang lulus
mengikuti Diklat Pengadaan Barang/Jasa adalah perbandingan jumlah
Pegawai yang lulus dalam mengikuti Diklat Pengadaan Barang/Jasa dengan
jumlah Pegawai yang dikirim mengikuti Diklat Pengadaan Barang/Jasa.
Sedangkan ukuran capaiannya merupakan perbandingan antara Pegawai
yang lulus mengikuti Diklat Pengadaan Barang/Jasa dengan target yang
ditetapkan.
b. Indikator Persentase pegawai yang lulus Diklat Pranata Komputer.
Indikator persentase pegawai yang lulus Diklat Pranata Komputer
adalah pegawai yang lulus dan bersertifikasi Diklat Pranata Komputer yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Indikator ini bertujuan untuk
mengukur kinerja pegawai yang bersertifikasi Diklat Pranata Komputer dalam
melaksanakan tugas yang berkaitan dengan perkembangan teknologi
informasi di Pengadilan Tinggi Jakarta.
Tabel. 34 Indikator 2 Sasaran 6
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2014
REALISASI
2014
CAPAIAN
2014 (%)
CAPAIAN
2013
(%)
2012
(%)
b. Persentase
pegawai yang lulus diklat Pranata
Komputer.
100%
100%
100
100
-
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 66
Persentase pegawai yang lulus Diklat Pranata Komputer ditargetkan
100% (1 Peserta Diklat), dapat direalisasikan 100% (1 Peserta Diklat)
dinyatakan lulus, maka capaian kinerjanya 100%.
Capaian tahun 2014 telah memenuhi target 100%. 1 (satu) Peserta
yang dikirim dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikasi Diklat Pranata
komputer. Dengan demikian untuk tahun 2015 pegawai yang telah memiliki
sertifikasi Pranata Komputer berjumlah 3 orang.
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase Pegawai yang lulus
mengikuti Diklat Pranata Komputer adalah perbandingan jumlah Pegawai
yang lulus dalam mengikuti Diklat Pranata Komputer dengan jumlah Pegawai
yang dikirim mengikuti Diklat Pranata Komputer. Sedangkan ukuran
capaiannya merupakan perbandingan antara Pegawai yang lulus mengikuti
Diklat Pranata Komputer dengan target yang ditetapkan.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 67
C. PENGELOLAAN KEUANGAN
Pengelolaan Keuangan adalah kegiatan mengelola anggaran yang telah
dianggarkan Mahkamah Agung untuk Satuan Kerja Pengadilan Tinggi Jakarta
dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan hukum kepada para pencari keadilan sesuai azas cepat,
sederhana dan biaya ringan.
Pengelolaan keuangan ini terkait dengan program yang direncanakan
dalam Rencana Strategis Jangka Menengah Tahap ke I, dan diwujudkan dalam
Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL) tahun 2014 dengan
Pagu Anggaran Rp. 30.048.118.000,- (tiga puluh milyar empat puluh delapan juta
seratus delapan belas ribu rupiah) dengan rincian program yang akan
dilaksanakan tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel. 35 Realisasi Anggaran Per Program tahun 2014
No Jenis Program Pagu
Rp.
Realisasi Sisa
Rp. % Rp. %
1 Program Dukungan
Manejemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Mahkamah Agung RI
28.923.918.000 28.082.274.240 97.09 841.643.760 2.91
2 Program
Peningkatan Sarana
Dan Prasarana
Aparatur Mahkamah
Agung
0 0 0 0 0
3 Program
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
1.124.200.000 1.084.407.895 96.46 39.792.105 3.54
Jenis program berdasarkan pagu anggaran yang telah direncanakan, untuk
program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Mahkamah Agung sebesar Rp. 28.923.918.000,- (dua puluh delapan milyar
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 68
sembilan ratus dua puluh tiga juta sembilan ratus delapan belas ribu rupiah),
program peningkatan manajemen peradilan umum sebesar Rp.
1.124.200.000,-(satu milyar seratus dua puluh empat juta dua ratus ribu
rupiah) namun untuk program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Mahkamah Agung pada tahun 2014 tidak mendapatkan alokasi anggaran.
Analisis pengelolaan keuangan berdasarkan program yang telah direncanakan
sebegai berikut:
PROGRAM 1 : PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN
PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA MAHKAMAH AGUNG.
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Mahkamah Agung adalah program dukungan manajemen dalam rangka
menunjang tugas pokok dan fungsi pengadilan. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kinerja aparatur peradilan yang berada di lingkungan
Mahkamah Agung.
Tabel 36 Rincian Penyerapan Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2014
NO JENIS BELANJA PAGU REALISASI SISA SAAT INI
Rp Rp % Rp %
1. GajiPokok PNS 6.333.461.000 5.978.731.900 94.40 354.729.100 5.6
2. Pembulatan gaji 92.000 80.650 87.66 11.350 12.34
3. Tunjangan suami/Isteri 475.494.000 474.541.290 99.80 952.710 0,20
4 Tunjangan anak 102.032.000 100.151.466 98.16 1.880.534 5.77
5. Tunjangan Struktural 37.440.000 35.280.000 94.23 2.160.000 5.77
6. Tunjangan fungsional 14.182.950.000 14.072.860.000 99.22 110.090.000 0.78
7. Tunjangan PPh 3.045.351.000 2.904.014.764 95.36 141.336.236 4.64
8. Tunjangan beras 291.166.000 265.018.240 91.02 26.147.760 8.98
9. Uang makan 764.880.000 751.937.000 98,31 12.943.000 1,69
10. Tunjangan Umum 151.673.000 84.620.000 55.79 67.053.000 44.21
11. Tunjangan Hakim Ad Hoc 951.000.000 900.000.000 94.64 51.000.000 5.36
12. Uang Lembur 97.536.000 97.082.000 99.53 454.000 0.47
JUMLAH
26.433.075.000
25.664.317.310
97,09
768.757.690
2,91
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 69
Tabel 37. Rincian Penyerapan Belanja Barang DIPA 01 Badan Urusan Administrasi
Tahun Anggaran 2014
NO JENIS BELANJA PAGU REALISASI SISA SAAT INI
1. Keperluan perkantoran Rp 705.646.000 Rp 697.778.239 98.89% Rp 7.867.761,- 1.11%
2. Daya Tahan Tubuh Rp 12.000.000 Rp 10.156.200 70.06% Rp 1.843.800,- 29.94%
3. Pengiriman surat dinas Rp 21.600.000 Rp 20.931.685 87.65% Rp 668.315,- 12.35
4. Operasional Satuan Kerja Rp 150.600.000 Rp 149.710.000 99.80% Rp 890.000,- 0,2%
5. Operasional lainnya Rp 79.540.000 Rp 79.537.550 100% Rp 2.450,- 0.00%
6. Non Operasional Rp 66.120.000 Rp 61.633.601 93.21% Rp 4.486.399,- 6.79%
7. Langganan listrik Rp 531.236.000 Rp 528.306.242 99.45% Rp2.929.758,- 0.55%
8. Langganan telepon Rp 57.000.000,- Rp 56.711.661 99.49% Rp 288.339,- 0.51%
9. Jasa konsultan Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 100% - 0%
10. Belanja sewa Rp 25.000.000 Rp 24.000.000 96% Rp 1.000.000,- 4%
11. Pemeliharaan gedung Rp 317.230.000 Rp 316.993.564 99.93% Rp 236.436,- 0.07%
12. Pemeliharaan peralatan mesin Rp 400.871.000 Rp 400.273.188 99.85% Rp 597.812,- 0.15%
13. Perjalanan biasa Rp 25.000.000 - - Rp 25.000.000,- 100%
14. Perjalanan dinas dalam kota Rp 46.000.000 Rp 40.680.000,- 88.43% Rp 5.320.0000,- 11.57%
14. Perjalanan dinas luar kota Rp 23.000.000 Rp 11.500.000,- 50.00% Rp 11.500.000,- 50.00%
JUMLAH Rp2.490.843.000 Rp 2.417.956.930 97.09% Rp72.886.070 2.91%
Tabel 38. Realisasi Anggaran DIPA (01) Badan Urusan Administrasi Tahun 2014
Jenis Belanja Pagu
Rp.
Realisasi Sisa
Rp. % Rp. %
Belanja Pegawai 26.433.075.000 25.664.317.310 97,09 768.757.690 2,91
Belanja Barang 2.490.843.000 2.417.956.930 97.09 72.886.070 2.91
Total 28.923.918.000 28.082.274.240 97.07 841.643.760 2.93
Tabel 39. Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2012 - 2014
Belanja Pegawai 2012 2013 2014
Rupiah % Rupiah % Rupiah %
Pagu/Dipa 9.544.507.000 20.292.804.000 26.433.075.000
Realisasi 9.895.356.211 103.69 24.015.051.741 118.34 25.664.317.310 97.09
Sisa 352.233.694 0 (3.722.263.472) 0 768.757.690 2.91
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 70
Tabel 40. Perbandingan Realisasi Belanja Barang Tahun 2012-2014
Belanja Barang 2012 2013 2014
Rupiah % Rupiah % Rupiah %
Pagu/Dipa 2.624.225.000 3.319.396.000 2.490.843.000
Realisasi 2.329.634.868 88.77 2.930.823.405 88.29 2.417.956.930 97.07
Sisa 294.590.132 11.23 388.572.595 11.71 72.886.070 2.91
Perbadingan realisasi anggaran pada tahun 2014 mengalami
peningkatan penyerapan realisasi anggaran dibandingkan dengan tahun 2013
sebesar 8,78%. Pada tahun anggaran 2012 sebesar 88,77%, tahun 2013
penyerapan realisasi anggaran sebesar 88,29%, dan pada tahun 2014
sebesar 97,07%. Hal ini dikarenakan bertambahnya Hakim Tinggi dan
pegawai, berpengaruh terhadap peningkatan Pagu Anggaran belanja pegawai
dan tunjangan Hakim Tinggi selaku Pejabat Negara.
PROGRAM 2 : PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA
APARATUR MAHKAMAH AGUNG
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah
Agung adalah Program yang menunjang peningkatan kinerja aparatur
Mahkamah Agung dalam rangka memenuhi kebutuhan sarana dan prasana
Pengadilan Tinggi Jakarta.
Pada tahun 2014 Pengadilan Tinggi Jakarta tidak mendapatkan alokasi
anggaran untuk program peningkatan sarana dan prasarana.
PROGRAM 3 : PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN PERADILAN
UMUM
Program peningkatan manajemen peradilan umum adalah program
Badan Peradilan Umum yang menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
penyelesaian perkara Pidana, dan perkara Tipikor. Program ini mencakup
operasional perkara dan persidangan. Untuk menunjang program ini telah
dianggarkan sebesar Rp. 1.124.200.000,-(satu milyar seratus dua puluh
empat juta dua ratus ribu rupiah) yang meliputi kegiatan:
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 71
Tabel 41. Rincian DIPA (03) Badan Peradilan Umum Tahun Anggaran 2014
NO JENIS BELANJA PAGU REALISASI SISA SAAT INI
Rp Rp % Rp %
1 Honor Operasional
Satuan Kerja
14.400.000 10.800.000 75 3.600.000 25
2 ATK Perkara 94.500.000 94.487.220 99.98 12.780 0.02
3 Operasional Hakim, PP.
Tipikor
338.750.000 338.721.000 99.99 29.000,- 0.01
4 Pemberitahuan/
Pengiriman berkas
perkara
69.300.000 42.020.000,- 60.63 27.280.000 39.37
5 Belanja Bahan kegiatan
ATK BIMTEK
57.230.000 57.069.675 99.71 160.325 0.29
6 Jasapropesi 93.000.000 89.200.000 95.91 3.800.000 4.09
7 Perjalanan dinas paket
meeting
457.020.000 452.110.000 98.92 4.910.000 1.08
JUMLAH 1.124.200.000 1.084.407.895 96.46 39.792.105 3.54
Belanja barang Tahun 2014 DIPA (03) Badan Peradilan Umum ini
sebagai penunjang kegiatan operasional penyelesaian perkara yang terkait
dengan program peningkatan Manajemen Peradilan Umum yang sesuai
dengan rencana strategis. Pelaksanaan Anggaran belanja barang DIPA (03)
tahun anggaran 2014 dengan Pagu sebesar Rp. 1.124.200.000,- (satu milyar
seratus dua puluh empat juta dua ratus ribu rupiah), terealisasi sebesar
Rp. 1.084.407.895,- (satu milyar delapan puluh empat juta empat ratus tujuh
ribu delapan ratus sembilan puluh lima rupiah) mencapai 96,46%. Sisa
anggaran pada tahun 2014 Rp. 39.792.105,- (tiga puluh sembilan juta tujuh
ratus sembilan puluh dua ribu seratus lima rupiah) sebesar 3,54% dari pagu
yang dianggarkan.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 72
Tabel 42. Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Barang DIPA (03) Badan
Peradilan Umum tahun 2012-2014
Belanja Pegawai 2012 2013 2014
Rupiah % Rupiah % Rupiah %
Pagu/Dipa 863.400.000 1.009.800.000 1.124.200.000
Realisasi 803.433.630 93.05 805.893.535 79.81 1.084.407.895 96.46
Sisa 59.966.170 6.95 203.906.465 20.19 39.792.105 3.54
Perbadingan realisasi anggaran pada tahun 2014 mengalami
peningkatan penyerapan realisasi anggaran dibandingkan dengan tahun 2013
sebesar 16,65%. Tahun 2012 penyerapan realisasi anggaran sebesar
93,05%, tahun 2013 sebesar 79,81% dan pada tahun 2014 sebesar 96,46%
hal ini dikarenakan terjadi peningkatan Pagu Anggaran operasional
penyelesaian perkara Pidana Umum dan perkara Tipikor sebesar 50% per
perkara.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 73
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Pencapaian kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2014 merupakan
pencapaian atas target kinerja tahun ke-empat dari Renstra Pengadilan Tinggi
Jakarta tahun 2010-2014 yang di telah dilakukan reviu. Pengukuran tingkat
capaian kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2014, dilakukan dengan cara
membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan
selama tahun 2014 dan pelaksanaan tugas pada Pengadilan Tinggi Jakarta sudah
terlaksana dengan baik dan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai aspek yang telah dilaksanakan berkaitan dengan pengelolaan
administrasi perkara, administrasi umum, dan dalam hal pembinaan dan
pengawasan.
Capaian kinerja pada tahun 2014 secara keseluruhan tingkat capaian
kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta adalah sebesar 89,60%. Terdapat indikator
sasaran yang mengalami reviu dengan diberlakukannya Surat Edaran Mahkamah
Agung RI Nomor 2 Tahun 2014 di Pengadilan Tinggi Jakarta yang membawa
pengaruh terhadap persentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu
maksimal 3 (tiga) bulan untuk Perkara Pidana dan Perkara Perdata, serta 2 (dua)
bulan untuk Perkara Tipikor.
Pengadilan Tinggi Jakarta pada tahun 2014 berupaya meningkatkan
pengembangan teknologi informasi untuk mengimplementasikan keterbukaan
informasi publik di Pengadilan. Secara bertahap informasi yang disajikan kepada
masyarakat semakin lengkap mencakup putusan pengadilan. Penyajian informasi
yang menggunakan medium website dan sistem informasi perkara yang
dikembangkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta sendiri maupun yang dibuat oleh
Mahkamah Agung yang dikenal dengan nama Sistem Informasi Penulusuran
Perkara (SIPP) atau Case Traking System (CTS). Keterbukaan informasi
pengadilan ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
publik lembaga peradilan.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 74
Untuk mengatasi kendala-kendala dalam melaksanakan tugas dan
menunjang peningkatan kinerja di Pengadilan Tinggi Jakarta maka diperlukan :
1. Penambahan Sumber Daya Manusia yang ahli dan sesuai dengan formasi
yang dibutuhkan.
2. Penambahan alokasi anggaran untuk belanja modal dalam upaya pemenuhan
standarisasi kebutuhan sarana dan prasarana aparatur peradilan.
Laporan Kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2014 merupakan
gambaran capaian kinerja yang akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan,
sekaligus sebagai tolok ukur dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
melaksanakan amanah yang diberikan berdasarkan peraturan yang berlaku.
Secara umum hasil capaian kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2014 telah
dapat memenuhi target sesuai rencana kinerja yang telah ditetapkan.
Keberhasilan maupun kendala atau hambatan dalam pencapaian kinerja
di Pengadilan Tinggi Jakarta pada tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Keberhasilan
Keberhasilan atas pencapaian target dari rencana kinerja yang ditetapkan
adalah tidak lepas dari peran serta semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Keberhasilan tersebut merupakan cerminan dari berjalannya sistem kerja yang
berlaku dan didukung oleh suasana kerja yang dinamis dan bersifat
kekeluargaan. Pencapaian kinerja di Pengadilan Tinggi Jakarta pada tahun
2014 telah memenuhi target dengan uraian sebagai berikut :
- Penyelenggaran tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) baik teknis maupun
administrasi telah berhasil dengan baik.
- Proses penyelesaian sisa perkara pada tahun 2013 dan proses penyelesaian
perkara pada tahun 2014 pada prinsipnya telah berjalan dengan baik.
- Penyampaian berkas perkara yang dinyatakan lengkap dan didistribusikan ke
Majelis Hakim sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang
telah ditetapkan dengan memperhatikan pola Bindalmin (buku II).
- Dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, pencapaian jumlah
peserta yang diusulkan mengikuti diklat sudah tercapai.
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 75
- Pengaduan masyarakat yang masuk dan menjadi kewenangan Pengadilan
Tinggi Jakarta telah ditindaklanjuti.
- Penyediaan sarana dan prasarana sebagai pendukung tugas pokok dan
fungsi (tupoksi) Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2014 ini telah terealisasi
seluruhnya.
2. Ketidakberhasilan
Ketidakberhasilan dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
terdapat dalam 2 (dua) indikator sasaran kinerja yakni :
- Dalam sasaran peningkatan akseptabilitas putusan hakim, dengan indikator
sasaran persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
hanya mencapai 47,37% sedangkan target yang telah ditetapkan sebesar
50%.
- Dalam sasaran peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan
dalam indikator sasaran persentase proses penyelesaian perkara yang
dipublikasikan sebesar 55,18% sehingga tidak memenuhi target yang telah
ditetapkan sebesar 100%.
3. Kendala atau Hambatan
Dalam pelaksanaan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh
Pengadilan Tinggi Jakarta ditemukan kendala atau hambatan yang dapat
menghambat proses pelaksanaannya, antara lain jumlah staf terutama tenaga
operator komputer yang ada pada Pengadilan Tinggi Jakarta masih kurang
dikarenakan semakin bertambahnya jumlah Sistem Informasi yang harus
dipergunakan dalam rangka keterbukaan informasi publik sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
4. Langkah Strategis Tahun 2015
Pada tahun 2015 Pengadilan Tinggi Jakarta akan menempuh langkah
strategis untuk meningkatkan kinerja Pengadilan Tinggi Jakarta dengan cara
sebagai berikut:
LKjIP Pengadilan Tinggi Jakarta | 76
a. Meningkatkan target persentase penyelesaian perkara masuk dari
target 90% menjadi target 93% untuk perkara Pidana, target 92%
untuk perkara perdata, dan target 95% untuk perkara Tipikor.
b. Meningkatkan target persentase perkara yang selesai dalam jangka
waktu maksimal 3 (tiga) bulan untuk perkara Pidana dan Perkara
Perdata, 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor dari target 90%, menjadi
target 93% untuk perkara Pidana, target 92% untuk perkara perdata,
dan target 95% untuk perkara Tipikor.
c. Meningkatkan perbandingan ratio Majelis Hakim terhadap perkara
masuk dari 1:120 menjadi 1:130.
d. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap pengaduan masyarakat
yang masuk dan menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan eksternal.
e. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Pengadilan Tinggi Jakarta
dengan mengusulkan pegawai untuk mengikuti Diklat yang menunjang
kinerja pegawai untuk menunjang Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI)
peradilan.
f. Meningkatkan anggaran sarana dan prasarana untuk menunjang
peningkatan pelayanan peradilan.
g. Menurunkan target indikator sasaran persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum kasasi dari target 50% menjadi target 25%.
Matriks
Sasaran, Indikator Kinerja Utama, Kebijakan, Program, Kegiatan dan Anggaran Pengadilan Tinggi Jakarta
SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
1 2 3 4 5 6
1.Peningkatan
Penyelesaian perkara
a. Persentase sisa perkara
tahun sebelumnya yang diselesaikan
1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. PerkaraTipikor
b. Persentase perkara masuk yang diselesaikan.
1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. Perkara Tipikor
c. Persentase perkara yang selesai dalam jangka waktu maksimal 3
(tiga) Bulan untuk perkara
Pidana dan Perdata, 2 (dua) Bulan untuk Perkara Tipikor.
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. Perkara Tipikor
Peningkatan
Penyelesaian putusan perkara
Peningkatan
manajemen peradilan umum
1.Penyelesaian sisa perkara
pidana, perdata dan tipikor.
2.Penyelesaian perkara
pidana, perdata dan tipikor.
3.Penyelesaian perkara
pidana, perdata dalam waktu 3 bulan dan 2(dua)
bulan untuk perkara Tipikor.
Program 3:
Program Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum Rp. 1.124.200.000
2. Peningkatan
akseptabilitas putusan hakim
Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum Kasasi
3. Peningkatan
efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara
a.Persentase berkas banding yang
dinyatakan lengkap. b.Persentase berkas yang di
distribusikan ke Majelis Hakim. c.Ratio Majelis Hakim terhadap
perkara.
Peningkatan
Manajemen Peradilan Umum
1.Penyampaian berkas
perkara banding secara lengkap.
2.Register dan Pendistribusian berkas
perkara ke Majelis Hakim tepat waktu.
4. Peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap
peradilan (Acces to justice).
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan.
b. Persentase proses penyelesaian perkara yang dipublikasikan.
Pengembangan Sistem Informasi
berbasis IT untuk meningkatkan
Pelayanan Publik
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur peradilan.
1. Publikasi perkara yang telah diselesaikan.
2. Penyediaan sarana dan prasarana pengolah data
dan komunikasi pelayanan publik.
Program 2: Program
Peningkatan
Sarana Dan Prasarana
Aparatur Mahkamah Agung Rp. 0,-
5. Peningkatan kualitas pengawasan
a.Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.
b.Persentase temuan hasil
pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti
Peningkatan Kualitas dan kuantitas
pengawasan
Program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas
teknis lainnya.
1. Menindaklanjuti pengaduan masyarakat secara
berkualitas.
2. Menindaklanjuti temuan
hasil pemeriksaan eksternal secara berkualitas.
Program 1: Program
Dukungan
Manejemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung RI
Rp.
28.923.918.000,-
6. Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia
a. Persentase pegawai yang lulus
diklat Pengadaan Barang/Jasa. b. Persentase pegawai yang lulus
diklat Pranata Komputer.
Peningkatan kualitas
dan kuantitas Sumber Daya Aparatur
Peadilan
Program
Peningkatan manajemen
peradilan umum
dan dukungan manajemen
pelaksanaan tugas teknis lainnya.
1. Mengajukan Pegawai
dalam Diklat Pengadaan Barang/Jasa.
2. Mengajukan pegawai
dalam Diklat Pranata Komputer.
FORMULIR CHECKLIST REVIU
No Pernyataan Check List
I Format 1. Laporan Kinerja (LKj) telah menampilkan data
penting IP
2. LKj telah menyajikan informasi target kinerja
3. LKj telah menyajikan capaian kinerja IP yang
memadai
4. Telah menyajikan dengan lampiran yang
mendukung informasi pada badan laporan
5. Telah menyajikan upaya perbaikan ke depan
6. Telah menyajikan akuntabilitas keuangan
II Mekanisme
Penyusunan
1. LKj IP disusun oleh unit kerja yang memiliki
tugas fungsi untuk itu
2. Informasi yang disampaikan dalam LKj telah
didukung dengan data yang memadai
3. Telah terdapat mekanisme penyampaian data
dan informasi dari unit kerja ke unit penyusun
LKj
4. Telah ditetapkan penanggung jawab
pengumpulan data / informasi di setiap unit
kerja
5. Data/Informasi kinerja yang disampaikan
dalam LKj telah diyakini keandalannya
6. Analisis/Penjelasan dalam LKj telah diketahui
oleh unit kerja terkait
7. LKj IP bukan merupakan gabungan unit kerja
di bawahnya
III Substansi 1. Tujuan / Sasaran dalam LKj telah sesuai
dengan tujuan/sasaran dalam perjanjian
kinerja
2. Tujuan/sasaran dalam LKj telah selaras
dengan rencana strategis
3. Jika butir 1 dan 2 jawabannya tidak, maka
terdapat penjelasan yang memadai
4. Terget Indikator Kinerja Tujuan/sasaran maka
dalam LKj telah sesuai dengan target indikator
kinerja Tujuan/sasaran dalam perjanjian
kinerja
5. IKU pada LKj telah sesuai dengan dokumen