Upload
komang-krisna-wijaya
View
286
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan KK dampingan Unud Desa Getasan
Citation preview
PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM UNUD
PERIODE XI TAHUN 2015
DESA/BANJAR : GETASAN / BANJAR BUANGGA
KECAMATAN : PETANG
KABUPATEN : BADUNG
NAMA MAHASISWA : NI PUTU AYU DWIJAYANTI
FAKULTAS / PS : MIPA/ KIMIA
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan selesainya kegiatan KKN-PPM yang saya kerjakan, maka saya:
Nama Mahasiswa : Ni Putu Ayu Dwijayanti
No. Mahasiswa : 1208105003
Tanda Tangan :
Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN-PPM.
Menyetujui
I Wayan Suandi, S.Pt
Perbekel Desa Getasan
i
Mengetahui/Menyetujui
Dr. drh. I Wayan Suardana, M.Si
NIP. 19700122199512 1 001
Getasan, 27 Agustus
Mengetahui/Menyetujui
Ketut Malen
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya lah kegiatan KKN PPM XI ini dapat
berjalan dengan lancar salah satunya adalah Keluarga Dampingan di Desa
Getasan.
Penyusunan laporan kegiatan Keluarga Dampingan ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasi kepada :
1. Dr. drh. I Wayan Suardana, M.Si selaku dosen pembimbing lapangan yang
telah memberi dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis
sehingga dapat menyelesaikan program dengan baik.
2. Bapak I Wayan Suandi, S.Pt selaku Kepala Desa Getasan yang membantu
penulis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
program di Keluarga Dampingan.
3. Bapak Ketut Malen selaku kepala keluarga dampingan yang telah
bekerjasama dengan baik dan terbuka, sehingga kegiatan ini dapat berjalan
dengan lancar.
4. Teman-teman KKN PPM Periode XI di Desa Getasan yang telah
memberikan semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah yang
penulis hadapi.
Penulis berharap semoga laporan pendampingan keluarga ini dapat
bermanfaat untuk mencapai sasaran yang telah diharapkan.
Getasan, 30 Agustus 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN............................ 1
1.1 Profil Keluarga Dampingan .......................................................................... 2
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ..................................................................... 3
1.2.1 Pendapatan Keluarga .............................................................................. 4
- Sumber Penghasilan .......................................................................... 4
1.2.2 Pengeluaran Keluarga ............................................................................. 5
a. Kebutuhan sehari-hari ....................................................................... 5
b. Kesehatan .......................................................................................... 6
c. Sosial ................................................................................................. 7
d. Lain-lain ............................................................................................ 7
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ................................. 8
2.1 Permasalahan Keluarga ................................................................................. 8
2.2 Masalah Prioritas .......................................................................................... 8
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ............................................. 11
3.1 Program ......................................................................................................... 11
3.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 12
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA
PENDAMPINGAN KELUARGA ....................................................... 14
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 18
5.1 Simpulan ....................................................................................................... 18
5.2 Rekomendasi ................................................................................................. 19
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak Ketut Malen ............................................... 2
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................. 13
Tabel 4.1 Uraian Kegiatan KK Dampingan ........................................................ 16
iv
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Program Pendampingan Keluarga (PPK) atau keluarga dampingan
merupakan program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam
pelaksanaan program KKN-PPM di Universitas Udayana. PPK ini merupakkan
program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta
KKN yang bersifat individu.
PPK memiliki maksud untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui
penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan
keterampilan, kesehatan maupun pembinaan lingkungan untuk membangun
keluarga yang bahagia dan sejatera. PPK bertujuan untuk meningkatkan
keperdulian dan kemampuan mahasiswa dalam mempelajari dan mengatasi
permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan
pada pelaksanaan program yang telah dicanangkan.
Sasaran PPK ini adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga
tergolong ke dalam keluarga pra sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang
mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari
ketertinggalannya. Melalui PPK ini, mahasiswa juga memperoleh pengalaman
hidup pada kondisi kekurangan yang dapat memicu gagasan inovatif dan kreatif
untuk keluar dari pemasalahan keluarga tersebut.
Dalam bab ini akan dijabarkan mengenai profil keluarga dampingan yang
meliputi identitas, pekerjaan, perekonomian, kesehatan, pertanian dan peternakan
keluarga Bapak Ketut Malen. Identitas keluarga dampingan merupakan hal primer
dalam pendataan keluarga dampingan. Dalam hal ini, mahasiswa selaku peneliti
melakukan pendataan dan pendampingan terhadap keluarga kurang sejahtera
dengan koordinasi serta pembagian oleh Kepala Desa bersangkutan khususnya
untuk Desa Getasan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung sebagai tempat
penelitian mahasiswa bersangkutan.
1
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas dari keluarga Bapak Ketut Malen bersama dengan 2 orang anak,
1 orang menantu dan 1 orang cucu sebagai objek keluarga dampingan adalah
seperti tabel 1.1.
Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak Ketut Malen
No. Nama StatusUmur
(Th)Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1. Ketut Malen Kawin 70 SD Petani
Orang
Tua/Kepala
Keluarga
2.Ni Made
BuntirKawin 56 SD Petani
Orang
tua/istri
3.Ni Wayan
KrismaKawin 39 SMA Wiraswasta Anak
4. Made Sumarlin Kawin 29 SMATukang
kebunAnak
5. Ketut Ariani Kawin 25 SDPegawai
SpaMenantu
6.Wayan Ari
Sanjaya Putra
Belum
Kawin2
Belum
Sekolah- Cucu
Bapak Ketut Malen merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam
kriteria keluarga Kurang Sejahtera (KS). Bapak Ketut Malen memiliki 2 orang
yaitu anak laki-laki dan perempuan. Anak pertamanya adalah perempuan bernama
Ni Wayan Krisma sudah menikah ke Kabupaten Buleleng dan saat ini beliau
hanya tinggal bersama anak keduanya yaitu Made Sumarlin yang sudah
berkeluarga pula. Made Sumarlin telah menikah dengan Ketut Ariani dan
dikaruniai seorang anak laki-laki yang saat ini berusia 2 tahun bernama Wayan
Ari Sanjaya Putra.
2
Keluarga Bapak Ketut Malen tinggal di sebuah areal dengan luas
pekarangan sebanyak 25 are dan luas bangunan sebanyak 5 are. Areal tersebut
terdiri dari 4 buah bangunan yaitu bale daja, bale dangin, bale delod dan bale
dauh. Bangunan tempat tinggal Bapak Ketut Malen sangat sederhana, bale daja
dan bale dauh. Bale daja dan bale dauh masing-masing terdiri dari 2 kamar
dengan lantai keramik dan tembok yang telah diplester. Sedangkan bale dangin
hanya 1 tempat tidur dan bale delod merupakan dapur dan kamar mandi. Bagian
belakang pekarangan rumah Bapak Ketut Malen merupakan kebun yang ditanami
pohon dan tempat beternak 2 ekor sapi dan 1 ekor babi serta beberapa ekor ayam.
Dalam lingkup pekarangan tersebut, tercatat ada 2 KK yaitu Bapak Ketut
Malen sendiri dan anak lelaki beliau Made Sumarlin yang sudah berkeluarga.
Namun, mereka masih berada dalam lingkup dapur dan kamar mandi yang sama.
Sarana penerangan, keluarga Bapak Ketut Malen menggunakan lampu dengan
daya listrik yang sudah memadai sedangkan untuk fasilitas air sudah
menggunakan air PAM. Dapur yang dimiliki oleh keluarga Bapak Ketut Malen
sangat sederhana. Keluarga tersebut sudah menggunakan kompor gas untuk
memasak, dan menggunakan rice cooker untuk menanak nasi. Sedangkan untuk
penampungan air di dapur masing menggunakan tempayan yang terbuat dari tanah
liat.
Keberadaan kamar mandi atau WC keluarga Bapak Ketut Malen juga
sudah cukup memadai dengan lantai kamar mandi yang berlantaikan semen dan
tembok batako. Sehari-hari, keluarga Bapak Ketut Malen mencuci pakaian di
kamar mandi dengan cara manual menggunakan tangan. Dalam menunjang sarana
transportasi, Bapak Ketut Malen menggunakan sepeda motor lama yang sangat
sederhana. Sepeda motor itu digunakan untuk transportasi ke sawah, ke bale
banjar maupun ke pura.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Keadaan ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator
dari standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Tingkat
kesejahteraan suatu keluarga dapat diidentifikasi dari tingkat perekonomian yang
3
meliputi sumber penghasilan dan pengeluaran keluarga dampingan dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga
dampingan akan dibahas beberapa indikator utama sirkulasi dana dari keluarga
dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta
pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh keluarga
Bapak Ketut Malen.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
- Sumber Penghasilan
Keluarga Bapak Ketut Malen merupakan salah satu keluarga kurang
mampu yang termasuk dalam daftar Banjar Buangga, Desa Getasan. Bapak Ketut
Malen dan istrinya tidak pernah mengenyam bangku sekolah karena ketiadaan
sarana pendidikan pada jaman itu. Bapak Ketut Malen dan sang istri Ni Made
Buntir hanya mampu mengenyam pendidikan sampai di kelas 3 Sekolah Dasar.
Beliau enggan melanjutkan pendidikan karena jauhnya lokasi sekolah. Namun
beliau berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga di bangku SMA.
Pendapatan Bapak Ketut Malen yang hanya seorang petani yang
menggarap sawah orang lain tidaklah seberapa disamping juga beternak sapi dan
babi di belakang pekarangan rumahnya. Namun pendapatan tersebut hanya
diperoleh beberapa bulan kemudian setelah musim panen tiba atau saat ternaknya
sudah layak untuk dijual. Meskipun penghasilannya dapat mencapai juataan
rupiah namun untuk mendapatkannya harus menunggu berbulan-bulan. Bapak
Ketut Malen yang juga seorang pemangku di Pura Dalem Banjar Buangga
akhirnya bertumpu pada penghasilan anaknya untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
Pendapatan anak dari Bapak Ketut Malen yaitu Made Sumarlin yang
hanya bekerja sebagai seorang tukang kebun di daerah Ubud Gianyar dan
menantunya yang bekerja sebagai pegawai spa hanya cukup untuk pemenuhan
biaya makan, keperluan rumah tangga dan keperluan cucu mreka yang baru
berusia 2 tahun. Selama ini keluarga Bapak Ketut Malen pernah mendapatkan
bantuan dari pemerintah seperti Raskin (beras miskin) yang hanya diperoleh pada
4
saat-saat tertentu dan jumlahnya hanya mampu digunakan selama beberapa hari
saja.
Seiring dengan bertambahnya usia yang semakin tua, Bapak Ketut Malen
mengidap penyakit seperti rabun dan sesak napas. Saat cuaca dingin, penyakit
sesak napas beliau akan kambuh. Dalam penyembuhannya, beliau hanya
melakukan pengobatan ke Puskesmas yang terletak di Banjar Buangga kita-kira
500 meter dari rumahnya. Namun fasilitas kesehatan di puskesmas tersebut masih
minim sehingga beliau belum mendapatkan pengobatan yang optimal. Sedangkan
jika dibawa ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan secara intens beliau
belum memiliki dana yang cukup sehingga hanya mengandalkan JKBM
MANDIRI yang merupakan asuransi kesehatan dari Pemerintah Provinsi untuk
setiap kepala keluarga di Bali.
Di sela-sela masa tua beliau yang sering sakit-sakitan dan rabun mata yang
beliau derita, rupanya tidak menyurutkan niatnya untuk bekerja demi membantu
mencukupi kebutuhan rumah tangga yang semakin meningkat. Di samping itu
pula beliau dengan iklas tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang
pemangku yang menjalani kegiatan keagamaan.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pengeluaran keluarga Bapak Ketut Malen umumnya meliputi kebutuhan
konsumsi, kesehatan, rumah tangga dan sosial.
a. Kebutuhan sehari-hari ( Konsumsi)
Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Ketut Malen dalam
sebulan adalah sebagai berikut :
Belanja per-hari : Rp 50.000 x 30 hari = Rp. 1.500.000
Listrik : Rp 70.000 / bulan = Rp. 70.000
Air PAM : Rp 50.000 / bulan = Rp. 50.000
Lain-lain : Rp. 80.000 / bulan = Rp. 80.000
Total = Rp 1.700.000
5
Pengeluaran keluarga Bapak Ketut Malen berusaha dipenuhi oleh anak
lelaki dan menantunya walaupun dengan penghasilan yang minim. Namun
terkadang apabila Bapak Ketut Malen sudah menuai hasil dari beternak dan
bertani, hasilnya juga digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal penting yang layaknya mendapatkan
perhatian khusus dari setiap orang. Dalam pemenuhan biaya kesehatan, Bapak
Ketut Malen yang menderita rabun tua dan sesak napas hanya mengandalkan
pengobatan di puskesmas yang dekat dengan rumahnya. Hingga saat itu beliau
yang mengalami rabun tua tidak dibantu dengan kaca mata, namun dengan
kondisi tersebut beliau nampaknya masih bisa melakukan rutinitas sebagaimana
biasanya. Keluhan yang dialami oleh Bapak Ketut Malen terkait dengan rabun
pada pengelihatannya adalah rasa perih di mata dan mata beliau yang sering
berair.
Cuaca pedesaan yang dingin akhirnya memicu kambuhnya penyakit sesak
napas yang dialami beliau. Penyakit sesak napas merupakan penyakit yang sulit
disembuhkan dan biasanya terjadi secara tiba-tiba. Sesak napas biasanya hanya
dapat diatasi sementara dengan menggunakan obat. Sesekali saat penyakit beliau
kambuh, Bapak Ketut Malen berobat ke Puskesmas Pembantu yang letaknya tidak
jauh dari rumahnya dengan biaya pengobatan yang ditanggung oleh JKBM
MANDIRI.
Penyakit sesak napas dan rabun tua yang dialami beliau tak menjadi
batasan bagi kakek berusia 70 tahun ini untuk tetap menjalani tugas dan
kewajibannya sebagaimana mestinya. Terlebih lagi pekerjaan beliau yang seorang
petani dan peternak yang cukup banyak menghabiskan tenaga, beliau yang juga
menjadi seorang pemangku terkadang sibuk memimpin upacara keagamaan di
Pura dan saat hari-hari suci umat Hindu tiba, beliau menghabiskan waktunya di
Pura untuk memimpin ritual keagamaan.
6
c. Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup
tanpa orang lain saat menjali kegiatan sosial juga menjadi salah satu pengeluaran
yang harus dipenuhi oleh keluarga Bapak Ketut Malen. Mengenai kegiatan sosial,
keluarga Bapak Ketut Malen tidak menganggarkan secara khusus karena
terkadang kegiatan tersebut terjadi secara tiba-tiba. Jadi, apabila ada pengeluaran
mendadak yang berkaitan dengan keperluan sosial, maka semua biaya tersebut
disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga saat.
Keperluan-keperluan sosial yang diperlukan adalah seperti iuran banjar,
uang untuk warga yang memiliki duka (sakit, kematian, ngaben), uang untuk
hadiah apabila terdapat warga yang punya hajatan dan lain-lain. Meskipun
keterbatasan dana, namun keluarga Bapak Ketut Malen selalu mengupayakan
pemenuhan kebutuhan tersebut semampu beliau.
d. Lain – lain
Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh keluarga Bapak Ketut Malen adalah
meliputi biaya pembayaran listrik, air, kesehatan, dan transportasi. Setiap
bulannya, secara rutin keluarga Bapak Ketut Malen mengeluarkan rata-rata 70
ribu rupiah untuk pembayaran listrik, 50 ribu untuk pembayaran air, dan 30 ribu
untuk biaya transportasi. Sedangkan untuk biaya kesehatan terkadang Bapak
Ketut Malen sudah ditanggung oleh JKBM namun jika untuk membeli obat saat
penyakit sesaknya kambuh beliau biasanya menghabiskan 50 ribu rupiah untuk
membeli obat.
7
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PERMASALAHAN PRIORITAS
Dalam bab ini dijelaskan mengenai masalah-masalah yang dianggap
sebagai permasalahan primer sehingga harus diprioritaskan untuk dibahas dan
ditanggapi sehingga dapat ditentukan solusinya.
2.1 Permasalahan Keluarga
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan
dilakukan melalui pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan.
Permasalahan yang dapat digali dari keluarga dampingan diperoleh melalui
kunjungan selama beberapa kali dan dilakukan wawancara serta pengamatan
secara langsung terhadap kondisi rumah tangga. Permasalahan yang digali terkait
dengan masalah perekonomian, kesehatan, pertanian maupun peternakan
Setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga
dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan
hasil wawancara dan pengamatan dengan KK dampingan yaitu masalah kesehatan
dan masalah ekonomi. Masalah kesehatan yang dihadapi adalah masalah rabun
tua yang semakin bertambah parah dan serta penyakit sesak nafas yang dialami
oleh beliau. Sedangkan masalah ekonomi yang dihadapi beliau adalah pendapatan
keluarga yang pas-pasan sehingga hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok saja.
2.2 Masalah Prioritas
Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan permasalahan-permasalahan
keluarga yang terjadi dengan Bapak Ketut Malen dan anak lelakinya Made
Sumarlin, ditemukan masalah prioritas yang terjadi dalam keluarga tersebut.
Masalah prioritas yang dimaksud adalah masalah utama yang difokuskan
pemecahannya dan dicarikan solusi.
Dari sekian banyak permasalahan yang diteliti, masalah prioritas yang
dapat digali dari keluarga Bapak Ketut Malen adalah masalah ekonomi dan
8
kesehatan. Masalah ini merupakan permasalahan utama yang saling terkait satu
sama lain dan perlu untuk dicarikan solusi. Apabila masalah perekonomian sudah
terselesaikan maka masalah kesehatan otomatis akan terselesaikan pula mengingat
masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting dan perlu mendapat
perhatian khusus.
2.2.1 Masalah Ekonomi
Keluarga Bapak Ketut Malen merupakan salah satu keluarga yang kurang
mampu di Banjar Buangga, Desa Getasan, dimana kondisi ekonomi keluarga
Bapak Ketut Malen dapat dilihat pada perhitungan pengeluaran sehari-hari yang
telah disusun sebelumnya. Sesuai dengan perhitungan pengeluaran kebutuhan
sehari-hari keluarga Bapak Ketut Malen, selisih pengeluaran dibandingkan
pendapatan yang diperolehnya tergolong belum seimbang, apalagi jika terdapat
kebutuhan tak terduga yang membutuhkan biaya cukup besar.
Dari hasil bertani dengan menggarap sawah orang lain serta berternak,
belum mencukupi kebutuhan rumah tangga. Terlebih lagi beliau baru menuai
hasilnya setelah musim panen tiba dan saat ternaknya sudah bisa dijual. Untuk itu
beliau bertumpu pada penghasilan anak dan menantunya yang tidak seberapa.
Dilihat dari faktor pendidikan, memang benar bahwa Bapak Ketut Malen
yang tidak mengenyam pendidikan sampai tamat SD, akhirnya memilih pekerjaan
sebagai petani dan peternak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula
sang istri yang tidak mengenyam pendidikan sampai tamat SD hanya bisa
membantu pekerjaan sang suami di sawah dan beternak. Sementara itu, anak
beliau yang tamat SMA hanya seorang tukang kebun dengan penghasilan yang
pas-pasan dan menantunya yang tamat SD bekerja sebagai pegawai spa.
2.2.2 Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang dialami oleh Bapak Ketut Malen adalah rabun tua
dan sesak napas. Penyakit rabun tua adalah penyakit yang umum diderita oleh
orang yang sudah lanjut usia. Namun demikian, rabun senja tersebut tidak boleh
begitu saja disepelekan karena lama kelamaan akan mengganggu aktivitas.
9
Sementara itu, penyakit sesak napas yang dialami oleh beliau juga perlu mendapat
penanganan yang serius apabila sewaktu-waktu kambuh. Penyakit sesak napas
tersebut umumnya terjadi karena faktor keturunan dan faktor cuaca serta daya
tahan tubuh.
10
BAB III
USULAN SOLUSI MASALAH
Dalam bab ini dijelaskan mengenai solusi permasalahan yang dihadapi
baik berupa saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi.
3.1. Program
Melalui identifikasi dan memprioritaskan masalah maka muncul usaha
pemecahan masalah. Usaha-usaha tersebut terealisasi dalam program-program
yang akan diberikan kepada keluarga dampingan untuk memecahkan masalah
yang ada. Program-program tersebut berupa alternatif-alternatif yang merupakan
saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan.
3.1.1 Masalah Ekonomi
Solusi yang dapat diberikan untu masalah ekonomi dari keluarga Bapak
Ketut Malen adalah mengajarkan bagaimana mengatur keuangan rumah rumah
tangga agar besarnya pengeluaran sebanding dengan pemasukan. Dengan
menyeimbangkan kedua hal tersebut maka tidak akan timbul permasalahan
ekonomi lain. Bapak Ketut Malen juga bekesempatan untuk bergabung dalam
kelompok ternak atau kelompok tani yang ada di wilayah setempat. Hal ini
diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi beliau jika bergabung dengan
peternak maupun petani lain untuk berinovasi, bersinergi, untuk meningkatkan
produksi dan tingkat pendapatan serta kesejahteraan yang layak.
Sementara itu, istri beliau juga dapat membantu perekonomian keluarga
dengan berjualan canang atau banten mengingat di desa sering diadakan upacara
yadnya. Sedangkan anak beliau Made Sumarlin bisa menggunakan ijazah SMA
nya untuk mencari pekerjaan lain selain sebagai tukang kebun dengan penghasilan
yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan demikian, seluruh kebutuhan keluarga
bisa terpenuhi secara seimbang.
11
3.1.2. Masalah Kesehatan
Kesehatan sangat mahal harganya sehingga harus mendapatkan perhatian
khusus dari semua pihak. Penyakit rabun tua yang dialami oleh Bapak Ketut
Malen hendaknya sesekali diperiksakan ke dokter agar mendapatkan penanganan
khusus seperti obat tetes mata atau bantuan kaca mata agar tidak mengganggu
pengelihatan dan rutinitasnya sehari-hari. Demikian pula, pola makan dari Bapak
Ketut Malen juga harus diperhatikan. Sebisa mungkin diberikan asupan vitamin A
yang biasanya terdapat dalam wortel. Hal ini dapat memberikan sedikit pengaruh
positif untuk penyakit rabun tua yang dialami beliau.
Penyakit sesak napas yang dialami beliau juga perlu mendapatkan
perhatian serius mengingat penyakit itu muncul secara tiba-tiba. Sesak napas
sangat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik dan benar. Bapak Ketut
Malen perlu melakukan pemeriksaan secara rutin terkait penyakit yang
dialaminya agar pendapat pengobatan yang benar. Disamping itu pola makan juga
harus diperhatikan seperti tidak mengkonsumsi makanan dan minuman dingin,
tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG dan tentang menjaga
kondisi tubuh agar tetap hangat ditengah cuaca dingin.
3.2. Jadwal Kegiatan
Dalam sub bab ini dibahas mengenai jadwal (waktu dan kegiatan) yang
dari awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan oleh
mahasiswa di keluarga Bapak Ketut Malen. Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilakukan adalah seperti tabel 3.2.
Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan
No. Tanggal Kegiatan
1. 4 Agustus 2015Rapat anggota untuk persiapan KK
Dampingan dan Pengundian KK Dampingan
2. 5 Agustus 2015
Koordinasi dengan Kelihan Dinas mengenai
kondisi KK dampingan dan survey lokasi
rumah KK dampingan
3. 9 Agustus 2015 Perkenalan dengan KK dampingan Banjar
12
Buangga, Desa Getasan dan melakukan
wawancara tentang profil keluarga Bapak
Ketut Malen
4. 11 Agustus 2015
Melakukan Tanya - jawab untuk
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
keluarga Bapak Ketut Malen
5. 13Agustus 2015
Melakukan pendekatan dengan cara
membantu KK dampingan Bapak Ketut Malen
di rumahnya
6. 17 Agutus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
membantu KK dampingan di sawah
7. 18 Agustus 2015
Melakukan diskusi untuk memecahkan
permasalahan ekonomi keluarga dampingan
dari Bapak Ketut Malen
8. 19 Agustus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
memberikan motivasi kepada KK Dampingan
9. 20 Agustus 2015Membantu KK dampingan membersihkan
rumahnya
10. 21 Agustus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
memberikan motivasi kepada KK Dampingan
11. 22 Agustus 2015Melaksanakan program untuk mengatasi
masalah pada keluarga dampingan
12. 23 Agustus 2015Membantu KK Dampingan mengasuh
anaknya
13. 24 Agustus 2015Pemberian informasi mengenai peningkatan
penjualan usaha kepada KK Dampingan
14. 25 Agustus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
memberikan motivasi kepada KK Dampingan
15. 26 Agustus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
memberikan motivasi kepada KK Dampingan
16. 27 Agustus 2015 Perpisahan dan pemberian sumbangan
13
sembakokepada keluarga Bapak Ketut Malen
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA
14
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan sebanyak 15 kali secara
bertahap ditempat tinggal Bapak Made Malen. Waktu kunjugan ke rumah KK
dampingan umumnya tidak menentu, namun rata-rata pada rentang jam 11.00 –
19.00 WITA. Hal ini dikarenakan Bapak Ketut Malen cukup sulit untuk ditemui
karena kesibukan beliau di sawah hingga jam 18.00. Kegiatan pendampingan
keluarga sebagai berikut :
No. Tanggal Kegiatan
1. 5 Agustus 2015
Koordinasi dengan Kelihan Dinas mengenai
kondisi KK dampingan dan survey lokasi
rumah KK dampingan
2. 9 Agustus 2015
Perkenalan dengan KK dampingan Banjar
Buangga, Desa Getasan dan melakukan
wawancara tentang profil keluarga Bapak
Ketut Malen
3. 11 Agustus 2015
Melakukan Tanya - jawab untuk
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
keluarga Bapak Ketut Malen
4. 13Agustus 2015
Melakukan pendekatan dengan cara
membantu KK dampingan Bapak Ketut Malen
di rumahnya
5. 17 Agutus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
membantu KK dampingan di sawah
6. 18 Agustus 2015
Melakukan diskusi untuk memecahkan
permasalahan ekonomi keluarga dampingan
dari Bapak Ketut Malen
7. 19 Agustus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
memberikan motivasi kepada KK Dampingan
8. 20 Agustus 2015Membantu KK dampingan membersihkan
rumahnya
15
Tabel 4.1 Uraian Kegiatan KK Dampingan
9. 21 Agustus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
memberikan motivasi kepada KK Dampingan
10. 22 Agustus 2015Melaksanakan program untuk mengatasi
masalah pada keluarga dampingan
11. 23 Agustus 2015Membantu KK Dampingan mengasuh
anaknya
12. 24 Agustus 2015Pemberian informasi mengenai peningkatan
penjualan usaha kepada KK Dampingan
13. 25 Agustus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
memberikan motivasi kepada KK Dampingan
14. 26 Agustus 2015Melakukan pendekatan dengan cara
memberikan motivasi kepada KK Dampingan
15. 27 Agustus 2015Perpisahan dan pemberian sumbangan
sembakokepada keluarga Bapak Ketut Malen
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
Hasil dari pendampingan keluarga dampingan KKN Periode XI ini adalah
sebagai berikut:
4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Ekonomi (Keuangan)
Hasil dari kegiatan pendampingan keluarga yang dilakukan selama
beberapa kali pertemuan tampaknya belum menunjukkan perubahan yang
signifikan karena kendala waktu yang sangat singkat. Namun mahasiswa telah
berusaha memberikan motivasi dan solusi dari permasalahan ekonomi yang
dialami keluarga Bapak Ketut Malen berupa pengaturan keuangan rumah tangga
baik dari segi pendapatan dan pengeluaran sehari-hari sehingga terjadi
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran serta mengarahkan beliau untuk
mengikuti kelompok tani dan ternak untuk meningkatkan produktivitasnya.
4.2.2 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, keluarga Bapak Ketut Malen dan keluarganya
sudah mulai memahami tentang pentingnya melakukan pemeriksaan terhadap
16
rabun tua dan sesak napas yang beliau alami. Demikian pula mereka sudah mulai
memahami pola hidup sehat serta upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
penyakit sesak napas yang mungkin akan dialami oleh Bapak Ketut Malen
nantinya secara tiba-tiba.
Keluarga tersebut juga sudah mulai memasak makanan yang bervitamin A
untuk kesehatan mata Bapak Ketut Malen dan juga mulai mengurangi makanan
yang mengandung MSG. Selain itu juga mahasiswa memberikan semabako dan
alat rumah tangga serta pakaian yang dapat digunakan oleh keluarga Bapak Ketut
Malen nantinya.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari Bapak Ketut
Malen adalah susahnya waktu bertemu dengan beliau sebab sehari-hari beliau
bekerja disawah pada pagi hari dan sore hingga menjelang malam hari dan pada
siang hari beliau istirahat di rumah. Sehingga akhirnya saat berkunjung
mahasiswa hanya dapat membantu pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengasuh
cucunya namun sesekali mahasiwa juga ikut membantu bekerja di sawah. Selain
itu kendala lainnya adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam
permasalahan ekonomi karena keterbatasan dana yang dimiliki. Pendanaan
mahasiswa yang masih bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya
mampu memberikan solusi dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam
menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Program Pendampingan keluarga yang merupakan program wajib yang
dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-PPM Universitas Udayana secara umum
sudah berjalan dengan baik. Kegiatan ini bersifat individu yang dilakukan selama
kurang lebih 1 bulan dengan menyasar satu kepala keluarga yang dianggap perlu
17
pendampingan. Tujuan program Pendampingan Keluarga ini adalah untuk
meningkatkan keperdulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan
mengatasi permasalahan di keluarga tersebut.
Dalam pelaksanaannya dilakukan pendekatan secara langsung dengan
keluarga dampingan yang bersangkutan baik tentang profil keluarga, keadaan
ekonomi, kesehatan hingga masalah-masalah yang ditimbulkan. Dengan data-data
tersebut, dilakukan diskusi dengan pihak keluarga dampingan tentang upaya-
upaya pemecahan permasalahan yang bisa dilakukan. Mahasiswa memberikan
saran dan motivasi yang dapat membangun sehingga keluarga tersebut bisa maju
dan berkembang menjadi keluarga yang sejahtera.
5.2. Rekomendasi
Program Pendampingan Keluarga ini merupakan program yang sangat
bermanfaat bagi mahasiswa dan keluarga itu sendiri. Demi kelancaran
pendampingan keluarga berikutnya, beberapa saran yang dapat penulis berikan
adalah sebagai berikut:
1. Waktu KKN sebaiknya dilakukan lebih dari sebulan karena waktu sebulan
kurang maksimal untuk melakukan kegiatan yang telah dicanangkan.
2. Perlu adanya tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan
oleh mahasiswa KKN-PPM sehingga program yang telah dibuat dapat benar-
benar bermanfaat dan berkesinambungan bagi pengembangan keluarga
dampingan.
3. Pembekalan KKN-PPM oleh pihak LPPM Universitas Udayana perlu
diberikan secara lebih baik agar perencanaan, pelaksanaan, penyusunan
laporan, dan beberapa urusan administrasi KKN-PPM dapat terlaksana lebih
baik.
18
19
LAMPIRAN
Kondisi Rumah Bapak Ketut Malen
Kondisi dapur Bapak Ketut Malen
Kondisi kamar mandi Bapak Ketut Malen
Penyerahan sembako dan kenang-kenangan kepada Bapak Ketut Malen
Foto bersama Bapak Ketut Malen, istri dan cucu