30
Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 1

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 1

Page 2: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 2

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ............................................................................. 2

IKHTISAR EKSEKUTIF ....................................................................... 3

I. PENDAHULUAN .................................................................... 6

1.1 Latar Belakang .................................................................. 6

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi ..................................................... 6

1.3 Organisasi dan Tata Kerja ........................................... 7

1.4 Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas ........................... 8

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................... 10

2.1 Visi ............................................................................ 10

2.2 Misi ............................................................................ 11

2.3 Tujuan ......................................................................... 11

2.4 Sasaran Strategis ......................................................... 12

2.5 Kebijakan dan Program ..................................................... 14

III. AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................... 16

3.1 Capaian Kinerja Organisasi .............................................. 16

3.2 Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja ...................... 17

3.3 Realisasi Anggaran ........................................................... 24

IV. PENUTUP .............................................................................. 26

LAMPIRAN .............................................................................. 27

Page 3: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 3

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu Unit Kerja Eselon II Lingkup Badan Karantina Pertanian, mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.

Terkait tugas pokok dan fungsi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati, pada Tahun 2017 telah ditetapkan Perjanjian Kinerja antara Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dengan Kepala Badan Karantina Pertanian dengan sasaran :

1. Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan 2. Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina pertanian 3. Meningkatnya kemampuan deteksi risiko

Hasil capaian kinerja tahun 2017 menunjukkan Bahwa Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah mencapai sasaran kegiatan yang ditargetkan, sebagai berikut :

No Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan

Jumlah peraturan/keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan kemanan hayati nabati

2 Dok 2 Dok 100

Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

8 Dok 32 Dok 120

Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pencegahan masuk dan menyebarya OPTK dan keamanan hayati nabati

12 Dok 12 Dok 100

2 Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina

Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya

3 Dok 4 Dok 120

Page 4: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 4

pertanian

3 Meningkatnya kemampuan deteksi risiko

Jumlah dokumen Analisis Risiko OPT

10 Dok 7 Dok 70

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata capaian indikator kinerja dengan hasil skor 102 % atau dalam kategori SANGAT BERHASIL.

Pemenuhan kebijakan teknis karantina tumbuhan seperti terlihat dalam Indikator Kinerja ke-1 dalam bentuk Permentan telah terealisasi rata-rata : (100 + 120 + 100) / 3 = 106,67 %. Hal ini tercapai karena adanya kedisiplinan dalam melakukan kegiatan dan tepat waktu terhadap jadual palang yang telah direncanakan Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Pemenuhan output penting ini tentunya terus senantiasa dibarengi dengan peningkatan kualitas output. Sehingga dimasa mendapatang diperlukan pengawalan kegiatan oleh Tim Satlak PI Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian.

Sedangkan terkait dengan sasaran Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina pertanian dengan Indikator Kinerja ke-2 yaitu Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya, juga telah melebihi target capaiannya 4/3 x 100 % = 133,33 % (angka anomali) sehingga tetap harus dinilai 120 %. Capaian yang melebihi target tersebut karena adanya kerjasama dan komitmen yang semakin baik antara Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Balai Besar Uji Standar dan Unit Pelaksana Tekinis (UPT) dalam hal pemenuhan akreditasi laboratorium karantina tumbuhan.

Gambar 1. Tindakan Pemeriksaan KT Terhadap Buah Apel

Page 5: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 5

Adapun untuk sasaran terakhir adalah Meningkatnya kemampuan deteksi risiko dengan Indikator Kinerja yaitu Jumlah dokumen Analisis Risiko OPT tidak dapat tercapai 100 % karena adanya pemotongan dan pergeseran anggaran sehingga kegiatan yang direncanakan 10 kegiatan hanya terlaksana menjadi 7 kegiatan. Namun dalam setiap kegiatan telah dihasilkan beberapa Analisis Risiko OPT yang dapat dijadikan acuan UPT dalam melaksanakan tindakan karantina tumbuhan dengan baik

Gambar 2. Pengambilan sampel sebagai bahan uji laboratorium

Pada tahun 2017 Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp 7,264,719,000 (setelah pemotongan) dan telah teralisasi sebesar Rp 7,168,195,970 (98,67 %). Capaian serapan anggaran pada tahun 2017 merupakan capaian terbaik bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya berturut-turut : 98,50 % (tahun 2016), 96,02 % (tahun 2015) dan 93,49 % (tahun 2014)

Page 6: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 6

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terwujudnya good governance dalam praktik-praktik pemerintahan dan

kenegaraan merupakan harapan semua pihak. Saat ini setiap tindakan dan

kebijakan dalam pelaksanaan pemerintahan akan selalu dikaitkan dengan

konsep tata pemerintahan yang baik dengan 3 (tiga) pilar utamanya, yaitu

Partisipasi, Transparansi dan Akuntabiitas.

Asas Akuntabilitas adalah salah satu azas dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah

diharapkan mampu mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (Sistem AKIP). Substansi dari Sistem AKIP pada intinya adalah

penyelerasan antara produk perencanaan dan realisasinya dengan orientasi

kepada hasil (result oriented).

Proses penyelerasan ini dilakukan melalui penyusunan suatu Rencana

Stratejik dalam jangka menengah (5 Tahun), Rencana Kinerja Tahunan dan

Penetapan Kinerja yang merupakan kontrak kinerja serta Laporan

Pertanggungjawaban Kinerja setiap tahunnya.

Maksud dan Tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah sebagai

wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Dari laporan ini diharapkan

dapat diperoleh suatu kesimpulan pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi serta dapat digunakan sebagai titik tolak dan bahan analisis dalam

rangka meningkatkan kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan dan

fungsi utama LAKIP yaitu sebagai media pertanggung-jawaban dan sebagai

alat untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi.

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.140/8/

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian menyatakan

bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati sebagai berikut:

1.2.1 Tugas Pokok

Tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

adalah Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis

perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.

Secara rinci tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati adalah sebagai berikut :

Page 7: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 7

a. Bidang Karantina Tumbuhan Benih mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian

bimbingan teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di bidang

perkarantinaan tumbuhan benih;

b. Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian

bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

perkarantinaan tumbuhan non benih;

c. Bidang Keamanan Hayati Nabati mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien

species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan

media pembawa lain impor, ekspor serta antar area;

d. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan

kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

1.2.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan

benih;

b. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,

pemantauan, dan evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan

non be``nih serta penyelenggaraan sistem audit dan penilaian;

c. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan

pemantauan serta evaluasi di bidang pengawasan pangan segar

asal tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk

rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain impor,

ekspor serta antar area.

1.3 Organisasi dan Tata Kerja

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Kepala Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati terdiri dari unsur-unsur: Bidang

Karantina Tumbuhan Benih, Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih dan

Bidang Keamanan Hayati Nabati serta Kelompok Jabatan Fungsional. Secara

rinci, struktur organisasi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :

Page 8: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 8

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

Gambar 3. Struktur Organisasi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati.

1.4 Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dibentuk

berdasarkan dasar hukum sebagai berikut :

a) Undang Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan

dan Tumbuhan;

b) Undang Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;

c) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Convenction

Keanekaragaman Hayati;

d) Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2002 tentang Karantina

Tumbuhan;

e) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu

dan Gizi Pangan;

f) Permentan Nomor 43/Permentan/OT.140/8/2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementrian Pertanian.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, pelaksanaan Karantina Tumbuhan bertujuan

untuk:

PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI

BIDANG KARANTINA TUMBUHAN

BENIH

BIDANG KARANTINA TUMBUHAN

NON BENIH

BIDANG KEAMANAN HAYATI

NABATI

SUB BIDANG BENIH IMPOR

SUB BIDANG BENIH EKSPOR DAN

ANTAR AREA

SUB BIDANG NON BENIH IMPOR

SUB BIDANG NON BENIH EKSPOR

DAN ANTAR AREA

SUB BIDANG KEAMANAN HAYATI

NABATI IMPOR

SUB BIDANG KEAMANAN HAYATI

NABATI EKSPOR DAN ANTAR AREA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 9: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 9

a. Mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Repubik Indonesia;

b. Mencegah tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke area lain dalam wilayah Negara Republik Indonesia;

c. Mencegah keluarnya organisme pengganggu tumbuhan dari wilayah Negara Republik Indonesia, apabila negara tujuan menghendakinya.

Sedangkan pelaksanaan pengawasan keamanan hayati nabati termasuk

pengawasan keamanan pangan sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996

tentang Pangan bertujuan untuk:

a. Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu,

dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia Indonesia;

b. Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab;

dan

c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan

terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kedua Undang-undang tersebut di atas antara lain ditindaklanjuti dengan

penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina

Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang

Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan

perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.

Page 10: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 10

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Agar pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati dapat mencapai kinerja yang ditetapkan, diperlukan

Rencana Strategis, yang berguna untuk :

a. Menyusun rencana kinerja (performance plan);

b. Menyusun rencana kerja dan anggaran (workplan and budget);

c. Menyusun penetapan kinerja (performance agreement);

d. Melaksanakan tugas, pelaporan, dan pengendalian kegiatan di lingkungan

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati; dan

e. Menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati.

2.1 Visi

Visi adalah gambaran umum masa depan organisasi yang diinginkan

dalam 5 tahun ke depan, sedangkan misi organisasi di bidang pemerintahan

adalah ungkapan dari tugas pokok dan fungsi atau merupakan maksud dari

keberadaan organisasi.

Visi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati :

“Mendukung Badan Karantina Pertanian menjadi Instansi yang

Tangguh dan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya

Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman

Hayati serta Keamanan Pangan”

Pengertian Tangguh dan Terpercaya adalah sebagai berikut :

Tangguh : “Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatnya

adalah pewujudan pertahanan negara di bidang kelestarian sumberdaya alam

hayati, keanekaragaman hayati serta keamanan pangan dan lingkungan.

Prinsip pertahanan yang dimaksud yaitu tangguh menghadapi serangan dan

ancaman OPTK, cemaran kimia berbahaya, produk rekayasa genetik

berbahaya, serta spesies asing invasif.”

Terpercaya : “Penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan

keamanan hayati nabati harus mendapat kepercayaan yang tinggi secara

nasional dan internasional. Kepercayaan akan diperoleh antara lain melalui

akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dibidang perkarantinaan dan

keamanan hayati.”

Page 11: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 11

2.2 Misi

Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi serta Prioritas

Nasional dan Kebijakan Kementerian Pertanian, dengan Misi Badan Karantina

Pertanian sebagai berikut:

a. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan

dari serangan penyakit hewan karantina (HPHK) dan Organisme

Penganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);

b. Mendukung terwujudnya keamanan pangan.

c. Menfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;

d. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.

Selanjutnya misi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati adalah sebagai berikut:

a. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati nabati dari ancaman

OPTK/OPTP;

b. Mendukung terwujudnya sistem keamanan pangan yang sehat dan

pengawasan keamanan lingkungan dari ancaman spesies asing invasif

(JENIS ASING INVASIF) dan produk rakayasa genetik serta kerusakan

lapisan ozon.

c. Mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;

d. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik perkarantinaan

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.

2.3 Tujuan

Visi dan Misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur oleh karena itu perlu

diturunkan/diderivasi menjadi tujuan dan sasaran strategis. Tujuan merupakan

pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati dalam kurun 5 tahun ke depan.

Sesuai tugas pokok dan fungsinya yaitu melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Karantina Tumbuhan Benih, Non Benih,

serta Pengawasan Keamanan Hayati Nabati, maka tujuan Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dalam tahun 2015-2019 adalah:

Menyiapkan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati guna meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan nasional.

Page 12: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 12

2.4 Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah yang

lebih terukur. Sasaran Strategis Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati terbagi dalam 2 (dua) kelompok utama yaitu sasaran prioritas

misi dan sasaran prioritas pengembangan sumberdaya.

Prioritas misi berorientasi pada proses internal utama yang berkaitan

dengan tugas pokok yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang

undangan, sedangkan prioritas misi berkontribusi langsung pada pencapaian

tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati.

Strategi pengembangan sumberdaya berkaitan dengan dukungan

manajemen yang mendukung langsung pencapaian sasaran prioritas misi.

Strategi pengembangan sumberdaya atau lazim juga disebut ‘capacity building’

berhubungan dengan perencanaan teknis secara umum, penyediaan dan

pelaksanaan angggaran yang optimal.

Sasaran strategis Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati adalah :

a) Tersusunnya Kebijakan Teknis Perkarantinaan

b) Meningkatnya kualitas laboratorium UPT Karantina Pertanian:

c) Meningkatnya kemampuan deteksi risiko.

Melalui sasaran strategis tersebut diharapkan dapat meningkatkan

efektifitas pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati dalam rangka mencegah masuk, tersebar

dan keluarnya OPTK/OPTP dan bahan pangan yang tidak sehat/aman, serta

pengawasan jenis asing invasif dan produk rekayasa genetik.

Indikator kinerja tercapainya sasasan strategis tersebut dapat dilihat dari jumlah

rumusan kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan pengawasan

keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan.

Pencapaian Sasaran Strategis tersebut dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Page 13: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 13

Tabel 1. Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 2015 - 2019

No Program

Kegiatan

Prioritas

Sasaran Indikator Target

2015 2016 2017 2018 2019

Peningkatan sistem perkarantinaan tumbuhan dan keamanan hayati nabati

Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan

Jumlah peraturan/keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

2 2 2 2 2

Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

10 10 10 10 10

Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pencegahab masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

18 18 18 18 18

Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina pertanian

Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya

3 3 3 3 3

Meningkatnya kemampuan deteksi risiko

Jumlah dokumen Analisis Risiko OPTK 10 10 10 10 10

Page 14: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 14

2.5 Kebijakan dan Program

2.5.1 Kebijakan

Dalam rangka mencapai misi pusat karantina tumbuhan dan keamanan

hayati nabati, ditetapkan kebijakan utama penyiapan kebijakan teknis

pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati

nabati di Pre-Border, At-Border dan Post-Border yang ditentukan melalui

analisis risiko.

2.5.2 Program

Kebijakan utama perkarantinaan tumbuhan dan keamanan hayati nabati

diuraikan melalui program utama dan pendukung.

Program Utama

1) Pre-Border

b. Menyusun kebijakan teknis, Pedoman dan Petunjuk pelaksanaan

perkarantinaan tumbuhan dan keamanan hayati nabati;

c. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan Pre-Shipment Inspection

dengan negara mitra dagang;

d. Menyusun kebijakan teknis tentang Pengakuan (Recognition) dan

Perjanjian Ekivalensi dengan negara mitra dagang di bidang

perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan pangan segar

asal tumbuhan dengan negara mitra dagang;

e. Melakukan verifikasi sistem perkarantinaan tumbuhan dan

keamanan pangan dengan negara mitra dagang;

f. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam

pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan perkarantinaan

tumbuhan dan keamanan hayati nabati;

2) At-Border

a. Menyusun kebijakan teknis operasional perkarantinaan tumbuhan

dan pengawasan keamanan hayati nabati di tempat-tempat

pemasukan dan pengeluaran;

b. Menyusun kebijakan teknik dan metode pelaksanaan tindakan

karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati;

c. Menyusun SOP umum pelaksanaan pelayanan karantina tumbuhan

dan pengawasan keamanan hayati nabati;

d. Menyusun kebijakan janji layanan (Service Level Arangement) dan

sistem penjaluran media pembawa OPTP/OPTK berdasarkan

analisis resiko OPTP/OPTK;

Page 15: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 15

e. Menyusun kebijakan teknis instalasi karantina tumbuhan;

f. Menyusun kebijakan teknis laboratorium perkarantinaan tumbuhan

dan pengawasan keamanan hayati nabati.

3) Post-Border

a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan kawasan karantina tumbuhan;

b. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan sistem peringatan dini (early warning systems);

c. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemantauan dan monitoring daerah sebar OPT/OPTP/OPTK;

d. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan program eradikasi (eradication program) OPTP/OPTK dengan melibatkan instansi terkait;

e. Melakukan koordinasi dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi di bidang perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.

Program Pendukung

Dalam rangka akselerasi ekspor media pembawa maka dilakukan program

pendukung sebagai berikut:

a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan In-line Inspection;

b. Menyiapkan infomasi teknis persyaratan SPS negara tujuan;

c. Menyiapkan kebijakan teknis instalasi karantina tumbuhan;

d. Menyiapkan kebijakan teknis tindakan perlakuan karantina tumbuhan;

e. Menyiapkan kebijakan teknis implementasi sistem skim audit;

f. Menyusun kebijakan teknis dalam rangka pertukaran informasi teknis

prosedur NPPO dengan negara mitra dagang.

Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja antara Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati dengan Kepala Badan Karantina Pertanian yang akan

dicapai berdasarkan anggaran yang telah disetujui pada Tahun 2017 adalah :

1. Tersusunnya Kebijakan Teknis Perkarantinaan

2. Meningkatnya kualitas laboratorium UPT Karantina Pertanian:

3. Meningkatkanya kemampuan deteksi risiko.

Page 16: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 16

III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran kinerja kegiatan di lingkup Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan

antara target dengan realisasi masing-masing sasaran dengan indikator

kinerja.

Keberhasilan dan ketidakberhasilan setiap sasaran ditentukan dengan

persentase pencapaian target yang telah ditetapkan, dengan kisaran sebagai

berikut :

A. Sangat berhasil : ≥ 96 %

B. Berhasil : 76 - 95 %

C. Cukup Berhasil : 61 - 75 %

D. Kurang Berhasil : ≤ 60 %

Sasaran dan Indikator Kinerja

Sasaran dan Indikator Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan, dengan indikator kinerja :

a. Jumlah peraturan/keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan

menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

b. Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang

pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati

nabati

c. Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen

monitoring pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan

hayati nabati

2. Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina pertanian, dengan

indikator kinerja Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai

ruang lingkup tugasnya;

3. Meningkatnya kemampuan deteksi risiko, dengan indikator kinerja jumlah

dokumen Analisis Risiko OPT.

Page 17: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 17

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kinerja Tahunan

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan

Jumlah peraturan /keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan kemanan hayati nabati

2 Dok 2 Dok 100

Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

8 Dok 32 Dok 120

Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pencegahan masuk dan menyebarya OPTK dan keamanan hayati nabati

12 Dok 12 Dok 100

2 Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina pertanian

Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya

3 Dok 4 Dok 120

3 Meningkatnya kemampuan deteksi risiko

Jumlah dokumen Analisis Risiko OPT

10 Dok 7 Dok 70

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata capaian indikator kinerja dengan hasil skor 102 %.

3.2 Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

1) Sasaran ke-1, “ tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan”

Dengan Indikator ke-1, Jumlah peraturan/keputusan Menteri tentang

pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

dengan realisasi 2 dokumen yaitu :

1. Peraturan Menteri Pertanian No.20/Permentan/KR.040/6/2017 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian No.

Page 18: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 18

43/Permentan/OT.140/6/2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan

untuk Pemasukan Sayuran Umbi Lapis Segar ke Dalam Wilayah

Negara Republik Indonesia

2. Peraturan Menteri Pertanian No.01/Permentan/KR.020/1/2017 tentang

Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Pengeluaran Media Pembawa

Organisme Pengganggu Tumbuhan

Penerbitan dokumen Peraturan Menteri Pertanian berada di luar kendali

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sehingga

penerbitan peraturan dapat terjadi pada tahun berikutnya. Peraturan

Menteri Pertanian No.01/Permentan/KR.020/1/2017 tersebut merupakan

bahan kebijakan yang telah dilakukan pembahasan pada tahun

sebelumnya.

Sebagaimana tahun sebelumnya, realisasi kinerja tahun 2017 untuk

sasaran kinerja tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan sebanyak 2

dokumen telah memenuhi target yang ditetapkan. Berdasarkan Rencana

Tindak Pembangunan Jangka Menengah Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati 2015-209, target tersusunnya kebijakan teknis

perkarantinaan berjumlah 10 dokumen. Oleh karena itu, jumlah dokumen

yang telah dihasilkan sampai tahun ini adalah 7 dokumen.

Peraturan Menteri Pertanian No.20/Permentan/KR.040/6/2017 merupakan

peraturan yang diterbitkan untuk meningkatkan pelayanan karantina

tumbuhan terhadap pemasukan bawang putih ke dalam wilayah Indonesia.

Peraturan ini merupakan upaya untuk memitigasi risiko masuk dan

tersebarnya OPTK terbawa umbi bawang putih, sekaligus untuk

memfasilitasi kebutuhan konsumsi bawang putih yang tidak dapat dipenuhi

dengan produksi dalam negeri.

Penerbitan Peraturan Menteri Pertanian No.01/Permentan/KR.020/1/2017

diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengeluaran media pembawa

(ekspor) untuk memenuhi persyaratan negara tujuan. Selain itu dengan

diterbikan Permentan ini diharapkan dukungan akselerasi ekspor terhadap

komoditas tumbuhan dapat lebih meningkat kualitasnya. Dan yang

terpenting bagi Badan Karantina Pertanian adalah dapat menekan adanya

Notification of Non Compliance (NNC) dari negara tujuan ekspor dan dapat

menjaga nilai NNC selalu dalam range 0 – 0,1 % yang menjadi salah satu

IKU Kepala Badan Karantina Pertanian.

Dengan Indikator ke-2, Jumlah Keputusan Kepala Badan Karantina

Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan

keamanan hayati nabati dengan realisasi 32 dokumen, yaitu :

Page 19: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 19

1. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

No.647/KPTS/KP.040/K/05/2017 tentang Registrasi Laboratorium

Penguji Keamanan Pangan Segar asal India

2. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

No.1596/KPTS/KP.040/K/05/2017 tentang Registrasi Laboratorium

Penguji Keamanan Pangan Segar asal Mesir

3. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

No.1222/KPTS/KP.040/K/05/2017 tentang Registrasi Laboratorium

Penguji Keamanan Pangan Segar asal Brazil

4. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

No.646/KPTS/KP.040/K/05/2017 tentang Registrasi Laboratorium

Penguji Keamanan Pangan Segar asal Australia

5. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

No.1221/KPTS/KP.040/K/05/2017 tentang Registrasi Laboratorium

Penguji Keamanan Pangan Segar asal Austria

6. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

456/KR.020/K/01/2017 tentang Penetapan PT. Panca Lestari Pestindo

Sebagai Pihak Ketiga untuk Melaksanakan Tindakan Perlakuan

Fumigasi Phospine

7. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

454/KR.020/K/01/2017 tentang Penetapan PT. Sucofindo Sebagai

Pihak Ketiga untuk Melaksanakan Tindakan Perlakuan Fumigasi

Phospine

8. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

455/KR.020/K/01/2017 tentang Penetapan PT. Sucofindo Cabang

Lampung Sebagai Pihak Ketiga untuk Melaksanakan Tindakan

Perlakuan Fumigasi Phospine

9. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1075/KR.020/K/02/2017 tentang Penetapan PT. Armanda Eka Pratama

Sebagai Pihak Ketiga untuk Melaksanakan Tindakan Perlakuan

Fumigasi Phospine

10. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

6612/KR.020/K/05/2017 tentang Penetapan PT. Indo Prima Jaya

Sebagai Pihak Ketiga untuk Melaksanakan Tindakan Perlakuan

Fumigasi Phospine

11. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

6614/KR.020/K/05/2017 tentang Penetapan PT. Yedija Jaya Pratama

Indonesia Sebagai Pihak Ketiga untuk Melaksanakan Tindakan

Perlakuan Fumigasi Phospine

12. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

6613/KR.020/K/05/2017 tentang Penetapan CV. Waringin Sejati

Page 20: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 20

13. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

8677/KR.020/K/07/2017 tentang Penetapan PT. Neutron Mitra Abadi

14. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1412/KR.020/K/08/2017 tentang Penetapan CV. Hijrah Mandiri

15. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1417/KR.020/K/08/2017 tentang Penetapan CV. Selang Surya Kencana

16. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1413/KR.020/K/08/2017 tentang Penetapan PT. Pacific Indo Packing

Cabang Tarakan

17. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1412/KR.020/K/08/2017 tentang Penetapan PT. Kembang Samudra

Inspection Service Cabang Batam

18. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1414/KR.020/K/08/2017 tentang Penetapan PT. Palindo Moeda

Berkarya

19. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1739/KR.020/K/09/2017 tentang Penetapan CV. Mitra Indo Mandiri

20. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1879/KR.020/K/10/2017 tentang Penetapan PT. Insurindo Inter Sevices

Cabang Palembang

21. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

2120/KR.020/K/12/2017 tentang Penetapan PT. Kayu Kreasi Sejahtera

22. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

658/KR.020/K/05/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

23. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

657/KR.020/K/12/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. Suri Tani Pemuka

24. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

659/KR.020/K/04/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. Laris Manis Utama

25. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1421/KR.020/K/08/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. Wahyu Putra Bima Sakti

26. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1423/KR.020/K/08/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. Pusat Penelitian Kelapa Sawit

27. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1672/KR.020/K/09/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. Tanjung Raya Plywood

Page 21: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 21

28. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1676/KR.020/K/09/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. New Hope Indonesia

29. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

1670/KR.020/K/09/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. Nusantara Segar Global

30. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

2143/KR.020/K/12/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. Golden Grand Mills

31. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

2144/KR.020/K/12/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik CV. Exotic Bonsai Indonesia

32. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

2142/KR.020/K/12/2017 tentang Penetapan Instalasi Karantina

Tumbuhan milik PT. Phoenix Jaya

Penerbitan dokumen bertujuan untuk meningkatkan keefektifan

pelaksanakan tugas perkarantinaan dengan melibatkan pihak ketiga. Jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah penerbitan dokumen

mengalami tren peningkatan karena lalulintas komoditas pertanian antar

negara terus mengalami peningkatan. Penetapan sejumlah pihak ketiga

sebagai fumigator dan kemasan kayu menunjukkan bahwa eksportasi

komoditas pertanian juga mengalami peningkatan dalam upaya memenuhi

persyaratan negara tujuan ekspor.

Dengan Indikator ke-3, Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan

teknis dan dokumen monitoring pencegahan masuk dan menyebarnya

OPTK dan keamanan hayati nabati dengan target 12 dokumen, yaitu :

1. Pembinaan Pusat KT dan KHN

2. Bimbingan Teknis Karantina Tumbuhan Benih

3. Bimbingan Teknis Karantina Tumbuhan Non Benih

4. Bimbingan Teknis Keamanan Hayati Nabati

5. Monitoring dan Evaluasi Karantina Tumbuhan Benih

6. Monitoring dan Evaluasi Karantina Tumbuhan Non Benih

7. Monitoring dan Evaluasi Keamanan Hayati Nabati

8. Monitoring dan Evaluasi Fungsional POPT

9. Monitoring dan Evaluasi SAP

10. Monitoring dan Evaluasi UPSUS

11. Koordinasi UPSUS

Page 22: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 22

12. Koordinasi internal dan eksternal

Kegiatan Bimbingan Teknis dan Monitoring dan evaluasi telah dilaksanakan

di UPT Karantina Pertanian yang disesuaikan dengan Tugas Pokok dan

Fungsi Bidang di Lingkup Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati. Kegiatan tersebut merupakan upaya Pusat dalam

mensosialisasikan aturan dan pedoman terbaru yang terbit, sekaligus

memberikan arahan dan bimbingan mengenai permasalahan yang dihadapi

masing-masing UPT. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengevaluasi

pelaksanaksanaan fungsi perkarantinaan yang dilakukan oleh UPT. Pada

tahun ini juga terdapat kegiatan monitoring dan evaluasi, serta koordinasi

terkait UPSUS. Hal ini dilakukan upaya untuk mendukung upaya

pemerintah dalam meningkatkan produksi komoditas strategis nasional

(padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai).

2) Sasaran ke-2, “meningkatnya kualitas laboratorium UPT Karantina

Pertanian”

Dengan indikator, Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai

ruang lingkup tugasnya, yaitu :

1. BKP Kelas I Padang (ruang lingkup Araecerus fasciculatus)

2. BKP Kelas I Semarang (ruang lingkup Ahasverus advena, Araecerus

fasciculatus, dan Tribolium castaneum)

3. BKP Kelas I Pontianak (ruang lingkup Alfalfa Mosaic Virus)

4. SKP Kelas I Samarinda (ruang lingkup Uloma takagii)

Terkait dengan sasaran Meningkatnya kualitas laboratorium UPT

karantina pertanian dengan Indikator Kinerja ke-2 yaitu Jumlah UPT

yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya,

juga telah melebihi target capaiannya 4/3 x 100 % = 133,33 % (angka

anomali) sehingga tetap harus dinilai 120 %. Capaian yang melebihi target

tersebut karena adanya kerjasama dan komitmen yang semakin baik antara

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Balai Besar Uji

Standar dan Unit Pelaksana Tekinis (UPT) dalam hal pemenuhan akreditasi

laboratorium karantina tumbuhan.

3) Sasaran ke-3, “meningkatnya kemampuan deteksi risiko”

Dengan indikator, Jumlah dokumen Analisis Risiko OPT sebanyak 7

kegiatan pembahasan AROPT, terdiri dari 56 Dokumen AROPT Benih dan

18 Dokumen AROPT Non Benih.

Negara asal MP sudah di AROPT berasal dari berbagai negara, China,

Australia, Perancis, Thailand, Malaysia dan Vietnam

Page 23: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 23

Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, terjadi peningkatan yang cukup

besar terhadap jumlah dokumen AROPT yang dihasilkan. Hal ini

disebabkan banyaknya permohonan pemasukan benih tanaman yang baru

pertama kali akan dimasukan ke dalam wikayah negara RI.

1. Kegiatan benih I, yang membahas sejumlah draft AROPT, yaitu:

Actinotus helianthi (kultur jaringan) Asal Australia; Carica papaya

(benih) Asal Filipina, Theobroma cacao (kultur jaringan) asal Amerika

Serikat, Nicotiana tabacum (benih) Asal Yunani, Wasabi japonica

(Benih) asal China, Hevea brasiliensis (mata entres) asal Ivory Coast,

Alocasia macrorrhizos (bibit) Asal Thailand, Calacadium bicolor (bibit)

Asal Thailand, Daucus carota (benih) Asal Thailand, Nicotiana tabacum

(benih) asal Brazil, Chamaecytus palmensis (benih) asal Afrika Selatan,

Pakchoy asal Filipina, Kurma (Phoenix dactylifera) asal Prancis.

2. Kegiatan benih II, yang membahas sejumlah draft AROPT, yaitu: benih

kedelai (Glycine max) asal Mozambique, benih tomat (Solanum

esculentum) asal Perancis, benih kentang (Solanum tuberosum) asal

Irlandia, bibit pisang (Mussa sepietum) asal Filipina, benih kopi (Coffea

arabica) asal Kosta Rika, benih terung (Solanum melongena) asal

Jepang, bibit Neoregelia imperalis asal Thailand, benih wortel (Daucus

carota) asal Afrika Selatan, benih karet (Hevea brasiliensis) asal

Spanyol, bibit jasmine (Jasmine sambac) asal Thailand, benih bawang

merah (Allium cepa var ascalonicum) asal Tanzania, bibit

Zanthedeschia (Zantedeschia sp.) asal Belgia, benih anyelir (Dianthus

caryophillus) asal India.

3. Kegiatan benih III, yang membahas sejumlah draft AROPT, yaitu bibit

pisang cavendish (Mussa acuminate) asal Kosta Rika, bibit Tilandsia

sp. dan Vinca (Cantharantus roseus) asal Thailand, bibit alpukat

(Persea americana) asal Australia, bibit anggur (Vitis Vinifera) asal

Taiwan, benih tanaman wortel asal Jepang, benih rumput Festuca

arundinacea asal Swiss, benih rumput Trifolium repens) asal Swiss,

benih Brassica napus asal Swiss, benih tsoi sim (Brassica juncea) asal

Australia, bibit anggrek Phalaenopsis, sp (kultur jaringan) asal Belanda,

benih kentang (Solanum tuberosum) asal Bangladesh, benih kakao

(Theobroma cacao) asal Inggris, benih bawang putih (Allium sativum)

asal China, Draf AROPT by pathway Benih tanaman bawang putih

(Allium sativum) asal Taiwan, benih bawang putih (Allium sativum) asal

India, benih tanaman kalapa sawit (Elaeis guineensis) asal India, benih

bawang putih (Allium sativum) asal Mesir, dan benih rumput (Cynodon

dacgtylon) asal Thailand.

Page 24: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 24

4. Kegiatan benih IV, yang membahas sejumlah draft AROPT, yaitu: benih

tanaman bawang putih (Allium sativum) asal Bangladesh, benih

bawang putih (Allium sativum) asal Thailand, benih bawang putih (

Allium sativum) asal Korea Selatan, benih bawang putih (Allium

sativum) asal Belanda, benih black oats (Avena strigosa) asal Perancis,

benih common vect (Vicia sativa) asal Perancis, benih tanaman

centrosema (Centrosema pascuaorum) asal Australia, benih kubis

(Brassica oleracea) asal Jepang, bibit sirsak (Annona muricarta) asal

Ekuador, bibit anggur (Vitis vinifera) asal China, bibit rosella (Hibiscus

sabdarifa) asal Thailand, bibit tanaman hias (Acanthus mollis) (kultur

jaringan) asal Belanda.

5. Kegiatan non benih I, yang membahas sejumlah draft AROPT, yaitu:

biji sorghum asal Ukraina, biji barley asal Ukraina, Kayu jati (log) asal

Ekuador, umbi kentang asal Mesir, buah stroberi segar asal Afrika

Selatan, dan umbi bawang bombai asal Ukraina.

6. Kegiatan non benih II, yang membahas sejumlah draft AROPT, yaitu:

Umbi bawang putih asal Ukraina, Kentang segar asal Ukraina, Buah

ceri segar asal Ukraina, Buah delima segar asal Mesir, Umbi wortel

segar asal Ukraina, dan Biji sorghum asal Moldova.

7. Kegiatan non benih III, yang membahas sejumlah draft AROPT, yaitu:

Buah apel segar asal Turki, Buah fig kering asal Turki, Buah jeruk segar

asal Turki, Buah anggur segar asal Turki, Buah aprikot kering asal

Turki, dan Biji oat asal Ukraina

Terdapat peningkatan jumlah kegiatan pembahasan rancangan AROPT

apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015-2016

kegiatan pembahasan dilakukan sebanyak enam kali,

Pada tahun 2017 sasaran ke-3 adalah Meningkatnya kemampuan

deteksi risiko dengan Indikator Kinerja yaitu Jumlah dokumen Analisis

Risiko OPT tidak dapat tercapai 100 % karena adanya pemotongan dan

pergeseran anggaran sehingga kegiatan yang direncanakan 10 kegiatan

hanya terlaksana menjadi 7 kegiatan. Namun dalam setiap kegiatan telah

dihasilkan beberapa Analisis Risiko OPT yang dapat dijadikan acuan UPT

dalam melaksanakan tindakan karantina tumbuhan dengan baik.

3.3 Realisasi Anggaran

Serapan anggaran oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati pada periode 2014 – 2017 ditampilkan dalam Tabel 3.

Page 25: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 25

Tabel 3. Serapan anggaran oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada periode 2014 – 2017.

Tahun Pagu Realisasi %

2014 7,141,784,000 6,676,610,522 93,49

2015 8,235,091,000 7,907,281,859 96,02

2016 7,077,303,000 6,971,200,851 98,50

2017 7,264,719,000 7,168,195,970 98,67

Realisasi anggaran tahun 2017 sebesar 98,67% mengalami sedikit peningkatan

sebesar 0,17% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (98,50%). Apabila

melihat tren serapan anggaran dari tahun 2014 sampai 2017, antara target dan

realisasi terus mengalami peningkatan. Serapan anggaran yang semakin baik

dari tahun ke tahun karena Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

senantiasa taat terhadap jadual palang, lebih baik dalam mengantisipasi

kegiatan-kegiatan yang tidak terlaksana dan lebih baik dalam menggunakan

kumpulan sisa-sisa anggaran beberapa yang dilakukan revisi.

Page 26: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 26

IV. PENUTUP

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati Tahun 2017 dapat disimpulkan bahwa seluruh

Penetapan Kinerja yang terdiri dari 3 (tiga) sasaran kegiatan yang telah

ditetapkan mencapai 102 % (SANGAT BERHASIL).

Kendala utama yang dihadapi selama tahun 2017 adalah adanya penghematan

anggaran yang telah ditetapkan sehingga beberapa kegiatan tidak dapat

direalisasikan sesuai jumlah target. Selain itu, konsistensi waktu pelaksanaan

dan beberapa pada ruang lingkup output yang ditargetkan menjadi cenderung

lebih spesifik. Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya kegiatan yang

melibatkan peserta dan atau tim penyusun dalam waktu yang bersamaan serta

kondisi lingkungan strategis yang menuntut adanya perubahan waktu

pelaksanaan dan perubahan output kegiatan.

Walaupun capaian output adalah sangat berhasil namun kualitas output dari

tahun ke tahun perlu ditingkatkan sehingga rumusan kebijakan karantina

tumbuhan serta keamanan hayati nabati akan semakin baik. Beberapa kendala

terhadap proses terbitnya suatu rumusan kebijakan karantina tumbuhan pasti

ada (misal : ketersediaan narasumber, keterbatasan waktu pembahasan,

sehingga setiap tahapan kegiatan perlu adanya pengendalian terhadap risiko-

risiko yang muncul. Oleh karena itu peranan dari Tim Satuan Pelaksana

(Satlak) Pengendalian Intern (PI) di Kantor Pusat harus ditingkatkan.

Page 27: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 27

LAMPIRAN

Page 28: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 28

Lampiran 1. Penetapan Kinerja

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016

BADAN KARANTINA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dr. Ir. Antarjo Dikin, M.Sc

Jabatan : Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

Selanjutnya disebut pihak pertama.

Nama : Ir. Banun Harpini, M.Sc.

Jabatan : Kepala Badan Karantina Pertanian

Selanjutnya disebut pihak kedua.

Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan akan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Jakarta, Februari 2016

Pihak Kedua, Pihak Pertama,

BANUN HARPINI ANTARJO DIKIN

Page 29: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 29

FORMULIR PENETAPAN KINERJA BADAN KARANTINA PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon II : Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati Tahun Anggaran : 2017

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan

Jumlah peraturan/keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

2 Dok

Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

8 Dok

Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

12 Dok

2 Meningkatnya kualitas laboratorium UPT Karantina Pertanian

Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya

3 Dok

3 Meningkatnya kemampuan deteksi risiko

Jumlah dokumen Analisis Risiko OPT

10 Dok

Jumlah Anggaran: Peningkatan Sistem Perkarantinaan Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebesar Rp 7.713.024.000,- Kepala Badan Karantina Pertanian, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati,

BANUN HARPINI ANTARJO DIKIN

Page 30: Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Laporan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 30

Lampiran 2. Pengukuran Kinerja

Unit Organisasi Eselon II : Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

Tahun Anggaran : 2017

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan

Jumlah peraturan/keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

2 Dok 2 Dok 100

Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

8 Dok 32 Dok 120

Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati

12 Dok 12 Dok 100

2 Meningkatnya kualitas laboratorium UPT Karantina Pertanian

Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya

3 Dok 4 Dok 120

3 Meningkatnya kemampuan deteksi risiko

Jumlah dokumen Analisis Risiko OPT

10 Dok 7 Dok 70