42
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesahatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (UU.RI, 1992). Modal dari pada pembangunan nasional adalah sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan sosial. Sekolah adalah lingkungan pendidikan kedua setelah keluarga, merupakan lingkungan yang strategis dalam mengembangkan nilai-nilai yang mendukung terbentuknya sikap, perilaku hidup sehat sejahtera baik jasmani maupun rohani. Untuk mencapai derajat yang optimal bagi peserta didik maka sekolah memiliki wadah yang menunjang yaitu usaha kesehatan sekolah. Peserta didik merupakan obyek yang sangat vital karena disamping sebagai siswa juga sebagai sarana sekaligus sebagai 1

LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN KKN

Citation preview

Page 1: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesahatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan

pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (UU.RI, 1992).

Modal dari pada pembangunan nasional adalah sumber daya

manusia yang sehat fisik, mental dan sosial. Sekolah adalah lingkungan

pendidikan kedua setelah keluarga, merupakan lingkungan yang strategis

dalam mengembangkan nilai-nilai yang mendukung terbentuknya sikap,

perilaku hidup sehat sejahtera baik jasmani maupun rohani. Untuk

mencapai derajat yang optimal bagi peserta didik maka sekolah memiliki

wadah yang menunjang yaitu usaha kesehatan sekolah. Peserta didik

merupakan obyek yang sangat vital karena disamping sebagai siswa juga

sebagai sarana sekaligus sebagai pelaksana dari usaha kesehatan sekolah

(Selamet Riyadi, 1992).

Usaha kesehatan sekolah memiliki program-program yang

nantinya dapat dijadikan tolak ukur dalam tingkah laku anak yang sehat.

Oleh karena itu, diharapkan agar pelaksanaan program kesehatan sekolah

dapat menunjang ke arah perbaikan kesehatan anak didik, khususnya

dalam hal ini adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) untuk

pencegahan karies gigi (depkes, 1992).

Pendidikan kesehatan gigi bertujuan membangun kebiasaan yang

baik bagi kesehatan gigi melalui penyampaikan pengetahuan yang tepat

dan pembentukan sikap yang positif. Apabila sikap yang positif terbentuk,

maka kebiasaan yang baik dapat dibangun, terutama pada anak usia

sekolah (Depkes,1991) .

1

Page 2: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

Penyakit karies gigi bersifat irreversible, kumulatif dan progresif.

Peningkatan kejadian karies gigi berhubungan dengan perubahan sosial,

pendidikan dan diet. Penyebab utama dari karies gigi adalah bakteri,

makanan yang mengandung banyak gula, kesehatan umum yang buruk

pada masa anak-anak, faktor herediter, rendahnya kadar fluor dalam air

minum (Rasinta Tarigan ,1990).

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti mencoba untuk

melakukan penelitian tentang usaha kesehatan gigi sekolah inovatif

sebagai simulator terjadinya karies gigi pada siswa-siswi Kelas VSDN 2

Belumbang di Kabupaten Tabanan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Bagaimanakah hubungan antara kebiasaan dalam kehidupan

sehari-hari dengan keasaman kuman pada anak-anak SDN 2

Belumbang?

2. Adakah hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik orang

tua tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi

pada anak?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan praktik

orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut serta pola hidup anak-anak

dengan kejadian karies gigi pada anak.

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktik orang tua

terhadap kesehatan gigi dan mulut.

2. Mengetahui hubungan pola hidup/ kebiasaan anak dengan tingkat

keasaman kuman dan hubungannya terhadap karies gigi.

2

Page 3: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi institusi sekolah :

a. Dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar

untuk lebih meningkatkan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS) di lingkungan sekolah masing-masing.

b. Memotivasi siswa-siswi dalam menjaga kebersihan gigi dan

mulut.

2. Bagi populasi penelitian :

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terhadap

masalah yang terkait dengan karies gigi.

3. Bagi peneliti :

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai penelitian dan proses kegiatan UKGS inovatif.

3

Page 4: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

2.1.1. Pengertian

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) telah berdiri sejak tahun

1951 merupakan suatu kegiatan yang sangat relevan dalam pelaksanaan

upaya penanggulangan penyakit gigi dan mulut. Usaha Kesehatan Gigi

Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan

untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta

didik di sekolah binaan yang dirancang dengan upaya kesehatan

perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang

memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut (YKGI,1987).

2.1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari UKGS antara lain :

a. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan

jalan mengadakan usaha preventif dan promotif.

b. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa

untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan

kebersihan mulut (oral hygiene).

c. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara

kebersihan mulutnya di rumah (habit formation).

d. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar

dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha preventif

gagal melalui sistem selektif (selective approach).

e. Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu system

pembiayaan yang bersifat praupaya (Prepayment System).

2.1.3. Aplikasi Simulator Karies

Aplikasi simulator karies merupakan sebuah software Irene’s

Donut yang dibuat berdasarkan penelitian disertasi S3 Dr. drg. Irene

4

Page 5: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

Adyatmaka. Penelitian ini melibatkan 2568 murid TK beserta orang

tuanya. Pengembangan penelitian dari disertasi berjudul “Simulator

Resiko Karies Gigi” untuk anak prasekolah. Pembuatan program ini

dibantu oleh seorang programmer Brigitta Witjara, S.Kom. MM dengan

dukungan penuh dari FKG Universitas Indonesia, CHAMPS FKM UI,

Dikti Depdiknas, YanMed DEPKES, BPK Penabur Jakarta,

PARTNERSIS & GC Asia Dental Pte Ltd.

Software ini merupakan kumpulan kuisioner yang terdiri 20 buah

pertanyaan tentang pengetahuan, sikap dan praktik orang tua serta

kebiasaan anak yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.

Sebelum menjawab kuisioner ini, operator diwajibkan untuk mengecek

tingkat keasaman kuman pada anak dengan menggunakan plak cek.

Setelah pengisian kuisioner, akan didapatkan diagram resiko terjadinya

karies serta saran-saran untuk mencegah terjadinya karies (Irene’s

donut,2009).

2.2. Gigi

2.2.1. Definisi Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang

lainnya. Strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang amat keras,

dentin yang di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh

saraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi

merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Ini

terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya. Proses

kerusakan gigi geligi diawali dengan adanya lubang gigi atau disebut juga

karies. Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Gigi

memiliki struktur yang bervariasi yang memiliki banyak fungsi.

2.2.2. Pembagian Gigi

Email, yaitu lapisan terluar gigi yang meliputi seluruh corona,

dalam bahasa Inggris disebut crown artinya mahkota. Email merupakan

bagian paling keras dari seluruh bagian gigi bahkan lebih keras dari tulang.

5

Page 6: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

Email tersusun atas air 2,3 %, bahan organik 1,7 %, bahan anorganik 96%.

Dentin, yaitu bagian yang terletak di bawah email, merupakan bagian

terbesar dari seluruh gigi. Dentin lebih lunak dari email. Dentin tersusun

atas 13,2 % air, 17 % bahan organik, dan 69 % bahan anorganik. Jaringan

pulpa, yaitu jaringan lunak yang terdapat di dalam ruang pulpa dan seluruh

saluran akar. Jaringan ini terdiri dari jaringan limfe, pembuluh darah

arteri/vena, dan syaraf. Sementum yaitu bagian yang meliputi seluruh

lapisan luar gigi, kecuali pada bagian lubang pucuk/ ujung akar gigi

disebut foramen apikalis. Sama seperti email dan dentin, sementum terdiri

atas air 32 %, bahan organik 12 % dan bahan anorganik 56 % (Ircham Mc,

2005:26).

2.2.3. Fungsi Gigi

Secara garis besar gigi berfungsi sebagai berikut:

a. Alat untuk mengunyah makanan (mastikasi). Penghancuran dan

pelumatan dari makanan dalam mulut sangat perlu untuk

membantu proses pencernaan. Makanan yang dikunyah dengan

baik akan mempermudah penyerapan zat makanan oleh darah.

b. Alat untuk menjaga agar ucapan kata-kata kita tepat dan jelas

(fonetik).

c. Alat untuk menjaga kecantikan (estetik) .

d. Pelindung jaringan penyangga.

2.3. Karies Gigi

2.3.1. Definisi Karies Gigi

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,

dentin dan cementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam

suatu karbohidrat yang terfementasi. Tanda dimulainya karies adalah

adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh

kerusakan bahan organiknya. Akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian

pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapeks yang dapat

menyebabkan nyeri. Karies gigi merupakan penyakit universal yang dapat

6

Page 7: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

terjadi pada semua orang, semua usia, semua ras, dan semua tempat di

dunia (Kusumaningsih, 1999).

2.3.2. Epidemiologi Karies Gigi

Karies gigi terdapat diseluruh dunia, tanpa memandang umur,

bangsa maupun keadaan ekonomi. Menurut penelitian di negara-negara

Eropa, Amerika Serikat dan Asia termasuk Indonesia, ternyata 80-95% dari

anak-anak dibawah umur 18 tahun terserang karies gigi. Persentase karies

gigi bertambah dengan meningkatnya peradaban manusia dan hanya

beberapa penduduk yang tidak mengalami karies gigi. Keparahan karies

gigi dipengaruhi oleh adanya faktor umur, jenis kelamin, geografi, suku

bangsa, keadaan ekonomi dan diet (Supartinah, 1999).

2.3.3. Etiologi Karies Gigi

2.3.3.1 Faktor Dalam

Newburn (1977) mengemukakan bahwa karies adalah proses

kerusakan gigi yang dimulai dari email berlanjut ke dentin. Karies gigi

merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor

(multiple factors) yang saling mempengaruhi. Terdapat tiga faktor

utama yaitu gigi dan saliva, mikroorganisme dan substrat serta waktu

sebagai faktor tambahan (Newburn, 1977; Alfano,1980; Konig dan

Hoogendoorn,1982).

Gambar. 2.3.3.1 Faktor Penyebab Terjadinya Karies ( Hoogendorn,1982)

7

Mikroorganisme

Substrat

Waktu

Gigi Karies

Page 8: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

1. Gigi dan saliva

1) Gigi

Morfologi gigi merupakan faktor penentu terjadinya karies.

Bentuk gigi yang mempunyai alur dan lekukan pada permukaan

oklusal, susunan geligi yang berjejal dapat merupakan retensi bagi

sisa makanan yang melekat dalam waktu yang relatif lama. Selain

itu struktur email dan dentin yang terdiri dari kristal-kristal

kimiawi yang tahan dan rentan juga berpengaruh terhadap daya

pelarutan asam di sekitar gigi (Pinkham,1994).

2) Saliva

Keadaan saliva antara lain berhubungan dengan jenis

kelamin dan usia. Volume dan aliran saliva anak-anak sampai

remaja lebih banyak daripada orang dewasa dan pH anak-anak

lebih tinggi dari orang dewasa (Bridqes, 1981).

2. Mikroorganisme

Bakteri dalam mulut yang mempunyai peran sebagai

penyebab terjadinya karies gigi adalah golongan streptococcus

(Streptococcus mutans). Bakteri dalam mulut melakukan peragian

(proses fermentasi) terhadap karbohidrat sebagai sisa-sisa makanan

dalam mulut. Pada awalnya permukaan gigi dilapisi oleh plak yang

mengandung koloni bakteri (Grant dkk, 1972).

3. Substrat

Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman

yang dimakan sehari-hari yang menempel pada permukaan gigi.

Substrat berpengaruh terhadap karies secara lokal dalam mulut

(Newburn, 1978; Konig dan Hoogendoorn, 1982).

4. Waktu

Pengertian waktu pada terjadinya karies adalah kecepatan

terbentuknya karies gigi serta lama dan frekuensi substrat

menempel pada permukaan gigi (Newburn, 1978; Konig dan

Hoogendoorn, 1982).

8

Page 9: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

2.3.3.2 Faktor Luar

1. Usia

Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah

kariespun juga akan bertambah. Hal ini jelas karena faktor-faktor

resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.

Seseorang yang memiliki faktor resiko terjadinya karies kuat akan

menunjukkan jumlah karies lebih besar dibandingkan yang kurang

kuat pengaruhnya.

2. Jenis Kelamin

Dari berbagai penelitian menyatakan bahwa prevalensi

karies gigi tetap wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini

disebabkan karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat

dibandingkan dengan anak laki-laki sehingga gigi anak perempuan

berada lebih lama di dalam mulut. Akibatnya gigi anak perempuan

akan lebih lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya

karies.

3. Suku Bangsa

Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan

pendapat hubungan suku bangsa dengan prevalensi karies, karena

keadaan sosial ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan

karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda di

setiap suku tersebut.

4. Letak Geografis

Keadaan geografis berpengaruh dalam hal terjadinya karies

karena kandungan fluor air minum. Bila air minum mengandung

fluor 1 ppm maka gigi mempunyai daya tahan terhadap karies

tetapi bila air minum mengandung lebih besar dari 1 ppm maka

akan terjadi Mottled teeth yang menyebabkan kerusakan email

berupa bintik-bintik hitam.

5. Kultur Sosial Penduduk

Wycoff (1980) menjelaskan bahwa ada hubungan antara

keadaan sosial ekonomi dan prevalensi karies. Faktor yang

9

Page 10: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

mempengaruhi keadaan ini adalah pendidikan dan penghasilan

yang berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-

lain.

6. Kesadaran, Sikap dan Prilaku Individu

Keadaan kesehatan gigi dan mulut sangat ditentukan oleh

pengetahuan dan kesadaran dari masing-masing individu akan

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, yang kemudian

akan menentukan sikap dan prilaku yang diambil oleh individu.

Misalnya dengan kebiasaan menggosok gigi minimal 2 kali setelah

sarapan dan sebelum tidur, rajin kontrol ke dokter gigi setiap 6

bulan sekali, dan lain-lain.

2.3.4. Patogenesis Karies

Proses terjadinya karies gigi menurut Miller, Black dan

William adalah sebagai berikut dimulai dari pengertian karies

adalah kerusakan yang terjadi pada lapisan gigi, paling sering

terjadi dibandingkan penyakit gigi yang lain.

Asam (H+) terbentuk karena adanya gula (sukrosa) dan

bakteri dalam plak (coccus). Gula (sukrosa) akan mengalami

fermentasi oleh bakteri (coccus) dalam plak sehingga terbentuk

asam (H+) dan dextran. Dextran akan melekatkan asam (H+) yang

terbentuk pada permukaan email gigi.

Apabila hanya satu kali makan gula (sukrosa), maka asam

(H+) yang terbentuk sedikit. Apabila berkali-kali makan gula

(sukrosa), maka berkali-kali terbentuk asam (H+) sehingga lama

kelamaan pH plak menjadi ± 5. Jadi frekuensi makan gula

(sukrosa) mempengaruhi pH plak. Asam (H+) dengan pH ± 5 ini

akan dapat masuk ke dalam email melalui enamel rod (port

d’entre). Tetapi permukaan email lebih banyak mengandung kristal

fluorapatit yang lebih tahan terhadap serangan asam, sehingga

asam (H+) hanya melewati permukaan email dan akan masuk ke

dalam bagian bawah permukaan email. Asam yang akan masuk ke

10

Page 11: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

dalam bagian bawah permukaan email akan melarutkan kristal

hidroksiapatit yang ada. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut :

Ca10 ( PO4 )6 (OH )2+8 H+¿→ 10Ca2+¿+6 HPO4+2H 2O ¿ ¿

Apabila asam (H+) yang masuk ke dalam bagian bawah email

sudah banyak, reaksi kimia diatas terjadi berulang kali. Maka jumlah

Ca yang lepas bertambah banyak dan lama kelamaan Ca akan keluar

dari email. Proses ini disebut dekalsifikasi, karena proses ini terjadi

pada bagian bawah email maka biasa disebut dekalsifikasi bagian

bawah permukaan.

Ringkasan terjadinya proses karies gigi (Schatz, 1955):

Sukrosa+Plak → Asam

Asam+Email → Karies

2.3.5. Pencegahan Karies Gigi

Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempengaruhi taraf

hidup dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut.

Usaha-usaha pencegahan terhadap karies gigi antara lain :

a. Memperpendek waktu kontak permukaan gigi dengan bahan

penyebab kerusakan gigi. Kurangi makan permen atau makanan

manis lainya apalagi yang mudah melekat terutama kurangi

makan-makanan tadi terutama waktu malam.

b. Menyikat gigi sehabis makan atau sekurang-kurangnya dua kali

sehari terutama malam hari kalau mau tidur. Memakan

makanan yang cukup bergizi dan baik untuk pertumbuhan gigi

anak. Makanan tersebut harus mengandung protein, vitamin dan

mineral.

c. Ratakan gigi yang tidak beraturan atau gigi yang berdesakan

hingga pembersihan dapat dilakukan dengan baik.

d. Memeriksakan gigi secara teratur kepada dokter gigi.

Pencegahan karies juga dapat dilakukan dengan beberapa

cara antara lain dengan:

11

Page 12: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

a. Pengaturan diet

Disini hal utama yang perlu diperhatikan yaitu dalam diet

karbohidrat, khususnya gula sederhana.

b. Kontrol plak

Merupakan tindakan pencegahan menumpuknya plak dan

deposit-deposit lainnya pada permukaan gigi.

c. Penggunaan fluor

Cara penggunaan fluor ini dapat dibagi dua cara yaitu secara:

a. Sistemik.

Penggunaan fluor secara sistemik yaitu untuk gigi yang

belum mengalami erupsi

b. Lokal.

Dilakukan dengan cara menyikat gigi dengan pasta gigi

atau larutan fluor.

d. Anti bakterial

Dengan penggunaan obat kumur selama beberapa minggu untuk

membunuh bakteri didalam plak yang tersisa, diharapkan

bakteri yang tidak membahayakan akan mengganti bakteri

penyebab karies.

2.4. Kebersihan Gigi dan Mulut

Mulut terdiri dari bibir atas dan bawah, gusi, lidah, pipi bagian

dalam, langit-langit dan gigi. Lapisan gusi, pipi dan langit-langit selalu

basah berlendir oleh karena itu disebut selaput lendir.

Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi

pada rahang atas dan bawah, lidah serta saluran-saluran penghasil air ludah.

Gigi dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu mahkota gigi, akar gigi dan leher

gigi.

Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi tidak

terdapat karang gigi, plak, dan kotoran atau sisa-sisa makanan yang

melekat pada permukaan gigi, gusi, celah diantara gigi dan tidak tercium

bau busuk dalam mulut.

12

Page 13: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

Dengan perawatan yang baik kita akan dapat mencegah penyakit

gigi dan mulut, yaitu dengan membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa

makanan yang biasanya tertingggal diantara gigi. Mulut sebenarnya sudah

mempunyai sistem pembersihan sendiri yaitu air ludah, tapi dengan

makanan modern kita sekarang, pembersih alami ini tidak lagi dapat

berfungsi dengan baik. Kita juga harus menggunakan sikat gigi sebagai alat

pembantu untuk membersihkan gigi dan mulut. Telah dibuktikan bahwa

gigi yang bersih sedikit sekali kemungkinannya untuk terserang karies gigi.

Kontrol terhadap plak dapat dilakukan dengan berbagai cara yang

paling umum yaitu dengan membersihkan gigi dan mulut dengan bantuan

alat-alat tertentu, terutama dengan menggunakan sikat gigi. Tujuan

menggosok gigi adalah membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan agar

fermentasi sisa makanan tidak berlangsung terlalu lama, sehingga,

kerusakan gigi dapat terhindari. Adapun cara menggosok gigi yaitu

sewaktu menggosok gigi harus diingat bahwa sebaiknya arah penyikatan

adalah dari gusi kepermukaan gigi, dengan tujuan selain membersihkan

gigi, juga dapat dilakukan suatu pengurutan yang baik terhadap gusi

(Notoatmodjo cit Fankari, 2004).

2.5. Hubungan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Karies

Kerusakan gigi (karies) sangat dipengaruhi oleh adanya kebersihan

gigi dan mulut seseorang. Selain kebersihan gigi, faktor komposisi ludah

memegang peranan penting terhadap kemungkinan terjadinya karies. Mulut

merupakan pintu gerbang tubuh, setiap harinya tidak terhitung banyaknya

mikroorganisme yang melewati mulut. Di dalam ludah terdapat amilase

yang menjadi pelicin jika terjadi kontak antara gigi. Daya kerja pada ludah

berfungsi untuk menetralkan asam, sehingga dapat mencegah kerusakan

gigi.

Pengaruh bahan gula terhadap karies sangat ditentukan oleh kondisi

mulut. Makanan dikonsumsi melalui mulut, maka bila ada sejumlah kecil

sisa makanan tertinggal pada gigi yang akan diubah menjadi asam dan

lama-kelamaan membentuk plak sehingga akan terjadi karies.Selain

13

Page 14: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

pengaruh makanan, karies juga dapat disebabkan adanya kebersihan gigi

dan mulut yang tidak terjaga. Kebersihan gigi dan mulut mempunyai

pengaruh sangat kuat terhadap timbulnya karies, oleh karena itu kebersihan

gigi dan mulut harus sangat diperhatikan terutama cara membersihkanya

yaitu dengan cara menggosok gigi (Notoatmodjo cit Fankari, 2004).

2.6. Pengetahuan Orang Tua

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Rogers (1974) mengungkapkan bahwa

pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya suatu tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Timbulnya karies gigi anak usia sekolah dipengaruhi oleh

pengetahuan, kesadaran dan kebisaan orang tua dalam merawat kesehatan

gigi. Pengetahuan dan kebiasaan yang perlu dimiliki orang tua antara lain

yang berkaitan dengan cara membersihkan gigi, jenis makanan dan

minuman yang menguntungkan kesehatan gigi, cara makan dan minum.

Pengetahuan orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi tersebut

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor penduduk, lingkungan

tingkat pendidikan, ekonomi, dan kehadiran sarana pelayanan kesehatan

gigi.

Antara masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan dan pedesaan

yang situasi dan kondisinya berbeda akan terdapat perbedaan juga dalam

pengetahuan dan kesadaran mengenai kesehatan gigi. Perbedaan tersebut

disebabkan oleh sarana komunikasi dan transportasi lebih merata didaerah

perkotaan. Orang tua dikota lebih mengetahui bagaimana cara menjaga

kebersihan gigi dan mulut anaknya serta lebih cepat mendapatkan

pelayanan kesehatan gigi bila memerlukan. Orang tua di kota pada

14

Page 15: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

umumnya lebih mengetahui jenis makanan dan minuman yang dapat

menyebabkan terjadinya karies gigi anak-anaknya.

Menurut Allport (1954) menjelaskan bahwa dalam penentuan sikap,

pengetahuan memegang peranan sangat penting. Suatu sikap akan terwujud

apabila seseorang telah mendapatkan pengetahuan. Hal ini biasanya dapat

dilakukan oleh seseorang untuk menimbang-nimbang terhadap baik dan

tidaknya informasi yang telah diperoleh.

2.7. Sikap Orang Tua

Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa

sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktifitas, akan tetapi reaksi predisposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap mempunyai 4 tingkatan yaitu:

a. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan.

b. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap, karena dengan suatu usaha mengerjakan atau menjawab

dengan benar atau salah berarti orang tesebut menerima ide

yang telah diterima.

c. Menghargai

Menghargai dapat berupa mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan tingkatan sikap yang paling

tinggi.

Fase perkembangan anak usia sekolah terutama kelas 1 dan 2

sangat tergantung pada pemeliharaan dan bantuan orang dewasa dan

15

Page 16: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

pengaruh paling kuat dalam masa tersebut datang dari ibunya. Peranan ibu

sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ibu

harus benar-benar sadar dan mampu memberikan perhatian sepenuhnya

terhadap rumah tangga. Sama halnya dalam bidang kesehatan peranan

seorang ibu sangat menentukan. Biasanya ibu yang pertama kali merawat

dan menjumpai kedaan kesehatan anaknya. Demikian juga kebersihan gigi

dan mulut anak masih sangat ditentukan oleh kesadaran, sikap ibunya.

Mengubah sikap seseorang harus didasari motivasi tertentu,

sehingga yang bersangkutan mau melakukan secara sukarela. Orang tua di

desa belum mempunyai motivasi untuk merawat gigi, sehingga banyak

orang tua di desa yang belum mau secara sukarela melakukan perawatan

gigi. Sikap akan terwujud menjadi suatu tindakan, apabila sesorang

sudah mempunyai niat dan ditambah dengan tersedianya fasilitas yang

dibutuhkan.

2.8. Praktik Orang Tua

Menurut Kwick (1974) menyatakan bahwa praktik adalah tindakan

atau perbuatan seseorang yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.

Suatu perbuatan nyata atau tindakan dapat terwujud bila ada suatu fasilitas.

Sikap ibu yang positif terhadap kebersihan gigi harus ada fasilitas yang

dapat digunakan, agar ibu memperhatikan anaknya.

Praktik mempunyai 4 tingkatan yaitu :

a. Persepsi

Persepsi dapat diartikan dengan mengenal dan memilih berbagai

obyek sehubungan dengan tindakan yag diambil.

b. Respon terpimpin

Respon dapat diartikan dengan orang dapat melakukan sesuatu

dengan benar sesuai dengan contohnya.

c. Mekanisme

Dapat diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan

kebiasaan.

16

Page 17: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

d. Adaptasi

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi

tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Apabila orang tua

apatis dalam mengusahakan perawatan gigi anaknya secara lebih

dini, kerusakan gigi berlangsung terus tanpa kendala, keadaan ini

bisa disalah artikan padahal sesungguhnya merupakan akibat

diabaikan upaya mencari perawatan. Bimbingan orang tua bagi

tingkah laku anak yang benar dengan jalan memberikan

pengalaman perawatan gigi yang baik akan memberikan pengaruh

positif pada sikap dan perilaku anak dalam merawat kebersihan

gigi. Praktik orang tua terhadap kebersihan gigi anak dapat berupa

memberikan contoh cara menggosok gigi, menggosokan gigi

anaknya dan mengingatkan anak untuk menggosok gigi .

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

17

Page 18: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif cross-

sectional.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor resiko

terjadinya karies gigi pada siswa kelas V di SDN 2 Belumbang.

3.3. Definisi Operasional

Faktor resiko karies gigi merupakan hal-hal yang berpengaruh

terhadap terjadinya karies gigi antara lain tingkat pH plak (keasaman

kuman), karakteristik keluarga yang meliputi pengetahuan, sikap, dan

praktik orang tua, serta kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari seperti

konsumsi makanan dan minuman.

3.4. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah 10 orang siswa-siwi Kelas V

SDN 2 Belumbang.

3.5. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan

menggunakan quota random sampling.

3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dilakukan di masing- masing rumah-rumah

siswa-siswi kelas V SDN 2 Belumbang, yang terdiri dari 3 daerah yaitu

Belumbang kaja, Belumbang tengah dan Langan.

Penelitian dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2010 pada pukul

12.30 -15.00 WITA.

3.7. Instrument Penelitian

18

Page 19: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa program Irene’s

Donut yang merupakan aplikasi simulator karies. Program ini terdiri dari 20

kuisioner tentang kebiasaan dal kehidupan sehari- hari yang berhubungan

dengan kesehatan gigi dan mulut, dengan indikator-indikator antara lain

tingkat pH kuman (keasaman kuman) pada plak, kebersihan gigi dan mulut,

konsumsi makanan dan minuman dan karakteristik keluarga (pengetahuan,

sikap dan praktik orang tua)

3.8. Alat dan Bahan Penelitian

Alat :

1. Laptop

2. Hand gloves

3. Plaque check

4. Form penilaian kuisioner

5. Alat tulis

Bahan :

1. Cairan pengukur keasaman plak

2. Tissue

3.9. Jalannya Penelitian

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian.

2. Mendata siswa-siswi kelas V SDN 2 Belumbang yang akan

dijadikan sebagai sampel (nama siswa, nama orang tua, alamat).

3. Mengunjungi ke rumah siswa-siswi yang bersangkutan.

4. Melakukan pemeriksaan tingkat keasaman plak dengan cara

mengambil sampel plak dari siswa, menetesi cairan pengukur

keasaman plak, mengamati perubahan warna yang ada.

5. Melakukan penelitian dengan teknik wawancara kepada orang tua

siswa, yang dibantu dengan software program Irene’s Donut.

6. Mencetak saran dari hasil wawancara dengan software program

Irene’s Donut ini, kemudian menyerahkan hasilnya pada orang tua

yang bersangkutan.

19

Page 20: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

3.10.Analisis Data

Pada hasil penelitian, tingkat keasaman kuman pada plak tersebut,

dibuatkan suatu rata-rata tingkat keasaman plak. Perhitungan tersebut

dihitung dengan rumus :

X= X 1+ X 2+ X 3+…+X nn

Keterangan :

X = mean sampel (rata-rata)

X 1-Xn = nilai responden

n = jumlah responden

Hasil dari wawancara pada 10 orang tua siswa dengan program Irene’s

Donut yang berjumlah 20 buah pertanyaan dikumpulkan pada sebuah tabel.

Tabel analisis data tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel.3.10.1. Analisis Data Simulator Karies Gigi

No. PertanyaanJumlah

Jawaban

1

  Apakah anak suka minum softdrink?  a Tidak senang minum softdrink  

b Minum softdrink > 1 x seminggu  

2

  Berapa kali anak minum susu dalam sehari?  a Minum susu ≤ 3 x sehari  

b Minum susu ≥ 4 x sehari  

3

  Berapa lama anak minum susu menggunakan botol?  a Minum susu dengan botol < 4 tahun  

b Minum susu dengan botol ≥ 4 tahun  

4  Apakah anak suka makan permen?  a Tidak senang makan permen  b Tiap hari makan permen / coklat / gulali  

5  Apakah anak punya kebiasaan ngemut makanan?  a Tidak ngemut makanan  

20

Page 21: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

b Ngemut makanan  

6  Apakah di gigi belakang terlihat garis kehitaman?  a Tidak ada  b Ada  

7  Apakah ada bercak putih pada permukaan gigi?  a Tidak ada  b Ada  

8Berapa tingkat keasaman kuman?  

a ≥ 6,5  b < 6,5  

9  Apakah pendidikan terakhir ibu?  a Sarjana  b Bukan sarjana  

10  Berapakah umur ibu?  a ≤ 36 tahun  b > 36 tahun  

11  Berapa lama anak diberi ASI?  a ≤ 1 tahun  b > 1 tahun  

12  Berapa umur anak?  a ≤ 4 tahun  b ≥ 5 tahun  

13  Siapa yang sehari-hari mengasuh anak?  a Anak diasuh pengasuh  b Anak diasuh anggota keluarga  

14 

Menurut ibu, apakah gigi berlubang mengganggu selera makan anak?

 

a Ya  b Tidak  

15 

Menurut ibu, apakah gigi berlubang karena malas menggosok gigi?

 

a Ya  b Tidak  

16 

Apakah ibu setuju jika gigi berlubang bisa mengganggu tumbuh kembang anak?

 

a Setuju  b Tidak setuju  

17

Apakah terlalu sering minum softdrink menyebabkan gigi mudah berlubang?

 

a Setuju  b Tidak setuju  

18  Apakah ibu pernah memeriksa anak secara langsung untuk mendeteksi adanya gigi berlubang?

 

21

Page 22: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

a Ya  b Tidak  

19 

Apakah setiap hari ibu membantu anak menggosok gigi?

 

a Ya  b Tidak  

20  Apakah ditemukan gigi berlubang?  a Tidak  b Ya  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

22

Page 23: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 24 Agustus

2010 dengan menggunakan program simulator gigi berlubang Irene’s

Donut di rumah masing- masing siswa – siswi kelas V SDN 2

Belumbang, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1.1 Hasil Wawancara Program Irene’s Donut

No. PertanyaanJumlah

Jawaban

1

  Apakah anak suka minum softdrink?

A Tidak senang minum softdrink 4

B Minum softdrink > 1 x seminggu 6

2

  Berapa kali anak minum susu dalam sehari?

A Minum susu ≤ 3 x sehari 10

B Minum susu ≥ 4 x sehari 0

3

  Berapa lama anak minum susu menggunakan botol?

A Minum susu dengan botol < 4 tahun 10

B Minum susu dengan botol ≥ 4 tahun 0

4

  Apakah anak suka makan permen?

A Tidak senang makan permen 2

B Tiap hari makan permen / coklat / gulali 8

5

  Apakah anak punya kebiasaan ngemut makanan?

A Tidak ngemut makanan 10

B Ngemut makanan 0

6

  Apakah di gigi belakang terlihat garis kehitaman?

A Tidak ada 7

B Ada 3

7

  Apakah ada bercak putih pada permukaan gigi?

A Tidak ada 6

B Ada 4

8Berapa tingkat keasaman kuman?

A ≥ 6,5 0

23

Page 24: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

B < 6,5 10

9

  Apakah pendidikan terakhir ibu?

A Sarjana 1

B Bukan sarjana 9

10

  Berapakah umur ibu?

A ≤ 36 tahun 5

B > 36 tahun 5

11

  Berapa lama anak diberi ASI?

A ≤ 1 tahun 2

B > 1 tahun 8

12

  Berapa umur anak?

A ≤ 4 tahun 0

B ≥ 5 tahun 10

13

  Siapa yang sehari-hari mengasuh anak?

A Anak diasuh pengasuh 0

B Anak diasuh anggota keluarga 10

14

 Menurut ibu, apakah gigi berlubang mengganggu

selera makan anak?

A Ya 10

B Tidak 0

15

 Menurut ibu, apakah gigi berlubang karena malas

menggosok gigi?

A Ya 9

B Tidak 1

16

 Apakah ibu setuju jika gigi berlubang bisa

mengganggu tumbuh kembang anak?

A Setuju 10

B Tidak setuju 0

17Apakah terlalu sering minum softdrink menyebabkan

gigi mudah berlubang?

24

Page 25: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

A Setuju 7

B Tidak setuju 3

18

 Apakah ibu pernah memeriksa anak secara langsung

untuk mendeteksi adanya gigi berlubang?

A Ya 5

B Tidak 5

19

 Apakah setiap hari ibu membantu anak menggosok

gigi?

A Ya 4

B Tidak 6

20

  Apakah ditemukan gigi berlubang?

A Tidak 5

B Ya 5

Tabel. 4.1.2. Hasil Tingkat Keasaman Kuman Plak

No Nama SiswaKeasaman

Kuman

1 Putu Dena Santika 5.8

2 I Pande Made Ema Septiana Putra 5.8

3 I Gusti Putu Krisna Sukma Wigraha 6.4

4 I Made Yuda Arantika 5.3

5 I Putu Wisnu Wardana 6.2

6 Ni Luh Gede Evi Apriliantini 6.4

7 Ni Putu Krisnayanti 6.1

8 Ni Putu Rantika Dewi 5.4

9 Ni Made Rahayu Ovina Sriadiningsih 5.1

10 Ni Pande Putu Putri Andini 5.9

Jumlah 58.4

Rata- rata 5.84

4.2. Pembahasan

25

Page 26: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

Makanan dan minuman yang manis sangat berpengaruh terhadap

kesehatan gigi dan mulut. Dari hasil penelitian diatas, menyatakan bahwa

60 % anak- anak kelas V SDN 2 Belumbang suka minum softdrink dan

40% tidak suka minum softdrink. Sedangkan 80 % anak suka makan

permen/ coklat (makanan yang mengandung gula) dan 20 % tidak suka

makan permen/ coklat. Konsumsi makanan dan minuman yang manis ini

dapat menyebabkan terjadinya kerusakan gigi. Jumlah makanan manis

yang dikonsumsi dalam suatu saat mempengaruhi jumlah plak yang

dihasilkan serta kesehatan umum. Frekuensi gula yang dimakan

mempengaruhi lama berlangsungnya proses kerusakan gigi.

Susu merupakan salah satu dari 4 sehat 5 sempurna yang penting

bagi tubuh. Cara serta waktu pemberian susu pada anak, mempengaruhi

kesehatan gigi. Susu dianjurkan tidak diberikan pada anak-anak di tengah

waktu makan, karena dapat menyebabkan terjadinya sindrom karies botol.

Penyebabnya adalah gula yang terdapat dalam susu atau sari buah tersebut.

Bakteri pada plak gigi merubah gula tersebut menjadi asam yang merusak

hingga menimbulkan kebusukan dan kehancuran gigi. Sedangkan untuk

cara pemberiannya, sebaiknya anak- anak dibiasakan untuk minum susu

dengan gelas.

Anak-anak SDN 2 Belumbang jarang mengkonsumsi susu. Hal ini

mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi yang cukup rendah. Semua anak

tersebut mengkonsumsi susu kurang dari atau sama dengan 3 kali sehari.

Sedangkan untuk konsumsi susu dengan menggunakan botol, seluruh

orang tua mengatakan bahwa 100% anak-anaknya minum susu dengan

botol kurang dari 4 tahun.

Timbulnya karies gigi anak usia sekolah dipengaruhi oleh

pengetahuan, kesadaran dan kebisaan orang tua serta anak dalam merawat

kesehatan gigi. Kesehatan gigi dan mulut anak-anak kelas V SDN 2

Belumbang dapat dikategorikan cukup baik, karena persentasi gigi

berlubangnya 50 %. Walaupun 90 % orang tua bukan sarjana, pengetahuan

mereka tentang kesehatan gigi dan mulut dikategorikan baik.

26

Page 27: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

Namun, sikap orang tua kepada anaknya dalam menjaga kesehatan

gigi dan mulut perlu ditingkatkan. Orang tua diharapkan mendampingi

anaknya untuk sikat gigi setiap hari, membina anaknya untuk mengurangi

konsumsi makanan dan minuman yang manis, serta memeriksa secara

rutin keadaan gigi anak-anaknya.

Rata-rata pH kuman plak gigi pada anak-anak yaitu 5,84. Hal ini

menunjukkan bahwa pH kuman plak gigi tergolong asam, sehingga mudah

terjadi karies gigi. Asam ini disebabkan karena reaksi antara makanan

yang menumpuk pada sela-sela gigi dengan mikroorganisme.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

27

Page 28: LAPORAN KKN KU.... FKG UNMAS DPS

1. Pengetahuan, sikap dan praktik orang tua berpengaruh terhadap

kerusakan gigi. Namun, tak selamanya orang tua yang bukan

sarjana tidak mengetahui tentang kesehatan gigi dan mulut.

2. Rata- rata pH kuman plak gigi pada anak-anak SDN 2 Belumbang

adalah 5,84 yang tergolong asam sehingga mudah terjadi

kerusakan gigi.

3. Kebiasaan anak mengkonsumsi makanan dan minuman

manis / kariogenik dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disarankan :

1. Meningkatkan usaha kesehatan gigi sekolah di wilayah Puskesmas

Kerambitan II.

2. Orang tua diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

praktik tentang kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat

menurunkan resiko karies pada anak-anak.

3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

menciptakan hidup sehat, khususnya kesehatan gigi dan mulut.

28