12
24 2.4. PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Pada pukul 10.30 WIB acara dimulai dibuka oleh Bapak M. Bahrun sebagai perwakilan dari perusahaan. Acara diadakan di Gedung Olah Raga milik perusahaan. Hal tersebut dikarenakan sedang ada perenovasian gedung pertemuan yang sebenarnya. Materi pertama disampaikan oleh moderator sendiri karena keterbatasan waktu yang dimiliki, beliau sendiri menjabat di bidang Humar di PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih. PT. Pertamina EP Asset 2 memilikiluas izin wilayah 113.629,82 km 2 . Perusahaan tersebut beroperasi di bidang hulu migas yang bekerja sama dengan SKK Migas. Kontrak perusahaan tersebut berakhir pada tahun 2035. Lapangan Pertamina EP Asset 2 terdiri dari Field Adera, Field Liamu, Field Pendopo dan Field Prabumulih. Materi kedua adalah tentang eksplorasi minyak dan gas yang disampaikan oleh Bapak Aditya. Dalam tahap eksplorasi migas, seorang ahli geologi harus mampu menginterpretasikan tentang keadaan lapisan yang terjadi di bawah permukaan bumi. Adapun tahapan dalam eksplorasi migas adalah sebagai berikut : 1. Suvei Grafitasi , yaitu metode dengan mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan perbedaan densitas di struktur kulit bumi. 2. Survei magnetik, metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi disebabkan perbedaan propermagnetik dari bebatuan di bawah permukaan.

Laporan KKL PErtamina

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan ini dilakukan pada tahun 2014 yang dilaksanakan di EP pertamina prabumulih

Citation preview

Page 1: Laporan KKL PErtamina

24

2.4. PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

Pada pukul 10.30 WIB acara dimulai dibuka oleh Bapak M. Bahrun sebagai perwakilan dari perusahaan. Acara diadakan di Gedung Olah Raga milik perusahaan. Hal tersebut dikarenakan sedang ada perenovasian gedung pertemuan yang sebenarnya.

Materi pertama disampaikan oleh moderator sendiri karena keterbatasan waktu yang dimiliki, beliau sendiri menjabat di bidang Humar di PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih.

PT. Pertamina EP Asset 2 memilikiluas izin wilayah 113.629,82 km2. Perusahaan tersebut beroperasi di bidang hulu migas yang bekerja sama dengan SKK Migas. Kontrak perusahaan tersebut berakhir pada tahun 2035. Lapangan Pertamina EP Asset 2 terdiri dari Field Adera, Field Liamu, Field Pendopo dan Field Prabumulih.

Materi kedua adalah tentang eksplorasi minyak dan gas yang disampaikan oleh Bapak Aditya. Dalam tahap eksplorasi migas, seorang ahli geologi harus mampu menginterpretasikan tentang keadaan lapisan yang terjadi di bawah permukaan bumi.

Adapun tahapan dalam eksplorasi migas adalah sebagai berikut :

1. Suvei Grafitasi , yaitu metode dengan mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan perbedaan densitas di struktur kulit bumi.

2. Survei magnetik, metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi disebabkan perbedaan propermagnetik dari bebatuan di bawah permukaan.

3. Survei Seismik, yaitu menggunakan gelombang kejut batuan yang diarahkan untuk melalui batuan menuju target reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah, gelombang kejut akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat geophone. Sinyal tersebut kemudian diproses secara digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan untuk kemudian dapat diinterpretasikan.

Materi selanjutnya adalah tentang kesehatan yang disampaikan oleh bapak M. Saleh. Pertamian EP Asset 2 sangat mementingkan kesehatan karyawan. Hal tersebut karena kesehatan mampu mempengaruhi produktifitas perusahaan. Anggaran kesehatan yang adalah Rp.18.400.000.000,- setiap tahunnya. Kesehatan yang dilindungi juga meliputi keluarga karyawan.

Page 2: Laporan KKL PErtamina

25

Materi terakhir adalah tentang HSE (Helath, Safety & Environtment). Aspek ini sangat menjamin mutu visi perusahaan. Bapak Mirza selaku pemateri menyampaikan bahwasanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan harus dibina dengan baik. Jika ada terjadi kecelakaan, maka perusahaan bisa mengakibatkan kerugian karena terhentinya produktifitas ataupun kerusakan alat yang terjadi.

Setalah ISHOMA, pukul 14.00 WIB, peserta KKL menuju ke lokasi tempat penanggulangan kecelakaan kebakaran. Para peserta diajari secara langsung cara menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan Fire Blanked.

Cara menggunakan APAR adalah sebagai berikut :

1. Ambil APAR dan buka segelnya.2. Cabut pin pengaman, harus memeliki cukup energi dalam membuka

pinnya.3. Putar tabung ke arah bawah guna meratakan gas dalam tabung sudah lama

tidak dipakai.4. Letakkan bawah tabung pada ujung kaki kiri dan miringkan tabung

tersebut dimana kaki kiri sebagai tumpuan.5. Tekan katup untuk mengetahui kondisi APAR masih bagus atau tidak.6. Arahkan nozzle ke arah lain, lihat apakah keadaan APAR masih bagus

atau tidak. 7. Jika masih bagus, arahkan nozzle ke sumber api dengan posisi nozzle

harus lurus horizontal.8. Sapukan api hingga padam.

Adapun cara menggunakan Fire Blanked adalah sebagai berikut :

1. Ambil kain yang bisa digunakan untuk memadamkan api. Kondisi kain harus lembab yang cukup. Di rumah bisa menggunakan handuk basah.

2. Letakkan kain di tanah dan jepit dengan tangan ddan dengan syarat ibu jari berada di atas.

3. Lipat ke arah ke dalam kain sehingga menutupi ibu jari.4. Pergi ke arah sumber api dan letakkan kain di atasnya.5. Pastikan harus rapat tidak ada oksigen yang masuk.6. Setelah yakin aman, buka kain dengan perlahan dengan cara menggeser ke

arah bawah.

Prinsip pada pemadaman api adalah mengehntikan aliran api dengan oksigen. Karena oksigen adalah pemicu terjadinya api. Acara ini berlangsung selama 45 menit dan dimana peserta juga mencobanya.

Pada pukul 15.30 WIB, peserta KKL tiba di sumur pemboran minyak dan gas milik PT. Pertamina EP Prabumulih. Peserta disambut oleh kepala unit

Page 3: Laporan KKL PErtamina

26

pengeboran di sumur tersebut dan bina langsung oleh staf ahli produksi minyak dan gas. Peserta menjadi dibagi menjadi dua kelompok dan kelompok saya adalah kelompok 1 yang dibina oleh Saudara Saiful Hadi.

Dalam waktu 1 jam, peserta dibekali keliling lapangan daerah produksi minyak dan gas. Teknik pemboran minyak dan gas dilakukan dengan kombinasi putaran dan tekanan pada mata bor. Pada pemboran konvensional seluruh pipa pengeboran diputar dari atas dengan alat yang disebut turntable. Turntable digerakan oleh mesin diesel. Dengan berputar, roda gigi pada mata bor akan menggali bebatuan. Daya dorong mata bor berasal dari berat pipa bor itu sendiri. Semakin dalam sumur dibor, semakin banyak pipa yang digunakan yang disambung satu persatu. Selama pemboran, lumpur dipompakan dari pompa lumpur masuk ke dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nozel di mata bor akan menginjeksikan lumpur tadi keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu menggali bebatuan. Kemudian lumpur naik kembali membawa cutting hasil pemboran melalui annulus (celah antara pipa bor dan lubang sumur).

Pada Sumur tersebut terdapat rig, yaitu kerangka sebagai platform yang berfungsi sebagai penyangga peralatan pemboran. Kerangka ini diletakkan di atas titik bor. Fungsi utamanya untuk trip, serta untuk menahan beban yang terjadi akibat peralatan bor itu sendiri maupun beban dari luar. Ciri utama dari rig adalah terdapat menara tinggi yang terbuat dari baja yang berfungsi menaikan dan menurunkan pipa tubular sumur.

Secara fungsi, rig dibedakan menjadi dua, yaitu : 

- drilling rig untuk membor sumur baru, membuat cabang sumur baru maupun memperdalam sumur lama. 

- Workover rig untuk melakukan sesuatu terhadap sumur yang telah ada, misalnya untuk perawatan, perbaikan, penutupan dsb.

Ada 5 komponen utama dalam rig, yaitu :

1. Hoisting system. Menaikkan atau menurunkan pipa tubular (pipa pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) masuk keluar lubang sumur. Menara rig / mast  /derrick termasuk didalamnya. Kedalaman suatu sumur minyak sangat mempengaruhi jenis-jenis menara yang akan digunakan. Pemilihan menara harus disesuaikan dengan kedalaman suatu sumur. Parameter ukuran menara yang harus diperhatikan adalah : kapasitas, tinggi, luas lantai bor dan lantai bor. Menurut standard API menara terbuat dari besi baja. Baja profil yang digunakan sesuai dengan spesifikasi A7 atau A94. Karakteristik menara bor ditentukan oleh kapasitas yang menyangkut dimensi dan kekuatannya. Menara harus tahan

Page 4: Laporan KKL PErtamina

27

terhadap pengaruh kecepatan angin. Sebagai contoh untuk menara API no.18, tinggi 41,45 m (136′) harus tahan terhadap pengaruh angin dengan kecepatan 88,15 km/jam. Untuk menara yang lebih besar misalnya API no.25, tinggi 57,60 m (189′) kecepatan angin maksimum 120 km/jam bila pipa-pipa bor berada pada menara dan 185 km/jam bila tanpa pipa bor bersandar pada menara.

2. Rotary system. Berfungsi memutar pipa-pipa di dalam sumur pada pemboran konvensional. Pipa pemboran/drill strings memutar mata bor (drill bit) untuk menggali sumur.

3. Circulation system. Mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan menjaga agar property lumpur seperti yang diinginkan. System ini meliputi pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar masuk sumur dan pompa tekanan rendah untuk mensirkulasikannya di permukaan, Shale shaker untuk memisahkan solid hasil pemboran (cutting) dari lumpur, desander untuk memisahkan pasir,degasser untuk memisahkan gas dsb.

4. Blow Out Prevention System (BOP). Peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan karena tekanan tinggi di dalam sumur). BOP tersusun dari beberapa valve dan dipasang di kepala sumur (wellhead).

5. Power system. Diesel engine biasa digunakan sebagai penggerak semua system diatas dan juga untuk suplai listrik.

Pada tahap penyemenan, maka akan dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Primary cementing, yaitu penyemenan saat sumur sedang dibuat. Sebelum

penyemenan casing dipasang dulu sepanjang lubang sumur. Campuran

semen (semen+air+aditif) dipompakan ke dalam annulus (celah antara 2

tubular yang beda ukuran, dapat casing dengan lubang sumur, bisa casing

dengan casing). Fungsinya adalah mengisolasi berbagai macam lapisan

formasi dalam sumur agar tidak saling berkomunikasi. Selain itu

cementing berfungsi untuk menahan beban aksial casing dengan casing

berikutnya, menyokong casing dan menyokong lubang sumur (borehole).

2. Remedial cementing, yaitu penyemenan saat sumur sudah jadi. Tujuannya

antara lain untuk mereparasi primary cementing yang kurang sempurna,

bisa untuk menutup lubang di dinding sumur umumnya yang tidak

dikehendaki, seperti lubang perforasi yang akan disumbat, kebocoran

casing dsb. Dapat juga untuk menyumbat lubang sumur seluruhnya.

Page 5: Laporan KKL PErtamina

28

Pembuatan lubang, rangkaiannya disebut juga drill system yang terdiri dari:

1. Swivel, peralatan yang dipasang anatara rotary hose dan kelly yang merupakan peralatan paling atas dari drill system

2. Kelly, pipa yang tidak bulat yang berfungsi sebagai penerus putaran dari rotary table ke drill pipe, drill collar dan bit.

3. Drill Pipe, batang bor dan merupakan rangkaian paling panjang sebagai penambah kedalaman lubang.

4. Drill Collar, penghantar untuk menembus lapisan batuan pada kedalaman tertentu dan juga sebagai penyalur bubuk semen pada saat penyemenan.

5. Bit, mata bor untuk menembus lapisan batuan dan merupakan bagian paling bawah.

Acara ditutup di lokasi pengeboran minyak oleh staff ahli pengeboran Bapak Peter. Kemudian dilanjutkan dengan foto bersama dan peserta berangkat menuju Batu Raja pada pukul 17.30 WIB unutk mengikuti kegiatan selanjutnya.

2.4.1. Lampiran Kegiatan

Page 6: Laporan KKL PErtamina

29

A. Contact Person1. Nama :

No. HP :Jabatan :

2. Nama :No. HP :Jabatan :

B. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2.4.1. Serah terima cinderamata

Gambar 2.4.2. Foto bersama dengan PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

Page 7: Laporan KKL PErtamina

30

Gambar 2.4.3. Pemberian materi oleh PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

Gambar 2.4.4. Salah satu peserta KKL mempraktekkan APAR

Page 8: Laporan KKL PErtamina

31

Gambar 2.4.5. Kegiatan pertemuan di lokasi pengeboran migas

Gambar 2.4.6. Kunjungan lapangan di lokasi pengeboran migas

Gambar 2.4.7. Foto bersama di depan rig lokasi pengeboran migas

Page 9: Laporan KKL PErtamina

32

Gambar 2.4.8. Salah satu peserta KKL foto bersama dengan staf PT. Pertamina