5
Laporan Kunjungan B3 PT. Bina Guna Kimia FMC, Ungaran Rabu, 21 November 2012 Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi pupuk. Dalam industri, terdapat sistem pemisahan sampah yaitu untuk sampah organik, non organik dan bekas alat pelindung diri (APD) dimana APD berupa masker katun sekali pakai bagi visitor. Alat pengendali pencemaran udara yang terdapat di PT. Bina Guna Kimia FMC ialah cyclone, baghouse dan scrubber. Karbon filter digunakan untuk polutan dengan bau kuat. Perusahaan tidak menggunakan CEM, hanya mengadakan uji emisi secara berkala. 1. Limbah Padat B3 Limbah padat perusahaan berasal dari: Used lamp Used battery Used oil Contaminated goods Contaminated packaging Aglo (bahan sisa produksi pupuk) yang tidak bernilai sisa dan tidak layak produksi akan diangkut ke TPS dan selanjutnya diolah dengan incinerator. Sedangkan aglo yang masih cukup baik, akan dijadikan bahan baku produksi lagi. Pengolahan dilakukan dengan incinerator. Untuk kemasan dari logam akan dipress dengan suatu alat agar ketika dibuang tidak akan dimanfaatkan kembali oleh pihak tertentu. Khusus untuk drum plastik bekas kemasan

Laporan Kunjungan Industri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Limbah B3

Citation preview

Page 1: Laporan Kunjungan Industri

Laporan Kunjungan B3 PT. Bina Guna Kimia FMC, Ungaran

Rabu, 21 November 2012

Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi pupuk.

Dalam industri, terdapat sistem pemisahan sampah yaitu untuk sampah organik, non

organik dan bekas alat pelindung diri (APD) dimana APD berupa masker katun

sekali pakai bagi visitor.

Alat pengendali pencemaran udara yang terdapat di PT. Bina Guna Kimia FMC ialah

cyclone, baghouse dan scrubber. Karbon filter digunakan untuk polutan dengan bau

kuat. Perusahaan tidak menggunakan CEM, hanya mengadakan uji emisi secara

berkala.

1. Limbah Padat B3

Limbah padat perusahaan berasal dari:

Used lamp

Used battery

Used oil

Contaminated goods

Contaminated packaging

Aglo (bahan sisa produksi pupuk) yang tidak bernilai sisa dan tidak layak

produksi akan diangkut ke TPS dan selanjutnya diolah dengan incinerator.

Sedangkan aglo yang masih cukup baik, akan dijadikan bahan baku produksi

lagi. Pengolahan dilakukan dengan incinerator.

Untuk kemasan dari logam akan dipress dengan suatu alat agar ketika

dibuang tidak akan dimanfaatkan kembali oleh pihak tertentu. Khusus untuk

drum plastik bekas kemasan akan dicuci dengan solvent dan selanjutnya

diserahkan ke masyarakat.

2. Limbah Cair B3

Terdapat TPS untuk limbah cair B3 dengan izin penyimpanan 7 ton/3 bulan.

Adapun sifat dari limbah cair B3 yang dihasilkan perusahaan hanya beracun.

Limbah cair berasal dari:

Buangan solvent

Air dari scrubber jenuh

Tumpahan bahan kimia cair

Page 2: Laporan Kunjungan Industri

Adapun penanggulangan pertama pada tumpahan limbah cair B3 dilakukan

dengan cara penggunaan absorbent serbuk gergaji untuk menyerap

tumpahan.

Dalam 3 tahun terakhir, perusahaan baru membuat tangki pengolahan limbah

sederhana dengan kapasitas yang masih kecil.

3. Incinerator

Incinerator yang ada di perusahaan tidak beroperasi dengan baik dikarenakan

adanya penurunan kapasitas yang cukup signifikan akibat umur incinerator

yang terlalu tua. Incinerator dioperasikan seminggu 2 kali oleh pihak ketiga

yang memiliki keahlian khusus dalam menjalankan incinerator.

Bahan bakar yang digunakan dalam pengoperasian ialah LPG. Sebelumnya

sempat menggunakan solar namun dihentikan karena emisi yang dihasilkan

tinggi dan biaya yang dikeluarkan besar.

Hasil incinerator berupa abu dikirim ke pihak ketiga.

Sejauh ini belum ada masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan B3 yang

dilakukan oleh perusahaan. Kasus pencemaran yang pernah dialami:

Bocornya saluran pembuangan perusahaan ke pemukiman penduduk akibat

ditabraknya saluran pembuangan perusahaan oleh proyek jalan tol Ungaran.

Pencemaran udara berupa bau. Untuk masalah ini, perusahaan

menanggulanginya dengan mengecek alat pengendali pencemaran udara.

Sedangkan untuk kecelakan kerja di perusahaan, kasus yang pernah terjadi ialah

karyawan yang mabuk karena paparan bahan kimia yang terlalu tinggi. Hal ini biasa

terjadi ketika memberihkan alat-alat produksi. Dalam hal penanggulangan,

perusahaan melakukan engineering control dan rolling karyawan. Rolling karyawan

dilakukan per 5 menit sekali dengan masa istirahat 10 menit.

Adapun pengolahan limbah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 3: Laporan Kunjungan Industri

Pengolahan Limbah Cair B3

IncineratorPihak Ketiga

32%

68%

Pengolahan Limbah Padat B3

IncineratorPihak Ketiga

Pihak ketiga ialah PPLI untuk hasil incinerator dan PT. Holcim untuk limbah mentah.

Alasan penggunaan bantuan pihak ketiga ialah:

Izin pendirian dan penggunaan incinerator yang sulit dan mahal

Efisiensi penggunaan energi (bahan bakar incinerator)

Biaya pengolahan dengan pihak ketiga:

Limbah cair oleh PPLI, biaya $106/m3

Contaminant good dan contaminant package oleh PT. Holcim, biaya Rp

800.000/ton

Untuk pengangkutan, perusahaan menggunakan pengangkut yang memiliki izin dari

Kementerian Perhubungan atas rekomendasi Kementerian LH.

Saran:

Page 4: Laporan Kunjungan Industri

1. Alat Pelindung Diri untuk karyawan dan visitor sebaiknya lebih dilengkapi.

2. Perusahaan sebaiknya memperhatikan jarak antar unit. Misalnya antar unit

gudang produk dan incinerator diberi jarak agak jauh.