Laporan Kp pendingin

  • Upload
    sigit

  • View
    72

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AC CENTRAL

Citation preview

[Type text]

[Type text]

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perhotelan merupakan salah satu pilihan masyarakat dalam melakukan berbagai macam aktifitas. Dalam hal ini, memberikan banyak pilihan kepada masyarakat akan fungsi akan sebuah Hotel. Di samping sebagai tempat penginapan juga bisa sebagai tempat meeting.Persaingan antar hotel saat ini yang semakin ketat, tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pengunjung pengguna jasa perhotelan. Perhotelan akan berlomba-lomba memberikan pelayanan yang terbaik untuk memperoleh pelanggan dan pangsa pasar yang lebih luas. Tingkat kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama yang menjadi tolak ukur keberhasilan setiap hotel , seperti Hotel oak tree emerald Semarang.Hal-hal penting dalam dunia perhotelan adalah dengan kenyamanan, kesabaran, serta pelayanan yang prima kepada tamu hotel. Pelanggan akan rela mengeluarkan biaya lebih, jika hal-hal tersebut terpenuhi. Hotel oak tree emerald Semarang berupaya meningkatkan kenyamanan dari para pengunjungnya, salah satunya yakni dengan menyediakan kamar dengan perangkat pemanas air (heatpump), terutama untuk kamar royal suits dan beberapa kamar dengan type deluxe.Kebutuhan akan tersedianya perangkat pemanas air (heatpump ) yang handal, tentunya harus didukung dengan kualitas SDM yang berkompenten di bidangnya dan sistem pemeliharaan/perawatan heatpump yang terjadwal dengan baik. Kegiatan pemeliharaan/perawatan sarana kamar, termasuk didalamnya meliputi pemeliharaan dan penanggulangan gangguan heatpump,

1.2Tujuan Kerja PraktekTujuan kerja praktek Perawatan dan Perbaikan heatpump adalah sebagai berikut :1. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang teknis perangkat sistem pemanas air (heatpump).2. Membandingkan teori yang diajarkan di kampus dengan hasil nyata saat melakukan kerja praktek di Hotel oak tree emerald semarang3. Memberikan pengalaman tentang dunia kerja di dunia perhotelan4. Mendapatkan pola pikir yang logis ketika mendapatkan masalah dalam pemanas air (heatpump) sehingga mengetahui solusi yang harus dilakukan untuk menanganinya.5. Mengembangkan potensi diri yang dimiliki untuk memperluas pengetahuan di dunia perhotelan yang meliputi perawatan dan perbaikan heatpump.

1.3Manfaat Kerja praktekManfaat yang diharapkan dari Kerja Praktek ini adalah :1. Bagi Perusahaana. Terjalinnya kerja sama dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan di Universitas Semarang.b. Dapat menyiapkan sumber daya yang potensial untuk perusahaan.c. Tidak tertutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa pelaksana Kerja Praktek yang bersifat membangun dan menyempurnakan sistem yang ada.d. Sebagai sarana untuk mempromosikan atau memperkenalkan perusahaan kepada pihak luar.

2. Bagi Mahasiswaa. Mengenal cara kerja perusahaan secara menyeluruh khususnya pada proses Perawatan dan Perbaikan heatpump.b. Dapat menambah wawasan dan pengalaman Kerja Praktek di lapangan.c. Permasalahan yang diperoleh selama Kerja Praktek dapat diangkat menjadi Tugas Akhir.d. Mahasiswa dapat belajar bersosialisasi dengan tamu di lingkungan hotel oak tree emerald semarang.e. Mendapatkan ilmu yang lebih mendalam saat melakukan kerja praktek khususnya bidang Perawatan dan Perbaikan heatpump.

3. Bagi Akademika. Terjalinnya hubungan kerja sama dengan perusahaan yang ditempati untuk Kerja Praktek.b. Dapat mengetahui korelasi antara ilmu yang diberikan di bangku kuliah dengan kondisi industri pada kenyataannya.c. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dibidang akademik untuk perbaikan kurikulum1.4Batasan masalah Batasan masalah dalam pembuatan laporan Perawatan dan Perbaiakan heatpump adalah :1. Membahas perawatan perangkat sistem pemanas air (heatpump) meliputi pemeliharaan harian dan bulanan.2. Membahas perbaikan pada saat terjadi gangguan pada perangkat sistem pemanas air .3. Mempelajari komponen yang ada pada perangkat sistem pemanas air serta memahami fungsinya.4. Mempelajari indikasi penyebab terjadinya gangguan pada sistem pemanas.5. Mempelajari peralatan dan bahan yang digunakan untuk melakukan perbaikan sistem pemanas air.

1.5Metodologi Penelitian Salah satu faktor yang penting dalam penyusunan laporan ini adalah metode pengumpulan data. Penyusunan laporan ini menggunakan beberapa metode untuk melengkapi bahan perbandingan maupun menambah wawasan terhadap bahan kerja sehingga dapat diselesaikannya laporan Kerja Praktek ini. Oleh karena itu data yang diperoleh dan dikumpulkan penulis didapat dengan beberapa metode berikut, antara lain :

a. Metode ObservasiMetode yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dalam pelaksanaan Kerja Praktek. Pengamatan tersebut berfungsi agar dapat memahami secara nyata mengenai peralatan yang di praktekkan.b. Metode InterviewMetode yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung atau lisan kepada operator maupun kepada bagian instrument sewaktu menghadapi peralatan yang digunakan untuk Kerja Praktek mengenai hal- hal yang tidak di mengerti. Selain itu metode ini berfungsi agar dapat memperoleh pengetahuan lain tentang peralatan praktek yang diperoleh dari metode observasi.c. Metode LiteratureMetode yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literature- literature untuk memperoleh bahan- bahan yang digunakan sebagai dasar orientasi teori atau pedoman dalam pembahasan suatu masalah. Metode ini berfungsi juga untuk melengkapi dan sebagai perbandingan isi laporan yang baik sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

1.6Sistematika Penulisan Dalam pembahasan laporan agar teratur dan lebih mudah untuk mengetahui isinya maka dengan ini dikemukakan sistematika penulisan laporan di mana laporan ini terbagi dalam lima bab dan untuk setiap bab terdapat beberapa sub bab.Sistematika Penulisan ini adalah sebagai berikut :BAB IPENDAHULUANBerisi latar belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan yang memberikan gambaran garis besar penulisan.BAB IIGAMBARAN UMUM PERUSAHAANMembahas sekilas tentang perusahaan tempat Kerja Praktek, meliputi sejarah dan perkembangan HOTEL OAK TREE EMERALD SMG INDONESIA , struktur Organisasi. BAB IIITINJAUAN PUSTAKAMembahas tentang berbagai macam aspek dasar yang melandasi teori umum dalam HEATPUMP, seperti : pengertian heatpump, sistem tata udara, kelembapan relatif yang dibutuhkan, serta besaran pokok yang digunakan dalam penghitungan udara thermal.BAB IVPEMBAHASANMembahas tentang dasar sistem air panas, sistem kerja heatpump, panel kontrol heatpump, perawatan hetapump serta penanggulangan berbagai macam gangguan heatpump, dan indikasi yang menyebabkan gangguan pada system kerja heatpump, serta langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan perbaikan ataupun perawatan perangkat hetapump tersebut. BAB VPENUTUPMerupakan bagian penutup dan kesimpulan. Selain kesimpulan, pada bab ini juga dicantumkan saran dan kritik dari penulis.

BAB IITINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya HOTEL OAK TREE EMERALD SEMARANGHotel OAK TREE EMERALD Semarang berdiri pada tahun 2013 tepatnya 15 NOVEMBER 2013. Hotel OAK TREE EMERALD berada dibawah naunggan PT JAYA PERKASA INVESTAMA(JPI) yg dipimpin langsung oleh Bp AGUS TRI. Hotel ini juga dikendalikan oleh KAGUM Management yg dipimpin Bp DARSONO(GM INCAS).dan sampai sekarang saham Hotel OAK TREE EMERALD dipegang oleh owner yaitu BP.AGUS TRI.

2.2 Visi, Misi dan Tujuan Hotel oak tree emerald SemarangVisi, Misi, dan Tujuan Hotel oak tree emerald Semarang pada dasarnya menuju pada pelayanan yang prima dengan berdasarkan 6 pilar utama dan mendukung kebijakan nasional di dunia perhotelan.2.2.1Visi Menjadi Hotel Terkemuka dan Terpercaya,melalui penetapan kerja dan perilaku.

2.2.2Misi Menyelenggarakan bisnis perhotelan dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 6k: kenyamanan,ketulusan,kesunguhan,kehangatan,keiklasan, dan kesabaran2.2.3Tujuan Perusahaan Melaksanakan dan mendukung kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang pariwisata dan pembangunan nasional, khususnya di bidang perhotelan dengan menyediakan ruanganan dan tempat meeting yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk dapat melakukan ekspansi baik di pengunjung domestik maupun internasional di bidang perhotelan.

OAK TREE EMERALD SEMARANG

2.3Sekilas Tentang Hotel OAK TREE EMERALD SemarangHotel OAK TREE EMERALD Semarang memiliki 174 kamar yang terbagi dalam beberapa type kamar ada yang Type deluxe,type executive,type presiden suites,dan type suites,hotel ini memiliki 7 ruangan meeting yang diantaranya: DAMAR 1 ROOM, DAMAR 2 ROOM, DAMAR 3 ROOM,EBONY 1 ROOM,EBONY 2 ROOM, EBONY 3 ROOM,ASOKA ROOMdan yang menjadi kebanggaan hotel ini adalah MAHONY GRAND BALLROOM. Hotel ini juga memiliki 1 restaurant, tempat SPA, kolam renang,dan POOLBAR,

Gambar logo oak tree emerald semarang

KAMAR

Gambar kamar hotel oak tree emerald semarang

Hotel oak tree emerald semrang memepunyai 172 kamaar Setiap kamar Hotel a) kamar presiden suits1b) Kamar suits16c) Kamar deluxe120d) Kamar executive35OAK TREE EMERALD Semarang memiliki fasilitas sebagai berikut :LED TV 32 Inch.iPod Dock yang berguna untuk memutar lagu dari ponsel tamu dan juga dapat digunakan untuk mendengarkan radio.Kettle Jug yang berfungsi untuk memanaskan air untuk membuat teh ataupun kopi yang telah disediakan oleh hotel.2 buah Soft Pillow dan 2 buah Firm Pillow yang menggunakan bulu angsa sebagai isinya sehingga tamu dapat memilih sendiri bantal yang digunakan sesuai dengan keinginan. Jaringan Wi-fi yang bisa diakses disetiap kamar dengan ID dan password yang akan diberikan pada saat tamu melakukan check-in.Mini Cool Bar yang berfungsi untuk mendinginkan makanan ataupun minuman, hotel tidak menyediakan makanan ataupun minuman namun tamu bisa membeli dari luar hotel atau di vending machine yang berada di library room lantai 2.Safety deposit box ditujukan untuk penyimpanan barang berharga dan tamu dapat membuat kode sesuai dengan keinginan.

KOLAM RENANG OAK TREE EMERALD SEMARANG

Gambar kolam renang oak tree emerald semaranghotel oak tree emerald semarang juga menyediakan fasilitas kolam renang,yang dibuka dari jam 6 pagi-8 malam,tersedia dua kolam renang yaitu kolam renang dewasa yang kedalamannya yaitu 1,24 m dan untuk yang anak-anak 0,80 m.

POOL BAAR OAK TREE EMERALD SEMARANG

Gambar pool baar oak tree emerald semarangUntuk menambah kenyamanan tamu hotel oak tree emerald semarang,hotel oak tree emerald semarang juga menyediakan pool baar area,yang dibuka dari jam 8 pagi -11 malam,tamu bisa memesan minuman juga makan disini,dan juga biasanya digunakan untuk nonton bareng pertandingan bola serta ivent ivent hotel oak tree emerald.

FITNES OAK TREE EMERALD

Gambar fitness center oak tree emeraldFasilitas ini terdiri dari beberapa alat yaitu barbell, lat pull down, bench press, dan treadmill. Semua tamu dapat menggunakan fasilitas ini sepuasnya tanpa harus membayar.fitnes dibuka dari jam 6 pagi -11 malam

RESTORAN OAK TREE EMERALD SEMARANG

Gambar restoran oak tree emerald semarangUntuk ruang makan para tamu hotel oak tree,hotel oak tree emerald menyediakan restoran cendana yang bisa digunakan untuk dinner dan breakfast,restoran dibuka dari jam 8 pagi -10 malam.

RUANG MEATING OAK TREE EMRALD SEMARANG

GAMBAR BALLROOM OAK TREE EMERALD SEMARANG

GAMBAR RUANG MEATING OAK TREE EMRALD SEMARANGOak tree emerald semarang memepunyai 7 ruang meating dan 1 ballroom yang digunakan para tamu untuk menyelenggarakan ivent dan tamu untuk meating,

Struktur OrganisasiStruktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam stuktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang pertanggung jawaban sehingga setiap divisi tahu harus melapor atau mempertanggung jawabkan pekerjaan kepada divisi atasannya.Di hotel ini dipimpin langsung oleh GM(general manager),dan memiliki 7 Departement head. Berikut deskripsi pekerjaan masing-masing Departement head dalam struktur organisasi :1. GENERAL MANAGER Pucuk pimpinan Hotel yang mebawahi seluruh karyawan hotel oak tree emerald Bertanggung jawab keseluruhan atas kelancaran operasional hotel oak tree emerald.

2. FRONT OFFICE MANAGER(FOM) Bertanggung jawab atas keluar masuknya tamu baik itu yang mau mengadakan meeting ataupun hanya sekedar menginap.3. FOOD & BAVERAGE MANAGER(FBM) Bertanggung jawab seluruh hal tentang semua makanan dan minuman yang disajikan untuk tamu4. SALES & MARKETING MANAGER(SM) Bertanggung jawab mencari pengunjung yang akan menggunakan hotel ini,baik itu untuk meeting atau sekedar menginap. 5. ACCOUNTING MANAGER Bertanggung jawab atas perencanaan pengoperasian sarana hotel. Bertanggung jawab merencanakan dan membuat Anggaran Belanja yang digunakan dalam melaksanakan Pemeliharaan.6. HRD MANAGER Bertanggung jawab untuk mendata keluar masuknya karyawan. Bertanggung jawab melakukan recrutment karyawan baru.7. CHIF ENGINERIING MANAGER Bertangung jawab akan staff,spv,untu melakukan training skill Bertangung jawab akan laporan bulanan eng,penghematan biaya akan operasional hotel

GENERAL MANAGER

CHIEF ENG

ACE ENG

Supervisor2Supervisor 1

Staff operasionalStaff operasionalStaff operasional

ADMINT ENG

Gambar 2.2 Struktur Organisasi engginering

BAB III

TEORI DASAR

Panas yang dipindahkan dalam peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan panas sensible. Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan fasa, sedangakan panas sensible adalah panas yang berkaitan dengan kenaikan atau penurunan temperatur tanpa perubahan fasa.Konveksi tidak selalu bisa diselesaikan dengan cara analitik, dan terpaksa harus menggunakan cara eksperimental untuk mendapatkan data perencanaan, serta untuk mendapatkan data-data eksperimental yang biasanya dinyatakan dalam bentuk persmaan empirik.Konveksi dibedakan menjadi dua, yakni :1. Konveksi paksa : terjadinya perpindaham panas karena adanya sistem sirkulasi lain.2. Konveksi alamiah : terjadinya perpindahan panas karena fluida yang berubah densitasnya karena proses pemanasan, bergerak naik.

Pompa kalor yang digunakan (lab atas Teknik Konversi Energi) adalah pompa kalor P5670 oleh G. Cussons Ltd, Manchester, England. Pompa kalor ini mempunyai beberapa komponen penting, yaitu :1. Bagian utama terdiri dari evaporator, kompresor, kondensor, HE, dan katup ekspansi.a. KompresorAdalah alat untuk menghisap uap refrigerant yang berasal dari evaporator dan menekan uap refrigerant tersebut ke kondensor, sehingga tekanan dan temperatur meningkat.

b. KondensorBerfungsi sebagai alat pemindah panas. Panas dari uap refrigerant atau fluida kerja di lepas ke media pendingin yaitu air, sehingga uap refrigerant akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum masuk ke kondensor, refrigerant berfasa uap mempunyai tekanan dan temperatur tinggi. Fluida yang keluar dari kondensor berfasa cair jenuh yang bertekanan dan bertemperatur lebih rendah.Kondensor merupakan salah satu komponen utama dari refrigerator. Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigerant dari super-heated gas (gas panas lanjut) bertekanan tinggi ke liquid sub-cooled (cairan dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigerant (kondensasi/pengembunan), maka kalor harus dibuang dari gas refrigerant. Kalor/panas yang akan dibuang dari refrigerant tersebut berasal dari :1. Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan2. Panas yang ditimbulkan oleh kompresor selama bekerja

gambar.kondensorDengan istilah lain fungsi kondensor adalah untuk merubah refrigerant gas menjadi cair dengan jalan membuang kalor yang dikandung refrigerant tersebut ke udara sekitarnya atau air sebagai media pendingin.Gas dalam kompresor yang bertekanan rendah dimampatkan/dikompresikan menjadi uap bertekanan tinggi sedemikian rupa, sehingga temperatur jenuh pengembunan (condensing saturation temperature) lebih tinggi dari temperatur medium pengemburan (condensing medium temperature). Akibatnya kalor dari uap bertekanan tinggi akan mengalir ke medium pengembunan, sehingga uap refrigeant akan terkondensasi.

c. EvaporatorBerfungsi sebagai alat pemindah panas. Pada evaporator terjadi perpindah panas dari udara luar ke fluida kerja, sehingga terjadi perubahan fasa pada fluida kerja yaitu dari fasa cair ke fasa uap.d. HESebagai alat pemindah panas yang mempunyai fungsi khusus, yaitu meningkatkan kapasitas pendingin dengan cara menaikkan temperatur fluida kerja yang akan masuk ke kompresor , dan yang kedua menurunkan temperatur fluida kerja yang akan masuk evaporator.

e. Katup ekspansiSebagai alat yang secara otomatis mengatur jumlah aliran fluida kerja cair yang masuk ke evaporator. Sambil mempertahankan gas panas lanjut pada akhir evaporator. Karena tekanan di evaporator rendah, maka sebagian bahan pendingin mencair saat melewati katup ekspansi dan masuk ke dalam evaporator. Wujudnya pun kembali menjadi uap dingin.

f. RefrigerantRefrigerant yang digunakan adalah freon (R-12).

g. Motor ListrikMotor listrik 3 fasa 415 V 50 Hz dengan daya maksimum 2,5 kw. Daya yang digunakan dapat dilihat dalam meter daya.

h. AHU ( Air Handling Unit )Kipas udara terpasang pada AHU dengan 3 kecepatan yang berbeda. Maksimum laju udara yang dihasilkan adalah 0,37 m3/det. Thermometer berfungsi mengatur temperatur bola kering dan basah terpasang pada saluran masukan.

2. Bagian pelengkap yang terdiri dari katup-katup penyetor (stop valve), saringan dryer, dan katup solenoid.system menjadi lebih efektif. Temperature menuju konpresor bisa naik dan temperature menuju evaporator bisa turun tanpa harus menyediakan alat lain dan tanpa harus menyediakan energy tambahan. Harga koefisien perpindahan panas pada HE dapat diketahui. Begitu juga dengan harga kalornya.

3.1Pengertian Besaran Fisika Besaran fisika yang digunakan dalam pembahasan pompa kalor antara lain tekanan, temperatur, kelembaban relatif udara, dll

3.1.1Tekanan Adalah gaya yang bekerja pada suatu benda / fluida persatuan luasP = F / A.................................................................................. 3.1Dimana :- F = Gaya ( Newton = Kg.m.s- ) A = Luas permukaan ( m2 ) Sifat tekanan yang bekerja pada fluida akan diteruskan ke segala arah ( Hukum Pascal). Satuan Tekanan : 1 bar = 1 atm = 14,69 pound/sq.inch (psi) Alat ukur tekanan : Barometer: alat ukur tekanan atmosfer Manometer: alat ukur tekanan fluida

3.1.2Temperatur Adalah ukuran intensitas / derajat kalor dari suatu bahan Satuan temperatur : Celcius ( oC ) Farenheit ( oF ) Reaumur ( oR )Skala suhu-suhu tersebut kemudian ditetapkan sebagai pedoman derajat dengan skala perbandingan C : F : R = 5 : 9 : 40 oC = 0 oR = 32 oF100 oC = 80 oR = 212 oF Alat ukur temperatur : Thermometer Tdb ( Temperatur dry bulb )Adalah temperatur udara yang diukur dengan thermometer sensor tabung / bola kering. Twb ( Temperatur wet bulb )Adalah temperatur udara yang diukur dengan thermometer sensor tabung / bola dibalut dengan kain basah.

3.1.3Kelembaban Relatif Udara Adalah perbandingan antara tekanan parsial ( sebagian ) uap air yang ada dalam udara, dengan tekanan jenuh uap air yang ada dalam udara pada temperatur tertentu. Kelembaban relatif dapat dicari jika Tdb dan Twb diketahui nilainya menggunakan Sling Thermometer.

3.1.4KalorAdalah bentuk energi yang dapat berpindah karena perbedaan temperatur. Satuan kalor :Tabel 3.1 Besaran Standart dalam satuan kalor1 Btu=252 gram kalori=778 ft lb=1055 joule

1 gram kalori=0,003964 Btu=4,184 joule

Ukuran kapasitas mesin pendingin ( refrigerasi ) adalah TON REFRIGERASI. 1 Ton Refrigerasi = kemampuan mesin refrigerasi menyerap kalor sejumlah 12000 BTU / jam = 3022 K.cal/jam.

3.1.5Daya listrik Daya ( W ) = V x I x Cos ......................................................3.2 Satuan daya = watt1 watt = 1 joule / second1 hp = 746 watt

3.7.1Sistem Distribusi Udara di UdaraSeperti telah disinggung pada bagian sebelumnya bahwa salah satu fungsi sistem udara adalah untuk menciptakan kenyamanan thermal bagi manusia. Sistem tata udara terdiri dari dua bagian yaitu sistem pengolah udara dan sisi sistem refrigerasi.Pada unit refrigerasi, evaporator sebagai tempat berlangsungnya proses perpindahan kalor antara refrigerant dengan udara yang didinginkan. Evaporator tersebut disebut sebagai Koil pendingin jenis ekspansi langsung (Direct Expansion Coil). Setelah temperatur dan kandungan uap air (moisture content) udara diturunkan di koil pendingin, udara terkondisi ini dialirkan melalui

cerobong udara catu oleh fan ke ruangan yang telah dikondisikan. Udara yang masuk ke dalam ruangan ini disebut udara catu (supply air) Selama berada didalam ruangan udara catu menyerap kalor yang ada didalamnya. Sebelum akhirnya melalui Cerobong Udara Balik, udara didalam ruangan dihisap oleh Fan yang sama dan dicampur dengan udara luar (udara segar) untuk dikondisikan kembali di koil pendingin kemudian pengkondisian udara berulang seperti semula. Jadi pada sistem tata udara tersebut ada dua : siklus yang berlangsung bersamaan yaitu siklus refrigerasi dan siklus udara. Tetapi didalam sistem tata udara sentral udara air yang menggunakan water chiller terdapat tiga siklus yang berlangsung bersamaan, yaitu siklus refigerasi, siklus air dingin dan siklus udara.

3.7.2Debit Udara CatuUdara yang telah didinginkan pada koli pendingin disalurkan ke ruangan yang akan dikondisikan melalui sistem cerobong udara (ducting system) kemudian didistribusikan ke seluruh ruangan dengan satu atau beberapa lubang keluaran udara (Supply Air Diffuser atau Diffuser). Udara didalam ruangan dikembalikan ke koil pendingin untuk diproses kembali. Jumlah udara yang diperlukan untuk pengkondisian udara (debit udara catu) tergantung pada beban kalor ruangtan (beban pendinginan ruangan) dan selisih temperatur ruangan dan temperatur udara catu. Debit udara catu tersebut dinyatakan oleh persamaan 3.3 dan dapat dituliskan kembali sebagai berikut :Vsa = RSH / 0,28x(trm tsa).................................................. (3.3)Dimana:Vsa = debit udara catu, m3/jamRSH = beban kalor sensible ruangan, kCal/jamtrm = temperatur bola kering ruangan Ctsa = temperatur bola kering udara catu Cdebit udara catu yang diperlukan untuk mengkondisikan ruangan harus dihitung, sehingga dapat diperoleh temperatur dan RH ruangan yang sesuai dengan yang diinginkan. Didalam prakteknya selisih temperatur (Trm-Tsa) berharga sekitar 7 C 12 C, sedangkan jumlah pergantian udara kira-kira 5-10 kali/jam. Jumlah pergantian udara didefinisikan sebagai berikut :N = Q/V ............................................................................ (3.4)Dimana N = Jumlah pergantian udara, kali/jamQ = debit udara catu m3/jamV = volume ruangan m3Temperatur udara pada waktu meninggalkan koil pendingin naik kira-kira 1-2 C karena adanya penambahan kalor yang dikeluarkan motor fan dan kebocoran-kebocoran kalor disepanjang cerobing udara. Hal tersebut terjadi sebelum udara catu masuk ke dalam ruangan.

3.7.3Distribusi Udara Di Dalam RuanganUdara catu dari unit udara harus didistribusikan ke seluruh ruangan secara merata, sehingga tidak ada satu daerah didalam ruangan lebih dingin dan di daerah lain lebih panas. Pada umumnya untuk ruangan yang besar, dari cerobong udara udara catu dimasukkan kedalam ruangan melalui lubang-lubang keluaran (outlet atau diffuser) yang diletakkan di atas bidang hunian atau di tempat lain yang

sesuai) Jumlah letak dan jenis diffuser ini harus ditentukan dengan beberapa pertimbangan, antara lain : (1) dapat memberikan distribusi udara yang merata (2) tidak menimbulkan noise (bising) yang berlebihan (3) sesuai dengan interior ruangan). Udara didalam ruangan ditarik kembali melalui lubang-lubang isap (inlet atau grill) dan disalurkan melalui cerobong udara balik masuk kembali ke unit tata udara. Letak dari inlet ini umumnya pada daerah-daerah dimana sumber kalor masuk, misalnya di dekat jendela atau pintu.

3.7.4Konstruksi DuctingFungsi dari sistem cerobong, seperti yang telah disebut sebelumnya adalah untuk menyalurkan udara terkondisi dari unit pengolah udara ke ruangan-ruangan yang membutuhkan pengkondisian dan mengembalikan udara dari ruangan-ruangan ke unit pengolah udara untuk diproses kembali. Bentuk dari cerobong (duct) dapat berupa lingkaran, segi empat, atau oval tergantung pada kebutuhan dan fungsinya. Tetapi yang paling populer digunakan adalah cerobong segi empat. Dari segi konstruksinya ada dua tipe duct yaitu tipe rigit (kaku) dan flexible sedangkan bahan ducting dapat berupa baja lapis seng (BJLS) atau alumunium. Namun demikian bahan fiberglass, PVC polypropylene atau bahan plastik yang lain akhir-akhir ini banyak digunakan.(1) Klasifikasi DuctCerobong udara catu (supply duct) dan cerobing udara balik (return duct) diklasifikasikan dengan meninjau aspek kecepatan dan tekanan udara didalam duct.

(2) Aspek RatioCerobong berbentuk segiempat yang paling banyak digunakan didalam sistem cerobong udara. Dalam hal ini cerobong udara segiempat, perlu diperhatikan perbandingan (ratio) antara sisi panjang dan sisi pendek dari segiempat. Aspek ratio ini mempengaruhi besarnya kalor yang masuk kedalam duct biaya pembuatan, biaya instalasi dan biaya operasional.

BAB IVPEMBAHASAN

4.1Prinsip Dasar Penyegaran Udara (AC)Prinsip kerja Penyegaran Udara (AC) dibagi dalam tiga bagian, yaitu : Kerja bahan pendingin Kerja aliran udara Kerja alat alat listrik

Gambar 4.1 Aliran Gas Refrigerant Dalam AC System [Sugijarto,2000]

Dari gambar di atas dapat dijelaskan mengenai prinsip kerja dari aliran Gas Refrigerant di dalam AC central, yaitu Gas freon dari Evaporator yang bertekanan dan bersuhu rendah dihisap serta ditekan/dikompresikan ke Kondensor. Saat dikompresikan oleh Kompresor temperatur dan suhu gas freon pada posisi tertinggi. Di dalam Kondensor terjadi pembuangan kalor karena adanya pendinginan udara yang dikerjakan oleh Fan Kondensor. Ketika pembuangan kalor, terjadi perubahan zat dari gas maenjadi cair. Cairan tersebut kemudian disalurkan ke Katup Ekspansi dan Pipa Kapiler, Sebelum masuk dalam Katup Ekspansi terlebih dahulu menuju ke Liquid Reseiver untuk diatur volume yang menuju ke aliran AC , kemudian cairan freon dialirkan ke Filter Drier untuk di saring kotorannya agar tidak mengganggu kinerja di dalam AC. Setelah dari Filter Drier maka cairan freon di salurkan ke Katup Ekspansi dan Pipa Kapiler untuk dimampatkan sehingga terjadi penurunan temperatur dan berbengaruh pula pada penurunan suhunya. Pada posisi ini terjadi penurunan suhu pada titik terdingin. Lalu setelah dimampatkan oleh pipa kapiler cairan freon di alirkan ke Evaporator. Di dalam Evaporator terjadi perubahan zat cair menjadi gas, karena adanya hembusan kalor dari ruangan yang di hisap oleh Blower Evaporator dan melewati sirip-sirip pada Evaporator. Di area sekitar Evaporator saat terjadi perubahan zat cair menjadi gas menghasilkan

udara yang dingin. Udara dingin tersebut di masukkan kembali pada ruangan melalui Ducting oleh Blower Evaporator. Kemudian perubahan gas freon pada Evaporator tersebut di hisap oleh Kompresor yang selanjutnya dikompresikan ulang ke Kondensor. Proses tersebut berlangsung secara terus menerus selama rangkaian listrik pada panel AC Cenral mendapat sumber tegangan. Gambar 4.2 Prinsip Kerja AC CENTRAL [Sugijarto,2000]

AC terdiri dari komponen yang masing masing dihubungkan dengan pipa tembaga, sehingga membentuk satu sistem , prinsip kerja secara singkat adalah :1. Kompresor (A) akan memompa bahan pendingin (Freon R-22) dalam wujud gas bertekanan dan bersuhu tinggi menuju ke Kondensor (B).2. Gas Freon akan diturunkan suhu dan tekanannya oleh Kondensor, sehingga gas pendingin berubah wujud menjadi cairan dan ditampung di dalam Liquid Receiver (C).3. Kondensor akan melepaskan kalor panasnya pada permukaan kisi kisi luarnya dan dihembus udara paksa dari Kondensor Blower.4. Bahan pendingin akan disaring oleh Filter Drier (G), gunanya agar kotoran tidak masuk ke pipa kapiler atau melewati Katup Ekspansi (E).5. Bahan pendingin (Freon) sudah berubah bentuk menjadi gas saat masuk ke Evaporator (F), setelah melewati pipa kapiler atau katup ekspansi.6. Gas Freon bersuhu dingin dan bertekanan rendah akan melepaskan suhu dingin ke udara luar oleh Evaporator dengan bantuan Evaporator Blower.7. Selanjutnya udara sejuk, oleh Evaporator Blower akan disalurkan melalui Ducting, masuk ke ruang penumpang, proses pendinginan akan berlangsung terus selama AC bekerja.

4.2 Siklus Refrigerasi (Penyegaran Udara)Untuk memahami secara mendasar ada empat siklus yang terjadi pada proses Penyegaran Udara yang terjadi pada mesin AC, yaitu :1. Siklus Kompresi2. Siklus Pengembunan3. Siklus Ekspansi4. Siklus Penguapan

Gambar 4.3Siklus Refrigerasi

Gambar 4.3 Menunjukkan Siklus Refrigerasi pada AC kamarBerikut akan dijelaskan tiap siklus yang terjadi pada perangkat AC :

4.2.1Kompresi Kompresor menghisap Refrigerrant dalam wujud gas dengan temperatur dan tekanan rendah. Dalam kompresor tekanan gas dinaikan oleh proses kompresi, supaya Refrigerant dapat beredar ke sistem pendinginan, gas akan mencair kembali di Evaporator. Kompresor digerakkan oleh Motor Listrik yang dipasang satu poros dengan Poros Engkol Piston Kompresor, jadi pada proses kompresi ini tujuannya adalah menaikkan tekanan gas pendinginan dari tekanan rendah menjadi bertekanan tinggi. Saat gas dihisap oleh Piston temperaturnya rendah, setelah proses kompresi temperatur gas juga meningkat. Jumlah Refrigerant yang bersirkulasi dalam siklus refrigerasi tergantung pada jumlah gas yang dihisap masuk dalam Kompresor.

4.2.2Pengembunan Pengembunan terjadi di Kondensor, dimana gas Refrigerant hasil kompresi dari Kompresor memiliki tekanan dan temperatur lebih tinggi. Untuk mencairkan gas Refrigerant tadi maka diperlukan proses pendinginan (pendinginan air atau pendinginan udara) pada temperatur normal. Dengan kata lain gas Refrigerant menyerahkan panasnya (kalor laten pengembunan) kepada pendinginan yang terjadi di Kondensor. Dalam alat kondensor ini Refrigerant dari bentuk gas, berubah bentuk menjadi cair, tekanan dan temperaturnya konstan. Gas Refrigerant akan menjadi cair sempurna di dalam Kondensor, kemudian dialirkan ke pipa Evaporator melalui Katup Ekspansi atau Pipa Kapiler.

Tabel 4.1 Indikasi Temperatur dan Tekanan Pengembunan.Temperatur Pengembunan(0C)Tekanan (lebih) pengembunan (kg/cm2)

R-12R-22R-500R-502

306,5511,237,9414,04

357,6012,929,1915,93

408,7414,7612,0617,99

*)Data, Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara, hal 97, 2002

4.2.3EkspansiAlat Katub Expansi atau Pipa Kapiler di gunakan untuk menurunkan tekanan refrigerasi cair (tekanan tinggi) yang dicairkan di dalam Kondensor, supaya dapat mudah menguap. Pipa kalpiler adalah pipa tembaga dengan diameter sangat kecil. AC ukuran kecil sampai sedang, proses ekspansi menggunakan pipa kapiler, tetapi untuk AC ukuran besar digunakan Katup Ekspansi Thermostatik. Diameter dan panjang pipa kapiler ditentukan berdasarkan besarnya perbedaan tekanan yang diinginkan. Cairan Refrigerant mengalir ke Evaporator, dimana tekannya turun dan menerima kalor penguapan dari udara, sehingga menguap secara berangsur angsur. Proses siklus refrigerasi tersebut terjadi berulang ulang.

4.2.4Penguapan Proses penguapan terjadi di Evaporator (penguap), suatu alat yang berbentuk kotak terdiri dari pipa tembaga yang diikat oleh sirip pipa Aluminium. Tekanan Refrigerant yang sudah rendah, masuk merata ke seluruh pipa ke Evaporator. Refrigerant akan menguap dan menyerap kalor dari udara ruangan yang dialirkan melalui permukaan luar pipa Evaporator. Apabila udara didinginkan, maka uap air yang ada dalam udara akan mengembun pada permukaan Evaporator, air tersebut ditampung dan dialirkan keluar. Jadi cairan Refrigerant diuapkan secara berangsur angsur karena menerima kalor sebanyak kalor laten*) penguapan, selama mengalir didalam pipa Evaporator. Selama proses penguapan itu, didalam pipa akan terdapat campuran Refrigerant dari fasa cair dan gas. Selama proses ini tekanan dan temperatur penguapan konstan.

Tabel 4.2 Besaran Tekanan Berdasarkan Pada Temperatur PenguapanTemperatur Penguapan(0C)Tekanan (lebih) penguapan(kg/cm2)

R 12R 22R 500R 502

52,674,973,315,75

62,785,153,465,96

72,915,353,616,17

*)Data, Wiranto Arismunandar, Penyegaran Udara, hal 97, 2002

Catatan :1 Ton Refrigerasi = 12.000 Btu/jam = 3024 kcal/jam1 Ton Refrigerasi (Jepang) = 3320 kcal/jam*)kalor laten adalah kalor jenuh dimana bahan pendingin masih menerima kalor tetapi phasenya (bentuk cair, gas) tidak berubah.

4.3Komponen Dasar AC CentralBerdasarkan fungsinya, komponen AC central dapat dikelompokkan menjadi : Komponen Utama Kompresor Kondensor Evaporator Katup expansi ( Expansion Valve ) Komponen Bantu1. Liquid Reciever2. Filter Drier3. Solenoid Valve 4. Sight Glass5. Liquid Line6. Suction Line7. Discharge Line

Komponen Pelengkap1. Pressure Gauge2. Air Filter3. Ducting & Grill4. Fan Evaporator5. Fan Condenser Komponen Pengaman1. Pengaman Tekanan Tinggi / Hight Pressure Control Switch ( HPS ) dan Pengaman Tekanan Rendah / Low Pressure Control Switch (LPS)2. Thermostart ( TH )4.3.1Komponen UtamaTerdiri dari beberapa bagian, yaitu : Kompresor, kondensor, Evaporator dan Katup Ekspansi.

4.3.1.1 KompresorKompresor merupakan komponen terpenting dari system AC, seperti jantung yang memompa bahan pendingin ( Refrigerant ) ke seluruh bagian system AC. Kompresor bertugas menghisap gas refrigerant bertekanan dan bersuhu rendah dari evaporator, untuk dimampatkan dengan tekanan dari torak, sehingga diperoleh gas bertekanan dan bersuhu tinggi yang selanjutnya dialirkan ke kondensor.Ada tiga jenis kompresor, yaitu :a. Kompresor tipe terbukab. Kompresor semi hermeticc. Kompresor hermeticKompresor yang dipakai pada AC ruangan yaitu kompresor jenis Hermetic ( Reciprocating, Rotary, Centrifugal ). Kompresor digerakkan oleh motor listrik, dari jenis motor induksi 3 phasa, dengan tegangan 380 Vac, dengan daya listrik antara 2,2 KW. Gambar 4.4 Kompresor Rotary

4.3.1.2 KondensorKondensator adalah perangkat yang mengubah bahan pendingin ( Refrigerant ) dari bentuk gas menjadi cairan. Bahan pendingin dengan suhu dan tekanan tinggi akan diturunkan oleh Kondensor. Panas bahan pendingin akan keluar melalui permukaan kisi kisi Kondensor ke udara. Sebagai akibat dari kehilangan panas, maka bahan pendingin gas mula mula didinginkan menjadi gas jenuh, yang kemudian mengembun berubah menjadi cair. Pada AC yang sedang jalan, bagian pipa pipa kondensor akan terasa panas yang merata, suhu maksimum yang diijinkan 50 0C.[ ] Untuk mendinginkan rusuk rusuk dialirkan udara paksa yang berasal dari kipas kondensor yang berasal dari motor listrik induksi 3 phasa. Gambar 4.4 menunjukan Kondensor

Gambar 4.5 Kondensor

Ada 3 macam kondensor, yaitu :a. Kondensor pendingin udara (Air Cooled)b. Kondensor pendingin air (Water Cooled)c. Kondensor pendingin udara dan air sekaligus (Evaporative) Kondensor yang dipakai pada AC ruangan, dari jenis pendingin udara. Terbuat dari pipa tembaga disusun berbaris ke bawah, pipa tersebut diberikan kisi kisi dari aluminium. Jumlah kisi kisi aluminium pada kondensor 10 s/d 14 buah per-inchi. Kondensor harus sering dibersihkan dengan tekanan air untuk menghilangkan kotoran yang menyumbat dan menutupi permukaan kisi kisi. Pembersihan dilakukan minimal 1bulan sekali.Untuk membantu proses pendinginan pada kondensor, dipasangkan Kondensor Blower untuk membantu proses pendinginan pada kisi kisi kondensor lebih baik.

4.3.1.3 EvaporatorEvaporator adalah alat dimana bahan pendingin (Refrigerant) yang awal berbentuk cair berubah bentuk menjadi gas yang bertekanan dan suhu rendah. Melalui dinding evaporator ini panas udara di sekitarnya diserap oleh evaporator, maka akan tampak disekitar kisi kisi evaporator akan terbentuk pengembunan. Bentuk fisik evaporator mirip dengan kondensor, terbuat dari lilitan pipa yang diberi kisi kisi lembaran logam aluminium.

Kisi kisi ini tidak berhubungan langsung dengan mesin pendingin (Refrigerant), permukaan kisi kisi yang luas akan mempertinggi efisiensi pendinginan. Jarak rusuk rusuk antara 8 s/d 14 buah setiap inchi panjang tergantung suhu dari evaporator, jika suhu evaporator makin dingin kisi kisi makin jarang.Sama halnya dengan kondensor, permukaan kisi kisi evaporator akan kotor oleh tumpukan debu dan kotoran halus, untuk itu diperlukan proses pembersihan dengan menyemprotkan air bertekanan untuk menghilangkan debu dipermukaan evaporator.

Gambar 4.6 Evaporator

4.3.1.4 Katup Ekspansi Thermostatik (TEV)Katup ekspansi Thermostatik (Thermostatic Expansion Valve) juga sering disebut Superheat Valve, Constant Super Heat Valve, disingkat TEV atau TXV. Katup ekspansi berfungsi mengatur pembukaan katup, yaitu mengatur pemasukan bahan pendingin (Refrigerant) ke dalam Evaporator, sesuai dengan beban pendinginan yang harus dilayani. Bukan berarti katup ekspansi harus mengusahakan agar Evaporator bekerja pada temperature penguapan yang konstan. Pembukaan katup Exspansi diatur sedemikian rupa sehingga derajat super panas dari bahan pendingin (Refrigerant) berkisar antara 3 0C sampai 8 0C.

Gambar 4.7 katup ekspansi

Ada dua jenis katup ekspansi thermostatic yang dapat dipakai :a. Jenis penyama tekanan dalam (Internal Equalizer)b. Jenis penyama tekanan luar (External Equalizer)Katup ekspansi penyama tekanan dalam (Internal Equalizer) dapat dilihat jelas dimana bagian keluar dari katup ekspansi berhubungan dengan ruang bagian bawah Diafragma atau Below. Sehingga tekanan dari bagian masuk Evaporator

selalu menekan Diafragma dari bawah ke atas, berusaha menutup saluran Refrigerant.Katup ekspansi thermostatic jenis panyama tekanan luar (External Equalizer), antara saluran masuk dan saluran keluar bahan pendingin terdapat dinding pemisah diantara diafragma dan bagian keluar katup tersebut. Tekanan bagian masuk Evaporator tidak berhubungan dan tidak ada pengaruhnya terhadap diafragma.Katup ekspansi dipasang sebelum Evaporator, dan sensor temperaturnya ditempelkan di dinding pipa keluaran Evaporator. Sensor akan mendeteksi temperature dari evaporator, dimana temperature ini merupakan temperature penguapan + temperature super panas. Pembukaan katup ekspansi tergantung dari perbedaan gaya dan tekanan diafragma. Penyetelan derajat super panas dilakukan dengan memutar sekrup pengatur 13 searah jarum jam, dimana pegas akan tertekan dan derajat super panas akan bertambah besar. Pada saat bahan pendingin cair melalui Katup Ekspansi Thermostatik terjadi perubahan sebagi berikut :a. Refrigerant cair bertekanan tinggi (kondensasi) tekanannya dituurunkan menjadi rendah (penguapan).b. Refrigerant masuk Katup Ekspansi berwujud cair, kemudain sebagian (15 29%) berubah menjadi uap waktu keluar dari katup tersebut.c. Jumlah kalor dalam Refrigerant sebelum masuk katup ekspansi dan setelah keluar tetap sama.Katup Ekspansi Thermostatik (TEV) harus dipasang sedekat mungkin dengan bagian masuk Evaporator, jangan sampai ada yang menyebabkan penurunan

tekanan diantara katup ekspansi dengan Evaporator. Apabila system memakai pembagi aliran (distributor), pasangkan pembagi aliran tersebut pada pipa keluar dari katup ekspansi. Katup Ekspansi Thermostatik hanya dapat dipanasi sampai suhu 60 C.

4.3.2 Komponen BantuTerdiri dari beberapa bagian, yaitu : Liquid Reciever, Filter Drier, Solenoid Valve , Sight Glass, Liquid Line, Suction Line dan Discharge Line. 4.3.2.1 Liquit ReceiverLiquid Receiver berfungsi menampung Refrigerant cair yang keluar dari condenser, dan untuk menjaga keseimbangan jumlah Refrigerant dalam system. Dilengkapi katup pelayan aliran Refrigerant.

4.3.2.2 Filter DrierFilter Drier berfungsi sebagai saringan dan mengeringkan bahan pendingin (Refrigerant), dalam prakteknya sering terjadi kotoran yang masuk dalam system AC, hal ini harus dihindari karena akan menyumbat pipa kapiler atau katup ekspansi (Expansion Valve) dan mengganggu system kerja AC. Jika kompresor Hermetik rusak atau motornya terbakar, maka saringan harus digantikan dengan yang baru.

Gambar 4.8 Filter Drier

4.3.2.3 Selenoid Valve Katup Selenoid (Selenoid Valve) adalah alat untuk mengontrol aliran Refrigerant dalam system pendingin secara otomatis, setelah AC dimatikan katup selenoid akan menutup aliran gas pendingin sehingga tidak ada lagi tetesan bahan pendingin pada evaporator. Bekerjanya secara listrik, jika selenoid (kumparan kawat) dialiri listrik maka katup akan membuka, sehingga ada aliran Refrigerant. Sebaliknya jika selenoid tidak mendapat arus listrik, posisi katup akan menutup. Kontrol arus listrik didapatkan dari saklar listrik berupa : Saklar Thermostat, saklar pelampung atau saklar tekanan rendah. Saklar listrik jenis thermostat banyak digunakan pada pendingin AC saat ini karena kehandalannya yang tinggi.

Gambar 4.9 Selenoid Valve

4.3.2.4 Sight GlassSight Glass berfungsi untuk mengontrol aliran Refrigerant di dalam system :a. Mendeteksi kotor / jernihnya Refrigerant.b. Mendeteksi kurang / tidaknya Refrigerant.c. Mendeteksi tercemar atau tidaknya Refrigerant terhadap uap air yang masuk ke dalam system.4.3.2.5 Liquid LineLiquid Line berfungsi untuk meneruskan Refrigerant cair panas dari condenser ke katup ekspansi (Expansion Valve). Merupakan jenis pipa tembaga tahan terhadap tekanan tinggi.4.3.2.6 Suction LineSuction Line berfungsi untuk meneruskan gas Refrigerant bertekanan rendah dari evaporator. Dilengkapi dengan katup pelayan pengisian Refrigerant.

4.3.2.7 Discharge LineDischarge Line berfungsi untuk meneruskan gas Refrigerant bertekanan tinggi dari kompresor. Dilengkapi dengan katup pelayan pembuangan Refrigerant.

4.3.3 Komponen PelengkapKomponen pelengkap dalam AC System terdiri dari beberapa bagian yaitu: Pressure Gauge, Saringan Udara, Ducting, Fan Evaporator, Fan Condenser.4.3.3.1 Pressure GaugeMerupakan alat ukur untuk mengetahui tekanan gas refrigerant di dalam sistem AC dalam satuan psi ataupun kg/cm G.

Gambar 4.10 Pressure gauge

4.3.3.2 Saringan Udara / Air FilterUdara dari ruangan akan disaring terlebih dahulu oleh saringan udara, agar debu dan kotoran yang terbawa tidak kembali lagi ke ruang penumpang ataupun menempel pada evaporator coil.

4.3.3.3 Ducting and GrillUdara segar dari AC memiliki temperature berkisar 21 25 0C, dengan kelembaban berkisar 55 65% harus didistribusikan ke seluruh ruangan secara merata. Tiap kamar di set satu mesin AC yang dipasang pada atap pada bed. Dari Evaporator dipasangkan ducting, tiap satu AC menyalurkan udara segar melalui satu ducting yang terpasang memanjang di atas langit langit tempat tidur pengunjung.Ducting didesain mampu mengalirkan udara segar ke ruang sebanyak 15 20 m3/orang-jam. Jika kelembapan di dalam kamar/ruangan mencapai 100%, maka akan dihembuskan udara segar sebanyak 3500 4200 m3/jam. Volume udara yang masuk diperlukan harus ditetapkan sehingga dapat diperoleh temperature dan distribusi udara sebaik baiknya. Bentuk ducting AC dipasang di langit langit kamar berbentuk lubang dengan kisi kisi horizontal.

Gambar 4.11 Ducting dan Grill

4.3.3.4 Fan EvaporatorMotor Evaporator Blower (Fan Evaporator) dari jenis motor listrik 3 phasa, tegangan 380 Volt dengan daya 2 KW, memiliki putaran 1500 rpm/min. motor terpasang satu poros dengan Fan Evaporator dari jenis sirocco (berdaun sudut banyak). Evaporator Blower memiliki dua fungsi, yaitu menghisap udara dari ruangan dan sekaligus mendesak udara yang sudah didinginkan menuju ruangan.Jika Evaporator Blower ini macet dengan sendirinya udara segar hasil pendinginan dari evaporator tidak dapat didistribusikan ke ruang dengan sempurna. Untuk itu pemeliharaan Motor Fan Evaporator dilakukan secara berkala. Pemeliharaan di dipo kereta dilakukan saat dicapai 300 jam, 600 jam, 1200 jam dan 2400 jam. Dengan pemeliharaan ini diharapkan kinerja mesin AC tetap prima.

Gambar 4.12 Fan Evaporator

4.3.3.5 Fan CondenserKondensor Blower (Fan Condenser) dari jenis aliran axial, tanpa sudut pengarah. Kipas kondensor digerakkan oleh motor listrik daya 0,75 K, 3 phasa, tegangan 380 Volt. Memiliki 10 sudut yang dapat berputar 1500 rpm/min. kipas kondensor jenis ini dapat menghasilkan sampai 1.000 (m3/min), gunanya mendinginkan kisi kisi kondensor. Kipas kondensor terpasang horizontal untuk mendinginkan dua kondensor yang terpasang bersebelahan dengan posisi miring membentuk sudut sudut 450.

Gambar 4.13 Fan Condenser

4.3.4 Komponen PengamanKomponen Pengaman dalam AC System terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Hight Pressure Control Switch ( HPS ), Low Pressure Switch (LPS), Thermostart, dan Bahan Pendingin.4.3.4.1 Hight Pressure Control Switch ( HPS ) dan Low Pressure Control Switch ( LPS )HPS dan LPS sering juga disebut dengan Pressure switch, Pressurestat, Pressure cut-out control. Pengaman tekanan digunakan untuk melindungi AC dari tekanan gas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam satuan kg/cmG. Jika tekanan tinggi atau tekanan rendah bahan pendingin terlewati, maka saklar listrik akan membuka kontaknya, sehingga aliran listrik ke kompresor akan terputus dan kompresor berhenti bekerja, akibatnya sistem AC akan terhindar dari kerusakan kompresor.

Gambar 4.14 HPS dan LPS

4.3.4.2 Thermostat ( TH )Saklar Kontrol Temperatur (Thermostat) atau saklar thermal, saklar ini digunakan untuk mengontrol suhu udara di dalam kamar secara otomatis. Saklar bekerja secara otomatis menghidupkan dan juga mematikan aliran listrik yang mengontrol kontraktor yang mengendalikan kerjanya kompressor. Jika suhu kamar naik, maka secara otomatis saklar kontrol temperature akan menghidupkan kontraktor sehingga compressor bekerja, sebaliknya jika suhu ruang melebihi temperature yang diinginkan maka secara otomatis aliran listrik terputus, kontraktor berikut compressor akan mati. Jika suhu naik lagi, saklar hidup lagi demikian bekerja seterusnya.

Gambar 4.15 Thermostat

4.3.4.3 Bahan Pendingin ( Refrigerant )Bahan pendingin ( refrigerant ) adalah zat yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Refrigerant dipakai untuk mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor.Bahan pendingin AC harus memenuhi syarat sebagai berikut :1) Tidak beracun dan tidak berbau dalam semua keadaan.2) Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri, juga bercampur dengan udara, minyak dsb.3) Tidak memiliki daya korosi terhadap logam.4) Dapat bercampur dengan minyak kompresor tetapi tidak merusak dan mempengaruhi minyak kompresor.5) Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak boleh terurai setiap kali dikompresi dan kodensasi.6) Mempunyai suhu didih yang rendah, lebih rendah dari suhu evaporator7) Mempunyai tekanan pengembunan ( kondensasi ) yang rendah.8) Mempunyai tekanan penguapan sedikit lebih tinggi dari pada 1 atmosfir, bila terjadi kebocoran, udara luar tidak masuk ke dalam sistem.9) Mempunyai panas laten penguapan yang besar, agar panas yang diambil oleh evaporator dari ruangan menjadi lebih besar jumlahnya. Sebaliknya jumlah refrigerant yang dipakai sedikit.10) Bila terjadi kebocoran mudah dideteksi dengan alat sederhana.Harga murah. Acuan tekanan refrigerant yang dipakai pada mesin AC ruangan :a) Pada tekanan rendah : 4 5 kg/cmG atau 45 -75 psig.Suhu rendah : 5 10 oC.b) Pada tekanan tinggi : 250 300 psig.Suhu tinggi : 50 60 oC.

Gambar 4.16 refrigerant

4.4Trouble ShootingMerupakan cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul pada AC , serta menyimpulkan penyebab dari kerusakan tersebut.

4.4.1 Petunjuk Trouble ShootingUntuk memelihara sisitem tata udara,kita perlu :a) Memahami fungsi / kegunaan dari komponenb) Mengetahui prinsip kerja komponen tertentuc) Mengenal ciri ciri komponen kerja normalSelanjutnya kita dapat membandingkan kondisi kerja normal sesuai ketentuan terhadap kerja tidak normal.Dengan melalui panca indra kita dapat :a) Melihatb) Mendengarc) Menciumd) Merabae) MerasakanDengan berpedoman sebagaimana disebutkan diatas,kita akan mudah dalam hal melakukan trouble shooting. Adapun tujuan melakukan Trouble Shooting adalah untuk penghematan terhadap :a) Waktub) Tenagac) BiayaDengan bekerja secara sistematis, maka dapat menganalisa masalah / gangguan dalam waktu relatif singkat, sehingga bisa mengatasi gangguan dengan cepat dan tepat.

4.4.2 Ciri Ciri Komponen Kerja Normal :1. Kompresor Suara halus , getaran sedikit sekali Bagian kepala dipegang hangat Kebutuhan ampere sesuai kapasitas motor kompresor (untuk motor kompresor 3 phase dengan daya 2,7 KW arus sekitar 4 ampere tiap phase)2. Kondensor Kipas kondensor berputar stabil, arah benar Kebutuhan ampere untuk motor fan condensor sesuai kapasitas pembuangan kalor 3 phase sekitar sampai dengan 1 ampere. Dengan sirip kondensor yang bersih yang bersih, pembuangan kalor lancar, maka akan terbaca pada manometer tekanan tinggi, tekanan refrigeran menunjukan daerah kerja normal (R 22 tekanan tinggi kerja normal sekitar 275 s.d. 315 psi)3. Evaporator Kipas evaporator berputar stabil, arah benar ada aliran udara sejuk ke ruangan. Kebutuhan ampere untuk motor fan evaporator sesuai kapasitas penyerapan kalor / 3 phase sekitar ampere. Penyerapan kalor akan maksimal karena sirip evaporator dalam keadaan bersih sehingga terbaca pada manometer tekanan rendah. Tekanan refrigeran menunjukan daerah kerja normal yaitu dengan menggunakan R 22, tekanan rendah kerja normal sekitar 45 s.d. 75 psi)

4. Selenoid Valve Dapat dilihat dengan adanya aliran refrigeran cair terlihat di sight glass. Bagian atas, terasa ada tarikan gaya magnet akibat kerja kumparan solenoida dialiri arus listrik.5. Thermostat Bila Thermostat disetting pada suhu yang kita kehendaki dan suhu tersebut telah tercapai, maka motor kompresor akan mati, dan beberapa detik kemudian motor kompresor hidup kembali ( berarti Thermostat baik ).

6. Pipa kapiler Terlihat mengembun pada bagian outlet / sisi keluarannya dan bila dipegang terasa dingin sekali. Bagian inlet / sisi masukan refrigeran, bila dipegang panas. Terdengar suara berdesis, karena laju refrigeran.7. Low Pressure Switch Bila tekanan gas refrigeran disisi isap lebih rendah dari batasan setingannya LPS, maka kontak LPS lepas mematikan kerja motor kompresor. Kondisi kompresor kerja, kontak terhubung.8. Hight Pressure Switch Bila tekanan gas refrigeran disisi tekan lebih tinggi dari batas settingnya HPS, maka kontak HPS lepas mematikan kerja motor kompresor Kondisi kompresor kerja, kontak terhubung.

4.4.3 Beberapa Macam Gangguan Dan Cara Mengatasinya.Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada AC central hendaknya diperlukan analisa khusus untuk mempermudah dalam melakukan perbaikan, diantaranya yaitu:

TABEL 4.3 TROUBLE SHOOTING KELISTRIKAN DAN MEKANIKNOGANGGUANPENYEBABTINDAKAN

1Motor Kompresor tidak mau bekerja dan Ampere tinggi1. Konektor pada Motor kompresor lepas salah satu phasanya.2. Ampere yang mengalir pada salah satu phasanya terlalu tinggi3. Thermofuse bekerja4. MCB pada panel sering trip jika posisi ON5. Ada kabel yang lecet pada panel AC 1. Penggantian skun yang baru2. Cek thermofuse3. Cek MCB pada panel4. Penggantian kompresor baru5. Periksa kelistrikan panel

2Motor Kompresor jalan dan berhenti setiap menit1. Tekanan gas refrigerant kurang2. Ada bocoran pada pipa saluran gas refrigerant3. System bertekanan terlalu tinggi, refrigerant diisi berlebihan4. Kontaktor rusak1. Mencari bocoran pipa saluran dan melakukan pengelasan2. Mengurangi refrigerant, sesuaikan pada ukuran standart pada sight glass indikator3. Penggantian kontaktor yang rusak

3 Kipas Evaporator bersuara kasar1. Bearing/laker pada motor aus2. Dudukan motor tidak seimbang3. Ada baling-baling pada yang patah.1. Penggantian bearing/laker2. Perbaikan dudukan3. Penggantian baling-baling

4Kipas Evaporator tidak mau berputar1. Lilitan motor terbakar.2. Kabel ada yang lecet di panel AC3. Bearing/laker aus4. As pada motor patah.1. Perbaikan dan pengecekan kelistrikan panel AC2. Penggantin bearing/laker3. Penggantian As baru4. Penggantian motor

5Motor kondensor bersuara kasar1. Bearing/laker aus2. Baling-baling tersangkut ram pengaman3. Dudukan motor tidak seimbang

1. penggantian bearing/laker2. perbaikan ram pengaman3. perbaikan dudukan pada motor

6Kipas Kondensor Tidak mau berputar1. Lilitan stator pada motor terbakar2. Kabel konektor ada yang lecet salah satu phasanya3. Skun pada terminal lepas4. Tersangkut Ram pengaman1. Perbaikan skun pada terminal2. Perbaikan ram pengaman3. Periksa dan cek panel AC4. Penggantian motor

7MCB Trip saat Beban dijalankan1. Kerusakan pada MCB2. Settingan arus pengaman kurang3. Gangguan pada beban motor1. Penggantian MCB2. Penyetingan ulang pada MCB3. Perbaiakan pada beban

TABEL 4.4 TROUBLE SHOOTING BAHAN PENDINGINNOGANGGUANPENYEBABTINDAKAN

1Ruangan kurang dingin1. Motor Kompresor salah satu ada yang tidak bekerja2. Tekanan refrigerant pada kompresor ada yang kurang (takanan discharge yang kurang)3. Ada bocoran pada saluran refrigerant4. Adanya kotoran pada kisi-kisi evaporator.1. Periksa bocoran yang ada2. Lakukan pengelasan3. Penggantian kopresor jika ada salah satu kompresor rusak4. Pengecekan komponen AC 5. Pembersihan kisi-kisi evaporator yang kotor

2Ruangan cenderung panas1. Satu atau dua buah kompresor ada yang tidak bekerja2. Adanya tekanan refrigerant pada kompresor yang kurang (tekanan discharge terlalu rendah)3. Adanya tekanan refrigerant yang berlebih (tekanan dischage terlalu tinggi)4. Adanya masalah pada komponen AC System (motor atau tersumbatnya filter dryer)1. Penggantian komppresor 2. Pencarian saluran refrigerant yang bocor dan dilakukan pengelasan3. Pengisian ulang refrigerant4. Pengecekan ulang saluran AC System yang bermasalah

3Ada es di sekitar kisi- kisi evaporator1. Adanya bocoran pada pipa saluran refrigerant2. Kompresor tidak kerja sempurna3. Adanya kotoran pada kisi-kisi evaporator.1. Pengelasan saluran pipa yang bocor2. Penggantian kompresor yang rusak3. Pembersihan kisi-kisi evaporator dengan air bertekanan tinggi.

4.5Pemeliharaan AC CentralDalam pemeliharaan AC Central diperlukan panduan khusus dalam penerapannya, sehingga kompenen AC dapat diperiksa kerusakannya secara maksimal. Beberapa jenis pemeliharaannya meliputi:

4.5.1Pemeliharaan Harian1. Pengecekan komponen ACYaitu pengecekan semua komponen meliputi motor evaporator, motor kondensor, kompresor.2. Cek kebocoran RefrigeranYaitu pengecekan kebocoran refrigeran pada kompresor melalui pengukuran arus yang mengalir pada tiap phasanya jika tidak terlalu parah maka bisa ditambah refrigeran dengan tekanan maksimal 70 psi. 3. Cek Kontak-kontak pada panel AC SystemYaitu pengecekan MCB, Kontaktor, Relay, urutan R-S-T-N pada sumber, Kabel penghubung (coupler) apakah ada yang perlu diperbaiki atau tidak, jika baik maka cukup pembersihan dari debu-debu.

4.5.2Pemeliharaan Bulanan1. Pencucian Yaitu pencucian pada seluruh komponen AC System terutama pada kisi-kisi evaporator dan kondensor dengan menggunakan air bertekanan tinggi.2. Pengecekan komponen AC SystemYaitu pengecekan semua komponen AC System meliputi motor evaporator, motor kondensor, kompresor, filter dyer, katup ekspansi, HPS, LPS, dll3. Cek kebocoran refrigeranYaitu pengecekan kebocoran refrigeran pada kompresor melalui pengukuran arus yang mengalir pada tiap phasanya jika tidak terlalu parah maka bisa ditambah refrigeran dengan tekanan maksimal 70 psi.4. Cek kelistrikan pada panel AC SystemYaitu pengecekan MCB, Kontaktor, Relay, urutan R-S-T-N, Kabel penghubung (coupler), apakah ada yang perlu diperbaiki atau tidak, jika baik maka cukup pembersihan dari debu-debu.

4.5.3Pemeliharaan Tiga Bulanan1. Pencucian Yaitu pencucian pada seluruh komponen AC terutama pada kisi-kisi evaporator dan kondensor dengan menggunakan semprotan air bertekanan tinggi.2. Pengecekan komponen AC CentralYaitu pengecekan semua komponen meliputi motor evaporator, motor kondensor, kompresor, filter dyer, katup ekspansi, HPS, LPS, pipa saluran refrigeran dll3. Cek kebocoran refrigeranYaitu pengecekan kebocoran refrigeran pada kompresor melalui pengukuran arus yang mengalir pada tiap phasanya, serta menggunakan busa sabun yang ditempelkan pada pipa saluran refrigerant, jika ditemukan maka dilakukan pengelasan pada pipa saluran refrigeran yang bocor.4. Cek kelistrikan pada panel AC CentralYaitu pengecekan MCB, Kontaktor, Relay, pemeriksaan urutan R-S-T-N, Kabel penghubung (coupler) apakah ada yang perlu diperbaiki atau tidak, jika baik maka cukup pembersihan dari debu-debu.

4.5.4Pemeliharaan Enam Bulanan1. Pencucian Yaitu pencucian pada seluruh komponen AC Central terutama pada kisi-kisi evaporator dan kondensor dengan menggunakan semprotan air bertekanan tinggi.2. Pengecekan komponen AC CentralYaitu pengecekan semua komponen meliputi motor evaporator, motor kondensor, kompresor, filter dyer, katup ekspansi, HPS, LPS, pipa saluran refrigeran dll3. Cek kebocoran refrigeranYaitu pengecekan kebocoran refrigerant pada kompresor melalui pengukuran arus yang mengalir pada tiap phasanya, serta menggunakan busa sabun yang ditempelkan pada pipa saluran refrigerant, jika ditemukan maka dilakukan pengelasan pada pipa saluran refrigeran yang bocor.4. Cek kelistrikan pada panel AC SystemYaitu pengecekan MCB, Kontaktor, Relay, urutan fasa R-S-T-N, Kabel penghubung (coupler) apakah ada yang perlu diperbaiki atau tidak, jika tidak cukup dibersihkan dari debu-debu. Dalam perawatan ini dilakukan penggantian MCB dan Kontaktor.

4.5.5Pemeliharaan Dua Belas Bulanan1. Pencucian Yaitu pencucian pada seluruh komponen AC Central terutama pada kisi-kisi evaporator dan kondensor dengan menggunakan semprotan air bertekanan tinggi.2. Pengecekan komponen AC CentralYaitu pengecekan semua komponen meliputi motor evaporator, motor kondensor, kompresor, filter dyer, katup ekspansi, HPS, LPS, pipa saluran refrigeran dll.3. Cek kebocoran refrigeranYaitu pengecekan kebocoran refrigeran pada kompresor melalui pengukuran arus yang mengalir pada tiap phasanya, serta menggunakan busa sabun yang ditempelkan pada pipa saluran refrigerant, jika ditemukan maka dilakukan pengelasan pada pipa saluran refrigerant yang bocor.4. Cek kelistrikan pada panel AC SystemYaitu pengecekan MCB, Kontaktor, Relay, Kabel penghubung (coupler) apakah ada yang perlu diperbaiki atau tidak, jika tidak cukup dibersihkan dari debu-debu. Dalam perawatan ini dilakukan penggantian MCB dan Kontaktor.

4.6Panel Kontrol ACPanel kontrol AC berisi komponen-komponen listrik yang digunakan untuk mengendalikan kerja dari sistem AC dan juga terpasang alat pengaman listrik, sehingga terhindar dari kerusakan jika terjadi beben lebih atau gangguan lainnya. Di dalam panel kontrol AC berisi sejumlah kontaktor dan beberapa alat pengaman seperti sekering dan pemutus rangkaian ( Circuit Breaker ). Panel kontrol AC juga dilengkapi dengan lampu-lampu indikator sebagai petunjuk jika alat bekerja dengan normal atau ada gangguan. AC dapat dikendalikan secara otomatis, manual, beban penuh atau beban setengah. Pengoperasian panel kontrol harus ditangani oleh teknisi listrik / AC dengan mengoperasikan beberapa tombol di panel listrik.

Gambar 4.17(a) Panel Kontrol AC Central

4.6.1Wiring DiagramWiring diagram akan dibahas dibagian ini adalah wiring diagram sistem AC central dengan merk Carrier. Ada dua macam wiring diagram AC Central, yaitu :1. Wiring Diagram Daya2. Wiring Diagram KontrolWiring diagram daya dan wiring diagram kontrol ditempatkan dalam satu panil kontrol, yang sekaligus mengendalikan dua unit AC dalam satu ruangan/coridor. Wiring Diagram DayaWiring diagram daya disuplai oleh listrik 3 phasa, tegangan 380 volt, frekuensi 50 Hz yang dipasok dari genset kereta pembangkit. Dalam wiring diagram daya mengoperasikan 8 circuit breaker ( CB ), yang dioperasikan secara manual, dan 8 buah kontaktor. Sehingga dalam 1 kereta terdapat 2 unit AC yang dikendalikan melalui wiring daya, terdiri atas : 4 buah motor kompresor, input tegangan 380 volt, 3 phasa, 50 Hz. 2 buah motor blower kondensor, input tegangan 380 volt, 3 phasa, 50 Hz. 2 buah motor blower evaporator. input tegangan 380 volt, 3 phasa, 50 Hz. Wiring Diagram KontrolWiring diagram kontrol terdiri dari berbagai perangkat kontrol yang terdapat pada AC, diantaranya adalah thermostat, kontaktor, Low Voltage Relay ( LVR ), timer, dsb.Berikut ini merupakan wiring diagram AC merk Carrier :

Gambar 4.18(a) Wiring Diagram Daya AC central merk Carrier

Dari wiring diagram di atas dapat dijelaskan bahwa dalam sistem kerjanya motor evaporator akan bekerja lebih dulu karena terhubung langsung pada kontaktor (1), kemudian setelah motor evaporator bekerja, kontaktor (2) yang terhubung dengan kontaktor (1) akan merespon karena line pada motor kondensor mendapatkan posisi NO (kontak 5-6) dari kontaktor (1), setelah motor kondensor bekerja, maka arus akan mengalir melalui Timer (1) dan menghidupkan kompresor(1), Timer (1) terhubung paralel dengan Timer (2) yang mengakibatkan kompresor (2) bekerja pula. Dalam siklus tersebut terjadi pula pada AC 1 maupun AC 2.

Gambar 4.18(b) Wiring Diagram Kontrol AC central merk Carrier.

Wiring di atas adalah kontrol keseluruhan sitem kerja AC yang di jelaskan sebagai berikut :Tombol Push Bottom ON - OFF akan mendapat aliran arus dari relai utama yaitu sebagai pengaman tegangan berlebih atau sebaliknya, di mana Relai Tersebut memililiki kontak NO 1-2, 3-4,5-6, Selanjutnya setelah melewati Relai maka arus akan langsung menuju ke masing-masing beban yang terlebih dahulu di lawatkan LFMCB kemudian pada pengaman TOR yang dirangkai seri dengan kontaktor, kontak TOR yaitu: kontak NC 6-7, untuk mematikan kontrol unit ketika darurat cukup menekan tombol OFF. Dalam kontrol secara langsung tombol push Buttom ON dikunci kontak NO (13-14) pada Magnetik Kontaktor 1, karena terhubung langsung pada kontaktor beban Blower Evaporator yang bekerja pertama kali ketika AC central pertama dinyalakan.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan Setelah melakukan kerja praktek di Hotel Horison semarang dengan judul Perawatan dan Perbaikan AC ruangan dapat kami simpulkan bahwa: Secara teknik hal-hal yang harus diperhatikan adalah :1. Masalah pada AC ruangan :1. Kisi kisi evaporator yang tertutup es.2. Tidak kerja maksimalnya kompresor pada AC central.3. Kontaktor yang sering rusak kerena panas pada koilnya, sehingga arus yang keluar dari outputnya hanya 2 fasa.4. Terjadinya bocoran pada saluran pipa refrigerant.2. Perbaikan secara khusus : a) Dalam penggantian kompresor ataupun akan melakukan pengelasan pipa saluran refrigeran harus divacum terlebih dahulu.b) Dalam melakukan perawatan 6 dan 12 bulanan harus dilakukan penggantian MCB dan kontaktor agar panel ataupun perangkat AC central tiada gangguan.c) Perlunya pengujian terlebih dahulu perangkat AC central yang dalam proses perawatan atau perbaikan sebelum ruangan dijual agar mengetahui baik atau tidaknya perangkat AC central tersebut.

5.2 Saran Dari hasil pangamatan, penyusunan setelah melakukan kerja praktek di Hotel Horison, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:a) Perlunya pemeriksaan langsung ketika terjadi pertama kali gangguan pada AC central agar tidak marambat ke komponen lain.b) Dalam melakukan perawatan dan perbaikan AC central harus sesuai dengan intruksi kerja agar hasilnya maksimal.c) Gunakanlah selalu alat pelindung diri saat melakukan pekerjaaan agar terhindar dari kecelakaan kerja.d) Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini dikarenakan keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis.Ahirnya penulis hanya bisa menyampaikan terima kasih kepada Hotel Horison Semaran, yang telah memberikan kesempatan dalam melaksanakan kerja praktek.

DAFTAR PUSTAKA1. Arismunandar, Wiranto, Penyegaran Udara, hal 97, Yogyakarta : Gramedia Pustaka Utama 20022. Drs. Sumanto, Dasar Dasar Mesin Pendingin, ANDI Yogyakarta, 20003. Ladder Logic Diagram For Shear Line CV 20 Machine, INGENYS4. Sugijarto, Air Conditioning system (Teori dan Pelayanan System), BPLT Yogyakarta 20005. Simpson, Colin D., Industrial Electronics, United States of America : Prentice - Hall International, Inc, 19966. Tocci, Ronald J., Digital System, Prentice-Hall Inc., 1997.7. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.

LAMPIRAN

1. MACAM INTRUKSI KERJA DALAM MELAKUKAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC RUANGANA. INTRUKSI KERJAPERBAIKAN KEBOCORAN PIPA PADA AC CENTRAL

I. ALAT & BAHANA. ALAT

1. Clamp Meter5. Alat Las ( Blender )

2. Kunci Pas 17mm6. Kunci Pas 19mm

3. Tang Kombinasi7. Manipol Gauge

4. Alat Las ( Blender ) 8. Alat Vacuum Refrigerant

B. BAHAN

1. Satu Tabung Elpigi5. Satu Tabung Oksigen

2. Kawat Las Kuningan6. Satu Tabung Refrigerant

3. Satu buah Filter Dryer7. Air sabun + Busa

4. Apar8. Air

II. LANGKAH KERJAa) Memakai Alat Perlindungan Diri (APD) antara lain : Helm Wear Pack Sarung tangan Sepatu safetyb) Menyiapkan alat dan bahan.c) Memberi tegangan sumber 3 phasa 380v Ac 50 Hz dan menyalakan AC.d) Menganalisa posisi AC yang mengalami kebocoran, dengan cara melakukan pengukuran arus beban kompresor pada panel Ac dengan menggunakan clamp meter. Bila hasil pengukuran menunjukkan 3A, maka bagian itulah yang mengalami kebocoran.e) Membuka bagian penutup Ac yang disinyalir mengalami kebocoran, cari dan pastikan titik sebelah mana yang mengalami kebocoran, dengan melakukan pemeriksaan menggunakan buih air sabun, dengan cara dibalurkan ke permukaan pipa yang dicurigai bocor. ( biasanya ada rembesan cairan refrigerant ).f) Setelah ditemukan titik kebocoran Ac sistem dimatikan. Pastikan tidak ada sumber listrik yang mengalir ke Ac , Off-kan CB pengaman pada panel Ac.g) Membuang sisa refrigerant yang masih ada pada Ac yang bocor lewat pentil pengisian.h) Melepas nepel pipa tekanan rendah dan tekanan tinggi yang terhubung dengan compressor.i) Melindungi bagian-bagian yang mudah terbakar dengan menggunakan genting tanah liat atau sejenisnya.j) Menyiapkan APAR atau air untuk savety bila terjadi kebakaran selama pengelasan berlangsung.k) Melakukan pengelasan dengan hati hati dan pastikan hasil pengelasan menutup sempurna pada titik yang mengalami kebocoran.l) Mengganti baru filter dryer pada unit yang dilas.m) Memasang kembali nepel pipa tekanan rendah dan tekanan tinggi pada compressor serta kencangkan Mur-nya.n) Melakukan proses vaccum pada unit yang sudah di las dengan menggunakan alat vaccum refrigerant, agar tidak ada sisa udara yang tertinggal di saluran pipa Ac .o) Melepas alat vaccum setelah selesai, pastikan parameter pada alat vaccum tidak menunjukkan adanya indikasi kebocoran.p) Menghidupkan Ac dan melakukan proses pengisian dengan cara memasukkan gas refrigerant ke Ac lewat pentil pengisian.q) Mengukur tekanan rendah dan tekanan tinggi pada Ac, Tekanan Tinggi : 270 300 Psi, Tekanan Rendah : 60 70 Psi.r) Menghidupkan Ac dan melakukan pengukuran beban pada panel listrik. Ukuran Standart ( Ac Merk TOSHIBA) Compessor : 4,0 6,0 A, Evaporator : 1,0 2,0 A, Condensor : 2,0 3,0 A

B. INTRUKSI KERJAPENGGANTIAN KOMPRESOR AC YANG RUSAKI.ALAT & BAHANA.ALAT

1. Kunci T 13mm6. Mesin Vacum

2. Kunci Pas 13mm7. Obeng ples (+)

3. Kunci Pas 17mm8. Tang Kombinasi

4. Kunci Pas 19mm9. Kunci Inggris

5. Manipol Gauge

B.BAHAN 1 Tabung Refrigerant R 22 Compresor

II.LANGKAH KERJA1. Memakai Alat Perlindungan Diri (APD) antara lain : Helm Wear Pack Sarung tangan Sepatu safety2. Memutus aliran listrik dari kereta pembangkit dan memastikan tidak ada sumber tegangan yang terhubung dengan kereta.3. Menyiapkan alat dan bahan pada tempatnya.4. Membuka penutup AC Central yang terletak di outdoor dengan kunci T 13 / T 10.5. Melepas kabel input 3 phase pada terminal compressor.6. Membuang gas refrigerant pada AC melalui slang lewat pentil pengisian dengan menggunakan slang manipol gauge.7. Melepas nepel pipa TR pada compressor dengan menggunakan kunci inggris dan kunci pas 19.8. Melepas nepel pipa TT pada compressor dengan menggunakan kunci inggris dan kunci pas 17.9. Melepas mur dudukan compressor dengan kunci T 13.10. Mengangkat compressor yang akan diganti, keluar dari AC.11. Memasang compressor yang baru pada dudukan yang telah tersedia.12. Memasang kembali mur dan mengencangkan dengan kunci T 13.13. Memasang kembali nepel TT dan TR, kencangkan dengan kunci inggris, kunci pas 17 dan kunci pas 19.14. Memasang kembali kabel input 3 phase pada terminal compressor dan pasang penutupnya.15. Melakukan proses vacuum AC dengan mesin vacuum lewat pentil pengisian refrigerant pada pipa TR.16. Melepas alat vacuum.17. Menghubungkan dengan sumber tegangan 3 phase pada panel.18. Menyalakan AC lewat panel AC.19. Malakukan pengisian Refrigerant R 22 pada AC system lewat pentil pengisian pada pipa TR dengan menggunakan slang manipol gauge.20. Buka kran pengisian pada tabung Refrigerant R 22, isi AC dengan Refrigerant R 22 sampai jarum manipol menunjuk angka 65 Psi.21. Setelah 65 Psi, lepas tutup kran dan slang manipol pada tabung Refrigerant R 2222. Melakukan tes kebocoran pada sepanjang pipa pipa AC dan nepel nepel pipa.23. Setelah yakin aman dari kebocoran, pasang kembali penutup AC dan pasang baut 13 dengan T 13.24. Ukur arus beban compressor dengan clamp meter. Pastikan hasil pengukuran menunjuk angka 4,0 6,0 A.

C. INTRUKSI KERJA PELAKSANAAN P1, P2, P3, DAN P12I.ALAT & BAHANA.ALAT

1. Clamp Meter7. Kunci Inggris

2. Kunci T10,T13mm8. Akrilik/Triplek uk. 50 x 150 cm

3. Obeng min ( - )9. Selang Air 20 m

4. Obeng plus (+)10. Jet Pump

5. Tang Kombinasi11. Manometer Refrigerant

6. Test pen12. Busa

B.BAHAN

Isolasi Kabel Stater S2 dan S10

Kabel uk. 0,5mm Akrilik Warna

Kabel uk. 4 x 16mm Akrilik Putih

LAmpu TL 18w dan 36w Plastik

Satu Tabung Refrigerant R 22 Lampu LED 5w / 220v

Skun 16mm Travo 20w dan 40w

II.LANGKAH KERJA1. Memakai Alat Perlindungan Diri (APD) antara lain : Helm Wear Pack Sarung tangan Sepatu safety2. Memutus Aliran listrik dari panel dan memastikan tidak ada sumber arus yang terhubung.3. Menyiapkan alat dan bahan pada tempatnya.4. Membuka penutup Ac yang terletak di atap kamar menggunakan kunci T13 / T10.5. Melindungi bagian bagian yang tidak boleh terkena air dengan menggunakan akrilik / plastik.6. Melakukan penyemprotan air bertekanan tinggi pada kisi-kisi evaporator coil, condenser coil dan ruang compressor dengan menggunakan jet pump.7. Melakukan pembilasan dan pembersihan pada bagian-bagian yang terdapat genangan air dan kotoran sisa penyemprotan.8. Kencangkan baut baut pada dudukan motor condenser, motor evaporator dan compresor.9. Memasang kembali tutup Ac.10. Memberi supply tegangan R-S-T 380V / 50Hz pada ruangan yang dilakukan pemeliharaan.11. Mengukur Tekanan rendah dan Tekanan tinggi pada Ac sistem. TR = 30 90 Psi (40 kg/cmhg) TT = 200 350 Psi (70 kg/cmhg)12. Menghidupkan Ac dan melakukan pengukuran beban pada panel listrik. Compresor = 3,0 6,0 A Evaporator = 0,7 3,0 A Condensor = 2,0 3,0 A

Wairing rangkaian daya AC central

Wairing diagram kontrol AC central

33